Makalah KLP 5
Makalah KLP 5
Mata Kuliah
Dosen
Kekhwatiran ini cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan kita tidak
cukup mampu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT. sebagaimana yang diharapkan. Berbagai masalah sosial dan tindak
kejahatan sering terjadi dan banyak dilakukan justru oleh orang-orang yang secara
akademik sangat terpelajar, bahkan mumpuni seperti narkoba, banyaknya tawuran antar
pelajar, pornografi, pornoaksi dan lain-lain, yang kesemuanya itu berpotensi untuk
menimbulkan kerawanan sosial berupa degradasi (kemerosotan) moral dan hanyutnya
etika-etika ketimuran atau lebih khusus lagi merosotnya akhlakul karimah. Ini berarti,
aspek pendidikan turut menyumbang dan memberikan saham bagi kebangkrutan bangsa
yang kita rasakan sekarang. Kenyataan ini menjadi salah satu catatan mengenai raport
merah pendidikan nasional kita.
BABU
PEMBAHASAN
Pesatnya perkembangan sains dan teknologi semakin terasa dari hari ke hari.
Banyak hasil dari perkembangan sains dan teknologi yang tadinya diluar angan-angan
manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya penyampaian informasi
yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telepon,
handphone, faksimile dan internet dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik
saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat
komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di angkasa
dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh dunia dalam masa
yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun
seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran
dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi
memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material atau
lahiriah manusia.
Allah berfirman dalam Al Qur’an,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya
malam dan siang, terdapat tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi kalangan ulul albab.
Yaitu mereka yang hatinya selalu bersama Allah di waktu berdiri, duduk dan dalam
keadaan berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka perliharalah kami dari azab neraka. ”(QS Al-Imron 190191).
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan
pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan
kebesaran, kehebatan dan keagungan-Nya.Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang
kebesaran dan keluasannya pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah
tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya.
Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan iptek dan imtaq ini diperlukan karena
empat alasan. Pertama, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar
bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa
kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtaq, iptek bisa disalahgunakan pada
tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan.
Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara
maknawi.
Kedua, pada kenyataannya iptek yang menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan
hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut
oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidup manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani, tetapi
juga membutuhkan imtaq dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu,
penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang
dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan
manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar
manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtaq, segala atribut duniawi,
seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar
manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya
mencari ridha Allah SWT, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak
menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
dalam al-Qur’an :
Dengan demikian integrasi iptek dan imtaq harus diupayakan dalam format yang
tepat sehingga keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar kita meraih kebaikan
dunia dan kebaikan akhirat.
“Jika manusia meninggal maka semua amalannya terputus kecuali tiga perkara
yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan
untuknya. ” (HR. Muslim no. 1631)
Dari ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist di atas Allah SWT. tidak menyamakan
kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu karena mereka adalah
mujahid yang memperbaiki dirinya, memperbaiki orang lain, dan melindungi agama
Allah dari setiap perkara yang bisa merusaknya, berbeda halnya dengan ahli ibadah yang
kebaikannya hanya terbatas pada dirinya. Bahkan ilmu adalah salah satu ladang pahala
yang terus mengalir walaupun orang berilmu tersebut sudah meninggal jika semasa
hidupnya ia mengamalkan ilmunya dijalan Allah sehingga bermanfaat bagi banyak
orang.
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia dan kebahagiaan di
akhirat. Jadi dalam pandangan Islam alam semesta mempunyai dua fungsi. Pertama,
untuk memenuhi kebutuhan manusia agar bisa beribadah kepada Allah SWT. Kedua,
sebagai media untuk memahami kekuasaan, kebesaran, dan keluasan dzat Allah.
Dengan dua peranan alam bagi manusia menurut konsep Islam inilah tindakan
eksploitasi alam secara brutal yang mengesampingkan keselarasan dan
keseimbangannya tidak bisa ditolerir ajaran Islam, dan krisis lingkungan yang melanda
dunia saat ini merupakan persoalan besar dalam memahami peranan manusia sebagai
khalifah sekaligus hamba Allah di bumi. Manusia telah menjadikan dirinya sebagai raja
yang mempunyai kekuasaan mutlak atas alam semesta. Dan meniadakan
pertanggungjawabannya nanti dihadapan Allah atas tindakannya terhadap alam semesta.
Bagi seorang muslim menyelamatkan lingkungan hidup adalah merupakan
perintah agamanya, tidak hanya sekedar mencari legitimasi agama atas isu-isu
lingkungan hidup yang semakin keras dendangnya. Karena dengan lingkungan yang
sehatlah seorang muslim dapat melangsunglkan ibadah dan menjadikan alam sebagai
media mengenal dan memahami Allah, disamping kitab suci.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Agama dan ilmu pengetahuan dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama
dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama.
Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara
sinergis, holistik dan integratif
Maka dari itu, kita harus menguasai iptek, dan memanfaatkan perkembangan
iptek untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada
Allah SWT. Kebenaran iptek menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya
iptek itu sendiri. Iptek akan bermanfaat apabila :
http://www.kabutfajar.wordpress.eom/2010/04/30/keutamaan-orang-yang-
ilmu.html/
http://www. nasirmat. wordpress, com/2009/09/26/integrasi-iptek-dan-imtaq- kedalam-
pembelajaran/
http://www.scribd.com/doc/2918652/Membangun-Sains-Teknologi-Menurut-
Islam/