KESETIMBANGAN UAP-CAIR
DOSEN PENGAMPU:
OLEH:
KELOMPOK III
No Penugasan
1. Variabel konsentrasi etanol
- 21% volume etanol
- 31% volume etanol
- 41% volume etanol
- 51% volume etanol
2. Pengenceran
- 100 ml aquades dan etanol 96%
LEMBAR KENDALI
PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA I
Semester Ganjil 2021/2022
Catatan Tambahan :
Kesetimbangan fase uap-cair adalah suatu kondisi dimana cairan dan gas berada
pada kesetimbangan satu sama lain atau kondisi dimana kecepatan evaporasi sama
dengan kecepatan kondensasi pada tingkat molekuler. Tujuan dari praktikum ini
merancang dan menjalankan eksperimen serta membuat dan menganalisis kurva
kesetimbangan uap cair. Dalam percobaan ini variabel etanol yang digunkan
adalah 21%, 31%, 41%, dan 51%. Pertama untuk menentukan konsentrasi etanol
maka terlebih dahulu dibuat kurva standarisasi°Brix etanol. Selanjutnya alat
kesetimbangan uap cair dirangkai kemudian campuan etanol - air di masukkan
kedalam labu, lalu ditutup rapat agar etanol tidak menguap. Sebelumnya
campuran etanol ini telah ditetapkan perbandingannya. Kemudian kondensor dan
ketel pemanas dihidupkan lalu sampel kondensat dan fasa cair diambil dalam
waktu yang bersamaan setelah temperatur konstan. Kedua sampel tersebut
dianalisa menggunakan hand refractometer dan dibandingkan dengan kurva
standarisasi °Brix etanol sehingga diperoleh fasa uap dan cair. Hasil data
kesetimbangan fraksi massa etanol akan mempengaruhi nilai konstanta
kesetimbangan (K). Dari hasil percobaan didapat nilai Xw, Xd dan Yd pada
masing-masing fraksi volume etanol secara berurut yakni, untuk nilai Xw
diperoleh sebesar 0,214885057, 0,30683908, 0,401666667, dan 516609195.
Untuk nilai Xd didapat 0,1778893, 0,2592394, 0,3567145, dan 0,457968, serta
nilai Yd yang diperoleh adalah 0,1673407, 0,187983, 0,2433312, dan 0,302133.
Kemudian didapat harga K yang cukup jauh berbeda dari harga K literatur. Hal ini
disebabkan penangangan etanol yang sulit karena mudah menguap, sehingga
sebelum sampel dianalisa menggunakan hand refractometer etanol terlebih dahulu
menguap dan juga kurangnya sterilisasi alat yang mempengaruhi perolehan hasil
dari percobaan yang dilakukan
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR PENUGASAN......................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Masalah..................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesetimbangan......................................................................................... 3
2.2 Tekanan Parsil, Hukum-hukum Dalton, Raoult dan Henry................ 3
2.3 Etanol.........................................................................................................5
2.3.1 Sifat dan Kegunaan Etanol.........................................................5
2.4 Aquadest.................................................................................................... 6
2.5 Hand Refractometer................................................................................ 6
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan yang digunakan........................................................................9
3.2 Alat yang digunakan................................................................................. 9
3.3 Prosedur Percobaan.................................................................................. 9
3.4 Rangkaian Alat....................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan...................................................................................... 12
4.2 Pembahasan............................................................................................ 13
4.2.1 Hubungan Konsentrasi Etanol Terhadap oBrix.......................13
4.2.2 Kesetimbangan Uap-Cair Etanol ..........................................15
4.2.3 Perbandingan Tekanan Percobaan dan Literatur.....................16
4.2.4 Perbandingan Data KUC Etanol Percobaan dengan Literatur. 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................................22
5.2 Saran................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kesetimbangan
Kesetimbangan merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi perubahan
sifat makroskopis dari sistem terhadap waktu. Semakin dekat keadaan sistem
dengan titik kesetimbangan maka semakin kecil gaya penggerak proses, semakin
kecil pula laju proses dan akhirnya sama dengan 0 bila titik kesetimbangan sudah
tercapai. Jadi titik kesetimbangan hanya bisa tercapai secara teoritis dalam waktu
yang tak terhingga. Seperti pada kesetimbangan umumnya, kesetimbangan uap-
cair dapat ditentukan ketika ada variabel yang tetap (konstan) pada suatu waktu
tertentu. Saat kesetimbangan model ini, kecepatan antara molekul-molekul
campuran yang membentuk fase uap sama dengan kecepatan molekul-molekulnya
membentuk cairan kembali. Pada prakteknya didalam pekerjaan ilmiah suatu
kesetimbangan dianggap tercapai bila tidak ada lagi perubahan sifat/keadaan (Tim
penyusun, 2019).
P °A . x A P °B . x B
+ =1..........................................(2.8)
P P
Dari persamaan ini dihasilkan:
°
P−P B
x A= ° ° .............................................(2.9)
P A −PB
Tabel berikut merupakan data harga xA dan yA untuk sistem etanol – air
literatur pada tekanan 101.325 kPa (1 atm) dan temperatur bervariasi.
Tabel 2. Data kesetimbangan untuk sistem etanol - air
Temperatur Temperatur
o o xA yA o o xA yA
C F C F
100 212 0 0 81.0 177.8 0.600 0.794
98.1 208.5 0.020 0.192 80.1 176.2 0.700 0.822
95.2 203.4 0.050 0.377 79.1 174.3 0.800 0.858
91.8 197.2 0.100 0.527 78.3 173.0 0.900 0.912
87.3 189.2 0.200 0.656 78.2 172.8 0.940 0.942
84.7 184.5 0.300 0.713 78.1 172.7 0.960 0.959
83.2 181.7 0.400 0.746 78.2 172.8 0.980 0.978
82.0 179.6 0.500 0.771 78.3 173.0 1.000 1.000
Sumber: (Geankoplis, 1997)
2.3 Etanol
Etanol (ROH) adalah cairan transparan, tidak berwarna, dan mudah
menguap. Molekul penyusun alkohol adalah molekul polar. Etanol memiliki titik
didih 78,3˚C dan beku pada suhu (-144˚C). Molekul penyusun etanol berbobot
rendah sehingga menyebabkan etanol dapat larut dalam air. Kelarutan dalam air
tersebut disebabkan oleh ikatan hidrogen antara etanol dan air. Etanol juga dapat
melarutkan tetapi tidak sebaik air (Fessenden dan Fessenden, 1992).
Etanol adalah alkohol 2-karbon dengan rumus molekul CH3CH2OH.
Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah CH3CH2OH dengan rumus
empirisnya C2H6O. Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol
absolut, atau alkohol saja adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat
ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern (Fessenden dan
Fessenden, 1992).
Tabel 2. Identitas Etanol
2.4 Aquadest
Aquadest memiliki rumus kimia H2O. Satu molekul aquadest tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen. Aquadest memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa
jenis gas, dan banyak macam molekul organik. Aquadest merupakan bahan kimia
yang berwujud cair, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada keadaan
standar. Massa molarnya adalah 18,01528 g/mol. Titik didih aquadest sebesar
100°C (373,15K) sedangkan titik lelehnya 0°C (273,15 K). Massa jenisnya 1000
kg/cm3 dan viskositasnya 0,001 Pa/s (20°C). Sifat dari bahan ini adalah non-
korosif untuk kulit, non-iritasi untuk kulit, tidak berbahaya pada kulit, tidak
berbahaya dalam kasus konsumsi. Identifikasi yang lainnya yaitu non-iritasi untuk
paru-paru dan non-korosif terhadap mata (Fessenden dan Fessenden, 1992).
9
10
Kondenso
r
Thermome
ter
Labu
Didih
Heater