kesehatan ternak
BIDANG KEAHLIAN agribisnis dan agroteknologi
PROGRAM KEAHLIAN agribisnis ternak
Penulis:
Eni Dwi Karmiyantiningsih
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Editor:
Heni Wulandari
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Ira
Penyelaras Akhir:
Tri Wahyuni
ii
Kata Pengantar
Dalam rangka merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan
langkah strategis untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sekaligus proses penilaian.
Salah satu langkah strategis tersebut adalah melalui pemenuhan kebutuhan bahan ajar
khususnya bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahan ajar tersebut untuk
pemenuhan mata pelajaran kejuruan, khususnya pada mata pelajaran dasar program keahlian
(C2) dan Kompetensi Keahlian ( C3)
Bahan ajar tersebut merupakan salah satu referensi dan disusun oleh guru-guru mata
pelajaran dari berbagai SMK, yang berbentuk modul dan berbentuk elektronik. Atas jerih payah
tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyusun dan para pihak yang telah
berkontribusi hingga terciptanya bahan ajar tersebut.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan, dan kami harapkan adanya masukan yang
positif dan konstruktif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan
sesuai harapan mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sekaligus memotivasi guru dalam
proses belajar di SMK.
iii
Buku Dasar Kesehatan Ternak ini disusun untuk ternak (ruminansia, ungags, dan aneka
untuk membimbing peserta didik SMK agar ternak), mengevaluasi program pencegahan
mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai penyakit infectious pada ternak (ruminansia,
dengan pendekatan yang digunakan dalam ungags. dan aneka ternak), mengevaluasi
kurikulun 2013, peserta didik diharapkan program pencegahan penyakit non-infectious
berani untuk mencari dari sumber belajar lain pada ternak (ruminansia, ungags, dan aneka
yang ada di sekitarnya. ternak), menganalisis hasil bedah bangkai
Buku ini digunakan sebagai panduan pada ternak sakit, dan menerapkan pengam-
pembelajaran bagi siswa di Program Keahlian bilan sampel darah pada ternak sakit.
Agribisnis Ternak Ruminansia kelas X semester Cakupan materinya di samping sesuai
1 dan semester 2. Dasar-dasar kesehatan dengan standar isi pendidikan, juga sesuai
ternak ini dapat digunakan dalam dunia dengan kemampuan peserta didik. Materi buku
peternakan guna mengelola kesehatan ternak. ini akurat, mutakhir, mengandung wawasan
Buku ini mencakup 9 kegiatan belajar. yaitu produktivitas, merangsang keingintahuan
menerapkan proses biosecurity, menganalisis sisiwa, mengembangkan kecakapan hidup, dan
perbedaan ternak sehat dan ternak sakit kontekstual.
(ruminansia, ungags, dan aneka ternak), Semoga buku ini bermanfaat bagi peserta
memahami jenis penyakit infectious didik SMK program keahlian Agribisnis Ternak
(ruminansia, ungags, dan aneka ternak), Ruminansia untuk mencapai cita-cita luhurnya,
memahami jenis penyakit non-infectious yaitu menjadi putra bangsa yang terbaik,
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak), ungul, dan mempunyai daya saing secara
memahami berbagai VOVD yang digunakan global di masa mendatang.
Yogyakarta, Desember 2018
Eni Dwi K
iv
DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Petunjuk Penggunaan
C. Tujuan Akhir
D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
v
DAFTAR ISI
TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
A. Membedakan Vaksin, Obat, Vitamin, dan Desinfektan
B. Menjelaskan Kegunaan Vaksin, Obat, Vitamin,
Desinfektan, dan Cara Penggunaannya
C. Mengidentifikasi Vaksin, Obat, Vitamin, Desinfekta Sesuai
Karakteristik yang Dimiliki
D. Melakukan VOVD yang Diperlukan Ternak
vi
DAFTAR ISI
BAB X MENERAPKAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH PADA
TERNAK SAKIT
A. Menjelaskan Tujuan Pengambilan Sampel Darah pada
Hewan Sakit
B. Menjelaskan Prosedur Pengambilan Sampel Darah pada
Hewan Sakit
C. Melakukan Pengambilan Sampel Darah pada Ternak Sakit
D. Menangani Sampel Darah Sebelum Dianalisis
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BIODATA PENULIS
vii
BAB 1
pendahuluan
A. Deskripsi 8. Menganalisis hasil bedah bangkai pada
Buku Dasar-Dasar Kesehatan Ternak ini di ternak sakit
dalamnya akan membahas penerapan 9. Menerapkan pengambilan sampel darah
proses biosecurity, menganalisis pada ternak sakit.
perbedaan ternak sehat dan ternak sakit Buku Dasar-Dasar Kesehatan Ternak ini
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak), dipelajari pada semester satu dan semester
memahami jenis penyakit infectious dua kelas X di program keahlian Agribisnis
(ruminansia, ungags, dan aneka ternak), Ternak Ruminansia pada SMK Pertanian,
memahami jenis penyakit non-infectious sebagai mata pelajaran dasar sebelum
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak), menempuh mata pelajaran berikutnya.
memahami berbagai VOVD yang digunakan
B. Petunjuk Penggunaan Buku
untuk ternak (ruminansia, ungags, dan
aneka ternak), mengevaluasi program Untuk mendapatkan hasil pembelajaran
pencegahan penyakit infectious pada buku yang optimal, berikut ini petunjuk
ternak (ruminansia, ungags, dan aneka untuk mempelajari buku ini, baik bagi
ternak), mengevaluasi program pence- peserta diklat maupun bagi guru/tutor.
gahan penyakit non-infectious pada ternak 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat
(ruminansia, ungags, dan aneka ternak), Berikut ini beberapa petunjuk yang perlu
menganalisis hasil bedah bangkai pada diperhatikan dalam menggunakan buku
ternak sakit, dan menerapkan pengambilan ini, yaitu:
sampel darah pada ternak sakit.
a. Pelajarilah buku ini dengan baik
Hasil yang diharapkan setelah peserta terhadap sajian konsep yang diberikan
diklat mempelajari buku ini adalah siswa pada setiap kegiatan belajar.
mampu untuk:
b. Untuk memahami isi materi yang
1. Melakukan biosecurity terdapat di dalam setiap kegiatan
2. Menganalisis perbedaan ternak sehat belajar, maka kerjakan semua per-
dan ternak sakit (ruminansia, ungags, dan tanyaan yang diberikan pada setiap
aneka ternak) kegiatan belajar di dalam buku ini.
3. Memahami jenis penyakit infectious c. Peserta diklat diharapkan dapat
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak) menyelesaikan tugas-tugas, dan bila
4. Memahami jenis penyakit non-infectious diperlukan dapat dilakukan diskusi
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak) dengan 3—5 orang teman.
5. Memahami berbagai VOVD yang d. Jika belum menguasai level materi
digunakan untuk ternak (ruminansia, yang diharapkan, peserta diklat harus
unggas, dan aneka ternak) mengulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada
6. Mengevaluasi program pencegahan
asesor/guru/tutor yang mengampu
penyakit infectious pada ternak
kegiatan pembelajaran yang ber-
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak)
sangkutan.
7. Mengevaluasi program pencegahan
e. Bila Anda telah selesai dan telah
penyakit non-infectious pada ternak
merasa menguasai buku ini, silakan
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak)
berhubungan dengan asesor/
1
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
2
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah penga- Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
wasan langsung.Menunjukkan keterampilan mempersepsi Kompetensi
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak
alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
2. Melaksanakan prosedur
yang dipelajari di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas
penanganan ternak sakit
spesifik di bawah pengawasan langsung.
akibat penyakit menular
3
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
4
BAB 2
MENERAPKAN PROSES BIOSECURITY
5
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
6
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
7
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
8
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
9
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
10
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
merupakan sistem untuk mengoptimalkan sebagai satu set program kerja dan prose-
produksi unggas secara keseluruhan dan dur yang akan mencegah atau mem-batasi
bagian dari kesejahteraan hewan. Menurut hidup dan menyebarkan hama dan jasad
Shane S. M. (2005), biosecurity adalah renik berbahaya di berbagai tempat, seperti
semua praktik-praktik manajemen yang peternakan tempat penampungan hewan
diberlakukan untuk mencegah organisme dan rumah potong hewan.
penyebab penyakit dan zoonosis yang Biosecurity merupakan tindakan perlin-
masuk dan keluar peternakan. dungan terhadap ternak dari berbagai bibit
Tujuan utama dari penerapan biosecurity penyakit (bakteri dan virus) melalui
yaitu: pengamanan terhadap lingkungannya dan
1. meminimalkan keberadaan penyebab orang atau individu yang terlibat dalam
penyakit; siklus pemeliharaan yang dimaksud.
Tujuannya yaitu supaya bibit penyakit
2. meminimalkan kesempatan agen berhu-
(bakteri dan virus) yang terbawa dari luar
bungan dengan induk semang; dan
tidak menyebar dan menginfeksi ternak.
3. membuat tingkat kontaminasi lingkun- Tindakan biosecurity meliputi:
gan oleh agen penyakit seminimal
1. Lokasi peternakan harus terbebas dari
mungkin ( Zainuddin dan Wibawan,
gangguan binatang liar yang dapat
2007).
merugikan.
2. Melakukan disinfeksi dan penyemprotan
insektisida terhadap serangga, lalat,
nyamuk, kumbang, dan belalang di
setiap kandang secara berkala.
3. Setiap kendaraan yang akan masuk ke
areal peternakan harus melewati bak
biosecurity dan disemprot cairan
disinfektan (lysol).
4. Setiap petugas yang akan masuk ke
Gambar 2.9 Kandang Sapi Perah
Sumber: dokumen pribadi
kandang diharuskan mencelupkan
Tujuan dari biosecurity adalah mencegah sepatu boot ke dalam bak biosecurity
semua kemungkinan penularan dengan yaitu wadah berisi disinfektan yang
peternakan tertular dan penyebaran sudah disediakan.
penyakit. Penerapan biosecurity pada 5. Segera mengeluarkan ternak yang mati
seluruh sektor peternakan, baik di industri untuk diotopsi lalu dikubur atau
perunggasan atau peternakan lainnya akan dimusnahkan.
mengurangi risiko penyebaran mikro- 6. Selain petugas dilarang memasuki areal
organisme penyebab penyakit yang kandang.
mengancam sektor tersebut. Meskipun 7. Membatasi kendaraan yang masuk ke
biosecurity bukan satu-satunya upaya areal kandang.
pencegahan terhadap serangan penyakit,
namun biosecurity merupakan garis 8. Menyediakan kendaraan khusus bagi
pertahanan pertama terhadap penyakit. tamu yang berkunjung, contohnya
Biosecurity sangat penting untuk mengen- seperti kereta biosecurity.
dalikan dan mencegah berbagai penyakit 9. Untuk aktivitas di dalam laboratorium
yang mematikan, hal ini dapat digambarkan harus menggunakan pakaian khusus
11
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
berupa jas dan alas kaki khusus untuk bangkai unggas keluar dari area peter-
laboratorium nakan;
Program biosecurity meliputi pengendalian j. unggas yang mati harus dibakar atau
pergerakan hewan, peralatan, orang-orang dikubur;
dan sarana pengangkutan dari luar dan ke k. kotoran unggas diolah terlebih dahulu
farm yang satu ke farm yang lain, pemisahan sebelum keluar dari area peternakan;
jenis unggas, burung liar, binatang dan
pengerat, dan binatang yang diasingkan
l. air kotor hasil sisa pencucian langsung
secara geografis untuk memperkecil
dialirkan ke luar kandang secara terpisah
penyebaran penyakit dan pengendalian
melalui saluran limbah ke tempat
serangga yang dapat menyebabkan
penampungan limbah (septic tank)
penyakit. Penerapan disinfeksi dan prose-
sehingga tidak tergenang di sekitar
dur yang higienis untuk mengurangi tingkat
kandang atau jalan masuk kandang.
infeksi membasmi mikroorganisme berba-
haya dan pengobatan untuk mencegah dan Penerapan biosecurity pada peternakan
mengobati penyakit bakteri. dibagi menjadi empat bagian utama, yaitu
(1) isolasi, (2) pengendalian lalu lintas, (3)
Penerapan biosecurity pada peternakan
sanitasi, dan (4) karantina.
dapat dilakukan dengan cara:
1. Isolasi
a. membuat lokasi peternakan berpagar
dengan satu pintu masuk; Isolasi mengandung pengertian penem-
patan atau pemeliharaan hewan di dalam
b. rumah tempat tinggal, kandang unggas
lingkungan yang terkendali. Pengan-
serta kandang hewan lainnya ditem-
dangan atau pemagaran kandang akan
patkan pada lokasi terpisah;
menjaga dan melindungi unggas serta
c. pembatasan secara ketat terhadap menjaga masuknya hewan lain ke dalam
keluar masuknya material (hewan/ kandang. Isolasi ini diterapkan juga
unggas, produk unggas, pakan, kotoran dengan memisahkan ayam berdasarkan
unggas, alas kandang, litter, rak telur) kelompok umur. Selanjutnya, penerapan
yang dapat membawa agen penyakit; manajemen all-in/all-out pada peterna-
d. pembatasan secara ketat keluar masuk- kan besar mempraktikkan depopulasi
nya orang/tamu/pekerja dan kendaraan secara berkesinambungan serta membe-
dari atau ke lokasi peternakan; ri kesempatan pelaksanaan pembersihan
e. setiap orang yang masuk atau keluar dan disinfeksi seluruh kandang dan per-
peternakan harus mencuci tangan alatan untuk memutus siklus penyakit.
dengan sabun atau disinfektan; 2. Pengendalian Lalu Lintas
f. mencegah keluar masuknya tikus (roden- Pengendalian lalu lintas ini diterapkan
sia), serangga, atau unggas lain seperti terhadap lalu lintas ke peternakan dan
burung liar yang dapat berperan sebagai lalu lintas di dalam peternakan. Pengen-
vektor penyakit ke lokasi peternakan; dalian lalu lintas ini diterapkan pada
g. unggas dipisahkan berdasarkan spe- manusia, peralatan, barang, dan bahan.
siesnya; Pengendalian data berupa penyediaan
fasilitas kolam dipping dan spraying
h. kandang, tempat pakan/minum, sisa alas
pada pintu masuk untuk kendaraan,
kandang/litter, dan kotoran kandang
penyemprotan disinfektan terhadap
dibersihkan secara teratur;
peralatan dan kandang, sopir, penjual,
i. tidak membawa unggas sakit atau dan petugas lainnya dengan mengganti
12
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
13
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
14
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Alkohol Merusak sel vegetatif, dehidrasi, Peralatan-peralatan kecil Aktivitas residu yang buruk,
denaturasi membran sel dan dinding mudah terbakar, dan mahal
sel bakteri gram negatif
Halogen Merusak spora bakteri, inaktivasi Sistem perairan dan Korosif, beresidu tinggi, inefektif
enzim, dan merusak membran sel rendam kaki untuk bahan organik
Ammonium Denaturasi protein bakteri Peralatan inkubasi dan Tidak korosif, beresidu rendah,
Kuartener sistem pemberian pakan efektif untuk bahan organik
Fenol Merusak sel membran dan denaturasi Penggunaan biasa untuk Agak sedikit mengiritasi, residu
protein sel perlengkapan bangunan rendah dan efektif untuk bahan
organik
Agen Pengoksidasi Merusak endospora bakteri, menyerang Peralatan kecil Beresidu tinggi, korosif, inefektif
membran sitoplasma untuk bahan organik
Aldehid Antimikrobial, denaturasi protein sel, Fumigasi inkubator Sangat toksik, sedikit beresidu,
dan merusak DNA sporisidal, dan fungisidal
Arang destilasi Antimikrobial, denaturasi protein Penggunaan biasa untuk Korosif, mengiritasi, residu
enzim, dan sel membran bangunan rendah, efektif dengan bahan
organik
Baru-baru ini ada terobosan baru yang Untuk menambah wawasan lebih jauh
dilakukan KTT Pitik Jaya, yaitu penggunaan mengenai materi bab ini, kalian dapat mem-
biosecurity dengan bahan baku alami beruapa pelajari secara mandiri melalui internet.
sekam padi. Sekam padi ditempatkan dalam Beberapa website yang dapat kalian kunjungi
tungku kemudian dibakar dan asapnya adalah sebagai berikut:
ditampung lalu dialirkan melalui sebatang
bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga
asap itu bisa disuling dan menghasilkan cairan
hitam berupa disinfektan alami. Cairan
disinfektan ini tidak berbahaya untuk
menyem-prot kandang ayam agar terbebas
dari penyakit. Disinfektan ini tidak berbahaya
bagi ayam meskipun disemprotkan pada saat
ayam berada di dalam kandang dan sangat
efektif serta murah dibandingkan bila membeli
disinfektan (tabloid balimandara.baliprov.
go.id).
https://sunuedu.wordpress.com
https://pustakavet.wordpress.com
https://intannursiam.wordpress.com
15
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
1. Cari informasi dari peternakan sapi potong, 4. Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti,
sapi perah, dan peternakan ayam petelur sungguh-sungguh, hati-hati, jujur, dan
yang ada di sekitar lingkungan sekolah penuh tanggung jawab.
tentang: 5. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
a. Program biosecurity 6. Pastikan alat dan bahan yang akan Anda
b. Pelaksanaan sanitasi gunakan lengkap dan dapat digunakan
c. Pelaksanaan disinfeksi dengan baik.
d. Alat dan bahan yang digunakan pada 7. Lakukan vaksinasi pada unggas
proses biosecurity, sanitasi, dan desin- 8. Siapkan vaksin dan pelarut, kemudian
feksi. campur hingga homogen.
2. Lakukan pengamatan terhadap peternakan 9. Pegang ayam dengan tangan kiri, kemudian
untuk mendapatkan gambaran tentang teteskan vaksin pada mata ternak dengan
kegiatan biosecurity. tangan kanan.
3. Buat laporan tentang hasil pengamatan. 10. Lakukan diskusi kelompok tentang hasil
praktik.
11. Setelah selesai melakukan praktik,
praktik bersihkan kembali tempat kegiatan
praktik dan peralatan yang digunakan
Lembar Kerja Praktik seperti sediakala.
Judul : Menjaga Kesehatan Ternak 12. Kembalikan alat dan bahan sisa ke tempat
Waktu : 2 x 45 menit semula.
Tujuan : Siswa mampu melakukan vaksinasi
pada ternak
Alat dan bahan:
Alat : Automatic syringe Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan
Drenching gun yang disebabkan oleh organisme seperti virus,
Botol Penetes vaksin bakteri, jamur, dan parasit. Ada beragam cara
untuk melaksanakan vaksinasi. Saat ini,
Bahan:
metode yang lazim dilakukan di antaranya
Vaksin yaitu vaksinasi melalui mata, hidung, mulut,
Ternak ruminansia penyuntikan, pakan, minum, dan penyem-
Ternak unggas protan.
Lembar Pengamatan Pakan yang beraneka ragam yaitu pakan
yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
Alat Tulis K3:Gunakan APD
diperlukan tubuh baik kualitas maupun
Hati-hati mendekati ternakLangkah kerja: kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa
1. Anda dipersilakan bergabung untuk disebut triguna pakan, yaitu pakan yang
membentuk kelompok–kelompok kecil. mengandung zat tenaga, pembangun, dan zat
Setiap kelompok terdiri atas 5—6 orang. pengatur.
2. Setiap kelompok memilih seorang ketua Biosecurity merupakan praktik manajemen
dan seorang sekretaris. dengan mengurangi potensi transmisi
3. Lakukan dan biasakan untuk berdoa perkembangan organisme seperti virus AI
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. dalam menyerang hewan dan manusia.
16
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
praktik
Biosecurity terdiri atas dua elemen penting, 5. Dalam pelaksanaan biosecurity, ada taha-
yaitu bio-kontaimen dan bio-ekslusi. Bio- pan yang perlu dilakukan agar proses
kontaimen adalah elemen pencegahan pelaksanaannya berjalan lancar. Jelaskan
terhadap datangnya virus terinfeksi, sedang- tahap-tahap biosecurity!
kan bio-ekslusi adalah elemen untuk menjaga
supaya virus yang ada tidak ke luar atau
menyebar.
Tujuan utama dari penerapan biosecurity
adalah:
1. meminimalkan keberadaan penyebab
penyakit;
2. meminimalkan kesempatan agen berhubu-
ngan dengan induk semang;
3. membuat tingkat kontaminasi lingkungan
oleh agen penyakit seminimal mungkin.
Program biosecurity meliputi pengendalian
pergerakan hewan, peralatan, orang-orang,
dan sarana pengangkutan dari luar dan ke farm
yang satu ke farm yang lain, pemisahan jenis
unggas, burung liar, binatang pengerat, dan
binatang yang diasingkan secara geografis
untuk memperkecil penyebaran penyakit dan
pengendalian serangga yang dapat menyebab-
kan penyakit.
penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Dalam usaha peternakan, faktor pence-
gahan penyakit yang berupa sanitasi dan
desinfeksi sangat penting dalam prosedur
pemeliharaan. Apa yang dimaksud dengan
kegiatan sanitasi dan desinfeksi?
2. Untuk mendapatkan sistem kekebalan
tubuh pada ternak, maka pada umur 1—3
hari, dilakukan vaksinasi tetes mata terha-
dap ayam. Apakah yang disebut dengan
vaksinasi? Jelaskan!
3. Bagaimana cara mencegah ternak agar tidak
mengalami defisiensi pakan? Jelaskan!
4. Selain sanitasi dan desinfeksi, ada juga
program pencegahan penyakit bernama
biosecurity, jelaskan apa yang disebut
dengan biosecurity!
17
BAB 3
MENGANALISIS PERBEDAAN
TERNAK SEHAT DAN TERNAK SAKIT
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
18
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
A. Ciri-Ciri Ternak Sehat dan Ternak Sakit individu yang merupakan akibat dari
Keberhasilan setiap usaha peternakan penyebab penyakit (kausal). Dalam
tidak hanya bergantung atas faktor-faktor kegiatan agribisnis di bidang peternakan,
bibit, pakan, dan manajemen, akan tetapi penyakit merupakan hambatan utama
bergantung pula terhadap faktor penyakit. dalam usaha meningkatkan produksi
Usaha yang telah dirintis dengan susah ternak. Oleh karena itu, pengendalian yang
payah akan jadi sia-sia bila peternak tidak berupa pencegahan atau pengobatan perlu
memperhatikan kesehatan ternak. Oleh dilakukan secara baik dan efisien.
karena itu, pengendalian penyakit menjadi Pencegahan penyakit dilakukan untuk
lebih utama dibandingkan pengobatan menghindari agar ternak tidak terserang
terhadap penyakit yang telah berjangkit di penyakit. Adapun pengobatan terhadap
suatu peternakan. suatu penyakit dilakukan apabila ternak
Berdasarkan penyebabnya, penyakit dike- sapi sudah terserang penyakit. Telah
lompokka ke dalam enam kelompok, yaitu diketahui bersama bahwa pencegahan
sebagai berikut. lebih baik daripada pengobatan. Hal ini
karena dengan pengobatan, biaya produksi
1. Penyakit yang diakibatkan oleh parasit.
menjadi lebih besar daripada biaya untuk
2. Penyakit yang diakibatkan oleh virus. pencegahan. Harga jual ternak yang
3. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri. terserang penyakit juga menjadi lebih
4. Penyakit yang diakibatkan oleh gang- murah dari ternak yang sehat, bahkan
guan metabolisme mungkin bisa tidak laku di pasar.
5. Penyakit yang diakibatkan oleh faktor Secara umum, ternak yang sakit mempunyai
keturunan (genetik). gejala-gejala umum seperti berikut ini:
6. Penyakit yang diakibatkan oleh kesa- a. tidak ada atau kurangnya nafsu makan;
lahan nutrisi, penata laksanaan atau b. depresi;
lingkungan. c. lesu;
Selain berdasarkan penyebabnya, penyakit d. mata tidak bersinar;
dapat pula dikelompokkan berdasarkan
e. kulit pucat;
sistem tertentu di dalam tubuh ternak,
antara lain sebagai berikut. f. bulu kusut/kusam atau tidak mengkilat;
1. Penyakit pada sistem pencernaan. g. perubahan suhu tubuh; dan
2. Penyakit yang menyerang hati. h. kadang-kadang disertai peradangan.
3. Penyakit pada sistem cardiovaskuler. Adapun ternak yang sehat memiliki ciri-ciri
sebagai berikut;
4. Penyakit pada darah dan organ-organ
pembentuk darah. a. keadaan badannya cukup berisi (tidak
kurus);
5. Penyakit pada sistem urinary (saluran
kencing). b. bulu mengkilat (tidak kusam) dan lemas
atau tidak kaku;
6. Penyakit pada sistem saraf.
c.lincah, aktif, berjalan dengan langkah yang
7. Penyakit pada perototan dan per-
mudah dan teratur;
tulangan
d. mata bersinar, terbuka, dan bersih.
8. Penyakit pada kulit.
Selaput lendir mata tidak pucat dan tidak
9. Penyakit pada sistem reproduksi. merah atau kuning;
Sakit merupakan perubahan fisiologis pada e. kulit halus dan mengkilap;
19
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
20
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
normal yaitu tampak berkilap, lemas, dan oksigen dari udara dan mengeluarkan
tidak rontok. Akan tetapi, ternak sakit karbon dioksida dari jaringan-jaringan
akan menunjukkan kelainan keadaan tubuh lewat paru-paru. Pada waktu
bulu, dapat berupa kerontokan, bulu pemeriksaan pernapasan, perlu
tampak suram, kering, kasar, dan berdiri. diperhatikan frekuensi pernafasan.
5. Keadaan Moncong 10. Pemeriksaan Mata
Moncong atau cungur ternak yang sehat Pemeriksaan mata dilakukan dengan
yakni selalu basah, sehingga apabila cara melihat bola mata, bulu mata, dan
d i l a k u ka n p e m e r i k s a a n m o n co n g kelopak mata. Pada ternak yang keadaan
nampak tering, maka ada kemungkinan matanya memperlihatkan kelainan,,
ternak menderita demam. Perhatikan maka perlu diperiksa kemampuan
pula lubang hidung bila ada leleran melihatnya yaitu dengan cara meng-
hidung dan bau yang tidak wajar. Apabila gerakkan tangan di depan matanya atau
ada perdarahan maka perlu diteliti dengan cara mengamati refleks dari
keadaan selaput lendir hidung. Apabila pupil mata.
cuping hidung tampak kembang kempis, 11. Feses/Kotoran
maka dapat diduga ternak menderita
Keadaan feses yang tidak normal ada
sesak napas.
hubungannya dengan penyakit dan
6. Suhu Badan gangguan pencernaan. Pada feses dapat
Ternak termasuk homoiterm yaitu hewan juga dibuktikan adanya investasi parasit
yang berdarah panas. Suhu badan hewan dalam. Oleh karena itu, pemeriksaan
tersebut tidak bergantung kepada suhu feses perlu dilakukan, terutama jika
lingkungannya. Ternak yang sehat suhu ternak menunjukkan gejala-gejala atau
badannya normal dan tidak dipengaruhi keadaan feses yang mencurigakan.
oleh suhu sekitarnya. Bentuk fisik kotoran yang tidak normal
7. Kenaikan Suhu Badan dapat berupa mencret atau diare.
Kenaikan suhu badan lebih dari suhu 12. Urine
normal disebut demam. Demam yang Pemeriksaan fisik urine meliputi jumlah
disebabkan adanya infeksi bakteri, virus, urine per hari, warna, bau, berat jenis,
jamur, dan protozoa disebut demam dan sedimen. Warna urine yang normal
patologis. berwarna kuning muda hingga kuning
8. Denyut Nadi kecokelatan. Urine yang normal berbau
amoniak.
Pemeriksaan denyut nadi (pulsus)
dilakukan dengan cara palpasi pada 13. Vulva
arteria atau nadi. Pada masing-masing Pemeriksaan vulva dilakukan secara
ternak, frekuensi denyut nadi dapat inspeksi yaitu dengan memperhatikan
ditentukan dengan memeriksa beberapa labia vulva dan cairan yang keluar.
arteria. Kenaikan frekuensi denyut nadi 14. Keadaan Air Susu
menunjukkan adanya gangguan fungsi
Keadaan fisik air susu perlu dicurigai
jantung, paru-paru, hewan demam, dan
apabila menampakkan gejala-gejala
anemia yang terjadi pada hewan-hewan
seperti air susu menjadi kuning
yang sedang merasa kesakitan atau
kemerah-merahan, berbau tidak segar,
dalam keadaan tenang.
atau terasa asin dan terlihat gumpalan-
9. Frekuensi Pernapasan gumpalan yang halus. Air susu yang
Pernapasan adalah proses pengambilan berlendir atau mengandung darah dan
21
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
nanah atau air susu yang terasa asam a. adanya kelainan dalam mastikasi yaitu
dapat dijumpai bila kambing menderita cara mengunyah makanan;
mastitis. b. prehensi (mengambil makanan) atau
Pemeriksaan Klinis kemampuan lidah dan bibir untuk
Pemeriksaan klinis sering dilakukan untuk hal tersebut.
mendapatkan gambaran klinis jika suatu Pemeriksaan umum hewan sakit
penyakit sulit untuk dikenali. Hal ini bisa dimulai dari suatu jarak yang tidak
disebabkan keadaan secara umum yang mengganggu ketenangan dan sikap
tidak baik atau sulit ditentukan, pertum- penderita. Oleh sebab itu, pemeriksaan
buhan badan yang jelek atau menurun berat umum dilaksanakan dari jarak agak jauh
badannya. Pada keadaan demikian, penen- dan dilakukan dari berbagai arah yaitu
tuan diagnosis secara pasti hanya mungkin depan, belakang, dan kedua sisi hewan.
setelah dilakukan uji laboratorium secara 3. Pemeriksaan Fisik
tuntas.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara
Beberapa hal yang dilakukan dalam pe- palpasi, inspeksi visual, dan penciuman
meriksaan klinis di antaranya ialah sebagai serta pendengaran. Palpasi dan inspeksi
berikut. visual ini digunakan untuk:
1. Menelusuri Riwayat Penyakit a. mengenal kelainan-kelainan kecil atas
Pada penelusuran riwayat penyakit, susunan anatomi;
harus juga ditelusuri mengenai penyakit b. menilai kepekaan terhadap rasa sakit;
yang terdahulu, tipe kandangnya,
c. tanda peradangan dan tumor;
pakannya, air, dan sebagainya. Demikian
juga riwayat tentang vaksinasi dan d. kelainan konsistensi seperti busung;
pengobatan yang telah diberikan. dan
Pertanyaan–pertanyaan ini harus e. pengapuran yang patologik.
disusun secara kronologis agar paro- 4. Pe m e r i k s a a n B a g i a n - B a g i a n a t a u
genesis dari penyakit yang diperiksa Wilayah Tubuh
dapat diusahakan untuk dipelajari.
Pada ternak besar, pemeriksaan akan
Informasi yang perlu dicatat dan
lebih mudah apabila didasarkan pada
dilaporkan adalah:
wilayah-wilayah tubuh, misalnya
a. kondisi ternak atau status tiap kelom- wilayah kepala dan leher, dada dan perut
pok; sebelah kiri, wilayah belakang, dan
b. kejadian kematian; dan wilayah dada dan perut sebelah kanan.
c. tanggal waktu pemberian vaksin. Pada pemeriksaan terhadap semua
wilayah, maka kulit dan bulu perlu
2. Pemeriksaan Umum
diperiksa terhadap adanya lesi dan
Pemeriksaan umum merupakan pe- parasit luar. Kulit yang longgar pada saat
meriksaan terhadap keadaan lingkungan mencubit kulit leher, mewujudkan nilai
yang meliputi tingkat sanitasi ling- tingkat hidrasi yang meningkat dari
kungan, konsistensi tinja dan urine tubuh.
dalam kandang, tingkat pencemaran dan
5. Penentuan Gejala Ternak Sakit
kualitas pakan dan air, pemeriksaan
terhadap tanaman beracun maupun Penentuan gejala penyakit perlu pe-
bahan kimia yang mencurigakan, serta meriksaan secara teliti dan sistematik.
kelakuan hewan baik dalam keadaan Pemeriksaan ini dimulai dari:
berdiri maupun tiduran, seperti: 1. Inspeksi
22
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
23
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
24
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
25
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
26
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
27
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Hari, Tanggal
3 Kerbau 24—49 64—80 37,6—39,0 5—8
Pemeriksaan
ANAMNESA
10 Itik 18—72 126—20 40,0—42,4
0
Contoh:
11 Kelinci 36—60 39,4 Apakah hewan
ini pernah
sakit?
12 Orang 36—40 80—120 36,0—38,0
Apakah ada
Utan
hasil
pemeriksaan
b. Pemeriksaan Klinis terdahulu?
Hasil lab?
Pemeriksaan klinis adalah pemerik- Dahulu diobati
saan fisik dengan ruang lingkup dengan apa?
Berapa jumlah
pemeriksaan terhadap keadaan kematian dlm
khusus hewan (kelainan organ) populasi?
meliputi: Selaput Lendir (hidung, Kapan nafsu
makan turun?
mulut, dll), Alat Gerak, Saluran Kapan gejala
Pernapasan, Saluran Pencernaan, terlihat?
dll.
Saluran Genital/Perkencingan.
Contoh Bentuk Kartu Pemeriksaan PEMERIKSAAN STATUS PRAESENS
Kesehatan Hewan
Tabel 3.3 Kartu Pemeriksaan Kesehatan Hewan
Sikap berdiri tegak pincang ambruk
/simetris /asimtris
KARTU PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN
No. Turgor kulit kembali lambat tidak
cepat ada
IDENTITAS
Selaput lendir merah merah pucat
mata muda
Nama Hewan
28
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
29
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
f. Antigen ND: Bentuk kering beku. Untuk rugi berkaitan dengan risiko kesehatan
mengukur titer antibodi terhadap ternak secara lebih detail dan terperinci.
penyakit ND dengan cara uji hambatan Banyak peternak yang gagal karena
aglutinasi (HI test). Kemasan vial 2 ml. mengabaikan masalah kesehatan ternak ini.
Produksi Pusat Veterinaria Farma. Ternak yang sehat diharapkan akan mampu
g. A n t i ge n P u l l o r u m ( Po l y v a l e n t ) : berproduksi dengan baik sehingga membe-
Suspensi kuman Salmonella pullorum rikan keuntungan secara ekonomis bagi
yang diwarnai dengan kristal violet, peternak. Secara teknis memang diperlukan
untuk mendiagnosis penyakit keahlian khusus untuk penanganan penya-
pullorum. Kemasan botol 10 ml. kit pada ternak. Namun, untuk me-ngetahui
Produksi Veterinaria Farma. apakah ternak kita sehat atau sakit dapat
h. Nobilis MG Antigen: Bentuk Cair dilakukan dengan cara yang mudah dan
mengandung suspensi antigen inaktif dapat dipraktikkan. Mengenal tipe ternak
Mycoplasma Gallisepticum strain S6 yang sehat dapat dilakukan secara visual
2%, pelarut mengandung formalin atau dengan mengamati tingkah laku ternak
0,1%, Neomycin sulphate 1 gr/100 ml, tersebut.
u n t u k m e n d e t e k s i m yco p l a s m a
gallisepticum pada ayam dan kalkun.
Kemasan vial 10 ml. Produksi Intervet
International B. V. Belanda/Intervet
Indonesia.
i. Nobilis MS Antigen: Bentuk Cair
mengandung suspensi antigen inaktif
Mycoplasma synoviae strain WVU-
1853 (A.T.C.C.), pelarut mengandung
formalin 0,1%, Neomycin sulphate 1
Gambar 3.5 Ternak Sehat
gr/100 ml, untuk mendeteksi
mycoplasma synoviae pada ayam dan
kalkun. Kemasan vial 10 ml. Produksi Ternak yang sehat diharapkan akan mampu
Intervet International B. V. Belanda/ berproduksi dengan baik sehingga membe-
Intervet Indonesia. rikan keuntungan secara ekonomis bagi
D. Memilih Ternak sehat peternak. Secara teknis memang diperlu-
Ternak bisa dikatakan sehat apabila sistem kan keahlian khusus untuk penanganan
kerja (organ) tidak mengalami gejala atau penyakit pada ternak. Namun, untuk
kelainan. Ternak sehat apabila status mengetahui apakah ternak kita sehat atau
kondisi dari organ atau sistem organ dapat sakit dapat dilakukan dengan cara yang
bekerja dengan baik. Kesehatan ternak mudah dan dapat dipraktikkan. Mengenal
merupakan faktor keberhasilan dalam tipe ternak yang sehat dapat dilakukan
usaha peternakan. Apabila ternak sakit, secara visual atau dengan mengamati
maka produksinya tidak optimal, sehingga tingkah laku ternak tersebut. Misalnya saja
tidak memberikan keuntungan, tapi malah beberapa indikator yang dapat digunakan
memberikan kerugian. Kesehatan ternak antara lain dengan malihat mata, rambut/
dapat dijadikan sebagai faktor produksi di bulu, kulit, pergerakan dan nafsu makan ter-
dalam peternakan. Untuk itu, ada baiknya nak.
sebelum terjun membuka usaha peter- Mengenal ciri ternak sehat dengan menga-
nakan kita harus menghitung sisi untung mati aspek-aspek sebagai berikut.
30
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
31
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
32
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Setelah Anda mempelajari materi tentang b. Lakukan pengamatan pada ternak dom-
menganalisis perbedaan ternak sehat dan ba, sapi, dan kambing yang tersedia.
sakit, maka untuk meningkatkan pemahaman c. Lakukan pengukuran suhu tubuh ternak
Anda tentang materi tersebut, laksanakan menggunakan termometer rectal.
tugas secara individu dengan memilih salah
d. Hitunglah denyut nadi, frekuensi napas
satu tugas yang tertera di bawah ini.
ternak.
1. Buat makalah tentang tentang cara pe-
e. Amati penampilan ternak meliputi:
meriksaan fisik dan recording kesehatan
sapi potong. a. Sorot mata
2. Buatlah langkah kerja pengukuran suhu b. Keadaan bulu
tubuh ternak c. Hidung
3. B u a t l a h l a n g k a h ke r j a p e n g u k u r a n d. Bentuk kotoran
frekuensi pernapasan ternak sapi f. Isikan hasil pengamatan dalam tabel
4. Buatlah langkah kerja pengukuran denyut berikut
nadi No. Nomor Suhu Frekuensi Denyut Sorot Keadaan Keadaan Bentuk
1.
praktik 2.
3.
LEMBAR KERJA SISWA
4.
5.
Materi :Mendiagnosis penyakit ternak
Tujuan pembelajaran:
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi
Berdasarkan penyebabnya, penyakit dikelom-
ternak sehat dan ternak sakit.
pokkan ke dalam enam kelompok, yaitu:
2. Peserta diklat mampu melakukan perawa-
1. Penyakit yang diakibatkan oleh parasit.
tan kesehatan dasar pada ternak.
2. Penyakit yang diakibatkan oleh virus.
3. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri.
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
4. Penyakit yang diakibatkan oleh gangguan
metabolisme
Alat :
5. Penyakit yang diakibatkan oleh faktor
a. Alat Tulis keturunan (genetik).
b. Termometer Rectal 6. Penyakit yang diakibatkan oleh
c. Stetoskop kesalahan nutrisi, penata laksanaan, atau
lingkungan.
Bahan : Secara umum, ternak yang sakit mempunyai
gejala-gejala umum seperti berikut ini:
Ternak domba, kambing, dan sapi
a. tidak ada atau kurangnya nafsu makan
b. depresi
Instruksi kerja:
c. lesu
a. Gunakan peralatan K3 dengan benar.
33
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
penilaian harian
d. mata tidak bersinar Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
e. kulit pucat dengan baik dan benar!
f. bulu kusut/kusam atau tidak mengkilat 1. Sebutkan perbedaan antara ternak yang
sehat dan sakit!
g. perubahan suhu tubuh
2. Jelaskan pengertian pemeriksaan klinis
h. kadang-kadang disertai dengan pe-
pada ternak!
radangan
3. Pemeriksaan fisik apa saja yang biasa
Sedangkan ternak yang sehat, memiliki ciri ciri
dilakukan pada ternak? Jelaskan!
sebagai berikut:
4. Jelaskan pengertian inspeksi, palpasi,
a. keadaan badannya cukup berisi (tidak
perkusi, dan auskultasi!
kurus)
5. Bagaimana cara menghitung denyut
b. bulu mengkilap (tidak kusam) dan lemas
nadi/pulsus pada sapi? Jelaskan!
atau tidak kaku
c. lincah, aktif, berjalan dengan langkah
yang mudah dan teratur
d. mata bersinar, terbuka, dan bersih.
Selaput lendir mata tidak pucat dan tidak
merah atau kuning
e. kulit halus dan mengkilap
f. nafsu makan baik, memamah biak dengan
tenang
g. panas tubuh normal
Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit
yang dihasilkan dari pengumpulan data
informasi kesehatan hewan dengan proses dan
teknik pemeriksaan dan/atau dengan alat
tertentu. Untuk mendiagnosis diperlukan
penguasaan terhadap ilmu anatomi, fisiologi,
patologi, dan tingkah laku hewan. Proses
(urutan) dalam mendiagnosis harus dengan
metode yang benar (metodik) dan dalam
melakukan pemeriksaan hendaknya dilakukan
dengan pendekatan yang benar dan hati-hati
terhadap hewan sehingga tidak mengubah
data kesehatan individu hewan yang sebenar-
nya (lakukan pemeriksaan secara sistematis).
Teknik mendiagnosis terdiri atas:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan Status
Praesen dan Pemeriksaan Klinis)
3. Pemeriksaan Laborator
34
BAB 4
MEMAHAMI JENIS PENYAKIT INFECTIUS
PADA TERNAK (RUMINANSIA, UNGGAS,
DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang memahami jenis penyakit infectious
pada ternak, peserta diklat mampu menjelaskan ciri-ciri penyakit menular
dan membedakan penyakit menular dengan penyakit tidak menular dengan
baik.
2. Setelah mempelajari materi tentang mengidentifikasi penyakit infectious,
peserta diklat mampu menentukan jenis penyakit menular atau tidak
menular berdasarkan hasil diagnosis dengan tepat
3. Setelah melakukan identifikasi penyakit infectious (ruminansia, unggas, dan
aneka ternak), peserta diklat mampu melaksanakan prosedur pencegahan
penularan penyakit dengan baik.
Menjelaskan jenis Membedakan penyakit menular Menentukan jenis penyakit Melaksanakan prosedur
penyakit menular dengan tidak menular berdasarkan hasil diagnosis pencegahan penularan penyakit
Jenis penyakit menular 1.Definisi penyakit 1.Penyakit infeksi pada Penyakit infeksi
2.Pengertian ternak ruminansia pada aneka ternak
penyakit menular 2.Penyakit infeksi pada unggas
35
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
36
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
37
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
38
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
39
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
40
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
41
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
42
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
43
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
44
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
45
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
2) Suka menggigit hewan lainnya dan di sekitar bibir dan saliva meleler
manusia menggantung karena erosi pada
3) Memperlihatkan kegelisahan yang selaput lendir dan lidah
luar biasa 6) Pembentukan lepuh-lepuh
4) Sering gaduh dan berteriak dengan Cara pencegahan dan pengobatan:
suara yang ganjil (aneh) Vaksinasi pada ternak yang sehat
5) Nafsu makan hilang dan vaksinasi pada ternak yang
6) Apabila didekati makananan, dipindahkan dari daerah tersangka
makanan tersebut hanya diendus tertular ke suatu daerah lain,
saja. pembasmian hama semua alat dan
barang yang digunakan selama
7) Sebaliknya penderita suka me-
pemeliharaan ternak yang tersang-
ngunyah benda-benda keras di
ka PMK.
sekelilingnya
c. Penyakit cacar pada kuda
8) Pada tingkat selanjutnya, penderita
sering kejang-kejang otot, kelum- Penyebab penyakit cacar pada ternak
puhan kerongkongan, pengeluaran kuda adalah virus cacar.
air liur, dan akhirnya mati. Gejala penyakit yang dapat diamati:
Penentuan diagnosis selain berda- 1) terjadi peningkatan suhu tubuh di
sarkan gejala klinis yang timbul juga atas normal
diperkuat dengan pemeriksaan la- 2) pada bagian ambing dan puting
boratorium. ternak terdapat lepuh-lepuh yang
Cara pencegahan dan pengobatan jika berwarna merah tua, kemudian
penyakit sudah timbul maka pengo- terbentuk gelembung-gelembung
batan tidak akan dapat menolong. yang akan mengempis dalam
Upaya pencegahan terbaik adalah jangka waktu 1 minggu.
dengan cara: 3) timbul luka berwarna cokelat tua.
1) Semua hewan piaraan seperti Cara pencegahan dan pengobatan
anjing, kucing, kera divaksinasi penyakit:
antirabies secara teratur Pengobatan
2) Sebaiknya anjing diikat dan tidak Pada kejadian yang masih ringan
dibiarkan berkeliaran cacar dapat diobati dengan cam-
3) Segera melapor jika diduga ada puran antara tincture yodium
anjing uang terinfeksi rabies dengan glyserin dengan perban-
b. Penyakit mulut dan kuku pada babi dingan 50%:50% atau bisa meng-
gunakan salep sulfa.
Gejala penyakit:
Pencegahan
1) Lesu, nafsu makan rendah
Pe n ceg a h a n d a p a t d i l a k u ka n
2) Demam, suhu tubuh dapat men-
dengan cara memisahkan ternak
capai 410C
yang sakit dari kelompok ternak
3) Ternak enggan berdiri, kalau berdiri yang sehat. Menjaga kesehatan dan
tanpa banyak gerakan kebersihan pekerja, kandang
4) Penurunan bobot badan peralatan serta lingkungan.
5) Salvias meningkat, terbentuk busa d. Penyakit Coccidiosis Pada Kelinci
46
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
47
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
48
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
praktik
penyebab, dan gejala-gejalanya 10. Bandingkan hasil pengamatan yang Anda
Bahan: lakukan dengan gambar atau video yang
telah Anda pelajari dengan teliti.
1. Aneka Ternak unggas (ayam lokal/burung
merpati/kalkun/angsa dan lain-lain 11. Adakah penyakit menular yang diderita
ternak ruminansia yang ada di dalam
2. Aneka ternak monogastrik (kuda/babi/
kandang?
kelinci)
12. Lakukan diskusi kelompok tentang hasil
3. Aneka hewan kesayangan (kucing/anjing)
p e n g a m a t a n d a n w aw a n c a ra s e r t a
4. Lembar pengamatan pengamatan terhadap gambar atau video
5. ATKK3:1.Gunakan pakaian kerja yang telah Anda lakukan.
2. Gunakan APD yang sesuai 13. Setelah selesai melakukan kegiatan
3. Hati-hati ketika mendekati ternakLangkah praktik, bersihkan kembali tempat
Kerja: kegiatan praktik dan peralatan yang
digunakan seperti sedia kala.
1. S i l a h k a n b e r g a b u n g m e m b e n t u k
kelompok-kelompok kecil. Setiap 14. Kembalikan alat dan bahan ke tempat
kelompok terdiri dari 5-6 orang. semula.
2. Setiap kelompok memilih seorang ketua
dan seorang sekretaris.
3. Lakukan dan biasakan untuk berdoa
sebelum dan sesudah melakukan Penyakit dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
kegiatan. Lakukan kegiatan ini dengan penyakit menular yang dapat menyebar dari
cermat, teliti, sungguh-sungguh, hati- ternak satu ke ternak lainnya, dan penyakit
hati, jujur, dan penuh tanggung jawab. tidak menular yaitu penyakit yang biasanya
4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. hanya terbatas pada satu kelompok tertentu
atau bersifat individual.
5. Pastikan alat dan bahan yang akan Anda
gunakan lengkap dan dapat digunakan Berdasarkan agen penyebabnya, kelompok
dengan baik. penyakit menular dibagi menjadi:
6. Amati dan pelajari dan catat dengan teliti 1. Kelompok penyakit viral, yaitu penyakit
informasi yang anda peroleh dari yang disebabkan virus, misalnya PMK.
gambar-gambar atau video tentang 2. Kelompok penyakit bakterial, yaitu
jenis–jenis penyakit tidak menular pada penyakit yang disebabkan bakteri, misalnya
ternak ruminansia, penyebab, dan Brucellosis.
gejala–gejalanya. 3. Kelompok penyakit parasiter, yaitu penyakit
7. Lakukan praktik pengamatan terhadap yang disebabkan parasit, misalnya
kondisi ternak ruminansia yang ada di cacingan.
dalam kandang tentang ada atau 4. Kelompok penyakit fungal, yaitu penyakit
tidaknya gejala–gejala yang berkaitan yang disebabkan fungi/jamur.
dengan penyakit menular pada ternak Penyakit menular yang sering menyerang pada
tersebut. ternak unggas di antaranya adalah:
8. Gunakan lembar pengamatan yang telah 1. Newcastle Disease (ND) atau Tetelo
disiapkan.
Penyakit ini muncul di Inggris tahun 1926.
9. Lengkapi hasil pengamatan yang telah Penyakit ini mematikan dan belum ada obat
anda lakukan dengan wawancara yang manjur. Gejalanya spesifiknya adalah
terhadap pengelola budi daya ternak muncul gejala gangguan saraf seperti kaki
tersebut atau sumber lain yang relevan.
49
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
lumpuh, jalan seret, dan leher terpuntir d. bulu tampak kusam, tidak lagi mengkilat
(tortikolis). e. nafsu makan menurun
2. Gumboro (Infectious Bursal Disease) f. sering bergerombol di tepi atau di sudut
Penyakit ini menyerang sistem kekebalan kandang dan kelihatan mengantuk terus
tubuh, terutama bursa fabrisius dan thymus g. biasanya anak unggas mati dalam 6—10
sebagai benteng pertahanan ayam dari hari setelah terlihat gejala sakit dan angka
penyakit. kematian mencapai 70%.
Gejala klinis ayam yang terkena gumboro Penyakit yang sering menyerang pada aneka
adalah sebagai berikut. ternak adalah:
a. Ayam kelihatan lesu dan mengantuk 1. Rabies (Anjing gila)
b. Bulu kotor di sekitar kloaka Penyakit rabies dikenal juga dengan nama
c. Terjadi diare berwarna putih dan encer penyakit anjing gila. Penyakit ini
d. Ayam tidur dengan sikap membungkuk disebabkan oleh virus. Selain menyerang
dan apabila tidur paruh diletakkan di anjing diketahui juga dapat menyerang
lantai hewan lain seperti kucing, kera, babi, sapi,
dan kerbau. Penularan terjadi melalui
e. Ayam sering mematuk di sekitar kloaka
gigitan hewan penderita atau jilatan hewan
karena bursa mengalami peradangan
penderita pada luka hewan sehat yang
f. Ayam terlihat menggigil dan gemetar terbuka.
3. Penyakit ini menyerang anak ayam umur Rabies termasuk kelompok penyakit
1—10 hari. Penyebabnya adalah Samonela zoonosis, yang dapat menular juga pada
pullorum manusia.
4. CRD (Cronic Respiratory Disease) Gejala sakit
Penyakit ini menyerang unggas umur 4—9 2. Penyakit mulut dan kuku pada babi
minggu. Penyebabnya adalah Mycoplasma
3. Penyakit cacar pada kuda
gallisepticum. Gejala penyakit CRD
mempunyai gejala-gejala yang hampir Penyebab penyakit cacar pada ternak kuda
sama dengan penyakit pernapasan lainnya, adalah virus cacar. Gejala penyakit ini pada
misalnya snot. awalnya adalah terjadi peningkatan suhu
tubuh di atas normal. Pada ambing dan
5. Berak Darah (Coccidiosis)
puting terdapat lepuh-lepuh yang berwarna
Penyebab terjadinya penyakit berak darah merah tua.
adalah Eimeria tenella dan Eimeria necatrix.
4. Penyakit coccidiosis pada kelinci
Penyakit ini menyerang unggas pada umur
1—10 minggu. Penyakit ini bisa Penyakit berak darah disebabkan oleh
menyebabkan kematian mendadak. sejenis protozoa yang dinamakan Eimeria
yang dapat menyebabkan berak darah pada
Gejalanya ternak yang terserang coc-
ternak kelinci.
cidiosis:
5. Cacing tembolok pada burung merpati
a. Ternak terlihat lesu dan pucat
Penyakit ini disebabkan oleh cacing
b. sayap terkulai ke bawah dan sering
Capillaria contorta. Penularannya terjadi
menggigil seperti kedinginan
pada pakan dan air minum yang tercemar
c. kotoran berwarna cokelat campur darah kotoran unggas penderita.
50
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit
zoonosis itu? Jelaskan!
2. Sebutkan agen penyebab dan kelompok
penyakit menular pada ternak!
3. Jelaskan tentang penyakit anthrax!
4. Jelaskan gejala penyakit tetelo pada
unggas!
5. Penyakit pada aneka ternak yang sering
menyerang pada ternak salah satunya
adalah penyakit rabies, jelaskan tentang
penyakit rabies!
51
BAB 5
MEMAHAMI JENIS PENYAKIT NON-INFECTIUS
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang memahami jenis penyakit non-
infectious (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta diklat mampu
menjelaskan ciri-ciri penyakit tidak menular dengan baik.
2. Setelah mempelajari materi tentang memahami jenis penyakit non-
infectious (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta diklat mampu
menentukan jenis penyakit non-infectious dengan tepat.
3. Setelah mempelajari materi mengidentifikasi penyakit non-infectious,
peserta diklat mampu melaksanakan prosedur penanganan ternak sakit
akibat penyakit tidak menular.
1.Penyakit yang
Disebabkan Karena
Keracunan pada
Menjelaskan jenis
Ternak Ruminansia
penyakit tidak menular
2.Penyakit tidak
menular karena
infeksi pada ruminansia
1.Penyakit yang
Disebabkan Karena
Membedakan penyakit Keracunan pada
menular dengan Ternak Unggas
Memahami jenis penyakit tidak menular 2.Penyakit tidak menular
non-infectious karena infeksi
(ruminansia, unggas, dan aneka ternak) pada unggas
Penyakit yang
Menentukan jenis
Disebabkan Karena
penyakit berdasarkan
Defisiensi Nutrisi
hasil diagnosis
pada Ternak Ruminansia
52
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
53
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
54
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
55
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
56
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
57
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
58
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
59
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
kan dengan cara pemberian pakan lahirkan, atau beberapa bulan setelah
yang sebagian tersusun atas bahan melahirkan.
pakan sumber biotin seperti pakan Penyakit ini menunjukkan gejala–gejala
butiran, tetes, dan feed suplemen sebagai berikut.
biotin.
a. Sapi terlihat jalannya goyang kanan
d. Defisiensi Cholin dan kiri (sempoyongan)
Penyebab penyakit b. Sapi akan sering berbaring dengan
Cholin disebut juga choline chloride, tumpuan dada dan kepala akan
defisiensi berarti unggas mengalami menghadap ke daerah lipat paha
kekurangan choline chloride. c. Karena kelumpuhan kaki belakang,
Gejala sapi tidak mampu berdiri lagi
Gejala penyakit yang tampak adalah: d. Mata tampak melotot dan tidak bersi-
1) Terjadi gangguan pertumbuhan nar lagi (sayu)
tubuh ternak e. Nafsu makan menurun/hilang
2) Perosis pada ternak muda f. Hidung kering dan kaki dingin.
3) Pada unggas dewasa menurunkan Diagnosis penyakit sering dikacaukan
produksi telur. dengan gejala sakit ketosis. Untuk itu
Cara Pencegahan dan pengobatan: perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
darah dan urine dan pengamatan gejala-
Pencegahan dan pengobatan dilaku-
gejala klinis lebih teliti.
kan dengan cara pemberian pakan
yang tersusun dari bahan choline Cara pencegahan dan pengobatan
chloride atau penggunaan feed Sapi yang sakit dapat diobati dengan
suplemen choline chloride. kalsium glukonate 20% dengan cara
C. Menentukan Jenis Penyakit Berdasarkan intravena sebanyak 250—500 cc.
Hasil Diagnosis Pemberian kalsium glukonate dapat
diulang 2—3 kali jika selam 8—12 jam
1. Penyakit yang Disebabkan Karena Defi-
belum sembuh. Sebagai upaya pence-
siensi Nutrisi pada Ternak Ruminansia
gahan, sapi yang sedang bunting perlu
Milk Fever adalah salah satu penyakit diberi tambahan mineral Ca.
pada sapi karena defisiensi nutrisi. Tabel 5.3 Beberapa Penyakit Lain karena Defisiensi Nutrisi
Penyebab penyakit milk fever disebab- No Nama Penyebab Gejala Pencegahan
kan kekurangan zat kapur dalam darah Penyakit dan
pengobatan
(Hypocalcemia). Penyakit ini terjadi
apabila persediaan Ca dalam jaringan 1 Milk Kekurangan Berjalan Pemberian
Fever Ca dalam sempoyongan, Ca
tidak mencukupi kebutuhan Ca yang darah kelumpuhan, mata
diperlukan untuk produksi susu. Penya- tampak melotot,
hidung tampak
kit ini pada umumnya terjadi pada sapi kering, kaki dingin
60
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
61
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
62
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
63
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
praktik
6. Amati dan pelajari serta catat dengan teliti (Rodentisida), obat antijamur (fungisida), dan
informasi yang diperoleh dari gambar obat anti tumbuhan pengganggu (herbisida).
–gambar atau video tentang jenis–jenis Unggas juga dapat terkena racun karena
penyakit tidak menular pada ternak pestisida. Pestisida meliputi racun serangga
ruminansia, penyebab, dan gejala (insektisida), racun tungau dan caplak (akari-
–gejalanya. sida), racun cacing (nematisida), racun tikus
7. Lakukan praktik pengamatan terhadap (rodentisida), racun jamur (fungisida), dan
kondisi ternak ruminansia yang ada di racun tumbuh–tumbuhan pengganggu (herbi-
dalam kandang tentang ada atau tidaknya sida). Keracunan pestisida terjadi jika air
gejala–gejala yang berkaitan dengan minum atau pakan yang tercemar pestisida
penyakit tidak menular pada ternak terse- termakan oleh unggas yang dosisnya telah
but. cukup untuk menimbulkan keracunan.
8. Gunakan lembar pengamatan yang telah Penyakit yang Disebabkan Karena Defisien-
disiapkan. si Nutrisi pada Ternak Ruminansia. Beberapa
9. Lengkapi hasil pengamatan yang telah penyakit lain karena defisiensi nutrisi adalah:
dilakukan dengan wawancara terhadap 1. Milk fever
pengelolaan budi daya ternak tersebut atau 2. Tetani rumput
sumber lain yang relevan.
3. Gondok
10. Bandingkan hasil pengamatan yang Anda
4. Anemia
lakukan dengan gambar atau video yang
telah anda pelajari dengan teliti. 5. Avitaminosis
11. Adakah penyakit tidak menular yang 6. Rachitis
diderita ternak ruminansia yang ada di Penyakit Defisiensi pada Unggas:
dalam kandang? Defisiensi vitamin A, D, E, K, B1, B6, dan B12
12. Lakukan diskusi kelompok tentang hasil Beberapa penyakit yang biasa ditimbulkan
pengamatan dan wawancara serta karena perubahan cuaca di antaranya adalah:
pengamatan terhadap gambar atau video
1. Anthrax
yang telah dilakukan.
Anthrax adalah suatu penyakit menular
13. Setelah selesai melakukan kegiatan prak-
akut yang menyerang kebanyakan hewan-
tik, bersihkan kembali tempat kegiatan
hewan berdarah panas maupun manusia
praktik dan peralatan yang digunakan
dengan penyebaran seluruh dunia. Wabah
seperti sediakala.
anthrax seringkali berkaitan bergantian
14. Kembalikan alat dan bahan sisa ke tempat antara curah hujan tinggi dan kekeringan,
semula. serta suhu tinggi.
2. Blackleg
Blackleg adalah suatu penyakit clostridial
menular akut yang kebanyakan menyerang
Terjadinya keracunan pada ternak sapi muda dan juga mampu membentuk
sebagian besar karena keracunan pestisida. spora. Wabah penyakit selalu dikaitkan
Pestisida merupakan obat pembasmi hama. dengan area dengan kelembaban tinggi dan
Pestisida mencakup racun serangga (insekti- terjadi selama musim hujan.
sida), racun tungau dan caplak (akarisida), 3. Avian influenza
racun nematoda (Nematisida), racun tikus 4. Pasteurellosis
64
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Sebutkan macam-macam keracunan karena
pestisida pada ternak!
2. HCN atau asam biru adalah senyawa pada
singkong. Gejala apa saja yang ditimbulkan
bila ternak mengkonsumsi HCN?
3. Jelaskan risiko bila ternak menghirup gas
monoksida!
4. Apakah yang dimaksud dengan penyakit
defisiensi itu? Jelaskan!
5. Jelaskan kaitan antara cuaca dengan ber-
kembangnya penyakit anthrax!
65
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
66
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
67
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
68
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
69
BAB 6
MEMAHAMI BERBAGAI VOVD YANG
DIGUNAKAN UNTUK TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang memahami berbagai VOVD yang
digunakan untuk ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta
diklat mampu membedakan antara vaksin, obat, vitamin, dan disinfektan
dengan aman.
2. Setelah mempelajari materi tentang memahami berbagai VOVD yang
digunakan untuk ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta
diklat mampu menjelaskan kegunaan vaksin, obat, vitamin, dan disinfektan
dengan aman.
3. Setelah mempelajari materi tentang mengidentifikasi VOVD yang
digunakan untuk ternak (ruminansia, unggas dan aneka ternak), peserta
diklat mampu membedakan antara vaksin, obat, vitamin, dan disinfektan
dengan benar.
4. Setelah mempelajari materi tentang mengidentifikasi berbagai VOVD yang
digunakan untuk ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak), peserta
diklat mampu melakukan pemberian vaksin, obat, vitamin, dan disinfektan
dengan aman.
Vaksin, obat, vitamin, desinfektan, antigen, intra muscular, intravena, sub cutan
70
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
71
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
72
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
73
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
bergaris tepi hitam. Obat bebas ini A, D, E, dan K, sedangkan vitamin larut air
digunakan untuk mengobati gejala meliputi thiamin (B1), riboflavin (B2),
penyakit yang ringan. Misalnya nicotiniamide (B3), asam pantotenat
vitamin/multivitamin (Livron B Plex). (B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam
b. Obat Bebas Terbatas folat (B9), sianokobalamin (B12), dan
Vitamin C.
Obat bebas terbatas (dahulu disebut
daftar W) yakni obat-obatan yang Semua vitamin tersebut sangat penting
dalam jumlah tertentu masih bisa bagi ayam dan harus tercukupi
dibeli di apotek tanpa resep dokter, kebutuhannya agar ayam bisa tumbuh
memakai tanda lingkaran biru bergaris dan berproduksi. Sebutir telur yang
tepi hitam. Contohnya, obat antimabuk normal mengandung ketersediaan
(Antimo), antiflu (Noza). Pada kemasan vitamin yang cukup dan hal inilah yang
obat seperti ini, biasanya tertera menjadi alasan bahwa telur sangat baik
peringatan yang bertanda kotak kecil sebagai sumber vitamin bagi pangan
berdasar warna gelap atau kotak putih manusia.
bergaris tepi hitam, dengan tulisan Vitamin adalah substansi organik yang
sebagai berikut. sangat penting untuk menjaga keseha-
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah tan dan hidup, termasuk untuk produksi
aturan pemakaiannya. maupun reproduksi. Vitamin dibutuhkan
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya dalam jumlah yang sangat kecil dan
untuk bagian luar dari badan. biasanya diperoleh dari bahan makanan
karena tubuh sendiri tidak bisa mem-
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak
buatnya (esensial).
boleh ditelan.
Jenis Vitamin
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya
untuk dibakar. a. Larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D,
E, dan K;
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir,
jangan ditelan. b. Larut dalam air, group vitamin B dan C.
3. Vitamin Pembagian tersebut sangat penting
dilihat dari fungsi dan aplikasi di industri
Vitamin adalah zat katalitik esensial
peternakan.
yang tidak dapat disintesis tubuh dalam
metabolismenya, sehingga harus Vitamin larut lemak terutama berhubu-
diperoleh dari luar tubuh. Tanpa vitamin ngan dengan pemeliharaan dan fungsi
manusia, hewan dan makhluk hidup dari jaringan dan organ tubuh. Pada
lainnya tidak akan dapat melakukan batasan tertentu, disimpan di dalam hati
aktivitas hidup dan kekurangan vitamin (A, D, K), sedang vitamin E disimpan di
dapat memperbesar peluang terkena jaringan lemak.
penyakit pada tubuh kita. Jadi, defisiensi Adapun vitamin larut air secara aktif
vitamin adalah kekurangan salah satu berpartisipasi dalam proses metabolis-
atau lebih vitamin yang dibutuhkan oleh me dari tubuh melalui sistem enzim atau
tubuh. Sebanyak 13 macam vitamin yang bagian dari sistem enzim. Vitamin yang
dibutuhkan oleh ayam dikelompokkan larut dalam air praktis tidak ada simpan-
dalam vitamin larut lemak dan vitamin an di dalam tubuh sehingga kebutuhan
larut air. vitamin larut air perlu disuplai secara
Vitamin larut lemak terdiri atas vitamin reguler setiap hari.
74
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
75
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
a. Penyakit viral tidak dapat disem- berproduksi. Sebutir telur yang normal
buhkan dengan pemberian obat. mengandung ketersediaan vitamin yang
b. Pengendalian terbaik dengan mem- cukup dan hal inilah yang menjadi alasan
berikan kekebalan pada ayam. bahwa telur sangat baik sebagai sumber
vitamin bagi pangan manusia.
c. Adanya penyakit bakterial yang jika
sudah telanjur menyerang, sulit dibe- Defisiensi Vitamin Larut Dalam Air
rantas secara tuntas sehingga mudah a. Vitamin B1 (Thiamin)
muncul kembali (misalnya korisa). Vitamin B1 banyak terdapat pada
d. Biaya kesehatan untuk pencegahan bagian luar biji-bijian atau biji padi-
lebih murah jika dibandingkan dengan padian. Vitamin B1 juga banyak
biaya pengobatan/terlanjur terjadi ditemukan pada produk ragi, daging
kasus penyakit. babi, ikan, dan susu. Thiamin dibutuh-
2. Fungsi Obat kan oleh unggas untuk metabolisme
karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 ini
Obat bagi ternak berfungsi untuk me-
mengakibatkan polyneuritis yang
mulihkan organ tubuh atau pun jaringan
m e n i m b u l k a n ke l u m p u h a n d a n
tubuh yang rusak. Obat juga dapat
berakhir dengan kematian ayam.
diartikan sebagai sesuatu yang dapat
Defisiensi vitamin tersebut dapat saja
memulihkan, sebagai perbaikan, atau
terjadi pada bahan baku ransum yang
pengubahan fungsi organik pada
berjamur dan berbau apek (karena
manusia atau hewan. Obat dapat
terjadi oksidasi kandungan lemak/
merupakan bahan yang disintesis di
minyak). Vitamin B1 mudah terurai
dalam tubuh (misalnya hormon dan
pada suhu tinggi dan pada keadaan
vitamin D) atau merupakan bahan-bahan
alkalis. Makanan ayam yang mengan-
kimia yang tidak disintesis di dalam
dung garam-garam alkalis akan cepat
tubuh.
kehilangan vitamin B1 nya. Gejala
3. Fungsi Vitamin yang terlihat akibat kekurangan
Defisiensi vitamin adalah kekurangan vitamin ini antara lain anoreksia
salah satu atau lebih vitamin yang (kehilangan nafsu makan), diikuti oleh
dibutuhkan oleh tubuh. Sebanyak 13 penurunan berat badan, bulu berdiri,
macam vitamin yang dibutuhkan oleh kaki lemah, dan langkah kaki tidak
ternak dikelompokkan dalam vitamin teratur. Ayam dewasa kerap kali
larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin menunjukkan jengger yang berwarna
larut lemak terdiri atas vitamin A, D, E, biru. Jika defisiensi berlangsung lebih
dan K, sedangkan vitamin larut air lanjut, maka akan terlihat adanya
meliputi thiamin (B1), riboflavin (B2), paralisis pada otot yang diawali
nicotiniamide (B3), asam pantotenat dengan menekuknya jari, kemudian
(B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam diikuti oleh paralisis otot ekstensor
folat (B9), sianokobalamin (B12), dan pada kaki, sayap, dan leher.
Vitamin C. Ayam akan segera kehilangan kemam-
Semua vitamin tersebut sangat penting puan untuk berdiri atau hanya duduk
bagi ternak dan harus tercukupi kebu- tegak dan jatuh ke lantai dan terbaring
tuhannya agar ternak bisa tumbuh dan dengan kepala yang meregang. Ayam
76
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
77
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
78
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
79
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
80
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
81
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
82
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
penyimpanan semua jenis obat mempu- zat pengawet pun tidak dapat meng-
nyai batas waktu, karena lambat laun hindarkan rusaknya obat secara kese-
obat akan terurai secara kimiawi akibat luruhan. Apalagi bila wadah sering
pengaruh cahaya, udara, dan suhu. dibuka-tutup. misal obat tetes mata, atau
Akhirnya khasiat obat akan berkurang. mungkin bersentuhan dengan bagian
Tanda-tanda kerusakan obat kadang kala tubuh yang sakit, misal pipet tetes mata,
tampak dengan jelas, misalnya bila hidung, atau telinga. Oleh karena itu,
larutan bening menjadi keruh dan bila obat hendaknya diperlakukan dengan
warna suatu krim berubah tidak seperti hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah
awalnya atau berjamur. obat perlu ditutup kembali dengan baik,
juga membersihkan pipet/sendok ukur
Contoh pananganan cara penyimpanan,
dan mengeringkannya. Di negara maju,
misalnya disimpan pada tempat yang
pada setiap kemasan obat harus tercan-
teduh, tidak terkena cahaya matahari
tum bagaimana cara menyimpan obat
langsung. Jangan menggunakan gancu,
dan tanggal kedaluwarsanya, diharapkan
jangan dibanting, tutup kembali setelah
bahwa di kemudian hari persyaratan ini
pemakaian, jangan diposisikan roboh,
juga akan dijalankan di Indonesia secara
dan lain-lain.
menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan
Aturan Penyimpanan aslinya sudah dibuka, maka tanggal
Guna memperlambat penguraian, maka kedaluwarsa tersebut tidak berlaku lagi.
semua obat sebaiknya disimpan di Dalam daftar di bawah ini, diberikan
tempat yang sejuk dalam wadah asli dan ringkasan dari jangka waktu penyimpan-
terlindung dari lembab dan cahaya. an dari sejumlah obat bila kemasannya
Hendaknya disimpan di suatu tempat sudah dibuka. Angka ini hanya merupa-
yang tidak bisa dicapai oleh anak, agar kan pedoman saja, dan hanya berlaku
jangan dikira sebagai permen berhubung bila obat disimpan menurut petunjuk
bentuk dan warnanya kerap kali sangat yang tertera dalam aturan pakai.
menarik. Obat-obat tertentu harus Tabel 6.1 Jangka Waktu Penyimpanan Obat
disimpan di lemari es dan persyaratan ini Bentuk Obat Waktu simpan Bentuk Obat Waktu
selalu dicantumkan pada bungkusnya, simpan
misalnya insulin.
tablet/kapsul 3 tahun salep mata 6 bulan
Lama Penyimpanan Obat
salep/pasta 3 tahun salep/pasta 6 bulan
Masa penyimpanan obat tergantung dari (tube)
serbuk/tabur 1 tahun cairan untuk 6 bulan
kandungan dan cara menyimpannya. pil 1 tahun kulit
Obat yang mengandung cairan paling
krim/gel 6 bulan tetes telinga 3 bulan
cepat terurainya karena bakteri dan (tube) tetes/semprot
jamur dapat tumbuh baik di lingkungan larutan 6 bulan hidung 3 bulan
lembab. Maka itu terutama obat tetes tetesan krem/tetes/bil
suspensi 6 bulan asan mata 1 bulan
mata, kuping dan hidung, larutan, sirup,
dan salep yang mengandung air atau Metode Penyuntikan pada Ternak
krim sangat terbatas jangka waktu a. Penyuntikan intramuskuler
kedaluwarsanya.
Suntik ke dalam otot utama ternak.
Pada obat-obat biasanya ada kandungan Sebaiknya gunakan jarum ukuran 18
zat pengawet yang dapat merintangi gauge, 2,5—4 cm. Tusukkan langsung
pertumbuhan kuman dan jamur. Akan ke dalam otot. Sebelum memasukkan
tetapi, bila wadah sudah dibuka, maka obat, jangan sampai ada gelembung
83
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
84
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
85
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
(B)
Gambar 6.13 Pengobatan dengan Injeksi,
Intravena (A), dan Intramammary (B)
(A) 3. Penggunaan Vitamin
Apabila kita perhatikan dengan teliti,
level vitamin yang ditambahkan pada
pakan dan/atau air minum ternak di
dunia ini, maka terlihat suatu variasi yang
besar sekali antara negara yang satu
dengan negara yang lain untuk ternak
yang sama, bahkan antara peternakan
yang satu dengan yang lain dan antara
ahli yang satu dengan ahli yang lain, dsb.
(B) Perbedaan tersebut bisa dimengerti
Gambar 6.12 Pengobatan dengan Injeksi,
Intramuskuler (A), dan Subcutan (B)
mengingat kondisi produksi secara
komersil terdapat beberapa faktor yang
Penyuntikan secara intravena biasanya akan menyebabkan kekurangan suplai
dilakukan pada vena bagian leher (vena vitamin dan termasuk juga faktor yang
jugularis). Penyuntikan dilakukan secara mempengaruhi respons hewan ternak
pelan-pelan menggunakan jarum ukuran terhadap vitamin.
18 gauge. Lilitkan tali pada pangkal leher
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
sedemikian sehingga mempermudah
Perbedaan Kebutuhan Vitamin
mendapatkan vena jugularis. Pastikan
darah tidak masuk ke dalam alat suntik. a. Least Cost Formulation (LCF) seringkali
Penyuntikan secara intramammary harus mengurangi atau mengeluarkan
dilakukan dengan alat suntik khusus, beberapa bahan baku pakan ternak
diaplikasikan pada ambing melalui yang kaya akan kadar vitamin;
lubang puting. b. kandungan yang bervariasi dan
86
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
87
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
88
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
89
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
harganya mahal, maka akan mem- Tipe Cara Kerja Penggunaa Keterangan
perbesar anggaran biaya yang Disinfektan Terhadap Mikroba n
90
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
91
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
praktik
Judul : Mengidentifikasi macam bentuk penetapan diagnosis, pencegahan, penyem-
obat buhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan,
Tujuan : peserta diklat dapat menyebutkan dan kontrasepsi.
macam-macam bentuk obat Vitamin adalah zat katalitik esensial yang
Waktu : 3 x 45 menit tidak dapat disintesis tubuh dalam metabolis-
menya, sehingga harus diperoleh dari luar
Alat dan bahan :
tubuh. Tanpa vitamin, manusia, hewan, dan
§ Macam obat-obatan ruminansia dan unggas makhluk hidup lainnya tidak akan dapat
§ Kaca pembesar melakukan aktivitas hidup dan kekurangan
§ Alat tulis vitamin dapat menyebabkan memperbesar
peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
a. Cawan
Disinfektansia adalah semua senyawa yang
Keselamatan kerja:
dapat mencegah infeksi dengan jalan peng-
a. Gunakan baju lapangan hancuran atau pelarutan jasad renik yang
b. Hati-hati dalam bekerja patogen (dapat menyebabkan sakit).
Langkah kerja: Fungsi vaksin adalah untuk memberikan zat
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. kebal pada ternak, selain itu juga mengaktifkan
tubuh untuk membentuk zat antibodi. Cara
b. Lakukan pengamatan terhadap obat yang
pemberian vaksin pada ternak yang umumnya
disediakan.
dilakukan adalah dengan:
c. Ambil kesimpulan terhadap pengamatan
1. Vaksin tetes mata
yang telah dilakukan:
2. Vaksin tetes hidung
1) Bentuk
3. Vaksin lewat mulut
2) Cara penggunaan
4. Intramuscular
3) Fungsi obat
5. Subcutan
4) Gambar/foto cara pemberian obat
6. Wing web
5) Gambar bentuk (boleh difoto)
7. Air minum
6) Asal
8. spray
d. Lakukan tindakan yang harus dilakukan ter-
kait dengan kesimpulan yang dibuat. Fungsi obat adalah memnyembuhkan
kondisi tubuh dan memulihkan organ atau pun
jaringan yang rusak. Aplikasi pemberian obat
bisa berupa:
1. oles
Vaksin merupakan suatu produk biologis
2. air minum
yang berisi sejumlah jasad renik (hidup atau
mati) yang diketahui sebagai penyebab suatu 3. semprot/spray
penyakit. Daya kerja vaksin adalah spesifik. 4. pakan
Untuk pencegahan penyakit, vaksin dapat Fungsi vitamin bagi tubuh ternak adalah
dibuat dari jasad renik lain, misal bakteri, memberikan bahan aditif yang tidak bisa
parasit, atau bahan toksin. disediakan oleh tubuh ternak sendiri, macam
Obat adalah sediaan atau paduan bahan- vitamin yang dibutuhkan oleh ternak adalah
bahan yang siap untuk digunakan untuk vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisio- terlarut dalam lemak.
logi atau keadaan patologi dalam rangka
92
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Apakah tujuan vaksinasi pada ternak?
2. Jelaskan perbedaan vaksin killed dengan
live!
3. Sebutkan beberapa metode vaksinasi pada
ternak!
4. Sebutkan macam-macam bentuk obat!
5. Apa yang dimaksud dengan disinfeksi?
93
BAB 7
MENGEVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN
PENYAKIT INFECTIOUS PADA TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang mengevaluasi program pencegahan
penyakit infectious pada ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak),
peserta diklat mampu menjelaskan karakteristik program pencegahan
penyakit menular dengan benar.
2. Setelah mempelajari materi tentang mengevaluasi program pencegahan
penyakit infectious pada ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak),
peserta diklat mampu menilai kelayakan program pencegahan penyakit
menular dengan tepat.
3. Setelah melakukan pencegahan penyakit infectious pada ternak, peserta
diklat mampu membuat program pencegahan penyakit menular dengan
tepat.
4. Setelah melakukan pencegahan penyakit infectious pada ternak, peserta
diklat mampu melaksanakan program pencegahan penyakit menular
dengan baik.
94
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
95
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
menjaga supaya virus yang ada tidak menyebarkan hama dan jasad renik
keluar atau menyebar. berbahaya di berbagai tempat seperti
Pengertian lainnya, biosekuriti adalah peternakan tempat penampungan
suatu sistem untuk mencegah penyakit hewan dan rumah potong hewan.
baik klinis maupun subklinis, termasuk Program biosekuriti meliputi pengen-
penyakit-penyakit zoonosis, yang dalian pergerakan hewan, peralatan,
merupakan sistem untuk mengoptimal- orang-orang, dan sarana pengangkutan
kan produksi unggas secara keseluruhan dari luar dan ke farm yang satu ke farm
dan bagian dari kesejahteraan hewan. yang lain. Pemisahan jenis unggas,
Biosekuriti juga bisa diartikan sebagai burung liar, binatang pengerat, dan
semua praktik-praktik manajemen yang binatang yang diasingkan secara geo-
diberlakukan untuk mencegah orga- grafis untuk memperkecil penye-baran
nisme penyebab penyakit ayam dan penyakit. Pemeriksaan prosedur untuk
zoonosis yang masuk dan keluar peter- mengurangi infeksi/peradangan jasad
nakan. renik berbahaya dan pengobatan untuk
Tujuan utama dari penerapan biosekuriti mencegah atau perlakuan hasil bakteri
adalah: atau protozoa penyakit.
6) meminimalkan keberadaan penyebab Pengendalian serangga yang dapat
penyakit; menyebabkan penyakit. Penerapan
disinfeksi dan prosedur yang higienis
7) meminimalkan kesempatan agen ber-
untuk mengurangi tingkat infeksi
hubungan dengan induk semang;
membasmi mikroorganisme berbahaya
8) membuat tingkat kontaminasi ling- dan pengobatan untuk mencegah dan
kungan oleh agen penyakit seminimal mengobati penyakit bakteri dan proto-
mungkin ( Zainuddin dan Wibawan, zoa. Penerapan biosekuriti pada peter-
2007). nakan dapat dilakukan dengan:
Tujuan dari biosekuriti adalah mencegah a. lokasi peternakan berpagar dengan
semua kemungkinan penularan dengan satu pintu masuk;
peternakan tertular dan penyebaran
b. rumah tempat tinggal, kandang
penyakit. Penerapan biosekuriti pada
unggas, serta kandang hewan lainnya
seluruh sektor peternakan, baik di
ditata pada lokasi terpisah;
industri perunggasan atau peternakan
lainnya akan mengurangi risiko pe- c. pembatasan secara ketat terhadap
nyebaran mikroorganisme penyebab keluar masuk material (hewan/unggas,
penyakit yang mengancam sektor produk unggas, pakan, kotoran unggas,
tersebut. Meskipun biosekuriti bukan alas kandang, litter, rak telur) yang
satu-satunya upaya pencegahan dapat membawa agen penyakit;
terhadap serangan penyakit, namun d. pembatasan secara ketat keluar
biosekuriti merupakan garis pertahanan masuknya orang/tamu/pekerja dan
pertama terhadap penyakit (Cardona, kendaraan dari atau ke lokasi peterna-
2005). Biosekuriti sangat penting untuk kan;
mengendalikan dan mencegah berbagai e. setiap orang yang masuk atau keluar
penyakit yang mematikan. Biosekuriti peternakan harus mencuci tangan
dapat digambarkan sebagai satu set dengan sabun atau disinfektan;
program kerja dan prosedur yang akan
f. mencegah keluar masuknya tikus
mencegah atau membatasi hidup dan
(rodensia), serangga, atau unggas lain
96
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
seperti burung liar yang dapat berpe- mengganti pakaian dengan pakaian
ran sebagai vektor penyakit ke lokasi khusus. Pemeriksaan kesehatan hewan
peternakan; yang datang serta adanya Surat Kete-
g. unggas dipisahkan berdasarkan spe- rangan Kesehatan Hewan (SKKH).
siesnya; Sanitasi
h. kandang, tempat pakan/minum, sisa Sanitasi ini meliputi praktik disinfeksi
alas kandang/litter, dan kotoran bahan, manusia, dan peralatan yang
kandang dibersihkan secar teratur; masuk ke dalam peternakan, serta
i. tidak membawa unggas sakit atau kebersihan pegawai di peternakan.
bangkai unggas keluar dari area Sanitasi meliputi pembersihan dan
peternakan; disinfeksi secara teratur terhadap
bahan-bahan dan peralatan yang masuk
j. unggas yang mati harus dibakar atau
ke dalam peternakan. Pengertian
dikubur;
disinfeksi adalah upaya yang dilakukan
k. kotoran unggas diolah terlebih dahulu untuk membebaskan media pembawa
sebelum keluar dari area peternakan; dari mikroorganisme secara fisik atau
l. air kotor hasil sisa pencucian langsung kimia, antara lain seperti pembersihan
dialirkan keluar kandang secara terpi- disinfektan, alkohol, NaOH, dan lain-lain.
sah melalui saluran limbah ke tempat B. M E N I L A I K E L A Y A K A N P R O G R A M
penampungan limbah (septic tank) PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI
sehingga tidak tergenang di sekitar
1. Pengendalian Penyakit Ternak
kandang atau jalan masuk kandang.
Pengendalian penyakit harus dilakukan
Isolasi
dalam usaha peternakan, karena menjadi
Isolasi ini diterapkan juga dengan salah satu faktor keberhasilan dalam
memisahkan ayam berdasarkan usaha tersebut. Program pengendalian
kelompok umur. Selanjutnya, penerapan penyakit ada dua, yaitu:
manajemen all-in/all-out pada peter-
a. Program Pencegahan Penyakit dan
nakan besar mempraktikkan depopulasi
Kontrol Ternak di Kandang
s e c a r a b e r ke s i n a m b u n g a n , s e r t a
memberi kesempatan pelaksanaan Pengawasan penyakit seharusnya
pembersihan dan desinfeksi seluruh lebih mudah pada pemeliharaan
kandang dan peralatan untuk memutus secara intensif dibanding ekstensif,
siklus penyakit. namun secara umum masalah-masalah
yang dihadapi adalah identik.
Pengendalian Lalu Lintas
Masalah-masalah yang berhubungan
Pengendalian lalu lintas ini diterapkan
dengan pengelolaan sapi potong
terhadap lalu lintas ke peternakan dan
secara intensif:
lalu lintas di dalam peternakan.
Pengendalian lalu lintas ini diterapkan 1) Walaupun sapi tidak digembalakan,
pada manusia, peralatan, barang, dan pengawasan terhadap caplak masih
bahan. Pengendalian ini berupa data sangat perlu pada daerah yang
penyediaan fasilitas kolam dipping dan belum bebas caplak dan jangan
spraying pada pintu masuk untuk dilalaikan.
kendaraan, penyemprotan disinfektan 2) Pengawasan terhadap parasit
terhadap peralatan dan kandang, sopir, dalam, juga masih diperlukan
penjual, dan petugas lainnya dengan terutama pada ternak yang lebih
97
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
muda, banyak parasit yang mungkin Faktor yang sangat berpengaruh pada
terdapat pada hijauan yang kesehatan ternak adalah lingkungan,
dipotong di lapangan. jika lingkungan di sekitar kandang
2. Program Pencegahan Penyakit dan kotor akan memudahkan berkem-
Kontrol Ternak di Ranch bangnya penyakit yang menyerang
ayam broiler. Usaha yang dilakukan
Masalah-masalah yang berhubungan
dimulai dari awal baik sanitasi dan
dengan penggolongan ternak sapi
vaksinasi. Sanitasi dilakukan sebelum
potong di ranch adalah:
ayam datang dengan membersihkan
a. Penyakit mulut dan kuku lingkungan kandang dan kandang.
b. P e n y a k i t - p e n y a k i t w a b a h d a n Feses yang tertinggal dalam kandang
beberapa parasit eksternal dapat dikemas dalam karung yang kemudian
diatasi dengan program pemberan- d i j u a l s e b a g a i p u p u k k a n d a n g.
tasan bencana, perbaikan produksi dan Kandang dicuci dengan air dan disikat
distribusi vaksin, dan perbaikan setelah kering kemudian disemprot
makanan serta pengelolaan. dengan disinfektan Biosep kemudian
c. Pedet muda lebih mudah terserang diberi dikapur dan diistirahatkan
penyakit pneumonia pada udara yang selama seminggu. Pembersihan
sangat lembab. Usaha peternakan kotoran pada lantai kandang berguna
ayam broiler merupakan usaha yang untuk menghindari terjangkitnya
sangat menguntungkan jika dalam wabah penyakit, karena ada kotoran
pemeliharaannya, peternak mene- yang tidak tertembus disinfektan
rapkan prinsip pokok tata laksana (Murtidjo, 1992). Tujuan akhir usaha
(manajemen) pemeliharaan yang baik budi daya ayam broiler adalah ayam
dan efektif. Salah satu prinsip pokok t u b u h sehat, potensi genetik
dalam tata laksana pemeliharaan ayam (performance) tercapai standar sesuai
broiler yang perlu diperhatikan oleh dengan jenis (strain) ayam yang
peternak adalah manajemen pencega- dipelihara. Parameter yang sering
han dan penanggulangan penyakit digunakan untuk mengetahui bagus
pada ayam broiler itu sendiri. Tidak tidaknya potensi genetik (perfor-
dapat dimungkiri bahwa tujuan utama mance) ayam tersebut adalah bebas
dari usaha peternakan ayam broiler dari penyakit (sehat), tingkat kematian
adalah menghasilkan produksi yang (mortality) rendah, rataan pertam-
m a k s i m a l . U n t u k m e n g h a s i l ka n bahan berat badan harian (average
produksi yang maksimal tentunya ada daily gain atau ADG) sesuai standar,
beberapa sasaran yang harus dicapai konversi pakan menjadi daging (feed
yakni tingkat kematian serendah convertertion ratio atau FCR) tinggi,
mungkin dan kesehatan ayam broiler dan bentuk tubuh sempurna. Tindakan
terjamin. Ayam broiler merupakan yang sering dilakukan peternak untuk
jenis ternak yang sangat rentan menjaga farm dari infeksi penyakit
terhadap penyakit, oleh sebab itu adalah sanitasi.
dalam pemeliharaannya diperlukan C. M E M B U AT P R O G R A M P E N C E G A H A N
manajemen pencegahan dan penang- PENYAKIT
gulangan penyakit yang baik oleh 1. Program Pencegahan dan Pengendalian
peternak sehingga usaha peternakan Penyakit
ayam broiler yang dilakukan dapat
Pada suatu usaha peternakan, program
mencapai produksi yang maksimal.
98
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
99
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
100
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
101
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
102
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
103
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
104
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
105
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
106
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
daya (masukan) yang pada gilirannya Penyakit tetelo adalah penyakit ayam yang
akan menghasilkan barang (keluaran). bisa mematikan. Berikut adalah obat tradisio-
Keluaran ini kemudian menghasilkan nal yang bisa digunakan untuk mencegah
beberapa bentuk manfaat untuk manusia penyakit tetelo.
melalui pasar (produk yang digunakan Bahan baku:
atau dibeli konsumen).
Daun papaya
Analisis ekonomi bisa saja rumit dan sulit
Temuireng/temulawak
untuk dipahami karena merefleksikan
kerumitan sistem produksi hewan dan Kulit bawang putih
kesulitan dalam menggambarkan dan Kulit bawang merah
menilai dampak-dampak yang berpo- Daun teh
tensi terjadi di peternakan dan tingkat
Daun salam
nasional.
Daun singkong
Data yang Diperlukan untuk Evaluasi
Ekonomi Cara pembuatan:
Untuk melakukan analisis ekonomi Semua bahan diiris tipis-tipis, masukkan ke
untuk membandingkan opsi-opsi dalam panci berisi air, rebus sampai mendidih.
pengendalian dan pemberantasan, ad- Setelah mendidih, matikan kompor, dan
alah penting untuk mengumpulkan diamkan ramuan ini beberapa saat sampai
serangkaian data dan informasi yang suhunya menjadi hangat-hangat kuku. Air
meliputi: rebusan disaring. Ampasnya jangan dibuang,
karena masih bisa digunakan untuk campuran
a. Sistem produksi ternak atau sistem
pakan basah pada itik/ayam, atau dikeringkan
(jika ada beberapa sistem berbeda)
untuk dicampur dengan voer burung. Ampas ini
secara rinci yang mampu memberikan
juga dapat membantu mencegah burung dari
gambaran tentang produksi dengan
berbagai penyakit akibat virus dan bakteri,
atau tanpa penyakit. Biasanya akan
termasuk tetelo dan flu burung.
membutuhkan beberapa contoh untuk
memberikan simulasi tentang sistem Cara pakai:
produksi (jumlah bibit betina, jumlah Untuk burung yang biasa dipegang, air
yang hamil, jumlah anak sapi yang rebusan ini bisa diteteskan langsung ke paruh
lahir, angka kerugian tahunan, jumlah burung, dengan dosis 2 sendok makan (sekitar
yang mati, dll). 5 ml atau 5 cc). Untuk burung yang belum
b. Kasus dan dampak penyakit pada terbiasa dipegang, 1 bagian air rebusan bisa
sistem produksi ternak (dampak mort- dicampurkan ke dalam 3—4 bagian air minum.
alitas, morbiditas, produksi) dan Menjelang pancaroba atau pergantian musim
faktor-faktor di luar sistem produksi. (Oktober—November dan April—Mei), ramuan
ini bisa berikan setiap 2—3 hari sekali. Di luar
c. Tindakan pengendalian yang mungkin
musim pancaroba, pemberian cukup 1 minggu
dilakukan termasuk dampaknya pada
sekali.
kasus penyakit, produksi ternak, dan
harga pasar. Sumber:
d. Rincian biaya yang berhubungan http://ragamcarabeternak.blogspot.com/20
dengan pelaksanaan opsi-opsi pe- 1 4 / 0 3 /ca ra - m e m b u a t - r e s e p - o b a t -
ngendalian yang berbeda-beda. tradisional.html
107
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Setelah Anda mempelajari materi tentang d. Lakukan penyemprotan pada semua bagian
mengevaluasi program pencegahan penyakit kandang
infectious pada ternak, maka untuk mening- e. Buatlah laporan dengan teliti
katkan pemahaman Anda tentang materi
tersebut, laksanakan tugas secara individu
dengan memilih salah satu tugas yang tertera
di bawah ini.
1. Buat makalah tentang tentang evaluasi Vaksinasi adalah mikroorganisme yang
dilemahkan dan apabila diberikan pada hewan
program pencegahan penyakit infectious di
peternakan ayam petelur. tidak akan menimbulkan penyakit. Mikro-
organisme tersebut justru merangsang pem-
2. Buatlah program pencegahan penyakit di bentukan antibodi (zat antikebal) yang sesuai
peternakan sapi potong dengan jenis vaksinnya. Tujuan vaksinasi
3. Buatlah makalah tentang kelayakan program
adalah membuat ayam mempunyai kekebalan
kesehatan di peternakan sapi perah yang tinggi terhadap satu penyakit tertentu.
4. Buatlah langkah kerja program pence-gahan Biosekuriti merupakan praktik manajemen
penyakit infectious di peternakan ayam dengan mengurangi potensi transmisi perkem-
pedaging bangan organisme seperti virus AI dalam
menyerang hewan dan manusia. Biosekuriti
terdiri dari dua elemen penting yaitu bio-
praktik kontaimen dan bio-ekslusi. Bio-kontaimen
adalah pencegahan terhadap datangnya virus
LEMBAR KERJA SISWA terinfeksi dan bio-ekslusi adalah menjaga
Judul : Sanitasi Kandang supaya virus yang ada tidak keluar atau
Tujuan : Peserta diklat dapat melakukan menyebar.
sanitasi kandang dengan benar. Program pengendalian penyakit ada dua, yaitu:
Alat dan bahan : 1. Program pencegahan penyakit dan kontrol
a. Disinfektan (KMnO4) ternak di kandang
b. Air 2. Program pencegahan penyakit dan kontrol
ternak di ranch
c. Ember
Program Pencegahan dan Pengendalian
d. Sprayer Penyakit
Pada suatu usaha peternakan, program pence-
Keselamatan kerja: gahan, dan penanggulangan penyakit yang
a. Gunakan baju lapangan dapat dilakukan adalah:
b. Masker 1. Pemeliharaan kesehatan ternak
c. Sarung tangan 2. Pencegahan penyakit menular ternak
d. Hati-hati dalam bekerja 3. Pengendalian penyakit ternak
4. Pembangunan rumah potong hewan dan
Langkah kerja: unggas
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 5. Pengawasan dan Peningkatan mutu pangan
produk asal ternak.
b. Hitunglah kebutuhan KMnO4 yang di-
butuhkan Strategi yang Digunakan untuk Pengendalian
Penyakit
c. Larutkan disinfektan dengan benar
108
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
penilaian harian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan baik dan benar!
1. Bagaimana cara mencegah penyakit
infeksi?
2. Sebutkan faktor-faktor keberhasilan
vaksinasi pada ternak!
3. Jelaskan pengertian biosecurity!
4. Sebutkan contoh tindakan biosecurity!
5. Apakah tujuan isolasi ternak sakit?
109
BAB 8
MENGEVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN
PENYAKIT NON-INFECTIUS PADA TERNAK
(RUMINANSIA, UNGGAS, DAN ANEKA TERNAK)
1. Setelah mempelajari materi tentang mengevaluasi program pencegahan
penyakit non-infectious pada ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak),
Peserta diklat mampu menjelaskan karakteristik program pencegahan
penyakit tidak menular dengan benar.
2. Setelah mempelajari materi tentang mengevaluasi program pencegahan
penyakit non-infectious pada ternak (ruminansia, unggas, dan aneka ternak),
peserta diklat mampu menilai kelayakan program pencegahan penyakit
tidak menular dengan tepat.
3. Setelah melakukan pencegahan penyakit non-infectious pada ternak,
peserta diklat mampu membuat program pencegahan penyakit tidak
menular dengan tepat.
4. Setelah melakukan pencegahan penyakit non-infectious pada ternak,
peserta diklat mampu melaksanakan program pencegahan penyakit tidak
menular dengan baik.
Karakteristik program
pencegahan penyakit noninfeksi A.Kesehatan ternak
Melaksanakan program
Kelayakan program kesehatan
pencegahan penyakit menular
110
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
111
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
banyak daripada yang lemah. Karena menarik cairan dari jaringan lain, dalam
terlalu banyak memakan konsentrat waktu beberapa hari juga akan keku-
yang terlalu tinggi karbohidratnya, rangan cairan, dengan akibat lebih lanjut
seekor sapi dapat menderita asidosis rumen jadi sarat berisikan ingesta yang
rumen. Kejadian rumen sarat banyak kering.
ditemui di lapangan dan terjadi karena Selanjutnya karena penurunan aliran
kondisi hewan yang jelek dengan darah pada dinding rumen dan retiku-
kualitas pakan yang kurang bermutu, lum, oleh karena meregangnya jaringan,
yang kebanyakan terdiri atas serat kasar tonusnya pun akan menurun, sel
(jerami). kekurangan nutrisi, hingga selaput lendir
Patogenesis akan mengalami kematian (nekrobiosis)
Dalam keadaan normal, hasil pencernaan (Subronto, 2003).
karbohidrat berupa asam lemak berantai Gejala Klinis
pendek. Asam cuka (60—65%) dan Gejala indigesti bentuk ini dimulai
asam susu atau laktat yang jumlahnya dengan adanya rasa sakit pada daerah
kurang dari 20% mg. Asam lain yang abdomen. Hewan tampak lesu dan malas
jumlahnya sedikit adalah asam semut, bergerak, nafsu makan dan minum
valerat, kaproat, dan suksinat. Karena hilang. Rumen mengalami distensi ke
pergantian susunan pakan, dari susunan arah lateral maupun medial. Hewan
berimbang ke susunan yang kaya akan juga selalu mengalami dehidrasi berat
karbohidrat, bakteri-bakteri gram yang ditandai dengan keringnya cermin
coccosbovis berkembang biak dengan hidung, kulit dan bulu tampak kering,
cepat, dan kemudian digantikan oleh serta bola mata yang tenggelam di
bakteri Lactobacillus. Bakteri ini akan d a l a m ro n g g a m a t a . T i n j a h a n y a
menghasilkan asam susu yang berle- terbentuk sedikit, konsistensinya lunak
bihan, sampai 20%, hingga mampu seperti pasta, bercampur lendir, dan
menurunkan derajat keasaman normal berwarna gelap dengan bau yang
(pH 6—7) menjadi asam sekitar pH 4. menusuk Oleh adanya asam yang
Pada saat yang sama histamin juga berlebihan asidosis akan menyebab-
diproduksikan sebagai hasil dekar- kan kenaikan frekuensi pernapasan.
boksilasi histidin. Meningkatnya asam Kebanyakan kasus diikuti dengan
susu yang berlebihan mengakibatkan kelemahan jantung kompensatorik,
kenaikan kadar asam di dalam darah, dengan pulsus piliformis yang frekuen-
sehingga terjadi asidosis. Produksi sinya sekitar 120—140 kali/menit.
histamin juga akan diserap oleh darah
Karena dehidrasi yang berat, urine yang
hingga menyebabkan toksemia. Pada
terbentuk dan dikeluarkan sangat sedikit
derajat keasaman (pH) 5,5 sehingga
bahkan bisa terjadi anuria.
dinding rumen jadi mudah mengalami
lesi, yang selanjutnya merupakan pintu Terapi
bagi bakteri patogen masuk ke jaringan 2. Indigesti Sederhana atau Simpleks
lain melalui aliran darah. Sebagai akibat Pada gangguan yang bersifat awal, dapat
matinya bakteri-bakteri yang tidak diberikan larutan magnesium sulfat atau
tahan asam, produksi vitamin B1 juga sodium sulfat 1—2 kali. Antihistamin,
menurun. seperti DelladrylR sebanyak 10—15 ml
Rumen yang pada awal kejadian indigesti secara suntikan. Pemberian antibiotik
berisikan cairan yang cukup karena secara oral, misalnya penisilin untuk
112
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
113
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
114
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
115
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
116
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Pada ternak ruminansia pemberian suple- c. Memberikan rumusan saran dan tindak
men dalam bentuk padat (pakan) sangat lanjut untuk upaya perbaikan program
berkaitan dengan konsentrat sebab Pencegahan dan Pemberantasan
keduanya sama-sama memiliki fungsi untuk Penyakit.
memacu pertumbuhan dan meningkatkan Beberapa ahli manajemen membagi ruang
jumlah mikroba di dalam rumen sehingga lingkup evaluasi dari berbagi segi, tetapi
dapat menyerap nutrisi makanan terutama bila dikaji secara mendalam, pada dasarnya
serat kasar lebih banyak. Pemberiannya pun pembagian satu dengan yang lainnya saling
sama diberikan sebelum ternak diberi melengkapi sehingga salah satunya dapat
pakan utama yaitu hijauan makanan ternak. saja dipergunakan untuk menilai penca-
Bahan-bahan yang dapat digunakan berasal paian suatu program kesehatan hewan.
dari limbah industri pertanian, perikanan, Dalam Penilaian program Pencegahan dan
peternakan, dan makanan yang bernilai Pemberantasan Penyakit Hewan maka
ekonomi rendah, tetapi masih mengandung monitoring dan evaluasi program ber-
nilai gizi yang cukup tinggi. tujuan untuk mengukur pencapaian dan
D. MELAKSANAKAN PROGRAM PENCEGAHAN kemajuan program, mendeteksi dan
PENYAKIT NONINFEKSIUS PADA TERNAK memecahkan masalah, menilai efektivitas
Kelayakan Program Kesehatan dan efesiensi program, mengarahkan
alokasi sumber daya program, mengum-
Kegiatan pencegahan dan pemberantasan
pulkan informasi dan menilai kesinam-
penyakit hewan telah banyak dilakukan
bungan program. Dengan melaksanakan
oleh setiap peternak, lembaga pemerin-
monitoring dan evaluasi maka memungkin-
tahan baik Dinas Peternakan dan Kesehatan
kan pengelola program menilai keefek-
Hewan maupun Puskeswan. Untuk menge-
tivan inisiatif pengendalian dan harus
tahui keberhasilan dan kegagalan dari
dilakukan secara terus-menerus.
program pelaksanaan pencegahan dan
pemberantasan penyakit hewan maka Menurut Azwar (1996), dalam penilaian
sebaiknya perlu dilakukan evaluasi. pencapaian suatu program maka secara
sederhana untuk kepentingan praktis,
Adapun tujuan dari evaluasi program
penilaian program dapat dikaji dari
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
beberapa aspek, yaitu:
Hewan adalah:
1. Penilaian terhadap masukan (input)
1. Tujuan umum
Yaitu penilaian yang menyangkut
Mengetahui gambaran pelaksanaan
pemanfaatan sumber daya, baik dana,
program pencegahan dan pemberan-
tenaga maupun sarana/prasarana.
tasan penyakit hewan pada tahun yang
akan dievaluasi. 2. Penilaian terhadap proses (process)
2. Tujuan Khusus Yaitu penilaian yang dititikberatkan
pada pelaksanaan program apakah
a. Mengetahui pencapaian program
sesuai dengan rencana yang telah
pencegahan dan pemberantasan
ditetapkan atau tidak.
penyakit hewan mulai dari input,
proses, dan output pada tahun yang 3. Penilaian terhadap keluaran (output)
akan dievaluasi. Yaitu penilaian yang dilakukan untuk
b. Mengetahui hambatan dalam pelaksa- melihat hasil yang dicapai dari proses
n a a n p ro g ra m p e n ce g a h a n d a n kegiatan yang telah dilaksanakan.
pemberantasan penyakit hewan. 4. Penilaian terhadap dampak (outcome)
117
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
118
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
119
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
praktik
Judul : Mengidentifikasi jenis–jenis Lakukan kegiatan ini dengan cermat, teliti,
penyakit tidak menular pada sungguh-sungguh, hati-hati, jujur, dan
aneka ternak.Waktu : 3 x penuh tanggung jawab.
45 menit 4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Tujuan : Setelah mengikuti pembe- 5. Pastikan alat dan bahan yang akan Anda
lajaran ini, peserta didik gunakan lengkap dan dapat digunakan
diharapkan mampu meng- dengan baik.
identifikasi jenis-jenis
6. Amati dan pelajari dan catat dengan teliti
penyakit tidak menular pada
informasi yang anda peroleh dari gambar-
aneka ternak dengan benar.
gambar atau video tentang jenis–jenis
Alat: penyakit tidak menular pada ternak
1. Peralatan pemeriksaan seperti stetoskop, ruminansia, penyebab, dan gejala-gejala-
mikroskop, kaca pembesar, dan sebagainya. nya.
2. Gambar dan video tentang jenis-jenis 7. Lakukan praktik pengamatan terhadap
penyakit tidak menular pada aneka ternak, kondisi ternak ruminansia yang ada di
penyebab, dan gejala-gejalanya. dalam kandang tentang ada atau tidaknya
gejala-gejala yang berkaitan dengan
penyakit tidak menular pada ternak
Bahan:
tersebut.
1. Aneka Ternak unggas (ayam lokal/burung
8. Gunakan lembar pengamatan yang telah
merpati/kalkun/angsa, dan lain-lain)
disiapkan.
2. Aneka ternak monogastrik (kuda/babi/
9. Lengkapi hasil pengamatan yang telah Anda
kelinci)
lakukan dengan wawancara terhadap
3. Aneka hewan kesayangan (kucing/anjing) pengelola budi daya ternak tersebut atau
4. Lembar pengamatan sumber lain yang relevan.
5. ATK 10. Bandingkan hasil pengamatan yang Anda
lakukan dengan gambar atau video yang
telah Anda pelajari dengan teliti.
K3:
11. Adakah penyakit tidak menular yang
1.Gunakan pakaian kerja
diderita ternak ruminansia yang ada di
2. Gunakan APD yang sesuai dalam kandang?
3. Hati-hati ketika mendekati ternak 12. Lakukan diskusi kelompok tentang hasil
pengamatan dan wawancara serta
Langkah Kerja: pengamatan terhadap gambar atau video
yang telah Anda lakukan.
1. Silakan bergabung membentuk kelompok-
kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri 13. Setelah selesai melakukan kegiatan
dari 5—6 orang. praktik, bersihkan kembali tempat
kegiatan praktik dan peralatan yang
2. Setiap kelompok memilih seorang ketua
digunakan seperti sedia kala.
dan seorang sekretaris.
14. Kembalikan alat dan bahan ke tempat
3. Lakukan dan biasakan untuk berdoa
semula.
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
120
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Agen penyakit pada ternak dapat di- nakan. Keempat aspek tersebut akan dikaji
kelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu: dengan menggunakan kajian deskriptif.
1. penyebab fisik; Alat ukur yang digunakan dalam evaluasi ini
2. penyebab kimiawi; dan adalah wawancara dengan menggunakan
kuesioner terstruktur dan telaah dokumen
3. penyebab biologis.
terhadap aspek input, proses, output, dan
Penyebab penyakit akibat kimiawi maupun outcome.
fisik merupakan penyakit yang bersifat tidak
Bila kita ingin mengevaluasi program
menular (noninfeksius), sedangkan sebaliknya,
pencegahan dan pemberantasan penyakit
penyakit akibat biologis merupakan penyakit
hewan di peternakan, maka kita dapat
yang bersifat menular (infeksius). Manfaat
menggunakan beberapa variabel. Adapun
pemberian suplemen bagi ternak adalah
variabel yang akan dievaluasi meliputi:
sebagai pelengkap nutrien yang dibutuhkan
oleh ternak sehingga akan berdampak pada 1. Aspek masukan (input)
pertumbuhan, reproduksi, dan produksi yang a. Sumber daya manusia
optimal. b. Sarana dan Prasarana di peternakan
Bentuk suplemen ada 2 macam, yaitu 2. Aspek proses
bentuk padat dan bentuk cair. Bentuk padat
Perencanaan:
biasanya diberikan pada ternak ruminansia
dalam bentuk pakan misalnya UMMB (Urea
Molasses Multinutrient Block) yang banyak penilaian harian
diberikan pada ternak sapi. Adapun bentuk cair
biasanya banyak diberikan pada ternak unggas Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
seperti ayam dan bebek, yang diberikan dengan baik dan benar!
melalui air minum atau bisa juga diberikan
1. Apa saja yang tergolong dalam penyebab
melalui pakan dengan cara mencampurkan
penyakit secara fisik?
suplemen cair dengan bahan-bahan pakan
yang telah disatukan atau dicampur. 2. Jelaskan gejala penyakit acidosis rumen
pada ternak!
Menurut Azwar (1996), dalam penilaian
pencapaian suatu program maka secara 3 Apa manfaat pemberian suplemen pada
sederhana untuk kepentingan praktis, ternak?
penilaian program dapat dikaji dari beberapa 4. Sebutkan 2 macam bentuk pakan suplemen
aspek, yaitu: yag diberikan pada ternak!
1. Penilaian terhadap masukan (input) 5. Jelaskan apa sajakah yang bisa digunakan
2. Penilaian terhadap proses (process) dalam alat ukur evaluasi!
3. Penilaian terhadap keluaran (output)
4. Penilaian terhadap dampak (outcome)
Adapun metode dalam evaluasi meliputi:
1. Subjek Evaluasi
2. Rancangan Evaluasi
Evaluasi dikaji berdasarkan 4 aspek, yaitu
aspek input, aspek proses, aspek output, dan
aspek outcome dari program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Hewan di peter-
121
BAB 9
MENGANALISIS HASIL BEDAH
BANGKAI PADA TERNAK SAKIT
1. Setelah mempelajari materi tentang menganalisis hasil bedah bangkai pada
ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan tujuan kegiatan bedah
bangkai dengan baik.
2. Setelah mempelajari materi tentang tentang menganalisis hasil bedah
bangkai pada ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan prosedur
bedah bangkai dengan tepat.
3. Setelah melakukan bedah bangkai pada ternak sakit, peserta diklat mampu
menganalisis penyebab sakit berdasarkan ciri yang ditunjukkan dalam
bedah bangkai dengan tepat.
4. Setelah melakukan bedah bangkai pada ternak sakit, peserta diklat mampu
mennentukan jenis penyakit berdasarkan ciri-ciri yang ditunjukkan pada
bangkai dengan benar.
122
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
123
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
124
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
125
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
hewan mati. Untuk daerah tropis seperti sakit diusahakan tidak melewati kelompok
Indonesia, sebaiknya bedah bangkai sapi yang sehat, terutama bila diduga
dilakukan tidak lebih dari 6 jam setelah penyakit menular. Tempat pelaksanaannya
hewan mati. Hewan yang gemuk atau diupayakan di laboratorium atau tempat
tertutup bulu lebih cepat. Bila pe- yang berdekatan dengan kandang pe-
laksanaan bedah bangkai akan ditunda, meliharaan, lalu lintas hewan atau petugas
bangkai dapat disimpan pada refri- dan gudang penyimpanan pakan atau alat
gerator agar tidak membusuk. Bedah pemeliharaan untuk memperkecil penu-
bangkai dapat dilakukan pada ayam laran ke sapi lain.
hidup atau pada ayam mati. Jika meng- Kewaspadaan
gunakan ayam hidup, maka ayam harus
Di daerah endemi antraks, sebelum sapi
dibunuh dahulu. Membunuh atau
dibedah perlu dilakukan uji pendahuluan
etanasi ayam ada beberapa cara, antara
terhadap sampel darah yang diambil secara
lain mematahkan tulang leher antara
berhati-hati dari cuping telinga untuk
tulang atlas dan tulang cervikalis, emboli
kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap
udara ke dalam jantung, dan disembelih
kemungkinan penyakit tersebut. Dalam
seperti pada umumnya.
kedaan positif antraks, karkas tidak boleh
Tujuan nekropsi adalah untuk menge- dibuka dan langsung dimusnahkan sesuai
tahui penyebab kematian dari ternak prosedur. Secara umum perlu kewaspadaan
yang kita pelihara dan untuk mengetahui terhadap penyakit zoonosis, sebab dapat
perubahan patologis anatomis organ- membahayakan petugas atau dapat
organ ternak yang sakit. mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Dengan menggunakan pisau atau Seluruh sisa karkas harus dimusnahkan dan
gunting, seseorang dapat melaksanakan dikubur.
nekropsi dasar untuk tujuan men- Persiapan Sebelum Bedah Bangkai
dapatkan informasi diagnostik, sampel
1. Anamnesa, meliputi jenis hewan, mati
untuk pemeriksaan laboratorium, atau
atau dibunuh, jumlah hewan sakit, gejala
pun untuk menjamin kualitas dari
klinis, umur hewan, diagnosis sementara,
kawanan unggas. Apabila kita melihat
populasi hewan.
adanya kenaikan mortalitas (angka
kematian) atau pun morbiditas (angka 2. Pemeriksaan luar, meliputi kondisi kulit,
kesakitan) pada unggas, nekropsi akan kelamin, selaput lender (mata, mulut,
sangat berguna karena dapat mem- hidung), kepala, leher, perut, paha,
berikan informasi lebih tentang kebera- telapak kaki, ceracak, kelanjar mamae,
daan suatu penyakit tertentu, dan dubur, dsb.
bahkan mungkin untuk kepentingan Keperluan Bedah Bangkai Dasar
diagnosis. 1. Flat yang permukaannya keras dalam
B. PROSEDUR PELAKSANAAN BEDAH BANGKAI area yang pencahayaannya bagus
Tempat Pelaksanaan 2. Ketersediaan air dan handuk
Bedah bangkai diupayakan bertempat di 3. Pisau dan gunting
laboratorium penyidikan penyakit hewan. 4. Sarung tangan dan masker jika Anda
Khususnya di ruang seksi, bila bedah mencurigai potensi terhadap penyakit
bangkai dilakukan di lapangan maka harus zoonosis (menular ke manusia) sebagai
dekat dengan tempat yang direncanakan penyebab dari sakit atau kematian.
untuk penguburan atau memusnahkan
Peralatan
bangkai. Pengangkutan karkas atan hewan
126
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Bedah bangkai dapat dilakukan sekalipun 2. Tempatkan ayam dengan posisi telen-
dengan alat yang minimal (seadanya), yaitu: tang dan kakinya menghadap ke arah
1. pisau (4—6 inci), 3nda.
2. pemotong tulang, 3. Pegang kedua kaki dan tekan, kemudian
jauhkan dari pelvis untuk melonggarkan
3. gunting jaringan (biasanya digunakan
tulang sendi.
scalpel tajam—tumpul),
4. pinset,
5. gloves,
6. spuit disposable (3cc dan 5cc),
7. needle (20G, 1 inchi untuk koleksi
sampel darah vena sayap dan 1 ½ inci
untuk koleksi sampel darah dari jantung),
8. sanitizer untuk membersihkan peralatan
dan meja.
Untuk keperluan pemeriksaan jaringan,
diperlukan:
1. 10 persen larutan buffer formalin netral, Gambar 9.3 Proses Memotong Bagian Abdomen
127
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
6. Periksa otot dada terhadap penurunan 9. Periksa hati dan perhatikan perubahan
massa otot atau kepucatan (anemia), pada ukuran atau perubahan warna,
atau memar. noda-noda putih atau kuning, abses atau
tumor.
7. Iris otot abdominal dan potong hingga Gambar 9.9 Pemeriksaan Organ Internal Ayam
mencapai begian rusuk tepat pada sisi
tulang.
Gambar 9.8 Rongga Dada yang Sudah Dibuka Gambar 9.11 Organ Hati
128
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
129
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
130
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
persendian lutut dan tumit untuk 29. Potong ventrikulus, intestinal, dan caeca.
melihat adanya nanah/pus berwarna Perhatikan tampilan dinding mukosa
kuning/putih, darah atau adanya cairan bagian dalam dan keberadaan parasit
berlebih. Persendian seharusnya terlihat (cacing), darah, atau pun terjadinya
megkilap dan putih dengan hanya penebalan atau perubahan warna per-
sedikit cairan bening dan lengket di mukaan.
dalamnya. 30. Potong rongga kepala dan keluarkan
26. Untuk menemukan bursa fabricius, otaknya.
potong kloaka dan lihat adanya
bentukan seperti anggur yang mengarah
pada bagian pantat unggas. Semakin tua
usia ayam, ukuran bursa akan semakin
kecil. Ukuran bursa akan semakin
berkurang sejalan dengan tercapainya
dewasa kelamin ayam tersebut.
27. Potong bursa menjadi 2 bagian, dan Anda
akan menemukan kerutan-kerutan
tersusun paralel satu sama lain pada
perumukaan bursa dan akan terlihat
warna cream. Catat apabila terdapat
perubahan warna atau pun terjadi
kebengkakan.
28. S e k a r a n g k e m b a l i p a d a t r a k t u s
gastrointestinal, dan mulai dengan
Gambar 9.22 Otak ayam
proventrikulus lalu dipotong menurut
panjangnya. Dinding dalam organ 31. Tempatkan karkas dengan baik dan
tidaklah rata dan merupakan hal yang d e s i n fe k s i p e ra l a t a n d a n t e m p a t
normal pada setiap glandula pencer- dilakukannya bedah bangkai.
naan. Prosedur Bedah Bangkai pada Ternak
Kelinci
1. Periksa bagian eksteriror (luar tubuh)
2. Euthanasia dengan cara dekapitasi
3. Letakkan hewan telentang dengan
kepala menjauhi sekan
4. Irisan dimulai pada bagian abdomen dan
memotong kulit beserta muskulus
absominalis
5. Irisan dilanjutkan pada kedua sisi (kiri
dan kanan) terus ke arah cranial dan
memotong costae hingga rongga dada
terbuka
6. Untuk memudahkan proses nekropsi
sebaiknya kaki depan dan belakang
dipreparasi dari tubuh (diiris sebagian)
Gambar 9.21 Saluran Pencernaan Ayam
131
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
132
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
133
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
134
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
135
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
dalam masa kering kandang adalah saat 2. Ketika dimasak, daging ayam akan menge-
yang tepat untuk melakukan vaksinasi. luarkan cukup banyak air dan ukurannya
Pemberian kolostrum pada anak sapi akan menyusut.
yang baru dilahirkan juga sangat 3. Ketika ditekan, daging ayam akan kencang
berguna untuk pencegahan enterotok- dan tidak lembek.
semia pada anak sapi. Vaksinasi pada
Ayam Tiren
sapi dara berumur 4 sampai 6 bulan
dengan vaksin clostridium yang multi- Ayam tiren merupakan ayam yang sudah
valen dan di-booster 1 bulan kemudian mati sebelum dipotong atau dijual. Apabila
merupakan awal pencegahan penyakit. dikonsumsi, ayam ini akan menimbulkan
Vaksinasi ulangan sebaiknya diberikan penyakit yang berbahaya. Berikut ini ciri-ciri
setiap tahun sesudahnya. Untuk ayam tiren yang harus anda cermati.
pencegahan penyakit secara keseluruh- 1. Ayam tiren biasanya memiliki aroma yang
an perlu diperhatikan hal-hal sebagai lebih amis dibandingkan dengan ayam
berikut. lainnya.
a. Perlakukan pemberian pakan dengan 2. Bekas potongan pada bagan leher ayam
komposisi bahan pakan yang konsisten akan terlihat sedikit dan tidak lebar.
dan lakukan adaptasi sebelum di- 3. Ayam tiren memiliki daging yang berwarna
lakukan perubahan pakan. pucat, tidak segar, atau kebiruan.
b. Lakukan vaksinasi secara teratur Ayam Berformalin
c. Untuk pemberian silase, perhatikan Pemakaian formalin pada bahan makanan
ukuran panjang rumput, lama penyim- tertentu saat ini sudah menggemparkan dan
panan, dan fermentasi. meresahkan banyak warga. Formalin merupa-
d. Hindari terjadinya acidosis rumen. kan bahan pengawet yang sangat berbahaya
e. Berikan kolostrum dan sediakan air untuk kesehatan dan tidak dianjurkan untuk
minum yang cukup (terutama pada dipakai pada bahan makanan. Namun, demi
anak sapi). meraup keuntungan yang lebih banyak,
biasanya banyak pedagang yang memanfaat-
f. Kendalikan sumber infeksi saluran
kan bahan kimia yang satu ini agar dagangan-
pencernaan lainnya.
nya lebih tahan lama dan tidak mudah busuk.
Salah satu bahan makanan yang sering
diawetkan dengan menggunakan formalin
yaitu ayam. Berikut ini ciri-ciri ayam berfor-
malin.
Tips Cermat Mengenali Ayam Suntik, Ayam
Tiren, dan Ayam Berformalin 1. Ayam berformalin memiliki daging dengan
tesktur yang kenyal dan warnanya putih
Ayam Suntik mengkilat.
Ayam suntik merupakan ayam yang di- 2. Ayam berformalin biasanya memiliki aroma
tambahi air dengan cara disuntikkan pada yang khas menyerupai bau obat.
bagian dada, punggung, atau paha. Cara ini
dilakukan agar ayam yang kecil bisa terlihat 3. Selain itu, lalat enggan hinggap pada ayam
besar. Berikut ini ciri-ciri ayam suntik yang berformalin sehingga dagingnya tidak
harus diwaspadai. dikerubuti oleh lalat.
1. Ayam suntik biasanya memiliki kulit yang Demikian tips cermat mengenali ayam tiren,
mengkilap dan teksturnya tidak kesat. ayam suntik, dan ayam berformalin. Demi
kesehatan, Anda harus lebih selektif ketika
136
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
membeli dan memilih bahan makanan terten- 2. Lakukan pengamatan terhadap peternakan
tu. atau pun RPH untuk mendapatkan gambar-
Sumber: https://selerasa.com/tips-cermat- an tentang pelaksanaan nekropsi!
mengenali-ayam-suntik-ayam-tiren-dan- 3. Buat laporan tentang hasil pengamatan!
ayam-berformalin | Selerasa.com
praktik
Untuk menambah wawasan lebih jauh Judul : Nekropsi Unggas
mengenai materi bab ini, kalian dapat mem- Tujuan : Peserta diklat dapat melakukan
pelajari secara mandiri melalui internet. Bebe-
nekropsi pada unggas dengan benar.
rapa website yang dapat kalian kunjungi
adalah sebagai berikut:
Alat dan bahan:
https://www.berbagiilmupeternakan.com/201
5/05/anatomi-dan-fisiologi-ternak_22.html a. Disecting set
http://dokterternak.com/2011/06/23/diagnos b. Alkohol
a-penyakit-ayam-dengan-bedah-bangkai- c. Kapas/tisu
ayam-necropsi-ayam/ d. Nampan
https://info.medion.co.id/index.php/artikel- e. Pisau
layer/artikel-pengobatan-vaksinasi/1770-
f. Ayam dewasa
ketepatan-diagnosa-untuk-keberhasilan-
penanganan-kasus-penyakit-2
Keselamatan kerja:
a. Gunakan baju lapangan
b. Masker
c. Sarung tangan
d. Hati-hati dalam bekerja
Langkah kerja:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
1. Cari informasi dari peternakan, rumah b. Lakukan pembedahan pada ayam dewasa
potong hewan (RPH) yang ada di sekitar sesuai prosedur.
lingkungan rumah tentang: c. Amati organ dalam dengan teliti.
a. Proses pelaksanaan nekropsi unggas d. Lakukan diagnosis penyakit apa yang
b. Prosedur nekropsi pada ternak ruminan- diderita ayam tersebut.
sia e. Gambarlah ayam yang sudah di nekropsi
c. Pelaksanaan nekropsi pada ternak tadi.
kelinci f. Buatlah laporan dengan teliti.
d. Alat dan bahan yang digunakan pada
proses kegiatan nekropsi ternak
137
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
penilaian harian
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
bentuk dan struktur semua organisme makhluk dengan baik dan benar!
hidup. Fisiologi adalah salah satu dari cabang- 1. Apakah yang dimaksud dengan nekropsi?
cabang biologi yang mempelajari seluk-beluk
2. Mengapa kita perlu melakukan nekropsi
proses serta kegiatan yang dilakukan oleh
pada ternak yang sudah mati?
makhluk hidup (berlangsungnya sistem
kehidupan). Nekropsi (pembedahan post 3. Persiapan apa yang harus kita lakukan
mortem) unggas adalah sebuah prosedur yang sebelum melaksanakan nekropsi?
dapat digunakan oleh para dokter hewan, 4. Jelaskan prosedur nekropsi pada ayam!
pemilik unggas, atau pun peternak untuk 5. Sebutkan peralatan apa saja yang diguna-
mengetahui sebab kematian dari unggas kan untuk pelaksanaan nekropsi!
mereka.
Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi
jaringan tubuh (ternak), baik di permukaaan
tubuh maupun di dalam tubuh yang dilakukan
dengan cara membedah atau membuka rongga
tubuh. Pemeriksaan cara nekropsi (pem-
bedahan) ini sangat penting dilakukan pada
ternak unggas, karena perubahan atau kelainan
tersebut terkadang bersifat spesifik
(“Patognomonik”) untuk penyakit tertentu
pada unggas (misalnya pada penyakit
“Coccidiosis”) dengan perdarahan pada usus
buntu. Pada unggas yang sudah mati lebih dari
4 jam kurang akurat diperiksa, karena apabila
kematian sudah terlalu lama maka akan terjadi
autolisis (pembusukan oleh kuman).
Pemeriksaan post mortem dilakukan bila
ditemukan adanya penurunan produksi,
terdapat tanda-tanda yang jelas akan sakit atau
diketahui adanya peningkatan jumlah
kematian, dan atas permintaan klien. Pada
umumnya ada 2 macam cara bedah bangkai
yaitu (1) seksi lengkap, dimana setiap
organ/jaringan dibuka dan diperiksa, (2) seksi
tidak lengkap, bila kematian/sakitnya hewan
diperkirakan menderita penyakit yang sangat
menular/zoonosis (anthrax, AI, TBC, hepatitis,
dsb.). Bedah bangkai harus dilakukan sebelum
bangkai mengalami autolisis, jadi sekurang-
kurang 6—8 jam setelah kematian.
138
BAB 10
MENERAPKAN PROSEDUR PENGAMBILAN
SAMPEL DARAH PADA TERNAK SAKIT
1. Setelah mempelajari materi tentang menerapkan prosedur sampel darah
pada ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan tujuan pengambilan
sampel darah pada ternak sakit dengan teliti.
2. Setelah mempelajari materi tentang menerapkan prosedur sampel darah
pada ternak sakit, peserta diklat mampu menjelaskan prosedur pengambilan
sampel darah pada ternak sakit dengan benar.
3. Setelah mempelajari materi melakukan pengambilan sampel darah pada
ternak sakit, peserta diklat mampu melakukan pengambilan sampel darah
pada ternak sakit dengan tepat.
4. Setelah mempelajari materi melakukan pengambilan sampel darah pada
ternak sakit, peserta diklat mampu menangani sampel darah sebelum
dianalisis dengan benar.
Tujuan pengambilan
Tujuan pengambilan sampel darah
sampel darah
139
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
140
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
141
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
1) Pegang kelinci (punggung atas dan bawah dagu, bagian depan). Tempat ini
bawah) biasanya dilakukan pada hewan sapi,
2) Usap vena auricularis pada telinga kuda, domba, kambing, dan babi.
dengan kapas yang dibasihi xylol Prosedur pengambilan darah adalah
gunanya untuk memperbesar vena sebagai berikut:
3) Tusukan jarum syringe 1 ml (jarum 1) Rambut di sekitar ventral leher
26G x ½”) tepat pada venanya, jika dicukur bila perlu.
sudah terlihat darah masuk ke 2) Pembuluh darah dibendung pada
syringe, perlahan-lahan tarik pis- 1/3 distal leher.
tonnya sehingga darah mengalir ke
3) Setelah darah terbendung, daerah
dalam syringe
tersebut diusap dengan kapas yang
4) Jika darah sudah cukup, tarik dibasahi alkohol, tujuannya adalah
syringe perlahan-lahan, tekan area untuk desinfeksi.
bekas pengambilan darah dengan
4) Jarum suntik steril ditusukkan de-
ibu jari yang lapisi kapas kering
ngan sudut 300 ke arah atas pada
5) Beri label identitas darah. pembuluh darah dengan lubang
b. Jantung jarum menghadap ke atas.
1) Baringkan kelinci dengan cara me- 5) Setelah jarum masuk, dilakukan
megang kedua kaki depan dan kaki aspirasi untuk mengambil darah
belakang yang dibutuhkan. Jika darah tidak
2) Ulas area dada atas (posisi jantung) terisap, artinya jarum belum masuk
dengan dengan kapas beralkohol ke dalam pembuluh darah.
3) Cari posisi jantung dengan cara me- b. Vena Cephalica Antibrachii Anterior
nekannya perlahan yang ditandai Pembuluh darah ini terletak pada
terasanya denyut jantung bagian distal anterior kaki depan (atas
4) Tusukkan jarum syringe 5 ml (jarum tracak). Ini bisa dilakukan pada hewan
22G x 11/2”) atau 10 ml (jarum 21G anjing, kucing, ruminansia kecil (dom-
x 11/2”) tepat pada jantungnya, jika ba dan kambing yang terukuran kecil,
sudah terlihat darah masuk ke jika ternak tersebut direbahkan).
syringe, perlahan-lahan tarik Prosedur pengambilan darah adalah
pistonnya sehingga darah mengalir sebagai berikut.
kedalam syringe 1) Rambut di sekitar pembuluh darah
5) Jika darah sudah cukup, tarik dicukur bila perlu.
syringe perlahan-lahan 2) Pembuluh darah dibendung pada
6) Beri label identitas darah. bagian siku.
3. Pe n g a m b i l a n D a ra h p a d a Te r n a k 3) Setelah darah terbendung, daerah
Ruminansia tersebut diusap dengan kapas yang
Berikut adalah beberapa tempat pe- dibasahi alkohol. Tujuannya adalah
ngambilan darah pada ternak rumi- untuk desinfeksi.
nansia. 4) Jarum suntik steril ditusukkan de-
a. Vena Jugularis ngan sudut 300 ke arah atas pada
pembuluh darah dengan lubang
Pembuluh darah ini terletak pada
jarum menghadap ke atas.
bagian ventrolateral leher (leher di
142
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
143
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
144
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
145
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
spuit perlahan sambil ibu jari menekan transparan apabila diterawang pada
vena branchialis dan tutup jarumnya tempat yang cukup cahaya. Sedangkan
6. Tarik piston sampai ke ujung spuit (3/4 pengambilan sampel darah pada ayam
bagian) untuk memberi ruang supaya dilakukan di bawah sayap, tepatnya pada
serumnya keluar. bagian vena pectoralis. Vena pectoralis
banyak mengandung pembuluh darah
dan dari luar pembuluh tersebut terlihat
berwarna biru.
Teknik pengambilan darah pada kelinci
adalah sebagai berikut.
1. Siapkan kelinci pada kotak kekang
2. Pegangi kepala kelinci
3. Bersihkan bagian yang akan ditusuk
dengan kapas yang telah dibasahi
alkohol
Gambar 10.6 Pengambilan Darah Melalui Pembuluh di Jantung 4. Darah diambil dengan cara menusuk-
7. Pegang ayam dengan hati-hati kan jarum di vena lateralis yang berada
8. Dengan kapas beralkohol usap daerah di atas telinga
Thoracic Inlet (rongga dada) 5. Tampung darah menggunakan vacum
9. Tusukan spuit 3 ml (jarum 24G x 1”) ke tube sesuai dengan kebutuhan
rongga dada sehingga jarum mengenai Teknik Pengambilan Darah pada Ternak
jantung Ruminansia
10. Tarik piston perlahan-lahan sehingga 1. Vena Jugularis
darah masuk ke spiut + 0,5—1 ml
11. Jika volume darah sudah cukup cabut
spuit perlahan dan tutup jarumnya
12. Tarik piston sampai ke ujung spuit
(3/4 bagian) untuk memberi ruang
supaya serumnya keluar
13. Letakkan spuit pada posisi mendatar
atau sedikit miring dengan posisi
jarum di atas dan biarkan 15—30
menit (pada suhu ruang) supaya Gambar 10.7
darah membeku. Teknik Pengambilan Darah di Vena Jugularis pada Sapi
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012
Teknik Pengambilan Sampel Darah pada
Kelinci
Pengambilan sampel darah pada kelinci
dilakukan di bagian telinga, karena pada
bagian tersebut banyak mengandung
pembuluh darah dan pembuluh darah
tersebut tepatnya di vena lateralis yang
mudah terlihat pada telinga kelinci
karena sifatnya yang tipis dan sedikit
Gambar 10.8
Teknik Pengambilan Darah di Vena Jugularis pada Kambing
Sumber: Balai Besar Veteriner Maros, 2012
146
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
147
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
jarum pada tutup tabung, lalu biarkan informasi setidaknya mengenai nama
darah mengalir sampai berhenti ternak, nomor rekam medis atau
sendiri ketika volume telah terpenuhi. nomor registrasi laboratorium, tanggal
Darah yang ditampung dalam tabung pengambilan spesimen. Identitas
yang berisi antikoagulan harus segera ternak yang dicantumkan pada for-
dicampur dengan cara membolak- mulir permintaan haruslah sama
balikkan tabung 8—10 kali dengan dengan dicantumkan pada label.
lembut. Pada pengambilan sampel 3.Sentrifugasi
darah dengan sistem vakum, tabung Centrifuge adalah alat yang digunakan
harus dibolak-balik dengan lembut untuk memutar darah pada kecepatan
segera setelah ditarik dari holder. putar atau revolusi (revolution per
Pengocokan yang kuat dapat menye- minute, rpm) tertentu. Gaya sentri-
babkan hemolisis dan harus dihindari. fugal yang diciptakan menyebabkan
Pencampuran sampel darah yang tidak pemisah-an sel-sel dan plasma atau
memadai dalam tabung beranti- serum. Tabung harus tetap ditutup
koagulan menyebabkan pembentukan selama sentrifugasi untuk mencegah
microclot yang dapat menyebabkan konta-minasi, penguapan, pemben-
hasil tes yang tidak valid. tukan aerosol (substansi yang dilepas-
2.Memberi Identitas Spesimen kan dalam bentuk kabut halus), dan
Semua spesimen harus memiliki perubahan ph. Jika sumbat dilepaskan
identitas, harus dicatat dan dinomori untuk aliquot, tabung harus ditutupi
pada saat spesimen tersebut tiba di kembali atau ditutupi dengan perang-
laboratorium. Hal ini bermanfaat untuk kat penutupan yang cocok setelah
mencegah tercampurnya spesimen selesai. Penggunaan tongkat aplikator
dan memudahkan pencarian informasi untuk atau melepaskan bekuan
mengenai hasil pemeriksaan. berpotensi menjadi sumber kontami-
nasi serta hemolisis dan tidak dianjur-
Penomoran dilakukan segera setelah
kan.
spesimen tersebut diperoleh atau
diterima. Penomoran tersebut Saat sentrifugasi, harus diperhatikan
dilakukan pada formulir permintaan bahwa tabung berukuran yang sama
laboratorium, pada wadah spesimen, dengan volume spesimen yang sama
pada setiap tabung reaksi yang harus ditempatkan berlawanan satu
digunakan untuk spesimen, dan pada sama lain atau seimbang dalam
setiap kaca objek mikroskop yang sentrifus. Jika tidak seimbang, bisa
digunakan untuk spesimen. menyebabkan pecahnya tabung
spesimen, merusak spesimen, dan
Pemberian identitas pada spesimen
menyebabkan pembentukan aerosol.
adalah tahapan yang harus dilakukan
Centrifuge harus tetap tertutup
karena merupakan hal yang sangat
selama proses sentrifugasi dan tidak
penting. Pemberian identitas meliputi
boleh dibuka sampai rotor benar-
p e n g i s i a n fo r m u l i r p e r m i n t a a n
benar berhenti berputar. Jika hanya
pemeriksaan laboratorium dan
ada satu tabung berisi spesimen yang
pemberian label pada wadah spesi-
akan disentrifugasi, seimbang dengan
men.
tabung sejenis yang diisi air dengan
Label pada wadah sampel harus volume sama dengan spesimen.
mencantumkan data yang berisi
Sentrifugasi terhadap setiap spesimen
148
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
149
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Hal-hal lain yang harus diperhatikan dibawa kembali ke jantung melalui vena
selama penanganan sampel adalah suhu, pulmonalis.
cahaya, pelabelan, pengemasan (jika Darah juga mengangkut bahan sisa meta-
dengan alasan tertentu dirujuk ke bolisme, obat-obatan, dan bahan kimia asing
tempat lain), transportasi, dan kesela- ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal
matan petugas. Untuk sampel darah, untuk dibuang sebagai air seni.
misalnya, setelah diambil dari vena
ternak, harus didiamkan selama 30 menit
sebelum diputar (disentrifugasi) dan
dipisahkan serumnya. Selanjutnya,
serum diperiksa, cadangan disimpan Untuk menambah wawasan lebih jauh
atau untuk pemeriksaan khusus maka mengenai materi bab ini, kalian dapat mem-
serum dirujuk atau dikirim ke pusat pelajari secara mandiri melalui internet.
rujukan. Setelah sampel dianggap layak Beberapa website yang dapat kalian kunjungi
periksa sesuai dengan persyaratan, maka adalah sebagai berikut:
akan segera dilakukan pemeriksaan http://muzarok.blogspot.com/2012/02/cara-
laboratorium. pengambilan-darah-beberapa- hewan.html
http://blogs.unpad.ac.id/riskyadipradana/201
1/03/12/teknik-pengambilan-darah-pada-
ternak/
Pernahkah Anda berpikir mengapa darah http://sinaranbunda.wordpress.com/2012/06/
manusia atau darah makhluk hidup vertebrata 10/tekhnik-pengambilan-darah-ternak
memiliki warna merah? Ada penjelasan sains
mengapa darah memiliki warna merah.
Darah berwarna merah karena di dalam
darah terdapat protein yang dinamakan he-
moglobin. Setiap protein hemoglobin terbuat Cari informasi dari internet ataupun literatur
dari sub unit yang dinamakan hemes. Hemes tentang prosedur pengambilan sampel darah,
inilah yang menjadikan darah berwarna merah. kemudian kerjakan tugas ini secara individu.
Lebih rinci lagi, hemes dapat mengikat molekul Pilihlah salah satu kegiatan yang bisa kamu
besi dan molekul besi ini mengikat oksigen. lakukan!
Sel-sel darah berwarna merah karena interaksi 1. Prosedur pengambilan sampel darah pada
antara besi dan oksigen. ternak sapi
Hal yang penting bagi darah ialah kemam- 2. Prosedur pengambilan sampel darah pada
puannya membawa oksigen. Sebab saat darah ternak ayam
mengalir melalui paru-paru, darah mengambil 3. Prosedur pengambilan sampel darah pada
oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Saat ternak kelinci
semua oksigen telah digunakan, darah kembali 4. Alat dan bahan yang digunakan pada saat
ke paru-paru untuk mengambil lebih banyak pengambilan sampel darah
oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran
darah tertutup yang berarti darah mengalir 5. Buat laporan tentang hasil pengamatan.
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh
jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju
paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme
berupa karbondioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu
150
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
praktik
Judul : Pengambilan Sampel Darah Unggas Pengambilan darah pada ayam besar melalui:
Tujuan : Peserta diklat dapat melakukan 1. Venesectio secara Vena Pectoralis
pengambilan darah pada unggas 2. Venesectio pada Jantung
dengan benar.
Pengambilan sampel darah pada kelinci
Waktu : 3x45 menit dilakukan di bagian telinga, karena pada
bagian tersebut banyak mengandung pembu-
Alat dan bahan: luh darah dan pembuluh darah tersebut
tepatnya di vena lateralis yang mudah terlihat
a. Spuit
pada telinga kelinci karena sifatnya yang tipis
b. Alkohol dan sedikit transparan apabila diterawang
c. Kapas/Tisu pada tempat yang cukup cahaya.
d. Ayam Dewasa dan DOC Teknik Pengambilan Darah pada Ternak
Ruminansia dapat dilakukan melalui:
Keselamatan kerja: 1. Vena Jugularis
a. Gunakan baju lapangan 2. bagian ekor
b. Masker Alat yang digunakan dalam pengambilan darah
pada ternak yaitu satu set Blood Kit Sampling
c. Sarung tangan
yang terdiri atas:
d. Hati-hati dalam bekerja
1.Tabung Isap (Vacum Tube)
2.Jarum Isap (Multi Drawing Needle)
Langkah kerja:
3.Standard Tube Holder
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
4. Spuit
b. Lakukan pengambilan darah pada unggas
5. Cooler Box
pada bagian jantung dan sayap.
Bahan yang digunakan pada saat pengambilan
c. Buatlah laporan dengan teliti.
darah ternak:
1. Ternak yang akan diambil sampel darah
2. Alkohol
3. Kapas
Tujuan pengambilan darah ternak yaitu
untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang
terkandung dalam darah ternak tersebut, dapat
juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu
penilaian harian
penyakit yang menyerang atau diderita dan Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
untuk mendapatkan serum yang cukup dengan baik dan benar!
jumlahnya dengan kualitas memadai dan
1. Bagaimana prosedur pengambilan darah
memudahkan evaluasi terhadap suatu pe-
melalui vena jugularis pada DOC?
nyakit.
2. Apakah tujuan venesectio?
Berikut ini beberapa teknik pengambilan
darah pada unggas yang biasa dilakukan pada 3. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalm
ayam kecil/DOC (umur 1—7 hari) yaitu melalui: pengambilan darah?
1 Vena Jugularis 4. Mengapa kita harus menggunakan jarum
dengan ukuran yang pas pada saat me-
2 Jantung
ngambil darah ternak?
151
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
penilaian harian
5. Bagaimana langkah-langkah mengambil
darah unggas melalui sayap?
152
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
153
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
11. Brucellosis adalah penyakit yang disebab- 17. Black leg adalah penyakit yang menyerang
kan oleh …. a. ayam pedaging d. domba
a. virus d. protozoa b. ayam petelur e. kambing
b. bakteri e. jamur c. sapi
c. defisiensi nutrien
18. Nafsu makan turun dan suhu badan
12. Penyakit anthrax disebabkan oleh …. meningkat merupakan reaksi tubuh
a. virus d. protozoa terhadap segala penyakit yang diderita,
hal tersebut dinamakan …
b. bakteri e. jamur
a. sakit d. gejala klinis umum
c. defisiensi nutrien
b. gejala sakit e. gejala klinis khusus
c. reaksi sakit
13. Organ tubuh atau fungsinya mengalami
kelainan dari keadaan normal atau
mengalami suatu perubahan fisiologis 19. Avian influenza adalah penyakit yang
adalah pengertian dari …. menyerang
a. sakit d. gejala klinis a. ayam d.domba
b. penyakit e. diagnosis b. babi e. kambing
c. penyebab sakit c. sapi
14. Pemberian obat yang dilakukan dengan 20. Tindakan melihat gerakan kembang
jalan disuntikkan pada pembuluh darah kempisnya rongga dada/perut dalam satu
disebut dengan istilah …. menit adalah pengukuran….
a. intra vena d. subcutan a. pulsus
b. intra muscular e. intra nasal b. temperature rectal
c. intra mamae c. respirasi
d. jumlah feses
15. Pemberian obat yang dilakukan dengan e. jumlah urine
jalan disuntikkan pada jaringan otot
disebut dengan istilah ….
21. Berikut adalah gejala pada anak unggas,
a. intra vena d. sub cutan
154
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
155
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
30. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi 34. Tindakan memasukkan termometer
kuman, digolongkan dalam penyakit …. (bagian air raksa) ke dalam rectum kira-
a. noninfectious kira 2 menit kemudian diambil dan dibaca
hasilnya. Merupakan cara pengukuran ….
b. infectious
A. pulsus
c. malnutrisi
B. temperatur rectal
d. tetanus
C. respirasi
e. defisiensi nutrient
D. jumlah feses
E. jumlah urine
31. Kondisi organ tubuh atau fungsi organ
tubuh yang mengalami kelainan dan tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya 35. Cara melaksanakan vaksinasi (pemberian
adalah definisi dari …. vaksin) pada sapi yang umum dilakukan
A. penyakit adalah ….
B. penyakit tidak menular A. injeksi subcutan
C. penyakit menular B. injeksi intramuscular
D. gejala sakit C. injeksi intramamae
E. sakit D. injeksi wing web
E. injeksi intravena
32. Nafsu makan turun dan suhu badan
meningkat merupakan reaksi tubuh 36. Keberhasilan suatu vaksinasi ditentukan
terhadap segala penyakit yang diderita, oleh kualitas vaksin, supaya vaksin dalam
hal tersebut dinamakan …. kondisi yang bagus, maka penyimpanan
A. sakit sebaiknya dilakukan pada suhu ….
B. gejala sakit A.-2—0 oC D. 8—18 oC
C. reaksi sakit B. 0—2 oC E. 18 oC
D. gejala klinis umum C. 2—8 oC
E. gejala klinis khusus
37. Program pencegahan penyakit yang
dilakukan dengan penyediaan fasilitas
33. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
kolam dipping dan spraying pada pintu
- meminimalkan keberadaan penyebab masuk untuk kendaraan, penyemprotan
penyakit disinfektan terhadap peralatan dan
- m e m i n i m a l k a n ke s e m p a t a n a g e n kandang, sopir, penjual, dan petugas
berhubungan dengan induk semang lainnya dengan mengganti pakaian ganti
- membuat tingkat kontaminasi ling- dengan pakaian khusus termasuk dalam
kungan oleh agen penyakit semini-mal kegiatan ….
mungkin A. pengendalian lalu lintas D. sanitasi
Pernyataan di atas adalah tujuan dari …. B. vaksinasi E. isolasi
A. sanitasi D. desinfeksi C. desinfeksi
B. vaksinasi E. isolasi
C. biosecurity 38. Berikut ini adalah kriteria vaksin live ….
156
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
A. berbentuk kering beku dalam kemasan 41. Lokasi peternakan berpagar dengan satu
vial, berisi virus/bakteri yang sudah p i n t u m a s u k a d a l a h s a l a h co n t o h
dilemahkan, respons pembentukan penerapan dari ….
antibodi cepat A. sanitasi D. desinfeksi
B. berbentuk kering beku dalam kemasan B. vaksinasi E. isolasi
vial, aplikasi suntik intra musculler
C. biosecurity
atau sub cutan, respons pembentukan
antibodi cepat tetapi relatif cepat
turun 42. K e g i a t a n y a n g b e r t u j u a n u n t u k
C. berbentuk kering beku dalam kemasan melindungi ternak dari bahaya serangan
vial, berisi virus/bakteri yang sudah penyakit atau semua tindakan yang
dilemahkan, aplikasi suntik intra merupakan pertahanan pertama untuk
musculler atau sub cutan pengendalian wabah dan dilakukan untuk
mencegah semua kemungkinan kontak/
D. bentuk cairan dalam kemasan botol,
penularan dengan peternakan tertular,
berisi virus/bakteri yang sudah
dan mencegah penyebaran penyakit
dilemahkan, reaksi pembentukan
adalah pengertian dari ….
antibodi cepat tetapi relatif cepat
turun A. sanitasi D. biosecurity
E. bentuk cairan dalam kemasan botol, B. fumigasi E. vaksinasi
berisi virus/bakteri mati atau protein C. desinfeksi
virus, reaksi pembentukan antibodi
lebih lambat, tetapi bertahan lebih
43. Tindakan mencelup kaki sebelum masuk
lama
ke peternakan adalah dalam rangka
pencegahan penularan penyakit. Nama
39. Hal yang mempengaruhi keberhasilan lain mencelup kaki adalah ….
vaksinasi dari faktor vaksin adalah …. A. dipping hand D. isolasi
A. cara penyimpanan vaksin dan kualitas B. dipping foot E. desinfeksi
vaksin
C. sanitasi
B. cara vaksinasi dan cara penyimpanan
vaksin
44. Ternak yang sakit segera dipisah dari
C. cara vaksinasi dan kesehatan ternak
kelompok ternak sehat, merupakan
D. waktu vaksinasi dan kualitas vaksin tindakan ….
E. waktu vaksinasi dan ketrampilan A. sanitasi D. desinfeksi
petugas
B. vaksinasi E. isolasi
C. biosecurity
40. Va k s i n a s i y a n g d i l a k u k a n m e l a l u i
pemberian air minum sering disebut
dengan istilah …. 45. Melakukan pembersihan dan desinfeksi
secara teratur kandang, peralatan dan
A. spray D. intraocular
kendaraan serta menjaga kebersihan
B. wing web E. drink water pekerja (mencuci tangan dan alas kaki
C. intranasal sebelum dan setelah menangani ternak)
adalah kegiatan ….
A. isolasi D. dipping
157
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
158
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
159
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
biosecurity :semua tindakan yang merupakan mukosa : lapisan kulit dalam yang tertutup
pertahanan pertama untuk pengendalian pada epitel yang berfungsi dalam proses
wabah dan dilakukan untuk mencegah absorbsi dan sekresi
semua kemungkinan kontak/penularan konjungtiva : lapisan tipis yang berada di mata
dengan peternakan tertular dan penye- yang berguna melindungi sclera (area putih
baran penyakit dari mata)
diagnosis penyakit : teknik pengamatan dan ricketsia : ternak yang tergolong sebagai
pemeriksaan terhadap kemungkinan hewan pengerat, contohnya adalah kelinci
adanya infeksi penyakit pada ternak dan tikus
dengan atau tanpa bantuan alat dan
zoonosis : gejala sakit pada ternak yang dapat
laboratorium
menular pada manusia
ektoparasit : parasit (misalnya kutu, tungau,
dipping : proses sanitasi dengan cara men-
caplak) yang hidup di permukaan bagian
celupkan kaki atau barang ke dalam larutan
luar tubuh hewan atau ternak
disinfektan
hospes : hewan atau ternak tempat suatu
herbisida : Senyawa atau material yang di-
parasit biasanya hidup
sebarkan pada lahan untuk menekan atau
intramuskular :berhubungan dengan me- memberantas tumbuhan pengganggu
masukkan atau menyuntikan suatu
infectious : kemampuan organisme seperti
substansi ke dalam urat daging
virus atau bakteri untuk berkembang di
intravena : berhubungan dengan memasukkan dalam hewan dan menyebabkan penyakit
suatu substansi ke dalam pembuluh darah
lesi : keadaan jaringan yang abnormal pada
isolasi : memisahkan ternak yang sakit dari tubuh, akibat proses beberapa penyakit
ternak yang sehat trauma fisik, kimiawi, elektris, infeksi, dan
infeksius : kemampuan organisme seperti masalah metabolisme
virus atau bakteri untuk berkembang di pestisida : bahan atau zat kimia yang diguna-
dalam hewan dan menyebabkan penyakit kan untuk membunuh hama, baik yang
dermatitis : peradangan kulit berupa tumbuhan, hewan maupun serang-
gastritis : luka yang terjadi pada selaput ga.
lendir lambung/usus
kausal : penyebab penyakit
letargi : lesu, tak gembira
pulsus : denyut nadi/frekuensi pernafasan
turgor : elastisitas
anoreksia : parasit seperti protozoa, bakteri,
virus yang hidup di dalam tubuh inang
endoparasit: parasit seperti protozoa, bakteri,
virus yang hidup dipermukaan tubuh inang
ektoparasit :gejala pada ternak saat ternak
tidak mau makan sama sekali
oedema : kondisi bengkak pada jaringan
lunak seperti kulit karena adanya
penumpukan jaringan pada organ tubuh
160
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
161
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
162
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
Gambar 2.1 Vaksin Tetes Mata Gambar 6.8 Vaksinasi Wing Web
Gambar 2.2 Penyuntikan Intramuscular Gambar 6.9 Vaksinasi dengan Cara Spray
Gambar 2.3 Dranching gun Gambar 6.10 Penggunaan Halter dan Pencocok
Gambar 2.4 Drancing gun tipe masal Hidung untuk Mempermudah Penangan
Ternak
Gambar 2.5 Penyuntikan Vaksin Sub Cutan
Gambar 6.11 Pemberian Obat Melalui Mulut
Gambar 2.6 Alat Automatic Syrink
dengan Balling Gun
Gambar 2.7 Vaksinasi Melalui Pakan
Gambar 6.12 Pengobatan dengan Injeksi,
Gambar 2.8 UMMB Intramuskuler (A), dan Subcutan (B)
Gambar 2.9 Kandang Sapi Perah Gambar 6.13 Pengobatan dengan Injeksi,
Gambar 3.1 Termometer untuk mengukur suhu Intravena (A), dan Intramammary (B)
tubuh Gambar 6.14 Sanitasi Peralatan Kandang
Gambar 3.2 Pengukuran Temperatur Rectal Gambar 6.15 Bioreaktor
Ternak Domba
Gambar 7.1 Pemeliharaan Kesehatan Ternak
Gambar 3.3 Pemeriksaan Denyut Nadi
Gambar 7.2 Pengobatan Ternak Sakit
Gambar 3.4 Mengukur frekuensi pernapasan
Gambar 9.1 Anatomi dan Fisiologi Unggas
ternak
Gambar 9.2 Ayam Setelah Dimatikan
Gambar 3.5 Ternak Sehat
G a m b a r 9 . 3 P ro s e s M e m o t o n g B a g i a n
Gambar 4.1 sapi terkena penyakit antraks
Abdomen
Gambar 4.2 ternak terserang Brucellosis
Gambar 9.4 Menghilangkan Kulit Penutup
Gambar 4.3 Siklus Hidup Cacing Perut Abdomen dan Dada
Gambar 4.4 Siklus Hidup Cacing Paru-paru Gambar 9.5 Pemeriksaan Otot Dada
Gambar 4.5 Siklus Kehidupan Cacing Hati Gambar 9.6 Proses Memotong Otot Abdominal
Gambar 4.6 ternak terserang penyakit tetelo Gambar 9.7 Proses Membuka Organ Internal
Gambar 4.7 penyakit gumboro pada ayam dan Rongga Dada
Gambar 4.8 ayam terkena pullorum Gambar 9.8 Rongga Dada yang Sudah Dibuka
Gambar 4.9 penyakit berak darah pada ayam Gambar 9.9 Pemeriksaan Organ Internal Ayam
Gambar 5.1 ternak terserang tetanus Gambar 9.10 Usus Ayam
Gambar 5.2 ternak yang terserang ketosis Gambar 9.11 Organ Hati
Gambar 5.3 ternak terkena timpani Gambar 9.12 Organ Internal Ayam
Gambar 5.4 ayam kena botulisme Gambar 9.13 Organ Reproduksi Ayam
Gambar 6.1 Ayam Mengalami Curly-Toe Gambar 9.14 Hati
Paralysis Akibat Defisiensi Vitamin B2 Gambar 9.15 Gizzard
Gambar 6.2 Curly-Toe Paralysis Gambar 9.16 Organ Internal Ayam
Gambar 6.3 Vaksinasi Lewat Tetes Mata Gambar 9.17 Ginjal
Gambar 6.4 Vaksin Oral (Lewat Mulut) Gambar 9.18 Paruh Ayam
Gambar 6.5 Vaksin Tetes Hidung Gambar 9.19 Pemotongan hingga menembus
Gambar 6.6 Vaksinasi Intramuscular tenggorokan
Gambar 6.7 Vaksinasi Subcutan pada Ternak Gambar 9.20 Tembolok
Ayam
163
DASAR-DASAR KESEHATAN
DASAR-DASAR
TERNAK KESEHATAN TERNAK
164
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
165
DASAR-DASAR KESEHATAN TERNAK
166