Anda di halaman 1dari 11

Makalah Media Pembelajaran

“ REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI ”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Hadist
Dosen Pengampu : Drs. H. Miswar Rasyid, MA.

Disusun oleh :
KELOMPOK 2 :
1. ASRUL SYABANA
(0702212048)
2. BIMA SANJAYA
(0702212044)
3. RA.GHINA ZAHIDAH
(0702212063)

PRODI PENDIDIKAN SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
(UINSU)
TP.2021
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬ َّ ِ‫ْــــــــــــــــــم هللا‬


َّ ‫الرحْ َم ِن‬ ِ ‫ِبس‬
Syukur Alhamdullah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang diberikan kepada kami.
Sholawat bersamaan dengan salam juga mari hadiahkan kepada baginda
nabi kita Muhammad SAW. Semoga kita, orang tua kita, nenek dan kakek kita,
guru-guru dan orang terdekat kita mendapat syafaat Beliau di Yaumil Mahsyar
kelak. Amin ya Rabbal Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Hadist, dan judul makalah ini adalah “REALISASI IMAN
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

Dalam penyusunannya, kami mengambil sumber dari beberapa literatur,


terutama pada jurnal-jurnal. Pembaca mungkin akan menemukan beberapa
kekurangan dan kesalahan penulisan dalam makalah ini, oleh karena itu kami
senantiasa mengharapkan saran dan kritik dapi para pembaca demi perbaikan di
masa yang akan datang.
Medan, 29 September 2021.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 2
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 PENGERTIAN IMAN .................................................................................. 3
2.2 REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI .................... 3
BAB II PENUTUP .................................................................................................. 7
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 7
3.2 KRITIK DAN SARAN ................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rasulullah saw mengajarkan keimanan secara keseluruhan dengan hati,
lisan, serta perbuatan. Maksudnya yaitu keyakinan serta kepercayaan kepada Allah
Swt wajib dibarengi dengan perbuatan-perbuatan baik (amal shalih) dalam tiap
kesempatan serta di manapun berada. Dalam konteks merealisasi iman dalam
kehidupan sehari-hari sebagaimana tercatat dalam literatur hadits mempunyai
jangkauan yang luas serta ruang lingkup yang tidak terbatas. Bisa dikatakan kalau
iman meliputi segala ukuran kehidupan manusia. Akan tetapi meski segi- segi sosial
kemanusiaan yang berhubungan dengan iman lumayan luas jangkauan serta ruang
lingkupnya, tetapi bersumber pada literatur-literatur hadits yang merekam
operasional dalam kegiatan sosial Rasulullah bisa diformulasikan nilai-nilai
esensial serta umum sehingga membolehkan buat dimanifestasikan dalam konteks
kekinian.
Salah satu aspek kajian terutama dalam beberapa besar hadits Nabi
merupakan perkara al-iman (keyakinan dengan bermacam aspek isi di dalamnya.
Hampir semua umat Islam memusatkan kajian iman dalam penafsiran yang sempit,
sebagian dengan melihat aspek iman cuma permasalahan teologis kepada Allah
Swt, Rasul saw, kitab- kitab, malaikat, hari kiamat serta takdir. Iman bukan ialah
kata barang yang statis, namun iman merupakan tenaga spiritual yang mengatur
serta memusatkan ego seorang buat paham, memilah serta menempuh kebenaran.
Sebab itu iman tidak menyudahi pada pengakuan ataupun statment hendak
keyakinan terdapatnya Tuhan saja, lebih jauh lagi iman merupakan aktualisasi
dalam amal kesalehan, sehingga iman yang tidak melahirkan kesalehan berperan
merupakan dusta. Oleh karena itu, kajian Iman sebagaimana yang diamalkan dan
diajarkan oleh Rasulullah merupakan kajian yang menarik dan harus selalu menjadi
yang terpenting dan sempurna bagi para pecinta Allah dan Rasul-Nya.
Para Sahabat dan Ulama mendefinisikan konsep iman sebagaimana yang
diucapkan Ali bin Abi Thalib r. a "iman itu perkataan dengan lidah serta keyakinan
yang benar dengan hati serta perbuatan dengan anggota tubuh". Aisyah r. a
mengatakan: “iman kepada allah itu mengakur dengan lisan serta membetulkan
dengan hati serta mengerjakan dengan anggota". Menurut Imam Al-Ghazali,
pengertian iman diuraikan sebagai pengakuan dengan lidah (lisan), membenarkan
pengakuan itu dengan hati, dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-
anggota). Jadi yang disebut "Mukmin" adalah keyakinan yang didirikan dengan hati,
dipuji secara lisan dan dibuktikan dengan fakta.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas timbul permasalah yang perlu di bahas dalam
makalah ini, sebagai berikut:
1. Apakah cinta sesama muslim bagian dari iman?
2. Bagaimana ciri seorang muslim yang tidak menggangu orang lain?
3. Bagaimana reaslisasi iman dalam menghadapi tamu,bertetangga dan
bertutur kata?
4. Apakah larangan mencaci?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui cinta sesama muslim bagian dari iman
2. Mengetahui ciri seorang muslim yang tiak mengganggu orang lain
3. Mengatahui realisasi iman dalam menghadapi tamu,bertetangga,dan
bertutur kata
4. Mengetahui larangan mencaci

