Anda di halaman 1dari 3

ENDOSEMEN

Pasal 110 1. Setiap surat wesel, juga yang 2. Apabila dalam surat-wesel itu 3. Endosemen itu bahkan dapat dilakukan untuk
tidak dengan tegas berbunyi penarik telah muatkan kata-kata keuntungan tertarik, baik sebagai akseptan
Pengalihan Secara
kepada tertunjuk, dapat tidak kepada tertunjuk atau suatu ataupun bukan, untuk keuntungan penarik atau
Endosemen atau
dipindahkan ke tangan orang lain istilah lain sebagainya, maka surat setiap debitur wesel. Orang-orang ini dapat
Cessie
dengan jalan endosemen. wesel itu tidak dapat dipindahkan mengendosemenkan lagi surat wesel itu.
kepada orang lain melainkan dalam
bentuk cessie biasa dengan segala
akibatnya. Suatu endosemen yang
dilakukan dalam surat-wesel yang
demikian, berlaku sebagai cessie
biasa.

Pasal 111 1. Endosemen itu harus tidak 2. Endosemen untuk sebagian adalah 3. Endosemen atas-tunjuk berlaku sebagai
bersyarat. Setiap syarat yang batal. endosemen dalam blangko.
Syarat Endosemen
dimuat padanya dianggap tidak
ditulis.

Pasal 112 1. Endosemen itu harus diadakan di 2. Endosemen itu dapat membiarkan 3. Dalam hal yang terakhir, agar dapat berlaku sah,
atas surat wesel itu atau pada pihak yang diendosemenkan endosemen itu harus dibuat di halaman belakang
Penulisan
lembaran yang dilekatkan (penerima pengalihan/endorsee) surat wesel itu atau pada lembaran
Endosemen
padanya (lembaran sambungan). tidak disebut, atau endosemen itu sambungannya.
Hal itu harus ditandatangani oleh terdiri dari tanda tangan belaka
pihak pengalih/endosan. dari pihak pengalih/endosan
(endosemen blangko).

Pasal 113 1. Dengan endosemen itu semua 2. Bila endosemen itu dalam blangko, maka pemegangnya (endorsee) dapat:
hak-hak yang bersumber pada 1) mengisi blangko itu baik dengan namanya sendiri ataupun nama orang lain;
Hak
surat wesel itu dipindahkan ke 2) mengendosemenkan lebih lanjut surat wesel itu dalam blangko atau kepada orang
Endorsee/Penerima
tangan pihak lain. lain;
Pengalihan
3) menyerahkan surat wesel itu kepada pihak ketiga tanpa mengisi blangko itu dan
tanpa mengendosemenkannya.
Pasal 114 1. Kecuali bila dipersyaratkan lain, 2. Endosan dapat melarang pengendosemenan baru; dalam hal demikian, endosan tidak
maka endosan menjamin menangung akseptasi dan pembayarannya terhadap siapa surat wesel itu
Tanggungan
akseptasi dan pembayarannya. diendosemenkan kemudian.
Akseptasi oleh
Endosan
Pasal 115 1. Barang siapa memegang suatu 2. Bila seseorang dengan jalan apa pun juga telah kehilangan surat wesel yang dikuasainya,
surat Wesel harus dianggap maka pemegang yang menunjukkan haknya dengan cara seperti yang diatur dalam alinea
Keabsahan
sebagai pemegang yang sah, di atas, tidak diwajibkan untuk melepaskan surat wesel itu, kecuali bila Ia telah
Pemegang Wesel
apabila ia dapat membuktikan memperolehnya dengan itikad buruk, atau karena suatu kesalahan yang besar.
(Holder)
haknya, dengan memperlihatkan
suatu deretan endosemen yang
tak terputus atas surat Wesel itu,
bahkan jika endosemen terakhir
dibuat sebagai endosemen
blanko.

Endosemen-endosemen yang
dicoret dianggap tidak ditulis.
Bila endosemen blanko diikuti
oleh endosemen lain, maka
penandatangan endosemen
terakhir dianggap telah
memperoleh surat wesel itu
karena endosemen blangko.

Pasal 116 Mereka (Pihak Tersangkut) yang ditagih berdasarkan surat wesel terhadap pemegangnya tidak dapat menggunakan bantahan-bantahan
berdasarkan hubungan pribadinya dengan penarik atau para pemegang yang terdahulu, kecuali bila pemegang wesel tersebut pada waktu
Bantahan
memperoleh surat wesel itu dengan sengaja telah bertindak dengan merugikan debitur.

Pasal 117 1. Bila endosemen memuat pernyataan "harga untuk diinkaso" 2. Pada surat Wesel demikian 3. Kuasa/Amanat yang termuat
atau "dalam pemberian kuasa", atau pernyataan lain yang para debitur Wesel hanya dalam Endosemen inkaso
Endosemen Inkaso
membawa arti perintah untuk memungut semata-mata , dapat melakukan upaya- tidak berakhir karena
maka pemegang wesel tersebut dapat menggunakan semua upaya bantahan terhadap meninggalnya pemberi kuasa
hak yang timbul dari surat Wesel itu, akan tetapi Ia tidak pemegangnya, seperti yang atau apabila pemberi kuasa
dapat mengendosemenkan kepada pihak lain selain dengan dapat mereka gunakan menjadi tidak cakap hukum.
cara pemberian kuasa. terhadap endosan.

Pasal 118 1. Apabila dalam endosemen itu dimuatkan kata-kata, “nilai 2. Para debitur wesel pun tidak bisa melakukan upaya-upaya
untuk jaminan'' atau “nilai untuk gadai'' atau kata-kata bantahan kepada para pemegang wesel berdasarkan
Endosemen sebagai
lainnya yang artinya memberikan jaminan gadai, maka hubungan pribadinya dengan endosan, kecuali pemegang
Jaminan Gadai
pemegangnya dapat melaksanakan segala hak yang timbul wesel tersebut pada waktu memperoleh surat wesel itu dengan
dari surat wesel itu, akan tetapi endosemen yang dilakukan sengaja telah bertindak dengan merugikan debitur .
olehnya hanya berlaku sebagai endosemen pemberian kuasa
belaka.

Pasal 119 1. Endosemen yang dilakukan setelah jatuh tempo pembayaran, 2. Kecuali dibuktikan sebaliknya, tiap-tiap endosemen tanpa
mempunyai akibat-akibat yang sama dengan endosemen tanggal dianggap dibuat sebelum lewat jangka waktu yang
yang dilakukan sebelum jatuh tempo. Akan tetapi ditentukan untuk membuat protes.
Endosemen Setelah endosemen yang dilakukan setelah protes-non-pembayaran,
Jatuh Tempo atau setelah lewat jangka waktu yang ditentukan untuk
membuat protes itu, hanya mempunyai akibat-akibat sebagai
cessie biasa.

Anda mungkin juga menyukai