Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah “Konsep Dasar Keperawatan II” tentang
“Kolaboratif Learning”

OLEH :

KELOMPOK 2

George Korhen Joostensz (P2012016) Yulian Melly Elle (P2012034)

Axsel Takaria (P2012005) Lesly Teslatu (P2012012)

Nathalia Tamarinszky Souhuwat Agustina Rahael (2012039)


(P2012024)
Dian Mangar (P2012047)
Grishela Sesilia Sarak (P2012018)
Beltasar Boger (P2012043)
Kornelia Rahadat (P2012008)
Fadli Hatala (P2012054)
Welmina Tetekay (P2012033)
Gerson Apalem (P20120060)

YAYASAN BANGUN PERSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “COLLABORATIVE LEARNING”.

Adapun makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan 2 agar dapat menunjang prosaes belajar . Kami mengakui bahwa
penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran sangat diperlukan untuk membangun dan memberikan kami sebuah
masukan untuk dapat menjadi yang lebih baik lagi di hari esok.

Semoga makalah yang kami buat dengan sederhana ini dapat berguna
bagi para pembaca sekalian.

Ambon, Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I. Pendahuluan.............................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................................2

BAB II. Pembahasan.............................................................................................3

2.1. Definisi Collaborative Learning.......................................................................3

2.2. Penerapan Collaborative Learning di Dalam Kelas.........................................4

2.3. Macam-Macam Bentuk Collaborative Learning..............................................8

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Collaborative Learning........................................11

BAB III. Penutup...................................................................................................13

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................13

3.2. Saran.................................................................................................................13

Daftar Pustaka.......................................................................................................14

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

dosen sebagai agen perubahan dalam proses pembelajaran dituntut untuk


memiliki kompetensi pedagogik. Tercapainya kompetensi ini ditunjukkan dengan
beberapa indikator antara lain menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar
yang mendidik serta mengembangkan KRS terkait mata kulia yang diampunya. Oleh
karena itu, menjadi keharusan bagi seorang pendidik untuk memahami konsep-
konsep pembelajaran.

Konsep pembelajaran yang diketahui oleh dosen selanjutnya digunakan sebagai


landasan untuk mengembangkan proses pembelajaran mereka. Penggunakan metode
ceramah dalam praktek pembelajaran di kampus sering kali tak dapat dihindari oleh
para dosen. Selain itu, penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran
saat ini pun banyak di implementasikan oleh para dosen. Diskusi kelompok dalam hal
ini dosen mengkondisikan para mahasiswa untuk bekerja sama menyelesaikan suatu
tugas yang disebut Collaborative Learning. Strategi ini digunakan oleh para dosen
dengan maksud meningkatkan keaktifan belajar para mahasiswa melalui kerja sama
di dalam ruangan.

Dengan kata lain penggunaan kerja sama (collaborative learning) dalam


pembelajaran dapat dikatakan pula sebagai sarana penerapan nilai kerjasama atau
kekompakan dalam pendidikan karakter dan budaya bangsa.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa definisi dari Collaborative Learning?
2. Bagaimana penerapan Collaborative Learning di dalam ruang kelas?
3. Apa saja macam-macam bentuk Collaborative Learning?
4. Apa kelebihan dan kekurangan Collaborative Learning?

1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Collaborative Learning
2. Untuk memahami penerapan Collaborative Leraning di dalam ruang kelas
3. Mengetahui dan memahami macam-macam bentuk Collaborative Leraning
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Collaborative Learning

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Collaborative Learning

Menurut pendapat Keohane kolaborasi yaitu bekerja bersama dengan yang lain,
kerja sama, bekerja dalam begian satu team, dan di dalamnya bercampur didalam satu
kelompok menuju keberhasilan bersama. Sedangkan Gokhale mendefinisikan bahwa
“collaborative learning” mengacu pada metode pengajaran di mana mahasiswa dalam
satu kelompok yang bervariasi tingkat kecakapannya bekerjasama dalam kelompok
kecil yang mengarah pada tujuan bersama.

Dari pengertian kolaborasi yang diungkapkan oleh berbagai ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pengertian Collaborative Learning (belajar kolaborasi) adalah
suatu strategi pembelajaran di mana para mahasiswa dengan variasi yang bertingkat
bekerjasama dalam kelompok kecil kearah satu tujuan. Dalam kelompok ini para
mahasiswa saling membantu antara satu dengan yang lain. Jadi situasi belajar
kolaboratif ada unsur ketergantungan yang positif untuk mencapai kesuksesan.

Belajar kolaboratif menuntut adanya modifikasi tujuan pembelajaran dari yang


semula sekedar penyampaian informasi menjadi konstruksi pengetahuan oleh
individu melalui belajar kelompok. Dalam belajar kolaboratif, tidak ada perbedaan
tugas untuk masing-masing individu, melainkan tugas itu milik bersama dan
diselesikan secara bersama tanpa membedakan percakapan belajar mahasiswa.

Dari uraian diatas, kita bisa mengetahui hal yang ditekankan dalam belajar
kolaboratif yaitu bagaimana “cara agar mahasiswa dalam aktivitas belajar kelompok
terjadi adanya kerjasama, interaksi, dan pertukaran informasi”.

Strategi pembelajaran kolaboratif didukung oleh adanya tiga teori, yaitu:

3
1. Teori Kognitif
Teori ini berkaitan dengan terjadinya pertukaran konsep antar anggota
kelompok pada pembelajaran kolaboratif sehingga dalam suatu kelompok
akan terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan pada setiap anggota.

2. Teori Konstruktivisme Sosial


Pada teori ini terlihat adanya interaksi sosial antar anggota yang akan
membantu perkembangan individu dan meningkatkan sikap saling
menghormati pendapat anggota semua kelompok

3. Teori Motivasi
Teori ini teraplikasi dalam struktur pembelajaran kolaboratif karena
pembelajaran tersebut akan memberikan lingkungan yang kondusif bagi
mahasiswa untuk belajar, menambah keberanian anggota untuk memberi
pendapat dan menciptakan situasi saling memerlukan pada seluruh anggota
dalam kelompok.

2.2. Penerapan Collaborative Learning di Dalam Ruang Kelas

Salah satu upaya untuk mewujudkan suasana belajar yang memungkinkan


peserta didik berkomunikasi secara baik adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran Collaborative Learning (pembelajaran kerjasama). Collaborative
Learning merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran Active Learning yang lebih
menekankan kepada aktifitas dan kreatifitas mahasiswa. Metode ini meliputi berbagai
cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang
membangun kerja kelompok dan dalam waktu yang singkat membuat mereka berpikir
tentang materi pelajaran.

4
Realisasi collaborative learning dalam pembelajaran adalah peserta didik
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang berbeda. Setiap kelompok diberi
tugas untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara bekerja sama dengan seluruh
anggota kelompoknya. Setiap anggota diharuskan aktif dalam menyelesaikan masalah
tersebut.

Dosen memonitor jalannya kerjasama dan memberikan bimbingan jika


menemukan kelompok yang kurang baik dalam bekerja sama. Pembelajaran dengan
metode ini dilakukan dalam beberapa kali pertemuan, tergantung pada seberapa sulit
masalah yang harus dipecahkan. Durasi pertemuan antar anggota kelompok maupun
antar kelompok dalam bekerja sama akan memberikan pengaruh terhadap
keberhasilan metode ini. Pertemuan kelompok yang teratur dalam jangka waktu
tertentu akan dapat meningkatkan kesuksesan dibanding kelompok yang hanya
bekerja sama kadang-kadang saja. Pembelajaran ini dirancang untuk memaksimalkan
keberhasilan belajar secara kolaboratif dan untuk mengasah keterampilan kerjasama
mahasiswa dalam berinteraksi dengan teman-temannya, dan juga untuk
meminimalkan kegagalan belajar yang dilakukan secara sendiri-diri.

Berikut ini langkah-langkah pembelajaran kolaboratif.

1) Para mahasiswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi


tugas sendiri-sendiri.
2) Semua mahasiswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis..
3) Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi,
mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-
jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan
sendiri.
4) Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah,
masing-masing mahasiswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.

5
5) Dosen menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan
agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi
hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di depan ruang kelas, mahasiswa pada
kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi
tersebut, dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan selama lebih kurang 20-30
menit.
6) Masing-masing mahasiswa dalam kelompok kolaboratif melakukan
elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan
dikumpulan.
7) Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan,
disusun perkelompok kolaboratif.
8) Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan
berikutnya, dan didiskusikan.

Tiga bentuk pola pengelompokkan Collaborative Learning Di Dalam ruan Kelas


, yaitu:

a. The two-person group (tutoring)


Yaitu satu orang ditugasi mengajar yang lain. Jadi, mahasiswa dapat berperan
sebagai pengajar yang disebut tutor, sedangkan mahasiswa yang lain disebut
tutee.

b. The small group (interactive recitation; discussion)


Adalah cara penyampaian bahan pelajaran di mana dosen memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan masalah.

6
c. Small or large group (recitation)
Yaitu suatu metode mengajar dan pengajar memberikan tugas untuk
mempelajari sesuatu kepada pembelajar, kemudian melaporkan hasilnya.
Tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar dapat dilaksanakan di rumah,
kampus, perpustakaan, laboratorium, atau di tempat lain.

Ada lima elemen dasar yang dibutuhkan agar kerjasama dalam proses
pembelajaran dapat sukses, yaitu :

a. Possitive interdependence (saling ketergantungan positif)


Yaitu mahasiswa harus percaya bahwa mereka adalah proses belajar bersama
dan mereka peduli pada belajar mahasiswa yang lain. Dalam pembelajaran ini
setiap mahasiswa harus merasa bahwa ia bergantung secara positif dan terikat
dengan antarsesama anggota kelompoknya dengan tanggung jawab menguasai
bahan pelajaran dan memastikan bahwa semua anggota kelompoknya pun
menguasainya. Mereka merasa tidak akan sukses bila mahasiswa lain juga
tidak sukses.

b. Verbal, face to face interaction (interaksi langsung antar mahasiswa)


Yaitu hasil belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan adanya komunikasi
verbal antar mahasiswa yang didukung oleh saling ketergantungan positif.
mahasiswa harus saling berhadapan dan saling membantu dalam pencapaian
tujuan belajar.mahasiswa juga harus menjelaskan, berargumen, elaborasi, dan
terikat terhadap apa yang mereka pelajari sekarang untuk mengikat apa yang
mereka pelajari sebelumnya.

7
c. Individual accountability (pertanggung jawaban individu)
Yaitu setiap kelompok harus realis bahwa mereka harus belajar. Agar dalam
suatu kelompok mahasiswa dapat menyumbang, mendukung dan membantu
satu sama lain, setiap mahasiswa dituntut harus menguasai materi yang
dijadikan pokok bahasan. Dengan demikian setiap anggota kelompok
bertanggung jawab untuk mempelajari pokok bahasan dan bertanggung jawab
pula terhadap hasil belajar kelompok.

d. Social skills (keterampilan berkolaborasi)


Yaitu keterampilan sosial mahasiswa sangat penting dalam pembelajaran.
mahasiswa dituntut mempunyai keterampilan berkolaborasi, sehingga dalam
kelompok tercipta interaksi yang dinamis untuk saling belajar dan
membelajarkan sebagai bagian dari proses belajar kolaboratif. mahasiswa
harus belajar dan diajar kepemimpian, komunikasi, kepercayaan, membangun
dan keterampilan dalam memecahkan konflik.

e. Group processing (keefektifan proses kelompok)


Yaitu kelompok harus mampu menilai kebaikan apa yang mereka kerjakan
secara bersama dan bagaimana mereka dapat melakukan secara lebih baik.
mahasiswa memproses keefektifan kelompok belajarnya dengan cara
menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang belajar dan mana yang
tidak serta membuat keputusan-keputusan tindakan yang dapat dilanjutkan
atau yang perlu diubah.

2.3. Macam-Macam Bentuk Collaborative Learning


Ada banyak macam pembelajaran kolaboratif yang pernah dikembangkan
oleh para ahli, tetapi hanya sekitar sepuluh macam yang mendapatkan perhatian
secara luas, yaitu:

8
1. Learning Together
Dalam metode ini kelompok-kelompok kelas beranggotakan mahasiswa yang
beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen. Satu kelompok hanya menerima dan
mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja
kelompok.

2. Teams-Games-Tournament (TGT)
Setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok
akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat
kemampuan masing-masing. Penilaian didasarkan pada jumlah nilai yang
diperoleh kelompok.

3. Group Investigation (GI)


Semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian
beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok
menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan
melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan
forum kelas. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.

4. Academic-Constructive Controversy (AC)


Setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi
konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-
masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota
kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan
pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan,
hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

9
5. Jigsaw Proscedure (JP)
Dalam bentuk pembelajaran ini, anggota suatu kelompok diberi tugas yang
berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan. Agar setiap anggota dapat
memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasarkan pada rata-rata skor tes kelompok.

6. Student Team Achievement Divisions (STAD)


Para mahasiswa dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Anggota-anggota dalam setiap kelompok saling belajar dan membelajarkan
sesamanya. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh
terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok
akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu mahasiswa. Penilaian
didasarkan pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok.

7. Complex Instruction (CI)


Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan suatu proyek yang
berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, dan pengetahuan
sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua anggota
kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam
pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di
antara para mahasiswa yang sangat heterogen. Penilaian didasarkan pada
proses dan hasil kerja kelompok.

8. Team Accelerated Instruction (TAI)


Bentuk pembelajaran ini merupakan kombinasi antara pembelajaran
kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap,
setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri
terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam
kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap
siswa mengerjakan soal-soal tahap berikutnya. Namun jika seorang

10
mahasiswa belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia
harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasarkan pada hasil
belajar individual maupun kelompok.

9. Cooperative Learning Stuctures (CLS)


Dalam pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua
mahasiswa (berpasangan). Seorang mahasiswa bertindak sebagai tutor dan
yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab
oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah
ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua siswa yang saling berpasangan itu berganti peran.

10. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)


Model pembelajaran ini mirip dengan TAI. Sesuai namanya, model
pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata
bahasa. Dalam pembelajaran ini, para mahasiswa saling menilai kemampuan
membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam
kelompoknya.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Collaborative Learning


a. Kelebihan
 Mahasiswa belajar bermusyawarah
 Mahasiswa belajar menghargai pendapat orang lain
 Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional
 Dapat memupuk rasa kerja sama
 Adanya persaingan yang sehat

11
b. Kelemahan
 Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
 Membutuhkan waktu cukup banyak.
 Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya
yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung pada orang lain.
 Kebulatan atau kesimpulan bahan kadang sukar dicapai.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa collaborative learning merupakan
salah satu strategi pembelejaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar.
Dalam strategi tersebut lebih memfokuskan bagaimana memaksimalkan partisipasi
dan keaktifan dalam pembelajaran serta bagaimana siswa dapat mengkonstruksi
sendiri ilmu pengetahuan untuk menjadi miliknya. Dalam strategi ini, peran guru
cenderung menjadi fasilitator, motivator, dan membimbing menemukan alternatif
pemencahan bila terjadi siswa mengalami kesulitan belajar.

3.2. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
bagi para pendidik untuk bisa menerapkan pembelajaran Collaborative Learning di
dalam kelas. Agar tercipta suasana yang menyenangkan dan menggembirakan bagi
siswa.

13
Daftar Pustaka

Hastuti, Sri. 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Bagian Proyek Penataran Guru Slip Setara D-III.

Parwoto. 2007. Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta :


Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.

Smith, B. L., and MacGregor, J. T. (1992). "What is collaborative learning?" In


Goodsell, A. S., Maher, M. R., and Tinto, V., Eds. (1992), Collaborative Learning: A
Sourcebook for Higher Education. National Center on Postsecondary Teaching,
Learning, & Assessment, Syracuse University.

Rockwood, H. S. III (1995a). "Cooperative and collaborative learning" The national


teaching & learning forum, 4 (6), 8-9.

14

Anda mungkin juga menyukai