Zdocs - Tips - Bpupki Ppki Dan Pancasila
Zdocs - Tips - Bpupki Ppki Dan Pancasila
Disusun Oleh :
2
DAFTAR ISI
A. Pancasila ....................................................................
3
B. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) ...........................................
5
C. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) ......
12
D. Hubungan Lahirnya Pancasila ....................................
15
3
DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 17
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Batasan Masalah
1
1. Bagaimana sejarah Pancasila.
2. Apa Maksud dari BPUPKI dan PKI.
3. Hubungan BPUPKI, PKI dengan Pancasila
2
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah
wawasan bagi penulisa secara khusus dan bagi pembaca
umumnya.
5.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila
1. Sejarah Perumusan Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari bahasa sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan yang tercantum
pada paragraph ke-4 pembukaan UUD 1945.
Dalam upaya merumuskan pancasila sebagai dasar Negara yang resmi,
terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yaitu:
a. Lima dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei
1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan,
Peri Kemanusiaan, Peri KeTuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan
rakyat. Beliau menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar
pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama
berkembang di Indonesia. Mohammad hatta dalam memoarnya meragukan
pidato Yamin tersebut.
b. Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945
dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya
Pancasila”. Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut:
Kebangsaan, Internasionalisme, Mufakat, Dasar perwakilan, Dasar
permusyawaratan, Kesejahteraan, keTuhanan. Nama Pancasila itu
diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, sebagai
berikut :
4
“sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,
kesejahteraan, dan keTuhanan, lima bilangnya. Namanya bukan panca
dharma, tetapi saya namakan ini denga petunjuk seorang teman kita ahli
bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas
kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi “.
Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar Negara secara resmi
beberapa dokumen penetapannya ialah:
5
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia Dokuritsu Junbi Chōsakai) adalah
sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan
balatentara Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan
dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk
sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia
dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses
kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang
diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang
Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
6
Kekalahan Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas,
Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7
September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan
dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam
perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap
tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai
penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal 1 Maret 1945
pimpinan pemerintah pendudukan militer Jepang di Jawa,
Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu
badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan "Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia"
(BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai.
Pembentukan BPUPKI juga untuk menyelidiki, mempelajari dan
memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan
masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara
Indonesia merdeka.
7
suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka
hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).
8
Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas
pandangan mengenai bentuk negara Indonesia, yakni disepakati
berbentuk "Negara Kesatuan Republik Indonesia" ("NKRI"),
kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini,
BPUPKI harus merumuskan dasar negara Republik Indonesia
terlebih dahulu yang akan menjiwai isi dari Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, sebab
Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
9
Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan
Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa”.
10
Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama,
masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam
perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar
tepat, sehingga dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut di atas
guna menggodok berbagai masukan dari konsep-konsep
sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI
itu. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini
adalah sebagai berikut :
11
kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan
tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut dengan "Piagam
Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara Republik
Indonesia adalah sebagai berikut :
3. Persatuan Indonesia,
12
rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran. Pada
persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi
dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk
itu antara lain adalah: Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
(diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai
oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan
Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta).
13
laporan tersebut membahas mengenai rancangan Undang-
Undang Dasar yang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok
yaitu :
14
yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara
Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya "Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalam
bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai dengan Ir. Soekarno sebagai
ketuanya.
15
(K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat ke "Kota Ho Chi Minh" atau
dalam bahasa Vietnam: Thành phố Hồ Chí Minh (dahulu
bernama: Saigon), adalah kota terbesar di negara Vietnam dan
terletak dekat delta Sungai Mekong.
16
Sementara itu dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945, dalam hitungan kurang dari 15 menit telah terjadi
kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak kaum
keagamaan yang beragama non-Muslim serta pihak kaum
keagamaan yang menganut ajaran kebatinan, yang kemudian
diikuti oleh pihak kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") guna
melunakkan hati pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan yang
beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh kata" dalam
"Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter".
17
pemerintah pendudukan militer Jepang, namun terlepas dari
anggapan tersebut, peran serta jasa badan ini sama sekali tak
boleh kita remehkan dan abaikan, apalagi kita lupakan. Anggota
"PPKI" telah menjalankan tugas yang diembankan kepada
mereka dengan sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya "PPKI"
dapat meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan yang kuat bagi
negara Indonesia yang saat itu baru saja berdiri.
18
Pada proses penyelesaiannya, Ketuhanan dijadikan yang
pertama (sila 1), menggantikan tempat Nasionalisme, dan diberi
tambahan “dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. (Yamin:153-154). Kemudian, melalui
kerjasama dengan beberapa pemimpin Islam yang diajak
berunding, panitia mengubah sila 1 yang awalnya “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya” diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
19
BAB III
PENUTUP
20
Untuk kita generasi penerus, wajib bagi kita mengetahui
sejarah kemerdekaan di negeri ini. Agar kita bisa menghormati
para pejuang, kerena merekalah kita dapat menghirup udara
kemerdekaan. Perjuangan mereka kita teruskan dengan mengisi
kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif.
21
DAFTAR PUSTAKA
22