Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA I

KESETIMBANGAN UAP-CAIR

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Amun Amri, ST., MT.


NIP.19720131200001001

OLEH:

KELOMPOK III

Dodi Darmawan Nasution (1907111194)


Hafdi Wahdia Putra (1907111452)
Suci Mas’ama Ulfa (1907111024)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
Lembar Penugasan LABTEK I
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022

Modul Praktikum : Kesetimbangan Uap-Cair


Kelompok/Kelas : 3/A
Nama Praktikan : 1. Dodi Darmawan N.
2. Hafdi Wahdia Putra
3. Suci Mas’ama Ulfa

No Penugasan
1. Variabel konsentrasi etanol
- 21% volume etanol
- 31% volume etanol
- 41% volume etanol
- 51% volume etanol

2. Pengenceran
- 100 ml aquades dan etanol 96%

Pekanbaru, 16 November 2021


Dosen Pembimbing Praktikum

Prof. Amun Amri, MT.,PhD


NIP.19720131200001001

LEMBAR KENDALI
PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA I
Semester Ganjil 2021/2022

Judul :Kesetimbangan Uap-Cair


Kelompok :3
Nama Praktikan : 1) Dodi Darmawan Nasution
2) Hafdi Wahdia Putra
3) Suci Mas’ama Ulfa
Dosen Pengampu : Prof. Amun Amri, MT.,PhD
Tanggal Materi Ket
22 November 2021 Revsi 1 oleh asisten:
1.Cover, lembar pengesahan, penugasan, kendali,
daftar gambar dan daftar tabel
- memperbaiki format, spasi,
2. Abstrak
- memperbaiki isi
3. Bab II
- Memperbaiki spasi tabel 2.1
- Memperbaiki geser tabel jangan sampai terpotong
- Memperbaiki menambahkan kalimat awal
4. Bab III
- Memperbaiki nama alat yabg gak di pakai
- Memperbaiki prosedur percobaaan
- Menambahkan clavenger pada rangkaian alat
- Memperbaiki spasi pada awal paragraf setelah
judul
- Memperbaiki isi table
- Memperbaiki theme font pada grafik
5. Bab IV
- memperbaiki format penulisan
6. Bab V
- menambahkan kalimat pendahulu dan perbaiki
format

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA I

KESETIMBANGAN UAP CAIR


Dosen Pengampu Praktikum dengan ini menyatakan bahwa:
Kelompok I

Dodi Darmawan Nasution (1907111194)


Hafdi Wahdia Putra (1907111452)
Suci Mas’ama Ulfa (1907111024)

1. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen


Pengampu / Asisten Praktikum
2. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Kesetimbangan Uap
Cair dari praktikum Laboratorium Instruksional Teknik Kimia I yang di
setujui oleh Dosen Pengampu / Asisten Praktikum.

Catatan Tambahan :

Pekanbaru, 16 November 2021


Dosen Pengampu

Prof. Amun Amri, MT.,PhD


NIP.19720131200001001
ABSTRAK

Kesetimbangan fase uap-cair adalah suatu kondisi dimana cairan dan gas berada
pada kesetimbangan satu sama lain atau kondisi dimana kecepatan evaporasi sama
dengan kecepatan kondensasi pada tingkat molekuler. Tujuan dari praktikum ini
merancang dan menjalankan eksperimen serta membuat dan menganalisis kurva
kesetimbangan uap cair. Dalam percobaan ini variabel etanol yang digunkan
adalah 21%, 31%, 41%, dan 51%. Pertama untuk menentukan konsentrasi etanol
maka terlebih dahulu dibuat kurva standarisasi°Brix etanol. Selanjutnya alat
kesetimbangan uap cair dirangkai kemudian campuan etanol - air di masukkan
kedalam labu, lalu ditutup rapat agar etanol tidak menguap. Sebelumnya
campuran etanol ini telah ditetapkan perbandingannya. Kemudian kondensor dan
ketel pemanas dihidupkan lalu sampel kondensat dan fasa cair diambil dalam
waktu yang bersamaan setelah temperatur konstan. Kedua sampel tersebut
dianalisa menggunakan hand refractometer dan dibandingkan dengan kurva
standarisasi °Brix etanol sehingga diperoleh fasa uap dan cair. Hasil data
kesetimbangan fraksi massa etanol akan mempengaruhi nilai konstanta
kesetimbangan (K). Dari hasil percobaan didapat nilai Xw, Xd dan Yd pada
masing-masing fraksi volume etanol secara berurut yakni, untuk nilai Xw
diperoleh sebesar 0,214885057, 0,30683908, 0,401666667, dan 516609195.
Untuk nilai Xd didapat 0,1778893, 0,2592394, 0,3567145, dan 0,457968, serta
nilai Yd yang diperoleh adalah 0,1673407, 0,187983, 0,2433312, dan 0,302133.
Kemudian didapat harga K yang cukup jauh berbeda dari harga K literatur. Hal ini
disebabkan penangangan etanol yang sulit karena mudah menguap, sehingga
sebelum sampel dianalisa menggunakan hand refractometer etanol terlebih dahulu
menguap dan juga kurangnya sterilisasi alat yang mempengaruhi perolehan hasil
dari percobaan yang dilakukan

Kata kunci : oBrix, Fraksi mol, Hand Refractometer, Kesetimbangan Uap-Cair,


Evaporasi, Kondensasi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR PENUGASAN......................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Masalah..................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesetimbangan......................................................................................... 3
2.2 Tekanan Parsil, Hukum-hukum Dalton, Raoult dan Henry................ 3
2.3 Etanol.........................................................................................................5
2.3.1 Sifat dan Kegunaan Etanol.........................................................5
2.4 Aquadest.................................................................................................... 6
2.5 Hand Refractometer................................................................................ 6
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan yang digunakan........................................................................9
3.2 Alat yang digunakan................................................................................. 9
3.3 Prosedur Percobaan.................................................................................. 9
3.4 Rangkaian Alat....................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan...................................................................................... 12
4.2 Pembahasan............................................................................................ 13
4.2.1 Hubungan Konsentrasi Etanol Terhadap oBrix.......................13
4.2.2 Kesetimbangan Uap-Cair Etanol ..........................................15
4.2.3 Perbandingan Tekanan Percobaan dan Literatur.....................16
4.2.4 Perbandingan Data KUC Etanol Percobaan dengan Literatur. 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................................22
5.2 Saran................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian-bagian Hand Refractometer.................................................7


YGambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan Kesetimbangan Uap-Cair..................11
Gambar 3.2 Alat Hand Refractometer................................................................11
Gambar 4.1 Kurva Standarisasi Konsentrasi Etanol terhadap oBrix..............14Y
Gambar 4.2 Perbandingan nilai °Brix Xw dan Xd.............................................16
YGambar 4.3 Hubungan komposisi etanol fasa cair (XD) dengan etanol fasa uap
(YD) dalam mol..............................................................................18
Gambar 4.4 Hubungan komposisi etanol fasa cair (XA) dengan etanol fasa uap
(YA) dalam mol...............................................................................18
YGambar 4.5 Perbandingan Konsentrasi Kesetimbangan Uap Cair Etanol
Percobaan dengan Literatur............................................................19
Gambar 4.6 Hubungan Temperatur Kesetimbangan Terhadap Konstanta
Kesetimbangan Uap Cair Etanol....................................................20
DAFTAR TABEL

YTabel 2.1 Data kesetimbangan untuk sistem etanol - air.....................................5


Tabel 2.2 Identitas Etanol......................................................................................6
YTabel 4.1 Hubungan Konsentrasi Etanol terhadap oBrix..................................12
Tabel 4.2 Konsentrasi Etanol (Brix) dan Temperatur Pada Kesetimbangan......12
Tabel 4.3 Perbandingan Data Psat Air dan Etanol ...............................................12
Tabel 4.4 Fraksi Massa XD dan YD Percobaan dan XA dan YA Pada
Kesetimbangan ...................................................................................13
Tabel 4.5 Perhitungan Konstanta Kesetimbangan..............................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pernyataan Masalah


Dalam operasi pemisahan fasa liquid-liqiud ada beberapa
macam antara lain adalah distilasi, ekstraksi, dan adsorpsi, seperti
halnya pemisahan komponen-komponen campuran etanol air yang
dilakukan dengan proses distilasi. Distilasi adalah sistem
perpindahan yang memanfaatkan perpindahan massa. Masalah
perpindahan massa dapat diselesaikan dengan dua cara yang
berbeda. Pertama dengan menggunakan konsep tahapan
kesetimbangan dan kedua atas dasar proses laju difusi. Distilasi
dilaksanakan dengan rangkaian alat berupa kolom sehingga
dengan pemanasan komponen dapat menguap, terkondensasi, dan
dipisahkan secara bertahap berdasarkan tekanan uap / titik
didihnya. Proses ini memerlukan perhitungan tahap
kesetimbangan (Atago, 2000).
Distilasi juga merupakan metode untuk pemisahan suatu
campuran homogen yang berdasarkan pada perbedaan titik didih
komponen-komponen yang mempunyai titik didih rendah dan
menguap terlebih dahulu dibandingkan dengan titik dididh yang
lebih dari pada didalam fasa cairannyaa. Bentuk dan data
kesetimbangan anatara fase cair dan gas diantaranya dapat
digambarkan dalam bentuk kurva biner atau dengan cara
eksperimen (Abbott dkk, 1989).
Kesetimbangan uap cair dapat diperoleh jika ada variabel
yang tetap pada suatu waktu tertentu saat kesetimbangan tercapai
kecepatan antara molekul-molekul campuran yang berbentuk fasa
cair dan fasa uap. Menurut Abbott dkk. (1989), hal-hal yang
memengaruhi dalam sistem kesetimbangan yaitu tekanan, suhu,
konsentrasi dalam fasa cair (x) dan konsentrasi dalam fasa uap (y).
Zat cair dalam wadah tertutup, walaupun tekanan uap naik ketika
cairan dipanaskan, rapatan uap bertambah karena uap itu dibatasi
oleh volume tetap dan rapatan cairan sedikit berkurang, karena
wadah yang tertutp dapat diketahui batas antara fasa uap dan fasa
cair yang tidak setimbang. Tahap dimana rapatan uap sama
dengan rapatan sisa cairan dan batas antar fasa hilang disebut
kesetimbangan antara uap dan cair. Temperatur pada keadaan
tersebut adalah temperatur kritis (Treybal, 1981).
Dalam lingkup teknik kimia, pemahaman tentang kesetimbangan uap-cair
sangat diperlukan karena banyak proses industri kimia yang memerlukan konsep
kesetimbangan uap-cair dalam pengembangannya. Oleh karena itu, penting bagi
seorang sarjana teknik kimia untuk mempelajari kesetimbangan uap cair karena
penerapannya cukup banyak pada proses industri kimia.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan sebagai berikut :
1. Merancang dan menjalankan eksperimen.
2. Membuat dan menganalisis kurva kesetimbangan uap cair.
3. Berperan serta dalam suatu tim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesetimbangan
Kesetimbangan merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi perubahan
sifat makroskopis dari sistem terhadap waktu. Semakin dekat keadaan sistem
dengan titik kesetimbangan maka semakin kecil gaya penggerak proses, semakin
kecil pula laju proses dan akhirnya sama dengan 0 bila titik kesetimbangan sudah
tercapai. Jadi titik kesetimbangan hanya bisa tercapai secara teoritis dalam waktu
yang tak terhingga. Seperti pada kesetimbangan umumnya, kesetimbangan uap-
cair dapat ditentukan ketika ada variabel yang tetap (konstan) pada  suatu waktu
tertentu. Saat kesetimbangan model ini, kecepatan antara molekul-molekul
campuran yang membentuk fase uap sama dengan kecepatan molekul-molekulnya
membentuk cairan kembali. Pada prakteknya didalam pekerjaan ilmiah suatu
kesetimbangan dianggap tercapai bila tidak ada lagi perubahan sifat/keadaan (Tim
penyusun, 2019).

2.2 Tekanan Parsil, Hukum-hukum Dalton, Raoult dan Henry


Tekanan parsil PA komponen A di dalam suatu campuran uap adalah sama
dengan tekanan yang akan ditimbulkan oleh komponen A tersebut jika
ditempatkan sendiri di dalam volume dan temperatur yang sama dengan
campuran. Menurut hukum Dalton, P=∑ P A , yaitu tekanan total adalah sama
dengan penjumlahan tekanan parsil. Untuk suatu gas (uap) ideal, tekanan parsil
berbanding lurus dengan fraksi mol konstituen, maka:
PA = yA P.................................................(2.1)
Untuk suatu campuran ideal, tekanan parsil konstituen dikaitkan dengan
konsentrasi konstituen di dalam fasa cair, Raoult merumuskan hubungan tersebut
sebagai berikut:
P A =P°A . x A ...............................................(2.2)
Di sini P°A adalah tekanan uap murni konstituen A pada temperatur yang
sama. Biasanya hubungan ini mendekati benar bila xA bernilai tinggi atau xB
bernilai rendah. Untuk xA dengan harga-harga yang rendah, hubungan linear
antara PA dan xA dirumuskan dengan menggunakan faktor perbandingan yaitu
suatu konstanta Henry dan bukan tekanan uap murni zat. Untuk zat cair A yang
terlarut dalam pelarut zat B, hukum Henry ditulis debagai berikut :
P A =H . x A................................................(2.3)
Digunakan untuk komponen yang fraksi mol nya mendekati satuan dari
komponen-komponen yang mirip dengan sifat kimia, seperti rantai lurus
hidrokarbon. Jika campuran mengikuti hukum Raoult, maka tekanan uap
campuran dapat diperoleh secara grafik dengan memanfaatkan data tekanan uap
masing-masing komponen.
Berdasarkan Hukum Raoult:
PA = yA P ................................................(2.4)
P A =P°A . x A ...............................................(2.5)
Dari kedua persaman ini diperoleh:
P°A . x A P° . x
y A= atau y B = B B ...............................(2.6)
P P
Jumlah fraksi dua komponen adalah:
y A + y B=1................................................(2.7)

P °A . x A P °B . x B
+ =1..........................................(2.8)
P P
Dari persamaan ini dihasilkan:
°
P−P B
x A= ° ° .............................................(2.9)
P A −PB
Tabel berikut merupakan data harga xA dan yA untuk sistem etanol – air
literatur pada tekanan 101.325 kPa (1 atm) dan temperatur bervariasi.
Tabel 2. Data kesetimbangan untuk sistem etanol - air
Temperatur Temperatur
o o xA yA o o xA yA
C F C F
100 212 0 0 81.0 177.8 0.600 0.794
98.1 208.5 0.020 0.192 80.1 176.2 0.700 0.822
95.2 203.4 0.050 0.377 79.1 174.3 0.800 0.858
91.8 197.2 0.100 0.527 78.3 173.0 0.900 0.912
87.3 189.2 0.200 0.656 78.2 172.8 0.940 0.942
84.7 184.5 0.300 0.713 78.1 172.7 0.960 0.959
83.2 181.7 0.400 0.746 78.2 172.8 0.980 0.978
82.0 179.6 0.500 0.771 78.3 173.0 1.000 1.000
Sumber: (Geankoplis, 1997)

2.3 Etanol
Etanol (ROH) adalah cairan transparan, tidak berwarna, dan mudah
menguap. Molekul penyusun alkohol adalah molekul polar. Etanol memiliki titik
didih 78,3˚C dan beku pada suhu (-144˚C). Molekul penyusun etanol berbobot
rendah sehingga menyebabkan etanol dapat larut dalam air. Kelarutan dalam air
tersebut disebabkan oleh ikatan hidrogen antara etanol dan air. Etanol juga dapat
melarutkan tetapi tidak sebaik air (Fessenden dan Fessenden, 1992).
Etanol adalah alkohol 2-karbon dengan rumus molekul CH3CH2OH.
Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah CH3CH2OH dengan rumus
empirisnya C2H6O. Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol
absolut, atau alkohol saja adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat
ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern (Fessenden dan
Fessenden, 1992).
Tabel 2. Identitas Etanol

Massa molekul relative 46,07 gr/mol

Titik didih normal 78,32˚C

Titik beku −144,1˚C


Sumber: (Fessenden dan Fessenden, 1992)

2.3.1 Sifat dan Kegunaan Etanol


Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C 2H5OH atau
CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4°C. Etanol memiliki sifat tidak berwarna,
volatil dan dapat bercampur dengan air. Mengingat pemanfaatan etanol beraneka
ragam, sehingga grade etanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan
penggunaannya. Untuk etanol yang mempunyai grade 90 - 96,5% dapat
digunakan pada industri, sedangkan etanol yang mempunyai grade 96 - 99,5%
dapat digunakan sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi.
Besarnya grade etanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk
kendaraan sebesar 99,5 - 100%. Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh
terhadap proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air (Jonas,
2011).
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia
yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada
parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah
pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia
lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar
(Jonas, 2011).

2.4 Aquadest
Aquadest memiliki rumus kimia H2O. Satu molekul aquadest tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen. Aquadest memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa
jenis gas, dan banyak macam molekul organik. Aquadest merupakan bahan kimia
yang berwujud cair, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada keadaan
standar. Massa molarnya adalah 18,01528 g/mol. Titik didih aquadest sebesar
100°C (373,15K) sedangkan titik lelehnya 0°C (273,15 K). Massa jenisnya 1000
kg/cm3 dan viskositasnya 0,001 Pa/s (20°C). Sifat dari bahan ini adalah non-
korosif untuk kulit, non-iritasi untuk kulit, tidak berbahaya pada kulit, tidak
berbahaya dalam kasus konsumsi. Identifikasi yang lainnya yaitu non-iritasi untuk
paru-paru dan non-korosif terhadap mata (Fessenden dan Fessenden, 1992).

