Zdocs - Tips - Bab 2 Densitas Sand Content Dan Pengukuran Kadar Minyak
Zdocs - Tips - Bab 2 Densitas Sand Content Dan Pengukuran Kadar Minyak
Ws = Vs x ρs............................................................. (2.4)
% volume solid :
Vs ( ρmb- ρml )
x 100% = x 100% ................ (2.6)
Vmb ρs- ρml
% berat solid :
ρs x Vs (ρmb- ρml)ρs
x 100% = x 100% ...... (2.7)
ρmb x Vmb (ρs- ρml)ρml
(ρmb- ρml)
Ws = 684 x ...............................................(2.8)
(35.8- ρmb)
10
Keterangan :
Ws = Berat solid zat pemberat , kg barite/bbl lumpur.
(ρmb- ρml)
Ws = 398 .................................................
(20.825- ρmb)
(2.9)
Keterangan :
Ws = Kg bentonite/bbl lumpur lama
b. Degassser.
Berfungsi membersihkan lumpur dari gas yang mungkin
masuk ke dalam lumpur pemboran. Peralatan ini sangat berfungsi
pada saat pemboran menembus zona permeable, yang ditandai
dengan pemboran menjadi lebih cepat, densitas lumpur berkurang
dan volume lumpur pada mud pit bertambah.
c. Desander.
Berfungsi membersihkan lumpur dari partikel-partikel
padatan yang berukuran kecil yang biasanya lolos dari shale
shaker.
12
d. Desilter.
Berfungsi seperti desander, namun desilter membersihkan
lumpur dari partikel-partikel yang berukuran lebih kecil. Selain
dapat menggunakan penyaringan dengan screen terkecil,
penyaringan dengan menggunakan mud cleaner, karena dapat
lebih murah dan lebih praktis. Penggunaan desilter dan mud
cleaner harus dioptimalisasi oleh beberapa faktor, seperti berat
lumpur, nilai fasa cair, komposisi solid dalam lumpur, biaya
logistik yang berhubungan dengan bahan kimia dan lain-lain.
Normalnya berat lumpur yang dikehendaki sekitar 10.8.
Vs
n = x 100% ...................................................(2.10)
Vm
Keterangan :
n = Kandungan pasir
Vs = Volume pasir dalam lumpur
Vm = Volume lumpur
2.3.2. Bahan
1. Barite
2. Bentonite
3. Air Tawar (Aquades)
16
2.6. Pembahasan
2.6.1. Pembahasan Praktikum
Pada praktikum ini membahas tentang densitas, sand content,
dan pengukuran kadar minyak lumpur pemboran. Suatu lumpur
memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan
suatu operasi pemboran sehingga perlu diperhatikan sifat-sifat dari
lumpur tersebut seperti densitas, viskositas, gel strength ataupun
filtration loss. Dalam awal pembentukan lumpur akan terdapat
kandungan minyak, yaitu banyaknya minyak yang terkandung dalam
lumpur emulsi dimana air sebagai bahan dasarnya. Lumpur emulsi
yang baik adalah lumpur dengan kadar minyak optimum lebih kurang
sebesar 15% – 20% kadar minyak dalam lumpur emulsi mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap laju pemboran. Selama proses
pemboran, lumpur juga akan tercampur oleh serpihan-serpihan
formasi (cutting) yang akan membawa pengaruh pada operasi
pemboran. Serpihan-serpihan pemboran yang biasanya berupa pasir
akan dapat mempengaruhi karakteristik lumpur yang disirkulasikan,
dalam hal ini akan menambah beban pompa sirkulasi lumpur.
Pada praktikum ini kita membuat lumpur terlebih dahulu dengan
komposisi campuran 350 cc air dan 22.5 gr bentonite. Sehingga
diperoleh lumpur dasar (LD) dengan densitas 8.65 ppg dan sand
content 0.50 %. Lalu ketika ditambahkan additif material pemberat
seperti bentonite dan carbonite, harga densitas pun meningkat. Pada
percobaan, apabila lumpur dasar yang kita peroleh ditambahkan barite
20
Vs ( ρmb−ρ ml )
x 100 = x 100
V mb ρ S−ρml
( 21.658 ppg−8.33 ppg )
0.5=
ρS −8.33 ppg
0.5 ρS −4.165 ppg=13.328 ppg
ρs
SG barite =
ρml
34.986 ppg
SG barite = =4 . 2
8.33 ppg
5. Dari tabel diatas terlihat bahwa selain densitas, juga diukur kadar
pasir. Jelaskan secara singkat mengapa perlu dilakukan
pengukuran kadar pasir dan bagaimana cara mengatasi masalah
tersebut dalam operasi pemboran!
Jawab:
23
6. Pada saat ini selain Barite dapat juga digunakan Hematite (Fe2O3)
dan Ilmenite (FeO.TiO2) sebagai density control additif. Hematite
mempunyai harga SG antara 4.2 – 5.3. Sedangkan ilmenite dari
4.5 – 5.11 dengan kekerasan masing-masing 2 kali lebih dari
barite. Dari data tersebut, buatlah analisa kelebihan dan
kekurangan kedua additif tersebut jika dibandingkan dengan
barite!
Jawab :
a. Kelebihan :
1. Pengontrolan tekanan statik lumpur akan lebih mudah
dilakukan, karena dengan SG yang kecil kenaikan ataupun
penurunan dari tekanan statik lumpur tidak signifikan.
2. Cocok untuk pemboran yang dangkal.
3. Mencegah lost circulation.
b. Kekurangan :
1. Karena dua kali lebih keras dari Barite, partikelnya akan
susah untuk larut dan bercampur dengan lumpur lama.
24
8. Suatu saat saudara berada dilokasi pemboran. Pada saat itu bit
mencapai kedalaman 1600 ft. Saudara diharuskan menaikkan
densitas 200 bbl lumpur 11 ppg menjadi 11.5 ppg dengan
menggunakan barite (SG = 4.2) dengan catatan bahwa volume
akhir tidak dibatasi. Hitung jumlah barite yang dibutuhkan
(dalam lb)!
Jawab :
Diketahui: Vml = 200 bbl = 200 x 42 = 8400 gallon
ρml = 11 ppg
ρair = 8.33 ppg
ρmb = 11.5 ppg
25
SGbarite = 4.2
Ditanya : Wbarite ?
Jawab : ρs =SG Barite x ρair
ρs =4.2 x 8.33 ppg=34.986 ppg
( ρmb−ρml )
W barite = x V ml x ρ s
ρs−ρ mb
( 11.5 ppg−11 ppg )
W Barite= x 8400 gallonx 34.986 ppg
34.986 ppg−11.5 ppg
0.5
W barite = x 8400 x 34.986
23.486
Wbarite=6255 , 319lb
2.7. Kesimpulan
1. Lumpur memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan suatu operasi pemboran sehingga perlu diperhatikan sifat-
sifat dari lumpur tersebut.
2. Densitas lumpur berhubungan langsung dengan fungsi lumpur bor
sebagai penahan tekanan formasi. Apabila densitas lumpur terlalu besar
maka akan menyebabkan lumpur hilang (loss circulating), sedangkan
apabila densitas lumpur terlalu kecil maka akan menyebabkan kick
3. Untuk membersihkan lumpur dari cutting menggunakan conditioning
equipment yang terdiri dari : shale shaker, degasser, desander &
desilter.
4. Berdasarkan data hasil percobaan, additive barite lebih efektif dan
ekonomis dalam meningkatkan densitas dibandingkan CaCO3.
26