Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alvia Mustafidatus Sholihah

NIM : 03020420020

Prodi : Sastra Indonesia

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA ACARA PELATIHAN JURNALISTIK


(PENDEKATAN SOSIOLINGUISTIK)
Kamis, 04 November 2021 melalui Zoom Meeting

Berdasarkan acara pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan pada Kamis, 04 November


2021 terdapat penggunaan ragam bahasa yang terdiri dari ragam bahasa dialek, ragam bahasa
terpelajar, ragam bahasa resmi, dan ragam bahasa tidak resmi. Berikut hasil analisis ragam
bahasa yang terdapat pada acara pelatihan jurnalistik.
1. Ragam bahasa dialek
“biasanya orang menyebut jurnalistik itu pokoknya yang ngomong isi berita itu”. Kalimat ini
diucapakan dari seorang moderator pelatihan jurnalistik. Pada tutur kata ngomong merupakan
bahasa dialek Jawa dimana si penutur mengucapkan bahasa daerah tempat tinggalnya. Si
penutur menuturkan dalam suasana santai dan terdapat unsur keakraban pada acara pelatihan
jurnalistik ini.
2. Ragam bahasa terpelajar
“Bapak Ibu dosen dan teman-teman rohimakumullah untuk acara selanjutnya pembukaan
pelatihan jurnalistik acara jurnalistik ini akan dibuka oleh Bapak Dr. Agus Aditoni, M.Ag
selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora kepada Bapak Agus diserahkan” kalimat ini
diucapkan dari salah satu mahasiswa yang bernama Nadira Hamamah Jauharah selaku
sebagai pemandu acara pelatihan jurnalistik. Dalam tutur kata ini dimana si penutur sebagai
mahasiswa menuturkan kalimat pembukaan sebelum acara pelatihan jurnalistik dimulai yang
akan ditujukan kepada Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.
3. Ragam bahasa resmi
“pada hari ini kita menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Kredibilitas Jurnalis Era
Akselerasi Informasi shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang telah mengajarkan kepada kita
semua untuk selalu menuntut ilmu berkreatif dan berusaha hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari sekarang”. Kalimat ini diucapkan dari Dekan
Fakultas Adab dan Humaniora yakni Bapak Dr. Agus Aditoni, M.Ag. Dalam tutu kalimat ini
merupakan jenis kalimat pidato yang sebagaimana penggunaan kalimatnya menggunakan
bahasa resmi.
4. Ragam bahasa tak resmi
“kamu itu menggali mengambil ilmunya jurnalistik itu dan kamu tanyakan semuanya kan ini
ada tugas untuk dilaporkan pelatihan jurnalistik ini dari Mas Ario Wibowo, para peserta
terutama mahasiswa Sastra Indonesia atau Mahasiswa luar Sastra Indonesia terus kamu
tanyakan kamu kerjakan tugas-tugasnya ya kamu kirimkan ke panitia ya oke”. Kalimat ini
diucapkan dari Bapak Asep Abdullah selaku ketua prodi Sastra Indonesia Fakultas Adab dan
Humaniora. Dalam tutur kata tersebut, terdapat kata yang bercetak miring termasuk bahasa
yang tidak formal dan situasi disaat santai dan terdapat unsur keakraban.

Saran atau rekomendasi untuk tindak lanjut acara pelatihan jurnalistik ini adalah bagi
saya selaku mahasiswi Sastra Indonesia acara pelatihan jurnalistik ini sangat bermanfaat sekali,
dapat menambah informasi dan ilmu yang bermanfaat dalam bidang kejurnalistikan. Dari panitia
dan pemateri luar biasa meskipun terdapat sedikit kendala berupa ketidakmunculan suara dari
narasumber, akan tetapi hal ini dapat diatasi oleh panitia acara jurnalistik. Selain itu, dalam acara
pelatihan jurnalistik ini terdapat penggunaan ragam bahasa yang digunakan oleh para panitia
maupun pemateri yang tentunya berbeda-beda ragam bahasa yang digunakan. Terimakasih telah
menyelanggarakan acara ini, mohon selanjutnya diadakan kembali untuk menambah wawasan
seorang mahasiswa agar tetap produktif dan kreatif.

Anda mungkin juga menyukai