A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Perencanaan Produksi dan
kebutuhan SumberDaya”. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
Mampu memberikan penjelasan tentang perencanaan produksi dan
kebutuhan sumber daya
B. URAIAN MATERI
1. PERENCANAAN PRODUKSI
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas
meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan
pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan
merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat
membutuhkan aktivitas perencanaan.
Tujuan perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Seringkali
perencanaan harus mengalami perubahan, oleh karena itu perencanaan harus
besifat luwes dan terbuka untuk dapat dirubah bila diperlukan. Sifat luwes ini
mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan dikendalikan terus
menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada namun perencanaan harus
tetap pada tujuan yang ditetapkan. Perencanaan juga merupakan fungsi memilih
sasaran perusahaan secara kebijaksanaan, program dan pemilihan langkah-
langkah apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan aktivitasnya
dilaksanakan.
Dalam perencanaan produksi kita selalu menginginkan agar diperoleh
perencanaan produksi yang baik namun merencanakan proses produksi bukanlah
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
hal yang mudah karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
internal relative mudah dapat dikuasai oleh PPC manager, namun faktor external
tidak demikian. Karena itu perencanaan harus dibuat ketat namun tidak kaku,
artinya dapat dirubah bila diperlukan dan kemungkinan perubahan ini juga harus
diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan. Perencanaan yang baik hanya
akan diperoleh dengan didasarkan kepada informasi yang baik dan pengukuran
keberhasilan didasarkan kepada standard yang ditetapkan.
2 UNSUR-UNSUR PERENCANAAN
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
menyebabkan perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis.Tujuan
produksi bagi perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi
permintaan pelanggan. Tujuan tersebut dituangkan dalam Order Confirmation
yang dibuat oleh bagian penjualan.
Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya
dirumuskan oleh sales department, berdasarkan order yang telah diterima. Karena
tujuan produksi dirumuskan berdasarkan order yang telah diterima maka dalam
fungsi perencanan produksi pengaruh forecasting pada sistem perencanaan
produksi dapat dikatakan tidak signifikan.Untuk mencapai tujuan, khususnya
dalam perencanaan produksi dan pengendalian persediaan perusahaan perlu
menyediakan fasilitas komunikasi dan sistem informasi yang mendukung sistem
pengolahan data terdistribusi. Program aplikasi database management system
yang terintegrasi dengan sistem lainnya di lingkungan perusahaan sehinngga
bagian perencanaan produksi dan pengendalian persediaan memiliki sarana yang
cukup handal yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu
yang relatif singkat.
Bagian perencanaan dengan mudah dapat mengumpulkan informasi yang
diperlukan dalam menyusun perencanaan produksi. Agar masing-masing fungsi
yang terdapat dalam Sistem perencanaan dan bagian terkait dengan sistem
perencanaan produksi dapat menjalankan kerja dan tanggungjawabnya sesuai
dengan sistem, maka setiap personal disyaratkan mengenal sistem akuntansi
komputer dan procedure yang diterapkan. Dengan demikian efektifitas kerja dapat
ditingkatkan.
Dalam usaha mencapai tujuan perencanaan produksi terdapat berbagai
macam permasalahan sesuai dengan proses yang akan dilaksanakan, kemudian
dirumuskan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien
serta bagaimana cara pengendaliannya. Keberhasilan dalam membuat
perencanaan produksi dan pencapaiannya tidak hanya tergantung pada organisasi
bagian perencanaan itu sendiri, melainkan sangat tergantung pada struktur
organisasi secara keseluruhan dan sistem yang diterapkan.
Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan sistem
informasi tidak efektif, bahkan sering terjadi kesalahan dalam pengambilan
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
keputusan akibat tidak memahami informasi yang ditampilkan oleh sistem
informasi yang tersedia. Manajer bagian prencanaan mutlak harus memahami
sistem informasi yang digunakan, karena sistem informasi yang digunakan adalah
berbasis komputer maka manajer bagian perencanaan produksi dan pengendalian
persediaan serta bagian yang terkait langsung dengan bagian tersebut harus
memahami dan mengerti sistem komputer yang digunakan. Jika tidak maka
terbuka peluang untuk mengambil keputusan-keputusan yang keliru.
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
dilakukan secara terus-menerus sehingga keputusan yang diambil untuk
pengembangan jangka panjang mempunyai dasar yang objectif.
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Yang dimaksud biaya pembelian dalam hal ini adalah biaya pembelian
bahan baku untuk produksi. Pembelian skala besar dapat mengurangi
biaya pembelian dengan adanya potongan harga (quantity discount) yang
diberikan Supplier dengan konsekwensi biaya transportasi yang
ditanggung Supplier relative lebih murah karena pengangkutan barang
dilakukan tidak terlalu sering, namun perlu diperhitungkan apakah
potongan harga tersebut lebih kecil dari biaya penyimpanan. Disamping
itu jumlah persediaan yang cukup dapat mempercepat delivery sehingga
tidak menimbulkan kekecewaan pelanggan. Karena jenis perusahaan
memproduksi suatu barang sesuai permintaan pelanggan dimana
permintaan tersebut akan dipenuhi pada waktu yang akan datang, cara
pembelian tersebut tidak menguntungkan karena penyimpanan barang
tersebut membutuhkan ruang yang luas dan waktu penyimpanan yang
relatif lama.
• Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan meliputi biaya penyediaan ruang yang diperlukan
untuk menampung barang tersebut, biaya perawatan atas resiko kerusakan,
serta biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk merawat dan
mengamankan barang tersebut dari segala macam bentuk gangguan.
Selain itu biaya penyimpanan juga berkaitan dengan biaya bunga dimana
semakin besar dana yang dialokasikan pada persediaan akan mengakibatkan
alokasi akan investasi yang lain akan terhambat atau dilakukan dengan suntikan
dana dari kreditur dalam hal ini adalah Bank. Sesuai dengan sifat perusahaan yang
memenuhi permintaan pelanggan pada waktu yang akan datang maka
persediaan bahan baku dasar, tinta spesial yang tidak diperuntukan untuk order
produksi tertentu (bebas) adalah nol.
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
1. Pasar yang baik di masa yang akan datang,
2. Siklus hidup produk,
3. Arus kas, dan
4. Kemampuan organisasi.
Ide Produk
Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan konsumen,
dorongan teknologi yaitu kemampuan perusahaan dalam riset dan
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
pengembangan, dan koordinasi antar fungsi manajemen yaitu keuangan,
pemasaran, dan personalia.
Desain awal
Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan beberapa
tujuan yaitu manfaat produk, fungsi barang apakah fiingsi utama atau
sekunder, style, seni atau keindahan barang dengan melihat keseimbangan
biaya, kualitas, dan performance produk.
Prototype
Pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan kemampuan dan
kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan dan dianalisis keindahan
bentuknya.
Testing
Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan yang mungkin
terjadi apakah memenuhi syarat atau tidak.
Desain Akhir
Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap testing
disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah dilakukan.
Implementasi
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk. Pada tahap ini,
perusahaan memulai proses produksi, dilihat masa depan pemasarannya
(bagaimana reaksi konsumen dan kemantapan di pasar).
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Keterangan:
: Hubungan dua arah, termasuk umpan balik
MPS : Master Production Scheduling
CRP : Capacity Requirements Planning
MRP : Material Requirements Planning
PAC : Production Activity Control
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
7. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Terintegrasi
Sistem manufaktur tidak dapat memproduksi prioritas (output) yang
diinginkan tanpa memiliki kapasitas (input) yang cukup. Karena itu, dalam sistem
manufaktur modern aktivitas perencanaan prioritas (priority planning) sejajar
dengan aktivitas perencanaan kapasitas, sehingga terdapat suatu hierarki dari
rencana-rencana kapasitas (capacity plans) yang sejajar dan sesuai dengan
hierarki dari rencana-rencana prioritas (priority plans). Menurut Gasperz, pada
dasarnya terdapat empat tingkat dalam hierarki perencanaan prioritas dan
kapasitas yang terintegrasi, antara lain:
1. Perencanaan Produksi dan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya.
2. Penjadwalan Produksi Induk (MPS) dan Rough Cut Capacity Planning
(RCCP).
3. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan Perencanaan Kebutuhan
Kapasitas (CRP).
4. Pengendalian Aktivitas Produksi (PAC) dan Pengendalian Input/Output serta
Operations Sequencing.
Keterangan:
: Hubungan dua arah, termasuk umpan balik
MPS : Master Production Scheduling
RRP : Resource Requirements Planning
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
MRP : Material Requirements Planning
CRP : Capacity Requirements Planning
PAC : Production Activity Control
Gambar 2.3. Hierarki Perencanaan Priori tas dan Kapasitas dalam Sistem MRP II
(Sumber: Vincent Gasperz, PPIC, h.127)
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
diubah, atau mencari tambahan sumber daya tersebut. Apabila sumber daya yang
direncanakan dan yang dibutuhkan adalah sama, Rencana Produksi dianggap
layak untuk diteruskan ke tingkat hierarki berikut, yaitu MPS, untuk dilaksanakan.
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan Perencanaan Kebutuhan
Kapasitas (CRP) merupakan perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas
pada hierarki level operasional (level 3). MRP mengembangkan pesanan-pesanan
yang direncanakan untuk bahan baku, komponen dan subassemblies yang
dibutuhkan untuk memenuhi MPS. MRP juga merekomendasikan penjadwalan
ulang terhadap open orders apabila due dates dan need dates tidak sama. MRP
menggunakan data inventory dan Bill of Material (BOM) sebagai tambahan pada
MPS untuk dijadikan sebagai input. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP)
membandingkan kapasitas yang dibutuhkan terhadap projected available capaity
untuk open manufacturing orders dan planned manufacturing orders yang
dihasilkan oleh sistem MRP. CRP menggunakan routing files dan informasi pusat
kerja untuk menghitung beban yang dijadwalkan pada pusat-pusat kerja, dengan
mengasumsikan infinite capacity. Jika projected capacity berbeda dengan yang
dibutuhkan oleh projected load, perencana dapat merekomendasikan tindakan-
tindakan korektif kepada manajemen puncak termasuk mengurangi atau
menjadwalkan ulang pesanan-pesanan, merekrut atau mengurangi tenaga kerja,
mengalihtugaskan pekerja, mensubkontrakkan, atau melakukan alternate
routings. Apabila CRP mengindikasikan bahwa beban dari pesanan yang
dikeluarkan ditambah jadwal MRP dari pesanan yang direncanakan adalah layak
dari sudut pandang kapasitas, pesanan-pesanan yang direncanakan itu dikeluarkan
ke Pengendalian Aktivitas Produksi (PAC) untuk dilaksanakan.
Pengendalian Aktivitas Produksi (PAC), Pengendalian Input/Ouput, dan
Operations Sequencing merupakan perencanaan prioritas dan perencanaan
kapasitas pada hierarki level pelaksanaan dan pengendalian (level 4). PAC
mengembangkan jadwal jangka pendek yang terperinci dengan menggunakan
component due dates dari MRP dan detailed routings. Jadwal PAC biasanya
dalam bentuk hari atau kadang-kadang jam, dan cenderung mencakup waktu dari
satu sampai tiga bulan. PAC melibatkan perencanaan, pengeluaran, dan
pengendalian pesanan-pesanan manufaktur.
Pengendalian input/ouput memantau kuantitas dari pekerjaan yang datang
pada pusat kerja dan yang meninggalkan pusat kerja tersebut. Perencana produksi
membandingkan aktual pekerjaan yang tiba dan banyaknya yang diselesaikan,
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
kemudian mengambil tindakan korektif seperti menambah jam kerja lembur
(overtime), mentransfer pekerja di antara pusat-pusat kerja, alternate routings
terhadap transfer beban ke pusat kerja lain, atau melakukan splitting dan/atau
overlapping operations. Operations Sequencing merupakan suatu teknik simulasi
untuk perencanaan jangka pendek dan priority dispatching dari pekerjaan-
pekerjaan yang dikerjakan pada setiap pusat kerja, berdasarkan pada kapasitas
sekarang, prioritas, routings, dan informasi lain. PAC mewakili pelaksanaan dan
pengendalian dari rencana-rencana manufaktur yang telah dikembangkan dalam
tingkat perencanaan yang lebih tinggi. Pada level ini, pekerjaan benar-benar
secara aktual diselesaikan, juga memberikan umpan balik yang bermanfaat untuk
digunakan oleh tingkat yang lebih tinggi dalam meningkatkan proses perencanaan
mereka.
c. LATIHAN SOAL/TUGAS
Nama :
NIM :
Mata Kuliah :
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Dosen :
PETUNJUK:
PERTANYAAN:
D. DAFTAR PUSTAKA
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Fandy Tjiptono, 2006, Manajemen Jasa, Penerbit ANDI, Yogyakarta
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T