Anda di halaman 1dari 37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas II MI Ibnu Al-Latif

Cikulur Tahun Pelajaran 2021/2022 pada mata pelajaran Akidah Akhlak telah

dilaksanakan sebanyak dua siklus menggunakan pendekatan realistik.

Selanjutnya disampaikan laporan pelaksanaan tindakan setiap siklus serta

hasilnya pada masing-masing siklus.

1. Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Minat Belajar di

MI Ibnu Al-Latif Cikulur

Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat

belajar terutama minat belajar yang tinggi. Minat seperti yang dipahami

oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Guru dalam hal ini berusaha

membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang

terkandung dalam bidang dengar cara yang kurang lebih sama dengan kita

membangun sikap positif. Salah satu komponen kompetensi yang harus

dimiliki oleh guru sebagai seorang professional adalah menguasai bahan

pelajaran serta konsep-konsep keilmuan dari bahan yang akan

diajarkannya tersebut. Minat belajar itu tidak muncul dengan sendirinya

akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi munculnya minat belajar.

Begitu juga dengan tindakan guru pelajaran Akidah Akhlak yaitu Ibu

50
51

Masruroh, S.Pd di MI Ibnu Al-Latif Cikulur yang meningkatkan minat

belajar siswa meliputi.

a. Menyajikan Materi dengan Maksimal

Meningkatkan minat belajar Akidah Akhlak di MI Ibnu Al-Latif

Cikulur yang dilakukan oleh guru Akidah Akhlak salah satunya dengan

cara menyajikan materi dengan maksimal. Seperti hasil wawancara ia

menjelaskan sebagai berikut:

“Menurut saya faktor yang dapat membangkitkan dan meransang


minat belajar siswa salah satunya adalah faktor bahan pelajaran yang
akan di ajarkan kepada siswa, bahan pelajaran tersebut harus praktis,
mudah di pahami dan sistematis, oleh karena itu saya mengupayakan
agar materi yang akan saya sampaikan di rancang semenarik
mungkin sehingga bisa menarik perhatian siswa.”1
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Muhammad Fadli,

S.Pd selaku Kepala Madrasah, beliau menyatakan bahwa:

“Guru Akidah Akhlak sudah dibekali kemampuan untuk merancang


bahan pelajaran dengan baik akan menarik minat belajar siswa,
bahan pelajaran tersebut akan sering dipelajari oleh siswa yang
bersangkutan, karena bahan pelajaran tersebut unik dan tidak
monoton, tetapi sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik
minat belajar siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa, karena
dianggap siswa biasa-biasa saja.”2 (Wawancara peneliti, 30 Oktober
2021)
Dalam wawancara yang sama, guru Akidah Akhlak juga

menambahkan keterangannya sebagai berikut:

“Saya selalu berusaha menyajikan materi dengan baik karena


penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan
penyajiannya lebih berseni akan lebih disenangi oleh siswa, karena

1
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
2
Wawancara dengan Kepala Madrasah, Muhammad Fadli, S.Pd, 30 Oktober 2021
52

seperti kita ketahui pembelajaran yang monoton atau tidak


berseni/variatif tentunya akan membosankan. Meskipun begitu,
masih ada beberapa siswa yang belum terlibat dalam
pembelajaran.”3

Dalam observasi peneliti melihat bahwa guru Akidah Akhlak

selalu mengupayakan untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu

dengan menyajikan bahan pelajaran dengan lebih baik karena bahan

pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa

yang bersangkutan, dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik

belajar siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. Meskipun dalam

meningkatkan minat belajar siswa dengan meningkatkan kualitas

pembelajaran terlihat baik tetapi masih ada siswa yang terlihat belum

terlibat dalam pembelajaran Akidah Akhlak.4

Selain mengupayakan penyajian materi dengan bervariasi, guru

Akidah Akhlak juga terlihat menjaga sikap baik, ramah, disiplin, dan

berusaha professional. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Masruroh yaitu

sebagai berikut:

“Menurut saya bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat


mempengaruhi timbulnya minat belajar siswa. Oleh karena itu dalam
proses belajar mengajar guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia
harus mengetahui dan memperhatikan banyak hal seperti media,
metode dan sumber belajar yang sesuai dengan tingkatan kecerdasan
para siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan
perkembangan jiwa siswanya.” 5
Guru Akidah Akhlak menambahkan keterangannya dalam

3
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
4
Hasil Observasi peneliti, 29 Oktober 2021
5
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
53

wawancara dengan peneliti yaitu sebagai berikut:

“Saya selaku guru juga salah satu obyek yang dapat meransang dan
membangkitkan minat belajar siswa. Oleh karena itu saya harus
berhasil membina kesediaan belajar siswa, dengan begitu berarti
saya harus melakukan hal-hal yang terpenting seperti menyediakan
sarana belajar, mempertahankan cita-cita, bakat, dan hobi siswa
dalam belajar.”6

Guru yang mampu dan bisa menjaga sikap yang baik dalam

melaksanakan pembelajaran tentunya akan dihormati dan dijadikan

contoh oleh siswa, selain itu sikap tersebut tentunya akan meningkatkan

minat belajar siswa karena dengan sikap guru yang baik siswa akan

merasa nyaman. Seperti keterangan guru Akidah Akhlak yaitu sebagai

berikut:

“Saya berusaha untuk lebih menguasai materi yang akan saya


ajarkan, bersikap baik, ramah, disiplin, serta disenangi oleh siswa,
dengan bersikap begitu tentunya akan sangat besar pengaruhnya
dalam membangkitkan minat belajar siswa saya. Sebaliknya jika
saya memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh siswa, akan sukar
dapat meransang timbulnya minat belajar dan perhatian siswa.”7
Pengamatan peneliti menemukan bahwa dalam memaksimalkan

penyajian materi Guru Akidah Akhlak memang terlihat baik seperti

ramah kepada siswa, menghargai siswa, disiplin dalam arti tepat waktu

dalam mengajar, serta berusaha bersikap untuk disenangi oleh siswa dan

selalu memperbaiki kekurangan dalam menguasai materi pelajaran yang

akan diajarkan. Selain itu, guru Akidah Akhlak juga menyadari bahwa

bersikap demikian sangatlah penting karena bisa meningkatkan minat

belajar siswa.
6
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
7
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
54

b. Menyediakan Sarana Penunjang Belajar yang Memadai

Minat belajar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat belajar siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Dalam meningkatkan

minat belajar, Kepala Madrasah juga mengupayakan sarana belajar

yang memadai, seperti keterangannya yaitu sebagai berikut:

“Kelengkapan sarana belajar sangat menunjang minat belajar siswa


karena jika salah satu sarana belajar kurang dilengkapi tentunya
akan mengganggu proses pembelajaran, oleh karena itu saya
berusaha untuk melengkapi sarana belajar meskipun tidak
maksimal, tetapi setidaknya sarana belajar itu ada yang bisa di
manfaatkan. Sarana belajar tersebut seperti media, dan sumber
belajar.”8
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik berada

dirumah, disekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang

positif dan negatif. Hal ini juga dijelaskan oleh guru Akidah Akhlak

yaitu Ibu Masruroh yang mengatakan:

“Sarana dan prasarana belajar sangat perlu dan dibutuhkan oleh


siswa dalam belajar, dalam hal ini saya berusaha menekankan
kepada siswa dalam menggunakan sarana belajar yang baik
sehingga sarana atau fasilitas yang baik akan mendukung upaya
pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat belajar anak untuk
menambah wawasan siswa tersebut.”9
Kepala Madrasah MI Ibnu Al-Latif Cikulur menambahkan

penjelasannya mengenai peran sarana dan prasarana dalam

meningkatkan minat belajar siswa, yaitu sebagai berikut:

8
Wawancara dengan Kepala Madrasah, Muhammad Fadli, S.Pd, 30 Oktober 2021
9
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
55

“Sarana belajar yang biasa saya upayakan yaitu seperti sumber dan
media belajar, mengingat kurangnya perlengkapan media
pembelajaran di MI Ibnu Al-Latif Cikulur maka saya berusaha
menyediakan media dari luar sekolah sesuai dengan kemampuan.
Karena itu sangat penting dalam pembelajaran”.10

Dalam mengajar guru Akidah Akhlak memang terlihat

menggunakan buku-buku paket yang dijadikan panduan mengajar

seperti LKS dan buku panduan lain yang ada di pustaka, hal ini

menunjukkan bahwa guru Akidah Akhlak mengupayakan sarana

belajar melalui melengkapi sumber belajar yang di butuhkan oleh

siswa.11

Guru Akidah Akhlak juga menjelaskan sebagai berikut:

“Di MI Ibnu Al-Latif Cikulur memang sumber belajarnya siswa


cukup, disini siswa masih menggunakan sumber belajar berupa
buku LKS, dan buku paket yang ada di perpustakaan. Meskipun
LKS menjadi sumber utama pada sumber belajar tetapi saya selalu
mengajak siswa dengan menggunakan buku paket yang telah
disediakan oleh sekolah untuk menggali wawasan yang lebih selain
buku LKS” 12
Guru Akidah Akhlak kembali menambahkan penjelasan

mengenai sarana dan prasarana itu sangat penting karena tanpa adanya

sarana dan prasarana maka tidak mungkin bisa terjadi efektif dan

efisien, keterangannya yaitu sebagai berikut:

“Keberadaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran sangat


diperlukan karena keberadaannya tersebut sangat mendukung
pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tanpa
adanya sarana dan pra sarana maka barang mustahil pembelajaran
bisa dilaksanakan dengan efektif. Meningkatkan kualitas
pembelajaran dan minat belajar siswa juga tidak lepas dari upaya
10
Wawancara dengan Kepala Madrasah, Muhammad Fadli, S.Pd, 30 Oktober 2021
11
Hasil Observasi peneliti, 29 Oktober 2021
12
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
56

melangkapi dan memaksimalkan sarana dan prasarana


pembelajaran.”13

Observasi peneliti melihat bahwa guru Akidah Akhlak cukup

mengupayakan berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, karena

menurutnya sarana dan prasarana belajar selain bisa meningkatkan

minat belajar siswa juga memberikan pengaruh yang positif terhadap

proses pembelajaran. Fasilitas yang mendukung upaya pendidikan

lengkap tersedia, maka timbul minat belajar anak untuk menambah

wawasan. Tetapi apabila fasilitas yang ada justru mengikis minat

belajar pendidikannya, seperti merembaknya tempat-tempat hiburan

yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak negatif bagi

pertumbuhan minat belajar tersebut.

c. Memperhatikan Aspirasi, Cita-cita, dan Hobi Siswa

Minat belajar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

belajar, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat belajar siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Dalam meningkatkan

minat belajar guru Akidah Akhlak juga mengupayakan sarana belajar

yang memadai, seperti keterangan Ibu Masruroh yaitu sebagai berikut:

“Aspirasi siswa dalam belajar itu penting karena dengan begitu


menunjukkan bahwa siswa terlibat dan ikut serta dalam belajar
sehingga ia dapat memberikan pendapat, ide, gagasan dan
sebagainya, Karena aspirasi berarti ikut serta atau memberikan
pengaruh. Dan memperhatikan aspirasi siswa maka akan lebih
mudah menciptakan pembelajaran yang efektif dan

13
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
57

menyenangkan.”14

Selain memperhatikan aspirasi siswa, Bapak Muhammad fadli,

S.Pd selaku Kepala Madrasah juga menjelaskan pentingnya

memperhatikan bakat siswa, berikut penjelasannya:

“Bakat merupakan keahlian yang dimiliki seseorang, dalam belajar


siswa memiliki bakat yang berbeda-beda, oleh karena itu saya
selalu membimbing siswa untuk mengeksplor bakat misalnya
siswa yang memiliki bakat berinteraksi yang dimiliki siswa
menjadi lebih memiliki minat dalam belajar.”15

Bakat sangat mendukung munculnya minat belajar siswa, karena

dengan bakat atau kemampuan siswa bisa mengikuti kegiatan termasuk

pembelajaran, wawancara peneliti dengan guru Akidah Akhlak yaitu

sebagai berikut:

“Melalui bakat seseorang akan memiliki minat belajar, misalnya


siswa yang memiliki bakat berdiskusi, secara tidak langsung ia
memiliki minat belajar dalam belajar berdiskusi. Jika siswa
tersebut saya paksaan untuk menyukai sesuatu yang lain,
kemungkinan ia akan menjadikan hal tersebut suatu beban bagi
dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan saya berusaha
menyesuaikan dengan bakat siswa.” 16

Dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas II di MI Ibnu Al-

Latif Cikulur guru Akidah Akhlak yaitu Ibu Masruroh juga

memperbaiki hobi dan kesukaan siswa yang dominan atau hobi

kebanyakan siswa dalam satu kelas tersebut, ia menjelaskan sebagai

berikut:

14
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
15
Wawancara dengan Kepala Madrasah, Muhammad Fadli, S.Pd, 30 Oktober 2021
16
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
58

“Menurut saya hobi itu merupakan salah satu hal yang


menyebabkan timbulnya minat belajar, oleh karena itu saya
selalu berusaha memperhatikan hobi siswa dalam belajar, siswa
yang hobi belajar Akidah Akhlak, menunjukka sikap
belajarnya dengan semangat dan tidak pernah bolos ketika
belajar Akidah Akhlak, tugas apapun yang diberikan selalu
dikerjakan tanpa putus asa. Hal ini karena siswa tersebut hobi
atau suka mengikuti pelajaran Akidah Akhlak.”17
Adelia Eka Putri siswa kelas II di MI Ibnu Al-Latif Cikulur

yang menjelaskan mengenai hobinya ketika mengikuti pelajaran

Akidah Akhlak, ia mengatakan:

“Ibu Guru Akidah Akhlak selalu menanyakan kepada kami


apakah kami suka pelajaran agama islam, dan belajar agama
islam, menyenangkan kami menjadi suka dan berminat
mengikuti pembelajaran tersebut.”18
Selain memperhatikan bakat dan hobi siswa, dalam meningkatkan

minat belajar siswa belajar guru Akidah Akhlak juga memperhatikan

cita- cita atau keinginan siswa, seperti keterangannya sebagai berikut:

“Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-


cita juga dikatakan sebagai perwujudan dari minat belajar
seseorang dalam prospek kehidupan dimasa yang akan datang,
dengan memiliki cita- cita siswa akan lebih semangat dan berjuang
untuk mengejar cita-cita tersebut, termasuk dalam hal belajar.
Oleh karena itu saya selalu memberi semangat terhadap cita-cita
siswa dimasa yang akan datang.” 19
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti

menemukan bahwa dalam meningkatkan minat belajar siswa guru

Akidah Akhlak selalu memperhatikan cita-cita, hobi dan bakat siswa,

karena semua itu mempengaruhi minat belajar siswa. Sedangkan

bakat dan hobi akan menjadikan seseorang menjadi semanga karena


17
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
18
Wawancara dengan siswa. Adelia Eka 29 Oktober 2021
19
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
59

merasa memiliki kemampuan dalam hal yang akan di lakukannya.

2. Faktor pendukung dan penghambat upaya guru akidah akhlak

dalam meningkatkan minat belajar siswa di MI ibnu Al-Latif

Cikulur

Berkaitan dengan peningkatan minat belajar siswa, ditemui

faktor yang mempengaruhi berupa penghambat ataupun pendukung

upaya yang dilakukan guru.

a. Faktor pendukung

b. Faktor penghambat

Kendala Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Minat

Belajar Siswa di MI Ibnu Al-Latif Cikulur

1) Kemauan dari diri siswa yang tidak mau berubah

Kurangnya kesadaran dari siswa yang tidak mau berubah

kebiasaan buruk dari rumah yang membuat guru susah mengubah

salah satu faktor yang menyebabkan datang dari siswa sendiri

karena kurangnya kesadaran dari siswa. Pengamatan di MI Ibnu

Al-Latif Cikulur dimana siswanya pada proses pembelajaran

berlangsung yang kurang berminat.20

Observasi tersebut menjelaskan bahwa masih ada siswa yang

kurang berminat pada proses pembelajaran Akidah Akhlak,hal ini

di salah satu faktor penyebab kurang nya kesadaran diri dalam diri

siswa tersebut.

“Dalam proses pembelajaran kemauan dari siswa untuk


20
Hasil observasi, 29 Oktober 2021
60

meningkatkan minat belajar siswa itu kurang seperti dalam proses


pembelajaran berlangsung di saat sudah pergantian jam masih ada
siswa yang sering terlambat sekitar 10/15 menit, tidak membawa
buku,dan hanya diam di dalam kelas”21

Pengamatan Penulis terhadap siswa di MI Ibnu Al-Latif

Cikulur bagi anak yang kurang berminat di berikan motivasi. Agar

di saat proses pembelajaran Akidah Akhlak berlangsung siswa

tersebut minat dan giat dalam proses pembelajaran.

Dari hasil Wawancara diatas dapat di pahami bahwa kebiasaan

buruk siswa dari rumah yang membuat guru susah untuk

mengubah. contoh kebiasaan buruk siswa yang susah untuk di

ubah, anak tidak pengerjakan PR/Latihan bukannya sudah di

berikan tugas dari rumah tetapi mereka tidak

mengerjakannya.disini guru memberikan sanksi atau hukuman

yang tidak mengerjakan tugas seperti menghafal Juz Amma dan

hukuman yang pertama masih bisa di maafkan tetapi jika masih di

ulangi 2 atau 3 kali maka siswa tidak boleh masuk dan tidak

mengikuti proses pembelajaranberlangsung.

Wawancara Penulis dengan Kepala Madrasah Pak Muhammad

Fadli, beliau menyatakan bahwa:

“Pertama, perilaku siswa di dalam proses pembelajaran ada


beberapa siswa yang terlambat masuk di dalam kelas, dan di
dalam meningkatkan minat siswa kita harus mendidik siswa
agar mematuhi peraturan di sekolah.sehingga siswa akan
disiplin dalamprosespembelajaran.
Kedua, dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Akidah
Akhlak ada metode praktek disini siswa jarang melakukan

21
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
61

praktek di dalam karena fasilitas yang kurang memadai”22

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa Seorang

guru harus lebih kreatif lagi agar proses pembelajaran lebih baik lagi

sehingga siswa minat dalam mata pelajaran Akidah Akhlak dan tidak

ada lagi yang terlambat masuk kelas,tidak membawa buku dan juga

hanya diam di dalam kelas.

3. Dampak upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa di MI

ibnu Al-Latif Cikulur

Dampak merupakan bentuk akibat dari suatu sebab yang telah

terjadi. Berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan minat belajar

siswa, tentunya bisa diketahui bentuk perubahan yaitu minat siswa.

Dampak upaya yang dilakukan guru sangat baik terhadap tingkat minat

belajar siswa. Hal tersebut bisa dilihat dari kwalitas belajar siswa yang

ditunjukan dari tingkah laku siswa pada saat pembelajaran

memperhatikan, terlihat tertarik,dan tidak bosan, bahkan psa siswa

merasa senang dan akrab dengan guru. Bentuk-bentuk perubahan

tingkah laku yang terjadi pada siswa merupakan cerminan dari indikator

ketingkatan minat belajarnya. Mengingat pentingnya minat sebagai sikap

kebutuhan seseorang dan mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Sumber motivasi yang kuat untuk belajar.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Muhammad Fadli,

beliau selaku Kepala Madrasah menyatakan bahwa:


22
Wawancara dengan Kepala Madrasah, Muhammad Fadli, S.Pd, 30 Oktober 2021
62

“Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baik permainan


maupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar
dibandingkan anak yang kurang berminat.”23

Hal ini disampaikan oleh Ibu Musriroh, beliau selaku guru

Akidah Akhlak juga menyatakan bahwa:

“Ketika siswa berminat terhadap sebuah kegiatan baik


permainan maupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk
belajar dibandingkan anak yang kurang berminat. Demikian juga
halnya minat terhadap sebuah mata pelajaran, khususnya Akidah
Akhlak mereka akan lebih aktif ketika belajar di kelas.”24

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa guru

harus lebih kreatif lagi agar siswa termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran. Sehingga minat siswa dalam mengikuti mata

pelajaran Akidah Akhlak akan lebih meningkat dan tidak ada lagi

yang terlambat masuk kelas,tidak membawa buku dan juga hanya

diam di dalam kelas.

b. Minat memengaruhi bentuk intensitas apresiasi anak.

Ketika anak mulai berpikir tentang pekerjaan mereka di

masa yang akan datang, semakin besar minat mereka terhadap

kegiatan di kelas atau di luar kelas yang mendukung tercapainya

aspirasi itu.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Muhammad Fadli,

beliau selaku Kepala Madrasah menyatakan bahwa:

“Mnat yang dimiiliki oleh anak terhadap sebuah kegiatan

23
Wawancara dengan Kepala Madrasah, Muhammad Fadli, S.Pd, 30 Oktober 2021
24
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
63

baik permainan maupun pekerjaan akan berusaha lebih keras


untuk belajar dibandingkan anak yang kurang berminat.”25

Hal ini disampaikan oleh Ibu Musriroh, beliau selaku guru

Akidah Akhlak juga menyatakan bahwa:

“Ketika siswa berminat terhadap sebuah kegiatan baik


permainan maupun pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk
belajar dibandingkan anak yang kurang berminat. Demikian juga
halnya minat terhadap sebuah mata pelajaran, khususnya Akidah
Akhlak mereka akan lebih aktif ketika belajar di kelas.”26

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa guru

harus lebih kreatif lagi agar siswa termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran. Sehingga minat siswa dalam mengikuti mata

pelajaran Akidah Akhlak akan lebih meningkat dan tidak ada lagi

yang terlambat masuk kelas,tidak membawa buku dan juga hanya

diam di dalam kelas.

c. Menambah kegairahan pada setiap kegiatan yang ditekuni

seseorang.

Anak yang berminat terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan,

pengalaman mereka jauh lebih menyenangkan dari pada mereka yang

merasa bosan.27

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Musriroh, beliau selaku

guru Akidah Akhlak menyatakan bahwa:

“Adanya upaya dari guru untuk meningkatkan minat belajar, akan

25
Wawancara dengan Kepala Madrasah, Muhammad Fadli, S.Pd, 30 Oktober 2021
26
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
27
Syarif Hidayat dan Asroi, Manajemen Pendidikan Substansi dan Implementasi dalam
Praktik Pendidikan di Indonesia... hlm. 88.
64

berdampak pada aktivitas belajar siswa di kelas. Mereka akan


bersemangat belajar tidak merasa bosan”28
Bentuk nyata dampak upaya guru dalam meningkatkan

minat beelajar siswa yang secara langsung bisa dilihat adalah respon

baik siswa ketika guru berusaha mengembalikan fokus atau

konsentrasi siswa pada pembelajaran. Hal tersebut bisa terjadi

karena upaya yang dilakukan guru dalam membawakan suasana

belajar agar tetap kondusif dan tidak membosankan, sehingga siswa

merasa tertarik dan memperhatikan.

Hal tersebut bersesuaian dengan pendapat dengan Hidayat

yang mengkategorikan inikator minat belajar meliputi;

1. Perasaan Senang

Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal

tertentu ia cenderung mengetahui hubungan antara perasaan dengan

minat.

2. Perhatian

Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa

seseorang terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan

mengesampingkan yang lain.

3. Perasaan Tertarik

Minat bisa berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong kita

cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan ataupun

bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan

28
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak. Masruoh, S.Pd, 30 Oktober 2021
65

itu sendiri. Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu

akan terdapat kecenderungan yang kuat tertarik pada guru dan mata

pelajaran yang diajarkan. Sehingga perasaan tertarik merupakan

indikator yang menunjukkan minat seseorang.29

a. Pelaksanaan Siklus I

b. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan materi pelajaran dan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep

pembelajaran, sumber, media pembelajaran, metode pembelajaran

dan evaluasi pembelajaran.

Peneliti juga menyiapkan lembar tugas yang akan digunakan

dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Sosiodrama

atau bermain peran dalam pembelajaran Akidah Akhlak. Peneliti juga

menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk merekam

jalannya pembelajaran.

c. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober 2021. Penerapan tindakan

mengacu pada pembelajaran yang tertulis dalam RPP. Dalam

penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru. Target yang ingin

dicapai adalah siswa mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal

29
Syarif Hidayat dan Asroi, Manajemen Pendidikan Substansi dan Implementasi dalam Praktik
Pendidikan di Indonesia... hlm. 89.
66

(KKM) 75. Kriteria ketuntasan minimal ini merupakan peraturan dari

pemerintah terutama Dinas Pendidikan, bahwa untuk mata pelajaran

Aqidah Akhlak harus mencapai Kriteria Ketuntasan Mengajar

(KKM) 75.

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar. Adapun kegiatan dalam siklus ini dapat

diuraikan seperti dibawah ini:

1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan

bacaan basmalah bersama-sama, menyiapkan kelas serta

menanyakan kabar dan melakukan absensi.

2) Menyiapkan alat peraga untuk bermain peran untuk

mendemonstrasikan pembelajaran

3) Menyampaikan apersepsi sesuai materi yang akan diperagakan.

4) Guru memberi contoh dengan memperagakan salah satu peran

sesuai dengan materi yang diajarkan dengan benar.

5) Guru mengelaborasi metode pembelajaran dengan cara

membentuk siswa kedalam 4 kelompok, dan setiap satu

kelompok terdiri dari 7 anggota. Setiap satu kelompok

dibimbing atau dipimpin oleh seorang siswa yang bertindak

sebagai tutor.

6) Guru memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran

yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran kali ini.

7) Siswa bersama-sama melaksanakan pembelajaran sesuai dengan


67

materi yang diajarkan.

8) Guru melakukan pendampingan, pengamatan dan pengarahan

terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

9) Siswa belajar bermain peran dipimpin oleh seorang tutor yang

ditunjuk oleh guru dan lebih memiliki kemampuan diatas siswa

lainnya..

10) Guru memberikan kebebasan dan keleluaasan kepada tutor

untuk menjelaskan materi pelajaran agar suasana pembelajaran

dan pelaksanaan pembelajaran lebih kondusif.

11) Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dengan metode

Sosiodrama, guru meminta siswa untuk menghafalkan naskah

dan alur cerita secara bersama-sama atau individu.

12) Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dihadapi

ketika pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan

metode bermain peran berlangsung.

13) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar sering belajar

terutama bidang studi akidah akhlak, agar siswa dapat mencapai

nilai yang memuaskan.

c)  Tahap Pengamatan

Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya adalah

tahapan observasi atau pengamatan. Pengamatan dilaksanakan secara

langsung dengan menggunakan format observasi yang telah disusun.


68

Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses pembalajaran.

Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek

pengamatan pada guru dan aspek pengamatan pada siswa. Aspek

pengamatan pada guru meliputi:

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi.

3) Guru menyiapkan naskah untuk metode Sosiodrama.

4) Guru menjelaskan materi pelajaran.

5) Guru melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan

metode sosiodrama.

6) Guru memberikan evaluasi.

7) Guru mengucapkan salam penutup.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang kemampuan guru

dalam mengajar, dapat dilihat seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Siklus II
Skor Keterangan
No Aspek yang diobservasi
1 2 3 4
69

1 Merencanakan Pembelajaran - - √ -
2 Penggunaan Metode Pembelajaran - √ - - 4 = Sangat Tinggi
3 Penggunaan Media Pembelajaran - - √ - 3 = Tinggi
Kesesuaian Antara Perencanaan 2 = Sedang
4 - √ - -
Dengan Pelaksanaan Pembelajaran 1 = Rendah
5 Penguasaan Materi - - √ -
Jumlah 3 2
Sumber Data: Hasil Siklus I

Berdasarkan tabel 4.1 dapat peneliti simpulakn bahwa

kemampuan guru dalam mengajar yang dilakukan pada kelas II MI

Ibnu Al-Latif Cikulur pada tahap observasi kurang baik, namun siklus

I ini ada satu pErubahan namun belum maksimal pada semua aspek

yang diobservasinya hal ini terbukti dari hasil analisis dari lima aspek

dari yang diobservasi ada dua aspek yang hanya mencapai kisaran

skor nilai dua namun ada tiga aspek observasi hanya memperoleh nilai

skor tiga nyaitu aspek perencanaan pembelajaran ini artinya bahwa

kemampuan guru dalam mengajar masih perlu beberapa perbaikan

yaitu dari aspek metode membelajaran, penggunaan media

pembelajaran dalam hal ini media gambar, kesesuaian perencanaan

dengan pelaksanaan pembelajaran dan penguasaan materi.

Kemampuan guru dalam mengajar perlu dilakukan perbaikan

dalam melakukan kegiatan mengajar, sebab keberhasilan dalam

pembelajaran akan sangat ditentukan oleh kemampuan guru itu sendiri

dalam mengajar.

Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut:

1) Siswa menjawab salam.


70

2) Siswa merespon panggilan presensi dari guru.

3) Siswa menerima kemuadian menyimak dan mempelajari naskah.

4) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.

5) Siswa ikut serta dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode

sosiodrama.

6) Siswa memberikan umpan balik dari evaluasi yang diberikan oleh

guru.

7) Siswa menjawab salam penutup dari guru

Di bawah ini disampaikan hasil observasi aktivitas siswa

mengikuti pelajaran.

Tabel 4.2
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

NO

Aspek yang diamati

Skor

Siswa siap mengikuti pelajaran


71

Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi

Siswa tekun dan bersemangat mengerjakan soal-soal

Siswa mengumpulkan tugas dari guru tepat waktu

Siswa cepat merespon pertanyaan dari guru


72

Siswa menggunakan cara sendiri dalam menyelesaikan masalah

Siswa mengemukakan jawaban bervariasi

Siswa aktif bertanya dan mengemukakan pendapat

Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya ke depan kelas


73

10

Siswa bekerjasama, memberikan tanggapan terhadap siswa lain

Jumlah

15

Jumlah Skor

23

Jumlah Maksimal

40

Keterangan:

Kriteria Penilaian

Klasifikasi

1 = kurang

40%

= Kurang

2 = cukup
74

41 – 60 %

= Cukup

3 = baik

61% - 80%

= Baik

4 = sangat baik

81%

= Sangat Baik

Jumlah skor total


Prosentase keaktifan/daya serap siswa = x 100%
Jumlah skor maksimal

23
Prosentase keaktifan/daya serap siswa = x 100%
40

Prosentase keaktifan/daya serap siswa = 0,575 x 100%

Prosentase keaktifan/daya serap siswa = 57,5%

Berdasarkan pengamatan, proses pembelajaran dapat

dikatakan memuaskan, meskipun masih ada kekurangan yang perlu

untuk disempurnakan. Apersepsi sudah dapat menarik perhatian

siswa. Aktivitas siswa sudah baik. Siswa sudah tidak pasif lagi,
75

sudah mau menyampaikan pendapatnya dan hubungan antara siswa

dengan guru maupun dengan siswa lain sudah banyak terlihat

meskipun masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran serta pengetahuan siswa masih perlu dieksplorasi

lebih luas lagi oleh guru.

d) Tahap Refleksi

Tahap akhir dari siklus I pertemuan pertama ini adalah tahap

refleksi. Pada tahap refleksi, peneliti menganalisis dan mengolah nilai

yang terdapat pada lembar observasi yang ada.

Dari hasil pengamatan, Nampak bahwa sumber daya manusia

(Guru dan Tutor Sejawat) menjadi faktor pendukung utama dalam

pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan

metode pembelajaran yang menarik. Sumber belajar/Buku yang

digunakan adalah buku Mata Pelajaran Akidah Akhlak Jenjang

Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2, Terbitan Kementerian Agama Tahun

2020, Cetakan Ke-1.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti dalam mempersiapkan

maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik. Apersepsi

sudah dapat menarik perhatian siswa. siswa mulai aktif, siswa sudah

mau untuk menyampaikan pendapatnya dan hubungan antara siswa

dengan guru maupun dengan siswa lain sudah lebih baik meskipun

masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan

pengetahuan siswa masih perlu dieksplorasi lebih luas lagi.


76

2. Pelaksanaan Siklus II

a. Tahap perencanaan

Siklus kedua ini sama dengan siklus pertama. Siklus II juga

terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan dan refleksi. Pada tahapan perencanaan diadakan

identifikasi masalah yang terjadi pada siklus pertama.

Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada

refleksi siklus pertama. Selanjutnya dilakukan alternatif pemecahan

masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan

konsep pembelajaran. Target yang ingin dicapai adalah peningkatan

hasil belajar akidah akhlak siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Oktober 2021. Dalam hal

ini peneliti bertindak sebagai guru. Sementara pengamatan dilakukan

oleh rekan sejawat.

Penerapan tindakan mengacu pada konsep pembelajaran yang

tertulis pada RPP dengan memperhatikan revisi pada siklus I. Adapun

kegiatan dalam siklus II ini adalah sebagai berikut:

a) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam

b) Guru menanyakan kabar dan melakukan absensi

c) Menyiapkan alat peraga dan naskah


77

d) Mengadakan apersepsi menghafal naskah-naskah sesuai dengan

materi

e) Guru membagikan atau mempersiapkan naskah yang akan

diajarkan sesuai materi yang diajarkan.

f) Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya, apabila ada materi

yang belum di ketahui oleh siswa, apabila siswa tidak bertanya

maka guru yang akan bertanya.

g) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

h) Secara klasikal guru mengulang kembali materi dan diikuti oleh

siswa.

i) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mendapat

penilaian maksimal.

c. Tahap Pengamatan

Sama dengan pengamatan siklus I, pengamatan dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan siklus. Aspek yang diamati dalam

siklus ini adalah:

a) Aspek Guru

1) Keterampilan dalam membuka dan menutup pelajaran

2) Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi

3) Guru menyiapkan alat peraga untuk metode sosiodrama

4) Guru menjelaskan materi pelajaran

5) Guru memberikan soal post test


78

6) Guru mengucapkan salam penutup

Untuk mengetahui lebih jelas tentang kemampuan guru

dalam mengajar menggunakan media gambar dapat dilihat

seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola
Pembelajaran Siklus II
Skor Keterangan
No Aspek yang diobservasi
1 2 3 4
1 Merencanakan Pembelajaran - - - √
2 Penggunaan Metode Pembelajaran - - - √ 4 = Sangat Tinggi
3 Penggunaan Media Pembelajaran - - - √ 3 = Tinggi
Kesesuaian Antara Perencanaan 2 = Sedang
4 - - - √
Dengan Pelaksanaan Pembelajaran 1 = Rendah
5 Penguasaan Materi - - - √
Jumlah 5
Sumber Data: Hasil Siklus II

Tabel 4.3 diatas memberikan kesimpulan, bahwa

kemampuan guru mata pelajaran Akidah Akhlak dalam

mengajar di MI Ibnu Al-Latif Cikulur/ Kabupaten Lebak sudah

sangat baik.

b) Aspek Siswa

1) Siswa menjawab salam

2) Siswa merespon panggilan presensi dari guru

3) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

4) Siswa memberikan umpan balik dari penjelasan guru

5) Siswa kedepan memerankan drama secara berkelompok


79

6) Siswa mengerjakan soal evaluasi

7) Siswa menjawab salam penutup

Pada tahap observasi, dilakukan observasi dan evaluasi

terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penyerapan siswa terhadap

pelajaran yang telah disampaikan, atau untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Di

bawah ini disampaikan data hasil observasi aktivitas siswa:

Tabel 4.4

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Skor
NO Aspek yang diamati
1 2 3 4
1 Siswa siap mengikuti pelajaran √
Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan
2 √
materi
3 Siswa tekun dan bersemangat mengerjakan soal-soal √
4 Siswa mengumpulkan tugas dari guru tepat waktu √
5 Siswa cepat merespon pertanyaan dari guru √
Siswa menggunakan cara sendiri dalam menyelesaikan
6 √
masalah
7 Siswa mengemukakan jawaban bervariasi √
8 Siswa aktif bertanya dan mengemukakan pendapat √
Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya ke depan
9 √
kelas
Siswa bekerjasama, memberikan tanggapan terhadap siswa
10 √
lain
Jumlah 15 20
Jumlah Skor 35
Jumlah Maksimal 40

Keterangan:
Kriteria Penilaian Klasifikasi
1 = kurang 40% = Kurang
80

2 = cukup 41 – 60 % = Cukup
3 = baik 61% - 80% = Baik
4 = sangat baik 81% = Sangat Baik

Jumlah skor total


Prosentase keaktifan/daya serap siswa = x 100%
Jumlah skor maksimal

35
Prosentase keaktifan/daya serap siswa = x 100%
40

Prosentase keaktifan/daya serap siswa = 0,875 x 100%

Prosentase keaktifan/daya serap siswa = 87,5%

Berdasarkan hasil observasi dari teman sejawat, peneliti

dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah

cukup baik, apersepsi sudah dapat menarik perhatian siswa. Siswa

sudah aktif, siswa sudah lebih berani untuk menyampaikan

pendapatnya dan hubungan antara siswa dengan guru maupun

dengan siswa lain sudah banyak terlihat meskipun masih ada siswa

yang kurang aktif dalam pembelajaran apalagi guru menerapkan

pendekatan pembelajran secara maksimal sehingga pengetahuan

siswa dieksplorasi secara maksimal.

d. Tahap Refleksi

Tahap akhir dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan

siklus I. Pada siklus II ini peneliti juga menganalisis dan mengolah

nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil data

pengamatan dapat diperoleh data sebagai berikut:

a) Faktor Pendukung

Pada siklus II ini guru mampu menciptakan suasana kelas


81

menjadi kondusif sehingga kegiatan pembelajaran sudah efektif,

dan semua siswa tidak canggung dalam menggunakan alat

peraga. secara keseluruhan, siswa memperhatikan jalannya

pembelajaran dari awal sampai akhir.

b) Faktor Penghambat

Pada siklus kedua ini, hal yang menghambat pembelajaran

sudah tidak ada, karena sudah diperbaiki pada siklus pertama.

Proses pembelajaran siklus II berjalan dengan baik, siswa dapat

mengerti instruksi dan penjelasan yang telah diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi dari teman sejawat dan kepala

sekolah, Guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan

pembelajaran sudah cukup baik, apersepsi sudah dapat menarik

perhatian siswa. Siswa sudah semakin aktif, siswa sudah berani

untuk menyampaikan pendapatnya dan hubungan antara siswa

dengan guru maupun dengan siswa lain sudah lebih baik meskipun

masih saja ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran

apalagi. Hal ini berarti bahwa ada peningkatan minat belajar siswa

pada mata pelajaran Akidah Akhlak yang signifikan. Dengan

demikian pelaksanaan tindakan pada siklus II dinyatakan berhasil

dan penelitian tindakan dinyatakan cukup.

B. Pembahasan
82

Dari observasi mengenai aktivitas siswa, menunjukkan bahwa

aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran dari sebelum dilakukan tindakan

kurang dari 50% pada siklus I meningkat sebesar 57,5%, dan meningkat lagi

pada siklus II sebesar 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah

diadakannya tindakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

pembelajran dan media yang menarik dapat diterima dengan baik oleh siswa

sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

Akidah Akhlak. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 4.1

Aktivias Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terdapat suatu hal yang

menunjukkan bahwa pembelajaran akidah akhlak khususnya, kurang


83

ditekankan dan kurang mendapat perhatian dari siswa. Hal ini diketahui

dengan melihat hasil belajar siswa di atas. Selain itu, metode yang digunakan

pun tidak sepenuhnya disesuaikan dengan pembelajaran. Guru lebih banyak

memberikan hafalan surat-surat atau materi-materi kepada siswa dari pada

memberikan metode-metode dalam mmempelajari materi yang diajarkan.

Oleh karena itu, kemampuan memahami materi akidah akhlak pada siswa

kelas II sangat kurang dan hasil belajarnya tidak sesuai dengan Standar

Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu

75.

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada pra-siklus, dari 20 siswa

ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan

penyajian materi dengan ceramah merupakan hal yang membosankan bagi

siswa.

Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada

pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena penyajian

materi masih dengan metode ceramah.

b. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan

standar ketuntasan, hal ini dikarenakan kurangnya penekanan guru

terhadap materi akidah akhlak.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata kelas masih di bawah

standar. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah

dengan menggunakan metode belajar dan media belajar yang menarik dalam
84

kegiatan belajar mengajar. Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan

minat belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan yang

diharapkan yaitu mencapai nilai KKM. Siswa dapat memahami tata cara

berperilaku yang baik, penerapan metode pembelajaran yang menarik serta

fasilitas belajar yang memadai dapat meningkatkan minat belajar siswa pada

mata pelajaran akidah akhlak.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas II MI

Ibnu Al-Latif Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa Upaya guru akidah akhlak dalam meningkatkan minat

belajar siswa di MI Ibnu Al-Latif Kecamatan Cikulur dapat dilakukan dengan

berbagai upaya, yaitu 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk

menentukan metode dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. 2)

Menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan, 3) Guru menggunakan teknik penyampaian materi pembelajaran

yang santai tapi serius, dan 4) Menggunakan media belajar yang menarik.

Dari observasi mengenai aktivitas siswa, menunjukkan bahwa aktivitas

siswa dalam mengikuti pelajaran dari sebelum dilakukan tindakan kurang dari

50% pada siklus I meningkat sebesar 57,5%, dan meningkat lagi pada siklus II

sebesar 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diadakannya tindakan

pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode pembelajran dan media yang

menarik dapat diterima dengan baik oleh siswa sehingga mampu meningkatkan

minat belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, dapat dapat diajukan beberapa

saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan minat belajar

siswa, yaitu:

85
86

1. Bagi Kepala Madrasah

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan minat belajar peserta

siswa.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan

dan tambahan refrensi upaya yang bisa dilakukan guru, sehingga dapat

meningkatkan minat belajar siswa secara optimal.

3. Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian ini dapat menjadikan peseta didik lebih aktif dan

berpartisipasi dalam belajar, memacu untuk terus giat belajar dan

peningkatan kwalitas belajarnya.

4. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang

upaya untuk meningkatkan minat belajar.

5. Bagi Peneliti Lanjutan

Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan serta acuan untuk

melakukan dan meneruskan penelitian yang lebih mendalam terutama

terkait dengan upaya dalam meningkatkan minat belajar.

Anda mungkin juga menyukai