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IMAN
Iman adalah Keyakinan dan Perbuatan Iman yang berasal dari bahasa Arab
yang mempunyai arti keyakinan, dan Tersirat adanya perbuatan. Iman yang
diucapkan dengan lisan saja belum menghasilkan apapun. Oleh karena itu, dalam
realisasinya iman itu perlu adanya perbuatan sesuai dengan yang kita yakini.
Misalnya kita beriman adanya Allah Swt, maka untuk membuktikannya kita harus
mematuhi segala yang diperintahkan oleh Allah Swt.
Dalam surat Al-Hujurat ayat 15 Allah Berfirman yang
َ ُ َ َ َ ُ ‫َّ ْ ْ ُ ْ َ َّ ْ َ ٰ َ ُ ْ ه‬
‫اّٰلل َو َر ُس ْو ِل ٖه ث َّم ل ْم َي ْرت ُاب ْوا َو َجاهد ْوا ِبا ْم َو ِال ِه ْم‬
ِ ‫ِان َما ال ُمؤ ِمنون ال ِذين امنوا ٰۤ ِب‬
َ ُ ّٰ ُ ُ َ ٰ ُ ‫ْ ْ َ ْ ه‬ ُ ََْ
‫الص ِدق ْون‬ ‫اّٰلل ۗ اول ِٕىك هم‬
ِ ‫وانف ِس ِهم ِ يف س ِبي ِل‬
artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-
ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah. mereka itulah orang-orang yang benar”. (Q.S Al-Hujurat:15).
Dari ayat tersebut kita mengetahui bahwa iman yang diterima dan benar
adalah keyakinan yang tidak dicampuri dengan keraguan dan amalan yang
diantaranya berupa jihad dengan harta dan jihad jiwa di jalan Allah Swt. Jadi iman
yang benar adalah yang meliputi dua hal,yaitu pertama, keyakinan kuat yang tidak
dicampuri dengan keraguan; Kedua perbuatan yang membuktikan keyakinan itu
dan ia merupakan buahnya.

2.2 REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Keimanan seseorang bisa kita lihat dalam realisasi kehidupan sehari-harinya.
Itu bisa kita lihat dari bagaimana dia mencintai sesamanya (muslim), baik dalam
bagaimana cara dia bertutur kata, dan dalam menghadapi tamunya. Allah sangat
membenci orang yang tidak melakukan hal-hal tersebut, karena orang itu tidak
menyadari bahwa Allah menciptakan semua makhluk itu sebagai makhluk sosial
(makhluk yang membutuhkan orang lain). Dan sebaliknya, Allah akan mencitai
orang yang bisa melakukan hal-hal yang telah diperintahkan oleh-Nya, berarti
keimanan terhadap Allah bisa ia realisasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

A. Cinta Sesama Muslim Sebagian dari iman.


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

3
َ َّ ُ ََّ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ِّ ِّ َ ََ ْ َ
‫س ع ِن الن ِ يب صَّل هللا علي ِه و سلم قا ل ال يؤ ِمن أ حد كم حب ي ِحب ِال‬ ‫عن أ ن‬
ْ َ ُّ ٍ ُ َ ْ
) ‫ِخيه ما ي ِحب ِلـنف ِـس ِه (رواه البخارى و مسلم و أحمد‬
Artinya:
"Diriwayatkan Anas bin Malik ra. Berkata:Nabi saw telah bersabda: tidak
sempurna iman seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya (Nabi bersabda)
"sebelum dia kasihkan jiran tetangganya sebagaimana dia kasihkan dirinya
sendiri." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Hadits di atas menjelaskan bahwa betapa pentingnya sebagai seorang muslim
haruslah saling tolong-menolong, saling mencintai sebagai sesama muslim atas
dasar iman kepada Allah, tanpa harus ada perintah dari orang lain. Allah swt.
Menciptakan makhluk di dunia ini tidak hanya sebagai makhluk individu, tapi
makhluk di dunia hidup bersosial

