Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR PENGHAMBAT PENYEMBUHAN LUKA DIABETES

PITRIANI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN, STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Abstrak
Faktor yang berperan dalam lamanya proses penyembuhan luka diabetes, antara lain
perawatan luka, pengendalian infeksi, vaskularisasi, usia, nutrisi, komplikasi penyakit,
riwayat merokok, pengobatan, psikologi, dan lainnya yang mendukung dalam proses
penyembuhan luka diabetes. Proses penyembuhan luka diabetes dapat terjadi sesuai waktu
atau mengalami kegagalan dalam penyembuhan hingga amputasi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain oksigen atau sirkulasi, infeksi, usia, stres, iskemia, gula darah,
obesitas, obat-obatan, alkohol, merokok, dan nutrisi. Namun faktor penyembuhan luka
diabetes di Indonesia relatif belum diketahui. Penelitian ini merupakan penelitian berjenis
literature review dengan mencari artikel ataupun jurnal yang berkaitan dengan tema di
internet , hasil pencarian artikel maupun jurnal melalui internet didapatkan lima artikel
terpilih yang sesuai dengan tema yang berupa artikel penelitian dan didapatkan bahwa
artikel menggunakan metode kuantitatif, metode kualitatif dan artikel deskriptif dengan
pendekatan wawancara langsung. Hasil literatur review menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan faktor penyembuhan serta faktor
penghambat penyembuhan luka diabetes.
Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Penghambat Penyembuhan Luka.

PENDAHULUAN Luka kaki diabetik (LKD)


Luka merupakan suatu keadaan merupakan suatu kerusakan pada integritas
yang mana terjadi suatu kerusakan kulit yang ditandai dengan luka terbuka
kontiunitas kulit atau mukosa yang pada lapisan kulit sampai kedalam bagian
diakibatkan dari kerusakan fisik atau kulit dermis dan biasanya luka kaki ini
suhu serta dikelompokan menjadi luka terjadi di bagian telapak kaki (Hariani,
akut dan kronik (Amrani, Halimi, and 2010). Prevalensi luka kaki diabetik di
Tahiri 2014). Jumlah penderita luka Amerika (1,0%-4,1%), Kenya (4,6%),
secara global berdasarkan penelitian Sen Nigeria (19,1%), dan Iran (20%)
(2019) berjumlah 8.2 juta yang terdiri (Desalu et al, 2011). Menurut Penelitian
atas luka diabetes, luka vena, dekubitus, dari Yusuf (2013) Prevalensi LKD yang
luka di kaki dan berbagai jenis luka yang terjadi di Indonesia sebesar 25% pada
lainnya. home care setting dan di tahun 2015,
kejadian LKD sebesar 12%.
Prevalensi luka di Indonesia
Luka dapat terjadi di bagian tubuh
menurut hasil Riskesdas tahun 2013
mana pun, kaki merupakan lokasi utama
adalah 8.2%. Jenis luka tertinggi yang
timbulnya luka yang tak kunjung sembuh
dialami penduduk di Indonesia adalah
pada penderita diabetes. Inilah mengapa
luka lecet/memar sebanyak 70.9%, luka
ada istilah “diabetic foot” (kaki diabetes)
robek sebanyak 23.2%. Penyebab luka
akibat tingginya frekuensi luka dengan
terbanyak yaitu jatuh sebanyak 40.9%,
kondisi buruk pada penderita diabetes.
dan kecelakaan motor sebanyak 40.6%
Pada 14-24 persen penderita diabetes, luka
(Riskesdas 2013). Proses penyembuhan
pada kaki dapat memburuk sedemikian
luka terdiri atas empat tahapan antara lain
rupa hingga sampai satu titik dimana
hemostattis, inflamasi, proloferasi dan
amputasi menjadi tindakan yang harus
remodeling atau maturasi (Sussman and
dilakukan. Sebenarnya apa yang
Jensen 2012).
menyebabkan luka pada penderita diabetes kualitatif dan artikel deskriptif dengan
sulit sembuh atau butuh waktu lebih lama pendekatan wawancara langsung. Hasil
untuk sembuh. dari literatur review menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara faktor-faktor
METODE yang berhubungan dengan faktor
Jenis penelitian yang dilakukan penyembuhan serta faktor penghambat
dalam penelitan ini adalah literatur penyembuhan luka diabetes. Luka
review, menggunakan metode merupakan suatu keadaan yang mana
kepustakaan, serta mengambil dari terjadi suatu kerusakan kontiunitas kulit
beberapa referensi serta dari beberapa atau mukosa yang diakibatkan dari
sumber dari situs internet yang membahas kerusakan fisik atau suhu serta
mengenai faktor penghambat dikelompokan menjadi luka akut dan
penyembuhan luka diabetes. Kata kunci kronik (Amrani, Halimi, and Tahiri 2014).
yang dipakai adalah Diabetes Mellitus, Proses penyembuhan luka dapat
Penghambat Penyembuhan Luka. Dengan berlangsung sesuai dengan waktunya dan
demikian, infeksi luka diabetes semakin terdapat beberapa luka yang proses
mengganggu penyembuhan melalui penyembuhan lukanya mengalami
beberapa mekanisme. Pada review ini kegagalan atau penyembuhan tidak sesuai
akan dirangkum mengenai beberapa faktor dengan waktunya. Hal ini dikarenakan
penyebab penghambat penyembuhan luka proses penyembuhan luka ada beberapa
diabetes. faktor yang memengaruhinya diantaranya
Arikunto (2006: 12) oksigenisasi, infeksi, usia, stress, iskemia,
mengemukakan tentang penelitian diabetes, obesitas, pengobatan, alcohol,
kuantitatif yakni pendekatan penelitian
merokok, nutrisi ( (Rodriguez et al. 2008)
yang banyak menggunakan angka-angka,
(Guo and Dipietro 2010).
mulai dari mengumpulkan data, penafsiran
terhadap data yang diperoleh, serta Jumlah penderita luka secara
pemaparan hasilnya. global berdasarkan penelitian Sen (2019)
Menurut Maleong, Metode berjumlah 8.2 juta yang terdiri atas luka
Kualitatif adalah sebuah penelitian diabetes, luka vena, dekubitus, luka di
ilmiah yang bertujuan untuk memahami kaki dan berbagai jenis luka yang lainnya.
suatu fenomena dalam kontak sosial secara Prevalensi luka di Indonesia menurut
alami dengan mengedepankan proses hasil Riskesdas tahun 2013 adalah 8.2%.
interaksi komunikasi yang mendalam Jenis luka tertinggi yang dialami
antara peneliti dengan fenomena yang penduduk di Indonesia adalah luka
diteliti. lecet/memar sebanyak 70.9%, luka robek
Moch. Nazir (2003: 54), Metode sebanyak 23.2%. Penyebab luka
deskriptif  adalah: Suatu metode untuk terbanyak yaitu jatuh sebanyak 40.9%,
meneliti status sekelompok manusia, suatu dan kecelakaan motor sebanyak 40.6%
objek, suatu set kondisi, suatu sistem (Riskesdas 2013).
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa a. Faktor Usia
pada masa sekarang Faktor-Faktor Yang Menghambat
Proses Penyembuhan Luka Diabetes
HASIL DAN PEMBAHASAN Mellitus berdasarkan Usia, yang diteliti
Mereview beberpa artikel maupun mayoritas berusia > 45 tahun sebanyak 25
jurnal melalui internet didapatkan lima orang (83,3%) mayoritas berdasarkan
artikel terpilih dan disesuaikan dengan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak
tema yang diambil berupa artikel 21 orang (70%). Berdasarkan lama
penelitian dan didapatkan bahwa artikel perawatan > 8 minggu sebanyak 20 orang
menggunakan metode kuantitatif, metode (66,6%) dan mayoritas berdasarkan
stadium III-IV sebanyak 21 orang (70%).
Penyembuhan luka dipengaruhi c. Faktor Luka
oleh usia. Usia yang lebih tua Luka dapat digambarkan sebagai cacat
mengalami perlambatan dalam atau pecahnya kulit, akibat kerusakan fisik
penyembuhan dibandingkan pada usia atau kerusakan termal atau akibat adanya
muda, ini dikarenakan berkaitand dengan kondisi medis atau fisiologis yang
sistem pertahanan tubuh yang mana usia mendasarinya. Menurut Wound Healing
tua terjadi penurunan sistem imun Society, luka adalah hasil dari
(Sussman & Jensen, 2012; Suriadi, 2007). 'terganggunya struktur dan fungsi anatomi
Pada penelitian ini didapatkan hasil tidak normal. Luka dapat diklasifikasikan
ada hubungan pada usia terhadap menjadi dua yaitu akut dan kronik.
penyembuhan luka diabetes. Hal ini Luka akut adalah l kerusakan jaringan
dikarenakan bahwa distrubusi usia pada yang dapat sembuh total, dengan waktu
kedua kelompok sama. Sebagian besar penyembuhan 8-12 minggu dan Luka
pasien yang mengalami luka adalah diatas kronik adalah kerusakan jaringan yang
45 tahun, hal ini menandakan bahwa usia lama penyembuhannya, berkisar waktu
dewasa sampai dengan lansia memiliki lebih dari 12 minggu dan dapat terulang.
faktor resiko yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian diatas peneliti
Pada usia lanjut terjadi berasumsi bahwa stadium III-IV adalah
kemunduran sistemik sehingga terjadi merupakan luka kronis, dimana luka
perubahan epidermis, dermis, turgor kulit kronis yang tidak gampang untuk di
dan kolagen perubahan yang sangat berarti sembuhkan diakibatkan karena
pada penyembuhan luka adalah penurunan terganggunya penyembuhan luka oleh
jumlah fungsi fibroblast serta hormon- faktor sistemik, lokal yaitu tentang lokasi
hormon perubahan yang sangat diperlukan luka, lapisan kulit yang terlibat,
untuk proses penyembuhan luka (Yunus, kedalaman luka, warna dasar luka atau
2015) persentase dasar luka yang vaskulerasinya
b. Jenis Kelamin baik dengan dasar luka yang mengalami
Terdapat hubungan antara jenis gangguan vaskularisasi (jaringan
kelamin perempuan dengan laki-laki mati/nekrosis).
terhadap penyembuhan luka yang mana d. Proses Penyembuhan Luka
parempuan lebih banyak yang sembuh Proses penyembuhan luka dibagi
lukanya. Hal ini dikaitkan dengan aktivitas menjadi 4 tahapan yaitu: Hemostasis,
laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan Inflamasi, proliferasi, dan remodeling.
perempuan yang mengakibatkan luka Hemostatis, Perdarahan biasanya
sering tertekan. Luka yang sering tertekan terjadi saat kulit terluka dan berfungsi
dapat berakibat proses penyembuhan untuk membersihkan bakteri dan/atau
menjadi terhambat. antigen dari luka. Selain itu, pendarahan
Jenis kelamin dapat mempengaruhi mengaktifkan haemostasis yang diawali
timbulnya neuropati diabetik dimana jenis oleh komponen darah seperti faktor
kelamin perempuan 2 kali lebih besar pembekuan. Trombosit memerankan
memiliki resiko terjadinya komplikasi di peran penting pada hemostatis, yang
bandingkan laki-laki. Secara hormonal, merupakan tahap pertama pada perbaikan
estrogen mengakibatkan perempuan lebih jaringan.
sering terkena neuropati karena Inflamasi, Fase inflamasi terjadi
penyerapan iodium di usus terganggu hampir bersamaan dengan haemostasis,
sehingga proses pembentukan mielin saraf kadang-kadang dari beberapa menit luka
tidak terjadi. Hormon tostesteron sampai 24 jam dan berlangsung selama
menyebabkan laki-laki lebih sedikit sekitar 3 hari.
mengalami diabetes melitus mellitus tipe 2 Proliferasi, Ketika proses inflamasi
dari pada perempuan. selesai dan makrofag berubah menjadi
teraktivasi atau menjadi antiinflamasi. Dan juga, Tidak ada hubungan antara
Makrofag antiinflamasi (M2 Makrofag) gula darah terhadap penyembuhan luka.
mengekspresikan berbagai mediator Hasil gula darah sebagian besar tidak
antiinflamasi, enzim protease dan protease terkontrol pada kelompok sembuh
inhibitor, serta growth factor seperti maupun tidak sembuh sehingga tidak ada
vascular endothelial growth factor (VEGF) hubungan antara gula darah dengan
dan TGF-β yang mendukung poliferasi penyembuhan luka. Tingginya tingkat
sel dan sistesis protein. Kemudian matrik glukosa akan menghambat dan
ekstraseluler digantikan dengan jaringan menghasilkan perubahan fungsi leukosit
granulasi. dan resiko infeksi (Suriadi, 2007;
Remodeling, Fase remodeling mulai Sussman & Jensen, 2012). Terhambatnya
pada sekitar minggu ke 2-3 setelah penyembuhan luka pada penderita
terjadinya luka dan granulasi jaringan diabetes dikarenakan terjadinya hipoksia
berubah menjadi jaringan gores bekas jaringan, disfungsi fibroblast dan sel
luka. Kerapatan pembuluh darah epidermal, ganguan angiogenesis, dan
berkurang dan kolagen terbentuk. neovaskularisasi, tingginya tingkat
Selama fase remodeling terbentuk sintesis MMPs, kerusakan akibat ROS dan
kolagen baru dan degradasi kolagen yang AGES, selain itu terjadi penurunan
terus berlanjut, yang diimbangi dengan imunitas, dan neuropati (Clark, 2002;
aktivitas matriks metaloproteinase Guo & Dipietro, 2010).
(MMPs). f. Hubungan Nutrisi dengan
e. Hubungan antara Riwayat Terhambatnya Penyembuhan Luka.
merokok dan Gula darah terhadap Hasil penelitian ini menunjukkan
faktor terhambatnya penyembuhan adanya hubungan, nutrisi yang tidak
luka diabetes. normal dan normal ditemukan pada pada
Tidak ada hubungan antara riwayat responden dengan penyembuhan luka
merokok terhadap penyembuhan luka. yang terhamat ringan maupun sedang.
Berkaitan dengan hasil Penelitian sebagian Nutrisi merupakan faktor yang
besar pasien tidak memiliki riwayat mempengaruhi penyembuhan luka, nutrisi
merokok pada kedua kelompok. Beberapa memiliki peranan penting dalam proses
referensi menyatakan bahwa merokok penyembuhan luka yaitu pada seseorang
merupakan faktor yang signifikan dalam yang gizinya tidak tercukupi atau
menghambat penyembuhan luka, malnutrisi maka penyembuhan luka akan
mengakibatkan luka terinfeksi. terhambat. Hal ini dikarenakan pada
Peningkatan infeksi diakibatkan dari keadaan malnutrisi seseorang mengalami
terhambatnya re-epitelialisasi oleh kurangnya konsumsi protein, karbohidrat
nikotin, pengurangan migrasi keratinosit dan lemak. Zat-zat tersebut sangat
atau pengurangi monosit dan nautrofil dibutuhkan dalam penyembuhan luka
yang mengakibatkan jumlah bakteri pada (Ekaputra, 2013).
luka menjadi meningkat dan kegagalan Kurangnya kebutuhan nutrisi akan
dalam penutupan luka. Struktur dan fungsi berdampak pada masalah gizi. Hasil
fibroblast dipengaruhi rokok, yang mana penelitian ini didukung oleh penelitian
menurunkan deposit kolagen dan dari Soep (2015) “faktor-faktor yang
mengakibatkan penurunan kekuatan mempengaruhi penyembuhan luka
jaringan luka. Rata-rata 18,4 sampai gangrene pada penderita diabetes mellitus
dengan 20 batang rokok yang dihisap per di ruang rawat inap rsud dr. pirngadi
hari yang dapat mengganggu dalam medan” yang menyatakan bahwa
penyembuhan luka (McRobert, 2013; Penyembuhan luka gangren lebih cepat
Kean, 2010). jika nutrisinya terpenuhi yaitu sebanyak
14 (70%) yang mengalami proses
penyembuhan dari 20 orang. Hasil malnutrisi maka penyembuhan luka akan
penelitian lainnya dari Joseph terhambat, dan luka akan sembuh secara
Andrew Molnar (2014) “Nutrition cepat dan baik apabila defisit nutrisi
and Chronic Wounds” yang menyatakan bisa terpenuhi.
bahwa semua aspek dengan luka kronik
identik dengan dukungan nutrisi. REFRENSI
Pemberian nutrisi harus optimal sesuai Mesrida Simarmata, Nurhaida (2021),
dengan kebutuhan pasien. Pasien Jurnal Online Keperawatan
sebelumnya akan mengalami kekurangan Indonesia, 1-6. Faktor Penghambat
gizi dalam waktu yang singkat karena
Penyembuhan Luka di RS Melati
kenaikan dari kebutuhan metabolik dari
Perbaungan.
luka atau sepsis tersebut, luka akan
sembuh secara cepat dan baik apabila Sukarni., Djoko Priyono., Mita., Junaidi
defisit nutrisi bisa terpenuhi. (2021), Jurnal Luka Indonesia
Vol.9(1): 2021, Analisis Faktor Yang
KESIMPULAN Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Luka dibagi menjadi dua yaitu Diabetes.
luka akut dan luka kronis. Luka akut Arvenda Rezky Pratama, Nasrul Wathoni,
adalah luka yang penyembuhannya cepat, Taofik Rusdiana Peranan Faktor
sedangkan luka kronis adalah luka yang Pertumbuhan Terhadap
proses penyembuhannya dalam jangka Penyembuhan Luka Diabetes:
waktu lama. Proses penyembuhan luka Review.
meliputi fase hemostatis, inflamasi, dr. Haposan Siahaan, M.Kes, Frengki
proliferasi dan remodeling.
Hasugian (2020), Analisis Faktor
Dari 30 responden yang diteliti
Penghambat Penyembuhan Luka
mayoritas berusia >45 tahun, jenis
Kaki Diabetic pada Pasien Diabetes
kelamin mayoritas perempuan sebanyak
21 orang (70%), lama perawatan Mellitus, di RSU. Sembiring, Deli
mayoritas >8 minggu sebanyak 20 orang Tua.
(66,6%),dan berdasarkan stadium luka Muhammad Ridwan Candhika Putra
mayoritas stadium III-IV sebanyak 21 (2017), Analisis Faktor – Faktor
orang (70%). Penghambat Penyembuhan Luka
Kaki Diabetik Di Klinik Kitamura
SARAN Pontianak, Program Studi Ners,
Nutrisi merupakan faktor yang Fakultas Kedokteran Universitas
mempengaruhi penyembuhan luka, nutrisi Tanjungpura Pontianak.
memiliki peranan penting dalam proses
penyembuhan luka yaitu pada seseorang
yang gizinya tidak tercukupi atau

Anda mungkin juga menyukai