MASYARAKAT DI PESANTREN
(Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP.
Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.s
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh:
Achmad Faishal
NTM: 103032227709
Dibawah Bimbingan
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT, Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan segala kenikmatan-Nya
kepada penulis, baik itu nikmat iman, sehat , dan waktu serta nikmat kemudahan
jalan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Shalawat
dan salam penulis haturkan kepada Nabi Besar umat manusia Muhammad SAW,
yang membawa risalah Allah SWT dan mengajarkannya kepada manusia sehingga
terhindar dari zaman kebodohan. Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan
pula kepada para keluarga nabi, sahabat nabi, tabi’in, tabi-tabi’in, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis melakukan penelitian ini untuk memenuhi persyaratan akan
kelulusan penulis untuk memperoleh gelar sarjana sosial di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Sosiologi
Agama. Dan alhamdulillah penelitian ini dapat penulis selesaikan.
Dengan selesainya penelitian ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas berkah, rizki, rahmat, ridha dan kemudahan-Nya yang
membuat penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
2. Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan segenap jiwa raganya
untuk mengajarkan kebenaran kepada umat manusia, sehingga terhindar dari
zaman kebodohan.
3. Kedua Orang tuaku; bpk. Romadhan ibuku Rasma, kakak ku tercinta Hj.
Hasanah binti romadhan, dan adiku tercinta Sumaena rahma neng tyasari,
terima kasih segala dukungan juga pengorbanannya baik dari segi moril
maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. To My Endless Love.. Tini Faisal binti
5. Ibu Joharotul Jamilah, M.Si selaku pembimbing utama. Terima kasih banyak
atas segala bimbingan; kritikan, saran, masukan pendapat dan waktu yang
diberikan kepada penulis.
ii
6. Bapak Dr. Hendro Prasetyo. MA, Prof. Dr. Bachtiar Effendy dan seluruh staf
dekanat, terimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada penulis selama
ini.
7. Dosen-Dosen UIN Jakarta FUF dan FISIP Reguler yang telah mengajar dan
mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di FUF dan sekarang di FISIP
Reguler UIN Jakarta, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang
diberikan kepada penulis dan kawan-kawan mahasiswa lainnya. Semoga Allah
SWT mencatat semuanya sebagai amal ibadah yang tak akan terputus hingga
akhir zaman. Amin.
8. Untuk Mahasiwa Sosiologi Agama FUF angkatan tahun 2003-2007, terima
kasih setulus hati untuk sahabat tercinta; Hamami Naseruddin As-zuhery, Toto
Tri Atmojo, Rohmatullah, Juhadi As-sukry, Roni Tua Harahap, Reiy Ikhsan
El-Madury, atas persahabatan dan pengalaman yang telah diberikan kepada
penulis.
9. Kawan seperjuangan Abd. Wahid, Kanda Adi Prayetno, Laily Munasir, Anis
Kurniawan, tiada kata yang pantas penulis sampaikan selain bahasa perjuagan
demi masa depan yang selalu kalian dengungkan, mampu menggugah hati
penulis selama ini.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang dilakukan penulis. Oleh karena itu penulis akan membuka diri untuk
menerima kritik dan saran dari semua pihak terkait penelitian ini sehingga penulis
dapat memperbaiki dan menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak
terkait.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 14 Agustus 2012
Achmad Faishal
iii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1989)...................................................................................................................26
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
ABSTRAKSI............................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Literatur Review...................................................................................5
E. Metodologi Penelitian..........................................................................11
F. Sistematika Penulisan..........................................................................13
Sumenep Madura.................................................................................22
v
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Kontribusi Pengembangan Ekonomi Terhadap Internal Pesantren Annuqoyah dan Masyarakat Sekitar51
Keuntungandan Hambatan Pengembangan Ekonomi Terhadap Masyarakat sekitar58
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan65
Saran66
DAFTAR PUSTAKA
vi
1
BAB I
PENDAHULUA
atau kelompok yang telah memiliki kemampuan dan akses ekonomi, sehingga
hanya merekalah yang untung. Sementara itu, masyarakat yang tidak memiliki
itu ditumpahkan ke lembaga-lembaga rakyat yang sudah teruji dan lulus dalam
berbasis rakyat. Industri kelas menengah kecil seperti home industries justru
penelitian. Dalam teori Physiocrat, (gabungan antar alam dan fisik) beroperasi di
atas asumsi, bahwa perilaku ekonomi adalah pokok dalam hukum alam. Motivasi
ekonomi hanya satu aspek utama sifat manusia yang universal. Setiap orang
mengarahkan minat dan alasan tindakannya pada tujuan ini. Sehingga terdapat
1
Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim
et al., Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 248.
1
2
yang dimilikinya. Jika Ponpes hanya menjadi penonton di era yang akan datang,
kemajuan. Oleh karena itu, kiranya diperlukan analisis yang cermat untuk
kemandirian pesantren. Selama ini Ponpes selalu dilabeli dengan nama lembaga
pengedar proposal dana bantuan, baik pada institusi formal atau non formal.
Labeling itu tentunya tidak mengenakan. Ponpes, akan terbebas dari anggapan itu
kalau Ponpes menjadi lembaga yang kuat, terutama dalam sektor ekonomi.
Dengan sendirinya, tidak setiap ada kegiatan, apakah membangun gedung atau
dana yang digali dari masyarakat atas dasar ajaran keimanan belum dapat
2
Wardi Bahtiar, Prof. Dr. M.S., Sosiologi Klasik, Dari Comte Hingga Parsons,
(Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 19
3
Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim
et al., Manajemen Pesantren, h. 247.
4
Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim
et al., Manajemen Pesantren, hal. 252-253.
5
Cik, Hasan Bisri dan Eva Rufaidah, Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 432
Diharapkan dalam perkembangannya, Metode dan pola pengembangan
“mendidik”, tetapi juga melakukan upaya maksimal untuk menciptakan hasil yang
bisa diterima dalam semua level kehidupan sosial masyarakat. Sebagai lembaga
dengan kondisi riil masyarakat, guna memenuhi tuntutan terhadap realitas, karena
spirit dasar kehadiran pesantren adalah untuk menjadi Rahmat bagi masyarakat,
baik rahmat dalam konteks pendidikan agama ataupun umum, maupun rahmat
dalam aspek sosial yang lain, seperti aspek budaya, politik, hukum dan ekonomi.
Pondok Pesantren Annuqayah.7 Pesantren ini dalam derajat tertentu telah mampu
Dari awal berdirinya PP. Annuqayah pada tahun 1887 M. Hingga tahun
6
Endang, Turmudi. Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaannya. (Yogyakarta: LkiS, 2004),
h.
1 7
Pondok Pesantren Annuqayah yang berlokasi di Guluk-Guluk Sumenep Madura
didirikan pada tahun 1887. Pendirinya K.H. Moh. Syarqawi.
koperasi dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lewat organisasi-organisasi sosial
PPA) yang didahului oleh perkenalan dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), sebuah LSM di Jakarta, pada tahun
1974. Waktu itu Bapak Drs. Soedomo, dari IKIP Malang disertai peneliti dari
bekerjasama dengan Bappeda Jawa Timur, dan IKIP Malang. Perkenalan ini
pada waktu itu, maka pihak pesantren tidak serta merta memenuhi tawaran
tersebut. Keputusan baru diambil setelah mengkaji berbagai aspek kegiatan, serta
didukung oleh surat pribadi Bapak Abdurrahman Wahid, (Allahu maghfir lahu)
kepada K.H. Moh. Amir Ilyas, sebagai pengasuh utama An-Nuqayah periode itu,
mengirimkan dua orang pesarta, yaitu, K.H. Abdul Basith, kiai muda yang waktu
itu baru menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, dan seorang santri senior,
melakukan program usaha ternak sapi. Program ini sebagai salah satu jembatan
yang besar untuk mengembangkan basis ekonomi mereka di sekitar pesantren atau
baik.
B . Literatur Review
menggunakan Studi Kasus Pada Pesantren Baitul Hamdi, dan Pesantren Turus di
Pandeglang, Serang-Banten.
8
http://www.facebook.com/note.php?note_id=117199511629358. Data diakses pada
Tanggal, 20 November 2010
9
Majalah Anugerah. (Edisi II, 2003), h. 11
Kenyataan ini mendorong M. Murtadho, untuk meneliti masalah ini, dengan pola
Alhasil pada tahun 1998 pesantren telah mendirikan Koperasi BMT Muamalat
tersebut, diantaranya:
Pertama, usaha ekonomi yang berpusat pada Kyai. Dalam contoh ini
seorang Kyai mempunyai perkebunan cengkih yang luas. Untuk pemeliharaan dan
contoh pesantren jenis ini pada Pesantren Baitul Hamdi di kec. Menes.
Pandeglang dapat dijadikan sampel pesantren dalam jenis ini juga, karena di sana
dengan melibatkan para alumni santri menggalang sebuah usaha tertentu dengan
tujuan untuk menggagas suatu usaha produktif bagi individu alumni, peneliti
menemukan contoh pesantren dalam jenis ini ada pada Pesantren Turus desa
koperasi yang bergerak dalam kegiatan usaha simpan pinjam dan perdagangan.10
masyarakat, ditulis oleh Abd. Hamid Wahid, M.Ag (2009) yang tertuang dalam
Potensi Pesantren: RMI dan Pengalaman BPPM Nurul Jadid. Yang menjadi
pemberdayaan potensi pesantren dan masyarakat. Bentuk riil peran BPPM dan
10
http://balitbangdiklat.depag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=13
1: pesantren-dan-pemberdayaan-ekonomi&catid=46:jurnal. Data diakses pada Tanggal, 20
November 2010 dengan judul : pesantren dan pemberdayaan ekonomi (studi kasus pesantren
baitul hamdi dan pesantren turus di pandeglang)
RMI dalam pemberdayaan potensi pesantren tertuang dalam peningkatan
singkat, penjaringan beasiswa bagi para santri yang berpotensi untuk dikirim studi
sistemnya memakai pola modal atau dana berputar (revolving fund ). dan
memberikan bantuan dengan berbentuk dana hibah untuk dikelola oleh pesantren
ayam potong, dan berternak sapi susu. Model pembinaannya dengan stimulasi,
pinjaman modal bagi buruh tani untuk sewa lahan cocok tanam, dan pembelian
11
http://www.facebook.com/note.php?note_id=191802798918. Judul: Eksistensi
Pesantren Pada Dunia Pendidikan. Data di akses pada Tanggal 20 November 2010
Murtadho, Penelitian Abd. Hamid Wahid, M.Ag ini sudah lebih maju: pertama,
pesantren saja, tapi sudah menyentuh pada ekonomi masyarakat dengan merujuk
pada pola community development (CD). Kedua, penelitian yang dilakukan Abd.
Hamid Wahid, lebih kepada optimalisasi peran BPPM dan RMI (Rabithatul
masyarakat.
1. Pembatasan Masalah
dibatasi pada:
pesantren Annuqayah.
Annuqayah.
2. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan
masyarakat sekitarnya.
2. Menfaat Penelitian
c. Memenuhi tugas akhir perkuliahan program Strata Satu (S1) yang telah
Jakarta.
E. Metodologi penelitian
1. Jenis Penelitian
Research), yaitu terjun langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data
Annuqayah dan.
lebih fokus menggali apa yang menjadi sasaran penelitian. Sedangkan buku
catatan digunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak terekam atau yang terlewati
4. Sumber Data
Dalam penelitian ini data dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu ; data
primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dan
observasi. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah yang didapatkan dari
bahan tertulis atau kepustakaan, yakni buku – buku, jurnal ilmiah, artikel, dan
kelompok yang menjadi sasaran unit atau satuan (kasus) yang diteliti, dimana
subjek penelitian ini adalah masyarakat yang berada di luar lingkungan PP.
6. Pedoman Penulisan
Penelitian Karya Ilmiah CeQDA, cet-II, Jakarta: 2007, yang disusun oleh Tim
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Masyarakat.
BAB II
KAJIAN TEORI
(Community Development)
sosial yang bersifat makro (macro practice). Memang telah menjadi perdebatan
didefinisikan sebagai kegiatan profesional dan ciri khas pekerjaan sosial. Yang
12
Lihat dalam Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung, PT. Refika
Aditama, 2005), h. 42
15
Adapun pengembangan itu sendiri bermakna suatu sistem penyebaran
universiti atau agensi pembangunan kepada masyarakat luar yang bertujuan untuk
kesehatan dan sosial-budaya. Sementara itu, masyarakat dapat diartikan dalam dua
konsep, yaitu:
daerah pedesaan.
seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak
2
Maimunah Ismail, Pengembangan, Implikasi ke atas Pembangunan Masyarakat, (Kuala
Lumpur, 1990 ), cetakan ke-2, h. 55
13
Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h. 39
Dunham, mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai “berbagai
Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan
pemberdayaan masyarakat.
pelayanan dalam karangka relasi-relasi sosial. Sementara itu, berpijak pada teori
14
Dunham, Pengembangan Masyarakt. dalam Isbandi. rukminto Adi, Pemberdayaan,
Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, h. 218
kelemahan mereka, serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya.
partisipasi proses itu berpijak, melainkan juga pada persoalan hasil dan tujuan,
hasil, merupakan penekanan yang sama radikalnya pada perubahan dan partisipasi
dari bawah.
pekerja masyarakat yang telah terbiasa berfikir didasarkan pada hasil; dan sulit
menjustifikasi sarana, dan bagi mereka „kemana kita menuju‟ lebih penting
dari bawah, dan sangat penting pula untuk mempertahankan fokus pada proses.
a) Integritas Proses
tujuan tidak dapat dipisahkan, dan jika kita menerima pandangan bahwa
masyarakat memiliki nilai yang lebih dari sekedar instrumental. Sehingga sangat
penting untuk menjamin bahwa proses itu sendiri memiliki integrasi dan tidak
melibatkan masyarakat itu sendiri. Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa
partisipasi penuh. Proses pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari
luar, dan tidak ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau departemen
b) Peningkatan Kesadaran
ditekankan bahwa dalam proses peningkatan kesadaran, keempat aspek ini akan
terjadi pada saat yang sama; aspek-aspek tersebut bukan langkah-langkah dalam
progresi linear. Pertama, yaitu berkaitan dengan aspek personal dan politik.
pengalaman orang lain tentang apa pengertian dari penindasan, dan bagaimana
yang terbagi dan selanjutnya kesadaran kolektif menjadi bagian terpenting dari
peningkatan kesadaran.
c) Langkah Pengembangan
bahwa proses tersebut tidak dapat dipaksakan. Agar proses berjalan dengan baik,
diperlukan langkah yang „natural‟ untuk memulainya, dan untuk mendorong
proses harus berjalan sesuai dengan langkah yang diinginkan oleh masyarakat.
d) Konsensus
bagian masyarakat yang tidak dapat dihidari, justru itu kemampuan untuk
masyarakat.15
(social planning); dan (3) aksi sosial (sosial action) .16 Paradigma ini merupakan
15
Jim Ife dan frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan
Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008), cetakan ke-1, h. 335-362
16
Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2005), h.