2.5 Hand Refractometer


Hand refractometer adalah alat untuk mengukur indeks bias cairan,
padatan atau serbuk dalam cairan. Ciri khas hand refractometer yaitu dapat
dipakai untuk mengukur secara tepat dan sederhana karena hanya memerlukan
zat yang sedikit yaitu 0,1 ml dan ketelitiannya cukup tinggi (Atago, 2000).
Menurut Moran (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi harga indeks
bias cairan yaitu:
a. Berbanding terbalik dengan suhu
b. Berbanding terbalik dengan panjang gelombang sinar yang digunakan
c. Berbanding lurus dengan tekanan udara dipermukaan udara
d. Berbanding lurus dengan kadar atau konsentrasi larutan

Hand refractometer merupakan salah satu alat yang dapat digunakan


untuk menganalisis kadar suatu zat. Hand refractometer (Gambar 2.1) terdiri atas
beberapa bagian, yaitu kaca prisma, penutup kaca prisma, sekrup pemutar skala,
grip pegangan, dan lubang teropong. Satuan skala pembacaannya adalah °Brix,
yaitu satuan skala yang digunakan untuk pengukuran kandungan padatan terlarut.
Skala °Brix dari hand refractometer sama dengan berat gram suatu zat dari 100 g
larutan zat tersebut (Atago, 2000).

Gambar 2. Bagian-bagian Hand Refractometer (Atago, 2000)


Hand refractometer perlu dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan
untuk satu hari pengamatan. Jika terjadi perubahan suhu, alat ini perlu dikalibrasi
kembali. Cara mengkalibrasinya dimulai dengan membuka penutup kaca prisma,
kemudian di atas kaca prima diteteskan satu atau dua tetes akuades. Penutup kaca
prisma lalu ditutup lagi dengan perlahan dan dipastikan akuades memenuhi
permukaan kaca prisma. Hand refractometer diarahkan pada cahaya terang,
kemudian dilihat pembacaan skala melalui lubang teropong. Jika skala kabur,
lubang teropong diputar hingga pembacaan skala tampak jelas. Pastikan garis
batas biru tepat pada skala 0 °Brix. Jika garis batas biru tidak tepat pada skala 0
°Brix, sekrup pengatur skala diputar hingga garis batas biru tepat pada skala 0
°Brix. Setelah kalibrasi selesai, kaca prisma dibersihkan dengan menggunakan
kertas tisu (Atago, 2000).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Dari praktikum yang kami lakukan,ada beberapa bahan,alat dan prosedur


percobaan yang digunakan sebagai berikut :

3.1 Bahan yang digunakan


a. Etanol 96%
b. Aquadest
3.2 Alat yang digunakan
a. Corong
b. Gelas ukur 100 ml
c. Hand Refractometer
d. Ketel Pemanas
e. Kondensor
f. Labu didih dasar bulat
g. Labu ukur 100 mL
h. Pengambil sampel uap
i. terkondensasi
j. Pipet tetes
k. Termometer
3.3 Prosedur Percobaan
a. Disusun rangkaian peralatan KUC.
b. Dilarutkan etanol dengan konsentrasi masing-masing 21%, 31%, 41%,
51%.
c. Masing-masing larutan etanol ditambahkan dengan aquades sebanyak 100
ml.
d. Setelah dicampurkan etanol dan aquades kelabu ukur,labu ditutup dengan
aluminium foil dan dikocok.
e. Larutan tersebut dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak 50 ml .
f. Kemudian larutan diambil dengan menggunakan pipet tetes untuk
diletakkan di handrefraktometer sebanyak 2-3 tetes.

9
10

g. Dimasukkan larutan kedalam labu didh leher dua dsn ditutup


menggunakan aluminium foil.
h. Pemanas dan aliran pendingin dinyalakan secara bersama untuk memulai
proses.
i. Pada saat setimbang sample yang berada didalam labu dan sample gas
diambil.
j. Sample tersebut dianalisa dengan menggunakan hand refractometer untuk
mendapatkan nilai ᵒBrix
k. Percobaan diulangi untuk masing-masing konsentrasi etanol.
11

3.4 Rangkaian Alat

Kondenso
r

Thermome
ter

Labu
Didih

Heater

Anda mungkin juga menyukai