Anda di halaman 1dari 9

PAPER

KONSEP ADMINISTRASI KESEHATAN

Oleh,
Siti Fatimah 1700029040
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Kelas D

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Administrasi berasal dari kata administrare (latin; ad = pada, ministrare =
melayani) jadi, administrasi dapat di artikan memberikan pelayanan kepada
masyarakat (Azwar Azrul,1993).
Administrasi merupakan upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan menciptakan lingkungan kerja yang menguntungkan (Azwar Azrul,1993).
Administrasi dapat dikatakan sebagai wadah dan proses yang menentukan
kebijakan, dimana organisasi dan manjemen dipakai sebagai sarana untuk
menentukan kebijakan umum, dengan memanfaatkan organisasi dan proses
manjemen dalam usahanya untuk mencapai tujuan.
Manajemen adalah proses untuk mendefinisikan tujuan dan membuatnya
efektif melalui organisasi agar mampu dapat mencapai suatu tujuan
(Tulchinsky,Varavikova, 2000).
Berdasarkan pengertian maupun peranan dan fungsinya, administrasi
sering disamakan dengan manjemen, karena manajemen memiliki peranan dan
fungsi yang tidak jauh berbeda dari administrasi.
Administrasi atau manjemen dalam dunia kesehatan sangat diperlukan agar
dalam pelaksanaan program kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Administrasi pada dasarnya merupakan usaha tertentu untuk mencapai suatu
tujuan (Maidin Alimin,2004).

B. Tujuan
Tujuan dituliskannya paper tentang konsep administrasi kesehatan ini
adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dosen mata kuliah
administrasi dan kebijakan kesehatan. Terlebihnya untuk meningkatkan
pemahaman tentang konsep admiistrasi kesehatan khususnya buat penulis
maupun umumnya buat para pembacanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Yang Mempengaruhi Administrasi Kesehatan


Administrasi kesehatan Masyarakat adalah cabang dari Ilmu Administrasi
yang khususnya mempelajari di bidang Kesehatan suatu Masyarakat. Ilmu
kesehatan Masyarakat adalah cabang Ilmu kesehatan yang mempelajari kondisi
dan kejadian-kejadian sehat-sakit pada masyarakat.
Administrator Kesehatan diharapkan dapat menjaga agar indikator
status/derajat kesehatan masyarakat tersebut tetap dalam keadaan baik.
Menurut HR. Blum, derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
yang paling dominan yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan
keteurunan/genetik.

Konsep administrasi kesehatan masyarakat merupakan suatu proses yang


menyangkut POACE; planning, organizing, actuating, controlling, dan evaluasi
atau penilaian terhadap sumber, tata cara, dan kesanggupan untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan, perawatan kedokteran serta
lingkungan sehat dengan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya
kesehatan perorangan, kelompok maupun masyarakat.

B. Prinsip Pelaksanaan Administrasi Organisasi Kesehatan


Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal
dari Perancis. prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari :
1. Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian. Dengan
adanya orang yang tepat ditempatkan yang tepat dapat memberikan
jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesien kerja.
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Setiap pekerja harus dapat memberikan pertanggung jawaban yang
sesuai dengan wewenang. Kegagalan suatu usaha bukan melekat pada
karyawan, tetapi pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai
wewenang terbesar adalah manajer puncak. Oleh karena itu, apabila
manajer puncak tidak memiliki keahlian dan kepemimpinan, maka
wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin hubungannya sangat erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Jadi,
orang yang berwewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap
dirinya sendiri sehingga tanggung jawab terhadap pekerjaannya sesuai
dengan wewenang yang ada padanya.
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
Karyawan harus tahu dengan siapa harus bertanggung jawab sesuai
dengan wewenang yang diperolehnya. Karena, perintah dari menejer lain
kepada seseorang karyawan dapat merusak jalannya wewenang dan
tanggung jawab serta pembagian kerja.
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Kesatuan pengarahan berkaitan erat dengan pembagian kerja.
Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak terlepas dari
pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan
perintah.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada
kepentingan organisasi. Hal ini merupakan syarat yang sangat penting agar
setiap kegiatan dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai
dengan baik.
7. Penggajian pegawai
Gajih atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang
menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Prinsip penggajian
merupakan agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sistem
penggajihan harus diperhitungkan agar menimpulkan kedisiplinan dan
kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi
yang lebih besar.
8. Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang dapat menimbulkan pemusatan tanggung jawab
dalam suatu kegiatan, hal ini digunakan untuk menghindari
kesimpang-siuran/kesalah fahaman wewenang dan tanggung jawab.
9. Hirarki (tingkatan)
Dengan adanya hirarki, maka karyawan dapat mengetahui kepada siapa
ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
10. Ketertiban (Order)
Ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
11. Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan yang tidak dapat
dipisahkan.
12. Stabilitas kondisi karyawan
Kestabilitasan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik
dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
13. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa yaitu kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi
penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
14. Semangat kesatuan, semangat korps
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib
sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.

C. Ruang Lingkup Administrasi


Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat tahun 1974,
bahwa ruang lingkup administrasi kesehatan mencakup bidang yang amat luas,
yang jika disederhanakan dapat dibedakan atas dua macam yaitu ;
1. Kegiatan administrasi
Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan fungsi administrasi,
mulai dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
sampai dengan evaluasi. Pekerjaan administrasi bukan hanya sekedar
mengetik, mengagenda, ataupun menyimpan arsip surat menyurat (office
work) yamg merupakan pekerjaan pokok seseorang tatausaha.
Sesorang yang mengerjakan pekerjaan administrasi adalah seorang
administrator atau manajer, karena dalam mengerjakan administrasi juga
melakukan proses perencanaan sampai dengan evaluasi atau penilaian
untuk merencanakan perencanaan berikutnya,
2. Objek dan subjek administrasi
Bahwa objek dan subjek administrasi adalah sistem kesehatan, jadi
untuk dapat menyelenggarakan admiistrasi kesehatan perlu memahami
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan sistem kesehatan. Yang
dimaksud dengan sistem kesehatan adalah suatu kumpulan dari berbagai
faktor yang kompleks dan saling berhubungan dalam suatu negara dan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok serta masyarakat disetiap saat pada waktu dibutuhkan,
Sistem kesehatan dapat dibedakan atas dua subsistem. Pertama,
subsistem pelayanan kesehatan. Kedua, subsistem pembiayaan kesehatan.
Untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan yang baik yaitu kedua
subsistem itu harus ditata dan dikelola dengan sebaik-baiknya.
D. Level Administrasi Organisasi di Indonesia
Top Pusat : Kementrian Kesehatan RSUP, BPOM, Badan
LITBANGKES, PUSLABKES, PUSDIKLAT, PUSDIKNAKES,
PUSGUNAKES, BUMN, KKP.
Middle PROVINSI : Dinas Kesehatan, RSUD, BLK, BAPELKES, BKMM,
BP4.
Low Kabupaten/kota : Dinas Kesehatan, RSUD.
Kecamatan : Pukesmas.
Desa : Pukesmas Pembantu.

E. Fungsi Administrasi dalam Organisasi Kesehatan


Menurut George R. Terry Terdapat 4 Fungsi Administrasi dalam Organisai
Kesehatan (POACE) :
1. Planning : Merupakan pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana dapat
mencapai tujuan.
2. Organizing: Dalam organisasi biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan
organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap
jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian
jabatan.
3. Actuating: merupakan pelaksanaan dari planning yang sudah ditentukan.
Untuk itu dibutuhkan kerja keras, berikir cerdas dan saling bekerjasama.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian
dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan.
4. Controlling: pengontrolan dibutuhka agar pekerja berjalan sesuai dengan visi,
misi, aturan dan program kerja. Baik dalam tahap perencanaa, pelaksanaan
dan pengorganisasian. Sehingga hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi,
antisipasi, dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi, situasi dan
perkembangan zaman.
5. Evaluasi: merupakan penilaian/mengukur apakah suatu kegiatan atau
program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang
ingin dicapai.

F. Fenomena Masalahan Administrasi Kesehatan di Era JKN


Beberapa masalah dirangkum sebagai berikut:
1. Persoalan BPJS Kesehatan sudah muncul sejak proses aktivasi kartu. BPJS
menerapkan aturan bahwa kartu pengguna BPJS baru bisa aktif sepekan
setelah pendaftaran diterima. "Padahal sakit menimpa tanpa terduga dan
tak mungkin bisa ditunda.
2. Sosialisasi : Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui prosedur
jaminan kesehatan.
3. Fasilitas kesehatan : Pelayanan puskesmas dan klinik yang ditunjuk sebagai
penyedia JKN belum memadai, Fasilitas banyak yang belum memenuhi
standar dan Jumlah dokter terhadap pasien masih kurang ideal.
4. Pembayaran : Belum terjadi kesepakatan iuran pekerja formal antara
pemerintah, asosiasi pengusaha, dan serikat pekerja, Masih ada
kekhawatiran rumah sakit jika BPJS tidak akan membayar tunggakan dari
pasien.
5. Ketersediaan data: Masih ada keraguan tentang keamanan sistem data
peserta BPJS.
6. Mekanisme rujukan dan antrian yang panjang di rumah sakit.
7. Rujukan lembaga jasa kesehatan yang ditunjuk BPJS Kesehatan juga disebut
Harli terbatas dan tidak fleksibel. Peserta BPJS hanya boleh memilih satu
fasilitas kesehatan untuk memperoleh rujukan dan tak bisa ke faskes lain
meski sama-sama bekerja sama dengan BPJS. Keterbatasan itu, tutur Harli,
menyulitkan orang yang sering bepergian dan bekerja di tempat jauh.
8. Penerapan sistem rujukan online (rujol) peserta JKN-KIS memunculkan
berbagai macam tanggapan masyarakat.
9. Rujukan lembaga jasa kesehatan yang ditunjuk BPJS Kesehatan juga disebut
Harli terbatas dan tidak fleksibel. Peserta BPJS hanya boleh memilih satu
fasilitas kesehatan untuk memperoleh rujukan dan tak bisa ke faskes lain
meski sama-sama bekerja sama dengan BPJS. Keterbatasan itu, tutur Harli,
menyulitkan orang yang sering bepergian dan bekerja di tempat jauh.
10. Rumitnya alur pelayanan BPJS Kesehatan karena menerapkan alur pelayanan
berjenjang. Sebelum ke rumah sakit, peserta wajib terlebih dulu ke faskes
tingkat pertama, yaitu puskesmas.

G. Peran Teknologi Terhadap Administrasi Kesehatan


Teknologi berperan penting dalam kegiatan administrasi kesehatan.
Penggunaaan sistem informasi administrasi kesehatan yang terkomputerisasi
akan sangat efektif dan efisien baik bagi pegawai administrasi maupun bagi
pasien. Misalnya suatu rumah sakit memiliki suatu aplikasi khusus yang dapat
diakses melalui smartphone oleh siapa saja untuk mendaftar ketika ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan adanya aplikasi tersebut,
administrasi pendaftaran pasien dapat dilakukan dari mana saja dan oleh siapa
saja yang membutuhkannya. Selain itu, dengan mendaftar melalui aplikasi akan
mengurangi jumlah antrian dalam pendaftaran secara manual.
Selain dalam penerimaan pasien melalui pendaftaran, sistem informasi
administrasi kesehatan yang terkomputerisasi juga memudahkan pegawai dalam
pencatatan data, perhitungan, pengurutan dan pengolahan data. Dengan sistem
ini, kesalahan dapat diminimalisir, menghindari data ganda, mengurangi
penggunaan kertas, dan dapat mempercepat proses administrasi yang
berulang-ulang sehingga produktifitas dapat ditingkatkan.
Menurut pendapat Sutabri (2004) dalam Khairani (2013) Alasan komputer
berdampak besar dibanding cara manual :
1. Komputer dapat menyimpan dan menjalankan program yang tadinya hanya
dikerjakan oleh seorang pakar.
2. Data dapat langsung disimpan dalam komputer saat transaksi berlangsung
dan dapat langsung diproses otomatis sesuai bagian yang dituju.
3. Data dapat dipakai bersama.
4. Data lama dan baru selalu tersedia untuk kepentingan manajemen.
5. Dokumen dapat diterbitkan seketika.
6. Komputer dapat mempercepat tugas pengolahan data yang berulang seperti
perhitungan dan pengurutan.
7. Komputer dapat diandalkan karena ralat yang disebabkan oleh mesin sangat
kecil dan produktivitas dapat ditingkatkan.
8. Komputer dapat digunakan sebagai sarana pendidikan dan pelatihan
karyawan, komputer dapat melakukan simulasi atau dapat dipakai dalam
keadaan sebenarnya.
9. Mengurangi sampah kertas karena pencatatan langsung menggunakan
komputer.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1993. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Tangerang.


Binapura Aksara.
http://www.maswit.com/2013/06/poac-planning-organizing-actuating-and.
html
Humas Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan JKN Masih Perlu
Perbaikan Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2015 [cited
2015 September 30]. Available from:
http://www.umy.ac.id/pelaksaan-jkn-masih-perlu-perbaikan.html.
Ismainer, Hetty. 2015. Administrasi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.
Khairani, T., Susilo, H., & Riyadi. 2013. Implementasi sistem informasi administrasi
rumah sakit berbasis komputer untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Jurnal Administrasi Bisnis, 6(2), 1–9.
Khariza HA. 2015. Program Jaminan Kesehatan Nasional : Studi Deskriptif Tentang
Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi
Program Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
Kebijakan dan Manajemen Publik. 3(1):1-7.
Maidin, alimin . 2004. Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK):
Makassar.
Tulchinsky, T. H. & Varavikova, E. A. 2000. The New Public Health an Introduction
for The 21st Century. Toronto:Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai