Anda di halaman 1dari 17

1

MINI RISET
PSIKOLOGI OLAHRAGA

Cristovel Purba
(6193111002)

KELAS : PJKR V B 2019

NAMA DOSEN : Doris Apriani Ritonga, S.Psi., M.A.

MATA KULIAH : Psikologi Olahraga

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya tugas
Mini Riset dapat terselesaikan tepat waktu. Hasil Mini Riset ini ditulis guna memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Olahraga ini. Semoga dengan terselesaikannya hasil Mini Riset
ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca sekalian.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penulisan hasil Mini Riset ini, khususnya kepada Ibu Doris Apriani Ritonga, S.Psi.,
M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Olahraga.

Penulis menyadari bahwa hasil Mini Riset ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan hasil Mini Riset ini. Akhir
kata saya ucapkan terimakasih.

Medan, 27 Oktober 2021


3

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 5

A. Latar belakang 5

B. Rumusan Masalah 6

BAB II KAJIAN TEORITIS 7

A. Psikologi 7

B. Olahraga 7

C. Psikologi Olahraga ………8

D.Psikologi olahraga badminton 9

BAB III METODE PENELITIAN 10

A. Lokasi dan waktu 10

B. Populasi dan Sampel ………10

C. Jenis Penelitian 10

D. Instrument Penelitian 11

BAB IV HASIL PENELITIAN 12

A. Hasil Observasi 12

B Pembahasan 12

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 16
4

B. Saran……………………………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA 17
5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jeffrey (1953, 2) mengemukakan bahwa pendidikan psikologi adalahh bidang ilmu


yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam proses mengajar dan belajar. Don (1989 :
5) mendefinisikan psikologi olahhraga sebagai psikologi terapan, maksudnya adalah ilmu
psikologi yang diterapkan pada olahraga yang mana isinya adalah mencoba untuk
mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksikan prestasi dan penampilan dalam olahraga

Psikologi berperan dalam banyak bidang, hampir semua bidang keilmuan atau profesi
membutuhkan ilmu psikologi di dalamnya. Psikologi sendiri merupakan keilmuan yang
mempelajari tentang kejiwaan atau proses mental. Sedangkan psikologi olahraga merupakan
keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan dalam kaitannya dengan aktivitas olahraga.
Psikologi olahraga mempelajari kejiwaan pada aktivitas olahraga atau pada atlet atlet
olahraga.

Perkembangan atau capaian dari olahraga yaitu kesehatan atau perkembangan secara
fisik akan berdampak pula pada kondisi psikis seseorang. Aktivitas olahraga memiliki
dampak pada emosi saat pelaksanaan aktivitas. Psikologi olahraga diarahkan untuk
memberikan dukungan, semangat, yang bersifat kompetitif agar atlet olahraga mencapai
prestasi tertentu saat berkompetisi.

Tidak jarang pula seorang atlet sukar untuk mengontrol emosinya pada saat
bertanding, yang disebabkan oleh berbagai banyak factor, badminton menurpakan olahraga
masyarakat yang berarti banyak masyarakat kita sangat menyukai olahraga tersebut, mereka
tidak ingin Negara nya kalah dalam olahraga terebut karna antusias masyrakat akan kecintaan
olahraga tersebut sangat tinggi. Sehingga atlet sering sekali mengalamin tekanan dalam
pertandingan dengan teriakan dan nyanyian supporter. Dan merasa gerogi dan lain
sebagainya. sehingga seorang pelatih harus mampu mengatasi permasalahan atletnya dengan
pendekatan pada dirinya, sehingga sang atlet mampu bermain dengan focus pada saat
pertandingan. Dan menghasilkan kemanangan.
6

B. RUMUSAN MASALAH

 Faktor apa saja yang mampu mempengaruhi psikologi atlet pada saat latihan?
 Bagaimana cara menumbuhkan mental atlet?
 Bagaimana ekspresi atlet yang semangat latihan sama yang tidak semangat saat
latihan?
 Pendekatan seperti apa yang dilakukan pelatih kepada atletnya?
7

