Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

UTS. BAHASA INDONESIA

Disusun oleh:

Nama : Ekhaliq Firmansyah

NIM :2161201181

Kelas : 1B1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS

TAHUN AJARAN 2021/2022


PENDAHULUAN

Berbicara merupakan kegiatan berbahasa lisan yang dilakukan oleh manusia. Berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran, gagasan dan perasaan. Kegiatan berbicara pun merupakan suatu
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, semantik, dan
lingkungan sedemikian ekstensif secara luas sehingga dapat dikatakan sebagai alat manusia
yang paling penting bagi kontrol sosial. Sebagai sarana komunikasi, berbicara tidak hanya
menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar, tetapi lebih jauh dari pembicara pun
dilakukan dengan tujuan-tujuan yang beraneka ragam, sesuai dengan yang dibutuhkan
seorang pembicara untuk melakukan pembicaraan. Menentukan tujuan berbicara berarti
kegiatan berbicara harus ditempatkan sebagai sarana penyampaian sesuatu kepada orang
lain, diantaranya tujuan sosial, ekspresif, ritual dan instrumental.

Manusia fitrahnya berkemapuan menalar, yaitu mampu untuk berpikir secara logis dan
analistis, dan diakhiri dengan kesimpulan. Kemampuan ini berkembang karena didukung
bahasa sebagai sarana komunikasi verbalnya, sehingga hal-hal yang sifatnya abstrak
sekalipun mampu mereka kembangkangkan, hingga akhirnya sampai pada tingkatan yang
dapat dipahami dengan mudah. Karena hal inilah mengapa dalam istilah Aristoteles manusia
ia sebut sebagai animal rationale.

Penalaran dan pemikiran adalah sebuah proses yang terjadi di dalam otak, hasil dari proses
tersebut bisa diketahui jika pemikir sudah mengeluarkan pikirannya dalam bentuk lisan
maupun tulisan.

Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan
upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berpikir ilmiah merupakan berpikir dengan
langkah-langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis,
pengkajian literatur, menarik kesimpulan. Kesemua langkah-langkah berpikirdengan metode
ilmiah tersebut harus didukung dengan alat atau sarana yang baik sehingga diharapkan hasil
dari berpikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik.
PEMBAHASAN

A. Mengapa Mahasiswa dalam Berbicara ataupun Menulis perlu Menggunakan Penalaran


Ilmiah?

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan
yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi
baru yang sebelumnya tidak diketahui.

Mengapa perlu adanya penalaran ilmiah karena Untuk mendapatkan kesimpulan yang
dapat dipertanggungjawabkan dari suatu penelitian ilmiah, dibutuhkan banyak fakta yang
dikumpulkan dan harus melalui tahap pengujian untuk dicari tahu kebenaran dari fakta
tersebut. Setelah semua fakta dan data terkumpul dan teruji, maka peran penalaran pun
dibutuhkan. Bisa dengan metode induktif ataupun deduktif tergantung dari sifat data dan
kebutuhan sang peneliti. Oleh karena itu proses penalaran ilmiah tidak akan untuk
mencari dan menghasilkan sebuah kesimpulan ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya

Mahasiswa perlu menggunakan penalaran ilmiah disaat menulis karena seperti yang
kita tahu, tulisan ilmiah dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi ilmiah murni dan
ilmiah populer. Keduanya memiliki struktur, gaya bahasa, bahkan target pembaca yang
berbeda. Kendati demikian, baik dalam tulisan ilmiah murni maupul ilmiah populer,
proses bernalar dan berlogika tidak boleh dikesampingkan. Bagaimanapun, keduanya
adalah karya tulis yang bertitik berat pada kelugasan, keefektifitan, dan keakuratan.

Temuan tentang model penalaran berdasarkan arah alur memiliki kencerungan


dominan, artinya setiap tulisan artikel ilmiah mahasiswa terdapat model tersebut yakni
penalaran deduksi dan induksi. Penalaran deduktif memiliki intensitas tertinggi
dibandingkan dengan induktif. Di setiap tulisan artikel ilmiah mahasiswa terdapat model
penalaran deduksi. Temuan model penalaran sebagai berikut.

Antologi puisi yang berjudul “Tadarus” ini ditulis oleh Kyai Haji Mustofa Bisri (Gus
Mus). Puisi-puisi tersebut menceritakan bagaimana seorang kyai yang memimpin sebuah
pondok pesantren melakukan perjalanan spiritual. Tujuannya adalah untuk mencari
kebenaran dari firman Allah dan sabda nabi dengan menempatkan pertimbangan dalam
pilihan perjalanan yang lain. Pilihan itu adalah kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam
semesta, maupu manusianya, bukan kepatuhan dalam melaksanakan misi agama
(“Perspektif Strukturalisme Antologi Puisi Tadarus Karya H. Mustofa Bisri: Senandung
Tadarus oleh Gus Mus” yang ditulis oleh Rita Mayasari).
B. Mengapa kita sangat perlu Mengetahui dan Mengenal Kalimat Efektif?

Apa sih kalimat efektif bahasa Indonesia itu? Sederhananya, Kalimat efektif adalah
kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-
unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat);
memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang
tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan
mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Menurut JS Badudu kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si penulis dalam bahasa tulis) dapat
diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar
dengan dimana kita berjumpa, apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur
atau si penulis.

Mengapa kita perlu mengetahui dan mengenal kalimat efektif karena informasi yang
disampaikan harus dapat diterima akal dan nalar. Contohnya, kalimat ‘Kepada Gubernur
Jawa Timur, kami persilahkan’ lebih logis dibandingkan ‘Waktu dan tempat kami
persilahkan’. Memangnya waktu dan tempat mau dipersilahkan kemana. Pada contoh
kalimat kedua, ‘waktu dan tempat’ bukanlah subjek (berupa orang) yang diberi waktu
dan tempat untuk berbicar. Itulah sebabnya kita harus memahami serta mengenal mana
kalimat yang efektif dan mana kalimat yang tidak efektif.

Kalimat yang jelas dan baik akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat
efektif harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan, maksud, atau informasi
kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca
atau pendengar.
PENUTUP

Kesimpulan

Memiliki kemampuan penalaran yang baik merupakan aspek yang sangat dibutuhkan
dalam sains dan kehidupan sehari-hari serta modal untuk bersaing era 21. Pembelajaran
di kampus perlu mengetahui sejauh mana kemampuan penalaran ilmiah mahasiswa
supaya lebih mengoptimalkan serta melatih kemampuan penalaran ilmiah mahasiswa.

Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat);
memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat
dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah
dipahami oleh pembaca atau pendengar.
DAFTAR PUSTAKA

http://kalimatefektif(diksi,strukturdanlogika) bagus putrayasa, Prof. Dr. Ida (2014)

Parto, parto (2017-07-04). “kalimat efektif “

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kalimat_efektif

https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-munzir/article/view/812

https://aldiunanto.com/mengapa-perlu-adanya-penalaran-ilmiah.aldi

Anda mungkin juga menyukai