Anda di halaman 1dari 108

BENTUK-BENTUK PENGEMBANGAN EKONOMI

MASYARAKAT DI PESANTREN
(Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP.
Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.s

Oleh: Achmad Faishal


NTM: 103032227709

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKIJLTAS ILMLJ SOSIAL DAN POLITIK
UNWERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
BENTUK-BENTUK PENGEMBANGAN EKONOMI
MASYARAKAT DI PESANTREN
(Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP.
Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos)

Oleh:
Achmad Faishal
NTM: 103032227709

Dibawah Bimbingan

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKIJLTAS ILMLJ SOSIAL DAN
POLITIK
UNWERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat Di


Pesantren (Studi Kasus Atas pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP.
Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura) telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2012. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada
Program Studi Sosiologi.

Jakarta, 14 Agustus 2012


PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Achmad Faishal


NIM : 103032227709

Dengan mi menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Bentuk-bentuk


Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Pesantren” (studi kasus atas
pengembangan ekonomi masyarakat di PP. Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep
Madura) adalah benar karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat
dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam
penyusunan karya mi telah saya cantumkan sumber kutipannya. Saya juga
bersedia untuk menanggung resiko sesusi dengan undang-undang yang berlaku
jika temyata skripsi im secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dan karya
orang lain.
Demikianlah pernyataan im saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Jakarta, 14 Agustus 2012


ABSTRAK

Nama : Achmad Faishal


NIM 103032227709
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
Jurusan : Sosiologi

Pengembagan masyarakat (community development) merupakan salah satu


metode pekerjaan sosial dimana locus dan tujuan utamanya adalah memperbaiki
kualitas taraf hidup masyarakat dengan mendayagunakan potensi atau sumber
daya yang disandang mereka. Sedangkan pesantren yang identik dengan tempat
ideal untuk mencari atau mendalami ilmu-ilmu agama juga merupakan bagian
dari salah satu lembaga aktif dan potensial untuk dijadikan basis atau motor
penggerak yang tertuju kepada agenda perubahan tersebut, di pesantren tentunya
tidak hanya diajarkan ilmu-ilmu agama saja melainkan juga ilmu-ilmu sosial yang
berkaitan langsung dengan kehidupan mereka.
Dalam membangun ekonomi masyarakat terdapat asusmsi bahwa untuk
melakukan pemerataan ekonomi harus didahului oleh pertumbuhan ekonomi, baru
kemudian didistribusikan melalui trickle down effect, karena jika tidak maka yang
terjadi adalah pemerataan kemiskinan. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi
tersebut BPM-PP Annuqoyah guluk-guluk sumenep madura mengorientasikan
upayanya untuk membangun sektor ekonomi berbasis masyarakat, home
industries, ternak, perkebunan, sampai kepada koperasi juga toko, semuanya
merupakan sektor riil yang oleh BPM-PP Annuqyah coba dikembangkan. Dengan
prinsip kuat yaitu partisipatif (pesantren dan masyarakat) pengembangan ekonomi
tersebut bisa sejalan dengan apa yang diharapkan, Pesantren mendapatkan
keutungan, masyarakat memperoleh pendapatan, tentunya dengan model
pengembangan ekonomi semacam ini bisa menjadikan PP Annuqoyah dan
masyarakat hubungannya menjadi lebih inten komunikatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bentuk-bentuk pengembangan
ekonomi masyarakat sekitar pondok pesantren, yang dilakukan oleh Badan
Pengabdian Masyarakat (BPM) PP. Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan
kualitatif untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan dengan melakukan wawancara langsung kepada informan, observasi
dan dokumentasi berupa artikel, jurnal, arsip atau buku-buku yang masih
berkaitan dengan penelitian ini. Maka sampai pada interpretasi dan analisis hasil
data penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa;
pengembangan ekonomi yang telah dilakukan oleh BPM PP. Annuqoyah tersebut
tidak untuk kalangan internal pesantren saja malainkan khusus untuk membantu
perekonomian masyarakat, yang juga dikenal dengan Community Development.
Kata Kunci : Bentuk Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqoyah, BPM-PP
Annuqoyah, Community Development

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT, Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan segala kenikmatan-Nya
kepada penulis, baik itu nikmat iman, sehat , dan waktu serta nikmat kemudahan
jalan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Shalawat
dan salam penulis haturkan kepada Nabi Besar umat manusia Muhammad SAW,
yang membawa risalah Allah SWT dan mengajarkannya kepada manusia sehingga
terhindar dari zaman kebodohan. Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan
pula kepada para keluarga nabi, sahabat nabi, tabi’in, tabi-tabi’in, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis melakukan penelitian ini untuk memenuhi persyaratan akan
kelulusan penulis untuk memperoleh gelar sarjana sosial di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Sosiologi
Agama. Dan alhamdulillah penelitian ini dapat penulis selesaikan.
Dengan selesainya penelitian ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas berkah, rizki, rahmat, ridha dan kemudahan-Nya yang
membuat penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
2. Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan segenap jiwa raganya
untuk mengajarkan kebenaran kepada umat manusia, sehingga terhindar dari
zaman kebodohan.
3. Kedua Orang tuaku; bpk. Romadhan ibuku Rasma, kakak ku tercinta Hj.
Hasanah binti romadhan, dan adiku tercinta Sumaena rahma neng tyasari,
terima kasih segala dukungan juga pengorbanannya baik dari segi moril
maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. To My Endless Love.. Tini Faisal binti
5. Ibu Joharotul Jamilah, M.Si selaku pembimbing utama. Terima kasih banyak
atas segala bimbingan; kritikan, saran, masukan pendapat dan waktu yang
diberikan kepada penulis.

ii
6. Bapak Dr. Hendro Prasetyo. MA, Prof. Dr. Bachtiar Effendy dan seluruh staf
dekanat, terimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada penulis selama
ini.
7. Dosen-Dosen UIN Jakarta FUF dan FISIP Reguler yang telah mengajar dan
mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di FUF dan sekarang di FISIP
Reguler UIN Jakarta, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang
diberikan kepada penulis dan kawan-kawan mahasiswa lainnya. Semoga Allah
SWT mencatat semuanya sebagai amal ibadah yang tak akan terputus hingga
akhir zaman. Amin.
8. Untuk Mahasiwa Sosiologi Agama FUF angkatan tahun 2003-2007, terima
kasih setulus hati untuk sahabat tercinta; Hamami Naseruddin As-zuhery, Toto
Tri Atmojo, Rohmatullah, Juhadi As-sukry, Roni Tua Harahap, Reiy Ikhsan
El-Madury, atas persahabatan dan pengalaman yang telah diberikan kepada
penulis.
9. Kawan seperjuangan Abd. Wahid, Kanda Adi Prayetno, Laily Munasir, Anis
Kurniawan, tiada kata yang pantas penulis sampaikan selain bahasa perjuagan
demi masa depan yang selalu kalian dengungkan, mampu menggugah hati
penulis selama ini.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang dilakukan penulis. Oleh karena itu penulis akan membuka diri untuk
menerima kritik dan saran dari semua pihak terkait penelitian ini sehingga penulis
dapat memperbaiki dan menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak
terkait.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 14 Agustus 2012

Achmad Faishal

iii
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Perkembangan daerah PP Annuqayah priode 1887 – 197..................................25

2. Perkembangan jumlah santri PP Annuqayah selama 10 tahun terakhir (1978 –

1989)...................................................................................................................26

3. Jumlah santri PP Annuqayah tahun pelajaran 2009 – 2010................................27

4. Data siswa PP Annuqoyah Guluk-guluk sumenep madura.................................28

5. Luas daerah desa guluk-guluk.............................................................................31

6. Data penduduk menurut jenis kelamin................................................................32

7. Data penduduk menurut profesi..........................................................................32

8. Jumlah dan jenis usaha di lingkungan pesantren Annuqayah.............................35

9. Karakteristik ekonomi masyarakat sekitar pesantren..........................................36

10. Jenis usaha pertokoan pesantren.........................................................................41

11. Jenis usaha perkebunan

12. Jenis/bentuk usaha masyarakat di dalam lingkungan pesantren.........................45

13. Jenis/bentuk usaha masyarakat di luar pesantren................................................46

14. Total aset PP Annuqayah tahun 2010.................................................................53

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................i

ABSTRAKSI............................................................................................iii

DAFTAR TABEL....................................................................................iv

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1

B. Literatur Review...................................................................................5

C. Batasan dan Rum.................................................................................9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................10

E. Metodologi Penelitian..........................................................................11

F. Sistematika Penulisan..........................................................................13

BAB II KERANGKA TEORI

A. Konsep dan Cakupan Pengembangan Masyarakat..............................14

B. Perspektif Teoritis Tentang Comunity Development..........................16

C. Proses Pengembangan Masyarakat......................................................18

D. Model Pengembangan Masyarakat......................................................20

BAB III TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Annuqoyah Guluk-guluk

Sumenep Madura.................................................................................22

B. Kondisi Sosial Ekonomi dan Karakteristik Ekonomi Masyarakat

Sekitar PP Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura......................31

v
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqoyah.....39

Kontribusi Pengembangan Ekonomi Terhadap Internal Pesantren Annuqoyah dan Masyarakat Sekitar51
Keuntungandan Hambatan Pengembangan Ekonomi Terhadap Masyarakat sekitar58
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan65
Saran66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR WAWANCARA

vi
1
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu penyebab kegagalan sistem perekonomian Indonesia ialah

adanya kebijakan pemerintah mengenai sistem ekonomi konglomerasi. Sistem

ekonomi berbasis konglomerasi ini kenyataannya hanya menguntungkan orang

atau kelompok yang telah memiliki kemampuan dan akses ekonomi, sehingga

hanya merekalah yang untung. Sementara itu, masyarakat yang tidak memiliki

kemampuan dan akses, tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang

dapat menguntungkan usahanya.1

Setelah kegagalan sistem ekonomi konglomerasi, maka harapan ekonomi

itu ditumpahkan ke lembaga-lembaga rakyat yang sudah teruji dan lulus dalam

sejarah kehidupan masyarakat dan berbangsa. Ternyata, yang justru tahan di

tengah badai krisis ekonomi adalah lembaga-lembaga ekonomi mikro yang

berbasis rakyat. Industri kelas menengah kecil seperti home industries justru

memiliki daya ketika berhadapan dengan krisis ekonomi.

Tentunya ini menjadi motivasi tersendiri bagi lembaga pengelola ekonomi

kemasyarakatan, lebih-lebih pesantren yang dalam hal ini dijadikan objek

penelitian. Dalam teori Physiocrat, (gabungan antar alam dan fisik) beroperasi di

atas asumsi, bahwa perilaku ekonomi adalah pokok dalam hukum alam. Motivasi

ekonomi hanya satu aspek utama sifat manusia yang universal. Setiap orang

mengarahkan minat dan alasan tindakannya pada tujuan ini. Sehingga terdapat

keteraturan dalam tindakan ekonomi. Perilaku ekonomi sendiri diarahkan untuk

1
Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim
et al., Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 248.
1
2

meningkatkan kesejahteraan.2 Pondok pesantren, kenyataannya adalah lembaga

potensial untuk bergerak ke arah ekonomi berbasis rakyat, sebagaimana kekuatan

yang dimilikinya. Jika Ponpes hanya menjadi penonton di era yang akan datang,

maka lembaga-lembaga ekonomi mikro lain boleh jadi bergerak ke arah

kemajuan. Oleh karena itu, kiranya diperlukan analisis yang cermat untuk

melakukan penguatan kelembagaan ekonomi ini, agar tidak salah melangkah.3

Sasaran akhir dari pengembangan pemberdayaan ekonomi Ponpes adalah

kemandirian pesantren. Selama ini Ponpes selalu dilabeli dengan nama lembaga

pengedar proposal dana bantuan, baik pada institusi formal atau non formal.

Labeling itu tentunya tidak mengenakan. Ponpes, akan terbebas dari anggapan itu

kalau Ponpes menjadi lembaga yang kuat, terutama dalam sektor ekonomi.

Dengan sendirinya, tidak setiap ada kegiatan, apakah membangun gedung atau

kegiatan lain, tidak selalu sibuk mengedarkan proposal kesana-kemari.4

Dan apabila mengingat lembaga yang telah berfungsi sebagai pengelola

dana yang digali dari masyarakat atas dasar ajaran keimanan belum dapat

berfungsi secara maksimal, maka masih perlu dipertimbangkan penciptaan

lembaga “baru” yang digerakkan oleh lembaga pesantren. Studi awal

menunjukkan bahwa pesantren sangat memadai untuk dikembangkan sebagai

model pengembangan ekonomi rakyat melalui suatu penelitian.5

2
Wardi Bahtiar, Prof. Dr. M.S., Sosiologi Klasik, Dari Comte Hingga Parsons,
(Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 19
3
Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim
et al., Manajemen Pesantren, h. 247.
4
Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim
et al., Manajemen Pesantren, hal. 252-253.
5
Cik, Hasan Bisri dan Eva Rufaidah, Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 432
Diharapkan dalam perkembangannya, Metode dan pola pengembangan

pendidikan pesantren, seyogyanya tidak lagi ditempatkan hanya sekedar

“mendidik”, tetapi juga melakukan upaya maksimal untuk menciptakan hasil yang

bisa diterima dalam semua level kehidupan sosial masyarakat. Sebagai lembaga

pendidikan Islam tradisional. Pesantren merupakan sarana penting untuk

melakukan transfer pengetahuan kepada masyarakat desa.6

Dengan semangat demikian, pesantren akan dianggap mampu bersenyawa

dengan kondisi riil masyarakat, guna memenuhi tuntutan terhadap realitas, karena

spirit dasar kehadiran pesantren adalah untuk menjadi Rahmat bagi masyarakat,

baik rahmat dalam konteks pendidikan agama ataupun umum, maupun rahmat

dalam aspek sosial yang lain, seperti aspek budaya, politik, hukum dan ekonomi.

Salah satu pesantren yang sejak awal memiliki komitmen untuk

mengembangkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal adalah

Pondok Pesantren Annuqayah.7 Pesantren ini dalam derajat tertentu telah mampu

menciptakan suatu terobosan yang signifikan untuk melakukan transformasi sosial

yang cukup berarti dalam memberdayakan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Dari awal berdirinya PP. Annuqayah pada tahun 1887 M. Hingga tahun

1978, kegiatan pengembangan masyarakat secara formal ke-organisasian belum

ada di pesantren Annuqayah. Hanya saja kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang

kemudian disebut „pengembangan masyarakat‟ itu, sebelumnya sudah dilakukan

pesantren dalam bentuk pelayanan sosial, pendidikan keterampilan, unit-unit

6
Endang, Turmudi. Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaannya. (Yogyakarta: LkiS, 2004),
h.
1 7
Pondok Pesantren Annuqayah yang berlokasi di Guluk-Guluk Sumenep Madura
didirikan pada tahun 1887. Pendirinya K.H. Moh. Syarqawi.
koperasi dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lewat organisasi-organisasi sosial

yang berpusat di pesantren Annuqayah.

Pengembangan masyarakat oleh pesantren Annuqayah dimulai sejak

terbentuknya Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqayah (BPM-

PPA) yang didahului oleh perkenalan dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan

Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), sebuah LSM di Jakarta, pada tahun

1974. Waktu itu Bapak Drs. Soedomo, dari IKIP Malang disertai peneliti dari

LP3ES, berkunjung ke pesantren Annuqayah untuk melakukan penelitian,

bekerjasama dengan Bappeda Jawa Timur, dan IKIP Malang. Perkenalan ini

kemudian berlanjut dengan korespondensi sehubungan dengan akan diadakannya

Latihan Tenaga Pengembangan Masyarakat (LTPM) untuk kalangan pesantren di

Pabelan Magelang. Karena alasan masih minimnya pengetahuan tentang LSM

pada waktu itu, maka pihak pesantren tidak serta merta memenuhi tawaran

tersebut. Keputusan baru diambil setelah mengkaji berbagai aspek kegiatan, serta

didukung oleh surat pribadi Bapak Abdurrahman Wahid, (Allahu maghfir lahu)

kepada K.H. Moh. Amir Ilyas, sebagai pengasuh utama An-Nuqayah periode itu,

yang menjelaskan tentang arti pentingnya latihan tersebut. An-Nuqayah kemudian

mengirimkan dua orang pesarta, yaitu, K.H. Abdul Basith, kiai muda yang waktu

itu baru menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, dan seorang santri senior,

yaitu Bapak M. Syafi‟ie Anshori.

Kemudian pada tahun 1987 BPM-PPA mengadakan Lokakarya

Perencanaan Program Pengembangan Unit usaha/Koperasi Lima Pondok

Pesantren di An-nuqayah. Kelima pesantren partisipan itu sedang menjalankan


koperasi batik, koperasi pelayanan pupuk, koperasi alat-alat tulis, koperasi

pertukangan, dan koperasi pengrajin genting.8

Melalui Biro Pengabdian Masyarakat (BPM), Annuqayah antara lain, telah

melakukan program usaha ternak sapi. Program ini sebagai salah satu jembatan

bagi masyarakat untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan meringankan

beban ekonomi masyarakat di tengah krisis yang belum terobati.9

Oleh karena itu, dengan pesantren, maka masyarakat memiliki peluang

yang besar untuk mengembangkan basis ekonomi mereka di sekitar pesantren atau

menjadi penyuplai (suplier) bagi kebutuhan santri yang berada di dalam

pesantren. Sehingga dapat saling menguntungkan. Santri bisa mendapatkan bahan

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya santri, sementara

masyarakat memperoleh lahan untuk pengembangan ekonomi mereka dengan

baik.

B . Literatur Review

Penelitian terdahulu yang relevan dengan fokus penelitian penulis,

diantaranya adalah: yang tertuang dalam penelitian yang dilakukan oleh: M.

Murtadho, “Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi”, penelitiannya

menggunakan Studi Kasus Pada Pesantren Baitul Hamdi, dan Pesantren Turus di

Pandeglang, Serang-Banten.

Penelitian ini berangkat dari kenyataan yang ironis, yaitu banyak

pesantren, tetapi masyarakat di sekitar pesantren tersebut masih tradisional.

8
http://www.facebook.com/note.php?note_id=117199511629358. Data diakses pada
Tanggal, 20 November 2010
9
Majalah Anugerah. (Edisi II, 2003), h. 11
Kenyataan ini mendorong M. Murtadho, untuk meneliti masalah ini, dengan pola

mengaitkan unsur keagamaan dengan kemajuan ekonomi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan

kualitatif, dengan memfokuskan masalah pada pesantren dan usaha ekonomi.

Alhasil pada tahun 1998 pesantren telah mendirikan Koperasi BMT Muamalat

Pertiwi. Terkait dengan usaha ekonomi, M, Murtadho, menemukan empat (4)

model pengembangan ekonomi yang sedang berjalan di kedua pondok pesantren

tersebut, diantaranya:

Pertama, usaha ekonomi yang berpusat pada Kyai. Dalam contoh ini

seorang Kyai mempunyai perkebunan cengkih yang luas. Untuk pemeliharaan dan

pemanenan, kyai melibatkan santrinya untuk mengerjakannya. Maka terjadilah

hubungan mutualisme saling menguntungkan: kyai dapat memproduksikan

perkebunannya, santri mempunyai pendapatan tambahan, dengan keuntungan

yang dihasilkan dari perkebunan cengkeh tersebut, kyai dapat menghidupi

kebutuhan pengembangan pesantrennya. Dalam kasus di Pandeglang, peneliti

menemukan pengembangan ekonomi semacam ini juga terdapat pada Pesantren

Nurul Hidayah Cilaja kec. Pandeglang.

Kedua, usaha ekonomi pesantren untuk memperkuat biaya operasional

pesantren. Contoh, pesantren memiliki unit usaha produktif seperti, menyewakan

gedung pertemuan, rumah dsb. Keuntungan usaha produktif ini, dialokasikan

untuk biaya operasional pesantren. Dalam kasus Pandeglang, peneliti menemukan

contoh pesantren jenis ini pada Pesantren Baitul Hamdi di kec. Menes.

Ketiga, usaha ekonomi untuk santri. Dengan membekali santri ketrampilan

di bidang pertanian dan peternakan. Tujuannya semata-mata untuk membekali


santri agar mempunyai ketrampilan tambahan, dengan harapan menjadi bekal dan

alat untuk mencari pendapatan hidup. Pesantren Baitul Hamdi di Menes

Pandeglang dapat dijadikan sampel pesantren dalam jenis ini juga, karena di sana

santri diajak untuk bertani, dan berkebun.

Keempat, usaha ekonomi bagi para alumni santri. Pengurus pesantren

dengan melibatkan para alumni santri menggalang sebuah usaha tertentu dengan

tujuan untuk menggagas suatu usaha produktif bagi individu alumni, peneliti

menemukan contoh pesantren dalam jenis ini ada pada Pesantren Turus desa

Kabayan kec. Pandeglang. Pesantren Turus mendirikan usaha ekonomi berupa

koperasi yang bergerak dalam kegiatan usaha simpan pinjam dan perdagangan.10

Penelitian M. Murtado ini, lebih menekankan pada: pengembangan

ekonomi yang berpusat pada kalangan internal pesantren. Tidak ditemukannya

basis pengembangan ekonomi untuk masyarakat sekitar pesantren walaupun

pengelolaan pengembangan ekonomi itu melibatkan para santri dan alumni.

Literatur review lainnya yang sesuai dengan soal pengembangan ekonomi

masyarakat, ditulis oleh Abd. Hamid Wahid, M.Ag (2009) yang tertuang dalam

penelitiannya, disampaikan sebagai sumbang saran dalam Pertemuan Pesantren -

Departemen Agama 2003 di Puncak Bogor, dengan judul; Peran Pemberdayaan

Potensi Pesantren: RMI dan Pengalaman BPPM Nurul Jadid. Yang menjadi

fokus penelitiannya, adalah tentang peran BPPM (Badan Pengembangan

Pesantren dan masyarakat) dan RMI (Rabithatul Ma‟ahidil Islamiyah) dalam

pemberdayaan potensi pesantren dan masyarakat. Bentuk riil peran BPPM dan

10
http://balitbangdiklat.depag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=13
1: pesantren-dan-pemberdayaan-ekonomi&catid=46:jurnal. Data diakses pada Tanggal, 20
November 2010 dengan judul : pesantren dan pemberdayaan ekonomi (studi kasus pesantren
baitul hamdi dan pesantren turus di pandeglang)
RMI dalam pemberdayaan potensi pesantren tertuang dalam peningkatan

wawasan dan keterampilan santri, melalui aktifitas pendidikan-pendidikan

singkat, penjaringan beasiswa bagi para santri yang berpotensi untuk dikirim studi

ke lembaga-lembaga profesional, baik di dalam maupun ke luar negeri.

Sedangkan pemberdayaan potensi masyarakat meliputi: (1) sektor pertanian, (2)

nelayan, (3) ternak, (4) niaga dan (5) industri kecil.

Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) ini, Program-

program rintisannya mengacu pada pengembangan masyarakat atau Community

Development (CD) dengan memberikan pinjaman lunak (soft loan) yang

sistemnya memakai pola modal atau dana berputar (revolving fund ). dan

memberikan bantuan dengan berbentuk dana hibah untuk dikelola oleh pesantren

atau masyarakat sendiri.

BPPM PP. Nurul Jadid, dalam melakukan aktifitas CD (community

development) yaitu, membuat masyarakat binaan, fokusnya pada masyarakat

petani, masyarakat nelayan atau pesisir, dengan memberikan pelatihan berternak

ayam potong, dan berternak sapi susu. Model pembinaannya dengan stimulasi,

penyadaran dan pembinaan ekonomi masyarakat berorientasi pasar.

Kelompok-kelompok masyarakat binaan yang ditunjuk, di latih membuat

industri kecil, penggunaan hasil tangkapan ikan secara efektif, pemberian

pinjaman modal bagi buruh tani untuk sewa lahan cocok tanam, dan pembelian

pupuk. Program-program CD tersebut terlaksana dengan bekerjasama, baik

dengan lembaga-lembaga founding agency NGO, maupun dengan instansi

pemerintahan yang berkompeten.11 Dibandingkan dengan penelitian M.

11
http://www.facebook.com/note.php?note_id=191802798918. Judul: Eksistensi
Pesantren Pada Dunia Pendidikan. Data di akses pada Tanggal 20 November 2010
Murtadho, Penelitian Abd. Hamid Wahid, M.Ag ini sudah lebih maju: pertama,

dikarenakan pengembangan ekonomi yang ditelitinya tidak hanya untuk internal

pesantren saja, tapi sudah menyentuh pada ekonomi masyarakat dengan merujuk

pada pola community development (CD). Kedua, penelitian yang dilakukan Abd.

Hamid Wahid, lebih kepada optimalisasi peran BPPM dan RMI (Rabithatul

Ma‟ahidil Islamiyah) Nurul Jadid, sebagai instrumen lembaga pengembangan

masyarakat untuk menggali potensi-potensi yang ada di pesantren maupun pada

masyarakat.

Oleh karena itu penelitian saya yang berjudul: Bentuk-bentuk

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Di Pesantren (studi kasus atas

pengembangan ekonomi masyarakat di PP. Annuqayah guluk-guluk sumenep

madura) ini bermaksud untuk mengetahui dan melihat pesantren dan

pengembangan ekonomi yang ditujukan tidak hanya untuk internal pesantren,

tetapi juga untuk masyarakat sekitar pesantren.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian agar lebih spesifik, maka masalahnya akan

dibatasi pada:

a. Bentuk-bentuk pengembangan ekonomi yang ada di lingkungan pondok

pesantren Annuqayah.

b. Kontribusi pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh pesantren

Annuqayah.
2. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, Berkaitan

dengan pemaparan tentang pesantren dan pengembangan ekonomi masyarakat di

sekitar pondok pesantren, maka perumusan dan pertanyaan penelitian dibatasi

pada: Pertama, bagaimana bentuk, pola dan pengembangan ekonomi yang

dilakukan oleh masyarakat sekitar pondok pesantren Annuqayah.?

Kedua, apakah pengembangan ekonomi di pesantren Annuqayah tersebut

sudah sampai pada tingkat community development.?

Ketiga, apakah pengembangan ekonomi pesantren Annuqayah tersebut

hanya untuk internal atau eksternal pesantren.?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan

yang hendak penulis capai dari penelitian sekripsi ini :

a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dan pola pengembangan ekonomi yang

ada di masyarakat sekitar pesantren Annuqayah.

b. Untuk menganalisa dan menjelaskan ada dan tidaknya pengembangan

ekonomi untuk masyarakat sekitar pesantren Annuqayah.

c. Untuk mendeskripsikan kontribusi pengembangan ekonomi yang

dilakukan pesantren Annuqayah terhadap internal pesantren dan

masyarakat sekitarnya.
2. Menfaat Penelitian

Adapun menfaat penelitian ini diharapkan:

a. Dapat memberikan masukan dan dapat dijadikan rekomendasi untuk

pemerintah Kabupaten Sumenep, dalam meningkatkan kualitas

pengembangan ekonomi baik dilingkungan pesantren-pesantren pada

khususnya ataupun, pada masyarakat luas.

b. Semoga dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

c. Memenuhi tugas akhir perkuliahan program Strata Satu (S1) yang telah

ditetapkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

E. Metodologi penelitian

Langkah-langkah metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

penulisan skripsi ini adalah :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian sosial yang dilakukan di lapangan (Field

Research), yaitu terjun langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data

primer dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

lapangan ini adalah :

a. Observasi (pengamatan), yaitu mengamati secara langsung prihal

pengembangan ekonomi yang ada pada masyarakat sekitar PP Annuqayah

guluk-guluk Sumenep Madura. Observasi ini dilakukan dengan cara


pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna mendapatkan data

yang berkaitan dengan masalah yang akan penulis teliti.

b. Wawancara, (interview) dalam hal ini penulis mewawancarai 10 orang

responden yang terdiri dari 5 orang pengurus pesantren dan 5 orang

masyarakat sekitar pesantren.

c. Dokumentasi, teknik ini penulis gunakan untuk melengkapi data yang

penulis perlukan, yaitu dengan cara melihat buku-buku, artikel-artikel,

dokumen atau arsip-arsip yang ada di perpustakaan Pondok Pesantren

Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura. Seperti buku profile PP

Annuqayah dan.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara, buku catatan. Pedoman wawancara digunakan agar

lebih fokus menggali apa yang menjadi sasaran penelitian. Sedangkan buku

catatan digunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak terekam atau yang terlewati

atau informasi yang belum jelas.

4. Sumber Data

Dalam penelitian ini data dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu ; data

primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dan

observasi. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah yang didapatkan dari

bahan tertulis atau kepustakaan, yakni buku – buku, jurnal ilmiah, artikel, dan

terbitan ilmiah yang ada hubungannya dengan pembahasan.


5. Subjek Penelitian

Istilah subjek penelitian merujuk kepada orang atau individu atau

kelompok yang menjadi sasaran unit atau satuan (kasus) yang diteliti, dimana

subjek penelitian ini adalah masyarakat yang berada di luar lingkungan PP.

Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura.

6. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku Pedoman

Penelitian Karya Ilmiah CeQDA, cet-II, Jakarta: 2007, yang disusun oleh Tim

penulis Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurohman, M. Syairoji Dimyati,

Netty Hartati, Syopiansyah Jaya Putra.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I. Pendahuluan: terdiri dari Latar Belakang Masalah, Literatur

Review, Batasan dan rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian,

metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II. Kajian Teori: meliputi: Konsep dan Cakupan Pengembangan

Masyarakat (Communitu Development, Perspektif Teoritis Tentang Community

Development, Proses Pengembangan Masyarakat, Model Pengembangan

Masyarakat.

Bab III. Gambaran Umum: meliputi Gambaran Umum tentang pesantren

Annuqayah, Kondisi Sosial Ekonomi dan Karakteristik Ekonomi Masyarakat

Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura.

Bab IV. Analisis Hasil Penelitian: Bab ini membahas: Bentuk-bentuk

Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqayah, Kontribusi pengembangan


ekonomi terhadap internal pesantren Annuqayah dan masyarakat sekitar,

Keuntungan dan hambatan pengembangan ekonomi terhadap masyarakat sekitar

Bab V. Penutup: Terdiri dari Kesimpulan dan Saran.


2
15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep dan Cakupan Pengembangan masyarakat

(Community Development)

Pengembangan masyarakat (community developmet) memiliki sejarah

panjang dalam literatur dan praktek pekerjaan sosial, menurut Johnson,

pengembangan masyarakat merupakan spesialisasi atau setting praktek pekerjaan

sosial yang bersifat makro (macro practice). Memang telah menjadi perdebatan

panjang mengenai apakah pengembangan masyarakat dapat dan harus

didefinisikan sebagai kegiatan profesional dan ciri khas pekerjaan sosial. Yang

jelas PM memiliki tempat khusus dalam khazanah pendekatan pekerjaan sosial.

Dalam diskursus akademis pekerjaan sosial, PM lebih dikenal sebagai

Community Organization atau Community Development (CO/CD) (Gilbert dan

Specht, 1981) atau Bimbingan Sosial Masyarakat (Soetarso,1991). Di Australia,

Inggris dan beberapa negara Eropa, pengembangan masyarakat disebut sebagai

pekerjaan kemasyarakatan (community work), penyembuhan sosial (social

treatment), perawatan sosial (social care) atau perawatan masyarakat (community

care) (Twelvetrees, 1993; Payne, 1986).12

12
Lihat dalam Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung, PT. Refika
Aditama, 2005), h. 42

15
Adapun pengembangan itu sendiri bermakna suatu sistem penyebaran

maklumat dan ilmu pegetahuan daripada stesyen penyelidikan, pusat ilmu,

universiti atau agensi pembangunan kepada masyarakat luar yang bertujuan untuk

meningkatkan taraf kehidupan kemasyarakatan.2 Sebagimana asal katanya, yakni

pengembangan masyarakat, PM terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan dan

Masyarakat”. Secara singkat, pengembangan atau pembangunan merupakan usaha

bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Bidang

pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan,

kesehatan dan sosial-budaya. Sementara itu, masyarakat dapat diartikan dalam dua

konsep, yaitu:

1. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah

wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun

tetangga, perumahan di daerah perkotaan, atau sebuah kampung di

daerah pedesaan.

2. Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan

kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh,

kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau

kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu

seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak

dengan kebutuhan khusus (anak cacat fisik) atau bekas para

pengguna pelayanan kesehatan mental.13

2
Maimunah Ismail, Pengembangan, Implikasi ke atas Pembangunan Masyarakat, (Kuala
Lumpur, 1990 ), cetakan ke-2, h. 55
13
Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h. 39
Dunham, mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai “berbagai

upaya yang terorganisir yang dilakukan guna meningkatkan kondisi kehidupan

masyarakat, terutama melalui usaha yang kooperatif dan mengembangkan

kemandirian dari masyarakat pedesaan, tetapi hal tersebut dilakukan dengan

bantuan teknis dari pemerintah atau lembaga-lembaga sukarela”.14

B. Perspektif Teoritis Tentang Community Development

Secara teoritis, pengembangan masyarakat dapat dikatakan sebagai sebuah

pendekatan pekerjaan sosial yang dikembangkan dari dua perspektif yang

berlawanan, yakni aliran kiri (sosialis-marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis).

Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan

swastanisasi kesejahteraan sosial, PM/CD semakin menekankan pentingnya

swadaya dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi penanganan

kemiskinan dan penindasan, maupun dalam memfasilitasi partisipasi dan

pemberdayaan masyarakat.

Twelvetrees, membagi perspektif teoritis PM ke dalam dua bingkai, yakni

pendekatan profesional dan pendekatan radikal. Pendekatan profesional menunjuk

pada upaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian

pelayanan dalam karangka relasi-relasi sosial. Sementara itu, berpijak pada teori

struktural neo-Marxis, feminisme dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih

terfokus pada upaya mengubah ketidakseimbangan relasi-relasi sosial yang ada

melalui pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab

14
Dunham, Pengembangan Masyarakt. dalam Isbandi. rukminto Adi, Pemberdayaan,
Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, h. 218
kelemahan mereka, serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya.

Sabagaimana diungkapkan oleh Payne berikut : (1995:166),

“This is the type of approach which support minority ethnic


communities, for example, in drawing attention to inequalities in service
provision and in power which lie behind severe deprivation.”
pat diberi label sebagai pendekatan yang mematra tradisional, netral dan teknikal. Sedangkan pendekatan radikal dapat dib

Dua Perspektif Pengembangan Masyarakat

Pendekatan Perspektif Tujuan /Asumsi


Profesional (Tradisional,  Perawatan masyarakat  Meningkatkan
netral, teknikal)  Pengorganisasian inisiatif dan
masyarakat kemandirian
 Pembangunan masyarakat
masyarakat  Memperbaiki
pemberian pelayanan
sosial dalam
karangkan relasi sosial
yang ada
Radikal (Transformasional)  Aksi masyarakat  Meningkatkan
berdasarkan kelas kesadaran dan
 Aksi masyarakat inisiatif masyarakat
berdasarkan geder  Memberdayakan
 Aksi masyarakat masyarakat guna
berdasarkan ras mencari akar penyebab
ketertindasan dan
diskriminasi
 Mengembangkan
strategi dan
membangun kerjasama
dalam melakukan
perubahan sosial
sebagai bagian dari
upaya mengubah relasi
sosial yang menindas,
diskriminatif, dan
eksploitatif

Sumber: dikembangkan dari Mayo (1998:166) dalam Edi Suharto, Ph.D.


Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(2005:41).
C. Proses Pengembangan Masyarakat

Pendekatan bottom-up, „perubahan dari bawah‟ dan partisipasi merupakan

prinsip fundamental dalam pengembangan masyarakat. Tidak saja hanya pada

partisipasi proses itu berpijak, melainkan juga pada persoalan hasil dan tujuan,

adapun penekanan pengembangan masyarakat yang diarahkan pada proses, bukan

hasil, merupakan penekanan yang sama radikalnya pada perubahan dan partisipasi

dari bawah.

Penekanan ini sama-sama memerlukan reorientasi, utamanya bagi banyak

pekerja masyarakat yang telah terbiasa berfikir didasarkan pada hasil; dan sulit

menjelaskan kepada mereka yang menerima padangan umum bahwa tujuan

menjustifikasi sarana, dan bagi mereka „kemana kita menuju‟ lebih penting

daripada kita mencapainya. Partisipasi memang sangat penting untuk perubahan

dari bawah, dan sangat penting pula untuk mempertahankan fokus pada proses.

Adapun proses-proses pengembangan masyarakat tersebut sebagai berikut:

a) Integritas Proses

Gagasan mengenai intergritas proses berlandaskan pada; jika sarana dan

tujuan tidak dapat dipisahkan, dan jika kita menerima pandangan bahwa

mengubah sarana dapat mengubah tujuan, maka proses pengembangan

masyarakat memiliki nilai yang lebih dari sekedar instrumental. Sehingga sangat

penting untuk menjamin bahwa proses itu sendiri memiliki integrasi dan tidak

bertentangan dengan prinsip keadilan ekologis dan sosial.

Aspek terpenting dari integritas proses yaitu bahwa proses harus

melibatkan masyarakat itu sendiri. Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa
partisipasi penuh. Proses pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari

luar, dan tidak ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau departemen

pemerintah. Proses pengembangan masyarakat harus menjadi proses masyarakat

yang memiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh mereka sendiri.

b) Peningkatan Kesadaran

Ada empat aspek dalam peningkatan kesadaran, meskipun perlu

ditekankan bahwa dalam proses peningkatan kesadaran, keempat aspek ini akan

terjadi pada saat yang sama; aspek-aspek tersebut bukan langkah-langkah dalam

progresi linear. Pertama, yaitu berkaitan dengan aspek personal dan politik.

Artinya adalah bahwa semua pengalaman personal dan pengalaman politik

mengharuskan keduanya dijalankan bersama-sama sebagai upaya menolong

masyarakat membuat koneksi antara pengalaman personal dan politik.

Kedua, membangun hubungan dialogis dengan para anggota masyarakat.

Ketiga,berbagi pengalaman penindasan, dengan cara menyelidiki setiap

pengalaman orang lain tentang apa pengertian dari penindasan, dan bagaimana

orang-orang memahami dan mendefinisikannya, sehingga kesadaran kolektif

dapat berkembang. Gagasan bergerak dari pengalaman individu ke pengalaman

yang terbagi dan selanjutnya kesadaran kolektif menjadi bagian terpenting dari

peningkatan kesadaran.

c) Langkah Pengembangan

Salah satu aspek penting dari proses pengembangan masyarakat adalah

bahwa proses tersebut tidak dapat dipaksakan. Agar proses berjalan dengan baik,
diperlukan langkah yang „natural‟ untuk memulainya, dan untuk mendorong

proses tersebut menyelaraskan dengan langkah tersebut, artinya adalah bahwa

proses merupakan milik masyarakat, bukan milik pekerja, dengan demikian,

proses harus berjalan sesuai dengan langkah yang diinginkan oleh masyarakat.

d) Konsensus

Perspektif konflik dan konsensus yang berbeda telah menjadi sangat

penting dalam konseptualisasi pengembangan masyarakat. Konflik merupakan

bagian masyarakat yang tidak dapat dihidari, justru itu kemampuan untuk

menangani konflik merupakan bagian kerja masyarakat yang sangat penting,

namun demikian perspektif konsensus jauh lebih cocok untuk pengembangan

masyarakat.15

D. Model Pengembangan Masyarakat

Jack Rothman dalam karya klasiknya yang terkenal, Three Models Of

Community Organization Practice (1968), mengembangkan tiga model yang

berguna dalam memahami konsepsi tentang pengembangan masyarakat: (1)

pengembangan msyarakat lokal (locality development); (2) perencanaan sosial

(social planning); dan (3) aksi sosial (sosial action) .16 Paradigma ini merupakan

format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan

konseptualisasi. Dalam prakteknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu

15
Jim Ife dan frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan
Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008), cetakan ke-1, h. 335-362
16
Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2005), h.
42
sama lain, setiap komponennya dapat digunakan secara kombinasi dan simultan

sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.

Tiga Model Pengembangan Masyarakat

PARAMETER PENGEMBANGAN PERENCANAAN AKSI SOSIAL


MASYARAKAT LOKAL SOSIAL
Pemecahan masalah Perubahan struktur
Kemandirian, integrasi dan
sosial yang ada di kekuasaan, lembaga
Orientasi tujuan kemampuan masyarakat (tujuan
masyarakat (tujuan dan sumber (tujuan
proses)
tugas/hasil) proses & tugas)
Ketidakadilan,
Asumsi mengenai Masalah sosial nyata; kesengsaraan, ketidak
Keseimbangan, kurang
struktur masyarakat kemiskinan, merataan,
kemampuan dalam relasi dan
dan kondisi pengangguran,
pemecahan masalah
masalah kenakalan remaja
Ketidaksetaraan
Konflik kepentingan
Asumsi mengenai Kepentingan umum atau Kepentingan yang
yang tidak dapat
kepentingan perbedaan yang dapat dapat diselaraskan atau
diselaraskan; ketiadaan
masyarakat diselaraskan konflik kepentingan
sumber
Konsepsi mengenai
Rationalist-unitary Idealist-unitary Realist-unitary
kepentingan umum
Struktur kekuasaan
Struktur kekuasaan
Orientasi terhadap Struktur kekuasaan sebagai sebagai sasaran aksi
sebagai pekerja dan
struktur kekuasaan kolaborator, perwakilan dominasi elit kekuasaan
sponsor
harus dihilangkan
Seluruh atau
Sebagian atau
Sistem klien atau sekelompok
Masyarakat secara keseluruhan sekelompok masyarakat
sistem perubahan masyarakat, termasuk
tertentu
masyarakat fungsional
Konsepsi
mengenahi klien
Warga masyarakat atau negara Konsumen korban
atau penerima
pelayanan
Peranan Partisipan dalam proses Konsumen atau Pelaku, elemen,
masyarakat pemecahan masalah penerima pelayanan anggota
Aktivis advokasi:
Peneliti, analis, agitator, broker,
Peranan pekerja Pemungkin, kordinator, negotiator
fasilitator pelaksana
sosial pebimbing
program

Mobilisasi kelompok-kelompok Mobilisasi organisasi Mobilisasi organisasi


Media perubahan
kecil formal massa dan politik
Katalisasi dan
Penentuan masalah dan
pengorganisasian
Pelibatan masyarakat dalam keputusan melalui
Strategi perubahan masyarakat untuk
pemecahan masalah tindakan rasional para
mengubah struktur
ahli
kekuasaan
Konflik atau unjuk
rasa, konfrontasi atau
Konsensus dan diskusi
Advokasi, andragogy, tindakan langsung,
kelompok, partisipasi, brain
Teknik perubahan perumusan mobilisasi massa,
storming, role playing,
kebijakan, analis kekuasaan,
bimbingan dan penyuluhan
perencanaan program mediasi, agitasi,
negosiasi,
pembelaan
Sumber: Edi Suharto, Ph.D. (2005)
23
BAB III

TEMUAN PENELITIAN

Letak Kecamatan Guluk-Guluk berada pada paling barat kecamatan yang

ada di kabupaten Sumenep, berjarak sekitar 30 km dari kota Sumenep, berbatasan

dengan Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan. Secara geografis, desa Guluk-

guluk berada di antara 6°00'-7°30' dengan ketinggian ± 117 meter dari permukaan

laut, dengan luas wilayah 1.675.955 ha dari luas kecamatan Guluk-Guluk yang

memiliki lahan seluas 6.691.316 ha.

