Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : DEWI RUMININGSIH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030040772

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4131/SISTEM HUKUM INDONESIA

Kode/Nama UPBJJ : PALANGKA RAYA

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL:
1. Mengacu pada pertimbangan putusan MA yang disebutkan di atas, Berikan pendapat saudara
dikaitkan dengan fungsi hukum law as a tool of social engineering!

JAWABAN:
1. Law as a tool of sosial engineering merupakan teori yang dikemukakan oleh Roscoe Pound, yang
berarti hukum sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat, dalam istilah ini hukum diharapkan
dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam masyaraka, yang mana berdasarkan kutipan
tersebut diatas penerapan dari teori law as a tool of social engineering: Salah satu contoh ada di
dalam Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Nomor 23 Tahun 2004, di
dalam Pasal 5

SOAL:
2. 1. Mengapa masih terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat hukum adat
oleh negara, terutama hak ulayat, meskipun telah ada ketentuan Pasal 18B ayat (2) UUD 1945
yang memberikan jaminan hak konstitusional masyarakat hukum adat ? Silakan dianalisis
kelemahan dari ketentuan Pasal 18B ayat (2) UUD 1945!

2. Kaitkan tanggapan anda bahwa pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat hukum adat oleh
negara tidak terlepas dari pengaruh politik hukum masa kolonial yang dicantumkan dalam
Algemene Bepalingen, Reglemen Regering dan lndische Staatregeling!

JAWABAN:
2. 1. pelanggaran terhadap hak masyarakat adat berakar dari pengabaian keberadaan mereka
beserta hak-haknya. Minimnya pengakuan Pemerintah Daerah atas keberadaan masyarakat
adat selalu menjadi dasar dari sulitnya pemulihan hak mereka. Selain itu, kebijakan
pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan dan korupsi juga ikut berkontribusi
terhadap munculnya pelanggaran ini.

2. istilah masyarakat hukum adat diakui dalam konstitusi dan tercantum secara eksplisit dalam
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 6 ayat (1) dan (2). Ada
pula yang menggunakan istilah masyarakat adat, misal dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
(AMAN) yang berpendapat jika tidak semua masyarakat adat memiliki hukum, namun mereka
memiliki adat yang secara turun temurun dijalankan sehingga dikhawatirkan jika menggunakan
istilah masyarakat hukum adat maka hanya masyarakat adat yang memiliki hukum yang akan
dianggap, Sayangnya, berdasarkan penelitian Komnas HAM dalam inquiry nasional, mayoritas
masyarakat hukum adat di Indonesia belum memperoleh kembali tanah-tanahnya. Ada syarat
administratif yang harus dipenuhi terlebih dahulu, seperti diwajibkan adanya peraturan daerah
atau produk hukum daerah laiinya yang justru menjadi kendala untuk adanya pengembalian
tanah-tanah tersebut. “Begitu banyak masyarakat hukum adat, begitu luas kawasan hutan dan
banyaknya tumpang tindih antara tanah adat dan tanah negara menyebabkan sampai saat ini
baru sekitar 30.000 hektar yang dikembalikan dan diakui sebagai hutan adat. Bayangkan, itu
hanya sedikit dari target 4.500.000 hektar.
SOAL:
3. a. Pada saat A meninggal dunia, tentukan siapa saja yang dapat menjadi ahli waris dari A!

b. Tentukan siapa yang bukan menjadi ahli waris A dan berikan alasan atas jawaban anda!

JAWABAN:
3. 1) a. anak laki-laki (D) dan dua orang anak perempuan (E dan F).
b. Anak laki-laki mendapat 2/3 bagian, sedangkan anak perempuan mendapatkan 1/3 bagian.

2) a. Apabila jumlah anak lebih dari satu yang terdiri dari anak laki-laki dan anak perempuan,
namun terdapat ahli waris lainnya yang sudah diatur oleh Alquran secara tetap, yaitu duda
atau janda serta ayah dan ibu, maka golongan ini perlu didahulukan, bukan anak-anak.
Setelah harta dibagikan kepada mereka, sisanya diberikan kepada anak. Ketentuan bagian
untuk anak laki-laki adalah dua kali bagian untuk anak perempuan.
b. Ibu dari Z / Menantu karena tidak memiliki hak waris yang telah diatur dalam Agama dan
Undang-Undang yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai