Anda di halaman 1dari 27

RAHASIA

LAPORAN OBSERVASI

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

Marah merupakan suatu reaksi terhadap sesuatu hambatan yang


menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan (Al Baqi, 2015). Menurut
hasil penelitian Institute for Mental Health initiatives menjelaskan bahwa marah
bisa berarti sehat, bahkan lebih sehat ketimbang memendam perasaan marah
(anger in), keseringan menahan marah tidak dianjurkan karena justru beresiko
terserang hipertensi. Kunci untuk marah yang sehat adalah pengendalian
marah (anger control) dan dengan porsi yang tidak berlebihan, tanpa itu semua
marah justru menjadi bumerang, karena orang yang marahnya tidak terkendali
dan selalu mengungkapkan kemarahannya dengan meledak-ledak, meluap-
luap (anger out), berpeluang menderita stroke dua kali lebih besar
dibandingkan dengan orang yang dapat mengendalikan marahnya. Emosi yang
tidak terkendali atau tidak tersalurkan akan merusak fungsi organ tubuh, mudah
terserang penyakit ketegangan otot atau kekacauan sistem metabolisme
(Safaria, 2009).
Sebagaimana fenomena yang kita lihat pada saat ini, banyak orang
yang tidak bisa menghindarkan diri dari perasaan marah yang akhirnya
berujung pada depresi, penyalahgunaan obat, bunuh diri dan lain-lain. Hal ini
disebabkan karena mereka tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri
disebabkan kurangnya kemampuan manajemen untuk mengungkapkan
kemarahannya dengan sehat.
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa marah mempunyai peran
yang sangat penting bagi timbulnya depresi hingga menjadi salah satu faktor
penyumbang resiko bunuh diri. Penulis tertarik untuk mengobservasi
pengungkapan marah ini karena mengingat pentingnya cara pengungkapan
kemarahan seseorang dengan cara sehat agar tidak terjadi hal-hal yang
bersifat merugikan bagi diri sendiri dan orang lain.

1
RAHASIA

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah dalam
observasi ini adalah sebagai berikut :
a) Bagaimana cara seseorang dalam mengungkapkan marahnya?
b) Bagaimana tingkat pengungkapan marah pada seseorang?

3. Tujuan Observasi
Observasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana cara
seseorang dalam mengungkapkan kemarahannya.

B. Landasan Teori
1. Pengertian Pengungkapan Marah (anger expression)

Anger (marah) menurut para ahli (dalam Safaria, 2009) yaitu sebagai berikut :

a) Chaplin mendefinisikan marah sebagai reaksi emosional akut yang


ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang, termasuk
ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan,
kekecewaan atau frustasi.
b) Albin mendefinisikan marah merupakan emosi yang sangat sukar bagi
setiap orang, baik dalam hal menerima ataupun untuk
mengungkapkannya. Rasa marah menunjukkan bahwa suasana
perasaan tersinggung oleh seseorang atau sesuatu sudah tidak baik.
c) Spielberger mendifinisikan marah adalah suatu keadaan dengan
beragam intensitas dari yang ringan sampai yang berat, biasanya akan
disertai perubahan psikologis dan biologis.

Jadi, marah adalah sesuatu yang bersifat sosial dan biasanya terjadi
jika mendapat perlakuan tidak adil atau tidak menyenangkan di dalam interaksi
sosial yang disertai dengan perubahan psikologis dan biologis .

Sedangkan expression (pengungkapan) menurut KBBI adalah proses


menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan,
perasaan, gerak, anggota badan, kata-kata, dan pandangan air muka yang
memperlihatkan perasaan seseorang.

2
RAHASIA

Jadi, pengungkapan marah (anger expression) adalah upaya


mengkomunikasikan status perasaannya ketika dalam kondisi marah dan
bagaimana merespons marah yang dirasakan. Respon terhadap perasaan
marah dapat diperlihatkan melalui perubahan raut wajah dan gerakan tubuh
yang menyertai emosi, menggungkapkan, menyampaikan perasaanya kepada
orang lain, dan menentukan bagaimana perasaan orang lain. Ketika individu
tidak mempunyai saluran untuk mengungkapkan kemarahannya, maka ia akan
mengungkapkannya melalui rasa sakit.