42
sama lain, setiap komponennya dapat digunakan secara kombinasi dan simultan
TEMUAN PENELITIAN
guluk berada di antara 6°00'-7°30' dengan ketinggian ± 117 meter dari permukaan
laut, dengan luas wilayah 1.675.955 ha dari luas kecamatan Guluk-Guluk yang
(lime store rock) dan sebagian besar tanahnya berjenis mediteran. Sedangkan
curah hujan rata-rata pertahunnya 2176 mm, dengan jumlah hariannya kurang
Sumenep Madura
Pondok Pesantren Annuqayah (PPA) saat ini telah berusia lebih dari 13
sejak dasawarsa 1980-an, dalam usia yang cukup tua dan populasi yang mencapai
hampir enam ribu peserta didik, tentu di dalamnya ada dinamika dan variasi
17
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011
18
Profil Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, diterbitkan oleh
Pusat Data Pondok Pesantren Annuqayah, 12 Juni 2010, h. 1
23
24
Madura didirikan pada tahun 1887. Pendirinya K.H. Moh. Syarqawi. Beliau lahir
beliau dalam menuntut ilmu tersebut dilakukan selama sekitar 13 tahun.19 Dalam
Syarqawi bersama dua istrinya dan K. Bukhari (putra dari isteri pertama) pindah
saudagar kaya bernama H. Abdul Aziz, beliau diberi sebidang tanah dan bahan
bangunan. Di atas sebidang tanah itu, beliau mendirikan rumah tinggal dan sebuah
langgar. Tempat ini kemudian disebut Dalem Tenga. Selain itu, beliau juga
membangun tempat tinggal untuk isterinya yang ketiga, Nyai Qamariyah berjarak
sekitar 200 meter ke arah barat dari Dalem Tenga. Kediaman Nyai Qamariyah ini
dasar-dasar ilmu agama. Tempat itulah yang menjadi cikal bakal lahirny PP.
Setelah Kyai Syarqawi meninggal dunia pada bulan Januari 1911, pesantren
dipimpin oleh putra beliau dari isteri pertama, K.H. Bukhari, yang dibantu oleh
K.H. Moh. Idris dan K.H. Imam. Mulai tahun 1917, kepemimpinan pesantren
dilanjutkan oleh salah seorang putra Kyai Syarqawi, yakni K.H. Moh. Ilyas. Pada
19
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011
masa kepemimpinan Kyai Ilyas inilah, Annuqayah mengalami banyak
ketika pada tahun 1923, K. Abdullah Sajjad, saudara Kyai Ilyas, membuka
pesantren sendiri. Tempat baru itu kemudian dikenal dengan nama Latee, berjarak
sekitar 100 meter di sebelah Timur kediaman K. Ilyas. Sejak K. Abdullah Sajjad
dari para Kyai sepuh generasi ketiga. Sepeninggal Kyai Ilyas, kepemimpinan
kolektif Annuqayah diketuai oleh K.H. Moh. Amir Ilyas (w. 1996), dan kemudian
yayasan) Hal itu dimulai sejak Kyai Abdullah Sajjad, mendirikan pesantren
sendiri yang bernama Latee pada tahun 1923. Inisiatif itu dilakukan ketika
Annuqayah daerah Lubangsa yang didirikan Kyai Syarqawi, tidak mampu lagi
20
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011.
Informasi ini juga penulis peroleh dari penjelasan Moh. Miftahunaim S.H.i (sekretaris I pengurus
yayasan Annuqayah) setelah melakukan kunjungan di kantor yayasan Annuqayah dan wawancara
pribadi dengan beliau pada tanggal, 05 April 2011
21
http://id.wikipedia.org/wiki/Federasi Federasi dari bahasa Belanda, federatie, dan
berasal dari bahasa Latin; foeduratio yang artinya "perjanjian". Federasi dalam pengertian ini
adalah "perjanjian" Kerajaan Romawi dengan suku bangsa Jerman yang menetap di provinsi
Belgia, pada abad ke 4 Masehi. Kala itu, mereka berjanji untuk tidak saling memerangi, tetapi
untuk bekerja sama saja. Dalam pengertian modern, sebuah federasi adalah sebuah bentuk
pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk negara kesatuan.
menampung santrinya. Berdirinya daerah Latee kemudian diikuti oleh berdirinya
daerah-daerah lain. Hingga tahun 1972 Annuqayah sudah terdiri dari lima daerah
yang seluruhnya diasuh oleh keturunan dan menantu Kyai Syarqawi, sebagaimana
Tabel 1
PERKEMBANGAN DAERAH PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH DARI
PERIODE 1887 – 1972
Pada tahun 1972, luas areal tanah pesantren hanya sekitar 2,5 ha. Di
atasnya berdiri kurang lebih 150 asrama santri yang hampir seluruhnya terdiri dari
bangunan kecil terbuat dari bambu, dihuni oleh 981 orang santri yang menetap,
diasuh oleh enam orang Kyai dan 44 tenaga pengajar. Juga terdapat 325 santri
kalong yang setiap pagi belajar pada sekolah formal yang terdiri dari tingkat
Ibtidaiyah dan Muallimin. Sebagian besar para santri berasal dari Kabupaten
Sumenep, dan yang lain berasal dari beberapa Kabupaten di Jawa Timur yang
memang berasal dari keturunan Madura. Pada waktu itu Annuqayah memiliki satu
masjid dan tiga mushalla, dua gedung Madrasah dengan enam ruang sederhana,
juga terdapat sebuah kantor dengan dua ruang yang digunakan sebagai kantor
workshop.22
22
Bank data buku catatan, arsip, dokumentasi PP Annuqayah tahun pelajaran 2003
a. Perkembangan Jumlah Santri Annuqayah Selama 10 Tahun Terakhir
(1978 - 1989)
Selama ± hampir 30 tahun dari tahun 1950 sampai akhir tahun 1970-an,
kembali pesat setelah periode itu hingga tahun 1980-an akhir. Perkembangan
Tabel 2
PERKEMBANGAN JUMLAH SANTRI ANNUQAYAH SELAMA 10 TAHUN
TERAKHIR (1978 - 1989)
masyarakat yang ingin belajar agama bahkan menetap/mondok, sehingga saat ini
Annuqayah telah terdiri dari 26 daerah. Berikut ini data jumlah santri dari daerah-
daerah tersebut.
Tabel 3
JUMLAH SANTRI PP. ANNUQAYAH TAHUN PELAJARAN 2009-2010
Jumlah
No Nama Daerah Pengasuh
Santri
1 PPA Daerah Lubangsa Putra KH. A. Waries Ilyas 807
2 PPA Daerah Lubangsa Putri Ny. Hj. Nafisah 752
3 PPA Daerah Lubangsa Tengan KH. Abbasi 188
Putri
4 PPA Daerah Lubangsa Selatan KH. Moh. Ishomuddin AS 248
Putra
5 PPA Daerah Lubangsa Selatan Ny. Hj. Helyah Ishom 179
Putri
6 PPA Daerah Latee Putra KH. Ahmad Basyir AS 693
7 PPA Daerah Latee II Putri Ny. Hj. Ummamah 538
8 PPA Daerah Latee I Putra KH. A. Basith AS. BA 14
9 PPA Daerah Latee I Putri Ny. Hj. Magfuroh Ihsan 187
10 PPA Daerah Latee Utara Putra KH. Abussiri Ali Mufi 23
11 PPA Daerah Latee Utara Putra- Ny. Maryam mahfoudh 27
putri
12 PPA Daerah Nirmala Putra KH. M. Afif Hasan 214
13 PPA Daerah Nirmala Putri Ny. Hj. Syifa Ilyas 227
14 PPA Daerah Al-Furqan Putra KH. M. Mahfoudh Husaini 32
15 PPA Daerah Al-Furqan Putri Ny. Hj. Arifah AS 43
16 PPA Daerah Karang Jati Putra KH. M. Abdul Basith Bahar 28
17 PPA Daerah Karang Jati Puttri Ny. Hj. Toyyibah 119
18 PPA Daerah Kusuma Bangsa Putra K. M. Hosnan A. Nafi' 9
19 PPA Daerah Kusuma Bangsa Putri Ny. Hj. Salma 30
20 Ppa Daerah Nurul Hikmah Putra KH. M. Tsabit Khazim 5
21 PPA Daerah Nurul Hikmah Putri Ny. Hj. Maltufah Mahfoudh 26
22 PPA Daerah Sumber Al-Anwar Ny. Muyassaroh 2
23 PPA Daerah Sumber Dadduwi KH. M. Muhsin Amir 10
Putri/
24 PPA Daerah Al-Amir Putra KH. Ah. Mutam Mukhtar 10
25 PPA Daerah al-Amir Putri Ny. Hj. Mahtiyah 5
dan Latee Putri, serta Nirmala merupakan pesantren yang pertama kali berdiri, selain karena nama pengasuhnya yang sudah
26 PPA Daerah Al- Anwar Ny. Hj. Fatimah Al-Batul 6
total 4.431
Sumber: Update data PP Anuqoyah Tahun Pelajaran 2009/2010
s Harian dibantu oleh bidang kesekretariatan atau petugas administrasi yang berkenaan dengan unit-unit kegiatan yang ber
penerbitan, pengabdian masyarakat, dan lain-lain. Ada juga biro yang menangani
BIRO-BIRO
Biro Kepesantrenan
Ketua : K. H. Ahmad Syamli Muqsith
Biro Madaris/Satuan Pendidikan Formal
Ketua : K. Moh. Naqib Hasan
Biro Pengabdian Masyarakat
Ketua : K. M. Zamiel El-Muttaqien
Biro Pengembangan Santri
Ketua : K. M. Syauqi Ishom
Biro Informasi, Publikasi Dan Kepustakaan
Ketua : K. H. Muhammad Shalahuddin Warits
2. Yayasan Annuqayah
Lembaga ini didirikan pada tahun 1984. Pada awalnya alasan pendirian
Tetapi akhirnya tugasnya diperluas yaitu pada mengelola pendidikan dasar dan
menengah. Selain itu, Yayasan Annuqayah memiliki unit usaha pertokoan, home
industri, peternakan, pertanian dan perkebunan, yang menjadi aset dan sumber
penghasilan yayasan.23
yang beranggotakan Kyai sepuh, Dewan Pengawas, dan Pengurus Harian dengan
dibantu sekretariat dan bidang-bidang. Sejak tahun 2006 ini, Yayasan tidak lagi
menangani pengelolaan aset dan usaha yang diarahkan sebagai sumber dana atau
23
Profil Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 14
24
Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq (selaku ketua umum pengurus yayasan), masa
bakti 2006-2010
B. Kondisi Sosial Ekonomi dan Karakteristik Ekonomi Masyarakat
Sumenep Madura. Lokasinya yang berada di daerah dataran tinggi yaitu pada
ketinggian 300 m dari permukaan laut. Desa ini terletak di sebelah barat daya kota
Sumenep, kurang lebih 24 km. Ditengah-tengah desa ini dibelah oleh sebuah
menuju kota Sumenep, dan Kecamatan Pragaan dan Bluto Sumenep Madura.25
Tabel 5
LUAS DAERAH DESA GULUK-GULUK
guluk terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang. Motifasi penduduk
pendatang di Desa ini disebabkan usaha dan tugas dinas, sehingga suami atau
istrinya juga ikut menetap, sampai-sampai juga menjadi pegawai di desa ini.
25
Hasil observasi di lapangan, pada tanggal 15 Juli 2011
Sedangkan jumlah penduduk desa Guluk-guluk sebesar 12.502 jiwa yang terdiri
Tabel 6
DATA PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
ani, sedang lainnya ada yang menjadi pegawai negeri sipil, ABRI, wiraswasta, pertukangan dan lain-lain. Untuk itu lebih jela
bangunan, peternak, pegawai negeri dan lain-lain. Dari luas wilayah desa Guluk-
(1.329.69 ha) terdiri dari tanah yang tergantung pada kondisi musim dan hanya 94
ha. dari luas tanah pertanian itu yang mendapat pengairan dari sumber mata air
cuaca yang baik dan normal. Untuk memberikan kepastian pendapatan perkapita
penduduk sulit sekali, namun begitu berdasarkan kenyataan yang ada di daerah
atau antara Rp. 18.900.000,- sampai Rp. 19.740.000,- (data desa Guluk-guluk
dan ubi-ubian atau terkadang pula dengan tanaman padi ketika musim penghujan
eksistensi agama dan pengalaman agama, yang hal ini tertuang kedalam
pedesaan.
26
Sumber dari hasil observasi lapangan dan olah data yang ada di Desa Guluk-guluk. Dan
hal ini dibenarkan oleh Bpk. Aminullah, selaku Kepala Desa Di Desa Guluk-Guluk, Kec. Guluk-
guluk, Kabupaten Sumenep Madura.
Bentuk-bentuk ekspresi nilai keagamaan merupakan perwujudan tingkah
laku masyarakat yaitu berakar kuat dalam adat istiadat. Sepanjang tahunnya
islam, selamatan untuk mengenang arwah keluarga yang telah meninggal dunia
(haul), selamatan Kamis atau malam Jum‟at dengan membaca surat Yasin dan
Tahlilan, merupakan suatu yang dianggap cukup sakral oleh masyarakat Guluk-
guluk sendiri.
(bubur ayam) pada bulam Muharram yang merupakan bulan pertama tahun Islam
Madinah. Demikian pula pada bulan berikutnya yaitu selamatan Tajin Sappar
(jenang yang terbuat dari tepung beras) dan selamatan-selamatan lainnya yang
sekitar pesantren mulai dalam bentuk usaha toko, warung, warnet, foto copy dan
pesantren, peneliti menemukan sedikitnya ada 27 unit usaha yang ada dan
Tabel 8
JUMLAH DAN JENIS USAHA DI LINGKUNGAN PESANTREN ANNUQAYAH
pesantren.27
Tabel 9
KARAKTERISTIK EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR PESANTREN
karakter.
biasanya dilakukan setiap hari, lebih-lebih saat pagi hari. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan santri sarapan pagi, (gen langgen).28 Yang tersebar
27
Menurut keterangan Kyai Memeng, selaku direktur BPM Annuqayah, putra Kyai
Abdul Basith
28
Gen langgen. Yaitu parebesan madura (bahasa Madura) yang artinya sarapan dengan
memakan makanan yang ringan dahulu,, seperti makan kue dsb.
dalam semua daerah yang ada di dalam lingkungan pondok pesantren
Annuqayah.
Annuqayah dengan cara mendirikan usaha dagang secara mandiri dan bersifat
rumah mereka sendiri. Karakter ekonomi semacam ini dilakukan dengan cara
warnet, burjo dan foto copy dengan cara sewa (kontrak) tempat kepada orang
lain. Karakteristik semacam ini rata-rata dilakukan oleh masyarakat yang agak
pesantren. Dengan obyek dan konsumen yang sama, yaitu para santri
setelah melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar pesantren yang sangat
memprihatinkan, dan inilah yang menjadi pilihan dakwah bil hal pesantren.30
masyarakat binaan yang terdiri dari petani, pengrajin dan pedagang kecil dengan
bahan pertanian dan insentif modal tanpa bunga. Di samping itu, intensifikasi
temporer seperti, Maulidan dan Isra‟ Mi‟raj dan sebagainya, untuk menyampaikan
29
Profil. Pondok Pesantren Annuqoyah, Guluk-guluk Sumenep Madura, diterbitkan oleh:
Pusat Data Pondok Pesantren Annuqoyah, 12 Juni 2010, h. 16
30
Menurut keterangan M. Zammiel El-Muttaqien (selaku direktur eksekutif) BPM-PPA,
Tahun ajaran 2006/2011, pada 03 Maret 2011
39
40
sejak pertama kali dibukanya pengajian untuk masyarakat umum oleh kyai pada
Kesehatan Swadaya).
dakwah bagi kalangan pesantren. Untuk itu yang menjadi fokus analisa penulis
dalam bab IV ini, yaitu tertuju kepada pengembangan ekonomi masyarakat, apa
saja langkah-langkah yang telah dilakukan, bentuk atau program ekonomi seperti
apa yang telah dilakukan oleh Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren
31
Menurut keterangan M. Zammiel El-Muttaqien, tanggal, 03 Maret 2011
32
Profil. Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 17
ekonomi tersebut berformulasi pada tiga model pengembangan dengan kegiatan
sebagai berikut:
tinggi, selain mengelola sarana madrasah, yayasan juga mengelola unit –unit
usaha yang menjadi aset dan sumber penghasilan yayasan, disamping dana yang
yang berada di bawah naungan yayasan tersebut baik yang sedang atau belum
Adapun usaha pertokoan tersebut, terdiri dari toko alat-alat sekolah, toko
pesantren yang sudah berkeluarga dan anggota masyarakat yang menjadi binaan
pesantren.34
Seperti yang dijelaskan saudara Moh. Zainal, (30 Tahun, penjaga toko Al-
Barokah pada tabel IV), yang terletak di pasar Kemis, kec. Guluk-guluk, ia
33
Profil. Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 14
34
Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq, (selaku pengurus harian yayasan Annuqayah),
dan penulis melakukan observasi langsung kelapangan, tanggal, 04 Maret 2011
membenarkan kalau toko yang dijaganya tersebut milik pesantren, menurutnya ia
sendiri dikasih upah dalam menjaga toko tersebut.35 Dan 9 toko lainnya yang
Tabel 10
Jenis Usaha Pertokoan Pesantren
seluas 20 hektar, dan kebun As-sa‟adah seluas 6 hektar. Dari kedua perkebunan
Tabel 11
35
Hasil observasi di lapangan dan keterangan Moh. Zainal, tanggal: 04 Maret 2011
36
Dokumentasi Yayasan Annuqayah, dan Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq, dan
penulis melakukan observasi langsung kelapangan, tanggal, 05 Maret 2011
Jenis Usaha Perkebunan
Di bidang peternakan terdiri dari ternak ayam ras, kambing dan buras yang
ayam buras dikelolakan kepada Moh. Zuhri, dengan jumlah 25 ekor ayam. Di
kepada Bapak. Subhan, sebanyak 127 ekor, dengan penghasilan rata-rata tiap 2
minggu panen mancapai Rp. 114.300.00, Yang lain adalah ternak kambing
distributor, pengelolanya dikhususkan kepada warga yang janda dan anak yatim.
Jumlahnya semua sebanyak 15 ekor kambing, pada saat pertama kali usaha ini
dirintis pada tahun 2004 sampai tahun 2010 sudah menjadi 33 ekor kambing,
dengan satu kali jual pada 2009, dan dana yang masuk pada waktu itu kurang
Departemen Perhutanan RI. Jenis produksinya yaitu gula merah (gula siwalan),
Jubathe (makanan khas Sumenep yang bahan utamanya adalah gula merah).
kripik
37
Dokumentasi Yayasan Annuqayah, dan hasil wawancara dengan H. Asnawi Sholeh
(selaku wakil Bendahara yayasan Annuqayah 2006/2011) dan dibenarkan oleh K. M. Zamiel el-
Muttaqien, sebagai Kepala Biro Kesehatan Lingkungan dan Pengabdian Masyarakat, PP
Annuqayah masa bakti 2006/2011. tanggal, 06 Maret 2011
singkong dan kripik pisang, rengginang, seluruh jenis produksi sudah berjalan.
Menurut H. A. Panji Taufiq, untuk usaha dalam bentuk jasa ini yaitu
berupa jasa angkutan; usaha ini di rintis sejak tahun 2005 silam sampai sekarang
masih, dan sudah berhasil mengoprasikan 6 (enam) unit mobil station (mobil jenis
angkutan umum Mitsubishi) dengan trayek perjalanan jarak tempuh antara Guluk-
Dan mini buss, trayeknya Sumenep sampai Kamal Madura (pelabuhan perak)
Surabaya. Katanya dalam usaha ini, pemasukan tiap bulannya berkisar ± Rp.
Yang lain berupa satu unit Wartel (tapi sekarang sudah tutup) yang
awalnya juga terletak di luar pesantren, sekarang berganti ke warnet; (1) warnet
yang berada di pondok lubangsa, (2) warnet yang berada di pondok sewajarin (3)
jaringan internet yang dimiliki STIKA ini, beberapa bulan yang lalu hanya
digunakan untuk kepentingan STIKA saja tidak untuk umum. Warnet STIKA
dibuka sejak Kamis (25/03). Mahasiswa yang menggunakan fasilitas internet ini
3.000 rupiah per jam, tetapi karena didiskon sehingga menjadi 1.500 /jam
38
Hasil wawancara dengan dengan Bapak. Amir Thaha, sebagai pengurus Biro
Pendidikan Keterampilan dan Kewirausahaan PP. Annuqayah masa bakti 2006/2010, tanggal, 06
Maret 2011
39
Menurut penjelasan H. A. Panji Taufiq, tanggal, 07 Maret 2011
demikian juga tarif rentalnya. Masa promosi ini hanya berlaku sampai 31 Maret
2010.
Menurut Faiz, operator warnet STIKA, diskon diberikan atas usul K.H. A.
Syamli Muqsith, karena beliaulah yang menangani warnet ini. Nanti setelah habis
masa diskon, tarif akan berlaku sebagaimana biasa. Faiz juga menuturkan bahwa
berikut;
pesantren sendiri dibawah naungan yayasan PP. Annuqayah seperti yang telah
sendiri. Jenis dan bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat eksternal
40
Hasil observasi langsung di lapangan, diambil dari keterangan Faiz, (operator warnet
stika), pada tanggal, 07 Maret 2011
41
Wawancara langsung di lapangan dengan Suryadi, (mahasiswa jurusan Tafsir Hadist),
di STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, angkatan Tahun 2010/2011, pada tanggal,
07 Maret 2011
42
Wawancara langsung di lapangan dengan Zuhdi, (mahasiswa jurusan PAI), di STIKA
Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, angkatan Tahun 2010/2011, pada tanggal, 07 Maret
2011
pesantren dalam mengembangkan ekonominya tersebut untuk lebih jelasnya
Tabel 12
Jenis/bentuk usaha masyarakat di dalam lingkungan pesantren
(sebagai suplier)
No Nama Penjual Bentuk Dagangan Omset Perhari Harga
1 Ibu Lut Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
2 Ibu Im Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
3 Ibu Cecek Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
4 Ibu Sute' Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
5 Ibu Sami Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
6 Ibu Farhah Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus
7 Ibu Im Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus
8 Ibu Arsina Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus
9 Ibu Erna Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus
10 Ibu Im Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
11 Ibu Suja Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
12 Ibu Ram Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
13 Ibu Tur Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
14 Ibu Lisa Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
15 Ibu Imam Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
16 Ibu Erna Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
Sumber: diolah dari data hasil observasi langsung di lapangan
pesantren Annuqayah. Makanan ringan tersebut dititipkan di kantin dan koprasi yang ada di dalam pesantren, atau di tera
dengan 16 suplier.
menjelaskan, bahwa rata-rata dari harga barang yang ditentukan oleh pedagang,
100/jenis barang dagangan dari harga asal. Apabila barang seperti nasi bungkus
yang dititipkan mencapai 50 bungkus dan habis sekaligus , berarti pihak pesantren
akan mendapatkan keuntungan Rp. 5000 untuk jenis dagangan nasi bungkus dan
gorengan, dan 10.000 pada jenis dagangan kerupuk pada setiap harinya.43
Tabel 13
Jenis/bentuk usaha masyarakat di luar (sekitar) lingkungan pesantren
Bentuk Omset Kotor Keuntungan/ha Prosentase
No Nama Penjual
Dagangan Perhari ri Pembeli/hari
Masyarakat,
Warung
sebagian kecil dari
7 Syaifurrahman sayur-mayur, ± Rp.150.000 ± Rp.15.000
kalangan mahasiswa
dll
dan santri
Toko obat-
obatan,
bahan-
santri dan
8 Wiwi bahan ± Rp.150.000 ± Rp.65.000
masyarakat umum
dapur, sayur
mayur dan
snack
Toko,
berjualan Masyarakat umum
9 Zuhairi parfum dan ± Rp.97.000 ± Rp.15.000 dan sebagian kecil
perlengkapa dari kalangan santri
n mandi
Toko minyak
masyarakat sekitar,
10 Arief tanah, Gas ± Rp.75.000 ± Rp.20.000
sebagia kecil santri
dll.
Sumber : data diolah dari hasil observasi langsung di lapangan
43
Wawancara langsung di lapangan dengan Ibu. Sami (37 Tahun, penjual nasi bungkus),
tanggal, 07 Maret 2011
jenis usaha dengan karakteristik sebagai suplier makanan dengan cara menitipkan
“saya kalau buka mulai pukul 05.15 pagi sampai pukul 04.35
WIB. Dalam setiap hari saya dapat menjual barang dagangan berkisar ±
Rp. 150.000 perhari dengan keuntungan bisa mencapai ± Rp. 15.000. saya
mengakui berjualan di sekitar pesantren sangat mempengaruhi terhadap
keberadaan ekonomi keluarga saya, karena hampir semua kebutuhan
keluargan saya bersumber pada satu-satunya mata pencaharian saya ini,
walaupun yang banyak membeli dagangan saya bukan dari kalangan
santri, saya seneng karena disini rame lokasinya”.44
usaha yang telah dirintisnya. Usaha yang dilakukan tersebut antara lain adalah
kegiatan usaha bersama (UB) dimana usaha bersama ini berkenaan langsung
mereka menggadaikan tanahnya atau pohon kelapanya dan tidak bisa menebusnya
44
Hasil wawancara pribadi dengan Syaifurrahman (warga sekitar PP An-nuqoyah) pada
tanggal, 12 Maret 2011.
45
Data diperoleh dari hasil observasi di lapangan dan dari keterangan M. Zamiel El-
Muttaqien, tanggal, 13 Maret 2011
koperasi pengadaan pupuk (melayani kebutuhan pupuk petani setempat). Usaha
tagihannya tiap bulan sekali dengan akad tabungan sukarela, dalam satu bulan
tagihan tersebut bisa terkumpul uang 250.000 – 400.000, uang yang terkumpul
berjalan dari Tahun 2004 yang lalu, dan dalam 1 tahun bisa membeli pupuk 2
sampai 3 kali beli, pupuknya di simpan di gudang milik BPM sampingnya rumah
Baisuri sendiri bisa dikatakan ahli dalam mengayam tikar, hasil ayamannya bagus,
karena ia sudah lama menggeluti bisnis ini, kerjasama dengan BPM ini berjalan
Menurut Ibu Baisuri, sekarang ini ada 11 orang yang dibina dan dimodali
oleh BPM untuk mengayam tikar, mereka dibelikan bahan tikarnya (daun lontar,
atau daun siwalan), karena jualnya itu hanya 1 tahun satu kali, yaitu saat musim
46
Data diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dan keterangan Bapak.
Zainullah (39 tahun), tanggal, 15 Maret 201
47
Wawancara pribadi dengan bapak Zainullah, pada tanggal,15 maret 2011
tembakau tiba, jadi tikar yang dihimpun sampai berkodi-kodi tikar di rumah
warga. Setelah panin pembagian hasilnya diambil modal dulu, hasilnya dibagi 2
dengan pengayam.48 Seperti yang dijelaskan oleh ibu. Sulihah (46 tahun), berikut:
Selanjutnya yaitu usaha ternak sapi, dengan bentuk transaksi yaitu; pihak
masyarakat, dalam hal ini BPM-PPA hanya mempunyai satu kelompok ternak
sapi (yaitu kelompok assa‟adah), dengan prosentase sistem pembagian hasil sesuai
48
Data di peroleh dari observasi langsung di lapangan, dan dibenarkan oleh Ibu Baisuri
selaku orang kepercayaan Pesantren dalam bidang usaha ini
49
Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sulihah, warga yang dibina sekaligus dimodali
BPM-PPA sebagai pengrajin tikar, tanggal, 16 Maret 2011
50
Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Asmad, warga yang dibina sekaligus dimodali
BPM-PPA sebagai pengrajin tikar, tanggal, 16 Maret 2011
Bidang usaha selanjutnya yang sedang dijalani oleh BPM-PPA yaitu usaha
di bidang transportasi, dari 6 mobil jenis angkutan umum yang telah dioperasikan
Murawi dan Abd. Ghani, dengan jarak tempuh trayeknya antara Pasar Prenduan
sampai Pasar Ganding, adapun sistem bagi hasilnya yaitu sistem setoran dan pihak
BPM tidak ada patokan pemasukan yang harus disetor tiap harinya, hanya saja
pesantren mengambil 30% dari pendapatan tiap harinya setelah dipotong biaya
“bener mas..!! memang hanya ini pekerjaan saya, dan ini menjadi
tumpuan ekonomi saya untuk menghidupi keluarga saya, mau kerja
apalagi orang saya haya tamatan SD aja mas.. pesantren sangat membantu
saya, apalagi bayaran yang harus disetorkan saya kepada pesantren tidak
ada potongan.. misalnya harus 100.000 perhari atau brapa gitu..
sedapetnya aja, malah lebih banyakan ke saya yang masuk uangnya
ketimbang ke pasantren”.52
pesantren, disini ada kontribusi tersendiri bagi pesantren dan masyarakat di sekitar
51
Hasil observasi di lapangan dan keterangan M. Kamal Akhyari, (staf administrasi dan
keuangan), BPM-PPA. Pada tanggal, 17 Maret 2011
52
Wanwancara dengan Bpak Murawi, (sopir dari mobil angkutan umum milik BPM-
PPA), pada tanggal, 18 Maret 2011
pesantren, dimana kontribusi tersebut dibedakan kedalam dua kategori yaitu,
1. Fisik
pada bulan Maret 2011 yang lalu, penulis melihat pondok Late Putra 1 sedang
cukup tua, terlihat dari adanya retak-retak pada tembok, ada kusen yang dimakan
rayap, gentingnya yang menua, gampang pecah, juga sudah berwarna hitam.
bawah pengawasan yayasan atau BPM sendiri pada tahun ajaran 2006/2011 ini
secara fisik berwujud gedung ini (gedung perkantoran BPM lt. 2). Secara eksplisit
ia menjelaskan;
53
wawancara pribadi dengan Ust. M. Zamiel El-Muttaqin, selaku administratur umum
BPM-PP Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 26 Maret 2011
Berkaitan dengan hal tersebut di atas KH. A. hanif Hasan menambahkan;
“iya bener mas.. untuk pembangunan gedung itu ya.. memang gak
ada sedikitpun pengurus BPM minta ke yayasan, gedung itu dibangun
dengan dana hasil pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM sendiri
selama ini, yang telah dikumpulkan oleh pengurus sekarang. Tapi..! bahan-
bahan bangunannya gak beli semuanya kok mas.. sebagian ada donatur
yang nyumbang, setahu saya ada yang nyumbang semen satu ton dan kayu
plafon. Baguslah”.54
54
wawancara pribadi dengan KH. A. Hanif Hasan, selaku ketua pengurus pondok
pesantren Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 28 Maret 2011
55
wawancara pribadi dengan ustadz. Muhammad Affan, selaku staf program pesantren
mandiri, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 29 Maret 2011
56
wawancara pribadi dengan ustadz. M. Kamil Akhyari, selaku staf administrasi &
keuangan, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 29 Maret 2011
2. Non fisik
sendiri yang berupa non fisik sejauh ini sangat minim sekali hanya cukup pada
memberikan uang saku kepada pegawai BPM tetapi bukan gaji, sebatas uang
pengembangan ekonomi ini sangat jelas terlihat dalam bidang mu‟amalah, dan
dengan bentuk dan model pengembangan yang berbeda; dimana bentuk dan
rumah kyai sendiri yang dipercayakan untuk menjaganya, dan dengan aktif
tersebut.
Ke-8 toko tersebut, 7 diantaranya berada di pondok Late Putra “1, selatan
utara kampus STIKA Putri 1, dan di Lubangsa Tengah 1. Ke-7 koperasi ini
Pandan, Kec. Prenduan, dengan nama Toko BPM- Annuqayah, dikelola langsung
oleh alumni PP. Annuqayah sendiri yang bernama Abd. Rahem. Isi tokonya
bermacam-macam mulai dari mesin foto copy, jual bensin eceran, snack dan
didirikan pada tahun 1997, dan sampai sekarang masih ada. Bagi Abd Rahem
penghasilan tersebut, Bapak Abd Rahem sekarang bisa membeli mobil angkutan
sendiri. Katanya dari mana lagi kalau bukan dari hasil toko ini dan barokah dari
dinamai kredit usaha tani (KUT) dimana masyarakat yang mau pinjem uang
59
observasi langsung di lapangan sekaligus wawancara pribadi dengan Bapak. Abd.
Rahem, sebagai pengelola toko BPM-PPA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura. Pada
tanggal, 09 Maret 2011
60
wawancara pribadi dengan Ust. Lukman Hakim, selaku pengurus Staf Program Desa
Sejahtera di BPM-PPA Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 10 Maret 2011
61
wawancara pribadi dengan Ust. Abd Ghaffar, selaku Manager Komunikasi &
Pengembangan Sumberdaya, di BPM-PPA Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 12
Maret 2011
3. Kontribusi pengembangan ekonomi dalam bentuk pengelolaan perkebunan
keterangannya:
“benar pak, memang saya yang disuruh oleh pak kyai untuk
mengurus kebun ini, ya saya sangat bersyukur, walaupun saya sudah tua,
namun masih dipercaya untuk amanah ini oleh kyai, siapa tau saya bisa
mendapatkan barokahnya kyai, saya kan sudah tua pak. Ya saya dikasih
uang kalau kebun ini sudah panen, sebenarnya saya tidak mengharapkan
pak, saya sudah sangat bersyukur sebenarnya walaupun gak dibayar, saya
ikhlas pak”.
Kontribusi lainnya untuk bidang ternak Bapak. Sabri dalam bahasa madura
mengatakan:
Artinya; .. “ gak bisa bilang apa-apa, saya kan emang gak punya
pekerjaan apalgi nak selain ini pekerjaan yang dikasih pesantren ini, gak
usah modal lagi, terimakasih banyak kyai..”.65
ini, tentunya tidak semua pondok pesantren dapat melakukannya secara optimal.
Hal ini diakui oleh kyai M. Zamiel El-Muttaqien, selaku direktur eksekutif BPM-
ada prioritas mana yang dapat dilakukan, itulah yang terbaik bagi kepentingan
63
Wawancara pribadi dengan Bapak. Murawi (47 Tahun) selaku supir yang dipekerjakan
oleh BPM-PPA di terminal Guluk-guluk, tanggal 07 April 2011
64
Wawancara pribadi dengan Bapak. Sabri ( 43 tahun ) selaku peternak sapi BPM-PPA,
tanggal 07 April 2011
65
Wawancara pribadi dengan Ibu Sulihah ( 46 tahun ) selaku pengayam tikar BPM-PPA,
di rumahnya, tanggal 07 April 2011
C. Keuntungan dan Hambatan pengembangan ekonomi terhadap
masyarakat sekitar
pesantren tersebut menjadi tumpuan ekonomi keluarga mereka. Dengan unit usaha
toko, warung, dan unit usaha yang lain menjadi satu-satunya penopang kehidupan
seumber penghasilan, ada juga yang menyatakan hanya sebagai sampingan saja
Annuqayah sendiri, maka berbeda pula keuntngan dan hambatan yang mereka
alami. Dimana bagi masyarakat yang bentuk usahanya tersebut bertumpu pada
hambatan dan keuntungannya dapat dilihat sebagai berikut seperti yang dialami
Artinya; “apa ya.. kalau bagi saya sendiri sih hambatannya itu
kalau satri udah pada pulang liburan, seperti bulan puasa, sepi banget,
siapa yang mau belli dagangan saya..? ya.. terpaksa kalau pondok lagi
liburan saya berhenti dulu gak jualan. Keuntungannya ya.. kalau santri
udah pada balik dan pondok dah aktif,, ya dagangan saya cepet habis”.
66
Wawancara pribadi dengan ibu. Lut (penjual nasi bungkus yang dititipkan ke dalam
pesantren) pada, 05 april 2011
Sama seperti apa yang dialamai oleh ibu Imam berikut, menurutnya;
Hal di atas sedikit berbeda dengan apa yang dialami oleh ibu Im, sebagai
berikut;
Hal ini juga sama seperti yang dialami oleh Ibu Erna, sebagai berikut;
“napah ki..? engki kun pessenah seiring korang din kauleh, kadang
1000 engki kadaeng 500. Kinikah kun mun can kauleh rintangnah. Kauleh
kan kun ajuelen gorongan, ajuelleh nasek pon bennyak se ajuel..
67
Wawancara pribadi dengan ibu. Imam (penjual nasi bungkus yang dititipkan ke dalam
pesantren) pada, 05 april 2011
68
Wawancara pribadi dengan ibu. Im (penjual nasi bungkus dan gorengan yang dititipkan
ke dalam pesantren) pada, 06 april 2011
kaontongnah ki kalakoan nikah bisa etingkel,, ka ki bisah ka sabe kauleh.
Ta‟bennyak nyetah waktu ka‟sah le maksuddah kauleh”.69
dalam pondok pesantren, baik dititipkan ke koperasi atau kepada pengurus pondok
atau ketua kamar pondok dapat disimpulkan bahwa hambatan dan keuntungannya
adalah;
a) Bisnis ini terbatas, artinya masyarakat tidak dapat menjalankan bisnis ini
dan santri pada pulang maka bentuk pengembangan ekonomi seperti ini
tidak dapat dilakukan, tentunya usaha masyarakat yang seperti ini tidak
berbentuk usaha seperti ini, tidak banyak menyita waktu, perputaran uang
makan, warung kopi, toko baju, atau konter HP, dimana sifatnya itu permanen,
maka sebagai keuntungannya bisnis ini tetep berjalan, usaha tersebut tetap buka
69
Wawancara pribadi dengan ibu. Erna (penjual gorengan yang dititipkan ke dalam
pesantren) pada, 06 april 2011
meskipun lagi liburan pondok, dan tidak bisa dipungkiri kalau lagi liburan pondok
usaha mereka mengalami penurunan pemasukan, dan hal ini menjadi hambatan
tersendiri bagi mereka, tetapi tidak langsung tutup karena konsumen mereka
masyarakat umum tidak terbatas pada santri saja, seperti yang di ungkapkan oleh
“iya bener,, saya buka usaha ini udah dari tahun 2005 dulu, bagi
saya pribadi satu-satunya hambatan usaha saya ini pemasukan kurang,
kalau lagi liburan pondok tidak se rame waktu pondok aktif, tapi tetep
usaha saya jalan terus meskipun liburan, ini untungnya”.70
“ini saya nerusin usahanya mama, toko ini dah lama dari tahun
1998, mama emang buka toko ini awalnya karena faktor santri katanya,
dan kebetulan disini memang gak ada toko baju selain punya mama waktu
itu, seiring berjalannya waktu banyak pula masyarakat yang tahu dan beli
disini, Alhamdulillah, sekarang bisa mandiri, jadi mau liburan pondok atau
tidak, tetep saja tidak terlalu berpengaruh terhadap penghasilan saya,
karena konsumen saya memang masyarakat umum, dan saya mengakui
memang ada juga santri yang beli di sini”.71
Artinya; “oh.. dah lama saya jualan, kira-kira ya.. paling kamu
masih berumur 4 tahun, saya dah jualan disini. Kalau menurut saya
pribadi ya dik, disini rame banyak orang yang mau makan di warung saya
ini, ya selain dari warga disini, santri banyak juga yang makan disini, jadi
dagangan saya cepet laris gitu dik, hambatannya kalau bagi saya
70
Wanwancara pribadi dengan Mufid (31 tahun), berbisnis counter HP, pada 07 April
2011
71
Wanwancara pribadi dengan Lizamah (29 tahun), berbisnis toko baju, pada 07 April
2011
72
Wanwancara pribadi dengan ibu Mun (±50 tahun), berbisnis warung makan, pada 08
April 2011
kayaknya g’ada dik. Liburan pondok.? Saya tetep berjualan, tapi lebih
sedikit masak nasinya, takut gak habis, saya rasa hampir sama aja dik,
antara liburan pondok atau gak, karena banyakan orang sini yang makan
di warung saya”.
