METODE PENELITIAN
Subjek penelitian dalah seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik
yang ditentukan. subjek dalam penelitian ini adalah pasien penderita hipertensi yang telah
melakukan pengobatan pada bulan November-Desember 2018 yang berjumlah 65 orang yang
bertempat tinggal disekitar wilayah kerja Puskesmas Batu 10 Kota Tanjung Pinang.
2. Kriteria Eksklusi
465,074084
7,1569
n = 64,98
n = 65 sampel
Keterangan:
n : Besar sampel
N : Besar Populasi ()
: Standar deviasi dengan derajat kepercayaan (95%) = 1,96
P : Perkiraan proporsi ketidakpatuhan (0,53)
d : Data presisi absolute atau margin of error yang diinginkan diketahui
sisi presisi (10% = 0,1)
3.5.1.1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang diketahui . Kuesioner bertujuan
untuk mengetahui informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan berobat penderita hipertensi.
Untuk mengetahui apakah kuesioner “valid” dan “reliable” dilakukan uji
validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini
menggunakan program komputer dengan uji pearson product moment, dimana
hasil akhirnya (r hitung) dibandingkan dengan r tabel yang dapat dilihat pada
tabel nilai rproduct moment. Suatu instrumen dikatakan valid jika r yang
didapatkan dari hasil pengukuran item soal (r hasil) >r tabel (0,361), r tabel
didapatkan dari rpearson product moment dengan =5%.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan berkali-kali.
Penentuanreliabilitas instrumen, hasil uji coba ditabulasi dalam tabel dan analisis
data dicari varian tiap item kemudian dijumlahkan menjadi varian
total. Instrumen dikatakan realibel dan dapat digunakan
sebagai alat untuk pengumpulan data jika r yang didapatkan >r (0,6), dengan r sebesar 0,6.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1.Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Batu 10 yang terletak di Jl. Adi
Sucipto, Km 10 kota Tanjung Pinang. Ditinjau dari letaknya Puskesmas Batu 10 cukup
strategis dengan luas wilayah kerja 36 Km2 dan merupakan salah satu Puskesmas di Tanjung
Pinang yang menyediakan fasilitas dengan 3 Puskesmas pembantu (pustu) yaitu Pustu Ganet,
Pustu Air Raja dan Pustu Sumurejo. Secara administrasi Puskesmas Gunungpati terbagi atas
11 kelurahan wilayah kerja yaitu Kelurahan Gunungpati, Kelurahan Plalangan, Kelurahan
Pakintelan, Kelurahan Nongkosawit, Kelurahan Cepoko, Kelurahan Jatirejo, Kelurahan
Sumurejo, Kelurahan Mangunsari, Kelurahan Pongangan, Kelurahan Kandri dan Kelurahan
Sadeng.
4.2.Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel baik
variabel bebas maupun variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
pengolahan data univariat terkait variabel yang diteliti dapat dilihat sebagai berikut:
4.2.1.1 Distribusi Responden Menurut Tingkat Kepatuhan
a. Tingkat Kepatuhan
Distribusi tingkat kepatuhan melakukan pengobatan pada penderita hipertensi dalam
menjalani pengobatan di Puskesmas Batu 10 dengan menggunakan metode MMAS
(Modified Morisky Adherence Scale) dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Tingkat Kepatuhan
Tingkat kepatuhan Frekuensi Persentase (%)
Jumlah 65 100%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi tingkat kepatuhan dalam
menjalani pengobatan pada penderita hipertensi di Puskesmas Batu 10 dapat diketahui bahwa
dari 65 responden sebanyak 45 responden (69,2%) tidak patuh dalam menjalani pengobatan
hipertensi dan 20 responden (30,8%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden tidak melakukan
kontrol pemeriksaan ulang karena sebagian besar yaitu 8 responden (28,6%) beralasan tidak
merasakan adanya keluhan lagi/merasa dirinya sehat (over estimated),11 responden (39,2%)
memilki kesibukan lain seperti bekerja, 1 responden (3,6%) menyatakan takut bahaya efek
samping obat, 8 responden (28,6%) lupa mengingat waktu kontrol.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden menurut jenis
kelamin tertinggi adalah perempuan yaitu sebanyak 43 pasien (66%), sedangkan pada
responden laki-laki sebanyak 22 pasien (34%).
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa 33 responden (50,8%) masuk dalam kategori
pendidikan rendah yaitu 3 responden tidak sekolah (4,6%), 14 responden tamat SD (21,5%),
dan 16 responden tamat SMP (24,6%). Sedangkan 32 responden (49,2%) masuk kedalam
kategori tinggi yaitu 23 responden tamat SMA (35,3%) dan 9 responden lulus Perguruan
tinggi D3/S1 (13,8%).
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak memiliki
pekerjaan/tidak bekerja yaitu sebanyak 15 responden (23%) sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 23 orang (35%) dan pensiunan sebanyak 5 orang (8%) ,petani /Buruh sebanyak 6
orang (9%), Pedagang sebanyak 7 orang (11%), pegawai swasta sebanyak 5 orang (7%),
PNS sebanyak 4 orang (6%) .
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa responden dengan keterjangkauan akses ke pelayanan
kesehatan yang kurang baik sebanyak 27 responden (41,5%) dan 38 responden (58,5%) sudah
memiliki keterjangkauan akses ke pelayanan kesehatan yang baik.
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa 21 responden (32%) memilki dukungan
keluarga yang rendah dan 44 responden (68%) memiliki dukungan keluarga yang baik.
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa 34 responden (52%) memiliki tingkat motivasi yang
rendah untuk berobat dan 31 responden (48%) memiliki tingkat motivasi berobat yang tinggi.
Berdasarkan tabel 4.14 hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan dalam
menjalani pengobatan hipertensi, diperoleh bahwa dari 22 responden berjenis kelamin laki-
laki yang tidak patuh menjalani pengobatan hipertensi yaitu 17 responden (26%) dan yang
patuh menjalani pengobatan hipertensi sebanyak 5 responden (8%). Sedangkan dari 43
responden berjenis kelamin perempuan sebesar 15 responden (23%) dinyatakan tidak patuh
dalam menjalani pengobatan hipertensi dan 28 responden (43%) patuh dalam menjalani
pengobatan hipertensi. Selain itu, hasil analisis uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,471
(p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antaraantara jenis kelamin dengan
kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi di Puskesmas Batu 10 Kota Tanjung
Pinang.
Berdasarkan tabel 4.15 hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan terakhir dengan
kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi, diperoleh bahwa dari 33 responden
berpendidikan rendah sebanyak 23 responden (35%%) tidak patuh menjalani pengobatan
hipertensi dan 10 responden (15,5%) patuh menjalani pengobatan hipertensi. Sedangkan dari
32 responden berpendidikan tinggi sebesar 22 responden (34%) dinyatakan tidak patuh dan
10 responden (15,5%) patuh dalam menjalani pengobatan. Hasil uji chi square diperoleh
bahwa nilai pvelue =0,934 (p>0,05), sehingga Ho diterima. Hal ini berarti bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan terakhir dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan
hipertensi.
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa dari 52 responden yang tidak bekerja sebanyak 27
responden (51,9%) tidak patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi dan 25 responden
(48,1%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. sedangkan dari 32 responden yang
bekerja sebesar 18 responden (56,2%) dinyatakan tidak patuh dan 14 responden (43,8%)
patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel
mengenai hubungan antara status pekerjaan dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan
hipertensi diperoleh nilai p velue=0,872 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan
antara status pekerjaan dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi di
Puskesmas Batu 10 Kota Tanjung Pinang.
Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa dari 38 responden yang menderita hipertensi ≤ 5
tahun sebanyak 26 responden (40%%) tidak patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi
dan 12 responden (19%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Sedangkan dari 27
responden sudah menderita hipertensi >5 tahun sebanyak 19 responden (29%) dinyatakan
tidak patuh dan 8 responden (12%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi.
Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel mengenai hubungan antara lama menderita
hipertensi dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi diperoleh nilai p
velue=1,000 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara lama menderita
hipertensi dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi.
Tabel 4.18. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Keikutsertaan Asuransi Kesehatan dengan
Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat kepatuhan
Tidak patuh Patuh
Total P value
F % F % F %
No Keikutsertaan
asuransi
kesehatan
1. Tidak 8 12,3% 6 9,2% 14 21,5% 0,436
2. Iya 37 57% 14 21,5% 51 78,5%
Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa dari 14 responden yang tidak ikut serta/tidak
memiliki asuransi kesehatan (BPJS, Jamkesmas, Askes Kartu Indonesia Sehat, Jamkeskot)
sebanyak 8 responden (12,3%%) tidak patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi dan 6
responden (9,2%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Sedangkan dari 51
responden ikut serta/memiliki asuransi kesehatan (BPJS, Jamkesmas, Askes, Kartu Indonesia
Sehat, Jamkeskot) sebanyak 37 responden (57%) dinyatakan tidak patuh dan 14 responden
(21,5%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Hasil uji chisquare diperoleh bahwa
nilai p velue=0,436 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara keikutsertaan
asuransi kesehatan dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi di Puskesmas
Batu 10 Kota Tanjung Pinang.
Tabel 4.19. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi
dengan Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa dari 32 responden yang memiliki tingkat
pengetahuan tentang hipertensi rendah sebanyak 23 responden (35,3%) tidak patuh dalam
menjalani pengobatan hipertensi dan 9 responden (13,8%) patuh dalam menjalani pengobatan
hipertensi. Sedangkan dari 33 responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang
hipertensi tinggi sebanyak 22 responden (33,9%) dinyatakan tidak patuh dan 11 responden
(17%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Hasil uji chi square diperoleh bahwa
nilai p velue=0,852 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi.
4.2.2.7 Hubungan antara Keterjangkauan Akses Pelayanan Kesehatan dengan Kepatuhan
dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Berdasarkan pengujian hubungan antara keterjangkauanakses kepelayanan kesehatan dengan
kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi menggunakan uji Chi-Square diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.20. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Keterjangkauan Akses ke Pelayanan
Kesehatan dengan Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat kepatuhan
Tidak patuh Patuh
Total P
No Keterjangkauan akses ke value
F % F % F %
pelayanan kesehatan
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui bahwa dari 27 responden yang memiliki akses ke pelayanan
kesehatan kurang baik sebanyak 19 responden (29%) tidak patuh dalam menjalani
pengobatan hipertensi dan 8 responden (12%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi.
Sedangkan dari 38 responden memiliki akses ke pelayanan kesehatan baik sebanyak 26
responden (40%) dinyatakan tidak patuh dan 12 responden (19%) patuh dalam menjalani
pengobatan hipertensi.Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p velue=1,000 (p>0,05)
yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara keterjangkauan akses ke pelayanan kesehatan
dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi di Puskesmas Batu 10 Kota
Tanjung Pinang.
.
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui bahwa dari 21 responden yang memiliki dukungan keluarga
rendah sebanyak 13 responden (20%) tidak patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi dan
8 responden (12%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Sedangkan dari 44
responden memiliki dukungan keluarga tinggi sebanyak 32 responden (50%) dinyatakan
tidak patuh dan 12 responden (18%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Hasil uji
chi square diperoleh bahwa nilai p velue=0,551 (p>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan
hipertensi.
.
4.2.2.9 Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan dalam Menjalani
Pengobatan Hipertensi
Berdasarkan pengujian hubungan antara peran petugas kesehatan dengan kepatuhan dalam
menjalani pengobatan hipertensi menggunakan uji Chi-Square diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.22. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan
Kepatuhan dalam Menjalani Pengobatan Hipertensi
Tingkat kepatuhan
No Peran petugas Tidak patuh patuh total P
kesehatan F % F % F % value
1. Peran Rendah 10 15,5% 6 9,5% 16 25% 0,719
Berdasarkan tabel 4.22 bahwa dari 16 responden yang menyatakan peran petugas kesehatan
rendah sebanyak 10 responden (15,5%) tidak patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi
dan 6 responden (9,5%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Sedangkan dari 49
responden yang menyatakan peran petugas kesehatan tinggi sebanyak 35 responden (54%)
dinyatakan tidak patuh dan 14 responden (21%) patuh dalam menjalani pengobatan
hipertensi. Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p velue=0,719 (p>0,05). Hal ini berarti
bahwa tidak ada hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan dalam menjalani
pengobatan hipertensi.
Tingkat kepatuhan
no Motivasi Tidak patuh Patuh total P
berobat F % F % F % value
1. Motivasi 26 40% 8 12% 34 52% 0,291
Rendah
2 Motivasi 19 29% 12 19% 31 48%
Tinggi
Berdasarkan tabel 4.23 diketahui bahwa dari 34 responden yang memiliki motivasi rendah
sebanyak 26 responden (40%) tidak patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi dan 8
responden (12%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Sedangkan dari 31 responden
yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 19 responden (29%) dinyatakan tidak patuh dan 12
responden (19%) patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi. Hasil uji chi square
diperoleh bahwa nilai p velue=0,291 (p>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan
antara motivasi berobat dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi.