Anda di halaman 1dari 4

LJ:UTS PE

LEMBAR JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
PEDAGOGICAL ENTREPRENEURSHIP
Petunjuk:
1. Kerjakanlah soal UTS di LJ:UTS PE.
2. Alokasi waktu 100 menit.
3. Angka dalam kurung merupakan skor tertingi untuk setiap nomor.
4. Konversikan ke PDf baru diunggah di Assigment.
Nama mahasiswa: Nevy Iruntyasari
NIM: 180151602093

1. Relevansi dan hubungan matakuliah pedagogical entrepreneurship dengan jurusan/prodi


PGSD.

Pendidikan tinggi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai IPTEK sehingga dapat
berguna bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Hal ini selaras dengan misi jurusan PGSD UM
yaitu menghasilkan lulusan inovatif bidang ke-SD-an melalui pembelajaran berbasis kehidupan
dan teknologi informasi. Lulusan mahasiswa diharapkan menjadi guru yang memiliki kompetensi
sesuai abad 21 yakni guru profesional yang menjadi pembelajar, agen perubahan sekolah, serta
mampu mengembangkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan informasi dan komunikasi abad 21. Guru dapat melakukan pengembangan
kurikulum menyesuaikan dengan perkembangan akademik, industri, dan sosial budaya saat itu,
serta dalam pengembangannya menggunakan kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang dimilikinya.

2. Makna kutipan dari Kabir, M N (2019:207-208)

Kewirausahaan mengalami tranformasi yang sangat besar di berbagai dimensi. Pertama,


salah satu gerakan penting yang menggerakkan perekonomian adalah wirausaha berbasis
pengetahuan. Hal ini tidak hanya terjadi di negara industri. Kedua, banyak manusia yang memilih
kewirausahaan menjadi jalan karir mereka. Ketiga, banyak sekali manusia yang terpelajar, sadar
sosial, dan penuh kasih terhadap berbagai isu sosial. Dimana hal ini menjadikan wirausahawan
sosial di seluruh dunia bertambah banyak. Lalu pada akhirnya sama seperti wirausaha
konvensional, wirausaha sosial juga menjadi lebih berbasis pengetahuan. Keempat, perubahan
radikal yang dibawa oleh kekuatan ekonomi pengetahuan akan membawa kewirausahawan
sosial menjadi sebuah badai. Dimana akan banyak wirausaha sosial yang tidak sadar akan
kekuatan teknologi serta pengetahuan, dan bagaimana faktor ini akan dapat mengubah proses
wirausaha yang biasanya mereka kerjakan. Van de Ven (1993) menjelaskan bahwa lingkungan
kewirausahaan merefleksikan atribut eksternal yang memiliki kontribusi terhadap
pengembangan wirausaha termasuk pada faktor sosial, budaya, dan politik. Dimana faktor-
faktor ini akan membentuk kecakapan wirausaha untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha dan
struktur dukungan kelembagaan serta sosial kondusif untuk penciptaan usaha. Sebagai contoh
adalah letak geografis, hal ini berperan penting dalam wirausaha, misalnya berkaitan dengan
tersedianya sumber daya.
Dapat diambil kesimpulan bahwa makna kutipan Kabir, M N (2019:207-208) adalah
kewirausahaan mengalami transformasi di empat dimensi, yaitu gerakan perekonomian salah
satunya adalah wirausaha berbasis pengetahuan, banyak orang yang memilih berwirausaha
sebagai jalan karirnya, banyak manusia yang sadar akan isu sosial sehingga menjadikan diri
sebagai wirausahawan sosial, dan kekuatan ekonomi yang membawa perubahan radikal dapat
membawa wirausaha sosial menjadi sebuah badai. Faktor sosial, budaya, dan politik menjadi
atribut eksternal dalam membentuk kecakapan berwirausaha.

3. Penjelasan tentang analisis SWOT dengan contoh diri sendiri.

Contoh analisis SWOT diri sendiri: Saya Nevy Iruntyasari, setelah lulus S1 ingin melanjutkan
perkuliahan S2 di Korea Selatan di jurusan elementary education melalui program beasiswa
Global Korean Scholarship (GKS).

a. Strengths (kekuatan)

Kekuatan dalam analisis SWOT adalah sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan
agar ia dapat lebih unggul dari pesaingnya dengan tujuan memenuhi kebutuhan pelanggan yang
dilayani.

Komponen contoh analisis SWOT terhadap diri sendiri:

1) Memiliki IPK diatas 3,5 pada skala 0 hingga 4

2) Memiliki pengalaman organisasi di bidang kemanusiaan dan pendidikan

3) Bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang

4) Memiliki study plan yang jelas dan terstruktur

5) Memiliki kemauan belajar yang tinggi

6) Mudah bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan baru

7) Memiliki komitmen terhadap hal yang diucapkan

8) Bekerja keras dan tidak menyerah di berbagai hal

9) Mampu untuk mengelola keuangan dengan baik

10) Mampu melakukan manajemen waktu dengan efektif dan efisien

11) Memiliki kemampuan mengajar yang baik pada tingkat sekolah dasar

12) Memiliki kemauan dan semangat yang tinggi untuk belajar bahasa Korea

13) Bisa membaca dan sudah menghafal huruf hangul (huruf dalam bahasa Korea)

14) Memiliki kemauan dan semangat yang tinggi untuk belajar bahasa Inggris

b. Weaknesses (kelemahan)
Kelemahan dalam analisis SWOT adalah keterbatasan atau kekurangan pada satu atau
bahkan lebih sumber daya perusahaan relative pada pesaingnya. Hal ini bisa menjadi hambatan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayani.

Komponen contoh analisis SWOT terhadap diri sendiri:

1) Kemampuan bahasa Inggris masih termasuk dalam level intermediate (menengah)

2) Kemampuan bahasa Korea masih termasuk dalam level 1, yaitu percakapan dasar dan
penggunaan bahasa Korea dalam hal umum

3) Memiliki prestasi bidang akademik yang minim

4) Dukungan keuangan yang masih kurang

5) Ceroboh dan kurang sabar dalam beberapa hal

6) Memiliki sifat pelupa

c. Opportunities (peluang)

Peluang dalam analisis SWOT adalah situasi utama dimana terdapat keuntungan dalam
sebuah lingkungan perusahaan. Perusahaan dapat menganalisis segmen pasar yang sebelumnya
mungkin terlewatkan, misalnya perubahan kondisi persaingan, perubahan teknologi, hingga
membaiknya hubungan dengan pembeli. Hal-hal inilah yang bisa menjadi peluang bagi
perusahaan.

Komponen contoh analisis SWOT terhadap diri sendiri:

1) Beasiswa GKS (Global Korean Scholarship) yang membuka kesempatan bagi lulusan S1
Indonesia yang ingin melanjutkan perkuliahan jenjang S2 (termasuk kesempatan bagi yang ingin
melanjutkan studi S2 jurusan elementary education).

2) Adanya kesempatan penerimaan calon dosen pendidikan guru sekolah dasar bagi lulusan S2
dengan jurusan yang linier.

3) Dukungan yang sangat besar dari orang tua dan teman.

4) Persyaratan dari beasiswa GKS (Global Korean Scholarship) yang tidak mewajibkan pendaftar
untuk memiliki sertifikat kemampuan bahasa Inggris.

5) Persyaratan dari beasiswa GKS (Global Korean Scholarship) yang tidak mewajibkan pendaftar
untuk memiliki sertifikat kemampuan bahasa Korea.

6) Persyaratan dari beasiswa GKS (Global Korean Scholarship) yang tidak mewajibkan pendaftar
untuk memiliki sertifikat prestasi bidang akademik.

d. Threats (ancaman)

Ancaman dalam analisis SWOT adalah situasi utama yang tidak menguntungkan pada
lingkungan perusahaan. Ancaman bisa menjadi penghalang bagi perusahaan untuk
mendapatkan posisi yang dikehendaki. Beberapa hal yang menjadi ancaman bagi perusahaan
adalah adanya pesaing baru, lambannya pertumbuhan pasar, meningkatnya tawar-menawar dari
pembeli atau pemasok utama, adanya perubahan teknologi, hingga adanya revisi peraturan
(Sedarmayanti, 2014).

Komponen contoh analisis SWOT terhadap diri sendiri:

1) Kuota beasiswa GKS (Global Korean Scholarship) lebih mengutamakan jurusan bidang sains
dan teknologi.

2) Kuota beasiswa GKS (Global Korean Scholarship) lebih mengutamakan pendaftar yang telah
memiliki sertifikat kemampuan bahasa Korea sebelumnya (mendapat nilai tambahan dari
penyeleksi beasiswa).

3) Persaingan yang ketat antar mahasiswa lulusan S1 dari seluruh Indonesia dan berbagai
negara.

4) Tuntutan dari orang tua untuk menyelesaikan jenjang perkuliahan S2 sebelum menikah.

4. Alasan intuisi kewirausahaan antara personal satu dengan yang lain berbeda-beda.

KBBI menjelaskan bahwa intuisi adalah kesanggupan untuk memahami suatu hal tanpa
memikirkan dan mempelajari hal tersebut. Intuisi dapat dimaknai sebagai bisikan hati, gerak
hati, firasat, atau feeling. Intuisi juga dapat diartikan sebagai pemahaman tiba-tiba terhadap
suatu hal setelah mencoba menyelesaikan suatu masalah, namun tidak juga berhasil (Ben-Zeev
& Star, 2002). Berdasarkan pengertian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa intuisi adalah
kemampuan untuk memahami hal dan melakukan penyelesaian masalah berdasarkan firasat dan
kata hati, bisa juga berhasil namun bisa juga tidak berhasil.
Intuisi pada setiap wirausahawan akan berpengaruh pada pemikirannya dalam
mengembangkan inovasi dan menyelesaikan tantangan di bidang kewirausahaannya. Intuisi
muncul dan terlatih baik jika individu tersebut memiliki banyak pengalaman, berkemauan untuk
berfikir, hingga menganggap tantangan bukan hambatan melainkan ia melewatinya dengan
senang hati. Beberapa hal ini bisa membantu seseorang untuk mempertajam intuisinya. Setiap
individu pasti memiliki pengalaman dan cara berpikir yang berbeda-beda. Semakin banyak
pengalaman pada bidang yang ia tekuni, semakin tinggi pula intuisinya. Hal inilah yang menjadi
alasan mengapa intuisi kewirausahaan antara personal satu dengan yang lain berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai