Makalah Manajemen Tata Ruang Rumah Sakit (Persyaratan Teknis) ....
Makalah Manajemen Tata Ruang Rumah Sakit (Persyaratan Teknis) ....
SAKIT
PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA RUMAH SAKIT
Nama Anggota :
1. Husky Arya Yulankara 10819007
2. Muhammad Mu’tasim Billah 10819008
3. Nur Azizah Arsania 10819011
4. Hilmi Nur Widiyas Rama 10819013
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah manajemen tata
ruang rumah sakit dengan judul : persyaratan teknis prasarana rumah sakit.
Makalah ini dapat terwujud berkat kerja sama dengan berbagai pihak.
Dengan ini kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Manajemen Tata
Ruang Rumah Sakit serta teman - teman yang memberikan manfaat serta
motivasi, untuk lebih aktif, kreatif, dalam menyusun dan menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini jauh dari sempurna
dari segi penyampaian maupun tata bahasa. Dan tidak menutup kemungkinan
dalam penyusunan tugas ini terdapat kesalahan atau kekurangan sehingga kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan Makalah ini dan
demi meningkatkan mutu tugas di masa depan.
Harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
mudah – mudahan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan dari
semua pihak – pihak terutama dosen dan mahasiswa khususnya di lingkungan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
2) Hidran Halaman
Hidran halaman diperlukan untuk pemadaman api dari luar
bangunan gedung. Sambungan slang ke hidran halaman harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh instansi
kebakaran setempat.
3) Sistem Springkler Otomatis.
Sistem springkler otomatis harus dirancang untuk
memadamkan kebakaran atau sekurang-kurangnya mempu
mempertahankan kebakaran untuk tetap, tidak berkembang,
untuk sekurang-kurangnya 30 menit sejak kepada springkler
pecah.
4) Pemadam Api Ringan (PAR)
Alat pemadam api ringan kimia (APAR) harus ditujukan untuk
menyediakan sarana bagi pemadaman api pada tahap awal.
Konstruksi APAR dapat dari jenis portabel (jinjing) atau
beroda.
3) Tangga
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang
dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan kemiringan
pijakan dan tanjakan dengan lebar yang memadai.
a) Persyaratan Tangga
- Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang
berukuran seragam Tinggi masing-masing
pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm.
- Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600.
- Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa
usungan dalam keadaan darurat, untuk
mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya
kebakaran atau ancaman bom
- Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat
membahayakan pengguna tangga.
- Harus dilengkapi dengan pegangan rambat
(handrail).
- Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan
ketinggian 65 cm ~ 80 cm dari lantai, bebas dari
elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian
ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik
ke arah lantai, dinding atau tiang.
- Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada
bagian ujungujungnya (puncak dan bagian bawah)
dengan 30 cm.
- Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus
dirancang sehingga tidak ada air hujan yang
menggenang pada lantainya.
4) Lift / Elevator
Lift merupakan fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi
petugas RS maupun untuk pasien. Oleh karena itu harus
direncanakan dapat menampung tempat tidur pasien.
a) Persyaratan Lift
- Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30
m dan lebar pintunya tidak kurang dari 1,20 m
untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur
dan stretcher bersama-sama dengan
pengantarnya.
- Lif penumpang dan lift service dipisah bila
dimungkinkan.
- Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lif sebagai
sarana hubungan vertikal dalam bangunan
gedung harus mampu melakukan pelayanan
yang optimal untuk sirkulasi vertikal pada
bangunan, sesuai dengan fungsi dan jumlah
pengguna bangunan RS.
- Setiap bangunan RS yang menggunakan lif
harus tersedia lif kebakaran yang dimulai dari
lantai dasar bangunan (ground floor).
- Lif kebakaran dapat berupa lif khusus
kebakaran/lif penumpang biasa/lif barang yang
dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam
keadaan darurat dapat digunakan khusus oleh
petugas kebakaran.
2.9 Sarana Evakuasi
Setiap bangunan RS harus menyediakan sarana evakuasi bagi
orang yang berkebutuhan khusus termasuk penyandang cacat yang
meliputi :
- Sistem peringatan bahaya bagi pengguna,
- Pintu keluar darurat
- Jalur evakuasi yang dapat menjamin pengguna bangunan RS untuk
melakukan evakuasi dari dalam bangunan RS secara aman apabila
terjadi bencana atau keadaan darurat.
a) Persyaratan Teknis
- Untuk persyaratan sarana evakuasi pada
bangunan RS harus dipenuhi standar tata cara
perencanaan sarana evakuasi pada bangunan
gedung.
- Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang
belum mempunyai SNI, dapat digunakan
standar baku dan pedoman teknis yang
diberlakukan oleh instansi yang berwenang.
3.1 Kesimpulan
Prasarana atau sistem utilitas Rumah Sakit adalah sistem dan
peralatan yang mendukung pelayanan mendasar perawatan kesehatan yang
aman. Sistem ini mencakup distribusi listrik, air, ventilasi dan aliran udara,
gas medis, pipa air, pemanasan, limbah, dan sistem komunikasi dan data.
Adapun sistim proteksi kebakaran yang sudah dibahas yaitu ada sistim proteksi
pasif dan sistim proteksi aktif.
Persyaratan komunikasi dalam rumah sakit dimaksudkan sebagai
penyediaan sistem komunikasi baik untuk keperluan internal bangunan
maupun untuk hubungan ke luar, pada saat terjadi kebakaran dan/atau
kondisi darurat lainnya. Termasuk antara lain: sistem telepon, sistem tata
suara, sistem voice evacuation, dan sistem panggil perawat. Sistim proteksi
petir ialah Suatu instalasi proteksi petir dapat melindungi semua bagian
dari bangunan rumah sakit, termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan
instalasi serta peralatan lainnya terhadap bahaya sambaran petir.
Instalasi proteksi petir disesuaikan dengan adanya perluasan atau
penambahan bangunan rumah sakit. Setelahnya ada sistim kelistrikan,
Sistem instalasi listrik dan penempatannya harus mudah dioperasikan,
diamati, dipelihara, tidak membahayakan, tidak mengganggu dan tidak
merugikan lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain, serta
perancangan dan pelaksanaannya harus berdasarkan PUIL/SNI.04-0225
edisi terakhir dan peraturan yang berlaku.
System ventilasi dan pengkondisian udara sudah menjadi sebuah
keharusan bagi Setiap bangunan rumah sakit harus mempunyai ventilasi
alami dan/atau ventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya.
Bangunan rumah sakit harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada
pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk
kepentingan ventilasi alami. System pengendalian kebisingan dan getaran
tak luput dari pembahasan dimana kenyamanan terhadap kebisingan,
kenyamanan terhadap getaran harus diperhatikan untuk lebih lancaranya
pelayanan disuatu rumah sakit.
Sistem Hubungan (Transportasi) Vertikal dalam Rumah Sakit,
Setiap bangunan RS bertingkat harus menyediakan sarana hubungan
vertikal antar lantai yang memadai untuk terselenggaranya fungsi
bangunan RS tersebut berupa tersedianya tangga, ram, lif, tangga
berjalan/eskalator, dan/atau lantai berjalan/travelator. Sarana evakuasi juga
harus diperhatikan, Setiap bangunan RS harus menyediakan sarana
evakuasi bagi orang yang berkebutuhan khusus termasuk penyandang
cacat yang meliputi :
- Sistem peringatan bahaya bagi pengguna,
- Pintu keluar darurat
- Jalur evakuasi yang dapat menjamin pengguna bangunan RS untuk
melakukan evakuasi dari dalam bangunan RS secara aman apabila
terjadi bencana atau keadaan darurat. Aksesibilitas Penyandang
Cacat, Setiap bangunan RS, harus menyediakan fasilitas dan
aksesibilitas untuk menjamin terwujudnya kemudahan bagi
penyandang cacat dan lanjut usia masuk dan keluar ke dan dari
bangunan RS serta beraktivitas dalam bangunan RS secara mudah,
aman, nyaman dan mandiri.
Prasarana / Sarana Umum , Guna memberikan kemudahan bagi
pengguna bangunan RS untuk beraktivitas di dalamnya, setiap bangunan
RS untuk kepentingan umum harus menyediakan kelengkapan prasarana
dan sarana pemanfaatan bangunan RS, meliputi: ruang ibadah, toilet,
tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.
3.2 Saran
Kami selaku penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan tugas ini, tentu kritik dan saran dari pembaca sangat kami
butuhkan untuk terciptanya penugasan yang lebih baik dan menjadi bahan
evaluasi kami kedepannya. Segenap penulis tugas mengucapkan mohon
maaf sebesar besarnya bila ada salah dan kekurangan juga atas koreksinya
kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Sekian dari kami,
sampa jumpa dan terimakasih.