Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Mia Andini

NIM : 7191220008

STRUKTUR MODAL

Struktur Modal Perusahaan

Struktur modal merupakan perimbangan atau perbandingan antara modal milik sendiri dengan modal
asing. Dalam hal ini modal asing adalah hutang jangka pendek ataupun hutang jangka panjang.
Sementara modal modal sendiri dibagi menjadi laba ditahan dan kepemilikan perusahaan.

Struktur modal sangat penting untuk dipahami, karena kondisi baik atau buruknya keuangan
perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Maka dari itu, memahami struktur modal adalah hal
penting. Jika hutang jangka panjang perusahaan lebih banyak dibanding laba ditahan, maka perusahaan
bisa mengalami kerugian yang serius. Struktur modal akan mengatur perimbangan tersebut di dalam
perusahaan.

Ada beberapa pengertian struktur modal menurut para ahli, yaitu:

 J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996)

Weston dan Copeland mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri
dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.

 Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000)

Menurut Fabozzi dan Peterson, struktur modal adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang
digunakan untuk membiayai proyek perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan adalah campuran
hutang, ekuitas yang dihasilkan secara internal, dan ekuitas baru.

 Farah Margaretha (2004)


Menurut Margaretha struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri
atas utang jangka panjang dan modal sendiri.

Struktur modal adalah bagian yang terpenting dari perusahaan. Baik buruknya sruktur modal akan
sangat berpengaruh kepada kondisi keuangan perusahaan. Dengan adanya manajemen struktur modal,
perusahaan dapat mengalokasikan dana-dana yang dimiliki untuk kegiatan yang sesuai dan berguna
untuk kelangsungan perusahaan.

Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal Perusahaan

 Struktur Aktiva (Tangibility)

Semakin besar jumlah aktiva perusahaan terutama aktiva lancar, maka perusahaan cenderung
mengoptimalkan terpenuhinya kebutuhan dana utang. Hal ini yang menunjukkan adanya pengaruh dari
struktur aktiva pada struktur modal perusahaan.

 Growth Opportunity

Perusahaan cenderung melakukan investasi untuk mengembangkan perusahaan. Kesempatan


mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik ini biasanya tidak semuanya menguntungkan. Hal
tersebut juga mempengaruhi struktur modal perusahaan.

 Ukuran Perusahaan (Form Size)

Perusahaan besar lebih cenderung melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dibanding perusahaan
kecil. Hal inilah yang membuat perusahaan kecil lebih rentan bangkrut sedangkan perusahaan besar
lebih siap menghadapi krisis karena memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar.

 Risiko Bisnis

Risiko bisnis bisa menjadi salah satu alasan kenapa perusahaan mengalami kesulitan untuk pendanaan
eksternalnya. Hal ini berpengaruh kepada leverage perusahaan.
Teori Struktur Modal Perusahaan

 Teori Pendekatan Tradisional

Teori Pendekatan tradisional menyatakan bahwa akan ada struktur modal dengan optimal. Dengan
maksud, struktur modal mempunyai pengaruh pada nilai perusahaan, yang mana struktur modal bisa
berubah-ubah supaya dapat didapatkan nilai perusahaan optimal.

 Teori Pendekatan Modligiani dan Miller

Teori ini dibagi menjadi dua. Yaitu:

1. Teori MM Tanpa Pajak.

Pendapat Modligiani dan Miller mengenai struktur modal adalah tidak relevan atau tidak berpengaruh
pada nilai perusahaan. Kemudian ia mengajukan asumsi guna membangun teori mereka, yakni :

 Tanpa agency cost.


 Tanpa pajak.
 Investor bisa berhutang dengan suku bunga sama dari perusahaan.
 Investor memiliki informasi serupa manajemen tentang prospek perusahaan pada masa depannya.
 Tanpa biaya kebangkrutan.
 EBIT tanpa pengaruh penggunaan utang.
 Para investor merupakan price-takers.
 Jika mengalami kebangkrutan, maka aset dijual harga pasar
2. Teori MM dengan Pajak.

Teori Modligiani dan Miller tanpa pajak dianggap tidak masuk akal. Lalu dimasukkan pajak ke dalam
teori mereka. Pajak dibayarkan untuk pemerintah artinya menjadi aliran kas keluar perusahaan. Utang
dapat dipakai untuk menghemat pajak sebab dapat digunakan menjadi pengurang pajak.

 Teori Trade Off pada Struktur Modal

Menurut pendapat yang diungkapkan Myers (2001), perusahaan berhutang hingga dalam tingkat utang
tertentu, yang mana penghematan pajak dari tambahan utang seperti biaya kesulitan keuangan”.
Teori struktur modal perusahaan trade off ini, dalam struktur modal optimal menggunakan faktor
antara biaya agen, pajak dan biaya kesulitan, namun tetap mempertahankan sebuah asumsi symmetric
information dan efisiensi pasar menjadi imbangan serta manfaat untuk pemakaian utang.

 Teori Pecking Order

Teori Pecking Order menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang
lebih tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Secara spesifik, perusahaan memiliki
ururtan untuk preferensi penggunaan dana perusahaan. Berikut urutannya:

1. Pandangan internal perusahaan. Dana internal didapat dari laba yang dihasilkan perusahaan.
2. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran berdasarkan perkiraan kesempatan investasi.
3. Adanya kebijakan konstan yang digabung dengan fluktuasi dan kesempatan berinvestasi tanpa prediksi
sehingga aliran kas menjadi lebih besar daripada pengeluaran investasi.
4. Jika pandangan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling
aman terlebih dahulu.

 Teori Asimetri dan Signaling

Teori ini menyatakan bahwa pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan tidak memiliki
informasi yang sama tentang prospek maupun resiko bisnis.
Contoh Soal :

Pembuatan perusahaan suku cadang membutuhkan dana yang dapat dipenuhi oleh 2 alternatif
pendanaan.
Alternatif 1: long term debt $ 100.000 dengan tingkat bunga 16% dan sisanya menggunakan saham
biasa 4.000 lembar.
Alternatif 2: Long term debt $ 200.000 dengan tingkat bunga 17% dan total seluruh pendanaan $
300.000 lembar.
Tax 40%.

a. Hitunglah EBIT dan EPS pada indifferent point buktikan dengan menggunakan laporan laba rugi?
b. Apabila EBIT $ 75.000, maka alternatif mana yang layak dipakai?
Jawab :

a. Alternatif 1
dik:
long term debt = $ 100.000
saham biasa = 4.000 lembar
total saham biasa = $ 200.000
Total pendanaan = $ 300.000

Alternatif 2
dik:
long term debt = $ 200.000
saham biasa = $ 100.000
lembar saham biasa = 2.000 lembar
Total pendanaan = $ 300.000

Alternatif 1
EBIT =X
Interest = 16.000 -
EBT = X - 16.000
Tax (40%) = 0,4X - 6.400 -
EAT = 0,6X - 9.600
Eps 1 = 0,6 X - 9.600
4.000

Alternatif 2
EBIT =X
Interest = 34.000 -
EBT = X - 34.000
Tax (40%) = 0,4X - 13.600 -
EAT = 0,6X - 20.400
Eps 1 = 0,6 X - 20.400
2.000

EPS 1 = EPS 2
0,6 X - 9.600 = 0,6 X - 20.400
4.000 2.000
1.200 X -19.200.000 = 2.400 X - 81.600.000
- 12.000 X = - 62.400.000
X = $ 52.000
Laporan L/R :
Alternatif 1
EBIT = 52.000
Interest = 16.000 -
EBT

= 36.000 Tax
(40%)

= 14.400 -
EAT

= 21.600
EPS 1 = 21.600 / 4.000 = $ 5,4
Alternatif 2
EBIT = 52.000
Interest = 34.000 -
EBT = 18.000 Tax (40%) = 7.200 - EAT = 10.800
EPS 2 = 10.800 / 2.000 = $ 5,4
Alternatif 1
Apabila EBIT
= $ 75.000
EBIT

= 75.000
Interest = 16.000 -
EBT

= 59.000 Tax
(40%)

= 23.600 -
EAT
= 35.400
EPS 2 = 35.400 / 4.000 = $ 8,85
Alternatif 2
EBIT = 75.000
Interest = 34.000 -
EBT

= 41.000 Tax
(40%)

= 16.400 -
EAT

= 24.600
EPS 2 = 24.600 / 2.000 = $ 12,3
Kesimpulan : Jadi bila EBIT = $ 75.000 maka sebaiknya yang dipilih adalah Alternatif 2

Anda mungkin juga menyukai