Anda di halaman 1dari 15

MAKAL

AH
PANCA

Disusun Oleh Kelompok I ( Satu )


......

( Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila STT Garut Semester I Tahun ajaran 2013 – 2014)

STT Garut
20... – 20...

BAB I LATAR BELAKANG

Dalam terminology Arab, ideology diistilahkan dengan mabda’ (bada’a yabdau-

mabda’an). Mabda adalah bentuk isim mimiy dari kata bada’, yang artinya

memulai.Selanjutnya, kata ini diserap dalam konteks bahasa Arab untuk mengartikan sebuah

pemikiran yang menjadi dasar (fundamen) bagi pemikiran-pemikiran cabang lainnya. Dengan
kata lain, ideology adalah pemikiran mendasar yang tidak didasari oleh pemikiran lainnya,

akan tetapi justru mendasari lahirnya pemikiran-pemikiran lainnya.

Pembahasan Islam sebagai sebuah ideologi di sini tidak dimaksudkan untuk

mengidentikan Islam sebagai agama yang bersumber dari akal manusia (Mohammadenisme),

akan tetapi kata “ideologi” (mabda’) untuk memberikan gambaran bahwa Islam adalah

agama yang;

1. berisikan konsep-konsep mendasar yang di atasnya dibangun sistem aturan

(aqidah),

2. mengatur seluruh aspek kehidupan,

3. peruntukannya universal,

4. harus diperjuangkan oleh umatnya.Empat hal ini merupakan ciri dari sebuah

ideologi. Kata ideologi di sini juga untuk membedakan Islam dengan agama-agama spiritual

yang hanya mengatur dimensi-dimensi vertikal saja. Karena hanya mengatur dimensi

spiritual saja, agama-agama non Islam bukanlah agama yang bercorak ideologis.

Pertama, Islam dengan ushul ‘aqidah dan hukumnya merupakan pemikiran mendasar

yang diatasnya dibangun pemikiran-pemikiran cabang. Pokok-pokok ajaran Islam –ushul

aqidah dan ushul ahkam—merupakan pemikiran mendasar yang mendasari seluruh pemikiran

cabang, baik yang berhubungan dengan masalah keyakinan dan hukum. Seluruh pemikiran

cabang harus terpancar dan digali dari pokok-pokok ajaran Islam ini. Pemikiran cabang

apapun tidak boleh lepas dari pemikiran dasarnya, ushul aqidah dan ushul ahkam. Kenyataan

ini menunjukkan bahwa Islam memuat pemikiran mendasar yang melandasi seluruh
pemikiran cabang; sekaligus menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang bercorak

ideologis.

Kedua, Islam dengan al-Quran dan Sunnah telah menjelaskan seluruh aspek

kehidupan. Al-Quran telah menyatakan hal ini di beberapa tempat.

‫ ْي ٍء‬8‫ ِّل َش‬8‫يل ُك‬ ِ ‫ ِه َوتَ ْف‬8‫ق الَّ ِذي بَ ْينَ يَ َد ْي‬
َ 8‫ص‬ َ ‫ ِدي‬8‫َص‬ ِ ‫ص ِه ْم ِع ْب َرةٌ أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬
ْ ‫ َرى َولَ ِك ْن ت‬8َ‫ ِديثًا يُ ْفت‬8‫ب َما َكانَ َح‬ َ َ‫لَقَ ْد َكانَ فِي ق‬
ِ ‫ص‬

َ‫َوهُدًى َو َرحْ َمةً لِقَوْ ٍم ي ُْؤ ِمنُون‬

“Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-

kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat

bagi kaum yang beriman.”[TQS Yusuf (12):111]

َ‫َاب تِ ْبيَانًا لِ ُكلِّ َش ْي ٍء َوهُدًى َو َرحْ َمةً َوبُ ْش َرى لِ ْل ُم ْسلِ ِمين‬
َ ‫ك ْال ِكت‬
َ ‫َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْي‬

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala

sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah

diri.”[TQS An Nahl (12):89]

Nash-nash ini menunjukkan bahwa al-Quran telah menjelaskan solusi atas seluruh

problematika umat manusia. Meskipun demikian, al-Quran hanya memuat pokok-pokok

global –namun, ada juga beberapa persoalan yang dijelaskan secara rinci dalam al-Quran–,

sedangkan al-sunnah lebih memerinci apa-apa yang dijelaskan oleh al-Quran. Kenyataan

seperti ini menggambarkan kepada kita bahwa al-Quran dan sunnah merupakan sistem aturan

yang memecahkan seluruh persoalan umat manusia. Islam tidak hanya mengatur dan

memecahkan masalah ibadah saja, akan tetapi ia juga mengatur masalah ekonomi, politik,
pidana, dan lain-lain. Tidak ada satupun persoalan yang tidak diatur dan dipecahkan oleh

Islam. Semua ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang bercorak ideologis.

Sebab, Islam telah mengatur dan menjelaskan solusi atas seluruh problematika umat manusia.

Ketiga, ajaran Islam diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, dan tidak hanya

ditujukan bagi kaum muslim saja. Keuniversalan Islam ditunjukkan dalam beberapa nash

berikut ini.

ِ َّ‫اس بَ ِشيرًا َونَ ِذيرًا َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن‬


َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا‬
ِ َّ‫ك إِاَّل َكافَّةً لِلن‬

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya

sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia

tiada mengetahui.”[TQS Saba’ (34):28]

ِ ‫آ ِمنُوا بِاهَّلل‬88َ‫يت ف‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬


ُ ‫ َو يُحْ يِي َويُ ِم‬8 ُ‫ض اَل إِلَهَ إِاَّل ه‬ ُ ‫قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي َرسُو ُل هَّللا ِ إِلَ ْي ُك ْم َج ِميعًا الَّ ِذي لَهُ ُم ْل‬
ِ ‫ك ال َّس َم َوا‬

َ‫َو َرسُولِ ِه النَّبِ ِّي اأْل ُ ِّم ِّي الَّ ِذي ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو َكلِ َماتِ ِه َواتَّبِعُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدون‬

“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,

yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak

disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada

Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-

kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk“.[TQS Al

A’raf (7):158]
Rasulullah saw juga bersabda, “Saya diutus untuk bangsa yang berkulit merah hingga yang

berkulit hitam.”

Nash-nash di atas merupakan bukti bahwa Islam merupakan ajaran universal yang

diperuntukkan bukan hanya untuk umat Islam semata, akan tetapi juga ditujukan bagi seluruh

umat manusia. Karakter universal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan ajaran yang

bercorak ideologis. Sebab, Islam adalah agama universal.

Empat, Islam juga mengharuskan para pengikutnya untuk menyebarkan Islam hingga

ke seluruh penjuru alam, lihat dakwah dan jihad. Spirit untuk menyebarkan ajaran Islam ke

seluruh penjuru dunia, membuktikan bahwa Islam adalah agama ideologis. Hal ini didasarkan

pada nash-nash berikut ini.

َ‫َوقَاتِلُوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ الَّ ِذينَ يُقَاتِلُونَ ُك ْم َواَل تَ ْعتَدُوا إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْعتَ ِدين‬

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah

kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

melampaui batas.”[TQS Al Baqarah (2):190]

‫ َر ِام‬8‫ ِج ِد ْال َح‬8‫ َد ْال َم ْس‬8‫اتِلُوهُ ْم ِع ْن‬88َ‫ل َواَل تُق‬8


ِ 8‫ ُّد ِمنَ ْالقَ ْت‬8‫ْث أَ ْخ َرجُو ُك ْم َو ْالفِ ْتنَةُ أَ َش‬
ُ ‫ْث ثَقِ ْفتُ ُموهُ ْم َوأَ ْخ ِرجُوهُ ْم ِم ْن َحي‬
ُ ‫َوا ْقتُلُوهُ ْم َحي‬

َ‫ك َجزَ ا ُء ْال َكافِ ِرين‬


َ ِ‫َحتَّى يُقَاتِلُو ُك ْم فِي ِه فَإ ِ ْن قَاتَلُو ُك ْم فَا ْقتُلُوهُ ْم َك َذل‬

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari

tempat mereka telah mengusir kamu, dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan,

dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi

kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka.

Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.”[TQS Al Baqarah (2):191]


Rasulullah saw bersabda, “Aku ini diperintahkan untuk memerangi seluruh umat

manusia sampai mereka mengatakan La Ilaha Illa al-Allah, Mohammad Rasulullah,

mengerjakan sholat dan membayar zakat. Jika mereka melakukan hal ini, maka selamatlah

harta dan jiwanya dari aku, kecuali atas hak-hak Islam.”[HR. Imam Muslim]

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa Islam telah memerintahkan umatnya untuk

menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Ini menunjukkan

bahwa Islam merupakan ajaran yang bercorak ideologis.

Ringkasnya, Islam sebagai agama yang bercorak ideologis terwajahkan pada dua hal.

Pertama, Islam memuat seperangkat pemikiran-pemikiran tentang keyakinan dan solusi

(fikrah). Kedua, Islam juga menjelaskan secara rinci tentang,

(1) bagaimana tata cara menjaga aqidah,

(2) bagaimana tata cara melaksanakan pemecahan-pemecahan (solusi),

(3) bagaimana tata cara mengemban dakwah Islam (thariqah) Jadi, yang dimaksud

dengan mabda’ adalah kesatuan antara fikrah dan thariqah. Fikrah mencakup aqidah dan

mu’alajah (pemecahan/solusi). Sedangkan thariqah (metode) mencakup metode untuk

menjaga aqidah, metode untuk melaksanakan pemecahan-pemecahan, dan metode untuk

mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Satu kesatuan fikrah dan thariqah inilah

yang disebut dengan mabda’ (ideologi).

Oleh karena itu, Islam adalah sebuah mabda’ (ideologi), dan bukan sekedar agama

yang mengatur masalah-masalah ritual-spiritual belaka. Lebih dari itu, Islam dengan aturan-

aturannya yang sempurna telah mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia, serta

mewajibkan pemeluknya untuk menyebarkan dan mendakwahkannya ke seluruh penjuru

dunia. Dengan demikian, tak ada keraguan lagi, bahwa Islam adalah sebuah ideologi shahih

yang berbeda dengan agama-agama dan ideologi-ideologi lain yang ada di dunia ini.
Hanya saja, Islam ideologis akan terwujud di dalam kehidupan masyarakat, jika Islam

ditegakkan dan diemban secara ideologis. Dengan kata lain, Islam ideologis ini hanya bisa

diwujudkan bila kaum Muslim memiliki sistem kenegaraan yang kuat dan tangguh. Adanya

negara merupakan keniscayaan bagi tertegak dan tersebarnya Islam ideologis ke seluruh

penjuru dunia. Sebaliknya, kehancuran Islam ideologis disebabkan karena kaum muslim tidak

lagi memiliki negara sebagai penyangga utama bagi Islam ideologis.


BAB II INTI AJARAN

Ideologi Islam lahir berdasar akidah Islam. Islam dilahirkan dari proses berfikir yang

menghasilkan keyakinan yang teguh terhadap keberadaan (wujud) Allah sebagai Sang

Pencipta dan Pengatur Kehidupan, alam semesta dan seluruh isinya, termasuk manusia.

Darinya lahir keyakinan akan keadilan dan kekuasaan Allah Yang Maha Tahu dan Maha

Pengatur, Allah telah mewahyukan aturan hidup, yaitu syariat Islam yang sempurna dan

diperuntukkan bagi manusia.

Syariat Islam tersebut bersumber pada Al Qur'an dan Al Hadist. Dari keyakinan ini

tumbuhlah keyakinan akan adanya rasul dari golongan manusia, yang menuntun dan

mengajarkan manusia untuk mentaati penciptanya, dan meyakini akan adanya hari

perjumpaan dengan Allah SWT. Aturan hidup yang dimaksud merupakan aturan hidup yang

bersumber dari wahyu Allah. Aturan ini mengatur berbagai cara hidup manusia yang berlaku

dimana saja dan kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu. Dari peraturan yang mengikat

individu ataupun masyarakat dan bahkan sistem kenegaraan, seluruhnya ada diatur dalam

Islam.

Jadi agama Islam mempunyai peraturan hidup.Seperti Hukum Mu’amalah (Sistem

Ekonomi Islam, Sistem Pentadbiran, Sistem Sosial, Pendidikan Islam) dan Hukum Uqubat

(Hudud, Qisas, Takzir dan Mua’lafat) merupakan peraturan hidup sesama manusia. Manakala

peraturan manusia dengan diri sendiri seperti makan minum dan pakaian serta peraturan

manusia dengan Allah mencakupi ibadah dan aqidah. Peraturan ini yang diciptakan oleh

Allah biasanya dipanggil syarak. Disamping itu Muhammad itu pesuruh Allah, Al Quran itu

kalam Allah dan seperti pembaca sedia maklum tentang Rukun Iman & Rukun Islam.
Penganut ideologi Islam percaya jika sebelum kehidupan adalah berasal dari Allah

SWT, saat kehidupan bertujuan untuk mendapatkan ridha-Nya, dan setelah meninggal

kembali kepada-Nya dengan pertanggungjawaban.

Islam memandang masyarakat sebagai individu yang terkait dan tidak dapat

dipisahkan dari jama’ah ibarat satu bahagian anggota tubuh. Serta jamaah pula tidak dapat

dipisahkan dari individu-individu. Masyarakat itu terdiri daripada manusia, pemikiran,

perasaan dan peraturan (sistem) yang mengikat perbuatan dan tingkahlaku.

Ideologi Islam mulai dijelmakan dalam sistem pemerintahan Islam sejak tahun 622

Masehi di Madinah oleh Rasulullah Muhammad SAW. Sepanjang riwayatnya, ideologi ini

mampu memberikan solusi dan kemakmuran bagi masyarakatnya. Namun, ideologi Islam tak

lagi diterapkan sejak 3 Maret 1924, saat runtuhnya khilafah Turki Utsmani. Sejak saat itu,

Islam sebagai ideologi tak lagi diterapkan secara menyeluruh

Negara penganut Ideologi Islam

Negara – negarapenganut hukum Islam/Ideologi Islam diantaranya sebagai beikut.

1. Pakistan 25. Azerbaijan

2. Bangladesh 26. Tajikistan

3. Nigeria 27. Sierra Leone

4. Egypt 28. Libya

5. Turkey 29. Jordan

6. Iran 30. United Arab Emirates

7. Sudan 31. Kyrgyzstan

8. Algeria 32. Turkmenistan

9. Afghanistan 33. Chad

10. Morocco 34. Eritrea


11. Iraq 35. Lebanon

12. Malaysia 36. Palestine

13. Saudi Arabia 37. Kuwait

14. Uzbekistan 38. Albania

15. Yemen 39. Mauritania

16. Syria 40. Oman

17. Kazakhstan 41. Kosovo

18. Niger 42. The Gambia

19. Burkina Faso 43. Bahrain

20. Mali 44. Comoros

21. Senegal 45. Qatar

22. Tunisia 46. Djibouti

23. Guinea 47. Brunei

24. Somalia 48. Maldives


BAB III PENERAPAN IDEOLOGI ISLAM

Penerapan ideologi islam

1. Sumber: Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW.

2. Dasar kepemimpinan ideologis: La ilaha illallah (menyatukan antara hukum Allah

SWT dengan kehidupan).

3. Kesesuaian dengan fitrah: Islam menetapkan manusia itu lemah. Jadi, segala

aturan apapun harus berasal dari Allah SWT lewat wahyu-Nya.

4. Pembuat hukum dan aturan: Allah SWT lewat wahyu-Nya. Akal manusia

berfungsi menggali fakta dan memahami hukum dari wahyu.

5. Fokus: Individu merupakan salah satu anggota masyarakat. Individu diperhatikan

demi kebaikan masyarakat, dan masyarakat untuk kebaikan individu.

6. Ikatan perbuatan: Seluruh perbuatan terikat dengan hukum syaro'. Perbuatan baru

bebas dilakukan bila sesuai dengan hukum syaro'.

7. Tujuan tertinggi yang hendak dicapai: Ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana

telah dibahas.

8. Tolok ukur kebahagiaan: Mencapai ridho Allah SWT, yang terletak dalam

ketaatan dalam setiap perbuatan.

9. Kebebasan pribadi dalam berbuat: Distandarisasi oleh hukum syaro'. Bila sesuai,

bebas dilakukan. Bila tidak, maka tidak boleh dilakukan.

10. Pandangan terhadap masyarakat: Masyarakat merupakan kumpulan individu yang

memiliki perasaan dan pemikiran yang satu serta diatur oleh hukum yang sama.

11. Dasar perekonomian: Setiap orang bebas menjalankan perekonomian dengan

membatasi sebab pemilikan dan jenis pemiliknya. Sedangkan jumlah kekayaan

yang dimiliki tidak boleh dibatasi.


12. Kemunculan sistem aturan: Allah SWT telah menjadikan bagi manusia sistem

aturan untuk dijalankan dalam kehidupan yang diturunkan pada Nabi Muhammad

SAW. Manusia hanya memahami permasalahan, lalu menggali hukum dari Al

Qur'an dan As Sunnah.

13. Tolok ukur: Halal dan haram.

14. Penerapan hukum: Atas dasar ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan

penerapan dari masyarakat.

Selain ciri-ciri penerapan diatas, ideologi Islam juga memiliki beberapa karakteristik.

Antara lain:

1. Ide :Aqidah 'aqliyyah: Rukun iman.

2. Etika: Jalan yang Lurus

3. Penyelesaian masalah hidup: Identetan hukum dalam ibadah, sosial masyarakat,

ekonomi, pemerintah, pendidikan, pengadilan, dan akhlak.

4. Metode Penerapan: Khilafah Islamiyah.

5. Penjagaan: Hukum Islam.

6. Penyebarluasan ideologi: Dakwah dan jihad.


BAB IV PENDAPAT

Penerapan hukum Islam di Indonesia sebaiknya memang ditinjau terlebih dahulu dari

beberapa sisi. Jangan sampai penerapan hukum agama apapun di Indonesia nantinya malah

menjadikan negara kita sebagai negara yang kesatuan bangsanya terpecah belah dan rentan

konflik antar agama.

Hal yang paling penting adalah saling menjaga dengan saling menghargai. Tidak

mengusik pemeluk agama lain dalam hal keyakinan dan tata cara agamanya tersebut.

Setiap agama memiliki tata cara peribadatan yang berbeda-beda. Tentunya hal tersebut

tidaklah bias dicampur-adukkan dengan peribadatan agama yang lain. Hal ini lah yang

biasanya memicu konflik yang ada di Negara Indonesia tercinta ini.

Kita tahu beberapa tahun kebelakang timbul isi penerapan hukum islam di Indonesia.

Adanya isu penerapan hukum Islam di Negara Indonesia karena adanya rasa kurang puas

oleh beberapa orang terhadap hukum yang sudah ada. Hukum yang sudah ada dirasakan tidak

memiliki faedah dan tidak berpihak pada rakyat kecil.

Semua penerapan hukum yang ada dirasakan telah menyalahi aturan yang telah

diberikan oleh sang pencipta yakni Allah SWT. Keadilan yang seharusnya ditegakkan untuk

semua golongan tidak terjadi.

Keadilan hanyalah tegak kepada rakyat miskin saja dan tidak tegak kepada kaum atas.

Kaum atas yang dimaksud adalah orang yang memiliki kekuasaan dan kekayaan yang lebih

sehingga mampu menyetir hukum yang ada di Negara tercinta ini.

Tentunya semua orang akan geram ketika melihat ketidakadilan ini terlihat dan nyata

ada di depan mata. Oleh karena itu, ada beberapa orang yang merasa lebih pantas mengganti

aturan yang ada tersebut dengan aturan yang berasal dari sang pencipta.
Bisa dipastikan bahwa aturan yang berasal dari sang pencipta yakni Allah SWT

adalah aturan yang tidak memiliki cacat sedikitpun. Karena itu tersebut merupakan aturan

yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai Tuhan yang telah menciptakan manusia.

Namun aturan tersebut tidak serta merta langsung diterima oleh khalayak ramai pada

umumnya. Hal ini karena bangsa kita yakni Indonesia merupakan bangsa yang majemuk

yang terdiri dari berbagai agama.

Semua orang memiliki keyakinan agamanya masing-masing. Semuanya merasa

bahwa aturan agamanya bisa diterapkan dalam setiap orang. Hal ini lah yang biasanya

menjadi perdebatan atau perbincangan akan adanya aturan hukum islam yang ingin

diterapkan di Negara ini.

Secara sejarah memang agama Islam pernah memiliki sebuah Negara atau yang biasa

disebut daulah yang sangat besar. Karena Negara tersebutlah agama islam bisa diterapkan

dan sebarkan ke seluruh penjuru negeri yang ada di dunia ini.

Bangsa arab yang merupakan bangsa yang tertinggal dan terkenal sebagai bangsa

barbar mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat akibat dari adanya Islam.

Saat Islam datang ke negeri Arab, bangsa arab merupakan bangsa yang sangat bodoh.

Banyak sekali peradabannya yang tidak masuk akal. Bayi yang terlahir sebagai perempuan

banyak yang dikubur hidup-hidup karena dianggap sebagai sebuah aib keluarga. Tidak hanya

sampai di situ saja kebudayaan arab yang sangat jahiliyah. Masih banyaka lagi lainnya yang

masih jahil.

Namun semua berubah ketika Islam datang ke negeri tersebut. Negeri itu bukanlah

lagi negeri yang bodoh dan tercerai berai. Nilai-nilai kesukuan yang selama ini memecah

belah persatuan seluruh bangsa arab sekarang menjadi pemersatu semua bangsa arab.
Dengan bersatunya bangsa arab di bawah satu panji yakni Islam menjadi bangsa Arab

sebagai bangsa yang kuat. Sedikit demi sedikit Negara tetangga yang berada di sekitar

wilayah arab pun ditundukkan.

Dalam penundukkan yang dilakukan oleh Islam sangatlah berbeda dengan yang telah

dilakukan oleh pendahulunya. Bangsa arab yang membawa nilai Islam tidak memaksakan

agamanya kepada pemeluk agama lain. Bahkan agama islam memberikan jaminan keamanan

kepada agama lain yang berada di wilayah kekuasaan islam.

Oleh sebab itulah, maka banyak sekali penduduk yang berada di wilayah kekuasaan

islam pada waktu itu berduyun-duyun masuk ke agama islam. Semua itu dikarenakan oleh

nilai kearifan yang diberikan oleh agama islam yang telah membebaskan meraka semua dari

tirani yang telah lama membelenggu mereka.

Hal inilah yang harus coba diterapkan ke dalam Negara tercinta ini. Tentu saja semua

tidak semudah membalik telapak tangan. Harus ada pertimbangan dan persetujuan dari semua

orang yang tinggal di dalam Negara ini.

Anda mungkin juga menyukai