Askep Gagal Jantung Paliatif
Askep Gagal Jantung Paliatif
Disusunoleh:
SEMESTER V/ 3C
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATARBELAKANG
Perawatan paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah) adalah
setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada
pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk
menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu
sendiri atau memberikan menyembuhkan..Tujuannya adalah untuk
mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup
orang menghadapi yang serius, penyakit yang kompleks.
Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu
memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan
metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan tekanan yang
abnormal pada jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
(Harrison, 2013; Saputra, 2013). Pada kondisi gagal jantung kongestif
adanya peningkatan tekanan vaskular pulmonal akibat gagal jantung kiri
menyebabkan overload tekanan serta gagal jantung kanan (Aaronson &
Ward, 2010).
Gagal jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di seluruh dunia (Goodman & Gilman, 2011). risiko terjadinya
gagal jantung semakin meningkat sepanjang waktu. Menurut data WHO
2013, 17,3 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskular pada
tahun 2008 dan lebih dari 23 juta orang akan meninggal setiap tahun
dengan gangguan kadiovaskular (WHO, 2013). Lebih dari 80% kematian
akibat gangguan kardiovaskular terjadi di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah (Yancy, 2013).
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan masalah
kesehatan masyarakat dan merupakan penyebab kematian tertinggi di
Indonesia (Depkes RI, 2009), maka perlu dilakukan pengendalian penyakit
jantung dan pembuluh darah secara berkesinambungan. gagal jantung
merupakan kondisi akhir dari penyakit jantung dan pembuluh darah kronis
seperti hipertensi, diabetes mellitus, aritmia, infark miokard dan lain-lain.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
A. PENGERTIAN UMUM
A. ETIOLOGI
Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung
dikelompokkan berdasarkan faktor etiologi eksterna maupun interna, yaitu:
1. Faktor eksterna
Meliputi hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia kronik.
2. Faktor interna
a. Disfungsi katup : Ventricular septum defect(VSD),
Atria Septum Defect(ASD), Stenosis mitral, dan insufisiensi
mitral.
b. Distritmia : Atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi,
dan heart block.
c. Kerusakan miokard : Kardiomiopati, miokrditis, dan
infark miokard.
d. Infeksi : Endokarditis bacterial sub akut.
B. PATOFISIOGI
F. KOMPLIKASI
1. Kematian
2. Edema pulmoner akut
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui pembatsan aktifitas atau dengan istirahat
2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
a. Mengatasi keadaan yang reversible termasuk miksedema dan
aritmia
b. Digitalisasi
3. Koreksi sebab – sebab yang dapt diperbaiki , penyebab – penyebab
utama yang dapt diperbaiki adalah lesi katup jantung, iskemia miokard,
aritmia, depresi miokardium diinduksi alcohol, pirau intrakrdial dan
keadaan output tinggi.
4. Diet dan aktivitas, pasien – pasien sebaiknya membatasi garam (2 gr
natrium atau 5 gr garam). Pada gagal jantung berat dengan pembatasan
aktifitas, tetapi bila pasien stabil dianjurkan peningkatan aktifitas secara
teratur.
5. Terapi beta bloker
6. Transplantasi jantung
7. Kardiomioplasti
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Pada pemeriksaan keadaan umum klien dengan gagal jantung
biasanya didapatkan kesadaran yang baik atau compos mentis dan
akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi
sistem saraf pusat
2) B1 (Breathing)
Pengkajian yang didapat adalah dispnea, ortopnea, dispnea
nokturnal paroksimal, batuk dan edema pulmonal akut. Crackles
atau ronchi basah halus secara umum terdengar pada posterior paru.
3) B2 (Bleeding)
Inspeksi : Terdapat distensi vena jugularis, edema, pitting
edema.
Palpasi : Perubahan nadi yang cepat dan lemah, pulsus
alternans.
Auskultasi : Terdengar suara crackles pada paru-paru.
Perkusi : Batas jantung ada pergeseran yang menandakan
adanya hipertrofi jantung (kardiomegali).
4) B3 (Brain)
Kesadaran biasanya compos mentis, didapatkan sianosis perifer
apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien :
wajah meringis, merintih, menangis, gelisah.
5) B4 (Bladder)
Pemantauan adanya oliguria sebagai tanda awal syok kardiogenik.
Adanya edema ekstremitas menandakan adanya retensi cairan yang
parah.
6) B5 (Bowel)
Klien biasanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan akibat
pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen, serta
penurunan berat badan.
7) B6 (Bone)
Hal-hal yang biasanya terjadi dan ditemukan pada pengkajian ini
adalah kulit klien terasa dingin dan mudah lelah .
2. Diagnosa
a. Nyeri dada akut berhubungan dengan penurunan suplai darah ke
miokardium
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema pada paru
(perubahan membran kapiler-alveolar)
c. Ansietas berhubungan dengan penyakit terminal
3. Intervensi
Adapun intervensi keperawatan pada klien dengan gagal jantung
kongestif menurut NANDA (2013), adalah sebagai berikut :
a. Nyeri dada akut berhubungan dengan penurunan suplai darah ke
miokardium
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
nyeri klien teratasi dengan
kriteria hasil :
A. Pengkajain
1. Biodata
a. Identitas klien
1) Nama : Tn. S
2) Umur : 50 tahun
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
6) Kawin/Belum : kawin
7) Pendidikan : Tamat SMK
8) Pekerjaan : Buruh
9) Alamat : Sidomukti
b. Identitas penanggung jawab
1) Nama : Ny. T
2) Umur : 46 tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
6) Kawin/Belum : kawin
7) Pendidikan : SLTA
8) Pekerjaan : Wiraswasta
9) Hubungan : Istri
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri menjalar ke punggung sejak
3 hari yang lalu. Nyeri bertambah apabila dibuat aktivitas dan berkurang
bila saat istirahat.
Q : Seperti ditusuk-tusuk
S : Skala 7
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: Pasien
6. Riwayat psikososial
a. Bahasa yang digunakan
Pasien menggunakan bahasa indonesia dan jawa
b. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya karena tidak kunjung
sembuh dan semakin parah
c. Konsep diri :
1)Body image
Pasien menerima kondisinya saat ini dan bersyukur kepada Tuhan
karena telah diberi umur panjang.
2)Ideal diri
Pasien berkeinginan agar anak-anaknya menjadi orang yang sukses
dan memiliki pekerjaan yang mapan.
3)Harga diri
Pasien merasa dihargai dan dihormati oleh keluarganya.
4)Peran diri
Pasien berperan sebagai seorang Bapak
5)Personal identity
Pasien adalah seorang Laki-laki sekaligus Bapak yang memiliki 4
orang anak
c. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien labil, pasien kadang merasa cemas karena
kondisinya.
e. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara
Pasien merespon lawan bicaranya
f. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga sangat baik, pasien selalu
menceritakan setiap kejadian kepada keluarganya
g. Hubungan dengan saudara
Hubungan pasien dengan saudara baik-baik saja
h. Kegemaran / hobby
Pasien memiliki hobi membaca koran
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
1) Kebiasaan
a) Pola makan : Nasi, lauk, sayur-sayuran
b) Frekuensi makan : 3 x sehari
c) Nafsu makan : Baik
d) Makanan pantang : tinggi garam
e) Minuman dalam sehari : 8 gelas/hari
2) Selama di rumah sakit
a) Pola makan : pemberian makanan
tambahan yang banyak mengandung kalium
b) Frekuensi makan : 3 x sehari
c) Makanan pantang : tinggi garam
d) Minuman dalam sehari : 5-6 gelas/hari
b. Eliminasi
1) Buang air kecil
Kebiasaan
a) Frekwensi : 5 – 6 x/hari
b) Warna : Kuning
c) Bau : Pesing
Perubahan selama di Rumah sakit
a) Frekwensi 4-5 kali/hari, BAK sering dimalam hari
b) Karasteristik warna urine klien gelap bau khas
2) Buang air besar
Kebiasaan
a) Frekwensi : 1 x/sehari
b) Warna : Kuning
c) Konsistensi : Keras
Perubahan selama di RS
a) Frekwensi : 1 x dalam 3 hari
b) Konsistensi : Lembek.
c. Olah raga dan aktivitas
1) Klien tidak suka olah raga
2) Klien tidak mampu melakukan aktifitas dan merasa nyeri pada
bagian dada
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi
ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi
Keterangan
1 : mandiri
2 : dibantu sebagian
3 : dibantu orang lain
4 : dibantu orang lain dan alat
5 : ketergantungan total
8. Pemeriksaan fisik
a. BB : 60Kg, TB : 175cm
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 150/100 mmHg
N : 105 x/menit
S : 37 0 C
P : 28 x/menit
d. Kepala
Inspeksi :
1) Kulit kepala : Nampak bersih
2) Warna rambut : hitam sedikit beruban
3) Distribusi rambut : Merata
Palpasi :
1) Tidak ada rasa nyeri tekan pada kepala
2) Tidak ada massa atau benjolan
3) Rambut mudah rontok
e. Muka
Inspeksi :
1) Muka nampak simetris kiri dan kanan
2) Tidak nampak benjolan pada dahi
3) Warna kulit sama sekitarnya
Palpasi :
1) Tida ada massa atau benjolan pada dahi.
2) Tidak ada nyeri tekan
f. Mata
Inspeksi :
1) Palpebra : Tidak nampak ada oedem
2) Sclera : Tidak icterus
3) Conjungtiva : merah muda
4) Pupil : Isokor
5) Bola mata : Dapat bergerak ke segala arah
Palpasi :
1) Tidak ada nyeri tekan pada bola mata
2) Tidak ada peningkatan tekanan intra okuler
g. Hidung
Inspeksi :
1) Lubang hidung simetris kiri dan kanan
2) Tidak nampak adanya deviasi pada septum
3) Tidak ada peradangan atau lesi
4) Mukosa hidung tampak lembab
Palpasi :
1) Tidak ada rasa nyeri tekan pada sinus maxillaris, etmoidalis,
frontalis.
2) Tidak teraba adanya massa atau benjolan.
h. Telinga
Inspeksi :
1) Tidak ada pengeluaran cairan pada lubang telinga
2) Tidak tampak adanya serumen
3) Tidak ada peradangan atau lesi
4) Nampak simetris kiri dan kanan
5) Klien tidak memakai alat bantu pendengaran
Palpasi :
1) Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan pinna
2) Tidak ada nyeri tekan pada mastoid
i. Rongga mulut
Inspeksi :
1) Gusi :
a) Berwarna merah
b) Tidak ada peradangan
2) Lidah : nampak agak kotor
3) Bibir : membran mukosa bibir kering, pucat
j. Leher
Inspeksi :
1) Tidak nampak adanya pembesaran pada kelenjar limfe
2) Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid
3) Tidak tampak adanya bendungan pada vena jugularis
4) Tidak ada peradangan atau lesi.
Palpasi :
1) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar lymfe.
2) Tidak teraba adanya pembesaran pada kelenjar tyroid
3) Tidak teraba adanya bendungan pada vena jugularis
4) Tidak teraba adanya kelenjar atau massa.
k. Thoraks dan paru
Inspeksi :
1) Bentuk dada normal chest/simetris kiri dan kanan
2) Pergerakan dada mengikuti irama pernafasan
3) Irama pernafasan teratur
4) Frekuensi pernafasan 22 x/menit
Palpasi :
1) Tidak teraba adanya massa atau benjolan
2) Ada nyeri tekan pada dada
Auskultasi
1) Bunyi pernafasan Sonor/timpani pda lapang kanan dan kiri
2) Tidak ada bunyi tambahan
l. Jantung
Inspeksi :
1) Konjungtiva tidak anemis, bibir dan kuku tidak ada sianosis.
Tidak nampak ictus cordis, tidak nampak dextro cordia
Perkusi:
1) Terjadi pembesaran jantung (ketika di perkusi bunyi dullnes ada
siantar ICS 2-7).
Auskultasi
1) Bunyi gallop tidak ditemukan, bunyi jantung murmur, bunyi S1
dan S2 melemah
m. Abdomen
Inspeksi :
1) Tidak nampak adanya massa atau benjolan
2) Tidak ada bekas luka di perut
3) Nampak simetris kiri dan kanan
Auskultasi :
1) Peristaltik usus 6 x/menit
2) Bunyi bising usus tidak terdengar
Perkusi :
1) Bunyi tympani : Pada kwadran kiri atas, bawah, sisi kanan atas
bunyi pekak.
Palpasi :
1) Tidak teraba adanya massa/benjolan
2) Hati dan lympa tidak teraba
3) Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
n. Ekstremitas
1) Ekstrimitas atas
Inspeksi :
a) Nampak simetris kiri dan kanan
b) Tidak ada atrofi atau oedema
c) Nampak fleksi pada sendi kiri dan kanan
d) Kuku nampak agak kotor.
Palpasi
a) Tidak teraba adanya benjolan
b) Tidak ada nyeri tekan
c) Tidak ada bunyi krepitasi
2) Ekstrimitas bawah
Inspeksi :
a) Nampak simetris kiri dan kanan
b) Tidak ada oedema atau pembengkakan
Palpasi
a) Tidak teraba adanya massa atau benjolan
b) Tidak ada nyeri tekan
c) Tidak ada bunyi krepitasi
B. ANALISA DATA
N DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
O
Q : Seperti ditusuk-
tusuk
S : Skala 7
T : Nyeri bertambah
apabila sedang
beraktivitas
DO
1. Pasien kelihat
menyeringai kesakitan,
keluar keringat dingin
dan terlihat pucat
TD : 160/100 mmHg
R : 22x/menit
N : 96x/menit
DO
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuty biologis
2. Cemas berhubungan dengan Kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut
akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan
D. INTERVENSI
D NOC NIC
X
F. EVALUASI
D TANGGA CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
X L
A. KESIMPULAN
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk kebutuhan
metabolisme jaringan dan0 kmampuannya hanya ada kalau disrtai peninggian
volume diastolk secara abnormal.
Penyebab gagal jantung ada dua yaitu faktor ekternal dan internal. Terdapat
tiga aspek penting dalam menaggulangi gagal jantung yaitu pengobatan
terhadap penyakit yang mendasari dan pengobatan faktor pencetus.
Ada banyak sekali mafestasi klinik diantaranya Peningkatan volume
intravaskular (gambaran dominan) kongesti jaringan peningkatan, desakan
vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk dan sesak nafas,.
peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer
umum dan penambahan berat badan.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gagal Jantung dengan tepat
sehingga dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan dan komplikasi yang
tidak diinginkan
DAFTAR PUSTAKA