Anda di halaman 1dari 3

NAMA :MOHD.

FAIZAL
NIM : 19.2500.039
TUGAS SBL : RESUME

1. Negosiasi Agama dan Budaya Lokal


Hubungan agama dan kebudayaan memang masalah besar dan klasik yang
tidak pernah selesai. akan tetapi, belakangan ini terdapat gejala menarik ketika
seolah agama memperlihatkan gelagatnya untuk mengambil kembali peran peran
penting dalam kebudayaan. Dalam sejarahnya agama tlah banyak memberi
inspirasi bagi proses dan pembentukan kebudayaan.di beberapa negara atau
bangsa.akan tetapi.terdapat pula beberapa negara yang secara relatif memisahkan
persoalan dan nilai keagamaan dengan persoalan kehidupan bernegara/berbangsa.
Islam sebagai agama wad’un ilāhiyyun, senantiasa sejalan dengan budaya
masyarakat selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan doktrin Islam,
karena doktrin tersebut memasuki masyarakat dan mewujudkan diri dalam
konteks sosial budaya (Islamicate) pada masing-masing wilayah atau berbangs
Hasil budaya tersebut menjadi kekayaan umat Islam dan menjadi peradaban
yang spesifik. Agama merupakan sebuah sistem nilai yang memuat sejumlah
konsepsi mengenai konstruksi realitas, yang berperan besar dalam menjelaskan
struktur tata normatif dan tata sosial serta memahamkan dan menafsirkan dunia
sekitar.

1
Sementara kebudayaan merupakan ekspresi cipta, karya, dan karsa manusia
yang berisi nilai-nilai dan pesan-pesan religiusitas, wawasan filosofis dan kearifan
lokal (local wisdom). Agama maupun kebudayaan, keduanya memberikan
wawasan dan cara pandang dalam menyikapi kehidupan sesuai kehendak Tuhan
dan kemanusiaannya.

A. Osmosis
Beberapa masyarakat di jawa,karena kondisi budayanya demikian lentur,
maka proses agamaisasi mengalami osmosis dengan budaya lokal, itulah
sebabnya, wajah budaya di sejumlah daerah di jawa jauh lebih kental daripada
wajah agamanya akan tetapi,tentu saja kondisi tersebut tidak bisa dipukul
rata.proses osmosis tersebut tergantung karakter agama yang mana yang
beradaptasi dan daya lentur budaya lokal itu sendiri.
Hal itu juga terjadi di beberapa tempat lain di daerah indonesia di belahan
timur. ketika proses kristenisasi demikian kuat, budaya lokal diadaptasi untuk
disesuaikan dengan nilai nilai agama. untuk kasus agama budha atau hindu di
beberapa tempat di indonesia juga demikian, budaya lokal mengalami osmosis
yang tinggi dengan nilai dan rukun keagamaan bersangkutan, sebagai contoh,
hindu dan bali merupakan satu identitas dan integritas yang sulit dipisahkan.
Proses proses tersebut dulunya berjalan secara damai memang di
beberapa konflik dan pertentangan, baik atas nama agama atau atas nama budaya
(lokal bersangkutan). beberapa catatan sejarah, seperti perang diponegoro, perang
padri, dan sebagainya.

B. Ruang Negosiasi
Kondisi itu menyebabkan ruang negosiasi mengalami kerancuan segitiga
posisi. segitiga posisi itu adalah menjadi tidak jelasnya posisi posisi. ketika
teknologi dan kapitalisme yang seharusnya dalam satu kategori posisi, tetapi
dengan tangkas bermetamorfosis baik di posisi agama atau diposisi budaya lokal.
Akan tetapi, melihat kegaduhan di ruang negosiasi, hal yang terjadi adalah bahwa
gerakan, aksi, dan pemikiran atas nama agama sedang berhadapan dengan daya

2
tahan budaya lokal.

C. Daya Tahan Budaya


Terpaan budaya populer,tentu saja mendapat hubungan terutama Dari
budaya lokal dan budaya agama. hadangan utamanya juga dari sisi ideologis itu
sendiri,terutama budaya agama mungkin tidak cukup menjauhkan duniawi ini
senjata utama ideolgi agama.

D. Inovasi Lokal
Berbagai kondisi historis itu,hal yang mendesak untuk digerakkan adalah
membuka ruang yang seluas luasnya bagi pengembangan inovasi berbasis budaya
budaya lokal,mungkin hal itu sebagian masih tersimpan dalam pengetahuan
membangun candi dan tata ruangnya, pengetahuan bertani dan kesehatan yang
masih tersimpan di naskah naskah tua atau berbagai hal tentang permainan
(tradisi) yang bisa dilombakan sebagai satu yang khas nusantara.

Anda mungkin juga menyukai