Kelompok 2 Hadist
Kelompok 2 Hadist
Disusun oleh :
KELOMPOK 2 :
1. ASRUL SYABANA
(0702212048)
2. BIMA SANJAYA
(0702212044)
3. RA.GHINA ZAHIDAH
(0702212063)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 2
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 PENGERTIAN IMAN .................................................................................. 3
2.2 REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI .................... 3
BAB II PENUTUP .................................................................................................. 7
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 7
3.2 KRITIK DAN SARAN ................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas timbul permasalah yang perlu di bahas dalam
makalah ini, sebagai berikut:
1. Apakah cinta sesama muslim bagian dari iman?
2. Bagaimana ciri seorang muslim yang tidak menggangu orang lain?
3. Bagaimana reaslisasi iman dalam menghadapi tamu,bertetangga dan
bertutur kata?
4. Apakah larangan mencaci?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IMAN
Iman adalah Keyakinan dan Perbuatan Iman yang berasal dari bahasa Arab
yang mempunyai arti keyakinan, dan Tersirat adanya perbuatan. Iman yang
diucapkan dengan lisan saja belum menghasilkan apapun. Oleh karena itu, dalam
realisasinya iman itu perlu adanya perbuatan sesuai dengan yang kita yakini.
Misalnya kita beriman adanya Allah Swt, maka untuk membuktikannya kita harus
mematuhi segala yang diperintahkan oleh Allah Swt.
Dalam surat Al-Hujurat ayat 15 Allah Berfirman yang
َ ُ َ َ َ ُ َّ ْ ْ ُ ْ َ َّ ْ َ ٰ َ ُ ْ ه
اّٰلل َو َر ُس ْو ِل ٖه ث َّم ل ْم َي ْرت ُاب ْوا َو َجاهد ْوا ِبا ْم َو ِال ِه ْم
ِ ِان َما ال ُمؤ ِمنون ال ِذين امنوا ٰۤ ِب
َ ُ ّٰ ُ ُ َ ٰ ُ ْ ْ َ ْ ه ُ ََْ
الص ِدق ْون اّٰلل ۗ اول ِٕىك هم
ِ وانف ِس ِهم ِ يف س ِبي ِل
artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-
ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah. mereka itulah orang-orang yang benar”. (Q.S Al-Hujurat:15).
Dari ayat tersebut kita mengetahui bahwa iman yang diterima dan benar
adalah keyakinan yang tidak dicampuri dengan keraguan dan amalan yang
diantaranya berupa jihad dengan harta dan jihad jiwa di jalan Allah Swt. Jadi iman
yang benar adalah yang meliputi dua hal,yaitu pertama, keyakinan kuat yang tidak
dicampuri dengan keraguan; Kedua perbuatan yang membuktikan keyakinan itu
dan ia merupakan buahnya.
3
َ َّ ُ ََّ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ِّ ِّ َ ََ ْ َ
س ع ِن الن ِ يب صَّل هللا علي ِه و سلم قا ل ال يؤ ِمن أ حد كم حب ي ِحب ِال عن أ ن
ْ َ ُّ ٍ ُ َ ْ
) ِخيه ما ي ِحب ِلـنف ِـس ِه (رواه البخارى و مسلم و أحمد
Artinya:
"Diriwayatkan Anas bin Malik ra. Berkata:Nabi saw telah bersabda: tidak
sempurna iman seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya (Nabi bersabda)
"sebelum dia kasihkan jiran tetangganya sebagaimana dia kasihkan dirinya
sendiri." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Hadits di atas menjelaskan bahwa betapa pentingnya sebagai seorang muslim
haruslah saling tolong-menolong, saling mencintai sebagai sesama muslim atas
dasar iman kepada Allah, tanpa harus ada perintah dari orang lain. Allah swt.
Menciptakan makhluk di dunia ini tidak hanya sebagai makhluk individu, tapi
makhluk di dunia hidup bersosial
4
Artinya:
"Dari Abu Hurairah dia berkata: Rsulullah saw bersabda:”siapa yang eriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia menghormati tamunya, dan
siapa yang eriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik
kepada tetangganya; dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia berkata-kata baik atau hendaklah dia diam" (HR.Bukhari Muslim
dan Ibnu Majah.)
Memenuhi undangan
Sungguh amat membahagiakan bila kita mengundang kawan dan
kolega dalam suatu acara yang kita selenggarakan kemudian mereka datang.
Sebaliknya akan sangat kita sesalkan dan bahkan menyakitkan bila mereka
menolak datang. Karena itu, memenuhi undangan berarti membahagiakan
orang lain, mematri hakekat persaudaraan dan menambah kecintaan sesama
muslim. Di samping, ia juga pertanda kemurnian jiwa. Untuk itu, ajaran
Islam sangat menekankan pentingnya masalah ini. Diriwayatkan oleh Jabir
5
bin Abdullah Radhiallahu Anhu, bah-wasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Bila di anta-ra kamu diun-dang makan maka penuhilah, bila menghendaki
(untuk makan) maka ma-kanlah dan bila menghen-daki (untuk tidak makan)
maka tinggal kanlah (janganlah kamu makan). "(HR.Muslim)
6
BAB II
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keimanan seseorang itu sulit kita ukur, hanya saja kita bisa menilai dalam
kehidupan sehari-harinya, tapi hal seperti ini tidak mutlak sebagai realisasi dari
keimanan seseorang. Tapi, Allah swt. Maha Tahu atas apa-apa yang kita kerjakan
selama kita hidup di dunia.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://windu2008.blogspot.com/2008/07/kiat-membahagiakan-orang-
menurut.html
https://agustrianawati.wordpress.com/2014/03/08/realisasi-iman-dalam-
kehidupan/amp/#referrer=https://www.google.com&csi=1
Majdi As Sayyid, bit tasharruf waz ziyadah
Said.M t.t. Hadist Budi Luhur. Bandung: Putera. Alma'arif
Syafe'l Rahmat, 2000. AL-HADIS. Bandung: Pustaka Setia