Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan

2.1.1 Sejarah Singkat LPP TVRI


Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan
proyek media massa televisi kedalam proyek pembangunan Asian Games IV di
bawah koordinasi urusan proyek Asean Games IV. 25 Juli 1961, Menteri
Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan
Panitia Persiapan Televisi (P2T).
Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina
mengirimkan teleks kepada Menpen Maladi untuk segera menyiapkan proyek
televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai
berikut :
1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).
2. Membangun dua pemancar : 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.
3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).
Pada 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan
acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana
Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt.
24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran
langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung
Karno. Pada 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang
pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.

2.1.1.1 Pembangunan Stasiun Penyiaran TVRI.


Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran
Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut
diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya,Ujungpandang (Makassar), Manado,
Denpasar dan Balikpapan (Bantuan Pertamina).

5
6

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.1.1.2 Pembangunan Stasiun Produksi Keliling.


Mulai tahun 1977, secara bertahap dibeberapa Ibukota Propinsi
dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai
perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari :
1. SPK Jayapura
2. SPK Ambon
3. SPK Kupang
4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya)
5. SPK Semarang
6. SPK Bandung
7. SPK Banjarmasin
8. SPK Pontianak
9. SPK Banda Aceh
10. SPK Jambi
11. SPK Padang
12. SPK Lampung

Status TVRI di Era Orde Baru Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah
satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan, yang diberi
status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV,
dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia.
Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk
menyampaikan policy Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan
menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak men-
diskreditkan usaha-usaha Pemerintah.
Pada garis besarnya tujuan policy Pemerintah dan program-programnya
adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan
masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, dimana tiap warga Indonesia
mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual.
7

Politeknik Negeri Sriwijaya

Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat


diterjemahkanmelalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan
di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.
Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di Daerah harus
meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-
integrated mass media Pemerintah.
Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran / KEP /
Menpen / 1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan
Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan
yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.
TVRI di Era Reformasi Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah
No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan
(Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung
jawab kepada Departemen Keuangan RI.
Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001
tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan
Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan.
Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun
2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah
pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di
Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah
Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia.
Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan
didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar
2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat
Jakarta.
TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF,
setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei
2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu
8

Politeknik Negeri Sriwijaya

Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan
Jawa Timur.
TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai
pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif,
edukatif dan entertain.
TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF.
Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran
Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul
18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.
Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English
News Service (ENS). Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 –
21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.
Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk
bekerja sama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta
dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF.
Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product)
dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
TVRI Dewasa Ini  dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan
Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang
penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu
Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk
PERSERO atau PT.
Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat
melakukan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen, Struktur
Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah
melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing
dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara
TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.
Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia
atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang
diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi
9

Politeknik Negeri Sriwijaya

akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan


kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang
ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan
kualifikasi yang jelas.
Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi
fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional
dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.
Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji
untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain
dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN
serta meningkatkan profesionalisme karyawan.
Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan
dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu
sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.
Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei
2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay
TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia.

2.1.2. Sejarah LPP TVRI SUMSEL


Lembaga Penyiaran Publik Televisi Indonesia semila didirikan dalam
bentuk Yayasan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
215 Tahun 1963 tanggal 20 Oktober 1963 dengan Nama Yayasan Televisi
Republik Indonesia. TVRI merupakan satuan kerja di bawah Direktorat Televisi,
Departemen Penerangan Republik Indonesia yang diatur dalam surat Keputusan
Menteri Penerangan Republik Indonesia No. 230/ A/KEP/MENPEN/1984 tanggal
31 Desember 1984. Selanjutnya, berdasarakan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia (PP) No. 36 Tahun 2000 tanggal 7 Juni 2000, TVRI berubah status
badan hukumnyamenjadi Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia
(Perjan). Perubahan Status badan hukum ini kemudian ditindak lanjuti dengan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 451/KMK.01/2000
10

Politeknik Negeri Sriwijaya

tanggal 27 Oktober 2000 mengenai Pembentukan Tim Pengalihan Status Televisi


Indonesia menjadi Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia.
Pada tanggal 17 april 2002 Televisi Republik indonesia melakukan
persiapan pengalihan status badan hukum dan terhitung sejak 15 April 2003
Perusahaan Jawatan TVRI berubahan status badan hukumnya menjadi PT Televisi
Republik Indonesia (Persero). PT Televisi Republik Indonesia (Persero) didirikan
berdasarkan Akta Notaris Nomor 9 April tanggal 15 April 2003 yang dibuat
dihadapan Notaris Lenny Janis Ishak, SH di Jakarta. Akta pendirian tersebut
belum mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
Terhitung sejak terbitnya Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2005
tepatnya tanggal 18 Maret 2005, PT Televisi Republik Indonesia (Persero)
kembali berubahan status badan hukumnya menjadi Lembaga Penyiaran Publik
Televisi Republik indonesia. Selanjutnya disebut “LPP TVRI”.
Modal dasar atau saham Pemerintah pada saat TVRI berbadan hukum
Perseroan disebut Modal sahan Pemerintah yaitu Kekayaan yang Dipisahkan,
namun sejak badan hukumnya menjadi LPP TVRI, modal dasar tersebut menjadi
Kekayaan yang Tidak Dipisahkan. Adapun Kekayaan Yang Tidak Dipisahkan
pada LPP TVRI baru mendap pengesahan dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia pada akhir tahun buku 2010, yaitu tentang melalui KMK nomor :
467/KMK.06/2010 tanggal 2 Desember 2010 tentang Penetapan Kekayaan Awal
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Per Tanggal 18 Maret
2005.
LPP TVRI Sumatera Selatan berdasarkan Surat Keputusan Presiden
Nomor 215 tahun 1963 berkedudukan di Palembang dengan alamat jl. Balap
sepeda no.1 Palembang. LPP TVRI Sumatera Selatan berfungsi melakukan
penyiaran dan operasional, dengan struktur organisai meliputi Kepala Stasiun,
Bagian Program & PU, Bagian Berita, Bagian Keuangan, Bagian Teknik dan
Bagian Umum.
Saat ini untuk pelaksaan operasional penyiaran LPP TVRI Stasiun
Sumatera Selatan memiliki 1 (satu) Studio produksi dan 14 (empat belas) menara
11

Politeknik Negeri Sriwijaya

transmisi. Maksud dan tujuan LPP TVRI sebagaimana tercantum dalam pasal 1
ayat (2) PP No. 13 tahun 2005 dalah “ Lembaga Penyiaran Republik Indonesia
yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara bersifat independen,
netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan
masyarakat”. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa
tugas TVRI adalah memberikan informasi pelayanan informasi, pendidikan dan
hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa
untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat penyelenggaraan penyiaran televisi
yang menjangkau seluruh masyarakat.
TVRI stasiun palembang, pembangunannya berawal dari kisah mr. David
choq tahun 1967, seorang pengusaha elektronik yang menangkap siaran televisi
singapura di jambi. Pada saat itu beliau menggunakan antena yang tinggi dan
booster. Hasil eksperimen itu oleh pangdam IV sriwijaya yang pada saat itu
dijabat oleh brigadir jendral TNI hubdan letkol CHB R. Mansyur agar diterapkan
di palembang.
Selanjutnya hubdan bersama istasi lain seperti daerah telekomunikasi IV,
RSUP palembang dan instasi lain mempersiapkan peralatan yang diperlukan
untuk menerima transmisi siran televisi langsung dari jakarta, singapura dan
malaysia. Untuk mencari dana didirikanlah yayasan untuk studi group televisi
palembang.
Tugas pokok studi group palembang antara lain melakukan penyelidikan
dan penelitian teknis kemungkinan penerimaan siaran televisi di palembang,
bekerja sama dengan semua instasi dan para cendikiawan telekomunikasi dan
televisi. Selain itu mencari dana secukupnya serta melaporjan hasil – hasil
penyelidikan dan penelitian daerah sumatera selatan.

Adapun susuna anggota yayasan studi group televisi palembang yaitu ;


1. Letkol.CBH.R.Mansyur, Ketua.
2. Ir. Sutomo suhardoko, Wakil Ketua.
3. Ir. Willy Munandir, Bendahara.
4. Djohan Arifin, SH, Sekretaris.
12

Politeknik Negeri Sriwijaya

5. M.H Supomo, Komisaris Umum.


6. May.CHB.Iskandar Roehwijono (ALM), Anggota
7. Kom.Pol. Mustafa Kamal, Anggota.
8. Kapt.Drs.Chaidir Basri, Anggota.
9. Ir. Djauhari Mansyur, Anggota.
10. A.F. Sumual, Anggota.
11. Drs. Mussalin, Anggota.
12. Suyatno Prawibroto, Anggota.
Berdasarkan pelaksanaan tugas sesuai dengan pokoknya yang dimulai 14
Maret 1967 sampai bulan juli 1970 yayasan berkesimpulan tidak mungkin
palembang dapat menerima siaran televisi dari jakarta jika hanya menggunakan
satu stasiun relay, selain itu rencana jangka pendek, yayasan memandang perlu
mendirikan satu studio televisi di palembang. Untuik jangka panjang perlu
pendirian stasiun relay/link di daerah Banten, Tanjung karang, Kota Bumi,
Martapura, Prabumulih dan Palembang.
Berdasarkan kesimpulan yayasan studio group televisi Palembang,
Gubernur Sumatera Selatan yang masa itu dijabat oleh Brigadir Jenderal TNI
Asnawi Mangku Alam membentuk direksi pembangunan televisi daerah Sumatera
Selatan dan rencana ini direstui serta disahkan oleh Menteri Penerangan RI
tanggal 1 Januari 1972.
Keterlibatan para tokoh bermula pada keinginan mengembangkan
pertelevisian di Indonesia. Semua ini tidak terlepas dari idealisme untuk
menerapkan kemajuan teknologi untuk dimanfaatkan bagi kemajuan bangsa dan
negara pada saat itu telah disadari pentingnya arti media masa televisi demi
pembangunan.
Secara fisik pelaksanaan pembangunan dimulai awal tahun 1970 setelah
sebelumnya direksi menunjuk lokasi yaitu di dalam komplek kampus POM IX
Palembang.Pembangunan gedung utama, pemancar, dan menara dikerjakan diatas
tanah berukuran 150 X 90 m dengan luas gedung keseluruhan 1.708 m2 terdiri dari
2 lantai. Perencanaan dan desain pembangunan disesuaikan dengan persyaratan
teknik untuk standar yang dikerjakan Ir. Brandan Sembiring dari Direktorat
13

Politeknik Negeri Sriwijaya

Televisi Jakarta khusus perencanaan pembangunan dilakukan oleh biro insinyur


dan arsitek teknik Palembang.
Bulan Maret 1972 diselesaikan pembangunan gedung pemancar dan kantin
oleh biro pembangunan Nartyo Palembang, sedangkan gedung studio dikerjakan
oleh CV Ineba Palembang dan selesai bulan April 1972. Khusus menara baja
setinggi 80 m dengan luas dasar 10-15 m dikerjakan oleh PT. EL Nusa Jakarta.
Sementara pengaduan dan pemasangan antena directional dilakukan lembaga
Elektronika dan Microwave ITB disusul instansi pemancar dikerjakan oleh
Telkom pertamina II Plaju. Bersamaan dengan itu juga dilakukan pendirian gardu
trafo pemasangan unit generator, pemasangan instalasi AC, pemasangan
Assemble Floor dan Studi Floor demikian pula pada lampu yang dikerjakan
bersamaan. Tanggal 18 September 1972 dibentuk tim persiapan TVRI satasiun
Palembang dengan tugas pokok memepersiapkan dan mengkoordinir rencana
siaran, menyusun dan mengaqtur siaran dan merencanakan tata personil TVRI
Stasiun Palembang. Untuk keperluan tersebut proyek officer Supato dan delapan
orang lainnya masing-masing K.Kasah SH, W.Sumardi, Drs. Barkoni AS,
M.Syairrozie, Djuron, Sagorro, Bahaudin tibandi palembang 14 Mei 1973.
Siaran percobaan dimulai tanggal 10 Juni sampai 14 Juni 1973 berupa pola
teknik. Tanggal 15 Juni sampai 4 Agustus 1973 siaran percobaan dilakukan setiap
pukul 19.00 sampai 20.00 wib dengan memutar film, play back VTR, siaran berita
daerah dan berita nasional. Sejak bulan Agustus 1973 TVRI Stasuin Palembang
sudah mulai mengudarakan produksi sendiri berupa rekaman maupun live dari
studio. Tetapi secara bertahap selama 6 bulan mutu dan volume siaran terus
ditingkatkan sehingga sejak diresmikan tanggal 31 Januari 1974 TVRI Stasiun
Palembang benar benar siap melakukan tugasnya sebagai saluran siaran.
Adapun pimpinan yang pernah menjabat menjadi kepala stasiun (Kepsta)
di TVRI Stasiun Palembang, yaitu :
1. Letkol. CHB.Mansyur 1974 - 1979
2. Djaslan 1979 - 1983
3. JPH Simanjuntak 1983 - 1988
4. Drs. Suhaibar 1988 - 1991
14

Politeknik Negeri Sriwijaya

5. Drs. Fachrudin Djamil 1991 - 1993


6. Muhammad Habib Bari 1993 - 1994
7. Drs. Gunawan Subagio 1994 - 1998
8. Zulfikri Bahar, S.Sos 1998 - 2003
9. Yon Anwar 2003 - 2008
10. Drs. Triwiyono, M.M 2008 - 2010
11. Ir. Iskandar Ahmad, M.M 2010 - 2013
12. Rianto Budi Raharjo, S.Ip 2013 - 2014
13. Drs. Bin Thalib bin Hasan 2014 - 2015
14. Drs. Usrin Usman, M.Pd 2015 - sekarang

2.1.3 Logo dan Makna Logo TVRI


2.1.3.1 Logo TVRI
Logo TVRI adalah sebagai berikut :
15

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 2.1 Logo TVRI


(Sumber: www.tvrisumsel.co.id)

2.1.3.2 Makna Logo TVRI


Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan publik yang
informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan
misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan
perekat ocial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I
dari huruf TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 ( lima ) makna
layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan
layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan
jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ”
membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna ”
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan
perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ”
merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa
Indonesia yang tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri
atas ribuan pulau”
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi
pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen
dan lapisan masyarakat”
Bentuk huruf TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap
mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.
Warna biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif, dan
komunikatif.
16

Politeknik Negeri Sriwijaya

2.1.4 Latar Belakang Perusahaan


Status hukum siaran TVRI Stasiun Palembang dari awal berdiri sampai
sekarang telah mengalami perubahan. Fase pertama TVRI hanya sebatas yayasan,
fase kedua 1975 sampai 1999 juga sebagai pelaksanaan teknis departemen
penerangan SK Menpen No.55B tahun 1973, fase ketiga menjadi Perjan TVRI
(PP No.36/2000) dan terakhir tahun 2002 dengan dikeluarkannya PP No.9/2002
yang mengatur Perjan TVRI menjadi perseroan terbatas (PT). Dengan begitu
berubah pula nama dari TVRI Stasiun Palembang menjadi PT TVRI Sumsel
(Persero). Sejak terbitnya Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2005 tepatnya
tanggal 18 Maret 2005, PT Televisi Republik Indonesia (Persero) kembali
berubahan status badan hukumnya menjadi Lembaga Penyiaran Publik Televisi
Republik indonesia. Selanjutnya hingga sekarang disebut “LPP TVRI”.

2.2 Struktur Perusahaan dan Uraian Tugas

2.2.1 Struktur Organisasi


Struktur adalah satuan urutan orang – orang dalam suatu organisasi untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban dengan rasa tanggung jawab. Organisasi
adalah wadah dan wahana kegiatan orang – orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan. Jadi, struktur organisasi adalah satu garis komando atau perintah
yang menggambarkan kedudukan seseorang dalam suatu tempat atau wadah yang
berkaiatan bagi seluruh kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Mengenai struktur organisasi, LPP TVRI SUMSEL dikepalai oleh
seseorang pemimpin yang disebut kepsta TVRI SUMSEL ( Kepala Stasiun TVRI
SUMSEL ). Kepsta tersebut membawahi beberapa kepala bidang, yaitu kepala
17

Politeknik Negeri Sriwijaya

bidang program, kepala bidang berita, kepala bidang teknis, kepala bidang
keuangan, dan kepala bidang umum dan SDM. Kepala bidang program
membawahi kasi produksi berita dan current affairs dan siaran olahraga. Kepala
bidang teknik membawahi kasi teknik transmisi dan prasarana, kasi teknik
produksi dan penyiaran. Kasi teknik penyiaran membawahi kelompok fungsional.
Kepala bidang umum dan SDM membawahi kasi umum dan kasi SDM.

2.2.2 Uraian Tugas.


1. Kepala TVRI Sumatera Selatan.
1.1 Tugas Pokok.
Menetapkan kebijakan Operasional penyiran di TVRI stasiun Sumatera
Selatan serta memancar luaskan siaran nasional dan menkoodinasikan
pengawasan pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan Direksi.
1.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan kegiatan produksi penyiaran program dan berita
2. Penyelenggaraan kegiatan teknik keuangan umum dan SDM
3. Pembinaan teknis administrasi dan perkantoran
4. Pembuatan laporan secara periodic pelaksanaan kegiatan suatu kerja TVRI
SUMSEL.

2. Kepala Bidang Program

2.1 Tugas Pokok


Mengelolah seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan penyelenggaraan
pengendalian dan evaluasi kegiatan siaran dan pemasaran kegiatan produksi serta
mengkoordinir pengawasan pelaksanaanya.
2.2 Fungsi
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan produk acara pemasaran dan penjualan operasi siaran.
2. Pembuatan laporan secara periodik pelaksaan kegiatan satuan kerja.
18

Politeknik Negeri Sriwijaya

3. Kepala Seksi Siaran dan Pemasaran

3.1 Tugas Pokok.


Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan pengendalian
evaluasi kegiatan bidang program penyiaran dan pemasaran serta mengkoordinasi
pengawasan pelaksanaannya.
3.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Perencanaan dan pelaksanaan program peroduksi penjualan dan pemasaran.
2. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan kegiatan satuan seksi siaran
dan pemasaran.

4. Kepala Seksi Produksi


4.1 Tugas Pokok
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan penyelenggaraan
pengendalian dan evaluasi kegiatan serta produksi serta mengkoordinasikan
pengawasan pelaksanaannya.

4.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Perencanaan produksi acara drama musik dan pendidikan
2. Penyelenggaraan artistik produksi acara drama musik/hiburan dan pendidikan.
3. Penyelenggaraan pendukung produksi acara drama musik dan pendidikan
4. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan suatu kerja produksi.

5. Kepala Bidang Berita


5.1 Tugas Pokok.
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan penyelenggaraan
pengendalian dan evaluasi kegiatan produksi berita harian serta
mengkoordinasikan pengawasan dan pelaksanaannya.
19

Politeknik Negeri Sriwijaya

5.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan produksi berita atau informasi current affairs dokumentasi
dan penukaran berita
2. Penyedia fasilitas pendukung berita
3. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan suatu kegiatan produksi.

6. Kepala Seksi Produksi Berita


6.1 Tugas Pokok
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan penyelenggaraan
pengendalian dan evaluasi kegiatan produksi berita harian serta mengkoordinir
pengawasan dan pelaksanaaanya.
6.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Perencanaan dan pelaksanaan berita harian.
2. Pengaturan petugas redaktur kepala reporter dan petugas lainnya.

7. Kepala Seksi Current Affairs dan Siaran Olahraga


7.1 Tugas pokok
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan penyelenggaraan
pengendalian evaluasi kegiatan current affairs dan siaran olahraga serta
mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya.
7.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Perencanaan dan pelaksanaan current affairs.
2. Perencanaan dan pelaksanaan produksi siaran olahraga.
3. Perencanaan dan pelaksanaan current affairs dan olahraga.
4. Pengkoordinasikan pelaksanaan demokrasi.
5. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan suatu kerja seksi current
affairs dan olahraga.
20

Politeknik Negeri Sriwijaya

8. Kepala Bidang Teknik


8.1 Tugas Pokok.
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan penyelenggaraan
pengendalian dan evaluasi kegiatan bidang teknik serta mengkoordinasikan
pengawasan dan pelaksanaannya.
8.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan operasional peralatan teknik transmisi dan prasarana.
2. Pemeliharaan peralatan teknik prasarana.
3. Pengelolaan dan pengembangan karyawan teknik teknologi informasi
aset/fasilitas teknik prasarana.
4. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan satuan kegiatan kerja.

9 Kepala Seksi Teknik Transmisi dan Prasarana


9.1 Tugas Pokok.
Mengelolal seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan
penyelenggaraan pengendalian dan evaluasi kegiatan bidang teknik transmisi dan
prasarana serta mengkoordinasikan pengawasan dan pelaksanaannya.
9.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Perencanaan dan pelaksanaan operasional teknik transmisi dan prasarana.
2. Perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan peralatan teknik transmisi dan
prasarana.
3. Pengelolaan dan pengembangan karyawan teknik transmisi dan prasarana.
4. Pengelolaan aset/fasilitas teknik transmisi dan prasarana.
5. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan kegiatan satuan kerja seksi
teknik transmisi dan prasarana.
21

Politeknik Negeri Sriwijaya

10 Kepala Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran


10.1 Tugas Pokok.
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan bidang teknik produksi dan
penyiaran serta mengkoordinasikan pengawasan dan pelaksanaanya.
10.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Perencanaan dan pengelolaan peralatan teknik produksi dan penyiaran.
2. Perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan peralatan teknik produksi dan
penyiaran.
3. Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan peralatan teknik produksi dan
penyiaran.
4. Pengelolaan aset/fasilitas teknik produksi dan penyiaran.
5. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan kegiatan satuan kerja seksi
teknik produksi dan penyiaran.
11 Kepala Bidang Keuangan
11.1 Tugas Pokok.
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan di bidang keuangan serta
mengkoordinasikan pengawasan dan pelaksanaannya.
11.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan dan operasional keuangan.
2. Perencanaan dan pengelolaan anggaran keuangan dan akuntansi serta
perpajakan.
3. Pelaksanaan kegiatan perbendaharaan.
4. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan kegiatan satuan kerja bidang
keuangan.

12. Kepala Seksi Perbendaharaan


22

Politeknik Negeri Sriwijaya

12.1 Tugas Pokok.


Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan operasional pengelolaan
keuangan serta mengkoordinasikan pengawasan dan pelaksanaannya.
12.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pengelolaan anggaran stasiun meliputi anggaran program dan non
program.
2. Pelaksanan kegiatan perbendaharaan meliputi penyusunan cashflow harian
dan bulanan serta penerimaan dan penyimpanan serta pengeluaran uang.
3. Pengelolaan hutang piutang dan perpajakan.
4. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan satuan tugas kerja seksi
perbendaharaan.

13. Kepala Seksi Akuntansi


13.1 Tugas Pokok.
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, pengendalian, evaluasi kegiatan operasional pengelolaan
akuntansi dan perpajakan serta mengkoordinasikan pengawasan dan
pelaksanaannya.
13.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan verifikasi terhadap semua transaksi keuangan.
2. Pelaksanaan pembukuan sesuai dengan pos pengeluaran masing-masing.
3. Pelaksanaan analisis dan evaluasi beban biaya masing-masing unit kerja.
4. Pelaksanaan pengelolaan perpajakan.
5. Pelaksanaan inventaris untuk laporan keuangan.
6. Penyusunan laporan keuangan.
7. Pelaksanaan analisa keuangan.
23

Politeknik Negeri Sriwijaya

14. Kepala Bidang Umum dan SDM


14.1 Tugas Pokok.
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan operasional umum,
pengurusan pembinaan dan pembangunan Sumber Daya Manusia serta
mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya.
14.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Perencanaan dan pelaksanaan penyediaan, pengadaan barang atau jasa dan
logistik.
2. Perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan prasaran umum.
3. Pelayanan ke rumah tangga dan transportasi.
4. Perencanaan dan pelaksanaan inventaris aset dan fasilitas.
5. Perencanaan dan pelaksanaan mutasi/rotasi dan kesejahteraan Sumber Daya
Manusia.
6. Perencanaan dan pelaksanaan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya
Manusia.
7. Perencanaan dan pelaksanaan penyediaan serta pelayanan data/informasi
Sumber Daya Manusia.
8. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan kegiatan satuan kerja bidang
umum dan Sumber Daya Manusia

15. Kepala Seksi Umum


15.1 Tugas Pokok.
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan operasional di bidang
umum serta mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya.
15.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan penyediaan, pengadaan barang/jasa dan logistik.
2. Pengadaan pengelolaan prasarana umum.
24

Politeknik Negeri Sriwijaya

3. Pelaksanaan kegiatan rumah tangga dan transportasi.


4. Pelaksanaan inventaris aset dan fasilitas.

16. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia


16.1 Tugas Pokok
Mengelola seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan operasional di bidang
Sumber Daya Manusia serta mengkoordinasikan pengawasan dan
pelaksanaannya.

16.2 Fungsi.
Adapun fungsi dari kepala TVRI Sumatera Selatan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
2. Pelaksanaan mutasi/rotasi dan kesejahteraan Sumber Daya Manusia.
3. Pelaksanaan penyediaan pelayanan data/informasi Sumber Daya Manusia.
4. Pembuatan laporan secara periodik pelaksanaan kegiatan satuan kerja seksi
Sumber Daya Manusia.

Anda mungkin juga menyukai