6953a Modul Monitoring Dan Evaluasi Perkotaan
6953a Modul Monitoring Dan Evaluasi Perkotaan
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang atas selesainya penyusunan Modul Monitoring dan Evaluasi.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta pendidikan dan
pelatihan di bidang pengembangan infrastruktur wilayah yang berasal dari
kalangan pegawai pemerintah daerah dan Aparatur Sipil Negara (ASN),
baik aparat pemerintah pusat maupun aparat pemerintah daerah.
Modul Monitoring dan Evaluasi ini disusun dalam 6 bab yang terdiri dari
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang
sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam
memahami segala kebutuhan terkait pengembangan infrastruktur.
Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini diisi oleh adanya
pergeseran aktivitas peserta latih dan pelatih yakni dengan menonjolkan
peran serta aktif peserta latih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ... ............................................................................................. v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................ vi
A Deskripsi ....................................................................................................... vi
B Persyaratan .................................................................................................. vi
C Metode .......................................................................................................... vi
D Alat Bantu/Media .......................................................................................... vi
BAB. 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Deskripsi Singkat ...................................................................................... 1
1.3. Standar Kompetensi ................................................................................. 2
1.4. Kompetensi Dasar ................................................................................... 2
1.5. Materi Pokok dan Sub. Materi Pokok ..................................................... 2
1.6. Estimasi Waktu ......................................................................................... 3
BAB. 2 PENGERTIAN MONITORING DAN EVALUASI .................................... 4
Indikator Keberhasilan ......................................................................................... 4
2.1. Pengertian Monitoring dan Evaluasi ......................................................... 4
2.2. Maksud, Tujuan dan Manfaat Monitoring dan Evaluasi ........................... 16
2.3. Rangkuman .............................................................................................. 22
2.4. Latihan...................................................................................................... 23
BAB. 3 KONSEP MONITORING DAN EVALUASI ........................................... 24
Indikator Keberhasilan ......................................................................................... 24
3.1. Prinsip Dasar Monitoring dan Evaluasi .................................................... 24
3.2. Konsepsi .................................................................................................. 26
3.3. Rangkuman ............................................................................................. 29
3.4. Latihan...................................................................................................... 29
ii
5.4. Latihan...................................................................................................... 52
BAB. 6 PENUTUP .............................................................................................. 53
6.1. Kesimpulan .............................................................................................. 53
6.2. Tindak Lanjut ........................................................................................... 53
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
A. Deskripsi
Modul Modul Monitoring dan Evaluasi ini terdiri dari empat materi pokok.
Materi pokok pertama membahas pengertian monitoring dan evaluasi.
Materi pokok kedua membahas konsep monitoring dan evaluasi. Materi
pokok ketiga membahas perangkat monitoring dan evluasi, dan materi
pokok terakhir membahas format laporan monitoring dan evaluasi.
Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang
berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan
karena materi ini menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti
pembelajaran modul-modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-
masing modul saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan
latihan atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat
penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan peraturan
perundangan yang terkait dengan materi Monitoring dan Evaluasi.
C. Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
D. Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat
bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu:
1 LCD/projector
2 Laptop
3 Papan tulis atau white board dengan penghapusnya
4 Modul dan/atau bahan ajar
vi
BAB. I
Pendahuluan
Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan pengertian monitoring dan evaluasi.
2.1.1. Monitoring
Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi
monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi
perencanaan. Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan
dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana
yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh
pengawasan atau monitoring. Pada umumnya, manajemen
menekankan pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan
pengawasan (monitoring).
Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan
dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang
telah disusun. Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki
kegiatan yang menyimpang dari rencana, mengoreksi
penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk
mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien
mungkin. Berdasarkan kegunaannya, William Travers Jerome
menggolongkan monitoring menjadi delapan macam, sebagai
berikut:
1. Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan
membakukan pelaksanaan suatu rencana dalam rangka
meningkatkan daya guna dan menekan biaya pelaksanaan
program.
2. Monitoring yang digunakan untuk mengamankan harta
kekayaan organisasi atau lembaga dari kemungkinan
gangguan, pencurian, pemborosan, dan penyalahgunaan.
3. Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui
kecocokan antara kualitas suatu hasil dengan kepentingan
para pemakai hasil dengan kemampuan tenaga pelaksana.
4. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan
pendelegasian tugas dan wewenang yang harus dilakukan
oleh staf atau bawahan.
5. Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilan
tugas pelaksana.
6. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan
antara pelaksanaan dengan perencanaan program.
7. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui berbagai
ragam rencana dan kesesuaiannya dengan sumber-sumber
yang dimiliki oleh organisasi atau lembaga.
8. Monitoring yang digunakan untuk memotivasi keterlibatan
para pelaksana.
2.1.2. Evaluasi
Evaluasi program merupakan salah satu fungsi dari manajemen
program, evaluasi program dilakukan terhadap seluruh atau
sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan
program. Evaluasi program harus dan dapat diselenggarakan
secara terus menerus, berkala, dan atau sewaktu-waktu.
Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan pada saat sebelum,
sedang, atau setelah program dilaksanakan, evaluasi merupakan
kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program
sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan. Evaluasi program berguna bagi
pengambil keputusan untuk menetapkan apakah program akan
dihentikan, diperbaiki, dimodifikasi, diperluas atau ditingkatkan.
Evaluasi adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen,
evaluasi dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur
program serta terhadap pelaksanaan program. Evaluasi dapat
dilakukan secara terus menerus, berkala dan atau sewaktu-waktu
pada saat sebelum, sedang dan atau setelah program
dilaksanakan. Evaluasi merupakan kegiatan penting untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai,
apakah program sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa
yang terjadi setelah program dilaksanakan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa evaluasi adalah: “Evaluation
is the process of determining the value or worth of a program,
course, or other initiative, toward the ultimate goal of making
decisions about adopting, rejecting, or revising the innovation. It
should not be confused with assessment, which encompasses
methods for measuring or testing performance on a set of
competencies. Evaluation is the more inclusive term, often
making use of assessment data in addition to many other data
sources”.
Evaluasi adalah proses untuk menentukan nilai atau harga dari
sebuah program, kursus, atau prakarsa lainnya menuju pada
tujuan akhir yaitu menghasilkan keputusan mengenai
penerimaan, penolakan atau perbaikan inovasi. Berbeda dengan
assessment atau penilaian, yang meliputi metode untuk
mengukur atau menguji kinerja dalam suatu kompetensi. Evaluasi
adalah istilah yang lebih menyeluruh, sering menggunakan data
penilaian sebagai tambahan terhadap jenis data lainnya yang
dijadikan sumber.
Monitoring Evaluasi
Waktu Terus menerus Akhir setelah pprogram
Output dan proses; focus,
Apa yang Dampak jangka panjang,
input, kegiatan,
diukur kelangsungan
kondisi/asumsi
Siapa yang
Umumnya staf Staf dan stakeholder terkait
terlibat
Sumber Sistem rutin, survey kecil,
Dokumen eksternal dan internal
Informasi dokuen internal, laporan
Laporan assessment dampak, riset
Pengguna Manajer dan Staf
dan evaluasi
Koreksi mayor program, perubahan
Pengguna Koreksi minor program kebijakan, strategi, masa mendatang,
Hasil (feed back) termasuk pemberhentian program
(feed back)
Sumber: Susannea Blog (https://hafidzf.wordpress.com/2009/06/16/;
Modifikasi, 2016)
GaGambar 1. Ilustrasi Input, Output, Outcome dan Impact
2.3. Rangkuman
Monitoring diartikan sebagai kegiatan untuk mengikuti suatu program
dan pelaksanaannya secara mantap, teratur dan terus-menerus
dengan cara mendengar, melihat dan mengamati, serta mencatat
keadaan serta perkembangan program tersebut. Kegiatan monitoring
dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan
yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun.
Evaluasi adalah proses untuk menentukan nilai atau harga dari
sebuah program, kursus, atau prakarsa lainnya menuju pada tujuan
akhir yaitu menghasilkan keputusan mengenai penerimaan,
penolakan atau perbaikan inovasi. Tujuan evaluasi program berfungsi
sebagai pengarah kegiatan evaluasi dan sebagai acuan untuk
mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan evaluasi program.
2.4. Latihan
1. Jelaskan tujuan dan manfaat dilaksanakannya monitoring
terhadap program pengembangan infrastruktur terpadu pada
kawasan strategis!
2. Jelaskan perbedaan antara prasarana, sarana dan utilitas
umum dalam lingkungan perumahan! Sebutkan contohnya
masing-masing!
BAB 3
KONSEP MONITORING DAN EVALUASI
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan
mampu menjelaskan menjelaskan konsepsi monitoring dan evaluasi.
3.2. Konsepi
Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan,
serta mengangkat harkat dan martabat manusia. Kemiskinan
merupakan bentuk ketidaksejahteraan, yang cenderung menurunkan
harkat dan martabat manusia, sehingga keberhasilan dalam
mengurangi kemiskinan merupakan indikator keberhasilan
pembangunan yang terpenting. Salah satu elemen penting dalam
kegiatan penanggulangan kemiskinan adalah monitoring dan
evaluasi. Kegiatan Monitoring dan evaluasi ini akan membantu
memberikan pemahaman tentang persoalan kemiskinan, serta
mengidentifikasi kendala-kendala dan kegiatan/intervensi di waktu
yang lalu dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dengan
demikian upaya penanggulanagn bisa dilakukan secara lebih efektif.
Monitoring pada umumnya merupakan bagian dari suatu sistem
yang mencakup evaluasi, atau lebih banyak dikenal sebagai Sistem
Pada umumnya, suatu strategi mencakup perencanaan,
pelaksanaan atau implementasi berbagai program/proyek, dan
sistem monitoring dan evaluasi. Kaitan antara sistem monitoring dan
evaluasi dalam strategi suatu proyek, pemahaman mengenai apa itu
sistem monitoring dan evaluasi, bagaimana menyusun dan
melaksanakannya, serta mengapa sistem monitoring dan evaluasi
diperlukan, akan dibahas secara lebih rinci dalam modul ini. Modul
singkat ini hanya membahas mengenai sistem monitoring dan
evaluasi.
Keterkaitan Sistem Monitoring dan Evaluasi dalam Strategi Proyek
Seperti telah disebutkan sebelumnya, Sistem Monitoring dan
Evaluasi pada umumnya tidak berdiri sendiri tetapi merupakan
bagian dari suatu sistem yang lebih luas, yaitu strategi, dalam hal ini
adalah strategi penanggulangan kemiskinan.
Penentuan konsep atau rancangan strategi, seperti tujuan yang ingin
dicapai dan bagaimana mencapainya haruslah menjadi titik awal
penyusunan strategi proyek. Selanjutnya, dari konsep mengenai apa
tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, disusun suatu
Sistem Monitoring dan Evaluasi, detil rencana operasional program-
program, serta keluaran (output), hasil (outcome), dan dampak
(impact) yang diharapkan. Penentuan keluaran, hasil, dan dampak
dari suatu strategi proyek dalam tahap perencanaan sangat penting
karena jika hal tersebut dibandingkan dengan kondisi aktual yang
dicapai akan mencerminkan perubahan, yang sekaligus merupakan
ukuran keberhasilan suatu proyek. Hal tersebut merupakan fungsi
pokok sistem monitoring dan evaluasi dalam kaitannya dengan
strategi proyek.
Gambar 3 juga memperlihatkan tahap-tahap Sistem Monitoring dan
Evaluasi secara rinci, yang mencakup:
1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi dengan
mengidentifikasi apa saja informasi yang dibutuhkan.
Penyusunan dan pengembangan sistem ini harus mengacu pada
tujuan (apa yang ingin dicapai) dan cara pencapaian
(mekanisme pelaksanaan) yang ditetapkan.
2. Pengumpulan dan manajemen informasi yang erat kaitannya
dengan pengukuran indikator keluaran, hasil, dan dampak
program/proyek. Di samping itu juga perlu dilakukan pengecekan
terhadap pelaksanaan operasional di lapangan,.
3. Refleksi hal-hal kritis yang perlu diperbaiki dari para pemangku
kepentingan (stakeholders). Dari data/informasi yang
dikumpulkan perlu dianalisis dan direfleksikan oleh semua
pemangku kepentingan, yang hasilnya digunakan untuk
perbaikan dan pengembangan sistem monitoring dan evaluasi,
dan
4. Komunikasi dan pelaporan hasil dari pelaksanaan semua
kegiatan Monitoring dan evaluasi kepada para pemangku
kepentingan. Komunikasi dan pelaporan hasil tersebut
semestinya dimanfaatkan sebagai masukan baik untuk
perbaikan pelaksanaan tahap-tahap berikutnya dari kegiatan
program/proyek yang sedang berjalan maupun pelaksanaan
program/proyek serupa di masa yang akan datang.
3.3. Rangkuman
Hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan Monitoring dan evaluasi
adalah acuan kegiatan Monitoring adalah ketentuan-ketentuan yang
disepakati dan diberlakukan, selanjutnya sustainability kegiatannya
harus terjaga, dalam pelaksanaannya objektivitas sangat
diperhatikan dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu
sendiri.
3.4. Latihan
1. Sebutkan prinsip-prinsip dasar pada monitoring dan
evaluasi!
2. Jelaskan kaitan system monitoring dan evaluasi dalam
strategi proyek!
BAB 4
PERANGKAT MONITORING DAN EVALUASI
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat diharapkan mampu
menyusun perangkat monitoring dan evaluasi.
3. Tahap Pelaporan
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu
memenuhi standar yang sudah ditentukan, dan di sini terdapat
tahapan evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah
dilakukan dengan standar yang harus dicapai. Selanjutnya
temuan-temuan ditindaklanjuti dan hasilnya menjadi laporan.
Nama Program/Kegiatan :
Tujuan :
Hari/Tanggal/Waktu :
4.2. Indikator
1. Pengertian Indikator
Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya
terdiri atas pembilang (numerator) dan penyebut (denominator).
Dalam hal ini, pembilang adalah jumlah kejadian yang sedang
diukur sedangkan penyebut adalah besarnya populasi yang
beresiko menjadi sasaran kejadian tersebut. indikator yang
mencakup pembilang dan penyebut ini sangat tepat untuk
memantau perubahan dari waktu ke waktu serta dalam
membandingkan suatu wilayah dengan wilayah lain.
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi
indikator. Beberapa definisi diantaranya yang dianggap lebih
mudah dipahami adalah menurut:
a. Wilson dan Sapanuchart
Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu
kejadian atau kondisi.
b. World Health Organization (WHO)
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur
perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
c. Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan
Amerika Serikat
Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi
perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat
penilaian ringkas, komprehensif dan berimbang terhadap
kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat.
Dari definisi-definisi di atas jelas bahwa indikator adalah
variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara
keseluruhan tetapi kerapkali hanya memberi petunjuk atau
indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu
pendugaan. Misalnya, kasus diare yang didapat dari data
kunjungan pasien di Puskesmas bisa saja hanya menunjukkan
sebagian saja dari kejadian diare yang melanda masyarakat.
2. Persyaratan Indikator
Untuk memudahkan mengingat persyaratan-persyaratan yang
harus dipertimbangkan dalam menetapkan suatu indikator maka
syarat tersebut dirumuskan berurutan dalam istilah bahasa
Inggris yakni SMART atau Specific, Measurable, Achievable,
Relevant, dan Timely.
Jadi, sesuai rumus sederhana di atas, maka persyaratan yang
harus dipertimbangkan dalam menyusun indikator adalah
sebagai berikut:
a. Specific
Indikator yang ditetapkan harus jelas, tidak mengundang multi
interpretasi.
b. Measureable (Terukur)
Indikator yang ditetapkan harus dapat diukur (“What gets
measured gets managed”). Indikator harus mempresentasikan
informasinya dan jelas ukurannya sehingga dapat digunakan
untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau
antara satu waktu dengan waktu lain agar memudahkan dalam
memperoleh data.
c. Achievable
Indikator yang ditetapkan harus dapat dicapai (“What gets
measured gets managed”). Indikator sedapat mungkin
sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus
penghitungan untuk mendapatkannya.
d. Relevant (information needs of the people who will use the
data)
Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan
pengambilan keputusan.
e. Timely (Tepat Waktu)
‘Indicator must be collected and reported at the right time to
influence many manage decision’. Indikator yang ditetapkan
harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data
serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan
saat pengambilan keputusan dilakukan. Artinya, suatu indicator
yang ditetapkan harus dapat dijamin datanya tersedia.
3. Klasifikasi Indikator
Terdapat banyak cara untuk mengklasifikasikan indikator sesuai
dengan cara kerja indikator tersebut. Umumnya digunakan
klasifikasi dengan berpegang pada pendekatan sistem.
a. Indikator Kinerja Input
Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti anggaran
(dana), SDM, peralatan, material, dan masukan lainnya yang
dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau
distribusi sumberdaya dapat dianalisis apakah alokasi
sumberdaya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana stratejik
yang ditetapkan.
Contoh:
• Jumlah dana yang dibutuhkan
• Tenaga yang terlibat
• Peralatan yang digunakan
• Jumlah Bahan yang digunakan
b. Indikator Kinerja Output
Dengan membandingkan keluaran dapat dianalisis apakah
kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator
Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu
kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan
yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh karena itu
indikator ini harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan
instansi.
Contoh:
1). Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan
- Jumlah orang yang diimunisasi / vaksinasi
- Jumlah permohonan yang diselesaikan
- Jumlah pelatihan / peserta pelatihan
- Jumlah jam latihan dalam sebulan
2). Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan
- Jumlah pupuk/obat/bibit yang dibeli
- Jumlah komputer yang dibeli
- Jumlah gedung /jembatan yang dibangun meter
panjang
- Jalan yang dibangun/rehab
c. Indikator Kinerja Outcome
Pengukuran indikator hasil (outcome) seringkali rancu
dengan pengukuran indikator keluaran (output). Indikator
outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun
produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara
outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan
tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin
menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator
outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah
diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang
besar bagi masyarakat.
Contoh:
Ukuran Kinerja Indikator Outcome
1). Jumlah/ % hasil langsung dari kegiatan
- Tingkat Pemahaman peserta terhadap materi
pelatihan
- tingkat kepuasan dari pemohon/pasien (costumer)
- kemenangan tim dlm setiap pertandingan
2). Peningkatan langsung hal-hal yang positif
- kenaikan prestasi kelulusan siswa
- peningkatan daya tahan bangunan
- Penambahan daya tampung siswa
3). Penurunan langsung hal-hal yang negatif
- Penurunan Tingkat Kemacetan
- Penurunan Tingkat Pelanggaran Lalu lintas
d. Indikator Kinerja Benefit
Indikator kinerja ini menggambarkan manfaat yang diperoleh
dari indicator hasil/outcome. Manfaat tersebut baru tampak
setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka
menengah dan panjang. Indikator manfaat menunjukkan hal
yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat
diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat waktu,
lokasi, dana, dll)
Contoh:
1). Peningkatan hal yang positif dlm jangka menengah dan
jangka panjang
- Persen Kenaikan Lapangan kerja
- Peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat
2). Penurunan hal yang negatif dlm jangka panjang
- Penurunan Tingkat Penyakit TBC
- Penurunan Tingkat Kriminalitas
- Penurunan Tingkat Kecelakaan lalulintas
e. Indikator Kinerja Dampak
Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari
manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya
indikator manfaat, indikator dampak juga baru dapat
diketahui dalam jangka waktu menengah dan panjang.
Indikator dampak menunjukkan dasar pemikiran kenapa
kegiatan dilaksanakan, menggambarkan aspek makro
pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral,
regional dan nasional.
Contoh:
1). Peningkatan hal yang positif dlm jk panjang
- Persen Kenaikan Pendapatan perkapita masyarakat
- Peningkatan cadangan pangan
- Peningkatan PDRB sektor tertentu
2). Penurunan hal yang negatif dlm jk panjang
- Penurunan Tingkat kemiskinan
- Penurunan Tingkat Kematian
4.6. Rangkuman
Logical framework atau kerangka kerja logis dalam penyelenggaraan
program pembangunan, semisal pembangunan kesehatan yang
dibuat, menunjukkan bahwa seseorang (penyelenggara program)
mempunyai metode yang jelas dalam mengelola program, yang
bersangkutan juga mempunyai kemampuan teknis dalam pengertian
kemampuan teknis manajemen program, bukan saja mengetahui
teori manajemen tetapi dapat mengaplikasikannya secara teknis.
Disamping itu juga yang bersangkutan mempunyai konsep yang
jelas dalam melaksanakan tahap-tahap pencapaian tujuan dari
kegiatan program yang akan dilaksanakan. Kegagalan yang sering
ditemukan dalam penyelanggaraan program adalah seseorang
atau penanggung jawab program, Penanggung Jawab Operasional
Kegiatan (PJOK) tidak memahami dengan baik dan benar bahkan
tidak turut terlibat dalam penyusunannya tentang kerangka kerja
logis (logical Framework). Begitulah pentingnya kerangka kerja logis
dalam penyelenggaraan program pembangunan.
4.7. Latihan
1. Jelaskan kerangka kerja logis dalam melakukan monitoring
dan evaluasi pengembangan infrastruktur terpadu pada
kawasan strategis!
2. Sebutkan teknik dalam pengumpulan data pada kegiatan
monitoring dan evaluasi!
3. Jelaskan metode monitoring!
4. Jelaskan metode evaluasi!
BAB 5
ISI LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan isi/muatan laporan monitoring dan evaluasi.
5.3. Rangkuman
Penyusunan suatu laporan merupakan kegiatan yang perlu
dilakukan berkaitan dengan kegiatan monitoring dan/atau evaluasi.
Hasilnya perlu dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Tujuannya antara lain untuk perbaikan program,
pertanggungjawaban, pembuktian, penyelidikan, pendokumentasian,
perolehan dukungan, dan promosi pada masyarakat.
Berdasarkan hasil laporan monitoring dan evaluasi, diperoleh
identifikasi permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
program/kegiatan pengembangan infrastruktur terpadu pada
kawasan strategis. Selanjutnya dapat dirumuskan rekomendasi
tindak turun tangan yang perlu dilakukan
5.4. Latihan
Buatkan rencana monitoring dan evaluasi sesuai dengan studi kasus
pembagian wilayah pada kelompok masing-masing, selanjutnya
rencanakan tindak turun tangan yang akan dilakukan!
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Monitoring dan Evaluasi memiliki peran dan fungsi yang sangat
penting. Terutama dalam upaya untuk memastikan proses
pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan benar-benar “on the
track” sesuai tujuan rencana proyek dan program. Monitoring dapat
disebut sebagai “on going evaluation,” yang dilakukan sementara
kegiatan berlangsung untuk melakukan perbaikan “di tengah jalan”
bila diperlukan. Sementara Evaluasi dimaksud adalah “terminate
evaluation,” yang dilakukan pada akhir proyek untuk memastikan
apakah pelaksanaan dan manfaat proyek sesuai tujuannya atau
tidak. Lalu, hasilnya dapat dijadikan sebagai masukan untuk
perencanaan proyek/program berikutnya.
Keberhasilan suatu rencana proyek/program diukur dengan
menggunakan indikator harus bersifat SMART (spesifik,
measurable, achievable, relevant, time-bond). Hasil pemantauan
dan evaluasi perlu disusun dalam suatu laporan yang terstruktur dan
sistematis, serta akan menghasilkan suatu rumusan tindak turun
tangan.