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Psikologi
Menurut Wilhem Wundt (1829), pengertian psikologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang berbagai pengalaman yang terjadi pada manusia; seperti perasaan panca
indera, perasaan, pikiran, dan kehendak. Menurut Kurt Koffka (1925), pengertian psikologi
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku mahluk hidup dalam
hubungan mereka dengan dunia luar. Menurut Muhibbin Syah, pengertian psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku terbuka (berbicara, duduk, berjalan,
dan lainnya) dan tingkah laku tertutup (erfikir, berkeyakinan, berperasaan) pada manusia,
baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
Sedangkan menurut Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , pengertian
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan proses mental, baik normal
maupun abnormal dan pengaruhnya terhadp perilaku organisme. Psikologi dapat juga
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa..

Jadi, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku makhuk hidup dengan
lingkungannya, baik itu kebiasaan, dan tingkah laku pada individu itu sendiri.

B. Olahraga
Singer dalam Singgih D Gunarsa (1989:291) menyatakan bahwa olahraga adalah
kegiatan yang meliputi aspek pisik, teknik dan, psikis. Olahraga adalah aktivitas gerak
manusia menurut teknik tertentu, dalam pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa
senang, dilakukan pada waktu luang, dan kepuasan tersendiri. Pengertian Olahraga menurut
Jessika Doland adalah media pereda stres terbaik yang ada di Dunia. Yang bisa mengalirkan
pikiran manusia dari rasa khawatir. Dengan adanya olahraga ini, ketegangan otot pada tubuh
bisa relaks kembali.
Menurut Cholik Mutoir, juga memberikan pengertian olahraga sebagai proses
sistematik yang terdiri atas setiap kegiatan dapat membantu perkembangan yang membina
potensi jasmaniah dan rohaniah. Olahraga juga memiliki idiologi yang utuh dan berkualitas
untuk mengembangkan prestasi manusia berupa permainan dan pertandingan yang
didasarkan pada dasar negara dan pancasila. Menurut Suryanto Rukmono, S, Si Olahraga
8

merupakan kegiatan untuk melatih tubuh manusia agar terlihat sehat dan kuat. Secara jasmani
maupun rohani. Dari adanya olahraga yang teratur dan terencana biasanya akan menjadi
suatu objek terbaik dalam proses pembentukan tubuh.
Jadi, olahraga merupakan suatu aktivitas yang berhubungan dengan fisik dengan bertujuan
untuk menyegarkan badan dilakukan pada waktu luang ataupun untuk prestasi.
C. Psikologi olahraga
Weinberg and Gould (1995) mengartikan Psikologi Olahraga sebagai studi khusus
mengenai manusia dan perilakunya dalam aktivitas olahraga dan latihan. Weinberg and
Gould (1995) mengemukakan bahwa Psikologi Olahraga : 1. Mempelajari bagaimana faktor
psikologi mempengaruhi performance fisik individu. 2. Memahami bagaimana partisipasi
dalam olahraga dan latihan mempengaruhi perkembangan individu termasuk kesehatan dan
kesejahteraan hidupnya.

Bucher Psikologi olahraga merupakan bidang psikologi yang diterapkan dalam


aktivitas olahraga yaitu berupa keterampilan, pelatihan, dan pengembangan.
Williams dan Straub : Psikologi olahraga merupakan ilmu yang mempelajari faktor
psikologis yang memiliki pengaruh dalam olahraga. Singgih D. Gunarsa  Psikologi olahraga
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang psikologi pada atlet serta faktor yang
berpengaruh terhadap kepribadian atlet

Psikologi Olahraga pertama kali dikenalkan oleh Norman Triplett pada tahun 1898.
Triplett menemukan bahwa waktu tempuh pembalap sepeda menjadi lebih cepat jika mereka
membalap di dalam sebuah tim atau berpasangan dibanding jika membalap sendiri. Triplett
menyimpulkan adanya pengaruh psikologis tertentu yang ia sebut sebagai faktor keberadaan
orang lain atau presence of others. Triplett juga melakukan penelitian terhadap anak-anak
yang memancing. Ditemukan bahwa setengah dari anak-anak tersebut dipengaruhi oleh
keberadaan anak lain. Jadi ada pengaruh lingkungan sosial sebagai faktor munculnya sikap
kompetitif. Sehubungan dengan dilakukannya penelitian tersebut , maka Triplett dianggap
sebagai orang pertama yang melakukan studi dalam Psikologi Olahraga.

Jadi, psikologi olahraga ialah ilmu yang mempelajarin psikologi seseorang atau atlet kepada
kerpibadiaannya di lingkungan sehari-harina
9

D. Psikologi olahraga Badminton


Setiap atlet pasti pernah mengalami ketegang/kecemasan pada saat menjelang atau
saat pertandingan/perlombaan. Ketegangan/kecemasan berpengaruh langsung terhadap
penampilan berolahraga. Sumber ketegangan/kecemasan berasal dari dalam diri atlet dan dari
luar atlet. Beberapa contoh ketegangan/kecemasan dari dalam antara lain : mengandalkan
kemampuan teknik saja, puas diri, berfikir negatif. Sedang ketegangan/kecemasan dari luar
antara lain adanya stimulus yang membingungkan, penonton, pelatih, orangtua, beda kelas,
dsb
Secara indrawi gejala ketegangan /kecemasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu gejala
fisik dan psikis. Tanda- tanda gejala ketegsangan/kecemasan fisik atlet antara lain terjadinya
perubahan irama pernafasan, terjadinya penegangan pada otot- otot pundak, leher, perut.
Sedang gejala psikis terjadinya tingkah laku yang tidak tenang atau gelisah, perhatian
terganggu, rasa percaya diri menurun, motivasi melemah, emosi meningkat.
10

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu


1. Lokasi

Lokasi observasi pada penelitian ialah di Lapangan Gor PB Tombo Ati Medan Teembung
yang berada di jalan Sampoerna pasar 7 Tembung

2. Waktu

Waktu pelaksaan kami pada saat observasi lapangan ialah pada pukul 16.00 s/d 18.00 yang
marupakan jadwal PB tombo ati latihan

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi pada observasi kali ini ialah atlet badminton dari PB Tombo Ati yang dilatih oleh
salah seorang pelatih

2. Sampel

Pada observasi ini, mengamatin 7 atlet di PB Tombo Ati yang dilatih oleh salah seorang
pelatih.

C. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Penellitian dengan
pendekatan kantitatif menekankan analisisnua pada data-data yang diolah. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang dimksudkan untuk
mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang ada yang masih terjadi sampai saat sekarang atau
waktu yang lalu.
Kecemasan merupakan gejala psikologis yang ditandai dengan rasa khawatir, gugup,
rasa gelisah, ketakutan yang dialami seseorang pada tingkat yang berbedabeda. Kecemasan
memiliki dua komponen yaitu kecemasan kognitif (cognitive anxiety) dan kecemasan
somatik (somatic anxiety). Kecemasan kognitif (cognitive anxiety) ditandai dengan rasa
gelisah dan ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, sedangkan yang kedua adalah
kecemasan somatik (somatic anxiety) ditandai ukuran tingkat aktivasi fisik yang dirasakan.
11

Pada 7 atlet yang kami observasi ternyata mereka juga mengalamin kecemasan di saat
pertama kalinya ikut pertandingan yang mempengaruhi psikolog mereka di lapangan.
Sehingga rasa cemas iatu harus di redam untuk mengembalikan rasa kepercayaan diri mereka
di lapangan.

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.
Instrument penelitian merupakan komponen yang sangat penting dalam pengumpulan data
pada sebuah penelitian. Instrument penelitian bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam
memperoleh data. Dalam peneltian ini menggunakan :

 Form wawancara

Kelompok menyediakan pertanyaan yang sudah di persiapkan untuk ditanyakkan langsung


kepada pelatih dan atlet yang berhubungan dengan psikologi olahraga
12

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Observasi
1. Observasi

Observasi yang dilakukan ialah mengamatin atlet dalam latihan, yang di amatin pada
diri atlet ialah psikologi atlet pada saat latihan, tak jarang pula atlet merasa bosan dan lagi
tidak bersemangan pada saat latihan. Semua itu dapat dilihat dari pergerakan awal yang
dilakukan oleh atlet. Ciri fisik yang kelihatan jelas apabila atlet lagi malas latihan ialah :

 Bahu agak di bungkuk bungkukkan


 Gerakan agak di perlambat
 Dahi mengkerut

Tidak hanyak kepada atletnya saja yang kami observasikan, begitu juga dengan
kegigihan pelatih di pinggir lapangan, sering sekali pelatih memberikan arahan pada saat
atletnya melakukan pertandingan sesama temannya.

Selain melatih, peran pelatih juga menjadi orang yang bersahabat dengan sang atlet.
Karna pelatih harus berperan untuk melatih mental. Mental atlet perlu disiapkan agar dalam
penampilannya mampu menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Sudibyo (1993:153-154)
menyatakan bahwa sistematika dan teknik latihan mental meliputi tahap awal dan tahap
lanjutan. Pada tahap awal menyiapkan atlet untuk mampu membuat citra/ image building
serta siap untuk latihan mental berikutnya.

2. Wawancara

a. Wawancara Informasi 1

wawancara yang dilakukan kepada pelatih :

1. Sebagai pelatih, gimana cara anda mengontrol emosi atlet anda pada saat bertandingm
yang mendapatkan tekanan dari penonton maupun tekanan di saat point atlet anda
ketinggalan jauh?
13

2. Pernahkah anda sebagai pelatih mengalamin masalah, dimana atletnya mengalamin


probleme eksternal, seperti permasalahan atlet dengan keluarganya ataupun dengan
ceweknya yang kebetulan atlet anda rata-rata berusia remaja?
3. Lebih sering factor apa yang terjadi dalam permasalahan psikologi atlet?
4. Setuju kah anda kalau managemen organisasi tersebut dalam keadaan sehat, maka
akan sejalan dengan prestasi atlet?
5. Gimana pendapat bapak tentang atlet yang berprestasi namun organisasinya hanya
jalan di tempat dan gak maju maju?

b. wawancara informasi 2

wawancara yang ditujukan kepada salah seorang atlet

1. Kenapa kamu ingin menjadi atlet bulutangkis?


2. Saat kamu bertanding pasti pernah merasakan nervous kenapa kamu bisa merasakan
hal itu?
3. Ada gak cara kamu untuk bisa mengatasi nervous?
4. Kalok dukungan dari keluarga, pacar atau pihak luar, berpengaruh gak sih saat kamu
bertanding?
5. Ada gak sih ritual atau cara-cara khusus yang kamu lakukan sebelum bertanding

2. Jawaban

a. Jawan informasi 1

Jawaban dari hasil wawancara kepada pelatih

1. Biasanya, mengajak dia main lebih bersabar kalau ketinggalan jauh, ya step by step
point, satu demi satu untuk bisa mengejar ketertinggalan point tersebut
2. Pernah, itu eksternal itu biasanya orang tuanya itu ada masalah seperti cerai, cuman
kita sebagai pelatih ngajak dia untuk tidak berfikir kesana focus untuk didalam
pertandingan gitu.
3. Mungkin psikolog, tingkat setresnya yang cukup tinggi lah, mental untuk bertanding
jadi tingkat setresnya tinggi. Psikolognya jadi terganggu lah
4. Ya setujulah jadi kalau organisasi sehat pasti prestasi atlet itu akan lebih baik
14

5. Cukup disayangkan ya, atletnya berpotensi untuk juara, tapi organisasinya gak jalan.
Ya cukup disayangkanlah, kasihan di atletnya

b. Jawaban informasi 2

jawaban dari hasil wawancara kepada atlet

1. Karna saya ingin membanggakan orang tua dan orang-orang disekitar saya
2. pernah, factor suasana lapangan dan penonton
3. biasanya baca doa dan pemanasan
4. berpengaruh
5. baca doa sama pemanasan

B. Pembahasan

a. atlet dan pelatih

Mental atlet perlu disiapkan agar dalam penampilannya mampu menunjukkan


kemampuan yang sebenarnya. Sudibyo (1993:153-154) menyatakan bahwa sistematika dan
teknik latihan mental meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal menyiapkan
atlet untuk mampu membuat citra/ image building serta siap untuk latihan mental berikutnya.

Setiap Atlet diharapkan dapat mencapai prestasi tertinggi di bidang olahraga yang
mereka kuasai. Untuk mencapai ini, mereka dituntut untuk dapat berkonsentrasi penuh,
percaya diri, tenang, berkemauan keras, koordinasi gerak yang baik, dan lain sebagainya.
Sehingga pada saat atlet mengalamin ketertinggalan point, maka atlet di tuntut untuk bermain
lebih nyantai dan tenang, jangan terpancing emosi negative yang akan membuat jarak point
semakin jauh, emosi positif sangat di anjurkan untuk mengarahkan pukulan yang keras dan
menukuk menjadi point untuk dirinya. Sama halnya pada factor eksternal yang terjadi seperi
problem dengan orang tua, pacar dan lainnya, makan emosi tersebut harus di alirkan menjadi
emosi positif.

Atlet yang kami wawancarain sering mengalamin nervous saat bertanding, maka
kunci dari keberhasilan dia untuk menghilangin rasa nervous ialah dengan melakukan
pemansan terlebih dahulu, mengenal medan lapangan, dan berdoa yang terpenting buat
15

dirinya. Begitu juga dengan dukungan keluarga dan orang-orang yang terdekat dirinya
menjadikan sebuah motivasi bermain untuk lebih baik lagi mainnya pada saat bertanding.

b. manajemen

Dari hasil wawancara kami kepada pelatih, dia sangat setuju apabila manajemen pada
organisasi tersebut dalam keadaan sehat, maka akan sejalan dengan prestasi atlet, karna
tujuan dari organissasi tersebut ialah untuk maju dan mencetak atlet-atlet berprestasi,
sehingga didalam organisasi tersebut, tidak ada orang-orang yang menggrogotin uang atau
hal lainnya, sehingga organisasi menjadi pincang (tidak maju).

Namun tidak jarang pula, di organisasi yang kesannya tidak maju-maju malah atletnya
berprestasi. Menurut pelatih yang kami wawancarai buat dirinya itu sangat disayangkan buat
atletnya, karena, dapat menghapat perkembangan prestasi atlet untuk di kedapannya karna
tidak begitu disupport oleh organisasi tersebut

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
16

Dalam pertandingan, atlet sering sekali di jatuhkan mentalnya, baik itu disebabkan
oleh penonton maupun posisi atlet yang sedang tertinggal. Maka diharapkan atlet mampu
melakukan berfikir positif. Berfikir positif dimaksudkan sebagai cara berfikir yang
mengarahkan sesuatu kearah positif, melihat segi baiknya. hal ini harus dibiasakan oleh atlet
maupun pelatih. Dengan membiasakan maka akan berpengaruh sangat baik, untuk
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan
berbagai pihak, berfikir postif merupakan menjadi modal utama untuk memiliki ketermapilan
dan mental yang tangguh pada saat bertanding.

Dukungan dari orang tua dan orang-orang didekatnya dapat memberikan rasa
kepercayaan diri dalam bermain pada atlet, sehingga dukungan atau suppott sangat
mempengaruhi juga. Selain itu, dukungan dari organisasi untuk kemajuan atlet juga menjadi
ikatan yang singkron antara organisasi dan atlet, sehingga mampu melahirkan atlet mental
juara lainnya. Tidak langsung memiliki rasa puas, namun terus termotivasi untuk melahirkan
atlet lain lainnya.

B. Saran

Saran yang di berikan yaitu pada saat bertanding tetaplah mempunyai titik fokus yang
maksimal, seeta menguatkan diri ataupun tekad bahwa kkta dapat melakukan nya.
17

Daftar Pustaka

http://e-journal.uajy.ac.id/2930/2/2TA11200.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/2063/2/2TA11990.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194505031971091-
MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/PSISOS.1.pdf

http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JIP/article/download/541/525

Anda mungkin juga menyukai