Anda di halaman 1dari 20

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) 15 OKTOBER 2021

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOGRAFI TANAH

ACARA :
PERSIAPAN SAMPEL TANAH DAN PERHITUNGAN KADAR AIR

Oleh :
Nama : Wildan Akbar Alfiansyah
NIM : 3211420072
Nama Dosen : 1. Dr. Ir Ananto Aji, M. S.
2. Dr. Heri Tjahjono, M. Si.
Nama Asisten : 1. Nabila K.
2. Anugrah Tunjung Aulia

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
A. JUDUL
PERSIAPAN SAMPEL TANAH DAN PERHITUNGAN KADAR AIR

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum
ini
2. Mahasiswa dapat menyiapkan sampel tanah
3. Mahasiswa dapat menghitung kadar air tanah
4. Mahasiswa dapat mengetahui keterkaitan komponen tanah dengan tingkat
kadar air
5. Mahasiswa dapat mengetahui faktor pembentuk tanah terhadap tingkat
kadar air
6. Mahasiswa dapat menganalisis perbedaan hasil perhitungan kadar air tiap
sampel
7. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hasil perhitungan kadar air
8. Mahasiswa dapat mengetahui pemanfaatan tanah berdasarkan tingkat
kadar airnya

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
a. Ayakan 0,6 mm
b. TAD
c. Oven Tanah
d. Eskikator
e. Cawan porselen dan penumbuk
f. Timbangan analisis digital
g. Bolpoin
h. Hardboard
i. Penggaris
j. Strapless
k. Alat Tulis
2. Bahan
a. Kertas Folio
b. Cover praktikum
c. Label
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Tanah
Pengertian tanah secara umum merupakan materi yang terbentuk
dari pelapukan batuan induk dan pembusukan bahan organik. Sedangkan
menurut beberapa ahli, tanah dapat di artikan seperti :
a. Dokuchaev (1870) dalam Fauizek dkk (2018)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk
yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah
pengaruh air, udara, dan macam-macam organisme baik yang masih
hidup maupun yang telah mati
b. Berzelius (1803)
Tanah merupakan laboratorium kimia alam dimana proses dekomposisi
dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara tenang (Isa Darmawijaya,
1990:4).
c. Marbut (1927)
Marbut merupakan seorang ahli tanah dari Amerika Serikat membuat
definisi tanah sebagai berikut lapisan paling luar kulit bumi yang
biasanya bersifat tak padu (unconsolidated), mempunyai tebal mulai
dari selaput tipis sampai lebih dari tiga meter yang berbeda dengan
bahan di bawahnya, biasanya dalam hal warna, sifat fisik, susunan
kimia, mungkin juga proses-proses kimia yang sedang berlangsung, sifat
biologi, reaksi dan morfologinya (Isa Darmawijaya, 1990:8)
d. Verhoef (1994)
e. Tanah adalah kumpulan – kumpulan dari bagian – bagian yang padat
dan tidak terikat antara satu dengan yang lain (di antaranya mungkin
material organik) rongga- rongga di antara material tersebut berisi udara
dan air.
f. James (1995)
g. Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi
lainnya, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi perubahan dan
kemantapan ekosistem.
Dari pengertian dari beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan jika
suatu lapisan di permukaan bumi yang mengandung unsur kimia (proses
dekomposisi) dan memiliki lapisan yang berbeda tiap kedalaman.

2. Komponen Tanah
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan-
bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang
merupakan medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu,
yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Yuliprianto,
2010). Bahan padat mineral terdiri atas bibir batuan dan mineral primer, lapukan
batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat organik terdiri atas
sisa dan rombakan jasad, terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup
penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup (Darusman, 2006). Air
mengandung berbagai zat terlarut sehingga disebut juga larutan tanah. Secara
umum bahan padatan menyusun sekitar 50% bahan tanah, dan 50% lagi berupa
cairan dan gas. Bahan padatan terbagi menjadi sekitar 45% bahan mineral dan
5% bahan organik. Bahan cairan (air) dan gas (udara) secara bersam-sama dan
bergantian mengisi pori-pori tanah, masing-masing dengan kisaran 20- 30%
(Darusman, 2006). Secara umum, tanah tersusun atas 4 komponen utama,
keempat komponen penyusun tanah tersebut adlah bahan mineral, bahan
organik, air, dan udara. Perbandingan banyak sedikitnya masing-masing
komponen tanah (persentasenya), secara diagramatis dapat digambarkan
sebagai berikut :

a. Bahan Mineral
Bahan mineral merupakan komponen penyusun tanah dengan
persentase tertinggi, yakni kisaran 45%. Komponen ini terbentuk dari proses
pelapukan batuan yang berlangsung dalam jangka waktu sangat lama.
Batuan yang melapuk pada proses pembentukan tanah akan sangat
mempengaruhi jenis tanah yang dihasilkan. Secara umum ada 3 jenis batuan
yang dapat melapuk dan berubah menjadi tanah, yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan malihan. Batuan volkanik di Indonesia umumnya
terdiri dari mineral-mineral yang banyak mengandung unsure hara tanaman,
sedangkan batuan endapan, terutama endapan yang umurnya tua dan batuan
metamorfose umumnya mengandung mineral-mineral yang rendah kadar
unsur haranya. Bahan mineral di dalam tanah terdapat dalam berbagai
ukuran, yaitu: Pasir, dengan ukuran 2mm – 50 mikron, Debu, dengan ukuran
50 mikron – 2 mikron, Lempung, dengan ukuran < 2 mikron, Bahan mineral
yang lebih besar dari 2 mm terdiri dari kerikil, kerakal atau batu.
b. Bahan Organik
Pada umumnya, bahan organik dapat ditemukan dipermukaan tanah.
Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi sangat berpengaruh
terhadap sifat-sifat tanah. Berikut merupakan pengaruh bahan-bahan
organik terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanaman seperti :
• Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah
• Sumber unsur hara N, P, S, unsure mikro dan lain-lainnya.
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
• Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsure-unsur hara
(kapasisas tukar kation tanah menjadi tinggi).
• Sumber energi bagi mkroorganisme.
Bahan organik dalam tanah terdiri dari (1) bahan organik kasar dan
(2) bahan organik halus atu humus. Humus terdiri dari bahan organik halus
yang berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa
baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan
mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang
resisten.(tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai
daya menahan air dan unsure hara yang tinggi. Tingginya daya menahan
(menyimpan) unsure hara adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari
humus, karena humus mempunyai beberapa gugus yang aktif terutama
gugus karboksil.
Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organic adalah
tanah-tanah lapisan atas atau Top Soil. Semakin ke lapisan bawah, maka
kandungan bahan organic tanah semakin berkurang, sehingga tanah
semakin kurus. Oleh karena itu top soil perlu dipertahankan untuk
mempertahankan kesuburan tanah. Pada daerah rawa-rawa, seperti di
daerah rawa pasang- surut sering dijumpai tanah-tanah dengan kandungan
bahan organik lebih dari 20 % (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30 % untuk
tanah lempung dan tebalnya lebih dari 40 cm maka tanah tersebut disebut
tanah gambut.

c. Air
Air yang terdapat dalam tanah bersama bahan-bahan yang terlarut di
dalamnya. Dalam larutan tanah, terkandung bahan-bahan terlarut berupa
kation, anion ataupun molekul, termasuk di dalamnya unsur-unsur hara.
Sumber utama air tanah adalah air hujan atau air irigasi yang ditahan oleh
partikel tanah secara adhesi dan kohesi. Air juga dapat tertahan di dalam
tanah karena adanya lapisan yang tidak dapat ditembus (lapisan kedap) air
pada lapisan bawah, atau karena drainase tanah yang buruk. Air pada lapisan
bawah dapat menjadi air tanah karena gaya kapiler. Kandungan air dalam
tanah disebut sebagai kadar air tanah. Tingginya kadar air dalam tanah
dipengaruhi oleh tekstur, bahan organik, jenis vegetasi penutup tanah, dan
tinggi muka air tanah. Selain ditahan oleh partikel tanah, larutan tanah juga
mengisi ruang pori mikro tanah, yaitu ruang pori yang berada di dalam uni-
unit struktur tanah.
Air dapat berada di dalam tanah karena beberapa penyebab : (1)
diserap oleh masa tanah, (2) tertahan oleh lapisan kedap air, dan (3) karena
keadaan drainase yang kurang baik. Kondisi kelebihan atau kekurangan air
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Air berguna bagi pertumbuhan
tanaman. Kegunaannya antara lain adalah:
a. Sebagai unsure hara tanaman. Tanaman memerlukan air dari tanah dan
CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses
fotosintesis.
b. Sebagai pelarut unsur hara. Unsur hara yang terlarut di dalam air diserap
oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
c. Sebagai bagian dari sel-sel tanaman. Air merupakan bagian dari
protoplasma.
Untuk menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman, ada beberapa
istilah yang perlu dipahami:
a. Kapasitas Lapang, adalah kondisi tanah yang cukup lembab yang
menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah
terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut
terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga
tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak
mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik
layu permanan).
b. Titik layu permanen, adalah kandungan air tanah di mana akar-akar
tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga
tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang
ataupun malam hari.
c. Air tersedia, adalah selisih antara kadar air pada kondisi kapasitas
lapang dikurangi kadar air pada titik layu permananen.
d. Udara
Pada umumnya selain air, yang juga mengisi pori tanah adalah bahan
gas. Bahan gas menempati ruang pori makro (pori > 10 μm), yaitu ruang
yang ada di antara unit-unit struktur tanah. Susunan gas yang terdapat dalam
udara tanah ditentukan oleh hubungan antara tanah-air-tanaman. Gas utama
penyusun udara tanah sama dengan gas-gas penyusun udara atmosfir, yaitu
CO₂, O₂ dan gas-gas nitrogen. Namun demikian dikarenakan adanya proses
respirasi akar dan mikroba tanah, serta dekomposisi bahan organik
kandungan CO₂ udara tanah lebih tinggi 7 dari kandungan CO₂ atmosfir;
sebaliknya kandungan O₂ udara tanah lebih rendah dari kandungan O₂
atmosfir. Pada tanah yang tergenang atau dalam kondisi air berlebih,
kandungan O₂ bahkan dapat lebih rendah lagi. Pada kondisi anaerob
(kekurangan oksigen), udara tanah dapat mengandung gas CH₄ dan H₂S.
Adapun kandungan gas-gas nitrogen pada keduanya relatif sama. Selain itu
udara tanah memiliki kandungan uap air lebih tinggi daripada di atmosfir
(kelembaban nisbi dapat mencapai 100%). Bahan gas dalam tanah selain
berasal dari difusi gas atmosfir juga berasal dari aktivitas akar maupun
organisma tanah (Anwar, et al., 2014).

3. Proses Terbentuknya Tanah


Secara umum proses terbentuknya tanah terbagi menjadi empat tahapan,
empat tahapan tersebut adalah proses pelapukan (weathering), pencucian
(leaching), Transformation dan Illuviation (Perubahan dan Iluviasi),
Podosolisation and Translocations ( Podsolisasi dan Translokasi).
a. Weathering (Pelapukan)
Proses ini terjadi di lapisan atas tanah yaitu terjadinya aktivitas
memecahkan dan dekomposisi dari bahan induk (batuan dan mineral) yang
dilakukan oleh unsur iklim (udara, air hujan, salju, dan sinar matahari)
dalam hal ini terdapat dua proses pelapukan yaitu :
1. Pelapukan fisik, merupakan proses memecah batuan menjadi partikel
yang lebih kecil
2. Pelapukan kimiawi, merupakan proses yang melibatkan perubahan
komposisi kimia dari mineral batuan.
b. Leaching (Pencucian)
Adanya perubahan pada komposisi fisik dan kimia pada bahan induk
akibat pelapukan. Hasil pelapukan tersebut terakumulasi oleh tanaman dan
membentuk partikel baru seperti tanah liat, bahan organik, lanau, atau
senyawa.
c. Transformation dan Illuviation (Perubahan dan Iluviasi)
Proses transformasi berkaitan dengan pelapukan kimia pada lumpur
dan pasir, proses transformasi dibantu oleh hewan dan tanaman. Dengan
adanya transformasi ini dapat meningkatkan kondisi drainase dan komposisi
nutrisi. Selain itu pada tahapan ini terjadinya pembentukan mineral tanah
liat dan pembentukan bahan organic yang resisten terhadap pembusukan,
hasil tanah liat tersebut kemudian mengalami pencucian dan disimpan di
bagian bawah horizon.
d. Podsolisation dan Translocations (Podsolisasi dan Translokasi)
Proses ini terjadi saat larutan asam kuat menghancurkan mineral
lempung proses tersebut memicu adanya pembentukan bahan mineral dari
silika, alumunium, dan besi yang terakumulasi Bersama dengan senyawa
organic di dalam tanah. bahan tersebut kemudian mengalami pemindahan
di antara lapisan pada profil tanah sehingga menghasilkan warna yang
berbeda-beda pada profil tanah.

4. Pengertian Kadar Air


Kadar air merupakan persentase kandungan air pada suatu bahan yang
dapat dinyatakan berdasarkan berat bawah (wet basis) atau berdasarkan
berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum
teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering
dapat lebih dari 100 persen (Anonim,2010).
Air yang terdapat dalam suatu sampel bahan sesuai dengan yang ada
pada Anonim (2010) terdapat dalam tiga bentuk :
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antarsel dan intergranular dan
pori-pori yang terdapat pada bahan.
2. Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorbsi) pada
permukaan koloid makromolekulaer seperti protein, pektin pati,
sellulosa. Selain itu air juga terdispersi di antara kolloid tersebut dan
merupakan pelarut zat-zat yang ada didalam sel. Air yang ada dalam
bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat dikristalkan
pada proses pembekuan.
3. Air yang dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya
bersifat ionic sehingga relative sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini
tidak membeku meskipun suhu 00 C
Kadar air merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperature
maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan
dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan
proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya.
Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana air bebas
dapat membantu berlangsungnya proses tersebut (Anonim,2010). Terdapat
beberapa macam metode untuk menetukan kadar air dalam bahan makanan,
tergantung pada sifat bahan yang akan di analisis. Penentuan kadar air bahan
pangan dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari sifat
bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan
mengeringkan sejumlah sampel dalam oven pada suhu 1050-1100C selama
3 jam atau hingga berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah
pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan.
Moisture meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar
air, terdapat beberapa jenis dari moisture meter, yaitu :
a. Grain Moisture Meter, alat ini dibuat khusus untuk mengukur kadar air
bijian.
b. Wood Moisture Meter, alat ini diproduksi untuk digunakan sebagai alat
pengukur kadar air pada kayu.
c. Paper Moisture Meter, alat ini hampir sama fungsinya seperti wood
moisture meter, namun alat ini dibuat secara khusus untuk mengukur
kadar air pada kertas seperti karton dan sejenisnya
d. Meat Moisture Meter, alat ukur ini dibuat untuk memudahkan
mengukur kadar air pada daging.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air


Menurut Indranada 1994, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
air tanah yaitu :
1. Kadar Bahan Organik
Kadar bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih
banyak dari pada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan
penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan
organik tanah makin tinggi ketersediaan air tanah
2. Kedalaman Solum
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air
tanah, semakin dalam maka ketersediaan kadar air juga akan semakin
banyak.
3. Iklim dan Tumbuhan
Iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang penting bagi
ketersediaan air yang dapat diabsorbsi dengan efisien tumbuhan dalam
tanah. temperature dan perubahan udara merupakan perubahan iklim
dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air
yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. kelakuan
akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan
adalah faktor pertumbuhan yang berarti.
4. Senyawa Kimiawi
Senyawa kimiawi garam garam dan senyawa pupuk baik alamiah
maupun non alamiah mempunyai gaya asmotic yang dapat menarik dan
menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.
5. Tekstur Tanah
Tekstur tanah berpengaruh bahwa dengan adanya perbedaan jenis
tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk
mengikat air.
6. Struktur Tanah, Permeabilitas, Serta Pori Tanah
Strukrur Tanah, permeabilitas tanah serta pori tanah merupakan hal
yang penting bagi faktor yang mempengaruhi kadar air didalam tanah.
Tanah yang mempunyai ruang pori yang lebih banyak akan mampu
menyimpan air lebih banyak. Tanah yang lebih baik untuk proses
pertumbuhan tanaman adalah jenis tanah jenis inseptisol, karena jenis
tanah inseptisol cukup subur karena mempunyai bahan organic yang
cukup tinggi.

6. Rumus Menentukan Kadar Air

Rumus Kadar Air Tanah


𝐵−𝐶
KA = × 100%
𝐶−𝐴
Keterangan:
KA : Kadar Air (%)
A : Berat Cawan Kosong (g)
B : Berat Cawan + tanah kering angin (sebelum dioven) (g)
C : Berat Cawan + Tanah Kering Mutlak (setelah dioven) (g)
Rumus rata-rata kadar air
𝐾𝐴1+𝐾𝐴2+𝐾𝐴3+𝐾𝐴𝑛+⋯..
X͞ =
𝑛

n : Banyaknya data kadar air

7. Tabel Klasifikasi Kadar Air

NO KLASIFIKASI PRESENTASE

1 Sangat Kering 0-5 %

2 Kering 5% - 10%

3 Sedang 10% - 15%

4 Cukup 15% - 20%

5 Baik 20% - 50%


E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asistem praktikum menyiapkan alat dan bahan
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum melalui WAG
3. Mahasiswa mencatat poin-poin penting dari penjelasan asisten praktikum
4. Mahasiswa mengambil contoh tanah yang sudah dikeringkan kurang lebih
2 minggu. Lakukan penimbangan untuk mendapatkan contoh tanah yang
anda punyai
5. Mahasiswa mengambil agregat tanah asli dengan ukuran diameter kurang
lebih 2 cm2 sebanyak 2-3 buah. Tempatkan pada kantong plastik yang telah
disiapkan. Jangan lupa catat nomor tanah
6. Mahasiswa menghaluskan sisa tanah yang dipunyai menggunakan cawan
porselin dengan cara digerus. Perhatikan. Penghalusan contoh tanah
dilarutkan sedemikian rupa sehingga fraksi pasir dan atau fraksi kasar tidak
pecah/hancur. Kesalahan dalam prosedur penghalusan contoh tanah akan
membawa pada hasil pengukuran seluruh sifat fisik dan kimia tanah menjadi
tidak akurat. Lakukan penghalusan untuk seluruh contoh tanah yang
dipunyai.
7. Mahasiswa melakukan pengayakan dengan ayakan berdiameter 2 mm
sebanyak 150 gram, ambil 250 gram contoh diameter < 2mm untuk
dihaluskan kembali, lakukan penyaringan dengan ayakan diameter 0,5 mm.
tempatkan contoh tanah dan diameter sampel tanah
8. Mahasiswa menimbang 3 botol kosong + tutup dengan timbangan analisis
digital dan catat beratnya (a gr)
9. Mahasiswa memasukan 1 buah agregat tanah, contoh tanah lolos saring 2
mm sebanyak kurang lebih 2 gr dan contoh tanah lolos saring diameter 5
mm sebanyak kurang lebih 2gr kedalam botol yang sudah ditimbang satu
persatu, timbang kembali dengan timbangan analitik dan catat beratnya (b
gr)
10. Mahasiswa melakukan penyaringan dengan menggunakan oven bersuhu
standart (1050C) selama >4jam
11. Mahasiswa mengambil contoh tanah kering dari oven, masukan kedalam
eskikator untuk proses pendinginan hingga suhu kamar. Lakukan
penimbangan ulang setelah proses pengeringan oven dan catat beratnya
12. Mahasiswa mencari referensi terkait dan laporan dibuat sistematika
13. Mahasiswa mengumpulkan laporan ke asisten praktikum tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Tabel Pengukuran Klasifikasi kadar air tanah

Lokasi Kode A B C KA %
Pengambilan
Sampel
Tanah
I 6,44 11,25 11,01 5,25%
Kelurahan
II 6,44 16,26 15,89 3,91%
Mangunsari
Kecamatan III 22,19 26,47 26,24 5,68%
Gunungpati

a. Menghitung kadar air masing-masing sampel


Rumus menentukan kadar air :
𝐵−𝐶
KA = 𝐶−𝐴 x 100%

Keterangan :
KA = Kadar Air
A = Berat Cawan Air
B = Berat Cawan + Tanah sebelum di oven
C = Berat Cawan + Tanah setelah di oveN
1. Kode untuk sampel 1
𝐵−𝐶
KA = 𝐶−𝐴 x 100%
11,25−11,01
KA = x 100%
11,01−6,44
0,24
= x 100%
4,57

= 5,25%
Jadi untuk sampel 1 masuk kedalam klasifikasi kering
2. Kode untuk sampel 2
𝐵−𝐶
KA = 𝐶−𝐴 x 100%
16,26−15,89
KA = x 100%
15,89−6,44
0,37
= x 100%
9,45

= 3,91%
Jadi untuk sampel 2 masuk kedalam klasifikasi sangat kering
3. Kode untuk sampel 3
𝐵−𝐶
KA = 𝐶−𝐴 x 100%
26,47−26,24
KA = 26,24−22,19 x 100%
0,23
= x 100%
4,05

= 5,68%
Jadi untuk sampel 3 masuk kedalam klasifikasi kering
b. Rata-Rata Kadar Air
𝐾𝐴1+𝐾𝐴2+𝐾𝐴3+𝐾𝐴𝑛+⋯..
X͞ KA = 𝑛

14,84
X͞ KA = 3

X͞ KA = 4,95

Jadi rata-rata kadar air untuk ketiga sampel masuk kedalam klasifikasi
sangat kering
2. Analisis
Pada praktikum kali ini mahasiswa geografi semester 3 UNNES di
berikan tiga buah sampel tanah dan mahasiswa harus menghitung masing-
masing data dari sampel yang telah diberikan. Sampel tanah yang digunakan
pada praktikum kedua ini diambil dari dari Desa Mangunsari, Kecamatan
Gunungpati, Kota Semarang. Kecamatan Gunungpati sendiri terletak di
sekitaran lereng Gunung Ungaran Kabupaten Semarang, Gunungpati
sendiri berada di ketinggian 259 meter dengan curah hujan rata-rata 1,853
mm/bulan. Keadaan iklim wilayah kecamatan Gunungpati khususnya pada
Desa Mangunsari memiliki iklim tropis dan angin muson tiap tahun berganti
arah. Suhu rata-rata tahunan di Gunungpati sebesar 25,2° C dengan
presipitasi rata-rata sebesar 2823 mm berdasarkan Sumber data dari
Kecamatan Gunungpati.
Luas wilayah kecamatan Gunungpati mencapai 5373.901 Ha.
Kecamatan Gunungpati sendiri terbagi menjadi 16 desa atau kelurahan.
Kecamatan Gunungpati memiliki ketinggian 259 mdpl, dengan kelurahan
terbesar ada di Kelurahan Gunungpati dengan wilayah seluas 667.696 Ha,
sedangkan kelurahan yang memiliki luas paling kecil ada Kelurahan
Nongkosawit dengan luas wilayah sebesar 190.906 Ha. Begitu juga dengan
Kelurahan Kandri yang memiliki luas sebesar 245.490 Ha.
Seperti yang telah dijelaskan pada dasar teori, terdapat keterkaitan
antara komponen tanah dengan tingkat kadar air, keterkaitan tersebut yang
dapat di identifikasi contohnya terdapat pada komponen tanah yang pertama
yaitu mineral, mineral sendiri merupakan bahan yang dihasilkan dari
pelapukan batuan, susunan mineral tergantung pada jenis batuan dimana
pada dasarnya bahan induk juga mempengaruhi mineral dalam tanah.
Batuan beku pada dasarnya memiliki banyak sekali unsur hara, sedangkan
batuan endapan pada dasarnya merupakan batuan yang berusia tua, batuan
metamorfosa atau batuan malihan sangat sedikit mengandung unsur hara.
Untuk sampel yang telah mahasiswa amati didalam praktikum kedua
ini, pada sampel sebelumnya yaitu komponen mineralnya di dominasi oleh
batuan metamorfosa dikarenakan jenis sampel tanah 1 merupakan sampel
tanah kering, sampel 2 merupakan sampel tanah sangat kering, dan sampel
3 merupakan sampel tanah kering dimana dapat disimpulkan jika sample
tersebut sedikit mengandung unsur hara. Komponen yang kedua yaitu
terdapat bahan organik, dimana pada bahan organik ini semakin tinggi
kandungan bahan organik pada sampel tanah maka semakin subur kualitas
tanah tersebut, begitu pula sebaliknya, jika kandungan organiknya sedikit
maka tanah tersebut tidak akan subur. Jika tanah tersebut subur maka akan
mudah untuk ditumbuhi tumbuhan, dan apabila pada suatu ditumbuhi
banyak tumbuhan maka kandungan air pada tanah tersebut akan tinggi dan
tanah menjadi tanah yang tidak kering. Sedangkan, pada sampel tanah yang
mahasiswa analisis maka di dapatkan hasil sampel tanah 1 merupakan
sampel tanah kering, sampel 2 merupakan sampel tanah sangat kering, dan
sampel 3 merupakan sampel tanah kering. Sehingga bisa dikatakan bahwa
kandungan organik pada ketiga sampel tanah tersebut rendah.
Dan untuk perhitungannya sendiri dihasilkan hasil berbeda, dan
hasil sampel pertama menunjukkan hasil sebesar 5,25%, dan hasil kedua
menunjukkan 3,91% hasil sampel ketiga yaitu 5,68%. Kadar air suatu tanah
juga dapat dipengaruhi oleh proses pembentukan tanah yang terdiri dari
pelapukan, pelindian, perubahan, ilusi, podsolisasi, dan translokasi.
Menentukan kadar air atau menganalisis suatu bahan sangat penting untuk
mengetahui berapa persen volume air yang ada di dalam tanah. Kadar air
dalam tanah dinyatakan sebagai persentase volume air terhadap volume
tanah. Dua fungsi yang saling terkait dari pasokan air untuk tanaman adalah
ekstraksi air dari tanah dan pembuangan air yang disimpan di akar tanaman.
Kadar air dalam tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Istilah relatif
yang sering digunakan seperti basah dan kering. Keduanya merupakan
daerah yang tidak aman untuk kandungan air dan oleh karena itu dapat
ditafsirkan dengan cara yang berbeda. Penentuan kadar air tanah didasarkan
pada pengukuran gravimetri, tetapi jumlah air dapat lebih mudah dinyatakan
dalam perhitungan volumetrik sebagai proporsi Seperti yang diketahui pada
perhitungan kadar air diatas, bahwa setiap sampel tanah memiliki
kandungan air tanah yang berbeda. Perbedaan kandungan air tanah ini di
sebabkan oleh beberapa faktor berupa kadar bahan organik, keadaan solum,
iklim dan tumbuhan, senyawa kimiawi, tekstur tanah, struktur tanah
permeabilitas tanah serta pori tanah. Bahan organik tanah mempunyai pori
pori yang jauh lebih banyak berarti luas permukaan penyerapan juga lebih
banyak, sehigga makin tinggi kadar bahan organic di tanah makin tinggi
juga kadar dan ketersediaan air tanah, dan apabila makin redah bahan
organik tanah maka makin rendah kadar ketersediaan air di tanah.
Data perhitungan saya menunjukkan hasil 5,25 - itu berarti tanahnya
kering, jadi ada sedikit bahan organik pada data sampel tanah 1, hasil
perhitungan data kedua menunjukkan hasil 3,91% yang berarti tanah sangat
kering Dapat dinyatakan bahwa lokasi pengambilan sampel tanah memiliki
drainase yang buruk, vegetasi sedikit dan permeabilitas sedikit, data ketiga
menunjukkan hasil 5,68%, yang berarti tanah kering dan miskin bahan
organik. Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume
penyimpanan air tanah; semakin dalam semakin banyak kandungan air yang
tersedia dan semakin dekat ke permukaan kandungan air semakin kecil atau
semakin kecil. Iklim dan tanaman memiliki pengaruh penting terhadap
ketersediaan air. Perubahan suhu dan udara merupakan perubahan iklim dan
mempengaruhi efisiensi penggunaan air tanah, misalnya ketersediaan air
rendah pada musim kemarau. Ketahanan kekeringan dan laju pertumbuhan
merupakan faktor pertumbuhan yang penting.
Senyawa kimiawi garam-garam dan senyawa pupuk baik alamiah
maupun non alamiah mempunyai gaya asmotic yang dapat menarik dan
menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat. Tekstur tanah
berpengaruh bahwa dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat
menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk menyerap air dan
mengikat air. Strukrur Tanah, permeabilitas tanah serta pori tanah
merupakan hal yang penting bagi faktor faktor yang mempengaruhi kadar
air di dalam tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori yang lebih banyak
akan mampu menyimpan air lebih banyak. Tanah yang lebih baik untuk
proses pertumbuhan tanaman adalah jenis tanah jenis inseptisol, karena
jenis tanah inseptisol cukup subur karena mempunyai bahan organic yang
cukup tinggi. Pemanfaatan tanah atau lahan sesuai dengan data sampel tanah
yang diambil yaitu pada data satu dan tigayang mendapat hasil 5,25 % dan
5,68 % berarti tanah atau lahan tersebut kering sehingga pemanfaatan tanah
atau lahannya yaitu bisa sebagai tempat pemukiman karena tanahnya yang
kering dan padat cenderung tidak amblas seperti tanah rawa. Pemanfaatan
lahan kering bisa dilakukan dengan teknologi irigasi. Musim tanam untuk
tanaman semusim pada sebagian besar wilayah Indonesia tidak terbatas
hanya pada musim hujan saja, tetapi bisa diperpanjang sampai pada
pertengahan musim kemarau. Hal ini dimungkinkan karena sekitar 83 %
wilayah Indonesia mempunyai curah hujan tahunan lebih dari 2.000 mm,
Biosilika merupakan pemanfaatan dari sekam padi untuk bahan bakar dan
energi panas dari pembakaran tersebut digunakan untuk mengeringkan
gabah, dan abu sekam hasil pembakaran digunakan sebagai bahan
produksinya. Padi yang diberi silika akan lebih kuat, tidak mudah rebah,
serta lebih tahan terhadap serangan hama penyakit dan dampak kekeringan.
Largo Super (Larikan Gogo Super) juga menjadi inovasi pada pemanfaatan
lahan kering, enanaman padi dengan sistem ini menerapkan sistem tanam
larikan jajar legowo 2:1 dan telah berhasil meningkatkan produktivitas padi
di lahan kering secara nyata. Tanaman yang cocok ditanam di lahan kering
yaitu seperti Tanaman tomat merupakan jenis tanaman yang mudah
terserang penyakit, penyakit yang sering menyerang tanaman tomat
disebabkan oleh cendawan seperti cendawan Phythoptora., tanaman serelia,
tanaman cabe, tanaman tebu, pohon jati, pohon karet, tanaman jagung,
singkong, ubi jalar. Dan untuk sampel 2 yang menghasilkan kategori lebih
ke sangat kering, untuk pemanfaatannya tidak berbeda jauh dengan
pemanfaatan seperti tanah kering yang sudah di jelaskan di atas. Tanah
sangat kering biasanya merupakan tanah yang memiliki struktur yang buruk
yang mana berpengaruh juga pada buruknya drainase, vegetasi, dan
permeabilitas tanah.
G. KESIMPULAN
1. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, ada juga menurut para
ahli seperti Fiedrich Fallon 1855 (ahli geologi), Thornburry 1957 (ahli
geomorfologi), A.S Thaer 1905 (ahli fisika bumi), dll.
2. Komponen tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu bahan mineral,
bahan organik, udara dan air tanah.
3. Proses terbentuknya tanah sangat berkaitan dengan faktor pembentuk
tanah.
4. 4 tahapan tersebut adalah proses pelapukan batuan, proses pelunakan
struktur, proses tumbuhnya tumbuhan perintis dan proses penyuburan.
5. Hasil dari sampel pertama menunjukkan hasil 5,25% yang termasuk
klasifikasi tanah kering, hasil dari sampel tanah yang kedua menujukkan
hasil 3,91% yang termasuk klasifikasi tanah sangat kering dan hasil dari
sampel tanah yang ketiga yaitu 5,68% yang termasuk klasifikasi tanah
kering.
6. Perbedaan kandungan air tanah ini di sebabkan oleh beberapa faktor berupa
kadar bahan organik, keadaan solum, iklim dan tumbuhan, senyawa
kimiawi, tekstur tanah, struktur tanah permeabilitas tanah serta pori tanah.
7. Pemanfaatan tanah atau lahan kering yaitu digunakan untuk pemukiman,
biosilika, dll.
8. Tanaman yang ditanam pada lahan kering biasanya ada pohon jati, tebu,
buah naga, jagung, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Alex. (2021). Pengertian Tanah. https://pengajar.co.id/pengertian-tanah/. (Diakses


Pada 3 Oktober 2021)

Azqiara. (2020). 13+ Pengertian Tanah Menurut Para Ahli Terlengkap.


https://www.idpengertian.net/pengertian-tanah/. (Diakses pada 3
Oktober 2021).

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Jakarta.

Darmawijaya, M, Isa. 1997. Klasifikasi tanah : Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah
Dan .......Pelaksana Pertanian Di Indonesia. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
.......Jakarta.

Kurniawan, Aris. 2021. “Pengertian Tanah Beserta Proses Dan Fungsinya”.


Diakses .......pada 6 Oktober 2021, dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-tanah/

Rajamuddin, U. A. (2009). Kajian Tingkat Perkembangan Tanah Pada Lahan


.......Persawahan Di Desa Kaluku Tinggu Kabupaten Donggala
Sulawesi Tengah. .......Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 16(1).

Setyowati, D. L. (2007). Sifat fisik tanah dan kemampuan tanah meresapkan air
.......pada lahan hutan, sawah, dan permukiman. Jurnal Geografi:
4(2).

Tjahjono, heri. 2007. Dasar-dasar Geogarfi tanah. Semarang : UNNES

Anda mungkin juga menyukai