Hal di atas berbeda dengan apa yang di alami oleh Zuhairi (28 tahun), ia
menjelaskan;
“wah mas.. sepi banget kalau lagi liburan pondok, jarang ada yang
beli, selama ini kebanyakan santri solanya yang beli ke saya, ne hambatan
ni mas.. carikan solusi dong.. tapi emang ini toko baru sih.. baru tahun
2008 kemaren saya buka toko ini, semoga kedepan lebih rame lah mas..
keuntungannya apa ya.. menurut saya sih disini lokasinya rame mas..
banyak anak santri. Gak kayak di rumah saya di Ganding.. coba kalau saya
buka usaha ini di sana.. sepi kali”.73
“saya memulai usaha ini sudah sejak tahun 1994, untuk sekarang
pesantren dan santri tidak berpengaruh pada perekonomian keluarga saya,
mau ada liburan atau gak sama saja, karena terus terang aja, jarang sekali
sekarang santri yang membeli sama saya, sehingga pada saat santri liburan
atau tidak, tidak berdampak terhadap penghasilan saya, karena sekarang
kan santri banyakan yang beli di warung kalau mau makan, kalau dulu ia..
karena santri masih masak sendiri untuk makan, jadi minyaknya itu beli ke
saya, kalau sekarang santri dah jarang banget lah yang mau masak
sendiri”.74
atau ternak ayam, maka hambatan dan keuntungannya yang penulis temukan dan
tentunya dialami oleh masyarakat dalam hal ini menurut Bapak. Sabri (43 Tahun)
menerangkan;
73
Wanwancara pribadi dengan Zuhairi (28 tahun), berbisnis toko berjualan parfum dan
perlengkapan mandi, pada 08 April 2011
74
Wanwancara pribadi dengan Bapak Arif (45 Tahun), berbisnis jualan minyak tanah, gas
dan dll. pada 10 April 2011
sapenah pasantren se melleh kauleh kun ngubuaki, tapi teng la ejuel kauleh
eperri hasel”.75
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Abd. Muiz ((37 Tahun) sebagai
berikut;
“benar emang.. selama ini hanya itu saja hambatan yang saya
sendiri rasakan, kita gak tahu bagaimana cara mengatasi hal itu, pernah
sekali sapi kita di curi orang, tapi biarlah.. semoga ada gantinya. Kalau
untuk keuntungannya saya pikir masyarakat sendiri ya yang tahu, karena
mereka yang menjalankan usaha ini, tapi selama ini respon yang masuk ke
saya sangat baik, masyarakat sangat terbantu dengan adanya program ini,
ini kerjasama yang baik menurut saya, juga sebagai wujud kepedulian
pesantren terhadap masyarakt dalam membina, membimbing atau
mengarahkan pengembangan ekonomi mereka”.76
seperti yang dijelaskan oleh Moh. Zuhri (29 Tahun), sebagai berikut;
75
Wanwancara pribadi dengan Bapak Sabri (43 Tahun), selaku peternak sapip, ada 10
April 2011
76
Wanwancara pribadi dengan M, zamiel El-Muttaqien, selaku direktur utama BPM
Annuqayah, yang menaungi bentuk usaha ternak sapi, pada, 12 April 2011
keluarnya. Keuntungannya ya.. aku punya usaha sampingan ini selain jadi
tukang bengkel”.77
Maka dari data yang penulis dapatkan dari informan dapat disimpulkan
arakat bisa punya sapi, bisa punya ayam dengan Cuma-Cuma. Kemudian inilah yang diterjemahkan oleh BPM-PP Annuqaya
77
Wanwancara pribadi dengan Moh. Zuhri, (29 Tahun), peternak ayam, pada, 10 April
2011
Un|yersigs””lsJam Negeri
SYAR”IF HI»‹AYATULLAH JA,KARTA
éfiowledge, 'fJeiy, Iniegñ;y
BAB V
PENUTU
A. KESIMPULAN
bentuk dagangan nasi bungkus, snack dan gorengan). Dua pola ber-ekonomi
masyarakat sekitar pesantren tersebut, antara satu dengan yang lain memiliki
sebagian besar masyarakat umum). Kemudian pola yang kedua, lebih terbatas
selain karena konsumennya terbatas pada kalangan santri saja, barang yang
dijual hanya makanan ringan dan nasi bungkus. Tetapi demikian kedua pola
mendapatkan
66
67
keuntungan karena usahanya tersebut dilakukan setiap hari dan dengan jumah
Berbasis sumber sumber daya setempat (local resource based). Ini artinya
hanya untuk internal pesantren saja, tetapi juga untuk masyarakat sekitar, ini
dikarenakan model dan bentuk pengembangan ekonomi yang ada dan telah
B. SARAN-SARAN
Penelitian ini penulis akui masih banyak terdapat kekurangan, baik dari
maupun data yang sudah penulis kumpulkan. Maka dari itu penulis membutuhkan
maka penulis berharap semoga ini bisa menjadi acuan pengembangan ekonomi
terutama untuk:
a. Pesantren, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi salah satu
ah pada umumnya dan program BPM yang memang telah lama dijalankan, juga bisa menambah khazanah keilmuan.
dijadikan bahan referensi dalam melihat atau mempelajari serta menggali potensi-potensi pengembangan ekonomi yang ad
Un|versitas”,”lslam -Negeri
SYAR”|F HIDAYATULLAH JAKARTA
ifyowledge, 'iJeiy, Integñ;j/
REFERENSI
Yusuf Qardawi, TT. Al Hill al Islami Faridhah Islamiah. Kairo: Bank al-
Taqwa.
TTD
( M. Zamiel El-muttaqin )
Nama : KH. A. Hanif Hasan
Usia : 47
Jabatan : Ketua Pengurus PP Annuqoyah
Tanggal : 28 Maret 2011
TTD
TTD
( Muhammad Affan )
Nama : M. Kamil Akhyari
Usia : 25
Jabatan : Staf Administrasi dan
Keuangan Tanggal : 29 Maret 2011
TTD
( M. Kamil Akhyari )
Nama : Abd. Ghaffar
Usia : 26
Jabatan : Manager Komunikasi dan Pengembangan Sumber
daya Tanggal : 12 Maret 2011
TTD
( Abd. Ghaffar )
Daftar Pertanyaan Untuk Masyarakat
Nama : Abd. Rahem
Umur 54
Pekerjaan : Penjaga Toko BPM
Annuqoyah Tanggal : 09 Maret 2011
TTD
( Abd. Rahem )
Nama : Bpk. Sulamah
Umur 53
Pekerjaan : Pengelola kebun pesantren
Tanggal : 15 Maret 2011
TTD
( Bpk. Sulamah )
Nama : Bpk. Juhari
Umur 47
Pekerjaan : Pengguna Mesin Penetas telur BPM-PP
Annuqoyah Tanggal : 17 Maret 2011
TTD
( Bpk. Juhari )
Nama : Bpk. Rasidah
Umur 42
Pekerjaan : Pengguna Mesin penetas
Telur Tanggal : 17 Maret 2011
TTD
( Bpk. Rasidah )
Nama : Ibu. Lut
Umur 43
Pekerjaan : Suplier Nasi Bungus ke Pesantren
Tanggal : 05 April 2011
TTD
( Ibu Lut )
Nama : Bpk Murawi
Umur 47
Pekerjaan : Sopir
Tanggal : 05 April 2011
TTD
( Bpk. Murawi )
Nama : Lizamah
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Punya toko baju
TTD
( Lizamah )
Nama : Ibu Sulihah
Umur 46
Pekerjaan : penganyam tikar
Tanggal : 07 April 2011
TTD
( Ibu Sulihah )
Nama : Bpk. Sabri
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Peternak Sapi BPM-PP Annuqoyah
Tanggal : 10 April 2011
TTD
( Bpk. Sabri )
Nama : Abd. Muiz
Umur 37
Pekerjaan : Ternak Sapi BPM
Tanggal : 10 April 2011
TTD
( Abd. Muiz )