Nama Anggota/NIM : Bess Tambunan/244
Fiorent Valencia/2440026010
Jane Putri/244
Natasha Andrea/244
Richie Rianto/244
Sara Marsha Eunicque/ 2440116864
Sephira Odelia/244
Kelas : BA46
Shift/Kelompok : 2/1
Hari/Tanggal : Senin, 18 Oktober 2021
Dosen : Bayu Meindrawan, S.Si.,M.Si
Asisten : Asya Rayna Sukada/Vincencius Marcellino
PENDAHULUAN
Yogurt adalah produk fermentasi yang bertekstur semi padat (custard) yang terbuat
dari bahan dasar susu dengan tambahan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Kedua bakteri ini akan bekerja untuk menghasilkan asam laktat dan untuk
menjaga keseimbangan mikroflora di usus. Bakteri tersebut akan menghasilkan keasaman
yang dapat menghambat kerja bakteri yang menimbulkan penyakit (umumnya berupa bakteri
yang tidak dapat hidup pada keadaan asam). Susu yang menjadi bahan baku pembuatan
yogurt, dapat dipakai berbagai jenis susu, seperti susu sapi, kerbau, kambing, ataupun domba.
Tekstur semi-padat pada yogurt didapatkan dengan mencampurkan susu kental, susu bubuk,
susu skim, ataupun whey pada pengolahannya. Bahan tambahan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kandungan padatan non lemak dari yogurt dengan rasio atau batas tertentu.
Yogurt memiliki rasa manis asam yang segar. Rasa manis berasal dari tambahan sukrosa,
gula tambahan, sirup, atau madu, sementara rasa asam berasal dari BAL (Bakteri Asam
Laktat) yang menguraikan laktosa pada susu menjadi asam laktat. Selain itu, yogurt juga
ditambahkan pewarna, stabilisator, rasa (flavor), dan beberapa vitamin untuk memperkaya
kualitas produk (Syainah dan Novita, 2014).
Proses pembuatan yogurt terdiri dari pemanasan susu, pendinginan, inokulasi bakteri,
dan inkubasi susu tersebut. Susu segar dipanaskan pada suhu 85oC dan diaduk secara
perlahan agar kandungan protein dan lemaknya tidak menggumpal. Kemudian, dilakukan
pendinginan pada suhu 37-45oC. Selanjutnya, ditambahkan bakteri ke dalam susu tersebut.
Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus diinokulasi secara aseptik
agar tidak ada zat lain dari luar yang terkontaminasi dan diinkubasi pada suhu 45 oC. Selama
proses fermentasi, laktosa dari susu akan berubah menjadi asam piruvat dan selanjutnya
menjadi asam laktat. Asam laktat akan menyebabkan penurunan pH susu sehingga keasaman
meningkat, kasein susu menjadi tidak stabil, dan terkoagulasi membentuk gel yogurt.
Kemudian, yogurt didinginkan lagi sampai suhu 5oC untuk menghentikan proses fermentasi.
Selanjutnya, ditambahkan gula, perasa buatan atau pewarna sesuai dengan jenis yogurt yang
akan dibuat. Yogurt kemudian diaduk dan dihomogenisasikan hingga campuran merata ke
seluruh yogurt (Sfakianakis and Tzia, 2014).
Referensi:
Sfakianakis, P., & Tzia, C. (2014). Conventional and innovative processing of milk for
yogurt manufacture; development of texture and flavor: A review. Foods, 3(1), 176-193.
Syainah, E., & Novita, S. (2014). Kajian pembuatan yoghurt dari berbagai jenis susu dan
inkubasi yang berbeda terhadap mutu dan daya terima. Jurnal Skala Kesehatan, 5(1).
https://www.slideshare.net/nindoot/laporan-fermentasi-pembuatan-yoghurt
blog.contractlaboratory.com/food-glycemic-index-testing/
eprints.poltekkesjogja.ac.id/212/1/5SAGITA%20KUSUMA.pdf