B. Ciri Seorang Muslim Tidak Mengganggu Orang lain


َ ‫ َق‬:‫هللا َع َل ْيه َو َس َّل َم‬
‫ال ا‬ ُ ‫ب َص ََّّل‬
ِّ ‫الن‬َّ َ َْ ُ َ َ
‫هللا عن ُه َما ع ِن‬ ‫ض‬ َ ُ ُ ْ ِ ‫َع ْن َع ْبد‬
ِ ‫ي‬ ِ ‫ي‬ ِ ‫هللا ابن عم ِرى ر‬ ِ
ُ ‫ْل ُم ْسل ُم َم ْن َسل َم ال ُم ْسل ُم ْون م ْـن ل َسا نه َو َيده َوال ُم َها ج ُـر َم ْن ها َج َر َما نَه‬
‫هللا‬
َ َ َ ْ َ ْ
ِ ِِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
َُْ
)‫عـنه ( ر واه البخا رى و أبو دا ود و النسا ءى‬
Artinya:
“Dari Abdullah bin Umar ra. Berkata: Bersabda Rasulullah saw. Yang dimaksud
orang beriman adalah orang yang orang-orang lainnya selamat dari gangguan
lidah dan tangannya,sedang yang disebut orang yang hijrah adalah orang yang
meninggalkan semua yang dilarang Allah” (HR.Bukhari,Abu Dawud dan Nasa’i)

Hadits ini menjelaskan adanya larangan mengganggu sesama muslim


dengan cara memfitnah, memusuhinya atau bahkan mendengkinya, karena sikap
seperti ini sangat mengganggu kehidupan muslim tersebut. Justru seharusnya
sebagai seorang muslim yang menyayangi sesama muslim itu bisa saling menjaga
aib.
C. Realisasi Iman Dalam Hadapi Tamu,Tetangga Dan Bertutur Kata
ُ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ َ ُ َّ َ ِّ َّ َ َََُْ َ ْ َ
ِ ‫ من كا ن يؤ ِمن ِبا‬:‫ب صَّل هللا عل ْي ِه و سل َم قا ل‬
‫هللا‬ ‫ب هريرة َ ْ ِ ْ ِ ي‬
‫الن‬ ‫ن‬‫ع‬ ‫ع ْن أ ِ ي‬
َ ُ ْ َُْ ْ َْْ َ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ُ ْ ْ َ
‫هللا و اليو ِم اآل ِخ ِر فليح ِسن ِاَل‬ ِ ‫وال َيو ِم اآل ِخ ِر فل ُيك ِرم ض ْيفه ومن كان يؤ ِمن ِبا‬
ْ َ َ ُ َْ ْ ْ ُ ُْ َ َ ْ َ َ
‫هللا َوال َي ْو ِم اآل ِخ ِر فل َيق ْـل خ ْْ ًيا أ ْو ِل َـي ْص ُمت ( أ خرجه‬ِ ‫ج ِارِه ومن كان يؤ ِمن ِبا‬
َ
)‫البخارى و مسلم و ابن ما جه‬

4
Artinya:

"Dari Abu Hurairah dia berkata: Rsulullah saw bersabda:”siapa yang eriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia menghormati tamunya, dan
siapa yang eriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik
kepada tetangganya; dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia berkata-kata baik atau hendaklah dia diam" (HR.Bukhari Muslim
dan Ibnu Majah.)

D. Selalu Membahagiakan Orang Lain


Membahagiakan orang lain merupakan perbuatan yang disenagai Allah dan
manusia. Pebuatan yang dapat membahagiakan orang lain tidak saja bersiat materi,
tetapi juga bisa bersifat non materi. Seperti:
 Menampakkan wajah yang simpati
Sesungguhnya, pertemuan antar sesama muslim adalah pertemuan terbaik
di dunia. Di dalamnya terkandung perasaan cinta, ketulusan, kejujuran dan
kegembiraan. Nabi Muhammad saw menekankan kepada kita akan
pentingnya pertemuan. Beliau bersabda:" Janganlah sedikitpun kamu
menyepelekan kebaikan meski (hanya) dalam bentuk menjumpai
saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." (HR. Muslim)

 Saling emberi nasehat


Memberi nasehat adalah bukti perhatian dan kecintaan seseorang
kepada orang yang ia nasehati. Dalam komunitas masyarakat muslim,
nasehat adalah kebutuhan muthlak, baik nasehat itu bersifat duniawi
maupun ukhrawi. Bahkan dalam hadits riwayat Tamim Ad Dari disebutkan,
Rasul ShallahuAlaihi wa Sallam bersabda:"Agama adalah nasehat, kami
bertanya untuk siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, untuk Allah,
RasulNya dan para pemimpin umat Islam serta orang-orang pada
umumnya." (HR. Muslim)
Atas nasehat seorang muslim yang ingin melakukan kesalahan, ia
akan segera berhenti. Setelah Anda melakukannya, kesalahan yang Anda
buat tidak akan menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, seringkali orang tidak
bisa melupakan kebaikan teman-temannya yang menasihati mereka agar
mereka termasuk orang-orang yang taat kepada Allah.

 Memenuhi undangan
Sungguh amat membahagiakan bila kita mengundang kawan dan
kolega dalam suatu acara yang kita selenggarakan kemudian mereka datang.
Sebaliknya akan sangat kita sesalkan dan bahkan menyakitkan bila mereka
menolak datang. Karena itu, memenuhi undangan berarti membahagiakan
orang lain, mematri hakekat persaudaraan dan menambah kecintaan sesama
muslim. Di samping, ia juga pertanda kemurnian jiwa. Untuk itu, ajaran
Islam sangat menekankan pentingnya masalah ini. Diriwayatkan oleh Jabir

5
bin Abdullah Radhiallahu Anhu, bah-wasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Bila di anta-ra kamu diun-dang makan maka penuhilah, bila menghendaki
(untuk makan) maka ma-kanlah dan bila menghen-daki (untuk tidak makan)
maka tinggal kanlah (janganlah kamu makan). "(HR.Muslim)

 Menjenguk orang sakit


Di antara hak seorang muslim atas muslim lainnya -seperti ditegaskan
dalam hadits riwayat Muslim- adalah bila ia sakit maka ia berhak untuk
dijenguk. Hak adalah sesuatu yang harus dimiliki. Sebagaimana orang fakir
miskin berhak atas sebagian harta orang-orang kaya. Maka orang sakit mesti
dijenguk, sehingga mendapatkan hak-nya. Bagi si sakit, jika ia dijenguk
laksana mene-mukan oase (sumber air) di tengah gurun sahara kering. Rasa
sakitnya akan sedikit terobati, apalagi bila yang menjenguk pandai
menghibur dan memberikan harapan serta nasehat. Karena itu tak tanggung-
tanggung, Rasulsaw mengumpamakan orang yang menjenguk si sakit
dengan sabdanya:"Sesungguhnya seseorang itu bila menjenguk saudaranya
yang sakit senantiasa dalam khurfatul jannah sampai ia pulang. Ditanyakan,
wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan khurfatul jannah itu? Nabi
menjawab, memetik buah Surga yang telah matang." (HR. Muslim).

 Tidak menjadi beban orang lain


Hindari Membebani Orang Lain Salah satu hal yang bisa membuat rekan
kerja muslim bahagia adalah tidak menjadi beban dalam bisnis apapun, jadi
dalam hubungan antar sesama kita harus selalu berusaha membantu dan
membantu orang lain. Tidak sebaliknya, selalu kewalahan dengan
permintaan dan hal-hal yang membuat Anda tegang, tertekan, dan tersesat.
Menjadi selalu bergantung dan membebani orang lain adalah tindakan yang
tidak terhormat dan pada akhirnya akan merusak hubungan kita dengan
orang lain.

 Membayar hutang orang lain


Hutang bisa membuat hati gelisah. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam memohon dalam doanya agar perlindungan Allah
dibebaskan dari hutang: "Ya Allah sesungguhnya aku meminta
perlindungan kepadaMu dari kekhawatir-an, kesusahan, kemiskinan,
ketakutan, terabaikannya hutang dan tekanan orang lain." (Muttafaq Alaih)

 Mendoakan orang Islam


Salah satu hal yang harus dimiliki setiap muslim adalah rasa peduli terhadap
sesama, selalu mendoakan mereka, baik yang masih hidup maupun yang
sudah meninggal, seperti mendoakan diri sendiri. Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Doa seorang saudara Muslim untuk saudara Muslim
lainnya tanpa sepengetahuannya tidak akan ditolak." (Diriwayatkan oleh Al
Bazzar dengan Sanad otentik)

6
BAB II
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Keimanan seseorang bisa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari,


seperti kecintaannya terhadap sesamanya, baik itu pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar. Realisasi keimanan seseorang itu bisa melalui bagaimana ia
bertutur kata, menghormati tamu, tetangga,dan lain-lain.

Keimanan seseorang itu sulit kita ukur, hanya saja kita bisa menilai dalam
kehidupan sehari-harinya, tapi hal seperti ini tidak mutlak sebagai realisasi dari
keimanan seseorang. Tapi, Allah swt. Maha Tahu atas apa-apa yang kita kerjakan
selama kita hidup di dunia.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan ini dan
jauh dari sempurna. Untuk menyempurnakan makalah ini, oleh karena itu penulis
meminta kepada pembaca untuk memberikan kritik dan komentar yang
membangun.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://windu2008.blogspot.com/2008/07/kiat-membahagiakan-orang-
menurut.html
https://agustrianawati.wordpress.com/2014/03/08/realisasi-iman-dalam-
kehidupan/amp/#referrer=https://www.google.com&csi=1
Majdi As Sayyid, bit tasharruf waz ziyadah
Said.M t.t. Hadist Budi Luhur. Bandung: Putera. Alma'arif
Syafe'l Rahmat, 2000. AL-HADIS. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai