Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“ ORGANISASI DAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN”

OLEH :
KELOMPOK 10
AL RAMDAN HADJU

ARIESANDY RIANTO USMAN

EMELIA MOHAMAD

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

segala petunjuk dan bimbingannya serta hidayah-Nya, dalam memenuhi tugas mata

kuliah kepemimpinan makalah yang berjudul “organisasi dan manajemen

kepemimpinan” dapat diselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Dalam

penyelesaian makalah ini penulis banyak sekali mendapat masalah, namun penulisan

makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak

yang senantiasa memotivasi dan kritik membangun.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut. Meskipun ini sifatnya

sederhana semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada

khususnya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................

1.3 Tujuan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................

2.1 Pengertian Organisasi.......................................................................................

2.2 kepemimpinan .................................................................................................

2.3 Pandangan Kepemimpinan ..............................................................................

2.4 Hal Mendasar Yang Perlu Untuk Kepemimpinan............................................

2.5 Manajemen Kepemimpinan ............................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................

3.2 Saran.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kenyataan sehari-hari, peran pemimpin tidak pernah lepas dari


pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, mulai dari fungsi-fungsi
manajemen dalam organisasi, mulai dari organisasi Planning termasuk budgeting,
Organizing, Staffing, Actuating or Leadership, Coordinating dan Controlling atau
Evaluation. Akan tetapi, setiap perjalanan operasional suatu organisasi akan
menemui kendala atau masalah akibat dinamika lingkungan Internal dan Eksternal
organisasi. Untuk menyiasati situasi dan kondisi tersebut maka diperlukan seni
memimpin yang cerdas untuk mencapai efektivitas kepemimpinan. Kepemimpinan
yang efektif bagi pemimpin dalam melaksanakan peran pengendalian organisasi
memiliki kontribusi besar bagi keberhasilan orang-orang yang dipimpinnya untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Seperti yang diajarkan oleh
Sun-Tzu dan dijabarkan oleh Roger T. Ames (Ames, 2002 : 87) sebagai berikut.
“Komandan yang utuh mampu mencapai dan memelihara kendali terhadap
situasi militer dengan cara analogis dengan kendali seorang penguasa yang handal
terhadap situasi sipil dengan kendali seorang petani terhadap panennya : dengan
pemahaman yang tuntas akan kondisi-kondisi yang menentukan situasinya dan
memanipulasi terhadap keadaan-keadaan ini demi tujuannya : ia yang mengenal
musuhnya dan dirinya sendiri tak akan pernah beresiko dalam status pertempuran”
Axelrod (2003:99-100) mengemukakan bahwa manager (pemimpin) yang
efektif harus bermain dalam wilayah kekuatannya, dimana Pemimpin tersebut harus
mengerjakan sebanyak mungkin bisnis di wilayah dan pasar dimana ia mempunyai
pengalaman terbanyak dan sumber daya paling intensif. Sehingga pemimpin harus
mengendalikan situasi dan kondisi pada bidang atau wilayah organisasi yang
dipimpinnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian, ciri ciri, unsur unsur Organisasi
2. Jelaskan apa itu Kepemimpinan ?
3. Jelaskan apa itu manajemen Kepemimpinan ?
4. Bagaimana Hal yang mendasar untuk Kepemimpinan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dengan jelas definisi dari Organisasi
2. Mengetahui Jenis-jenis dari Organisasi.
3. Mengetahui Mekanisme Kepemimpinan dalam Organisasi
4. Mengetahui Bentuk bentuk yang mendasar Untuk Seorang Pemimpin
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Organisasi
2.1.1 Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam
kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi
adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi
adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah
setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan
dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan
dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.” Dan menurut
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system
kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of
cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang
sama.”
 Manajemen dan Organisasi
Manajemen dan organisasi sangat berubungan erat, manajemen
merupakan atau berarti sebagai kepemimpinan, sedangkan dalam organisasi juga
terdapat kepemimpinan. Dengan demikian untuk menyusun organisasi yang baik
dan dapat mencapai tujuan di perlukan manajemen yang baik juga..
 Manajemen dan Tatakerja
Pada dasarnya Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik
secara ketat (peranan,prosedur,dan prinsip).namun keterampilan dalam
mengatur segala aspek dalam organisasi sangat diperlukan dalam mengatur
tatakerja sesuai suatu tujuan,jika tujuan ingin tercapai dengan semaksimal
mungkin.
 Manajemen, Organisasi dan Tatakerja
Hubungan dari manajemen, organisasi, dan tatakerja adalah organisasi secara
keseluruhan atau sebagai suatu keselurahan memerlukan manajemen untuk
mengatur system tatakerja. Pendekatan manajer individual untuk pengawasan
sangat disarankan namun harus sesuai dengan situasi yang sedang
berlangsung.

2.1.2 Ciri Ciri Organisasi


Ciri-ciri organisasi yaitu:
Terdapat komponen ( atasan dan bawahan), Adanya kerja sama
(cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang) , Ada tujuan,
Ada sasaran, Ada keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati,
Ada pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
Karena itu organisasi dapat dikatakan sebagai sekumpulan orang-
orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama
antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk
kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
2.1.3 Unsur-Unsur Organisasi
Organisasi memiliki unsur diantara lain:
 Proses kegiatan organisasi yang dilakukan oleh semua orang
untuk mencapai tujuan (administrasi). Di dalam administrasi
inilah adanya proses khusus yang disebut manajemen.
 Personil atau anggota yang menggabungkan diri kedalam
ikatan formal.
 Visi, yaitu pandangan atau citra para anggota mengenai
keadaan organisasinya di masa depan dan tujuan, yaiut apa
yang mau dicapainya yang sesuai dengan visinya tadi
 Misi, atau tugas besar yang harus diemban oleh organisasi dan
tugas atau fungsi yang dibagikan kepada anggota untuk
dilaksanakan.
 Wewenang, yang merupakan legitimasi hak bertindak tiap
orang dalam melaksanakan tugas.
 Struktur, yang menunjukkan kedudukan tiap orang didalam
kelompoknya.
 Hubungan, yang menjadi dasar kerjasama antar anggota.
 Formalitas, yaitu aturan tretulis yang mengatur semua unsur
agar menjadi resmi, sehingga organisasi menjadi formal.
 Sumber energi, yang mendukung gerak kelompok atau
organisasi, sehingga organisasi selalu dinamis. Tak ada
organisasi yang statis, kecualki bagan strukturnya yang
ditempel didinding kantor.
2.1.4 Macam-Macam Keorganisasian
1. Keorganisasian Niaga
Merupakan organisasi yang tujuan utamanya untung mendapatkan dan
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Organisasi Niaga dapat terbagi
ke dalam beberapa bentuk diantaranya adalah sebagai berikut:
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum
resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang
hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya.
Perseroan Komanditer (CV)
CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki
oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat
keterlibatan yang berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam
CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak
lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta
pribadi ketika krisis finansial.
Koperasi
Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi /
operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja
sama demi kesejahteraan bersama.
2. Keorganisasian Sosial
Organisasi sosial merupakan arganisasi yang terbentuk atas dasar
kepentingan-kepentingan yang timbul di dalam masyarakat luas. Hal ini
dapat terjadi akibat sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi dengan cara
bersama-sama dibangun atas landasan visi yang jelas.
Organisasi sosial dapat terbentuk oleh beberapa jalur diantaranya adalah
jalur Keagamaan, jalur Profesi, Jalur Kepemudaan, Jalur Kemahasiswaan,
serta Jalur Kepartaian & Kekaryaan.
3. Keorganisasian Regional dan Internasional
Organisasi regional dan Internasional merupakan organisasi yang dilihat
dari aspek wilayah organisasi tersebut terbentuk oleh anggota-anggotanya.
Organisasi regional organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa
negara tertentu saja. Misalkan sebagai contohnya adalah ASEAN.
Sedangkan Organisasi internasional adalah organisasi yang anggota-
anggotanya meliputi negara di dunia. Misalkan adalah Persatuan Bangsa-
Bangsa (PBB).

2.2 Kepemimpinan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat
orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar
mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua
pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan
untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti
yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri
orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal
semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya
dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi
semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya
memperbaiki mutu kerjanya.
Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan,
mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta
menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama.
Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam
organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan
mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran
yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan
untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau
memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu
keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki
itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam
ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective.

2.3   Pandangan Kepemimpinan


1.    Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal,
tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis,
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.
2.    Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan
prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi
pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.    Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain.
Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang
pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan
kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat
menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a.    Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya,
sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang
baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b.    Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi
kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah
raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara
kehidupan dunia dan akherat.
c.    Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan
berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab
kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman
yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif,
ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d.   Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis
perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.
Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak.
Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah
satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja
secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap
orang atasan, staf, teman sekerja.
e.    Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai
keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses
daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang
berhubungan dengan:
•    Pemahaman materi;
•    Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman
•    Mengajar materi kepada orang lain;
•    Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
•    Memonitoring hasil;
•    Merefleksikan kepada hasil;
•    Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
•    Pemahaman baru; dan
•    Kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa


kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
1)   Kemauan dan keinginan sepihak;
2)   Kebanggaan dan penolakan; dan
3)   Ambisi pribadi.

Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-
menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif
baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi.
Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding
perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai
keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam
kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar.
Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang
lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah
bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong.
Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti
dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada
bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk
melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan.
Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan
untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin
seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ
dan SQ).

2.4  Hal Mendasar Yang Perlu Untuk Kepemimpinan


Manajemen dilaksanakan dalam suatu organisasi atau institusi tertentu yang pada
tahap awal implementasinya organisasi itu digerakkan oleh kepemimpinan yang
sangat peduli pada mutu dan bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu
dan terus menerus meningkatkan mutu kiner-janya, apakah itu dalam bentuk produk
atau jasa. Kepemimpinan untuk MMT itu memerlukan modal dasar dalam bentuk
penguasaan tujuh mendasar yang menyangkut kehidupan organisasinya.
 Organisasi :
Mengapa organisasi yang dipimpinnya ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap
pertanyaan yang sangat mendasar ini perlu dikuasai secara baik oleh semua orang
yang memegang tampuk kepemimpinan dari suatu organisasi. Tanpa menguasai
jawabannya secara baik diragukan apakah mereka akan mampu mengarahkan orang-
orang lain dalam organisasi itu ke tujuan yang seharusnya.
 Visi:
Akan menjadi organisasi yang bagaimanakah organisasi itu di masa depan ? Orang-
orang yang memegang kepemimpinan perlu memiliki pandangan jauh ke depan
tentang organi-sasinya; mereka ingin mengembangkan organisasinya itu menjadi
organisasi yang bagaimana, yang mampu berfungsi apa dan bagaimana, yang mampu
memproduksi benda dan jasa apa dan yang bagaimana, serta untuk dapat disajikan
kepada siapa ? Visi ini seharusnya berjangka panjang, misalnya 10 tahun atau 25
tahun ke dapan, agar dapat memfasilitasi usaha-usaha perbaikan mutu kinerja yang
berkelanjutan.

 Misi:
Mengapa kita ada dalam organisasi ini ? Apa tugas yang harus kita lakukan ?
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi tersebut di atas.
Bagaimana visi itu akan dapat diwujudkan ? Tugas-tugas pokok apakah yang harus
dilakukan oleh organisasi agar visi atau kondisi masa depan organisasi tadi dapat
diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga seharusnya dapat dikuasai
dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan agar mereka
dapat memberi arahan yang benar dan jelas kepada orang-orang lain.

 Nilai-nilai
Prinsip-prinsip apa yang diyakini sebagai kebenaran yang berfungsi sebagai pedoman
dalam menjalankan tugas organisasi, dan ingin agar orang lain dalam organisasi juga
mengadopsi prinsip-prinsip tersebut. Misalnya mutu, fokus pada pelanggan, disiplin,
kepelayanan adalah nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh orang-orang yang
memegang kepemimpinan MMT.

 Kebijakan
Ialah rumusan-rumusan yang akan disampaikan kepada orang-orang dalam organisasi
sebagai arahan agar mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dalam
menyediakan pelayanan dan barang kepada para pelanggan. Orang-orang yang
memegang kepemim-pinan harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan semacam
itu agar orang-orang dapat menyajikan mutu seperti yang diinginkan oleh organisasi.

 Tujuan-tujuan Organisasi
Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka
pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan
mewujudkan visi mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara
kongkrit dan jelas.

 Metodologi :
Adalah rumusan tentang cara-cara yang dipilih secara garis besar dalam bertindak
menuju pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Metodologi ini
terbatas pada garis-garis besar yang perlu dilakukan dan bukan detil-detil teknik
kerja.

Ketujuh hal yang sangat mendasar itu perlu dikuasai dan dalam implementasi
MMT hal itu akan dituangkan dalam merumuskan rencana strategis untuk mutu.
Tanpa kemampuan merumuskan ketujuh hal itu secara spesifik dan
mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam organisasi, sulit bagi orang-orang
itu untuk mewujudkan mutu seperti yang diinginkan.

2.5 Manajemen Kepemimpinan

Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang


memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini
akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam kelompok-kelompok.
Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok
kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota dalam kelompok. Karena
pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka ma-sing-masing
kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu
dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.

Kepemimpinan Manajemen tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam


segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia
yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada ke-lompok-
kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-
hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang
ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan pelatihan dan sehari-
hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan
karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari pada sang
pimpinan.

Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam mengha-silkan


barang atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan
cara kerja. Jadi kalu diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut
menghadapi perubahan, se-bab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu
kinerja. Perubahan bisa diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu
berasal dari pimpinan, sebab kemampuan pemim-pinpun terbatas. Oleh karena itu
pemimpin justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di ka-langan orang-orang
yang dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan menghasilkan
kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-ide
lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja seperti yang
diharap-kan. Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang
lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam
organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi, dan orang yang terbukti
menghasilkan ide yang bagus harus diberi pengakuan dan penghargaan.
Seorang pimpinan Manajemen selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia
tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu yang lebih baik.
Oleh karena itu dia harus selalu mendorong semua orang dalam organisasinya untuk
berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu menyangkut cara kerja maupun barang
dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua itu dilakukan melalui proses uji coba dan
evaluasi secara ketat sebelum diadopsi secara luas dalam organisasi. Sebaliknya seo-
rang pimpinan tidak sepatutnya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kerja lama
yang sudah terbukti tidak menghasilkan mutu seperti yang diharapkan olah organisasi
maupun oleh para pe-langgannya.

Manajemen selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau


dalam unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap peren-canaan sampai
ke pelaksanaan dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama.Pemimpin
Manajemen selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif.
Pemimpin Manajemen tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan
bila su-dah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah
munculnya masa-lah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana
tindakan sudah difikirkan akibat dan konsekuensi yang bakal muncul, dan kemudian
difikirkan bagaimana cara untuk mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau
sekurang berusaha meminimalkannya. Dengan demikian ke-hidupan organisasi selalu
dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat diper-hitungkan
sebelumnya, dan bukannya memungkinkan munculnya masalah-masalah secara me-
ngejutkan dan menimbulkan kepanikan dalam organisasi. Tindakan yang reaktif
biasanya sudah terlambat atau setidaknya sudah sempat menimbulkan kerugian atau
akibat negatif lainnya.

Sudah dikatakan sebelumnya bahwa orang adalah sumberdaya yang paling


utama dan paling berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu SDM harus selalu
mendapat perhatian yang besar dari pimpinan Manajemen dalam arti selalu diupa-
yakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuan-kemampuannya selalu meningkat
dari waktu ke waktu.

Dengan kemampuan yang meningkat itulah SDM itu dapat diharapkan untuk
mening-katkan mutu kinerjanya. Program-program pelatihan, pendidikan dan lain-
lain kegiatan yang bersifat memberdayakan SDM harus dilembagakan dalam arti
selalu direncanakan dan dilaksa-nakan bagi setiap orang secara bergiliran sesuai
keperluan dan situasi

Bila berbicara tentang mutu tentu akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan
mutu yang rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu
karena dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah.
Artinya mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut. Setidaknya
begitulah pengertian mutu menurut Manajemen. Pimpinan dalam Manajemen
dianjurkan melakukan pem-bandingan dengan organisasi lain, membandingkan mutu
organisasinya dengan mutu organisasi lain yang sejenis. Kegiatan ini disebut
benchmarking.

Pimpinan Manajemen selalu berusaha menya-mai mutu kinerja organisasi lain


dan kalau bisa bahkan berusaha melampaui mutu organisasi lain. Bila pimpinan
berbicara tentang mutu organisasi lain dan kemudian ingin menyamai atau melebihi
mutu organisasi lain itu, berarti pmpinan itu berbicara tentang persaingan. Setiap
organisasi berusaha mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan yang berciri lebih
baik. Usaha ini hanya akan berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang
mutunya lebih tinggi dari organisasi lain. Ini persaingan. Manajemen dikembangkan
untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu pimpinan Manajemen selalu harus
menyadari adanya persaingan dan berbicara tentang itu dengan orang-orang dalam
organisasinya.
Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-
orangnya. Sikap dan perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang
dan puas pada fihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian
pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan
dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya dalam
lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai
belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya.

            Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi
pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian ka-
rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim
organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim
organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya
organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan
yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang
selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu
dicontoh oleh orang-orang lain.

Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada


dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya
me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan.
Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada
orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-
atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada
orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dalam banyak hal bahkan
pengambilan keputusan itu diserahkan kepada tim atau kelompok kerja tertentu.
Dengan demikian ketergantungan organisasi pada pimpinan akan sangat kecil,
tetapi sebagian besar dari orang-orang dalam organisasi itu memiliki kemandirian
yang tinggi. Kondisi semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan
Manajemen yang baik dan benar, dan setelah melalui proses pembinaan yang
panjang. Makin banyak dari kesepuluh ciri itu yang diterapkan oleh pimpinan
Manajemen semakin baiklah mutu kepemimpinannya, dalam arti makin baiklah
suasana kerja yang kondusif untuk terciptanya mutu, dan makin kuatlah dorongan
yang diberikan kepada orang-orang dalam orga- nisasinya untuk meningkatkan mutu
kinerjanya. Kesepuluh hal tersebut perlu dihayati dan di-praktekkan oleh semua
pimpinan , dari yang tertinggi sampai yang terrendah, sehingga akhirnya akan
menjelma menjadi pola tindak yang normatif dari semua unsur pimpinan.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat disumpulkan bahwa organisasi
memiliki pengertian sekelompok orang (2 atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi juga sangat berhubungan dengan manajemen dan tata kerja karena
organisasi secara keseluruhan atau sebagai suatu keselurahan memerlukan
manajemen untuk mengatur sistem tatakerja. Organisasi memiliki ciri-ciri, unsur-
unsur serta teori tersendiri yang menghasilkan macam-macam organisasi. Dengan
berbagai tipe serta struktur yang bermacam-macam juga.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok
orang tanpa menanyakan alasan-alasannya.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemimpin Manajemen selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-
tisipatif. Pemimpin Manajemen tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil
tindakan bila su-dah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk
mencegah munculnya masa-lah dan kesulitan di masa yang akan datang.
Untuk menerapkan Manajemen dalam suatu organisasi diperlukan adanya
kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk
meraih mutu. Manajemen diterapkan dalam organisasi yang melihat tugas
organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas rutin, yang sama saja dari hari ke
hari berikutnya.
3.2 SARAN

Karena organisasi sangat di perlukan pada organisasi, dan juga tata kerja dalam
pembagian tugas baik secara individual ,maupun social (bersama-sama). Maka dari
itu penting bagi kita, mempunyai pengetahuan tentang organisasi, manajemen,
maupun tata kerja. Agar dapat mengembangkan potensi diri sebaik mungkin,
terutama dalam keorganisasian.Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Maka untuk menjadi seorang pemimpin
haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin.

Seharusnya Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada


dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya
me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan.

.
Daftar Pustaka

https://karyatulisilmiah.com/makalah-pengertian-organisasi/James K. Van Fleet,


1973, 22 Manajemen Kepemimpinan, Jakarta:Mitra UsahaPurwanto, Yadi, 2001,
Makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika, Jakarta
http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html

Anda mungkin juga menyukai