2. Penyebab marah

Menurut Murwanto dan Mulyono (dalam Safaria, 2009) penyebab orang


marah sebenarnya dapat datang dari luar maupun dari dalam diri orang
tersebut. Oleh karena itu, secara garis besar sebab yang menimbulkan marah
terdiri atas faktor fisik dan faktor psikis.

a) Faktor fisik
1) Kelelahan yang berlebihan
Perawat yang setiap hari merawat dan melayani pasien, jika
istirahatnya kurang maka perawat akan mudah merasa lelah. Dalam
keadaan seperti ini perawat akan lebih mudah marah dan mudah sekali
tersinggung serta dapat menjadi penyebab utama menurunnya kondisi
fisik pada perawat sehingga rentan terhadap kecenderungan somatisasi.
2) Zat-zat tertentu yang menyebabkan marah
Misalnya, jika otak kurang mendapatkan zat asam, orang tersebut
lebih mudah marah.
3) Hormon kelamin pun dapat mempengaruhi kemarahan seseorang.
Misalnya, wanita yang sedang menstruasi, rasa marah
merupakan ciri khasnya yang utama.

3
RAHASIA

b) Faktor Psikis
1) Rasa rendah diri

Yaitu menilai diri rendah, lebih rendah dari yang


sebenarnya. Orang ini akan mudah sekali tersinggung karena
segala sesuatu dinilai sebagai yang merendahkannya.

2) Sombong
Yaitu menilai dirinya sendiri sangat penting melebihi
kenyataan yang sebenarnya. Orang yang sombong terlalu
menuntut banyak pujian bagi dirinya.Jika yang diharapkan tidak
terpenuhi.
3) Egoistis
Yaitu sikap yang menilai penting dirinya sendiri melebihi
kenyataan. Orang yang bersifat demikian akan mudah marah
karena selalu terbentur dengan pergaulan sosial yang bersifat
apatis, sehingga orang yang egoistis tersebut merasa tidak
diperlakukan dengan semestinya dalam pergaulan sosial.

3. Macam-Macam Pengungkapan Marah (anger expression)


Menurut Safaria (2009) macam-macam pengungkapan marah adalah
sebagai berikut :
a. Anger in
Yaitu pengungkapan rasa marah yang dirasakan oleh individu,
cenderung ditekan ke dalam dirinya tanpa mengekspresikannya ke luar.
Misalnya, ketika sedang marah seseorang lebih memilih diam dan tidak mau
menceritakannya pada siapa pun atau tidak menegur orang yang
membuatnya menjadi marah.
b. Anger out
Merupakan reaksi ke luar / objek yang dimunculkan individu ketika
dalam keadaan marah atau reaksi yang dapat diamati secara umum. kondisi
seperti bisa jadi perbuatan merusak. Misalnya, memukul, dan menendang
sesuatu yang ada disekitanya, namun setelah itu dia akan merasakan akan

4
RAHASIA

merasaka kelegaan karena perasaan marah yang dirasakan sudah


terpuaskan.
c. Anger control
Yaitu kemampuan individu untuk bisa mengontrol atau melihat sisi
positif dari permasalahan yang dihadapi dan berusaha konsisten menjaga
sikap yang positif walau menghadapi suatu yang buruk. Misalnya, mencari
solusi yang baik atau tepat dalam menghadapi suatu permasalahan agar tidak
merugikan diri sendiri maupun orang lain.

4. Langkah menangani marah (anger)


Menurut Sanborn (dalam Safaria, 2009) mengungkapkan empat
langkah dalam menangani amarah yaitu sebagai berikut :
a. Menerima perasaan marah
b. Menggali sumber marah
c. Mengekspresikan marah secara tepat
d. Melupakan masalah yang membuat kita marah

5. Marah Menurut Perspektif Islam


Menurut Rahman (2003) marah dalam perspektif Islam ini dijelaskan
dalam Alqur’an surat Al-Ahzab ayat 25 yaitu sebagai berikut :
         
        
Artinya ‘’Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan
mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh
keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin
dari peperangan . Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa’’.

Ayat tersebut menjelaskan tentang larangan marah dalam Islam. Hal ini
terlihat dari ungkapan ayat di atas bahwa Allah menghalau orang-orang yang
penuh kejengkelan (kemarahan) dan mereka tidak akan mendapatkan kebaikan
apapun.
Sedangkan hadis Rasulullah saw juga menerangkan bahwa ‘’orang
yang kuat itu bukanlah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang mampu
menahan diri ketika marah’’ (HR. Bukhari).

5
RAHASIA

C. Metode Observasi
1. Definisi Operasional
Pengungkapan marah (anger expresssion) merupakan upaya seseorang
mengomunikasikan perasaan marah yang dirasakan, baik dengan cara
menekannya (anger in), mengungkapkannya ke luar (anger out), ataupun
kemampuan mengontrol perasaan marah yang dirasakannya (anger control).
Safaria menjelaskan 3 macam pengungkapan marah sebagai berikut :
a) Anger in
Yaitu pengungkapan rasa marah yang dirasakan oleh seseorang
tanpa diperlihatkan ke luar dalam artian pengungkapan marah dengan
cara ini cenderung ditahan/didiamkan.
b) Anger out
Merupakan pengungkapan marah oleh individu dengan cara
mengekspresikannya ke luar dalam artian pengungkapan marah
dengan cara ini cenderung merusak dan menyakiti orang lain.
c) Anger control
Yaitu kemampuan individu untuk bisa mengontrol permasalahan
yang dihadapi dan berusaha konsisten menjaga sikap yang positif walau
menghadapi suatu yang buruk.

2. Indikator Perilaku
Dari definisi operasional di atas dapat diambil indikator perilaku sebagai
berikut :
a) Anger in

6
RAHASIA

Yaitu pengungkapan rasa marah yang dipendam tanpa


diperlihatkan ke luar dalam artian pengungkapan marah dengan cara ini
cenderung di tahan/didiamkan.
Aspek yang pertama ini mempunyai 10 indikator yang akan
menjadi target perilaku yang akan diobservasi, yaitu : Panik dalam
menghadapi masalah, diam ketika di ejek, menghindar ketika bertemu
dengan orang yang tidak disukai, pergi menjauh ketika teman tertawa
bersama-sama, sulit berkonsentrasi, mengepalkan tangan dan mata
memerah, siuka bermenung, Menghindari keributan, Berbicara sendiri,
dan mengeluarkan air mata.
b) Anger out
Merupakan pengungkapan rasa marah oleh individu dengan
cara mengekspresikannya ke luar dalam artian pengungkapan marah
dengan cara ini cenderung merusak dan menyakiti orang lain.
Aspek yang kedua ini juga mempunyai 10 indikator yang akan
menjadi target perilaku yang akan diobservasi, yaitu : Berteriak,
mengancam, menyalahkan orang lain, mendorong, membanting
sesuatu ketika marah, menampar, menendang, memukul, Mencekik dan
berkata kasar.
c) Anger control
Yaitu pengungkapan rasa marah individu dengan cara yang
sehat dan bisa mengontrol permasalahan yang dihadapi dan berusaha
konsisten menjaga sikap yang positif walau menghadapi suatu yang
buruk.
Aspek yang ketiga ini juga mempunyai 10 indikator yang akan
menjadi target perilaku yang akan diobservasi, yaitu : Mengatakan hal
yang tidak di sukai, menjelaskan kesalahan dengan alasan, mencari
cara menenangkan diri, tenang menghadapi masalah, mendengarkan
alasan orang lain, mencari solusi dalam menyelesaikan masalah,
mempertahankan pendapat, menunggu waktu yang tepat untuk
mengungkapkan marah, berteman dengan semua orang, dan
menenangkan orang yang sedang marah.

7
RAHASIA

3. Jenis Observasi
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan.
Observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana observer
tidak ambil bagian dalam kehidupan observee dalam artian observer tidak
terlibat aktif dalam situasi yang diamati. Observasi ini observer pilih karena
observer hanya mengamati perilaku subjek dari jauh dan tidak ikut serta dalam
kegiatan subjek (Ni’matuzaroh dan Prasetyaningrum, 2014).

4. Teknik Pencatatan Data


Teknik pencatatan data yang digunakan dalam observasi ini ada 3
bentuk yaitu sebagai berikut :
a) anecdotal record
Teknik anecdotal record adalah teknik pencatatan data terhadap
respon verbal atau perilaku yang bisa dilakukan setiap saat ketika
diperlukan. Teknik pencatatan anecdotal record ini menggunakan model
naratif. Teknik anecdotal record ini mudah dan simple dilakukan karena
tidak membutuhkan waktu lama dalam pencatatannya (Ni’matuzaroh dan
Prasetyaningrum, 2014).
b) Checklist
Teknik Checklist merupakan suatu daftar yang mengandung atau
mencakup faktor-faktor yang ingin diselidiki (Walgito, 1985). Dimana
observer dalam pelaksanaan observasi di lapangan tinggal memberi tanda
check (√) pada list faktor-faktor sesuai perilaku subjek yang muncul, di
lembar observasi, sehingga memungkinkan observer dapat melakukan
tugasnya secara cepat dan objektif, sebab observer sudah “membatasi diri”
pada ada atau tidaknya aspek perbuatan subjek, sebagaimana telah
dicantumkan di dalam list.
c) Rating Scale
Teknik rating scale adalah metode pencatatan yang menandakan
derajat dimana seseorang memiliki perilaku tertentu. Tiap peringkat
perilaku akan mendapat peringkat di satu kesatuan (continuum) mulai

8
RAHASIA

tertinggi sampai terendah (atau sebaliknya) dan ditandai di titik tertentu


sepanjang skala (Ni’matuzaroh dan Prasetyaningrum, 2014).
Penulis menggunakan metode di atas karena selain metode
tersebut lebih mudah (simple) dan tidak membutuhkan waktu lama dalam
pencatatannya juga untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel .

5. Langkah Observasi
Adapun langkah-langkah observasi yang observer gunakan dalam observasi
ini adalah :
a) Merumuskan judul observasi
b) Menentukan teori yang sesuai dengan judul
c) Membuat rancangan observasi
d) Menentukan subjek yang sesuai dengan kriteria judul observasi
e) Mengamati subjek dengan mencatat perilaku subjek
f) Membuat laporan observasi

6. Subjek Observasi
Subjek dalam observasi ini adalah seorang Mahasiswa IAIN Imam
Bonjol Padang Fakultas Syariah yang berinisial U dan berumur 23 tahun.

7. Observer
Observer dalam observasi ini adalah Mahasiswa Psikologi Islam IAIN
Imam Bonjol Padang Jurusan Psikologi Islam :
Nama : Winda Astuti Putri
Bp : 1415040154

8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Waktu : Minggu, 13 Juni 2016. Pukul 08.30 – 16.00 WIB
Tempat : Di Kos Subjek

9
RAHASIA

b. Waktu : Senin, 13 Juni 2016. Pukul 09.00 WIB


Tempat : Di Jalan
c. Waktu : Senin, 13 Juni 2016. Pukul 09.10-12.00 WIB
Tempat : Di Pustaka Fakultas Syariah

D. Hasil Observasi
1. Deskripsi Subjek
Subjek pada observasi ini adalah seorang mahasiswa berjenis kelamin
perempuan yang berinisial U. U memakai baju dengan setelan rok, baju kemeja
dan jilbab ke kampus, di kos U selalu menyanggul rambutnya. Rambut U ikal
berwarna hitam yang panjangnya sepinggang, Kulit U itam manis, bentuk wajah
U oval, mata U bulat, hidung U tidak mancung dan juga tidak pesek ada sedikit
bekas luka di bawah dagu dan ada tanda warna hijau tengah-tengah
hidungnya.

2. Deskripsi Data Observasi


a) Anecdotal record
Pada pukul 08.30 pagi U dan kakak U pulang dari tempat saudara U lalu
U memanggil salah satu teman U yang berinisial F untuk membuka pagar
lalu dengan berkata, ‘’ F, tolong bukak pintu!’’, lalu U berjalan ke arah kamar
U sambil menarik pintu dan tiba-tiba U melihat kasur U sudah hangus
terbakar. Lalu U berteriak dengan berkata, ‘’sia nan mambaka kasua den”
sambil berlari ke atas tangga lalu dia melihat P yang sedang duduk di depan
pintu kamar sambil memainkan laptop dan bertanya, ‘’P sia nan mambaka
kasua dibawah?’’, lalu P menjawab, ‘’ndak tau wak do kak, kok kak tanyo
samo awak tanyo lah dulu kawan sakamar kak’’. Lalu U tidak terima dengan
jawaban yang diberikan P dengan mengancam dan bersuara keras ’’den
ndak mau tahu do yang pantiang kalian harus mangganti kasua den, karano
pasti kalian nan di kos ko yang mambaka kasua den kalau bukan kalian sia
lo lai? Kalau kalian sado e ndak suko jo den do kecek an di muko den jan di
balakang den, ndak mode ko caro kalian mambaka kasua den do’’ sambil
mengeluarkan air mata’’. Lalu U berjalan ke arah tangga dan menuruni

10
RAHASIA

tangga tersebut menuju ke arah kamar U kembali, sesampai U di kamar U


mengambil tempat obat nyamuk yang ada di atas kasurnya
dan membantingnya ke lantai tanpa berkata apa pun. Lalu tiba-tiba W
(teman sekamar U) datang ke kamar kemudian U mengetahui itu lalu U
menendang pintu kamar itu dengan sekuat tenaga tanpa mengeluarkan
kata-kata Kemudian setelah itu, semua teman kos yang ada di atas tangga
melihat ke bawah lalu mencoba masuk ke kamar U dan melihat kasur U
yang sudah terbakar. Lalu U berkata kepada semua teman kos U kalau U
tidak akan pernah sekamar lagi dengan mereka dengan berkata, ‘‘den ndak
ka nio sakamar jo urang nan busuak hati mode kalian ko lai do ’’.
Setelah kejadian itu, U memegang kepala U dan menarik rambut
karena laptop U yang digunakan untuk membuat skripsi juga dalam keadaan
rusak dengan berkata, ‘’tau ndak kalian? lah kasua den kalian buek mode
ko, laptop den rusak lo, ndak mungkin den mintak pitih kek urang tuo den
do’’, kemudian U melihat W lagi di depan kamar U lalu U menghindari W
dengan memalingkan wajah U.
Senin jam 09.00 U pergi ke kampus lalu dia melihat P di jalan lalu P
menyapa U dengan berkata, ‘’kak U mau kemana?’’ lalu U menghindarkan
wajah U dan tidak menjawab pertanyaan P. Pada pukul 09.10 U sampai di
kampus U lau mengarahkan langkah U ke sebuah pustaka di fakultas
syariah lalu U menuliskan nama U di sebuah buku dan duduk di di depan
sebuah meja pustaka lalu U mengeluarkan sebuah lap top dan meletakkan
di atas meja ternyata di sana sudah ada 2 orang teman kampus U.
Kemudian U mulai mengetik dan beberapa lama kemudian U berkata
kepada teman U, ‘’Paniang kapalo den raso e’’. Kemudian pada jam 12.00
pustaka itu tutup dan U mulai berjalan ke luar dari pustaka menuju pulang ke
arah kos U.

b) Checklist
Berdasarkan hasil dari teknik Checklist didapatkan hasil 40 %.
Artinya bahwa frekuensi pengungkapan marah Anger out subjek yang

11
RAHASIA

terpenuhi adalah sebanyak 40 %, ini berarti subjek memiliki kategori


pengungkapan marah anger out rendah. Karena pengkategorisasiannya
diambil dari nilai maksimal 100% yang dibagi 3 yaitu : tinggi, sedang dan
rendah.
c) Rating scale
Dalam penelitian terdapat keseluruhan 30 aitem, skor tertinggi 150
dan skor terendah 30. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
rating scale didapatkan hasil 65. Artinya berdasarkan 3 kategori tinggi,
sedang dan rendah maka pengungkapan marah anger out subjek
memperoleh kategori rendah.

3. Analisa Data
a) Teknik anecdotal record
No Aspek Indikator Data Relevan Interpretasi
1. Anger in 1. Panik dalam U memegang kepala U U merupakan
menghadapi dan menarik rambut U orang yang
masalah karena laptop U yang mudah panik
digunakan untuk dalam meng-
membuat skripsi juga Hadapi sesu-
dalam keadaan rusak atu masalah.
dengan berkata, ‘’tau
ndak kalian? lah kasua
den kalian buek mode
ko, laptop den rusak lo,
ndak mungkin den
mintak pitih kek urang
tuo den do’’.
2. Menghindar U menghindar dan U merupakan
ketika memalingkan wajah orang yang
bertemu ketika U melihat W di suka
dengan depan kamar U dan menghindar
orang yang ketika melihat P di ketika U
tidak disukai jalan. melihat orang

12
RAHASIA

yang tidak U
sukai.
3. Sulit berkon- Ketika U mulai U merupakan
sentrasi mengetik di pustaka orang yang
dan beberapa lama sulit berkon-
kemudian U berkata sentrasi.
kepada teman U,
‘’Paniang kapalo den
raso e’’.

4. Mengeluar- U mengeluarkan air U merupakan


kan air mata mata ketika U melihat orang yang
kasur U terbakar. gampang
menangis
ketika
dihadapkan
dengan
permasalahan.
2. Anger Out 1. Berteriak Pada jam 08:00 U dan U merupakan
kakak U pulang dari orang yang
tempat saudara U lalu mudah
U memanggil F salah berteriak
satu teman U untuk ketika melihat
membuka pagar lalu hal yang tidak
berjalan ke arah disukai U.
kamarnya sambil
menarik pintu dan tiba-
tiba U melihat kasurnya
sudah hangus terbakar.
Lalu berteriak dengan
berkata, ‘’sia nan
mambaka kasua den?’’.
2. Mengancam U berkata kepada U merupakan

13
RAHASIA

teman kos U setelah orang yang


melihat kasur U tidak mudah
terbakar, ’’den  ndak untuk
mau tahu do yang memaafkan
pantiang kalian harus kesalahan
manganti kasua den, orang lain.
karano pasti kalian nan
di kos ko yang
mambaka kasua den
kalau bukan kalian sia
lo lai?’’. Kalau kalian
sado e ndak suko jo
den do kecek an di
muko den jan di
balakang den, ndak
mode ko caro kalian
mambaka kasua den
do’’.
3. Menyalahkan U menyalahkan semua U adalah
orang lain orang yang berada di orang yang
kos U sebagai suka menya-
penyebab terbakarnya lahkan orang
kasur U dengan lain dan tidak
berkata’’ ’’den ndak toleran terha-
mau tahu do yang dap sesuatu
pantiang kalian harus kesalahan.
manganti kasua den,
karano pasti kalian nan
di kos ko yang
mambaka kasua den
kalau bukan kalian sia
lo lai?.
4. Membanting ketika U turun dari U merupakan

14
RAHASIA

sesuatu ketika tangga dan mulai orang yang


marah melangkah ke suka
kamarnya kembali U membanting
mengambil tempat obat sesuatu ketika
nyamuk yang ada di marah.
atas kasur U
dan membantingnya ke
lantai tanpa berkata
apa pun.
5. Menendang U menendang pintu U merupakan
kamar ketika U melihat orang yang
W mulai masuk ingin memperli
melangkahkan kaki ke hatkan kekua-
kamar tanpa saannya.
mengeluarkan kata-
kata.
6. Berkata U berkata kasar U merupakan
kasar kepada teman kos U orang yang
kalau U tidak akan mudah untuk
pernah sekamar lagi berkata kasar.
dengan mereka
dengan berkata, ‘‘den
ndak ka nio sakamar jo
urang nan busuak hati
mode kalian ko lai do ’’.

15
RAHASIA

3 Anger 1. Mengatakan U berkata, ’’Kalau U merupakan


Control hal yang kalian sado e ndak orang yang
tidak di sukai suko jo den kecek an di spontan
muko den jan di mengemuka-
balakang den, ndak kan hal yang
mode ko caro kalian tidak U sukai.
mambaka kasua den
do’’.

2. Mempertahan U mempertahankan U merupakan


-kan pendapat pendapat dengan tetap orang yang
mengatakan kepada selalu mem-
temannya untuk harus pertahankan
mengganti kasur yang pendapat U.
sudah terbakar dengan
berkata, ’’den ndak
mau tahu do yang
pantiang kalian harus
mangganti kasua den’’.

b) Checklist
No Aspek Indikator Ya Tidak
1. Anger in 1. Panik dalam menghadapi √
masalah
2. Diam ketika di ejek √
3. Mengepalkan tangan dan √
mata merah
4. Pergi menjauh ketika teman √
tertawa bersama-sama
5. Sulit berkonsentrasi √

6. Menghindar ketika bertemu √


dengan orang yang tidak
disukai

16
RAHASIA

7. Suka bermenung √
8. Menghindari keributan √

9. Berbicara sendiri √
10. Mengeluarkan air mata √
2. Anger Out 1. Berteriak √

2. Mengancam √
3. Menyalahkan orang lain √ .
4. Mendorong √
5. Membanting sesuatu ketika √
marah
6. Menampar √

7. Menendang √

8. Memukul √

9. Mencekik √

10. Berkata kasar √


3 Anger 1. Mengatakan hal yang tidak √
Control di sukai
2. Menjelaskan √
Kesalahan dengan alasan
3. Mencari cara menenangkan √
diri

4. Tenang menghadapi √
masalah
5. Mendengarkan alasan orang √
lain
6. Mencari solusi dalam √
menyelesaikan masalah
7. Mempertahankan Pendapat √
8. Menunggu waktu yang tepat √
untuk mengungkap-kan
marah
9. Berteman dengan semua √
orang

17
RAHASIA

10. Menenangkan Orang yang √


sedang marah
Total 12 0

Total Skor
Total Skor= ×100 %
Total Indikator

12
¿ ×100 %
30

= 0,4 × 100 %

¿ 40 %

Berdasarkan hasil dari teknik checklist di dapatkan hasil 40 %.


Artinya bahwa frekuensi pengungkapan marah anger out subjek yang
terpenuhi adalah sebanyak 40 %, ini berarti subjek memiliki kategori
pengungkapan marah anger out rendah. Karena pengkategorisasiannya
diambil dari nilai maksimal 100% dibagi 3 yaitu, tinggi, sedang dan rendah.

c) Rating Scale
a. Anger in
1) Panik dalam menghadapi masalah

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah
2) Diam ketika di ejek

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

3) Menghindar ketika bertemu dengan orang yang tidak disukai

18
RAHASIA


: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

4) Pergi menjauh ketika teman tertawa bersama-sama



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

5) Sulit berkonsentrasi

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

6) Mengepalkan tangan dan mata memerah



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

7) Suka bermenung

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

8) Menghindari keributan

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

9) Berbicara sendiri

19
RAHASIA


: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

10) Mengeluarkan air mata



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

b. Anger Out
1) Berteriak

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

2) Mengancam

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

3) Menyalahkan orang lain



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

4) Mendorong

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

5) Membanting sesuatu ketika marah

20
RAHASIA


: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

6) Menampar

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

7) Menendang

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

8) Memukul

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

9) Mencekik

: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

10) Berkata kasar



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

c. Anger Control

21
RAHASIA

1) Mengatakan hal yang tidak di sukai



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

2) Menjelaskan kesalahan dengan alasan



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

3) Mencari cara menenangkan diri



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

4) Tenang menghadapi masalah



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

5) Mendengarkan alasan orang lain



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

6) Mencari solusi dalam menyelesaikan masalah



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

7) Mempertahankan pendapat

22
RAHASIA


: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

8) Menunggu waktu yang tepat ketika marah



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

9) Berteman dengan semua orang



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

10) Menenangkan orang yang sedang marah



: ───────:───────:───────:───────:───────:
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah

Total Skor = 65
Aitem Keseluruhan = 30
Skor Tertinggi = 30 × 5 = 150
Skor Terendah = 30 × 1 = 30
Range = 150 – 30 = 120
Interval = 120 : 3 = 40

Tabel Kategorisasi
Klasifikasi Range
Tinggi 110 ─ 150
Sedang 70 ─ 110
Rendah 30 ─ 70

23
RAHASIA

Berdasarkan hasil teknik Rating scale didapatkan hasil 65. Artinya


berdasarkan 3 kategori di atas pengungkapan marah anger out subjek yang
terpenuhi dikategorikan rendah.

3. Dinamika Psikologis
Berdasarkan hasil observasi yang telah observer lakukan terhadap
observee yang berinisial U bahwa subjek memiliki ekspresi pengungkapan
marah anger out. Hal ini terlihat dari perilaku subjek yang dalam aktivitas
sehari-hari selalu berteriak dan berkata kasar untuk mengekspresikan emosi
marahnya serta mengancam, membanting dan menendang sesuatu yang dekat
dengan dirinya dan menyalahkan orang lain..
Subjek memunculkan perilaku tersebut karena dia tidak bisa mengontrol
setiap dorongan-dorongan yang timbul dari dalam dirinya sendiri. Akibatnya dia
mengekspresikan kemarahannya ke luar dengan melakukan tindakan-tindakan
yang agresif/merusak.

4. Pembahasan
Hasil observasi menunjukkan bahwa ekspresi pengungkapan marah
subjek yang berinisial U adalah pengungkapan marah anger out. Hal ini terlihat
perilaku subjek yang dalam aktivitas sehari-hari selalu berteriak dan berkata
kasar untuk mengekspresikan emosi marahnya serta mengancam, membanting
dan menendang sesuatu yang dekat dengan dirinya dan menyalahkan orang
lain. Subjek memunculkan perilaku tersebut karena dia tidak bisa mengontrol
setiap dorongan-dorongan yang timbul dari dalam dirinya sendiri. Akibatnya dia
mengekspresikan kemarahannya ke luar dengan melakukan tindakan-tindakan
yang agresif/merusak.
Hasil tersebut didukung dengan teknik cheklist dan rating scale. Dimana
dari teknik checklist didapatkan hasil 40 %. Artinya frekuensi pengungkapan
marah Anger out subjek yang terpenuhi adalah sebanyak 40 % . Sedangkan
berdasarkan hasil teknik rating scale didapatkan hasil 65. Artinya
pengungkapan marah Anger out subjek dikategorikan rendah.

24
RAHASIA

Hal di atas relevan dengan teori dari Safaria (2009) bahwa anger out
adalah Merupakan reaksi ke luar/objek yang dimunculkan individu ketika dalam
keadaan marah atau reaksi yang dapat diamati secara umum. Kondisi seperti
ini bisa jadi perbuatan merusak. Dan Penelitian ini juga didukung dan relevan
dengan teori pendekatan dorongan yang dikemukakan Dollars, Doob, Miller,
Mowrer dan Sears (dalam Rahman, 2013)) bahwa perilaku merusak muncul
karena kondisi eksternal yang membangkitkannya. Hal ini terlihat ketika U
melihat kasurnya terbakar maka kondisi tersebutlah yang membuat U menjadi
marah akibatnya U tidak bisa lagi menahan emosi marah U sehingga
mengekspresikan kemarahan U ke luar.

E. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan untuk mengetahui bagaimana cara
seseorang dalam mengungkapkan marahnya dapat ditarik kesimpulan bahwa U
mengungkapkan marah dengan cara anger out. Hal ini terlihat dari banyaknya

25
RAHASIA

jumlah indikator pada aspek anger out yang terpenuhi seperti : berteriak,
berkata kasar, mengancam, membanting dan menendang sesuatu ketika
marah dan menyalahkan orang lain.
Berdasarkan hasil 3 teknik pencatatan data (anecdotal record, checklist
dan rating scale) memiliki hasil yang sama pada pengungkapan marah (anger
expression) anger out subjek yaitu dalam kategori rendah.

2. Saran
Berdasarkan hasil laporan observasi dari lapangan di atas maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
a) Untuk peneliti selanjutnya peneliti menyarankan agar lebih banyak lagi
menambah referensi bacaannya sehingga memudahkan untuk
merumuskan judul laporan observasinya.
b) Sebaiknya dalam menyelesaikan tugas observasi individu ini semua
anggota kelompok harus lebih semangat lagi sehingga tugas ini bisa
selesai dengan tepat waktu.
c) Sebaiknya pustaka lebih menambah lagi referensi buku-buku
psikologinya sehingga semua anggota kelompok bisa lebih mudah
mendapatkan teori yang berhubungan dengan judul observasinya.
d) Untuk menangani rasa marah dalam Islam dijelaskan dalam sebuah
hadis Rasulullah saw yaitu sebagai berikut :
‘’apabila salah seorang diantara kamu marah, hendaklah ia segera
berwudhu dengan air dingin, karena marah itu bersumber dari api’’ HR
Abu Daud).

F. Daftar Pustaka
Al Baqi, Safiruddin. 2015. Ekspresi Emosi Marah. Buletin Psikologi. Volume 23,
No. 1, Juni 2015 : Universitas gajah Mada.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.

26
RAHASIA

Ni’matuzaroh, Susanti Prasetyaningrum. 2014. Observasi dalam Psikologi.


Malang : UMM press.
Rahman, Abdul Agus. 2003. Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu
dan Pengetahuan Empirik. Jakarta : Rajawali perss
Safaria,Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi.Jakarta :
Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 1985. Bimbingan Konseling Sekolah. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi UGM.

27

Anda mungkin juga menyukai