Wilayah yang cukup luas ini ternyata tidak memberikan harapan

penghidupan bagi masyarakat Guluk-guluk karena susunan tanahnya,

sebagaimana daerah Madura lainnya cenderung terdiri dari batu-batu berkapur

(lime store rock) dan sebagian besar tanahnya berjenis mediteran. Sedangkan

curah hujan rata-rata pertahunnya 2176 mm, dengan jumlah hariannya kurang

lebih 100 hari per tahun.17

A. Gambaran Umum Tentang Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk

Sumenep Madura

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Annuqayah

Pondok Pesantren Annuqayah (PPA) saat ini telah berusia lebih dari 13

dasawarsa,18 secara kuantitatif PP Annuqayah berkembang cukup pesat terutama

sejak dasawarsa 1980-an, dalam usia yang cukup tua dan populasi yang mencapai

hampir enam ribu peserta didik, tentu di dalamnya ada dinamika dan variasi

kegiatan pendidikan yang dilakukan PP Annuqayah.

17
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011
18
Profil Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, diterbitkan oleh
Pusat Data Pondok Pesantren Annuqayah, 12 Juni 2010, h. 1

23
24

Pondok Pesantren Annuqayah yang berlokasi di Guluk-Guluk Sumenep

Madura didirikan pada tahun 1887. Pendirinya K.H. Moh. Syarqawi. Beliau lahir

di Kudus Jawa Tengah. Kyai Syarqawi muda sebelum mendirikan pesantren

pernah menuntut ilmu di berbagai pesantren di Madura, Pontianak, merantau ke

Malaysia, Patani (Thailand Selatan), dan bermukim di Mekah. Pengembaraan

beliau dalam menuntut ilmu tersebut dilakukan selama sekitar 13 tahun.19 Dalam

kiprahnya menyebarkan ilmu, Kyai Syarqawi mula-mula membuka pengajian al-

Qur‟an dan kitab-kitab klasik di Prenduan Sumenep. 14 tahun kemudian, Kyai

Syarqawi bersama dua istrinya dan K. Bukhari (putra dari isteri pertama) pindah

ke Guluk-guluk dengan maksud mendirikan pesantren. Atas bantuan seorang

saudagar kaya bernama H. Abdul Aziz, beliau diberi sebidang tanah dan bahan

bangunan. Di atas sebidang tanah itu, beliau mendirikan rumah tinggal dan sebuah

langgar. Tempat ini kemudian disebut Dalem Tenga. Selain itu, beliau juga

membangun tempat tinggal untuk isterinya yang ketiga, Nyai Qamariyah berjarak

sekitar 200 meter ke arah barat dari Dalem Tenga. Kediaman Nyai Qamariyah ini

kemudian dikenal dengan Lubangsa.

Di langgar itulah Kyai Syarqawi mulai mengajar membaca al-Qur‟an dan

dasar-dasar ilmu agama. Tempat itulah yang menjadi cikal bakal lahirny PP.

Annuqayah. Sekitar 23 tahun Kyai Syarqawi memimpin pesantren Annuqayah.

Setelah Kyai Syarqawi meninggal dunia pada bulan Januari 1911, pesantren

dipimpin oleh putra beliau dari isteri pertama, K.H. Bukhari, yang dibantu oleh

K.H. Moh. Idris dan K.H. Imam. Mulai tahun 1917, kepemimpinan pesantren

dilanjutkan oleh salah seorang putra Kyai Syarqawi, yakni K.H. Moh. Ilyas. Pada

19
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011
masa kepemimpinan Kyai Ilyas inilah, Annuqayah mengalami banyak

perkembangan, misalnya pola pendekatan masyarakat, sistem pendidikan dan pola

hubungan dengan birokrasi pemerintah. Perkembangan lain yang terjadi adalah

ketika pada tahun 1923, K. Abdullah Sajjad, saudara Kyai Ilyas, membuka

pesantren sendiri. Tempat baru itu kemudian dikenal dengan nama Latee, berjarak

sekitar 100 meter di sebelah Timur kediaman K. Ilyas. Sejak K. Abdullah Sajjad

membuka pesantren sendiri, pesantren-pesantren daerah di Annuqayah terus

berkembang dan bermunculan, sehingga sekarang Annuqayah tampak sebagai

“pesantren federasi”. Setelah Kyai Ilyas meninggal dunia di penghujung 1959,

kepemimpinan di Annuqayah untuk selanjutnya berbentuk kolektif, yang terdiri

dari para Kyai sepuh generasi ketiga. Sepeninggal Kyai Ilyas, kepemimpinan

kolektif Annuqayah diketuai oleh K.H. Moh. Amir Ilyas (w. 1996), dan kemudian

dilanjutkan oleh K.H. Ahmad Basyir AS.20

1. Perkembangan Pondok Pesantren Annuqayah

Pondok Pesantren Annuqayah sendiri merupakan pesantren yang

berbentuk federasi.21 (pesantren bagian dalam satu-kesatuan dibawah satu

yayasan) Hal itu dimulai sejak Kyai Abdullah Sajjad, mendirikan pesantren

sendiri yang bernama Latee pada tahun 1923. Inisiatif itu dilakukan ketika

Annuqayah daerah Lubangsa yang didirikan Kyai Syarqawi, tidak mampu lagi

20
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011.
Informasi ini juga penulis peroleh dari penjelasan Moh. Miftahunaim S.H.i (sekretaris I pengurus
yayasan Annuqayah) setelah melakukan kunjungan di kantor yayasan Annuqayah dan wawancara
pribadi dengan beliau pada tanggal, 05 April 2011
21
http://id.wikipedia.org/wiki/Federasi Federasi dari bahasa Belanda, federatie, dan
berasal dari bahasa Latin; foeduratio yang artinya "perjanjian". Federasi dalam pengertian ini
adalah "perjanjian" Kerajaan Romawi dengan suku bangsa Jerman yang menetap di provinsi
Belgia, pada abad ke 4 Masehi. Kala itu, mereka berjanji untuk tidak saling memerangi, tetapi
untuk bekerja sama saja. Dalam pengertian modern, sebuah federasi adalah sebuah bentuk
pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk negara kesatuan.
menampung santrinya. Berdirinya daerah Latee kemudian diikuti oleh berdirinya

daerah-daerah lain. Hingga tahun 1972 Annuqayah sudah terdiri dari lima daerah

yang seluruhnya diasuh oleh keturunan dan menantu Kyai Syarqawi, sebagaimana

pada tabel berikut:

Tabel 1
PERKEMBANGAN DAERAH PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH DARI
PERIODE 1887 – 1972

Nama Daerah Pendiri Tahun Berdiri


Lubangsa KH. Moh. Syarqawi 1887
Latee KH. Abdullah Sajjad 1923
Nirmala K. M. Hasan Bashri 1963
Al-Furqan K. Husein 1917
Lubangsa Selatan KH. Moh. Ishomuddin AS 1972
sumber : dokumentasi buku profile lengkap PP Annuqoyah

Pada tahun 1972, luas areal tanah pesantren hanya sekitar 2,5 ha. Di

atasnya berdiri kurang lebih 150 asrama santri yang hampir seluruhnya terdiri dari

bangunan kecil terbuat dari bambu, dihuni oleh 981 orang santri yang menetap,

diasuh oleh enam orang Kyai dan 44 tenaga pengajar. Juga terdapat 325 santri

kalong yang setiap pagi belajar pada sekolah formal yang terdiri dari tingkat

Ibtidaiyah dan Muallimin. Sebagian besar para santri berasal dari Kabupaten

Sumenep, dan yang lain berasal dari beberapa Kabupaten di Jawa Timur yang

memang berasal dari keturunan Madura. Pada waktu itu Annuqayah memiliki satu

masjid dan tiga mushalla, dua gedung Madrasah dengan enam ruang sederhana,

juga terdapat sebuah kantor dengan dua ruang yang digunakan sebagai kantor

pesantren, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Muallimin, dan sebuah ruang

workshop.22

22
Bank data buku catatan, arsip, dokumentasi PP Annuqayah tahun pelajaran 2003
a. Perkembangan Jumlah Santri Annuqayah Selama 10 Tahun Terakhir

(1978 - 1989)

Selama ± hampir 30 tahun dari tahun 1950 sampai akhir tahun 1970-an,

perkembangan Pesantren Annuqayah sangat lambat. Tidak ada perubahan yang

signifikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Perkembangan Annuqayah

kembali pesat setelah periode itu hingga tahun 1980-an akhir. Perkembangan

jumlah santri dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2
PERKEMBANGAN JUMLAH SANTRI ANNUQAYAH SELAMA 10 TAHUN
TERAKHIR (1978 - 1989)

Tahun Santri Ustadz/Ustadzah Luas Lokasi


1978/1979 981 44 2,5 ha
1984/1985 3.037 167 5 ha
1987/1989 3.543 210 8 ha
Sumber: dokumentasi/arsip-arsip di kantor pengurus PPA

Seiring dengan bertambahnya jumlah pondok daerah yang merupakan

bagian integral dari pesantren Annuqayah. Secara berangsung-angsur datang

masyarakat yang ingin belajar agama bahkan menetap/mondok, sehingga saat ini

Annuqayah telah terdiri dari 26 daerah. Berikut ini data jumlah santri dari daerah-

daerah tersebut.
Tabel 3
JUMLAH SANTRI PP. ANNUQAYAH TAHUN PELAJARAN 2009-2010

Jumlah
No Nama Daerah Pengasuh
Santri
1 PPA Daerah Lubangsa Putra KH. A. Waries Ilyas 807
2 PPA Daerah Lubangsa Putri Ny. Hj. Nafisah 752
3 PPA Daerah Lubangsa Tengan KH. Abbasi 188
Putri
4 PPA Daerah Lubangsa Selatan KH. Moh. Ishomuddin AS 248
Putra
5 PPA Daerah Lubangsa Selatan Ny. Hj. Helyah Ishom 179
Putri
6 PPA Daerah Latee Putra KH. Ahmad Basyir AS 693
7 PPA Daerah Latee II Putri Ny. Hj. Ummamah 538
8 PPA Daerah Latee I Putra KH. A. Basith AS. BA 14
9 PPA Daerah Latee I Putri Ny. Hj. Magfuroh Ihsan 187
10 PPA Daerah Latee Utara Putra KH. Abussiri Ali Mufi 23
11 PPA Daerah Latee Utara Putra- Ny. Maryam mahfoudh 27
putri
12 PPA Daerah Nirmala Putra KH. M. Afif Hasan 214
13 PPA Daerah Nirmala Putri Ny. Hj. Syifa Ilyas 227
14 PPA Daerah Al-Furqan Putra KH. M. Mahfoudh Husaini 32
15 PPA Daerah Al-Furqan Putri Ny. Hj. Arifah AS 43
16 PPA Daerah Karang Jati Putra KH. M. Abdul Basith Bahar 28
17 PPA Daerah Karang Jati Puttri Ny. Hj. Toyyibah 119
18 PPA Daerah Kusuma Bangsa Putra K. M. Hosnan A. Nafi' 9
19 PPA Daerah Kusuma Bangsa Putri Ny. Hj. Salma 30
20 Ppa Daerah Nurul Hikmah Putra KH. M. Tsabit Khazim 5
21 PPA Daerah Nurul Hikmah Putri Ny. Hj. Maltufah Mahfoudh 26
22 PPA Daerah Sumber Al-Anwar Ny. Muyassaroh 2
23 PPA Daerah Sumber Dadduwi KH. M. Muhsin Amir 10
Putri/
24 PPA Daerah Al-Amir Putra KH. Ah. Mutam Mukhtar 10
25 PPA Daerah al-Amir Putri Ny. Hj. Mahtiyah 5
dan Latee Putri, serta Nirmala merupakan pesantren yang pertama kali berdiri, selain karena nama pengasuhnya yang sudah
26 PPA Daerah Al- Anwar Ny. Hj. Fatimah Al-Batul 6
total 4.431
Sumber: Update data PP Anuqoyah Tahun Pelajaran 2009/2010

pengurus pondok didata juga.


Tabel 4
DATA SISWA PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH GULUK-
GULUK SUMENEP MADURA

Tahun Status Jumlah Jumlah Jumlah


No Jenjang Pendidikan Tapel
Berdiri Terakreditasi Siswa Guru Kelas
1 TK Annuqoyah 1986 Terdaftar 52 6 2 2010/2011
2 MI I Annuqoyah 1933 Akreditasi C 71 13 6 2010/2011
3 MD 2 Annuqoyah 1985 Akreditasi B 132 16 6 2010/2011
4 MI 3 Annuqoyah 1970 Akreditasi B 96 16 6 2010/2011
5 MTs I Annuqoyah Putra 1970 Akreditasi B 634 54 17 2010/2011
6 MTs I Annuqoyah Putri 1970 Akreditasi B 654 35 13 2010/2011
7 MTs 2 Annuqoyah 1982 Akreditasi C 54 13 3 2010/2011
8 MTs 3 Annuqoyah 1980 Akreditasi C 221 30 6 2010/2011
9 MA I Annuqoyah Putra 1979 Akreditasi B 574 43 12 2010/2011
10 MA I Annuqoyah Putri 2002 Akreditasi B 854 69 20 2010/2011
11 MA II Annuqoyah 1982 Akreditasi C 260 25 6 2010/2011
12 MAK Annuqoya Putra 1997 Akreditasi B 141 24 3 2010/2011
13 SMA I Annuqoyah 2002 Akreditasi B 312 39 7 2010/2011
14 SMA 3 Annuqoyah 2001 Akreditasi 147 26 6 2010/2011
15 SMK Annuqoyah 2002 Terdaftar 38 17 3 2010/2011
16 STIK Annuqoyah 1996 Akreditasi A 2460 86 16 2010/2011
Jumlah 6710 200 132
sumber : diambil dari dokumentasi pengurus yayasan periode tahun 2006/2010

s Harian dibantu oleh bidang kesekretariatan atau petugas administrasi yang berkenaan dengan unit-unit kegiatan yang ber

khusus pendidikan bahasa asing, pendidikan kepesantrenan, kesehatan dan

lingkungan, pramuka, jurnalistik, pembinaan keterampilan, perpustakaan,

penerbitan, pengabdian masyarakat, dan lain-lain. Ada juga biro yang menangani

pembangunan sarana dan prasarana fisik di lingkungan pesantren.


Dewan pengasuh yang terdiri dari tujuh Kyai sepuh, merupakan jajaran

pimpinan yang memegang kebijakan tertinggi sekaligus membina pelaksanaan

kegiatan pendidikan dan kepesantrenan. Sementara pengurus harian merupakan

pelaksana kebijakan-kebijakan dewan pengasuh, serta mengatur tata tugas dan

pendelegasian tugas melalui organ-organ di bawahnya, menurut aturan

mekanisme kerja yang telah ditentukan.

Pengurus Pusat Pondok Pesantren


Annuqayah Masa Bakti 2006-
2010

DEWAN PENGASUH PENGURUS HARIAN


KH. Ahmad Basyir AS. (Ketua)
KH. Moh. Mahfoudh Husaini Ketua : K. H. A. Hanif Hasan
KH. Moh. Ishomuddin AS. Sekretaris : K. Alawi Thaha
Drs. K.H. Warits Ilyas Bendahara : K. M. Hazmi Masyir
KH. A. Muqsith Idris
KH. A. Basith AS. BA. PENGURUS HARIAN
KH. Abbasi Ali Ketua : K. H. A. Hanif Hasan
Sekretaris : K. Alawi Thaha
Bendahara : K. M. Hazmi Masyir

BIRO-BIRO
Biro Kepesantrenan
Ketua : K. H. Ahmad Syamli Muqsith
Biro Madaris/Satuan Pendidikan Formal
Ketua : K. Moh. Naqib Hasan
Biro Pengabdian Masyarakat
Ketua : K. M. Zamiel El-Muttaqien
Biro Pengembangan Santri
Ketua : K. M. Syauqi Ishom
Biro Informasi, Publikasi Dan Kepustakaan
Ketua : K. H. Muhammad Shalahuddin Warits

2. Yayasan Annuqayah

Lembaga ini didirikan pada tahun 1984. Pada awalnya alasan pendirian

yayasan dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendirikan sekolah tinggi.

Tetapi akhirnya tugasnya diperluas yaitu pada mengelola pendidikan dasar dan

menengah. Selain itu, Yayasan Annuqayah memiliki unit usaha pertokoan, home
industri, peternakan, pertanian dan perkebunan, yang menjadi aset dan sumber

penghasilan yayasan.23

Struktur kepengurusan Yayasan Annuqayah terdiri dari Dewan Pembina

yang beranggotakan Kyai sepuh, Dewan Pengawas, dan Pengurus Harian dengan

dibantu sekretariat dan bidang-bidang. Sejak tahun 2006 ini, Yayasan tidak lagi

mengelola aktivitas pendidikan di lingkungan Annuqayah, tetapi lebih fokus

menangani pengelolaan aset dan usaha yang diarahkan sebagai sumber dana atau

pembiayaan aktivitas pesantren.24

Pengurus Yayasan Annuqayah


Masa Bakti 2006-2010
Dewan Pembina Dewan Pengawas
1. KH. Ahmad Basyir AS. 1. KH. Abd. A`la
2. KH. Moh. Mahfoudh Husaini 2. KH. A. Naufal Ashiem
3. KH. Hamidi Hasan
3. KH. Moh. Ishomuddin AS. 4. KH. Baihaqi Syafiuddin
4. Drs. K.H. Warits Ilyas 5. K. Zainuddin
5. KH. A. Muqsith Idris
6. KH. A. Basith AS. BA.
7. KH. Abbasi Ali
Pengurus Harian

Ketua : H. A. Panji Taufiq


Wakil Ketua : Drs. Taufiqurrahman
Sekretaris : K. M. Ainul Yaqin
Wakil Sekretaris : Muhammad Afnan : Moh. Miftahunaim, S.H.
I. Bendahara : KH. Ahmad Hazim
Wakil Bendahara : H. Asnawi Sholeh

Bidang Pertanahan: Bidang Pertokoan:


1. Fathorrahiem, S. Pd. I. 1. H. Hasbi Musyaffa
2. H. Imam Mahdi 2. H. A. Dauri, S. Ag.
3. H. Helmi Bidang Donatur:
1. Jamal Rowi
2. H. Zubairi
3. Yusri Fath, S. Ag.

23
Profil Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 14
24
Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq (selaku ketua umum pengurus yayasan), masa
bakti 2006-2010
B. Kondisi Sosial Ekonomi dan Karakteristik Ekonomi Masyarakat

Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura

1. Letak dan Keadaan Demogarfi Desa Guluk-guluk

Desa Guluk-guluk merupakan salah satu desa di kecamatan Guluk-guluk,

Sumenep Madura. Lokasinya yang berada di daerah dataran tinggi yaitu pada

ketinggian 300 m dari permukaan laut. Desa ini terletak di sebelah barat daya kota

Sumenep, kurang lebih 24 km. Ditengah-tengah desa ini dibelah oleh sebuah

persimpangan jalan beraspal menuju Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan,

menuju kota Sumenep, dan Kecamatan Pragaan dan Bluto Sumenep Madura.25

Berdasarkan data laporan desa Guluk-guluk dalam angka, luas wilayah

seluruhnya 1.322,174 ha (16,69 Km 2), sudah termasuk tanah teknis, setengah

teknis, pakarangan dan lain-lain. Seperti dalam tabel berikut :

Tabel 5
LUAS DAERAH DESA GULUK-GULUK

No Jenis Tanah Luas Tanah


1 Tanah Teknis 57.000 ha
2 setengah Teknis 50.000 ha
3 pakarangan 335.287 ha
4 Tegalan 12.214,668 ha
5 Lain-lain 12.000 ha
Jumlah 1.322.174 ha
Sumber: Bank data kecamatan guluk-guluk tahun 2010

Penduduk yang menempati atau yang bertempaat tinggal di desa Guluk-

guluk terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang. Motifasi penduduk

pendatang di Desa ini disebabkan usaha dan tugas dinas, sehingga suami atau

istrinya juga ikut menetap, sampai-sampai juga menjadi pegawai di desa ini.

25
Hasil observasi di lapangan, pada tanggal 15 Juli 2011
Sedangkan jumlah penduduk desa Guluk-guluk sebesar 12.502 jiwa yang terdiri

dari 6.679 laki-laki dan 5.823 perempuan (lihat dalam tabel 6)

Tabel 6
DATA PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa)


1 Laki- laki 6. 679
2 Perempuan 5. 823
Jumlah 12. 502
Sumber : data sensus desa guluk-guluk dalam angka tahun 2010

ani, sedang lainnya ada yang menjadi pegawai negeri sipil, ABRI, wiraswasta, pertukangan dan lain-lain. Untuk itu lebih jela

DATA PENDUDUK MENURUT PROFESI

No Mata Pencaharian Jumlah


1 Pegawai Negeri Sipil 134
2 ABRI 16
3 Pedagang 138
4 Petani 7. 516
5 Tukang Kayu/Batu 52
6 Buruh Tani 67
7 Purnawirawan 36
8 Lain-lain 147
Jumlah 8.106
Sumber : data sensus desa guluk-guluk dalam angka tahun 2010

2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Guluk-guluk


MayoritasmasyarakatGuluk-gulukbermatapencaharianpetani (95,124%),selebihnyabekerjasebagaipedagang kecil,pengrajin

bangunan, peternak, pegawai negeri dan lain-lain. Dari luas wilayah desa Guluk-

guluk (1.675.955 ha) dengan lahan yang dipergunakan hampir seluruhnya

(1.329.69 ha) terdiri dari tanah yang tergantung pada kondisi musim dan hanya 94

ha. dari luas tanah pertanian itu yang mendapat pengairan dari sumber mata air

dan sungai, sedangkan curah hujan hanya 1.000 mm/tahun.


Dari kondisi lingkungan alam yang kritis, menjadi salah satu faktor yang

menyebabkan pendapatan perekonomian rata-rata rendah. Selain alasan tersebut,

pendapatan tersebut masih tergantung pada penanaman, perawatan dan keadaan

cuaca yang baik dan normal. Untuk memberikan kepastian pendapatan perkapita

penduduk sulit sekali, namun begitu berdasarkan kenyataan yang ada di daerah

Guluk-guluk, beberapa tokoh masyarakat di daerah ini memperkirakan bahwa

pendapatan rata-rata perkapita penduduk antara 2.250-2.350 kg beras pertahun. 26

atau antara Rp. 18.900.000,- sampai Rp. 19.740.000,- (data desa Guluk-guluk

2010). Dengan pendapatan perkapita seperti ini bisa digolongkan bahwa

masyarakat Guluk-guluk termasuk kedalam kelas menengah kebawah. Di desa

Guluk-guluk sendiri tanaman tembakau merupakan sumber mata pencaharian

yang cukup besar, disamping tanaman musim kering seperti, kacang-kacangan

dan ubi-ubian atau terkadang pula dengan tanaman padi ketika musim penghujan

atau pada lahan yang berdekatan dengan sumber mata air.

3. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat

Sebagai masyarakat yang kuat dan kental dalam mempertahankan

eksistensi agama dan pengalaman agama, yang hal ini tertuang kedalam

kehidupan sosial budaya masyarakat Guluk-guluk, sangat menjunjung tinggi tali

persaudaraan, suka tolong manolong, antar sesama hubungan yang dibangun

saling hormat menghormati, sehingga jalinan komunikasi interaktif selalu terjadi

yang menjurus kepada pertalian erat hubungan persaudaraan, persahabatan,

sehingga nuansa keharmonisan sangat tercermin dalam kehidupan masyarakat

pedesaan.

26
Sumber dari hasil observasi lapangan dan olah data yang ada di Desa Guluk-guluk. Dan
hal ini dibenarkan oleh Bpk. Aminullah, selaku Kepala Desa Di Desa Guluk-Guluk, Kec. Guluk-
guluk, Kabupaten Sumenep Madura.
Bentuk-bentuk ekspresi nilai keagamaan merupakan perwujudan tingkah

laku masyarakat yaitu berakar kuat dalam adat istiadat. Sepanjang tahunnya

masyarakat Guluk-guluk tidak lepas dari dan penuh dengan selamatan-selamatan

islam, selamatan untuk mengenang arwah keluarga yang telah meninggal dunia

(haul), selamatan Kamis atau malam Jum‟at dengan membaca surat Yasin dan

Tahlilan, merupakan suatu yang dianggap cukup sakral oleh masyarakat Guluk-

guluk sendiri.

Terdapat juga tradisi yang dikaitkan dengan nilai keagamaan yang

beranekaragam jenis dan maksudnya, seperti kebiasaan selamatan Tajin Sorah

(bubur ayam) pada bulam Muharram yang merupakan bulan pertama tahun Islam

yang bertujuan mengenang hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Dari Mekkah ke

Madinah. Demikian pula pada bulan berikutnya yaitu selamatan Tajin Sappar

(jenang yang terbuat dari tepung beras) dan selamatan-selamatan lainnya yang

masih bertahan dalam kehidupan masyarakat Guluk-guluk

4. Karakteristik Ekonomi Masyarakat Guluk-guluk Di PP Annuqayah

Dinamika ekonomi masyarakat di sekitar pesantren sendiri terus

berkembang atau dikembangkan, baik masyarakat yang hanya menitipkan barang

dagangan di dalam pesantren, maupun masyarakat yang mendirikan usaha di

sekitar pesantren mulai dalam bentuk usaha toko, warung, warnet, foto copy dan

tempat dagangan lainnya. Potensi ekonomi tumbuh dan berkembang cukup

dinamis. Setidaknya berdasarkan hasil observasi langsung (selama 3 hari berada di

lingkungan pesantren) untuk mengamati usaha-usaha ekonomi yang ada di dalam

pesantren, peneliti menemukan sedikitnya ada 27 unit usaha yang ada dan

berkembang di dalam lingkungan pesantren, baik yang menjadi milik pesantren


sendiri, ataupun dimiliki oleh individu keluarga pesantren. Berikut usaha-usaha

yang ada di lingkungan pesantren diantaranya:

Tabel 8
JUMLAH DAN JENIS USAHA DI LINGKUNGAN PESANTREN ANNUQAYAH

No Usaha Tempat Pemilik


1 Kantin Late Putra Pesantren
2 Koperasi Late Putra Pesantren
3 Kantin Late Putra Individu
4 Rental Komputer Late Putra Individu
5 Foto Copy Sebelah Late Utara II Individu
6 Kantin Selatan Kantor M.Ts masyarakat
7 Koperasi Selatan Kantor M.Ts An- Individu
nuqoyah
8 Kantin Depan blok F lubangsa putra masyarakat
9 Kantin Nirmala masyarakat
10 Rental Komputer Nirmala Individu
11 toko Jalan Masuk Ke STIKA Yayasan
12 warnet sebelah barat toko yayasan Individu
13 Koperasi Lubangsa Selatan Pesantren
14 toko Lubangsa Putri masyarakat
15 Kantin Lubangsa Putri masyarakat
16 Toko Late II Individu
17 Toko Late II Individu
18 Toko Lubangsa Selatan Putri Individu
19 Kantin Lubangsa Selatan Putri masyarakat
20 Kantin kusuma Bangsa masyarakat
21 Toko Nirmala Putri masyarakat
22 Koperasi Sewajarin Yayasan
23 Koperasi Sewajarin Pesantren
24 Koperasi Sewajarin Pesantren
25 Kantin Sewajarin Individu
26 Koperasi Utara Kampus STIKA Putri Individu
27 Koperasi Lubangsa Tengah Yayasan
Sumber : Hasil observasi di lapangan

Dalam keterkaitan tersebut, khusus unit usaha yang menjadi milik


pesantren, pada awalnya memang didanai oleh pengasuh, hanya saja dalam

perkembangan berikutnya, toko atau unit usaha tersebut diserah-kelolakan kepada


pengurus pesantren dan BPM Annuqayah yang hasilnya masuk menjadi kas

pesantren.27

Berdasarkan data yang diperoleh seteleh melakuan observasi di sekitar

pesantren, karakteristik ekonomi masyarakat sekitar pesantren terklasifikasi

menjadi beberapa karakter, sebagaimanama tampak dalam tabel berikut:

Tabel 9
KARAKTERISTIK EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR PESANTREN

No Karakteristik Jumlah Jenis Tempat Usaha


penyuplai dagangan ke dalam
koperasi-koperasi di dalam
1 pesantren (dititipkan ke koperasi) / 18 orang
pesantren
non permanen

mendirikan usaha permanen rumah sendiri atau bangunan


2 11 orang
seperti : toko, counter dan resmi milik sendiri
warung
semi permanen seperti : toko,
3 1 orang
counter dan warung sewa atau kontrak pada pihak lain
Sumber : diolah dari hasil observasi langsung di lapangan

Data pada tabel di atas menjelaskan bahwa karakteristik ekonomi

masyarakat sekitar pondok pesantren Annuqayah terpola menjadi tiga macam

karakter.

1. Penyuplai dagangan kecil ke dalam pesantren

Karakteristik ini terdiri dari elemen masyarakat yang menitipkan barang

dagangan mereka ke dalam pesantren, terutama toko, atau warung-warung

yang berada dalam lingkungan pesantren. Karakteristik okonomi semacam ini,

biasanya dilakukan setiap hari, lebih-lebih saat pagi hari. Hal ini dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan santri sarapan pagi, (gen langgen).28 Yang tersebar

27
Menurut keterangan Kyai Memeng, selaku direktur BPM Annuqayah, putra Kyai
Abdul Basith
28
Gen langgen. Yaitu parebesan madura (bahasa Madura) yang artinya sarapan dengan
memakan makanan yang ringan dahulu,, seperti makan kue dsb.
dalam semua daerah yang ada di dalam lingkungan pondok pesantren

Annuqayah.

2. Mendirikan usaha permanen

Karakteristik ini, dilakukan oleh masyarakat sekitar pondok pesantren

Annuqayah dengan cara mendirikan usaha dagang secara mandiri dan bersifat

permanen, biasanya tempat usaha ini dibuka atau didirikan di dekat-dekat

rumah mereka sendiri. Karakter ekonomi semacam ini dilakukan dengan cara

bermacam-macam, ada toko, warung makan dan lain sebagainya.

3. Usaha semi permanen (bersifat sementara)

Masyarakat yang berada di sekitar lingkungan pondok pesantren Annuqayah,

biasanya mendirikan beberapa jenis usaha, seperti toko, warung makan,

warnet, burjo dan foto copy dengan cara sewa (kontrak) tempat kepada orang

lain. Karakteristik semacam ini rata-rata dilakukan oleh masyarakat yang agak

jauh dari lingkungan pondok pesantren Annuqayah, dan usaha-usaha tersebut

dianggap sebagai salah satu media untuk menggali keuntungan di sekitar

pesantren. Dengan obyek dan konsumen yang sama, yaitu para santri

Annuqayah itu sendiri yang berada di dalam lingkungan pesantren dan

masyarakat yang berada di sekitar pesantren.


BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Sejak terbentuknya Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren

Annuqoyah (BPM-PPA) tahun 1978, suatu lembaga otonom yang berfungsi

sebagai organisai pelaksana pesantren di bidang pengembangan masyarakat. 29

Kegiatan pengembangan masyarakat telah menjadi obsesi Pondok Pesantren

Annuqayah, terutama dalam bidang pengembangan ekonomi, hal itu muncul

setelah melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar pesantren yang sangat

memprihatinkan, dan inilah yang menjadi pilihan dakwah bil hal pesantren.30

Dalam prakteknya BPM-PPA membentuk kelompok-kelompok

masyarakat binaan yang terdiri dari petani, pengrajin dan pedagang kecil dengan

memberikan pendidikan pola-pola pertanian inovatif, keterampilan, serta kredit

bahan pertanian dan insentif modal tanpa bunga. Di samping itu, intensifikasi

BPM-PPA dalam menjalin hubungan dengan masyarakat, yaitu memanfaatkan

media-media komunikasi tradisional masyarakat, seperti kelompok jama‟ah

pengajian Yasinan, kelompok jama‟ah Hadrah bulanan atau mingguan, pengajian

temporer seperti, Maulidan dan Isra‟ Mi‟raj dan sebagainya, untuk menyampaikan

misi-misi pembinaannya. Melalui media ini proses komunikasi tampak sangat

efektif, sebab mengenai kegiatan keagamaan yang terbentuk di desa-desa

memiliki kaitan emosional dengan para kyai-kyai sepuh pesantren Annuqayah.

29
Profil. Pondok Pesantren Annuqoyah, Guluk-guluk Sumenep Madura, diterbitkan oleh:
Pusat Data Pondok Pesantren Annuqoyah, 12 Juni 2010, h. 16
30
Menurut keterangan M. Zammiel El-Muttaqien (selaku direktur eksekutif) BPM-PPA,
Tahun ajaran 2006/2011, pada 03 Maret 2011

39
40

sejak pertama kali dibukanya pengajian untuk masyarakat umum oleh kyai pada

masa awal berdirinya pesantren Annuqayah.31

Secara umum bila diklasifikasikan, ada beberapa kegiatan pokok yang

menjadi consern BPM-PPA adalah:

1 Lingkungan hidup (Penghijauan, Budidaya Lahan Kering, Pengembangan

Kesehatan Swadaya).

2 Pengembangan Ekonomi Masyarakat

3 Pendidikan Kemasyarakatan dan Advokasi.32

Pengembangan masyarakat lapis bawah secara partisipatoris ini bertujuan

untuk menumbuhkan keswadayaan yang merupakan komitmen, sejalan dengan

pembebasan kaum tertindas serta pemberantasan kemiskinan sebagai perwujudan

dakwah bagi kalangan pesantren. Untuk itu yang menjadi fokus analisa penulis

dalam bab IV ini, yaitu tertuju kepada pengembangan ekonomi masyarakat, apa

saja langkah-langkah yang telah dilakukan, bentuk atau program ekonomi seperti

apa yang telah dilakukan oleh Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren

Annuqayah (BPM-PPA) sendiri untuk menunjang program tersebut.

A. Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqayah

Pondok Pesantren Annuqayah merupakan lembaga pendidikan keagamaan

yang memiliki konsern terhadap pengembangan ekonomi dan kemasyarakatan.

Sebagai sebuah institusi, tentunya membutuhkan sumber-sumber ekonomi untuk

menjalankan kegiatannya di samping sebagai upaya pemberdayaan atau

pengembangan ekonomi masyarakat. Adapun bentuk-bentuk pengembangan

31
Menurut keterangan M. Zammiel El-Muttaqien, tanggal, 03 Maret 2011
32
Profil. Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 17
ekonomi tersebut berformulasi pada tiga model pengembangan dengan kegiatan

sebagai berikut:

a) Pengembangan ekonomi internal pesantren yang berada di bawah


pengawasan yayasan

Yayasan Annuqayah sendiri berdiri tahun 1984, pada awalnya alasan

pendirian yayasan dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendirikan sekolah

tinggi, selain mengelola sarana madrasah, yayasan juga mengelola unit –unit

usaha yang menjadi aset dan sumber penghasilan yayasan, disamping dana yang

datang juga dari donatur.33 Adapun bentuk-bentuk usaha pengembangan ekonomi

yang berada di bawah naungan yayasan tersebut baik yang sedang atau belum

berjalan adalah sebagai berikut:

1. Unit Usaha Produktif

Unit usaha pesantren terdiri dari enam ( 4 ) jenis usaha yaitu:


1. Usaha pertokoan
2. Pertanian/perkebunan
3. Peternakan
4. Home industri

Adapun usaha pertokoan tersebut, terdiri dari toko alat-alat sekolah, toko

onderdil, serta toko kelontong yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari.

Seluruhnya terletak di luar lokasi pesantren dan dioperasikan oleh ustadz

pesantren yang sudah berkeluarga dan anggota masyarakat yang menjadi binaan

pesantren.34

Seperti yang dijelaskan saudara Moh. Zainal, (30 Tahun, penjaga toko Al-

Barokah pada tabel IV), yang terletak di pasar Kemis, kec. Guluk-guluk, ia

33
Profil. Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 14
34
Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq, (selaku pengurus harian yayasan Annuqayah),
dan penulis melakukan observasi langsung kelapangan, tanggal, 04 Maret 2011
membenarkan kalau toko yang dijaganya tersebut milik pesantren, menurutnya ia

sendiri dikasih upah dalam menjaga toko tersebut.35 Dan 9 toko lainnya yang

tersebar di beberapa daerah seperti yang tampak dalam tabel berikut:

Tabel 10
Jenis Usaha Pertokoan Pesantren

No Nama Toko Bentuk Dagangan Lokasi


1 Al - Barokah alat-alat sekolah pasar kemis kec. Guluk-guluk
2 Al - Salam alat-alat sekolah pasar Lenteng kec. Lenteng
3 As - sifa kebutuhan pokok pasar kopedi Kec. Prenduan
4 Al - Barokah 2 alat-alat sekolah pasar ganding kec. Ganding
Toko BPM alat-alat sekolah
5 ruberru kec. Prenduan
Annuqoyah & kebutuhan
6 toko al makmur I alat-alat sekolah pasar Lenteng kec. Lenteng
kebutuhan pokok
7 toko al makmur
& alat-alat pasar kemis kec. Guluk-guluk
II
8 toko long onderdil motor pasar Lenteng kec. Lenteng
9 toko pasar sore kebutuhan pokok pasar Brakung kec. Guluk-guluk
Sumber: dokumentasi yayasan Annuqoyah masa bakti 2006/2010
be, jamu dan merica di empat desa di kecamatan Guluk-guluk. Di antaranya berada di desa Lengkong Temor, desa Sumber P

seluas 20 hektar, dan kebun As-sa‟adah seluas 6 hektar. Dari kedua perkebunan

tersebut pada tahun 2010 diperoleh pendapatan sebesar Rp. 5.746.750.36

Tabel 11
35
Hasil observasi di lapangan dan keterangan Moh. Zainal, tanggal: 04 Maret 2011
36
Dokumentasi Yayasan Annuqayah, dan Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq, dan
penulis melakukan observasi langsung kelapangan, tanggal, 05 Maret 2011
Jenis Usaha Perkebunan

No Nama Perkebunan Tahun Hasil


perkebunan assalam dan
1
perkebunan as-sa'adah 2005 Rp. 3.668.350
= 2006 Rp. 4.228.422
= 2007 Rp. 4.423.270
= 2008 Rp. 4.748.320
= 2009 Rp. 5.227.120
= 2010 Rp. 5.746.750

Di bidang peternakan terdiri dari ternak ayam ras, kambing dan buras yang

terdapat di tiga kecamatan di Sumenep. Masing di kecamatan Pragaan; ternak

ayam buras dikelolakan kepada Moh. Zuhri, dengan jumlah 25 ekor ayam. Di

kecamatan Guluk-guluk sendiri ternak ayam ras (ayam petelur) dikelolakan

kepada Bapak. Subhan, sebanyak 127 ekor, dengan penghasilan rata-rata tiap 2

minggu panen mancapai Rp. 114.300.00, Yang lain adalah ternak kambing

berlokasi di desa ganding, dan dikelolakan kepada Bapak. Jauhari sebagai

distributor, pengelolanya dikhususkan kepada warga yang janda dan anak yatim.

Jumlahnya semua sebanyak 15 ekor kambing, pada saat pertama kali usaha ini

dirintis pada tahun 2004 sampai tahun 2010 sudah menjadi 33 ekor kambing,

dengan satu kali jual pada 2009, dan dana yang masuk pada waktu itu kurang

lebih Rp. 4.350.000.00,37

Adapun kegiatan usaha home industri sejak didirikannya Pusat Inkubator

Agrobisnis Pondok Pesantren Annuqayah tahun 1999, bekerjasama dengan

Departemen Perhutanan RI. Jenis produksinya yaitu gula merah (gula siwalan),

Jubathe (makanan khas Sumenep yang bahan utamanya adalah gula merah).

kripik

37
Dokumentasi Yayasan Annuqayah, dan hasil wawancara dengan H. Asnawi Sholeh
(selaku wakil Bendahara yayasan Annuqayah 2006/2011) dan dibenarkan oleh K. M. Zamiel el-
Muttaqien, sebagai Kepala Biro Kesehatan Lingkungan dan Pengabdian Masyarakat, PP
Annuqayah masa bakti 2006/2011. tanggal, 06 Maret 2011
singkong dan kripik pisang, rengginang, seluruh jenis produksi sudah berjalan.

Kecuali tape dan emping jagung yang masih dalam rintisan.38

2. Unit Usaha Di Bidang Jasa

Menurut H. A. Panji Taufiq, untuk usaha dalam bentuk jasa ini yaitu

berupa jasa angkutan; usaha ini di rintis sejak tahun 2005 silam sampai sekarang

masih, dan sudah berhasil mengoprasikan 6 (enam) unit mobil station (mobil jenis

angkutan umum Mitsubishi) dengan trayek perjalanan jarak tempuh antara Guluk-

guluk sampai kecamatan Prenduan, dan Guluk-guluk sampai kecamatan Ganding.

Dan mini buss, trayeknya Sumenep sampai Kamal Madura (pelabuhan perak)

Surabaya. Katanya dalam usaha ini, pemasukan tiap bulannya berkisar ± Rp.

2.470.000.00, sudah dipotong biaya oprasional.39

Yang lain berupa satu unit Wartel (tapi sekarang sudah tutup) yang

awalnya juga terletak di luar pesantren, sekarang berganti ke warnet; (1) warnet

yang berada di pondok lubangsa, (2) warnet yang berada di pondok sewajarin (3)

warnet baru di Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (STIKA), Sebelumnya

jaringan internet yang dimiliki STIKA ini, beberapa bulan yang lalu hanya

digunakan untuk kepentingan STIKA saja tidak untuk umum. Warnet STIKA

dibuka sejak Kamis (25/03). Mahasiswa yang menggunakan fasilitas internet ini

mendapatkan diskon sebesar 50 persen. Tarif internet di Annuqayah biasanya

3.000 rupiah per jam, tetapi karena didiskon sehingga menjadi 1.500 /jam

38
Hasil wawancara dengan dengan Bapak. Amir Thaha, sebagai pengurus Biro
Pendidikan Keterampilan dan Kewirausahaan PP. Annuqayah masa bakti 2006/2010, tanggal, 06
Maret 2011
39
Menurut penjelasan H. A. Panji Taufiq, tanggal, 07 Maret 2011
demikian juga tarif rentalnya. Masa promosi ini hanya berlaku sampai 31 Maret

2010.

Menurut Faiz, operator warnet STIKA, diskon diberikan atas usul K.H. A.

Syamli Muqsith, karena beliaulah yang menangani warnet ini. Nanti setelah habis

masa diskon, tarif akan berlaku sebagaimana biasa. Faiz juga menuturkan bahwa

pengadaan warnet ini dimaksudkan agar mahasiswa tidak sulit di dalam

mengerjakan tugas-tugasnya.40 Tentunya mahasiswa cukup puas dengan adanya

fasilitas warnet ini, seperti yang diungkapkan Suryadi, mahasiswa semester IV

jurusan Tafsir Hadits STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura sebagai

berikut;

“Saya cukup puas dengan layanan internet di sini, aksesnya cukup


cepat dan murah lagi”.41

Hal senada diungkapkan oleh Zuhdi, mahasiswa jurusan PAI, yang


mengatakan bahwa pelayanan warnet ini cukup memuaskan. “Saya kurang
tahu apakah karena masih baru semua fasilitasnya,” tuturnya sambil
tersenyum.42

b) Pengembangan ekonomi masyarakat (eksternal pesantren) yang


berada di dalam dan di luar pesantren

Selain pengembangan ekonomi yang telah dilakukan oleh internal

pesantren sendiri dibawah naungan yayasan PP. Annuqayah seperti yang telah

digambarkan di atas, berikutnya adalah pengembangan ekonomi masyarakat

eksternal pesantren yang berada di dalam dan di luar pesantren Annuqayah

sendiri. Jenis dan bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat eksternal
40
Hasil observasi langsung di lapangan, diambil dari keterangan Faiz, (operator warnet
stika), pada tanggal, 07 Maret 2011
41
Wawancara langsung di lapangan dengan Suryadi, (mahasiswa jurusan Tafsir Hadist),
di STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, angkatan Tahun 2010/2011, pada tanggal,
07 Maret 2011
42
Wawancara langsung di lapangan dengan Zuhdi, (mahasiswa jurusan PAI), di STIKA
Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, angkatan Tahun 2010/2011, pada tanggal, 07 Maret
2011
pesantren dalam mengembangkan ekonominya tersebut untuk lebih jelasnya

seperti yang ada dalam data berikut:

Tabel 12
Jenis/bentuk usaha masyarakat di dalam lingkungan pesantren
(sebagai suplier)
No Nama Penjual Bentuk Dagangan Omset Perhari Harga
1 Ibu Lut Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
2 Ibu Im Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
3 Ibu Cecek Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
4 Ibu Sute' Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
5 Ibu Sami Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus
6 Ibu Farhah Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus
7 Ibu Im Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus
8 Ibu Arsina Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus
9 Ibu Erna Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus
10 Ibu Im Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
11 Ibu Suja Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
12 Ibu Ram Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
13 Ibu Tur Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
14 Ibu Lisa Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
15 Ibu Imam Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
16 Ibu Erna Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah
Sumber: diolah dari data hasil observasi langsung di lapangan
pesantren Annuqayah. Makanan ringan tersebut dititipkan di kantin dan koprasi yang ada di dalam pesantren, atau di tera

dengan 16 suplier.

Menurut keterangan Ibu Sami, salah seorang penjual nasi bungkus

menjelaskan, bahwa rata-rata dari harga barang yang ditentukan oleh pedagang,

pihak pesantren mendapatkan keuntungan 1% (atau mendapatkan keuntungan Rp.

100/jenis barang dagangan dari harga asal. Apabila barang seperti nasi bungkus
yang dititipkan mencapai 50 bungkus dan habis sekaligus , berarti pihak pesantren

akan mendapatkan keuntungan Rp. 5000 untuk jenis dagangan nasi bungkus dan

gorengan, dan 10.000 pada jenis dagangan kerupuk pada setiap harinya.43

Tabel 13
Jenis/bentuk usaha masyarakat di luar (sekitar) lingkungan pesantren
Bentuk Omset Kotor Keuntungan/ha Prosentase
No Nama Penjual
Dagangan Perhari ri Pembeli/hari

Warung warga dan sebagian


1 Ibu Mun ± Rp.150.000 ± Rp.30.000
Makan kecil para santri
warga sekitar,
Adam Budi Warung ± Rp.150.000 - ± Rp.45.000-
2 masyarakat umum
Budiono Makan 200.000 60.000
dan sebagian santri
santri senior, dan
Toko Baju,
3 Lizamah ± Rp.500.000 ± Rp.50.000 santri umur 20
dll
tahunan
30% pembeli dari
± Rp.30.000-
4 Mufid Counter (HP) ± Rp.150.000 santri dan
50.000
mahasiswa STIKA
Masyarakat luar dan
Warung ± Rp.50.000-
6 Adlan ± Rp.12.000 sebagian kecil dari
Kopi 75.000
unsur santri

Masyarakat,
Warung
sebagian kecil dari
7 Syaifurrahman sayur-mayur, ± Rp.150.000 ± Rp.15.000
kalangan mahasiswa
dll
dan santri

Toko obat-
obatan,
bahan-
santri dan
8 Wiwi bahan ± Rp.150.000 ± Rp.65.000
masyarakat umum
dapur, sayur
mayur dan
snack
Toko,
berjualan Masyarakat umum
9 Zuhairi parfum dan ± Rp.97.000 ± Rp.15.000 dan sebagian kecil
perlengkapa dari kalangan santri
n mandi

Toko minyak
masyarakat sekitar,
10 Arief tanah, Gas ± Rp.75.000 ± Rp.20.000
sebagia kecil santri
dll.
Sumber : data diolah dari hasil observasi langsung di lapangan

Dari dua tabel di atas, jelas menunjukkan bahwa setiap karakteristik

ekonomi masyarakat sekitar pesantren, memiliki perbedaan bentuk usaha ekonomi

yang dikembangkan oleh masing-masing masyarakat. Dalam tabel 12 misalnya

menunjukan jenis pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat yaitu

43
Wawancara langsung di lapangan dengan Ibu. Sami (37 Tahun, penjual nasi bungkus),
tanggal, 07 Maret 2011
jenis usaha dengan karakteristik sebagai suplier makanan dengan cara menitipkan

barang dagangan ringan (nasi, gorengan dan snack) ke dalam pesantren.

Usaha tersebut menjadi sumber mata pencaharian mereka, sama juga

dengan masyarakat yang mempunyai jenis usaha permanen di sekitar pesantren

seperti yang diungkapkan oleh Syaifurrahman (38 tahun) pedagang sayur-mayur

dan barang-barang kebutuhan santri lainnya. Menurut pengakuannya:

“saya kalau buka mulai pukul 05.15 pagi sampai pukul 04.35
WIB. Dalam setiap hari saya dapat menjual barang dagangan berkisar ±
Rp. 150.000 perhari dengan keuntungan bisa mencapai ± Rp. 15.000. saya
mengakui berjualan di sekitar pesantren sangat mempengaruhi terhadap
keberadaan ekonomi keluarga saya, karena hampir semua kebutuhan
keluargan saya bersumber pada satu-satunya mata pencaharian saya ini,
walaupun yang banyak membeli dagangan saya bukan dari kalangan
santri, saya seneng karena disini rame lokasinya”.44

c) Pengembangan ekonomi bersama (pesantren dan masyarakat)


beroperasi di bawah pengawasan BPM. PP. Annuqayah

Menurut keterangan M. Zamiel El-Mutaqien, dalam memfokuskan

pengembangan ekonomi masyarakat ini. BPM-PPA mempunyai bentuk-bentuk

usaha yang telah dirintisnya. Usaha yang dilakukan tersebut antara lain adalah

kegiatan usaha bersama (UB) dimana usaha bersama ini berkenaan langsung

dengan masyarakat. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya anggota

masyarakat yang menjadi korban rentenir, karena terdesak kebutuhan kemudian

mereka menggadaikan tanahnya atau pohon kelapanya dan tidak bisa menebusnya

kembali, sehingga mereka semakin menderita karena kehilangan mata

pencahariannya.45 Bentuk-bentuk usaha bersama yang dilakukan antara lain:

44
Hasil wawancara pribadi dengan Syaifurrahman (warga sekitar PP An-nuqoyah) pada
tanggal, 12 Maret 2011.
45
Data diperoleh dari hasil observasi di lapangan dan dari keterangan M. Zamiel El-
Muttaqien, tanggal, 13 Maret 2011
koperasi pengadaan pupuk (melayani kebutuhan pupuk petani setempat). Usaha

bersama pengrajin tikar, transportasi, perkebunan, toko atau ternak sapi.

Menurut Bapak Zainullah, selaku ketua untuk usaha pengadaan pupuk,

bentuk kinerjanya BPM-PPA dan masyarakat menjalankan sistem tabungan uang,

tagihannya tiap bulan sekali dengan akad tabungan sukarela, dalam satu bulan

tagihan tersebut bisa terkumpul uang 250.000 – 400.000, uang yang terkumpul

dipegang M. Zamiel El-Muttaqien, (direktur eksekutif BPM). Usaha ini sudah

berjalan dari Tahun 2004 yang lalu, dan dalam 1 tahun bisa membeli pupuk 2

sampai 3 kali beli, pupuknya di simpan di gudang milik BPM sampingnya rumah

Bapak Zainullah kira-kira 250 M. Ke arah barat dari pesantren. 46 Ditanyakan

bagaimana responnya terhadap bentuk usaha ini, Bapak Zainullah mejelaskan:

“Alhamdulillah. secara pribadi saya sangat terbantu dengan adanya


kerjasama ini, rata-rata petani disini juga senang dengan ini, masalah
pupuk sudah bisa teratasi, jadi petani gak usah kerepotan lagi, ini aja masi
ada stok sekitar 10 ton pupuk ini”.47

Kemudian untuk bentuk usaha pengrajin tikar ini, BPM-PPA

mempercayakan kepada Ibu. Baisuri (janda 45 tahun) untuk mengurusinya, mulai

dari mendistribusikan modal dan mengarahkan pengrajin tikar. Kebetulan Ibu

Baisuri sendiri bisa dikatakan ahli dalam mengayam tikar, hasil ayamannya bagus,

karena ia sudah lama menggeluti bisnis ini, kerjasama dengan BPM ini berjalan

dari tahun 2002 yang lalu.

Menurut Ibu Baisuri, sekarang ini ada 11 orang yang dibina dan dimodali

oleh BPM untuk mengayam tikar, mereka dibelikan bahan tikarnya (daun lontar,

atau daun siwalan), karena jualnya itu hanya 1 tahun satu kali, yaitu saat musim

46
Data diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dan keterangan Bapak.
Zainullah (39 tahun), tanggal, 15 Maret 201
47
Wawancara pribadi dengan bapak Zainullah, pada tanggal,15 maret 2011
tembakau tiba, jadi tikar yang dihimpun sampai berkodi-kodi tikar di rumah

warga. Setelah panin pembagian hasilnya diambil modal dulu, hasilnya dibagi 2

dengan pengayam.48 Seperti yang dijelaskan oleh ibu. Sulihah (46 tahun), berikut:

“engki ce‟asokkorah kauleh nak, napah pole se ekalakoah


ce‟rengan la towah engak engko reyah, engki eberrin kalakoan soro
ngangki teker bi ponduk ontong rajeh, pedenah bi kauleh ekabelleh emas
5gr eyangkuy cucu”.49

Artinya: “bersyukur banget nak.. apalagi yang bisa dikerjakan


orang tua seperti saya, ya dikasih pekerjaan oleh pondok, keuntungan
besar bagiku, hasilnya dibelikan emas 5gr, sama saya, sekarang dipake
cucu.

Hal di atas dibenarkan oleh ibu. Asmad (48 tahun), menurtnya:

“iyeh lakar le‟ engko esoro ngangaki teker bi ibu Baisuri,


ca‟an din ponduk koah.. iyeh ande engko.. pole keng cet ta‟andi kalakoan,
nyaman ka engko.. eperrien hasellah pole teng la ejuel ollenah tekerah,
napah ce‟rengan takusa melleh rakara, cet laesadiyeaki bi ponduk, kun
kareh ngangki,”.50

Artinya: “benar emang.. saya disuruh ngayam tiker oleh bu,


Baisuri, katanya punya pesantren.. ya saya mau, apalagi memang
nganggur gak punya pekerjaan, enak saya, dikasih hasilnya lagi kalau
udah dijuel tikernya, enak gak usah beli daun lontarnya, emang uadh di
sediakan oleh pondok tinggal ngayam”.

Selanjutnya yaitu usaha ternak sapi, dengan bentuk transaksi yaitu; pihak

pesantren yang membeli sapinya, kemudian disalurkan kepada kelompok

masyarakat, dalam hal ini BPM-PPA hanya mempunyai satu kelompok ternak

sapi (yaitu kelompok assa‟adah), dengan prosentase sistem pembagian hasil sesuai

dengan yang ada dalam tabel 14 di daftar lampiran berikut :

48
Data di peroleh dari observasi langsung di lapangan, dan dibenarkan oleh Ibu Baisuri
selaku orang kepercayaan Pesantren dalam bidang usaha ini
49
Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sulihah, warga yang dibina sekaligus dimodali
BPM-PPA sebagai pengrajin tikar, tanggal, 16 Maret 2011
50
Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Asmad, warga yang dibina sekaligus dimodali
BPM-PPA sebagai pengrajin tikar, tanggal, 16 Maret 2011
Bidang usaha selanjutnya yang sedang dijalani oleh BPM-PPA yaitu usaha

di bidang transportasi, dari 6 mobil jenis angkutan umum yang telah dioperasikan

oleh PP Annuqayah, 2 di antaranya adalah punya BPM, dioperasikan oleh Bapak

Murawi dan Abd. Ghani, dengan jarak tempuh trayeknya antara Pasar Prenduan

sampai Pasar Ganding, adapun sistem bagi hasilnya yaitu sistem setoran dan pihak

BPM tidak ada patokan pemasukan yang harus disetor tiap harinya, hanya saja

pesantren mengambil 30% dari pendapatan tiap harinya setelah dipotong biaya

operasional. Dalam hal ini M. Kamal Akhyari, menjelaskan:

“betul..!! dan itu sangat menguntungkan menurut saya bagi sopir


tentunya.. karena memang tujuan utama BPM membeli mobil angkutan
umum tersebut, ya.. selain betuk pengembangan ekonomi BPM sendiri,
yaitu bertujuan membantu masyarakat yang taraf ekonominya lemah dan
tidak punya pekerjaan, untuk menolong keluarganya, itu tujuan utama
kita”.51

Berkaitan dengan hal di atas Bapak Murawi, membenarkan:

“bener mas..!! memang hanya ini pekerjaan saya, dan ini menjadi
tumpuan ekonomi saya untuk menghidupi keluarga saya, mau kerja
apalagi orang saya haya tamatan SD aja mas.. pesantren sangat membantu
saya, apalagi bayaran yang harus disetorkan saya kepada pesantren tidak
ada potongan.. misalnya harus 100.000 perhari atau brapa gitu..
sedapetnya aja, malah lebih banyakan ke saya yang masuk uangnya
ketimbang ke pasantren”.52

B. Kontribusi Pengembangan Ekonomi Terhadap Internal Pesantren


Annuqayah Dan Masyarakat Sekitar

Dalam bentuk-bentuk pengembangan ekonomi tersebut di atas yang telah

dilakukan oleh pesantren Annuqayah sendiri ataupun masyarakat sekitar

pesantren, disini ada kontribusi tersendiri bagi pesantren dan masyarakat di sekitar

51
Hasil observasi di lapangan dan keterangan M. Kamal Akhyari, (staf administrasi dan
keuangan), BPM-PPA. Pada tanggal, 17 Maret 2011
52
Wanwancara dengan Bpak Murawi, (sopir dari mobil angkutan umum milik BPM-
PPA), pada tanggal, 18 Maret 2011
pesantren, dimana kontribusi tersebut dibedakan kedalam dua kategori yaitu,

kontribusi untuk internal pesantren, dan kontribusi untuk masyarakat sendiri.

a) Kontribusi Untuk Internal Pesantren

Setelah melakukan observasi dan wawancara di lapangan menurut

pengamatan penulis, kontribusi pengembangan ekonomi sendiri untuk internal

pesantren bisa dikelompokan kedalam dua kategori berupa;

1. Fisik

Pada kenyataannya pembangunan serana prasarana pesantren sendiri

sekarang terbilang memang cukup pesat, sewaktu penulis melakukan penelitian

pada bulan Maret 2011 yang lalu, penulis melihat pondok Late Putra 1 sedang

direnovasi, selain karena memang tekstur bangunannya yang usianya terbilang

cukup tua, terlihat dari adanya retak-retak pada tembok, ada kusen yang dimakan

rayap, gentingnya yang menua, gampang pecah, juga sudah berwarna hitam.

Menurut keterangan M. Zamiel El-Muttaqien, kontribusi pengembangan

ekonomi terhadap internal pesantren, baik pengembangan ekonomi yang berada di

bawah pengawasan yayasan atau BPM sendiri pada tahun ajaran 2006/2011 ini

secara fisik berwujud gedung ini (gedung perkantoran BPM lt. 2). Secara eksplisit

ia menjelaskan;

“iya.. gedung perkantoran untuk BPM ini dibangun pada tahun


2007 kemarin, tepatnya peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 09
November 2007 dan dana yang digunakan murni dari alokasi hasil
pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh pesantren ini, tidak ada
bantuan sama sekali, dari membeli bahan bangunannya sampai membayar
ongkos tukangnya, bagus kan.? menurut yang saya ketahui sih.. hanya
kantor ini yang murni dibangun dengan dana hasil pengembangan
ekonomi yang telah dilakukan pesantren selama ini”.53

53
wawancara pribadi dengan Ust. M. Zamiel El-Muttaqin, selaku administratur umum
BPM-PP Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 26 Maret 2011
Berkaitan dengan hal tersebut di atas KH. A. hanif Hasan menambahkan;

“iya bener mas.. untuk pembangunan gedung itu ya.. memang gak
ada sedikitpun pengurus BPM minta ke yayasan, gedung itu dibangun
dengan dana hasil pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM sendiri
selama ini, yang telah dikumpulkan oleh pengurus sekarang. Tapi..! bahan-
bahan bangunannya gak beli semuanya kok mas.. sebagian ada donatur
yang nyumbang, setahu saya ada yang nyumbang semen satu ton dan kayu
plafon. Baguslah”.54

Ustadz Muhammad Affan juga manambahkan;

“ya.. kalau kontribusinya sih.. yang berbentuk fisik ya gedung ini


mas.. gedung ini dibangun dengan dana yang telah dihasilkan oleh BPM
melalui pengembangan ekonomi, ini satu bukti mas kalau pesantren sudah
bisa mandiri sekarang dari segi pembangunan ya.. saya harapkan
kedepannya semakin hidup dan besar kontribusi pengembangan ekonomi
yang dilakukan pesantren ini”.55

Dalam hal ini Ustadz. M. Kamil Akhyari, juga menambahkan;

“betul mas.. salah satu kontribusi besar pengembangan ekonomi


yang dilakukan oleh pesantren terhadap internal pesantren sendiri adalah
membangun gedung ini, gedung ini tidak dibantu yayasan atau pemda lo
mas.. ini hasil jerih payah kepengurusan sekarang yang sudah berbakti
terhadap pesantren ini, saya salut sama temen-temen kepengurusan
sekarang, mereka bener-bener bekerja dan ini hasilnya. Ya.. bantuan dari
donatur sih ada emang berupa semen dan kayu flafon, saya akui itu.. tapi
secara keseluruhan ya gedung ini hasil dari dana pengembangan yang telah
dilakukan oleh pesantren. tidak itu saja lho.. komputer, dan langganan
koran ini juga memakai biaya dari uang hasil itu lho mas”.56

Total Aset BPM-PP Annuqayah Tahun 2010

Jenis Barang Jumlah Keterangan


Uang Rp. 12.973.000 ada di kas BPM
ternak (sapi dan Rp. 23.732.000 masih dikelola di
ayam) masyarakat
toko Rp. 31.521.000 masih dikelola
Usaha lainnya Rp. 29.110.000 masi dikelola
Total Rp. 71.137.000
Sumber : berdasarkan laporan keuangan pada bulan Juni 2010

54
wawancara pribadi dengan KH. A. Hanif Hasan, selaku ketua pengurus pondok
pesantren Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 28 Maret 2011
55
wawancara pribadi dengan ustadz. Muhammad Affan, selaku staf program pesantren
mandiri, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 29 Maret 2011
56
wawancara pribadi dengan ustadz. M. Kamil Akhyari, selaku staf administrasi &
keuangan, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 29 Maret 2011
2. Non fisik

Menurut keterangan M. Zamiel El-Muttaqin, Kontribusi pengembangan

ekonomi yang dilakukan oleh pesantren Annuqayah terhadap internal pesantren

sendiri yang berupa non fisik sejauh ini sangat minim sekali hanya cukup pada

membantu kesejahteraan guru dan pegawai BPM sendiri, misalnya membantu

nyumbang transportasi guru yang berdomisili jauh dari pesantren, dan

memberikan uang saku kepada pegawai BPM tetapi bukan gaji, sebatas uang

membeli makan dan rokok saja.

Hal di atas dibenarkan oleh M. Kamil Akhyari, menurutnya;

“gini mas.. diakui atau tidak kalau kontribusi pengembangan


ekonomi untuk internal pesantren yang berupa non fisik sejauh ini, hanya
itu menurut saya, tapi membantunya juga sedikit lo mas. kadang-kadang
lagi, umpanya ada yayasan yang minta ya.. kita kasih kalo gak diminta ya
kita diem aja. Masalahnya uang yang masuk di BPM ini kan masih mau
dikelola lagi, untuk optimalisasi program BPM sendiri gitu”.57

Selain itu, K.M. Hazmi Basyir juga menjelaskan;

“oh masalah itu. kontribusi pengembagan ekonomi untuk


pesantren,, ia mas ada memang sebagian uang untuk kesejahteraan guru
yang di ambil dari uang hasil pengembangan ekonomi, tapi itu tidak
banyak kok mas.. paling untuk transportasi guru-guru yang jauh aja,
walaupun itu sebenarnya tanggung jawab yayasan dan saya sendiri sebagai
pengurus pondok pesantren, bukan BPM karena BPM ini kan kita
proyeksikan untuk fokus ke hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat,
untuk lebih jelasnya mas tanya sama kyai zamiel ya”.58

b) Kontribusi Untuk Masyarakat Sekitar

Kontribusi pondok pesantren terhadap masyarakat sekitar dalam bidang

pengembangan ekonomi ini sangat jelas terlihat dalam bidang mu‟amalah, dan

sosial yang meliputi di antaranya:

1. Kontribusi pengembangan ekonomi dalam bentuk pengelolaan toko


57
wawancara pribadi dengan ustadz. M. Kamil Akhyari, pada tanggal, 29 Maret 2011
58
wawancara pribadi dengan K.M. Hazmi Basyir, selaku bendahara pondok pesantren,
pada tanggal, 02 April 2011
Dari hasil survey di lapangan peneliti menemukan sedikitnya ada 8 toko

yang beroperasi di bawah pengelolaan dan pengawasan BPM-PPA Annuqayah

dengan bentuk dan model pengembangan yang berbeda; dimana bentuk dan

model pengembangannya di kelolakan kepada santri senior atau abdi dalem

rumah kyai sendiri yang dipercayakan untuk menjaganya, dan dengan aktif

pengurus BPM-PPA bahkan kyai sendiri terjun langsung, kroscek ke toko

tersebut.

Ke-8 toko tersebut, 7 diantaranya berada di pondok Late Putra “1, selatan

kantor M.Ts Annuqayah 1, Lubangsa Selatan 1, berada di Sewajarin 3, berada di

utara kampus STIKA Putri 1, dan di Lubangsa Tengah 1. Ke-7 koperasi ini

beroperasi di dalam lingkungan pesantren sendiri, dan 1 koperasi lagi

dioperasikan di luar lingkungan pesantren, tepatnya berada di dusun Sumber

Pandan, Kec. Prenduan, dengan nama Toko BPM- Annuqayah, dikelola langsung

oleh alumni PP. Annuqayah sendiri yang bernama Abd. Rahem. Isi tokonya

bermacam-macam mulai dari mesin foto copy, jual bensin eceran, snack dan

perlengkapan sekolah lainnya.

Menurut pengakuan Bapak Abd. Rahem, toko BPM-Annuqayah ini

didirikan pada tahun 1997, dan sampai sekarang masih ada. Bagi Abd Rahem

sendiri dan keluarganya toko ini menjadi tumpuan penghasilannya, dengan

dipercaya mengelola toko ini kontribusinya sangat nampak sekali. Dari

penghasilan tersebut, Bapak Abd Rahem sekarang bisa membeli mobil angkutan

sendiri. Katanya dari mana lagi kalau bukan dari hasil toko ini dan barokah dari

guru-guru saya, beliau menambahkan, dan menurut keterangannya:

“ awalnya saya hanya tukang bengkel motor kecil-kecilan, setelah


mengelola toko ini, alhamdulillah sekarang kehidupan saya secara
ekonomi ada penigkatan dan bengkel saya bisa semakin berkembang, dan
sumbangan toko yang saya kelola ini untuk pesantren sendiri.. ya.. yang
nampak dengan hasil toko ini, saya dan pengurus BPM-PPA sepakat untuk
membeli mobil Metsubishi pick up, dan mobil ini disewakan, juga untuk
mengangkut keperluan pesantren sendiri”.59

2. Kontribusi pengembangan ekonomi dalam bentuk pengelolaan pertanian

Pada bidang ini, BPM-PPA menyalurkan dana pinjaman kepada petani

yang dianggapnya memang membutuhkan pertolongan, dana pinjaman ini

dinamai kredit usaha tani (KUT) dimana masyarakat yang mau pinjem uang

modal kepesantren tidak dibebankan bunga tambahan setelah pengembalian

modal tersebut. Tapi menurut keterangan M. Lukman selaku pengurus BPM-PPA

kerjasama ini sudah tidak berjalan lagi. Menurut penuturannya:

“iya memang.. kontribusi pesantren terhadap masyarakat di bidang


ini, untuk kepengurusan sekarang memang lagi off, ini dikarenkan sejak
pesantren mau membangun gedung baru BPM-PPA, dananya sebagian
mengambil dari dana yang mau disalurkan kemasyarakat untuk KUT
tersebut.. dan modal yang sudah ada ditangan masyarakat,, Alhamdulillah
sudah kumpul semua dan Insya Allah kalau tidak ada kendala lagi KUT ini
akan diteruskan karena masyarakat merespon positif”.60

Ust. Abd Ghaffar menambahkan..

“masyarakat sangat antusias dengan KUT ini, gimana tidak


sebelumnya masyarakat kan kalau pinjem modal ke Bank, dan pinjeman
itu berbunga.. ia kalau habis panen petaninya untung, kalau rugi gimana..?
malah bisa bangkrut petaninya.. makanya pesantren mengadakan KUT
tersebut”.61

59
observasi langsung di lapangan sekaligus wawancara pribadi dengan Bapak. Abd.
Rahem, sebagai pengelola toko BPM-PPA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura. Pada
tanggal, 09 Maret 2011
60
wawancara pribadi dengan Ust. Lukman Hakim, selaku pengurus Staf Program Desa
Sejahtera di BPM-PPA Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 10 Maret 2011
61
wawancara pribadi dengan Ust. Abd Ghaffar, selaku Manager Komunikasi &
Pengembangan Sumberdaya, di BPM-PPA Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 12
Maret 2011
3. Kontribusi pengembangan ekonomi dalam bentuk pengelolaan perkebunan

Pada bidang perkebunan ini, yayasan dan BPM-PP Annuqayah memiliki 2

perkebunan yaitu perkebunan As-salam dan As-sa‟adah yang ada di Prancak

Pasongsongan dan Sumber Pajung, menurut keterangan Ach. Sunandar dalam

pengelolaannya BPM dan Yayasan melibatkan langsung masyarakat sekitar

perkebunan yang diamanatkan untuk menjaga perkebunan oleh pesantren.

Untuk kebun As-salam dipercayakan kepada Bapak. Sulamah, menurut

keterangannya:

“benar pak, memang saya yang disuruh oleh pak kyai untuk
mengurus kebun ini, ya saya sangat bersyukur, walaupun saya sudah tua,
namun masih dipercaya untuk amanah ini oleh kyai, siapa tau saya bisa
mendapatkan barokahnya kyai, saya kan sudah tua pak. Ya saya dikasih
uang kalau kebun ini sudah panen, sebenarnya saya tidak mengharapkan
pak, saya sudah sangat bersyukur sebenarnya walaupun gak dibayar, saya
ikhlas pak”.

Ditanyakan tentang kontribusi pesantren terhadap ekonomi Bapak. beliau


mengatakan:
“ya.. saya kurang tahu kalau masalah itu pak, tapi saya punya anak
yang mondok di situ.. ya.. bayarannya itu lebih murah daripada teman-
temannya yang lain, kalau kata ustadznya anak saya memperoleh diskon
bayaran, karena saya sudah membantu mengurus kebunnya milik
pesantren, ya.. saya sangat bersyukur sebesar-besarnya kepa
Allah dan kepada pesantren pak. Ya.. ada bantuan lain kepada saya
pak, pesantren memberikan beras 8 lt, tiap satu bulan kepada saya pak, ya
itu aja pak”. 62
4. kontribusi pengembangan ekonomi dalam bidang transportasi, ternak sapi
dan pengraji tikar

Bidang transportasi ini, PBM-PPA memang baru mempunyai 2 angkutan

umum yang dioperasikan Bapak. Murawi, ditanya soal kontribusinya terhadap

perekonomian keluarga bapak ia menjelaskan:

Alhamdulillah mas, berkat ini saya punya nafkah untuk keluarga


saya, dan hanya ini pekerjaan saya selain bertani, lumayan ada pemasukan
62
wawancara pribadi dengan Bapak. Sulamah, selaku tukang kebun As-salam milik
Pesantren Annuqayah, pada tanggal, 15 Maret 2011
tiap hari, orang kayak saya bisa kerja apalagi emang, orang gak punya
ijazah, sekolah SD aja gak tamat saya mas.63

Kontribusi lainnya untuk bidang ternak Bapak. Sabri dalam bahasa madura
mengatakan:

Bennyak lah pento‟nah, de‟kade‟en engko kan ta‟andi kalakoan


apa-apa tapeh ben ponduk engko eberri‟ obuen sapeh, ce‟ asokkorah engko

Artinya “kontribusinya banyak, awalnya saya kan tidak punya


pekerjaan apa-apa tapi oleh BPM saya dikasih gaduan sapi suruh
dipelihara/diternak, saya bersyukur banget”.64

Ditanya soal kontribusinya terhadap perekonomian keluarga Ibu, Sulihah


dalam bahasa Madura mengatakan:

Ta‟taoh ko sengoca‟ah.. iye ce‟rengan engko cet lakar ta‟andi apa


pole se ekalakoah, iyeh engko asokkor rajeh eberri kalakoan bi ponduk,
ta‟osah pesse

Artinya; .. “ gak bisa bilang apa-apa, saya kan emang gak punya
pekerjaan apalgi nak selain ini pekerjaan yang dikasih pesantren ini, gak
usah modal lagi, terimakasih banyak kyai..”.65

Dari semua kontribusi pondok pesantren dalam melayani, membimbing

dan membina terhadap pengembangan ekonomi masyarakat yang beraneka ragam

ini, tentunya tidak semua pondok pesantren dapat melakukannya secara optimal.

Hal ini diakui oleh kyai M. Zamiel El-Muttaqien, selaku direktur eksekutif BPM-

PP Annuqayah. Namun secara bertahap dan berangsur-angsur disaat ada kendala,

ada prioritas mana yang dapat dilakukan, itulah yang terbaik bagi kepentingan

masyarakat, sekaligus merupakan pengakuan masyarakat terhadap eksistensi

pondok pesantren yang kini mulai multidimensi.

63
Wawancara pribadi dengan Bapak. Murawi (47 Tahun) selaku supir yang dipekerjakan
oleh BPM-PPA di terminal Guluk-guluk, tanggal 07 April 2011
64
Wawancara pribadi dengan Bapak. Sabri ( 43 tahun ) selaku peternak sapi BPM-PPA,
tanggal 07 April 2011
65
Wawancara pribadi dengan Ibu Sulihah ( 46 tahun ) selaku pengayam tikar BPM-PPA,
di rumahnya, tanggal 07 April 2011
C. Keuntungan dan Hambatan pengembangan ekonomi terhadap
masyarakat sekitar

Berdasarkan informasi yang penulis temukan di lapangan, usaha yang

dikembangkan oleh masyarakat sekitar pesantren sangat berarti bagi kehidupan

mereka. Rata-rata informan mengaku bahwa, usaha yang dikembangkan di sekitar

pesantren tersebut menjadi tumpuan ekonomi keluarga mereka. Dengan unit usaha

toko, warung, dan unit usaha yang lain menjadi satu-satunya penopang kehidupan

mereka. Sementara bagi masyarakat sekitar yang menitipkan barang dagangan

mereka di dalam pesantren, selain ada yang mengakui sebagai satu-satunya

seumber penghasilan, ada juga yang menyatakan hanya sebagai sampingan saja

dari pekerjaan utama mereka sebagai petani.

Berdasarkan beranekanya bentuk/jenis usaha dalam melakukan

pengembangan ekonomi yang penulis temukan pada masyarakat sekitar pesantren

Annuqayah sendiri, maka berbeda pula keuntngan dan hambatan yang mereka

alami. Dimana bagi masyarakat yang bentuk usahanya tersebut bertumpu pada

santri sebagai konsumennya (masyarakat sebagai suplier makanan), maka

hambatan dan keuntungannya dapat dilihat sebagai berikut seperti yang dialami

oleh Ibu. Lut berikut;

“napah ki... engki rintangnah ka‟dissah mun ka peten kauleh.. kun


teng la santreh mule liburan, engak tenglah bulen poasah,, seppeh pas
kauleh, serah sengakanah juellnah kauleh pas.. engki ambu kelluh kauleh
ta‟ajuelen lamun ponduk libur. Ontonggah engki lamun santreh ampon
abelih kappi engki nyamanah, tekengan kauleh lekas totok”.66

Artinya; “apa ya.. kalau bagi saya sendiri sih hambatannya itu
kalau satri udah pada pulang liburan, seperti bulan puasa, sepi banget,
siapa yang mau belli dagangan saya..? ya.. terpaksa kalau pondok lagi
liburan saya berhenti dulu gak jualan. Keuntungannya ya.. kalau santri
udah pada balik dan pondok dah aktif,, ya dagangan saya cepet habis”.
66
Wawancara pribadi dengan ibu. Lut (penjual nasi bungkus yang dititipkan ke dalam
pesantren) pada, 05 april 2011
Sama seperti apa yang dialamai oleh ibu Imam berikut, menurutnya;

“rintangnah engki mun ka kauleh tibik, teng la ponduk libur kun,


pas sepeh tade se melleyah tekengan kalauleh pas. Ta‟ejuelen nasek pole
kauleh pas mun tenglah ponduk libur, duh napah keyah ce‟rengan
santrenah mule kappi. Kaontongnah ki.. mun santreh teng la abelli kappi
ka‟dissak langsung cepet totok tekengan kauleh, peng mun nyabe kol 7
engki paleng kol 10 la totok”.67

Artinya; “hambatannya kalau bagi saya sendiri, kalau pondok ini


sudah liburan, langsung sepi jualan saya gada yang mau beli, ya
sementara waktu saya berhenti jualan nasi, mau gimana lagi.. kalau
santri sudah pada pulang. Kaeuntungannya kalau santri ini udah pada
balik ya.. nasi saya cepet habis mas..ya kalau naruh jam 07, jam 10 udah
habis”.

Hal di atas sedikit berbeda dengan apa yang dialami oleh ibu Im, sebagai
berikut;

“engki rintangnah mun ka kauleh tengla liburan ponduk ka‟sak..


sepeh langsung le.. salaen kinikah engki sering tekkor pole pessenah,,
tapeh kun kangkuy pessenah ring-kuring, kadeng 1000, kadeng 1500
koranggah.. engki ta,oneng kauleh.. kadeng cet santreh bedeh se abele
ce‟aotangah. Kaontongnah engki cepet totok kinikah kun tengla ponduk
aktif.. ben pole kauleh ki bisah kaangkuy alakoh se laen pole. Karena
tekengnah kauleh tibik ta‟usa edantos bi kauleh kun nyaman etetep ka
santre ponduk”.68

Artinya; “ringtangannya ya.. kalau untuk saya pribadi kalau


pondok liburan saya kesepian, selain itu uang gorengan sering kurang,
kadang kurang 1000, kadang 1.500. ya saya tidak tahu, terkadang
memang ada santri yang ngomong kalau mau hutang. Keuntungannya
bagi saya dagangan saya cepet laku, dan karena dagangan saya tidak
mangharuskan saya untuk menunggunya, maka saya bisa melakukan hal-
hal lainnya, dagangan saya kan tinggal dititipkan ke satri”.

Hal ini juga sama seperti yang dialami oleh Ibu Erna, sebagai berikut;

“napah ki..? engki kun pessenah seiring korang din kauleh, kadang
1000 engki kadaeng 500. Kinikah kun mun can kauleh rintangnah. Kauleh
kan kun ajuelen gorongan, ajuelleh nasek pon bennyak se ajuel..

67
Wawancara pribadi dengan ibu. Imam (penjual nasi bungkus yang dititipkan ke dalam
pesantren) pada, 05 april 2011
68
Wawancara pribadi dengan ibu. Im (penjual nasi bungkus dan gorengan yang dititipkan
ke dalam pesantren) pada, 06 april 2011
kaontongnah ki kalakoan nikah bisa etingkel,, ka ki bisah ka sabe kauleh.
Ta‟bennyak nyetah waktu ka‟sah le maksuddah kauleh”.69

Artinya; “apa ya dik..? hambatannya ya.. uangnya itu sering


kurang, kadang 1000, kadang 500. Ini aja sih menurut saya rintangannya,
saya kan hanya menjual gorengan, mau jualan nasi udah banyak yang
jual. Keuntungannya bagi saya, jualan ini tidak banyak menyita waktu
saya, jadinya kan saya masih bisa ke sawah dik”.

Berdasarkan data yang diperoleh dari informan, maka penulis menganalisa

bahwa keuntungan dan hambatan bagi masyarakat yang pengembangan

ekonominya berbentuk/jenis usahanya sebagai suplier makanan yang dititipkan ke

dalam pondok pesantren, baik dititipkan ke koperasi atau kepada pengurus pondok

atau ketua kamar pondok dapat disimpulkan bahwa hambatan dan keuntungannya

adalah;

a) Bisnis ini terbatas, artinya masyarakat tidak dapat menjalankan bisnis ini

secara terus-menerus karna tergantung kepada santri, disaat pondok libur

dan santri pada pulang maka bentuk pengembangan ekonomi seperti ini

tidak dapat dilakukan, tentunya usaha masyarakat yang seperti ini tidak

dapat diandalkan, juga dapat gagal seumpama santri mulai berkurang.

b) Keuntungannya bagi masyarakat yang pengembangan ekonominya

berbentuk usaha seperti ini, tidak banyak menyita waktu, perputaran uang

yang cepat dan masyarakat dapat melakukan pekerjaan lainnya, seperti

pergi ke sawah ngurus pertanian mereka.

