Review Jurnal Teori Produksi Ekonomi Mikro PDF Free
Review Jurnal Teori Produksi Ekonomi Mikro PDF Free
Oleh :
Yennie Dwi Rozanti
196020100111032
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan karuniaNya
sehingga makalah critical journal review ini dapat kami selesaikan sebagai tugas individu mata kuliah
Ekonomi Mikro Intermediate Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya. Adapun
artikel penelitian yang kami lakukan review dan kritisi berkaitan dengan Teori Produksi dengan judul
“Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usaha Tani Jagung (Zea mays L.)
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Dr. Multifiah, S.E., M.E selaku dosen
pengampu mata kuliah ini dan juga teman-teman mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi kelas Bappenas
Dalam Negeri Tahun Ajaran 2019/2020 yang telah berkenan sharing dan berbagi ilmu dalam
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, masukan dan saran kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya,
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat baik bagi kami selaku penyusun maupun pembaca
PENDAHULUAN
Ilmu ekonomi mikro merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang menaruh perhatian pada
perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input,
barang dan jasa yang diperjual belikan. Ilmu ekonomi mikro sering disebut juga sebagai teori harga
(price theory) karena ekonomi mikro mempelajari bagaimana terbentuknya harga yang terbentuk
dari kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Salah satu teori dalam ekonomi mikro adalah
teori produksi dan teori biaya yang mempelajari tentang bagaimana perusahaan berperilaku untuk
memaksimalkan laba (profit). Perusahaaan dalam berperilaku tersebut selalu membuat tiga
Dalam teori produksi, analisa dilakukan terkait bagaimana seharusnya seorang pengusaha
dalam tingkat teknologi tertentu mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin. Faktor-faktor produksi tersebut dapat
berupa faktor produksi tanah (land), tenaga kerja (labor), dan modal (capital). Untuk memudahkan,
pada umumnya pembahasan teori produksi dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu teori produksi
dengan satu variabel input dan teori produksi dengan dua variabel input.
Dalam satu variabel input, dilakukan penyederhanaan dimana dianggap suatu proses
produksi hanya dipengaruhi oleh satu faktor produksi yang bersifat variabel (variabel input), yaitu
tenaga kerja sedangkan faktor produksi lainnya bersifat tetap. Analisis ini oleh para ahli disebut
sebagai kurun waktu produksi jangka pendek (short run). Adapun untuk teori produksi dengan dua
variabel input berarti semua faktor produksi bersifat variabel atau dapat berubah dan ditambah
sesuai dengan kebutuhan. Analisis ini disebut juga kurun waktu produksi jangka panjang (long run).
yang digunakan dalam proses produksi tersebut. Untuk menghitung biaya ini, perusahaan harus
mengetahui kuantitas dan kombinasi dari input/masukan yang dibutuhkannya dalam berproduksi
dan berapa harga input/masukan itu. Dalam analisis teori biaya, dilakukan juga pembagian antara
biaya dan keputusan keluaran (output) jangka pendek dengan jangka panjang. Dalam jangka
pendek, perusahaan dibatasi oleh adanya faktor produksi tetap, sedangkan dalam jangka panjang
tidak ada batasan faktor produksi tetap tersebut. Selain itu, dalam jangka pendek diasumsikan juga
perusahaan baru tidak dapat masuk dan perusahaan yang ada tidak dapat keluar dari industri.
Dalam jangka panjang, perusahaan bebas memasuki industri untuk mencari laba atau
Dalam critical journal review ini, contoh penelitian terkait teori produksi dan biaya dipilih
yang memiliki dua variabel input agar pembahasan lebih komprehensif. Produksi yang dianalisis
adalah produksi pada usaha tani jagung di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
dengan judul artikel “Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani
Jagung (Zea mays L.) (Studi Kasus di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang)”.
a. Menganalisis penelitian dalam jurnal sesuai dengan teori yang telah dipelajari di kelas; dan
b. Menganalisis kesesuaian penulisan jurnal penelitian sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah
1.3. Manfaat
a. Memahami aplikasi dari teori produksi dan teori biaya yang telah dipelajari di kelas;
c. Mampu melakukan penulisan penelitian ilmiah dalam jurnal secara baik dan benar.
Dalam melakukan critical journal review, kami memfokuskan pada 6 (enam) hal, yaitu
struktur penulisan, tata bahasa yang digunakan, relevansi penelitian yang dilakukan, metodologi
yang dipilih, pembuktian yang dilakukan serta kesimpulan yang diberikan penulis dalam artikel.
Terkait dengan struktur penulisan artikel, kriteria yang digunakan adalah template dari masing-
masing jurnal mengingat pedoman penulisan antar jurnal berbeda-beda. Selain template,
digunakan juga pedoman penulisan tata bahasa Bahasa Indonesia yang baku sebagai standar
review.
Identitas artikel dan jurnal untuk teori biaya adalah sebagai berikut.
Judul Artikel : Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani
Jagung (Zea Mays L.) (Studi Kasus Di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang)
Akreditasi : Sinta 3
Brawijaya
Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan penting dan
strategis setelah padi dalam pembangunan nasional. Posisi strategis Indonesia yang beriklim tropis
dan memiliki tanah yang subur dan laut yang luas, membuat Indonesia dapat digolongkan sebagai
negara agraris maritim serta selayaknya menempatkan produk pertanian dan kelautan sebagai
kekuatan utama, salah satu produk pertanian yang seharusnya bisa dikembangkan adalah jagung
(Kemendag, 2012).
Indonesia 2014 dengan nilai produksi sebesar 5.737.382 ton (BPS, 2015). Kabupaten Malang
merupakan kabupaten dengan produksi jagung terbesar ke-tujuh di Jawa Timur, salah satu desa
potensial tanaman jagung pangan yaitu Desa Dengkol dengan budidaya jagung hibrida yang sudah
Benih hibrida merupakan jenis benih yang potensial dan dapat memberikan penerimaan
yang lebih besar yang memungkinkan petani jagung mendapatkan hasil produksi sebesar 8-12
ton/ha. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana penggunaan alokasi faktor-faktor produksi
jagung yang efisien untuk mencapai tingkat pendapatan usaha tani yang optimal.
Masalah yang di bahas dalam artikel ini adalah tingkat efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor
produksi jagung yang dicapai petani pada tingkat produksi yang dilakukan, sehingga diketahui
a. Menganalisis efisiensi alokatif penggunaan faktor – faktor produksi pada usahatani jagung
di daerah penelitian;
b. Menganalisis tingkat produksi dan pendapatan petani pada usahatani jagung di daerah
penelitian;
d. Menganalisis pengaruh tingkat efisiensi yang dicapai petani terhadap tingkat pendapatan
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari petani jagung Desa Dengkol
Kecamatan Singosari Kabupaten malang. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dan
metode penentuan sampel menggunakan simple random sampling dengan metode rumus
Parel, et al (1973) yaitu sebanyak 36 orang dari 110 orang petani jagung yang menanam pada
musim tanam Februari s/d Juni 2015. Analisis data primer dilakukan dengan metode analisis
deskriptif dengan mengestimasi fungsi produksi dan analisis efisiensi alokatif, tabel cashflow
usaha tani untuk analisis tingkat produksi dan pendapatan, analisis fungsi produksi dan analisis
fungsi respon pendapatan dengan model Cobb-Douglas, serta analisis regresi linear berganda
yaitu produksi jagung dan variable independent adalah benih jagung hibrida, pupuk, tenaga
Variabel tenaga kerja dan lahan berpengaruh signifikan terhadap produksi usahatani jagung
input faktor produksi tersebut mempengaruhi secara nyata terhadap produksi usahatani
Dianalisis dengan membandingkan nilai produk marginal (NPMx) dan harga input (Px).
Hasilnya adalah baik tenaga kerja maupun lahan sama-sama tidak efisien, karena nilai
NPMx/Px >1. Penggunaan tenaga kerja masih tidak efisien, yaitu rata–rata dalam satu
yang optimum sebesar 97,46 HKSP. Sehingga penggunaan tenaga kerja perlu ditambah.
Adapun penggunaan lahan juga tidak efisien dengan nilai NPMx/Px sebesar 15,4. Artinya
penggunaan lahan masih terlalu sedikit dengan rata – rata sebesar 0,7, sementara untuk
Digunakan table cashflow perbandingan rata-rata tingkat produksi dengan data BPS dan rata-
rata hasil penelitian terdahulu. Hasilnya adalah tingkat produksi/ha di daerah penelitian
sejumlah 8.325 kg dengan harga jual Rp 1.275/kg dalam bentuk tongkol lebih tinggi
dibandingkan tingkat produksi di Kabupaten Malang (BPS) dan tingkat produksi rata - rata hasil
dengan data dari hasil penelitian-penelitian terdahulu tergolong rendah. Hal ini dikarenakan
perbedaan tingkat produktivitas di daerah masing – masing penelitian dan juga terjadi
Sehingga berdasarkan dari total rata-rata penerimaan per hektar dan total biaya per hektar
yang dikeluarkan, diperoleh nilai R/C ratio adalah sebesar 1,86. Artinya usahatani jagung di
Desa Dengkol menguntungkan dan layak dilanjutkan karena nilai R/C ratio lebih dari 1.
3. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh pada produksi dan pendapatan usahatani jagung di
daerah penelitian.
independent yang digunakna yaitu benih hibrida, pupuk, tenaga kerja, luas lahan, umur
yang digunakan yaitu produksi jagung, biaya benih, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, biaya
Variable biaya benih, biaya pupuk, biaya lahan berpengaruh negatif nyata, produksi
berpengaruh positif nyata sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya lainnya tidak terlihat
pengaruh secara nyata terhadap tingkat pendapatan petani jagung. Biaya benih, pupuk,
tenaga kerja berpengaruh negatif, sesuai dengan teori ekonomi apabila terjadi
berpengaruh positif sehingga dapat dikatakan semakin besar tingkat produksi yang dicapai
semakin tinggi pendapatan yang diperoleh. Biaya lahan dan biaya lainnya (biaya
penyusutan alat dan biaya pengangkutan) tidak tampak pengaruh yang nyata terhadap
pendapatan usahatani jagung di daerah penelitian, hal tersebut diduga disebabkan karena
data antar responden yang kurang bervariasi sehingga dalam analisis ini belum dapat
yang digunakan yaitu tingkat efisiensi tenaga kerja dan tingkat efisiensi lahan. Adapun hasilnya
adalah tingkat efisiensi tenaga kerja dan lahan tidak memperoleh koefisien regresi yang
signifikan sehingga analisis ini tidak dapat menyimpulkan pengaruh tingkat efisiensi lahan dan
2.2.6 Kesimpulan
1. Pada tingkat harga yang berlaku saat penelitian, penggunaan faktor – faktor produksi pada
usahatani jagung secara alokatif semuanya tidak efisien. Tenaga kerja dan lahan penggunaannya
2. Tingkat produksi usahatani jagung di daerah penelitian tergolong tinggi dibandingkan dengan data
dari BPS Kab. Malang maupun rata –rata produksi hasil penelitian –penelitian terdahulu di Jawa
3. Penggunaan tenaga kerja dan lahan berpengaruh positif terhadap produksi artinya penambahan
tenaga kerja dan lahan di daerah penelitian dapat meningkatkan produksi jagung karena
penggunaan tenaga kerja dan lahan masih sedikit. Dari sisi pendapatan, pengeluaran biaya benih,
biaya pupuk, dan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan artinya
Sedangkan jumlah produksi berpengaruh positif artinya jumlah produksi dapat meningkatkan
4. Tingkat efisiensi alokatif tenaga kerja dan lahan tidak dapat disimpulkan pengaruhnya terhadap
tingkat pendapatan usahatani jagung dalam hasil analisis penelitian ini, dikarenakan data antar
2.3.1 Kelebihan
1. Latar belakang penulis dari Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
adalah sesuai (relevan) dengan topik penelitian yang ditulisnya sehingga hasilnya lebih dapat
dipercaya (qualified).
2. Penulis sangat kritis dan dapat menunjukkan pentingnya penelitian tersebut dilakukan untuk
pendapatan petani jagung hibrida sebagai komoditas pangan utama yang dibudidayakan di
3. Secara umum, susunan artikel sudah sesuai dengan template manuskrip/artikel sebagai
ketentuan penulisan artikel yang diterbitkan di Jurnal Habitat mulai penerbitan tahun 2015.
Artikel diawali dengan Judul Artikel, Nama Penulis, Alamat Afiliasi Penulis, diikuti dengan
abstrak yang ditulis dengan huruf miring (Italic) sepanjang 150-200 kata. Khusus untuk Abstrak,
teks ditulis dengan margin normal, ukuran font 11 pt, dan jenis huruf Times New Roman serta
jarak antar baris satu spasi. Karena artikel yang ditulis berbahasa Indonesia, maka abstrak juga
telah ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sesuai ketentuan. Bagian Abstrak telah
dituliskan dalam satu paragraf saja dengan format satu kolom serta memuat inti permasalahan
yang akan dikemukakan, metode pemecahannya, dan hasil-hasil temuan saintifik yang
4. Metode penelitian yang digunakan penulis sudah sesuai, yaitu menggunakan metode analisis
deskriptif untuk data primer, dengan analisis fungsi produksi dan analisis regresi berganda
5. Kesimpulan dan saran yang diberikan sudah sesuai dengan data dan hasil pembahasan yang
dilakukan sebelumnya.
a. Penulisan kata “usahatani” yang digabung tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Berdasarkan KBBI penulisan “usahatani” dipisah yaitu “usaha tani”, yang artinya
b. Penggunaan kata hubung yang kurang tepat dan terkesan mengambang, seperti :
- Desa Dengkol merupakan desa potensi jagung pangan di Kabupaten Malang yang sudah
lebih dari 25 tahun lalu. Benih hibrida ini seharusnya dapat memberikan penerimaan
tingkat efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi jagung yang dicapai petani
c. Pengulangan kata yang tidak efektif dan kurang enak dibaca, antara lain :
- Penentuan lokasi ini dilakukan secara purposive yang didasarkan pada Desa Dengkol
tersebut merupakan salah satu desa yang petaninya menanam tanaman jagung pangan
(hlm 137).
- Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode simple
menggambarkan kondisi riil dan harapan yang ingin dicapai. Perlu disampaikan berapa jumlah
hasil produksi dan pendapatan riil saat penelitian dilakukan sehingga dapat dibandingkan
3. Penulis mengambil data secara sampling pada populasi pelaku usaha tani jagung hibrida di
Desa Dengkol Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Metode simple random sampling
digunakan namun tidak disebutkan berapa jumlah sampel yang diambil. Penulis hanya
orang petani jagung yang menanam pada musim tanam Februari s/d Juni2015. Padahal pada
pembuktian tingkat efiisensi alokasi faktor produksi penelitian ini tidak dapat disimpulkan
4. Pada pembahasan analisis tingkat produksi dan pendapatan selain dibandingkan dengan data
sekunder BPS juga dibandingkan dengan data penelitian terdahulu. Namun dalam artikel ini
pendapatan usaha tani jagung hibrida telah dilakukan juga oleh peneliti yang lain.
5. Penulis kurang lengkap dalam memberikan penjelasan istilah yang digunakan dan keterangan
dalam tabel sehingga membingungkan pembaca yang awam seperti HKSP berkaitan dengan
6. Penulis tidak memperhitungkan penggunaan tenaga kerja pria atau wanita sebagai variabel
faktor produksi tenaga kerja yang digunakan. Mengingat peningkatan jumlah tenaga kerja pada
daerah penelitian hanya dapat meningkatkan produksi jagung dalam jumlah yang tergolong
kecil, maka efektivitas penggunaan faktor produksi tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara
laki-laki.
7. Penulis belum memperhitungkan penggunaan mesin sebagai faktor produksi. Hal ini sebagai
alternatif pengolahan lahan usaha tani jagung dengan menggunakan mesin untuk
memaksimalkan jumlah produksi. Mengingat tenaga kerja yang digunakan sedikit dan
penambahannya pun tidak berpengaruh besar pada peningkatan produksi jagung, maka
produksi, serta melihat adanya pengeluaran biaya benih dan biaya pupuk berpengaruh negatif
terhadap pendapatan, maka penulis perlu memperhitungkan pengelolaan masa tanam yang
perhitungan biaya usaha. Biaya pemasaran akan meningkatkan jumlah penjualan dan biaya
distribusi akan melancarkan pasokan dan menguatkan jaringan yang muaranya pada peningkatan
pendapatan pelaku usaha tani jagung. Adapun biaya modal perlu dipertimbangkan untuk
Dari hasil pembahasan baik kelemahan dan kekurangan artikel tersebut, secara umum
dapat disimpulkan bahwa meskipun terdapat kesalahan tata bahasa penulisan, kurangnya
penjelasan istilah, kurangnya penentuan sample sehingga menyebabkan data antar responden
kurang bervariasi, serta penggunaan tenaga kerja yang tidak spesifik sehingga berpengaruh pada
efektivitas penggunaan faktor produksi, artikel ini cukup bagus dan dapat menunjukkan alokasi faktor
produksi yang dapat ditingkatkan untuk mengoptimalkan pendapatan pelaku usaha tani jagung.
Namun demikian hal utama yang perlu diperhatikan pada penelitian dengan topik serupa
selanjutnya adalah penentuan sample yang lebih banyak agar data yang digunakan lebih variatif
sehingga diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan tingkat efisiensi alokatif penggunaan faktor-
Adapun untuk saran, Penulis perlu lebih teliti dalam penggunaan tata bahasa, dan jelas
dalam penggunaan istilah dalam artikel, sehingga pembaca lebih nyaman dalam memahami dan
mencerna isi artikel. Selain itu, untuk memperoleh gambaran yang lebih baik terhadap efisiensi
alokatif faktor-faktor produksi usaha tani jagung, penulis perlu menyesuaikan variable yang
digunakan dengan melihat kondisi riil daerah penelitian. Efisiensi penggunaan faktor produksi
antara lain melalui pemilihan varietas benih disesuaikan dengan kondisi lahan untuk mengurangi
resiko gagal panen, penggunaan mesin untuk produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi, serta
pengelolaan masa tanam yang lebih efektif untuk mempercepat masa panen sehingga
meningkatkan pendapatan.
Case, Karl. E, Ray C. Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Edisi Ketujuh. Indeks: Jakarta
Sukirno, Sadono. 2015. MikroEkonomi teori Pengantar : Edisi Ketiga. Raja Grafindo Persada :
Jakarta