Anda di halaman 1dari 22

Nama: Samuel Hans Kristanto

Matkul: PPB 1

Prodi: Sarjana Teologi

PASA JUDUL PERIKOP TEMA TEMPAT TOKOH


L
1 Salam Salam Korintus, Akhaya Paulus, Timotius, Jemaat
Korintus, Semua orang
Kudus
Ucapan Syukur Ucapan Syukur Asia Kecil

Perubahan dalam rencana Paulus Kristus adalah “ya” Makedonia,Yudea Silwanus,Timotius


bagi semua janji
Allah
2 Harus diampuni orang yang bersalah Harus mengampuni - -
Kecemasan dan kelegaan Paulus di Bau yang harum di Troas, Makedonia Titus
Troas dan di Makedonia tengah-tengah
mereka yang
diselamatkan
3 Pelayan-pelayan perjanjian yang baru Kemuliaan - Musa
pelayanan Roh
4 Harta rohani dalam bejana tanah Kemuliaan Allah - -
menjadi nyata di
dalam tubuh kita
Jangan tawar hati, juga waktu Kemuliaan kekal - -
menghadapi maut
5 Pelayanan untuk pendamaian Ciptaan baru - -

6 Paulus dalam pelayanannya Penuh kesabaran - -


dalam penderitaan
Jangan ada lagi noda kekafiran Pasangan yang - orang Korintus, orang-
seimbang orang tak percaya, orang-
orang percaya, anak-anak-
Ku laki-laki, anak-anak-Ku
perempuan

Kelas Malam
Akhaya
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Akhaya (Akhaea)

Περιφερειακή ενότητα
Αχαΐας
unit regional Yunani

Daerah-daerah "munisipal" di Akhaya

Akhaya di Yunani
Negara Yunani
Daerah Yunani Barat (West Greece)
Ibukota Patras
Luas
 • Total 3.271,507 km2 (1,263,136 sq mi)
Populasi
 (2005)
 • Total 331.316
 • Kepadatan 0,10/km2 (0,26/sq mi)
Zona waktu UTC+2
 • Musim panas (DST) UTC+3 (EEST)
Kode pos 25x xx, 26x xx
Kode telepon 261, 269x
ISO 3166 code GR-13
TNKB ΑΖ, AX
Situs web www.achaia.gr
Akhaya (bahasa Yunani: Αχαΐα Achaïa, [axaˈia]; Ἀχαία dalam diakritik Yunani; atau
Akhaea) adalah nama daerah di Yunani yang meliputi barat laut semenanjung Peloponnesus.

Pada zaman kekaisaran Romawi, setelah mengalahkan Yunani, orang Romawi membaginya
menjadi 2 provinsi: Akhaya, di selatan, dan Makedonia di utara. Akhaya meliputi seluruh
semenanjung Peloponnesos, yang pada zaman modern dinamakan "Morea", serta seluruh
Yunani selatan. Inilah makna nama Akhaya yang dipakai dalam Alkitab bagian Perjanjian
Baru (Kisah Para Rasul 18:12, 27; 19:21; Roma 15: 26; 16:5, dan seterusnya) yang meliputi
kota Korintus.[1] Pada waktu Lukas menulis Kisah Para Rasul, bentuk pemerintahan wilayah
ini adalah "proconsular", sehingga dengan tepat ditulis bahwa jabatan Galio adalah
"prokonsul" Akhaya (diterjemahkan sebagai "gubernur" Akhaya) (51-53 M).[2]

Pada zaman modern merupakan salah satu "unit regional" di Yunani yang termasuk bagian
dari Yunani Barat ("West Greece"). Ibu kotanya Patras. Jumlah penduduknya lebih dari
300.000 orang sejak tahun 2001.

Korintus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Korintus
Κόρινθος
Kórinthos
Kuil Apollo di Korintus Kuno

Letak

Koordinat 37°56′N 22°56′EKoordinat: 37°56′N 22°56′E

Zona waktu: EET/EEST (UTC+2/3)

Ketinggian (min-max): 0 - 10 m (0 - 33 ft)

Pemerintah

Negara: Yunani

Periferal: Peloponnesus

Prefektur: Korinthia

Statistik penduduk (pada 2001[1])


Kota

 - Jumlah penduduk: 36.555

 - Luas:[2] 102,2 km² 

 - Kepadatan: 358 /km² 

Kode

Kode pos: 201 00

Kode telepon: 27410

Plat kendaraan: KP

Situs web

www.korinthos.gr

Korintus (bahasa Yunani: Κόρινθος, Korintos; bahasa Latin: Corinthus) adalah kota kuno
yang pernah menjadi salah satu kotapraja di Satuan Daerah Korintia, Daerah Administratif
Peloponesos, kawasan tengah-selatan negara Yunani. Kota ini didirikan pada Zaman
Neolitikum sekitar tahun 6000 SM. Pada tahun 146 SM, Korintus sempat dihancurkan oleh
Lucio Mummio dari Romawi, dan kota ini didirikan kembali pada tahun 44 SM oleh Gaius
Julius Caesar.

Sekarang Korintus adalah ibu kota Prefektur Korintia.

Daftar isi

 1 Catatan Alkitab

 2 Kota kembar

 3 Lihat pula

 4 Rerefensi

Catatan Alkitab

Kota Korintus disebut berulangkali di Alkitab bagian Perjanjian Baru, terutama berkaitan
dengan pekerjaan pekabaran Injil oleh rasul Paulus di sana. Di bawah kekuasaan Romawi,
Korintus dibangun menjadi kota besar di provinsi Akhaya yang meliputi seluruh Yunani
selatan dan semenanjung Peloponnesus dan banyak penduduknya merupakan campuran dari
orang-orang Romawi, Yunani dan juga sejumlah orang Yahudi. Ketika Paulus pertama
kalinya datang ke kota itu (sekitar tahun 51-52 M), Galio menjabat gubernur ("prokonsul")
Akhaya (51-53 M). Menurut Kisah Para Rasul 18, Paulus tinggal selama 18 bulan di
Korintus.[3] Di sinilah ia berkenalan pertama kalinya dengan Akwila dan Priskila. Krispus,
seorang kepala rumah ibadat sinagoge di Korintus, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-
sama dengan seisi rumahnya, setelah mendengarkan pemberitaan Paulus, dan memberi diri
dibaptis.[4] Selain Krispus dan keluarganya, Paulus membaptis Gayus dan Stefanus beserta
keluarganya.[5] Satu setengah tahun kemudian jabatan kepala rumah ibadat diduduki oleh
Sostenes yang juga seorang Kristen dan sempat dianiaya oleh orang-orang Yahudi di depan
gedung pengadilan.[6] Tidak lama setelah Paulus berangkat ke tempat lain, Apolos datang dari
Efesus.

Paulus menulis 2 surat kepada jemaat di Korintus yang dimasukkan menjadi bagian Alkitab,
yaitu Surat 1 Korintus dan Surat 2 Korintus. Surat yang pertama mengindikasikan sejumlah
konflik antara gereja di sana dengan masyarakat di sekitarnya. Sejumlah pakar menduga
bahwa Paulus sempat datang sesaat "dalam dukacita"[7] di antara penulisan surat pertama dan
kedua. Setelah penulisan surat yang kedua, Paulus tinggal di Korintus lagi selama sekitar 3
bulan.[8] di akhir musim dingin (sebelum hari Paskah Yahudi), dan di sana ia menulis suratnya
kepada jemaat di Roma.[9]

Korintus menjadi pusat kota seks terbesar pada masa itu, tindakan amoralitas bahkan ada
suatu ungkapan dalam peribahasa Yunani; "Hampir idak ada laki-laki yang sanggup bertahan
bila melakukan perjalanan ke Korintus".

Kota Korintus lama (sampai tahun 1858) dan baru (sejak 1858)

Dari informasi di dalam surat-suratnya kepada jemaat di Korintus, sejumlah pakar menduga
bahwa Paulus sebenarnya menulis sebanyak 4 surat,[10] di mana hanya 2 yang dimasukkan ke
dalam kanon Alkitab. Ada juga naskah apokrif berjudul "Surat Paulus yang ketiga kepada
jemaat di Korintus" yang ditolak untuk dimasukkan ke dalam kanon.

Paulus dari Tarsus


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Untuk kegunaan lain, lihat Paulus.

Paulus

Rasul dalam ajaran Kristen

Santo Paulus karya Bartolomeo Montagna

Informasi pribadi

ca. 3 Masehi[1]
Lahir di Tarsus, Kilikia[2]
(Turki tengah bagian selatan)

ca. 67 Masehi[3]
Meninggal
mungkin di Roma[3]

Bagian dari sebuah serial dari artikel-artikel tentang

Paulus dalam Alkitab


Kesusastraan Paulus

Kepengarangan
Kesusastraan terkait
See also
 l

 b

 s

Bagian dari seri tentang

Kekristenan

 Yesus
 Kristus

 Alkitab
 Dasar

Teologi

 Sejarah
 Tradisi

 Denominasi
 Kelompok

Topik terkait

 Portal Kristen

 l

 b

 s

Paulus dari Tarsus (awalnya bernama Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 – 67
Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan
yang bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus. Paulus memperkenalkan diri melalui
kumpulan surat-suratnya dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen sebagai seorang Yahudi
dari suku Benyamin,[4] yang berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga negara Romawi. Ia
lahir di kota Tarsus tanah Kilikia (sekarang di Turki), dibesarkan di Yerusalem dan dididik
dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel.[2] Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang
Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama Yahudi.[5] Mulanya ia seorang
penganiaya orang Murid murid Yesus(saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya
berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus
Kristus.[6]

Paulus menyebut dirinya sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi" yaitu Bangsa
Romawi kuno (Roma 11:13). Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya
kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi. Gagasan Paulus ini
menimbulkan perselisihan pendapat antara murid-murid Yesus dari keturunan Yahudi asli
dengan mereka yang berlatar belakang bukan Yahudi. Mereka yang dari keturunan Yahudi
berpendapat bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi haruslah
pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu. Murid-murid yang mula-mula, Petrus, sempat
tidak berpendirian menghadapi hal ini (lihat Galatia 2:11-14). Untuk menyelesaikan konflik
ini, diadakanlah persidangan di Yerusalem yang dipimpin oleh Petrus dan Yakobus, saudara
Yesus, yang disebut sebagai Sidang Sinode atau Konsili Gereja yang pertama (Konsili
Yerusalem).[7]

Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:

1. untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih
dahulu
2. orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan
mengikuti tradisi dan pantangan Yahudi (misalnya perihal tentang sunat dan memakan
makanan yang diharamkan).
3. Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani.

Paulus dijadikan seorang Santo (orang suci) oleh seluruh gereja yang menghargai santo,
termasuk Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Anglikan, dan beberapa denominasi Lutheran.
Dia berbuat banyak untuk kemajuan Kristen di antara para orang-orang bukan Yahudi, dan
dianggap sebagai salah satu sumber utama dari doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri
kekristenan bercorak Paulin/bercorak Paulus. Surat-suratnya menjadi bagian penting
Perjanjian Baru. Banyak yang berpendapat bahwa Paulus memainkan peranan penting dalam
menjadikan agama Kristen sebagai agama yang berdiri sendiri, dan bukan sebagai sekte dari
Yudaisme. Jadi agama Kristen adalah murni ajaran Yesus Kristus yang disebarkan Paulus.

Timotius
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Untuk kegunaan lain, lihat Timotius.

Santo Timotius

Uskup

Lahir ± 17 Masehi

± 97 Masehi
Wafat
Efesus

Gereja Katolik Roma


Gereja Ortodoks Timur
Dihormati di Gereja Ortodoks Oriental
Komuni Anglikan
Gereja Lutheran

22 Januari (kekristenan Timur)


Pesta 26 January (Gereja Katolik Roma, Lutheranisme)
24 Januari (beberapa kalender dan Kalender Roma Umum sebelum 1970)

Portal Kristen
Timotius (Yunani: Τιμόθεος; Timótheos, artinya "memuliakan Tuhan";[1] bahasa Inggris:
Timothy) atau Santo Timotius adalah seorang uskup Kristen abad pertama yang meninggal
sekitar tahun 97 Masehi (ada yang menulis tahun 80 Masehi). Dalam bagian Perjanjian Baru
di Alkitab Kristen dicatat bahwa Timotius bepergian dengan Rasul Paulus, yang juga menjadi
mentornya.

Daftar isi

 1 Keluarga dan masa muda

 2 Surat

 3 Pelayanan dan kehidupan selanjutnya

 4 Penghormatan

 5 Referensi

 6 Lihat pula

Keluarga dan masa muda

Timotius adalah putra dari seorang perempuan Yahudi bernama Eunike, dan ayahnya adalah
seorang Yunani.[2] Sewaktu kecil ia tidak disunat (adat Yahudi), sehingga Paulus
mendorongnya untuk disunat supaya dapat diterima oleh orang-orang Yahudi. Ada tradisi
yang mengatakan Paulus melakukan upacara sunat itu "dengan tangannya sendiri".[3] Ia
ditahbiskan[4] and kemudian pergi bersama Paulus mengabarkan Injil ke daerah Phrygia,
Galatia, Mysia, Troas, Filipi, Veria, dan Korintus. Ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois, dipuji
karena kesalehan dan iman mereka,[5] yang mengindikasikan bahwa mereka telah menjadi
Kristen. Timotius sendiri dipuji oleh Paulus karena pengetahuan alkitabiahnya (pada abad
pertama umumnya Septuaginta) dan dikatakan telah mengenal kitab suci sejak kecil.[6]

Makedonia (kerajaan kuno)


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Makedonia

Μακεδονία
808 SM–168 SM

Surya Vergina

Makedonia pada tahun 336 SM (warna jingga)


Aigai (Vergina)[1]
(808–399 SM)
Ibu kota
Pela[2]
(399–167 SM)
Makedonia Kuno
Bahasa yang umum digunakan Yunani Atika
Yunani Koine
Agama Politeisme Yunani
Pemerintahan Monarki
Raja (Basileus)  
• 808 SM–778 SM Karanos
• 179 SM–168 SM Perseus
Legislatif Sinedrion
Era Sejarah Abad Kuno
• Didirikan oleh Karanos 808 SM
• Vasal Persia[3] 512/511–493 SM
• Menjadi wilayah Persia[3] 492–479 SM
• Kejayaan Makedonia 359–336 SM
• Menaklukkan Persia 335–323 SM
• Pembagian Babilonia 323 SM
• Perang Diadokhoi 322–275 SM
• Pertempuran Pidna 168 SM
Mata uang Tetradrakhma
Kode ISO 3166 MK
Didahului oleh Digantikan oleh
Zaman Kegelapan Kerajaan Pergamon
Yunani Kekaisaran Seleukia
Kerajaan Ptolemaik
Makedonia (provinsi
Romawi)

Makedonia atau Makedon (bahasa Yunani: Μακεδονία, Makedonía)[4] adalah sebuah


kerajaan kuno yang terletak di pinggiran Yunani pada masa Arkais dan Klasik,[5] dan
kemudian menjadi negara yang dominan di Yunani pada masa Helenistik.[6] Kerajaan ini
dibentuk oleh Dinasti Argeadai, tetapi dalam sejarahnya juga pernah dikuasai oleh Dinasti
Antipatridai dan Antigonidai. Kerajaan tempat tinggal orang Makedonia Kuno ini mula-mula
berpusat di bagian timur laut Semenanjung Yunani,[7] yang berbatasan dengan Epiros di barat,
Paionia di utara, Trakia di timur, dan Tesalia di selatan.

Sebelum abad ke-4 SM, Makedonia merupakan sebuah kerajaan kecil di luar wilayah yang
didominasi oleh negara kota besar seperti Atena, Sparta, dan Tivai, dan Makedonia juga
sempat tunduk kepada Akemeniyah (Persia).[3] Nasib Makedonia berubah pada masa
pemerintahan seorang raja Argeadai yang bernama Filipos II (m. 359 SM – 336 SM). Filipos
II mereformasi militer Makedonia salah satunya dengan memperkenalkan formasi falangs
Makedonia yang dipersenjatai dengan tembiang sarissa, dan berkat reformasi ini ia dapat
mengalahkan Atena dan Tivai dalam Pertempuran Kaironeia pada 338 SM. Salah satu putra
Filipos II yang dikenal dengan julukan Aleksander Agung melanjutkan upaya ayahnya untuk
menguasai seluruh Yunani dan ia menghancurkan kota Tivai setelah kota tersebut mencoba
memberontak. Aleksander lalu berhasil menjatuhkan Kekaisaran Akemeniyah dan
menaklukkan wilayah yang terbentang hingga ke Sungai Indus. Semenjak itu, seni dan sastra
Yunani berkembang di wilayah-wilayah yang telah ditaklukkan, dan kemajuan dalam bidang
filsafat, teknik, dan sains pun menyebar di wilayah-wilayah tersebut.

Setelah kematian Aleksander Agung pada tahun 323 SM, Perang Diadokhoi meletus akibat
perebutan kekuasaan yang melibatkan para jenderal yang dahulu berperang bersama
Aleksander, dan kemudian wilayah yang telah ditaklukan pun dibagi-bagi. Hal tersebut tidak
membuat Makedonia kehilangan status sebagai pusat kebudayaan dan politik Yunani di
kawasan Mediterania bersama dengan Mesir Ptolemaik, Kekaisaran Seleukia, dan Kerajaan
Pergamon. Makedonia mulai mengalami kemunduran setelah meletusnya Peperangan
Makedonia dan kebangkitan Romawi sebagai negara terkuat di kawasan Mediterania.
Sesudah kemenangan Romawi dalam Perang Makedonia Ketiga pada tahun 168 SM, monarki
Makedonia dibubarkan dan digantikan oleh negara-negara pengekor Romawi. Monarki
sempat dipulihkan pada masa Perang Makedonia Keempat pada tahun 150–148 SM, tetapi
upaya tersebut tidak berhasil dan Romawi akhirnya mendirikan provinsi Makedonia.

Raja-raja Makedonia memiliki kekuasaan absolut dan mengendalikan sumber daya negara
seperti emas dan perak. Mereka mengadakan kegiatan-kegiatan penambangan untuk
mencetak uang, mendanai pasukan mereka, dan pada masa Filipos II juga untuk membangun
armada laut. Tidak seperti negara-negara diadokhoi yang didirikan sepeninggalan Aleksander
Agung, kultus kekaisaran yang digalakkan oleh Aleksander tidak pernah diberlakukan di
Makedonia, tetapi penguasa Makedonia tetap berperan sebagai imam agung kerajaan dan
merupakan pendukung berbagai kultus dari dalam dan luar negeri. Wewenang raja secara
teoretis dibatasi oleh lembaga militer, sementara beberapa kota di persemakmuran
Makedonia dianugerahi otonomi yang besar, termasuk memiliki pemerintahan demokratis
dengan majelis rakyat.
Yudea
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Koordinat: 31°41′56″N 35°18′23″E

Lihat pula: Provinsi Yudea

Peta yang memperlihatkan Yudea (sebelah selatan Samaria dan Galilea).

Yudea (bahasa Inggris: Judea, Judæa, dari bahasa Ibrani: ‫יהודה‬, Standard Yəhuda Tiberian
Yəhûḏāh, bahasa Yunani: Ἰουδαία, Ioudaía; bahasa Latin: IVDÆA, bahasa Arab: ‫يهودا‬,
Yahudia) adalah nama biblika, Romawi, dan modern dari bagian selatan Palestina yang
bergunung-gunung. Nama ini berasal dari nama Ibrani, Kanaan, Babilonia Baru kelak, dan
Persia, "Yehuda" atau "Yehud" untuk menyebut Suku Yehuda dari Israel biblika serta
berhubungan dengan Kerajaan Yehuda, yang mana Ensiklopedia Yahudi tahun 1906
memberinya tarikh 934 sampai 586 SM.[1] Nama dari wilayah ini tetap diintegrasikan pada
sepanjang periode penaklukkan Babilonia, Persia, Helenistik, dan Romawi sebagai Yehud,
Yehud Medinata, Yudea Hashmonayim, dan konsekuensinya, berturut-turut, Yudea Herodian
dan Yudea Romawi.

Salah satu akibat dari Perang Bar Kokhba, pada tahun 135 M wilayah ini diganti namanya
dan digabungkan dengan Siria Romawi untuk membentuk Palaestina Siria oleh Kaisar
Romawi Hadrianus yang berjaya pada saat itu. Suatu bagian besar dari Yudea termasuk
dalam Tepi Barat Yordania dari tahun 1948 sampai 1967 (yaitu "Tepi Barat" dari Kerajaan
Yordania).[2][3] Istilah Yudea sebagai suatu istilah geografis dihidupkan kembali oleh
pemerintah Israel pada abad ke-20 sebagai bagian dari nama distrik administratif Israel
Wilayah Yudea dan Samaria untuk wilayah yang umumnya disebut sebagai Tepi Barat.[4]
Silas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Silas atau Silwanus (bahasa Yunani: Σίλας / Σιλουανός; bahasa Inggris: Silas/Silvanus)
adalah orang Kristen pada abad pertama Masehi, seorang pemimpin jemaat dan teman sekerja
Paulus dalam beberapa perjalanan mengabarkan Injil, seperti yang dicatat dalam Kisah Para
Rasul dan bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.

Daftar isi

 1 Nama

 2 Catatan Alkitab

 3 Tradisi Kristen

 4 Referensi

Nama

Lukas menyebutnya "Silas" (nama Yunani) dalam Kisah Para Rasul, sedangkan Paulus dan
Petrus menulis namanya sebagai "Silwanus" (nama Latin, yang berakar kata "Silva", artinya
"hutan", bermakna "yang menyukai hutan"[1]). Fitzmyer menunjukkan bahwa Silas adalah
nama Yunani untuk nama Aram "Seila," yang merupakan satu versi dari nama Ibrani "Saul",
yang dibuktikan dengan prasasti di Palmyra.[2]

Catatan Alkitab

Silas mula-mula disebutkan di Kisah Para Rasul sebagai salah satu pemimpin gereja di
Yerusalem (Kisah Para Rasul 15:22) memegang tugas sebagai pengajar yang diurapi.[3]
Namanya yang berunsur Latin menunjukkan bahwa ia rupanya adalah seorang Yahudi
Helenistik (berkebudayaan Yunani) dan tampaknya berkewarganegaraan Romawi.[4] Ia
ditunjuk sebagai anggota delegasi yang menemani Paulus and Barnabas kembali ke
Antiokhia dengan keputusan dari Konsili Yerusalem.[5] Setelah menunaikan tugas ini, ia
kembali ke Yerusalem.[6] Namun, rupanya ia datang lagi ke Antiokhia, karena di sana ia
kemudian dipilih sebagai teman seperjalanan Paulus untuk perjalanan misinya yang kedua.[7]
Di Berea, Paulus meninggalkan Silas bersama Timotius, sementara Paulus sendiri berangkat
ke Atena.[8] Kemudian Silas berkumpul kembali dengan Paulus di Korintus.[9] Kehadirannya
di Korintus dicatat beberapa kali dalam surat-surat Paulus (sebagai Silwanus), terutama
sebagai pengarang bersama dengan Paulus dan Timotius untuk kedua surat kepada jemaat di
Tesalonika.[10]

Ada seorang Silwanus yang menyampaikan surat Simon Petrus ke Asia Kecil.[11]
Kemungkinan besar adalah orang yang sama dengan rekan Paulus.[12]
Troas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Troas
Alexandria Troas
Αλεξάνδρεια Τρωάς (Yunani)

Eski Stambul (Turki)

Therme di Troas

Lokasi di Turkey

Koordinat 39°45′06″N 26°09′25″E

Troas, lengkapnya Alexandria Troas ("Alexandria di tanah Troad", modern bahasa Turki:
Eski Stambul) adalah sebuah kota kuno berbudaya Yunani yang terletak di tepi Laut Aegea
dekat ujung paling utara pantai barat Turki, sedikit di selatan Tenedos (kota modern
Bozcaada). Sekarang terletak di provinsi Turki modern Çanakkale. Area kota ini diperkirakan
400 hektare (1000 ekar). Sejumlah bangunan yang masih ada sekarang ini adalah tempat
mandi, sebuah odeon, sebuah teater dan kompleks gimnasium.[1] and a recently uncovered
stadium.[2] Bekas-bekas landasan tembok tua yang melingkari kota masih dapat dilacak.
Daftar isi

 1 Sejarah

 2 Romawi

o 2.1 Byzantin

o 2.2 Ottoman

o 2.3 Modern

 3 Referensi

 4 Pustaka

 5 Pranala luar

Sejarah
Menurut Strabo, tempat ini mulanya disebut Sigeia;[1] pada sekitar tahun 306 SM Antigonus I
Monophthalmus mengembangkan kota ini menjadi Antigonia Troas dengan memindahkan
penduduk lima kota lain di Sigeia,[3] termasuk kota Neandria yang tadinya cukup penting.[4] Namanya
diubah oleh Lysimachus menjadi Alexandria Troas, untuk mengenang Aleksander Agung dari
Makedonia (Plinius Yang Tua hanya menyebutkan pergantian nama dari Antigonia menjadi
Alexandria[5]). Sebagai pelabuhan utama di barat laut Asia Kecil, tempat ini menjadi makmur pada
zaman Romawi, menjadi "kota yang merdeka dan berotonomi" sejak tahun 188 SM, [3] dan
peninggalan yang ada mendukung pentingnya kota ini. Pada puncak kemakmurannya, kota ini
berpenduduk sampai 100.000 orang.[4] Strabo menyebutkan bahwa sebuah koloni Kekaisaran
Romawi dibentuk oleh Kaisar Agustus di sana dengan sebutan Colonia Alexandria Augusta Troas
(disingkat Troas selama periode ini). Augustus, Hadrian dan ahli tatabahasa yang kaya Herodes
Atticus berperan dalam kemajuannya; saluran air (aqueduct) masih terpelihara karena Herodes.
Konstantinus I pernah mempertimbangkan untuk menjadikan Troas ibu kota Kekaisaran Romawi,
sebelum mendirikan Konstantinopel.
Titus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Untuk kegunaan lain, lihat Titus (disambiguasi).

Titus

Titus adalah nama seorang laki-laki dalam bahasa Yunani/Romawi. Nama ini terutama
dikenal dalam catatan bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen sebagai seorang Kristen pada
abad pertama Masehi yang mempunyai andil cukup besar dalam memelihara persatuan dan
keutuhan dari sidang-sidang jemaat yang telah berdiri pada zaman gereja mula-mula.

Pada saat ada masalah yang timbul di sidang Kristen pada abad pertama, dan untuk
menyelesaikannya dituntut keberanian dan ketaatan, maka salah seorang pria yang berhasil
menghadapi lebih dari satu tantangan demikian adalah Titus. Sebagai seorang rekan sekerja
rasul Paulus, ia berupaya sungguh-sungguh membantu orang-orang lain melakukan segala
sesuatu menurut cara Kristiani. Titus benar-benar seorang rekan sekerja yang dapat
diandalkan oleh rasul Paulus dalam hal membantu menjaga kebersihan sidang Kristen pada
abad pertama. Oleh karena itu, Paulus mengatakan kepada orang-orang Kristen di Korintus
bahwa Titus adalah 'rekan sekerja demi mereka'.[1]

Daftar isi

 1 Masalah Sunat

 2 Diutus ke Korintus

 3 Di Pulau Kreta
 4 Catatan Kaki

 5 Referensi

 6 Pustaka

 7 Lihat pula

Masalah Sunat

Titus adalah seorang Yunani yang tidak bersunat yang kemudian menjadi penganut Kristus.[2]
Paulus menyebut dia sebagai "anak yang sejati menurut iman yang dimiliki bersama",
sehingga Titus mungkin adalah salah seorang anak rohani sang rasul.[3] Titus menyertai
Paulus, Barnabas, dan beberapa rekan lainnya dari Antiokhia, Siria sewaktu mereka pergi ke
Yerusalem kira-kira pada tahun 49 M untuk membahas pertanyaan tentang sunat.[4]

Ada pendapat bahwa karena pertobatan orang-orang "kafir" (dalam arti "orang-orang bukan
Yahudi") yang tidak bersunat sedang dibahas di Yerusalem, Titus dibawa serta untuk
mempertunjukkan bahwa orang Yahudi dan non-Yahudi dapat memperoleh perkenan Allah
tidak soal mereka bersunat atau tidak. Beberapa mantan orang Farisi yang setelah menerima
Kekristenan menjadi anggota sidang jemaat di Yerusalem berpendapat bahwa orang-orang
kafir yang bertobat diwajibkan untuk disunat dan menjalankan Hukum agama Yahudi, namun
argumen ini ditentang. Memaksa Titus dan orang-orang bukan Yahudi lainnya untuk disunat
sama saja dengan menyangkal bahwa keselamatan bergantung pada kebaikan hati Allah yang
tidak selayaknya diterima serta pada iman kepada Yesus Kristus dan bukannya pada
perbuatan-perbuatan Hukum. Hal itu juga sama saja dengan menolak bukti bahwa orang-
orang bukan Yahudi, atau orang-orang dari berbagai bangsa, telah menerima Roh Kudus
Allah.[5] Ketika masalah sunat selesai, Paulus dan Barnabas diberi wewenang penuh untuk
mengabar kepada bangsa-bangsa. Pada waktu yang sama, mereka dan rekan-rekan, termasuk
Titus, juga berupaya agar selalu memperhatikan orang-orang miskin.[6]

Diutus ke Korintus

Titus kemudian disebutkan dalam catatan terilham kira-kira enam tahun kemudian, ketika ia
berada di Korintus sebagai utusan Paulus untuk mengorganisasi pengumpulan sumbangan
bagi orang-orang kudus. Namun, sewaktu Titus melakukan pekerjaan ini, ia berada dalam
situasi yang menegangkan. Surat Paulus kepada orang-orang Korintus menyingkapkan bahwa
surat itu pertama-tama ditujukan kepada orang-orang Korintus agar mereka "berhenti berbaur
dengan orang-orang yang melakukan percabulan". Ia harus memberi tahu mereka untuk
mnenyingkirkan para pelaku percabulan dari tengah-tengah mereka. Ya, Paulus menulis surat
yang keras kepada mereka, melakukannya "dengan banyak air mata".[7] Sementara itu, Titus
diutus ke Korintus untuk membantu mengumpulkan sumbangan yang dilakukan di sana bagi
orang-orang Kristen Yudea yang berkekurangan. Kemungkinan, ia juga diutus untuk
mengamati tanggapan orang-orang Korintus terhadap surat Paulus.[8]

Karena sangat ingin tahu, Paulus boleh jadi mengutus Titus dari Efesus menyeberangi Laut
Aegea ke Korintus, dengan instruksi untuk sesegera mungkin memberikan laporan. Jika misi
tersebut diselesaikan sebelum pelayaran dinonaktifkan pada musim dingin (kira-kira pada
pertengahan November), Titus dapat pergi ke Troas dengan kapal atau mengambil rute
perjalanan yang lebih panjang lewat Hellespont. Paulus kemungkinan tiba di tempat
pertemuan yang disepakati di Troas lebih awal, mengingat huru-hara yang dipicu oleh para
perajin perak menyebabkan dia meninggalkan Efesus lebih awal daripada yang diperkirakan.
Oleh karena itu, Paulus mengambil jalan darat dengan harapan bertemu dengan Titus di
perjalanan. Pada waktu itu di daratan Eropa, Paulus mungkin melewati Via Egnatia, dan
akhirnya ia bertemu Titus di Makedonia. Paulus dapat merasa lega dan bersukacita karena
menerima kabar baik dari Korintus. Sidang itu telah menangani nasihat sang rasul dengan
baik.[9]

Musa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Untuk kegunaan lain, lihat Musa (disambiguasi).

Musa
‫שה‬
ֶׁ ֹ ‫موسى • מ‬

Kaligrafi Musa 'alaihis-salam

Lahir Mesir[1]

Makam Lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor[2] (sekarang: Yordania)

 Nabi dan Rasul[3][4]


 Ulul Azmi
Gelar  'alaihis-salam (keselamatan atasnya)
 Kalimullah

[5]
Suami/istri Zipora binti Rehuel (Yitro)
 Girsom/Gersom[6]
Anak  Eliezer[7]
 Imran/Amram[8][9] (bapak)
Orang tua  Yukhabad/Yokhebed[8][9] (ibu)

 Miryam (kakak perempuan)[9]


Kerabat  Harun (kakak laki-laki)[8][9]

Bagian dari seri artikel Kristen tentang


Musa
Musa dan Israel
Sekilas Tentang Musa
Nama dan Julukan
Tulah • Mujizat • Pelayanan
Musa dan Sejarah
Garis waktu • Kronologi • Tokoh
Kehidupan pribadi Musa
Budaya dan sejarah latar belakang
Musa dan Kekristenan
Peran Musa

 l

 b

 s

Musa (bahasa Arab: ‫موسى‬, translit. Mūsā, bahasa Ibrani: ‫מ ֹשֶׁ ה‬, Modern Mošé Tiberias Mōšeh;
bahasa Ge'ez: ሙሴ Musse) adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Dia
merupakan sosok yang sangat dihormati dan dikenal dalam agama-agama Abrahamik.
Bersama Harun, Musa dikenal sebagai seorang pemimpin dan nabi yang membebaskan Bani
Israel dari perbudakan di Mesir. Taurat yang dialamatkan padanya menjadi landasan hukum
utama bagi para nabi Bani Israel dan kehidupan beragama bangsa Yahudi.

Anda mungkin juga menyukai