Anda di halaman 1dari 173

dasar-dasar

kesehatan ternak
BIDANG KEAHLIAN agribisnis dan agroteknologi
PROGRAM KEAHLIAN agribisnis ternak

agribisnis ternak unggas

eni dwi karmiyantiningsih


Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Eni Dwi Karmiyantiningsih

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan

Editor:
Heni Wulandari

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Layout/Editing:
Ira

Penyelaras Akhir:
Tri Wahyuni

ii
Kata Pengantar
Dalam rangka merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan
langkah strategis untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sekaligus proses penilaian.
Salah satu langkah strategis tersebut adalah melalui pemenuhan kebutuhan bahan ajar
khususnya bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahan ajar tersebut untuk
pemenuhan mata pelajaran kejuruan, khususnya pada mata pelajaran dasar program keahlian
(C2) dan Kompetensi Keahlian ( C3)
Bahan ajar tersebut merupakan salah satu referensi dan disusun oleh guru-guru mata
pelajaran dari berbagai SMK, yang berbentuk modul dan berbentuk elektronik. Atas jerih payah
tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyusun dan para pihak yang telah
berkontribusi hingga terciptanya bahan ajar tersebut.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan, dan kami harapkan adanya masukan yang
positif dan konstruktif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan
sesuai harapan mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sekaligus memotivasi guru dalam
proses belajar di SMK.

iii
Buku Dasar Kesehatan Ternak ini disusun untuk ternak (ruminansia, ungags, dan aneka
untuk membimbing peserta didik SMK agar ternak), mengevaluasi program pencegahan
mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai penyakit infectious pada ternak (ruminansia,
dengan pendekatan yang digunakan dalam ungags. dan aneka ternak), mengevaluasi
kurikulun 2013, peserta didik diharapkan program pencegahan penyakit non-infectious
berani untuk mencari dari sumber belajar lain pada ternak (ruminansia, ungags, dan aneka
yang ada di sekitarnya. ternak), menganalisis hasil bedah bangkai
Buku ini digunakan sebagai panduan pada ternak sakit, dan menerapkan pengam-
pembelajaran bagi siswa di Program Keahlian bilan sampel darah pada ternak sakit.
Agribisnis Ternak Ruminansia kelas X semester Cakupan materinya di samping sesuai
1 dan semester 2. Dasar-dasar kesehatan dengan standar isi pendidikan, juga sesuai
ternak ini dapat digunakan dalam dunia dengan kemampuan peserta didik. Materi buku
peternakan guna mengelola kesehatan ternak. ini akurat, mutakhir, mengandung wawasan
Buku ini mencakup 9 kegiatan belajar. yaitu produktivitas, merangsang keingintahuan
menerapkan proses biosecurity, menganalisis sisiwa, mengembangkan kecakapan hidup, dan
perbedaan ternak sehat dan ternak sakit kontekstual.
(ruminansia, ungags, dan aneka ternak), Semoga buku ini bermanfaat bagi peserta
memahami jenis penyakit infectious didik SMK program keahlian Agribisnis Ternak
(ruminansia, ungags, dan aneka ternak), Ruminansia untuk mencapai cita-cita luhurnya,
memahami jenis penyakit non-infectious yaitu menjadi putra bangsa yang terbaik,
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak), ungul, dan mempunyai daya saing secara
memahami berbagai VOVD yang digunakan global di masa mendatang.
Yogyakarta, Desember 2018

Eni Dwi K

iv
DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Petunjuk Penggunaan
C. Tujuan Akhir
D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

BAB II MENERAPKAN PROSES BIOSECURITY


A. Pencegahan Penyakit Infeksi
B. Pencegahan Penyakit Defisiensi
C. Program Biosecurity

BAB III MENGANALISIS PERBEDAAN TERNAK SEHAT DAN TERNAK


SAKIT (RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
A. Ciri-ciri Ternak Sehat dan Ternak Sakit
B. Prosedur Diagnosis Kesehatan Ternak
C. Diagnosis Kesehatan Ternak
D. Memilih Ternak sehat

BAB IV MEMAHAMI JENIS PENYAKIT INFECTIOUS (RUMINANSIA,


UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
A. Menjelaskan Ciri-Ciri Penyakit Menular
B. Membedakan Penyakit Menular dengan Tidak Menular
C. Menentukan Jenis Penyakit Berdasarkan Hasil Diagnosis
D. Melaksanakan Prosedur Penanganan Ternak Sakit Akibat
Penyakit Menular

BAB V MEMAHAMI JENIS PENYAKIT NON-INFECTIOUS


(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
A. Menjelaskan Ciri-Ciri Penyakit Tidak Menular
B. Membedakan Penyakit Menular dengan Penyakit Tidak
Menular
C. Menentukan Jenis Penyakit Berdasarkan Hasil Dianosis
D. Melaksanakan Prosedur Penanganan Ternak Sakit Akibat
Penyakit Tidak Menular

BAB VI MEMAHAMI BERBAGAI VOVD YANG DIGUNAKAN UNTUK

v
DAFTAR ISI
TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
A. Membedakan Vaksin, Obat, Vitamin, dan Desinfektan
B. Menjelaskan Kegunaan Vaksin, Obat, Vitamin,
Desinfektan, dan Cara Penggunaannya
C. Mengidentifikasi Vaksin, Obat, Vitamin, Desinfekta Sesuai
Karakteristik yang Dimiliki
D. Melakukan VOVD yang Diperlukan Ternak

BAB VII MENGEVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT


INFECTIOUS PADA TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS, DAN
ANEKA TERNAK)
A. Menjelaskan Karakteristik Program Pencegahan Penyakit
Menular
B. Menilai Kelayakan Program Pencegahan Penyakit
Menular
C. Membuat Program Pencegahan Penyakit Menular
D. Melaksanakan Program Pencegahan Penyakit Menular

BAB VIII MENGEVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT NON-


INFECTIOUS PADA TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS, DAN
ANEKA TERNAK)
A. Menjelaskan Karakteristik Program Pencegahan Penyakit
Tidak Menular
B. Menilai Kelayakan Program Pencegahan Penyakit Tidak
Menular
C. Membuat Program Pencegahan Penyakit Tidak Menular
D. Melaksanakan Program Pencegahan Penyakit Tidak
Menular

BAB IX MENGANALISIS HASIL BEDAH BANGKAI PADA TERNAK


SAKIT
A. Menjelaskan Tujuan Kegiatan Bedah Bangkai
B. Menjelaskan Prosedur Bedah Bangkai
C. Menganalisis Penyebab Sakit Berdasarkan Ciri-Ciri yang
Ditunjukkan dalam Bedah Bangkai
D. Menentukan Jenis Penyakit Berdasarkan Ciri-Ciri yang
Ditunjukkan oleh Bangkai

vi
DAFTAR ISI
BAB X MENERAPKAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH PADA
TERNAK SAKIT
A. Menjelaskan Tujuan Pengambilan Sampel Darah pada
Hewan Sakit
B. Menjelaskan Prosedur Pengambilan Sampel Darah pada
Hewan Sakit
C. Melakukan Pengambilan Sampel Darah pada Ternak Sakit
D. Menangani Sampel Darah Sebelum Dianalisis

GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BIODATA PENULIS

vii
BAB 1
pendahuluan
A. Deskripsi 8. Menganalisis hasil bedah bangkai pada
Buku Dasar-Dasar Kesehatan Ternak ini di ternak sakit
dalamnya akan membahas penerapan 9. Menerapkan pengambilan sampel darah
proses biosecurity, menganalisis pada ternak sakit.
perbedaan ternak sehat dan ternak sakit Buku Dasar-Dasar Kesehatan Ternak ini
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak), dipelajari pada semester satu dan semester
memahami jenis penyakit infectious dua kelas X di program keahlian Agribisnis
(ruminansia, ungags, dan aneka ternak), Ternak Ruminansia pada SMK Pertanian,
memahami jenis penyakit non-infectious sebagai mata pelajaran dasar sebelum
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak), menempuh mata pelajaran berikutnya.
memahami berbagai VOVD yang digunakan
B. Petunjuk Penggunaan Buku
untuk ternak (ruminansia, ungags, dan
aneka ternak), mengevaluasi program Untuk mendapatkan hasil pembelajaran
pencegahan penyakit infectious pada buku yang optimal, berikut ini petunjuk
ternak (ruminansia, ungags, dan aneka untuk mempelajari buku ini, baik bagi
ternak), mengevaluasi program pence- peserta diklat maupun bagi guru/tutor.
gahan penyakit non-infectious pada ternak 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat
(ruminansia, ungags, dan aneka ternak), Berikut ini beberapa petunjuk yang perlu
menganalisis hasil bedah bangkai pada diperhatikan dalam menggunakan buku
ternak sakit, dan menerapkan pengambilan ini, yaitu:
sampel darah pada ternak sakit.
a. Pelajarilah buku ini dengan baik
Hasil yang diharapkan setelah peserta terhadap sajian konsep yang diberikan
diklat mempelajari buku ini adalah siswa pada setiap kegiatan belajar.
mampu untuk:
b. Untuk memahami isi materi yang
1. Melakukan biosecurity terdapat di dalam setiap kegiatan
2. Menganalisis perbedaan ternak sehat belajar, maka kerjakan semua per-
dan ternak sakit (ruminansia, ungags, dan tanyaan yang diberikan pada setiap
aneka ternak) kegiatan belajar di dalam buku ini.
3. Memahami jenis penyakit infectious c. Peserta diklat diharapkan dapat
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak) menyelesaikan tugas-tugas, dan bila
4. Memahami jenis penyakit non-infectious diperlukan dapat dilakukan diskusi
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak) dengan 3—5 orang teman.
5. Memahami berbagai VOVD yang d. Jika belum menguasai level materi
digunakan untuk ternak (ruminansia, yang diharapkan, peserta diklat harus
unggas, dan aneka ternak) mengulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada
6. Mengevaluasi program pencegahan
asesor/guru/tutor yang mengampu
penyakit infectious pada ternak
kegiatan pembelajaran yang ber-
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak)
sangkutan.
7. Mengevaluasi program pencegahan
e. Bila Anda telah selesai dan telah
penyakit non-infectious pada ternak
merasa menguasai buku ini, silakan
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak)
berhubungan dengan asesor/

1
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

guru/tutor yang bersangkutan untuk tanggung jawab, peduli, santun,


mendapatkan pengujian atas kom- ramah lingkungan, gotong royong,
petensi Anda. kerja sama, cinta damai, responsif,
2. Petunjuk bagi Guru/Tutor dan proaktif) dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas
Dalam penyelesaian buku ini, guru
berbagai permasalahan bangsa
bertindak sebagai tutor yang men-
dalam berinteraksi secara efektif
dampingi peserta diklat dalam me-
dengan lingkungan sosial dan alam
nyelesaikan buku ini, beberapa hal yang
serta dalam menempatkan diri
perlu dilakukan ialah:
sebagai cerminan bangsa dalam
a. Membantu peserta diklat untuk pergaulan dunia.
membuat perencanaan kegiatan
K3 : Memahami, menganalisis serta
belajar.
menerapkan pengetahuan faktual,
b. Membantu peserta diklat bila meng- konseptual, prosedural dalam ilmu
alami kesulitan/hambatan dalam pengetahuan, teknologi, seni,
menyelesaikan buku ini. budaya, dan humaniora dengan
c. Membantu koordinasi peserta diklat wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
dalam menggunakan fasilitas jurusan kenegaraan, dan peradaban terkait
atau fasilitas lainnya. penyebab fenomena dan kejadian
d. Sebagai tutor, guru sebaiknya tidak dalam bidang kerja yang spesifik
berlebihan dalam memberikan untuk memecahkan masalah.
penjelasan, ingat kegiatan ini untuk K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji
mengarahkan peserta diklat agar dalam ranah konkret dan ranah
dapat belajar mandiri. Penjelasan abstrak terkait dengan pengem-
cenderung bersifat mengarahkan, bangan dari yang dipelajarinya di
bukan menuntaskan sebagaimana saat sekolah secara mandiri, dan mampu
mengajar. melaksanakan tugas spesifik di
e. Setelah peserta diklat selesai dan siap bawah pengawasan langsung.
diuji, maka tugas guru/tutor adalah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
menguji kompetensi peserta diklat Tabel 1.1 Kompetensi Inti
sebagai wujud penguasaan materi
buku. KI. 3.
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
C. Tujuan Akhir tentang pengetauan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Agribisnis
Melalui proses pembelajaran bahan ajar ini, Ternak Ruminansia pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan
peserta diklat diharapkan dapat menguasai kompleks berkenaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
pengetahuan tentang dasar-dasar kese- diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah dunia kerja, warga
hatan ternak. masyarakat nasional, regional, dan internasional.

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


KI. 4. (Keterampilan)
Standar Kompetensi : Dasar-Dasar Kese- Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
hatan Ternak memecahkan masalah sesuai bidang kerja Agribisnis Ternak
Kompetensi Inti: Ruminansia. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
K1 : Menghayati dan mengamalkan kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
ajaran agama yang dianutnya secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
K2 : Menghayati perilaku (jujur, disiplin, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah.

2
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah penga- Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
wasan langsung.Menunjukkan keterampilan mempersepsi Kompetensi
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak
alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
2. Melaksanakan prosedur
yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
penanganan ternak sakit
spesifik di bawah pengawasan langsung.
akibat penyakit menular

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Memahami berbagai VOVD 1. Membedakan antara


Kompetensi yang digunakan untuk ternak vaksin, obat, vitamin, dan
disinfektan
1. Menjelaskan prinsip dan 2. Menjelaskan kegunaan
konsep vaksin, obat, vitamin, dan
2. Menerapkan prosedur dan disinfektan serta cara
program biosecurity pada penggunaannya
ternak
3. Menjelaskan perangkat Mengidentifikasi VOVD yang 3. Mengidentifikasi bahan
biosecurity pada ternak diperlukan ternak vaksin, obat, vitamin, dan
disinfektan sesuai
karakteristik yang dimiliki.
Melakukan biosecurity 1. Menyiapkan penerapan 4. Melakukan VOVD yang
biosecurity pada ternak diperlukan ternak
2. Melaksanakan prosedur
dan prinsip biosecurity
pada ternak Mengevaluasi program 1. Menjelaskan karakteristik
pencegahan penyakit program penyakit menular
infectious pada ternak yang baik
Menganalisis ternak sehat 1. Menjelaskan ciri-ciri
2. Menilai kelayakan program
dan sakit ternak sehat dan ternak
pencegahan penyakit
sakit
menular
2. Menjelaskan prosedur
diagnosis kesehatan
Melakukan pencegahan 3. Membuat program
ternak
penyakit infectious pada pencegahan penyakit
3. Menganalisis kondisi
ternak menular
kesehatan ternak
4. Melaksanakan program
berdasarkan hasil
pencegahan penyakit
diagnosis
menular

Melakukan identifikasi 1. Diagnosis kesehatan Mengevaluasi program 1. Menjelaskan karakteristik


ternak sehat dan sakit ternak pencegahan penyakit non- program pencegahan
2. Memilah ternak sakit infectious penyakit non-infectious
dengan ternak sehat pada ternak
2. Menilai kelayakan program
Memahami jenis penyakit 1. Menjelaskan ciri-ciri pencegahan penyakit non-
infectious penyakit menular infectious pada ternak
2. Membedakan penyakit
menular dengan tidak Melakukan pencegahan 3. Membuat program
menular penyakit non-infectious pada pencegahan penyakit non-
ternak infectious pada ternak
Mengidentifikasi penyakit 1. Menentukan jenis 4. Melaksanakan program
infectious penyakit penyakit non-infectious
2. Melaksanakan prosedur pada ternak
pencegahan penularan
penyakit
Menganalisis hasil bedah 1. Menjelaskan tujuan
bangkai pada ternak sakit kegiatan bedah bangkai
2. Menjelaskan prosedur
Memahami jenis penyakit 1. Menjelaskan ciri-ciri
bedah bangkai
non-infectius penyakit menular dan
3. Menganalisis penyebab
tidak menular
sakit berdasarkan ciri-ciri
2. Membedakan penyakit
yang ditunjukkan dalam
menular dengan tidak
bedah bangkai
menular
Melakukan bedah bangkai 4. Melakukan bedah bagkai
Mengidentifikasi penyakit 1. Menentukan jenis pada ternak sakit sesuai prosedur
non-infectius penyakit (menular atau 5. Menentukan jenis
tidak menular) penyakit berdasarkan ciri-
berdasarkan hasil ciri yang ditunjukkan pada
diagnosis bangkai

3
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi

Menerapkan prosedur 1. Menjelaskan tuuan


pengambilan sampel darah pengambilan sampel
pada ternak sakit darah pada ternak sakit
2. Menjelaskan prosedur
pengambilan sampel
darah pada ternak sakit

Melakukan pengambilan 3. Melakukan pengambilan


sampel darah pada ternak sampel darah pada ternak
sakit sakit
4. Menangani sampel darah
sebelum dianalisis

4
BAB 2
MENERAPKAN PROSES BIOSECURITY

1. Setelah mempelajari materi tentang biosecurity ternak, peserta diklat


mampu menerapkan proses biosecurity dengan aman.
2. Setelah mengidentifikasi prosedur dan program biosecurity, peserta diklat
mampu melakukan proses biosecurity dengan tepat.

Menerapkan Proses Biosecurity

Program Pencegahan Program Biosecurity


Pencegahan Penyakit Penyakit defisiensi
1.Isolasi
1. Program Vaksinasi 1. Pengertian defisiensi 2.Pengendalian lalu lintas
sebagai control kesehatan 2. Pemberian 3.Sanitasi
2. Pencegahan kontaminasi Pakan suplemen 4.Karantina
5.Praktik desinfeksi

Biosecurity, diagnosis penyakit, ektoparasit, hospes, intramuscular, intravena,


isolasi, infectious

5
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Pada prinsipnya dalam memelihara ternak, rusak, penyimpanan sebaiknya dila-


diutamakan kebersihan agar ternak tidak kukan pada suhu 2—8 oC. Selama
terkontaminasi dengan penyakit yang dibawa pengangkutan harus ditambahkan es
oleh ternak lain, manusia yang memasuki area ke dalam termos tempat vaksin.
farm, mobil pakan, dan lain-lain. Sanitasi 3) faktor individu yang dimaksud adalah
dengan menyemprotkan cairan disinfektan, kesehatan ternak.
kemudian prosedur fumigasi harus dilakukan
Vaksinasi sebaiknya dilakukan pada
dengan baik dan benar sesuai dengan takaran
ternak sehat karena vaksin merupakan
dengan kekuatan fumigasi.
bibit penyakit.
Penyakit yang menyerang ternak ada yang
Ada beragam cara untuk melaksanakan
dapat diobati dan ada yang tidak dapat diobati
vaksinasi. Saat ini, metode yang lazim
biasanya ditangkal dengan vaksin. Berikut ini
dilakukan di antaranya yaitu vaksinasi
dipaparkan cara melakuan vaksinasi dan usaha
melalui mata, hidung, mulut, penyun-
lain untuk mengobati ternak.
tikan, pakan, minum, dan pe-nyem-
A. Program Pencegahan Penyakit protan.
Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan a. Tetes Mata (intra-ocular)
yang disebabkan oleh organisme seperti
Vaksinasi tetes mata dilakukan
virus, bakteri, jamur, dan parasit. Meski
dengan cara meneteskan vaksin ke
beberapa jenis organisme terdapat di tubuh
mata ayam. Cara pelaksanaannya
dan tergolong tidak berbahaya, pada
sebagai berikut.
kondisi tertentu, organisme-organisme
tersebut dapat menyerang dan menim- 1) Tuangkan pelarut ke dalam botol
bulkan gangguan kesehatan, yang bahkan vaksin hingga terisi 2/3 bagian
berpotensi menyebabkan kematian. botol.
1. Program Vaksinasi sebagai Kontrol 2) Tutup botol, lalu kocok secara
Kesehatan perlahan hingga vaksin tercam-
pur merata.
Vaksin adalah mikroorganisme yang
dilemahkan dan apabila diberikan pada 3) Ganti tutup botol dengan tutup
hewan tidak akan menimbulkan botol untuk vaksin tetes mata.
penyakit. Mikroorganisme tersebut 4) Agar vaksin cepat habis, bagi
justru merang-sang pembentukan vaksin menjadi 3—4 bagian
antibodi (zat anti kebal) yang sesuai yang dipakai secara bersamaan
dengan jenis vaksinnya. Tujuan vaksinasi oleh vaksinator yang berbeda.
adalah membuat ternak mempunyai
kekebalan yang tinggi terhadap satu
penyakit tertentu.
Keberhasilan suatu vaksinasi ditentukan
oleh beberapa faktor, yaitu sebagai
berikut.
1) faktor tata laksana meliputi cara,
waktu vaksinasi, keterampilan vaksin-
Gambar 2.1 Vaksin Tetes Mata
ator, dan kondisi lingkungan. Sumber: Dokumen Pribadi

2) faktor vaksin meliputi kualitas vaksin, b. Tetes Hidung (intra nasal)


jenis vaksin, dan cara penyimpanan Seperti namanya, vaksin tetes
vaksin. Oleh karena vaksin mudah hidung dilakukan dengan cara

6
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

meneteskan vaksin ke dalam Namun, tentu saja, vaksinasi dilaku-


lubang hidung. Tahapan pelak- kan melalui jarum suntik. Adapun
sanaan vaksinasi ini sama seperti pelaksanaan vak-sinasinya sebagai
vaksinasi tetes mata. berikut.
c. Melalui Mulut atau Cekok (intraoral) 1) Sebelum digunakan, kocok
Pada metode vaksinasi mulut, vaksin secara hati-hati hingga
vaksin diberikan ke ayam melalui tercampur merata.
mulutnya dengan cara dicekok. 2) Suntikkan vaksin ke daging
Pelaksanaan vaksinasi ini sama dengan dosis sesuai anjuran.
dengan cara vaksin melalui air
3) Semua peralatan yang diguna-
minum. Perbedaannya, vaksinasi
kan harus steril, baik ketika
d i l a k u k a n p a d a a y a m s e c a ra
melakukan vaksinasi maupun
individu sehingga setiap ayam
setelah digunakan.
mendapatkan dosis vaksin yang
sama. Contohnya, bila 1.000 ekor
ayam akan dicekok 0,5 cc/ekor,
maka air yang diperlukan sebanyak
500 cc. Satu pil vaksin (dosis untuk
1.000 ekor) dicampur dengan air
akuades hingga 2/3 volume botol
vaksin dan diaduk hingga tercam-
pur merata. Setelah dituangkan ke
dalam 500cc akuades, larutan
vaksin diaplikasikan melalui mulut
atau dicekok.
Gambar 2.3 Dranching gun
d. Suntik Daging (intramuscular)
Vaksinasi suntik daging dilaksa-
nakan dengan cara menyuntikkan
vaksin ke dalam daging. Biasanya,
penyuntikan dilakukan di bagian
dada dan paha. Vaksin yang disun-
tikkan bisa berupa vaksin yang
masih hidup atau sudah mati.

Gambar 2.4 Drancing gun tipe masal


e. Suntik Bawah Kulit (Subcutaneous)

Gambar 2.2 Penyuntikan Intramuscular


Cara pencampuran vaksin dan
banyaknya air yang dibutuhkan
untuk vaksin hidup sama seperti
pada vak-sinasi melalui mulut. Gambar 2.5 Penyuntikan Vaksin Sub Cutan

7
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Vaksinasi suntik bawah kulit dilak- protan sering digunakan untuk


sanakan dengan cara menyuntikkan memberikan vaksin kepada ayam
vaksin di bawah kulit, biasanya di yang baru berumur satu hari.
area sekitar leher. Pelaksanaannya Sebelum ayam tersebut dimasuk-
sama dengan persiapan melakukan kan ke dalam kandang pemanas,
vaksinasi suntik daging. alat semprot yang akan digunakan
harus sudah terpasang sehingga
boks ayam bisa langsung dimasuk-
kan ke dalam kotak sprayer. Setelah
semua peralatan siap, vaksinasi
segera dilaksanakan dengan cara
menyemprotkan vaksin sebanyak
1—2 kali. Aplikasi vaksinasi untuk
ayam besar dilakukan dengan
menggunakan sprayer khusus.
Gambar 2.6 Alat Automatic Syrink Aplikasi ini akan lebih efektif jika
(sumber: dok. pribadi)
dilakukan di lingkungan yang
f. Melalui Air Minum (drinking water)
terkontrol atau tidak banyak angin.
Pada vaksinasi melalui air minum,
vaksin dituangkan ke dalam air h. Tusuk Sayap (wing web)
yang disediakan untuk minum Vaksinasi tusuk sayap dilaksanakan
ayam. Air yang digunakan untuk dengan cara menusukkan jarum di
melarutkan vaksin harus bersih dan sekitar selaput sayap ayam dari
bebas klorin. Peralatan dipakai arah bagian dalam sayap. Cara
harus bebas dari disinfektan lebih melarutkan vaksin metode ini sama
dari dua hari. Untuk memper- dengan cara melarutkan vaksin
panjang umur vaksin, tambahkan melalui tetes mata. Pelarut yang
2 — 5 g ra m s k i m p e r l i t e r a i r digunakan biasanya pelarut khusus
(tergantung dari kondisi air) ke untuk vaksinasi melalui tusuk
dalam air. sayap. Alat yang dipakai dalam
Sebagai contoh, jumlah air yang vaksinasi ini berupa jarum
digunakan untuk vaksinasi 1.000 bercabang dua.
ekor ayam yang berumur 7—4 hari i. Melalui Pakan (feeding)
adalah 10—14 hari adalah 10—20 Vaksinasi melalui pakan dilaksa-
liter. Sementara itu, air minum yang nakan dengan cara mencampurkan
sudah dicampur dengan vaksin vaksin ke dalam pakan ayam. Cara
harus segera diberikan secara ini biasanya digunakan untuk
merata kepada ayam. Sebelum pengaplikasian vaksin cocci. Pakan
diberikan vaksin, ayam harus yang dipakai harus bebas dari
dipuasakan selama 1 jam dengan preparat anticocci (amprolium,
tujuan agar semua larutan vaksin sulfaquinoxaline, dan preparat
bisa terminum oleh semua ternak. sulfa lainnya). Cara pelaksana-
Di samping itu, tempat minum ayam annya, vaksin dicampur ke dalam
harus terhindar dari sinar matahari pakan, lalu diberikan kepada ayam.
secara langsung. Tempat pakan yang dipakai untuk
g. Penyemprotan (spray) vaksinasi adalah tempat makan
Vaksinasi dengan cara penyem- ayam.

8
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Pakan yang beraneka ragam yaitu pakan


yang mengandung unsur-unsur zat gizi
yang diperlukan tubuh baik kualitas
maupun kuantintasnya, dalam pelajaran
ilmu gizi biasa disebut triguna pakan,
yaitu pakan yang mengandung zat
tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Seringkali pengobatan terhadap suatu
penyakit tidak membuahkan hasil, hal ini
disebabkan oleh penyakit infeksius
Gambar 2.7 Vaksinasi Melalui Pakan seperti agen asing, parasit, bakteri, virus,
Sumber: dokumen pribadi
dan jamur. Penyakit-penyakit noninfek-
2. Pencegahan Kontaminasi sius harus diatasi dengan memperbaiki
Pembawa penyakit ternak yang paling tata laksana budi daya yang baik dan
sering adalah manusia dan kendaraan benar. Timbulnya penyakit pada ternak
pengangkut pakan ayam. Oleh sebab itu, merupakan proses yang berjalan secara
pengunjung lain tidak diizinkan masuk dinamis dan merupakan hasil interaksi
ke dalam lokasi peternakan ayam kecuali tiga faktor, yaitu ternak, agen penyakit
benar-benar perlu. Para karyawan (patogen), dan lingkungan. Lingkungan
sebaiknya tidak hilir mudik dari satu unit memegang peran yang sangat penting
ke unit lain. Apabila pekerja terpaksa dalam menentukan pengaruh positif
bergerak dari satu unit ke unit lain, atau negatif terhadap hubungan antara
terlebih dahulu harus mandi dengan air ternak dengan agen penyakit.
dan disinfektan serta berganti pakaian. Unsur mineral esensial baik makro
Untuk kendaraan yang berasal dari luar maupun mikro sangat dibutuhkan untuk
peternakan, sebelum masuk lokasi proses fisiologis ternak, terutama ternak
peternakan harus disemprot dengan ruminansia yang hampir seluruh
disinfektan. Untuk karyawan sebaiknya hidupnya bergantung pada pakan
disediakan tempat cuci kaki yang hijauan. Hijauan pakan ternak yang
dicampur antara disinfektan dengan air. tumbuh di tanah yang miskin unsur
B. Pencegahan Penyakit Defisiensi mineral akan berkurang kandungan
1. Pengertian Defisiensi mineralnya, terutama jenis rumput.
Akibatnya, ternak yang hidup di daerah
Gizi adalah suatu proses organisme
tersebut akan mengalami penyakit yang
melalui pakan yang dikonsumsi secara
disebut penyakit defisiensi mineral.
normal melalui proses absorbsi, trans-
Penyakit ini dapat mengakibatkan
portasi, penyimpanan, metabolisme, dan
penurunan bobot badan, kekurusan,
pengeluaran zat-zat yang tidak
serta penurunan daya tahan tubuh, daya
digunakan untuk mempertahankan
produksi, dan reproduksi. Kasus penyakit
kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
defisiensi mineral terutama ditemukan
normal dari organ-organ, serta
pada ternak di daerah kering beriklim
menghasilkan energi. Tak satu pun jenis
kering, daerah yang sebagian besar
pakan yang mengandung semua zat gizi
tanahnya berpasir dan daerah lahan
yang mampu membuat ternak hidup
gambut, dan biasanya dimiliki oleh
sehat, tumbuh kembang, dan produktif.
peternak kecil. Oleh karena itu, ternak di
Oleh karena itu, setiap ternak perlu
daerah tersebut kurang berkembang
mengkonsumsi aneka ragam pakan
baik kualitas maupun kuantitasnya.
untuk kelangsungan hidupnya.

9
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

2. Pemberian Pakan Suplemen Pada ternak ruminansia pemberian


Pencegahan penyakit defisiensi mineral suplemen dalam bentuk padat (pakan)
dapat dilakukan dengan pemberian sangat berkaitan dengan konsentrat
pakan tambahan yang berupa mineral sebab keduanya sama-sama memiliki
blok atau pakan konsentrat yang fungsi untuk memacu pertumbuhan dan
mengandung mineral yang mencukupi meningkatkan jumlah mikroba di dalam
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis rumen sehingga dapat menyerap nutrisi
ternak. Pemberian suplemen pada makanan terutama serat kasar lebih
ternak merupakan strategi yang dapat banyak. Pemberiannya pun sama,
dilakukan peternak untuk meningkatkan diberikan sebelum ternak diberi pakan
pertumbuhan, perkembangan, dan utama yaitu hijauan makanan ternak.
produktivitas ternak secara efisien. Bahan-bahan yang dapat digunakan
Suplemen mengandung banyak nutrien, berasal dari limbah industri pertanian,
terutama protein dan energi. Manfaat perikanan, peternakan, dan makanan
pemberian suplemen bagi ternak adalah yang bernilai ekonomi rendah, tetapi
sebagai pelengkap nutrien yang masih mengandung nilai gizi yang cukup
dibutuhkan oleh ternak sehingga akan tinggi.
berdampak pada pertumbuhan, repro- C. Program Biosecurity
duksi, dan produksi yang optimal.
Menurut Tabbu, C. R. (2000), biosecurity
Ada dua macam bentuk suplemen, yaitu merupakan suatu sistem untuk mencegah
bentuk padat dan bentuk cair. Bentuk penyakit baik klinis maupun subklinis, yang
padat biasanya diberikan pada ternak berarti sistem untuk mengoptimalkan
ruminansia dalam bentuk pakan produksi ternak secara keseluruhan, dan
misalnya penggunaan UMMB (Urea merupakan bagian untuk mensejahterakan
Molasses Multinutrient Block) yang hewan (animal welfare). Biosecurity adalah
banyak diberikan pada ternak sapi. semua tindakan yang merupakan perta-
Adapun bentuk cair biasanya banyak hanan pertama untuk pengendalian wabah
diberikan pada ternak unggas seperti dan dilakukan untuk mencegah semua
ayam dan bebek, yang diberikan melalui kemungkinan kontak/penularan dengan
air minum atau bisa juga diberikan peternakan tertular dan penyebaran
melalui pakan dengan cara mencam- penyakit (Sudaryani, T., 2007) .
purkan suplemen cair dengan bahan-
Biosecurity merupakan praktik manajemen
bahan pakan yang telah disatukan atau
dengan mengurangi potensi transmisi
dicampur.
perkembangan organisme seperti virus AI
dalam menyerang hewan dan manusia.
Biosecurity terdiri atas dua elemen penting
yaitu bio-kontaimen dan bio-ekslusi. Bio-
kontaimen adalah elemen untuk pence-
gahan terhadap datangnya virus terinfeksi
dan bio-ekslusi adalah elemen untuk
menjaga supaya virus yang ada tidak keluar
atau menyebar.
Pengertian lainnya, biosecurity adalah
suatu sistem untuk mencegah penyakit baik
klinis maupun subklinis, termasuk
Gambar 2.8 UMMB
Sumber: dokumen pribadi penyakit-penyakit zoonosis, yang

10
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

merupakan sistem untuk mengoptimalkan sebagai satu set program kerja dan prose-
produksi unggas secara keseluruhan dan dur yang akan mencegah atau mem-batasi
bagian dari kesejahteraan hewan. Menurut hidup dan menyebarkan hama dan jasad
Shane S. M. (2005), biosecurity adalah renik berbahaya di berbagai tempat, seperti
semua praktik-praktik manajemen yang peternakan tempat penampungan hewan
diberlakukan untuk mencegah organisme dan rumah potong hewan.
penyebab penyakit dan zoonosis yang Biosecurity merupakan tindakan perlin-
masuk dan keluar peternakan. dungan terhadap ternak dari berbagai bibit
Tujuan utama dari penerapan biosecurity penyakit (bakteri dan virus) melalui
yaitu: pengamanan terhadap lingkungannya dan
1. meminimalkan keberadaan penyebab orang atau individu yang terlibat dalam
penyakit; siklus pemeliharaan yang dimaksud.
Tujuannya yaitu supaya bibit penyakit
2. meminimalkan kesempatan agen berhu-
(bakteri dan virus) yang terbawa dari luar
bungan dengan induk semang; dan
tidak menyebar dan menginfeksi ternak.
3. membuat tingkat kontaminasi lingkun- Tindakan biosecurity meliputi:
gan oleh agen penyakit seminimal
1. Lokasi peternakan harus terbebas dari
mungkin ( Zainuddin dan Wibawan,
gangguan binatang liar yang dapat
2007).
merugikan.
2. Melakukan disinfeksi dan penyemprotan
insektisida terhadap serangga, lalat,
nyamuk, kumbang, dan belalang di
setiap kandang secara berkala.
3. Setiap kendaraan yang akan masuk ke
areal peternakan harus melewati bak
biosecurity dan disemprot cairan
disinfektan (lysol).
4. Setiap petugas yang akan masuk ke
Gambar 2.9 Kandang Sapi Perah
Sumber: dokumen pribadi
kandang diharuskan mencelupkan
Tujuan dari biosecurity adalah mencegah sepatu boot ke dalam bak biosecurity
semua kemungkinan penularan dengan yaitu wadah berisi disinfektan yang
peternakan tertular dan penyebaran sudah disediakan.
penyakit. Penerapan biosecurity pada 5. Segera mengeluarkan ternak yang mati
seluruh sektor peternakan, baik di industri untuk diotopsi lalu dikubur atau
perunggasan atau peternakan lainnya akan dimusnahkan.
mengurangi risiko penyebaran mikro- 6. Selain petugas dilarang memasuki areal
organisme penyebab penyakit yang kandang.
mengancam sektor tersebut. Meskipun 7. Membatasi kendaraan yang masuk ke
biosecurity bukan satu-satunya upaya areal kandang.
pencegahan terhadap serangan penyakit,
namun biosecurity merupakan garis 8. Menyediakan kendaraan khusus bagi
pertahanan pertama terhadap penyakit. tamu yang berkunjung, contohnya
Biosecurity sangat penting untuk mengen- seperti kereta biosecurity.
dalikan dan mencegah berbagai penyakit 9. Untuk aktivitas di dalam laboratorium
yang mematikan, hal ini dapat digambarkan harus menggunakan pakaian khusus

11
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

berupa jas dan alas kaki khusus untuk bangkai unggas keluar dari area peter-
laboratorium nakan;
Program biosecurity meliputi pengendalian j. unggas yang mati harus dibakar atau
pergerakan hewan, peralatan, orang-orang dikubur;
dan sarana pengangkutan dari luar dan ke k. kotoran unggas diolah terlebih dahulu
farm yang satu ke farm yang lain, pemisahan sebelum keluar dari area peternakan;
jenis unggas, burung liar, binatang dan
pengerat, dan binatang yang diasingkan
l. air kotor hasil sisa pencucian langsung
secara geografis untuk memperkecil
dialirkan ke luar kandang secara terpisah
penyebaran penyakit dan pengendalian
melalui saluran limbah ke tempat
serangga yang dapat menyebabkan
penampungan limbah (septic tank)
penyakit. Penerapan disinfeksi dan prose-
sehingga tidak tergenang di sekitar
dur yang higienis untuk mengurangi tingkat
kandang atau jalan masuk kandang.
infeksi membasmi mikroorganisme berba-
haya dan pengobatan untuk mencegah dan Penerapan biosecurity pada peternakan
mengobati penyakit bakteri. dibagi menjadi empat bagian utama, yaitu
(1) isolasi, (2) pengendalian lalu lintas, (3)
Penerapan biosecurity pada peternakan
sanitasi, dan (4) karantina.
dapat dilakukan dengan cara:
1. Isolasi
a. membuat lokasi peternakan berpagar
dengan satu pintu masuk; Isolasi mengandung pengertian penem-
patan atau pemeliharaan hewan di dalam
b. rumah tempat tinggal, kandang unggas
lingkungan yang terkendali. Pengan-
serta kandang hewan lainnya ditem-
dangan atau pemagaran kandang akan
patkan pada lokasi terpisah;
menjaga dan melindungi unggas serta
c. pembatasan secara ketat terhadap menjaga masuknya hewan lain ke dalam
keluar masuknya material (hewan/ kandang. Isolasi ini diterapkan juga
unggas, produk unggas, pakan, kotoran dengan memisahkan ayam berdasarkan
unggas, alas kandang, litter, rak telur) kelompok umur. Selanjutnya, penerapan
yang dapat membawa agen penyakit; manajemen all-in/all-out pada peterna-
d. pembatasan secara ketat keluar masuk- kan besar mempraktikkan depopulasi
nya orang/tamu/pekerja dan kendaraan secara berkesinambungan serta membe-
dari atau ke lokasi peternakan; ri kesempatan pelaksanaan pembersihan
e. setiap orang yang masuk atau keluar dan disinfeksi seluruh kandang dan per-
peternakan harus mencuci tangan alatan untuk memutus siklus penyakit.
dengan sabun atau disinfektan; 2. Pengendalian Lalu Lintas
f. mencegah keluar masuknya tikus (roden- Pengendalian lalu lintas ini diterapkan
sia), serangga, atau unggas lain seperti terhadap lalu lintas ke peternakan dan
burung liar yang dapat berperan sebagai lalu lintas di dalam peternakan. Pengen-
vektor penyakit ke lokasi peternakan; dalian lalu lintas ini diterapkan pada
g. unggas dipisahkan berdasarkan spe- manusia, peralatan, barang, dan bahan.
siesnya; Pengendalian data berupa penyediaan
fasilitas kolam dipping dan spraying
h. kandang, tempat pakan/minum, sisa alas
pada pintu masuk untuk kendaraan,
kandang/litter, dan kotoran kandang
penyemprotan disinfektan terhadap
dibersihkan secara teratur;
peralatan dan kandang, sopir, penjual,
i. tidak membawa unggas sakit atau dan petugas lainnya dengan mengganti

12
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

pakaian dengan pakaian khusus. Pangan dapat tercemar oleh mikro-


Pemerikasaan kesehatan hewan yang organisme pada udara selama proses,
datang serta adanya Surat Keterangan pengemasan, penyimpanan, dan
Kesehatan Hewan (SKKH). penyiapan. Cara yang efektif untuk
3. Sanitasi mengurangi pencemaran mikro-
organisme dari udara antara lain praktik
Sanitasi ini meliputi praktik disinfeksi
higiene, penyaringan udara yang masuk
bahan, manusia, dan peralatan yang
ke ruang proses, dan penerapan metode
masuk ke dalam peternakan, serta keber-
pengemasan yang baik (Johnson, G.,
sihan pegawai di peternakan. Sanitasi
2010).
meliputi pembersihan dan disinfeksi
secara teratur terhadap bahan-bahan Intensitas pengambilan sampah dan
dan peralatan yang masuk ke dalam limbah peternakan (kotoran ayam)
peternakan. Pengertian disinfeksi adalah dilakukan pada periode tertentu secara
upaya yang dilakukan untuk membebas- teratur, karena dapat mengundang lalat
k a n m e d i a p e m b a w a d a r i m i k ro - atau insekta lain serta tumpukan sampah
organisme secara fisik atau kimia, antara dapat menjadi sumber pencemaran di
lain seperti pembersihan disinfektan, peternakan.
alkohol, NaOH, dan lain-lain. 4. Karantina
Sanitasi peternakan meliputi kebersihan Karantina ternak adalah kegiatan yang
sampah, feses, dan air yang digunakan. dilakukan dalam suatu waktu tertentu
Air yang digunakan untuk konsumsi dan dengan tujuan untuk mengamati apakah
kebutuhan lainnya harus memenuhi ternak terserang suatu penyakit tertentu.
persyaratan air bersih. Jika digunakan air Karantina dilakukan di suatu kawasan
tanah atau dari sumber lain, maka air tertentu atau tempat tertentu, dan
harus diperlakukan sedemikian rupa dilakukan terhadap ternak yang akan
sehingga memenuhi persyaratan air keluar atau memasuki suatu wilayah
bersih. tertentu (biasanya antarpulau atau
Salah satu perlakuan air yang umum antarnegara).
dilakukan adalah dengan menambahkan Ternak yang pada waktu dikarantina
2 ppm klorin. Untuk menjamin bahwa air dicurigai menderita suatu penyakit,
tersebut memenuhi syarat air bersih, maka ternak tidak boleh keluar atau
maka perlu dilakukan pemeriksaan masuk wilayah tertentu. Ternak tersebut
laboratorium secara berkala, minimal 1 harus diobati terlebih dahulu. Bahkan
tahun sekali. Klorin berguna untuk untuk tujuan daerah bebas penyakit,
mematikan mikroorganisme yang maka pemasukan vaksin/ternak untuk
terkandung dalam sumber air. Air penyakit tersebut juga tidak boleh
merupakan media pembersih selama dilakukan.
proses sanitasi serta merupakan bahan
Karantina biasa juga dilakukan pada
baku pada proses pengolahan pangan.
suatu peternakan dengan jumlah
Air juga dapat sebagai sumber pencemar.
populasi yang cukup besar. Apabila
Jika air tercemar, maka perlu dicari
dalam pemeriksaan rutin didapatkan
alternatif sumber air lain atau air
ternak yang dicurigai menderita suatu
tersebut harus diolah dengan metode
penyakit maka ternak tersebut harus
kimia atau metode lainnya. Sumber
segera diisolasi pada kandang isolasi
pencemar lain adalah udara di sekitar-
atau dengan kata lain ternak tersebut
nya.

13
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

harus segera dipindahkan ke kandang menjaga biosecurity di area peternakan.


karantina untuk mencegah terjadinya Disinfeksi pada peternakan ditunjang
penyebaran penyakit dan untuk memas- dengan adanya fasilitas disinfektan,
tikan penyakit yang menyerang ternak seperti kolam dipping dan spraying.
tersebut. Kolam dipping digunakan untuk meren-
Diagnosa harus segera dilakukan untuk dam sepatu bot ataupun roda kendaraan
dapat segera diambil kesimpulan dan yang akan masuk ke dalam peternakan.
melakukan treatment yang harus Tempat spraying digunakan untuk
dilakukan untuk melakukan pengobatan. mendisinfeksi tubuh dari orang yang
Ternak yang dimasukkan dalam kandang akan masuk ke dalam wilayah peter-
karantina apabila dalam kurun waktu nakan.
tertentu tidak menunjukkan gejala- Disinfektan yang baik harus memenuhi
gejala penyakit tertentu, diperbolehkan persyaratan sebagai berikut:
memasuki atau keluar suatu wilayah a) Tidak berbahaya bagi ternak maupun
tertentu atau boleh dikembalikan ke manusia
populasinya karena ternak tersebut
b) Mempunyai daya bunuh yang tinggi
bebas dari penyakit yang dicurigai
terhadap bakteri, protozoa, dan mikro-
tersebut.
ba lain serta telurnya
Pada suatu keadaan lain yaitu pada suatu
c) Efek residunya pendek dan daya
tempat ditemukan suatu penyakit ternak
penetrasinya tinggi
ruminansia besar yang menular, maka
tindakan yang dilakukan adalah d) Stabil bila dilarutkan atau kontak
mencegah agar penyakit tersebut tidak dengan bahan organik lain
menyebar dengan cara: e) Tidak merusak alat yang digunakan
a) Tidak memindahkan ternak yang sakit dan mudah digunakan
b) Melakukan pengobatan dengan cara f) Tidak mengeluarkan bau atau sedikit
membuat zona-zona melingkar untuk berbau dan tidak terserap bahan pakan
membatasi penyebaran g) Tidak mencemari lingkungan baik
c) Membatasi/melarang transportasi udara maupun air.
ternak melewati daerah yang ter- Semua peralatan yang berasal dari luar
serang penyakit peternakan hendaknya diisolasikan
5. Praktik Disinfeksi terlebih dahulu dalam ruangan yang
tertutup sempurna selama dua hari.
Disinfeksi merupakan proses pemusna-
Dalam ruangan ini, benda-benda
han hama dengan membebaskan segala
tersebut difumigasi. Setelah dilakukan
bentuk mikroorgsnisme dengan jalan
fumigasi, kemudian diuji terhadap
membunuh kuman (bakterisida)
kontaminan oleh seorang staf ahli.
dan/atau menghambat pertumbuhan
kuman (bakteriostatik) dengan meng- Penggunaan disinfektan harus memper-
gunakan bahan kimia. Bahan kimia yang hatikan kandungan disinfektan tersebut
digunakan disebut disinfektan, seperti sehingga disinfektan tidak salah peng-
Virucide meyer, Iodine. gunaannya dan sesuai dengan syarat
disinfektan yang baik, yaitu aman,
Menurut Gernat (2004), disinfeksi
efektif, dan efisien.
merupakan hal yang sangat penting

14
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Tabel 2.1 Klasifikasi Disinfektan

Tipe Disinfektan Cara Kerja Terhadap Mikroba Penggunaan Keterangan

Alkohol Merusak sel vegetatif, dehidrasi, Peralatan-peralatan kecil Aktivitas residu yang buruk,
denaturasi membran sel dan dinding mudah terbakar, dan mahal
sel bakteri gram negatif

Halogen Merusak spora bakteri, inaktivasi Sistem perairan dan Korosif, beresidu tinggi, inefektif
enzim, dan merusak membran sel rendam kaki untuk bahan organik

Ammonium Denaturasi protein bakteri Peralatan inkubasi dan Tidak korosif, beresidu rendah,
Kuartener sistem pemberian pakan efektif untuk bahan organik

Fenol Merusak sel membran dan denaturasi Penggunaan biasa untuk Agak sedikit mengiritasi, residu
protein sel perlengkapan bangunan rendah dan efektif untuk bahan
organik

Agen Pengoksidasi Merusak endospora bakteri, menyerang Peralatan kecil Beresidu tinggi, korosif, inefektif
membran sitoplasma untuk bahan organik

Aldehid Antimikrobial, denaturasi protein sel, Fumigasi inkubator Sangat toksik, sedikit beresidu,
dan merusak DNA sporisidal, dan fungisidal

Arang destilasi Antimikrobial, denaturasi protein Penggunaan biasa untuk Korosif, mengiritasi, residu
enzim, dan sel membran bangunan rendah, efektif dengan bahan
organik

Baru-baru ini ada terobosan baru yang Untuk menambah wawasan lebih jauh
dilakukan KTT Pitik Jaya, yaitu penggunaan mengenai materi bab ini, kalian dapat mem-
biosecurity dengan bahan baku alami beruapa pelajari secara mandiri melalui internet.
sekam padi. Sekam padi ditempatkan dalam Beberapa website yang dapat kalian kunjungi
tungku kemudian dibakar dan asapnya adalah sebagai berikut:
ditampung lalu dialirkan melalui sebatang
bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga
asap itu bisa disuling dan menghasilkan cairan
hitam berupa disinfektan alami. Cairan
disinfektan ini tidak berbahaya untuk
menyem-prot kandang ayam agar terbebas
dari penyakit. Disinfektan ini tidak berbahaya
bagi ayam meskipun disemprotkan pada saat
ayam berada di dalam kandang dan sangat
efektif serta murah dibandingkan bila membeli
disinfektan (tabloid balimandara.baliprov.
go.id).
https://sunuedu.wordpress.com
https://pustakavet.wordpress.com
https://intannursiam.wordpress.com

15
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

1. Cari informasi dari peternakan sapi potong, 4. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti,
sapi perah, dan peternakan ayam petelur sungguh-sungguh, hati-hati, jujur, dan
yang ada di sekitar lingkungan sekolah penuh tanggung jawab.
tentang: 5. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
a. Program biosecurity 6. Pastikan alat dan bahan yang akan Anda
b. Pelaksanaan sanitasi gunakan lengkap dan dapat digunakan
c. Pelaksanaan disinfeksi dengan baik.
d. Alat dan bahan yang digunakan pada 7. Lakukan vaksinasi pada unggas
proses biosecurity, sanitasi, dan desin- 8. Siapkan vaksin dan pelarut, kemudian
feksi. campur hingga homogen.
2. Lakukan pengamatan terhadap peternakan 9. Pegang ayam dengan tangan kiri, kemudian
untuk mendapatkan gambaran tentang teteskan vaksin pada mata ternak dengan
kegiatan biosecurity. tangan kanan.
3. Buat laporan tentang hasil pengamatan. 10. Lakukan diskusi kelompok tentang hasil
praktik.
11. Setelah selesai melakukan praktik,
praktik bersihkan kembali tempat kegiatan
praktik dan peralatan yang digunakan
Lembar Kerja Praktik seperti sediakala.
Judul : Menjaga Kesehatan Ternak 12. Kembalikan alat dan bahan sisa ke tempat
Waktu : 2 x 45 menit semula.
Tujuan : Siswa mampu melakukan vaksinasi
pada ternak
Alat dan bahan:
Alat : Automatic syringe Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan
Drenching gun yang disebabkan oleh organisme seperti virus,
Botol Penetes vaksin bakteri, jamur, dan parasit. Ada beragam cara
untuk melaksanakan vaksinasi. Saat ini,
Bahan:
metode yang lazim dilakukan di antaranya
Vaksin yaitu vaksinasi melalui mata, hidung, mulut,
Ternak ruminansia penyuntikan, pakan, minum, dan penyem-
Ternak unggas protan.
Lembar Pengamatan Pakan yang beraneka ragam yaitu pakan
yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
Alat Tulis K3:Gunakan APD
diperlukan tubuh baik kualitas maupun
Hati-hati mendekati ternakLangkah kerja: kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa
1. Anda dipersilakan bergabung untuk disebut triguna pakan, yaitu pakan yang
membentuk kelompok–kelompok kecil. mengandung zat tenaga, pembangun, dan zat
Setiap kelompok terdiri atas 5—6 orang. pengatur.
2. Setiap kelompok memilih seorang ketua Biosecurity merupakan praktik manajemen
dan seorang sekretaris. dengan mengurangi potensi transmisi
3. Lakukan dan biasakan untuk berdoa perkembangan organisme seperti virus AI
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. dalam menyerang hewan dan manusia.

16
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

praktik
Biosecurity terdiri atas dua elemen penting, 5. Dalam pelaksanaan biosecurity, ada taha-
yaitu bio-kontaimen dan bio-ekslusi. Bio- pan yang perlu dilakukan agar proses
kontaimen adalah elemen pencegahan pelaksanaannya berjalan lancar. Jelaskan
terhadap datangnya virus terinfeksi, sedang- tahap-tahap biosecurity!
kan bio-ekslusi adalah elemen untuk menjaga
supaya virus yang ada tidak ke luar atau
menyebar.
Tujuan utama dari penerapan biosecurity
adalah:
1. meminimalkan keberadaan penyebab
penyakit;
2. meminimalkan kesempatan agen berhubu-
ngan dengan induk semang;
3. membuat tingkat kontaminasi lingkungan
oleh agen penyakit seminimal mungkin.
Program biosecurity meliputi pengendalian
pergerakan hewan, peralatan, orang-orang,
dan sarana pengangkutan dari luar dan ke farm
yang satu ke farm yang lain, pemisahan jenis
unggas, burung liar, binatang pengerat, dan
binatang yang diasingkan secara geografis
untuk memperkecil penyebaran penyakit dan
pengendalian serangga yang dapat menyebab-
kan penyakit.

penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Dalam usaha peternakan, faktor pence-
gahan penyakit yang berupa sanitasi dan
desinfeksi sangat penting dalam prosedur
pemeliharaan. Apa yang dimaksud dengan
kegiatan sanitasi dan desinfeksi?
2. Untuk mendapatkan sistem kekebalan
tubuh pada ternak, maka pada umur 1—3
hari, dilakukan vaksinasi tetes mata terha-
dap ayam. Apakah yang disebut dengan
vaksinasi? Jelaskan!
3. Bagaimana cara mencegah ternak agar tidak
mengalami defisiensi pakan? Jelaskan!
4. Selain sanitasi dan desinfeksi, ada juga
program pencegahan penyakit bernama
biosecurity, jelaskan apa yang disebut
dengan biosecurity!

17
BAB 3
MENGANALISIS PERBEDAAN
TERNAK SEHAT DAN TERNAK SAKIT
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)

1. Setelah mempelajari materi tentang analisis perbedaan ternak sehat dan


ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan ciri-ciri ternak sehat dan
ternak sakit dengan baik.
2. Setelah mempelajari materi tentang analisis perbedaan ternak sehat dan
ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan prosedur diagnosis
kesehatan ternak dengan cermat.
3. Setelah mengidentifikasi ternak sehat dan ternak sakit, peserta diklat
mampu mendiagnosis kesehatan ternak dengan tepat.
4. Setelah melakukan identifikasi ternak sehat dan ternak sakit, peserta diklat
mampu memilah antara ternak sehat dan ternak sakit dengan baik.

Menerapkan Proses Biosecurity

Program Pencegahan Program Biosecurity


Pencegahan Penyakit Penyakit defisiensi
1.Isolasi
1. Program Vaksinasi 1. Pengertian defisiensi 2.Pengendalian lalu lintas
sebagai control kesehatan 2. Pemberian 3.Sanitasi
2. Pencegahan kontaminasi Pakan suplemen 4.Karantina
5.Praktik desinfeksi

Biosecurity, diagnosis penyakit, ektoparasit, hospes, intramuscular, intravena,


isolasi, infectious

18
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. Ciri-Ciri Ternak Sehat dan Ternak Sakit individu yang merupakan akibat dari
Keberhasilan setiap usaha peternakan penyebab penyakit (kausal). Dalam
tidak hanya bergantung atas faktor-faktor kegiatan agribisnis di bidang peternakan,
bibit, pakan, dan manajemen, akan tetapi penyakit merupakan hambatan utama
bergantung pula terhadap faktor penyakit. dalam usaha meningkatkan produksi
Usaha yang telah dirintis dengan susah ternak. Oleh karena itu, pengendalian yang
payah akan jadi sia-sia bila peternak tidak berupa pencegahan atau pengobatan perlu
memperhatikan kesehatan ternak. Oleh dilakukan secara baik dan efisien.
karena itu, pengendalian penyakit menjadi Pencegahan penyakit dilakukan untuk
lebih utama dibandingkan pengobatan menghindari agar ternak tidak terserang
terhadap penyakit yang telah berjangkit di penyakit. Adapun pengobatan terhadap
suatu peternakan. suatu penyakit dilakukan apabila ternak
Berdasarkan penyebabnya, penyakit dike- sapi sudah terserang penyakit. Telah
lompokka ke dalam enam kelompok, yaitu diketahui bersama bahwa pencegahan
sebagai berikut. lebih baik daripada pengobatan. Hal ini
karena dengan pengobatan, biaya produksi
1. Penyakit yang diakibatkan oleh parasit.
menjadi lebih besar daripada biaya untuk
2. Penyakit yang diakibatkan oleh virus. pencegahan. Harga jual ternak yang
3. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri. terserang penyakit juga menjadi lebih
4. Penyakit yang diakibatkan oleh gang- murah dari ternak yang sehat, bahkan
guan metabolisme mungkin bisa tidak laku di pasar.
5. Penyakit yang diakibatkan oleh faktor Secara umum, ternak yang sakit mempunyai
keturunan (genetik). gejala-gejala umum seperti berikut ini:
6. Penyakit yang diakibatkan oleh kesa- a. tidak ada atau kurangnya nafsu makan;
lahan nutrisi, penata laksanaan atau b. depresi;
lingkungan. c. lesu;
Selain berdasarkan penyebabnya, penyakit d. mata tidak bersinar;
dapat pula dikelompokkan berdasarkan
e. kulit pucat;
sistem tertentu di dalam tubuh ternak,
antara lain sebagai berikut. f. bulu kusut/kusam atau tidak mengkilat;
1. Penyakit pada sistem pencernaan. g. perubahan suhu tubuh; dan
2. Penyakit yang menyerang hati. h. kadang-kadang disertai peradangan.
3. Penyakit pada sistem cardiovaskuler. Adapun ternak yang sehat memiliki ciri-ciri
sebagai berikut;
4. Penyakit pada darah dan organ-organ
pembentuk darah. a. keadaan badannya cukup berisi (tidak
kurus);
5. Penyakit pada sistem urinary (saluran
kencing). b. bulu mengkilat (tidak kusam) dan lemas
atau tidak kaku;
6. Penyakit pada sistem saraf.
c.lincah, aktif, berjalan dengan langkah yang
7. Penyakit pada perototan dan per-
mudah dan teratur;
tulangan
d. mata bersinar, terbuka, dan bersih.
8. Penyakit pada kulit.
Selaput lendir mata tidak pucat dan tidak
9. Penyakit pada sistem reproduksi. merah atau kuning;
Sakit merupakan perubahan fisiologis pada e. kulit halus dan mengkilap;

19
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

f. nafsu makan baik, memamah biak Banyak perubahan-perubahan secara


dengan tenang; dan fisiologis yang dapat diamati, di antaranya
g. panas tubuh normal. ialah sebagai berikut.
C. Prosedur Diagnosis Kesehatan Ternak a. Perubahan suhu tubuh mengalami
perubahan apabila individu tersebut
Pengertian Sakit
dalam keadaan sakit, terutama akan
Sakit adalah keadaan organ tubuh atau terjadi kenaikan suhu tubuhnya.
fungsinya mengalami kelainan dari
b. Peradangan terjadi karena adanya
keadaan normal atau mengalami suatu
i n fe k s i d a l a m t u b u h n y a . A d a n y a
perubahan fisiologis, yang merupakan
peradangan dalam tubuh ternak biasa-
akibat dari penyebab penyakit (kausal).
nya ditandai dengan adanya kesakitan
Penentuan bahwa suatu ternak dalam
(rasa sakit), panas, kemerahan, dan
keadaan sakit atau tidak dapat diketahui
kebengkakan.
melalui pemeriksaan dengan alat indra baik
secara langsung maupun dengan bantuan c. Tidak ada atau kurangnya nafsu makan.
suatu alat tertentu. Menurut Soeharsono d. Depresi.
(2005), apabila keadaan atau status dari Tanda-tanda umum pada ternak yang
tubuh dan alat-alat tubuh hewan sedang sakit biasanya sangat berhubungan
mengalami perubahan dan kelainan, maka dengan tingkah laku dan kondisi umum
hal tersebut akan mengakibatkan gangguan tubuh ternak.
fungsi fatal dari tubuh atau alat tubuh
1. Pengamatan
tersebut yang akan berakibat adanya suatu
kelainan atau penyimpangan. Penampakan Pengamatan terhadap sikap dan kondisi
atau penyimpangan ini disebut gejala sakit. umum merupakan pemeriksaan awal
untuk memastikan gejala-gejala yang
Gejala Penyakit
berhubungan dengan penyakit. Biasa-
Suatu penyakit dapat diidentifikasi nya, ternak yang sakit mempunyai
jenisnya apabila diketahui rangkaian kelainan sikap seperti pada saat ternak
gejalanya dan perubahan cairan tubuh atau berdiri, duduk, berbaring, dan berjalan.
cairan sel. Untuk dapat mengetahui ternak
2. Nafsu Makan
dalam keadaan sehat atau sakit, terlebih
dahulu harus diketahui ciri-ciri atau Pada ternak yang sehat, nafsu makan
penampilan secara umum ternak yang sehat pada umumnya normal, sehingga apabila
maupun gejala-gejala ternak yang sakit. ada ternak yang nafsu makannya kurang,
Gejala sakit yang ditemukan pada ternak maka kemungkinan ada gangguan-
yang masih hidup disebut gejala klinis. gangguan pada pencernaan atau organ
Gejala klinis dibedakan menjadi dua lainnya.
macam, yaitu gejala klinis yang bersifat 3. Keadaan Kulit
umum dan gejala klinis yang bersifat Keadaan kulit ternak perlu mendapat
khusus. perhatian pada waktu pemeriksaan
Gejala Klinis Khusus kesehatan karena keadaan kulit
Gejala klinis khusus timbul sebagai reaksi memperlihatkan status kesehatan dari
dari kelainan suatu sistem organ tubuh ternak tersebut. Pemeriksaan kulit
ternak. Setiap kelainan dari sistem organ secara fisik dilakukan melalui inspeksi
tubuh akan menunjukkan gejala yang yang dan palpasi ataupun dilanjutkan melalui
khas. Dengan mengamati gejala-gejala pemeriksaan laboratorium.
khusus yang timbul, maka pemeriksaan 4. Keadaan Bulu
lebih lanjut dapat lebih diarahkan. Ternak yang sehat keadaan bulunya

20
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

normal yaitu tampak berkilap, lemas, dan oksigen dari udara dan mengeluarkan
tidak rontok. Akan tetapi, ternak sakit karbon dioksida dari jaringan-jaringan
akan menunjukkan kelainan keadaan tubuh lewat paru-paru. Pada waktu
bulu, dapat berupa kerontokan, bulu pemeriksaan pernapasan, perlu
tampak suram, kering, kasar, dan berdiri. diperhatikan frekuensi pernafasan.
5. Keadaan Moncong 10. Pemeriksaan Mata
Moncong atau cungur ternak yang sehat Pemeriksaan mata dilakukan dengan
yakni selalu basah, sehingga apabila cara melihat bola mata, bulu mata, dan
d i l a k u ka n p e m e r i k s a a n m o n co n g kelopak mata. Pada ternak yang keadaan
nampak tering, maka ada kemungkinan matanya memperlihatkan kelainan,,
ternak menderita demam. Perhatikan maka perlu diperiksa kemampuan
pula lubang hidung bila ada leleran melihatnya yaitu dengan cara meng-
hidung dan bau yang tidak wajar. Apabila gerakkan tangan di depan matanya atau
ada perdarahan maka perlu diteliti dengan cara mengamati refleks dari
keadaan selaput lendir hidung. Apabila pupil mata.
cuping hidung tampak kembang kempis, 11. Feses/Kotoran
maka dapat diduga ternak menderita
Keadaan feses yang tidak normal ada
sesak napas.
hubungannya dengan penyakit dan
6. Suhu Badan gangguan pencernaan. Pada feses dapat
Ternak termasuk homoiterm yaitu hewan juga dibuktikan adanya investasi parasit
yang berdarah panas. Suhu badan hewan dalam. Oleh karena itu, pemeriksaan
tersebut tidak bergantung kepada suhu feses perlu dilakukan, terutama jika
lingkungannya. Ternak yang sehat suhu ternak menunjukkan gejala-gejala atau
badannya normal dan tidak dipengaruhi keadaan feses yang mencurigakan.
oleh suhu sekitarnya. Bentuk fisik kotoran yang tidak normal
7. Kenaikan Suhu Badan dapat berupa mencret atau diare.
Kenaikan suhu badan lebih dari suhu 12. Urine
normal disebut demam. Demam yang Pemeriksaan fisik urine meliputi jumlah
disebabkan adanya infeksi bakteri, virus, urine per hari, warna, bau, berat jenis,
jamur, dan protozoa disebut demam dan sedimen. Warna urine yang normal
patologis. berwarna kuning muda hingga kuning
8. Denyut Nadi kecokelatan. Urine yang normal berbau
amoniak.
Pemeriksaan denyut nadi (pulsus)
dilakukan dengan cara palpasi pada 13. Vulva
arteria atau nadi. Pada masing-masing Pemeriksaan vulva dilakukan secara
ternak, frekuensi denyut nadi dapat inspeksi yaitu dengan memperhatikan
ditentukan dengan memeriksa beberapa labia vulva dan cairan yang keluar.
arteria. Kenaikan frekuensi denyut nadi 14. Keadaan Air Susu
menunjukkan adanya gangguan fungsi
Keadaan fisik air susu perlu dicurigai
jantung, paru-paru, hewan demam, dan
apabila menampakkan gejala-gejala
anemia yang terjadi pada hewan-hewan
seperti air susu menjadi kuning
yang sedang merasa kesakitan atau
kemerah-merahan, berbau tidak segar,
dalam keadaan tenang.
atau terasa asin dan terlihat gumpalan-
9. Frekuensi Pernapasan gumpalan yang halus. Air susu yang
Pernapasan adalah proses pengambilan berlendir atau mengandung darah dan

21
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

nanah atau air susu yang terasa asam a. adanya kelainan dalam mastikasi yaitu
dapat dijumpai bila kambing menderita cara mengunyah makanan;
mastitis. b. prehensi (mengambil makanan) atau
Pemeriksaan Klinis kemampuan lidah dan bibir untuk
Pemeriksaan klinis sering dilakukan untuk hal tersebut.
mendapatkan gambaran klinis jika suatu Pemeriksaan umum hewan sakit
penyakit sulit untuk dikenali. Hal ini bisa dimulai dari suatu jarak yang tidak
disebabkan keadaan secara umum yang mengganggu ketenangan dan sikap
tidak baik atau sulit ditentukan, pertum- penderita. Oleh sebab itu, pemeriksaan
buhan badan yang jelek atau menurun berat umum dilaksanakan dari jarak agak jauh
badannya. Pada keadaan demikian, penen- dan dilakukan dari berbagai arah yaitu
tuan diagnosis secara pasti hanya mungkin depan, belakang, dan kedua sisi hewan.
setelah dilakukan uji laboratorium secara 3. Pemeriksaan Fisik
tuntas.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara
Beberapa hal yang dilakukan dalam pe- palpasi, inspeksi visual, dan penciuman
meriksaan klinis di antaranya ialah sebagai serta pendengaran. Palpasi dan inspeksi
berikut. visual ini digunakan untuk:
1. Menelusuri Riwayat Penyakit a. mengenal kelainan-kelainan kecil atas
Pada penelusuran riwayat penyakit, susunan anatomi;
harus juga ditelusuri mengenai penyakit b. menilai kepekaan terhadap rasa sakit;
yang terdahulu, tipe kandangnya,
c. tanda peradangan dan tumor;
pakannya, air, dan sebagainya. Demikian
juga riwayat tentang vaksinasi dan d. kelainan konsistensi seperti busung;
pengobatan yang telah diberikan. dan
Pertanyaan–pertanyaan ini harus e. pengapuran yang patologik.
disusun secara kronologis agar paro- 4. Pe m e r i k s a a n B a g i a n - B a g i a n a t a u
genesis dari penyakit yang diperiksa Wilayah Tubuh
dapat diusahakan untuk dipelajari.
Pada ternak besar, pemeriksaan akan
Informasi yang perlu dicatat dan
lebih mudah apabila didasarkan pada
dilaporkan adalah:
wilayah-wilayah tubuh, misalnya
a. kondisi ternak atau status tiap kelom- wilayah kepala dan leher, dada dan perut
pok; sebelah kiri, wilayah belakang, dan
b. kejadian kematian; dan wilayah dada dan perut sebelah kanan.
c. tanggal waktu pemberian vaksin. Pada pemeriksaan terhadap semua
wilayah, maka kulit dan bulu perlu
2. Pemeriksaan Umum
diperiksa terhadap adanya lesi dan
Pemeriksaan umum merupakan pe- parasit luar. Kulit yang longgar pada saat
meriksaan terhadap keadaan lingkungan mencubit kulit leher, mewujudkan nilai
yang meliputi tingkat sanitasi ling- tingkat hidrasi yang meningkat dari
kungan, konsistensi tinja dan urine tubuh.
dalam kandang, tingkat pencemaran dan
5. Penentuan Gejala Ternak Sakit
kualitas pakan dan air, pemeriksaan
terhadap tanaman beracun maupun Penentuan gejala penyakit perlu pe-
bahan kimia yang mencurigakan, serta meriksaan secara teliti dan sistematik.
kelakuan hewan baik dalam keadaan Pemeriksaan ini dimulai dari:
berdiri maupun tiduran, seperti: 1. Inspeksi

22
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Inspeksi dilakukan dengan cara 8. Pemeriksaan Laboratorium


melihat, mengamati, dan memeriksa Pemeriksaan laboratorium ini dila-
semua permukaan tubuh mulai dari kukan secara:
lubang hidung, telinga, lesi pada kulit,
a. fisik : bau, rasa, dan warna
anus, dan semua bagian tubuh secara
saksama. Inspeksi ini dapat dibantu b. kemia : pemeriksaan secara
dengan menggunakan alat-alat seperti biokimia seperti me-
stetoskop, vaginoskop, atau dengan ngukur gula darah,
menggunakan alat rontgen. ureum dalam darah,
protein dalam urine,
2. Palpasi
dan lain-lain.
Palpasi adalah pemeriksaan hewan
c.Histopatologik: Pemeriksaan seperti
dengan cara meraba semua permu-
perubahan patologi,
kaan tubuh. Cara palpasi ini digunakan
anatomis, kelainan
untuk menilai kepekaan terhadap rasa
jaringan, dan lain-lain.
sakit, proses peradangan, tumor,
oedema, dan emfisema. d. Mikroskopis : Pemeriksaan yang
dilakukan dengan
3. Perkusi
menggunakan mikro-
Perkusi yaitu memeriksa lebar daerah skop
paru-paru dengan cara mengetuk-
e. Pembiakan : Pemeriksaan dila-
ngetuk atau memukul-mukul dengan
kukan dengan cara
menggunakan alat yang terdiri atas
membiakkan atau
perkusi hamer dan pleksimeter yang
dengan melakukan
dipukul dan diletakkan langsung pada
perkembangbiakan
kulit.
terlebih dahulu.
4. Auskultasi
f. Penyuntikan hewan percobaan
Auskultasi yaitu memeriksa jantung
g. Haemotologik, yaitu pemeriksaan
dan paru-paru dengan cara mende-
yang dilakukan dengan cara
ngarkan suaranya. Alat yang diguna-
mengamati sel darah.
kan adalah stetoskop.
h. Serologik yaitu pemeriksaan yang
5. Pemeriksaan Bau
dilakukan dengan cara mengamati
Melakukan pemeriksaan adanya bau- serum atau cairan darah.
bauan yang bermacam-macam yang
C. Diagnosis Kesehatan Ternak
menunjukkan adanya kelainan.
Diagnosis adalah suatu proses untuk
6. Penentuan Denyut Nadi
menentukan dan mengamati perubahan
Melakukan perhitungan denyut nadi yang terjadi pada ternak melalui tanda-
dengan cara memegang pembuluh tanda atau gejala yang terlihat sehingga
nadi dan menghitung detak nadi dalam suatu penyakit dapat diketahui penye-
satuan waktu. babnya. Untuk, menghasilkan diagnosis
7. Pengambilan Contoh yang baik, diperlukan pengetahuan teknis
Mengadakan punctie yaitu membikin peternakan, anatomi, dan fisiologi yang
tusukan pada bagian badan yang sakit baik.
untuk mendapatkan cairan-cairan Ketepatan diagnosis tergantung pada:
dengan menggunakan trokar atau 1. Sejauh mana anamnese dilakukan secara
kanul. baik

23
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

2. Gejala klinis yang tampak kejiwaan karena stres atau perubahan


3. Pemeriksaan nekropsi lingkungan.
4. Kecepatan pemeriksaan laboratorium Penyakit dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu penyakit menular yang dapat
Diagnosis penyakit memerlukan penga-
menyebar dari ternak satu ke ternak
matan spesimen di laboratorium agar
lainnya, dan penyakit tidak menular yaitu
penyebab penyakit dapat diketahui secara
penyakit yang biasanya hanya terbatas
tepat. Spesimen adalah segala sesuatu
pada satu kelompok tertentu atau bersifat
(benda, organ, feses, darah, atau lainya)
individual.
yang diduga mengandung kuman penyebab
penyakit. Prinsip dasar pengumpulan Berdasarkan agen penyebabnya, kelompok
spesimen: penyakit menular dibagi menjadi:
1. Jenis spesimen yang dikirim tergantung 1. Kelompok penyakit viral, yaitu penyakit
pada perubahan klinis ternak sakit yang disebabkan virus, misalnya PMK.
2. Spesimen dikirimkan dalam keadaan 2. Kelompok penyakit bakterial, yaitu
aseptik penyakit yang disebabkan bakteri, misal-
nya Brucellosis.
3. Harus segera dikirim ke laboratorium
3. Kelompok penyakit parasiter, yaitu
4. Botol tempat spesimen harus diberi
penyakit yang disebabkan parasit, misal-
identitas yang jelas
nya cacingan.
5. Harus disimpan secara baik
4. Ke l o m p o k p e n y a k i t f u n g a l , y a i t u
6. Selama proses pengambilan spesimen penyakit yang disebabkan fungi/jamur.
harus hati-hati terhadap kemungkinan
Adapun kelompok penyakit tidak menular,
pencemaran.
berdasarkan penyebabnya dapat dibagi
Pengiriman bahan spesimen membutuhkan menjadi:
teknik pengawetan spesimen yang baik
1. Kelompok penyakit defisiensi, yaitu
agar sel-sel jaringan tetap utuh atau tidak
penyakit yang disebabkan karena
rusak, misalnya dengan cara pendinginan,
kekurangan unsur dalam zat pakannya,
penggunaan bahan kimia (larutan pengawet
misalnya defisiensi vitamin.
dan buffer seperti formalin salin 10%,
glisein buffer 50%, alkohol 70%, dan lain- 2. kelompok penyakit intoksikasi, penyakit
lain). karena keracunan, misalnya intoksikasi
insektisida.
Berdasarkan penyebabnya, penyakit dapat
merupakan akibat adanya infeksi mikro- 3. Kelompok penyakit metabolik, yang
organisme yang merupakan bibit penyakit, disebabkan karena adanya gangguan
dapat pula oleh gangguan fisik atau nonfisik metabolisme, misalnya bloat.
yang bukan termasuk bibit penyakit. Bibit 4. Kelompok penyakit genesis, yang
penyakit terdiri atas berbagai jasad renik disebabkan oleh faktor gen/keturunan,
seperti virus, ricketsia, jamur, bakteri, misalnya osteodystropia.
protozoa, dan parasit. Selain itu, ada pula 5. Kelompok penyakit mekanis, yang
parasit yang sudah sempurna bentuk disebabkan karena terkena benda-
tubuhnya, baik yang tergolong dalam benda keras, misalnya fraktur, terjepit,
endoparasit maupun ektoparasit. Penyebab dan lain-lain.
penyakit yang bersifat fisik misalnya panas
Diagnosis Kesehatan Ternak
atau dingin, sedangkan penyebab penyakit
yang bersifat nonfisik misalnya gangguan Diagnosis adalah langkah yang penting

24
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

dalam pemeriksaan kesehatan hewan. 2. Pemeriksaan Fisik


Langkah untuk mendiagnosis didahului (Pemeriksaan Status Praesen dan
dengan beberapa langkah pemeriksaan Pemeriksaan Klinis)
pada hewan. Selain itu, juga diperlukan cara
3. Pemeriksaan Laboratorik
tertentu dalam menangani (meng-
handle/handling) hewan agar dapat 1. ANAMNESA
diperiksa dengan baik, agar didapat Anamnesa adalah upaya mencari tahu
diagnosis yang tepat. dengan bertanya kepada klien/pemilik
Diagnosis yang tepat adalah bagian yang hewan mengenai segala sesuatu yang
sangat penting dalam melakukan peng- berhubungan dengan penyakit yang
obatan (pelayanan kesehatan hewan). diderita oleh pasien/hewan yang di-
Namun, pengobatan memerlukan biaya periksa (sejarah hewan sebelum sakit
mahal, oleh karena itu prinsip mencegah dan keadaan hewan pada saat sakit, dll).
lebih baik daripada mengobati di dunia 2. PEMERIKSAAN FISIK
peternakan/pemeliharaan hewan harus Teknik/cara melakukan pemeriksaan
selalu diutamakan, karena keberhasilan fisik hewan meliputi:
suatu peternakan sangat dipengaruhi oleh
1. Inspeksi, memeriksa dengan cara
status kesehatan hewan-hewan ternaknya.
mengamati atau melihat;
Namun, apabila hewan/ternak sudah
terkena penyakit, yang diperlukan adalah 2. Palpasi, memeriksa pasien dengan
penanganan secepatnya terhadap hewan/ cara meraba untuk mengetahui
ternak tersebut agar tidak menjadi lebih adanya benjolan-benjolan ataupun
parah ataupun agar penyakit tidak kebengkakan abnormal dari suatu
menyebar (apabila ini adalah penyakit organ (kelenjar lymfe) bisa juga untuk
menular) dan agar kerugian dalam suatu memperkirakan suhu pasien;
peternakan tidak berkelanjutan. Oleh 3 . Pe r k u s i , p e m e r i k s a a n d e n g a n
karena itu, sangat diperlukan suatu diag- memukul baik dengan jari maupun
nosis yang cepat dan tepat agar pengobatan dengan alat perkusi hummer. Ini
yang dilakukan efektif pada sasaran. dilakukan untuk mengetahui
Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit kepekaan/kenyaringan suara yang
yang dihasilkan dari pengumpulan data dihasilkan dari hasil pukulan yang kita
informasi kesehatan hewan dengan proses lakukan terhadap organ mengenai
dan teknik pemeriksaan/dan atau dengan ketebalan ataupun isi dari suatu organ
alat tertentu. Untuk mendiagnosis diperlu- yang kita maksud dalam pemeriksaan
kan penguasaan terhadap ilmu anatomi, (ada perbedaan suara yang ditim-
fisiologi, patologi, dan tingkah laku hewan. bulkan).
Proses (urutan) dalam mendiagnosis harus 4. Auskultasi, memeriksa dengan alat
dengan metode yang benar (metodik) dan pendengaran (stetoskop) untuk
dalam melakukan pemeriksaan hendaknya mendengarkan normal atau tidaknya
dilakukan dengan pendekatan yang benar suara yang ditimbulkan oleh aktivitas
dan hati-hati terhadap hewan sehingga fisiologis organ (suara napas, detak
tidak mengubah data kesehatan individu jantung, peristaltik usus, gerak rumen,
hewan yang sebenarnya (lakukan pemerik- dll)
saan secara sistematis). 5. Membau, memeriksa dengan mem-
Teknik mendiagnosis terdiri atas: bau/penciuman. Bau merupakan hal
1. Anamnesa penting dalam pemeriksaan karena

25
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

ada beberapa penyakit yang dapat


diketahui dari baunya yang khas
seperti distemper ataupun parvo.
Ada pula beberapa penyakit lain
karena baunya, seperti: otitis ekstera,
nekrose mulut, karies gigi, radang
saluran pernapasan, dll.
a. Pemeriksaan Status Praesen
Pemeriksaan status praesen adalah
pemeriksaan fisik dengan ruang
lingkup pemeriksaan terhadap
keadaan umum hewan: sikap
berdiri, turgor kulit, selaput lendir
mata, cermin hidung, kondisi bulu
dan kulit, suhu tubuh berapa
derajat celcius, frekuensi napas
Gambar 3.2 Pengukuran Temperatur Rectal Ternak Domba
setiap menit, frekuensi pulsus Sumber: dokumen pribadi
setiap menit dan jumlah gerak Dengan pengukuran suhu tubuh
rumen setiap 5 menit. diketahui bahwa suhu tubuh ternak
Pengukuran suhu tubuh ternak bervariasi sepanjang hari. Suhu
menggunakan termometer air tubuh terendah terjadi pada pagi
raksa, dengan ukuran derajat panas hari, semakin siang semakin tinggi
biasanya menggunakan derajat dan mencapai puncaknya pada sore
celcius. Pengukuran suhu tubuh hari. Kenaikan suhu tubuh dari suhu
ternak dilakukan per rectal, artinya tubuh normal dinamakan demam.
memasukkan termometer (bagian Selain demam fisiologis, dikenal
air raksa) ke dalam rectum kira-kira pula demam patologis, yaitu
2 menit kemudian diambil dan demam yang ada kaitannya dengan
dibaca hasilnya. penyakit. Demam patologis
disebabkan oleh adanya infeksi
bakteri, virus, jamur, protozoa.
Gejala klinis demam adalah
menggigil, ada kenaikan denyut
nadi, ada kenaikan angka perna-
pasan, lesu, suhu badan bagian luar
tidak teratur, feses mengeras, urine
mengental.
Pemeriksaan denyut nadi dilakukan
dengan cara palpasi pada arteria
atau nadi. Dengan merasakan atau
menghitung berapa kali denyutan
nadi per menit akan diperoleh
Gambar 3.1 Termometer untuk mengukur suhu tubuh
angka denyut nadi. Cara pemerik-
Sumber: dokumen pribadi saan denyut nadi pada beberapa
ternak adalah sebagai berikut.

26
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

1) Kuda, bagian pembuluh darah Cara penghitungan frekuensi per-


arteria maxillaries externa atau napasan:
arteria mandibularis (letaknya 1) Melihat gerakan inspirasi dan
di bagian medial rahang bawah) ekspirasi berupa gerakan kem-
2) Sapi/kerbau, dengan meraba bang kempisnya rongga dada
pada bagian pembuluh darah atau perut dalam satu menit.
arteria fascialis (bagian lateral 2) Menempatkan punggung tela-
rahang bawah) atau arteria pak tangan di depan lubang
coccygea (bagian ventral ekor hidung
kira kira 10 cm dari pangkalnya)
3) Dilakukan dengan stetoskop
atau arteria mediana (kaki
depan di bagian bawah ketiak)
3) Domba/kambing, bagian arteria
femoralis (bagian medial paha)
Gambar mengukur denyut nadi
domba (bagian arteria femoralis)

Gambar 3.4 Mengukur frekuensi pernapasan ternak


Sumber: dokumen pribadi
Frekuensi ruminasi perlu dilakukan
khusus pada ternak ruminansia,
frekuensi ruminasi erat kaitannya
dengan proses pencernaan.
Gambar 3.3 Pemeriksaan Denyut Nadi
Ruminasi pada ternak sapi dilaku-
Sumber: dokumen pribadi kan 30—90 menit setelah makan.
Pada saat memeriksa denyut nadi, Setiap periode rumiansi 40—60
perlu dilakukan juga pemeriksaan kali.
terhadap ritme dan intensitas Tabel 3.1 Frekuensi Ruminasi Normal Ternak ruminansia

denyut nadi. Ritme denyut nadi No Jenis Ternak Frekuensi/menit


d a p a t d i p e r i k s a d e n g a n c a ra
1 Sapi 5—8 kali
auskultasi jantung menggunakan
stetoskop. Ritme yang normal 2 Domba 6—12 kali
adalah yang beraturan sesuai
dengan sinkron detak jantungnya. 3 Kambing 7—14 kali
Kenaikan frekuensi denyut nadi Sumber: Subronto (2003)

menunjukkan adanya gangguan Data Fisiologi Hewan (Frekuensi


fungsi jantung, paru-paru, ternak Napas, Pulsus, Suhu, Gerak Rumen)
mengalami demam, anemia atau Tabel 3.2 Data Fisiologi Hewan
ternak mengalami kesakitan atau (Frekuensi Napas, Pulsus, Suhu,
dalam keadaan tidak tenang. Gerak Rumen)

27
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

No Hewan Napas/ Pulsus/ Suhu ºC Grk Rumen Tempat


mnt mnt /5mnt Pemeriksaan

1 Sapi 24—42 54—84 37,6—39,0 5—10


Asal (nomor
kandang)
2 Kuda 14—48 36—48 37,0—39,5

Hari, Tanggal
3 Kerbau 24—49 64—80 37,6—39,0 5—8
Pemeriksaan

4 Domba 26—32 63—90 38,0—39,0 5—10


SIGNALEMENT
5 Kambing 26—54 70—104 38,0—39,9 5—10
Jenis Hewan
6 Babi 30—54 72—104 37,8—39,0
Jenis Kelamin jantan betina
7 Anjing 24—42 76—148 37,6—39,0
Warana bulu
8 Kucing 26—48 92—130 37,5—39,0 dan kulit

9 Ayam 18—78 150—20 40,3—45,0 Berat badan kg


0

ANAMNESA
10 Itik 18—72 126—20 40,0—42,4
0
Contoh:
11 Kelinci 36—60 39,4 Apakah hewan
ini pernah
sakit?
12 Orang 36—40 80—120 36,0—38,0
Apakah ada
Utan
hasil
pemeriksaan
b. Pemeriksaan Klinis terdahulu?
Hasil lab?
Pemeriksaan klinis adalah pemerik- Dahulu diobati
saan fisik dengan ruang lingkup dengan apa?
Berapa jumlah
pemeriksaan terhadap keadaan kematian dlm
khusus hewan (kelainan organ) populasi?
meliputi: Selaput Lendir (hidung, Kapan nafsu
makan turun?
mulut, dll), Alat Gerak, Saluran Kapan gejala
Pernapasan, Saluran Pencernaan, terlihat?
dll.
Saluran Genital/Perkencingan.
Contoh Bentuk Kartu Pemeriksaan PEMERIKSAAN STATUS PRAESENS
Kesehatan Hewan
Tabel 3.3 Kartu Pemeriksaan Kesehatan Hewan
Sikap berdiri tegak pincang ambruk
/simetris /asimtris
KARTU PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN
No. Turgor kulit kembali lambat tidak
cepat ada
IDENTITAS
Selaput lendir merah merah pucat
mata muda
Nama Hewan

Cermin hidung basah kering


No. eartag

Kondisi bulu mengkila kusam


Nama Pemilik
dan kulit t
(Klien)

Alamat Suhu tubuh ˚C

28
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Frekuensi nafas /mnt 4. BAHAN UJI (CEPAT) LABORATORIUM


Bahan uji (Reagen) Cepat/Rapid Test Uji
Frekuensi /mnt
pulsus
Laboratorium Produksi Perusahaan
(tersedia di Pasaran):
Gerak rumen /5 mnt a. Antigen Brucella Rose Bengal: sediaan
suspensi, merupakan suspensi kuman
PEMERIKSAAN KLINIS
brucella strain 1119 yang diwarnai
Selaput Lendir dengan pewarna rose bengal, konse-
(hidung, mulut, ntrasi kuman 8% pada buffer dengan
dll)
pH 3,65. Untuk uji aglutinasi cepat
Alat gerak
terhadap serum maupun plasma dan
/locomotor merupakan screening test untuk
mendiagnosis Brucella (RBT= Rose
Saluran
Pernafasan
Bengal Test). Kemasan vial 9 ml.
Produksi Pusat Veterinaria Farma.
Saluran b. Antigen Brucella SAT: Sediaan suspen-
Pencernaan
si, merupakan suspensi Brucella strain
Saluran Genital 99 dalam larutan phenol saline, untuk
/Perkencingan uji aglutinasi tabung (SAT= Serum
Aglutination Test) sebagai lanjutan
Waktu dan Yogyakarta, tanggal bulan tahun dari screening test terhadap Brucella
Paramedik
Pemeriksa ttd dengan RBT. Kemasan 100 ml. Produksi
Pusat Veterinaria Farma.
Nama Paramedik
c. Antigen Brucella Milk Ring Test (MRT),
DIAGNOSIS suspensi kuman Brucella abortus
strain 99 yang telah diinaktifasi
PROGNOSA dengan garam faali dan diformulasi
dengan larutan cat haemotoxylin.
TERAPI
Untuk diagnosa Brucella dengan uji
cincin presipitasi pada air susu.
Waktu dan Jakarta, tanggal bulan tahun
Dokter hewan Kemasan botol 9 ml. Produksi Pusat
Pemeriksa ttd Veterinaria Farma.
Nama dokter hewan d. Antigen fasciola: Suspensi cacing hati
dalam larutan garam faali dan
3. PEMERIKSAAN LABORATORIK merthiolate. Untuk mendiagnosis
Pemeriksaan laboratorik adalah upaya adanya cacing hati pada sapi maupun
untuk membantu menegakkan diagnosis kerbau. Sediaan dalam vial 5 ml.
dengan cara melakukan pemeriksaan Produksi Pusat Veterinaria farma.
laboratorium berdasarkan tes agen e. A n t i g e n M yco p l a s m a : S u s p e n s i
penyebab penyakit (bakteri, virus, jamur, Mycoplasma Gallisepticum strain S6
parasit) dan/atau berdasarkan peruba- yang diwarnai dengan kristal violet,
han pada tubuh hewan yang ditimbulkan untuk screening test/mendiagnosis
oleh agen penyebab penyakit (seperti penyakit Chronic Respiratory Disease
pemeriksaan darah lengkap, foto (CRD). Kemasan 10 ml. Produksi Pusat
rongent, dll.). Veterinaria Farma.

29
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

f. Antigen ND: Bentuk kering beku. Untuk rugi berkaitan dengan risiko kesehatan
mengukur titer antibodi terhadap ternak secara lebih detail dan terperinci.
penyakit ND dengan cara uji hambatan Banyak peternak yang gagal karena
aglutinasi (HI test). Kemasan vial 2 ml. mengabaikan masalah kesehatan ternak ini.
Produksi Pusat Veterinaria Farma. Ternak yang sehat diharapkan akan mampu
g. A n t i ge n P u l l o r u m ( Po l y v a l e n t ) : berproduksi dengan baik sehingga membe-
Suspensi kuman Salmonella pullorum rikan keuntungan secara ekonomis bagi
yang diwarnai dengan kristal violet, peternak. Secara teknis memang diperlukan
untuk mendiagnosis penyakit keahlian khusus untuk penanganan penya-
pullorum. Kemasan botol 10 ml. kit pada ternak. Namun, untuk me-ngetahui
Produksi Veterinaria Farma. apakah ternak kita sehat atau sakit dapat
h. Nobilis MG Antigen: Bentuk Cair dilakukan dengan cara yang mudah dan
mengandung suspensi antigen inaktif dapat dipraktikkan. Mengenal tipe ternak
Mycoplasma Gallisepticum strain S6 yang sehat dapat dilakukan secara visual
2%, pelarut mengandung formalin atau dengan mengamati tingkah laku ternak
0,1%, Neomycin sulphate 1 gr/100 ml, tersebut.
u n t u k m e n d e t e k s i m yco p l a s m a
gallisepticum pada ayam dan kalkun.
Kemasan vial 10 ml. Produksi Intervet
International B. V. Belanda/Intervet
Indonesia.
i. Nobilis MS Antigen: Bentuk Cair
mengandung suspensi antigen inaktif
Mycoplasma synoviae strain WVU-
1853 (A.T.C.C.), pelarut mengandung
formalin 0,1%, Neomycin sulphate 1
Gambar 3.5 Ternak Sehat
gr/100 ml, untuk mendeteksi
mycoplasma synoviae pada ayam dan
kalkun. Kemasan vial 10 ml. Produksi Ternak yang sehat diharapkan akan mampu
Intervet International B. V. Belanda/ berproduksi dengan baik sehingga membe-
Intervet Indonesia. rikan keuntungan secara ekonomis bagi
D. Memilih Ternak sehat peternak. Secara teknis memang diperlu-
Ternak bisa dikatakan sehat apabila sistem kan keahlian khusus untuk penanganan
kerja (organ) tidak mengalami gejala atau penyakit pada ternak. Namun, untuk
kelainan. Ternak sehat apabila status mengetahui apakah ternak kita sehat atau
kondisi dari organ atau sistem organ dapat sakit dapat dilakukan dengan cara yang
bekerja dengan baik. Kesehatan ternak mudah dan dapat dipraktikkan. Mengenal
merupakan faktor keberhasilan dalam tipe ternak yang sehat dapat dilakukan
usaha peternakan. Apabila ternak sakit, secara visual atau dengan mengamati
maka produksinya tidak optimal, sehingga tingkah laku ternak tersebut. Misalnya saja
tidak memberikan keuntungan, tapi malah beberapa indikator yang dapat digunakan
memberikan kerugian. Kesehatan ternak antara lain dengan malihat mata, rambut/
dapat dijadikan sebagai faktor produksi di bulu, kulit, pergerakan dan nafsu makan ter-
dalam peternakan. Untuk itu, ada baiknya nak.
sebelum terjun membuka usaha peter- Mengenal ciri ternak sehat dengan menga-
nakan kita harus menghitung sisi untung mati aspek-aspek sebagai berikut.

30
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

1. Mata peristiwa alami yang tidak dapat


Ternak sehat memiliki mata yang dihindarkan pada unggas seperti ayam
bersinar, kondisi bola mata tampak baik, dan itik petelur. Jadi pengertian rontok
bersih, dan tidak terdapat bercak (darah) bulu di sini bukan merupakan pertanda
pada bagian puith/kornea mata serta penyakit.
bersih dari kotoran di sudut-sudut mata. Ada kalanya ternak mengalami
Posisi bola mata benar-benar berada di pertumbuhan bulu yang berlebihan
tengah, dan mata selalu berekasi cepat (hypertrichocis), keadaan ini disebabkan
dengan pupil jika ada pergerakan di adanya rangsangan yang terus menerus
depannya. Mata akan bereaksi menyem- oleh proses peradangan atau tekanan
pit jika mendapat sinar atau cahaya yang dalam jangka waktu panjang.
kuat. 3. Jaringan di Bawah Kulit
2. Rambut, Bulu/Kulit Jaringan di bawah kulit bersifat elastis
Ternak yang sehat cenderung memiliki dan bergerak, yang dimaksud ialah
bulu yang halus, bersih, mengkilap pergerakan elastisitas jaringan kulit
dengan panjang bulu yang sesuai berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit
dengan bangsa dan kondisi iklim setem- ternak. Hal ini memberi pengertian
pat. Kualitas bulu/kulit sangat dipenga- bahwa ketika disentuh, kulit ternak
ruhi oleh penyakit kulit yang berakibat sangat kenyal, sehinga sekalipun
pada rontok bulu, luka pada bagian tubuh diremas, posisi kulit akan kembali ke
akibat infeksi yang merusak kulit, serta keadaan yang semula (normal). Tingkat
munculnya bercak-bercak karena adanya elastisitas kulit ternak dipengaruhi oleh
peradangan di sekitar luka. berbagai hal di antaranya yakni peru-
Perubahan warna kulit yang terjadi bahan jaringan membran oedema.
secara abnormal juga merupakan indika- Penyakit kulit yang menyebabkan
tor ternak yang kurang sehat. Umumnya, pecahnya pembuluh darah di bawah
kerusakan pada kulit banyak disebabkan kulit karena parasit dan larva lalat adalah
o l e h ke k u ra n g a n v i t a m i n A y a n g salah satu contoh kerusakan jaringan di
menyebabkan terjadinya proses penan- bawah kulit.
dukan pada kulit. Kondisi ini umumnya Turgor kulit atau elastisitas kulit yang
terjadi karena kebersihan ternak yang buruk dapat pula disebabkan oleh
tidak terjaga, iritasi yang disebabkan penyakit diare yang kronis, perdarahan
oleh luka, infeksi, dan peradangan pada yang hebat, tubercolusis, leptospirosis,
kulit yang tidak kunjung sembuh. Penyakit kulit yang terjadi secara lokal
Pada ungags, biasanya terjadi rontok seperti eksim, scabies, dermatitis juga
bulu (molting), yakni peristiwa rontok- menyebabkan elastisitas kulit setempat
nya bulu setelah unggas memproduksi berkurang.
telur untuk periode waktu tertentu yang 4. Membran Mukosa
kemudian diikuti tumbuhnya bulu baru Mukosa dari hidung, rongga atas mulut/
sebagai pengganti bulu yang sudah lidah dan palatum keras mata dan
rontok. Pada saat rontok, unggas secara conjunctiva vestibulum, vagina dan
a l a m i a k a n m e m p e r b a i k i ko n d i s i repustuni yang menampakkan ternak
tubuhnya dan memberi kesempatan sehat harus kelihatan spesifik, tidak
pada organ reproduksi untuk beristirahat berbau, halus, mengkilap, dan tidak
dan mempersiapkan periode produksi pucat.
telur berikutnya. Kejadian ini merupakan

31
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

5. Sikap Berdiri tingkat pertumbuhan yang optimal. Hal


Sikap berdiri menggambarkan keseim- ini cukup beralasan, karena pada periode
bangan dan posisi tubuh yang simetris. tertentu, jika ada jenis pakan yang
Dari berbagai sisi, sikap berdiri ternak ketersediaannya terbatas, ternak akan
yang sehat harus seimbang dengan dengan dengan mudah menyesuaikan
posisi tubuh yang harmonis. Keserasian dengan pakan lain yang ketersediaannya
bentuk tubuh tampak dari posisi tubuh cukup.
yang tegak, kuat dan semua bagian tubuh
didukung dengan baik oleh kaki yang
lurus, kuat, serta simetris baik kaki depan
maupun kaki belakang. Sikap berdiri ini
Stetoskop ditemukan pada tahun 1816 oleh
dengan jelas menunjukkan keadaan
seorang dokter dari Prancis bernama Rene
tubuh ternak yang simetris, harmonis,
Theophile Hyacinthe Laennec. Awalnya alat ini
padat, dan berdiri sesuai dengan posisi
dinamakan Le cylinder yang kemudian
yang dapat dilihat dari berbagai sudut
berubah menjadi stetoskop yang berasal dari
pandang.
bahasa Yunani yang berarti 'saya lihat' dan
6. Gerak 'dada'. Stetoskop terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
Gerakan menunjukkan performansi 1. Stetoskop akustik
seekor ternak, karena ternak yang cende-
2. Stetoskop elektronik.
rung diam dan kurang agresif merupakan
ciri ternak yang kurang sehat. Secara Stetoskop yang biasa digunakan sekarang
umum, ciri-ciri ternak yang sehat dapat adalah stetoskop akustik. Stetoskop ini
dilihat dari penampilannya yang selalu mempunyai kekurangan yaitu ampitudo serta
lincah, riang, kuat, dan agresif serta frekuensi suara yang dihasilkan sangatlah
menampakkan kepekaan terhadap rendah sehingga sangat sulit ketika membuat
rangsang atau gerakan asing yang meng- diagnosis dan persamaan getaran atau pola
ganggu ternak. Ternak yang kurang suara.
tanggap atau memberikan reaksi yang
lambat terhadap rangsang atau
pergerakan asing lainnya mengindi-
kasikan ciri-ciri ternak yang kurang
sehat. Untuk menambah wawasan lebih jauh
mengenai materi bab ini, kalian dapat
7. Nafsu Makan
mempelajari secara mandiri melalui internet.
Ternak yang memiliki nafsu makan yang Beberapa website yang dapat kalian kunjungi
baik dan cepat beradaptasi dengan adalah sebagai berikut:
pakan yang diberikan adalah salah satu
www.dokter-hewan.net
indikator ternak yang sehat. Kondisi ini
sangat baik, karena dengan kemampuan https://mankester.wordpress.com
makan yang baik diharapkan akan
memberikan kontribusi yang baik juga
untuk pertumbuhan ternak yang ber-
sangkutan.
Kemampuan beradaptasi dengan jenis
pakan yang bervariasi juga merupakan
aspek positif bagi ternak untuk mencapai

32
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Setelah Anda mempelajari materi tentang b. Lakukan pengamatan pada ternak dom-
menganalisis perbedaan ternak sehat dan ba, sapi, dan kambing yang tersedia.
sakit, maka untuk meningkatkan pemahaman c. Lakukan pengukuran suhu tubuh ternak
Anda tentang materi tersebut, laksanakan menggunakan termometer rectal.
tugas secara individu dengan memilih salah
d. Hitunglah denyut nadi, frekuensi napas
satu tugas yang tertera di bawah ini.
ternak.
1. Buat makalah tentang tentang cara pe-
e. Amati penampilan ternak meliputi:
meriksaan fisik dan recording kesehatan
sapi potong. a. Sorot mata
2. Buatlah langkah kerja pengukuran suhu b. Keadaan bulu
tubuh ternak c. Hidung
3. B u a t l a h l a n g k a h ke r j a p e n g u k u r a n d. Bentuk kotoran
frekuensi pernapasan ternak sapi f. Isikan hasil pengamatan dalam tabel
4. Buatlah langkah kerja pengukuran denyut berikut
nadi No. Nomor Suhu Frekuensi Denyut Sorot Keadaan Keadaan Bentuk

Ternak badan napas nadi mata bulu hidung Feses

1.
praktik 2.

3.
LEMBAR KERJA SISWA
4.

5.
Materi :Mendiagnosis penyakit ternak

Tujuan pembelajaran:
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi
Berdasarkan penyebabnya, penyakit dikelom-
ternak sehat dan ternak sakit.
pokkan ke dalam enam kelompok, yaitu:
2. Peserta diklat mampu melakukan perawa-
1. Penyakit yang diakibatkan oleh parasit.
tan kesehatan dasar pada ternak.
2. Penyakit yang diakibatkan oleh virus.
3. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri.
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
4. Penyakit yang diakibatkan oleh gangguan
metabolisme
Alat :
5. Penyakit yang diakibatkan oleh faktor
a. Alat Tulis keturunan (genetik).
b. Termometer Rectal 6. Penyakit yang diakibatkan oleh
c. Stetoskop kesalahan nutrisi, penata laksanaan, atau
lingkungan.
Bahan : Secara umum, ternak yang sakit mempunyai
gejala-gejala umum seperti berikut ini:
Ternak domba, kambing, dan sapi
a. tidak ada atau kurangnya nafsu makan
b. depresi
Instruksi kerja:
c. lesu
a. Gunakan peralatan K3 dengan benar.

33
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

penilaian harian
d. mata tidak bersinar Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
e. kulit pucat dengan baik dan benar!
f. bulu kusut/kusam atau tidak mengkilat 1. Sebutkan perbedaan antara ternak yang
sehat dan sakit!
g. perubahan suhu tubuh
2. Jelaskan pengertian pemeriksaan klinis
h. kadang-kadang disertai dengan pe-
pada ternak!
radangan
3. Pemeriksaan fisik apa saja yang biasa
Sedangkan ternak yang sehat, memiliki ciri ciri
dilakukan pada ternak? Jelaskan!
sebagai berikut:
4. Jelaskan pengertian inspeksi, palpasi,
a. keadaan badannya cukup berisi (tidak
perkusi, dan auskultasi!
kurus)
5. Bagaimana cara menghitung denyut
b. bulu mengkilap (tidak kusam) dan lemas
nadi/pulsus pada sapi? Jelaskan!
atau tidak kaku
c. lincah, aktif, berjalan dengan langkah
yang mudah dan teratur
d. mata bersinar, terbuka, dan bersih.
Selaput lendir mata tidak pucat dan tidak
merah atau kuning
e. kulit halus dan mengkilap
f. nafsu makan baik, memamah biak dengan
tenang
g. panas tubuh normal
Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit
yang dihasilkan dari pengumpulan data
informasi kesehatan hewan dengan proses dan
teknik pemeriksaan dan/atau dengan alat
tertentu. Untuk mendiagnosis diperlukan
penguasaan terhadap ilmu anatomi, fisiologi,
patologi, dan tingkah laku hewan. Proses
(urutan) dalam mendiagnosis harus dengan
metode yang benar (metodik) dan dalam
melakukan pemeriksaan hendaknya dilakukan
dengan pendekatan yang benar dan hati-hati
terhadap hewan sehingga tidak mengubah
data kesehatan individu hewan yang sebenar-
nya (lakukan pemeriksaan secara sistematis).
Teknik mendiagnosis terdiri atas:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan Status
Praesen dan Pemeriksaan Klinis)
3. Pemeriksaan Laborator

34
BAB 4
MEMAHAMI JENIS PENYAKIT INFECTIUS
PADA TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS,
DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang memahami jenis penyakit infectious
pada ternak, peserta diklat mampu menjelaskan ciri-ciri penyakit menular
dan membedakan penyakit menular dengan penyakit tidak menular dengan
baik.
2. Setelah mempelajari materi tentang mengidentifikasi penyakit infectious,
peserta diklat mampu menentukan jenis penyakit menular atau tidak
menular berdasarkan hasil diagnosis dengan tepat
3. Setelah melakukan identifikasi penyakit infectious (ruminansia, unggas, dan
aneka ternak), peserta diklat mampu melaksanakan prosedur pencegahan
penularan penyakit dengan baik.

Memahami jenis penyakit infectius


(ruminansia, unggas, dan aneka ternak)

Menjelaskan jenis Membedakan penyakit menular Menentukan jenis penyakit Melaksanakan prosedur
penyakit menular dengan tidak menular berdasarkan hasil diagnosis pencegahan penularan penyakit

Jenis penyakit menular 1.Definisi penyakit 1.Penyakit infeksi pada Penyakit infeksi
2.Pengertian ternak ruminansia pada aneka ternak
penyakit menular 2.Penyakit infeksi pada unggas

Anoreksia, endoparasite, ektoparasit

35
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. Jenis Penyakit Menular 4. Kelompok penyakit fungal, yaitu penya-


Berdasarkan penyebabnya penyakit dapat kit yang disebabkan fungi/jamur
merupakan akibat adanya infeksi mikro- C. Menentukan Jenis Penyakit Berdasarkan
organisme yang merupakan bibit penyakit, Hasil Diagnosis
dapat pula oleh gangguan fisik atau nonfisik 1. Penyakit Infeksi pada Ternak Rumi-
yang bukan termasuk bibit penyakit. Bibit nansia
penyakit terdiri atas berbagai jasad renik Tabel 4.1 Penyakit Infeksi pada Ternak Ruminansia
seperti virus, ricketsia, jamur, bakteri,
protozoa, dan parasit. Selain itu ada pula No Penyebab Nama Penyakit
parasit yang sudah sempurna bentuk Penyakit

tubuhnya, baik yang tergolong dalam


1 Bakteri (Jasad a. PenyakitAntrax (RadangLimpa)
endoparasit maupun ektoparasit. Penyebab renik atau kuman) b. Penyakit Ngorok (Septichaemia
penyakit yang bersifat fisik misalnya panas epizooticae/SE)
c. Penyakit Tuberkulosis
atau dingin, sedangkan penyebab penyakit d. Penyakit Mastitis
yang bersifat nonfisik misalnya gangguan e. Penyakit Radang Paha
(Blackleg)
kejiwaan karena stres atau perubahan f. Penyakit Paratuberkulosis
lingkungan. g. Penyakit Leptospirosis
h. Penyakit Vibriosis
B. Perbedaan Penyakit Menular dengan i. Penyakit Brucellosis
Penyakit Tidak Menular j. Penyakit Salmonellosis
(Paratyphoid)
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal k. Penyakit Tetanus
l. Penyakit Radang Mata (Pink
dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan eye)
disfungsi atau kesukaran terhadap organ m.Penyakit Radang Paru–Paru
yang dipengaruhinya. Ternak dikatakan (Pneumonia)

sakit bila organ tubuh ataupun fungsi organ


2 Virus (kuman yang a. Penyakit Mulut dan Kuku / PMK
tubuh ternak mengalami kelainan atau lebih kecil (Aphthae epizooticae/ AE)
tidak dapat berfungsi secara normal. daripada bakteri) b. Penyakit ingusan / Bovine
Malignant Catarrh (BMC)
Adanya perubahan tersebut dapat dilihat /Malignant Catarrhal Fever
dengan pengamatan secara langsung (MCF)
c. Penyakit Jembrana
maupun dengan alat bantu. Sakit adalah d. Infectious Bovine
kondisi terjadinya perubahan baik fisiolo- Rhinotracheitis
(IBR)/Rhinotracheatistis
gis maupun psikologis yang merupakan infectiosa Bovine
akibat dari penyebab penyakit. e. Penyakit Bovine Viral Diarrhea
(BVD)
Penyakit menular adalah penyakit yang f. Penyakit Parainfluenza
dapat menyebar dari ternak satu ke ternak g. Penyakit Demam Tiga Hari
pada Sapi Bovine ephemeral
lainnya. Berdasarkan agen penyebabnya, fever (BEF)
ke l o m p o k p e n y a k i t m e n u l a r d i b a g i h. Penyakit Cacar Sapi
I. Penyakit kutil
menjadi:
1. Kelompok penyakit viral, yaitu penyakit 3 Protozoa a. Penyakit Surra
yang disebabkan virus, misalnya PMK. b. Penyakit Piroplasmosis
(Babesiosis)
2. Kelompok penyakit bakterial, yaitu c. Penyakit Anaplasmosis
d. Penyakit Coccidiosis (Berak
penyakit yang disebabkan bakteri, misal- darah)
nya Brucellosis. e. Penyakit Kelamin Menular

3. Kelompok penyakit parasiter, yaitu


penyakit yang disebabkan parasit, misal- 4 Jamur a. Penyakit Ringworm
b. Penyakit Aktinomikosis
nya cacingan.

36
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

No Penyebab Nama Penyakit 3) produksi susu berhenti sama sekali


Penyakit
4) demam, sesak napas, kekejangan,
5 Cacing a. Penyakit Cacing Hati
dan keluar darah dari lubang tubuh
(Fasciolasis) 5) pada awalnya sulit buang kotoran,
b. Penyakit Cacing Lambung
(Haemonchosis) kemudian menjadi diare, kotoran
c. Penyakit Ascariasis bercampur air, biasanya juga darah.
d. Penyakit Cysticercosis
6) kadang-kadang darah ke luar dari
6 Ektoparasit a. Penyakit Scabies mulut, lubang hidung, dan vulva
b. Penyakit Pediculosis
Cara pencegahan dan pengobatan
penyakit:
Dari berbagai penyakit di atas, penyakit
yang sering muncul di peternakan Pada sapi-sapi yang masih sehat dil-
ruminansia adalah: akukan vaksinasi, sedangkan pada
sapi-sapi yang sudah tertular diobati
a. Penyakit Antrax atau Radang Limpa
dengan antibiotik. Vaksinasi pada
Antrax disebabkan oleh bakteri hewan dengan menggunakan vaksin
B a c h i l l u s a n t h ra x i s . B a k t e r i i n i max sterne, kekebalan akan timbul
bentuknya panjang terbungkus sesudah 10—14 hari. Dosis 1 cc,
kapsul. Bakteri ini membentuk spora menggunakan anti antrax serum, untuk
sehingga ia mampu bertahan hidup pencegahan dengan dosis 50—100 cc.
dalam segala cuaca dan dalam waktu
Cara pengobatan menggunakan anti
bertahun-tahun. Bakteri ini juga bisa
antrax serum untuk pengobatan
hidup dalam suasana anaerob
dengan dosis 100—200 cc. Suntikan
sehingga apabila mereka terbenam ke
antibiotik dengan oxytetracycline
dalam lapisan tanah tergenang air,
pada tingkat penularan diberikan 2
dicangkul, atau dibajak maka akan
gram, selanjutnya 1 gram tiap hari
terangkat ke atas.
selama 3—4 hari atau sampai sembuh.
Masa inkubasi : 1—2 minggu Pada penyakit yang sudah melanjut,
Penularan : melalui pakan, air mula-mula 4 gram dan selanjutnya 2
minum, perdapasan, serta kulit. gram sampai sembuh, dapat dikombi-
Sumber penularan dan penyebar nasikan dengan penicillin, procain
penyakit dapat berupa tanah yang 6000—10000 untuk per kilogram
sudah tercemar, air, tanaman yang berat badan.
tumbuh di atasnya, binatang-binatang
kecil yang menggigit dan mengisap
darah. Kuman ini dapat membentuk
spora sehingga dapat tetap hidup
bertahun-tahun di dalam tanah.
Gejala sakit:
1) suhu badan tinggi lebih dari 400 C
setelah tiga hari maka suhu akan
turun menjadi dingin, terjadi
Gambar 4.1 sapi terkena penyakit antraks
pembesaran limpa (khusus pada Sumber: https://www.africanfarming.com/act-anthrax-strikes/
ternak sapi) b. Penyakit Mulut dan Kuku
2) nafsu makan hilang sama sekali Penyakit mulut dan kuku (PMK)

37
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

disebabkan oleh picorna virus. Virus penyakit dilakukan dengan pelak-


PMK mempunyai 7 tipe yaitu tipe- sanaan peraturan-peraturan yang
tipe A, O, C, Asia 1 dan SAT 1, 2, dan 3, berlaku dan vaksinasi tergantung pada
dan telah diketahui banyak subtipe keadaan setempat.
yang pengenalannya semula didasar- Usahakan agar hewan yang sehat tidak
kan pada perbedaan kelakuan sub berkontak dengan penderita atau
tipe-sub tipe. Masa inkubasi: 3—6 hari, hewan yang baru sembuh dan benda-
penularan melalui pakan dan air benda yang tercemar. Ternak yang baru
minum. datang perlu dikarantina paling sedikit
Gejala spesifik: luka atau lepuh pada selama 2 minggu. Benda-benda yang
selaput lendir mulut, kuku, dan celah- sudah berkontak segera didesinfektir,
celah kuku. sedang ternak yang penyakitnya sudah
Gejala penyakit yang timbul: parah segera dibunuh dan dibakar. Air
susu dari ternak yang menderita
1) demam, sangat menular, pada sapi
penyakit ini masih dapat diminum asal
muda suhunya dapat mencapai
dimasak dahulu.
40—410 C selama 2 hari, sedang
pada sapi tua demam yang timbul Vaksinasi yang diberikan akan men-
tidak begitu hebat dan hanya dapatkan kekebalan akan timbul 2
sebentar saja. minggu sesudah vaksin. Lama kekebal-
an 6 bulan, pada pedet, kekebalan yang
2) sapi penderita akan berdiri tanpa
dihasilkan tidak tetap dan tidak sebaik
banyak gerakan
sapi dewasa. Pada keadaan ekstrem,
3) mulut penuh dengan lepuh—lepuh pemberantasan dilakukan dengan
atau bengkak yang berisi cairan pemotongan terhadap semua hewan
jernih, lama-kelamaan cairan yang tertular dan yang berkontak
tersebut menjadi keruh keputih- dengan penderita/ternak yang sakit.
putihan, akhirnya pecah dan menja-
Pengobatan penyakit dapat dilakukan
di luka-luka.
dengan merendam kuku pada larutan
4) salivasi meningkat, terbentuk busa formalin atau larutan natrium karbonat
di sekitar bibir dan saliva meleler 4%. Sedang luka-luka pada mulut
menggantung (hiper salivasi) dapat dibersihkan dengan larutan
5) lepuh dapat dilihat pada alumunium sulfat 5%. Untuk
permukaan bibir sebelah dalam, mencegah infeksi sekunder dapat
gusi, lidah bagian samping dan diberikan obat antibiotik.
belakang c. Brucellosis
6) menyerang tajuk kuku dan bola Brucellosis adalah penyakit ternak
kuku. Bagian bagian yang terserang menular yang secara primer me-
akan bengkak merah dan terasa nyerang sapi, kambing, babi dan
sakit sehingga hewan pincang. sekunder berbagai jenis ternak lainnya
Cara pencegahan dan pengobatan serta manusia. Penyebabnya adalah
penyakit: Brucella abortus. Masa inkubasi tidak
Tidak ada pengobatan khusus yang tentu, dapat berminggu minggu sam-
dianjurkan. Pengobatan terhadap pai berbulan bulan (23—230 hari).
komplikasi sekunder yang perlu Brucellosis merupakan penyakit
dilakukan. Pengendalian terhadap berisiko tinggi, oleh karena itu alat
yang sudah tercemar oleh bakteri

38
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

brucella tidak bersentuhan dengan pada umur 3 atau 10 bulan ataupun


manusia. Sebab penyakit ini bersifat lebih, sedangkan untuk sapi perah
zoonosis atau dapat menular ke dilakukan pada umur 3 bulan atau 8
manusia dan sulit diobati. Namun, bulan.
manusia dapat mengkonsumsi daging
dari ternak yang tertular sebab tidak
berbahaya apabila tindakan sanitasi
minimum dipenuhi. Gejala spesifik
adanya radang dari alat kelamin,
terjadinya keguguran dan kemung-
kinan terjadinya sterilitas.
Gejala sakit:
Ternak yang menderita brucellosis
pada umumnya akan menunjukkan
gejala keguguran pada masa bunting Gambar 4.2 ternak terserang Brucellosis
Sumber: http://awp.eduwikis.co.za/index.php?title=Brucellosis
umur 5 sampai 8 bulan. Sapi yang
terinfeksi akan sukar menjadi bunting d. Cacingan
kembali. Pada air susunya mengan- Cacingan adalah kumpulan gejala
dung kuman brucella. Pada sapi jantan gangguan kesehatan akibat adanya
yang terserang penyakit ini, gejala- cacing parasit di dalam tubuh. Infeksi
gejala yang terlihat adalah terjadi dapat meliputi pada daerah saluran
peradangan di dalam epidermis, testis, pencernaan atau pada organ hewan. Di
dan saluran kelamin jantan lainnya. Indonesia, banyak ditemukan adanya
Sering pula terjadi retensio secundina- permasalahan cacingan pada ternak
rium yaitu keluarnya placenta setelah khususnya yang menyerang organ hati.
melahirkan, tapi hanya sebagian saja, Masalah cacingan pada ternak domba,
hal inilah yang menyebabkan steri- kambing, dan sapi umumnya akan
litas. berdampak pada produktivitas ternak.
Cara pencegahan dan pengobatan Masalah ini bahkan dapat menjadi
penyakit: masalah utama yang harus segera
Tindakan pencegahan yang bisa diselesaikan karena menimbulkan
dilakukan dengan memisahkan sapi berbagai macam kerugian baik secara
tang terserang penyakit dengan sapi klinis maupun ekonomis. Secara klinis
yang sehat. Bila diduga adanya brucel- infeksi cacing dapat menyebabkan
losis cegah kontak langsung melalui penurunan bobot badan sekitar 20%,
alat alat pakan, minuman, dan padang kehilangan cairan tubuh, penurunan
rumput atau hewan sehat dari hewan daya tahan tubuh, bahkan dapat
yang sakit. m e n ye b a b ka n ke m a t i a n t e r n a k .
Pengobatan sulit dilakukan dan Cacingan ini bila dibiarkan akan
mempunyai risiko yang tinggi apabila menimbulkan kerugian ekonomi yang
dilakukan maka sebagai langkah besar.
pencegahan adalah melalui perbaikan Peternakan di Indonesia sebagian
sanitasi kandang dan lingkungannya. besar merupakan peternakan rakyat.
Upaya lain yang perlu dilakukan Sistem manajemen peternakannya
adalah diberi suntikan vaksin, yaitu masih dikelola secara tradisional.
untuk sapi pedaging vaksin dilakukan Sistem ini mengakibatkan timbulnya

39
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

berbagai macam infeksi penyakit c) Berantas perantara perkem-


contohnya cacing. Infeksi cacing dapat bangan yaitu siput, sebaiknya
terjadi akibat sanitasi dan kebersihan secara biologi, misalnya dengan
kandang yang kurang baik. Kondisi pemeliharaan itik/bebek
lingkungan turut mempengaruhi d) Atur ventilasi di dalam kandang
infeksi cacing pada ternak ruminansia. a g a r a l i ra n u d a ra b e r j a l a n
Kelembapan udara yang tinggi dapat dengan baik. Usahkan populasi
menyebabkan populasi cacing tinggi ternak sapi di dalam kandang
karena kondisi tersebut sangat disukai tidak terlalu padat
oleh cacing. Kondisi tersebut juga
e) Selalu menjaga kebersihan
sangat cocok sebagai tempat
kandang, berikut sarana pendu-
pertumbuhan siput sebagai hewan
kung serta peralatannya
vektor untuk cacing pada ternak. Dari
berbagai macam faktor tersebut, f) Berikan pakan dan air minum
wilayah Indonesia menjadi daerah yang terjamin kebersihannya
yang cukup rentan terhadap infeksi g) Hindari penumpukan sisa pakan
cacing pada ternak. 3) Sistem penggembalaan
Pengendalian penyakit cacing adalah Jika pemeliharaan menggunakan
salah satu cara untuk mendapatkan sistem penggembalaan, hindari
hasil yang maksimal dari usaha lahan penggembalaan becek.
peternakan sapi potong. Langkah- Selanjutnya usahakan penggem-
langkah yang harus dilakukan adalah balaan di lokasi yang bergilir,
sebagai berikut. jangan menggunakan padang
1) Memberantas penyakit cacing sejak penggembalaan yang sama secara
dini terus-menerus. Hindari menggem-
Ternak sapi potong yang berasal bala di padang rumput yang diberi
dari peternakan sapi tradisional pupuk kandang yang tidak jelas
umumnya terkena penyakit cacing. asal-usulnya.
Oleh sebab itu, segera beri obat Ada beberapa jenis cacing yang
cacing pada bibit ternak sapi yang sering menginfeksi ternak, antara
baru dibeli. Jika didiamkan dan lain adalah Haemonchus contortus,
penyakit cacingnya semakin parah, Fasciola sp, Toxocara vitulorum,
pengobatan akan sia-sia. Setelah Oesophagostomum sp, Bunos-
itu, lakukan pengobatan secara tomum sp, Trichostrongylus sp,
rutin untuk memotong siklus hidup Moniezea, dan masih banyak lagi
cacing. Seperti cacing nematoda jenis cacing yang dapat menginfek-
yang siklus hidupnya kurang lebih si ternak. Umumnya infeksi cacing
satu setengah bulan, maka berikan menyerang pada saluran pencer-
pengobatan dua bulan sekali. naan dengan kondisi hewan yang
2) Perhatikan sanitasi pada kandang masih muda.
dan lingkungannya Misalnya, Haemonchus contortus
a) Atur drainase kandang dan merupakan cacing nematoda
lingkungan, agar tidak lembab, gastrointestinal yang penting pada
basah, atau banyak kubangan air ternak ruminansia kecil yaitu
domba dan kambing.
b) Bersihkan rumput-rumput liar
yang ada di sekitar kandang. Gejala klinis ternak yang terserang
cacingan:

40
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

a) Diare profus (terus-menerus) kan telur. Telur ini kemudian akan


b) Feses lembek sampai encer, dikeluarkan lagi melalui feses dan
berlendir, dan disertai keluarnya melanjutkan siklus hidupnya kem-
segmen-segmen cacing dari bali.
lubang anus
c) Anoreksia (nafsu makan berku-
rang)
d) Penurunan berat badan, penuru-
nan kualitas daging, penurunan
produktivitas ternak sebagai
tenaga kerja pada ternak potong
dan kerja
e) Bulu kasar, kusam, kaku, dan
berdiri. Gambar 4.3 Siklus Hidup Cacing Perut
Cara pencegahan:
a) Pemberian ransum/makanan
yang berkualitas dan cukup
jumlahnya
b) Menghindari kepadatan dalam
kandang
c) Memisahkan antara ternak muda
dan dewasa
d) Memperhatikan konstruksi dan
sanitasi (kebersihan lingkungan) Gambar 4.4 Siklus Hidup Cacing Paru-paru
e) Menghindari tempat-tempat
yang becek
f) Menghindari penggembalaan
yang terlalu pagi
g) Melakukan pemeriksaan keseha-
tan dan pengobatan secara ter-
atur
Siklus hidup dari cacing umumnya
sama, ternak biasanya terinfeksi
telur cacing yang masuk ke dalam Gambar 4.5 Siklus Kehidupan Cacing Hati
tubuh bersama dengan makanan. Di
dalam tubuh, cacing kemudian
1. Penyakit Cacing Hati
berkembang biak. Setiap jenis
cacing biasanya menyerang organ Penyakit ini disebabkan oleh
yang berbeda-beda. Ada yang tremato-da genus Fasciola,
menyerang dan menetap di saluran fascioloides, dan Dicrocoelium.
pencernaan, ada juga yang ber- Penyakit ini menye-rang ternak
migrasi ke organ tubuh. Cacing sapi, kerbau, kambing, domba,
dewasa dalam tubuh ternak akan dan babi. Selain tumbuh dan
berkembang biak dan menghasil- berkembang di hati, dapat juga

41
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

tumbuh di paru-paru, otak, dan No Penyebab Nama Penyakit


limpa. Penularan dan penye- Penyakit
baran penyakit ini melalui pakan
c. Salmonelosis
dan air minum, khususnya d. Snot (Coryza
melalui dedaunan atau rerum- e. Fowl Typhoid (Tifus Unggas)
putan yang telah ditulari larva. f. Tuberkulosis

Fasciolasis atau distimatosis 3 Protozoa a. Koksidiosis (Berak Darah)


pada sapi, kerbau, domba, dan b. Leucozytozoonosis
kambing dapat berlangsung c. Avian malaria (Malaria
Unggas)
a k u t m a u p u n k ro n i k . Pa d a
domba yang akut dapat me- Di antara penyakit unggas yang
nyebabkan mati mendadak perlu diwaspadai adalah:
tanpa gejala klinis sebelumnya.
a. Newcastle Disease (ND) atau
Pada domba yang terinfeksi
Tetelo
tampak lesu, lemah, anoreksia,
pucat, oedema pada mukosa Penyakit ini muncul di Inggris
konjungtiva. Pada domba yang tahun 1926. Penyakit ini mema-
subakut mengakibatkan anemia, tikan dan belum ada obat yang
kelesuan, dan pertum-buhan manjur. Gejalanya spesifiknya
terham-bat serta tidak terjadi adalah muncul gejala gangguan
pertambahan berat ba-dan. saraf seperti kaki lumpuh, jalan
seret, dan leher terpuntir (torti-
Cara pencegahan dan pengo-
kolis). Akibatnya jalan berputar-
batan yang dapat dilakukan:
putar, suara serak, lubang hidung
Di daerah peternakan sapi dan keluar lendir, susah bernapas,
domba pengendalian terhadap muka bengkak, paralys/lumpuh,
parasit gastro intestinal harus gemetar, batuk, bersin, ngorok,
dilakukan secara rutin. Perlu diare dengan berak kehijauan-
juga dilakukan pemberan-tasan kehijauan.
pada siput misalnya dengan
Penyakit ND merupakan suatu
CuSO4.
penyakit pernapasan dan
2. Penyakit Infeksi pada Ternak sistemik, yang bersifat akut dan
Unggas mudah sekali menular. Penyakit
Tabel 4.2 Penyakit Infeksi pada Ternak Unggas
ini dapat menurunkan produksi
No Penyebab Nama Penyakit telur, gangguan pertumbuhan,
Penyakit
biaya penanggulangan penyakit
yang tinggi.
1 Virus a. Newcastle Disease (ND)
b. Cronic Respiratory Disease Cara pencegahan dan pengoba-
(CRD)
c. Cacar Unggas (Fowl Pox) tan penyakit
d. Infectious Laryngo Tracheitis Pengobatan dengan antibiotik
(ILT)
e. Avian Leucosis Complex hanya bertujuan untuk mengo-
(Komplek Leukosis Unggas) bati infeksi sekunder saja yang
f. Infectious Bronkhitis (IB)
g. Marek disebabkan oleh bakteri, misal-
h. Gumboro nya adanya infeksi bakteri e-coli.
Selain itu juga perlu dilakukan
2 Bakteri a. Pulorum
b. Kolera Unggas pengobatan suportif untuk

42
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

mempercepat penyembuhan nya penyakit sekunder. Bahkan


yaitu dengan pemberian multi- pemberian antibiotik tidak dapat
vitamin. Pencegahan dilakukan memberikan efek pengobatan.
dengan vaksinasi, sanitasi yang Langkah langkah pencegahan
baik, dan implementasi program yang dapat dilakukan adalah:
biosecurity yang baik. 1) Meningkatkan sanitasi kan-
dang dan peralatan
2) B a g i p e t e r n a k a n y a n g
terserang penyakit ini dianjur-
kan untuk mengosongkan
kandang secara total untuk
sementara, sisa pakan yang
tercemar untuk dimusnahkan
3) Melakukan vaksinasi, dengan
vaksin yang mempunyai
virulensi besar untuk ayam
dara dan induk, serta vaksin
Gambar 4.6 ternak terserang penyakit tetelo
Sumber: https://id.wikipedia.org/ yang avirulen untuk anak
wiki/Penyakit_Newcastle ayam.
b.Gumboro (Infectious Bursal
Disease)
Penyakit ini menyerang system
kekebalan tubuh, terutama bursa
fabrisius dan thymus sebagai
benteng pertahanan ayam dari
penyakit.
Gejala klinis ayam yang terkena
gumboro adalah sebagai berikut. Gambar 4.7 penyakit gumboro pada ayam
Sumber: http://arboge.com/
1) Ayam kelihatan lesu dan me- gumboro-waspada-virus-gumboro/
ngantuk c. Berak kapur (Pullorum Disease)
2) Bulu kotor di sekitar kloaka Penyakit ini menyerang anak
3) Terjadi diare berwarna putih ayam umur 1—10 hari.
dan encer Penyebabnya adalah Samonela
4) Ayam tidur dengan sikap pullorum. Gejala yang ditimbul-
membungkuk dan apabila kan dapat dilihat pada anak
tidur paruh diletakkan dilantai unggas yang baru menetas,
adalah sebagai berikut.
5) Ayam sering mematuk di
sekitar kloaka karena bursa 1) k o t o r a n b e r w a r n a p u t i h
mengalami peradangan berlendir dan banyak melekat
pada kloaka.
6) Ayam terlihat menggigil dan
gemetar 2) s a y a p t a m p a k k u s u t d a n
menggantung
Pengobatan penyakit gumboro
belum ada. Pemberian antibiotik 3) jengger pucat
hanya dapat mencegah timbul- 4) a n a k - a n a k u n g g a s

43
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

berkerumun di bawah lampu 2) Tidak mencampur ayam yang


pemanas seolah seolah kedi- berbeda umur
nginan. 3) Menempatkan ayam tidak
5) Anak-anak ayam tampak lesu melebihi kapasitas kandang
dan tidak nafsu makan, mata 4) Mengadakan vaksinasi CRD
dipejamkan dan sayap agak
5) Pada program pembibitan
terkulai.
perlu dilakukan dipping telur
6) Biasanya terjadi diare yang ayam tetas dalam tilosin atau
mula-mula berwarna kehi- eritromisin.
jauan, lambat laun menjadi
Pengobatan penyakit CRD hanya
berwarna putih dan berbusa
bertujuan untuk mengobati
serta melekat pada bulu-bulu
infeksi sekunder dari mikro-
sekitar kloaka
organisme lain, dengan cara
7) Anak-anak unggas penderita pemberian antibiotik, misalnya
pullorum biasanya mengalami khlortetrasiklin, oksite-trasiklin,
kematian yang banyak, terjadi dan eritromisin.
pada umur 1—3 minggu.
d. CRD (Cronic Respiratory Disease)
Penyakit ini menyerang unggas
umur 4—9 minggu. Penyebabnya
adalah Mycoplasma gallisep-
ticum.
Penyakit CRD mempunyai gejala Gambar 4.8 ayam terkena pullorum
Sumber: https://www.dictio.id/t/apa-penyebab-penyakit-
yang hampir sama dengan pullorum-pada-unggas-apa-saja-gejala-klinisnya/19459
penyakit pernapasan lainnya,
e. Berak Darah (Coccidiosis)
misalnya snot. Tanda-tanda klinis
di antaranya: Penyebabnya adalah Eimeria
tenella dan Eimeria necatrix.
1) batuk yang disertai ngorok
Menyerang unggas umur 1—10
serta bersin-bersin
minggu. Penyakit ini bisa
2) keluar cairan dari lubang hi- menyebabkan kematian menda-
dung dak. Gejalanya adalah:
3) nafsu makan berkurang 1) Ternak terlihat lesu dan pucat
4) berat badan turun 2) sayap terkulai ke bawah dan
5) anak ayam pertumbuhannya sering menggigil seperti
terhambat kedinginan
6) pada ayam dewasa dapat 3) kotoran berwarna cokelat
menyebabkan penurunan campur darah
produksi telur sampai 50%. 4) bulu tampak kusam, tidak lagi
Cara pencegahan dan pengo- mengkilat
batan penyakit: 5) nafsu makan menurun
Pencegahan penyakit dapat 6) sering bergerombol di tepi
dilakukan dengan cara: atau di sudut kandang dan
1) Menghindari stres pada ayam kelihatan mengantuk terus

44
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

7) biasanya anak unggas mati No Penyebab Nama penyakit


dalam 6—10 hari setelah Penyakit
terlihat gejala sakit dan angka
3 Protozoa a.Sura pada Kuda
kematian mencapai 70%. b.Piroplasmosis pada Kuda dan
Cara Pencegahan dan Pengobatan Babi
c.Coccidiosis pada Kelinci dan
Pengobatan dilakukan dengan cara Kalkun
pemberian obat sulfa, pencegahan
4 Jamur a.Ringworm pada Kuda dan Kelinci
dapat dilakukan dengan cara pe- b.Actinomicosis pada Babi
meliharaan unggas dilakukan di c.Aspergillosis pada Kalkun
d.Favus (Jengger putih) pada
kandang yang beralas kawat, untuk Kalkun
menghindari unggas mengkon-
sumsi kotorannya sendiri dan 5 Cacing a.Cacing Hati pada Kuda
pemberian koksidiostat. b.Askariasis pada Kuda dan Babi
c.Cystecercosis pada Babi
d.Cacing Tembolok pada Merpati

6 Ektoparasit a.Scabies pada Kelinci, Kuda, Babi,


Kucing dan Anjing
b.Pediculosis pada Kuda dan Babi

Penyakit pada Aneka Ternak yang harus


diwaspadai adalah
a. Rabies (anjing gila)
Penyebab penyakit:
Penyakit rabies dikenal juga dengan
nama penyakit anjing gila. Penyakit ini
disebabkan oleh virus. Selain
menyerang anjing, diketahui juga
dapat menyerang hewan lain seperti
Gambar 4.9 penyakit berak darah pada ayam kucing, kera, babi, sapi, dan kerbau.
Sumber: https://jualayamhias.com/
mengenal-jenis-penyakit-berak-darah-atau-koksidiosis Penularan terjadi melalui gigitan
-pada-ayam-jawa-super-dan-cara-mengatasinya/
hewan penderita atau jilatan hewan
D. Melaksanakan Prosedur Pencegahan penderita pada luka hewan sehat
Penularan Penyakit yang terbuka.
1. Penyakit Infeksi pada Aneka Ternak Virus masuk melalui ujung saraf,
Tabel 4.3 Jenis Penyakit Pada Aneka Ternak kemudian menyebar ke saraf pusat,
dan sampai ke jaringan otak. Virus
No Penyebab Nama penyakit
Penyakit tersebut akan berkembang biak dan
merusak sel–sel otak. Rabies termasuk
1 Virus a. PMK pada Babi kelompok penyakit zoonosis yang
b. Parainfluenza pada Kuda
c. Cacar pada Kuda dapat menular juga pada manusia.
d. Rabies pada Anjing
e. Cacar Unggas pada Kalkun, Angsa
Gejala sakit
f. Ensefalomieltis pada Kalkun Gejala sakit yang ditimbulkan karena
penyakit rabies ini antara lain:
2 Bakteri a.Anthrax pada Kuda dan Babi
b.Ngorok pada Kuda dan Babi 1) Anjing atau hewan lain yang
c.Tuberkulosis pada Kuda dan Babi terinfeksi penyakit rabies ditandai
d.Radang Paha pada Babi
dengan sifat ganas yang tidak
terkendali

45
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

2) Suka menggigit hewan lainnya dan di sekitar bibir dan saliva meleler
manusia menggantung karena erosi pada
3) Memperlihatkan kegelisahan yang selaput lendir dan lidah
luar biasa 6) Pembentukan lepuh-lepuh
4) Sering gaduh dan berteriak dengan Cara pencegahan dan pengobatan:
suara yang ganjil (aneh) Vaksinasi pada ternak yang sehat
5) Nafsu makan hilang dan vaksinasi pada ternak yang
6) Apabila didekati makananan, dipindahkan dari daerah tersangka
makanan tersebut hanya diendus tertular ke suatu daerah lain,
saja. pembasmian hama semua alat dan
barang yang digunakan selama
7) Sebaliknya penderita suka me-
pemeliharaan ternak yang tersang-
ngunyah benda-benda keras di
ka PMK.
sekelilingnya
c. Penyakit cacar pada kuda
8) Pada tingkat selanjutnya, penderita
sering kejang-kejang otot, kelum- Penyebab penyakit cacar pada ternak
puhan kerongkongan, pengeluaran kuda adalah virus cacar.
air liur, dan akhirnya mati. Gejala penyakit yang dapat diamati:
Penentuan diagnosis selain berda- 1) terjadi peningkatan suhu tubuh di
sarkan gejala klinis yang timbul juga atas normal
diperkuat dengan pemeriksaan la- 2) pada bagian ambing dan puting
boratorium. ternak terdapat lepuh-lepuh yang
Cara pencegahan dan pengobatan jika berwarna merah tua, kemudian
penyakit sudah timbul maka pengo- terbentuk gelembung-gelembung
batan tidak akan dapat menolong. yang akan mengempis dalam
Upaya pencegahan terbaik adalah jangka waktu 1 minggu.
dengan cara: 3) timbul luka berwarna cokelat tua.
1) Semua hewan piaraan seperti Cara pencegahan dan pengobatan
anjing, kucing, kera divaksinasi penyakit:
antirabies secara teratur Pengobatan
2) Sebaiknya anjing diikat dan tidak Pada kejadian yang masih ringan
dibiarkan berkeliaran cacar dapat diobati dengan cam-
3) Segera melapor jika diduga ada puran antara tincture yodium
anjing uang terinfeksi rabies dengan glyserin dengan perban-
b. Penyakit mulut dan kuku pada babi dingan 50%:50% atau bisa meng-
gunakan salep sulfa.
Gejala penyakit:
Pencegahan
1) Lesu, nafsu makan rendah
Pe n ceg a h a n d a p a t d i l a k u ka n
2) Demam, suhu tubuh dapat men-
dengan cara memisahkan ternak
capai 410C
yang sakit dari kelompok ternak
3) Ternak enggan berdiri, kalau berdiri yang sehat. Menjaga kesehatan dan
tanpa banyak gerakan kebersihan pekerja, kandang
4) Penurunan bobot badan peralatan serta lingkungan.
5) Salvias meningkat, terbentuk busa d. Penyakit Coccidiosis Pada Kelinci

46
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Penyakit berak darah disebabkan oleh muda akan terhambat pertum-


sejenis protozoa yang dinamakan buhannya
Eimeria yang dapat menyebabkan 2) Jengger mengkerut
berak darah pada ternak kelinci.
3) Produksi telur menurun
Gejala penyakit coccidiosis adalah
4) Unggas menjadi lemas dan pada
sebagai berikut.
akhirnya akan mati
1) Gejala awal ditandai dengan diare
5) Pada bagian tembolok dipenuhi
yang berlendir dan berbau busuk.
bahan-bahan seperti lendir
2) Diare berlangsung 4—14 hari,
6) Dinding tembolok menebal dan
apabila berlangsung lama menye-
meradang
babkan ternak menjadi lemah,
kehilangan cairan tubuh, dan kurus. Cara pencegahan dan pengobatan:
3) Pada kotoran akan tampak adanya Pencegahan dapat dilakukan dengan
darah yang semakin lama semakin cara mencegah tidak terjadi kontak
banyak. langsung antara sekelompok unggas
dengan kotorannya sendiri. Untuk itu
4) Kadang dijumpai gumpalan darah
sebaiknya unggas dipelihara dikan-
atau tinja yang berwarna hitam.
dang baterai.
5) Feses disertai dengan gumpalan
Pengobatan dapat dilakukan dengan
darah segar.
c a ra p e m b e r i a n o b a t c a c i n g d i
Cara pencegahan dan pengobatan: antaranya medane-2, hygromycin B,
Pengobatan dilakukan dengan cara atau Thibenzoled dengan dosis tepat
memberikan obat sulfa di antaranya sesuai anjuran.
adalah sulfhamethazine dan f. Scabies pada Kelinci, Kuda, Babi,
sulfaguanidine. Kucing, dan Anjing
Pe n ce g a h a n p e n y a k i t i n i d a p a t Penyebab penyakit adalah tungau
dilakukan dengan cara: kudis yang ukurannya sangat kecil.
1) Menjaga kebersihan kandang dan Gejala penyakit yang ditimbulkan
lingkungan adalah sebagai berikut.
2) Usahakan rumput dan air minum 1) Ternak tampak merasa gatal karena
tidak tercemar dengan tinja selalu menggaruk, menggigit-gigit
3) Pemisahan segera antara anak sapi tubuhnya dan menggesek-gesek-
dan induk kan badannya yang kudisan pada
e. Cacing Tembolok Pada Burung Merpati dinding kandang atau pepohonan
sehingga terjadi luka.
Penyakit ini disebabkan oleh cacing
Capillaria contorta. Penularannya 2) Terjadi perdarahan di kulit akibat
terjadi pada pakan dan air minum yang luka-luka
tercemar kotoran unggas penderita. 3) Dari luka sering mengeluarkan
Apabila telur cacing ini termakan cairan yang kemudian menggumpal
unggas yang sehat, maka unggas akan membentuk lepuh-lepuh bernanah
tertular penyakit cacing tembolok. 4) Pada penyakit yang sudah berlang-
Gejala yang ditimbulkan akibat cacing sung lama, kulit menebal dan
tembolok ini antara lain: mengeras dan gundul karena bulu
1) Berat badan menurun, pada unggas di bagian tersebut rontok.

47
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Cara pencegahan dan pengobatan


penyakit:
Pencegahan dapat dilakukan dengan
cara menjaga sanitasi ternak kandang
dan di lingkungan. Ternak yang sakit
harus diisolasi dan jangan sampai http://desaploso.com/berita-anthrax.html#ixzz5WnusAWEj
http://disnak.lebakkab.go.id
terjadi kontak dengan ternak yang https://puskeswanpasirian.wordprss.com
sehat.
Sedangkan pengobatan penyakit
scabies dapat dilakukan dengan
pemberian benzoas benzillicus 10% 1. Cari informasi dari peternakan sapi potong,
y a n g d i o l e s ka n p a d a l u ka . B i l a sapi perah, dan peternakan ayam petelur
digunakan untuk merendam ternak yang ada di sekitar lingkungan sekolah
(dipping) maka konsentrasi yang tentang:
digunakan adalah 0,05 %—0,06%.
a. Penyakit menular yang sering menye-
rang ternak yang dipelihara
b. Cara pencegahan penyakit yang sering
terjangkit
Di Indonesia, anthrax pertama kali di- c. Pelaksanaan pengobatan ternak sakit
temukan di Teluk Betung Provinsi Lampung yang dilakukan
pada tahun 1884. Pada tahun 1885, dilaporkan d. Alat dan bahan yang digunakan pada
terjadi anthrax di Buleleng (Bali), Rawas pencegahan dan pengobatan ternak
(Palembang), dan Lampung. Pada tahun 1886, yang sakit.
anthrax dilaporkan terjadi di daerah Banten, 2. Lakukan pengamatan terhadap peternakan
Padang, Kalimantan Barat, dan Kalimantan untuk mendapatkan gambaran tentang
Timur. Menurut Sukmanegara, seorang ahli mengidentifikasi penyakit infectious!
yang mendalami penyakit anthrax, epidemi
3. Buat laporan tentang hasil pengamatan.
penyakit ini pada sapi, kerbau, kambing,
domba, dan babi terjadi pada periode
1906—1957 di berbagai daerah di Indonesia
seperti Jambi, Palembang, Padang, Bengkulu,
praktik
Buktitinggi, Sibolga, Medan, Jakarta,
Purwakarta, Bogor, Priangan, Banten, Cirebon, Judul :Mengidentifikasi jenis–jenis penyakit
Tegal, Pekalongan, Surakarta, Banyumas, menular pada aneka ternak.
Madiun, Bojonegoro, Sumbawa, Sumba, Waktu :3 x 45 menit
Lombok, Flores, Bali, Sulawesi Selatan, Manado, Tujuan :Setelah mengikuti pembelajaran
Donggala, dan Palu. ini peserta didik diharapkan mampu
mengidentifikasi jenis-jenis penyakit
menular pada aneka ternak dengan
benar.
Alat:
Untuk menambah wawasan lebih jauh
mengenai materi bab ini, kalian dapat 1. Peralatan pemeriksaan seperti stetoskop,
mempelajari secara mandiri melalui internet. mikroskop, kaca pembesar, dan sebagainya.
Beberapa website yang dapat kalian kunjungi 2. Gambar dan video tentang jenis-jenis
adalah sebagai berikut: penyakit menular pada aneka ternak,

48
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

praktik
penyebab, dan gejala-gejalanya 10. Bandingkan hasil pengamatan yang Anda
Bahan: lakukan dengan gambar atau video yang
telah Anda pelajari dengan teliti.
1. Aneka Ternak unggas (ayam lokal/burung
merpati/kalkun/angsa dan lain-lain 11. Adakah penyakit menular yang diderita
ternak ruminansia yang ada di dalam
2. Aneka ternak monogastrik (kuda/babi/
kandang?
kelinci)
12. Lakukan diskusi kelompok tentang hasil
3. Aneka hewan kesayangan (kucing/anjing)
p e n g a m a t a n d a n w aw a n c a ra s e r t a
4. Lembar pengamatan pengamatan terhadap gambar atau video
5. ATKK3:1.Gunakan pakaian kerja yang telah Anda lakukan.
2. Gunakan APD yang sesuai 13. Setelah selesai melakukan kegiatan
3. Hati-hati ketika mendekati ternakLangkah praktik, bersihkan kembali tempat
Kerja: kegiatan praktik dan peralatan yang
digunakan seperti sedia kala.
1. S i l a h k a n b e r g a b u n g m e m b e n t u k
kelompok-kelompok kecil. Setiap 14. Kembalikan alat dan bahan ke tempat
kelompok terdiri dari 5-6 orang. semula.
2. Setiap kelompok memilih seorang ketua
dan seorang sekretaris.
3. Lakukan dan biasakan untuk berdoa
sebelum dan sesudah melakukan Penyakit dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
kegiatan. Lakukan kegiatan ini dengan penyakit menular yang dapat menyebar dari
cermat, teliti, sungguh-sungguh, hati- ternak satu ke ternak lainnya, dan penyakit
hati, jujur, dan penuh tanggung jawab. tidak menular yaitu penyakit yang biasanya
4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. hanya terbatas pada satu kelompok tertentu
atau bersifat individual.
5. Pastikan alat dan bahan yang akan Anda
gunakan lengkap dan dapat digunakan Berdasarkan agen penyebabnya, kelompok
dengan baik. penyakit menular dibagi menjadi:
6. Amati dan pelajari dan catat dengan teliti 1. Kelompok penyakit viral, yaitu penyakit
informasi yang anda peroleh dari yang disebabkan virus, misalnya PMK.
gambar-gambar atau video tentang 2. Kelompok penyakit bakterial, yaitu
jenis–jenis penyakit tidak menular pada penyakit yang disebabkan bakteri, misalnya
ternak ruminansia, penyebab, dan Brucellosis.
gejala–gejalanya. 3. Kelompok penyakit parasiter, yaitu penyakit
7. Lakukan praktik pengamatan terhadap yang disebabkan parasit, misalnya
kondisi ternak ruminansia yang ada di cacingan.
dalam kandang tentang ada atau 4. Kelompok penyakit fungal, yaitu penyakit
tidaknya gejala–gejala yang berkaitan yang disebabkan fungi/jamur.
dengan penyakit menular pada ternak Penyakit menular yang sering menyerang pada
tersebut. ternak unggas di antaranya adalah:
8. Gunakan lembar pengamatan yang telah 1. Newcastle Disease (ND) atau Tetelo
disiapkan.
Penyakit ini muncul di Inggris tahun 1926.
9. Lengkapi hasil pengamatan yang telah Penyakit ini mematikan dan belum ada obat
anda lakukan dengan wawancara yang manjur. Gejalanya spesifiknya adalah
terhadap pengelola budi daya ternak muncul gejala gangguan saraf seperti kaki
tersebut atau sumber lain yang relevan.

49
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

lumpuh, jalan seret, dan leher terpuntir d. bulu tampak kusam, tidak lagi mengkilat
(tortikolis). e. nafsu makan menurun
2. Gumboro (Infectious Bursal Disease) f. sering bergerombol di tepi atau di sudut
Penyakit ini menyerang sistem kekebalan kandang dan kelihatan mengantuk terus
tubuh, terutama bursa fabrisius dan thymus g. biasanya anak unggas mati dalam 6—10
sebagai benteng pertahanan ayam dari hari setelah terlihat gejala sakit dan angka
penyakit. kematian mencapai 70%.
Gejala klinis ayam yang terkena gumboro Penyakit yang sering menyerang pada aneka
adalah sebagai berikut. ternak adalah:
a. Ayam kelihatan lesu dan mengantuk 1. Rabies (Anjing gila)
b. Bulu kotor di sekitar kloaka Penyakit rabies dikenal juga dengan nama
c. Terjadi diare berwarna putih dan encer penyakit anjing gila. Penyakit ini
d. Ayam tidur dengan sikap membungkuk disebabkan oleh virus. Selain menyerang
dan apabila tidur paruh diletakkan di anjing diketahui juga dapat menyerang
lantai hewan lain seperti kucing, kera, babi, sapi,
dan kerbau. Penularan terjadi melalui
e. Ayam sering mematuk di sekitar kloaka
gigitan hewan penderita atau jilatan hewan
karena bursa mengalami peradangan
penderita pada luka hewan sehat yang
f. Ayam terlihat menggigil dan gemetar terbuka.
3. Penyakit ini menyerang anak ayam umur Rabies termasuk kelompok penyakit
1—10 hari. Penyebabnya adalah Samonela zoonosis, yang dapat menular juga pada
pullorum manusia.
4. CRD (Cronic Respiratory Disease) Gejala sakit
Penyakit ini menyerang unggas umur 4—9 2. Penyakit mulut dan kuku pada babi
minggu. Penyebabnya adalah Mycoplasma
3. Penyakit cacar pada kuda
gallisepticum. Gejala penyakit CRD
mempunyai gejala-gejala yang hampir Penyebab penyakit cacar pada ternak kuda
sama dengan penyakit pernapasan lainnya, adalah virus cacar. Gejala penyakit ini pada
misalnya snot. awalnya adalah terjadi peningkatan suhu
tubuh di atas normal. Pada ambing dan
5. Berak Darah (Coccidiosis)
puting terdapat lepuh-lepuh yang berwarna
Penyebab terjadinya penyakit berak darah merah tua.
adalah Eimeria tenella dan Eimeria necatrix.
4. Penyakit coccidiosis pada kelinci
Penyakit ini menyerang unggas pada umur
1—10 minggu. Penyakit ini bisa Penyakit berak darah disebabkan oleh
menyebabkan kematian mendadak. sejenis protozoa yang dinamakan Eimeria
yang dapat menyebabkan berak darah pada
Gejalanya ternak yang terserang coc-
ternak kelinci.
cidiosis:
5. Cacing tembolok pada burung merpati
a. Ternak terlihat lesu dan pucat
Penyakit ini disebabkan oleh cacing
b. sayap terkulai ke bawah dan sering
Capillaria contorta. Penularannya terjadi
menggigil seperti kedinginan
pada pakan dan air minum yang tercemar
c. kotoran berwarna cokelat campur darah kotoran unggas penderita.

50
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit
zoonosis itu? Jelaskan!
2. Sebutkan agen penyebab dan kelompok
penyakit menular pada ternak!
3. Jelaskan tentang penyakit anthrax!
4. Jelaskan gejala penyakit tetelo pada
unggas!
5. Penyakit pada aneka ternak yang sering
menyerang pada ternak salah satunya
adalah penyakit rabies, jelaskan tentang
penyakit rabies!

51
BAB 5
MEMAHAMI JENIS PENYAKIT NON-INFECTIUS
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang memahami jenis penyakit non-
infectious (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta diklat mampu
menjelaskan ciri-ciri penyakit tidak menular dengan baik.
2. Setelah mempelajari materi tentang memahami jenis penyakit non-
infectious (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta diklat mampu
menentukan jenis penyakit non-infectious dengan tepat.
3. Setelah mempelajari materi mengidentifikasi penyakit non-infectious,
peserta diklat mampu melaksanakan prosedur penanganan ternak sakit
akibat penyakit tidak menular.

1.Penyakit yang
Disebabkan Karena
Keracunan pada
Menjelaskan jenis
Ternak Ruminansia
penyakit tidak menular
2.Penyakit tidak
menular karena
infeksi pada ruminansia
1.Penyakit yang
Disebabkan Karena
Membedakan penyakit Keracunan pada
menular dengan Ternak Unggas
Memahami jenis penyakit tidak menular 2.Penyakit tidak menular
non-infectious karena infeksi
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak) pada unggas

Penyakit yang
Menentukan jenis
Disebabkan Karena
penyakit berdasarkan
Defisiensi Nutrisi
hasil diagnosis
pada Ternak Ruminansia

1.Penyakit yang Disebabkan


Melaksanakan prosedur
Karena Defisiensi Nutrisi
penanganan ternak sakit
pada Ternak Unggas
akibat penyakit tidak menular
2.Penyakit karena Cuaca

Dipping, Herbisida, Infectious, Lesi, Pestisida

52
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. Penyakit Tidak Menular mengalami keracunan.


Penyakit tidak menular adalah penyakit Gejala yang ditimbulkan karena keracunan
yang biasanya hanya terbatas pada satu pestisida golongan khlorhidrokarbon antara
kelompok tertentu atau bersifat individual. lain gangguan pada sistem saraf pusat
Penyakit tidak menular, menurut penyebab- disertai dengan muntah, diare, badan
nya dapat dikelompokkan antara lain lemah, gemetar, dan kejang-kejang. Pestisi-
sebagai berikut. da kelompok ini antara lain DDT, dieldrin,
1. Kelompok penyakit defisiensi zat aldrin, endrin.
pakan/malnutrisi, yaitu penyakit- Gejala yang ditimbulkan karena keracunan
penyakit yang disebabkan defisiensi/ pestisida golongan organofosfat antara lain
kekurangan salah satu atau beberapa zat celah atau iris mata menyempit, pengliha-
pakan. Misalnya defisiensi vitamin A, tan menjadi kabur, mata berair, mulut
defisiensi mineral kalsium, phosphor, berbusa, detak jantung lebih cepat, muntah,
dan lain-lain. kejang perut, diare, sulit bernapas, lumpuh,
2. Kelompok penyakit intoksikasi, yaitu dan pingsan. Pestisida kelompok ini antara
penyakit-penyakit akibat keracunan. lain baygon dan diasinon.
Misalnya keracunan pestisida atau Gejala yang ditimbulkan karena keracunan
bahan-bahan kimia. pestisida golongan dipiridil antara lain
3. Kelompok penyakit metobolik, yaitu rusaknya jaringan epitel kulit, kuku, dan
penyakit-penyakit akibat gangguan saluran pernapasan, dan terjadi pera-
metabolisme dalam tubuh ternak. dangan. Pestisida kelompok ini antara lain
Misalnya penyakit kembung perut gramaxon (herbisida).
(bloat). Gejala yang ditimbulkan karena keracunan
1. Penyakit yang Disebabkan Karena pestisida golongan karbamat antara lain
Keracunan pada Ternak Ruminansia sakit perut, mual, muntah dan diare,
kerusakan ginjal, dan kerusakan paru.
Terjadinya keracunan pada ternak
Pestisida kelompok ini antara lain baygon
sebagian besar karena keracunan
EC, servin, dan furadan.
pestisida. Pestisida merupakan obat
pembasmi hama. Pestisida mencakup Gejala yang ditimbulkan karena keracunan
racun serangga (insektisida), racun pestisida golongan arsen antara lain nyeri
tungau dan caplak (akarisida), racun pada perut, muntah dan diare serta banyak
nematoda (Nematisida), racun tikus mengeluarkan air liur. Pestisida kelompok
(Rodentisida), obat antijamur (fungisida), ini antara lain kemirin 72P.
dan obat anti tumbuhan pengganggu Gejala yang ditimbulkan karena keracunan
(herbisida). pestisida golongan anticoagulan antara lain
Keracunan pestisida dapat terjadi jika nyeri lambung, usus, muntah, peradangan
ternak mengkonsumsi rumput yang hidung dan gusi, timbul bintik merah pada
tercemar pestisida dalam jumlah yang kulit, terdapat darah dalam urine dan feses,
cukup banyak untuk menyebabkan serta kerusakan ginjal. Pestisida kelompok
keracunan. Keracunan juga dapat terjadi ini antara lain klerat (racun tikus).
pada waktu melakukan pemberantasan Beberapa hal yang dapat menyebabkan
ektoparasit pada ternak dengan cara terjadinya keracunan pada ternak ruminan-
dipping. Larutan pestisida tanpa sengaja sia adalah sebagai berikut:
terminum oleh ternak sehingga ternak

53
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Tabel 5.1 Penyebab Keracunan pada Ternak Ruminansia


o. Rachitis
No Penyebab Terkandung dalam Gejala Keracunan
keracunan Adapun penyakit yang sering muncul
pada ternak adalah:
1 HCN Kacang koro, orok- Anoreksia
orok, daun (kekurangan O2), a. Foot Rot
singkong ngantuk, kejang-
kejang Penyebab penyakit: bakteri Sphaero-
poroces necroporus. Bakteri masuk
2 Pb Rumput yang
tercemar minyak
Jalan sempoyongan,
kebutaan, urat
dalam jaringan kaki pada waktu terjadi
motor di tepi jalan daging bergetar, luka. Penyakit ini terjadi pada ternak
nafsu makan tidak
ada, diare sapi, domba, atau kambing yang
tinggal terus menerus di kandang yang
3 Pestisida Rumput yang
tercemar pestisida
Diare, tubuh lemah,
muntah, pingsan
lembab atau basah.
hingga terjadinya
kelumpuhan
Gejala penyakit:
Penyakit ini ditandai dengan gejala:
4 Botulisme Pakan yang sudah Kelemahan otot,
busuk, sehingga kelumpuhan, sukar 1) Celah kuku tampak merah dan
timbul jamur yang menelan, lidah
terkontaminasi membengkak, dan sedikit bengkak serta di sekitar
Clostridium
botulinum
kematian tumit tampak bengkak seperti
mengeluarkan cairan putih dan
5 Copper sulfat Over dosis obat Sakit perut, muntah, kotor.
cacing yang diare, kejang, dan
mengandung kematian 2) Selaput kulit kuku mengelupas
Copper sulfat
3) Benjol-benjol yang tampak kemera-
han dan gatal
2. Penyakit Tidak Menular pada Ternak 4) Ternak jalannya pincang
Ruminansia
5) Nafsu makan hilang
Ada beberapa penyakit yang tidak
Pencegahan dan pengobatan:
menular yang terjadi pada ternak
rumiansia, penyakit yang paling sering 1) Ternak ditempatkan di kandang
menyerang antara lain adalah: yang kering dan bersihkan kaki
yang terinfeksi.
a. Foot root (Pododermatritis Necrotica)
2) Luka dibalut dengan kain kassa
b. Bronchitis
yang telah diberi obat misalnya
c. Kembung salep ichtyol, larutan sulfat,
d. Acidosis tembaga 5%.
e. Ketosis 3) Diberikan suntikan antibiotik
f. Tetani rumput spectrum luas
g. Pneumonia 4) Menjaga lantai kandang tetap
bersih dan kering. Jika memungkin-
h. Endometritis
kan kandang didesinfeksi sekali
i. Kalibasilosis atau dua kali sehari.
j. Milk fever b. Kejang tetanus
k. Tymphanigondok Penyebab: penyebab penyakit ini
l. Icterus adalah bakteri tetanus Dostridium
m.Anemia tetani yang merupakan bakteri tetanus
yang masuk tubuh melalui luka.
n. Avitaminosis

54
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Gejala penyakit yang timbul adalah: 2) Ternak kelihatan lesu


1) Ternak gelisah 3) Produksi susu menurun
2) Demam tinggi 4) Terjadi kelumpuhan
3) Cuping hidung mengembang 5) Tercium bau aceton dalam susu,
4) Mata terbuka lebar urine, dan napas sapi
Pencegahan dan pengobatan ternak
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan
memberi pakan konsentrat yang
melebihi kebutuhan pada dua minggu
terakhir masa kering dua minngu
pertama masa permulaan laktasi.
Pengobatan:
1) Penyuntikan hormone adrenokor-
Gambar 5.1 ternak terserang tetanus
Sumber: https://u.osu.edu/beef/2018/03/21/ tikotropik (ACTH)
dont-forget-tetanus-prevention-when-banding-bulls/
2) Penyuntikan hormone kortikoste-
Gejala akan timbul setelah 7—14 hari
roid
terinfeksi, penyakit ini biasanya
menyerang otot sekitar rahang dan 3) Penyuntikan glukosa 50% untuk
leher atas. meningkatkan kadar gula dalam
darah.
Pencegahan dan pengobatan:
Pencegahan
Pencegahan terbaik dengan cara
melakukan pembersihan kandang,
penyeleksian ternak, pemotongan dan
perawatan kuku dan rambut, membe-
rantas serangga-serangga pa-rasite,
dan melakukan vaksinasi.
Pengobatan
Untuk pengobatan sampai saat ini
belum ada yang bisa mengatasinya.
Gambar 5.2 ternak yang terserang ketosis
c. Ketosis Sumber: http://dairyknowledge.in/article/ketosis

Penyebab penyakit: disebabkan oleh d. Kembung/Timpani


gangguan metabolisme karbohidrat Kembung/timpani adalah keadaan
atau karena tidak efisiensinya kelenjar rumen yang penuh dengan gas
adrenalin. Ketosis terjadi pada sapi metan hasil fermentasi dari ternak
dan domba yang memiliki produksi dan ternak tidak dapat mengeluar-
susu yang tinggi. Hal ini terjadi karena kannya.
meningkatnya kadar keton di dalam
Penyebab kembung/timpani:
darah dan kadar glukosanya rendah.
1) Pakan hijauan yang berwarna
Gejala yang timbul pada ternak yang
hijau muda dan segar, banyak
terkena ketosis adalah:
mengandung air dan berprotein
1) Tidak ada nafsu makan tinggi. Hijauan leguminosa

55
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

mudah terfermentasi dan meng- mL atau larutan formaldehid


hasilkan gas. 30—50 mL.
2) Pemberian pakan penguat yang
terlalu banyak
3) pemberian rumput yang basah
atau berembun.
Gejala yang timbul pada penyakit
kembung/timpani:
1) Ternak tampak gelisah disertai Gambar 5.3 ternak terkena timpani
dengan menendang-nendang Sumber: https://www.researchgate.net/
figure/Carcass-revealing-moderate-
perutnya tympany_fig2_277327473

2) Sesak napas, bernapas dengan


mulut terbuka e. Bronchitis
3) Pemeriksaan dengan cara per- Bronchitis adalah penyakit yang
kusi terdengar adanya timbunan disebabkan peradangan pada
udara bronchus karena beberapa faktor:
4) Perut sebelah kiri atas membe- 1) Faktor kimiawi: bahan kimia atau
sar (di daerah legok lapar) gas yang merangsang
Jika tidak segera diobati dapat 2) Faktor fisik: debu, perubahan
menyebabkan kematian karena suhu udara yang mendadak
kekurangan oksigen. 3) Infeksi bakterial
Cara Pencegahan dan Pengobatan: Gejala-gejala klinis yang tampak:
Pencegahan 1) Batuk-batuk (waktu dingin batuk
Upaya Pencegahan dapat dilakukan lebih sering)
dengan cara: 2) Batuk diikuti lendir banyak
1) Pemberian pakan leguminose 3) Stadium akut berlangsung 2—3
tidak lebih dari 50% total pakan hari
hijauan 4) Pada sakit yang sudah berat,
2) Tidak menggembalakan ternak sulit dibedakan dengan pne-
ketika rumput masih basah umonia
karena embun atau air hujan. Cara pencegahan dan pengobatan
Cara Pengobatan Pencegahan:
1) Pemberian minyak tumbuh- Ternak hendaknya ditempatkan di
tumbuhan misalnya minyak kandang yang hangat dan bersih
kedelai, minyak kacang tanah Pengobatan:
dan minyak jagung denga dosis
120—240 mL, diberikan peroral Diberi obat expectoransia (ber-
fungsi mengeluarkan lendir)
2) Dilakukan penusukan rumen
dengan trokar untuk mengeluar- f. Tetani Rumput
kan gas yang ada dalam rumen Tetani rumput adalah gangguan
3) Pemberian obat antikembung metabolisme yang ditandai dengan
cresol dengan dosis 10—30 mL, adanya hypomagnesaemia
terpentine dengan dosis 30—60 Penyebab Penyakit:

56
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Rendahnya kadar Mg (Magnesium) Gejala sakit:


dalam darah Ternak yang menderita indigesti
Gejala: menunjukkan gejala-gejala klinis
1) Ternak tampak kurang sehat sebagai berikut.
2) Berjalan dengan kaku 1) Adanya rasa sakit di daerah
perut
3) Peka terhadap sentuhan dan
bunyi 2) Ternak tampak lesu dan malas
bergerak
4) Ternak mengalami polyuria
3) Ternak mengalami dehidrasi
5) Ternak terlihat merumput secara
yang hebat ditandai dengan
normal, tapi tiba-tiba kepala
keringnya cungur, kulit, bulu,
digerakkan ke atas menguak,
serta mata yang tampak cekung
berjalan atau berlari seperti
dalam kebutaan 4) Berjalan sempoyongan, kadang
menabrak benda yang ada di
6) Jatuh dan kejang-kejang
sekelilingnya
Cara Pencegahan dan Pengobatan
5) Dalam waktu 2—3 hari, ternak
Pencegahan: tidak lagi mampu berdiri
Pencegahan dilakukan dengan cara Cara pencegahan dan pengobatan
penambahan mineral magnesium
Pencegahan:
dalam ransum.
Ternak dicegah tidak mengkon-
Pengobatan:
sumsi pakan penguat (konsentrat
Pemberian suntikan magnesium yang berlebihan)
sulfat secara subcutan
Pengobatan:
g. Gondok/Struma
Untuk mengurangi asidosis rumen,
Gondok sering terjadi pada anak ternak diberi soda kue sebanyak
sapi dan anak domba yang lahir dari 250 gram diberikan peroral 2 kali
induk yang kekurangan yodium. sehari.
Gejala sakit yang timbul: B. Membedakan Penyakit Menular dengan
1) Badan lemah yang Tidak Menular
2) Kulit menebal dan bulu rontok 1. Penyakit yang Disebabkan karena
3) Bengkak di daerah leher Keracunan pada Ternak Unggas
Cara pencegahan: Unggas juga dapat terkena racun karena
pestisida. Pestisida meliputi racun
Pencegahan dilakukan dengan cara
serangga (insektisida), racun tungau dan
pemberian garam yodium.
caplak (akarisida), racun cacing
h. Indigesti (nematisida), racun tikus (rodentisida),
Gangguan pencernaan lambung racun jamur (fungisida), dan racun
bagian depan pada ternak ruminan- tumbuh–tumbuhan pengganggu (her-
sia bisida). Keracunan pestisida terjadi jika
Penyebab indigesti: air minum atau pakan yang tercemar
pestisida termakan oleh unggas yang
Ternak mengkonsumsi pakan pe-
dosisnya telah cukup untuk menimbul-
nguat yang banyak mengandung
kan keracunan. Kejadian ini sering
karbohidrat secara berlebihan.

57
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

dijumpai pada ternak itik yang digemba- 6 (NaCl) melebihi membuang


lakan di sawah. 1—1,5% dari kelebihan NaCl
pakan dalam tubuh
Keracunan pestisida mengakibatkan
gangguan dalam penerusan rangsangan
saraf yang dapat menyebabkan kema- 2. Penyakit Tidak Menular karena Infeksi
tian. Keracunan pestisida dapat dicegah pada Unggas
dengan cara pemeliharaan itik secara Pada ternak unggas bukan hanya penya-
intensif, tidak digembalakan di tempat kit menular yang sering menyerang pada
yang tercemar pestisida. ayam, ada beberapa penyakit yang
Tabel 5.2 Penyebab Keracunan pada Ternak Unggas menyerang yang disebabkan oleh
No Penyebab keracunan Gejala penyakit tidak menular yang disebabkan
karena infeksi, di antaranya adalah:
1 Pestisida Pakan dan Gangguan saraf
minum yang dan kematian a. omphalitis
terkonta-
minasi
b. botulisme
pestisida Penyakit yang disebabkan oleh gagguan
metabolisme tubuh:
2 Obat Sulfa Penggunaan Terjadinya
obat sulfa perdarahan pada a. defisiensi vitamin A
melebihi dosis hati, limpa, otot
dan waktu dada b. defisiensi vitamin D
lama
c. defisiensi vitamin E
3 Karbon Polusi udara Malas dan d. defisiensi vitamin K
monoksida mengantuk, tak
(CO) acuh terhadap e. defisuensi vitamin B
lingkungan
sekitar, tidak f. defisiensi biotin
dapat
mengkoordinasik
g. defisiensi asam panthothenat
an gerak, h. defisiensi Mn
kesulitan
bernapas, koma, Dari banyaknya penyakit yang menye-
dan akhirnya
terjadi kematian rang, berikut adalah beberapa penyakit
yang sering timbul pada ternak, yaitu:
4 Disinfektan Penggunaan depresi, lesu, a. Omphalitis/radang pusar
tidak tepat lemah, suhu
badan Penyebab penyakit:
meningkat, bulu
kusut, Omphalitis atau radang pusar
pernapasan
sesak, ngorok,
disebabkan infeksi dari kuman,
dan kepala sebagai contoh adalah bakteri coli,
terkulai. Anak S t a p h y l o co cc u s , P s e u d o m o n a s .
ayam terlihat
berjalan Omphalitis terjadi pada anak ayam,
sempoyongan, anak kalkun, dan unggas lainnya .
ditemukan
adanya busung Gejala penyakit:
air dan akhirnya
mati lemas Geala yang timbul pada ayam yang
terkena omphalitis adalah sebagai
5 Crotalaria HCN pada biji Anoreksia, berikut:
orok-orok ngantuk, kejang,
lumpuh, dan 1) Anak ayam lesu
kematian
2) Kepala terkulai
6 Garam Dapur Pemberian Unggas tidak bisa 3) Menggerombol di sekitar pemanas

58
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

4) Pusar membengkak dan terdapat Cara pencegahan dan pengobatan


keropeng penyakit
5) Terjadi kematian di hari ke 30—10 Pencegahan penyakit dapat dilakukan
setelah anak ayam menetas. dengan cara:
Cara Pencegahan: 1) tidak memberikan pakan yang
Pencegahan penyakit dilakukan de- sudah busuk/rusak;
ngan cara: 2) menjaga kebersihan kandang; dan
Tindakan pengobatan belum ada yang 3) jika terdapat bangkai segera diku-
efektif, yang penting dilakukan adalah bur.
tindakan pencegahan sebagai berikut. Cara Pengobatan Ternak
1) Selalu memeriksa suhu dan kelem- Pengobatan dilakukan dengan cara
bapan mesin tetas secara teratur pemberian antitoksin
2) Melakukan disinfeksi pada mesin
tetas secara teratur sebelum di-
gunakan
3) Melakukan seleksi telur tetas
dengan baik. Telur tetas harus ber-
sih.
b. Botulisme
Penyebab penyakit:
Penyebab penyakit botulisme adalah
Gambar 5.4 ayam kena botulisme
toksin yang dihasilkan oleh Clostri- Sumber: https://5mpublishing.sirv.com/poultry/
dium botulinum. Biasanya terdapat legacy/publications/images/image_Page_031_Image_0006.jpg

dalam pakan yang sudah busuk atau c. Defisiensi Biotin


bangkai binatang. Keracunan ini Penyebab penyakit karena ayam
menimbulkan gejala yang khas, yaitu kekurangn biotin. Kekurangan biotin
kelemahan leher. dapat menyebabkan perosis dan
Gejala penyakit: dermatitis (radang kulit).
Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh Gejala sakit
botulisme adalah: Gejala yang ditimbulkan karena
1) Unggas menjadi lemah dan lesu kekurangan biotin adalah:
dengan tiba tiba 1) Telapak kaki menebal, kasar, dan
2) Terjadi kelumpuhan yang khas pada terjadi retak-retak berdarah
leher, sayap, dan kaki sehingga 2) Peradangan terjadi pada sudut
leher terkulai lemas dan sayap mulut dan meluas ke sekitar paruh
menggantung sampai di lantai dan dan mata
unggas tidak mampu berlari 3) Bulu patah-patah
3) Bulu mudah rontok bila dicabut 4) Pada ayam dewasa menyebabkan
4) Diare encer berwarna putih kehi- daya tetas turun
jauan Cara pencegahan dan pengobatan
5) Kematian mendadak setelah tim- ternak
bulnya gejala Pencegahan dan pengobatan dilaku-

59
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

kan dengan cara pemberian pakan lahirkan, atau beberapa bulan setelah
yang sebagian tersusun atas bahan melahirkan.
pakan sumber biotin seperti pakan Penyakit ini menunjukkan gejala–gejala
butiran, tetes, dan feed suplemen sebagai berikut.
biotin.
a. Sapi terlihat jalannya goyang kanan
d. Defisiensi Cholin dan kiri (sempoyongan)
Penyebab penyakit b. Sapi akan sering berbaring dengan
Cholin disebut juga choline chloride, tumpuan dada dan kepala akan
defisiensi berarti unggas mengalami menghadap ke daerah lipat paha
kekurangan choline chloride. c. Karena kelumpuhan kaki belakang,
Gejala sapi tidak mampu berdiri lagi
Gejala penyakit yang tampak adalah: d. Mata tampak melotot dan tidak bersi-
1) Terjadi gangguan pertumbuhan nar lagi (sayu)
tubuh ternak e. Nafsu makan menurun/hilang
2) Perosis pada ternak muda f. Hidung kering dan kaki dingin.
3) Pada unggas dewasa menurunkan Diagnosis penyakit sering dikacaukan
produksi telur. dengan gejala sakit ketosis. Untuk itu
Cara Pencegahan dan pengobatan: perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
darah dan urine dan pengamatan gejala-
Pencegahan dan pengobatan dilaku-
gejala klinis lebih teliti.
kan dengan cara pemberian pakan
yang tersusun dari bahan choline Cara pencegahan dan pengobatan
chloride atau penggunaan feed Sapi yang sakit dapat diobati dengan
suplemen choline chloride. kalsium glukonate 20% dengan cara
C. Menentukan Jenis Penyakit Berdasarkan intravena sebanyak 250—500 cc.
Hasil Diagnosis Pemberian kalsium glukonate dapat
diulang 2—3 kali jika selam 8—12 jam
1. Penyakit yang Disebabkan Karena Defi-
belum sembuh. Sebagai upaya pence-
siensi Nutrisi pada Ternak Ruminansia
gahan, sapi yang sedang bunting perlu
Milk Fever adalah salah satu penyakit diberi tambahan mineral Ca.
pada sapi karena defisiensi nutrisi. Tabel 5.3 Beberapa Penyakit Lain karena Defisiensi Nutrisi
Penyebab penyakit milk fever disebab- No Nama Penyebab Gejala Pencegahan
kan kekurangan zat kapur dalam darah Penyakit dan
pengobatan
(Hypocalcemia). Penyakit ini terjadi
apabila persediaan Ca dalam jaringan 1 Milk Kekurangan Berjalan Pemberian
Fever Ca dalam sempoyongan, Ca
tidak mencukupi kebutuhan Ca yang darah kelumpuhan, mata
diperlukan untuk produksi susu. Penya- tampak melotot,
hidung tampak
kit ini pada umumnya terjadi pada sapi kering, kaki dingin

setelah 72 jam melahirkan anak dan


2 Tetani Rendahnya Penderita terlihat Penambaha
dapat terjadi pada sapi muda yang baru rumput kadar Mg merumput secara n mineral
dalam normal tetapi Mg dalam
melahirkan pertama maupun sapi yang darah tiba–tiba ransum
sudah dewasa (beberapa kali melahir- kepalanya
digerakkan ke
kan). Biasanya terjadi pada sapi berumur atas, menguak,
berjalan, atau
5–9 tahun, kadang-kadang terjadi juga berlari seperti
pada domba. Penyakit ini dapat terjadi dalam kebutaan
Kelihatan seperti
sebelum melahirkan, pada saat me-

60
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

No Nama Penyebab Gejala Pencegahan No Nama penyakit Gejala Pencegahan


Penyakit dan dan
pengobatan pengobatan

gila, jatuh dan 4 Defisiensi Perdarahan sukar Pemberian


kejang–kejang vitamin K berhenti dan terjadi sayuran hijau,
Kematian perdarahan di seluruh tepung ikan
tubuh dan tepung
daging atau
3 Gondok Kekurangan Kulit menebal dan Kulit
penggunaan
(Struma) yodium bulu rontok menebal
feed suplemen
Bengkakdi daerah dan bulu
vitamin K.
leher rontok
Badan lemah Bengkakdi
daerah 5 Defisiensi polineuritis, peradangan bahan pakan
leher Vitamin B1 saraf dan selaput saraf sumber
Badan diberbagai bagian tubuh, vitamin B1
lemah terutama saraf dikaki dan atau
sayap. Akhirnya terjadi penggunaan
kekejangan pada kepala, feed suplemen
4 Anemia Kekurangan Kulit dan selaput Pemberian kaki lemah dan lumpuh, B1.
hemoglobi lendir yang pucat, mineral ayam tidak dapat berdiri
n kehilangan energi kompleks atau duduk tegak.
dan denyut dalam
jantung menjadi pakan
cepat 6 Defisiensi Mula-mula anak ayam Bahan pakan
vitamin B2 kelihatan lemas, enggan sumber
(Riboflavin) berjalan, lebih suka vitamin B2
5 Avitamin Kekurangan Penurunan Pemberian berbaring, pertumbuhan atau
osis Vitamin produksi, vitamin lambat, akhirnya terjadi penggunaan
gangguan dalam kelumpuhan. feed suplemen
pencernaan ransum Daya tetas telur B2.
menurun
6 Rachitis Kekurangan Tulang menjadi Pemberian
(ternak mineral Ca lunak dan rapuh mineral Ca,
muda), dan P P, dan 7 Defisiensi Pada anak unggas, bahan pakan
Osteom vitamin D Vitamin B6 akivitasnya tidak normal sumber
alasia (Pyridoxin) seperti lari–lari ke vitamin B6,
(ternak sana–ke mari, atau
dewasa) berputar–putar, penggunaan
kepalanya diletakkan di feed suplemen
bawah, jatuh dan berdiri vitamin B6
D. Melaksanakan Prosedur Penanganan sendiri, nafsu makan
berkurang, terjadi
Ternak-Ternak Sakit Akibat Penyakit Tidak kejang–kejang dan sukar
mematuk.
Menular Pada ungas dewasa
menyebabkan produksi
1. Penyakit yang Disebabkan Karena telur menurun, daya
tetas telur menurun,
Defisiensi Nutrisi pada Ternak Unggas nafsu akan berkurang,
Tabel 5.4 Penyakit Defisiensi pada Unggas berat badan menurun,
dapat terjadi kematian
No Nama penyakit Gejala Pencegahan karena kelaparan.
dan
pengobatan
8 Defisiensi Pada anak ayam bahan pakan
Vitamin B12 beberapa saraf yang banyak
1 Defisieni Pada anak unggas, terjadi Pemberian (Cyanocobalami mengalami degenerasi mengandung
Vitamin A ataksia dan peradangan jagung kuning ne) atau kerusakan; vitamin B12
pada mata. dan sayur- perlemakan pada hati, atau
Pada ayam dewasa mata sayuran jantung dan ginjal; penggunaan
mengalami luka, terjadi perosis, bila feed suplemen
penurunan daya tetas. disertai kekurangan Vitamin B12.
cholin.
Pada ayam dewasa daya
2 Defisiensi Kejang, sukar berjalan, Pemberian tetas telur menurun;
Vitamin D dan kaku, gangguan vitamin D pertumbuhan embrio
persendian dan tulang tidak normal, terjadi
tidak sempurna perdarahan dan perosis
pada embrio, penderita
tampak pucat; terjadi
3 Defisiensi Anak ayam gerakannya Pemberian
erosi pada empedal
Vitamin E tidak terkontrol, kecambah,
penimbunan cairan sayuran,
dalam tubuh, rumput,
hiperaemia, otot jagung, atau
2. Penyakit karena Cuaca
mengkerut, dan penggunaan
gangguan reproduksi feed suplemen Kesehatan hewan dapat dipengaruhi
vitamin E. oleh perubahan iklim melalui empat

61
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

cara, yaitu penyakit-penyakit dan stres pasar becek, perusahaan komersial


yang berkaitan dengan cuaca panas, besar, dan flok itik yang bebas
kejadian-kejadian cuaca yang ekstrem, berkeliaran. Kondisi ini dapat menjadi
a d a p t a s i s i s t e m p ro d u k s i t e r n a k berlebihan sebagai dampak
terhadap lingkungan baru, dan penyakit perubahan lingkungan termasuk
hewan yang baru muncul dan yang perubahan iklim jangka panjang,
muncul kembali. berkaitan dengan pola curah hujan dan
Perubahan iklim yang ekstrem akan perubahan suhu yang mempengaruhi
mengakibatkan ternak mudah stres, persistensi virus AI di lingkungan,
perubahan konsumsi pakan dan minum, ekologi induk semang, dan lain
sehingga produksi akan menurun dan sebagainya.
perubahan tingkah laku ternak. d. Pasteurellosis
Beberapa penyakit yang biasa ditimbulk- Pasteurella multocida sebagai pe-
an karena perubahan cuaca di antaranya nyebab harmorrhagic septicaemia
adalah: (pasteurellosis) pada sapi, dapat
a. Anthrax bertahan di luar tubuh induk semang
dalam lingkungan yang lembap.
A n t h ra x a d a l a h s u a t u p e n y a k i t
Penyakit ini juga berhubungan dengan
menular akut yang menyerang keba-
area yang kelembapannya tinggi yang
nyakan hewan-hewan berdarah panas
terjadi selama musim hujan
maupun manusia dengan penyebaran
seluruh dunia. Organisme penyebab
adalah bakteri Bacillus anthracis,
mampu membentuk spora yang tetap
infektif selama 10—20 tahun di
Penyakit bloat meskipun sepele, tetapi bila
padang rumput. Temperatur dan
tidak dilakukan penanganan dengan baik, bisa
kelembaban relatif serta kelembaban
menyebabkan kematian, berikut cara seder-
tanah semuanya mempengaruhi spora
hana untuk mengobati kembung perut.
anthrax, bahkan curah hujan yang
tinggi dapat membongkar spora 1. Pengobatan melalui rectal, dengan cara
anthrax yang sedang tidur (dormant). memasukkan batang papaya yang telah
Wabah anthrax seringkali berkaitan diolesi minyak ke anus ternak
bergantian antara curah hujan tinggi 2. Obat luar
dan kekeringan, serta suhu tinggi. a. Bawang merah: parut bawang merah
b. Blackleg secukupnya, kemudian campur dengan
Blackleg adalah suatu penyakit sedikit minyak tanah, oleskan pada perut
clostridial menular akut yang keba- ternak.
nyakan menyerang sapi muda dan juga b. Minyak kayu putih
mampu membentuk spora. Wabah Penggunaannya minyak kayu putih
penyakit selalu dikaitkan dengan area dengan cara dioleskan di bagian perut
dengan kelembaban tinggi dan terjadi ternak.
selama musim hujan.
c. Minyak goreng
c. Avian Influenza
Memberikan minyak goreng untuk
Kesinambungan penularan AI hanya diminumkan pada ternak yang sakit.
terjadi pada populasi spesies unggas Untuk ternak kambing, dosis pemberian
domestik yang padat misalnya seperti sebanyak 60 ml, minyak yang diberikan

62
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

bisa berupa minyak kedelai, minyak dilakukan oleh peternakan;


sawit, atau VICO untuk ternak sapi, d. Alat dan bahan yang digunakan pada
dosisnya 250 ml. proses kegiatan pencegahan dan pengo-
d. Ramuan asam jawa, gula merah, dan batan ternak yang terserang penyakit
kunyit tidak menular;
Semua bahan dihaluskan, dicampur 2. Lakukan pengamatan terhadap peternakan
dengan air hangat yang sudah ditam- untuk mendapatkan gambaran tentang
bahakan asam jawa. mengidentifikasi penyakit non-infectious!
e. Obat herbal masuk angin manusia. 3. Buat laporan tentang hasil pengamatan.
Satu saset obat herbal manusia ditam-
bahkan dengan air hangat kemudian
diberikan pada ternak
f. Minuman berkarbonasi
praktik
Dosis untuk ternak kambing sebanyak
Judul :Mengidentifikasi jenis penyakit
225 ml, sedangkan sapi sebanyak 1,5 ml
tidak menular pada ternak ruminan-
sia
Waktu :3 x 45 menit
Tujuan :Siswa mampu mengidentifikasi
Untuk menambah wawasan lebih jauh jenis-jenis penyakit tidak menular
mengenai materi bab ini, kalian dapat mem- pada ternak
pelajari secara mandiri melalui internet.
Beberapa website yang dapat kalian kunjungi Alat dan bahan:
adalah sebagai berikut:
Alat : Stetoskop, mikroskop, kaca pembesar
Bahan : Ternak ruminansia
Ternak unggas
Lembar Pengamatan
Alat Tulis K3:Gunakan APD
www.ternakonline.com
https://disnak.lebakkab.go.id
www.ilmuternak.com Hati-hati mendekati ternakLangkah kerja:
1. Buat kelompok kerja kecil yang berang-
gotakan siswa 4—5 siswa.
2. Setiap kelompok dipilih seorang ketua dan
1. Cari informasi dari peternakan sapi potong, seorang sekretaris.
sapi perah, dan peternakan ayam petelur 3. Lakukan dan biasakan untuk berdoa
yang ada di sekitar lingkungan rumah siswa sebelum dan sesudah melakukan
tentang: kegiatan. Lakukan kegiatan ini dengan
a. Penyakit tidak menular yang sering cermat, teliti, sungguh-sungguh, hati-hati,
menyerang ternak yang dipelihara; jujur, dan penuh tanggung jawab.
b. Cara pencegahan penyakit tidak menular 4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
yang sering menjangkiti hewan ternak; 5. Pastikan alat dan bahan yang akan diguna-
c. Pelaksanaan pengobatan ternak yang kan lengkap dan dapat digunakan dengan
terkena penyakit tidak menular yang baik.

63
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

praktik
6. Amati dan pelajari serta catat dengan teliti (Rodentisida), obat antijamur (fungisida), dan
informasi yang diperoleh dari gambar obat anti tumbuhan pengganggu (herbisida).
–gambar atau video tentang jenis–jenis Unggas juga dapat terkena racun karena
penyakit tidak menular pada ternak pestisida. Pestisida meliputi racun serangga
ruminansia, penyebab, dan gejala (insektisida), racun tungau dan caplak (akari-
–gejalanya. sida), racun cacing (nematisida), racun tikus
7. Lakukan praktik pengamatan terhadap (rodentisida), racun jamur (fungisida), dan
kondisi ternak ruminansia yang ada di racun tumbuh–tumbuhan pengganggu (herbi-
dalam kandang tentang ada atau tidaknya sida). Keracunan pestisida terjadi jika air
gejala–gejala yang berkaitan dengan minum atau pakan yang tercemar pestisida
penyakit tidak menular pada ternak terse- termakan oleh unggas yang dosisnya telah
but. cukup untuk menimbulkan keracunan.
8. Gunakan lembar pengamatan yang telah Penyakit yang Disebabkan Karena Defisien-
disiapkan. si Nutrisi pada Ternak Ruminansia. Beberapa
9. Lengkapi hasil pengamatan yang telah penyakit lain karena defisiensi nutrisi adalah:
dilakukan dengan wawancara terhadap 1. Milk fever
pengelolaan budi daya ternak tersebut atau 2. Tetani rumput
sumber lain yang relevan.
3. Gondok
10. Bandingkan hasil pengamatan yang Anda
4. Anemia
lakukan dengan gambar atau video yang
telah anda pelajari dengan teliti. 5. Avitaminosis
11. Adakah penyakit tidak menular yang 6. Rachitis
diderita ternak ruminansia yang ada di Penyakit Defisiensi pada Unggas:
dalam kandang? Defisiensi vitamin A, D, E, K, B1, B6, dan B12
12. Lakukan diskusi kelompok tentang hasil Beberapa penyakit yang biasa ditimbulkan
pengamatan dan wawancara serta karena perubahan cuaca di antaranya adalah:
pengamatan terhadap gambar atau video
1. Anthrax
yang telah dilakukan.
Anthrax adalah suatu penyakit menular
13. Setelah selesai melakukan kegiatan prak-
akut yang menyerang kebanyakan hewan-
tik, bersihkan kembali tempat kegiatan
hewan berdarah panas maupun manusia
praktik dan peralatan yang digunakan
dengan penyebaran seluruh dunia. Wabah
seperti sediakala.
anthrax seringkali berkaitan bergantian
14. Kembalikan alat dan bahan sisa ke tempat antara curah hujan tinggi dan kekeringan,
semula. serta suhu tinggi.
2. Blackleg
Blackleg adalah suatu penyakit clostridial
menular akut yang kebanyakan menyerang
Terjadinya keracunan pada ternak sapi muda dan juga mampu membentuk
sebagian besar karena keracunan pestisida. spora. Wabah penyakit selalu dikaitkan
Pestisida merupakan obat pembasmi hama. dengan area dengan kelembaban tinggi dan
Pestisida mencakup racun serangga (insekti- terjadi selama musim hujan.
sida), racun tungau dan caplak (akarisida), 3. Avian influenza
racun nematoda (Nematisida), racun tikus 4. Pasteurellosis

64
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Pasteurella multocida sebagai penyebab


harmorrhagic septicaemia (pasteurellosis)
pada sapi. Penyakit ini juga berhubungan
dengan area yang kelembapannya tinggi
dan terjadi selama musim hujan

penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Sebutkan macam-macam keracunan karena
pestisida pada ternak!
2. HCN atau asam biru adalah senyawa pada
singkong. Gejala apa saja yang ditimbulkan
bila ternak mengkonsumsi HCN?
3. Jelaskan risiko bila ternak menghirup gas
monoksida!
4. Apakah yang dimaksud dengan penyakit
defisiensi itu? Jelaskan!
5. Jelaskan kaitan antara cuaca dengan ber-
kembangnya penyakit anthrax!

65
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. PILIHAN GANDA B. temperatur rectal E. jumlah urin


Pilihlah salah satu pilihan jawab yang paling C. respirasi
tepat dengan memberikan tanda silang (X) 6. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
pada pilihan A, B, C, D, atau E!
- meminimalkan keberadaan penyebab
penyakit
1. Kondisi saat organ tubuh atau fungsi organ - m e m i n i m a l k a n ke s e m p a t a n a g e n
tubuh mengalami kelainan dan tidak dapat berhubungan dengan induk semang
berfungsi sebagaimana mestinya adalah
- membuat tingkat kontaminasi lingku-
definisi dari ….
ngan oleh agen penyakit seminimal
A. penyakit D. gejala sakit mungkin
B. penyakit tidak menular E. sakit Pernyataan di atas adalah tujuan dari ….
C. penyakit menular A. sanitasi D. desinfeksi
B. vaksinasi E. isolasi
2. Vaksinasi yang dilakukan dengan cara C. biosecurity
disuntikkan ke bagian jaringan otot/daging
disebut dengan istilah ….
7. Berikut adalah gejala pada anak unggas,
A. intra muscular D. intra ocular
terjadi ataksia dan peradangan pada mata,
B. intra vena E. sub cutan pada ayam dewasa mata mengalami luka,
C. intra nasal dan penurunan daya tetas. Hal tersebut
merupakan gejala ….
3. Nafsu makan turun dan suhu badan A. Defisiensi Vitamin A
meningkat merupakan reaksi tubuh B. Defisiensi Vitamin B1
terhadap segala penyakit yang diderita, hal C. Defisiensi Vitamin D
tersebut dinamakan ….
D. Defisiensi Vitamin E
A. sakit D. gejala klinis umum
E. DefisiensiVitamin K
B. gejala sakit E. gejala klinis khusus
C. reaksi sakit
8. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
palpasi pada arteria kemudian merasakan
4. Vaksinasi yang dilakukan dengan jalan dan menghitung berapa kali denyutan per
disuntikkan ke bawah kulit disebut dengan menit adalah cara pengukuran ….
istilah … A. pulsus D. jumlah feses
.A. intra muscular D. intra ocular B. temperatur rectal E. jumlah urine
B. intra vena E. sub cutan C. respirasi
C. intra nasal
9. Tindakan memasukkan termometer (bagian
5. Tindakan melihat gerakan kembang air raksa) ke dalam rectum kira-kira 2 menit
kempisnya rongga dada/perut dalam satu kemudian diambil dan dibaca hasilnya.
menit adalah pengukuran …. Merupakan cara pengukuran ….
A. pulsus D. jumlah feses A. pulsus D. jumlah feses

66
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

B. temperatur rectal E. jumlah urine dengan pakaian khusus termasuk dalam


C. respirasi kegiatan ….
A. pengendalian lalu lintas D. sanitasi
10. Kekurangan Ca dalam darah dapat B. vaksinasi E. isolasi
menyebabkan penyakit …. C. desinfeksi
A. anthrax D. titani
B. blackleg E. milk fever 15. Berikut ini adalah kriteria vaksin live ….
C. tympani A. berbentuk kering beku dalam kemasan
vial, berisi virus/bakteri yang sudah
dilemahkan, respons pembentukan
11. Cara melaksanakan vaksinasi (pemberian
antibodi cepat
vaksin) pada sapi yang umum dilakukan
adalah …. B. berbentuk kering beku dalam kemasan
vial, aplikasi suntik intra musculler
A. injeksi subcutan
atau subcutan, respons pembentukan
B. injeksi intramuscular antibodi cepat tetapi relatif cepat
C. injeksi intramamae turun
D. injeksi wing web C. berbentuk kering beku dalam kemasan
E. injeksi intravena vial, berisi virus/bakteri yang sudah
dilemahkan, aplikasi suntik intra
musculler atau subcutan
12. Vaksinasi yang dilakukan dengan jalan
D. bentuk cairan dalam kemasan botol,
disuntikkan ke bagian sayap disebut
berisi virus/bakteri yang sudah
dengan istilah ….
dilemahkan, reaksi pembentukan
A. intramuscular D. subcutan antibodi cepat tetapi relatif cepat
B. intravena E. spray turun
C. wing web E. bentuk cairan dalam kemasan botol,
berisi virus/bakteri mati atau protein
virus, reaksi pembentukan antibodi
13. Keberhasilan suatu vaksinasi ditentukan
lebih lambat, tetapi bertahan lebih
oleh kualitas vaksin, supaya vaksin dalam
lama
kondisi yang bagus maka penyimpanan
sebaiknya dilakukan pada suhu ….
A.-2—0 oC D. 8—18 oC 16. Kegiatan memasukkan bibit penyakit yang
telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam
B. 0—2 oC E. 18 oC
tubuh yang sehat dengan harapan
C. 2—8 oC mendapat kekebalan terhadap penyakit
tersebut merupakan kegiatan ….
14. Program pencegahan penyakit yang A. sanitasi D. desinfeksi
dilakukan dengan penyediaan fasilitas B. vaksinasi E. isolasi
kolam dipping dan spraying pada pintu
C. biosecurity
masuk untuk kendaraan, penyemprotan
disinfektan terhadap peralatan dan
kandang, sopir, penjual, dan petugas 17. Ya n g m e m p e n g a r u h i ke b e r h a s i l a n
lainnya dengan mengganti pakaian ganti vaksinasi dari faktor vaksin adalah ….

67
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

A. cara penyimpanan vaksin dan kualitas B. dipping foot E. desinfeksi


vaksin C. sanitasi
B. cara vaksinasi dan cara penyimpanan
vaksin
22. Ternak yang sakit segera dipisah dari
C. cara vaksinasi dan kesehatan ternak kelompok ternak sehat, merupakan tinda-
D. waktu vaksinasi dan kualitas vaksin kan ….
E. waktu vaksinasi dan keterampilan A. sanitasi D. desinfeksi
petugas B. vaksinasi E. isolasi
C. biosecurity
18. Va k s i n a s i y a n g d i l a k u k a n m e l a l u i
pemberian air minum sering disebut
23. Melakukan pembersihan dan desinfeksi
dengan istilah ….
secara teratur pada kandang, peralatan,
A. spray D. intraocular dan kendaraan serta menjaga kebersihan
B. wing web E. drink water pekerja (mencuci tangan dan alas kaki
C. intranasal sebelum dan setelah menangani ternak)
adalah kegiatan ….
A. isolasi D. dipping
19. Lokasi peternakan berpagar dengan satu
pintu masuk adalah salah contoh penera- B. karantina E. sanitasi
pan dari …. C. vaksinasi
A. sanitasi D. desinfeksi
B. vaksinasi E. isolasi 24. Ya n g m e m p e n g a r u h i ke b e r h a s i l a n
C. biosecurity vaksinasi dari faktor tata laksana adalah …
A. cara vaksinasi dan kualitas vaksin
20. Kegiatan yang bertujuan untuk melindu- B. cara vaksinasi dan cara penyimpanan
ngi ternak dari bahaya serangan penyakit vaksin
atau semua tindakan yang merupakan C. cara vaksinasi dan kesehatan ternak
pertahanan pertama untuk pengendalian D. waktu vaksinasi dan kualitas vaksin
wabah dan dilakukan untuk mencegah
E. waktu vaksinasi dan keterampilan
semua kemungkinan kontak/penularan
petugas
dengan peternakan tertular, dan mence-
gah penyebaran penyakit adalah penger-
tian dari …. 25. Tidak membawa ternak yang mati keluar
A. sanitasi D. biosecurity dari lingkungan peternakan adalah contoh
tindakan ….
B. fumigasi E. vaksinasi
A. sanitasi D. desinfeksi
C. desinfeksi
B. vaksinasi E. isolasi
C. biosecurity
21. Tindakan mencelup kaki sebelum masuk
ke peternakan adalah dalam rangka
pencegahan penularan penyakit. Nama 26. Disinfektan yang penggunaannya pada
lain mencelup kaki adalah …. peralatan kecil adalah ….
A. dipping hand D. isolasi A. halogen D. alkohol

68
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

B. fenol E. arang destilasi 4. Sebutkan 5 penyakit yang disebabkan oleh


C. aldehid bakteri!
5. Sebutkan 5 penyakit yang disebabkan oleh
virus!
27. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi
kuman digolongkan dalam penyakit ….
A. noninfeksius D. tetanus
B. infeksius E. defisiensi nutrien
C. malnutrisi Setelah Anda mempelajari materi tentang
menerapkan proses biosecurity, menganalisis
perbedaan ternak sehat dan ternak sakit,
28. Titani adalah penyakit yang disebabkan memahami jenis penyakit infectious, memaha-
karena …. mi jenis penyakit non-infectious, maka jawab-
A. bakteri D. kutu lah pertanyaan pertanyaan berikut.
B. virus E. kekurangan nutrien 1. Hal hal apa saja yang dapat Anda lakukan
C. parasit terkait dengan materi menerapkan proses
biosecurity, menganalisis perbedaan ternak
sehat dan ternak sakit, memahami jenis
29. Vaksinasi yang dilakukan dengan jalan penyakit infectious, memahami jenis
diteteskan ke hidung disebut dengan penyakit non-infectious?
istilah ….
2. Pengalaman baru apa saja yang Anda
A. intramuscular D. intraocular peroleh dari materi tentang menerapkan
B. intravena E. subcutan proses biosecurity, menganalisis perbeda-
C. intranasal an ternak sehat dan ternak sakit, memahami
jenis penyakit infectious, memahami jenis
penyakit non-infectious?
30. Titani adalah termasuk penyakit ….
3. Manfaat apa saja yang Anda peroleh dari
A. noninfeksius D. tetanus materi tentang menerapkan proses biose-
B. infeksius E. defisiensi nutrien curity, menganalisis perbedaan ternak
C. malnutrisi sehat dan ternak sakit, memahami jenis
penyakit infectious, memahami jenis
penyakit non-infectious?
B. URAIAN
4. Aspek menarik apa saja yang Anda temukan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dalam materi menerapkan biosecurity?
dan benar!
1. Jelaskan bagaimana pencegahan dan
penanganan ternak yang sudah terserang
antrax!
2. Apakah yang dimaksud dengan penyakit
zoonosis itu? Jelaskan!
3. HCN atau asam biru adalah senyawa pada
singkong. Bagaimana gejala yang ditimbul-
kan bila ternak mengkonsumsi HCN?

69
BAB 6
MEMAHAMI BERBAGAI VOVD YANG
DIGUNAKAN UNTUK TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang memahami berbagai VOVD yang
digunakan untuk ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta
diklat mampu membedakan antara vaksin, obat, vitamin, dan disinfektan
dengan aman.
2. Setelah mempelajari materi tentang memahami berbagai VOVD yang
digunakan untuk ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta
diklat mampu menjelaskan kegunaan vaksin, obat, vitamin, dan disinfektan
dengan aman.
3. Setelah mempelajari materi tentang mengidentifikasi VOVD yang
digunakan untuk ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak), peserta
diklat mampu membedakan antara vaksin, obat, vitamin, dan disinfektan
dengan benar.
4. Setelah mempelajari materi tentang mengidentifikasi berbagai VOVD yang
digunakan untuk ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta
diklat mampu melakukan pemberian vaksin, obat, vitamin, dan disinfektan
dengan aman.

Memahami berbagai VOVD yang digunakan untuk


ternak (ruminnsia, unggas, dan aneka ternak

Membedakan VOVD Fungsi dan kegunaan VOVD Cara Penggunaan VOVD

1.Vaksin 1.Fungsi dan kegunaan Vaksin 1.Cara penggunaan Vaksin


2.Obat 2.Funsi dan Kegunaan Obat 2.Cara penggunaan obat
3.Vitamin 3.Fungsi dan kegunaan Vitamin 3.Cara penggunaan Vitamin
4.Disinfektan 4.Fungsi dan Kegunaan Disinfektan 4.Cara penggunaan Disinfektan

Vaksin, obat, vitamin, desinfektan, antigen, intra muscular, intravena, sub cutan

70
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. MEMBEDAKAN VAKSIN, OBAT, VITAMIN, dengan cara membiakkan strain-strain


DISINFEKTAN virus dalam telur yang telah berisi
1. Vaksin embrio dengan sistem kultur sel. Pada
vaksin aktif, agen penyakit masih hidup,
Vaksin merupakan suatu produk biologis
tetapi sudah dilemahkan (dikurangi
yang berisi sejumlah jasad renik (hidup
patogenitasnya) dan struktur agen
atau mati) yang diketahui sebagai
penyakit masih utuh.
penyebab suatu penyakit. Daya kerja
vaksin adalah spesifik. Untuk pencega- Vaksin live memiliki karakteristik:
han penyakit, vaksin dapat dibuat dari a. berisi virus/bakteri yang sudah di-
jasad renik lain, misal bakteri, parasit, lemahkan
atau bahan toksin. b. berbentuk kering beku dalam kemasan
Vaksinasi adalah suatu tindakan dengan vial
sengaja memasukkan agen penyakit c. aplikasi tetes mata, spray, peroral/air
(antigen) yang telah dilemahkan ke minum, tusuk sayap
dalam tubuh hewan dengan tujuan
d. respons pembentukan antibodi cepat,
merangsang pembentukan daya tahan
tetapi relatif cepat turun
atau daya kebal terhadap penyakit
tertentu untuk tidak menimbulkan Vaksin Inaktif (Killed Virus)
p e n y a k i t . Va k s i n a s i m e r a n g s a n g Va k s i n y a n g m e n g a n d u n g m i k ro -
mekanisme pertahanan tubuh untuk organisme yang telah mati. Vaksin killed
menghasilkan antibodi sampai suatu virus ini untuk merangsang produksi
ketika dapat digunakan melawan antibodi unggas. Dalam keadaan normal,
serangan penyakit. Untuk kepentingan di mana penularan penyakit sangat
keselamatan terhadap risiko timbulnya rendah, maka vaksinasi yang dilakukan
penyakit, dapat menggunakan virus yang cukup sedikit, Namun, apabila dalam
telah dimatikan. Tindakan vaksinasi situasi yang kurang menguntungan
merupakan salah satu usaha agar hewan misalnya pada saat perubahan cuaca
yang divaksinasi memiliki daya kebal maka khususnya untuk unggas layer
sehingga terlindung dari serangan vaksinasi yang dilakukan harus lebih
penyakit. banyak.
Kebal atau imun adalah suatu keadaan Pada vaksin inaktif, agen penyakit sudah
tubuh tahan atau kebal terhadap dimatikan, tetapi masih immunogenik
serangan penyakit. Ada dua kebal dilihat (dapat merangsang pembentukan
dari cara terbentuknya, yaitu kebal alami kelembaban struktur agen) penyakit
atau kekebalan yang terjadi karena sudah tidak utuh. Karakteristik vaksin
diperoleh secara alami tanpa sengaja killed adalah:
diupayakan, dan kebal perolehan yaitu a. Berisi virus, bakteri mati, atau protein
suatu kekebalan yang disengaja atau virus
diperoleh dengan memasukkan agen
b. Bentuk cairan dalam pelarut oil
penyakit tertentu.
adjuvant/alumunium hydroxide kema-
Berdasarkan sifat hidup agen penyakit, san botol
vaksin dibedakan menjadi dua, yaitu:
c. Aplikasi suntik intra musculler atau
Vaksin Aktif (Live Virus) sub cutan
Sebagian besar vaksin untuk unggas tipe d. Reaksi pembentukan antibodi lebih
live virus yang diproduksi di labiratorium lambat, tetapi bertahan lebih lama.

71
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Cara Kerja Vaksin Aktif g. Vaksin harus terhindar dari sinar


Setelah masuk ke dalam tubuh, harus matahari.
bermultiplikasi/berkembang biak pada h. Botol dan larutan sisa vaksin harus
infeksi alami. Setelah agen penyakit dimusnahkan dengan cara dikubur.
berkembang biak akan menggertak i. S e b e l u m d a n s e s u d a h v a k s i n
jaringan limfoid (pabrik pembuat sebaiknya diberi obat/vitamin anti-
kekebalan, yaitu bursa fabricius, thymus, stres.
kel harderian, caecal tonsil, dll.) untuk
Beberapa hal yang harus diperhatikan
membentuk zat kebal (antibody) adanya
dalam vaksinasi adalah:
multiplikasi virus yang tidak diinginkan.
Untuk itu, tetap perlu menjaga agar a. Ternak harus sehat
kondisi ternak sebelum dan sesudah b. Jenis dan tipe vaksin
vaksin tetap baik, pemberian vitamin c. Umur ternak
dan elektrolit sangat dianjurkan. Vaksin
d. Cara atau metode dalam melakukan
inaktif mempunyai cara kerja yang
vaksinasi
berbeda, yaitu setelah masuk dalam
tubuh tidak perlu bermultiplikasi, tetapi e. Perlakuan terhadap vaksin
langsung memacu respons vaksinasi f. Penanganan ternak sebelum dan
dengan vaksin inaktif akan lebih baik jika setelah vaksin
sebelumnya telah mendapat vaksinasi 2. Obat
dengan vaksin aktif.
Obat adalah sediaan atau paduan bahan-
Agar vaksin yang kita lakukan dapat bahan yang siap untuk digunakan untuk
berhasil dengan baik, maka perlu mempengaruhi atau menyelidiki sistem
diperhatikan hal-hal berikut. fisiologi atau keadaan patologi dalam
a. Ayam yang divaksin harus dalam rangka penetapan diagnosis, pence-
keadaan sehat (tidak sedang sakit). gahan, penyembuhan, pemulihan,
b. Apabila pelaksanaan vaksin melalui air peningkatan, kesehatan, dan kontra-
minum, maka tempat minum harus sepsi.
dicuci baik-baik. Tidak diperkenankan Penggolongan Obat
menggunakan disinfektan, sabun, dan Beberapa istilah penting berkaitan
jenis lain yang dapat membunuh virus dengan obat antara lain:
atau bakteri.
a. “Sediaan biologi” adalah obat hewan
c. Air minum tidak mengandung Chloor yang dihasilkan melalui proses biologi
(kaporit). pada hewan atau jaringan hewan
d. Ayam harus dipuasakan selama 2 jam u n t u k m e n i m b u l ka n ke ke b a l a n ,
dan larutan vaksin diusahakan habis mendiagnosis suatu penyakit, atau
diminum selama 1—2 jam. menyembuhkan penyakit melalui
e. Bila vaksin dilakukan dengan suntikan, proses imunologik, antara lain berupa
maka harus dilakukan dengan hati-hati vaksin, sera (antisera), hasil rekayasa
sebab dapat menimbulkan stres. genetika, dan bahan diagnostika
biologi.
f. Vaksin harus disimpan di tempat
vaksin (box vaksin) dan diberi es batu. b. “Sediaan farmakoseutika” adalah obat

72
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

hewan yang dihasilkan melalui proses b) Kaplet


nonbiologi, antara lain vitamin, c) Bolus
hormon, enzim, antibiotik, dan kemo-
d) Tablet
terapeutik lainnya, antihistamin,
antipiretik, dan anestetik yang dipakai e) Suppositoria
berdasarkan daya kerja farmakologi. f) Unguenta
c. “Sediaan premiks” adalah obat hewan g) Infus
yang dijadikan imbuhan pakan atau h) Ekstrak
pelengkap pakan hewan yang
i) Guttae
pemberiannya dicampurkan ke dalam
pakan atau air minum hewan. j) Galenik
d. “Sediaan obat alami” adalah bahan k) Larutan/Cairan (injeksi, sirop, dipping,
atau ramuan bahan alami yang berupa intra mamaria)
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan l) Serbuk/Bubuk
mineral, sediaan galenik atau m) Salep, topical (kulit, mata)
campuran dari bahan-bahan tersebut
n) Krim
yang digunakan sebagai obat hewan.
o) Gas (Spray)
e. Golongan obat alami baik meliputi
obat asli Indonesia maupun obat asli Dalam pemakaian obat ini, peralatan
dari negara lain untuk hewan yang yang akan digunakan harus benar–benar
tidak mengandung zat kimia sintetis steril, atau disterilisasi dahulu misalnya
dan belum ada data klinis serta tidak dengan dengan sabun, disinfektan, dan
termasuk narkotika atau obat keras air hangat untuk kemudian disterilisa-
dan khasiat serta kegunaannya sikan dengan air panas selama 15—20
diketahui secara empirik. menit. Pemberian obat dilakukan antara
lain melalui mulut (oral atau per os atau
f. “Obat keras” adalah obat hewan yang
per enteral) dan Parenteral (para
bila pemakaiannya tidak sesuai
enteral), misalnya disuntikkan secara
dengan ketentuan dapat menimbul-
intramuskuler, pada daerah subkutan
kan bahaya bagi hewan dan/atau
(bawah kulit), inhalasi, dan melalui vena.
manusia yang mengonsumsi produk
hewan tersebut. Obat bebas adalah obat yang boleh
digunakan tanpa resep dokter (disebut
g. “Obat bebas terbatas” adalah obat
obat OTC = Over The Counter), terdiri atas
keras untuk hewan yang diberlakukan
obat bebas dan obat bebas terbatas.
sebagai obat bebas untuk jenis hewan
Obat ini biasanya digunakan untuk jenis
tertentu dengan ketentuan disediakan
penyakit ringan dan tidak terlalu
dalam jumlah, aturan dosis, bentuk
b e r b a h a y a . Pe n g g u n a a n o b a t i n i
sediaan, dan cara pemakaian tertentu
biasanya hanya berdasarkan pengala-
serta diberi tanda peringatan khusus.
man sakit saja tanpa adanya diagnosis
h. “Obat bebas” adalah obat hewan yang dokter.
dapat dipakai pada hewan secara
a. Obat Bebas
bebas tanpa resep dokter hewan.
Obat bebas merupakan tanda obat
Obat dapat digolongkan menjadi bebe-
yang paling "aman". Obat bebas yaitu
rapa golongan, yaitu:
obat yang bisa dibeli bebas di apotek
Berdasarkan Bentuk bahkan di warung, tanpa resep dokter,
a) Kapsul ditandai dengan lingkaran hijau

73
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

bergaris tepi hitam. Obat bebas ini A, D, E, dan K, sedangkan vitamin larut air
digunakan untuk mengobati gejala meliputi thiamin (B1), riboflavin (B2),
penyakit yang ringan. Misalnya nicotiniamide (B3), asam pantotenat
vitamin/multivitamin (Livron B Plex). (B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam
b. Obat Bebas Terbatas folat (B9), sianokobalamin (B12), dan
Vitamin C.
Obat bebas terbatas (dahulu disebut
daftar W) yakni obat-obatan yang Semua vitamin tersebut sangat penting
dalam jumlah tertentu masih bisa bagi ayam dan harus tercukupi
dibeli di apotek tanpa resep dokter, kebutuhannya agar ayam bisa tumbuh
memakai tanda lingkaran biru bergaris dan berproduksi. Sebutir telur yang
tepi hitam. Contohnya, obat antimabuk normal mengandung ketersediaan
(Antimo), antiflu (Noza). Pada kemasan vitamin yang cukup dan hal inilah yang
obat seperti ini, biasanya tertera menjadi alasan bahwa telur sangat baik
peringatan yang bertanda kotak kecil sebagai sumber vitamin bagi pangan
berdasar warna gelap atau kotak putih manusia.
bergaris tepi hitam, dengan tulisan Vitamin adalah substansi organik yang
sebagai berikut. sangat penting untuk menjaga keseha-
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah tan dan hidup, termasuk untuk produksi
aturan pemakaiannya. maupun reproduksi. Vitamin dibutuhkan
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya dalam jumlah yang sangat kecil dan
untuk bagian luar dari badan. biasanya diperoleh dari bahan makanan
karena tubuh sendiri tidak bisa mem-
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak
buatnya (esensial).
boleh ditelan.
Jenis Vitamin
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya
untuk dibakar. a. Larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D,
E, dan K;
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir,
jangan ditelan. b. Larut dalam air, group vitamin B dan C.
3. Vitamin Pembagian tersebut sangat penting
dilihat dari fungsi dan aplikasi di industri
Vitamin adalah zat katalitik esensial
peternakan.
yang tidak dapat disintesis tubuh dalam
metabolismenya, sehingga harus Vitamin larut lemak terutama berhubu-
diperoleh dari luar tubuh. Tanpa vitamin ngan dengan pemeliharaan dan fungsi
manusia, hewan dan makhluk hidup dari jaringan dan organ tubuh. Pada
lainnya tidak akan dapat melakukan batasan tertentu, disimpan di dalam hati
aktivitas hidup dan kekurangan vitamin (A, D, K), sedang vitamin E disimpan di
dapat memperbesar peluang terkena jaringan lemak.
penyakit pada tubuh kita. Jadi, defisiensi Adapun vitamin larut air secara aktif
vitamin adalah kekurangan salah satu berpartisipasi dalam proses metabolis-
atau lebih vitamin yang dibutuhkan oleh me dari tubuh melalui sistem enzim atau
tubuh. Sebanyak 13 macam vitamin yang bagian dari sistem enzim. Vitamin yang
dibutuhkan oleh ayam dikelompokkan larut dalam air praktis tidak ada simpan-
dalam vitamin larut lemak dan vitamin an di dalam tubuh sehingga kebutuhan
larut air. vitamin larut air perlu disuplai secara
Vitamin larut lemak terdiri atas vitamin reguler setiap hari.

74
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

4. Disinfektan pertahanan yang pertama kali bereaksi


Yang dimaksud dengan disinfektansia jika bibit penyakit kontak dengan tubuh.
adalah semua senyawa yang dapat Pertahanan ini ditunjang oleh struktur
mencegah infeksi dengan jalan peng- anatomi tubuh serta melibatkan proses
hancuran atau pelarutan jasad renik yang fisik (contoh adanya gerakan bulu getar
patogen (dapat menyebabkan sakit). pada saluran pernapasan, reaksi batuk,
Disinfektansia biasanya digunakan dll.), kimiawi (pengaturan pH dan enzim-
untuk barang-barang yang tidak hidup. enzim), dan biologi (antibodi). Adapun
Misalnya ruang operasi, kandang, perala- pertahanan sekunder dibedakan
tan kandang, dan sebagainya. menjadi 2, yaitu sistem kekebalan tubuh
yang menetap yang diperankan oleh
Desinfeksi merupakan hal yang sangat
makrofag serta sistem kekebalan tubuh
penting menjaga biosekuriti di area
b e r ge ra k ( ke ke b a l a n s e l u l e r d a n
peternakan. Disinfeksi pada peternakan
humoral/antibodi).
ditunjang adanya fasilitas disinfektan,
seperti kolam dipping dan spraying. Jika ayam sakit atau menunjukkan gejala
Ko l a m d i p p i n g d i g u n a k a n u n t u k sakit, hal itu menjadi pertanda bahwa
merendam sepatu bot ataupun roda bibit penyakit telah berhasil menembus
kendaraan yang akan masuk ke dalam benteng pertahanan ayam. Meski di luar
peternakan. Tempat spraying digunakan tubuh ayam masih ada dua benteng
untuk mendesinfeksi tubuh dari orang pertahanan seperti lingkungan peter-
yang akan masuk ke dalam wilayah nakan dan lingkungan kandang, namun
peternakan. apabila jumlah bibit penyakit yang
berhasil menembus benteng sebelum-
Semua peralatan yang berasal dari luar
nya sangat banyak dan tingkat ke-
peternakan hendaknya diisolasikan
ganasannya tinggi, maka kemung-kinkan
terlebih dahulu dalam ruangan yang
benteng di dalam tubuh ayam pun akan
tertutup sempurna selama dua hari.
kalah.
Dalam ruangan ini, benda-benda
tersebut difumigasi. Setelah dilakukan Mengapa vaksinasi sangat penting
fumigasi, kemudian diuji terhadap dilakukan? Vaksinasi ialah tindakan
kontaminan oleh seorang staf ahli. pemberian vaksin atau infeksi buatan
Penggunaan disinfektan harus memper- yang terkendali untuk menstimulasi
hatikan kandungan disinfektan tersebut pembentukan antibodi yang protektif
sehingga tidak salah penggunaannya dan seragam, sesuai dengan jenis vaksin
dan sesuai dengan syarat disinfektan yang diberikan. Fungsinya ialah merang-
yang baik, yaitu aman, efektif, dan efi- sang pembentukan kekebalan (antibodi)
sien. pada tubuh ternak sehingga dapat
mencegah infeksi penyakit. Prinsipnya,
B. FUNGSI DAN KEGUNAAN VOVD
vaksinasi diberikan terlebih dahulu
1. Fungsi Vaksin sebelum terjadinya infeksi lapangan.
Pada dasarnya, setiap makhluk hidup, Saat ini serangan penyakit sudah me-
termasuk ayam, memiliki sistem per- nyebar hampir ke seluruh wilayah, baik
tahanan tubuh alami di dalam tubuhnya. penyakit viral maupun penyakit
Ayam memiliki 2 sistem pertahanan bakterial. Oleh karena itu, tindakan
tubuh, yaitu pertahanan primer pencegahan dengan vaksinasi ini sangat
(nonspesifik) dan pertahanan sekunder perlu dilakukan dengan berbagai
(spesifik). Pertahanan primer merupakan pertimbangan seperti:

75
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

a. Penyakit viral tidak dapat disem- berproduksi. Sebutir telur yang normal
buhkan dengan pemberian obat. mengandung ketersediaan vitamin yang
b. Pengendalian terbaik dengan mem- cukup dan hal inilah yang menjadi alasan
berikan kekebalan pada ayam. bahwa telur sangat baik sebagai sumber
vitamin bagi pangan manusia.
c. Adanya penyakit bakterial yang jika
sudah telanjur menyerang, sulit dibe- Defisiensi Vitamin Larut Dalam Air
rantas secara tuntas sehingga mudah a. Vitamin B1 (Thiamin)
muncul kembali (misalnya korisa). Vitamin B1 banyak terdapat pada
d. Biaya kesehatan untuk pencegahan bagian luar biji-bijian atau biji padi-
lebih murah jika dibandingkan dengan padian. Vitamin B1 juga banyak
biaya pengobatan/terlanjur terjadi ditemukan pada produk ragi, daging
kasus penyakit. babi, ikan, dan susu. Thiamin dibutuh-
2. Fungsi Obat kan oleh unggas untuk metabolisme
karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 ini
Obat bagi ternak berfungsi untuk me-
mengakibatkan polyneuritis yang
mulihkan organ tubuh atau pun jaringan
m e n i m b u l k a n ke l u m p u h a n d a n
tubuh yang rusak. Obat juga dapat
berakhir dengan kematian ayam.
diartikan sebagai sesuatu yang dapat
Defisiensi vitamin tersebut dapat saja
memulihkan, sebagai perbaikan, atau
terjadi pada bahan baku ransum yang
pengubahan fungsi organik pada
berjamur dan berbau apek (karena
manusia atau hewan. Obat dapat
terjadi oksidasi kandungan lemak/
merupakan bahan yang disintesis di
minyak). Vitamin B1 mudah terurai
dalam tubuh (misalnya hormon dan
pada suhu tinggi dan pada keadaan
vitamin D) atau merupakan bahan-bahan
alkalis. Makanan ayam yang mengan-
kimia yang tidak disintesis di dalam
dung garam-garam alkalis akan cepat
tubuh.
kehilangan vitamin B1 nya. Gejala
3. Fungsi Vitamin yang terlihat akibat kekurangan
Defisiensi vitamin adalah kekurangan vitamin ini antara lain anoreksia
salah satu atau lebih vitamin yang (kehilangan nafsu makan), diikuti oleh
dibutuhkan oleh tubuh. Sebanyak 13 penurunan berat badan, bulu berdiri,
macam vitamin yang dibutuhkan oleh kaki lemah, dan langkah kaki tidak
ternak dikelompokkan dalam vitamin teratur. Ayam dewasa kerap kali
larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin menunjukkan jengger yang berwarna
larut lemak terdiri atas vitamin A, D, E, biru. Jika defisiensi berlangsung lebih
dan K, sedangkan vitamin larut air lanjut, maka akan terlihat adanya
meliputi thiamin (B1), riboflavin (B2), paralisis pada otot yang diawali
nicotiniamide (B3), asam pantotenat dengan menekuknya jari, kemudian
(B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam diikuti oleh paralisis otot ekstensor
folat (B9), sianokobalamin (B12), dan pada kaki, sayap, dan leher.
Vitamin C. Ayam akan segera kehilangan kemam-
Semua vitamin tersebut sangat penting puan untuk berdiri atau hanya duduk
bagi ternak dan harus tercukupi kebu- tegak dan jatuh ke lantai dan terbaring
tuhannya agar ternak bisa tumbuh dan dengan kepala yang meregang. Ayam

76
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

yang menderita defisiensi vitamin B1 ayam berjalan pada siku-sikunya


dapat mengalami penurunan tempe- dengan jari-jari kaki dibengkokkan ke
ratur tubuh sampai 35,6° C. dalam, sayap tergantung ke bawah,
b. Vitamin B2 (ribovlavin) otot kaki lemah, dan kulit kering adalah
gejala-gejala lain yang dapat dijumpai
pada defisiensi riboflavin.
c. Vitamin B3 (niasin)
Sumber niasin adalah protein yang
mengandung banyak triptopan seperti
daging, buah-buahan, yang mengan-
dung asam nikotinat, susu, dan sayuran
berdaun. Kebutuhan niasin itu sendiri
Gambar 6.1 Ayam Mengalami Curly-Toe Paralysis Akibat pada babi dan unggas berbeda.
Defisiensi Vitamin B2
(Sumber: www.thepoultrysite.com)
Misalnya babi dengan berat badan
5—10 kg membutuhkan 22 mg/kg
ransum sama dengan babi yang
sedang bunting. Babi dengan berat
badan 10—2 kg membutuhkan 18
mg/kg ransum. Ayam broiler
diperkirakan 27 mg/kg ransum, dan
ayam layer membutuhkan sekitar 10
mg/kg ransum.
d. Vitamin B6 (piridoksin)
Vitamin B6 (Piridoksin) meliputi grup
Gambar 6.2 Curly-Toe Paralysis
yang terdiri atas tiga senyawa yang
(Sumber: www.thepoultrysite.com) berhubungan berdekatan, yaitu
Gejala defisiensi vitamin B2 di piridoksin, piridoksal, dan piridoksa-
antaranya terjadi curly-toe paralysis, min. Piridoksin merupakan komponen
pertumbuhan lambat, dan penurunan terbesar dalam produk-produk berasal
jumlah produksi telur. tumbuh-tumbuhan.
Sumber dari vitamin B2 (riboflavin) Vitamin B6 mempunyai peranan dalam
adalah keju, susu, telur, sayur-sayuran mengkonversi triptofan ke derivat
segar, daging, dan leguminosa. Gejala niasin dan mengambil bagian dalam
defisiensi riboflavin di antaranya interkonversi asam lemak esensial.
pertumbuhan terganggu (vitamin ini Sebagian besar butir-butiran dan
esensial untuk nonruminansia dan konsentrat protein merupakan sumber
ruminansia umur < 4 minggu), bentuk piridoksin.
abnormal dari fetus, penetesan telur Biji-bijian, bungkil kedelai, ragi, dan
terganggu, bisa terjadi kematian atau protein hewan merupakan sumber
kekerdilan anak ayam. piridoksin. Ransum rata-rata cukup
Suatu penyakit pada anak-anak ayam mengandung vitamin tersebut.
dan kadang kala pada anak-anak Kebutuhan vitamin B6 pada ayam
kalkun akibat kekurangan riboflavin petelur yaitu sebanyak 3,0—4,5 mg/kg
dalam ransum. Ayam yang terserang ransum, pada ayam broiler sekitar
tidak dapat berjalan; bila dipaksa maka 2,5—3 mg/kg ransum, sedangkan pada

77
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

babi kebutuhan vitamin B6 sebesar f. Asam Panthotenat (B5)


1 , 1 — 1 , 5 m g / kg ra n s u m . G e j a l a Kebutuhan asam pathotenat pada babi
defesiensi vitamin B6 pada ayam yaitu 7 — 1 0 m g / kg , t e rg a n t u n g b e ra t
terjadi gejala gangguan pertumbuhan, badannya atau 11—16 mg/kg ransum.
anemia, pembekuan darah lambat, dan Pada ayam petelur ± 10 mg/kg ransum,
konvulsi seperti gejala ND ,khususnya pada broiler ±mg/kg ransum, dan pada
pada ayam muda, sedangkan pada ikan 30—40 mg/ton ransum.
ayam tua jarang terjadi.
Gejala Defesiensi Vitamin B5 pada
Pada ayam petelur, defesiensi vitamin Babi
B6 menyebabkan penurunan produksi
1) Pertumbuhan lambat
telur dan daya tetes rendah. Pada
burung, terjadi dermatitis dengan 2) Diare
gejala pertumbuhan lambat, ada kutil 3) Bulu rontok
di jari-jari dan kaki, gemetaran, 4) Kulit bersisik
gerakan badan tak terkoordinasi.
5) Cara jalan seperti angsa
e. Vitamin B12 (kobalamin)
6) Gerakan yang sulit terkoordinasi
Kobalamin adalah vitamin yang pada babi muda karena degenerasi
mengandung kobalt yang berada saraf.
dalam bentuk derivat "cyanide" yaitu
Gejala Defesiensi Vitamin B5 pada
"cyanocobalamin". Cyanide dapat
Ayam
diganti dengan gugus hidroksil (B12a)
atau hidrokobalamin dan juga gugus 1) Mula-mula terjadi gangguan per-
nitrit (B12c) atau nitrokobalamin. tumbuhan
Vitamin B12 berfungsi dalam sintesa 2) Dermatitis dan pembengkakan
protein dan dalam metabolisme asam pada kelopak mata
nukleat serta senyawa-senyawa yang 3) Nekrosis pada bursa fabrisius dan
mengandung satu atom C. Vitamin B12 thymus
banyak terdapat pada produk-produk 4) Penurunan daya tetas telur
hewan dan dalam rumen ruminansia
g. Biotin
serta jaringan organ.
Biotin adalah derivat imidazol yang
Vitamin B12 dibutuhkan relatif sedikit
banyak terdapat dalam bahan makan-
oleh unggas. Pada babi sebesar 3µg/kg
an alam. Vitamin ini berwarna putih,
ransum, pada ayam broiler sebesar 9
stabil terhadap panas, mengandung
µg/kg ransum, dan pada ayam layer
sulfur, dan asam valerat, larut dalam air
sebsear 3 µm/kg ransum.
dan 95% etanol, mudah rusak oleh
Adapun beberapa gejala umum de- asam dan basa kuat dan mengalami
fesiensi vitamin B12 yaitu: dekomposisi pada temperature 2320
1) Terjadinya gangguan saraf C.Dalam metabolisme, biotin berperan
2) Pertumbuhan terganggu atau sebagai fiksasi CO2 yang selanjutnya
lambat ditransfer substrat yang lain. Sumber
biotin adalah hati, yeast, kacang tanah,
3) Inkoordinasi badan
telur, tanaman berdaun hijau, jagung,
4) Daya tetas telur rendah gandum, biji-bijian lainnya, dan ikan.
5) Terjadinya anemia Kebutuhan biotin pada broiler yaitu
6) Gangguan reproduksi pada babi 300—500 mcg/kg ransum.

78
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Defisiensi biotin dapat menyebabkan dengan kebutuhan vitamin C guna


rontoknya rambut, turunnya berat sintesa kolagen. Oleh karena itu,
badan dan pada ayam meningkatnya patologinya akan berkaitan dengan
kematian serta terjadinya perubahan- melemahnya pembuluh darah dan
perubahan skeletal pada anak-anak kapiler bed (yang cenderung me-
ayam. nimbulkan perdarahan), ulserari dan
Defisensi ini juga menyebabkan lambatnya penyembuhan luka, serta
dermatitis pada kaki lalu paruh dan perubahan-perubahan pada gigi dan
mata. Yang paling sering terkena gusi, pertumbuhan tulang terhambat
adalah ayam broiler, yaitu terjadinya dan lambatnya kesembuhan keretakan
sindrom liver fatty (FLKS atau Fatty tulang. Vitamin C hanya dibutuhkan
Liver and Kidney Syndrome). Kejadian oleh manusia, monyet, dan marmut
ini disebabkan karena kurang aktifnya dan tidak berperan penting bagi
pirivat dikarboksilase yang berperan unggas.
dalam glukoneogenesis ( jadi i. Vitamin A (Retinoid)
pembentukan glukosa dari piruvat Vitamin A adalah nama generik yang
terhambat). menunjukkan semua senyawa selain
h. Vitamin C (asam karbonat) karotenoid yang memperlihatkan
Vitamin C mempunyai dua bentuk, aktivitas biologi retinol. Vitamin A
yaitu bentuk oksidasi (bentuk adalah suatu alkohol biokimia, suatu
dehydro) dan bentuk reduksi. Kedua retinol, dan terdapat sebagai vitamin
bentuk ini mempunyai aktivitas A1, di dalam hewan vertebrata tingkat
biologi. Dalam makanan bentuk tinggi dan ikan dari air asin (laut).
reduksi yang terbanyak. Bentuk Adapun vitamin A2 terutama terdapat
dehydro dapat terus teroksidasi pada ikan-ikan air tawar. Pada produk
menjadi diketogulonic acid yang hewan, vitamin A makanan terdapat
inaktif. sebagai asam lemak berantai panjang
atau ester retinol. Setiap ternak perlu
Keadaan vitamin C inaktif ini sering
vitamin A.
terjadi pada proses pemanasan. Dalam
suasana asam, vitamin ini lebih stabil j. Vitamin E (α-tokoferol)
daripada dalam basa yang menjadi Vitamin E (tokoferol) adalah minyak
inaktif. Formula vitamin C mirip yang terdapat pada tumbuh-tumbuh-
dengan glukosa. an, khususnya benih gandum, beras,
Ayam atau spesies unggas dapat dan biji kapas. Terdapat tiga jenis
mensintesis vitamin C dalam ginjal. vitamin E, yaitu tokoferol. Vitamin E
Oleh karena itu, kebanyakan ahli juga berfungsi sebagai antioksidan,
berpendapat bahwa ayam tidak perlu yaitu mencegah oksidasi pada asam-
diberi tambahan vitamin C. asam lemak tak jenuh serta mengham-
bat timbulnya peroksidasi dari lipida
Begitupun pada babi jarang sekali
pada membran sel.
terjadi defisiensi vitamin C. Adapun
sumber dari vitamin C adalah buah Selain itu juga berfungsi dalam reaksi
jeruk, tomat, semangka, sayuran hijau, fosforilasi, metabolisme asam nukleat,
dan masih banyak lainnya. sintesis asam askorbat dan sintesis
ubiquinon, reproduksi, mencegah
Defisiensi vitamin C dapat menyebab-
encephalomalasia, dan distorsi otot.
kan "scurvy". Gejala ini berkaitan
Vitamin E terdapat di alam, yaitu pada

79
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

l e m a k d a n m i n y a k h ew a n a t a u bahan kimia yang dapat digunakan untuk


tanaman terutama bagian kecambah mencegah terjadinya infeksi atau
gandum, telur, dan colustrum susu pencemaran jasad renik seperti bakteri
sapi. Vitamin E juga berperan dalam dan virus, dapat juga untuk membunuh
sistem kekebalan tubuh ayam. Kerja atau menurunkan jumlah mikroorga-
vitamin E sangat berhubungan dengan nisme atau kuman penyakit lainnya.
kerja mineral selenium (Se). Kerusakan Bahan disinfektan dapat digunakan
vitamin E dalam ransum bisa dihindari untuk proses desinfeksi tangan, lantai,
melalui manajemen penyimpanan ruangan, peralatan. Disinfektan yang
ransum yang baik. tidak berbahaya bagi permukaan tubuh
Defisiensi vitamin E dapat menyebab- dapat digunakan dan bahan ini dina-
kan degenerasi epitel germinal pada makan antiseptik
hewan jantan serta resorpsi embrio Fungsi Disinfektan
pada hewan betina (pada mamalia) a. Mencegah terjadinya infeksi silang
yang tergantung pada vitamin E.
b. Mempertahankan peralatan dalam
D ef i s i e n s i v i t a m i n E s e r i n g ka l i keadaan siap pakai
berkomplikasi dengan jenis penyakit
C. PENGGUNAAN VOVD
lain seperti penyakit avian ence-
phalomyelitis, exudative diathesis dan 1. Penggunaan Vaksin
muscular dystrophy. Salah satu usaha guna mencegah terjadi-
k. Vitamin K (Filokinon) nya penularan penyakit adalah dengan
vaksinasi. Berikut adalah beberapa
Vitamin K juga sangat diperlukan oleh
metode vaksinasi yang umum dilakukan
tubuh karena Vitamin K berperan
pada ternak.
dalam proses pembekuan darah.
Sumber dari vitamin K yaitu minyak a. Vaksinasi melalui campuran air minum
sayuran, sayur-sauyran hijau, dan kulit Cara penggunaan:
gandum. Ruminansia dalam rumen Perhatikan jenis/tipe strain vaksin,
banyak disentesis vitamin K, sedang- jumlah ternak, umur ternak, pelarut (air
kan pada nonruminansia dalam usus minum), tempat atau wadah air minum.
besar disentesis vitamin K, namun Air minum yang telah dicampur vaksin
tidak bisa diserap. Kebutuhan vitamin harus habis pada hari itu juga. Amati
K pada hewan di antaranya: apakah konsumsi air minum oleh ter-
1) Ayam starter: 0,53 mg/kg ransum nak merata atau tidak. Akan lebih baik,
2) Layer dan broiler: 2,2 mg/kg ransum sebelum divaksin, ternak dipuasakan
terlebih dulu.
3) Babi: ± 5mg/kg ransum
b. Vaksinasi melalui tetes mata dan tetes
Contoh kasus defisiensi vitamin K
hidung
pada ayam ialah terjadinya perdarah-
an di otot daging dan lamanya waktu
penutupan luka ketika ayam me-
ngalami luka/perdarahan. Umum
terjadi karena sindroma malabsorpsi
lemak yang berhubungan dengan
disfungsi pancreas, atropi mukosa
usus.
4. Fungsi Disinfektan
Disinfektan dapat diartikan sebagai Gambar 6.3 Vaksinasi Lewat Tetes Mata

80
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Gambar 6.4 Vaksin Oral (Lewat Mulut)


Sumber: http://arboge.com/wp-content/uploads/
2018/01/Vaksin-tetes-pada-ayam.jpg

Gambar 6.6 Vaksinasi Intramuscular

Perhatikan cara pegang ternak, per-


hatikan jenis dan atau tipe strain
vaksin, dosis serta pengenceran. Jika
memungkinkan 1 dosis setara dengan
1 ml pelarut sehingga memudahkan
Gambar 6.5 Vaksin Tetes Hidung dalam teknik penyuntikan. Perhatikan
arah dan posisi jarum suntik (sejajar
Cara penggunaan:
dengan arah serabut otot dengan
Dilakukan pada anak ayam d itempat kemiringan sekitar 45—69 . Otot
penetasan atau pada masa brooding tempat penusukan arah adalah pada
(masa penghangatan) di kandang. bagian dada.
Perhatikan jenis/tipe strain vaksin.
Untuk vaksin jenis live caranya:
Vaksin dilarutkan sesuai dengan
Aquades dituangkan dalam botol
konsentrasi dan dosis yang disyarat-
vaksin sebanyak 2/3 bagian dari botol
kan vaksin, vaksin harus benar-benar
vaksin tersebut. Lalu ditutup dan
mengenai mukosa mata atau hidung.
dikocok sampai homogen. Larutan
Pelarut dituangkan ke dalam botol
vaksin dituang ke dalam botol yang
vaksin sehingga terisi 2/3 dari botol
masih berisi sisa aquades (pelarut) lalu
tersebut. Botol lalu ditutup dan
ditutup dan dikocok sampai homogen.
dikocok sampai rata (homogen)
Botol vaksin dibilas 1—2 kali.
dengan cara digoyangkan dengan arah
seperti angka delapan. Selanjutnya, Untuk vaksin jenis kill yang disuntik-
teteskan vaksin pada mucosa mata kan pada dada atau paha, caranya
atau hidung 1 dosis/ekor sesuai sebagai berikut: sebelum vaksin
dengan konsentrasi. Biasanya satu dipakai dikocok terlebih dahulu.
ekor ayam ditetesi sekali tetes dengan Setelah homogen, vaksin tersebut
dosis kurang lebih 2 ml. disuntikkan dengan dosis yang sesuai.
Ayam yang telah divaksin, bila paruh d. Vaksin subcutan
dibuka, akan terlihat biru sesuai de- Cara penggunaan:
ngan warna pelarut yang digunakan. Perhatikan cara memegang ternak.
c. Vaksinasi intramuscular Perhatikan jenis atau tipe strain vaksin,
Cara penggunaan: dosis serta pengenceran. Ayam

81
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

dipegang pada kulit, daerah per- Cara penggunaan:


tengahan belakang leher diangkat. Perhatikan cara memegang ternak,
Jarum penyuntik ditusukkan dari arah jenis atau tipe strain vaksin, dosis,
kepala ke arah tubuh. Hindari menusuk serta pengenceran. Pelarut (khusus
otot saraf dan tulang daerah leher. untuk jenis tersebut) dituangkan
Tempat memasukkan vaksin secara dalam botol vaksin sehingga terisi 2/3
subcutan adalah pada daerah bela- bagian botol, lalu ditutup dan dikocok
kang leher. sampai homogen.
Larutan vaksin dituangkan dalam
pelarut, lalu botol ditutup dan dikocok
rata. Jarum penusuk yang sudah
disiapkan dicelupkan ke dalam larutan
vaksin. Lipatan sayap ditusuk dari arah
sebelah dalam ke arah luar smpai
tembus, hati-hati jangan sampai
menusuk pembuluh darah, tulang, dan
otot (daging) ayam.
f. Vaksinasi dengan Cara Spray

Gambar 6.7 Vaksinasi Subcutan pada Ternak Ayam


Sumber: http://aminnoah.blogspot.com/
2013/05/cara-melakukan-vaksinasi-pada-ternak_19.html
Gambar 6.9 Vaksinasi dengan Cara Spray
e. Vaksinasi Melalui Sayap (Wing Web) Sumber: http://hatcheryvaccine.blogspot.com/
2011/05/hatchery-vaccinations-equipment.html

Vaksinasi cara ini sering dilakukan


pada pascapenetasan, pada ruangan,
atau mesin penetas secara massal
dengan cara disemprotkan pada anak
ayam umur sehari.
2. Penggunaan Obat
Apapun yang ada di dunia, jika tidak
ditangani dengan baik, maka akan cepat
rusak. Obat yang menggunakan label
kedaluwarsa jika tidak ditangani dengan
baik, maka akan rusak sebelum masa
waktu penyimpanan. Perusahaan selalu
mencantumkan label tata cara penyim-
Gambar 6.8 Vaksinasi Wing Web
panan tujuan ini tiada lain adalah untuk
Sumber: http://arboge.com/wp-content/ memperpanjang daya simpan obat. Masa
uploads/2018/01/Vaksin-intra-muskular-pada-ayam.jpg

82
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

penyimpanan semua jenis obat mempu- zat pengawet pun tidak dapat meng-
nyai batas waktu, karena lambat laun hindarkan rusaknya obat secara kese-
obat akan terurai secara kimiawi akibat luruhan. Apalagi bila wadah sering
pengaruh cahaya, udara, dan suhu. dibuka-tutup. misal obat tetes mata, atau
Akhirnya khasiat obat akan berkurang. mungkin bersentuhan dengan bagian
Tanda-tanda kerusakan obat kadang kala tubuh yang sakit, misal pipet tetes mata,
tampak dengan jelas, misalnya bila hidung, atau telinga. Oleh karena itu,
larutan bening menjadi keruh dan bila obat hendaknya diperlakukan dengan
warna suatu krim berubah tidak seperti hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah
awalnya atau berjamur. obat perlu ditutup kembali dengan baik,
juga membersihkan pipet/sendok ukur
Contoh pananganan cara penyimpanan,
dan mengeringkannya. Di negara maju,
misalnya disimpan pada tempat yang
pada setiap kemasan obat harus tercan-
teduh, tidak terkena cahaya matahari
tum bagaimana cara menyimpan obat
langsung. Jangan menggunakan gancu,
dan tanggal kedaluwarsanya, diharapkan
jangan dibanting, tutup kembali setelah
bahwa di kemudian hari persyaratan ini
pemakaian, jangan diposisikan roboh,
juga akan dijalankan di Indonesia secara
dan lain-lain.
menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan
Aturan Penyimpanan aslinya sudah dibuka, maka tanggal
Guna memperlambat penguraian, maka kedaluwarsa tersebut tidak berlaku lagi.
semua obat sebaiknya disimpan di Dalam daftar di bawah ini, diberikan
tempat yang sejuk dalam wadah asli dan ringkasan dari jangka waktu penyimpan-
terlindung dari lembab dan cahaya. an dari sejumlah obat bila kemasannya
Hendaknya disimpan di suatu tempat sudah dibuka. Angka ini hanya merupa-
yang tidak bisa dicapai oleh anak, agar kan pedoman saja, dan hanya berlaku
jangan dikira sebagai permen berhubung bila obat disimpan menurut petunjuk
bentuk dan warnanya kerap kali sangat yang tertera dalam aturan pakai.
menarik. Obat-obat tertentu harus Tabel 6.1 Jangka Waktu Penyimpanan Obat
disimpan di lemari es dan persyaratan ini Bentuk Obat Waktu simpan Bentuk Obat Waktu
selalu dicantumkan pada bungkusnya, simpan
misalnya insulin.
tablet/kapsul 3 tahun salep mata 6 bulan
Lama Penyimpanan Obat
salep/pasta 3 tahun salep/pasta 6 bulan
Masa penyimpanan obat tergantung dari (tube)
serbuk/tabur 1 tahun cairan untuk 6 bulan
kandungan dan cara menyimpannya. pil 1 tahun kulit
Obat yang mengandung cairan paling
krim/gel 6 bulan tetes telinga 3 bulan
cepat terurainya karena bakteri dan (tube) tetes/semprot
jamur dapat tumbuh baik di lingkungan larutan 6 bulan hidung 3 bulan
lembab. Maka itu terutama obat tetes tetesan krem/tetes/bil
suspensi 6 bulan asan mata 1 bulan
mata, kuping dan hidung, larutan, sirup,
dan salep yang mengandung air atau Metode Penyuntikan pada Ternak
krim sangat terbatas jangka waktu a. Penyuntikan intramuskuler
kedaluwarsanya.
Suntik ke dalam otot utama ternak.
Pada obat-obat biasanya ada kandungan Sebaiknya gunakan jarum ukuran 18
zat pengawet yang dapat merintangi gauge, 2,5—4 cm. Tusukkan langsung
pertumbuhan kuman dan jamur. Akan ke dalam otot. Sebelum memasukkan
tetapi, bila wadah sudah dibuka, maka obat, jangan sampai ada gelembung

83
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

udara pada alat suntik (spuit/syringe). Kapan petugas kesehatan dihubungi?


Untuk menghilangkannya, dengan Hal tersebut tergantung pada keseriusan
semprotkan jarum ke udara sampai masalah serta ketidakmampuan peter-
larutan keluar dari jarum. Perhatikan nak untuk mengatasinya. Peternak hen-
suntikan jangan sampai mengenai daknya segera menghubungi petugas
pembuluh darah, untuk meyakinkan, kesehatan hewan, bilamana:
tariklah sedikit pengisap. 1. Ada ternak yang mati, sementara
b. Penyuntikkan Subcutan (bawah kulit) peternak tidak mengetahui penyebab-
Suntikan di bawah kulit umumnya nya
dilakukan pada daerah leher atau 2. Ternak sakit dengan temperatur yang
belakang bahu. Biasanya jarum 1—2,5 tinggi
cm disisipkan menyudut lewat kulit. 3. Ternak tidak mau makan lebih dari
Agar tidak menusuk jari kita, tariklah sehari
kulit dengan jari-jari kita, sisipkan
4. Ternak jatuh atau berbaring, tetapi
jarum lewat kulit sambil mengarahkan
tidak dapat berdiri lagi
ujungnya menjauhi jari kita.
5. Ternak mendapat kesulitan/kelainan
c. Penyuntikan Intravena
dalam melahirkan
Cara ini adalah yang paling berbahaya
6. Ternak menderita penyakit menular
sehingga pelaksanaannya harus hati-
hati dan terus menerus memperhati- 7. Nafsu makan baik, tetapi pertum-
kan denyut jantung. Lokasi penyuntik- buhannya lambat.
an biasanya di vena jugularis (vena Agar peternak menghemat biaya dan
leher) yang terletak pada pangkal petugas kesehatan menghemat waktu,
leher. Gunakan jarum ukuran 18 gauge, peternak perlu mempersiapkan segala
penyuntikan dilakukan secara pelan- sesuatu yang mungkin dibutuhkan,
pelan. untuk memperlancar proses pengobatan
Di antara ketiga cara, penyuntikan yang ternak oleh petugas. Peternak hendak-
biasa digunakan adalah injeksi nya telah memiliki beberapa bahan atau
intramuskular karena caranya mudah perlengkapan yang biasa digunakan,
dan efek sampingnya relatif kecil. seperti tali tambang, tali halter, ember,
kain lap bersih, air hangat/panas, dan
Pengetahuan yang Diperlukan dalam
lain-lain. Tali tambang, tali halter, serta
Melakukan Pengobatan pada Ternak
pencocok hidung diperlukan untuk
Sebagaimana telah disinggung di muka, mempermudah perlakuan pada ternak,
bahwa melakukan diagnosis suatu seperti terlihat pada gambar berikut.
penyakit ternak merupakan bidang kerja
petugas kesehatan hewan (veterinarian).
Untuk melakukan diagnosis, diperlukan
alat-alat khusus dan tes laboratorium.
Walaupun demikian, peternak yang
sudah berpengalaman biasanya dapat
mendiagnosis beberapa penyakit yang
sifatnya umum diderita ternak. Peternak
dituntut untuk selalu belajar dan
berusaha melakukan penanganan/
pertolongan awal terhadap ternak sakit. Gambar 6.10 Penggunaan Halter dan
Pencocok Hidung untuk Mempermudah Penangan Ternak

84
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Ketika petugas melakukan pengobatan, g. Ketika melakukan injeksi, pilih alat


hendaknya peternak dapat menunggui- suntik/jarum yang sesuai.
nya. Hal ini dimaksudkan untuk: Pemberian obat pada ternak dapat
a. Siap membantu petugas bila diperlu- dilakukan dengan beberapa cara. Cara
kan mana yang akan diterapkan, keterangan
b. Menjawab pertanyaan-pertanyaan biasanya sudah tertera pada label
petugas berkenaan dengan ternak kemasan obat. Metode yang digunakan
yang sakit, untuk mempermudah antara lain melalui mulut (cara oral),
diagnosis melalui penyuntikan (injeksi), atau
melalui infus. Adapun untuk obat luar,
c. Memperoleh informasi/rekomendasi
d a p a t d i a p l i k a s i k a n d e n g a n c a ra
yang banyak dari petugas, guna
dioleskan, dengan cara spray/semprot,
perawatan ternak lebih lanjut.
atau dengan cara pencelupan (dipping).
Dalam kasus-kasus tertentu, saat tidak
Obat yang diberikan melalui mulut
memungkinkan untuk menghubungi
dapat berupa pil/kapsul, cairan/larutan
petugas kesehatan, peternak dapat
atau tepung/serbuk. Beberapa alat dapat
melakukan pengobatan sementara
digunakan.
penyakit-penyakit umum dengan tetap
memperhatikan prosedur dan teknik Untuk memudahkan pemberian obat
pengobatan yang benar dan aman. Hal melalui mulut, misalnya alat pencekok
tersebut perlu diperhatikan, mengingat (drenching gun) dan alat pendorong
bahwa obat-obatan sangat berguna bagi pil/kapsul (balling gun).
ternak, tetapi juga dapat membahayakan
bila tidak digunakan secara benar sesuai
petunjuk penggunaannya.
Berikut Beberapa Tips Penggunaan Obat-
Obatan pada Ternak
a. Perhatikan dan baca secara teliti
keterangan berikut petunjuk penggu-
naan yang tertera pada label setiap
kemasan obat.
b. Tidak menggunakan obat-obatan yang
sudah habis masa berlakunya (kedalu- Gambar 6.11 Pemberian Obat
warsa). Melalui Mulut dengan Balling Gun

c. Gunakan obat hanya untuk spesies- Pemberian obat secara injeksi/penyun-


spesies ternak sebagaimana yang di- tikan dapat dilaksanakan kedalam urat
rekomendasikan pada label. daging (intramuscular/IM), di bawah kulit
d. Tidak mencampur beberapa obat jadi (subcutaneous/SC), ke dalam pembuluh
satu tanpa rekomendasi petugas kese- darah vena (intravenous/IV), ke dalam
hatan. ambing (intramammary/IMM).
e. Menggunakan obat sesuai dosis yang Alat injeksi/suntik yang digunakan
ditentukan hendaknya disesuaikan dengan maksud
f. Aplikasikan obat sesuai petunjuknya, pengobatan. Sebelum digunakan untuk
misalnya yang seharusnya melalui pengobatan, alat-alat harus disterilisasi
injeksi jangan diberikan melalui oral lebih dahulu, misalnya dengan sabun,
atau sebaliknya. disinfektan, dan air hangat/air panas.

85
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Penyuntikan secara intramuskuler, se-


baiknya menggunakan jarum ukuran 18
gauge, 2,5—4 cm. Ditusukkan langsung
ke dalam otot/ urat daging pada bagian
dada atau paha.
Penyuntikan secara subkutan umumnya
dilakukan pada daerah leher atau bela-
kang pundak. Jarum yang digunakan
ukuran 1—2,5cm yang disisipkan
menyudut lewat kulit. (A)

(B)
Gambar 6.13 Pengobatan dengan Injeksi,
Intravena (A), dan Intramammary (B)
(A) 3. Penggunaan Vitamin
Apabila kita perhatikan dengan teliti,
level vitamin yang ditambahkan pada
pakan dan/atau air minum ternak di
dunia ini, maka terlihat suatu variasi yang
besar sekali antara negara yang satu
dengan negara yang lain untuk ternak
yang sama, bahkan antara peternakan
yang satu dengan yang lain dan antara
ahli yang satu dengan ahli yang lain, dsb.
(B) Perbedaan tersebut bisa dimengerti
Gambar 6.12 Pengobatan dengan Injeksi,
Intramuskuler (A), dan Subcutan (B)
mengingat kondisi produksi secara
komersil terdapat beberapa faktor yang
Penyuntikan secara intravena biasanya akan menyebabkan kekurangan suplai
dilakukan pada vena bagian leher (vena vitamin dan termasuk juga faktor yang
jugularis). Penyuntikan dilakukan secara mempengaruhi respons hewan ternak
pelan-pelan menggunakan jarum ukuran terhadap vitamin.
18 gauge. Lilitkan tali pada pangkal leher
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
sedemikian sehingga mempermudah
Perbedaan Kebutuhan Vitamin
mendapatkan vena jugularis. Pastikan
darah tidak masuk ke dalam alat suntik. a. Least Cost Formulation (LCF) seringkali
Penyuntikan secara intramammary harus mengurangi atau mengeluarkan
dilakukan dengan alat suntik khusus, beberapa bahan baku pakan ternak
diaplikasikan pada ambing melalui yang kaya akan kadar vitamin;
lubang puting. b. kandungan yang bervariasi dan

86
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

bioavailabilitas dari berbagai vitamin b. Sintesa oleh mikroba saluran pencer-


yang terdapat di dalam bahan baku naan;
pakan; c. Feed supplement sintetik.
c. adanya vitamin antagonis dalam Vitamin pada bahan baku pakan tidak
bahan baku pakan atau dari sumber dapat dipegang sebagai patokan
lainnya; karena variasinya sangat besar, cepat
d. variasi lingkungan atau perbedaan rusak, dan bio-availabilitas-nya juga
heat index (HI) lingkungan dan kondisi sangat bervariasi.
manajemen; Sintesa oleh mikroba di dalam saluran
e. perbedaan sistem pemeliharaan pencernaan dapat diperhitungkan
ekstensif, semi intensif dan intensif; untuk hewan ruminansia (untuk
f. adanya program pembatasan pakan; vitamin B group saja), sedangkan pada
unggas dan babi sintesa vitamin di
g. perbaikan genetik ternak;
dalam usus relatif terbatas jumlahnya.
h. pengaruh stres dan penyakit.
Supplementasi preparat multivitamin
Dalam nutrisi hewan, pengertian kebu- p a d a h ew a n t e r n a k m e m e g a n g
tuhan vitamin yang minimum (minimum peranan yang sangat penting dan bisa
requirement) dan kebutuhan vitamin dipakai sebagai patokan untuk industri
yang optimum (optimum allowance), peternakan karena dosisnya tepat,
sering salah dimengerti atau salah vitaminnya lebih stabil dan bio-
penafsiran. availabilitas-nya mendekati 100%.
Kebutuhan Minimum METODE PEMBERIAN VITAMIN
Jumlah vitamin yang dibutuhkan oleh Melalui:
hewan untuk mencegah timbulnya gejala
a. Pakan;
defisiensi dan memungkinkan untuk
pertumbuhan dan reproduksi yang b. Air minum;
normal c. Injeksi.
Kebutuhan Optimum Suplementasi (tambahan) Vitamin Lewat
Jumlah vitamin yang dibutuhkan oleh Air Minum
hewan untuk produksi maksimum dan Pada kondisi peternakan komersil biasa-
untuk menjaga kesehatan dan daya nya ditambahkan multivitamin melalui
tahan tubuh yang optimum. Jumlah air minum untuk hewan ternak selain
vitamin yang dibutuhkan tersebut ialah lewat pakan.
untuk mengkompensasi faktor-faktor Ekstrasuplementasi melalui air minum
yang mempengaruhi respons hewan ini dapat dipertanggung-jawabkan
terhadap vitamin beserta yang menye- karena beberapa faktor sebagai berikut.
babkan kekurangan supai vitamin.
a. Hewan ternak seringkali tidak menda-
Konsep atau hubungan antara kebutuhan pat vitamin yang cukup melalui pakan
vitamin minimum dan optimum telah karena cara mencampur yang tidak
ditetapkan oleh NRC (National Research benar dan/atau kadar vitamin dalam
Council) USA untuk semua jenis vitamin. bahan baku terbatas;
SUMBER VITAMIN BAGI TERNAK b. Pada banyak kasus stres dan sakit,
a. Bahan baku pakan; nafsu makan turun dengan drastis,

87
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

saat-saat tersebut hewan ternak mem- 4. Penggunaan Disinfektan


butuhkan vitamin lebih banyak. Adapun teknik mengaplikasikan des-
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi infektansia meliputi:
Kebutuhan Vitamin yang Meningkat a. Oles;
pada Hewan Ternak
b. Spraying (semprot);
a. Cepatnya pertumbuhan;
c. Dipping (rendam);
b. Produksi tinggi (daging, susu, telur);
d. Spraying dan Dipping (semprot,
c. Kandang sempit (pemeliharaan sistem sekaligus rendam);
intensif);
Disinfekatan yang baik harus memiliki
d. Perubahan formulasi pakan secara beberapa sifat, yakni:
mendadak;
a. Antiseptika harus memiliki sifat anti-
e. Pindah kandang/transportasi; bakterial yang luas;
f. Kandang dan lingkungan yang tidak b. Tidak mengiritasi jaringan hewan atau
sesuai; manusia;
g. Stres fisiologis tertentu (ganti bulu); c. Sifat meracunnya rendah, mempunyai
h. Infeksi virus dan kuman, dll; daya tembus yang tinggi;
i. Pengobatan (anticacing, aplikasi vak- d. Masih aktif meskipun di sekitarnya ada
sin); jaringan tubuh, darah, nanah, dan
j. Takut dan/atau terkejut. jaringan yang mati;
BIAYA VITAMIN UNTUK HEWAN TERNAK e. Tidak mengganggu proses kesem-
buhan;
Pada umumnya, para ahli nutrisi lebih
banyak membahas biaya penggunaan f. Tidak merusak alat-alat operasi, lantai
vitamin dalam pakan saja dan sering kandang dan dinding kandang;
melupakan vitamin melalui air minum. g. Tidak menyebabkan warna yang
Pada pakan ayam broiler/babi, vitamin mengganggu pada jaringan yang di-
hanya mengkonstitusi ± 33% dari operasi;
seluruh jumlah bahan baku pakan dan h. harganya relatif murah.
mengambil bagian ± 0,08% dari total Kebutuhan Bahan untuk Sanitasi dan
berat pakan yang biayanya diperkirakan Dosis
hanya 2% dari seluruh biaya pakan.
Keberhasilan dalam kegiatan sanitasi
Pada pakan sapi, vitamin A, D₃, dan E kandang dan peralatan sangat ditentu-
mengkonstitusi kurang dari 33% dari kan oleh disinfektan yang digunakan dan
seluruh jumlah bahan baku pakan dan ketepatan dalam menentukan dosisnya.
mempresentasikan ± 0,00014% dari Dosis dari masing-masing disinfektan
total bobot pakan dengan biaya hanya berbeda-beda tergantung dari merek
sekitar 0,3% dari seluruh biaya pakan. dan produsennya. Semakin tepat dalam
Bila dibandingkan, biaya vitamin dalam memilih disinfektan dan dosis dalam
pakan, maka biaya tambahan vitamin pelaksanaan sanitasi kandang dan
melalui air minum bisa dikatakan ekstra peralatan, maka semakin baik pula
kecil, tetapi dapat dikatakan tambahan disinfektan tersebut dalam menekan
biaya untuk asuransi premium. pertumbuhan dan perkembangan mikro-

88
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

organisme sebagai pembawa penyakit disanitasi. Kalau yang akan disanitasi


tersebut. Berikut adalah contoh bebe- adalah kandang, peralatan, dan sarana
rapa disinfektan yang dapat diper- pendukung kandang, maka yang perlu
gunakan untuk kegiatan sanitasi kan- dipertimbangkan adalah berapa luas
dang dan peralatan serta sarana kandang kandangnya, berapa jumlah peralatan
pendukung lainnya. kandang, berapa jumlah sarana pendu-
Tabel 6.2 Contoh Pemakaian Bahan kung kandangnya, dan berapa luas
Sanitasi Disinfektan pada Kandang dan area lingkungan kandangnya, dan lain
Peralatan sebagainya.

No Bahan Sanitasi Dosis Kegunaan

1 Destan 60 ml/10 liter desinfeksi


kandang untuk
area 40—50 m2

2 Formades 10 ml/2,5 liter disemprotkan ke


air seluruh bagian
kandang

3 Fumisid 10 ml/liter air desinfeksi


untuk Area kandang dan
4—5 M2 lingkungan,
peralatan
peternakan, alat-
alat transportasi Gambar 6.14 Sanitasi Peralatan Kandang

4 Medisep 15 ml/10 liter desinfeksi 2) Pemilihan Bahan Sanitasi


air kandang
Dalam pemilihan bahan untuk sanitasi
5 Virtox 1 liter/250 sanitasi kandang kandang, peralatan, dan lingkungan
liter air dan peralatan
peternakan, yang perlu dipertimbang-
Sanitasi Kandang dan Peralatan kan adalah:
Prosedur Sanitasi a) Efektif, karena tujuan dari sanitasi
kandang, peralatan, dan lingkungan
Dalam rangka mempersiapkan kandang
peternakan adalah untuk mence-
dan peralatan untuk kegiatan agribisnis
gah terjadinya serangan suatu
ternak ruminansia perah (pemerahan
penyakit yang disebabkan oleh
sapi, kerbau, ternak, dan kambing), maka
virus, bakteri, protozoa, jamur/
kandang dan peralatan tersebut perlu
parasit. Maka dalam memilih bahan
dilakukan sanitasi sebelum diperguna-
untuk sanitasi pilihlah bahan
kan. Agar pelaksanaan kegiatan sanitasi
sanitasi yang mempunyai sifat
dapat berjalan dan berhasil optimal,
efektif dalam membasmi virus,
maka perlu adanya prosedur yang benar.
bakteri, protozoa, dan jamur/
Prosedur adalah suatu pedoman atau
parasit.
panduan dalam melakukan tahapan-
tahapan kegiatan sanitasi kandang dan b) Harga murah, pilihlah bahan untuk
peralatan, sehingga akan diperoleh sanitasi kandang dan perlengkapan
suatu hasil yang optimal. yang mempunyai harga murah,
akan tetapi mempunyai daya kasiat
1) Penentuan Sasaran
yang tinggi dalam memberantas
Penentuan sasaran adalah penentuan atau membunuh mikroorganisme
tempat atau benda yang akan disa- pembawa penyakit. Karena kalau
nitasi. Tentukan sasaran yang akan bahan untuk sanitasi tersebut

89
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

harganya mahal, maka akan mem- Tipe Cara Kerja Penggunaa Keterangan
perbesar anggaran biaya yang Disinfektan Terhadap Mikroba n

harus dikeluarkan. Agen Merusak endospora Peralatan Beresidu


Pengoksida bakteri, menyerang kecil tinggi,
c) Mudah didapat, di samping harganya si membran korosif,
murah, pilihlah bahan sanitasi yang sitoplasma inefektif
untuk bahan
mudah didapat. Jangan memilih organik
bahan sanitasi yang tidak tersedia
di lokasi usaha. Aldehid Antimikrobial, Fumigasi Sangat
denaturasi protein inkubator toksik,
d) Tidak mempunyai efek yang buruk. sel dan merusak sedikit
DNA beresidu,
Selain efektif, harga murah, dan sporisidal,
mudah didapat, bahan sanitasi dan
harus tidak mempunyai efek yang fungisidal

buruk. Yang dimaksud tidak mem- Arang Antimikrobial, Penggunaa Korosif,


punyai efek yang buruk adalah destilasi denaturasi protein n biasa mengiritasi,
enzim dan sel untuk residu
tidak menyebabkan atau menim- membran bangunan rendah,
bulkan bahaya bagi ternak, peter- efektif
dengan
nak, dan lingkungan. Berbicara bahan
lingkungan di sini adalah baik itu organik
lingkungan biotik maupun lingku-
ngan abiotik. Kebutuhan Bahan untuk Sanitasi dan
Dosis
Klasifikasi disinfektan dan disinfektan
yang sering digunakan di peternakan Keberhasilan dalam kegiatan sanitasi
petelur dapat dilihat pada tabel. kandang dan peralatan sangat
Tabel 6.3 Klasifikasi Disinfektan.
ditentukan oleh disinfektan yang
Tipe Cara Kerja Penggunaa Keterangan
digunakan dan ketepatan dalam
Disinfektan Terhadap Mikroba n menentukan dosisnya. Dosis dari
masing-masing disinfektan berbeda-
Alkohol Merusak sel Peralatan- Aktivitas
vegetatif, peralatan residu yang beda, tergantung dari merek dan
dehidrasi, kecil buruk, produsennya. Semakin tepat dalam
denaturasi mudah
membran sel dan terbakar, dan memilih disinfektan dan dosis dalam
dinding sel bakteri mahal pelaksanaan sanitasi kandang dan
gram negatif
peralatan, maka semakin baik pula
Halogen Merusak spora Sistem Korosif, disinfektan tersebut dalam menekan
bakteri, inaktivasi perairan beresidu
enzim, dan dan tinggi,
pertumbuhan dan perkembangan
merusak membran rendam inefektif mikroorganisme sebagai pembawa
sel kaki untuk bahan penyakit tersebut. Berikut adalah
organik
contoh beberapa disinfektan yang
Ammonium Denaturasi protein Peralatan Tidak korosif, dapat dipergunakan untuk kegiatan
Kuartener bakteri inkubasi beresidu
dan sistem rendah, sanitasi kandang dan peralatan serta
pemberian efektif untuk sarana kandang pendukung lainnya.
pakan bahan
organik

Fenol Merusak sel Penggunaa Agak sedikit


membran dan n biasa mengiritasi,
denaturasi protein untuk residu
sel perlengka rendah dan
pan efektif untuk
bangunan bahan
organik

90
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Memproduksi Vaksin Hewan dengan adalah bioreaktor dengan unggun atau


Teknologi Bioreaktor bioreaktor membran.
Sumber:
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/tern
ak/3621-memproduksi-vaksin-hewan-dengan-
teknologi-bioreaktor
https://id.wikipedia.org/wiki/Bioreaktor

Berikut alamat internet yang bisa dikunjungi:


h t t p : / / w w w.t e r n a k o n l i n e . c o m / p r o d u k-
kami/obat-vitamin-probiotik/
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
1479436/membedakan-antiseptik-dan-
disinfektan

Gambar 6.15 Bioreaktor


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bioreaktor

Kalangan pabrikan besar penghasil vaksin


hewan kini mulai banyak yang beralih
mengaplikasikan teknologi bioreaktor, karena
cara ini dinilai bisa menekan cost produksi dan
dapat menghasilkan vaksin dalam jumlah
besar dengan cepat. 1. Cari informasi dari peternakan sapi potong,
sapi perah, dan peternakan ayam petelur
Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama
yang ada disekitar lingkungan sekolah
fermentor adalah sebuah peralatan atau
tentang:
sistem yang mampu menyediakan sebuah
lingkungan biologis yang dapat menunjang a. Program pengobatan ternak;
terjadinya reaksi biokimia dari bahan mentah b. Pelaksanaan vaksinasi;
menjadi bahan yang dikehendaki. Reaksi c. Pelaksanaan disinfeksi;
biokimia yang terjadi di dalam bioreaktor
d. Alat dan bahan yang digunakan pada
melibatkan organisme atau komponen bioki-
proses pencegahan penyakit, pengoba-
mia atif (enzim) yang berasal dari organisme
tan ternak sakit, dan desinfeksi.
tertentu, baik secara aerobik maupun ana-
erobik. Sementara itu, agensia biologis yang 2. Lakukan pengamatan terhadap peternakan
digunakan dapat berada dalam keadaan untuk mendapatkan gambaran tentang
tersuspensi atau terimobilisasi. Contoh reaktor kegiatan pengobatan ternak.
yang menggunakan agensia terimobilisasi 3. Buat laporan tentang hasil pengamatan.

91
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

praktik
Judul : Mengidentifikasi macam bentuk penetapan diagnosis, pencegahan, penyem-
obat buhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan,
Tujuan : peserta diklat dapat menyebutkan dan kontrasepsi.
macam-macam bentuk obat Vitamin adalah zat katalitik esensial yang
Waktu : 3 x 45 menit tidak dapat disintesis tubuh dalam metabolis-
menya, sehingga harus diperoleh dari luar
Alat dan bahan :
tubuh. Tanpa vitamin, manusia, hewan, dan
§ Macam obat-obatan ruminansia dan unggas makhluk hidup lainnya tidak akan dapat
§ Kaca pembesar melakukan aktivitas hidup dan kekurangan
§ Alat tulis vitamin dapat menyebabkan memperbesar
peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
a. Cawan
Disinfektansia adalah semua senyawa yang
Keselamatan kerja:
dapat mencegah infeksi dengan jalan peng-
a. Gunakan baju lapangan hancuran atau pelarutan jasad renik yang
b. Hati-hati dalam bekerja patogen (dapat menyebabkan sakit).
Langkah kerja: Fungsi vaksin adalah untuk memberikan zat
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. kebal pada ternak, selain itu juga mengaktifkan
tubuh untuk membentuk zat antibodi. Cara
b. Lakukan pengamatan terhadap obat yang
pemberian vaksin pada ternak yang umumnya
disediakan.
dilakukan adalah dengan:
c. Ambil kesimpulan terhadap pengamatan
1. Vaksin tetes mata
yang telah dilakukan:
2. Vaksin tetes hidung
1) Bentuk
3. Vaksin lewat mulut
2) Cara penggunaan
4. Intramuscular
3) Fungsi obat
5. Subcutan
4) Gambar/foto cara pemberian obat
6. Wing web
5) Gambar bentuk (boleh difoto)
7. Air minum
6) Asal
8. spray
d. Lakukan tindakan yang harus dilakukan ter-
kait dengan kesimpulan yang dibuat. Fungsi obat adalah memnyembuhkan
kondisi tubuh dan memulihkan organ atau pun
jaringan yang rusak. Aplikasi pemberian obat
bisa berupa:
1. oles
Vaksin merupakan suatu produk biologis
2. air minum
yang berisi sejumlah jasad renik (hidup atau
mati) yang diketahui sebagai penyebab suatu 3. semprot/spray
penyakit. Daya kerja vaksin adalah spesifik. 4. pakan
Untuk pencegahan penyakit, vaksin dapat Fungsi vitamin bagi tubuh ternak adalah
dibuat dari jasad renik lain, misal bakteri, memberikan bahan aditif yang tidak bisa
parasit, atau bahan toksin. disediakan oleh tubuh ternak sendiri, macam
Obat adalah sediaan atau paduan bahan- vitamin yang dibutuhkan oleh ternak adalah
bahan yang siap untuk digunakan untuk vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisio- terlarut dalam lemak.
logi atau keadaan patologi dalam rangka

92
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Fungsi disinfektan adalah untuk mem-


bebashamakan suatu objek atau pun ternak
dengan cara membunuh penyakit yang
merugikan. Contoh disinfektan yang sering
digunakan pada peternakan adalah:
1. alcohol
2. formaldehid
3. KMnO4
4. Kapur dolomit

penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Apakah tujuan vaksinasi pada ternak?
2. Jelaskan perbedaan vaksin killed dengan
live!
3. Sebutkan beberapa metode vaksinasi pada
ternak!
4. Sebutkan macam-macam bentuk obat!
5. Apa yang dimaksud dengan disinfeksi?

93
BAB 7
MENGEVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN
PENYAKIT INFECTIOUS PADA TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang mengevaluasi program pencegahan
penyakit infectious pada ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak),
peserta diklat mampu menjelaskan karakteristik program pencegahan
penyakit menular dengan benar.
2. Setelah mempelajari materi tentang mengevaluasi program pencegahan
penyakit infectious pada ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak),
peserta diklat mampu menilai kelayakan program pencegahan penyakit
menular dengan tepat.
3. Setelah melakukan pencegahan penyakit infectious pada ternak, peserta
diklat mampu membuat program pencegahan penyakit menular dengan
tepat.
4. Setelah melakukan pencegahan penyakit infectious pada ternak, peserta
diklat mampu melaksanakan program pencegahan penyakit menular
dengan baik.

Karakteristik program 1.Pencegahan penyakit infeksi


pencegahan penyakit infeksi 2.Biosekuriti

Menilai kelayakan program


Mengevaluasi program Pengendalian Penyakit Ternak
pencegahan penyakit infeksi
pencegahan
penyakit infectious pada ternak Membuat program 1. Program Pencegahan dan
pencegahan penyakit infeksi Pengendalian Penyakit
2.Strategi yang digunakan
untuk pengendalian penyakit

Melaksanakan program 1.Merancang program


pencegahan penyakit menular kesehatan ternak
2.Pemantauan kinerja
program kesehatan ternak

Penyakit infeksi, biosecurity, program pencegahan penyakit, pengendalian


penyakit

94
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. KARAKTERISTIK PROGRAM PENCEGAHAN adalah kesehatan ternak. Vaksinasi


PENYAKIT MENULAR sebaiknya dilakukan pada ternak
Pada prinsipnya dalam memelihara ternak sehat karena vaksin merupakan
diutamakan kebersihan agar ternak tidak bibit penyakit.
terkontaminasi dengan penyakit yang Beberapa metode vaksinasi adalah:
dibawa oleh ternak lain, manusia yang 1) Drink water (DW) atau vaksinasi
memasuki area farm, mobil, pakan, dll. melalui air minum
Sanitasi dengan menyemprotkan cairan
2) Vaksinasi intraocular (tetes mata)
disinfektan, kemudian prosedur fumigasi
dan intranasal (tetes hidung)
harus dilakukan dengan baik dan benar
sesuai dengan takaran dengan kekuatan 3) Vaksinasi dengan injeksi
fumigasi. a) Intramuscular (IM)/tusuk otot
Penyakit yang menyerang ternak ada yang daging
dapat diobati dan ada tidak dapat diobati b) Subcutan (bawah kulit)
biasanya ditangkal dengan vaksin. Berikut c) Tusuk sayap
ini dipaparkan cara melakuan vaksinasi dan
d) Spray
usaha lain untuk mengobati ternak.
b. Pencegahan Kontaminasi
1. Pencegahan Penyakit Infeksi
Pembawa penyakit ternak yang paling
a. Program Vaksinasi sebagai Kontrol
sering adalah manusia dan kendaraan
Kesehatan
pengangkut pakan ayam. Oleh sebab
Vaksinasi adalah mikroorganisme yang itu, pengunjung lain tidak diizinkan
dilemahkan dan apabila diberikan masuk ke dalam lokasi peternakan
pada hewan tidak akan menimbulkan ayam kecuali benar-benar perlu. Para
penyakit. Mikroorganisme tersebut karyawan sebaiknya tidak hilir mudik
justru merangsang pembentukan dari satu unit ke unit lain. Apabila
antibodi (zat antikebal) yang sesuai pekerja terpaksa bergerak dari satu
dengan jenis vaksinnya. Tujuan unit ke unit lain, terlebih dahulu harus
vaksinasi adalah membuat ayam mandi dengan air dan disinfektan serta
mempunyai kekebalan yang tinggi berganti pakaian. Untuk kendaraan
terhadap satu penyakit tertentu. yang berasal dari luar peternakan,
Keberhasilan suatu vaksinasi ditentu- sebelum masuk lokasi peternakan
kan oleh beberapa faktor sebagai harus disemprot dengan disinfektan.
berikut. Untuk karyawan sebaiknya disediakan
1) Faktor tata laksana meliputi cara, untuk cuci kaki yang dicampur antara
waktu vaksinasi, keterampilan disinfektan dengan air.
vaksinator, dan kondisi lingkungan. 2. Biosecurity
2) Faktor vaksin meliputi kualitas Biosekuriti merupakan praktik mana-
vaksin, jenis vaksin, dan cara jemen dengan mengurangi potensi
penyimpanan vaksin. Oleh karena transmisi perkembangan organisme
vaksin mudah rusak, penyimpanan seperti virus AI dalam menyerang hewan
sebaiknya dilakukan pada suhu dan manusia. Biosekuriti terdiri dari dua
2—8oC. Selama pengangkutan elemen penting yaitu bio-kontaimen dan
harus ditambahkan es ke dalam bio-ekslusi. Bio-kontaimen adalah
termos tempat vaksin. pencegahan terhadap datangnya virus
3) Faktor individu yang dimaksud terinfeksi dan bio-ekslusi adalah

95
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

menjaga supaya virus yang ada tidak menyebarkan hama dan jasad renik
keluar atau menyebar. berbahaya di berbagai tempat seperti
Pengertian lainnya, biosekuriti adalah peternakan tempat penampungan
suatu sistem untuk mencegah penyakit hewan dan rumah potong hewan.
baik klinis maupun subklinis, termasuk Program biosekuriti meliputi pengen-
penyakit-penyakit zoonosis, yang dalian pergerakan hewan, peralatan,
merupakan sistem untuk mengoptimal- orang-orang, dan sarana pengangkutan
kan produksi unggas secara keseluruhan dari luar dan ke farm yang satu ke farm
dan bagian dari kesejahteraan hewan. yang lain. Pemisahan jenis unggas,
Biosekuriti juga bisa diartikan sebagai burung liar, binatang pengerat, dan
semua praktik-praktik manajemen yang binatang yang diasingkan secara geo-
diberlakukan untuk mencegah orga- grafis untuk memperkecil penye-baran
nisme penyebab penyakit ayam dan penyakit. Pemeriksaan prosedur untuk
zoonosis yang masuk dan keluar peter- mengurangi infeksi/peradangan jasad
nakan. renik berbahaya dan pengobatan untuk
Tujuan utama dari penerapan biosekuriti mencegah atau perlakuan hasil bakteri
adalah: atau protozoa penyakit.
6) meminimalkan keberadaan penyebab Pengendalian serangga yang dapat
penyakit; menyebabkan penyakit. Penerapan
disinfeksi dan prosedur yang higienis
7) meminimalkan kesempatan agen ber-
untuk mengurangi tingkat infeksi
hubungan dengan induk semang;
membasmi mikroorganisme berbahaya
8) membuat tingkat kontaminasi ling- dan pengobatan untuk mencegah dan
kungan oleh agen penyakit seminimal mengobati penyakit bakteri dan proto-
mungkin ( Zainuddin dan Wibawan, zoa. Penerapan biosekuriti pada peter-
2007). nakan dapat dilakukan dengan:
Tujuan dari biosekuriti adalah mencegah a. lokasi peternakan berpagar dengan
semua kemungkinan penularan dengan satu pintu masuk;
peternakan tertular dan penyebaran
b. rumah tempat tinggal, kandang
penyakit. Penerapan biosekuriti pada
unggas, serta kandang hewan lainnya
seluruh sektor peternakan, baik di
ditata pada lokasi terpisah;
industri perunggasan atau peternakan
lainnya akan mengurangi risiko pe- c. pembatasan secara ketat terhadap
nyebaran mikroorganisme penyebab keluar masuk material (hewan/unggas,
penyakit yang mengancam sektor produk unggas, pakan, kotoran unggas,
tersebut. Meskipun biosekuriti bukan alas kandang, litter, rak telur) yang
satu-satunya upaya pencegahan dapat membawa agen penyakit;
terhadap serangan penyakit, namun d. pembatasan secara ketat keluar
biosekuriti merupakan garis pertahanan masuknya orang/tamu/pekerja dan
pertama terhadap penyakit (Cardona, kendaraan dari atau ke lokasi peterna-
2005). Biosekuriti sangat penting untuk kan;
mengendalikan dan mencegah berbagai e. setiap orang yang masuk atau keluar
penyakit yang mematikan. Biosekuriti peternakan harus mencuci tangan
dapat digambarkan sebagai satu set dengan sabun atau disinfektan;
program kerja dan prosedur yang akan
f. mencegah keluar masuknya tikus
mencegah atau membatasi hidup dan
(rodensia), serangga, atau unggas lain

96
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

seperti burung liar yang dapat berpe- mengganti pakaian dengan pakaian
ran sebagai vektor penyakit ke lokasi khusus. Pemeriksaan kesehatan hewan
peternakan; yang datang serta adanya Surat Kete-
g. unggas dipisahkan berdasarkan spe- rangan Kesehatan Hewan (SKKH).
siesnya; Sanitasi
h. kandang, tempat pakan/minum, sisa Sanitasi ini meliputi praktik disinfeksi
alas kandang/litter, dan kotoran bahan, manusia, dan peralatan yang
kandang dibersihkan secar teratur; masuk ke dalam peternakan, serta
i. tidak membawa unggas sakit atau kebersihan pegawai di peternakan.
bangkai unggas keluar dari area Sanitasi meliputi pembersihan dan
peternakan; disinfeksi secara teratur terhadap
bahan-bahan dan peralatan yang masuk
j. unggas yang mati harus dibakar atau
ke dalam peternakan. Pengertian
dikubur;
disinfeksi adalah upaya yang dilakukan
k. kotoran unggas diolah terlebih dahulu untuk membebaskan media pembawa
sebelum keluar dari area peternakan; dari mikroorganisme secara fisik atau
l. air kotor hasil sisa pencucian langsung kimia, antara lain seperti pembersihan
dialirkan keluar kandang secara terpi- disinfektan, alkohol, NaOH, dan lain-lain.
sah melalui saluran limbah ke tempat B. M E N I L A I K E L A Y A K A N P R O G R A M
penampungan limbah (septic tank) PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI
sehingga tidak tergenang di sekitar
1. Pengendalian Penyakit Ternak
kandang atau jalan masuk kandang.
Pengendalian penyakit harus dilakukan
Isolasi
dalam usaha peternakan, karena menjadi
Isolasi ini diterapkan juga dengan salah satu faktor keberhasilan dalam
memisahkan ayam berdasarkan usaha tersebut. Program pengendalian
kelompok umur. Selanjutnya, penerapan penyakit ada dua, yaitu:
manajemen all-in/all-out pada peter-
a. Program Pencegahan Penyakit dan
nakan besar mempraktikkan depopulasi
Kontrol Ternak di Kandang
s e c a r a b e r ke s i n a m b u n g a n , s e r t a
memberi kesempatan pelaksanaan Pengawasan penyakit seharusnya
pembersihan dan desinfeksi seluruh lebih mudah pada pemeliharaan
kandang dan peralatan untuk memutus secara intensif dibanding ekstensif,
siklus penyakit. namun secara umum masalah-masalah
yang dihadapi adalah identik.
Pengendalian Lalu Lintas
Masalah-masalah yang berhubungan
Pengendalian lalu lintas ini diterapkan
dengan pengelolaan sapi potong
terhadap lalu lintas ke peternakan dan
secara intensif:
lalu lintas di dalam peternakan.
Pengendalian lalu lintas ini diterapkan 1) Walaupun sapi tidak digembalakan,
pada manusia, peralatan, barang, dan pengawasan terhadap caplak masih
bahan. Pengendalian ini berupa data sangat perlu pada daerah yang
penyediaan fasilitas kolam dipping dan belum bebas caplak dan jangan
spraying pada pintu masuk untuk dilalaikan.
kendaraan, penyemprotan disinfektan 2) Pengawasan terhadap parasit
terhadap peralatan dan kandang, sopir, dalam, juga masih diperlukan
penjual, dan petugas lainnya dengan terutama pada ternak yang lebih

97
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

muda, banyak parasit yang mungkin Faktor yang sangat berpengaruh pada
terdapat pada hijauan yang kesehatan ternak adalah lingkungan,
dipotong di lapangan. jika lingkungan di sekitar kandang
2. Program Pencegahan Penyakit dan kotor akan memudahkan berkem-
Kontrol Ternak di Ranch bangnya penyakit yang menyerang
ayam broiler. Usaha yang dilakukan
Masalah-masalah yang berhubungan
dimulai dari awal baik sanitasi dan
dengan penggolongan ternak sapi
vaksinasi. Sanitasi dilakukan sebelum
potong di ranch adalah:
ayam datang dengan membersihkan
a. Penyakit mulut dan kuku lingkungan kandang dan kandang.
b. P e n y a k i t - p e n y a k i t w a b a h d a n Feses yang tertinggal dalam kandang
beberapa parasit eksternal dapat dikemas dalam karung yang kemudian
diatasi dengan program pemberan- d i j u a l s e b a g a i p u p u k k a n d a n g.
tasan bencana, perbaikan produksi dan Kandang dicuci dengan air dan disikat
distribusi vaksin, dan perbaikan setelah kering kemudian disemprot
makanan serta pengelolaan. dengan disinfektan Biosep kemudian
c. Pedet muda lebih mudah terserang diberi dikapur dan diistirahatkan
penyakit pneumonia pada udara yang selama seminggu. Pembersihan
sangat lembab. Usaha peternakan kotoran pada lantai kandang berguna
ayam broiler merupakan usaha yang untuk menghindari terjangkitnya
sangat menguntungkan jika dalam wabah penyakit, karena ada kotoran
pemeliharaannya, peternak mene- yang tidak tertembus disinfektan
rapkan prinsip pokok tata laksana (Murtidjo, 1992). Tujuan akhir usaha
(manajemen) pemeliharaan yang baik budi daya ayam broiler adalah ayam
dan efektif. Salah satu prinsip pokok t u b u h sehat, potensi genetik
dalam tata laksana pemeliharaan ayam (performance) tercapai standar sesuai
broiler yang perlu diperhatikan oleh dengan jenis (strain) ayam yang
peternak adalah manajemen pencega- dipelihara. Parameter yang sering
han dan penanggulangan penyakit digunakan untuk mengetahui bagus
pada ayam broiler itu sendiri. Tidak tidaknya potensi genetik (perfor-
dapat dimungkiri bahwa tujuan utama mance) ayam tersebut adalah bebas
dari usaha peternakan ayam broiler dari penyakit (sehat), tingkat kematian
adalah menghasilkan produksi yang (mortality) rendah, rataan pertam-
m a k s i m a l . U n t u k m e n g h a s i l ka n bahan berat badan harian (average
produksi yang maksimal tentunya ada daily gain atau ADG) sesuai standar,
beberapa sasaran yang harus dicapai konversi pakan menjadi daging (feed
yakni tingkat kematian serendah convertertion ratio atau FCR) tinggi,
mungkin dan kesehatan ayam broiler dan bentuk tubuh sempurna. Tindakan
terjamin. Ayam broiler merupakan yang sering dilakukan peternak untuk
jenis ternak yang sangat rentan menjaga farm dari infeksi penyakit
terhadap penyakit, oleh sebab itu adalah sanitasi.
dalam pemeliharaannya diperlukan C. M E M B U AT P R O G R A M P E N C E G A H A N
manajemen pencegahan dan penang- PENYAKIT
gulangan penyakit yang baik oleh 1. Program Pencegahan dan Pengendalian
peternak sehingga usaha peternakan Penyakit
ayam broiler yang dilakukan dapat
Pada suatu usaha peternakan, program
mencapai produksi yang maksimal.

98
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

pencegahan dan penanggulangan berlaku. Peraturan-peraturan ini


penyakit yang dapat dilakukan adalah berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
dengan melakukan beberapa kegiatan pengendalian, perawatan hewan, pe-
pokok seperti berikut. musnahan hewan, dan kompensasi.
a. Pemeliharaan kesehatan ternak. Program-program yang diatur dengan
undang-undang biasanya untuk
b. Pencegahan penyakit menular ternak.
penyakit-penyakit yang berdampak bagi
c. Pengendalian penyakit ternak. masyarakat umum seperti penyakit
d. Pembangunan rumah potong hewan zoonosis. Selain itu, apabila program
dan unggas. pengendalian berhasil dilaksanakan
e. Pengawasan dan peningkatan mutu dengan baik, program tersebut dapat
pangan produk asal ternak dilanjutkan dan diadaptasikan ke dalam
program pemberantasan penyakit.
Contoh penyakit yang menggunakan
program pengendalian yang diatur
dengan undang-undang adalah anthrax,
rabies, dan penyakit sapi gila (bovine
spongiform encephalopathy).
Program Sukarela Berbasis Industri
Di banyak negara, pemerintah terus
berupaya mengurangi regulasi terkait
Gambar 7.1 Pemeliharaan Kesehatan Ternak
Sumber: Dokumen pribadi dengan industri-industri ternak, dan
Sebagaimana yang telah didefinisikan, upaya ini biasanya diikuti dengan
pengendalian terkait dengan setiap program pengendalian penyakit secara
program yang diarahkan untuk mengu- sukarela yang dilakukan oleh industri.
rangi tingkat mortalitas atau kerugian Program-program ini bergantung pada
produksi yang disebabkan oleh suatu peternak yang secara sukarela me-
penyakit. Pengendalian dapat dilakukan laksanakan praktik-praktik yang
melalui: direkomendasikan untuk mengurangi
risiko terhadap diri mereka dan pro-
a. pengobatan hewan sakit; dan/atau
dusen-produsen ternak lainnya dan cara
b. pencegahan penularan; dan/atau ini tidak menggunakan regulasi untuk
c. pengurangan dampak penyakit pada memastikan bahwa kegiatan itu
hewan yang tertular penyakit. dilaksanakan sesuai dengan peraturan
Program pengendalian akan membutuh- yang berlaku. Program sukarela ini
kan biaya-biaya yang berhubungan sangat tergantung pada komunikasi yang
dengan pendeteksian dan pengendalian efektif serta program penyuluhan untuk
penyakit atau alasan untuk tetap mela- mengubah tingkah laku dan sikap
kukan program pengendalian. peternak serta penyuluh-penyuluh
mereka. Selain itu juga dimaksudkan
Program-Program yang Diatur dengan
untuk memastikan bahwa peternak akan
Undang-Undang
menerapkan praktik-praktik yang
B e b e ra p a p ro g ra m p e n ge n d a l i a n direkomendasikan tersebut.
penyakit diatur dengan peraturan
Program-program sukarela ini memiliki
pemerintah untuk memastikan bahwa
beberapa aturan pendukung (seperti
pelaksanaannya sesuai dengan
dukungan legislatif untuk penggunaan
peraturan perundang-undangan yang

99
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

deklarasi vendor atau kegiatan-kegiatan dapat digunakan sebagai bagian dari


pengendalian), namun sebagian besar program-program yang diatur dengan
digunakan untuk program-program undang-undang atau yang dilaksanakan
pengendalian penyakit yang diatur secara sukarela.
dengan undang-undang, khususnya 2. S t r a t e g i y a n g D i g u n a k a n u n t u k
apabila manfaat program lebih menga- Pengendalian Penyakit
rah ke produsen ternak dibandingkan
Penanganan penyakit menular pada
untuk konsumen atau masyarakat umum.
populasi hewan tergantung pada ada
Contoh program sukarela meliputi tahap
tidaknya hewan atau kawanan hewan
awal dari pemberantasan penyakit
yang terinfeksi penyakit, ada tidaknya
enzootis bovine leucosis pada sapi perah
hewan atau kawanan hewan yang diduga
Australia dan program pengendalian
terinfeksi penyakit, dan kontak antara
penyakit Johnes di banyak negara.
hewan yang terinfeksi dengan yang
Program-Program Berbasis Jaminan diduga terinfeksi penyakit. Penyakit
Mutu akan tetap ada dalam populasi hewan
Program-program berbasis jaminan atau kawanan hewan apabila kondisi
mutu tergantung pada pelaksanaan tersebut masih sama.
pendekatan penjaminan mutu pe- Strategi utama pengendalian dan pem-
ngelolaan dan produksi di beberapa berantasan penyakit-penyakit hewan
peternakan untuk memberikan sumber meliputi:
persediaan ternak yang terjamin mutu-
1. Karantina: Pemisahan hewan-hewan
nya bagi produsen-produsen lainnya.
yang sakit (atau hewan yang diduga
Program berbasis penjaminan mutu
sakit) sehingga risiko penyebaran
memerlukan partisipasi peternak dalam
penyakit ke hewan lainnya yang
mengimplementasikan praktik-praktik
diduga sakit dapat dikurangi. Sering-
yang direkomendasikan untuk mencapai
kali diikuti dengan upaya-upaya
hasil yang terjamin mutunya serta
keamanan lainnya terkait dengan
didukung oleh proses audit untuk
pengendalian lalu lintas hewan,
memastikan kesesuaian dan integritas
kebersihan, dan membasmi kuman.
program. Stok ternak dari peternakan
yang sudah dijamin mutunya memiliki 2. Pemotongan hewan sakit: Dapat
risiko rendah terhadap penyakit tertentu diikuti dengan pemotongan hewan
atau residu kimia, tergantung pada yang berisiko tinggi dalam upaya
program yang dilaksanakan dan level pengendalian penyakit darurat
yang sudah dicapai. (misalnya wabah penyakit mulut dan
kaki di beberapa negara) dan pemus-
Meskipun program berbasis pada kendali
nahan bangkai hewan serta bahan-
mutu tidak begitu signifikan mengurangi
bahan yang terinfeksi lainnya.
p reve l a n s i w i l a y a h a t a u d a m p a k
penyakit atau keadaan yang dikha- 3. V a k s i n a s i : D a p a t m e n g u r a n g i
watirkan, program ini dapat mengurangi penyebaran penyakit selama terjadi-
penyebaran penyakit lebih jauh dengan nya wabah atau sebagai bagian dari
menyediakan sumber persediaan ternak program jangka panjang pemberan-
yang berisiko rendah bagi produsen- tasan penyakit untuk mengurangi
produsen yang ingin menghindari penyebaran infeksi.
penyakit-penyakit yang tidak diinginkan 4. Pengobatan: Administrasi obat-obatan
di peternakan mereka. Tindakan ini juga (antibiotik atau anthelmintik) dapat

100
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

digunakan sebagai bagian dari Program surveilans yang efektif akan


program pengendalian atau untuk mampu menjawab sejumlah pertanyaan-
mengurangi risiko penyakit yang pertanyaan penting yang berhubungan
terjadi. dengan pengendalian penyakit:
5. Pengendalian lalu lintas hewan: a. Apakah kasus terjadinya penyakit
Seringkali dilakukan sebagai bagian bersifat konstan, meningkat, atau
dari upaya karantina untuk mencegah menurun?
penyebaran penyakit. Dapat juga b. Bagaimana perbandingan rata-rata
digunakan secara lebih rutin misalnya kasus terjadinya penyakit yang satu
pengawasan penggembalaan ternak dengan penyakit lainnya?
dalam upaya penatalaksanaan parasit
c. Apakah ada perbedaan pola kondisi
internal atau lalu lintas hewan yang
geografis?
keluar dari daerah berisiko tinggi
dalam waktu tertentu di sepanjang d. Apakah penyakit berdampak pada
tahun untuk menghindari vektor produktifitas dan/atau profitabilitas?
penyakit atau membawa hewan ke e. Apakah ada penyakit yang tidak
dalam ruangan pada malam hari di menjangkiti satu kawanan ternak,
Afrika untuk mengurangi risiko wilayah atau negara tertentu?
terkena penyakit African horse f. Apakah program pengendalian dan
sickness yang dibawa oleh sejenis pemberantasan penyakit memberi
agas malam. dampak yang efektif?
6. Pengendalian vektor dan reservoir S u m b e r d a t a p rog ra m s u r ve i l a n s
penyakit: Penyakit menular dapat meliputi evaluasi klinis, laporan labora-
ditularkan oleh serangga penular torium, data pemeriksaan pemotongan
penyakit atau induk reservoir berbeda hewan, uji tapis, laporan pemilik hewan,
(Nipah virus). Pengendalian vektor dan program uji tapis di peternakan.
dan induk reservoir akan membantu
Program surveilans atau monitoring
pengendalian penyakit.
dapat dikembangkan pada tingkat yang
7. Upaya-upaya keamanan: Upaya-upaya berbeda-beda, tergantung pada tingkat
keamanan meliputi kebersihan, kebutuhan informasi. Beberapa contoh
pembasmian kuman, dan upaya-upaya dijelaskan berikut ini.
pengelolaan lainnya yang dapat
a. Program surveilans untuk usaha ternak
mengurangi penyebaran penyakit.
perseorangan—biasanya mencakup
Dapat dilakukan di tingkat hewan,
monitoring parameter produksi yang
kawanan hewan, peternakan, atau
bersifat ekonomis, seperti angka
wilayah.
kematian, jumlah sel radang yang
Surveilans terkandung di dalam susu dihitung
Istilah surveilans menggambarkan sebagai indikator mastitis, angka
proses aktif suatu data kasus penyakit pertumbuhan, produksi susu, angka
dikumpulkan, dianalisis, dievaluasi, dan kematian, dll.
d i l a p o r k a n ke l e m b a g a - l e m b a g a b. Program surveilans untuk wilayah di
kesehatan hewan yang memiliki tugas dalam suatu negara (kabupaten,
pengendalian penyakit. Biasanya provinsi, negara bagian, dll) meliputi
program surveilans mencakup beberapa pengujian untuk mendeteksi hewan
penyakit dalam satu waktu pelaksanaan atau kawanan hewan yang terjangkiti
program karena banyaknya biaya yang penyakit dan untuk mendukung
harus dikeluarkan.

101
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

pembebasan penyakit di tingkat dilaksanakan dan lebih dapat dipercaya


wilayah. karena konsisten menggunakan iden-
c. Surveilans untuk mengidentifikasi tifikasi hal-hal yang menjadi ciri khas
hewan atau kawanan hewan yang hewan serta sistem identifikasi hewan
tertular penyakit merupakan nasional yang cakap dalam menelusuri
komponen penting dari program pe- lalu lintas hewan ternak dari waktu ke
ngendalian atau pemberantasan waktu. Contoh dari sistem ini adalah
penyakit. Untuk program-program National Livestock Identification System
tersebut, surveilans dapat difokuskan (NLIS) Australia.
pada usaha ternak perseorangan Dalam hal tidak adanya pangkalan data
(misalnya program uji brucellosis atau yang komprehensif terkait lalu lintas
pemberantasan bovine tuberculosis) hewan, penelusuran tergantung pada
atau program-program untuk rumah wawancara dengan pemilik hewan yang
potong, atau bisa juga menggunakan tertular atau terkena penyakit untuk
sampel-sampel agregat, seperti susu mengidentifikasi hewan atau lalu lintas
dalam jumlah besar atau kumpulan lainnya yang berpotensi telah menye-
kotoran ternak, atau dapat juga barkan penyakit. Investigasi juga dapat
menggunakan sampel yang bukan dari mencakup diskusi dan penelaahan
peternakan seperti pabrik susu atau catatan dari agen-agen hewan ternak,
rumah potong (misalnya, pemeriksaan pusat persediaan hewan ternak untuk
susu untuk mengidentifikasi brucel- dijual, tempat pengolahan susu, dan
losis yang menulari kawanan ternak). rumah potong.
Apabila hewan atau peternakan yang Penelusuran yang efektif juga dapat
tertular penyakit telah diidentifikasi, menghabiskan sumber daya dalam
langkah selanjutnya adalah menggu- jumlah yang besar baik untuk identifikasi
nakan satu atau lebih cara yang dibahas lalu lintas ke dan dari peternakan yang
berikut ini. telah tertular penyakit, dan juga
Penelusuran identifikasi serta investigasi lanjutan
terkait sumber atau tujuan properti.
Penelusuran lalu lintas hewan ternak
Namun demikian, penelaahan dari
merupakan salah satu cara penting untuk
catatan-catatan yang ditelusuri dapat
mendeteksi kawanan hewan yang
membantu memahami epidemiologi dan
tertular penyakit. Untuk tujuan pengen-
distribusi penyakit selama terjadinya
dalian penyakit, penelusuran biasanya
wabah.
mencakup hal seperti identifikasi
peternakan yang tertular penyakit Mengurangi Jumlah Induk yang Tertular
melalui penelusuran lalu lintas hewan Penyakit
yang tertular atau terkena penyakit. 1. Pemotongan
Pengujian lanjutan biasanya dilakukan Pemotongan satu ekor hewan atau
terhadap peternakan yang telah hewan-hewan yang terkena kontak
diidentifikasi menetapkan status pe- atau juga keseluruhan kawanan hewan
nularan penyakit mereka. Apabila status yang tertular penyakit bisa dijadikan
penularan penyakit di peternakan tidak pilihan, tergantung pada sifat penyakit
dapat ditetapkan sesegera mungkin, dan program yang dilakukan.
harus dilakukan upaya karantina hingga Pemotongan hewan dan kawanan
situasi tersebut dapat diatasi. hewan ternak yang tertular penyakit
Kegiatan penelusuran lebih mudah berdampak cepat terhadap pengu-

102
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

rangan jumlah hewan yang tertular pada program pemberantasan


penyakit di dalam suatu populasi dan brucellosis dan tuberculosis di
m e n g u r a n g i ke s e m p a t a n u n t u k Australia).
penyebaran penyakit secara signi- d. Pemotongan atau pengafkiran
fikan. hewan ternak perseorangan juga
Namun, apabila hewan ternak tidak dapat dilakukan pada keadaan yang
diselamatkan dengan proses pemo- tidak darurat sebagai bagian dari
tongan secara normal, hal ini akan program sukarela atau program
menghabiskan biaya yang cukup yang diatur dengan undang-undang
signifikan khususnya untuk mende- khususnya untuk beberapa
teksi hewan-hewan yang tertular penyakit (misalnya penyakit kaki
penyakit dan biaya untuk kompensasi busuk atau ovine brucellosis pada
dan pemusnahan hewan yang tertular domba dan chronic mastitis pada
penyakit. sapi perah).
Pemotongan stok dapat dilakukan Pengobatan Hewan Ternak
dengan beberapa cara, tergantung Apabila memungkinkan, pengobatan
pada jenis dan skala program: (therapeutik atau preventif) dapat
a. Pemusnahan sesegera mungkin dilakukan untuk mengobati hewan yang
hewan-hewan yang terjangkit/ terinfeksi atau terpapar penyakit serta
terpapar penyakit pada keadaan untuk mengurangi prevelansi. Misalnya,
darurat seperti respons terhadap persiapan antibiotik dapat digunakan
wabah penyakit eksotik (misalnya, untuk mengobati kasus-kasus mastitis
program pemberantasan penyakit dan persiapan disinfeksi dapat diguna-
mulut dan kaki dan penyakit sapi kan untuk mencegah terjadinya infeksi
gila). baru.
b. Program teknik uji dan bila positif
dilakukan potong bersyarat biasa-
nya dilakukan di masa lalu untuk
memberantas penyakit-penyakit
tertentu (bovine brucellosis dan
tuberculosis di Australia). Dalam
kasus ini, hewan-hewan diuji dan
hanya yang diperkirakan positif
terjangkit penyakit yang akan
dipotong.
c. Depopulasi kawanan ternak dapat
dilakukan pada keadaan yang
sangat ekstrem atau untuk per-
masalahan terkait dengan kawanan
ternak di mana program pemberan-
Gambar 7.2 Pengobatan Ternak Sakit
tasan dengan menggunakan Sumber: dokumen pribadi
metode lain gagal (misalnya, Kegiatan Pendukung
penyakit mulut dan kaki, penyakit
1. Komunikasi, Pendidikan, dan Pelatihan
sapi gila di Inggris; bovine
tuberculosis dan brucellosis pada Dukungan produsen dan masyarakat
kawanan ternak seperti yang terjadi umum terhadap program dan kepatuhan

103
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

produsen dengan persyaratan program penyakit. Pendekatan penilaian risiko


yang harus diikuti merupakan suatu hal memungkinkan pemahaman menyelu-
penting untuk memastikan keberhasilan ruh tentang epidemiologi penyakit,
p ro g r a m . Ta n p a a d a n y a p ro g r a m sehingga risiko sesungguhnya terkait
pendidikan dan komunikasi yang efektif, dengan pilihan-pilihan yang bisa
dukungan produsen di level yang lebih dilakukan dapat dievaluasi dan
t i n g g i d a n k h u s u s n y a ke p a t u h a n dikomunikasikan secara tepat. Juga
produsen tidak mungkin dapat dicapai. penting untuk dicatat bahwa di dalam
Pesan program haruslah sederhana dan terminologi analisis risiko, risiko
konsisten, dan pada banyak kasus meliputi unsur-unsur yang berhubungan
diperlukan upaya yang lebih substansial dengan kejadian penyakit dan konse-
untuk merubah sikap peternak dan kuensi-konsekuensi yang mungkin
penyuluh peternakan mereka dalam terjadi. Sebaliknya, definisi risiko
upaya pengendalian penyakit dan terkait b e rd a s a r ka n e p i d e m i o l og i h a n y a
dengan tindakan-tindakan mereka berhubungan dengan kejadian penyakit
dalam menangani risiko penyakit. saja.
Pendidikan dan pelatihan juga Meningkatnya perubahan untuk meng-
m e r u p a ka n u n s u r p e n t i n g, u n t u k gunakan pendekatan berbasis risiko dan
memberikan informasi dan pendidikan program pengendalian yang dilakukan
bagi peternak dan penyuluh peternakan secara sukarela secara kebetulan
mereka terkait aspek-aspek teknis bersamaan dengan menurunnya belanja
penyakit dan program. pemerintah terkait dengan pengen-
Perubahan dari program yang diatur dalian penyakit dan meningkatnya
dengan undang-undang ke program ketergantungan pada industri peter-
sukarela sangat penting sehingga nakan untuk mendanai dan mengelola
peternak secara sukarela mau mengubah program dengan hanya sedikit input dari
praktik-praktik yang biasa mereka pemerintah.
lakukan untuk mengurangi risiko 3. Analisis Ekonomi
penyakit dengan menggunakan dana
Analisis biaya manfaat dalam menen-
mereka sendiri untuk jangka pendek.
tukan apakah program memberi manfaat
2. Penilaian Risiko penting untuk dilakukan, selain itu,
Program pengendalian penyakit secara setiap program juga perlu dilakukan
tradisional tergantung pada manajemen analisis ekonomi. Analisis-analisis ini
karantina dan pengendalian lalu lintas harus diarahkan untuk menentukan
untuk membatasi penyebaran penyakit apakah pencapaian tujuan program
dengan asumsi bahwa tindakan-tinda- masih dapat dicapai secara ekonomis,
kan tersebut dilakukan secara efektif. juga untuk menentukan pilihan-pilihan
Pengendalian lalu lintas biasanya program pengendalian yang dapat
didasarkan pada pendekatan risiko dilakukan dengan biaya yang paling
untuk mencegah penyebaran infeksi. ekonomis dan efektif.
Dengan upaya untuk dapat melakukan 4. Identifikasi Hewan
program-program yang lebih bersifat Identifikasi hewan berdasarkan asalnya
sukarela, dan karena tidak ada kebijakan (atau asal kelahirannya) merupakan
tanpa risiko, penilaian risiko menjadi komponen penting dari program survei-
aspek penting dari suatu program lans yang efektif untuk mendeteksi
pengendalian dan pemberantasan kelompok ternak yang tertular penyakit.

104
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Misalnya, pemeriksaan rumah potong Tantangan untuk merancang program


domba dewasa merupakan bagian kesehatan hewan adalah bagaimana
penting dari program surveilans penya- mengkombinasikan semua unsur agar
kit ovine johnes di Australia. Sistem dapat menghasilkan efektivitas biaya
identifikasi kelompok ternak Australia untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
memungkinkan dilakukannya penelu- Kegiatan kegiatan utama dalam pe-
suran cepat asal domba yang telah rencanaan dan rancangan program
diperiksa tersebut sehingga dapat kesehatan hewan regional yang sesuai
diketahui status kesehatannya apakah meliputi:
positif atau negatif.
a. Bagaimana situasi terkini (seberapa
Riwayat pemeriksaan dapat dibuat untuk umum penyakit tersebut, masukan,
setiap kelompok ternak dan wilayah dan alat-alat yang tersedia, dll)?
sehingga akan memberikan tingkat
b. Seperti apakah situasi yang di-
jaminan yang lebih baik untuk kelompok
harapkan?
ternak dan wilayan dengan risiko rendah
dan akan memungkinkan dilakukan c. Apakah program pendekatan yang
estimasi dan monitoring prevelansi tepat?
kelompok ternak berbasis wilayah. d. Apakah program yang dilakukan ini
Saat ini banyak negara telah memiliki akan berhasil?
sistem identifikasi sapi dan passport e. Apakah program yang diusulkan akan
untuk mendukung kemampuan penelu- menjadi program sukarela atau yang
suran hewan dan produk apabila wabah diatur dengan undang-undang?
penyakit sapi gila muncul. f. Alat pengendalian apa yang tersedia
Identifikasi hewan di tempat asal dan dapat digunakan di dalam pro-
penting untuk dilakukan baik di rumah gram yang dapat mengefektifkan hal-
p o t o n g a t a u h ew a n u n t u k d i j u a l hal yang menjadi fokus program?
antarpeternakan, untuk mendukung g. Sumber daya apakah yang tersedia
penelusuran cepat dari lalu lintas hewan untuk melaksanakan program?
pada kasus-kasus terjadinya wabah
h. Apakah program yang diusulkan akan
penyakit darurat, seperti penyakit mulut
berhasil dilaksanakan?
dan kaki atau penyakit sapi gila atau
kejadian-kejadian residu kimia. i. Siapa penerima manfaat utama dari
program ini?
Identifikasi hewan secara permanen di
peternakan juga merupakan suatu cara j. Bagaimana program akan didanai?
penting dan berguna pada setiap pro- k. Bagaimana program akan dikelola?
gram yang tergantung pada pengujian Pada sebagian besar kasus, setiap pro-
dan pemeriksaan hewan. Identifikasi gram terdiri atas satu atau beberapa
hewan yang dilakukan secara khusus strategi yang dibahas di atas. Apabila
memungkinkan hewan yang perlu program dan strategi yang sesuai telah
tindakan lebih lanjut (seperti peng- diidentifikasi dan cara penerapannya
afkiran atau pengobatan) untuk me- telah ditetapkan, maka rencana bisnis
mudahkan diidentifikasi untuk tindakan dan operasional program secara ter-
tersebut sebagaimana diperlukan. perinci dapat disusun.
D. MELAKSANAKAN PROGRAM PENCEGAHAN Rencana program menjelaskan tentang
PENYAKIT MENULAR manajemen dan operasi program dan
1. Merancang Program Kesehatan Ternak harus mencakup:

105
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

a. Mendefinisikan tujuan atau sasaran ditinjau secara reguler, pemangku


program secara keseluruhan; kepentingan tidak akan mengetahui
b. Mengidentifikasi sasaran khusus, per- apakah program berhasil atau tidak. Oleh
kembangan yang dapat diukur dan karenanya, pemantauan terhadap
dilaporkan; kinerja program yang sedang dilakukan
dan peninjauan kembali pencapaian-
c. Memberikan penjelasan lengkap
pencapaian berdasarkan sasaran dan
tentang bagaimana program akan
tujuan yang telah ditetapkan penting
dikelola;
bagi setiap program kesehatan hewan.
d. Mendefinisikan peran dan tanggung
Penting untuk memantau kinerja baik
jawab organisasi dan personil inti yang
secara finansial maupun berdasarkan
ikut serta dalam program;
sasaran-sasaran kesehatan hewan yang
e. Memasukkan anggaran rinci dan ingin dicapai. Sebuah program dapat
sumber-sumber pendanaan program; dijalankan dengan sangat efisien dalam
f. Mengidentifikasi peraturan dan hal keuangannya dan tetap bagus dalam
undang-undang yang diperlukan atau hal anggarannya, namun gagal mencapai
tersedia untuk mendukung program; sasaran-sasaran kesehatan hewan, dan
g. Mengidentifikasi sumber daya yang sebaliknya, bisa saja menunjukkan
diperlukan untuk mengimplemen- kegagalan program secara signifikan.
tasikan program dan dari mana sumber Sebagai bagian dari proses perencanaan,
daya tersebut berasal; harus dilakukan kembali peninjauan
h. Mendefinisikan acuan waktu, sasaran, terhadap perkembangan sasaran yang
dan proses monitoring untuk meng- ingin dicapai. Apabila pada tahap
evaluasi perkembangan program; dan peninjauan kembali sasaran program
belum dapat dicapai, hal ini harus
i. Memberikan poin-poin dan kriteria
menjadi pemicu respons untuk meng-
keputusan untuk keputusan penting
identifikasi mengapa sasaran-sasaran ini
seperti apakah program akan dilan-
tidak dapat dicapai, dan selanjutnya agar
jutkan, diubah, atau ditinggalkan.
dapat dilakukan tindakan untuk mengo-
Pada beberapa kasus, suatu perencanaan reksi kekurangan-kekurangan ini. Pada
program dapat dibagi menjadi rencana beberapa kasus, rencana bisnis atau
bisnis yang mencakup tujuan-tujuan rencana operasional serta anggaran
yang lebih luas, manajemen, tanggung mungkin harus ditinjau kembali dan
jawab, dan pendanaan; dan yang lainnya mungkin harus diubah. Pada beberapa
adalah rencana operasional (biasanya kasus berat perombakan program secara
ditinjau secara tahunan) yang memberi- menyeluruh mungkin perlu dilakukan.
kan rincian program tentang sasaran
Penyakit hewan memiliki dampak yang
khusus, sumber daya, dan kegiatan
beragam dan dapat dipresentasikan
operasional sehari-hari.
dengan istilah ekonomi yang berbeda-
2. Pemantauan Kinerja Program Kesehatan beda. Para ekonom menggunakan unit
Ternak moneter (dolar) untuk menginforma-
Keberhasilan suatu program kesehatan sikan pengambilan keputusan yang
hewan sangat bervariasi, tergantung rasional tentang alokasi sumber daya
pada faktor-faktor yang telah dijelaskan yang sukar didapat dan di antara pilihat
s e b e l u m n y a . N a m u n , j i ka k i n e r j a yang bersaing. Para ekonom biasanya
program tidak dimonitor dan tidak memfokuskan pada penggunaan sumber

106
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

daya (masukan) yang pada gilirannya Penyakit tetelo adalah penyakit ayam yang
akan menghasilkan barang (keluaran). bisa mematikan. Berikut adalah obat tradisio-
Keluaran ini kemudian menghasilkan nal yang bisa digunakan untuk mencegah
beberapa bentuk manfaat untuk manusia penyakit tetelo.
melalui pasar (produk yang digunakan Bahan baku:
atau dibeli konsumen).
Daun papaya
Analisis ekonomi bisa saja rumit dan sulit
Temuireng/temulawak
untuk dipahami karena merefleksikan
kerumitan sistem produksi hewan dan Kulit bawang putih
kesulitan dalam menggambarkan dan Kulit bawang merah
menilai dampak-dampak yang berpo- Daun teh
tensi terjadi di peternakan dan tingkat
Daun salam
nasional.
Daun singkong
Data yang Diperlukan untuk Evaluasi
Ekonomi Cara pembuatan:
Untuk melakukan analisis ekonomi Semua bahan diiris tipis-tipis, masukkan ke
untuk membandingkan opsi-opsi dalam panci berisi air, rebus sampai mendidih.
pengendalian dan pemberantasan, ad- Setelah mendidih, matikan kompor, dan
alah penting untuk mengumpulkan diamkan ramuan ini beberapa saat sampai
serangkaian data dan informasi yang suhunya menjadi hangat-hangat kuku. Air
meliputi: rebusan disaring. Ampasnya jangan dibuang,
karena masih bisa digunakan untuk campuran
a. Sistem produksi ternak atau sistem
pakan basah pada itik/ayam, atau dikeringkan
(jika ada beberapa sistem berbeda)
untuk dicampur dengan voer burung. Ampas ini
secara rinci yang mampu memberikan
juga dapat membantu mencegah burung dari
gambaran tentang produksi dengan
berbagai penyakit akibat virus dan bakteri,
atau tanpa penyakit. Biasanya akan
termasuk tetelo dan flu burung.
membutuhkan beberapa contoh untuk
memberikan simulasi tentang sistem Cara pakai:
produksi (jumlah bibit betina, jumlah Untuk burung yang biasa dipegang, air
yang hamil, jumlah anak sapi yang rebusan ini bisa diteteskan langsung ke paruh
lahir, angka kerugian tahunan, jumlah burung, dengan dosis 2 sendok makan (sekitar
yang mati, dll). 5 ml atau 5 cc). Untuk burung yang belum
b. Kasus dan dampak penyakit pada terbiasa dipegang, 1 bagian air rebusan bisa
sistem produksi ternak (dampak mort- dicampurkan ke dalam 3—4 bagian air minum.
alitas, morbiditas, produksi) dan Menjelang pancaroba atau pergantian musim
faktor-faktor di luar sistem produksi. (Oktober—November dan April—Mei), ramuan
ini bisa berikan setiap 2—3 hari sekali. Di luar
c. Tindakan pengendalian yang mungkin
musim pancaroba, pemberian cukup 1 minggu
dilakukan termasuk dampaknya pada
sekali.
kasus penyakit, produksi ternak, dan
harga pasar. Sumber:
d. Rincian biaya yang berhubungan http://ragamcarabeternak.blogspot.com/20
dengan pelaksanaan opsi-opsi pe- 1 4 / 0 3 /ca ra - m e m b u a t - r e s e p - o b a t -
ngendalian yang berbeda-beda. tradisional.html

107
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Setelah Anda mempelajari materi tentang d. Lakukan penyemprotan pada semua bagian
mengevaluasi program pencegahan penyakit kandang
infectious pada ternak, maka untuk mening- e. Buatlah laporan dengan teliti
katkan pemahaman Anda tentang materi
tersebut, laksanakan tugas secara individu
dengan memilih salah satu tugas yang tertera
di bawah ini.
1. Buat makalah tentang tentang evaluasi Vaksinasi adalah mikroorganisme yang
dilemahkan dan apabila diberikan pada hewan
program pencegahan penyakit infectious di
peternakan ayam petelur. tidak akan menimbulkan penyakit. Mikro-
organisme tersebut justru merangsang pem-
2. Buatlah program pencegahan penyakit di bentukan antibodi (zat antikebal) yang sesuai
peternakan sapi potong dengan jenis vaksinnya. Tujuan vaksinasi
3. Buatlah makalah tentang kelayakan program
adalah membuat ayam mempunyai kekebalan
kesehatan di peternakan sapi perah yang tinggi terhadap satu penyakit tertentu.
4. Buatlah langkah kerja program pence-gahan Biosekuriti merupakan praktik manajemen
penyakit infectious di peternakan ayam dengan mengurangi potensi transmisi perkem-
pedaging bangan organisme seperti virus AI dalam
menyerang hewan dan manusia. Biosekuriti
terdiri dari dua elemen penting yaitu bio-
praktik kontaimen dan bio-ekslusi. Bio-kontaimen
adalah pencegahan terhadap datangnya virus
LEMBAR KERJA SISWA terinfeksi dan bio-ekslusi adalah menjaga
Judul : Sanitasi Kandang supaya virus yang ada tidak keluar atau
Tujuan : Peserta diklat dapat melakukan menyebar.
sanitasi kandang dengan benar. Program pengendalian penyakit ada dua, yaitu:
Alat dan bahan : 1. Program pencegahan penyakit dan kontrol
a. Disinfektan (KMnO4) ternak di kandang
b. Air 2. Program pencegahan penyakit dan kontrol
ternak di ranch
c. Ember
Program Pencegahan dan Pengendalian
d. Sprayer Penyakit
Pada suatu usaha peternakan, program pence-
Keselamatan kerja: gahan, dan penanggulangan penyakit yang
a. Gunakan baju lapangan dapat dilakukan adalah:
b. Masker 1. Pemeliharaan kesehatan ternak
c. Sarung tangan 2. Pencegahan penyakit menular ternak
d. Hati-hati dalam bekerja 3. Pengendalian penyakit ternak
4. Pembangunan rumah potong hewan dan
Langkah kerja: unggas
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 5. Pengawasan dan Peningkatan mutu pangan
produk asal ternak.
b. Hitunglah kebutuhan KMnO4 yang di-
butuhkan Strategi yang Digunakan untuk Pengendalian
Penyakit
c. Larutkan disinfektan dengan benar

108
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Strategi utama pengendalian dan pemberan-


tasan penyakit-penyakit hewan:
1. Karantina
2. Pemotongan hewan sakit
3. Vaksinasi
4. Pengobatan
5. Pengendalian lalu lintas hewan
6. Pengendalian vektor dan reservoir penyakit
7. Upaya-upaya keamanan

penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Bagaimana cara mencegah penyakit
infeksi?
2. Sebutkan faktor-faktor keberhasilan
vaksinasi pada ternak!
3. Jelaskan pengertian biosecurity!
4. Sebutkan contoh tindakan biosecurity!
5. Apakah tujuan isolasi ternak sakit?

109
BAB 8
MENGEVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN
PENYAKIT NON-INFECTIUS PADA TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang mengevaluasi program pencegahan
penyakit non-infectious pada ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak),
Peserta diklat mampu menjelaskan karakteristik program pencegahan
penyakit tidak menular dengan benar.
2. Setelah mempelajari materi tentang mengevaluasi program pencegahan
penyakit non-infectious pada ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak),
peserta diklat mampu menilai kelayakan program pencegahan penyakit
tidak menular dengan tepat.
3. Setelah melakukan pencegahan penyakit non-infectious pada ternak,
peserta diklat mampu membuat program pencegahan penyakit tidak
menular dengan tepat.
4. Setelah melakukan pencegahan penyakit non-infectious pada ternak,
peserta diklat mampu melaksanakan program pencegahan penyakit tidak
menular dengan baik.

Karakteristik program
pencegahan penyakit noninfeksi A.Kesehatan ternak

Menilai kelayakan program Penyakit noninfectious


Mengevaluasi program pencegahan penyakit infeksi pada ternak
pencegahan penyakit
non-infectious pada ternak Membuat program Program Pencegahan
pencegahan penyakit infeksi Penyakit non-infectius

Melaksanakan program
Kelayakan program kesehatan
pencegahan penyakit menular

Penyakit noninfeksi, program pencegahan penyakit, pengendalian penyakit

110
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. MENJELASKAN KARAKTERISTIK PROGRAM oleh dekalsifikasi sebagian tulang


PENCEGAHAN PENYAKIT NONINFEKSI sehingga mengakibatkan tulang
Kesehatan Ternak menjadi lunak dan rapuh. Keracunan
bisa juga disebabkan oleh bahan-
1. Agen-Agen Penyebab Penyakit
bahan anorganik, seperti H2S ,NH3,
Agen penyakit pada ternak dapat CH4, merkaptan, dan lain-lain. Bahan-
dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, bahan tersebut sebagai kontaminan
yaitu: yang dibebaskan dari kotoran ternak.
a. penyebab fisik; Amoniak memiliki arti penting pada
b. penyebab kimiawi; dan peternakan ayam karena gas tersebut
tersebar luas di peternakan dan
c. penyebab biologis.
memberikan andil yang cukup besar
Penyebab penyakit akibat kimiawi dalam mempengaruhi kesehatan
maupun fisik merupakan penyakit yang ternak maupun dan manusia.
bersifat tidak menular (noninfeksius),
Rumah Potong Hewan (RPH) juga
sedangkan sebaliknya penyakit akibat
merupakan sumber pencemaran,
biologis merupakan penyakit yang
karena biasanya isi saluran pencer-
bersifat menular (infeksius). Di sini, yang
naan atau feses dan bahan-bahan lain
akan kita pelajari adalah penyakit yang
berupa sisa daging, lemak, dan darah
bersifat tidak menular.
yang dibuang langsung ke sungai.
a. Penyebab Fisik Limbah tersebut mengandung N, P, dan
Penyakit ternak yang disebabkan oleh K serta kontaminan biologis yang
agen fisik antara lain luka akibat berupa bakteri, jamur, virus, dan
benturan atau terjatuh karena lantai parasit yang merupakan sumber
kandang yang licin pada sapi. infeksi yang bisa menular ke ternak
Penanganan kasar oleh anak kandang lain dan banyak di antaranya bisa
sering kali menyebabkan luka-luka menyerang manusia.
pada tubuh ternak. B. MENILAI PROGRAM KELAYAKAN PROGRAM
b. Penyebab Kimiawi PENCEGAHAN PENYAKIT NONINFEKSIUS
PADA TERNAK
Penyakit yang disebabkan oleh agen
penyakit yang bersifat kimiawi Penyakit Noninfeksius Ternak
antara lain penyakit defisiensi dan Berikut merupakan contoh penyakit
keracunan. Penyakit defisiensi akibat kimiawi maupun fisik yang bersifat
mineral, seperti kalsium menyebab- tidak menular (noninfeksius).
kan pertumbuhan terhambat, 1. Indigesti Rumen Sarat (asidosis rumen)
konsumsi pakan turun, laju metabolik
Etiologi
basal meningkat, aktivitas menurun
dan osteoporosis. Defisiensi vitamin, Gangguan ini disebabkan karena sapi-
misalnya sapi memakan bahan makanan pe-
nguat yang kaya akan karbohidrat
vitamin D menyebabkan rachitis,
secara berlebihan. Selain itu juga karena
terutama pada hewan muda dan
kesalahan pengelolaan pakan, sapi-sapi
osteomalasia padaternak yang sudah
yang terdiri atas berbagai umur yang
sempurna tulangnya, namun diberi
dicampur dan mendapatkan jenis
pakan dengan kadar vitamin D yang
konsentrat yang sama, sapi yang lebih
kurang dari kebutuhan Osteomalasia
kuat akan mendapat porsi jauh lebih
adalah suatu keadaan yang ditandai

111
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

banyak daripada yang lemah. Karena menarik cairan dari jaringan lain, dalam
terlalu banyak memakan konsentrat waktu beberapa hari juga akan keku-
yang terlalu tinggi karbohidratnya, rangan cairan, dengan akibat lebih lanjut
seekor sapi dapat menderita asidosis rumen jadi sarat berisikan ingesta yang
rumen. Kejadian rumen sarat banyak kering.
ditemui di lapangan dan terjadi karena Selanjutnya karena penurunan aliran
kondisi hewan yang jelek dengan darah pada dinding rumen dan retiku-
kualitas pakan yang kurang bermutu, lum, oleh karena meregangnya jaringan,
yang kebanyakan terdiri atas serat kasar tonusnya pun akan menurun, sel
(jerami). kekurangan nutrisi, hingga selaput lendir
Patogenesis akan mengalami kematian (nekrobiosis)
Dalam keadaan normal, hasil pencernaan (Subronto, 2003).
karbohidrat berupa asam lemak berantai Gejala Klinis
pendek. Asam cuka (60—65%) dan Gejala indigesti bentuk ini dimulai
asam susu atau laktat yang jumlahnya dengan adanya rasa sakit pada daerah
kurang dari 20% mg. Asam lain yang abdomen. Hewan tampak lesu dan malas
jumlahnya sedikit adalah asam semut, bergerak, nafsu makan dan minum
valerat, kaproat, dan suksinat. Karena hilang. Rumen mengalami distensi ke
pergantian susunan pakan, dari susunan arah lateral maupun medial. Hewan
berimbang ke susunan yang kaya akan juga selalu mengalami dehidrasi berat
karbohidrat, bakteri-bakteri gram yang ditandai dengan keringnya cermin
coccosbovis berkembang biak dengan hidung, kulit dan bulu tampak kering,
cepat, dan kemudian digantikan oleh serta bola mata yang tenggelam di
bakteri Lactobacillus. Bakteri ini akan d a l a m ro n g g a m a t a . T i n j a h a n y a
menghasilkan asam susu yang berle- terbentuk sedikit, konsistensinya lunak
bihan, sampai 20%, hingga mampu seperti pasta, bercampur lendir, dan
menurunkan derajat keasaman normal berwarna gelap dengan bau yang
(pH 6—7) menjadi asam sekitar pH 4. menusuk Oleh adanya asam yang
Pada saat yang sama histamin juga berlebihan asidosis akan menyebab-
diproduksikan sebagai hasil dekar- kan kenaikan frekuensi pernapasan.
boksilasi histidin. Meningkatnya asam Kebanyakan kasus diikuti dengan
susu yang berlebihan mengakibatkan kelemahan jantung kompensatorik,
kenaikan kadar asam di dalam darah, dengan pulsus piliformis yang frekuen-
sehingga terjadi asidosis. Produksi sinya sekitar 120—140 kali/menit.
histamin juga akan diserap oleh darah
Karena dehidrasi yang berat, urine yang
hingga menyebabkan toksemia. Pada
terbentuk dan dikeluarkan sangat sedikit
derajat keasaman (pH) 5,5 sehingga
bahkan bisa terjadi anuria.
dinding rumen jadi mudah mengalami
lesi, yang selanjutnya merupakan pintu Terapi
bagi bakteri patogen masuk ke jaringan 2. Indigesti Sederhana atau Simpleks
lain melalui aliran darah. Sebagai akibat Pada gangguan yang bersifat awal, dapat
matinya bakteri-bakteri yang tidak diberikan larutan magnesium sulfat atau
tahan asam, produksi vitamin B1 juga sodium sulfat 1—2 kali. Antihistamin,
menurun. seperti DelladrylR sebanyak 10—15 ml
Rumen yang pada awal kejadian indigesti secara suntikan. Pemberian antibiotik
berisikan cairan yang cukup karena secara oral, misalnya penisilin untuk

112
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

mengurangi jumlah Lactobacillus diikuti dengan penurunan frekuensi


dengan dosis 10 juta unit untuk sapi, gerak dan tonus rumen. Pada palpasi,
kemudian diulang 12 jam kemudian rumen terasa ingesta lunak tapi tidak
(Subronto, 2003). mencapai median dari rumen.
Pada penderita yang mengalami dehi- Pembesaran rumen tidak terlalu
drasi, dilakukan penggantian cairan yang berarti (Subronto, 2003). Pada umum-
hilang, jumlahnya sesuai dengan nya, frekuensi pernafasan dan pulsus
derajat dehidrasi. Untuk mengurangi masih dalam batas normalnya. Feses
asidosis dapat diberikan larutan sodium yang dikeluarkan biasanya hanya
bikarbonat 2,5% sebanyak 500 ml sedikit berlendir dan berwarna gelap
secara intravena perlahan-lahan untuk dengan konsistensi lunak.
menghindari alkaliemia, atau Diagnosis
pemberian soda roti 250 gram peroral 2
Penentuan diagnosis harus didasarkan
kali/hari (Subronto, 2003).
pada data-data di atas. Dalam diagnosis
Indigest sederhana merupakan gang- banding perlu diperbandingkan dengan
guan sindrom pencernaan yang berasal ketosis, retikulo peritonitis traumatika,
dari rumen atau reticulum, ditandai oleh dan dysplasia abomasa. Pada ketosis
hilangnya gerak rumen atau lemahnya biasanya terjadi dalam waktu dua bulan
tonus rumen hingga ingesta tertimbun pertama setelah kelahiran dan disertai
di dalamnya dan serta juga ditandai dengan kenaikan mencolok dari benda-
dengan konstipasi. benda keton dalam darah dan kemihnya.
Etiologi Pada retikulo peritonitis traumatika
Menurut Subronto (2003), kebanyakan gejala klinis yang ditemukan bersifat
kasus terjadi akibat perubahan pakan menonjol. Gambaran darahnya menun-
yang mendadak, terutama pada hewan jukkan adanya perubahan radang akut.
muda yang mulai menyesuaikan diri Terapi
untuk diberikan dengan baik akan Umumnya dapat sembuh dengan
tertimbun di dalam rumen, yang secara sendirinya, pemberian makanan penguat
reflektoris mendorong rumen untuk atau makanan kasar hendaknya dihen-
berkontraksi berlebihan. Akibat hal tikan sementara. Air minum yang ditam-
tersebut, maka akan terbentuk asam bahi garam harus diberikan secara ad
laktat secara berlebihan yang kemudian libitum. Untuk pengobatan dapat pula
menyebabkan gerakan rumen menjadi obat parasimpatomimetik seperti
melemah. Dalam keadaan stasis rumen, carbamyl-cholinedengan dosis 2—4 ml,
pembentukan asam lemak volatile disuntikkan subcutan pada sapi dan
menjadi terhalang. Karena asam lemak kerbau dewasa untuk merangsang gerak
tersebut diperlukan sebagai pemben- rumen. Secara oral, preparat magnesium
tukan air susu, dalam keadaan stasis sulfat atau sodium sulfat, dengan dosis
rumen maka produksi susu akan menu- 100—400 gram dapat diberikan dengan
run. aman.
Gejala Klinis 3. Milk fever
Penderita tampak lesu dan malas Penyakit ini umumnya terjadi pada sapi
bergerak, nafsu makan hilang, sedang- perah. Kalsium esensial untuk
kan nafsu untuk minum meningkat. Pada hematologi, kontraksi otot, dan meta-
awalnya, frekuensi gerak rumen bolisme tulang
meningkat selama beberapa jam dan

113
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Etiologi diberikan kalsium buroglukonat 23%


Kadar kalsium darah di bawah normal sebanyak 50—500 ml. Pencegahan
(<7 mg/dl). Faktor karena produksi susu dengan memberikan diet rendah
tinggi, ternak berusia tua, manajemen kalsium saat masa kering setidaknya
pakan masa kering kurang baik. Pada seminggu sebelum partus. Pemberian
domba umumnya terjadi pada akhir vitamin D3 menjelang partus.
kebuntingan, sedangkan pada kambing 4. Grass Tetany
terjadi sebelum partus sebagaimana L a c t a t i o n t e t a n y, h i p o m a g n e s i a .
pada domba atau pascapartus terutama Penyakit ini berkaitan dengan mag-
pada kambing perah yang berproduksi nesium esensial dalam metabolisme,
tinggi. saraf, dan muskulus.
Gejala Klinis Etiologi
Stadium awal (stadium eksitasi) hewan Kadar mg darah di bawah normal
tampak kaku, tidak bergerak, anoreksia. (<1,5mg/dl). Output dan input
Gejala ini umumnya tidak begitu magnesium tidak seimbang. Kadar
tampak karena berlangsung sangat kalium rumen meningkat akibat
singkat. Stadium dua (stadium sternal) defisiensi natrium (garam). Absorbsi
hewan tidak mampu berdiri, namun mg menurun bila intake kalium mening-
masih rebah sternal. Depresi, kat.
anoreksia, cuping hidung kering, suhu
Gejala Klinis
sub normal, ekstremitas dingin.
Stadium tiga (stadium terminal) hewan Gejala yang terlihat adalah kematian
rebah lateral, lethargi, takikardia mendadak tanpa gejala terutama pada
(120/menit), pulsus tidak terdeteksi, sapi yang di kandang. Mulut dan hidung
bloat. Kesadaran mulai hilang, tidak berbuih. Hewan menunjukkan gejala
responsif terhadap rangsangan, koma. saraf, jalan kaku, gallop, melenguh keras
Gejala pada domba biasanya ambruk, sebelum rebah dan tidak bisa bangkit
paralisis. Namun, kadang juga lagi. Tidak respons terhadap rang-
ditemukan tremor dan tetani. Rebah sangan (sinar, suara, sentuhan), kejang,
sternal sebagaimana terjadi pada sapi tetany, menendang, tidak mampu
jarang ditemui pada domba. Gejala pada mengerakkan kaki selama 3—4 hari.
kambing mirip seperti pada domba. Diagnosis
Terapi Produksi susu rendah akibat stres
Sapi sebaiknya diposisikan rebah lingkungan, kadar mg hijauan yang
sternal. Berikan preparat kalsium kurang (muda), perubahan pakan kering
seperti kalsium glukonat 23% 500 ml ke hijauan muda.
intravena. Pemberian kalsium sebaiknya Terapi
secara perlahan dan periksa denyut Pengobatan: Injeksi 1,62,7 mg borog-
jantung secara teratur. Bila terapi lukonas, garam klorid, atau hipofosfit.
berhasil, maka sapi biasanya akan Kombinasikan dengan kalsium. 0,04
eruktasi, urinasi, defekasi dan ml/menit/kg 25% larutan mg (0,025
berusaha bangun atau berdiri. g/ml). Oral magnesium untuk
Biasanya dalam 30 menit setelah pencegahan.
terapi hewan akan berdiri. Bila perlu
5. Alkalosis Rumen Etiologi
pemberian kalsium diulangi dalam 12
jam. Pada domba atau kambing dapat Etiologi

114
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Karena diakibatkan oleh penggantian biasanya muncul tidak bersifat terus-


pakan dengan senyawa penghasil menerus. Pernapasan dangkal dan
nitrogen dari senyawa nonprotein, cenderung dipaksakan. Feses yang
antara lain urea, biuret, dan garam keluar bersifat seperti lendir dan dalam
ammonium. Senyawa tersebut umum- jumlah yang tidak banyak.
nya digunakan sebagai peng-ganti Diagnosis
protein, yang apabila digunakan
Kalau pH tinggi protozoa akan menga-
secara berlebih dapat menyebabkan
lami kematian. Derajat keasaman 7,5
terjadinya alkalosis rumen yang disertai
atau lebih indikatif adanya keracunan
dengan intoksikasi (Subronto, 2003).
atau rumen alkalosis. Kadar NH3-N
Patogenesis sebesar 3—6 mg/dl indikatif untuk
Dalam rumen ruminansia, protein dan rumen alkalosis, yang mungkin karena
senyawa yang mengandung N (Non- keracunan urea.
Protein Nitrogen) dimetabolisir hingga Terapi
terbentuk ammonia yang merupakan
Untuk menetralkan isi rumen maka
konstituen utama dari cairan rumen.
dapat diberikan larutan cuka (vinegar)
Bila karbohidrat cukup tersedia
5% sebanyak 2—6 liter. Diberikan
sebagai substratnya, ammonia yang
langsung intraruminal dengan sonde
terbentuk berguna untuk pembentuk-
kerongkongan. Penyuntikan MgSO4
an protein mikroba. Hidrolisis ureum
untuk mengurangi kejang otot secara
oleh urease menjadi NH3 dan CO2,
intramuscular juga dapat dilakukan.
berlangsung cepat, kurang dari 1 jam.
Peningkatan ammonia berakibat 6. K e m b u n g R u m e n ( M e t e o r i s m u s ,
naiknya pH isi rumen manjadi 7,5—5 Timpani Rumen, Bloat)
atau lebih. Kenaikan pH tersebut akan Etiologi
menyebabkan mati dan lisisnya Imbangan antara pakan hijau dan
protozoa dan mikroorganisme yang konsentrat yang tidak seimbang, serta
tidak tahan suasana alkalis, dan tanaman yang dipanen sebelum
terjadilah indigesti. Indigesti terjadi berbunga (muda) dapat berpotensi
karena protozoa yang merupakan terjadinya kembung rumen. Keadaan
20—50% dari massa mikroba rumen, sapi juga berpengaruh dalam timbulnya
atau 10% dari isi rumen, kematiannya kembung antara lain faktor keturunan
akan memerostkan fermentasi dalam dan pH saliva yang pada kondisi
waktu 24—48 jam. Meningkatnya ion normal dapat mencegah pembentukan
NH4+ diduga akan mengakibatkan busa berisikan gas.
terjadinya ikatan ion karbonat dalam
Gejala Klinis
hati, hingga terjadi rangsangan saraf
perifer maupun otonom yang menye- Tampak pembesaran rumen, meng-
babkan tremor otot, hipersalivasi, gembung pada daerah fossa paralum-
kejang tetanik, maupun meningkatnya bar sebelah kiri. Sapi tampak menjulur-
peristaltik usus. julurkan leher kedepan, tampak gelisah.
Nafsu makan hilang. Pulsus mengalami
Gejala Klinis
peningkatan. Rumen mengalami
Gejala yang tampak adalah seperti gejala distensi arah medial yang dapat
saraf seperti, tremor pada otot-otot diketahui dengan palpasi rectal. Pada
perifer, gigi gemeretak dan hewan tak perkusi atas daerah rumen akan ditemu-
mampu berdiri. Kekejangan tetanik kan suara timpani.

115
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Diagnosis tidak mampu berdiri. Mengalami anuria,


Ditentukan berdasarkan anamnesis, n a fs u m a ka n m e n u r u n , t i d a k a d a
gejala klinis saat pemeriksaan, dan aktivitas memamah biak. Feses yang
riwayat ganti pakan secara mendadak. dikeluarkan berbentuk pasta dan berbau
Diagnosis banding yang perlu menusuk.
dipertimbangkan keracunan insektisida Diagnosis
fosfor organik, karbonat, chlorinated Perlu dibedakan dari keracunan bahan-
hydrocarbon, nitrat, sianida, strichnin, bahan anoganik dalam dosis subletal
dan grain overload/asidosis rumen serta dari penyakit infeksi yang disebab-
(Subronto, 2003). kan oleh bakteri Clostridium botulinum
Terapi dan Clostridium perfringens.
Dengan perlakuan trokarisasi atau Terapi
pemberian obat karminativa. Karmi- Terapi yang diberikan biasanya bersifat
nativa merupakan obat yang dapat simtomatik. Pemberian cairan elektrolit
meningkatkan pengeluaran gas dari dan dextrose fisiologis. Diberikan pula
lambung (via eruktasi). Umumnya obat yang merangsang ruminatoria dan
berupa minyak volatil yang mudah pemberian antihistamin (diphen-
diekskresikan lewat paru-paru, ginjal, hidramin HCl).
dan kulit. Contoh: -terpentin-camphor-
C. M E M B U AT P R O G R A M P E N C E G A H A N
pipermin-ginger-serbuk anisi-menthol
PENYAKIT NON-INFECTIUS PADA TERNAK
Mekanisme kerja: pada iritasi mukosa GI,
merelaksasikan spingter kardia sehingga Program Pencegahan penyakit Non-Infesik-
gas keluar. sius
7. Indigesti dengan Toksemia Pemberian suplemen pada ternak merupa-
kan strategi yang dapat dilakukan peternak
Etiologi
untuk meningkatkan pertumbuhan dan
Karena adanya senyawa-senyawa amine. perkembangan, produktivitas ternak secara
Senyawa yang berlebihan akan diserap efisien. Suplemen mengandung banyak
oleh darah. nutrien, terutama protein dan energi.
Patogenesis Manfaat pemberian suplemen bagi ternak
Toksik dari senyawa yang berlebihan adalah sebagai pelengkap nutrien yang
akan menyebar ke organ tubuh melalui dibutuhkan oleh ternak sehingga akan
darah. Sel hati mengalami keracunan berdampak pada pertumbuhan, reproduksi,
akibat senyawa amine yang bersifat dan produksi yang optimal.
toksik. Gangguan metabolisme karbo- Bentuk suplemen ada 2 macam, yaitu
hidrat mengakibatkan penurunan kadar bentuk padat dan bentuk cair. Bentuk padat
glukosa dalam darah. Peningkatan biasanya diberikan pada ternak ruminansia
pemecahan protein akan terjadi dalam bentuk pakan misalnya UMMB (Urea
peningkatan senyawa nonprotein Molasses Multinutrient Block) yang banyak
nitrogen dalam darah. Hal ini akan diberikan pada ternak sapi. Sedangkan
mempengaruhi kerja setiap organ. bentuk cair biasanya banyak diberikan pada
Gangguan sirkulasi akan diikuti dengan ternak unggas seperti ayam dan bebek,
gangguan pernafasan yang menagkibat- yang diberikan melalui air minum atau bisa
kan lemahnya hewan penderita. juga diberikan melalui pakan dengan cara
Gejala Klinis mencampurkan suplemen cair dengan
bahan-bahan pakan yang telah disatukan
Hewan mengalami kelemahan hingga
atau dicampur.

116
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Pada ternak ruminansia pemberian suple- c. Memberikan rumusan saran dan tindak
men dalam bentuk padat (pakan) sangat lanjut untuk upaya perbaikan program
berkaitan dengan konsentrat sebab Pencegahan dan Pemberantasan
keduanya sama-sama memiliki fungsi untuk Penyakit.
memacu pertumbuhan dan meningkatkan Beberapa ahli manajemen membagi ruang
jumlah mikroba di dalam rumen sehingga lingkup evaluasi dari berbagi segi, tetapi
dapat menyerap nutrisi makanan terutama bila dikaji secara mendalam, pada dasarnya
serat kasar lebih banyak. Pemberiannya pun pembagian satu dengan yang lainnya saling
sama diberikan sebelum ternak diberi melengkapi sehingga salah satunya dapat
pakan utama yaitu hijauan makanan ternak. saja dipergunakan untuk menilai penca-
Bahan-bahan yang dapat digunakan berasal paian suatu program kesehatan hewan.
dari limbah industri pertanian, perikanan, Dalam Penilaian program Pencegahan dan
peternakan, dan makanan yang bernilai Pemberantasan Penyakit Hewan maka
ekonomi rendah, tetapi masih mengandung monitoring dan evaluasi program ber-
nilai gizi yang cukup tinggi. tujuan untuk mengukur pencapaian dan
D. MELAKSANAKAN PROGRAM PENCEGAHAN kemajuan program, mendeteksi dan
PENYAKIT NONINFEKSIUS PADA TERNAK memecahkan masalah, menilai efektivitas
Kelayakan Program Kesehatan dan efesiensi program, mengarahkan
alokasi sumber daya program, mengum-
Kegiatan pencegahan dan pemberantasan
pulkan informasi dan menilai kesinam-
penyakit hewan telah banyak dilakukan
bungan program. Dengan melaksanakan
oleh setiap peternak, lembaga pemerin-
monitoring dan evaluasi maka memungkin-
tahan baik Dinas Peternakan dan Kesehatan
kan pengelola program menilai keefek-
Hewan maupun Puskeswan. Untuk menge-
tivan inisiatif pengendalian dan harus
tahui keberhasilan dan kegagalan dari
dilakukan secara terus-menerus.
program pelaksanaan pencegahan dan
pemberantasan penyakit hewan maka Menurut Azwar (1996), dalam penilaian
sebaiknya perlu dilakukan evaluasi. pencapaian suatu program maka secara
sederhana untuk kepentingan praktis,
Adapun tujuan dari evaluasi program
penilaian program dapat dikaji dari
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
beberapa aspek, yaitu:
Hewan adalah:
1. Penilaian terhadap masukan (input)
1. Tujuan umum
Yaitu penilaian yang menyangkut
Mengetahui gambaran pelaksanaan
pemanfaatan sumber daya, baik dana,
program pencegahan dan pemberan-
tenaga maupun sarana/prasarana.
tasan penyakit hewan pada tahun yang
akan dievaluasi. 2. Penilaian terhadap proses (process)
2. Tujuan Khusus Yaitu penilaian yang dititikberatkan
pada pelaksanaan program apakah
a. Mengetahui pencapaian program
sesuai dengan rencana yang telah
pencegahan dan pemberantasan
ditetapkan atau tidak.
penyakit hewan mulai dari input,
proses, dan output pada tahun yang 3. Penilaian terhadap keluaran (output)
akan dievaluasi. Yaitu penilaian yang dilakukan untuk
b. Mengetahui hambatan dalam pelaksa- melihat hasil yang dicapai dari proses
n a a n p ro g ra m p e n ce g a h a n d a n kegiatan yang telah dilaksanakan.
pemberantasan penyakit hewan. 4. Penilaian terhadap dampak (outcome)

117
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Yaitu penilaian yang dilaksanakan 2) Buku pedoman Pencegahan dan


dengan melihat dampak program Pemberantasan Penyakit
mencakup pengaruh yang ditimbulkan 3) Buku pedoman Tatalaksana Kasus
dari dilaksana-kannya suatu progam. Penyakit bagi Petugas Pencegahan
Adapun metode dalam evaluasi (Purnama, dan Pemberantasan Penyakit
2011) meliputi: 4) Juklak/juknis, yaitu petunjuk dalam
1. Subjek Evaluasi p e l a k s a n a a n /p e t u n j u k d a l a m
Subjek dalam evaluasi ini adalah petu- teknis kegiatan program Pen-
gas pengelola program Pencegahan dan ce g a h a n d a n Pe m b e r a n t a s a n
Pemberantasan Penyakit Hewan yang Penyakit Hewan (Standard
ada di suatu peternakan. Operational Procedure/SOP).
2. Rancangan Evaluasi 5) Media publikasi, KIE, dan audio
visual tentang penyakit hewan yang
Evaluasi dikaji berdasarkan 4 aspek, yaitu
digunakan dalam program
aspek input, aspek proses, aspek output,
Pencegahan dan Pemberantasan
dan aspek outcome dari program
Penyakit Hewan seperti leaflet,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
pamflet, spanduk, dan lain-lain.
Hewan di peternakan. Keempat aspek
tersebut akan dikaji dengan menggunakan 6) Formulir pencatatan/pelaporan dan
kajian deskriptif. supervisi kegiatan Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Hewan
Alat ukur yang digunakan dalam evaluasi ini
seperti pelaporan PDSR, NVS,
adalah wawancara dengan menggunakan
Penyelidikan Epidemiologi,
kuesioner terstruktur dan telaah dokumen
Outbreak Investigasi, dan lainnya.
terhadap aspek input, proses, output, dan
outcome. 7) Komputer yang siap pakai untuk
pengolahan data dalam kegiatan
Bila kita ingin mengevaluasi program
Pencegahan dan Pemberantasan
pencegahan dan pemberantasan penyakit
Penyakit Hewan.
hewan di peternakan, maka kita dapat
menggunakan beberapa variabel. Adapun 8) Ketersediaan media publikasi, KIE,
variabel yang akan dievaluasi meliputi: dan audio visual.
1. Aspek masukan (input) 9) Ketersediaan kendaraan opera-
sional untuk pelaksanaan kegiatan
a. Sumber daya manusia:
Pencegahan dan Pemberantasan
1) Kuantitas meliputi jumlah, jenis Penyakit
tenaga kerja, tenaga vaksinasi dan
10) Ketersediaan alat-alat dan obat-
eliminasi serta kader.
obatan di peternakan
2) Kualitas meliputi pendidikan
11) Ketersediaan alat laboratorium
terakhir yang pernah ditempuh,
untuk penentuan diagnosis
masa/lama kerja pekerja di
penyakit hewan.
peternakan.
2. Aspek Proses
b. Sarana dan Prasarana di peternakan
seperti: a. Perencanaan
1) Petunjuk dalam pelaksanaan/ Penyusunan dokumen dalam bentuk
petunjuk teknis kegiatan program rencana kerja tahunan, semesteran,
Pencegahan dan Pemberantasan atau bulanan yang disertai dengan
Penyakit rincian biaya (surveilans epidemiologi,

118
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

pemberantasan vektor, penyelidikan Untuk menambah wawasan lebih jauh


epidemiologi, tatalaksana kasus, mengenai materi bab ini, kalian dapat
penyuluhan, pertemuan, pelatihan dan mempelajari secara mandiri melalui internet.
penelitian, alat dan bahan labora- Beberapa website yang dapat kalian kunjungi
torium, obat-obatan, monitoring/ adalah sebagai berikut:
pemantauan). http://yusufsila-binatang.blogspot.com/
2011/07/penyakit-infeksi-dan-noninfeksi.html
http://arifahsari2015.blogspot.com/2015/04/
epidemiologi_7.html
Bagaimana mengobati luka pada kulit kambing http://lesmananugraha.blogspot.com/2014/0
dengan obat tradisional? 9/penyakit-infeksi-dan-non-infeksi.html
Pengobatannya ada beberapa alternatif
sebagai berikut.
1. Daun sirih diperas airnya, digunakan untuk
membersihkan luka;
2. Daun tembakau diberi air dan diperas,
dicampur kapur sirih;
3. Biji pinang ditumbuk, dicampur tawas dan
kapur sirih;
4. Dibubuhkan pada luka;
5. Tokek dipanggang, ditumbuk, dan diberikan Setelah Anda mempelajari materi tentang
pada ternak yang terserang kutu; mengevaluasi program pencegahan penyakit
noninfeksius pada ternak, maka untuk
6. Daun ketapang dibubuhkan pada daerah
meningkatkan pemahaman Anda tentang
yang terserang gudig;
materi tersebut, laksanakan tugas secara
7. Tumbukan abu yang dicampur dengan individu dengan memilih salah satu tugas yang
minyak kelapa kemudian dioleskan pada tertera di bawah ini.
luka.
1. Buat makalah tentang tentang evaluasi
program pencegahan penyakit noninfeksius
di peternakan ayam pedaging.
2. Buatlah program pencegahan penyakit
noninfeksius di peternakan sapi perah.
3. Buatlah makalah tentang kelayakan
program kesehatan di peternakan sapi
potong.
4. Buatlah langkah kerja program pencegahan
penyakit noninfeksius di peternakan ayam
petelur.

119
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

praktik
Judul : Mengidentifikasi jenis–jenis Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti,
penyakit tidak menular pada sungguh-sungguh, hati-hati, jujur, dan
aneka ternak.Waktu : 3 x penuh tanggung jawab.
45 menit 4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Tujuan : Setelah mengikuti pembe- 5. Pastikan alat dan bahan yang akan Anda
lajaran ini, peserta didik gunakan lengkap dan dapat digunakan
diharapkan mampu meng- dengan baik.
identifikasi jenis-jenis
6. Amati dan pelajari dan catat dengan teliti
penyakit tidak menular pada
informasi yang anda peroleh dari gambar-
aneka ternak dengan benar.
gambar atau video tentang jenis–jenis
Alat: penyakit tidak menular pada ternak
1. Peralatan pemeriksaan seperti stetoskop, ruminansia, penyebab, dan gejala-gejala-
mikroskop, kaca pembesar, dan sebagainya. nya.
2. Gambar dan video tentang jenis-jenis 7. Lakukan praktik pengamatan terhadap
penyakit tidak menular pada aneka ternak, kondisi ternak ruminansia yang ada di
penyebab, dan gejala-gejalanya. dalam kandang tentang ada atau tidaknya
gejala-gejala yang berkaitan dengan
penyakit tidak menular pada ternak
Bahan:
tersebut.
1. Aneka Ternak unggas (ayam lokal/burung
8. Gunakan lembar pengamatan yang telah
merpati/kalkun/angsa, dan lain-lain)
disiapkan.
2. Aneka ternak monogastrik (kuda/babi/
9. Lengkapi hasil pengamatan yang telah Anda
kelinci)
lakukan dengan wawancara terhadap
3. Aneka hewan kesayangan (kucing/anjing) pengelola budi daya ternak tersebut atau
4. Lembar pengamatan sumber lain yang relevan.
5. ATK 10. Bandingkan hasil pengamatan yang Anda
lakukan dengan gambar atau video yang
telah Anda pelajari dengan teliti.
K3:
11. Adakah penyakit tidak menular yang
1.Gunakan pakaian kerja
diderita ternak ruminansia yang ada di
2. Gunakan APD yang sesuai dalam kandang?
3. Hati-hati ketika mendekati ternak 12. Lakukan diskusi kelompok tentang hasil
pengamatan dan wawancara serta
Langkah Kerja: pengamatan terhadap gambar atau video
yang telah Anda lakukan.
1. Silakan bergabung membentuk kelompok-
kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri 13. Setelah selesai melakukan kegiatan
dari 5—6 orang. praktik, bersihkan kembali tempat
kegiatan praktik dan peralatan yang
2. Setiap kelompok memilih seorang ketua
digunakan seperti sedia kala.
dan seorang sekretaris.
14. Kembalikan alat dan bahan ke tempat
3. Lakukan dan biasakan untuk berdoa
semula.
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

120
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Agen penyakit pada ternak dapat di- nakan. Keempat aspek tersebut akan dikaji
kelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu: dengan menggunakan kajian deskriptif.
1. penyebab fisik; Alat ukur yang digunakan dalam evaluasi ini
2. penyebab kimiawi; dan adalah wawancara dengan menggunakan
kuesioner terstruktur dan telaah dokumen
3. penyebab biologis.
terhadap aspek input, proses, output, dan
Penyebab penyakit akibat kimiawi maupun outcome.
fisik merupakan penyakit yang bersifat tidak
Bila kita ingin mengevaluasi program
menular (noninfeksius), sedangkan sebaliknya,
pencegahan dan pemberantasan penyakit
penyakit akibat biologis merupakan penyakit
hewan di peternakan, maka kita dapat
yang bersifat menular (infeksius). Manfaat
menggunakan beberapa variabel. Adapun
pemberian suplemen bagi ternak adalah
variabel yang akan dievaluasi meliputi:
sebagai pelengkap nutrien yang dibutuhkan
oleh ternak sehingga akan berdampak pada 1. Aspek masukan (input)
pertumbuhan, reproduksi, dan produksi yang a. Sumber daya manusia
optimal. b. Sarana dan Prasarana di peternakan
Bentuk suplemen ada 2 macam, yaitu 2. Aspek proses
bentuk padat dan bentuk cair. Bentuk padat
Perencanaan:
biasanya diberikan pada ternak ruminansia
dalam bentuk pakan misalnya UMMB (Urea
Molasses Multinutrient Block) yang banyak penilaian harian
diberikan pada ternak sapi. Adapun bentuk cair
biasanya banyak diberikan pada ternak unggas Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
seperti ayam dan bebek, yang diberikan dengan baik dan benar!
melalui air minum atau bisa juga diberikan
1. Apa saja yang tergolong dalam penyebab
melalui pakan dengan cara mencampurkan
penyakit secara fisik?
suplemen cair dengan bahan-bahan pakan
yang telah disatukan atau dicampur. 2. Jelaskan gejala penyakit acidosis rumen
pada ternak!
Menurut Azwar (1996), dalam penilaian
pencapaian suatu program maka secara 3 Apa manfaat pemberian suplemen pada
sederhana untuk kepentingan praktis, ternak?
penilaian program dapat dikaji dari beberapa 4. Sebutkan 2 macam bentuk pakan suplemen
aspek, yaitu: yag diberikan pada ternak!
1. Penilaian terhadap masukan (input) 5. Jelaskan apa sajakah yang bisa digunakan
2. Penilaian terhadap proses (process) dalam alat ukur evaluasi!
3. Penilaian terhadap keluaran (output)
4. Penilaian terhadap dampak (outcome)
Adapun metode dalam evaluasi meliputi:
1. Subjek Evaluasi
2. Rancangan Evaluasi
Evaluasi dikaji berdasarkan 4 aspek, yaitu
aspek input, aspek proses, aspek output, dan
aspek outcome dari program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Hewan di peter-

121
BAB 9
MENGANALISIS HASIL BEDAH
BANGKAI PADA TERNAK SAKIT
1. Setelah mempelajari materi tentang menganalisis hasil bedah bangkai pada
ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan tujuan kegiatan bedah
bangkai dengan baik.
2. Setelah mempelajari materi tentang tentang menganalisis hasil bedah
bangkai pada ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan prosedur
bedah bangkai dengan tepat.
3. Setelah melakukan bedah bangkai pada ternak sakit, peserta diklat mampu
menganalisis penyebab sakit berdasarkan ciri yang ditunjukkan dalam
bedah bangkai dengan tepat.
4. Setelah melakukan bedah bangkai pada ternak sakit, peserta diklat mampu
mennentukan jenis penyakit berdasarkan ciri-ciri yang ditunjukkan pada
bangkai dengan benar.

Menjelaskan tujuan 1.Anatomi dan fisiologi ternak


kegiatan bedah bangkai 2.Tujuan kegiatan bedah bangkai

Menjelaskan 1.Prosedur bedah bangkai


prosedur bedah bangkai pada unggas
2.Prosedur bedah bangkai
Menganalisis hasil bedah pada aneka ternak
bangkai pada ternak sakit 3.Prosedur bedah bagkai
pada ruminansia
Menganalisis penyebab
sakit berdasarkan ciri yang Penanganan penyakit ternak
ditunjukkan dalam bedah
Menentukan jenis penyakit Langkah langkah
berdasarkan ciri yang penentukan penyakit pada ternak
ditunjukkan pada bangkai

Nekropsi, ternak ayam, kelinci, ruminansia, prosedur kerja, anatomi, fisiologi

122
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. TUJUAN KEGIATAN BEDAH BANGKAI bagian luar yang berfungsi menutupi


1. Anatomi dan Fisiologi Ternak dan melindungi dari pengaruh ling-
kungan yang merugikan. Penutup tubuh
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari
unggas atau eksoskeleton terdiri atas
bentuk dan struktur semua organisme
bulu, paruh, kulit, sisik, jengger, gelambir,
makhluk hidup. Sedangkan fisiologi
dan cuping telinga (Mufti dkk, 2012).
adalah salah satu dari cabang-cabang
Secara histologis, kulit ayam terdiri atas
biologi yang mempelajari seluk-beluk
dua lapisan jaringan yaitu epidermis dan
proses serta kegiatan yang dilakukan
dermis. Bulu, paruh, kuku, dan sisik
oleh makhluk hidup (berlangsungnya
merupakan perkembangan dari lapisan
sistem kehidupan). Nekropsi (pembe-
epidermis. Dermis (innerlayer) meru-
dahan post mortem) unggas adalah
pakan bagian utama dari kulit yang
sebuah prosedur yang dapat digunakan
terdiri atas jaringan ikat dan banyak
oleh para dokter hewan, pemilik unggas,
mengandung serabut kolagen.
atau pun peternak untuk mengetahui
sebab kematian dari unggas mereka. Beberapa bagian tubuh terdapat bagian
kulit yang tanpa bulu, antara lain jengger,
Nekropsi merupakan pemeriksaan
gelambir, cuping, paruh, kuku. Jengger
kondisi jaringan tubuh (ternak), baik di
dan gelambir serta comb bersifat sensitif
permukaaan tubuh maupun di dalam
terhadap hormon seks sehingga dapat
tubuh yang dilakukan dengan cara
dijadikan indikator karakteristik secun-
membedah atau membuka rongga
dary sex, sebagai accesory sexual
tubuh. Pemeriksaan cara nekropsi
epidermal (Murtidjo, 1992).
(pembedahan) ini sangat penting
dilakukan pada ternak unggas, karena
perubahan atau kelainan tersebut
terkadang bersifat spesifik (“Patog-
nomonik”) untuk penyakit tertentu pada
unggas (misalnya pada penyakit
“Coccidiosis”) dengan perdarahan pada
usus buntu. Pada unggas yang sudah
mati lebih dari 4 jam kurang akurat
diperiksa, karena apabila kematian
sudah terlalu lama maka akan terjadi
autolisis (pembusukan oleh kuman).
Gambar 9.1 Anatomi dan Fisiologi Unggas
Agar pemeliharaan bisa dilakukan secara
optimal, petani ternak harus memahami Ukuran serta tekstur jengger dan pial
serta mengerti salah satunya tentang memiliki peranan dalam seleksi bibit
Anatomi dan Fisiologi dalam tubuh untuk menentukan produktivitas seekor
ternak. Dalam hal ini sangat bermanfaat ayam betina. Hal tersebut dikarenakan
karena dengan mengetahui anatomi kondisi organ ini dapat dijadikan indikasi
serta fisiologi ternak, dapat memper- produktifitas seekor ayam betina. Ayam
mudah peternak dalam mengidentifikasi betina yang sedang bertelur menun-
penyakit yang dialami oleh ternak jukkan jengger yang merah dan menebal
setelah ternak itu mati atau masih dalam serta lunak dan hangat, sedangkan ayam
keadaan hidup. betina yang produksi menunjukkan
jengger yang tipis, kering, dan jengger
Sistem Digesti yang tumbuh dan berkembang dengan
Body Covering merupakan bagian tubuh menunjukkan kinerja produksi dan

123
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

reproduksi yang baik dibandingkan gigi dan lidah. G igi ruminansia


ayam yang memiliki jengger kecil. berbeda dengan susunan gigi mamalia
2. Anatomi Fisiologi Ternak Ruminansia lain. Gigi seri (insisivus) memiliki
bentuk yang sesuai untuk menjepit
Sistem Digesti (Dygestive Sistem)
makanan berupa rumput, gigi taring
Sistem digesti (digestive system, (caninus) tidak berkembang sama
systema digestoria) disebut juga dengan sekali, sedangkan gigi geraham
sistem pencernaan. Pemahaman belakang (molare) memiliki bentuk
terhadap anatomi alat pencernaan akan datar dan lebar.
sangat membantu dalam studi tentang
b.Esofagus
fisiologi sistem pencernaan dan patologi
(gangguan, penyakit) yang menyerang Esofagus atau kerongkongan adalah
s i s t e m p e n ce r n a a n . O rg a n - o rg a n saluran organ penghubung antara
pencernaan merupakan suatu saluran rongga mulut dan lambung. Di saluran
(tractus) yang terentang mulai dari mulut ini, makanan tidak mengalami proses
hingga anus dan sering disebut juga pencernaan. Mereka hanya sekadar
dengan tractus digestivus. lewat sebelum kemudian digerus di
dalam lambung. Esofagus pada hewan
Ditinjau dari cara makan dan sistem
ruminansia umumnya berukuran
pencernaannya, hewan ruminansia atau
sangat pendek yaitu sekitar 5 cm,
hewan memamah biak termasuk hewan
namun lebarnya mampu membesar
yang unik. Ternak dapat mengunyah atau
(berdilatasi) untuk menyesuaikan
memamah makanannya yang berupa
ukuran dan tekstur makanannya.
rerumputan melalui 2 fase. Fase pertama
terjadi saat awal kali mereka makan, c. Lambung
makanan itu hanya dikunyah sebentar Setelah melalui esofagus, makanan
dan masih kasar, kemudian mereka akan masuk ke dalam lambung.
menyimpan makanannya itu dalam Lambung pada hewan ruminansia
rumen lambung. Selang beberapa waktu selain berperan dalam proses pem-
saat lambung sudah penuh, maka ternak busukan dan peragian, juga berguna
akan mengeluarkan makanan yang sebagai tempat penyimpanan
dikunyahnya tadi untuk dikunyah sementara makanan yang akan
kembali hingga teksturnya lebih halus. dikunyah kembali. Ukuran ruang
Baru kemudian setelah halus, makanan dalam lambung hewan ruminansia
t e rs e b u t m a s u k ke d a l a m r u m e n bervariasi tergantung pada umur dan
lambung lagi. Menyadari bahwa jenis makanannya. Yang jelas ruangan
makanannya tersusun atas selulosa yang lambung tersebut terbagi menjadi 4
s u l i t d i ce r n a , h ew a n r u m i n a n s i a bagian yaitu rumen (80%), retikulum
memiliki saluran sistem pencernaan (5%), omasum (7—8%), dan
khusus. Adapun organ-organ pada abomasum (7—8%).
saluran sistem pencernaan hewan rumi- d.Rumen (Perut Besar)
nansia berikut ini telah beradaptasi jenis
Mula-mula makanan yang melalui
makanan alaminya.
kerongkongan akan masuk ke dalam
a Rongga Mulut (Cavum Oris) rumen. Makanan ini secara alami telah
Dalam rongga mulut hewan ruminan- bercampur dengan air ludah yang
sia, terdapat 2 organ sistem pencerna- sifatnya alkali dengan pH ± 8,5.
an yang memiliki fungsi penting, yaitu Rumen berfungsi sebagai tempat

124
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

penyimpanan sementara bagi makan- tuan enzim-enzim pencernaan. Di


an yang telah ditelan. Setelah rumen dalam abomasum, gumpalan makanan
terisi cukup makanan, sapi akan dicerna melalui bantuan enzim dan
beristirahat sembari mengunyah asam klorida. Enzim yang dikeluarkan
kembali makanan yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan
dari rumen ini. Di dalam rumen, yang terdapat pada lambung mamalia
populasi bakteri dan Protozoa lain, sedangkan asam klorida (HCl)
menghasilkan enzim oligosakharase, selain membantu dalam pengaktifan
hidrolase, glikosidase, amilase, dan enzim pepsinogen yang dikeluarkan
enzim selulase. Enzim-enzim ini dinding abomasum, juga berperan
berfungsi untuk menguraikan polisa- sebagai disinfektan bagi bakteri jahat
karida termasuk selulosa yang yang masuk bersama dengan makan-
t e rd a p a t d a l a m m a k a n a n a l a m i an. Seperti diketahui bahwa bakteri
mereka. Enzim pengurai protein akan mati pada Ph yang sangat rendah.
seperti enzim proteolitik dan bebe- h. Usus Halus dan Anus
rapa enzim pencerna lemak juga terda-
Setelah makanan telah halus, dari
pat di sana.
ruang abomasum makanan tersebut
e. Retikulum (Perut Jala) kemudian didorong masuk ke usus
Di retikulum, makanan diaduk-aduk halus. Di organ inilah sari-sari makan-
dan dicampur dengan enzim-enzim an diserap dan diedarkan oleh darah ke
tersebut hingga menjadi gumpalan- seluruh tubuh. Selanjutnya ampas atau
gumpalan kasar (bolus). Pengadukan sisa makanan keluar melalui anus.
ini dilakukan dengan bantuan 3. A n a t o m i F i s i o l o g i Te r n a k N o n -
kontraksi otot dinding retikulum. ruminansia
Gumpalan makanan ini kemudian
Saluran Pencernaan Non Ruminansia
didorong kembali ke rongga mulut
untuk dimamah kedua kalinya dan Pada ternak nonruminansia atau hewan
dikunyah hingga lebih sempurna saat yang mempunyai lambung tunggal alat
sapi tengah beristirahat. pencernaanya terdiri atas:
f. Omasum (Perut Buku) a. Mulut
Setelah gumpalan makanan yang b.Kerongkongan (esophagus)
dikunyah lagi itu ditelan kembali, c. Gastrium (lambung)
mereka akan masuk ke omasum d.Intestinum tenue (usus halus: duoden-
melewati rumen dan retikulum. Di um, ileum, jejunum) usus kasar (cae-
dalam omasum, kelenjar enzim akan cum dan rektum)
membantu penghalusan makanan
e. Anus
secara kimiawi. Kadar air dari
gumpalan makanan juga dikurangi Tujuan Kegiatan Bedah Bangkai
melalui proses absorpsi air yang dila- Bedah bangkai atau nekropsi adalah
kukan oleh dinding omasum. tehnik lanjutan dari diagnosis klinik
g. Abomasum (Perut Masam) untuk mengukuhkan atau meyakinkan
hasil diagnosis klinik. Pada prinsipnya,
Abomasum adalah perut yang
bedah bangkai adalah kegiatan me-
sebenarnya karena di organ inilah
ngeluarkan organ-organ yang dihinggapi
sistem pencernaan hewan ruminansia
virus tertentu. Bedah bangkai hendak-
secara kimiawi bekerja dengan ban-
nya dilakukan secepat mungkin setelah

125
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

hewan mati. Untuk daerah tropis seperti sakit diusahakan tidak melewati kelompok
Indonesia, sebaiknya bedah bangkai sapi yang sehat, terutama bila diduga
dilakukan tidak lebih dari 6 jam setelah penyakit menular. Tempat pelaksanaannya
hewan mati. Hewan yang gemuk atau diupayakan di laboratorium atau tempat
tertutup bulu lebih cepat. Bila pe- yang berdekatan dengan kandang pe-
laksanaan bedah bangkai akan ditunda, meliharaan, lalu lintas hewan atau petugas
bangkai dapat disimpan pada refri- dan gudang penyimpanan pakan atau alat
gerator agar tidak membusuk. Bedah pemeliharaan untuk memperkecil penu-
bangkai dapat dilakukan pada ayam laran ke sapi lain.
hidup atau pada ayam mati. Jika meng- Kewaspadaan
gunakan ayam hidup, maka ayam harus
Di daerah endemi antraks, sebelum sapi
dibunuh dahulu. Membunuh atau
dibedah perlu dilakukan uji pendahuluan
etanasi ayam ada beberapa cara, antara
terhadap sampel darah yang diambil secara
lain mematahkan tulang leher antara
berhati-hati dari cuping telinga untuk
tulang atlas dan tulang cervikalis, emboli
kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap
udara ke dalam jantung, dan disembelih
kemungkinan penyakit tersebut. Dalam
seperti pada umumnya.
kedaan positif antraks, karkas tidak boleh
Tujuan nekropsi adalah untuk menge- dibuka dan langsung dimusnahkan sesuai
tahui penyebab kematian dari ternak prosedur. Secara umum perlu kewaspadaan
yang kita pelihara dan untuk mengetahui terhadap penyakit zoonosis, sebab dapat
perubahan patologis anatomis organ- membahayakan petugas atau dapat
organ ternak yang sakit. mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Dengan menggunakan pisau atau Seluruh sisa karkas harus dimusnahkan dan
gunting, seseorang dapat melaksanakan dikubur.
nekropsi dasar untuk tujuan men- Persiapan Sebelum Bedah Bangkai
dapatkan informasi diagnostik, sampel
1. Anamnesa, meliputi jenis hewan, mati
untuk pemeriksaan laboratorium, atau
atau dibunuh, jumlah hewan sakit, gejala
pun untuk menjamin kualitas dari
klinis, umur hewan, diagnosis sementara,
kawanan unggas. Apabila kita melihat
populasi hewan.
adanya kenaikan mortalitas (angka
kematian) atau pun morbiditas (angka 2. Pemeriksaan luar, meliputi kondisi kulit,
kesakitan) pada unggas, nekropsi akan kelamin, selaput lender (mata, mulut,
sangat berguna karena dapat mem- hidung), kepala, leher, perut, paha,
berikan informasi lebih tentang kebera- telapak kaki, ceracak, kelanjar mamae,
daan suatu penyakit tertentu, dan dubur, dsb.
bahkan mungkin untuk kepentingan Keperluan Bedah Bangkai Dasar
diagnosis. 1. Flat yang permukaannya keras dalam
B. PROSEDUR PELAKSANAAN BEDAH BANGKAI area yang pencahayaannya bagus
Tempat Pelaksanaan 2. Ketersediaan air dan handuk
Bedah bangkai diupayakan bertempat di 3. Pisau dan gunting
laboratorium penyidikan penyakit hewan. 4. Sarung tangan dan masker jika Anda
Khususnya di ruang seksi, bila bedah mencurigai potensi terhadap penyakit
bangkai dilakukan di lapangan maka harus zoonosis (menular ke manusia) sebagai
dekat dengan tempat yang direncanakan penyebab dari sakit atau kematian.
untuk penguburan atau memusnahkan
Peralatan
bangkai. Pengangkutan karkas atan hewan

126
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Bedah bangkai dapat dilakukan sekalipun 2. Tempatkan ayam dengan posisi telen-
dengan alat yang minimal (seadanya), yaitu: tang dan kakinya menghadap ke arah
1. pisau (4—6 inci), 3nda.
2. pemotong tulang, 3. Pegang kedua kaki dan tekan, kemudian
jauhkan dari pelvis untuk melonggarkan
3. gunting jaringan (biasanya digunakan
tulang sendi.
scalpel tajam—tumpul),
4. pinset,
5. gloves,
6. spuit disposable (3cc dan 5cc),
7. needle (20G, 1 inchi untuk koleksi
sampel darah vena sayap dan 1 ½ inci
untuk koleksi sampel darah dari jantung),
8. sanitizer untuk membersihkan peralatan
dan meja.
Untuk keperluan pemeriksaan jaringan,
diperlukan:
1. 10 persen larutan buffer formalin netral, Gambar 9.3 Proses Memotong Bagian Abdomen

2. black marker, 4. Berdirikan bulu-bulu di atas abdomen


3. kertas label. dan potong dengan gunting atau pisau.
Prosedur Bedah Bagkai pada Ayam
1. Basahi bulu dengan larutan disinfektan
untuk membatasi penyebaran bulu saat
dilakukannya pembedahan.

Gambar 9.4 Menghilangkan Kulit Penutup Abdomen dan Dada

5. Hilangkan kulit penutup abdomen dan


dada (dari leher sampai kloaka).

Gambar 9.2 Ayam Setelah Dimatikan


Sumber: dokumen pribadi Gambar 9.5 Pemeriksaan Otot Dada

127
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

6. Periksa otot dada terhadap penurunan 9. Periksa hati dan perhatikan perubahan
massa otot atau kepucatan (anemia), pada ukuran atau perubahan warna,
atau memar. noda-noda putih atau kuning, abses atau
tumor.

Gambar 9.6 Proses Memotong Otot Abdominal

7. Iris otot abdominal dan potong hingga Gambar 9.9 Pemeriksaan Organ Internal Ayam
mencapai begian rusuk tepat pada sisi
tulang.

Gambar 9.10 Usus Ayam

Gambar 9.7 Proses Membuka Organ Internal dan Rongga Dada

8. Pegang dan tarik tulang dekat dengan


abdomen dan tarik ke atas untuk mem-
buka organ internal dan rongga dada.

Gambar 9.8 Rongga Dada yang Sudah Dibuka Gambar 9.11 Organ Hati

128
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

dan potong pada kloaka. Pankreas juga


akan dihilangkan. Pankreas agak merah
muda menggantung di sekitar duode-
num (bagian dari usus kecil).

Gambar 9.12 Organ Internal Ayam

Gambar 9.15 Gizzard

13. Potong segala jenis perlekatan yang


terdapat pada usus kecil dan kesam-
pingkan terlebih dahulu organ gastro-
intestinal (GI). Pada akhir nekropsi,
organ-organ ini dapat dibuka dan
diperiksa terhadap parasit internal.
14. Selanjutnya, hilangkan hati dan limpa.
Perubahan warna hijau dari hati dekat
kantung empedu normal ditemukan.
Limpa kemerah-merahan mengelilingi
Gambar 9.13 Organ Reproduksi Ayam
organ yang berlokasi pada pertemuan
10. Periksa kantung udara terhadap pening- proventrikulus dan gizzard.
katan ketebalan dan perubahan warna
menjadi gelap/suram. Permukaan
kantung udara yang normal terlihat
seperti gelembung sabun atau lapisan
kaca yang tipis yang bersih.

Gambar 9.16 Organ Internal Ayam


15. Sekarang Anda dapat mengamati organ-
organ yang berlokasi dekat tulang
belakang karkas.
16. Periksa ginjal yang merupakan organ
Gambar 9.14 Hati
dengan bentuknya yang memanjang,
11. Potong traktus gastrointestinal (GI) di berlobus, dan melekat pada tulang
antara oesophagus dan proventrikulus. belakang burung. Ovarium/oviduct
12. Hilangkan proventrikulus, ventrikulus bagian kiri (atau sepasang testis jika
(gizzard), usus kecil, usus besar, caeca, burung berkelamin jantan) yang terletak
tepat di atas ginjal.

129
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

teliti apabila masih tedapat sisa makan-


an atau parasit (cacing). Apabila per-
mukaan bagian dalam oesophagus
terlihat menyerupai handuk, hal itu
kemungkinan merupakan indikasi
adanya infeksi jamur yang disebut “crop
mycosis”.

Gambar 9.17 Ginjal

17. Paru-paru yang letaknya melekat pada


tulang rusuk, dapat dengan lembut
dikeluarkan dari rongga rusuk atau untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
18. Keadaan permukaan organ jantung juga
harus diperiksa untuk melihat kemung-
Gambar 9.19 Pemotongan hingga menembus tenggorokan
kinan terjadinya perubahan warna
menjadi lebih suram atau terjadinya pe-
nebalan organ yang dapat mengacu pada
terjadinya perikarditis. Juga perlu diper-
hatikan adanya cairan berlebih yang
mungkin terdapat di antara jantung dan
pericardium (membrane yang melapisi
jantung).
19. Selanjutnya, balik posisi burung hingga
menghadap Anda lalu potong sudut
paruh ayam.
Gambar 9.20 Tembolok

22. Selanjutnya potong larynx, trachea, dan


syirinx. Pastikan permukaan bagian
dalamnya bebas dari mucus yang
berlebihan.
23. Balik kembali ayam seperti posisi
semula, yaitu kaki ayam menghadap ke
arah Anda.
24. Nervus sciatic yang terletak bagian
dalam paha atas (terletak tepat di bawah
Gambar 9.18 Paruh Ayam otot) harus disingkap dengan kedua kaki.
20. Luaskan daerah pemotongan hingga Kedua nervus ini harus memiliki ukuran
menembus tenggorokan dan akhirnya yang sama tanpa adanya pembengkakan.
turun hingga mencapai jantung. Pembesaran pada nervus dapat merupa-
21. Periksa permukaan bagian dalam kan indikasi terjadinya penyakit marek's.
oesophagus dan lalu ambil. Lihat dengan 25. Dengan pisau yang tajam, potong

130
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

persendian lutut dan tumit untuk 29. Potong ventrikulus, intestinal, dan caeca.
melihat adanya nanah/pus berwarna Perhatikan tampilan dinding mukosa
kuning/putih, darah atau adanya cairan bagian dalam dan keberadaan parasit
berlebih. Persendian seharusnya terlihat (cacing), darah, atau pun terjadinya
megkilap dan putih dengan hanya penebalan atau perubahan warna per-
sedikit cairan bening dan lengket di mukaan.
dalamnya. 30. Potong rongga kepala dan keluarkan
26. Untuk menemukan bursa fabricius, otaknya.
potong kloaka dan lihat adanya
bentukan seperti anggur yang mengarah
pada bagian pantat unggas. Semakin tua
usia ayam, ukuran bursa akan semakin
kecil. Ukuran bursa akan semakin
berkurang sejalan dengan tercapainya
dewasa kelamin ayam tersebut.
27. Potong bursa menjadi 2 bagian, dan Anda
akan menemukan kerutan-kerutan
tersusun paralel satu sama lain pada
perumukaan bursa dan akan terlihat
warna cream. Catat apabila terdapat
perubahan warna atau pun terjadi
kebengkakan.
28. S e k a r a n g k e m b a l i p a d a t r a k t u s
gastrointestinal, dan mulai dengan
Gambar 9.22 Otak ayam
proventrikulus lalu dipotong menurut
panjangnya. Dinding dalam organ 31. Tempatkan karkas dengan baik dan
tidaklah rata dan merupakan hal yang d e s i n fe k s i p e ra l a t a n d a n t e m p a t
normal pada setiap glandula pencer- dilakukannya bedah bangkai.
naan. Prosedur Bedah Bangkai pada Ternak
Kelinci
1. Periksa bagian eksteriror (luar tubuh)
2. Euthanasia dengan cara dekapitasi
3. Letakkan hewan telentang dengan
kepala menjauhi sekan
4. Irisan dimulai pada bagian abdomen dan
memotong kulit beserta muskulus
absominalis
5. Irisan dilanjutkan pada kedua sisi (kiri
dan kanan) terus ke arah cranial dan
memotong costae hingga rongga dada
terbuka
6. Untuk memudahkan proses nekropsi
sebaiknya kaki depan dan belakang
dipreparasi dari tubuh (diiris sebagian)
Gambar 9.21 Saluran Pencernaan Ayam

131
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

7. Pengeluaran organ sesuai dengan ke samping untuk memeriksa dinding


pengeluaran organ pada hewan lain perut bagian dalam kemungkinan ada
Langkah kerja bedah bangkai pada kelinci penyimpangan dari normalnya yang
basah, licin, dan merata. Pemeriksaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan (hewan/
dilanjutkan dengan mengamati setiap
ternak)
bentuk, warna, dan letak dari semua
2. Lakukan pengamatan terhadap bagian organ dalam perut.
luar dari ternak
5. Keadaan rongga dada diperiksa terhadap
3. Lakukan penyembelihan ternak, basahi adanya cairan antara lain terhadap
dengan air pada bagian bulunya, jumlahnya, warnanya, dan kepekatan-
letakkan ternak di atas meja operasi nya.
secara telentang kemudian buatlah
6. Lidah dilepaskan dengan memotong
sayatan kulit dan lakukan pembedahan
sendi rawannya, trakhea dilepas dari
tubuhnya untuk mengamati organ tubuh
pertautannya dengan otot leher dan
yang ada di dalam
usofagus, kemudian secara bersamaan
Prosedur Bedah Bangkai pada Ternak dikeluarkan beserta paru dan jantung.
Ruminansia
7. Untuk pemeriksaan selanjutnya, paru
Persiapan sebelum bedah bangkai: dan trakhea diletakkan di atas meja seksi
1. Anamnesa, meliputi jenis hewan, mati dengan ligamentum trakheale di sebelah
atau dibunuh, jumlah hewan sakit, gejala atas, kemudian lobus paru diletakkan
klinis, umur hewan, diagnosis sementara, dalam posisinya. Trakhea dan brongkhi
populasi hewan. dibuka dan dibuat irisan melintang pada
2. Pemeriksaan luar, meliputi kondisi kulit, lobus-lobusnya.
kelamin, selaput lender (mata, mulut, 8. Jantung diperiksa dengan memperhati-
hidung), kepala, leher, perut, paha, kan bentuk normalnya yang memiliki
telapak kaki, teracak, kelanjar mamae, ujung meruncing, jantung diletakkan di
dubur, dsb. atas meja seksi dengan ventrikel kiri di
Prosedur bedah bangkai pada ternak sebelah kanan, ventrikel kiri ditoreh
ruminansia adalah sebagai berikut. sejajar dengan sulkus longitudinalis dan
sajatan pada apeks dilekukkan ke kanan.
1. Bangkai sapi dibaringkan di meja
Setelah jantung dibuka, katup jantung
nekropsi dengan direbahkan ke kiri.
diamati. Dalam keadaan normal katup
Keempat tungkai kakinya dilepaskan dari
jantung mempunyai permukaan yang
tubuh dengan irisan di ketiak dan lipat
licin.
paha. Sementara itu kakinya direbahkan
menjauhi tubuh bangkai yang dibedah. 9. Isi rogngga perut dikeluarkan dari
tempatnya, diawali dengan mengeluar-
2. Kulit diiris dengan membuat garis
kan limfa untuk memeriksa keadaan
median mulai dari leher, dada, dan perut.
pulpanya.
Sebelum tungkainya dilepaskan, hewan
dikuliti terlebih dahulu secukupnya. Bila 10. Usus dikeluarkan terlebih dahulu dengan
kulit sudah dilepas, lakukan pemerik- membuat ikat ganda di rektum dan
saan jaringan otot dan kelenjar limfa di memotongnya di antara kedua ikatan
bawah kulit. tersebut. Usus dilepaskan dari mesen-
terium sampai pankreas. Pada sisi ini
3. Rongga perut dibuka dengan menyayat
sekali lagi usus diikat ganda dan
otot-otot sepanjang garis median.
dipotong. Mesenterium dengan kelenjar
4. Otot dinding perut diiris dan dikuakkan

132
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

limfanya dilepaskan. Beberapa kelenjar 4. Lakukan pengamatan dari masing-


limfa diiris untuk pemeriksaan bidang masing organ tubuh yang meliputi letak,
sayatannya. bentuk, besar, panjang, lebar, berat, dan
11. Diafragma disayat untuk mengeluarkan jumlanya.
rumen, omasum, dan abomasum, beserta 5. Setelah selesai praktikum, alat-alat dan
duodenum dan esofagus. tempat praktik dibersihkan dan
12. Hati dikeluarkan dan diperiksa per- dikembalikan pada tempatnya.
mukaannya, penebalannya, bentuknya, C. PENYEBAB SAKIT BERDASARKAN CIRI YANG
warnanya, dan konsistensinya. Buat DITUNJUKKAN DALAM BEDAH
beberapa irisan dan diuji bidang Penanganan Penyakit Ternak
sayatannya. Warna dan konsistensinya.
Bedah bangkai dilakukan dengan tujuan
Warna dan konsistensinya cairan
untuk melakukan pemeriksaan yang cepat
empedu diperiksa.
dan tepat guna menetapkan diagnosis pada
13. Kedua ginjal dikeluarkan dan dikupas beberapa penyebab penyakit atau kemati-
dari selubungnya. Satu ginjal dibelah an dari seekor hewan. Biasanya untuk
dengan menggunakan pisau yang tajam melengkapi hasil diagnosis yang akurat,
dan diperiksa bidang sayatannya, harus ditunjang dengan hasil pemeriksaan
sedang yang lain dibiarkan utuh. dari beberapa laboratorium penunjang,
14. Apabila terdapat kecurigaan terhadap seperti bakteriolagi, virology, parasitologi,
adanya kelainan pada alat urogenetal, patologi klinik, toxicology, dsb.
maka hendaknya dasar panggul Bedah bangkai tidak akan dapat mengung-
dilepaskan dengan menggergaji panggul kapkan semua penyebab dari penyakit,
beberapa sentimeter sebelah kiri karena penyebab kejadian suatu penyakit
symfisis pelvis, sehingga seluruh alat kebanyakan berhubungan dengan manaje
urogenetal dapat dilepas secara utuh men, termasuk pemenuhan nutrisi yang
bersama rektum. buruk, kekurangan pakan dan minum,
15. Untuk melihat kemungkinan adanya ventilasi yang tidak mencukupi, sanitasi
radang sendi, maka persendian- yang buruk, unggas mengalami kedinginan
persendian perlu dibuka. Di samping itu, atau kepanasan, dan populasi yang
perlu juga membuka kelenjar susu dan berlebihan. Keadaan serupa tadi memer
lipogandula supramamaria serta kelen- lukan pemeriksaan lapangan untuk menen
jar endokrin. tukan penyebab masalah. Bedah bangkai
Langkah Kerja Bedah Bangkai pada Ternak seringkali dilakukan untuk dapat meng-
Ruminansia identifikasi proses penyakit infeksius,
defisiensi nutrisi, keracunan, penyakit
1. Mempersiapkan alat dan bahan bedah
parasitik, dan tumor.
bangkai (hewan/ternak).
Bedah bangkai (pemeriksaan post mortem)
2. Lakukan pengamatan terhadap bagian
dilakukan untuk menentukan kausa
luar dari ternak.
penyakit dengan melakukan diskripsilesi
3. Lakukan penyembelihan ternak, basahi makroskopis dan mikroskopis dari jaringan
bulunya dengan air, letakkan ternak di dan dengan melakukan pemeriksaan
atas meja operasi secara telentang serologis dan mikrobiologis yang memadai.
kemudian buatlah sayatan kulit dan Pemeriksaan post mortem dilakukan bila
lakukan pembedahan tubuhnya untuk ditemukan adanya penurunan produksi,
mengamati organ tubuh yang ada di terdapat tanda-tanda yang jelas akan sakit
dalam.

133
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

atau diketahui adanya peningkatan jumlah a. Kondisi umum: keadaan kulit/bulu,


kematian, dan atas permintaan klien. Pada lubang alami, adanya ekto parasit, warna
umumnya ada 2 macam cara bedah bangkai, mukosa, dsb.
yaitu (1) seksi lengkap, setiap organ/ b. Pemeriksaan keadaan luar secara umum:
jaringan dibuka dan diperiksa, (2) seksi jenis hewan, kelamin, umur, keadaan
tidak lengkap, bila kematian/sakitnya gigi, kondisi kulit. Selaput mukoso mata,
hewan diperkirakan menderita penyakit rongga mulut, bawah lidah. Telinga,
yang sangat menular/zoonosis (anthrax, AI, l e h e r, p e r u t , b a g i a n d a l a m p a h a
TBC, hepatitis, dsb.). Bedah bangkai harus kemungkinan adanya vesikel atau lesi
dilakukan sebelum bangkai mengalami yang lain. Persendian, telapak kaki,
autolisis, jadi sekurang-kurang 6—8 jam pangkal ekor, sekitar anus, dan alat
setelah kematian. kelamin serta
D. M E N E N T U K A N J E N I S P E N Y A K I T 3. Penentuan Penyakit
BERDASARKAN CIRI YANG DITUNJUKKAN
Setelah melakukan diagnosis secara
PADA BANGKAI
klinis disimpulkan ternak terkena
Langkah-Langkah Penentuan Penyakit penyakit enterotoksemia pada sapi
Ternak perah yang disebabkan oleh
Berikut adalah contoh kegiatan penentuan Cl.perfringens tipe A dan C. Ente-
jenis penyakit berdasarkan ciri yang rotoksemia bersifat akut, dengan gejala
ditunjukkan pada bangkai ternak sapi perah klinis spesifik yang terkadang tidak
yang terindikasi terkena penyakit ente- tampak nyata. Karena kelainan pato-
rotoksemia. Kegiatan yang dilakukan logis-anatomisnya tidak menciri, maka
pertama kali pada saat dijumpai kasus penyakit ini mudah dikelirukan dengan
penyakit adalah melakukan diagnosis penyakit lain seperti misalnya hipo-
penyakit dengan teknik diagnosis standar magnesemia, yang juga memperlihatkan
(diagnosa klinik) terhadap ternak yang gejala mati mendadak, dan adanya
terkena penyakit. Langkah kerja yang perdarahan pada epikardial dan endo-
dilakukan adalah: kardial. Diagnosis dilakukan dengan
1. Melakukan signalemen, foto kejadian mengamati gejala klinis dan mengirim
dan diagnosis sampel usus, cairan tubuh, dan bahan
lain yang dicurigai ke laboratorium
2. Melihat record/catatan medis ternak
bakteriologi. Sampel jaringan organ
a. Anamnesa, meliputi nama hewan, harus sudah diperiksa dalam waktu
alamat, tanggal, waktu kematian, kurang dari sehari guna menghindari
sejarah penyakitnya (berapa lama, diagnosis yang keliru. Pengobatan untuk
gejala klinis, pengobatan, vaksinasi, infeksi dan intoksikasi yang disebabkan
angka kematian, dsb), data oleh Cl. perfingens seperti pemberian
laboratorium bila ada, misal pemerik- antibiotika atau kemoterapetika, kurang
saan darah, urine, feces, dsb. memberikan hasil yang berarti atau tidak
b. Signaleman: identitas hewan (ras, efektif. Dalam banyak kasus, periode
bangsa, jenis kelamin, umur, warna berlangsungnya penyakit dapat
bulu). demikian singkat, sehingga pengobatan
c. Gejala klinis: yang terjadi selama tidak sempat untuk dilakukan. Peng-
sakit/sebelum mati (diare, muntah, obatan yang efektif tentunya dengan
lesu, nafsu makan, dsb.). pemberian antitoksin spesifik sesuai
dengan tipe Cl. perfringens penyebab
Pemeriksaan secara umum sebelum di-
penyakit. Akan tetapi, pemberian
lakukan bedah bangkai:

134
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

antitoksin dalam jumlah besar tentunya hiperemis. Mukosa saluran pernapasan


sangat mahal dan tidak efisien untuk yang sianosis, paru-paru mengalami
dilakukan. oedema, berisi cairan serofibrinous.
4. Agen Penyebab dan Faktor Jantung membesar, terkadang di-
temukan perdarahan titik pada epi dan
E n t e ro t o k s e m i a d i s e b a b ka n o l e h
endocardial. Daerah ventral perut
berbagai tipe Cl perfringens toksigenik
umumnya hiperemis. Dari pemeriksaan
(dulu disebut Clostridium welchii). Cl.
histopatologis, terlihat adanya pem-
perfringens adalah bakteri yang secara
bendungan pada paru-paru. Ada
normal ada dalam saluran pencernaan
infiltrasi limfosit pada usus halus dan
hewan sehat. Bakteri ini bersifat opor-
pada mukosa usus dapat ditemukan
tunis dan akan berkembang sesuai
bakteri berbentuk batang dan bersifat
dengan keadaan induk semangnya.
Gram positif. Terlihat juga adanya
5. Gejala Klinis dan Perubahan pembengkakan lapisan rumen dan
Gejala klinis yang dapat diamati pada abomasum disertai ulserasi dan
hewan yang terserang enterotoksemia hemoragis. Pada usus besar, terlihat
adalah kembung, kesakitan di daerah nekrosis fokal dari lapisan otot halus
abdomen, konstipasi atau diare ber- dengan adanya infiltrasi netrophil,
darah, konvulsi, hewan terjatuh, susah makrofag, dan limfosit. Selain itu, ada
bernapas, dan akhirnya mati mendadak. degenerasi sel otot dengan vakuolisasi
Gejala yang spesifik pada sapi perah dan nekrosis dan adanya bakteri
dewasa adalah tiba-tiba hewan menjauhi berbentuk batang dan Gram positif. Pada
makanan, tidak ada nafsu makan sama hati, terlihat adanya nekrosis dege-
sekali. Susu yang dihasilkan sedikit atau neratif dan vakuolisasi dari hepatocytes.
tidak ada susu sama sekali. Hewan Limpa memperlihatkan hemosiderosis
merasa sakit di bagian abdomennya dan berat. Limfoglandula menunjukkan
terlihat adanya gejala kembung. Adanya adanya hipertrofi dan peningkatan
perdarahan pada usus menyebabkan jumlah sel reticuloendothelial. Ginjal
kotoran yang keluar sangat sedikit menunjukkan adanya degenerasi paren-
kadang berdarah. Pada anak sapi, Cl. khim dari tubuli renali.
perfringens tipe A, biasanya menyebab- 6. Diagnosis
kan gejala kembung dengan kesakitan
Diagnosis dilakukan berdasarkan pada
dan depresi. Nafsu makan juga tidak ada
hasil pengamatan gejala klinis, perubah-
dan kematian dapat cepat terjadi karena
an patologis dan konfirmasi hasil isolasi
ulcer dalam abomasum, peradangan dan
dan identifikasi bakteri penyebab dan
penimbunan gas. Cl. perfringens tipe C
toksin yang dapat ditemukan pada isi
menyebabkan necrotic enteritis pada
usus dan cairan tubuh hewan yang mati.
sapi baru lahir. Dalam kasus enterotok-
Diagnosis penyakit umumnya didasar-
semia, kondisi hewan yang mengalami
kan adanya penemuan toksin penyebab
perubahan/kelainan adalah pada saluran
penyakit serta isolasi agen penyakit.
usus dan organ-organ parenkhim.
7. Pencegahan Penyakit
Hasil pemeriksaan patologis menunjuk-
kan perubahan menyolok seperti pada Vaksinasi untuk pencegahan terhadap
usus kecil ditemukan enteritis enterotoksemia termasuk dalam pro-
hemoragika yang parah. Pada aboma- gram kesehatan preventif sapi perah.
sum, omasum, reticulum, usus besar, Vaksinasi pertama harus diulang dengan
rektum, dan sekum juga terlihat mukosa selang waktu 4 minggu. Sapi perah

135
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

dalam masa kering kandang adalah saat 2. Ketika dimasak, daging ayam akan menge-
yang tepat untuk melakukan vaksinasi. luarkan cukup banyak air dan ukurannya
Pemberian kolostrum pada anak sapi akan menyusut.
yang baru dilahirkan juga sangat 3. Ketika ditekan, daging ayam akan kencang
berguna untuk pencegahan enterotok- dan tidak lembek.
semia pada anak sapi. Vaksinasi pada
Ayam Tiren
sapi dara berumur 4 sampai 6 bulan
dengan vaksin clostridium yang multi- Ayam tiren merupakan ayam yang sudah
valen dan di-booster 1 bulan kemudian mati sebelum dipotong atau dijual. Apabila
merupakan awal pencegahan penyakit. dikonsumsi, ayam ini akan menimbulkan
Vaksinasi ulangan sebaiknya diberikan penyakit yang berbahaya. Berikut ini ciri-ciri
setiap tahun sesudahnya. Untuk ayam tiren yang harus anda cermati.
pencegahan penyakit secara keseluruh- 1. Ayam tiren biasanya memiliki aroma yang
an perlu diperhatikan hal-hal sebagai lebih amis dibandingkan dengan ayam
berikut. lainnya.
a. Perlakukan pemberian pakan dengan 2. Bekas potongan pada bagan leher ayam
komposisi bahan pakan yang konsisten akan terlihat sedikit dan tidak lebar.
dan lakukan adaptasi sebelum di- 3. Ayam tiren memiliki daging yang berwarna
lakukan perubahan pakan. pucat, tidak segar, atau kebiruan.
b. Lakukan vaksinasi secara teratur Ayam Berformalin
c. Untuk pemberian silase, perhatikan Pemakaian formalin pada bahan makanan
ukuran panjang rumput, lama penyim- tertentu saat ini sudah menggemparkan dan
panan, dan fermentasi. meresahkan banyak warga. Formalin merupa-
d. Hindari terjadinya acidosis rumen. kan bahan pengawet yang sangat berbahaya
e. Berikan kolostrum dan sediakan air untuk kesehatan dan tidak dianjurkan untuk
minum yang cukup (terutama pada dipakai pada bahan makanan. Namun, demi
anak sapi). meraup keuntungan yang lebih banyak,
biasanya banyak pedagang yang memanfaat-
f. Kendalikan sumber infeksi saluran
kan bahan kimia yang satu ini agar dagangan-
pencernaan lainnya.
nya lebih tahan lama dan tidak mudah busuk.
Salah satu bahan makanan yang sering
diawetkan dengan menggunakan formalin
yaitu ayam. Berikut ini ciri-ciri ayam berfor-
malin.
Tips Cermat Mengenali Ayam Suntik, Ayam
Tiren, dan Ayam Berformalin 1. Ayam berformalin memiliki daging dengan
tesktur yang kenyal dan warnanya putih
Ayam Suntik mengkilat.
Ayam suntik merupakan ayam yang di- 2. Ayam berformalin biasanya memiliki aroma
tambahi air dengan cara disuntikkan pada yang khas menyerupai bau obat.
bagian dada, punggung, atau paha. Cara ini
dilakukan agar ayam yang kecil bisa terlihat 3. Selain itu, lalat enggan hinggap pada ayam
besar. Berikut ini ciri-ciri ayam suntik yang berformalin sehingga dagingnya tidak
harus diwaspadai. dikerubuti oleh lalat.
1. Ayam suntik biasanya memiliki kulit yang Demikian tips cermat mengenali ayam tiren,
mengkilap dan teksturnya tidak kesat. ayam suntik, dan ayam berformalin. Demi
kesehatan, Anda harus lebih selektif ketika

136
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

membeli dan memilih bahan makanan terten- 2. Lakukan pengamatan terhadap peternakan
tu. atau pun RPH untuk mendapatkan gambar-
Sumber: https://selerasa.com/tips-cermat- an tentang pelaksanaan nekropsi!
mengenali-ayam-suntik-ayam-tiren-dan- 3. Buat laporan tentang hasil pengamatan!
ayam-berformalin | Selerasa.com

praktik
Untuk menambah wawasan lebih jauh Judul : Nekropsi Unggas
mengenai materi bab ini, kalian dapat mem- Tujuan : Peserta diklat dapat melakukan
pelajari secara mandiri melalui internet. Bebe-
nekropsi pada unggas dengan benar.
rapa website yang dapat kalian kunjungi
adalah sebagai berikut:
Alat dan bahan:
https://www.berbagiilmupeternakan.com/201
5/05/anatomi-dan-fisiologi-ternak_22.html a. Disecting set
http://dokterternak.com/2011/06/23/diagnos b. Alkohol
a-penyakit-ayam-dengan-bedah-bangkai- c. Kapas/tisu
ayam-necropsi-ayam/ d. Nampan
https://info.medion.co.id/index.php/artikel- e. Pisau
layer/artikel-pengobatan-vaksinasi/1770-
f. Ayam dewasa
ketepatan-diagnosa-untuk-keberhasilan-
penanganan-kasus-penyakit-2
Keselamatan kerja:
a. Gunakan baju lapangan
b. Masker
c. Sarung tangan
d. Hati-hati dalam bekerja

Langkah kerja:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
1. Cari informasi dari peternakan, rumah b. Lakukan pembedahan pada ayam dewasa
potong hewan (RPH) yang ada di sekitar sesuai prosedur.
lingkungan rumah tentang: c. Amati organ dalam dengan teliti.
a. Proses pelaksanaan nekropsi unggas d. Lakukan diagnosis penyakit apa yang
b. Prosedur nekropsi pada ternak ruminan- diderita ayam tersebut.
sia e. Gambarlah ayam yang sudah di nekropsi
c. Pelaksanaan nekropsi pada ternak tadi.
kelinci f. Buatlah laporan dengan teliti.
d. Alat dan bahan yang digunakan pada
proses kegiatan nekropsi ternak

137
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

penilaian harian
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
bentuk dan struktur semua organisme makhluk dengan baik dan benar!
hidup. Fisiologi adalah salah satu dari cabang- 1. Apakah yang dimaksud dengan nekropsi?
cabang biologi yang mempelajari seluk-beluk
2. Mengapa kita perlu melakukan nekropsi
proses serta kegiatan yang dilakukan oleh
pada ternak yang sudah mati?
makhluk hidup (berlangsungnya sistem
kehidupan). Nekropsi (pembedahan post 3. Persiapan apa yang harus kita lakukan
mortem) unggas adalah sebuah prosedur yang sebelum melaksanakan nekropsi?
dapat digunakan oleh para dokter hewan, 4. Jelaskan prosedur nekropsi pada ayam!
pemilik unggas, atau pun peternak untuk 5. Sebutkan peralatan apa saja yang diguna-
mengetahui sebab kematian dari unggas kan untuk pelaksanaan nekropsi!
mereka.
Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi
jaringan tubuh (ternak), baik di permukaaan
tubuh maupun di dalam tubuh yang dilakukan
dengan cara membedah atau membuka rongga
tubuh. Pemeriksaan cara nekropsi (pem-
bedahan) ini sangat penting dilakukan pada
ternak unggas, karena perubahan atau kelainan
tersebut terkadang bersifat spesifik
(“Patognomonik”) untuk penyakit tertentu
pada unggas (misalnya pada penyakit
“Coccidiosis”) dengan perdarahan pada usus
buntu. Pada unggas yang sudah mati lebih dari
4 jam kurang akurat diperiksa, karena apabila
kematian sudah terlalu lama maka akan terjadi
autolisis (pembusukan oleh kuman).
Pemeriksaan post mortem dilakukan bila
ditemukan adanya penurunan produksi,
terdapat tanda-tanda yang jelas akan sakit atau
diketahui adanya peningkatan jumlah
kematian, dan atas permintaan klien. Pada
umumnya ada 2 macam cara bedah bangkai
yaitu (1) seksi lengkap, dimana setiap
organ/jaringan dibuka dan diperiksa, (2) seksi
tidak lengkap, bila kematian/sakitnya hewan
diperkirakan menderita penyakit yang sangat
menular/zoonosis (anthrax, AI, TBC, hepatitis,
dsb.). Bedah bangkai harus dilakukan sebelum
bangkai mengalami autolisis, jadi sekurang-
kurang 6—8 jam setelah kematian.

138
BAB 10
MENERAPKAN PROSEDUR PENGAMBILAN
SAMPEL DARAH PADA TERNAK SAKIT
1. Setelah mempelajari materi tentang menerapkan prosedur sampel darah
pada ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan tujuan pengambilan
sampel darah pada ternak sakit dengan teliti.
2. Setelah mempelajari materi tentang menerapkan prosedur sampel darah
pada ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan prosedur pengambilan
sampel darah pada ternak sakit dengan benar.
3. Setelah mempelajari materi melakukan pengambilan sampel darah pada
ternak sakit, peserta diklat mampu melakukan pengambilan sampel darah
pada ternak sakit dengan tepat.
4. Setelah mempelajari materi melakukan pengambilan sampel darah pada
ternak sakit, peserta diklat mampu menangani sampel darah sebelum
dianalisis dengan benar.

Tujuan pengambilan
Tujuan pengambilan sampel darah
sampel darah

Prosedur pengambilan 1.Prosedur pengambilan


sampel darah darah pada ternak unggas
2.Prosedur pengambilan
Menerapkan prosedur darah pada aneka ternak
pengambilan sampel 3.Prosedur pengambilan
darah pada ternak sakit darah pada ruminansia
Pengambilan sampel darah 1.Teknik pengambilan sampel
darah pada unggas
2.Teknik pengambilan darah
pada kelinci
3.Teknik pengambilan sampel
darah pada ruminansia
Penanganan sampel 1.Langkah penanganan sampel darah
darah sebelum dianalisis 2.Kualitas sampel mempengaruhi
hasil pemeriksaan

Venesectio, vena, teknik pengambilan darah, tujuan pengambilan darah,


penanganan sampel darah

139
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. TUJUAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH daerah sekitar leher sehingga


Pengambilan darah (venesectio) merupa- vena jugularis terlihat jelas
kan salah satu hal yang terpenting dari c) Tusuk vena jugularis dengan
kegiatan peternakan. Tujuan pengambilan syringe 1 ml (jarum 26G x ½”)
darah ternak yaitu untuk mengetahui d) Tarik piston perlahan-lahan
tingkat kadar suatu zat yang terkandung sampai darah masuk ke syringe
dalam darah ternak tersebut.
e) Jika volume darah sudah cukup (
Pengambilan sampel darah ternak dapat + 0,5—1 ml ), cabut syringe
juga digunakan untuk mengidentifikasi perlahan dan tutup jarumnya
suatu penyakit yang menyerang atau
f) Tarik piston sampai ke ujung
diderita ternak tersebut. Pengambilan
syringe untuk memberi ruang
sampel darah pada ternak tidak bisa di
supaya serumnya keluar
l a k u ka n d e n g a n c a ra s e m b a ra n g a n ,
diperlukan kecermatan dan ketelitian yang g) Beri label identitas darah.
tinggi. Terdapat dua metode untuk me-
ngambil sampel darah pada ternak, yaitu
dengan menggunakan vacuum tube dan
dengan menggunakan suntikan.
Pengambilan darah dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan serum yang
cukup jumlahnya dengan kualitas memadai
dan memudahkan evaluasi terhadap suatu
Gambar 10.1
penyakit. Pengambilan Darah Lewat Pembuluh Vena Jugularis

B. PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL DARAH 2) Jantung


1. Prosedur Pengambilan Darah pada Prosedur:
Unggas a) Pegang badan ayam dengan
Berikut ini beberapa teknik pengambilan posisi bagian abdomen meng-
darah pada unggas yang bisa dilakukan. arah ke atas dan posisi kepala
a. Ayam Kecil DOC (umur 1—7 hari) lebih rendah dari bagian kaki
dengan harapan organ jantung
Pengambilan pada ayam DOC biasanya
turun
dipergunakan untuk monitoring titer
maternal antibodi yang diperoleh dari b) Dengan kapas beralkohol usap
hasil vaksinasi pada induknya. pada daerah Thoracic Inlet
Gunanya monitoring ini untuk (rongga dada)
menentukan kapan ayam tersebut c) Tusukan syringe 1 ml (jarum 26G
mulai dilakukan vaksinasi. Pengam- x ½”) ke rongga dada sehingga
bilan darah ada dua acara yang bisa jarum mengenai jantung
dilakukan, yaitu: d) Tarik piston perlahan-lahan
1) Vena Jugularis sehingga darah masuk ke dalam
Prosedur: syringe
a) Pegang ayam dengan hati-hati, e) Jika volume darah sudah cukup
jepit leher dengan jari telunjuk (+ 0,5 ml), cabut syringe
dan jari tengah perlahan dan tutup jarumnya
b) Dengan kapas beralkohol, usap f) Tarik piston sampai ke ujung

140
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

syringe untuk memberi ruang b) Dengan kapas beralkohol usap


supaya serumnya keluar daerah Thoracic Inlet (rongga
g) Letakkan syringe pada posisi dada)
mendatar atau sedikit miring c) Tusukan jarum syringe 3 ml
dengan posisi jarum di atas dan (jarum 23G x 11/4”) ke rongga
biarkan 15—30 menit (pada dada sehingga jarum mengenai
s u h u r u a n g ) s u p a y a d a ra h jantung
membeku. d) Tarik piston perlahan-lahan
h) Beri label identitas darah. sehingga darah masuk ke syringe
b. Ayam besar (di atas 7 hari) + 0,5—1 ml
Darah yang diambil pada ayam besar e) Jika volume darah sudah cukup
bisanya dipergunakan untuk pembu- cabut syringe perlahan dan
atan RBC, monitoring titer antibodi tutup jarumnya
hasil vaksinasi dan bahan campuran f) Tarik piston sampai ke ujung
media pertumbuhan pada produksi syringe (3/4 bagian) untuk
bakteri sebagai bahan untuk antigen memberi ruang supaya serum-
vaksin. Teknik pengambilan darah nya keluar
pada ayam besar biasanya melalui g) Letakkan syringe pada posisi
vena pectoralis dan jantung: mendatar atau sedikit miring
1) Prosedur Venesectio secara Vena dengan posisi jarum di atas dan
Pectoralis: biarkan 15—30 menit (pada
a) Pegang ayam dengan hati-hati, s u h u r u a n g ) s u p a y a d a ra h
membeku.
b) Dengan kapas beralkohol, usap
daerah sayap sehingga vena h) Beri label identitas darah.
pectoralis terlihat jelas
c) Tusukan jarum syringe 3 ml
(jarum 23G x 1 1/4”) di bawah
tendon pronator muskulus
kemudian arahkan jarum ke vena
pectoralis lalu tusukan ke vena
tersebut
Gambar 10.2
d) Tarik piston perlahan-lahan Pengambilan Darah Melalui Jantung
sehingga darah masuk ke syringe 2. Prosedur Pengambilan Darah pada
+ 0,5—1 ml Aneka Ternak
e) Jika volume darah sudah cukup, Pengambilan Darah pada Ternak Kelinci
cabut syringe perlahan sambil Pengambilan darah pada kelinci bisanya
ibu jari menekan vena pectoralis dilakukan melalui vena auricularis di
dan tutup jarumnya telinga atau bisa melalui jantung, hanya
f) Tarik piston sampai ke ujung saja pengambilan darah melalui jantung
syringe (3/4 bagian) untuk harus lebih hati-hati dan dilakukan oleh
memberi ruang supaya serum- orang yang sudah mahir karena jika
nya keluar dalam pengambilannya tidak benar, akan
g) Beri label identitas darah. berakibat kematian pada kelinci.
2) Prosedur Venesectio pada Jantung a. Vena Auricularis
a) Pegang ayam dengan hati-hati, Prosedur:

141
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

1) Pegang kelinci (punggung atas dan bawah dagu, bagian depan). Tempat ini
bawah) biasanya dilakukan pada hewan sapi,
2) Usap vena auricularis pada telinga kuda, domba, kambing, dan babi.
dengan kapas yang dibasihi xylol Prosedur pengambilan darah adalah
gunanya untuk memperbesar vena sebagai berikut:
3) Tusukan jarum syringe 1 ml (jarum 1) Rambut di sekitar ventral leher
26G x ½”) tepat pada venanya, jika dicukur bila perlu.
sudah terlihat darah masuk ke 2) Pembuluh darah dibendung pada
syringe, perlahan-lahan tarik pis- 1/3 distal leher.
tonnya sehingga darah mengalir ke
3) Setelah darah terbendung, daerah
dalam syringe
tersebut diusap dengan kapas yang
4) Jika darah sudah cukup, tarik dibasahi alkohol, tujuannya adalah
syringe perlahan-lahan, tekan area untuk desinfeksi.
bekas pengambilan darah dengan
4) Jarum suntik steril ditusukkan de-
ibu jari yang lapisi kapas kering
ngan sudut 300 ke arah atas pada
5) Beri label identitas darah. pembuluh darah dengan lubang
b. Jantung jarum menghadap ke atas.
1) Baringkan kelinci dengan cara me- 5) Setelah jarum masuk, dilakukan
megang kedua kaki depan dan kaki aspirasi untuk mengambil darah
belakang yang dibutuhkan. Jika darah tidak
2) Ulas area dada atas (posisi jantung) terisap, artinya jarum belum masuk
dengan dengan kapas beralkohol ke dalam pembuluh darah.
3) Cari posisi jantung dengan cara me- b. Vena Cephalica Antibrachii Anterior
nekannya perlahan yang ditandai Pembuluh darah ini terletak pada
terasanya denyut jantung bagian distal anterior kaki depan (atas
4) Tusukkan jarum syringe 5 ml (jarum tracak). Ini bisa dilakukan pada hewan
22G x 11/2”) atau 10 ml (jarum 21G anjing, kucing, ruminansia kecil (dom-
x 11/2”) tepat pada jantungnya, jika ba dan kambing yang terukuran kecil,
sudah terlihat darah masuk ke jika ternak tersebut direbahkan).
syringe, perlahan-lahan tarik Prosedur pengambilan darah adalah
pistonnya sehingga darah mengalir sebagai berikut.
kedalam syringe 1) Rambut di sekitar pembuluh darah
5) Jika darah sudah cukup, tarik dicukur bila perlu.
syringe perlahan-lahan 2) Pembuluh darah dibendung pada
6) Beri label identitas darah. bagian siku.
3. Pe n g a m b i l a n D a ra h p a d a Te r n a k 3) Setelah darah terbendung, daerah
Ruminansia tersebut diusap dengan kapas yang
Berikut adalah beberapa tempat pe- dibasahi alkohol. Tujuannya adalah
ngambilan darah pada ternak rumi- untuk desinfeksi.
nansia. 4) Jarum suntik steril ditusukkan de-
a. Vena Jugularis ngan sudut 300 ke arah atas pada
pembuluh darah dengan lubang
Pembuluh darah ini terletak pada
jarum menghadap ke atas.
bagian ventrolateral leher (leher di

142
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

5) Setelah jarum masuk, dilakukan Prosedur pengambilan darah sebagai


aspirasi untuk mengambil darah berikut.
yang dibutuhkan. Jika darah tidak 1) H ew a n s e b a i k n y a d i - re s t ra i n
terisap, artinya jarum belum masuk dengan baik dengan menggunakan
ke dalam pembuluh darah maka kandang jepit,
spuit ditarik sedikit dan dimasuk-
2) Angkat ekor sapi ke atas,
kan se dengan arah pembuluh
darah, untuk mengidentifikasi 3) Lalu raba tulang ekor pertama (pada
terisap atau tidaknya darah ada pangkal ekor) lalu kedua,
baiknya sebelum diberikan sedikit 4) Oleskan alkohol 70% sebagai des-
udara (dengan menarik sedikt infektan,
spuit) sebelum menusuk. 5) Pada tengah tulang ekor terdapat
c. Vena Femoralis celah, lalu jarum dimasukkan ke
Pembuluh darah ini terletak pada dalamnya dan disusul dengan
daerah proksimomedial kaki belakang. tabung venoject steril.
Pengambilan darah pada daerah ini C. PENGAMBILAN SAMPEL DARAH PADA
cukup sulit. Lebih mudah dilakukan TERNAK SAKIT
jika domba direbahkan. Pada dasarnya teknik pengambilan sampel
Prosedur pengambilan darah adalah darah pada berbagai jenis ternak hampir
sebagai berikut. sama. Perbedaan yang mendasar hanya
pada tempat pengambilan sampel darah
1) Rambut di sekitar pembuluh darah
dan ukuran jarum yang digunakan. Namun,
dicukur bila perlu.
pada prosedur dan tekniknya hampir sama.
2) Pembuluh darah dibendung pada
Beberapa hal yang harus diperhatikan
bagian proksimal.
dalam pengambilan darah adalah:
3) Setelah darah terbendung, daerah
1. Posisi ternak yang akan diambil sampel
tersebut diusap dengan kapas yang
darahnya harus dalam posisi yang
dibasahi alkohol. Tujuannya adalah
nyaman dan kondisi ternak tenang.
untuk desinfeksi.
2. Cari titik pada tubuh ternak yang banyak
4) Jarum suntik steril ditusukkan
mempunyai pembuluh darah sehingga
dengan sudut 300 ke arah atas pada
akan mempermudah dalam pengam-
pembuluh darah dengan lubang
bilan darah. Bagian tersebut sebelumnya
jarum menghadap ke atas.
perlu dibersihkan dengan alkohol.
5) Setelah jarum masuk, dilakukan Pembersihan tersebut berfungsi untuk
aspirasi untuk mengambil darah menghindarkan dari adanya bakteri
yang dibutuhkan. Jika darah tidak (sterilisasi).
terisap, artinya jarum belum masuk
3. Gunakan jarum suntik dengan ukuran
ke dalam pembuluh darah.
yang tepat.
d. Vena Coccigea
4. Alat suntik diposisikan secara tepat
Pembuluh darah ini terletak pada ketika pengambilan sampel darah.
daerah ventral tulang ekor ke 2 atau 3, Bagian jarum yang runcing berada di
ini biasanya dilakukan pada ternak bawah (posisi jarum menengadah ke
sapi, lokasi pengambilan darah di atas) sehingga fungsinya berjalan
pembuluh darah jugularis mengalami dengan baik yaitu untuk mengambil
kesulitan misalnya terlalu tebalnya darah supaya terisap oleh tabung isap.
gelambir. Selain itu, usahakan ujung jarum masuk

143
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

atau tertutupi sehingga darah akan a. Tabung Isap (Vacuum Tube)


mudah masuk pada jarum tersebut. Alat Tabung isap yang digunakan disesuai-
suntik tersebut disuntikkan berlawanan kan dengan kebutuhan. Biasanya
arah dengan pembuluh darah dan dibedakan menjadi tiga warna tutup
dimasukkan dengan lurus tidak keluar tabung, yaitu:
dari pembuluh darah.
o Merah : tanpa heparin (zat anti
5. Pada saat jarum suntik telah masuk ke pembekuann darah)
dalam pembuluh darah ternak, usahakan
o Hijau : d e n g a n a n t i ko a g u l a n
jangan menggerakkan alat suntik karena
(lhitium heparin)
bisa merobek pembuluh darah pada
ternak dan dapat mengakibatkan o Ungu : dengan anti koagulan EDTA
pembengkakan pada bagian tersebut (Ethylene Diamaine
karena pembuluh darahnya pecah. Tetraacetic Acid)
Terdapat dua metode untuk mengambil Selain disesuaikan dengan kandungan
sampel darah pada ternak, yaitu dengan anti koagulannya, yang harus di-
menggunakan vacuum tube dan dengan perhatikan adalah volume dari tabung
menggunakan suntikan. tersebut. Biasanya ini disesuai-kan
dengan kebutuhan jumlah sampel
Pengambilan darah dari tubuh target harus
darah yang diperlukan. Tabung ini
dilakukan dengan cara hati-hati dan aseptik
terdiri atas beberapa ukuran yaitu 5 ml,
sehingga darah tidak mengalami kerusakan.
7 ml, dan 9 ml. Tabung harus diisi
Dalam proses pengambilannya ada 2
sesuai dengan kapasitas volumenya.
macam, yakni:
Selain itu harus diperhatikan pula
1. Darah yang diambil dibiarkan membeku
mengenai tanggal kadaluarsa dari
Normalnya darah akan membeku be- tabung yang terdapat pada label
berapa menit setelah pengambilan, yang karena berpengaruh terhadap zat anti
kemudian akan keluar cairan bening koagulan yang terkandung di dalam
sampai kekuningan yang kita sebut tabung.
serum, serum ini yang nantinya sebagai
b. Jarum Isap (Multi Drawing Needle)
bahan uji untuk mengetahui titer anti-
bodi. Jarum isap tesedia dalam berbagai
macam ukuran yang disesuaikan
2. Darah yang diambil harus tetap cair
dengan jenis ternak yang akan diambil
Supaya darah tetap cair biasanya di- sampelnya, yaitu sebagai berikut.
tambahkan bahan antikoagulan (heparin,
o No. 14, 16, 18 : untuk ternak sapi
alsever) atau dengan cara darah di-
dan kerbau
goyang-goyang perlahan secara terus
menerus dan biasanya pada alat penam- o No. 23 atau 25 : untuk ternak kelinci
pung terlebih dahulu di masukan glass o No. 21 : untuk ternak ayam
bead. o No. 14—16 : untuk ternak domba
Pada saat pengambilan sampel darah, atau kambing
alat dan bahan yang harus disiapakan c. Standard Tube Holder
adalah:
Sebagai tempat Multi Drawing Needle
1. Alat dan Vacum Tube
Alat yang digunakan dalam pengam- d. Spuit
bilan darah pada ternak yaitu satu set
e. Cooler Box
Blood Kit Sampling yang terdiri atas:

144
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

2. Bahan 1. Pegang ayam dengan hati-hati, jepit


Bahan yang digunakan pada saat pe- leher dengan jari telunjuk dan jari
ngambilan darah ternak ini adalah: tengah
a. Ternak yang akan diambil sampel 2. Dengan kapas beralkohol, usap daerah
darah sekitar leher sehingga vena jugularis
terlihat jelas
b. Alkohol
3. Tusuk vena jugularis dengan spuit 1 ml
c. Kapas
(jarum 26G x ½”)
Teknik Pengambilan Sampel Darah pada
4. Tarik piston perlahan-lahan sampai
Ayam
darah keluar
1. Siapkan ayam dalam posisi berbaring
5. Jika volume darah sudah cukup ( +
sambil dipegang
0,5—1 ml ), cabut spuit perlahan dan
2. Menahan kepala ayam ke satu sisi dan tutup jarumnya
membuka sayap
6. Tarik piston sampai ke ujung spuit (3/4
3. Bersihkan bagian yang akan ditusuk bagian) untuk memberi ruang supaya
dengan kapas yang telah dibasahi al- serumnya keluar.
kohol
Ayam Besar
4. Darah diambil dengan cara menusuk-
kan jarum di vena pectoralis yang
berada di bawah sayap
5. Tampung darah menggunakan vacum
tube sesuai kebutuhan

Gambar 10.5 Pengambilan Darah Melalui Sayap

Teknik pengambilan darah melalui


Gambar 10.3 Pengambilan Darah pembuluh darah di bagian sayap.
Melalui Vena Pectoralis pada Ayam
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012. 1. Pegang ayam dengan hati-hati,
Teknik Pengambilan Darah pada DOC
2. Dengan kapas beralkohol, usap daerah
sayap sehingga vena branchialis
terlihat jelas
3. Tusukan spuit 3 ml (jarum 23G x 1 1/4”)
dibawah tendon pronator muskulus
kemudian arahkan jarum ke vena
branchialis lalu tusukkan ke vena
branchialis-nya
4. Tarik piston perlahan-lahan sehingga
darah masuk ke spiut + 0,5—1 ml
5. Jika volume darah sudah cukup, cabut

Gambar 10.4 Pengambilan Darah Lewat Vena Jugularis

145
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

spuit perlahan sambil ibu jari menekan transparan apabila diterawang pada
vena branchialis dan tutup jarumnya tempat yang cukup cahaya. Sedangkan
6. Tarik piston sampai ke ujung spuit (3/4 pengambilan sampel darah pada ayam
bagian) untuk memberi ruang supaya dilakukan di bawah sayap, tepatnya pada
serumnya keluar. bagian vena pectoralis. Vena pectoralis
banyak mengandung pembuluh darah
dan dari luar pembuluh tersebut terlihat
berwarna biru.
Teknik pengambilan darah pada kelinci
adalah sebagai berikut.
1. Siapkan kelinci pada kotak kekang
2. Pegangi kepala kelinci
3. Bersihkan bagian yang akan ditusuk
dengan kapas yang telah dibasahi
alkohol
Gambar 10.6 Pengambilan Darah Melalui Pembuluh di Jantung 4. Darah diambil dengan cara menusuk-
7. Pegang ayam dengan hati-hati kan jarum di vena lateralis yang berada
8. Dengan kapas beralkohol usap daerah di atas telinga
Thoracic Inlet (rongga dada) 5. Tampung darah menggunakan vacum
9. Tusukan spuit 3 ml (jarum 24G x 1”) ke tube sesuai dengan kebutuhan
rongga dada sehingga jarum mengenai Teknik Pengambilan Darah pada Ternak
jantung Ruminansia
10. Tarik piston perlahan-lahan sehingga 1. Vena Jugularis
darah masuk ke spiut + 0,5—1 ml
11. Jika volume darah sudah cukup cabut
spuit perlahan dan tutup jarumnya
12. Tarik piston sampai ke ujung spuit
(3/4 bagian) untuk memberi ruang
supaya serumnya keluar
13. Letakkan spuit pada posisi mendatar
atau sedikit miring dengan posisi
jarum di atas dan biarkan 15—30
menit (pada suhu ruang) supaya Gambar 10.7
darah membeku. Teknik Pengambilan Darah di Vena Jugularis pada Sapi
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012
Teknik Pengambilan Sampel Darah pada
Kelinci
Pengambilan sampel darah pada kelinci
dilakukan di bagian telinga, karena pada
bagian tersebut banyak mengandung
pembuluh darah dan pembuluh darah
tersebut tepatnya di vena lateralis yang
mudah terlihat pada telinga kelinci
karena sifatnya yang tipis dan sedikit
Gambar 10.8
Teknik Pengambilan Darah di Vena Jugularis pada Kambing
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012

146
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

tangan lainnya memegang jarum untuk


dimasukkan pada vena ekor yang
terletak di bagian pangkal ekor di atas
letak anus. Tekan pangkal ekor dengan
jari telunjuk untuk menyumbat aliran
darah pada vena sehingga vena terlihat
agak mengembang.
Alat suntik diposisikan secara tepat
ketika pengambilan sampel darah,
bagian jarum yang runcing berada di
bawah buntut (posisi jarum menengadah
Gambar 10.9 Teknik Pengambilan darah di Vena Jugularis Babi
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012
ke atas). Selain itu, ujung jarum usahakan
Pengambilan sampel darah di bagian masuk atau tertutupi sehingga darah
ekor akan mudah masuk pada jarum tersebut
terisap oleh tabung hisap. Alat suntik
tersebut disuntikkan berlawanan arah
dengan pembuluh darah dan dimasuk-
kan dengan lurus tidak keluar dari
pembuluh darah. Pada saat jarum suntik
telah masuk ke dalam pembuluh darah
ternak, usahakan jangan menggerakan
a l a t s u n t i k k a re n a b i s a m e ro b e k
pembuluh darah pada ternak dan dapat
mengakibatkan pembengkakan pada
Gambar 10.10
bagian tersebut akibat pembuluh darah-
Pengambilan Sampel Darah di Bagian Ekor pada Ternak Ruminansia nya pecah.
Posisi ternak yang akan diambil sampel 4. PENANGANAN SAMPEL DARAH
darahnya harus dalam posisi yang
Langkah Penanganan Sampel Darah
nyaman dan kondisi ternak tenang.
Selain akan mempermudah pengam- Setelah dilakukan pengambilan darah
bilan sampel darah, juga akan lebih pada ternak maka sesegera mungkin
meminimalisir rasa sakit pada ternak dan dilakukan penanganan yang tepat pada
hal tersebut merupakan salah satu sampel darah yang diambil, berikut
kaidah “animal welfare” atau yang biasa adalah kegiatan penanganan yang
disebut kesejahteraan hewan. Untuk dilakukan pada sampel darah.
sebagian ternak yang ukuran tubuhnya 1.Menampung darah dalam tabung
agak besar sehingga susah untuk Darah dari spuit/syringe dimasukkan
diposisikan dalam posisi yang tepat, dalam tabung dengan cara melepas
maka bisa digunakan penjepit atau jarum lalu mengalirkan darah perla-
kerangka. Namun, untuk ternak yang han-lahan melalui dinding tabung.
ukuran tubuhnya kecil maka cukup Memasukkan darah dengan cara
dipegang oleh praktikan pada bagian disemprotkan, apalagi tanpa melepas
tertentu. jarum, berpotensi menyebabkan
Langkah pertama pengambilan darah hemolisis. Jika menggunakan tabung
adalah mengangkat ekor sapi secara vakum, darah dimasukkan ke dalam
horizontal dengan salah satu tangan, dan tabung dengan cara menusukkan

147
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

jarum pada tutup tabung, lalu biarkan informasi setidaknya mengenai nama
darah mengalir sampai berhenti ternak, nomor rekam medis atau
sendiri ketika volume telah terpenuhi. nomor registrasi laboratorium, tanggal
Darah yang ditampung dalam tabung pengambilan spesimen. Identitas
yang berisi antikoagulan harus segera ternak yang dicantumkan pada for-
dicampur dengan cara membolak- mulir permintaan haruslah sama
balikkan tabung 8—10 kali dengan dengan dicantumkan pada label.
lembut. Pada pengambilan sampel 3.Sentrifugasi
darah dengan sistem vakum, tabung Centrifuge adalah alat yang digunakan
harus dibolak-balik dengan lembut untuk memutar darah pada kecepatan
segera setelah ditarik dari holder. putar atau revolusi (revolution per
Pengocokan yang kuat dapat menye- minute, rpm) tertentu. Gaya sentri-
babkan hemolisis dan harus dihindari. fugal yang diciptakan menyebabkan
Pencampuran sampel darah yang tidak pemisah-an sel-sel dan plasma atau
memadai dalam tabung beranti- serum. Tabung harus tetap ditutup
koagulan menyebabkan pembentukan selama sentrifugasi untuk mencegah
microclot yang dapat menyebabkan konta-minasi, penguapan, pemben-
hasil tes yang tidak valid. tukan aerosol (substansi yang dilepas-
2.Memberi Identitas Spesimen kan dalam bentuk kabut halus), dan
Semua spesimen harus memiliki perubahan ph. Jika sumbat dilepaskan
identitas, harus dicatat dan dinomori untuk aliquot, tabung harus ditutupi
pada saat spesimen tersebut tiba di kembali atau ditutupi dengan perang-
laboratorium. Hal ini bermanfaat untuk kat penutupan yang cocok setelah
mencegah tercampurnya spesimen selesai. Penggunaan tongkat aplikator
dan memudahkan pencarian informasi untuk atau melepaskan bekuan
mengenai hasil pemeriksaan. berpotensi menjadi sumber kontami-
nasi serta hemolisis dan tidak dianjur-
Penomoran dilakukan segera setelah
kan.
spesimen tersebut diperoleh atau
diterima. Penomoran tersebut Saat sentrifugasi, harus diperhatikan
dilakukan pada formulir permintaan bahwa tabung berukuran yang sama
laboratorium, pada wadah spesimen, dengan volume spesimen yang sama
pada setiap tabung reaksi yang harus ditempatkan berlawanan satu
digunakan untuk spesimen, dan pada sama lain atau seimbang dalam
setiap kaca objek mikroskop yang sentrifus. Jika tidak seimbang, bisa
digunakan untuk spesimen. menyebabkan pecahnya tabung
spesimen, merusak spesimen, dan
Pemberian identitas pada spesimen
menyebabkan pembentukan aerosol.
adalah tahapan yang harus dilakukan
Centrifuge harus tetap tertutup
karena merupakan hal yang sangat
selama proses sentrifugasi dan tidak
penting. Pemberian identitas meliputi
boleh dibuka sampai rotor benar-
p e n g i s i a n fo r m u l i r p e r m i n t a a n
benar berhenti berputar. Jika hanya
pemeriksaan laboratorium dan
ada satu tabung berisi spesimen yang
pemberian label pada wadah spesi-
akan disentrifugasi, seimbang dengan
men.
tabung sejenis yang diisi air dengan
Label pada wadah sampel harus volume sama dengan spesimen.
mencantumkan data yang berisi
Sentrifugasi terhadap setiap spesimen

148
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

hanya dilakukan sekali. Sentrifugasi pur sampel darah sebelum dilakukan


yang berulang dapat menimbulkan analisis supaya komponen sama
risiko hemolisis dan perubahan analit bentuk atau kondisinya seperti ketika
yang dapat mempengaruhi hasil tes. beredar dalam aliran darah. Proses ini
Karena mesin pemisah menghasilkan dilakukan dengan membolak-balikkan
panas selama pengoperasian, spesi- tabung sempel beberapa kali sesaat
men yang memerlukan suhu dingin sebelum darah diperiksa. Homogeni-
harus disentri-fugasi dalam refri- sasi yang tidak dilakukan dengan
gerated centrifuge terkontrol suhunya. memadai dapat mengubah hasil
4.Pe n g i r i m a n a t a u Pe n y i m p a n a n pemeriksaan.
Spesimen Kualitas Sampel Mempengaruhi Hasil
Darah yang keluar dari tubuh akan Pemeriksaan
segera mengalami perubahan. Hasil pemeriksaan laboratorium dI-
Spesimen yang masih segar memberi- tentukan oleh kualitas sampel yang
kan hasil uji yang akurat, oleh karena diperiksa. Agar dapat menggambarkan
itu sebaiknya spesimen harus segera kondisi tubuh ternak dengan baik dan
diperiksa. Semua spesimen harus akurat, diperlukan sampel yang baik
segera dibawa ke laboratorium. Sejak pula. Karena itu, sampel harus diambil,
pengambilan darah sampai transpor- dikumpulkan, dan ditangani dengan
tasinya ke laboratorium baik dengan cara yang tepat oleh petugas yang
kurir atau sistem transport modern terlatih.
seperti peneumatic tube, harus dijaga Untuk menjaga kualitas sampel, harus
supaya tidak terjadi hemolisis pada diperhatikan jenis tabung atau wadah
spesimen darah. s a m p e l . Ta b u n g s a m p e l d a r a h
Pemisahan serum atau plasma sebaik- misalnya, dipilih sesuai jenis
nya dilakukan kurang dari 2 jam dari pemeriksaan yang akan dilakukan
waktu pengambilan darah. Hal ini nantinya, dan perlu zat tambahan
disebabkan eritrosit dan sel darah khusus yang berbeda-beda untuk
yang masih hidup masih melakukan menjaga agar sampel tetap stabil
metabolisme dan dapat mempenga- sampai diperiksa. Zat tambahan ini
ruhi kadar analit dalam serum atau dilapiskan pada dinding tabung saat
plasma. diproduksi di pabrik. Untuk membeda-
Spesimen darah rutin idealnya harus kan tabung berdasarkan zat tambahan,
tiba laboatorium dalam waktu tutup tabung diberi warna berbeda-
maksimal 45 menit setelah pe- beda.
ngambilan sampel. Bila karena sesuatu Spesimen atau sampel yang telah
sebab spesimen harus disimpan atau diambil dari pasien akan diberi label
dikirim ke laboratorium rujukan, maka barcode yang merupakan identitas
sebaiknya spesimen disimpan atau pasien (ID) untuk mencegah ter-
dikirim dalam wadah tertutup rapat tukarnya ID dengan spesimen atau
untuk mencegah pencemaran atau sampel lain, selanjutnya diproses
penguapan dan diberi label identitas sesuai dengan persyaratan masing-
penderita. masing pemeriksaannya. Sampel
5.Homogenisasi adalah spesimen yang telah melalui
proses lanjutan dan siap untuk
Homogenisasi adalah proses mencam-
diperiksa.

149
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Hal-hal lain yang harus diperhatikan dibawa kembali ke jantung melalui vena
selama penanganan sampel adalah suhu, pulmonalis.
cahaya, pelabelan, pengemasan (jika Darah juga mengangkut bahan sisa meta-
dengan alasan tertentu dirujuk ke bolisme, obat-obatan, dan bahan kimia asing
tempat lain), transportasi, dan kesela- ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal
matan petugas. Untuk sampel darah, untuk dibuang sebagai air seni.
misalnya, setelah diambil dari vena
ternak, harus didiamkan selama 30 menit
sebelum diputar (disentrifugasi) dan
dipisahkan serumnya. Selanjutnya,
serum diperiksa, cadangan disimpan Untuk menambah wawasan lebih jauh
atau untuk pemeriksaan khusus maka mengenai materi bab ini, kalian dapat mem-
serum dirujuk atau dikirim ke pusat pelajari secara mandiri melalui internet.
rujukan. Setelah sampel dianggap layak Beberapa website yang dapat kalian kunjungi
periksa sesuai dengan persyaratan, maka adalah sebagai berikut:
akan segera dilakukan pemeriksaan http://muzarok.blogspot.com/2012/02/cara-
laboratorium. pengambilan-darah-beberapa- hewan.html
http://blogs.unpad.ac.id/riskyadipradana/201
1/03/12/teknik-pengambilan-darah-pada-
ternak/
Pernahkah Anda berpikir mengapa darah http://sinaranbunda.wordpress.com/2012/06/
manusia atau darah makhluk hidup vertebrata 10/tekhnik-pengambilan-darah-ternak
memiliki warna merah? Ada penjelasan sains
mengapa darah memiliki warna merah.
Darah berwarna merah karena di dalam
darah terdapat protein yang dinamakan he-
moglobin. Setiap protein hemoglobin terbuat Cari informasi dari internet ataupun literatur
dari sub unit yang dinamakan hemes. Hemes tentang prosedur pengambilan sampel darah,
inilah yang menjadikan darah berwarna merah. kemudian kerjakan tugas ini secara individu.
Lebih rinci lagi, hemes dapat mengikat molekul Pilihlah salah satu kegiatan yang bisa kamu
besi dan molekul besi ini mengikat oksigen. lakukan!
Sel-sel darah berwarna merah karena interaksi 1. Prosedur pengambilan sampel darah pada
antara besi dan oksigen. ternak sapi
Hal yang penting bagi darah ialah kemam- 2. Prosedur pengambilan sampel darah pada
puannya membawa oksigen. Sebab saat darah ternak ayam
mengalir melalui paru-paru, darah mengambil 3. Prosedur pengambilan sampel darah pada
oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Saat ternak kelinci
semua oksigen telah digunakan, darah kembali 4. Alat dan bahan yang digunakan pada saat
ke paru-paru untuk mengambil lebih banyak pengambilan sampel darah
oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran
darah tertutup yang berarti darah mengalir 5. Buat laporan tentang hasil pengamatan.
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh
jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju
paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme
berupa karbondioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu

150
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

praktik
Judul : Pengambilan Sampel Darah Unggas Pengambilan darah pada ayam besar melalui:
Tujuan : Peserta diklat dapat melakukan 1. Venesectio secara Vena Pectoralis
pengambilan darah pada unggas 2. Venesectio pada Jantung
dengan benar.
Pengambilan sampel darah pada kelinci
Waktu : 3x45 menit dilakukan di bagian telinga, karena pada
bagian tersebut banyak mengandung pembu-
Alat dan bahan: luh darah dan pembuluh darah tersebut
tepatnya di vena lateralis yang mudah terlihat
a. Spuit
pada telinga kelinci karena sifatnya yang tipis
b. Alkohol dan sedikit transparan apabila diterawang
c. Kapas/Tisu pada tempat yang cukup cahaya.
d. Ayam Dewasa dan DOC Teknik Pengambilan Darah pada Ternak
Ruminansia dapat dilakukan melalui:
Keselamatan kerja: 1. Vena Jugularis
a. Gunakan baju lapangan 2. bagian ekor
b. Masker Alat yang digunakan dalam pengambilan darah
pada ternak yaitu satu set Blood Kit Sampling
c. Sarung tangan
yang terdiri atas:
d. Hati-hati dalam bekerja
1.Tabung Isap (Vacum Tube)
2.Jarum Isap (Multi Drawing Needle)
Langkah kerja:
3.Standard Tube Holder
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
4. Spuit
b. Lakukan pengambilan darah pada unggas
5. Cooler Box
pada bagian jantung dan sayap.
Bahan yang digunakan pada saat pengambilan
c. Buatlah laporan dengan teliti.
darah ternak:
1. Ternak yang akan diambil sampel darah
2. Alkohol
3. Kapas
Tujuan pengambilan darah ternak yaitu
untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang
terkandung dalam darah ternak tersebut, dapat
juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu
penilaian harian
penyakit yang menyerang atau diderita dan Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
untuk mendapatkan serum yang cukup dengan baik dan benar!
jumlahnya dengan kualitas memadai dan
1. Bagaimana prosedur pengambilan darah
memudahkan evaluasi terhadap suatu pe-
melalui vena jugularis pada DOC?
nyakit.
2. Apakah tujuan venesectio?
Berikut ini beberapa teknik pengambilan
darah pada unggas yang biasa dilakukan pada 3. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalm
ayam kecil/DOC (umur 1—7 hari) yaitu melalui: pengambilan darah?
1 Vena Jugularis 4. Mengapa kita harus menggunakan jarum
dengan ukuran yang pas pada saat me-
2 Jantung
ngambil darah ternak?

151
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

penilaian harian
5. Bagaimana langkah-langkah mengambil
darah unggas melalui sayap?

152
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

A. PILIHAN GANDA a. sakit


Pilihlah salah satu pilihan jawab yang paling b. gejala sakit
tepat dengan memberikan tanda silang (X) c. reaksi sakit
pada pilihan A, B, C, D, atau E!
d. gejala klinis umum
e. gejala klinis khusus
1. Salah satu tanda ternak sakit adalah ….
a. kotoran encer
6. Tindakan melihat gerakan kembang kem-
b. aktif bergerak pisnya rongga dada/perut dalam satu menit
c. mata bersinar, terbuka, dan bersih adalah pengukuran….
d. kulit halus dan mengkilap a. pulsus
e. terlihat memamah biak dengan tenang b. temperature rectal
c. respirasi
2. Nafsu makan turun dan suhu badan mening- d. jumlah feses
kat merupakan reaksi tubuh terhadap e. jumlah urin
segala penyakit yang diderita, hal tersebut
dinamakan…
7. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
a. sakit d. gejala klinis umum
palpasi pada arteria kemudian merasakan
b. gejala sakit e. gejala klinis khusus dan menghitung berapa kali denyutan per
c. reaksi sakit menit adalah cara pengukuran….
a. pulsus
3. Denyut nadi tidak teratur adalah contoh b. temperature rectal
gangguan…. c. respirasi
a. gangguan pencernaan d. jumlah feses
b. gangguan jantung e. jumlah urine
c. gangguan saraf otak
d. gangguan alat gerak 8. Tindakan memasukkan termometer (bagian
e. penyakit kulit air raksa) ke dalam rectum kira-kira 2 menit
kemudian diambil dan dibaca hasilnya.
Merupakan cara pengukuran….
4. Pincang, lumpuh, jalan sempoyongan
adalah contoh gangguan…. a. pulsus
a. gangguan pencernaan b. temperature rectal
b. gangguan jantung c. respirasi
c. gangguan saraf otak d. jumlah feses
d. gangguan alat gerak e. jumlah urine
e. penyakit kulit
9. Berikut ini karakteristik vaksin live adalah….
5. Suatu reaksi dari kelainan sistem alat tubuh a. isinya virus yang ganas
yang menunjukkan gejala yang spesifik b. isinya bakteri yang ganas
disebut…. c.berbentuk cair

153
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

d. berbentuk kering b. intra muscular e. intra nasal


e. dikemas dalam botol c. intra mamae

10. Vaksinasi yang dilakukan dengan jalan 16. M e t o d e p e n go b a t a n d e n g a n j a l a n


disuntikkan ke bagian sayap disebut pemberian suntikan di bawah kulit di-
dengan istilah … sebut dengan istilah ….
a. intramuskuler d. subcutan a. intra vena d. sub cutan
b. intravena e. spray b. intra muscular e. intra nasal
c. wing web c. intra mamae

11. Brucellosis adalah penyakit yang disebab- 17. Black leg adalah penyakit yang menyerang
kan oleh …. a. ayam pedaging d. domba
a. virus d. protozoa b. ayam petelur e. kambing
b. bakteri e. jamur c. sapi
c. defisiensi nutrien
18. Nafsu makan turun dan suhu badan
12. Penyakit anthrax disebabkan oleh …. meningkat merupakan reaksi tubuh
a. virus d. protozoa terhadap segala penyakit yang diderita,
hal tersebut dinamakan …
b. bakteri e. jamur
a. sakit d. gejala klinis umum
c. defisiensi nutrien
b. gejala sakit e. gejala klinis khusus
c. reaksi sakit
13. Organ tubuh atau fungsinya mengalami
kelainan dari keadaan normal atau
mengalami suatu perubahan fisiologis 19. Avian influenza adalah penyakit yang
adalah pengertian dari …. menyerang
a. sakit d. gejala klinis a. ayam d.domba
b. penyakit e. diagnosis b. babi e. kambing
c. penyebab sakit c. sapi

14. Pemberian obat yang dilakukan dengan 20. Tindakan melihat gerakan kembang
jalan disuntikkan pada pembuluh darah kempisnya rongga dada/perut dalam satu
disebut dengan istilah …. menit adalah pengukuran….
a. intra vena d. subcutan a. pulsus
b. intra muscular e. intra nasal b. temperature rectal
c. intra mamae c. respirasi
d. jumlah feses
15. Pemberian obat yang dilakukan dengan e. jumlah urine
jalan disuntikkan pada jaringan otot
disebut dengan istilah ….
21. Berikut adalah gejala pada anak unggas,
a. intra vena d. sub cutan

154
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

terjadi ataksia dan peradangan pada mata, d. desinfeksi


pada ayam dewasa mata mengalami luka, e. isolasi
dan penurunan daya tetas, adalah gejala
penyakit ...
26. Penyakit pada ternak yang penyebabnya
a. defisiensi vitamin A
adalah kesalahan dalam pemeliharaan
b. defisiensi vitamin B1 maupun metabolism tubuh termasuk
c. defisiensi vitamin D dalam penyakit….
d. defisiensi vitamin E a. noninfeksius
e. defisiensi vitamin K b. ifeksius
c. malnutrisi
22. Kekebalan tubuh ternak yang didapatkan d. tetanus
dari induk …. e. defisiensi nutrien
a. genetic immunity
b. herediter immunity 27. Keberhasilan vaksinasi ditentukan
c. natural immunity beberapa faktor, yaitu ….
d. artificial immunity a. Tatalaksana, vaksin, individu
e. maternal immunity b. Pakan, air minum, dan kandang
c. Tata laksana, pakan, dan air minum
23. Kekurangan Ca dalam darah dapat d. Vaksin, pakan, dan kandang
menyebabkan penyakit …. e. Air minum, tata laksana, dan individu
a. antraks d. titani
b. blackleg e. milk fever 28. Seekor ternak yang diberikan pakan
c. tympani terlalu muda dapat mengalami sakit
kembung, nama lain peyakit kembung
adalah….
24. Berikut ini karakteristik vaksin live
adalah… a. mencret
a. isinya virus yang ganas b. titani
b. isinya bakteri yang ganas c. tympani
c. berbentuk cair d. tetanus
d. berbentuk kering e. diare
e. dikemas dalam botol
29. Hal yang mempengaruhi faktor keber-
hasilan vaksinasi dari faktor individu
25. Kegiatan memasukkan bibit penyakit yang
adalah…
telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam
tubuh ternak yang sehat dengan tujuan a. cara vaksinasi
m e n d a p a t k a n ke ke b a l a n t e r h a d a p b. waktu vaksinasi
penyakit tersebut merupakan kegiatan…. c. ketrampilan petugas
a. sanitasi d. kualitas vaksin
b. vaksnasi e. kesehatan
c. biosecurity

155
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

30. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi 34. Tindakan memasukkan termometer
kuman, digolongkan dalam penyakit …. (bagian air raksa) ke dalam rectum kira-
a. noninfectious kira 2 menit kemudian diambil dan dibaca
hasilnya. Merupakan cara pengukuran ….
b. infectious
A. pulsus
c. malnutrisi
B. temperatur rectal
d. tetanus
C. respirasi
e. defisiensi nutrient
D. jumlah feses
E. jumlah urine
31. Kondisi organ tubuh atau fungsi organ
tubuh yang mengalami kelainan dan tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya 35. Cara melaksanakan vaksinasi (pemberian
adalah definisi dari …. vaksin) pada sapi yang umum dilakukan
A. penyakit adalah ….
B. penyakit tidak menular A. injeksi subcutan
C. penyakit menular B. injeksi intramuscular
D. gejala sakit C. injeksi intramamae
E. sakit D. injeksi wing web
E. injeksi intravena
32. Nafsu makan turun dan suhu badan
meningkat merupakan reaksi tubuh 36. Keberhasilan suatu vaksinasi ditentukan
terhadap segala penyakit yang diderita, oleh kualitas vaksin, supaya vaksin dalam
hal tersebut dinamakan …. kondisi yang bagus, maka penyimpanan
A. sakit sebaiknya dilakukan pada suhu ….
B. gejala sakit A.-2—0 oC D. 8—18 oC
C. reaksi sakit B. 0—2 oC E. 18 oC
D. gejala klinis umum C. 2—8 oC
E. gejala klinis khusus
37. Program pencegahan penyakit yang
dilakukan dengan penyediaan fasilitas
33. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
kolam dipping dan spraying pada pintu
- meminimalkan keberadaan penyebab masuk untuk kendaraan, penyemprotan
penyakit disinfektan terhadap peralatan dan
- m e m i n i m a l k a n ke s e m p a t a n a g e n kandang, sopir, penjual, dan petugas
berhubungan dengan induk semang lainnya dengan mengganti pakaian ganti
- membuat tingkat kontaminasi ling- dengan pakaian khusus termasuk dalam
kungan oleh agen penyakit semini-mal kegiatan ….
mungkin A. pengendalian lalu lintas D. sanitasi
Pernyataan di atas adalah tujuan dari …. B. vaksinasi E. isolasi
A. sanitasi D. desinfeksi C. desinfeksi
B. vaksinasi E. isolasi
C. biosecurity 38. Berikut ini adalah kriteria vaksin live ….

156
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

A. berbentuk kering beku dalam kemasan 41. Lokasi peternakan berpagar dengan satu
vial, berisi virus/bakteri yang sudah p i n t u m a s u k a d a l a h s a l a h co n t o h
dilemahkan, respons pembentukan penerapan dari ….
antibodi cepat A. sanitasi D. desinfeksi
B. berbentuk kering beku dalam kemasan B. vaksinasi E. isolasi
vial, aplikasi suntik intra musculler
C. biosecurity
atau sub cutan, respons pembentukan
antibodi cepat tetapi relatif cepat
turun 42. K e g i a t a n y a n g b e r t u j u a n u n t u k
C. berbentuk kering beku dalam kemasan melindungi ternak dari bahaya serangan
vial, berisi virus/bakteri yang sudah penyakit atau semua tindakan yang
dilemahkan, aplikasi suntik intra merupakan pertahanan pertama untuk
musculler atau sub cutan pengendalian wabah dan dilakukan untuk
mencegah semua kemungkinan kontak/
D. bentuk cairan dalam kemasan botol,
penularan dengan peternakan tertular,
berisi virus/bakteri yang sudah
dan mencegah penyebaran penyakit
dilemahkan, reaksi pembentukan
adalah pengertian dari ….
antibodi cepat tetapi relatif cepat
turun A. sanitasi D. biosecurity
E. bentuk cairan dalam kemasan botol, B. fumigasi E. vaksinasi
berisi virus/bakteri mati atau protein C. desinfeksi
virus, reaksi pembentukan antibodi
lebih lambat, tetapi bertahan lebih
43. Tindakan mencelup kaki sebelum masuk
lama
ke peternakan adalah dalam rangka
pencegahan penularan penyakit. Nama
39. Hal yang mempengaruhi keberhasilan lain mencelup kaki adalah ….
vaksinasi dari faktor vaksin adalah …. A. dipping hand D. isolasi
A. cara penyimpanan vaksin dan kualitas B. dipping foot E. desinfeksi
vaksin
C. sanitasi
B. cara vaksinasi dan cara penyimpanan
vaksin
44. Ternak yang sakit segera dipisah dari
C. cara vaksinasi dan kesehatan ternak
kelompok ternak sehat, merupakan
D. waktu vaksinasi dan kualitas vaksin tindakan ….
E. waktu vaksinasi dan ketrampilan A. sanitasi D. desinfeksi
petugas
B. vaksinasi E. isolasi
C. biosecurity
40. Va k s i n a s i y a n g d i l a k u k a n m e l a l u i
pemberian air minum sering disebut
dengan istilah …. 45. Melakukan pembersihan dan desinfeksi
secara teratur kandang, peralatan dan
A. spray D. intraocular
kendaraan serta menjaga kebersihan
B. wing web E. drink water pekerja (mencuci tangan dan alas kaki
C. intranasal sebelum dan setelah menangani ternak)
adalah kegiatan ….
A. isolasi D. dipping

157
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

B. karantina E. sanitasi 2. Sebutkan 5 contoh penyakit pada unggas


C. vaksinasi yang disebabkan oleh virus!
3. Sebutkan 5 contoh penyakit pada sapi yang
disebabkan oleh virus!
46. Tidak membawa ternak yang mati keluar
dari lingkungan peternakan adalah contoh 4. Sebutkan 5 cara pengobatan penyakit pada
tindakan …. ternak selain melalui air minum dan pakan
ternak!
A. sanitasi D. desinfeksi
5. Apa saja yang termasuk gejala ternak
B. vaksinasi E. isolasi
mengalami keracunan HCN akibat
C. biosecurity mengkonsumsi daun singkong yang
berlebihan?
47. Disinfektan yang penggunaannya pada
peralatan kecil adalah ….
A. halogen D. alcohol
B. fenol E. arang destilasi Setelah mempelajari materi tentang berbagai
C. aldehid macam VOVD yang digunakan pada ternak,
mengevaluasi program pencegahan penyakit
infectious pada ternak, mengevaluasi program
48. Vaksinasi yang dilakukan dengan cara pencegahan penyakit noninfectious pada
diteteskan ke hidung disebut dengan ternak, menganalisis hasil bedah bangkai pada
istilah …. ternak sakit, dan menerapkan prosedur
A. intra muscular D. intra ocular pengambilan sampel darah maka jawablah
B. intra vena E. sub cutan pertanyaan pertanyaan berikut.
C. intra nasal 1. Hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan
terkait dengan materi berbagai macam
VOVD yang digunakan pada ternak,
49. Vaksinasi yang dilakukan dengan jalan m e n gev a l u a s i p rog ra m p e n ceg a h a n
disuntikkan ke bagian sayap disebut penyakit infectious pada ternak, meng-
dengan istilah …. evaluasi program pencegahan penyakit
A. intra muscular D. sub cutan noninfectious pada ternak, menganalisis
B. intra vena E. spray hasil bedah bangkai pada ternak sakit, dan
menerapkan prosedur pengambilan sampel
darah pada ternak sakit?
50. Kekurangan Ca dalam darah dapat
2. Pengalaman baru apa saja yang Anda
menyebabkan penyakit ….
peroleh dari materi tentang berbagai
A. anthrax D. titani macam VOVD yang digunakan pada ternak,
B. blackleg E. milk fever m e n gev a l u a s i p rog ra m p e n ceg a h a n
C. tympani p enyakit infectious pada ternak,
m e n gev a l u a s i p rog ra m p e n ceg a h a n
penyakit noninfectious pada ternak,
B. URAIAN menganalisis hasil bedah bangkai pada
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik ternak sakit, dan menerapkan prosedur
dan benar! pengambilan sampel darah pada ternak
1. Jelaskan pengertian penyakit menular dan sakit?
tidak menular!

158
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

3. Manfaat apa saja yang Anda peroleh dari


materi tentang berbagai macam VOVD yang
digunakan pada ternak, mengevaluasi
program pencegahan penyakit infectious
pada ternak, mengevaluasi program
pencegahan penyakit noninfectious pada
ternak, menganalisis hasil bedah bangkai
pada ternak sakit, dan menerapkan
prosedur pengambilan sampel darah pada
ternak sakit?
4. Aspek menarik apa saja yang Anda temukan
dalam materi berbagai macam VOVD yang
digunakan pada ternak, mengevaluasi
program pencegahan penyakit infectious
pada ternak, mengevaluasi program
pencegahan penyakit noninfectious pada
ternak, menganalisis hasil bedah bangkai
pada ternak sakit, dan menerapkan prose-
dur pengambilan sampel darah pada ternak
sakit?

159
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

biosecurity :semua tindakan yang merupakan mukosa : lapisan kulit dalam yang tertutup
pertahanan pertama untuk pengendalian pada epitel yang berfungsi dalam proses
wabah dan dilakukan untuk mencegah absorbsi dan sekresi
semua kemungkinan kontak/penularan konjungtiva : lapisan tipis yang berada di mata
dengan peternakan tertular dan penye- yang berguna melindungi sclera (area putih
baran penyakit dari mata)
diagnosis penyakit : teknik pengamatan dan ricketsia : ternak yang tergolong sebagai
pemeriksaan terhadap kemungkinan hewan pengerat, contohnya adalah kelinci
adanya infeksi penyakit pada ternak dan tikus
dengan atau tanpa bantuan alat dan
zoonosis : gejala sakit pada ternak yang dapat
laboratorium
menular pada manusia
ektoparasit : parasit (misalnya kutu, tungau,
dipping : proses sanitasi dengan cara men-
caplak) yang hidup di permukaan bagian
celupkan kaki atau barang ke dalam larutan
luar tubuh hewan atau ternak
disinfektan
hospes : hewan atau ternak tempat suatu
herbisida : Senyawa atau material yang di-
parasit biasanya hidup
sebarkan pada lahan untuk menekan atau
intramuskular :berhubungan dengan me- memberantas tumbuhan pengganggu
masukkan atau menyuntikan suatu
infectious : kemampuan organisme seperti
substansi ke dalam urat daging
virus atau bakteri untuk berkembang di
intravena : berhubungan dengan memasukkan dalam hewan dan menyebabkan penyakit
suatu substansi ke dalam pembuluh darah
lesi : keadaan jaringan yang abnormal pada
isolasi : memisahkan ternak yang sakit dari tubuh, akibat proses beberapa penyakit
ternak yang sehat trauma fisik, kimiawi, elektris, infeksi, dan
infeksius : kemampuan organisme seperti masalah metabolisme
virus atau bakteri untuk berkembang di pestisida : bahan atau zat kimia yang diguna-
dalam hewan dan menyebabkan penyakit kan untuk membunuh hama, baik yang
dermatitis : peradangan kulit berupa tumbuhan, hewan maupun serang-
gastritis : luka yang terjadi pada selaput ga.
lendir lambung/usus
kausal : penyebab penyakit
letargi : lesu, tak gembira
pulsus : denyut nadi/frekuensi pernafasan
turgor : elastisitas
anoreksia : parasit seperti protozoa, bakteri,
virus yang hidup di dalam tubuh inang
endoparasit: parasit seperti protozoa, bakteri,
virus yang hidup dipermukaan tubuh inang
ektoparasit :gejala pada ternak saat ternak
tidak mau makan sama sekali
oedema : kondisi bengkak pada jaringan
lunak seperti kulit karena adanya
penumpukan jaringan pada organ tubuh

160
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Azwar, A. (1996) Pengantar Administrasi Newcastle Disease Vaccinesan Overview.


Kesehatan Edisi kedua. PT Binarupa Aksara, www.fao.org. Diakses 15 Desember 2015.
Jakarta. Fadilah, R. 2013. Beternak Ayam Broiler.
Akoso, B. T. 2003. Manual Kesehatan Unggas Agromedia, Jakarta.
Panduan bagi Petugas Teknik Penyuluhan Fadilah, R. dan A., Polana. 2004. Aneka Penyakit
dan Peternak. Kanisius, Yogyakarta. pada Ayam dan Cara Mengatasinya.
Alexander DJ. 2003. New Castle Disease. In Saif Agromedia Pustaka. Jakarta.
YM, Barners HJ, Glisson JR, Padley AM, Hadi, U. K. dan S., Saviana. 2000. Ektoparasit:
McDougald LR (Ed). Diseases of Pengenalan, Diagnosis, dan
Poultry.11th ed. Ames Iowa: Blackwell Pengendaliannya. Institut Pertanian Bogor
Pub. Pp 64—87 Press, Bogor.
Akoso, B. T. 2006. Kesehatan Sapi. Kanisius, Hastiono, S. 1983. Penyakit Selakarang dan
Yogyakarta. Pengaruhnya Terhadap Pemanfaatan
Astuti, D. A. 2009. Petunjuk Praktis Tenaga Kuda bagi Petani. Wartazoa. 1(1):
Menggemukkan Domba, Kambing, dan Sapi 5—11.
Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta. Imam, Fatoni. 2009. Manajemen Pemeliharaan
Butcher GD, Miles RD. 2003. The Avian Immune Ayam Petelur di Peternakan Dony Farm
System. Edis.ifas.ufl.edu. Diakses 15 K a b u p a t e n M a g e l a n g . Tu g a s A k h i r
Desember 2015. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
B u r go s S . , B u r go s S A . 2 0 0 7 . N a t i o n a l Irwansyah. 2009. Pengaruh Suhu Panas
Vaccination Campaigns Against Highly Terhadap Fisiologi Darah Ayam Broiler.
Pathogenic Avian Influenza Outbreaks in Skripsi. Fakultas Peternakan Univeristas
Developing Nations. International J Andalas, Padang, 10.
Poultry Sci 6 (7): 531—534. M e d i o n o n l i n e . 2 0 1 2 .
Cardona. 2005. Avian Influenza and Newcastle http://info.medion.co.id/index.php/lain-
Disease. Verlag Itali: Springer. lain/informasi-produk. Diakses pada hari
Diba, D. F. 2009. Prevalensi dan Intensitas Selasa, 28 November 2018 pukul 18.30
Infestasi Endoparasit berdasarkan Hasil WIB.
Analisis Feses Kura-Kura Air Tawar (Coura Johnson, G. 2010. Management of Lice on
amboinesis) di Perairan Sulawesi Selatan. Livesstock. Montana State University. MSU
Fakultas Institut Pertanian Bogor, Bogor. Extention.
(Skripsi). Kasmar, I. R. 2015. Prevalensi Scabies pada
Dewi, K. dan R. T. P. Nugraha. 2007. Endoparasit Kambing di Kecamatan Bontotirto
pada Feses Babi Kutil (Sus verrucosus) dan Kabupaten Bulukumba. Fakultas
Prevalensinya yang Berada di Kebun Kedokteran. Universitas Hassanuddin.
Binatang Surabaya. Zoo Indonesia 16(1): Makassar. (Skripsi).
13—19. Murtidjo, B. A. 1992. Pengendalian Hama
Dwiyani, N. P., N. Setiati, dan P. Widiyaningrum. Penyakit. Kanisius. Yogyakarta.
2014. Ektoparasit pada Ordo Artiodactyla di Medion Online. 2009. Tata Laksana Vaksinasi.
Taman Margasatwa Semarang. Fakultas http://info.medion.co.id (Diakses pada hari
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kamis, 6 November 2018 pukul 18.59 WIB).
Jurusan Biologi. Universitas Negeri
Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam
Semarang. Semarang. Vol 2(3): 124—129.
Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Food and Agricultural Organization. 2004.
Rianto, E. dan E. Purbowati. 2011. Panduan

161
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya, Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.


Jakarta. Susilorini, T. E., E. S. Manik dan Muharlien. 2009.
Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak 1-a Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar
(Mamalia). Gadjah Mada University Press. Swadaya, Jakarta.
Yogyakarta. Setyawan, Iwan. 2010. http://www.central-
Soeharsono. 2005. Zoonosis Penyakit Menular bangkok-farm.com/2010/05/tempat-
dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta: pakan-untuk-pemeliharaan-ayam.html. Di
Kaninus. akses pada hari Kamis, 30 Desember 2010
Shane SM. 2005. Handbook on Poultry pukul 08.15 WIB.
Diseases 2nd Edition. Singapore: American Tabbu, C. R. 2002. Penyakit Ayam dan
Soybean Association. Penanggulangannya. Penyakit Asal Parasit,
Suprijatna, E. Umiyati, A. Ruhyat, K. 2005. Ilmu Non-infectious, dan Etiologi Kompleks. Vol.
Dasar Ternak Unggas. Penebar 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Swadaya. Jakarta. Yuwanta, T. 2008. Dasar Ternak Unggas.
Kanisius, Yogyakarta.
Sudaryani, T. 2007. Teknik Vaksinasi dan
Pengendalian Penyakit Ayam. Penebar Zainuddin, D. dan I. W. T. Wibawan. 2007.
Swadaya. Jakarta. Biosecurity dan Manajemen Penanganan
Penyakit Ayam Lokal. Sumber Daya Genetic
Sonjaya, H. 2010. Bahan Ajar Fisiologi Ternak
Ayam Lokal Indonesia dalam Keaneka-
Dasar. Fakultas Peternakan, Universitas
ragaman Sumber daya Hayati Ayam Lokal
Hasanuddin, Makassar.
Indonesi. Pusat Penelitian Biologi, Lembaga
Suprijatna, E. Atmomarsono, U. dan IImu Pengetahuan Indonesia, Cibinong.
Kartasudjana, R. 2008. Ilmu Dasar Ternak

162
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Gambar 2.1 Vaksin Tetes Mata Gambar 6.8 Vaksinasi Wing Web
Gambar 2.2 Penyuntikan Intramuscular Gambar 6.9 Vaksinasi dengan Cara Spray
Gambar 2.3 Dranching gun Gambar 6.10 Penggunaan Halter dan Pencocok
Gambar 2.4 Drancing gun tipe masal Hidung untuk Mempermudah Penangan
Ternak
Gambar 2.5 Penyuntikan Vaksin Sub Cutan
Gambar 6.11 Pemberian Obat Melalui Mulut
Gambar 2.6 Alat Automatic Syrink
dengan Balling Gun
Gambar 2.7 Vaksinasi Melalui Pakan
Gambar 6.12 Pengobatan dengan Injeksi,
Gambar 2.8 UMMB Intramuskuler (A), dan Subcutan (B)
Gambar 2.9 Kandang Sapi Perah Gambar 6.13 Pengobatan dengan Injeksi,
Gambar 3.1 Termometer untuk mengukur suhu Intravena (A), dan Intramammary (B)
tubuh Gambar 6.14 Sanitasi Peralatan Kandang
Gambar 3.2 Pengukuran Temperatur Rectal Gambar 6.15 Bioreaktor
Ternak Domba
Gambar 7.1 Pemeliharaan Kesehatan Ternak
Gambar 3.3 Pemeriksaan Denyut Nadi
Gambar 7.2 Pengobatan Ternak Sakit
Gambar 3.4 Mengukur frekuensi pernapasan
Gambar 9.1 Anatomi dan Fisiologi Unggas
ternak
Gambar 9.2 Ayam Setelah Dimatikan
Gambar 3.5 Ternak Sehat
G a m b a r 9 . 3 P ro s e s M e m o t o n g B a g i a n
Gambar 4.1 sapi terkena penyakit antraks
Abdomen
Gambar 4.2 ternak terserang Brucellosis
Gambar 9.4 Menghilangkan Kulit Penutup
Gambar 4.3 Siklus Hidup Cacing Perut Abdomen dan Dada
Gambar 4.4 Siklus Hidup Cacing Paru-paru Gambar 9.5 Pemeriksaan Otot Dada
Gambar 4.5 Siklus Kehidupan Cacing Hati Gambar 9.6 Proses Memotong Otot Abdominal
Gambar 4.6 ternak terserang penyakit tetelo Gambar 9.7 Proses Membuka Organ Internal
Gambar 4.7 penyakit gumboro pada ayam dan Rongga Dada
Gambar 4.8 ayam terkena pullorum Gambar 9.8 Rongga Dada yang Sudah Dibuka
Gambar 4.9 penyakit berak darah pada ayam Gambar 9.9 Pemeriksaan Organ Internal Ayam
Gambar 5.1 ternak terserang tetanus Gambar 9.10 Usus Ayam
Gambar 5.2 ternak yang terserang ketosis Gambar 9.11 Organ Hati
Gambar 5.3 ternak terkena timpani Gambar 9.12 Organ Internal Ayam
Gambar 5.4 ayam kena botulisme Gambar 9.13 Organ Reproduksi Ayam
Gambar 6.1 Ayam Mengalami Curly-Toe Gambar 9.14 Hati
Paralysis Akibat Defisiensi Vitamin B2 Gambar 9.15 Gizzard
Gambar 6.2 Curly-Toe Paralysis Gambar 9.16 Organ Internal Ayam
Gambar 6.3 Vaksinasi Lewat Tetes Mata Gambar 9.17 Ginjal
Gambar 6.4 Vaksin Oral (Lewat Mulut) Gambar 9.18 Paruh Ayam
Gambar 6.5 Vaksin Tetes Hidung Gambar 9.19 Pemotongan hingga menembus
Gambar 6.6 Vaksinasi Intramuscular tenggorokan
Gambar 6.7 Vaksinasi Subcutan pada Ternak Gambar 9.20 Tembolok
Ayam

163
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK

Gambar 9.21 Saluran Pencernaan Ayam


Gambar 9.22 Otak ayam
Gambar 10.1 Pengambilan Darah Lewat
Pembuluh Vena Jugularis
Gambar 10.2 Pengambilan Darah Melalui
Jantung
Gambar 10.3 Pengambilan Darah Melalui Vena
Pectoralis pada Ayam
Gambar 10.4 Pengambilan Darah Lewat Vena
Jugularis
Gambar 10.5 Pengambilan Darah Melalui
Sayap
Gambar 10.6 Pengambilan Darah Melalui
Pembuluh di Jantung
Gambar 10.7 Teknik Pengambilan Darah di
Vena Jugularis pada Sapi
Gambar 10.8 Teknik Pengambilan Darah di
Vena Jugularis pada Kambing
Gambar 10.9 Teknik Pengambilan darah di
Vena Jugularis Babi
Gambar 10.10 Pengambilan Sampel Darah di
Bagian Ekor pada Ternak Ruminansia

164
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Tabel 1.1 Kompetensi Inti


Tabel 2.1 Klasifikasi Disinfektan
Tabel 3.1 Frekuensi Ruminasi Normal Ternak
ruminansia
Tabel 3.2 Data Fisiologi Hewan (Frekuensi
Napas, Pulsus, Suhu, Gerak Rumen)
Tabel 3.3 Kartu Pemeriksaan Kesehatan Hewan
Tabel 4.1 Penyakit Infeksi pada Ternak
Ruminansia
Tabel 4.2 Penyakit Infeksi pada Ternak Unggas
Tabel 4.3 Jenis Penyakit Pada Aneka Ternak
Tabel 5.1 Penyebab Keracunan pada Ternak
Ruminansia
Tabel 5.2 Penyebab Keracunan pada Ternak
Unggas
Tabel 5.3 Beberapa Penyakit Lain karena
Defisiensi Nutrisi
Tabel 5.4 Penyakit Defisiensi pada Unggas
Tabel 6.1 Jangka Waktu Penyimpanan Obat
Tabel 6.2 Contoh Pemakaian Bahan Sanitasi
Disinfektan pada Kandang dan Peralatan
Tabel 6.3 Klasifikasi Disinfektan

165
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK

Nama Lengkap : Eni Dwi Karmiyantiningsih, S. Pt.


Telepon /HP : 081548660833/08122758510
Email : joniandrean@gmail.com
Akun Facebook : enikarmiyantiningsih@yahoo.co.id
Alamat Kantor : SMK Negeri 1 Cangkringan Sintokan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman.
Kompetensi Keahlian : AgribisnisTernakRuminansia.

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)


Guru SMKN 1 Cangkringan (2006—Sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi danTahun Belajar


S1 Nutrisi dan Makanan Ternak Fak Peternakan UGM (1997—2002)

Judul Modul dan Tahun Terbit (10 TahunTerakhir)


1. Mengawetkan Hijauan Pakan Ternak, Untuk kalangan sendiri (Siswa SMKN 1 Cangkringan)
2. Memproduksi Hijuan Pakan Ternak, Untuk kalangan sendiri (Siswa SMKN 1 Cangkringan)
3. Merawat Ternak Sakit, Untuk kalangan sendiri (Siswa SMKN 1 Cangkringan)
4. Mengelola Sapi Laktasi, Untuk kalangan sendiri (Siswa SMKN 1 Cangkringan)
5. Melaksanakan Pemerahan, Untuk kalangan sendiri (Siswa SMKN 1 Cangkringan)
6. Agribisnis Pakan Ternak, Untuk kalangan sendiri (SMKN 1 Cangkringan)

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Yogyakarta, Lahir di Klaten, 25 Januari 1979, Sekolah Dasar dilalui di SD Negeri I
Mrisen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Demikian juga untuk jenjang SMP dilalui di daerah yang
sama, tepatnya di SMPN 1 Delanggu, Klaten. Tahun 1994, melanjutkan ke SMAN 1 Klaten. Pada
tahun 1997, kuliah di Jurusan Peternakan UGM. Lulus S1 tahun 2002, kemudian menikah dengan
Bimo Susetyo, S.Si. Sejak 2005, menekuni karier sebagai guru di SMKN 1 Cangkringan dan tahun
2008 diangkat sebagai PNS Guru di tempat yang sama. Pada tahun 2016, mengikuti lomba guru
berprestasi tingkat Kabupaten Sleman dan mendapatkan juara 3 dan mengikuti lomba guru
berdedikasi tingkat provinsi mendapatkan peringkat 2.

166

Anda mungkin juga menyukai