Tetapi keuntungan dan hambatan di atas sedikit berbeda pula bagi

masyarakat yang model pengembangan ekonominya berbentuk membuka warung

makan, warung kopi, toko baju, atau konter HP, dimana sifatnya itu permanen,

maka sebagai keuntungannya bisnis ini tetep berjalan, usaha tersebut tetap buka
69
Wawancara pribadi dengan ibu. Erna (penjual gorengan yang dititipkan ke dalam
pesantren) pada, 06 april 2011
meskipun lagi liburan pondok, dan tidak bisa dipungkiri kalau lagi liburan pondok

usaha mereka mengalami penurunan pemasukan, dan hal ini menjadi hambatan

tersendiri bagi mereka, tetapi tidak langsung tutup karena konsumen mereka

masyarakat umum tidak terbatas pada santri saja, seperti yang di ungkapkan oleh

saudara Mufid (31 tahun), sebagai berikut;

“iya bener,, saya buka usaha ini udah dari tahun 2005 dulu, bagi
saya pribadi satu-satunya hambatan usaha saya ini pemasukan kurang,
kalau lagi liburan pondok tidak se rame waktu pondok aktif, tapi tetep
usaha saya jalan terus meskipun liburan, ini untungnya”.70

Senada dengan saudara Mufid, Lizamah (29 tahun), juga menambahkan;

“ini saya nerusin usahanya mama, toko ini dah lama dari tahun
1998, mama emang buka toko ini awalnya karena faktor santri katanya,
dan kebetulan disini memang gak ada toko baju selain punya mama waktu
itu, seiring berjalannya waktu banyak pula masyarakat yang tahu dan beli
disini, Alhamdulillah, sekarang bisa mandiri, jadi mau liburan pondok atau
tidak, tetep saja tidak terlalu berpengaruh terhadap penghasilan saya,
karena konsumen saya memang masyarakat umum, dan saya mengakui
memang ada juga santri yang beli di sini”.71

seperti hal ini di atas ibu Mun (± 50 tahun), juga menambahkan;

“abit kauleh pon ajuelen.. paleng empeyan ki kenek omur 4 taonan


kauleh ampon ajuelen, muncan kauleh le‟ kaontongnah ki.. neng ka‟entoh
rammeh sengakanah bennyak, engki salenah warga ka‟entoh tibi, santreh
benyak keyah sengakan, kempang kerus wa le.. rintangnah tadek mun ka
kauleh le.. tengla totopan ponduk..? kauleh pakun ajuelen teros le‟ engki
keng sakone‟an akebey nase.. engki mun ka kauleh tibi pade‟eh peih nikah
le‟ antaranah bedeh totopan ponduk ben enjek, ce‟rengan benyya‟an oreng
ka‟entoh tibi se bennyak melleh ka kauleh”.72

Artinya; “oh.. dah lama saya jualan, kira-kira ya.. paling kamu
masih berumur 4 tahun, saya dah jualan disini. Kalau menurut saya
pribadi ya dik, disini rame banyak orang yang mau makan di warung saya
ini, ya selain dari warga disini, santri banyak juga yang makan disini, jadi
dagangan saya cepet laris gitu dik, hambatannya kalau bagi saya

70
Wanwancara pribadi dengan Mufid (31 tahun), berbisnis counter HP, pada 07 April
2011
71
Wanwancara pribadi dengan Lizamah (29 tahun), berbisnis toko baju, pada 07 April
2011
72
Wanwancara pribadi dengan ibu Mun (±50 tahun), berbisnis warung makan, pada 08
April 2011
kayaknya g’ada dik. Liburan pondok.? Saya tetep berjualan, tapi lebih
sedikit masak nasinya, takut gak habis, saya rasa hampir sama aja dik,
antara liburan pondok atau gak, karena banyakan orang sini yang makan
di warung saya”.

Hal di atas berbeda dengan apa yang di alami oleh Zuhairi (28 tahun), ia
menjelaskan;

“wah mas.. sepi banget kalau lagi liburan pondok, jarang ada yang
beli, selama ini kebanyakan santri solanya yang beli ke saya, ne hambatan
ni mas.. carikan solusi dong.. tapi emang ini toko baru sih.. baru tahun
2008 kemaren saya buka toko ini, semoga kedepan lebih rame lah mas..
keuntungannya apa ya.. menurut saya sih disini lokasinya rame mas..
banyak anak santri. Gak kayak di rumah saya di Ganding.. coba kalau saya
buka usaha ini di sana.. sepi kali”.73

Hal berbeda juga diungkapkan oleh Bapak Arif (45 Tahun), ia


menjelaskan;

“saya memulai usaha ini sudah sejak tahun 1994, untuk sekarang
pesantren dan santri tidak berpengaruh pada perekonomian keluarga saya,
mau ada liburan atau gak sama saja, karena terus terang aja, jarang sekali
sekarang santri yang membeli sama saya, sehingga pada saat santri liburan
atau tidak, tidak berdampak terhadap penghasilan saya, karena sekarang
kan santri banyakan yang beli di warung kalau mau makan, kalau dulu ia..
karena santri masih masak sendiri untuk makan, jadi minyaknya itu beli ke
saya, kalau sekarang santri dah jarang banget lah yang mau masak
sendiri”.74

Untuk pengembangan ekonomi yang berbentuk ternak, baik ternak sapi

atau ternak ayam, maka hambatan dan keuntungannya yang penulis temukan dan

tentunya dialami oleh masyarakat dalam hal ini menurut Bapak. Sabri (43 Tahun)

menerangkan;

“mun ka kauleh tibi, rintangnah ki.. neng ka entoh nikah malengan


sarah kelluh, ta‟lemele taka‟ah din pasantren pakkun ekecok.
Tapi alhamdulillah se din kauleh ki ta‟pernah ecapo kecok, tapeh
masossaan ten kauleh, salaennah kinikah aman. Kaontongnah ka kauleh...
engki bennyak le‟ bisah andi pesse kalaban ta‟usa mekaloar modal
sakaleh, bisah eyangkuy abajak sabe pole sapenah, kauleh kun coma
alakoh.. kan

73
Wanwancara pribadi dengan Zuhairi (28 tahun), berbisnis toko berjualan parfum dan
perlengkapan mandi, pada 08 April 2011
74
Wanwancara pribadi dengan Bapak Arif (45 Tahun), berbisnis jualan minyak tanah, gas
dan dll. pada 10 April 2011
sapenah pasantren se melleh kauleh kun ngubuaki, tapi teng la ejuel kauleh
eperri hasel”.75

“artinya; kalau saya pribadi, hambatannya ya.. disini ini terlalu


banyak maling, gak milih-milih lagi walaupun punya pesantren tetep aja
di curi. Tapi Alhamdulillah yang punya saya belum pernah kecurian, tapi
cukup bikin saya khawatir, selain itu gak hambatan lain, ama..
keuntungannya bagi saya pribadi bnyak, bisa punya sapi, tanpa ngeluarin
modal, sapinya bisa dijadikan untuk membajak sawah lagi, terus bisa
punya duit kalau sapi tersebut dah dijual, sapinya kan pesantren yang
beli, saya hanya memeliharanya”.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Abd. Muiz ((37 Tahun) sebagai

berikut;

“ia bener,, hambatannya disini maling banyak banget, tidak aman,


saya sendiri kemalingan satu sapi, jadi gak enak saya sama pak kyai, tapi
untunggnya tidak minta ganti. Keuntungannya sih.. ya.. aku bisa punya
sapi, punya duit tanpa ngeluarin duit sepeserpun.. enak kan..?

Hal di atas dibenarkan oleh M. Zamiel E-Muttaqien, ia menuturkan;

“benar emang.. selama ini hanya itu saja hambatan yang saya
sendiri rasakan, kita gak tahu bagaimana cara mengatasi hal itu, pernah
sekali sapi kita di curi orang, tapi biarlah.. semoga ada gantinya. Kalau
untuk keuntungannya saya pikir masyarakat sendiri ya yang tahu, karena
mereka yang menjalankan usaha ini, tapi selama ini respon yang masuk ke
saya sangat baik, masyarakat sangat terbantu dengan adanya program ini,
ini kerjasama yang baik menurut saya, juga sebagai wujud kepedulian
pesantren terhadap masyarakt dalam membina, membimbing atau
mengarahkan pengembangan ekonomi mereka”.76

Untuk usaha ternak ayam sendiri, maka hambatan dan keuntungannya

seperti yang dijelaskan oleh Moh. Zuhri (29 Tahun), sebagai berikut;

“hambatan saya, sekarang ini ya.. banyak tetangga yang ngeluh ke


saya.. katanya bau, emang sih saya akui kandang ayamnya emang dekat
rumah tetangga, tapi mau gimana lagi, habis kalau kandang ayamnya saya
taroh agak jauhan dari rumah.. jadi gampang dicuri orang, dah pernah
sekali kecurian masalahnya saya, waktu itu langsung 5 ekor ayam yang
dicuri, yang gede-gede lagi.. saya masih bingung ini gimana jalan

75
Wanwancara pribadi dengan Bapak Sabri (43 Tahun), selaku peternak sapip, ada 10
April 2011
76
Wanwancara pribadi dengan M, zamiel El-Muttaqien, selaku direktur utama BPM
Annuqayah, yang menaungi bentuk usaha ternak sapi, pada, 12 April 2011
keluarnya. Keuntungannya ya.. aku punya usaha sampingan ini selain jadi
tukang bengkel”.77

Maka dari data yang penulis dapatkan dari informan dapat disimpulkan

bahwa, yang menjadi hambatan dalam pengembangan ekonomi yang berbentuk

ternak tersebut kendalanya adalah masalah keamanan, kenyamanan, instabilitas,

arakat bisa punya sapi, bisa punya ayam dengan Cuma-Cuma. Kemudian inilah yang diterjemahkan oleh BPM-PP Annuqaya

77
Wanwancara pribadi dengan Moh. Zuhri, (29 Tahun), peternak ayam, pada, 10 April
2011
Un|yersigs””lsJam Negeri
SYAR”IF HI»‹AYATULLAH JA,KARTA
éfiowledge, 'fJeiy, Iniegñ;y
BAB V

PENUTU

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis di atas, terdapat beberapa hal penting yang dapat

dikemukakan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini, adalah:

1. Secara faktual pesantren Annuqoyah guluk-guluk sumenep madura,

memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi

masyarakat sekitar, atau untuk kalangan internal pesantren sendiri. Kondisi

masyarakat sekitar pesantren yang penuh dengan keterbatasan ekonomi,

menjadikan pesantren sebagai salah satu peluang besar untuk

mengembangkan ekonomi mereka.

2. Bentuk-bentuk pengembangan ekonomi masyarakat sekitar pesantren

Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura, terpola menjadi dua macam, yaitu

masyarakat dengan cara mendirikan unit usaha permanen di sekitar pesantren,

dan masyarakat penyuplai dagangan ke dalam pesantren (terutama untuk

bentuk dagangan nasi bungkus, snack dan gorengan). Dua pola ber-ekonomi

masyarakat sekitar pesantren tersebut, antara satu dengan yang lain memiliki

banyak perbedaan. Pola pertama, lebih memiliki peluang besar utuk

mendaparkan omset dan keuntungan, karena barang dagangan yang

disediakan lebih beragam dan konsumennya lebih heterogen (santri dan

sebagian besar masyarakat umum). Kemudian pola yang kedua, lebih terbatas

selain karena konsumennya terbatas pada kalangan santri saja, barang yang

dijual hanya makanan ringan dan nasi bungkus. Tetapi demikian kedua pola

pengembangan ekonomi masyarakat tersebut tetap memiliki peluang

mendapatkan
66
67

keuntungan karena usahanya tersebut dilakukan setiap hari dan dengan jumah

konsumen yang cukup banyak.

3. Pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM-PP Annuqoyah menurut hemat

penulis mengacu pada konsep pengembangan masyarakat dikarenan sudah; a.

berbasis masyarakat (community based), b. Berkelanjutan (sustainable), dan c.

Berbasis sumber sumber daya setempat (local resource based). Ini artinya

bahwa pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh BPM-PP Annuqoyah

tersebut asudah sampai pada tingkat community development.

4. Pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM-PP Annuqoyah tersebut tidak

hanya untuk internal pesantren saja, tetapi juga untuk masyarakat sekitar, ini

dikarenakan model dan bentuk pengembangan ekonomi yang ada dan telah

dilakukan secara langsung melibatkan masyarakat, sebagai partner saja, atau

pelaksana utama di lapangan.

B. SARAN-SARAN

Penelitian ini penulis akui masih banyak terdapat kekurangan, baik dari

segi penyajian struktur bahasa penulisan, kelngkapan teori yang digunakan,

maupun data yang sudah penulis kumpulkan. Maka dari itu penulis membutuhkan

kritik dan masukan demi kesempurnaan penelitian ini.

Namun apabila dalam penelitian ini terdapat sesuatu yang bermanfaat,

maka penulis berharap semoga ini bisa menjadi acuan pengembangan ekonomi

terutama untuk:
a. Pesantren, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi salah satu

bahan evaluasi dan koreksi terhadap program-program kerja BPM-PPA

yang telah dilakukan selama ini.

b. Masyarakat, diharapkan penelitian bisa dijadikan bahan informasi

ah pada umumnya dan program BPM yang memang telah lama dijalankan, juga bisa menambah khazanah keilmuan.
dijadikan bahan referensi dalam melihat atau mempelajari serta menggali potensi-potensi pengembangan ekonomi yang ad
Un|versitas”,”lslam -Negeri
SYAR”|F HIDAYATULLAH JAKARTA
ifyowledge, 'iJeiy, Integñ;j/
REFERENSI

Taufiq Abdullah, Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia.


Jakarta: LP3ES.1996

Qodri Azizi, Membangun Pondasi Ekonomi Umat Meneropong Prospek


Berkembangnya Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup


Kiai. Jakarta: LP3ES. 1994

Halim A., et al. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.


2005.

Maksum H, Madrasah, Sejarah dan Pengembangannya. Jakarta: Logos


Wacana Ilmu. 1999

Yusuf Qardawi, TT. Al Hill al Islami Faridhah Islamiah. Kairo: Bank al-
Taqwa.

Ismail. SM, et al, Dinamika Pesantren dan Madrasah. Yogyakarta:


Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang kerjasama dengan Pustaka Pelajar.
2002

Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah dan Sekolah. Jakarta: LP3ES.


1984

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: Dana Bhakti


Prima Yasa. 1995

P3M STAIN Purwokerto | Ahmad Faozan 12 Ibda` | Vol. 4 | No. 1 | Jan-


Jun 2006 |88-102

Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia.


Jakarta: Djambatan. 1992

Marzuki, Wahid, et al. Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan


dan Transformasi Pesantren. Jakarta: Pustaka Hidayah. 2001

Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholish Madjid terhadap


Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press. 2002.

Wahid, Zaini, K.H. A. 1995. Dunia Pemikiran Kaum Santri. Yogyakarta:


LKPSM NU DIY. 1995

Endang, Turmudi. Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaannya. Yogyakarta:


LkiS, 2004
Majalah Anugerah. Edisi II, 2003

Imam Suprayogo. Misi Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya. 2001

Maimunah Ismail. Pengembangan Implikasi Ke-atas Pembangunan


Masyarakat. Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka. 1988

Rosdiana Mustafa, Megi Budi Sumarno, Nanang sumantri, Rita


Pranawati. Modul-modul Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pembangunan
Pemberdayaan. Jakarta: Center For Study Of Religion And Culture (CSRC). 2009

Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,


Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial.
Bandung: PT. Rafika Aditama. 2005

Jim Ife Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif


Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
2008

George Ritzer, & Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:


Prenada Media. 2004

Isbandi Rukminto Adi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan


Intervensi Komunitas (pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis).
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2003

K.J. Veeger. Realitas Sosial, refleksi filsafat sosial atas hubungan


individu-masyarakat dalam cakrawala sejarah sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. 1993
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TRANSAKSI TERNAK SAPI KELOMPOK
BIRO PENGABDIAN MASYARAKAT PP. ANNUQAYAH GULUK-GULUK SUMENEP MADURA TAHUN 2006/2011

NAMA P. Fauzi B. Rahwini Abu Yazid P. Kholilah Zaini/P. Eva


TAHAPAN Tahap 1 Tahap 2 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 1 Tahap 2
TANGGAL 19/11/2007 13/04/2010 19/01/2007 21/01/2008 18/01/2010 8/10/2007 18/05/2009 22/10/2007 2/11/2009 30/04/2007 10/1/2010
MEMBELI 1.865.000 2.215.000 1.635.000 1.600.000 1.800.000 1.610.000 1.900.000 1.450.000 1.900.000 1.610.000 3.360.000
RINCIAN MODAL
BPM-PPA 1.450.000 1.450.000 1.135.000 1.220.000 1.220.000 1.200.000 1.200.000 1.300.000 1.300.000 1.360.000 1.360.000
PETERNAK 415,000 515,000 250,000 380,000 580,000 110,000 200,000 150,000 600,000 50,000 2.000.000
KSM 250,000 250,000 - - 300,000 500,000 - 200,000 -
TANGGAL 28/03/2010 - 10/1/2008 11/1/2010 7/2/2009 26/12/2010 1/10/2009 8/1/2010
JUAL 4.100.000 - 3.150.000 5.900.000 - 4.500.000 2.250.000 3.800.000 6.100.000 -
LABA 2.235.000 - 1.515.000 4.300.000 - 2.890.000 350,000 2.350.000 4.490.000 -
RINCIAN LABA
BPM-PPA 223,500 - 151,500 430,000 - 289,000 35,000 235,000 449,000 -
KSM 298,000 - 280,000 829,500 - 572,000 55,000 398,000 857,000 -
MODAL PETERNAK - - - - - - - - -
PETERNAK 1.713.500 - 1.083.500 3.040.500 - 2.028.900 260,000 1.717.000 3.184.000 -

NAMA H. Abd. Rahman Suhairi Zurni


TAHAPAN Tahap 1 Tahap 2 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
TANGGAL 31/12/2007 28/02/2010 5/2/2007 4/2/2008 11/5/2009 18/10/2010 1/5/2006 10/5/2008 22/03/2010
MEMBELI 1.660.000 1.760.000 1.635.000 1.550.000 1.750.000 1.770.000 1.750.000 2.100.000 2.650.000
RINCIAN MODAL
BPM-PPA 1.660.000 1.660.000 1.335.000 1.250.000 1.250.000 1.250.000 1.400.000 1.500.000 1.500.000
PETERNAK - 100,000 - - 150,000 170,000 350,000 100,000 650,000
KSM - - 300,000 300,000 350,000 350,000 - 500,000 500,000
TANGGAL 15/02/2010 30/01/2008 19/04/2009 17/10/2010 - 29/04/2008 21/03/2010
JUAL 3.250.000 - 2.400.000 2.850.000 2.600.000 - 6.400.000 3.500.000
LABA 2.090.000 - 765,000 1.300.000 850,000 - 4.650.000 1.400.000
RINCIAN LABA
BPM-PPA 209,000 - 76,500 1.300.000 85,000 - 465,000 140,000
KSM 418,000 - 153,000 260,000 148,000 - 651,000 260,000
MODAL PETERNAK - - - - - - - -
PETERNAK 1.463.000 - 535,500 910,000 617,000 - 3.534.000 1.000.000
TRANSAKSI TERNAK SAPI KELOMPOK
BIRO PENGABDIAN MASYARAKAT GULUK-GULUK SUMENEP MADURA TAHUN 2006/2011

NAMA P. Sabri Sadiq Abd. Mu'iz


TAHAPAN Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
TANGGAL 10/1/2007 18/05/2008 1/11/2009 6/1/2007 14/09/2008 7/2/2010 12/12/2007 26/10/2008 10/11/2009 27/01/2010
MEMBELI 3.400.000 1.510.000 1.500.000 1.600.000 1.850.000 2.125.000 3.000.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000
RINCIAN MODAL
BPM-PPA 1.260.000 1.260.000 126000 1.140.000 1.140.000 1.140.000 1.350.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
PETERNAK 2.140.000 25000 240000 50000 50000 - 840000 1.860.000 1.860.000 1.860.000
KSM - - - 410000 410000 985000 810000 1.140.000 1.140.000 1.1400.000
TANGGAL 5/4/2007 27/04/2009 1/2/2010 6/3/2008 7/2/2010 - 26/10/2008 11/10/2009 17/10/2010 -
JUAL 3.350.000 2.500.000 1.650.000 2.300.000 3.600.000 - 6.900.000 8.000.000 6.400.000 -
LABA -50000 990000 150 700000 1/750.000 - 3.900.000 3.500.000 1.900.000 -
RINCIAN LABA
BPM-PPA - 99000 15000 70000 1.750.000 - 240000 3.500.000 190000 -
KSM - 182000 23000 140000 350000 - 341000 700,000 380000 -
MODAL PETERNAK - - - - - - - - - -
PETERNAK - 709000 112000 490000 1.225.000 - 1.819.000 700,000 1.330.000 -

NAMA P. Aman P. Mukti Nardi


TAHAPAN Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 1
TANGGAL 10/11/2007 28/10/2008 6/4/2010 23/01/2009 25/05/2010 11/12/2006
MEMBELI 1.700.000 1.700.000 190,000 2.400.000 3.000.000 1.500.000
RINCIAN MODAL
BPM-PPA 1.250.000 1.250.000 1.250.000 1.500.000 1.550.000 1.400.000
PETERNAK - - 100,000 600,000 1.200.000 100,000
KSM 450,000 450,000 550,000 250,000 250,000 -
TANGGAL 26/10/2008 3/4/2010 - 25/05/2010 - -
JUAL 2.350.000 3.000.000 - 3.300.000 - -
LABA 650,000 1.100.000 - 900,000 - -
RINCIAN LABA
BPM-PPA 65,000 110,000 - 90,000 - -
KSM 130,000 220,000 - 112,000 - -
MODAL PETERNAK - - - - - -
PETERNAK 455,000 770,000 - 698,000 - -
Daftar Pertanyaan Untuk BPM-PPA
Nama : M. Zamiel El-muttaqin
Usia : 33 Tahun
Jabatan : Direktur BPM-PP Annuqoyah
Tanggal : 26 Maret 2011

1. Kapan BPM_PP annuqoyah didirikan?


Jawab : sekitar tahun 1978
2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : berawal dari perkenalan dengan lembaga LP3ES pada tahun 1974 waktu
mengadakan penelitian di pesantren ini
3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.?
Jawab : kalo secara umum ya.. BPM ini dikhususkan untuk memediasi antara
masyarakat dan pesantren dalam bidang agama dan pemngembangan ekonomi
kemasyarakatan
4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan
masyarakat?
Jawab : kalo yang sudah berjalan sih pendekatan dakwah bil hal.. pengerus
pesantren turun langsung membimbing dan membina masyarakat
5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.?
Jawab : alhamdulillah sejauh ini sih responnya sangat bagus
6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren
sendiri dan masyarakat.?
Jawab : klo untuk pesantren sendiri sih.. gedung BPM ini sendiri, biaya
pembangunannya dari alokasi hasil pengembangan ekonomi yang sudah dijalankan
oleh pesantren, kalau untuk masyaraktnya kan dari program BPM ini ada program
simpan pinjam namanya KUT.
7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi
pesantren dan masyarakat.?
Jawab : untuk saat ini yang masih berjalan itu ternak sapi
8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan
ekonomi masyarakat.?
Jawab : ya sangat ideal
9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program
pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.?
Jawab : keuntungannya yang sangat nampak bagi saya pesantren dan masyarakat
sangat dekat hubungannya selain ada keuntungan secara finansial, kalau
hambatannya saya kurang tau ya
10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya
apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi
masyaraka.?
Jawab : untuk masalah itu pengurus selalu mengadakan evaluasi terhadap program
yang dijalankan, umpama ada salah satu program yang gak jalan itu kita selalu
mencari solusinya

TTD

( M. Zamiel El-muttaqin )
Nama : KH. A. Hanif Hasan
Usia : 47
Jabatan : Ketua Pengurus PP Annuqoyah
Tanggal : 28 Maret 2011

1. Kapan BPM_PP annuqoyah didirikan?


Jawab : persisnya sih.. kira-kira tahun 1978, tapi jelasnya lagi coba tanya sama M.
2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : waktu itu sih ada kerja sama dengan LSM dari jakarta cuman saya lupa
namanya sudah
3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.?
Jawab : kalo menurut saya sendiri sih tujuan didirikannya BPM itu ya untuk
mewadahi kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren soalnya kalao yayasan yang
mengelola semuanya pasti kurang bagus karena terlalu banyak.
4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan
masyarakat?
Jawab : kalau pendekatannya ya pendekatan secara emosional, dengan turun
langsung langsung kelapangan untuk membina masyarakat
5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.?
Jawab : selama ini bagus gada masalah sepertinya masyarakat memang sangat
terbantu
6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren
sendiri dan masyarakat.?
Jawab : yang sangat nampak sih untuk pembangunan gedung BPM itu ya.. memang
gak ada sedikitpun pengurus BPM minta ke yayasan, gedung itu dibangun dengan
dana hasil pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM sendiri selama ini, yang
telah dikumpulkan oleh pengurus sekrang. Tapi..! bahan-bahan bangunannya gak beli
semuanya kok mas.. sebagian ada donatur yang nyumbang, setahu saya ada yang
nyumbang semen satu ton dan kayu plafon. Kalau untuk masyarakatnya yang saya
tahu ya ada pembinaan usaha dengan bimbingan dari pengeurus BPM.
7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi
pesantren dan masyarakat.?
Jawab : ada simpan pinjam, ternak sapi, KUT banyak lah
8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan
ekonomi masyarakat.?
Jawab : ya tentunya
9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program
pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.?
Jawab : kalau bagi saya keuntungannya dengan adanya BPM bisa membantu kinerja
pengurus yayasan. Kalau hambatannya saya rasa tidak ada
10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya
apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi
masyaraka.?
Jawab : masalah itu saya kurang ngerti, coba langsung aja tanyakan ke pengurus
BPM

TTD

( KH. A. Hanif Hasan )


Nama : Muhammad Affan
Usia : 24
Jabatan : staf program pesantren
mandiri Tanggal : 29 Maret 2011

1. Kapan BPM_PP annuqoyah didirikan?


Jawab : sekitar tahun 1978
2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : kalau dari sejarahnya sih latarbelakangnya karena ada penelitian sebuah
LSM LP3ES dari jakarta kaemudian membentuk kerjasama dengan pesantren sini
3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.?
Jawab : tujuannya untuk membantu masyarakat dalam bidang pengembangan
ekonomi.
4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan
masyarakat?
Jawab : pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan persuasif mas, dengan
menerjunkan langsung pengurus BPM sesuai dengan jabatanya kepada masyarakat
untuk membina dan membimbing masyarakat.
5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.?
Jawab : sangat bagus
6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren
sendiri dan masyarakat.?
Jawab : ya.. kalau kontribusinya sih.. yang berbentuk fisik ya gedung ini mas.. gedung
ini dibangun dengan dana yang telah dihasilkan oleh BPM melalui pengembangan
ekonomi, ini satu bukti mas kalau pesantren sudah bisa mandiri sekarang dari segi
pembangunan ya.. saya harapkan kedepannya semakin hidup dan besar kontribusi
pengembangan ekonomi yang dilakukan pesantren ini.
7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi
pesantren dan masyarakat.?
Jawab : ada simpan pinjam, ternak sapi, KUT, pengadaan pupuk murah, ternak dan
pengelolaan perkebuanan
8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan
ekonomi masyarakat.?
Jawab : pastinya sangat ideal
9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program
pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.?
Jawab : keuntungannya.. jelas ini sangat membantu perekonomian pesantren, Kalau
hambatannya sih beda-beda, kalau untuk jenis usaha ternak hambatannya daerah sini
banyak maling, kadang walopun punya pesantren juga tetep di colong
10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya
apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi
masyaraka.?
Jawab : masalah itu kondisional aja, kita fokus untuk memaksimalkan program yang
sudah ada dulu

TTD

( Muhammad Affan )
Nama : M. Kamil Akhyari
Usia : 25
Jabatan : Staf Administrasi dan
Keuangan Tanggal : 29 Maret 2011

1. Kapan BPM-PP annuqoyah didirikan?


Jawab : sekitar tahun 1978 silam
2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : karena ada kerjasama dengan LSM LP3ES yang dari jakarta yang sempat
mengadakan penelitian disini, kemudian menjalin kerjasama
3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.?
Jawab : saya pikir BPM sendiri dikhususkan untuk mengayomi masyarakat sekitar
pesantren sendiri.
4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan
masyarakat?
Jawab : apa ya..‼ mungkin menurut saya pendekatannya pengembangan
masyarakat sesuai dengan kepanjangan BPM itu sendiri.
5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.?
Jawab : cukup bagus menurut saya
6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren
sendiri dan masyarakat.?
Jawab : salah satu kontribusi besar pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh
pesantren terhadap internal pesantren sendiri adalah membangun gedung ini,
gedung ini tidak dibantu yayasan atau pemda lo mas.. ini hasil jerih payah
kepengurusan sekarang yang sudah berbakti terhadap pesantren ini, saya salut sama
temen-temen kepengurusan sekrang, mereka bener-bener bekerja dan ini hasilnya.
Ya kalau utuk masyarakat saya pikir kontribusinya masyarakat sudah semakin
banyak yang punya usaha sendiri meskipun kecil-kecilan karena dibantu oleh BPM
7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi
pesantren dan masyarakat.?
Jawab : ada banyak mas, toko, ada ternak ayam, ternak sapi, KUT, pengadaan
pupuk murah, pengelolaan perkebuanan, usaha tikar dan sebagainya.
8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan
ekonomi masyarakat.?
Jawab : pastinya lah…
9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program
pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.?
Jawab : keuntungannya.. banyak, kalau hambatannya menurut saya tidak ada
karena program yang telah dicanangkan oleh kepengurusan sekarang ini
alhamdulillah berjalan lamcar.
10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya
apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi
masyaraka.?
Jawab : nah.. masalah itu kita belum tahu mas… kita fokus sama program yang
sudah berjalan efektif dulu ini aja.

TTD

( M. Kamil Akhyari )
Nama : Abd. Ghaffar
Usia : 26
Jabatan : Manager Komunikasi dan Pengembangan Sumber
daya Tanggal : 12 Maret 2011

1. Kapan BPM-PP annuqoyah didirikan?


Jawab : pada tahun 1978 yang lalu
2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : BPM ini bermula sejak adanya penelitian dari LP3ES jakarta, sekaligus
menginisiasi kerjasama sehingga terbentuklah BPM Annuqoyah ini.
3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.?
Jawab : kalau saya melihat dari programnya tujuannya yaitu sarana pengabdian
pesantren kepada masyarakat, karena pesantren tidak mungkin ada tanpa
masyarakat jadi biar ada hubungan timbal balik gitu
4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan
masyarakat?
Jawab : karena namanya pengabdian, jadi pendekatannya ya.. mengabdi untuk
masyarakat gitu.
5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.?
Jawab : sangat tertolong perekonomian mereka menurut pengetahuan saya
6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren
sendiri dan masyarakat.?
Jawab : yang jelas mas sekarang BPM sudah punya gedung sendiri, yang dana
pembangunannya 90% diambil dari hasil pengebangan ekonomi yang telah
dilakukan BPM itu sendiri.
7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi
pesantren dan masyarakat.?
Jawab : ada banyak mas, toko, ada ternak ayam, ternak sapi, KUT, pengadaan
pupuk murah, pengelolaan perkebuanan, usaha tikar bikin rengginang, kripik
singkog, jubete dan lainnya.
8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan
ekonomi masyarakat.?
Jawab : sejauh ini sangat ideal.
9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program
pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.?
Jawab : jelas keuntungannya..dari segi fisik sekarang BPM sudah punya gedung
sendiri. untuk hambatannya sejauh ini kurang begitu kelihatan karena masyarakat
manyoritas sangat kooperatif dengan adanya program dari BPM ini.
10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya
apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi
masyaraka.?
Jawab : kalau program untuk kedepannya belum ada pembahasan mas..

TTD

( Abd. Ghaffar )
Daftar Pertanyaan Untuk Masyarakat
Nama : Abd. Rahem
Umur 54
Pekerjaan : Penjaga Toko BPM
Annuqoyah Tanggal : 09 Maret 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : bukan, saya asli orang pragaan, bukan orang guluk-guluk
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : sudah lama sih.. mungkin ada 25 tahun ini ke sekarang
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : pasti seneng namanya tempat kelahiran kita sendiri
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.?
Jawab : pekerjaan saya… ya ini jaga toko punya pesantren gak ada lagi
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : ya saya tahu
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : pengaruhnya besar banget… kan tadinya saya gpunya pekerjaan apa-apa,
ada usaha tapi kecil, dan sekarang saya dipekerjakan oleh pesantren
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : ada.. awalnya saya dan keluarga saya hanya tukang bengkel motor kecil-
kecilan, setelah mengelola toko ini, alhamdulillah sekarang kehidupan saya secara
ekonomi ada peningkatan lah.. dan bengkel saya tambah maju juga
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : kalau keuntungan sih banyak, kalau hambatan saya rasain tidak ada mas,
mungkin karena barokah Kyai usaha toko ini diberi kelancaran
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : bagus lah..
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : kalau menurut saya tambah lagi tokonya, kalau perlu toko BPM ini
menyebar ke berbagai daerah-daerah lain yang ada di madura

TTD

( Abd. Rahem )
Nama : Bpk. Sulamah
Umur 53
Pekerjaan : Pengelola kebun pesantren
Tanggal : 15 Maret 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : iya, saya asli orang guluk-guluk
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : dari sejak lahir saya disini
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : senang-senang aja mas
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu
sekarang.?
Jawab : petani aja mas selain dipercayakan suruh ngurus kebun pesantren
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : tidak tahu saya mas
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : apa ya .. kurang tahu jaga saya mas.. tapi anak saya dapet potongan bayaran
dsekolahnya.
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : saya kurang tahu kalau masalah itu, yang pasti anak saya dapet potongan di
sekolahnya soalnya bayarannya lebih murah ketimbang temennya yang lain.
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : gak ngerti saya pak
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : pastinya bagus.
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : tidak tahu apa-apa saya mas.

TTD

( Bpk. Sulamah )
Nama : Bpk. Juhari
Umur 47
Pekerjaan : Pengguna Mesin Penetas telur BPM-PP
Annuqoyah Tanggal : 17 Maret 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : iya benar
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : dari turun temurun mas
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : sangat senang tinggal dikampung/rumah sendiri
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.?
Jawab : usaha kecil-kecilan
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : iya saya tahu
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : nah.. BPM itu yang ngajarin saya berbisnis
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : yang jelas waktu itu saya disuruh santri ikut pelatihan masalah teknologi
dipesantren waktu tahun 2005 saya diajari penggunaan mesin penetas telur,
kemudian saya tertarik, saya jalani dan akhirnya bisnis saya itu sekarang
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : ada aja pastinya namanya juga orang usaha, pasti ada untung ruginya juga
hambatannya
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : saya menilainya sangat bagus
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : kalau masalah itu ya saya rasa santri dan ustadz di pesantren lebih paham
dari saya.

TTD

( Bpk. Juhari )
Nama : Bpk. Rasidah
Umur 42
Pekerjaan : Pengguna Mesin penetas
Telur Tanggal : 17 Maret 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : iya bener
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : dari dulu mas turun temurun
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : biasa aja menurut saya
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu
sekarang.?
Jawab : petani aja saya, disamping punya usaha kecil kecilan juga
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : ya saya tahu
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : jelas ada orang usaha saya karena dibantu santri yang ngajarin saya usaha
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : awalnya saya tidak punya usaha apa-apa, adanya hanya warung itu juga
sering dihutang jadi bangkrut, akhirnya tahun 2008 saya dikasih mesin penetas telur
oleh santri gratis saya tidak usah bayar terus saya diajarin dan dibimbing, sampai
saya bisa mengoperasikannya walaupun setelah netas telurnya ayamnya banyak yang
mati, tapi ini ilmu yang tidak bisa ditukar dengan uang saya masih mau
empelajarinya sampai bisa betul
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : ya adalah mas walaupun tidak banyak
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : bagus
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : saya tidak tahu mas

TTD

( Bpk. Rasidah )
Nama : Ibu. Lut
Umur 43
Pekerjaan : Suplier Nasi Bungus ke Pesantren
Tanggal : 05 April 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : iya saya asli orang guluk-guluk
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : sudah turun temurun saya disini
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : biasa aja gak gimana-gimana
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.?
Jawab : selain ibu rmuah tangga adalah usaha kecil-kecilan
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : ya saya tahu
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : kalau saya pribadi tidak ada karena usaha saya bukan dibantu BPM tapi
pesantren sendiri
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : saya kan jualan nasi bungkus ya.. kalau BPM gak ada kontribusinya bagi
saya. Ya kalau pesantren banyak soalnya usaha saya ini murni dari saya pribadi
modalnya. Tapi ada orang lain yang usahanya dibantu oleh BPM.
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : keuntungannya nasi bungkus saya bisa cepat habis dan tidak repot
memasarkannya tinggal dititip ma santri aja, tapi hambatanya kalau santri sudah
liburan pondok kan sepi jadi saya gak banyak bikinnya, itupun kadang-kadang saya
buat nasi bungkus
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : bagus-bagus aja
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : mungkin lebih diperluas lagi aja kali ya cakupan usaha, biar saya juga bisa
dapet bantuan modal dari BPM

TTD

( Ibu Lut )
Nama : Bpk Murawi
Umur 47
Pekerjaan : Sopir
Tanggal : 05 April 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : ya bener
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : dari kecil saya di sini orang tua saya juga disini aja tinggalnya..
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : seneng aja namanya kampung sendiri mas
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.?
Jawab : ibu rumah tangga aja, tapi usaha ada kecil-kecilan
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : ya saya tahu
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : sangat berpengaruh.. saya kalau sudah tidak ada modal bisa pinjam di BPM
dulu,
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : alhamdulilah.. berkat ini saya punya pekerjaan untuk nafkahi keluarga saya,
karena hanya ini pekerjaan saya selain bertani, lumayan lah ada pemasukan walaupun
sekolah saya SD aja tidak tamat
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : kalau keuntungan sih banyak, soalnya hampir separuhnya penghasilan
keluarga saya ini berasal dari jualan saya, kalau hambatannya dagangan saya jadi
tikdak laku kalau santri sudah masuk libiran sepi ini pondok.
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : sangat membantu bagus lah
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : saya tidak punya solusi apa-apa mas orang pesantren pinter semua ko

TTD

( Bpk. Murawi )
Nama : Lizamah
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Punya toko baju

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : iya asli orang guluk-guluk saya
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : sudah dari dulu
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : senang senang aja
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.?
Jawab : ya ini pekerjaan saya jualan
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : ya saya tahu
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : kalau bagi saya tidak ada pengaruhnya, tapi saya pernah pinjem uang ke
BPM
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : kalau dari BPM-nya sendiri tidak ada, kalau dari pondok ya banyak soalnya
kalau disini tidak ada pondok paling saya tidak buka toko ini, selain juga pembeli
toko saya sebagian ada dari kalangan santri
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : keuntungannya ada karena hampir yang jadi tumpuan ekonomi keluarga
saya dari ini, hambatannya tidak ada
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : bagus
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : apa ya.. tidak tau saya

TTD

( Lizamah )
Nama : Ibu Sulihah
Umur 46
Pekerjaan : penganyam tikar
Tanggal : 07 April 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : ia betul
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : sejak lahir saya tinggalnya disini
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : senang-senang aja
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.?
Jawab : ini pkerjaan saya tiap hri jagaain warung
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : pernah mendengar yang itu kan kantornya di depan
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : jujur ya.. tidak ada pengaruhnya bagi ekonomi keluarga saya
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : gak bisa bilang apa, saya kan emang gak punya pekerjaan nak.. selain yang
dikasih oleh pesantren tidak usah modal juga lagi, terimakasih banyak kyai
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : keuntungannya jualan disini lumayan rame karena banyak santri kali ya
soalya kalau sudah liburan ini sepi dagangan saya juga tidak banya bayak saya
masak
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : bagus..
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : solusi apa ya tidak tau saya mas.. orang kampung saya

TTD

( Ibu Sulihah )
Nama : Bpk. Sabri
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Peternak Sapi BPM-PP Annuqoyah
Tanggal : 10 April 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : ia betul
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : sejak dari orang tua saya
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : biasa aja
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.?
Jawab : ini pekerjaan saya ternak sapi
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : ia tahu
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : jujur ya.. sangat berpengaruh banget
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : kontribusinya banyak, awalnya saya kan tidak punya pekerjaan apa-apa tapi
oleh BPM saya dikasih gaduan sapi suruh dipelihara/diternak, saya bersyukur banget
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : keuntungannya ya saya bisa punya ekerjaan lah dan hasilnya lumayan
walaupun lama, hambatannya di daerah sini banyak maling, walaupun puya saya
alhamdulilah belum kecurian tapi cukup bikin saya kawatir masalahnya maling sini
gak liat-liat walaupun punya pesantren juga tetep aja dicuri.
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : bagus banget ini sangat menolong saya
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : solusinya apa ya… mungkin malingnya harus di tangkep dan dipenjara yang
lama sampe jera gitu

TTD

( Bpk. Sabri )
Nama : Abd. Muiz
Umur 37
Pekerjaan : Ternak Sapi BPM
Tanggal : 10 April 2011

1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.?


Jawab : iya asli orang guluk-guluk saya
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.?
Jawab : dari dulu turun temurun
3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.?
Jawab : biasa aja
4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.?
Jawab : ini ngurusin ternak sapi punya BPM Anuqoyah
5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah
Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.?
Jawab : ia saya tahu
6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.?
Jawab : jelas berpengaruh, emembuat ekonomi keluarga saya sidikit lebih laik
7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.?
Jawab : ada awalnya saya kan hanya petani biasa aja, itupun hasil pertaniannya
hanya cukup dimakan keluarga sendiri, berkat BPM jadinya saya punya penghasilan
tambahan
8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan
ekonomi Bapak/Ibu selama ini.?
Jawab : keuntungannya itu tadi yang sudah saya jelaskan. Hambatannya disini
banyak malingnya bikin saya kurang nyenyak tidur sapi takut dicuri orang
9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.?
Jawab : sangat bagus menurut saya.
10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren
dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya
warga yang tinggal di dekat pesantren.?
Jawab : tidak punya solusi saya mas, saya hanya orang kampung biasa

TTD

( Abd. Muiz )

Anda mungkin juga menyukai