Askep Bencana Banjir Ayu Rohani
Askep Bencana Banjir Ayu Rohani
“BENCANA BANJIR”
DISUSUN OLEH
AYU ROHANI NAINGGOLAN
042020001
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2. Hospital Response
Respon rumah sakit harus menyediakan personil (medis dan
nonmedis) juga diperlukan peralatan medis, perlengkapan, dan obat-
obatan; membangun kesepakatan saling membantu dengan rumah sakit
lain; sekali disiagakan/diaktifkan, cepat menata sumber daya untuk
mengubah bencana. Tentukan kembali untuk memenuhi kebutuhan
khusus pasien bencana (internal dan rencana bencana eksternal); dan
mengkoordinasikan dan memelihara saluran komunikasi yang terbuka
dengan sistem pra-rumah sakit EMS, rumah sakit, otoritas kesehatan
lokal dan negara, keluarga korban, dan media. Juga menyediakan
rencana untuk transfer pasien rawat inap yang stabil dengan yang lain
institusi perawatan kesehatan dan menetapkan area perawatan dalam
rumah sakit dengan prioritas perawatan. Respon rumah sakit juga
mencakup evaluasi kinerja setelah acara dan revisi rencana bencana,
dan menyediakan pelatihan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh
melalui pengalaman, setelah laporan tindakan dan evaluasi(Gad-el-
Hak, M., 2008).
3. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana
Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek
kesehatan sehari-hari.
Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS.
Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan
khusus bayi, peralatan kesehatan.
Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit
menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri
dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.
Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban
(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis
dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu
makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).
Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat
dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi
bermain.
Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para
psikolog dan psikiater.
Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan
kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.
PEMBAHASAN
3.1. Kasus
Masalah banjir belum juga terselesaikan di Ibu Kota. Jakarta
terendam banjir pada babak awal memasuki tahun 2013. Banjir cukup merata
di seluruh wilayah Jakarta. Sejumlah akses jalan terputus. Air setinggi 20
hingga beberapa meter menggenangi jalanan Ibu Kota. Banjir pun tak pilih-
pilih lokasi, mulai dari perkampungan hingga Kompleks Istana Kepresidenan
kebanjiran. Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat
volume air bertambah. Sungai dan waduk meluap. Tanggul pun jebol karena
tak mampu menahan banyaknya air. Namun, banjir seharusnya tak terjadi
hanya karena intensitas hujan yang tinggi itu.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
mengatakan, pasang air laut dalam beberapa hari ke depan diprediksi tinggi.
Pada Senin (21/1/2013), pasang akan memuncak hingga ketinggian 0,95
meter. Pada Sabtu (26/1/2013), pasang bisa mencapai 1 meter. Sementara
pada Minggu depan, pasang bisa mencapai 0,95 meter. Untuk diketahui, pada
2007, curah hujan yang mengguyur Jakarta mencapai 320 milimeter. Curah
hujan di Jakarta belakangan ini sekitar 95 milimeter dan di wilayah hulu
(Puncak, Bogor) sekitar 75 milimeter. Intensitas hujan di Jakarta saat ini
sedang menurun. Namun, pada akhir Januari atau awal Februari, diprediksi
curah hujan menjadi dua kali lipat (kompas.com ).
serangan panik dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas). 90% komunitas yang
Memberikan informasi atau rujukan kepada sumber- mengalami trauma akibat
sumber di komunitas seperti konselor, pemuka agama, atau bencana akan menunjukkan
lembaga sosial untuk membantu mengurangi trauma. pemulihan dari perasaan
trauma.
DO: Resiko Identifikasi kontaminan lingkungan yang ada di Menunjukan keamanan
Terdapat kerugian kontaminasi komunitas lingkungan rumah, yang
ekonomis Mempersiapkan respon yang efektif untuk menghadapi dibuktikan oleh indikator
(peningkatan bencana: segera mengungsi dan menyelamatkan harta (menyebutkan 1-5; tidak
potensi pemajanan benda saat musim penghujan tiba adekuat, kurang adekuat, cukup
ganda, kurang akses Mencegah dan mendeteksi penyakit dan cedera pada adekuat, adekuat, atau sangat
ke pelayanan populasi yang beresiko terhadap bahaya lingkungan adekuat):
kesehatan, diet Mengembangkan dan memberikan instruksi dan Penyimpanan dan
buruk) dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara pembuangan bahan
pemajanan bencana volunter perilaku yang kondusif untuk kesehatan berbahaya yang aman
(ulah manusia) individu, keluarga, kelompok, atau komunitas Koreksi resiko bahaya timbel
Mengidentifikasi kontaminan lingkungan yang ada di Eliminasi tingkat bahaya
komunitas (misalnya area limbah atau pembuangan kebisingan
sampah) Pemeliharaan detektor
Memberikan informasi mengenai penggunaan pakaian karbon monoksida
pelindung, misalnya sepatu boot atau mantel saat musim Penempatan label peringatan
penghujan atau banjir tanda bahaya yang
sesuai(misalnya mengetahui
info akan adanya banjir
melalui stasiun televisi dll)
Komunitas akan
memperlihatkan bukti
tindakan perlindungan
kesehatan seperti sistem
sanitasi yang baik
(menggunakan air yang
bersih untuk makan, minum,
dan mandi)
DO: Ketidak Identifikasi anggota komunitas yang tidak mampu Anggota komunitas mampu
Banyak warga yang mampuan menolong dirinya sendiri bila terjadi bencana banjir (lansia melakukan pertolongan/
cedera tidak anggota dan balita). penanganan sederhana
mendapatkan komunitas Memberikan tanda khusus terhadap tempat tinggal anggota terhadap korban yang
pertolongan dengan menolong diri komunitas yang berisiko (lansia dan balita) dan mengalami cedera
segera karena warga sendiri dan mensosialisasikannya kepada semua anggota masyarakat Pada saat simulasi, 90%
tidak memiliki anggota bila Pelatihan cara penanganan cedera sederhana seperti bidai anggota komunitas
kemampuan untuk ada yang sederhana, perlakuan terhadap korban cedera untuk mengenali jenis cedera dan
melakukan cedera akibat meminimalisasi cedera, dan cara menghentikan perdarahan. dapat melakukan
pertolongan ketika bencana penanggulangan sederhana
terjadi cedera saat banjir ketika terjadi
bencana banjir. kegawatdaruratan.
DO: Kurangnya Penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan yang Anggota komunitas dapat
Banjir timbul akibat kepedulian dapat mencegah terjadinya bencana banjir (tidak melakukan kegiatan rutin
aliran sungai yang anggota membuang sampah sembarangan). dalam membersihkan
terhambat oleh komunitas Pendidikan kesehatan di sekolah, kantor swasta, dan lingkungan yang dapat
sampah, tidak terhadap pemerintah mengenai kepedulian lingkungan sekitar. mencegah terjadinya bencana
adanya kegiatan lingkungan Penyebaran pamflet untuk mengingatkan anggota banjir.
kerja bakti untuk yang dapat komunitas untuk menjaga lingkungan. Anggota komunitas peduli
membersihkan menyebabkan Kerjasama lintas sektoral untuk Pengerukan sungai/kali terhadap pencegahan
lingkungan banjir dan saluran air yang ada, membuat sumur resapan air dan terjadinya banjir
lubang biopori disekitar rumah kita serta memperlebar dan Sebesar 90 % Masyarakat
merehabilitasi kali/sungai, untuk menambah kapasitas memiliki kesadaran untuk
sungai dalam menampung debit air tidak membuang sampah ke
saluran air/sungai dan
menjaga kebersihan
lingkungannya.
DO: Kurang Penyuluhan tentang tanda-tanda banjir. Komunitas mengenal tanda
Warga tidak pengetahuan Sosialisasi jalur evakuasi menuju tempat penampungan. banjir
mengetahui mengenai Menyiapkan/ membentuk tim yang bertindak sebagai Bila mendengar sirine,
prosedur ketika tanda bencana koordinator evakuasi bila banjir tiba-tiba datang. anggota komunitas dengan
evakuasi sebelum banjir Simulasi dengan setting “bencana banjir” bekerjasama sigap berkumpul di tempat
terjadi banjir, dengan tim SAR. evakuasi yang sudah
kurangnya Kerjasama lintas sektoral dengan BMKG untuk deteksi dini disiapkan sebelumnya
persiapan warga adanya tanda banjir. Bila ada simulasi 90%
untuk mengungsi Kerjasama dengan pihak pemerintah setempat anggota kelompok komunitas
sebelum banjir menyediakan area yang khusus tempat pengungsian bila dapat merespon dan
datang terjadi banjir. menyiapkan diri menghadapi
banjir.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Banjir merupakan bencana musiman yang sering dialami oleh warga
jakarta. Peristiwa ini terjadi hampir setiap tahun saat musim penghujan tiba.
Warga jakarta yang mengalami musibah ini kebanyakn terdiri dari masyarakat
yang tempat tinggalnya teretak di bantaran sungai. Salah satu penyebab musibah
banjir ini disebabkan oleh kebiasaaan masyarakat yang sering membuang sampah
sembarangan sehingga aliran sungai menjadi tehambat sehingga air yang datang
saat musim penghujan meluap hingga memasuki rumah-rumah warga.
Banjir menimbulkan banyak kerugian bagi warga, diantaranya dapat
menyebabkan kerusakan harta benda, kehilangan harta benda atau keluarga, dan
menimbulkan masalah kesehatan, diantaranya diare, infeksi, dan gatal-gatal serta
trauma atau gangguan psikologis.
Peran perawat dalam menghadapi encana ini, antara lain dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan menempatkan masyarakat di wilayah
rawan banjir sebagai partner untuk bersama-sama melakukan pengkajian terkait
hal apa saja yang dapat menimbulkan banjir di jakarta, sehingga perawat dapat
memberikan edukasi dalam masyarakat, misalnya untuk membiasakan diri
membuang sampah pada tempatnya dan menjaga sanitasi yang baik. Selain itu
jika bencana banjir sedang terjadi, perawat dapat memberikan asuhan untuk
penggunaan APD, seperti jas hujan atau sepatu boot. Perawat dapat berperan juga
untuk memberikan edukasi terkait pentingnya penggunaan sanitasi yang baik dan
bagaimana cara penyajian, penyimpanan, serta mengkonsumsi makanan dan
minuman yang sehat saat banjir. Jika banjir sudah terjadi, perawat bisa
mengunjungi korban-korban banjir, baik yang berada di tenda pengungsian atau di
rumah, dalam rangka pemulihan akibat trauma yang mungkin akan dirasakan oleh
masyarakat.
4.2 Saran
Musibah banjir yang terjadi di jakarta hampir terjadi setiap tahun dan
terjadi di musim penghujan. Peristiwa ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat. Perawat termasuk dalam komponen masyarakat. Pihak yang
bertanggung jawab terhadap adanya bencana ini sebaiknya dapat mempersiapkan
saat musim penghujan tiba atau terkait pemeliharaan tanggul. Pemerintah dan
perawat dapat bekerja sama dengan masyarakat rawan banjir untuk menggalakan
kegiatan-kegiatan sosial untuk pencerdasan bagi masyarakat, misalnya edukasi
terkait pentingnya membuang sampah pada tempatnya, membagikan tempat
samapah kepada warga, perbaikan tanggul-tanggul, serta penanaman seribu
pohon. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan banjir yang terjadi setiap
tahun di kota jakarta dapat diminimalisir.