Anda di halaman 1dari 52

SKKRT

PEDOMAN
SURVEI KHUSUS KONSUMSI
RUMAH TANGGA TRIWULANAN

2021

BADAN PUSAT STATISTIK


Perekonomian domestik ditentukan oleh empat pelaku ekonomi yaitu rumah tangga, institusi
nirlaba, pemerintah, dan korporasi. Masing-masing pelaku berperan dalam aktivitas produksi, konsumsi,
dan akumulasi. Kaitannya dengan aktivitas konsumsi, rumah tangga berperan sebagai pengguna akhir
utama berbagai barang dan jasa yang tercipta dari proses produksi. Lebih dari separuh Produk Domestik
Bruto Indonesia dari sisi pengeluaran berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga. Mengingat
besarnya peran rumah tangga tersebut, pengumpulan data aktivitas konsumsi rumah tangga ini perlu
dilakukan dengan pendekatan survei rumah tangga.

Survei Khusus Konsumsi Rumah Tangga Triwulanan (SKKRT) ditujukan untuk memperoleh data
aktivitas konsumsi rumah tangga secara triwulanan. SKKRT diselenggarakan secara rutin setiap tahun.
Sejak tahun 2015, terjadi perluasan sampel yang mencakup seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Data
yang diperoleh dari SKKRT digunakan sebagai dasar penghitungan komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga (PKRT) dalam Produk Domestik Bruto Triwulanan.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan SKKRT 2021, disusun buku pedoman SKKRT 2021.
Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan bagi petugas pencacah dan pengawas dalam
melaksanakan kegiatan pendataan di lapangan. Akhirnya, kami ucapkan selamat bekerja. Terima kasih.

Jakarta, Februari 2021

Direktur Neraca Pengeluaran

i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN SURVEI ........................................................................................ 1
B. PENJELASAN UMUM ............................................................................................................................... 2
BAB II MANAJEMEN SAMPEL ................................................................................................................................. 4
A. MANAJEMEN SAMPEL (TRIWULAN I/2021) ..................................................................................... 4
B. MANAJEMEN SAMPEL (TRIWULAN II-IV/2021) .............................................................................. 5
BAB III PENGISIAN KUESIONER ............................................................................................................................. 6
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT .................................................................................................................... 6
BLOK II. KETERANGAN RUMAH TANGGA ................................................................................................. 6
BLOK III. KETERANGAN PENCACAHAN ..................................................................................................... 7
BLOK IV. PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA ...................................................................... 7
BLOK V. PENDAPATAN RUMAH TANGGA SELAMA 3 BULAN YANG LALU ................................... 10
BLOK VI. PERSEPSI ATAS KONDISI EKONOMI RUMAH TANGGA .................................................... 11
BLOK VII. CATATAN ........................................................................................................................................ 15
LEMBAR KENDALI ........................................................................................................................................... 15
BAB IV PENEGASAN ................................................................................................................................................ 17
A. KONSEP ANGGOTA RUMAH TANGGA ............................................................................................ 17
B. KETERANGAN RUMAH TANGGA ....................................................................................................... 18
C. PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA ............................................................................. 19

ii
A. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN SURVEI

Rumah tangga adalah salah satu pelaku ekonomi yang berperan penting dalam perekonomian.
Dalam kegiatan ekonomi, rumah tangga memiliki dua peran, yaitu sebagai produsen dan konsumen.
Rumah tangga memerlukan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Barang dan jasa yang
dikonsumsi tersebut tercipta melalui proses produksi, yang membutuhkan faktor tenaga kerja. Rumah
tangga berperan sebagai penyedia tenaga kerja dan sebagai balas jasanya, rumah tangga memperoleh
kompensasi tenaga kerja berupa upah atau gaji. Selain itu, rumah tangga juga dapat berperan sebagai
produsen (usaha rumah tangga) dan menciptakan nilai tambah yang disebut sebagai surplus usaha atau
pendapatan campuran. Sumber pendapatan rumah tangga tersebut akan menjadi sumber untuk
membiayai konsumsi rumah tangga.

Keterlibatan rumah tangga dalam perekonomian, salah satunya dapat dilihat dalam Produk
Domestik Bruto (PDB) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sisi pengeluaran. Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga menyumbang lebih dari separuh total Produk Domestik Bruto. Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga dirilis secara triwulanan, sehingga dibutuhkan indikator untuk
mengestimasinya. Indikator tersebut diperoleh dari survei berbasis rumah tangga, yaitu Survei Khusus
Konsumsi Rumah Tangga Triwulanan (SKKRT).

Survei ini telah dilaksanakan sejak tahun 2007 untuk mendapatkan gambaran pola pengeluaran
konsumsi rumah tangga secara triwulanan. Hal ini mengingat konsumsi rumah tangga jika dilihat secara
triwulanan, akan dipengaruhi oleh faktor musiman (seasonal) seperti hari raya dan liburan. Secara spesifik,
SKKRT 2021 bertujuan untuk:

1. Mengetahui pola pengeluaran konsumsi rumah tangga triwulanan, pola ini dapat dilihat dari
Indeks Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Triwulanan (IP-PKRT).

2. Mendapatkan gambaran pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut karakteristik rumah


tangga, seperti konsumsi per kapita menurut kategori pendapatan, lapangan usaha KRT,
pendidikan KRT, jumlah ART, dan klasifikasi daerah.

3. Memperoleh indikator pendukung konsumsi rumah tangga triwulanan, seperti indikator belanja
online dan persepsi atas kondisi ekonomi rumah tagga jika dibandingkan dengan kondisi triwulan
sebelumnya.

1
B. PENJELASAN UMUM

RUANG LINGKUP

SKKRT 2021 merupakan survei rumah tangga yang diselenggarakan secara triwulanan di seluruh
kabupaten/kota di Indonesia.

SAMPEL

Jumlah sampel SKKRT 2021 adalah 30 rumah tangga panel per kabupaten/kota per triwulan,
yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia. Sehingga total sampel SKKRT 2021
adalah 15.420 rumah tangga panel setiap triwulannya, atau dengan target dokumen pada tahun 2021
sebanyak 61.680 dokumen.

Sampel SKKRT 2021 adalah panel dengan sampel SKKRT tahun 2020. Sampel triwulan I/2021
menggunakan sampel yang sama (panel) dengan sampel triwulan IV/2020 dan diperbolehkan melakukan
penggantian sampel maksimal sebanyak 8 rumah tangga secara purposive sampling dengan kriteria
kategori pendapatan dan status PNS-nya sama dengan kategori sampel yang diganti. Artinya, alokasi
sampel pada tahun 2021 tidak lagi harus mengikuti skema 6-9-9-6 seperti pada tahun-tahun
sebelumnya.

Pada triwulan II-IV/2020 jika terdapat rumah tangga yang non respon (menolak untuk dicacah),
pindah ke luar kabupaten/kota, atau tidak ditemukan, maka diperbolehkan melakukan penggantian
sampel secara purposive sampling dengan syarat kategori pendapatan dan status PNS-nya sama dengan
kategori pada sampel yang diganti. Penggantian sampel menggunakan dokumen DSP (Daftar Sampel
Pengganti) dan kategori pendapatannya dicatat pada Blok II rincian 5.a. dan 5.b.

TEKNIK PENCACAHAN

Pencacahan SKKRT 2021 dilaksanakan melalui wawancara dengan Kepala Rumah Tangga (KRT)
atau Anggota Rumah Tangga (ART) yang mengetahui karakteristik rumah tangga, pengeluaran konsumsi
dan pendapatan rumah tangga.

JADWAL

SKKRT 2021 dilaksanakan setiap triwulan dengan jadwal1) sebagai berikut:

Triwulan Pencacahan Editing dan Entri Data Analisis & Tabulasi

(1) (2) (3) (4)


I/2021 22 Maret – 1 April 2021 29 Maret – 8 April 2021 9–14 April 2021

II/2021 21 Juni – 1 Juli 2021 28 Juni – 8 Juli 2021 9–14 Juli 2021

III/2021 20 September – 1 Oktober 2021 27 September – 7 Oktober 2021 8-13 Oktober 2021

IV/2021 1-14 Desember 2021 8-20 Desember 2021 21-31 Desember 2021

2
1)
Jika terdapat perubahan jadwal, maka akan diinformasikan lebih lanjut.

ALOKASI PETUGAS

Petugas pencacah adalah staf BPS Kabupaten/Kota atau KSK atau mitra. Petugas pemeriksa
(termasuk editing) dan entri data adalah Subkoordinator Nerwilis atau staf BPS Kabupaten/Kota.
Sedangkan, petugas analisis dan tabulasi adalah Subkoordinator Nerwilis/staf BPS Provinsi dan
Subkoordinator Neraca/staf BPS Pusat.

3
A. MANAJEMEN SAMPEL (TRIWULAN I/2021)

Pendaftaran sampel SKKRT 2021 dilaksanakan sebelum pencacahan triwulan I/2021. Adapun
sampel SKKRT yang didaftarkan adalah sampel SKKRT triwulan IV/2020 yang berhasil dicacah.
Penjelasan rincinya adalah sebagai berikut:

1) Subkoordinator Nerwilis/Staf BPS Kabupaten/Kota menggunakan Daftar Sampel Utama (DSU)


dan Daftar Sampel Pengganti (DSP) SKKRT 2020 atau riwayat sampel pada Webentry SKKRT
2020 (https://webentry.bps.go.id/nrtin) untuk memperoleh daftar sampel SKKRT triwulan
IV/2020 yang berhasil dicacah.

2) Seluruh sampel SKKRT triwulan IV/2020 yang berhasil dicacah, disalin ulang ke dalam Daftar
Sampel Utama (DSU) SKKRT 2021.

3) Jika sampel SKKRT triwulan IV/2020 yang berhasil dicacah kurang dari (<) 30 sampel, maka
kekurangan sampel tersebut diambil secara purposive sampling sesuai dengan kriteria kategori
pendapatan dan status PNS sampel SKKRT triwulan IV/2020 yang tidak berhasil dicacah.

4) Distribusi sampel pada DSU SKKRT 2021 tidak harus mengikuti alokasi ideal sesuai kategori
pendapatan 6-9-9-6 seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Artinya, distribusi sampel boleh saja
berubah kategorinya menjadi misalnya 7-10-9-4.

5) Setelah seluruh sampel (30 sampel) didaftarkan pada dokumen Daftar Sampel Utama (DSU),
petugas dapat melakukan penyegaran (refreshing) sampel atau mekanisme penggantian sampel
lainnya sebanyak maksimal 8 sampel rumah tangga yang diambil secara purposive sampling
menggunakan dokumen Daftar Sampel Pengganti (DSP) SKKRT 2021.

6) Adapun alasan penggantian sampel pada triwulan I/2021 adalah sebagai berikut:

1. Menolak untuk dicacah

2. Pindah ke luar kabupaten/kota

3. Tidak dapat ditemui selama periode pencacahan

4. Penyegaran sampel (khusus triwulan I/2021)

4
7) Sampel pengganti pada triwulan I/2021 harus mengikuti kriteria kategori pendapatan dan status
PNS yang sama dengan sampel yang diganti. Nomor urut sampel pengganti adalah melanjutkan
nomor urut rumah tangga terakhir sesuai dokumen Daftar Sampel Utama (DSU) atau setelah
nomor urut 30. Contoh pengisian dapat dilihat pada Lampiran 1.

8) Setelah selesai proses pendaftaran dan penyegaran sampel SKKRT, maka dapat dilanjutkan
dengan kegiatan pencacahan menggunakan kuesioner dan lembar kendali.

B. MANAJEMEN SAMPEL (TRIWULAN II-IV/2021)

Sampel SKKRT triwulan II-IV/2021 adalah panel dengan mengikuti sampel yang telah didaftarkan
pada triwulan I/2020. Meskipun demikian, jika terdapat rumah tangga yang non respon, pindah ke luar
kabupaten/kota, atau tidak ditemukan, maka diperbolehkan melakukan penggantian sampel dengan
syarat kategori pendapatan dan status PNS-nya sama dengan kategori pada sampel yang diganti.
Penggantian sampel menggunakan dokumen DSP (Daftar Sampel Pengganti) dan kategori
pendapatannya dicatat pada Blok II rincian 5.a. dan 5.b. Penjelasan rincinya adalah sebagai berikut:

1) Petugas pencacah melakukan pencacahan menggunakan sampel SKKRT triwulan I/2021.

2) Jika ditemukan sampel yang menolak untuk dicacah, pindah ke luar kabupaten/kota, dan tidak
dapat ditemui selama periode pencacahan, maka petugas pencacah dapat melakukan
penggantian sampel dimana sampel pengganti diambil secara purposive sampling dengan kriteria
kategori pendapatan dan status PNS-nya sama dengan sampel yang diganti.

3) Mekanisme penggantian sampel menggunakan dokumen Daftar Sampel Pengganti (DSP) SKKRT
2021 dengan alasan penggantian sampel sebagai berikut:

1. Menolak untuk dicacah

2. Pindah ke luar kabupaten/kota

3. Tidak dapat ditemui selama periode pencacahan

4) Nomor urut sampel pengganti adalah melanjutkan nomor urut rumah tangga terakhir sesuai
dokumen Daftar Sampel Utama (DSU) atau Daftar Sampel Pengganti (DSP). Contoh pengisian
dapat dilihat pada Lampiran 2.

5) Sampel yang sudah diganti tidak perlu dicacah kembali, sehingga total sampel yang dicacah tidak
lebih dari 30 sampel per kabupaten/kota per triwulannya.

6) Setelah selesai proses penggantian sampel, maka dapat dilanjutkan dengan kegiatan pencacahan
menggunakan kuesioner dan lembar kendali

5
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui lokasi rumah tangga, bermanfaat untuk kelengkapan
dokumen dan pengolahan data.

• Rincian 1 – 4, tuliskan nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan
dari rumah tangga sampel.

• Rincian 5, tuliskan kode Klasifikasi Desa/Kelurahan rumah tangga sampel

• Rincian 6, nomor urut sampel rumah tangga adalah tetap setiap triwulan. Jika ada penggantian
sampel, maka nomor urut sampel pengganti tersebut dilanjutkan setelah nomor urut rumah
tangga terakhir, sesuai dokumen SKKRT2021-DSP.

• Rincian 7, tuliskan alamat lengkap rumah tangga sampel.

BLOK II. KETERANGAN RUMAH TANGGA

Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui karakteristik rumah tangga, yang bermanfaat untuk
analisis pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut karakteristik rumah tangga.
• Rincian 1, tuliskan nama lengkap KRT.

• Rincian 2, pendidikan terakhir KRT yang dimaksud adalah jenjang pendidikan terakhir yang
berhasil ditamatkan oleh KRT.

1) 5) SMA/SMK/MA/sederaja
2) t
3) SD/MI/sederajat 6)
4) SMP/MTS/sederajat 7)

• Rincian 3, lapangan usaha KRT yang dimaksud adalah bidang kegiatan utama dari
pekerjaan/usaha/tempat KRT bekerja.

• Rincian 4 (a, b, dan c), jumlah ART masing-masing secara total, yang bekerja/berusaha, dan
bersekolah. Isian jumlah ART pada rincian 4.a. tidak boleh kosong/nol. ART yang bersekolah
termasuk yang mengikuti pendidikan pra sekolah atau pendidikan anak usia dini (PAUD).

6
Kode Lapangan Usaha KRT (Blok II Rincian 3)
0) Tidak bekerja/penerima pendapatan kepemilikan 11) Jasa keuangan dan asuransi
1) Pertanian, kehutanan, dan perikanan. 12) Real estat
2) Pertambangan dan penggalian 13) Jasa profesional, ilmiah, teknis
3) Industri pengolahan 14) Jasa persewaan, agen perjalanan
4) Pengadaan listrik, gas, dan uap air. 15) Administrasi pemerintahan
5) Pengadaan air dan pengelolaan sampah. 16) Jasa pendidikan
6) Konstruksi. 17) Jasa kesehatan, kegiatan sosial
7) Perdagangan besar/eceran, reparasi kendaraan. 18) Kesenian, hiburan, rekreasi
8) Transportasi dan pergudangan 19) Kegiatan jasa lainnya
9) Penyediaan akomodasi dan makan/minum. 20) Jasa domestik rumah tangga
10) Informasi dan komunikasi 21) Kegiatan organisasi internasional

• Rincian 5.a. dan 5.b. ditanyakan khusus pada sampel pengganti. Rincian 5.a., pendapatan rumah
tangga per bulan merupakan pendapatan seluruh ART yang bekerja maupun berusaha, yang
biasanya rutin diterima setiap bulan, terdiri dari:
1) Upah/gaji, termasuk tunjangan, honor, uang transport/makan, dsb.
2) Hasil usaha atau surplus usaha rumah tangga, seperti pendapatan dari kos-kosan/kontrakan,
warung/kios, ojek, dsb.
3) Transfer tunai, seperti uang pensiun, kiriman uang dari orang tua/anak yang biasanya rutin
diterima setiap bulan, dsb.
Pendapatan rumah tangga per bulan (Rincian 5.a.) selanjutnya dikategorikan pada rincian 5.b.
dengan kriteria sebagai berikut:

1) 3)
2) 4 – 5,99 juta rupiah 4)

BLOK III. KETERANGAN PENCACAHAN

Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui nama petugas dan waktu pelaksanaan (pencacahan dan
pemeriksaan), yang bermanfaat untuk pemeriksaan dokumen SKKRT 2021.

• Petugas pencacah harus berbeda dengan petugas pemeriksa. Jabatan petugas pemeriksa harus
setingkat lebih tinggi dibanding jabatan petugas pencacah.
• NIP Subkoordinator Nerwilis, Staf BPS Kabupaten/Kota, dan KSK yang dimaksud adalah 5 digit
terakhir NIP lama. NIP untuk Mitra tuliskan 00000.
• Pemeriksaan dilakukan setelah pencacahan, artinya waktu pencacahan harus lebih awal atau
sama dengan waktu pemeriksaan

BLOK IV. PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA

Blok ini merupakan bagian inti SKKRT 2021. Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui nilai
konsumsi rumah tangga setiap triwulan, yang dirinci menurut 12 divisi COICOP (Classification of Individual
Consumption According to Purpose).

7
KONSEP DAN DEFINISI

Pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam SKKRT 2021 menggunakan pendekatan


Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga, yaitu konsumsi barang dan jasa yang benar-benar
dikeluarkan oleh rumah tangga. PKRT mencakup:

1) Barang dan jasa yang berasal dari pembelian, termasuk dari belanja on-line.
2) Perkiraan nilai barang dan jasa yang diperoleh dari transaksi barter.
3) Perkiraan nilai barang dan jasa yang diberikan oleh pemberi kerja sebagai bagian dari kompensasi
tenaga kerja berupa barang.
4) Perkiraan nilai barang dan jasa yang diproduksi untuk dikonsumsi sendiri, seperti imputasi sewa
rumah milik sendiri (blok IV rincian 4.a), balas jasa pekerja domestik dan rumah tangga (blok IV rincian
5.c), hasil pertanian yang dikonsumsi oleh rumah tangga yang bersangkutan, dsb.
5) Perbaikan ringan rumah, seperti cat rumah, ganti genteng,dsb (blok IV rincian 4.e ).
6) Biaya jasa atau administrasi bank, asuransi, dan jasa keuangan lainnya (blok IV rincian 12.b).

Sementara itu, PKRT tidak mencakup:

1) Pembelian untuk aset tetap (seperti rumah, apartemen, dsb) dan barang berharga yang bertujuan
untuk menyimpan nilai (emas perhiasan, emas batangan, dsb).
2) Perbaikan besar rumah, seperti rekonstruksi, perluasan rumah, dsb.
3) Perkiraan nilai barang dan jasa yang diberikan oleh pemberi kerja untuk kegiatan operasional usaha
(merupakan konsumsi antara), seperti seragam kantor, dsb.
4) Pembayaran pajak (seperti PBB, PPh), premi asuransi/dana pensiun, dan pembayaran kredit.
5) Transfer sosial dalam bentuk pemberian barang dari pemerintah dan LNPRT, seperti Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT).

Waktu Pencatatan dan Penilaian

PKRT dicatat secara accrual basis, di mana untuk barang dicatat saat terjadi perpindahan
kepemilikan dan untuk jasa dicatat saat jasa telah disalurkan dan dinikmati.

• Khusus konsumsi makanan (blok IV rincian 1 dan 2) dicatat dengan pendekatan yang benar-benar
dikonsumsi (dimakan- minum) oleh rumah tangga.

• Jika ada barang yang dibeli secara kredit, maka yang dicatat adalah nilai barang yang sebenarnya.
Misalnya pembelian motor secara kredit seharga 15 juta rupiah, maka yang dicatat (blok IV rincian
7.a) adalah 15 juta rupiah, bukan berapa besar pembayaran cicilannya.

• Jasa transportasi penumpang (misalnya kereta api dan pesawat) dicatat setelah rumah tangga
menikmati jasa tersebut, bukan setelah pembelian tiket.

PKRT dinilai atas dasar harga pembeli, termasuk di dalamnya pajak atas produk (PPN) dan biaya
pengiriman barang. Barang dan jasa yang dibeli secara diskon, dinilai setelah dikurangi diskon, bukan pada
harga barang yang sebelum diskon.

8
PEDOMAN PENGISIAN

Blok IV dirinci menurut 12 divisi COICOP yang secara keseluruhan terdiri atas 31 rincian
komoditas. Ada 3 pendekatan referensi waktu konsumsi dalam SKKRT 2021:

• Pendekatan seminggu yang lalu digunakan untuk mencatat konsumsi makanan (Rincian 1.a –1.g dan
rincian 2) seminggu yang lalu yang bersifat rutin. Sedangkan, konsumsi makanan yang tidak rutin
langsung dicatat pada kolom 3 bulan yang lalu. Dengan demikian, penghitungan konsumsi selama 3
bulan yang lalu menggunakan rumus berikut:

Pada triwulan I atau II : (konsumsi makanan rutin × 91/7) + konsumsi makanan tidak rutin.

Pada triwulan III atau IV : (konsumsi makanan rutin × 92/7) + konsumsi makanan tidak rutin

• Pendekatan sebulan yang lalu digunakan untuk mencatat konsumsi bukan makanan yang sifatnya
rutin, seperti sewa rumah, listrik, gas, bahan bakar, pulsa, produk perawatan diri, dsb). Selanjutnya,
dikonversi menjadi konsumsi 3 bulan dengan cara dikalikan (×) 3.

• Pendekatan 3 bulan yang lalu digunakan untuk mencatat konsumsi bukan makanan yang sifatnya
tidak rutin, seperti pembelian pakaian, kendaraan, jasa rawat inap, rekreasi, dsb.

Rekomendasi pendekatan konsumsi bukan makanan per rincian 3 – 12 telah disajikan pada blok IV
dengan keterangan . Khusus konsumsi kebutuhan perumahan lainnya (4.e.); jasa angkutan
penumpang (7.c.); jasa pengiriman paket dan pos (7.d.); rekreasi, olahraga, dan budaya (9); pendidikan
(10); dan lainnya (12.b) disesuaikan dengan pola konsumsi rumah tangga sampel. Contoh rekomendasi
pendekatan konsumsi sebagai berikut:

a. Furnitur, peralatan ruta, dan barang pecah belah


(so fa, tempat tidur, kulkas, mesin cuci, alat dapur, dsj)

b. Barang rumah tangga tidak tahan lama


(deterjen, pembasmi serangga, sabun cuci, karbo l, dsb)

c. Jasa domestik dan rumah tangga


(pembantu, supir, tukang kebun, baby sitter, dsb)

Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam pengisian Blok IV:

• Konsumsi pada rincian 1.a – 1.f merupakan komoditas bahan makanan/minuman, yang utamanya
disediakan oleh sektor perdagangan (pasar, warung, mini/supermarket, dsb).
• Sedangkan, konsumsi pada rincian 1.g merupakan makanan/minuman jadi yang disediakan oleh
sektor jasa penyediaan makan- minum (restoran, cafe, kantin, pedagang kaki lima, warung makan,
mesin penjual otomatis, dsb).
• Isian kontrak rumah atau imputasi sewa rumah (rinian 4.a) harus terisi. Imputasi sewa rumah
mencakup rumah milik sendiri dan rumah bebas sewa.
• Jasa domestik dan rumah tangga (rincian 5.c) merupakan balas jasa yang diberikan kepada pekerja
domestik, baik berupa uang maupun barang (imputasi makanan dan akomodasi).

9
• Produk farmasi dan kesehatan, jasa rawat inap, dan rawat jalan (rincian 6.a s.d 6.c) mencatat biaya
dibayarkan oleh rumah tangga, termasuk besaran klaim asuransi kesehatan (BPJS non PBI,
Prudential, dsb).
• Jasa pendidikan (rincian 10) hanya mencakup biaya jasa penyelenggaraan pendidikan, tidak
termasuk buku pelajaran dan alat tulis (masuk rincian 9) serta seragam sekolah (masuk rincian 3).
• Jasa pendidikan pemerintah (rincian 10) hanya mencatat biaya yang benar-benar dibayarkan oleh
rumah tangga, tidak termasuk imputasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Informasi Belanja On-line (kolom 4-5)

Pembelian secara on-line merupakan pembelian barang dan jasa yang pemesanannya dilakukan
melalu website/aplikasi pemesanan dan media sosial, misalnya belanja di marketplace seperti Tokopedia,
Bukalapak, Lazada, dsb atau belanja di sosial media seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, dan
sebagainya. Metode pembayarannya tidak harus dilakukan secara on-line (misalnya dengan e-banking).

Pada kolom 4 ditanyakan informasi tentang belanja online dan media pemesanannya, sedangkan
pada kolom 5 ditanyakan nilai pembeliannya. Jika kolom 4 berkode (0) maka kolom 5 berisi nol dan lanjut
ke rincian berikutnya, sedangkan jika kolom 4 berkode 1/2/3, maka kolom 5 nilai pembelian on-line harus
terisi dalam Ribu Rupiah.

0)
1)
2)
3)

BLOK V. PENDAPATAN RUMAH TANGGA SELAMA 3 BULAN YANG LALU

Tujuan blok ini adalah untuk memperoleh informasi pendukung mengenai sumber pembiayaan
konsumsi dari pendapatan. Seluruh rincian dicatat dalam periode 3 bulan dengan satuan Ribu Rp.

1. Upah/gaji: mencatat total upah/gaji yang diterima oleh seluruh ART yang bekerja, baik berupa
uang maupun barang. Upah/gaji juga mencakup tunjangan, honor lembur, uang transport/makan,
bonus, komisi, tips, dan sebagainya.

2. Surplus usaha/mixed income dari Usaha Rumah Tangga (URT)


Usaha Rumah Tangga (URT) adalah unit usaha yang dimiliki atau dikelola oleh ART dalam bentuk
usaha yang tidak berbadan hukum (un-incorporated), yang tidak mempunyai atau tidak dapat
menyusun laporan keuangan yang lengkap mulai dari aktivitas produksi sampai dengan
kepemilikan aset baik aset tetap maupun finansial. Contoh: warung kelontong, pedagang kaki
lima, ojek, dsb. Termasuk juga sewa rumah milik sendiri, ruta dengan pekerja domestik, dan
output untuk dikonsumsi sendiri.
Surplus usaha rumah tangga/mixed income (5) diperoleh dari selisih output (nilai produksi)
dikurangi dengan biaya produksi.

10
• Output/Nilai Produksi, total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha rumah tangga,
termasuk barang/jasa yang diproduksi untuk dikonsumsi sendiri. Untuk produk barang,
output dicatat dengan perkalian kuantitas dengan harga per unit. Untuk produk jasa, output
dicatat sebesar nilai penerimaan dari jasa yang diberikan kepada pihak lain.
• Biaya Produksi, total nilai barang dan jasa yang digunakan sebagai input dalam proses
produksi, terdiri dari upah/gaji, jika URT memperkerjakan pekerja yang dibayar, dan biaya
lainnya yang mencatat nilai bahan baku, bahan penolong, termasuk pajak lainnya atas
produksi seperti PBB).

3. Pendapatan kepemilikan: total pendapatan kepemilikan yang diterima oleh seluruh ART karena
memiliki aset finansial/non- produced assets yang digunakan oleh pihak lain untuk proses
produksi. Pendapatan kepemilikan mencakup sewa lahan (balas jasa penggunaan lahan
pertanian/pertambangan), bagi hasil/withdrawal (keuntungan dari kuasi korporasi), bunga
(simpanan, deposito berjangka, dsb), dan deviden (keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham).

4. Transfer berjalan yang diterima: pendapatan yang diperoleh secara cuma-cuma dari pihak lain,
baik dari rumah tangga lain (menerima kiriman uang/barang), pemerintah (bansos tunai), LNPRT
(bantuan tunai seperti sedekah tunai), maupun lembaga lainnya (uang pensiun, klaim
BPJS/asuransi lain, dsb).

BLOK VI. PERSEPSI ATAS KONDISI EKONOMI RUMAH TANGGA

Blok ini digunakan untuk memperoleh informasi persepsi rumah tangga terkait perbandingan
konsumsi, belanja online, pendapatan, dan beberapa jenis konsumsi tertentu (pendidikan, kesehatan, dan
komunikasi) dibanding kondisi triwulan sebelumnya.

Rincian 1.a, 1.b, dan 1.c : Persepsi terhadap konsumsi rumah tangga

Pada rincian 1.a. menanyakan kecenderungan konsumsi rumah tangga dibanding triwulan
sebelumnya, apakah meningkat (1), tetap (2), atau menurun (3). Jika rincian 1.a. berkode 1 (meningkat)
atau 3 (menurun), maka isian 1.b harus terisi persentase kenaikan/penurunannya (maksimal 100). Jika
berkode 2 (tetap), isian 1.b adalah 0 (kosong). Sebagai contoh, jika rincian 1.a. berkode 1 dan rincian 1.b
terisi 10, maka artinya terdapat kenaikan konsumsi sebesar 10 persen dibanding triwulan sebelumnya.
Sebaliknya jika rincian 1.a. berkode 3 dan rincian 1.b. terisi 10, maka artinya terdapat penurunan
konsumsi sebesar 10 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Sebagai catatan, jika rincian 1.a berkode 1 dan 1.b terisi 100, artinya terdapat kenaikan konsumsi
100 persen (2 kali lipat) dibanding triwulan II/2021. Sedangkan jika rincian 1.a berkode 3, maka rincian
1.b harus kurang dari 100 persen (karena menurun 100 persen artinya rumah tangga tidak melakukan
konsumsi sama sekali).

11
Rincian 1.c menanyakan penyebab utama kenaikan/penurunan konsumsi rumah tangga
dibanding triwulan sebelumnya dengan kode dan penjelasan sebagai berikut:

Jika rincian 1.a berkode 1 (meningkat), maka pilihan jawaban untuk rincian 1.c sebagai berikut:

11) Meningkatnya pendapatan rutin, seperti memperoleh kenaikan upah/gaji/tunjangan secara


berkala atau karena kenaikan jabatan/pangkat/dan sejenisnya. Termasuk juga kenaikan surplus
usaha/pendapatan campuran dari usaha rumah tangga (URT) dan pekerja yang memperoleh
penghasilan secara tidak tetap, seperti nelayan yang memperoleh lebih banyak ikan dari biasanya,
petani yang berhasil menjual hasil panennya lebih tinggi dibanding biasanya, usaha rumah tangga
(URT) yang memperoleh langganan lebih banyak dari sebelumnya, dsb.
12) Memperoleh tambahan pendapatan yang tidak rutin, seperti memperoleh Tunjangan Hari Raya
(THR), upah lembur, bonus, hadiah, bansos tunai yang tidak rutin, dan transfer (kiriman).
Konsumsi yang meningkat pada hari raya utamanya karena mendapatkan Tunjangan Hari Raya
(THR) yang diterima dicatat pada kode ini.
13) Faktor harga barang dan jasa, seperti meningkatnya harga barang dan jasa yang menyebabkan
meningkatnya nilai pengeluaran. Termasuk juga, karena adanya penurunan harga (deflasi,
promosi/diskon/dsj) yang menyebabkan rumah tangga membeli lebih banyak barang dan jasa
dibanding triwulan sebelumnya.
14) Faktor musiman seperti hari raya (Ramadhan dan Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru (Nataru), Nyepi,
Waisak, Imlek, dsb) dan libur sekolah. Konsumsi yang meningkat pada hari raya dikarenakan
karena adanya kebutuhan rutin saat hari raya (misalnya baju Lebaran saat Idul Fitri, pohon natal
pada hari raya Natal, sesajen pada hari raya Nyepi/Galungan/Kuningan, dsb) tanpa melihat
apakah karena memperoleh/tidak memperoleh Tunjangan Hari Raya (THR).
15) Menyelenggarakan pesta, seperti pernikahan, ulang tahun, kematian, dan sebagainya.
Penyelenggaraan pesta yang dimaksud di sini tidak termasuk pengeluaran transfer kepada pihak
lain (seperti catering/konsumsi kepada tamu undangan).
16) Membeli barang tahan lama seperti barang-barang elektronik (televisi, AC, mesin cuci, kulkas,
dsb) atau kendaraan (sepeda motor, mobil) baik secara tunai maupun kredit.
17) Sedang membutuhkan/keadaan darurat, yaitu meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah
tangga karena adanya kondisi darurat seperti musibah kecelakaan, sakit yang mendadak dan
membutuhkan biaya pengobatan yang besar, dan sebagainya.
19) Lainnya, yaitu alasan lainnya yang belum disebutkan pada rincian sebelumnya.

Jika rincian 1.a berkode 3 (menurun), maka pilihan jawaban untuk rincian 1.c sebagai berikut:

31) Kehilangan pekerjaan, yaitu menurunnya pengeluaran konsumsi rumah tangga karena terdapat
minimal salah satu anggota rumah tangga (ART) yang kehilangan pekerjaan. Kehilangan pekerjaan
yang dimaksud jika pada triwulan sebelumnya masih berstatus bekerja, sedangkan triwulan
sekarang berstatus menganggur/menunggu kerja, dan berakibat pada menurunnya pendapatan
dan pengeluaran rumah tangga.
32) Menurunnya pendapatan rutin dan tidak rutin, seperti berkurangnya pendapatan rutin upah/gaji
karena adanya kebijakan penyesuaian penurunan upah/gaji oleh perusahaan atau karena demosi

12
(penurunan jabatan). Termasuk juga penurunan surplus usaha/pendapatan campuran dari usaha
rumah tangga (URT) dan pekerja yang memperoleh penghasilan secara tidak tetap, seperti
nelayan yang memperoleh lebih sedikit ikan dari biasanya, petani yang berhasil menjual hasil
panennya lebih rendah dibanding biasanya, berkurangnya langganan usaha rumah tangga (URT),
dsb. Termasuk juga penurunan pendapatan yang sifatnya tidak rutin, misalnya pada triwulan
sebelumnya memperoleh Tunjangan Hari Raya (Bonus)/bonus/komisi/dsj namun pada triwulan
berjalan tidak memperolehnya lagi.
33) Faktor harga barang dan jasa, seperti menurunnya harga barang dan jasa yang menyebabkan
menurunnya nilai pengeluaran. Termasuk juga, karena adanya kenaikan harga (inflasi) yang
menyebabkan rumah tangga membeli lebih sedikit barang dan jasa dibanding triwulan
sebelumnya.
34) Melakukan penghematan, yaitu rumah tangga mengurangi pengeluaran konsumsinya karena
melakukan penghematan konsumsi sebagai bagian dari gaya hidup. Dalam hal ini, pendapatan
rumah tangga cenderung konstan, namun motivasi rumah tangga untuk berhemat yang membuat
pengeluaran konsumsinya dikurangi. Seperti rumah tangga yang pada triwulan sebelum-
sebelumnya senang makan di restoran/kafe/dsj atau membeli makanan on-line, kemudian lebih
memilih berhemat dengan cara memasak sendiri di rumah. Atau rumah tangga yang sebelumnya
membayar listrik Rp 500.000 per bulan, melakukan penghematan dengan mengurangi pemakaian
AC sehingga hanya membayar Rp 100.000 per bulan.
35) Menambah aset/tabungan, yaitu rumah tangga mengurangi pengeluaran konsumsinya karena
menggeser porsi pendapatannya (yang dalam hal ini cenderung konstan) dengan menambah
aset/tabungan, seperti melakukan renovasi rumah/bangunan tempat tinggal/usaha rumah
tangga, membeli dan menambah aset-aset finansial/non finansial seperti tanah, emas, reksadana,
saham, deposito, dan sebagainya.
36) Faktor bencana alam (banjir, longsor, kebakaran, dsb), dimana rumah tangga yang terdampak
mengalami penurunan pengeluaran konsumsi dan lebih banyak memperoleh bantuan/transfer
berupa barang dan jasa terutama dari pemerintah dan LNPRT.
39) Lainnya, yaitu alasan lainnya yang belum disebutkan pada rincian sebelumnya.

Rincian 2: Kecenderungan belanja online

Rincian 2 menanyakan kecenderungan belanja online dibanding triwulan sebelumnya. Jika


rumah tangga tidak pernah berbelanja online baik triwulan berjalan maupun triwulan yang lalu, maka
rincian 2 berkode 0 (tidak mengonsumsi). Sedangkan jika rumah tangga melakukan belanja online pada
triwulan berjalan atau triwulan yang lalu, maka rincian 2 dapat berkode 1 (meningkat), 2 (tetap), atau 3
(menurun).

Rincian 3: Kecenderungan pendapatan

Rincian 3 menanyakan kecenderungan pendapatan dibanding triwulan sebelumnya, dapat


berkode 1 (meningkat), 2 (tetap), atau 3 (menurun). Rincian 3 ini tidak terkait dengan rincian 1

13
(kecenderungan konsumsi rumah tangga), sehingga terdapat kemungkinan kasus rincian 1.a berkode 1
(konsumsinya meningkat) sedangkan rincian 3 berkode 3 (pendapatannya menurun) atau sebaliknya.

Rincian 4.a, 4.b, dan 4.c: Kecenderungan biaya pendidikan

Rincian 4 menanyakan kecenderungan biaya pendidikan dibanding triwulan sebelumnya. Biaya


pendidikan yang dimaksud adalah hanya mencakup biaya seperti SPP, iuran sekolah, biaya praktikum, les
privat, dan sebagainya dan tidak termasuk pembelian buku dan alat tulis serta seragam sekolah. Rincian
4.a. dapat berkode 0 (tidak mengonsumsi) jika tidak terdapat anggota rumah tangga (ART) yang
bersekolah pada triwulan berjalan dan triwulan sebelumnya, yang artinya tidak melakukan pengeluaran
konsumsi pendidikan (Blok IV rincian 10) sama sekali. Sedangkan, jika terdapat salah satu anggota rumah
tangga (ART) yang bersekolah pada triwulan berjalan dan/atau triwulan sebelumnya, rincian 4.a. dapat
berkode 1 (meningkat), 2 (tetap), atau 3 (menurun).

Jika rincian 4.a. berkode 2 (tetap) maka rincian 4.b (penyebab utama kenaikan/penurunan biaya
pendidikan) dapat dikosongkan. Sedangkan jika rincian 4.a. berkode 1 (meningkat) atau 3 (menurun),
maka rincian 4.b. harus terisi dengan rincian kode sebagai berikut:

Jika rincian 4.a berkode 1 (meningkat), maka pilihan jawaban untuk rincian 4.b sebagai berikut:

11) Memasuki tahun ajaran/semester baru, yaitu meningkatnya pengeluaran biaya pendidikan
dikarenakan anggota rumah tangga (ART) yang bersekolah memasuki tahun ajaran/semester
baru. Dalam hal ini, jumlah ART yang bersekolah adalah tetap jika dibanding triwulan sebelumnya,
atau bukan karena ada tambahan ART yang bersekolah (kode 14).
12) Mengikuti kursus/les/privat tambahan yang berkaitan dengan pendidikan, yaitu meningkatnya
pengeluaran biaya pendidikan dikarenakan anggota rumah tangga (ART) yang bersekolah
mengikuti kursus/les/privat tambahan yang berkaitan dengan pendidikan pada triwulan berjalan
yang mana pada triwulan sebelumnya tidak mengikuti kursus/les/privat tambahan tersebut.
Kursus/les/privat tambahan ini khusus yang berkaitan dengan pendidikan, tidak termasuk kursus
yang berkaitan dengan hobi seperti kursus olahraga, seni melukis/dsj, dan sebagainya.
13) Meningkatnya biaya pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah/universitas. Dalam hal ini
peningkatan biaya pendidikan dilakukan dalam tahun ajaran/semester yang sama. Jika
peningkatan biaya pendidikan karena tahun ajaran/semester baru, maka dicatat dengan kode 11
(memasuki tahun ajaran/semester baru).
14) Bertambahnya ART yang bersekolah/kuliah, yaitu meningkatnya pengeluaran biaya pendidikan
dikarenakan adanya tambahan ART yang bersekolah/kuliah.
19) Lainnya, yaitu alasan lainnya yang belum disebutkan pada rincian sebelumnya.

Jika rincian 4.a berkode 3 (menurun), maka pilihan jawaban untuk rincian 4.b sebagai berikut:

31) ART yang bersekolah sudah lulus atau tidak bersekolah/kuliah lagi, yaitu menurunnya
pengeluaran biaya pendidikan karena terdapat ART yang sudah lulus atau tidak bersekolah lagi
pada triwulan berjalan, dimana pada triwulan sebelumnya masih berstatus bersekolah.

14
32) Berhenti atau selesainya kursus/les/privat tambahan yang terkait dengan pendidikan, dimana
pada triwulan sebelumnya ART mengikuti kursus/les/privat tambahan yang terkait dengan
pendidikan dan pada triwulan berjalan sudah selesai atau berhenti. Dalam hal ini, ART yang
bersekolah adalah tetap (masih berstatus sekolah) jika dibanding triwulan sebelumnya, bukan
karena ART tersebut sudah lulus/tidak sekolah lagi (berkode 31).
33) Menurunnya biaya pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah/universitas. Dalam hal ini
penurunan biaya pendidikan dilakukan baik pada tahun ajaran/semester yang baru maupun pada
tahun ajaran/semester yang sama.
34) Memperoleh bantuan biaya pendidikan BOS dari pemerintah, dimana pada triwulan sebelumnya
rumah tangga tidak memperoleh bantuan tersebut dan mengeluarkan biaya pendidikan sendiri
(out of pocket), sehingga setelah memperoleh bantuan biaya pendidikan, pengeluaran biaya
pendidikan menjadi berkurang/menurun.
39) Lainnya, yaitu alasan lainnya yang belum disebutkan pada rincian sebelumnya.

Jika rincian 4.b. berkode 19 atau 39 (lainnya), maka rincian 4.c (keterangan lainnya) dapat
dituliskan. Sedangkan jika rincian 4.b. berkode selain 19 atau 39 (lainnya), maka rincian 4.c (keterangan
lainnya) dapat dikosongkan.

Rincian 5: Kecenderungan belanja kesehatan tes COVID-19

Rincian 5 menanyakan kecenderungan belanja kesehatan dalam hal ini tes COVID-19 (rapid test
antibody/antigen atau PCR) dibanding triwulan sebelumnya, dapat berkode 0 (tidak mengonsumsi), 1
(meningkat), 2 (tetap), atau 3 (menurun). Tes COVID-19 yang dimaksud di sini adalah tes yang dilakukan
secara mandiri (bayar sendiri), tidak termasuk tes yang diperoleh dari tempat kerja (perusahaan) atau
tracing yang dilakukan oleh pemerintah.

Rincian 6: Kecenderungan belanja internet/pulsa

Rincian 5 menanyakan kecenderungan belanja internet/pulsa dibanding triwulan sebelumnya,


dapat berkode 0 (tidak mengonsumsi), 1 (meningkat), 2 (tetap), atau 3 (menurun). Jika rumah tangga
memperoleh bantuan internet/pulsa dari pemerintah untuk pendidikan yang menyebabkan berkurangnya
pengeluaran internet/pulsa rumah tangga, dapat dicatat dengan kode 3 (menurun).

BLOK VII. CATATAN

Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang perlu untuk dijelaskan terkait dengan isian
kuesioner, termasuk fenomena setempat yang terjadi pada suatu triwulan yang dapat memengaruhi
konsumsi dan pendapatan rumah tangga.

LEMBAR KENDALI

Lembar Kendali Komoditas Konsumsi SKKRT 2021 harus digunakan dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kuesioner SKKRT 2021. Tujuannya adalah untuk menjaga pola konsumsi

15
beberapa komoditas tertentu yang rutin dikonsumsi oleh rumah tangga, seperti makanan, produk
perawatan diri, barang rumah tangga tidak tahan lama, dan produk kesehatan.

• Bersama kuesioner, Lembar Kendali dibawa dan dicacah setiap triwulan ke responden.
• Saat mencacah kuesioner Blok IV rincian 1.a-1.g dan 2 (makanan, minuman beralkohol, dan
rokok), rincian 5.b. (barang rumah tangga tidak tahan lama), rincian 6.a. (produk farmasi dan
kesehatan), dan rincian 12.a (produk perawatan diri) – petugas pencacah diwajibkan mengisi
terlebih dahulu rincian dan nilai produk yang dikonsumsi pada Lembar Kendali, kemudian
menyalin rincian totalnya ke kuesioner Blok IV SKKRT 2021.
• Pada Lembar Kendali, setiap kelompok konsumsi diberikan maksimal 10 rincian produk. Jika
rumah tangga mengonsumsi lebih dari 10 produk, maka pada rincian 10 dituliskan “Lainnya” yang
merupakan gabungan dari produk yang tidak disebutkan pada rincian 1-9.
• Isian pada lembar kendali tidak dientri pada program pengolahan SKKRT 2021. Namun, petugas
pemeriksa wajib memeriksa konsistensi isian Lembar Kendali dengan Blok IV rincian 1.a-1.g, 2,
5.b, 6.a, dan 12.a.
• Lembar Kendali diharapkan disimpan dengan baik, karena akan digunakan pada pencacahan
triwulan berikutnya.

Petugas pemeriksa wajib memberikan informasi apakah pencacahan Blok IV khusus rincian 1.a-1.g, 2, 5.b,
6.a, dan 12.a. menggunakan Lembar Kendali atau tidak pada pertanyaan setelah Blok VII. Catatan.
Rincian dapat berkode 1 (Ya, menggunakan lembar kendali) atau 0 (Tidak menggunakan). Jika berkode 0,
petugas pemeriksa dapat memberikan alasan mengapa tidak menggunakan lembar kendali tersebut.

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan SKKRT 2021 mengikuti rule validasi sebagaimana terlampir pada Lampiran 5.

16
A. KONSEP ANGGOTA RUMAH TANGGA

Penentuan Residen/Non Residen

Jangka waktu penentuan residen rumah tangga adalah 1 tahun, termasuk berniat/ingin menetap
selama lebih dari 1 tahun.

Pekerja Domestik

Pekerja domestik (pembantu, supir, tukang kebun, dsb) yang tinggal di rumah tangga pemberi
kerja, tidak dicatat sebagai ART baik pada rumah tangga pemberi kerja maupun rumah tangga di mana ia
berasal.

• Jika yang menjadi sampel adalah rumah tangga pemberi kerja, maka seluruh upah/gaji pekerja
domestik, baik dalam bentuk uang maupun baran/jasa (makanan dan akomodasi), dicatat pada Blok
IV rincian 5.c. (sebagai konsumsi atas jasa domestik dan rumah tangga).

• Jika yang menjadi sampel adalah rumah tangga pekerja domestik, maka makanan dan akomodasi
yang diberikan oleh rumah tangga majikan diimputasi sebagai tambahan pendapatan dari upah/gaji
dalam bentuk barang pada Blok VI rincian 1 (upah/gaji) dan konsumsi rumah tangga pada Blok IV
sesuai jenis barang/jasa yang diterima. Konsumsi makanan dicatat pada Blok IV rincian 1.a.-1.g. dan
2, sedangkan akomodasi akan dicatat pada Blok IV rincian 4.a. (kontrak rumah).

ART yang sedang belajar (siswa/mahasiswa) dan tidak tinggal di rumah tangga sampel

ART yang sedang belajar (siswa/mahasiswa) yang tidak tinggal di rumah tangga sampel tetap
dicatat sebagai ART di rumah tangga sampel, sehingga konsumsinya pun akan tetap dicatat.
Pendekatannya dapat menggunakan nilai kiriman (transfer) dari orang tua atau besarnya beasiswa,
kemudian diproporsikan menurut sewa kos/kontrak rumah (masuk Blok IV rincian 4.a.), makanan dan
minuman jadi (Blok IV rincian 1.a-1.g.), biaya kuliah (Blok IV rincian 10), serta lainnya (misalnya untuk
transportasi).

ART yang bekerja di luar wilayah

17
• Jika ART bekerja di luar wilayah dan pulang-pergi setiap hari (commuter), maka akan tetap dicatat di
rumah tangga ia berasal. Misalnya, Jono bekerja di DKI Jakarta dengan tempat tinggal di Bekasi, dan
Jono pulang pergi tiap hari, maka dicatat sebagai ART di rumah tangganya di Bekasi.

• Jika ART bekerja di luar wilayah namun tidak pulang-pergi setiap hari (non-commuter), maka tidak
akan dicatat di rumah tangga ia berasal, melainkan sebagai rumah tangga sendiri di lokasi dimana ia
tinggal dan bekerja. Misalnya, Jono bekerja di DKI Jakarta dengan tempat tinggal di Karawang, dan
Jono pulang setiap minggu. Di Jakarta Jono kontrak rumah, maka dicatat sebagai rumah tangga
tersendiri di DKI Jakarta, tidak lagi di rumah tangganya di Karawang.

B. KETERANGAN RUMAH TANGGA

Hubungan Jumlah ART yang Bersekolah dengan Konsumsi Pendidikan

ART yang bersekolah adalah ART yang sedang mengikuti pendidikan sekolah formal mulai dari
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), termasuk pendidikan kesetaraan. Termasuk di
dalamnya adalah ART yang mengikuti pendidikan pra sekolah (PAUD/TK, Kelompok Bermain). Tidak ada
konsistensi isian antara Blok II rincian 4.c. dengan Blok IV rincian 10 (jasa pendidikan negeri dan swasta).
Hal ini karena dimungkinkan rumah tangga tidak mengeluarkan biaya pendidikan sama sekali (sekolah
gratis) karena memperoleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Meskipun demikian, perlu digali jika ART
mengikuti kursus yang terkait dengan pendidikan, maka perlu dicatat pada Blok IV rincian 10.

Pendapatan Rutin Rumah Tangga per Bulan

Blok II rincian 5.a. dan 5.b. khusus ditanyakan pada sampel pengganti dan tidak akan ditanyakan
lagi pada triwulan berikutnya (triwulan II-triwulan IV/2021) jika sampel tersebut tidak diganti.

• Pendapatan rutin rumah tangga per bulan, hanya mencakup total upah/gaji, hasil usaha (surplus
usaha rumah tangga), dan transfer tunai yang rutin diterima setiap bulan oleh seluruh ART. Tidak
termasuk imputasi sewa rumah milik sendiri, tunjangan/komisi/tips yang sifatnya tidak rutin,
maupun transfer yang tidak rutin (seperti mendapat hadiah, beras sejahtera/rastra, klaim asuransi,
dan sebagainya).

• Jika tunjangan/bonus atau hasil usaha (surplus usaha rumah tangga) yang rutin diterima oleh ART
namun besarannya berbeda-beda setiap bulan, maka dapat menggunakan pendekatan rata-rata.

• Jika terdapat upah/gaji atau hasil usaha (surplus usaha rumah tangga) yang rutin diterima namun
tidak setiap bulan, maka dapat menggunakan pendekatan rata-rata. Seperti petani yang panen setiap
4 bulan sekali, maka pendapatan rutin-nya dapat dibagi per bulan.

18
C. PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA

Cakupan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran konsumsi rumah tangga juga mencakup barang dan jasa yang berasal dari
transfer/pemberian dari rumah tangga lain (termasuk dari luar negeri) dan transfer barang dan jasa dari
perusahaan. Namun tidak termasuk transfer barang dari pemerintah dan LNPRT. Konsumsi yang dicatat
adalah perkiraan nilai barang dan jasa yang diterima. Misalnya:

• Jono diberikan daging ayam kira-kira seberat 3 kg seharga Rp150.000 oleh tetangganya dan habis
dikonsumsi selama seminggu yang lalu, maka konsumsinya akan dicatat pada Blok IV rincian 1.b
sebesar Rp150.000. Selain itu juga dicatat sebagai transfer berjalan yang diterima pada Blok V
rincian 4 sebesar Rp150.000

• Jono memenangkan hadiah undian berupa TV LED yang diselenggarakan oleh PT. Maju Mundur,
jika diperkirakan berdasarkan harga pasar maka harga TV tersebut Rp3.000.000, maka konsumsi
Jono dicatat pada Blok IV rincian 8.a sebesar Rp3.000.000. Selain itu juga dicatat sebagai transfer
berjalan yang diterima pada Blok V rincian 4 sebesar Rp3.000.000.

Pendekatan Referensi Waktu

Konsumsi Makanan (rincian 1 dan 2)

Pada intinya yang ingin direkam adalah nilai konsumsi makanan selama 3 bulan yang lalu. Agar
tidak menghasilkan perkiraan yang terlalu besar atau terlalu kecil, maka digunakan pendekatan jenis
makanan apa saja yang dikonsumsi secara rutin dan tidak rutin. Selanjutnya, dari masing-masing konsumsi
rutin dan tidak rutin tersebut dihitung konsumsi 3 bulan yang lalu:

• Makanan yang rutin dikonsumsi: dicatat menggunakan pendekatan seminggu yang lalu. Untuk
mendapatkan nilai konsumsi 3 bulan yang lalu = konsumsi seminggu yang lalu x jumlah minggu pada
triwulan tersebut (91/7 pada triwulan 1 dan 2, sedangkan 92/7 pada triwulan 3 dan 4).

• Makanan yang tidak rutin dikonsumsi: dicatat menggunakan pendekatan 3 bulan yang lalu.

o Jika makanan tidak rutin dikonsumsi secara mingguan, maka perlu didekati dahulu dengan
kebiasaan konsumsi bulanan, kemudian diperhitungkan untuk 3 bulan

o Jika memang sangat jarang dikonsumsi, maka bisa langsung menggunakan pendekatan 3 bulan
yang lalu.

Ilustrasi: Rumah tangga Jono dikunjungi oleh pencacah pada triwulan I. Jono :

• mengonsumsi beras secara rutin  digunakan pendekatan seminggu yang lalu x jumlah minggu. Hal
ini akan memberikan perkiraan yang baik untuk merekam konsumsi beras selama 3 bulan yang lalu.
Pencacahan yang dilakukan di titik waktu apapun akan dapat menangkap konsumsi beras yang rutin
tersebut.

19
• mengonsumsi daging ayam dan daging kambing selama seminggu yang lalu  namun setelah ditanya
lebih lanjut:

o konsumsi daging ayam ternyata dilakukan secara rutin sebanyak 2 kg selama seminggu yang
lalu;

o konsumsi daging kambing ternyata tidak rutin dan hanya dalam Maret mengkonsumsi daging
kambing sebanyak 1 kg, sedangkan bulan-bulan sebelumnya tidak mengkonsumsi.

Maka, untuk mendapatkan perkiraan konsumsi daging selama 3 bulan yang lalu adalah sebagai berikut:

konsumsi daging rutin (seminggu yang lalu) + konsumsi daging tidak


=
rutin
total konsumsi = konsumsi daging ayam + konsumsi daging kambing
daging (Blok IV
= (2kg x Rp30.000 x 91/7) + (1kg x Rp100.000)
rincian 1.b)
= Rp780.000 + Rp100.000
= Rp880.000 (pada rincian 1.b.).

Konsumsi Bukan Makanan (rincian 3 - 12)

Rekomendasi pendekatan referensi waktu untuk konsumsi bukan makanan ditandai dengan
kotak dengan highlight hitam. Tujuannya adalah sebagai berikut.

• Memudahkan perkiraan konsumsi bukan makanan yang rutin selama 3 bulan yang lalu.

Untuk konsumsi bukan makanan yang rutin  langsung tanyakan konsumsi sebulan yang lalu (kolom
sebulan yang lalu yang di-highlight), sehingga konsumsi selama 3 bulan yang lalu = konsumsi sebulan
yang lalu x 3. Khusus jasa laundry yang rutin dikonsumsi selama 3 bulan yang lalu, maka pada rincian
3 (bahan pakaian, pakaian jadi, dan perawatannya) dicatat terlebih dahulu di kolom sebulan yang lalu,
baru kemudian ditambahkan pada kolom 3 bulan yang lalu dengan cara dikalikan 3.

• Menghindari kekeliruan perkiraan konsumsi bukan makanan tidak rutin selama 3 bulan yang lalu
akibat pencacah hanya menanyakan pembelian sebulan yang lalu dan langsung dikalikan 3.

Pada kuesioner telah diberikan dugaan konsumsi bukan makanan apa saja yang umumya tidak
dilakukan secara rutin dengan memberikan highlight hitam pada kolom 3 bulan yang lalu. Ketika hasil
identifikasi konsumsi tidak rutin oleh pencacah sesuai dengan rekomendasi kuesioner, maka catat
konsumsi tersebut pada kolom 3 bulan yang lalu.

Meskipun kolom 3 bulan yang lalu sudah diisi, namun tetap tanyakan besarnya konsumsi selama
sebulan yang lalu:

o Jika sebulan yang lalu memang tidak mengonsumsi  tidak ada isian pada kolom sebulan yang lalu.

o Jika sebulan yang lalu mengonsumsi  isikan besarnya konsumsi di kolom sebulan yang lalu sesuai
jawaban responden, bukan merata-ratakan besarnya konsumsi selama 3 bulan yang lalu.

20
Beras Sejahtera (Rastra)

• Jika rumah tangga mengonsumsi beras sejahtera (rastra) yang dibeli dengan harga murah, maka
konsumsinya dicatat sebesar volume konsumsi dikalikan harga riil yang dibayarkan. Misalnya, Jono
mendapatkan bantuan rastra 20 kg dan diharuskan membayar Rp2.000 per kg dan seminggu yang
lalu rumah tangga Jono mengonsumsi sebanyak 10kg. Maka, konsumsi beras Jono selama seminggu
yang lalu akan dicatat sebesar: 10kg x Rp2.000 = Rp20.000 atau 20 pada Blok IV rincian 1.a.
• Jika rumah tangga mengonsumsi beras sejahtera (rastra) yang diperoleh secara gratis, maka tidak
dicatat sebagai konsumsi akhir rumah tangga pada SKKRT.
• Kondisi serupa juga berlaku untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah.

Minuman Beralkohol

• Minuman beralkohol (bir, wine, arak, dsb) yang dikonsumsi dan berasal dari jasa penyediaan makan-
minum (bar, restoran, cafe, dsb) tetap dicatat pada rincian 2 (minuman beralkohol).
• Minuman beralkohol termasuk juga minuman tidak beralkohol yang biasanya beralkohol, seperti bir
zero (dicatat pada rincian 2, bukan rincian 1.f).

Klaim Asuransi Kesehatan (BPJS Kesehatan, dsb)

Konsumsi kesehatan untuk produk farmasi dan kesehatan (rincian 6.a), jasa rawat inap (rincian
6.b), dan jasa rawat jalan (rincian 6.c) termasuk besaran klaim asuransi kesehatan (seperti klaim BPJS
Kesehatan maupun asuransi kesehatan lainnya). Pada umumnya, nilai besaran klaim asuransi kesehatan
tercantum pada bukti pembayaran (kwitansi). Jika informasi besaran klaim tidak tersedia dalam bukti
pembayaran, maka dilakukan imputasi sesuai perkiraan dari responden. Besaran klaim asuransi kesehatan
juga dicatat sebagai transfer berjalan yang diterima pada Blok V rincian 4.

Rawat Inap di Pengobatan Tradisional

Jika rumah tangga mengonsumsi jasa pengobatan tradisional dimana harus menginap di lokasi
pengobatan tradisional tersebut, maka tetap dicatat sebagai jasa rawat jalan pada Blok IV rincian 6.c.
(Jasa rawat jalan).

Konsep Harga Pembeli dan Ongkos Kirim (Ongkir)

Jika rumah tangga membeli suatu produk dimana ongkos/biaya pengiriman barang tidak bisa
dipisahkan dari produknya, maka tidak perlu dipisahkan/diimputasi. Sedangkan jika ongkos/biaya
pengiriman barangnya terpisah, maka akan dicatat pada Blok IV rincian 7.d (jasa pengiriman paket dan
pos). Jasa pengiriman tersebut juga termasuk ongkos kirim dari barang/jasa yang dipesan/dibeli secara
online, seperti ongkos kirim Gofood/Grabfood, Gosend/GrabDelivery, maupun Gomart. Jika ongkos
pengiriman ditanggung oleh penjual atau marketplace, maka tidak perlu diimputasi.

Pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga (PKRT) dinilai dengan harga pembeli (harga barang,
pajak atas produk, ongkos kirim, dsb). Misalnya Jono berbelanja online baju seharga Rp100.000 (sudah
termasuk PPn) dan dikenakan ongkir sebesar Rp10.000, maka konsumsi baju akan dicatat pada Blok IV
rincian 3 sebesar Rp100.000 dan rincian 7.d sebesar Rp10.000. Atau, Jono berbelanja makanan dengan
jasa perantara Gofood dimana harga makanan sebesar Rp25.000 dan ongkos kirim Gofood sebesar

21
Rp10.000, maka konsumsi makanan jadi akan dicatat pada Blok IV rincian 1.g sebesar Rp25.000 dan
rincian 7.d sebesar Rp10.000.

Pulsa dan Paket Data

Pencatatan pulsa dan paket data pada Blok IV mempertimbangkan tujuan pembeliannya, apakah
untuk informasi dan komunikasi (Blok IV rincian 8.b) atau untuk rekreasi (Blok IV rincian 9).

• Pembelian pulsa (elektrik maupun voucher) akan dicatat pada Blok IV rincian 8.b (jasa informasi dan
komunikasi). Meskipun pulsa tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli paket data, paket
SMS dan telepon, voucher game online, paket nonton Youtube, Hooq, dsb.
• Pembelian paket data langsung yang sekaligus mendapat voucher nonton Youtube, Hooq, dsb juga
tetap dicatat pada Blok IV rincian 8.b (jasa informasi dan komunikasi).
• Pembelian paket voucher game online (baik beli pertama kali maupun langganan/subscription) akan
dicatat pada Blok IV rincian 9.
• Pembelian paket nonton Youtube, langganan/subscription Maxstream, Hooq, dsb –
langganan/subscription games, maupun langganan/subscription musik (Joox, Spotify) akan dicatat
pada Blok IV rincian 9 (rekreasi, olahraga, dan budaya).

Software dan Aplikasi

Pencatatan software dan aplikasi pada Blok IV juga mempertimbangkan tujuan pembeliannya,
apakah untuk informasi dan komunikasi (Blok IV rincian 8.b) atau untuk rekreasi (Blok IV rincian 9).

• Software non rekreasi, seperti operating system (OS), Microsoft, Adobe, dsb akan dicatat pada Blok
IV rincian 8.b (jasa informasi dan komunikasi). Jika pembelian software melekat pada hardware
(misalnya membeli laptop yang sudah ter-install Windows 7), maka akan dicatat pada hardware-nya
pada Blok IV rincian 8.a (peralatan informasi dan komunikasi).
• Software rekreasi, seperti games, alat musik digital, dan sebagainya dibedakan apakah dibeli pertama
kali atau langganan akan dicatat pada Blok IV rincian 9 (rekreasi, olahraga, dan budaya).

Biaya TV Berlangganan

Biaya TV berlangganan yang sudah termasuk paket internet dan telepon yang tidak bisa
dipisahkan akan dicatat seluruhnya pada Blok IV rincian 8.b (jasa informasi dan komunikasi).

Pengeluaran untuk Ritual Keagamaan dan Kebudayaan

Pengeluaran rumah tangga untuk kegiatan ritual keagamaan dan kebudayaan (canang, banten,
dan perlengkapan upakara lainnya bagi Umat Hindu; hio/dupa dan sebagainya bagi Umat Konghucu,
pohon natal untuk Umat Kristen, dsb) dimasukkan pada rincian 9 (rekreasi, olahraga, dan budaya).

Paket Wisata

Rincian 9 (rekreasi, olahraga, dan budaya) digunakan mencatat pengeluaran rumah tangga atas
paket wisata yang tidak dapat dipisahkan nilai akomodasi, transportasi, makanan, wisata, dsb. Jika rumah
tangga dapat memisahkannya, maka dicatat secara rinci pada rincian makanan (1.f - 1.g), transportasi (7.a
– 7.c), wisata/rekreasi (9), dan akomodasi (11).

22
Les Privat

Jika rumah tangga memiliki ART yang bersekolah di fasilitas pendidikan negeri, tidak menutup
kemungkinan untuk juga mengonsumsi jasa pendidikan swasta seperti les privat/kursus terkait
pendidikan. Jadi, meskipun rumah tangga memiliki ART yang bersekolah di fasilitas pendidikan negeri,
maka rincian jasa pendidikan swasta tetap ditanyakan. Kursus pelajaran yang diselenggarakan oleh
guru/pihak sekolah (baik negeri maupun swasta) tetap dicatat pada rincian 10 (jasa pendidikan negeri dan
swasta).

Catatan COICOP

COICOP mengklasifikasikan pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan


maksud/tujuannya. Meski demikian, berdasarkan COICOP (2000), ada beberapa catatan dan
pengecualian karena diklasifikasikan berbeda dengan maksud/tujuannya:

• COICOP 1 (makanan dan minuman tidak beralkohol) adalah khusus makanan dan minuman yang
dikonsumsi oleh manusia, tidak termasuk untuk hewan peliharaan. Makanan untuk hewan peliharaan
masuk COICOP 9 (Rekreasi, Olahraga, Budaya).
• COICOP 3 (pakaian dan alas kaki) termasuk pakaian dan alas kaki baik untuk pemakaian sehari-hari,
sekolah, olahraga, dan pergi kerja. Sehingga, pakaian olahraga yang sifatnya tidak khusus (seperti
sepatu lari, seragam bola, dan sejenisnya) tidak dimasukkan sesuai tujuannya pada COICOP 9
(Rekreasi, Olahraga, Budaya) rincian 9, melainkan pada rincian 3.
• COICOP 4 (Perumahan dan LGA), listrik adalah barang tidak tahan lama (non-durable goods).
Berdasarkan pencatatan akrual, maka konsumsi listrik prabayar akan dicatat saat pembelian
pulsa/token listrik, sedangkan konsumsi listrik pascabayar akan dicatat sebesar nilai listrik yang sudah
digunakan.
• COICOP 6 (kesehatan) termasuk jasa mobil ambulans karena ditujukan khusus untuk keperluan
kesehatan dan dicatat pada rincian 6.b dan/atau 6.c, bukan pada rincian 7.c (jasa angkutan darat).
• COICOP 7 (transportasi) termasuk besaran klaim asuransi kerugian atas kendaraan. Namun, tidak
termasuk pembelian kendaraan untuk hiburan/rekreasi seperti mobil golf, kuda, sepeda mainan
untuk anak-anak dimasukkan dalam COICOP 9 (Rekreasi, Olahraga, Budaya).
• COICOP 10 (pendidikan) hanya mencakup jasa pendidikan. Pengeluaran buku dan alat tulis tidak
dimasukkan dalam COICOP ini, namun dimasukkan dalam COICOP 9 (rekreasi dan kebudayaan).
Sementara itu, untuk kursus/les privat diklasifikasikan sesuai tujuannya:
o Les pelajaran sekolah : COICOP 10 (pendidikan)
o Kursus mengemudi : COICOP 7 (transportasi) rincian 7.c (jasa angkutan darat)
o Les renang : COICOP 9 (rekreasi, olahraga, budaya).

23
D. PERSEPSI ATAS KONDISI EKONOMI RUMAH TANGGA

Persentase Kenaikan/Penurunan Konsumsi Rumah Tangga

Persentase kenaikan/penurunan konsumsi rumah tangga dibandingkan triwulan sebelumnya


dicatat maksimal sebesar 100 (persen). Hal ini berdasarkan asumsi bahwa konsumsi rumah tangga dalam
kondisi yang wajar/normal, sehingga kenaikan atau penurunan berada pada kisaran 0-100 persen.
Meningkat 100 persen artinya konsumsi rumah tangga meningkat dua kali lipat dibanding triwulan
sebelumnya. Sedangkan menurun 100 persen artinya rumah tangga tidak mengonsumsi sama sekali.

Pada kasus konsumsi rumah tangga yang ekstrim, seperti membeli mobil, sepeda motor, furnitur,
barang elektronik, dan barang konsumsi tahan lama lainnya (yang dicatat secara accrual basis) dimana
pengeluaran konsumsi rumah tangga akan meningkat tinggi pada triwulan berjalan jika dibanding
triwulan sebelumnya, maka pada Blok VI rincian 1.a berkode 1, rincian 1.b yaitu persentase kenaikan
konsumsi diisikan sebesar 100 (batas maksimalnya) dan ditambahkan penjelasan pada Blok Catatan.
Sebagai contoh, pada triwulan I/2021 konsumsi rumah tangga Jono sebesar 5 juta rupiah, sedangkan
pada triwulan II/2021 Jono membeli mobil seharga 100 juta rupiah dan konsumsi normalnya masih tetap
sebesar 5 juta rupiah (total 105 juta rupiah) atau meningkat sebesar 2.000 persen. Maka pencatatannya:

 Blok VI rincian 1.a : 1 (meningkat)


 Blok VI rincian 1.b : 100  dicatat pada batas maksimalnya.
 Blok VII. Catatan : “Pada Blok VI rincian 1.b, kenaikan konsumsi melebihi 100 persen,
karena pada triwulan berjalan terdapat pengeluaran konsumsi rumah
tangga yang ekstrim, yaitu membeli mobil seharga 100 juta rupiah”.

Setelah rumah tangga mengalami peningkatan konsumsi yang ekstrim dan konsumsi kembali
pada kondisi yang wajar/normal, maka akan terjadi penurunan konsumsi yang ekstrim. Jika terjadi kondisi
seperti ini, maka pada Blok VI rincian 1.a berkode 3, rincian 1.b yaitu persentase penurunan konsumsi
diisikan maksimal sebesar 99 dan ditambahkan penjelasan pada Blok Catatan. Sebagai contoh, pada
triwulan III/2021 konsumsi rumah tangga Jono sebesar 10 juta rupiah setelah triwulan sebelumnya
sebesar 105 juta rupiah atau menurun sebesar 90,48 persen, maka pencatatannya:

 Blok VI rincian 1.a : 3 (menurun)  meskipun konsumsi wajar/normalnya meningkat dari 5


juta ke 10 juta, namun karena sebelumnya melakukan pengeluaran
yang ekstrim, maka secara keseluruhan terjadi penurunan konsumsi.
 Blok VI rincian 1.b : 90 (pembulatan dari 90,48)
 Blok VII. Catatan : “Pada Blok VI rincian 1.b, penurunan konsumsi sebesar 90,48 persen,
karena pada triwulan sebelumnya terdapat pengeluaran rumah tangga
yang ekstrim, yaitu membeli mobil seharga 100 juta rupiah”.

24
25
LAMPIRAN 1.
DAFTAR SAMPEL UTAMA (DSU) SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA

26
LAMPIRAN 1.
DAFTAR SAMPEL UTAMA (DSU) SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

27
LAMPIRAN 2.
DAFTAR SAMPEL PENGGANTI (DSP) SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA

28
LAMPIRAN 3.
KUESIONER SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA

29
LAMPIRAN 3.

KUESIONER SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

30
LAMPIRAN 3.

KUESIONER SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

31
LAMPIRAN 3.

KUESIONER SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

32
LAMPIRAN 3.

KUESIONER SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

33
LAMPIRAN 4.
LEMBAR KENDALI SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA

34
LAMPIRAN 4.

LEMBAR KENDALI SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

35
LAMPIRAN 4.

LEMBAR KENDALI SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

36
LAMPIRAN 4.

LEMBAR KENDALI SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

37
LAMPIRAN 4.

LEMBAR KENDALI SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

38
LAMPIRAN 4.

LEMBAR KENDALI SKKRT 2021 DAN CONTOH PENGISIANNYA (LANJUTAN)

39
LAMPIRAN 5.
RULE VALIDASI SKKRT 2021

Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan


id_sample ID unik sampel ID ini unik untuk setiap sampel utama dan pengganti
tahun Tahun survei SKKRT 2021
triwulan Triwulan survei SKKRT I - IV
Berdasarkan MFD terbaru, disalin dari
b1r1 Kode provinsi Kode
Daftar/Manajemen Sampel
Berdasarkan MFD terbaru, disalin dari
b1r2 Kode kabupaten Kode
Daftar/Manajemen Sampel
Berdasarkan MFD terbaru, disalin dari
b1r3 Kode kecamatan Kode
Daftar/Manajemen Sampel
Berdasarkan MFD terbaru, disalin dari
b1r4 Kode desa/kelurahan Kode
Daftar/Manajemen Sampel
b1r5 Klasifikasi desa/kelurahan Kode Kode: 1-2
Nomor urut sampel
b1r6 3 digit
rumah tangga
Isian berupa teks minimal 3 karakter (huruf, angka, dan
b1r7 Alamat sampel
simbol), disalin dari Daftar/Manajemen Sampel
Isian berupa teks dan spasi, minimal 3 karakter huruf,
b2r1 Nama KRT
disalin dari Daftar/Manajemen Sampel
b2r2 Pendidikan terakhir KRT Kode Kode: 1-7
b2r3 Lapangan usaha KRT Kode Kode: 0-21
Jumlah anggota rumah
b2r4a Orang Isian hanya boleh angka, tidak boleh sama dengan 0
tangga (ART)
Jumlah ART yang
b2r4b Orang Isian hanya boleh angka, minimal 0
bekerja/berusaha
Jumlah ART yang
b2r4c Orang Isian hanya boleh angka, minimal 0
bersekolah
Pendapatan rutin rumah Isian hanya boleh angka, disalin dari Daftar
b2r5a Ribu Rp
tangga per bulan Sampel/Manajemen Sampel
Isian hanya boleh angka, disalin dari Daftar
b2r5b Kategori pendapatan Kode
Sampel/Manajemen Sampel
b3r1a Nama pencacah Isian hanya boleh text dan spasi, minimal 3 karakter
b3r1b NIP pencacah Isian hanya boleh angka, 5 digit
b3r2 Jabatan pencacah Kode 1-3
Waktu pencacahan (DD-
b3r3 MM-YYY) Waktu Isian hanya boleh waktu (time): DD-MM-YYYY
b3r5a Nama pemeriksa Isian hanya boleh text dan spasi, minimal 3 karakter
b3r5b NIP pemeriksa Isian hanya boleh angka, 5 digit
b3r6 Jabatan pemeriksa Kode 1-3
Waktu pemeriksa (DD- Isian hanya boleh waktu (time): DD-MM-YYYY dan
b3r7 MM-YYYY) Waktu harus sama atau lebih besar dari isian b3r3
Konsumsi seminggu yang
lalu: Makanan dan
b4r1k2 Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 1a s.d. 1g
Minuman Tidak
Beralkohol
Konsumsi 3 bulan yang
lalu: Makanan dan
b4r1k3 Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 1a s.d. 1g
Minuman Tidak
Beralkohol
Nilai belanja online:
b4r1k5 Makanan dan Minuman Rp Ribu Penjumlahan kolom 5 rincian 1a s.d. 1g
Tidak Beralkohol
Konsumsi seminggu yang
b4r1ak2 lalu: Beras/pengganti Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
beras/umbi-umbian
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r1ak3 lalu: Beras/pengganti Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
beras/umbi-umbian

40
Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan
Belanja online:
b4r1ak4 Beras/pengganti Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
beras/umbi-umbian
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online: diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r1ak5 Beras/pengganti Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
beras/umbi-umbian kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi seminggu yang
b4r1bk2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
lalu: Protein
Konsumsi 3 bulan yang Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r1bk3 Rp Ribu
lalu: Protein besar dari/sama dengan kolom 2
b4r1bk4 Belanja online: Protein Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online:
b4r1bk5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Protein
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi seminggu yang
b4r1ck2 lalu: Minyak, lemak, dan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
gula
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r1ck3 lalu: Minyak, lemak, dan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
gula
Belanja online: Minyak,
b4r1ck4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
lemak, dan gula
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online:
b4r1ck5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Minyak, lemak, dan gula
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi seminggu yang
b4r1dk2 lalu: Sayur, buah, dan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
kacang
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r1dk3 lalu: Sayur, buah, dan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
kacang
Belanja online: Sayur,
b4r1dk4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
buah, dan kacang
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online:
b4r1dk5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Sayur, buah, dan kacang
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi seminggu yang
b4r1ek2 lalu: Bumbu dan rempah- Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
rempah
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r1ek3 lalu: Bumbu dan rempah- Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
rempah
Belanja online: Bumbu
b4r1ek4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
dan rempah-rempah
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online: diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r1ek5 Bumbu dan rempah- Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
rempah kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi seminggu yang
lalu: Bahan makanan &
b4r1fk2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
makanan/minuman
kemasan
Konsumsi 3 bulan yang Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r1fk3 Rp Ribu
lalu: Bahan makanan & besar dari/sama dengan kolom 2

41
Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan
makanan/minuman
kemasan
Belanja online: Bahan
makanan &
b4r1fk4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
makanan/minuman
kemasan
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online:
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Bahan makanan &
b4r1fk5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
makanan/minuman
kolom 3.
kemasan
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi seminggu yang
lalu: Makanan/minuman
b4r1gk2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
restoran/kantin/kaki
lima/dsj
Konsumsi 3 bulan yang
lalu: Makanan/minuman Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r1gk3 Rp Ribu
restoran/kantin/kaki besar dari/sama dengan kolom 2
lima/dsj
Belanja online:
Makanan/minuman
b4r1gk4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
restoran/kantin/kaki
lima/dsj
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online:
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Makanan/minuman
b4r1gk5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
restoran/kantin/kaki
kolom 3.
lima/dsj
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r2k2 lalu: Minuman Beralkohol Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
dan Rokok
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r2k3 lalu: Minuman Beralkohol Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
dan Rokok
Belanja online: Minuman
b4r2k4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Beralkohol dan Rokok
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online: diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r2k5 Minuman Beralkohol dan Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Rokok kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi seminggu yang
b4ak2 Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 1 dan 2
lalu: TOTAL MAKANAN
Konsumsi 3 bulan yang
b4ak3 Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 1 dan 2
lalu: TOTAL MAKANAN
Nilai belanja online:
b4ak5 Rp Ribu Penjumlahan kolom 5 rincian 1 dan 2
TOTAL MAKANAN
Konsumsi sebulan yang
b4r3k2 lalu: Pakaian dan Alas Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
Kaki
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r3k3 lalu: Pakaian dan Alas Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
Kaki
Belanja online: Pakaian
b4r3k4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
dan Alas Kaki
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online:
b4r3k5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Pakaian dan Alas Kaki
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
lalu: Perumahan, Air,
b4r4k2 Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 4a s.d. 4e
Listrik, Gas, & Bahan
Bakar Lain

42
Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan
Konsumsi 3 bulan yang
lalu: Perumahan, Air,
b4r4k3 Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 4a s.d. 4e
Listrik, Gas, & Bahan
Bakar Lain
Nilai belanja online:
b4r4k5 Perumahan, Air, Listrik, Rp Ribu Penjumlahan kolom 5 rincian 4a s.d. 4e
Gas, & Bahan Bakar Lain
Konsumsi sebulan yang
lalu: Kontrak
b4r4ak2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
rumah/imputasi sewa
rumah
Konsumsi 3 bulan yang
lalu: Kontrak Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r4ak3 Rp Ribu
rumah/imputasi sewa besar dari/sama dengan kolom 2
rumah
Konsumsi sebulan yang
b4r4bk2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
lalu: Air
Konsumsi 3 bulan yang Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r4bk3 Rp Ribu
lalu: Air besar dari/sama dengan kolom 2
b4r4bk4 Belanja online: Air Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r4bk5 Nilai belanja online: Air Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r4ck2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
lalu: Listrik
Konsumsi 3 bulan yang Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r4ck3 Rp Ribu
lalu: Listrik besar dari/sama dengan kolom 2
b4r4ck4 Belanja online: Listrik Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online:
b4r4ck5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Listrik
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r4dk2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
lalu: Gas
Konsumsi 3 bulan yang Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r4dk3 Rp Ribu
lalu: Gas besar dari/sama dengan kolom 2
b4r4dk4 Belanja online: Gas Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r4dk5 Nilai belanja online: Gas Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r4ek2 lalu: Kebutuhan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
perumahan lainnya
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r4ek3 lalu: Kebutuhan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
perumahan lainnya
Konsumsi sebulan yang
lalu: Furnitur, Peralatan,
b4r5k2 Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 5a s.d. 5c
dan Pemeliharaan Rutin
Rumah Tangga
Konsumsi 3 bulan yang
lalu: Furnitur, Peralatan,
b4r5k3 Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 5a s.d. 5c
dan Pemeliharaan Rutin
Rumah Tangga
Nilai belanja online:
Furnitur, Peralatan, dan
b4r5k5 Rp Ribu Penjumlahan kolom 5 rincian 5a s.d. 5c
Pemeliharaan Rutin
Rumah Tangga

43
Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan
Konsumsi sebulan yang
lalu: Furnitur, peralatan
b4r5ak2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
ruta, dan barang pecah
belah
Konsumsi 3 bulan yang
lalu: Furnitur, peralatan Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r5ak3 Rp Ribu
ruta, dan barang pecah besar dari/sama dengan kolom 2
belah
Belanja online: Furnitur,
b4r5ak4 peralatan ruta, dan Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
barang pecah belah
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online: diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r5ak5 Furnitur, peralatan ruta, Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
dan barang pecah belah kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r5bk2 lalu: Barang rumah tangga Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
tidak tahan lama
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r5bk3 lalu: Barang rumah tangga Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
tidak tahan lama
Belanja online: Barang
b4r5bk4 rumah tangga tidak tahan Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
lama
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online: diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r5bk5 Barang rumah tangga Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
tidak tahan lama kolom 3.Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif
(bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r5ck2 lalu: Jasa domestik dan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
rumah tangga
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r5ck3 lalu: Jasa domestik dan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
rumah tangga
Konsumsi sebulan yang
b4r6k2 Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 6a s.d. 6c
lalu: Kesehatan
Konsumsi 3 bulan yang
b4r6k3 Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 6a s.d. 6c
lalu: Kesehatan
Nilai belanja online:
b4r6k5 Rp Ribu Penjumlahan kolom 5 rincian 6a s.d. 6c
Kesehatan
Konsumsi sebulan yang
b4r6ak2 lalu: Produk farmasi dan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
kesehatan
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r6ak3 lalu: Produk farmasi dan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
kesehatan
Belanja online: Produk
b4r6ak4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
farmasi dan kesehatan
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online: diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r6ak5 Produk farmasi dan Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
kesehatan kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r6bk2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
lalu: Jasa rawat inap
Konsumsi 3 bulan yang Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r6bk3 Rp Ribu
lalu: Jasa rawat inap besar dari/sama dengan kolom 2
Konsumsi sebulan yang
b4r6ck2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
lalu: Jasa rawat jalan
Konsumsi 3 bulan yang Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r6ck3 Rp Ribu
lalu: Jasa rawat jalan besar dari/sama dengan kolom 2

44
Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan
Belanja online: Jasa rawat
b4r6ck4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
jalan
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online: Jasa
b4r6ck5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
rawat jalan
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r7k2 Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 7a s.d. 7d
lalu: Transportasi
Konsumsi 3 bulan yang
b4r7k3 Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 7a s.d. 7d
lalu: Transportasi
Nilai belanja online:
b4r7k5 Rp Ribu Penjumlahan kolom 5 rincian 7a s.d. 7d
Transportasi
Konsumsi sebulan yang
lalu: Pembelian
b4r7ak2 kendaraan, suku cadang, Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
dan jasa terkait
kendaraan
Konsumsi 3 bulan yang
lalu: Pembelian
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r7ak3 kendaraan, suku cadang, Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
dan jasa terkait
kendaraan
Belanja online: Pembelian
kendaraan, suku cadang,
b4r7ak4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
dan jasa terkait
kendaraan
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online:
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Pembelian kendaraan,
b4r7ak5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
suku cadang, dan jasa
kolom 3.
terkait kendaraan
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r7bk2 lalu: Bahan bakar dan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
pelumas kendaraan
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r7bk3 lalu: Bahan bakar dan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
pelumas kendaraan
Konsumsi sebulan yang
b4r7ck2 lalu: Jasa angkutan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
penumpang
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r7ck3 lalu: Jasa angkutan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
penumpang
Belanja online: Jasa
b4r7ck4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
angkutan penumpang
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online: Jasa
b4r7ck5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
angkutan penumpang
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r7dk2 lalu: Jasa pengiriman Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
paket dan pos
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r7dk3 lalu: Jasa pengiriman Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
paket dan pos
Konsumsi sebulan yang
b4r8k2 Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 8a dan 8b
lalu: Komunikasi
Konsumsi 3 bulan yang
b4r8k3 Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 8a dan 8b
lalu: Komunikasi
Nilai belanja online:
b4r8k5 Rp Ribu Penjumlahan kolom 4 rincian 8a dan 8b
Komunikasi

45
Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan
Konsumsi sebulan yang
lalu: Peralatan informasi
b4r8ak2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
dan komunikasi, serta
aksesorisnya
Konsumsi 3 bulan yang
lalu: Peralatan informasi Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r8ak3 Rp Ribu
dan komunikasi, serta besar dari/sama dengan kolom 2
aksesorisnya
Belanja online: Peralatan
b4r8ak4 informasi dan komunikasi, Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
serta aksesorisnya
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online:
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Peralatan informasi dan
b4r8ak5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
komunikasi, serta
kolom 3.
aksesorisnya
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r8bk2 lalu: Jasa informasi dan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
komunikasi
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r8bk3 lalu: Jasa informasi dan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
komunikasi
Belanja online: Jasa
b4r8bk4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
informasi dan komunikasi
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online: Jasa
b4r8bk5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
informasi dan komunikasi
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r9k2 lalu: Rekreasi, Olahraga, Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
dan Budaya
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r9k3 lalu: Rekreasi, Olahraga, Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
dan Budaya
Belanja online: Rekreasi,
b4r9k4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Olahraga, dan Budaya
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online: diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r9k5 Rekreasi, Olahraga, dan Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Budaya kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r10k2 lalu: Jasa Pendidikan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
Negeri dan Swasta
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r10k3 lalu: Jasa Pendidikan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
Negeri dan Swasta
Belanja online: Jasa
b4r10k4 Pendidikan Negeri dan Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Swasta
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
Nilai belanja online: Jasa diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
b4r10k5 Pendidikan Negeri dan Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Swasta kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r11k2 lalu: Jasa Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
Penginapan/Akomodasi
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r11k3 lalu: Jasa Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
Penginapan/Akomodasi
Belanja online: Jasa
b4r11k4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Penginapan/Akomodasi

46
Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online: Jasa
b4r11k5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Penginapan/Akomodasi
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r12k2 lalu: Barang dan Jasa Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 12a dan 12b
Lainnya
Konsumsi 3 bulan yang
b4r12k3 lalu: Barang dan Jasa Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 12a dan 12b
Lainnya
Nilai belanja online:
b4r12k5 Rp Ribu Penjumlahan kolom 5 rincian 12a dan 12b
Barang dan Jasa Lainnya
Konsumsi sebulan yang
b4r12ak2 lalu: Produk perawatan Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
diri
Konsumsi 3 bulan yang
Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r12ak3 lalu: Produk perawatan Rp Ribu
besar dari/sama dengan kolom 2
diri
Belanja online: Produk
b4r12ak4 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
perawatan diri
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online:
b4r12ak5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Produk perawatan diri
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4r12bk2 Rp Ribu Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), minimal 0
lalu: Lainnya
Konsumsi 3 bulan yang Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus lebih
b4r12bk3 Rp Ribu
lalu: Lainnya besar dari/sama dengan kolom 2
b4r12bk4 Belanja online: Lainnya Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
Jika kolom 4 berkode 1, 2, atau 3, maka isian ini harus
diisi. Isian hanya boleh angka (bulat/desimal), harus
Nilai belanja online:
b4r12bk5 Rp Ribu lebih besar dari 0 tetapi tidak lebih besar dari nilai
Lainnya
kolom 3.
Jika kolom 4 berkode 0, isian ini tidak aktif (bernilai 0)
Konsumsi sebulan yang
b4bk2 lalu: TOTAL NON Rp Ribu Penjumlahan kolom 2 rincian 3 s.d. 12
MAKANAN
Konsumsi 3 bulan yang
b4bk3 lalu: TOTAL NON Rp Ribu Penjumlahan kolom 3 rincian 3 s.d. 12
MAKANAN
Nilai belanja online:
b4bk5 Rp Ribu Penjumlahan kolom 5 rincian 3 s.d. 12
TOTAL MAKANAN
TOTAL KONSUMSI
b4k3_jumla
RUMAH TANGGA 3 Rp Ribu Penjumlahan b4ak3 dan b4bk3
h
BULAN YANG LALU
TOTAL BELANJA
b4k5_jumla
ONLINE 3 BULAN YANG Rp Ribu Penjumlahan b4ak5 dan b4bk5
h
LALU
Upah/gaji rumah tangga,
b5r1 Rp Ribu Isian harus berupa angka (bulat/desimal), minimal 0.
3 bulan yang lalu
Surplus usaha/mixed
b5r2 income rumah tangga, 3 Rp Ribu Isian harus berupa angka (bulat/desimal), minimal 0.
bulan yang lalu
Pendapatan kepemilikan
b5r3 rumah tangga, 3 bulan Rp Ribu Isian harus berupa angka (bulat/desimal), minimal 0.
yang lalu
Transfer berjalan yang
b5r4 diterima rumah tangga, 3 Rp Ribu Isian harus berupa angka (bulat/desimal), minimal 0.
bulan yang lalu
TOTAL PENDAPATAN
b5r5 RUMAH TANGGA 3 Rp Ribu Penjumlahan blok 5 rincian 1 s.d. 4
BULAN YANG LALU

47
Variabel Deskripsi Satuan Rule Validasi & Catatan
Kecenderungan konsumsi
rumah tangga pada
b6r1a Kode Kode: 1, 2, atau 3
triwulan ini dibanding
triwulan sebelumnya
Persentase Jika rincian 1a berkode 1 atau 3, isian ini harus diisi.
peningkatan/penurunan Isian harus berupa angka (bilangan bulat), maksimal
b6r1b Persen
konsumsi dibanding 100. Jika rincian 1a berkode 2, maka isian diisikan 0
triwulan sebelumnya (bisa tidak aktif).
Jika rincian 1a berkode 1, maka kode yang
diperbolehkan adalah: 11 s.d. 17 dan 19. Jika berkode
19, maka isian titik-titik wajib diisi (menuliskan alasan
lainnya) dengan format teks (huruf, spasi, angka,
Penyebab utama
simbol) minimal 3 karakter.
peningkatan/penurunan
b6r1c Kode Jika rincian 1a berkode 3, maka kode yang
konsumsi dibanding
diperbolehkan adalah: 31 s.d. 36 dan 39. Jika berkode
triwulan sebelumnya
39, maka isian titik-titik wajib diisi (menuliskan alasan
lainnya) dengan format teks (huruf, spasi, angka,
simbol) minimal 3 karakter.
Jika rincian 1a berkode 2, maka isian ini tidak aktif.
Kecenderungan belanja
online pada triwulan ini
b6r2 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
dibanding triwulan
sebelumnya
Kecenderungan
pendapatan pada triwulan
b6r3 Kode Kode: 1, 2, atau 3
ini dibanding triwulan
sebelumnya
Kecenderungan biaya
pendidikan pada triwulan
b6r4a Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
ini dibanding triwulan
sebelumnya
Jika rincian 4a berkode 1, maka kode yang
Penyebab utama
diperbolehkan adalah: 11 s.d. 14 dan 19.
peningkatan/penurunan
Jika rincian 4a berkode 3, maka kode yang
b6r4b biaya pendidikan Kode
diperbolehkan adalah: 31 s.d. 34 dan 39.
dibanding triwulan
Jika rincian 4a berkode 0 atau 2, maka isian ini tidak
sebelumnya
aktif.
Penyebab lainnya Jika rincian 4b berkode 19 atau 39, maka isian ini wajib
peningkatan/penurunan diisi (menuliskan alasan lainnya) dengan format teks
b6r4c biaya pendidikan Kode (huruf, spasi, angka, simbol) minimal 3 karakter.
dibanding triwulan Jika rincian 4b berkode selain 19 dan 39 atau tidak
sebelumnya aktif, maka isian ini tidak aktif (tidak perlu diisi)
Kecenderungan belanja
kesehatan pada triwulan
b6r5 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
ini dibanding triwulan
sebelumnya
Kecenderungan belanja
internet/pulsa pada
b6r6 Kode Kode: 0, 1, 2, atau 3
triwulan ini dibanding
triwulan sebelumnya
b7 Catatan
Apakah pencacahan blok
Kode: 0 atau 1. Jika berkode 0, maka isian titik-titik
lembar_ken IV (Pengeluaran
Kode wajib diisi (menuliskan alasan lainnya) dengan format
dali Konsumsi Rumah Tangga)
teks (huruf, spasi, angka, simbol) minimal 3 karakter.
dibantu Lembar Kendali?

48
DATA
MENCERDASKAN BANGSA

BADAN PUSAT STATISTIK


Jl. Dr. Sutomo No 6-8 Jakarta Indonesia 10710
Telp. (+62-21) 3841195, 3842508, 3810291, Faks (+62-21) 3857046
Email: bpshq@bps.go.id Website: http://www.bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai