PENGERTIAN RAPAT
Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi tidak dapat dihindari pasti selalu
terjadi konflik internal maupun eksternal. Salah satu komunikasi yang efektif antar
kelompok atau individu didalam perusahaan adalah dengan rapat.
Berikut di sajikan beberapa pengertian mengenai rapat menurut beberapa ahli:
1. Menurut Nunung dan ratu Evi (2001:129) rapat merupakan suatu alat komunikasi
antara pimpinan kantor dengan stafnya.
2. Kemudian Wursanto (1987:136) memberikan beberapa pendangan pengertian yang
kemudian bisa disimpulkan oleh penulis:
a. Rapat, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok yang bersifat tataop
muka yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun
pemerintah.
b. Rapat, merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah
kelompok.
c. Rapat juga merupakan media pengambilan keputusan secara musyawarahn untuk
mufakat.
d. Juga dapat dikatakan, bahwa rapat, adalah komunikasi kelompok secara resmi.
e. Rapat adalah pertemuan antara para anggota di lingkungan kantor/organisasi
sendiri untuk membicarakan, merundingkan suatu masalah yang menyangkut
kepentingan bersama.
f. Secara singkat dapat dikatakan pula, bahwa rapat, adalah pertemuan para anggota
organisasi/para pegawai untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingan organisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa rapat pada haikaktnya
adalah bentu pertemuan yang melibatkan karyawan internal ataupun pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan/organisasi. Rapat diadakan agar tujuan yang
diagendakan dalam rapat bisa tercapai dengan efektif.
MACAM-MACAM RAPAT
b. Videoconference
Hampir seperti teleconference, tetapi para peserta rapat dapat saling
melihat, sehingga seolah-oleh mereka saling berhadapan. Rapat seperti ini dapat
diterapkan bila ada fasilitas penunjangnya. Biasanya fasilitas penunjang ini berupa
audio-visual. Meskipun video conference memiliki kelebihan dengan adanya
tampilan visual (video), penggunaan fasilitas telekonferensi ini masih kurang
populer di Indonesia karena beberapa hal berikut.
Dibutuhkan perangkat khusus seperti video input (video kamera atau
webcam) dan video output (monitor), audio input (microphone) dan audio output
(speaker) serta fasilitas datatransfer (jaringan telepon ISDN, LAN atau internet).
Saat ini video conference lebih banyak digunakan oleh media televisi
UNSUR-UNSUR RAPAT
Rapat yang termasuk salah satu jenis diskusi terdiri atas beberapa unsur, diantaranya :
a. Tujuan Rapat
Harimanto dan Indrojiono berpendapat bahwa secara garis besar tujuan rapat
adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan satu atau beberapa informasi, hal ini dilakukan dengan maksud jika
penyampaian informasi tidak dilakukan secara langsung melalui rapat, maka
dikhwatirkan akan menimbulkan salah persepsi bagi pegawai atau karyawannya.
2. Mendapatkan masukan dari para anggota rapat bila ada masalah yang berat dan
membutuhkan masukan dari semua anggota. Misalnya masalah mengenai
penurunan gaji pegawai.
3. Melibatkan beberapa orang yang memiliki kemampuan tertentu untuk memecahkan
masalah yang dihadapi, sehingga masalah diharapkan dapat segera diatasi.
4. Menjalin kerja sama di antara anggota untuk membentuk suatu sikap yang
diinginkan, karena jika tidak diadakan rapat maka kemungkinan anggota hanya
akan memikirkan bagian pekerjaannya sendiri dan tidak memikirkan bagian
lainnya.
5. Menyampaikan masalah, keadaan tertentu, complain, dan lain-lain yang tidak bisa
dilakukan secara terbuka selain melalui rapat.
6. Memberi motivasi dan semangat kerja kepada para anggotanya melalui rapat.
7. Rapat bertujuan untuk mengambil keputusan sesuai dengan kewenangannya dari
orang-orang yang teribat di dalamnya.
Sedarmayanti menyatakan bahwa rapat perlu diselenggarakan antara lain karena:
1. Untuk memecahkan masalah.
2. Untuk menyampaikan informasi.
3. Membuat peserta rapat berpartisipasi pada masalah yang dikemukakan.
4. Sebagai alat koordinasi yang baik antara peserta dan perusahaan.
b. Masalah yang Dirapatkan
Masalah yang dirapatkan, permasalahan yang dihadapi organisasi ada yang ringan,
sedang, dan besar. Ada yang memerlukan penanganan segera dan ada yang bisa
ditangguhkan terlebih dahulu. Masalah tersebut tentunya perlu diselesaikan dan salah
satu sarana penyelesaiannya dengan mengadakan pertemuan/rapat.
Suatu rapat akan terarah dan mencapai tujuan apabila dipandu atau dipimpin oleh
seseorang yang disebut pemimpin rapat. Tipe pemimpin rapat berbeda antara satu
dengan yang lain. Menurut Rita Wahyuni (2004:84) ada tiga tipe pemimpin rapat yaitu:
1. Tipe otoriter
Tipe pemimpin otoriter adalah tipe pemimpin yang mau menang sendiri. Tipe
tersebut banyak memaksakan pendapatnya sedangkan peserta rapat diminta
harus menyetujuinya. Dengan kata lain saran, usul atau pendapat apa pun dari
peserta kurang memperoleh tanggapan
2. Tipe laissez
Tipe pemimpin laissez dalah tipe pemmpin rapiat yang tidak mau atau tidak
sanggup mengendalikan rapat. Rapat dibiarkan begitu saja sehingga berlangsung
berlarut-larut. Pemimpin rapat di sini tidak dapat mengendalikan rapat dan
keputusan rapat diserahkan kepada peserta yang paling dominan atau mempunyai
pandangan luas.
3. Tipe demokratis
Tipe pemimpin demokratis adalah tipe yang mampu menciptakan adanya lalu
lintas komunikasi dua arah, para peserta rapat banyak diberikan kesempatan
dalam mengemukakan usul, pendapat dan saran. Dengan demikian hasil rapat
merupakan hasil keputusan bersama sehingga menyebabkan para peserta rapat
sangat bertanggungjawab atas semua hasil yang telah menjadi keputusan atau
kesepakatan bersama.
Seorang pemimpin rapat dapat menjalankan fungsinya, agar rapat dapat berjalan
dengan tertib dan dapat mencapai tujuan. Fungsi pemimpin rapat adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai Pengarah
Seorang pemimpin rapat harus dapat mengarahkan para peserta rapat, agar
tujuan rapat yang telah ditentukan dapat tercapai. Arahan dari pimpinan ini
diperlukan agar topik/masalah yang dibahas dalam rapat tetap dalam konteksnya,
fokus dan tidak menyabar ke topik/masalah lainnya.
b. Sebagai Penengah
Sebagai pemimpin rapat harus dapat bertindak sebagai penengah jika terjadi
pertentangan atau perbedaan pendapat di antara para peserta rapat
c. Sebagai Penggerak
Seorang pemimpin rapat harus mampu menggerakkan paara peserta rapat
untuk dapat berperan aktif dalam penyelesaian masalah yang dibicarakan pada
rapat. Hal ini diperlukan, agar hasil yang diperoleh dalam rapat sesuai dengan
harapan semua peserta.
d. Sebagai Pencari Solusi
Seorang pemimpin rapat harus dapat bertindak sebagai pencari solusi jika
rapat mengalami kemacetan atau kebuntuan. Seorang pemimpin rapat dituntut
harus lebih memahami masalah yang dibahas dalam rapat, dengan demikian
pemimpin rapat harus memiliki pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang
lebih luas.
d. Peserta Rapat
Salah satu unsur penting dalam rapat yaitu adanya peserta. Masing-masing peserta
mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Tipe peserta dibagi menjadi enam yaitu:
1. Tipe pemersatu
Bertindak sebagai juru damai. Cirinya penuh perhatian, bersahabat, berjiwa besar,
sabar, tekun dan mempunyai sikap toleran.
2. Tipe perantara
Bertindak sebagai perantara atau penghubung antara satu dengan yang lain baik
perorangan maupun kelompok. Karakternya adalah pandai bergaul, berwibawa,
dapat dipercaya dan penampilan meyakinkan.
3. Tipe pendengar
Termasuk peserta yang pasif, tidak berperan serta secara aktif. Orang yang
mempunyai tipe ini biasanya karena pendiam atau kurang pengalaman, kurang
pengetahuan, tidak mempunyai keberanian, kurang bergaul, pemalu dan kurang
percaya diri.
4. Tipe inisiatif
Peserta dengan tipe ini mempunyai sifat tekun, rajin, memiliki kreatifitas yang
tinggi, mempunyai keinginan yang baik dan turut memikirkan pemecahan
masalah.
5. Tipe pemberi semangat
Mempunyai sifat penggerak, kemauan dan kemampuan bekerja yang cukup tinggi,
dapat mempengaruhi orang lain karena pandai membaca situasi, berwibawa,
disegani sehingga mempunyai pengaruh baik.
6. Tipe pemberi informasi
Tipe orang ini selalu memberi informasi karena mempunyai pengalaman yang
banyak atau luas. Sifat tipe orang ini mudah bergaul, dapat dipercaya.
7. Tipe penyerang
Tipe ini harus diwaspadai oleh pemimpin rapat karena bersifat pendobrak,
penantang terhadap masalah yang dibahas, pendapat dan sikap orang lain,
sehingga dapat menimbulkan perdebatan dan perselisihan
JENIS-JENIS RAPAT
Orang-orang sering menggunakan kata rapat dalam keseharian. Baik ketika situasi formal
maupun tidak formal. Dalam setiap kegiatan rapat tentu mempunyai tujuan rapat dan jenis
rapat yang berbeda.
Rapat terdiri atas beberapa jenis, tergantung cara pandangnya atau segi peninjauannya.
a) Berdasarkan tujuan.
1. Rapat Penjelasan.
Rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para anggota tentang
kebijaksanaan yang diambil oleh pimpinan organisasi. Contoh: Prosedur Kerja atau
tata cara kerja baru untuk mendapatkan keseragaman kerja
2. Rapat Pemecahan Masalah.
Rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan tentang suatu masalah yang
sedang dihadapi. Suatu masalah dikatakan sebagai problem solving apabila
masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalah – masalah yang saling
terkait.
3. Rapat Perundingan.
Rapat yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan
tengah agar tidak saling merugikan kedua belah pihak.
b) Berdasarkan sifat.
1. Rapat formal.
Rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu, menurut
ketentuan yang berlaku, dan pesertanya secara resmi mendapat undangan.
2. Rapat informal.
Rapat informal dapat terjadi setiap saat, dengan siapa saja, kapan saja, dimana saja,
dan kemudian membicarakan suatu masalah yang mempunyai kepentingan
bersama.
3. Rapat terbuka.
Rapat yang dapat dihadiri oleh setiap anggota. Materi yang dibahas bukan masalah
yang bersifat rahasia
4. Rapat tertutup.
Rapat yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu, dan biasanya yang dibahas
menyangkut masalah – masalah yang masih bersifat rahasia.
c) Berdasarkan jangka waktu.
1. Rapat mingguan.
Rapat yang diadakan satu kali dalam seminggu untuk membahas masalah –
masalah yang bersifat rutin yang dihadapi oleh masing – masing manajer.
2. Rapat bulanan.
Rapat yang diadakan satu kali dalam sebulan, setiap akhir bulan, untuk membahas
hal – hal atau peristiwa yang terjadi pada bulan yang lalu. Misalnya: membahas
rugi laba bulan lalu.
3. Rapat semester.
Rapat yang diadakan setiap 6 bulan sekali yang bertujuan untuk mengadakan
evaluasi hasil kerja sama selama 6 bulan, mengambil langkah – langkah
selanjutnya dalam jangka waktu 6 bulan.
4. Rapat tahunan.
Rapat yang diadakan satu kali dalam setahun. Misalnya rapat dewan komisaris,
rapat umum pemegang saham
d) Berdasarkan frekuensi.
1. Rapat rutin.
Rapat yang sudah ditentukan waktunya (mingguan, bulanan, dan tahunan).
2. Rapat insidental.
Rapat yang tidak berdasarkan jadwal, tergantung pada masalah yang dihadapi.
Biasanya dalam keadaan urgent, yang harus segera dipecahkan bersama.
e) Berdasarkan nama.
1. Rapat kerja.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rapat kerja adalah pertemuan
para staf untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
tugas kerja di dalam suatu instansi, organisasi atau perusahaan.
2. Rapat dinas.
Rapat yang membicarakan masalah kedinasan atau pekerjaan (biasanya dilakukan
oleh orang-orang yang bertugas di instansi pemerintah).
3. Musyawarah kerja.
Sebagai wadah koreksi bersama program kerja dalam mewujudkan visi persatuan
antar organisasi mahasiswa ataupun organisasi perusahaan.
Rapat Resmi yaitu rapat yang diselenggarakan untuk membahas masalah yang
sangat penting. Peserta rapat sebelumnya mendapat pemberitahuan terlebih dulu melalui
surat undangan. Dalam rapat resmi berlaku peraturan protokol yang membantu
kelancaran rapat. Apabila terdapat perbedaan pendapat diantara anggota, peraturannya
adalah pendapat mayoritas menjadi keputusan, akan tetapi hak-hak minoritas dilindungi
dengan pembatasan pembahasan pada pokok-pokok, dan lebih penting adalah
memberikan jaminan bahwa semua peserta diperlakukan dengan sebaik-baiknya.
Rapat tidak resmi yaitu rapat yang diselenggarakan oleh pimpinan dengan stafnya
serta diadakan di ruang kantor pimpinan atau ruang rapat untuk membahas masalah yang
mendesak atau terjadi tiba-tiba. Pada rapat ini biasanya terjadi diskusi dan tukar pendapat
atau informasi untuk mengakrabkan pimpinan dengan stafnya. Dalam hal ini sekretaris
hanya membuat ringkasan-ringkasan sederhana hasil rapat yang menjadi kesimpulan.
BAB 3 SYARAT-SYARAT RAPAT
SYARAT-SYARAT RAPAT
a. Suasana terbuka
Suasana rapat yang terbuka berarti setiap peserta rapat siap untuk menerima
informasi dari siapa pun.
b. Tidak ada monopoli
Dalam suatu rapat, monopoli pembicaraan oleh seorang peserta rapat atau oleh
pimpinan rapat harus dihindari. Hal ini akan menghambat jalannya rapat karena
rapat menjadi kaku dan peserta rapat menjadi pasif (tidak berpartisipasi). Dalam
rapat semua pihak yang terlibat mempunyai hak yang sama dalam mengeluarkan
pendapat.
c. Partisipasi aktif dari peserta rapat
Rapat yang baik apabila para peserta rapat turut aktif dalam memecahkan
permasalahan yang dibahas dalam rapat.
d. Bimbingan dan pengawasan dari pimpinan.
Pimpinan rapat harus dapat memberikan bimbingan kepada seluruh peserta rapat
agar mau berperan aktif dalam pelaksanaan rapat.
e. Perdebatan berdasarkan argumentasi bukan emosi
Dalam sebuah rapat terjadi perdebatan adalah hal yag biasa, namun jika perdebatan
menjadi berkepanjangan dan tidak berdasarkan argumentasi yang benar akan
mengakibatkan suasana rapat menjadi panas dan tegang, dan akhirnya rapat akan
dimonopoli oleh peserta yang saling berdebat.
f. Pertanyaan singkat dan jelas
Pertanyaan–pertanyaan yang diajukan dalam rapat hendaknya cukup singkat, padat,
dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh seluruh peserta rapat.
g. Disiplin waktu
Membiasakan pelaksanaan rapat sesuai waktu yang telah ditentukan akan membuat
para peserta rapat menjadi lebih disiplin dan pelaksanaan rapat menjadi lebih tertib.
Untuk dapat mencapai tujuan rapat, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
pihak panitia penyelenggara rapat.
Suatu pertemuan dapat disebut sebagai sebuah rapat apabila memenuhi kriteria berikut,
yaitu:
a. Membicarakan suatu masalah yang berkaitandengan tujuan organisasi, perusahaan,
instansi, pemerintah, dan lain-lain, yang harus dirundingkan/didiskusikan secara
bermusyawarah.
b. Pada saat rapat seluruh peserta harus berperan aktif.
c. Setiap pembicaraan ketika rapat berlangsung harus bersifat terbuka ( tidak ada yang
disembunyikan serta prasangka ).
d. Adanya unsur-unsur rapat seperti pimpinan, notulen, moderator, peserta rapat,
masalah yang dibahas.
Untuk mencapai tujuan rapat agar rapat berhasil, setiap peserta rapat harus mengetahui
syarat-syarat rapat yang baik. Syarat-syarat rapat yang baik, antara lain :
a) Persiapan rapat.
Persiapan rapat harus dirancang dan dilaksanakan oleh panitia penyelenggara rapat.
Secara garis besar persiapan yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Penentuan tujuan rapat dan acara rapat.
2. Penentuan waktu, tanggal, hari, tahun.
3. Penentuan tempat.
4. Akomodasi.
5. Konsumsi.
6. Media/peralatan.
b) Pelaksanaan rapat.
1. Suasana rapat berlangsung terbuka.
2. Para peserta rapat berpartisipasi aktif.
3. Adanya kendali dari ketua rapat
4. Hindarkan debat kusir.
5. Bahasa harus komunikatif.
6. Hindarkan monopoli ketika berbicara.
7. Terdapat keputusan dan kesimpulan rapat.
8. Adanya notulen.
9. Acara rapat.
10. Media rapat.
11. Waktu.
BAB 4 TUJUAN RAPAT
TUJUAN RAPAT
Agar rapat bisa mencapai maksud dan tujuannya, hendaknya rapat harus dikelola
dengan baik dan harus mengetahui tata tertib rapat yang memenuhi kriteria sbb:
Susunan acara rapat dibacakan dan sebelum rapat dimulai dibagikan kepada
seluruh peserta rapat, sehingga peserta rapat dapat mengetahui agenda rapat dan susunan
acara rapat sehingga rapat dapat berjalan dengan tertib. Jadi tata tertib rapat merupakan
suatu aturan rapat yang biasanya dibacakan atau dibagikan kepada peserta rapat sebelum
rapat dimulai dengan tujuan agar rapat dapat berlangsung dengan tertib dan tidak
membuang-buang waktu secara percuma, sehingga tidak akan mendengar lagi keluhan
pegawai.
Berdasarkan Buku Kamus Bahasa Indonesia, Edisi Kedua terbitan Balai Pustaka,
diuraikan bahwa yang dimaksud dengan rapat adalah pertemuan ( kumpulan ) untuk
membicarakan sesuatu, sidang, majelis. Sedangkan diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk
bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah.
Dalam buku Etika Komunikasi karangan Samsir Rambe, yang dimaksud dengan
rapat ialah kumpulan beberapa otang atau organisasi yang akan membicarakan suatu
masalah atau kepentingan bersama untuk memberikan penjelasan, memecahkan suatu
persoalan dan sekaligus mengadakan perundingan demi memperoleh suatu hasil yang
disepakati/disetujui bersama.
Jadi, dalam setiap organisasi, perusahaan, instansi pemerintah pada saat tertentu
sering mengadakan rapat. Rapat yang bersifat rutin (berkala) dan temporer (sewaktu-
waktu). Sedangkan rapat yang bersifat non formal, misalnya penyelenggaraan rapat
dilaksanakan di tempat-tempat yang santai (sambil hiburan) seperti di tempat rekreasi,
rumah makan, dan lain-lain. Hal yang dibahas dalam rapat tentunya segala sesuatu yang
berkaitan dengan suatu kegiatan baik bisnis maupun bukan bisnis. Dalam rapat harus
terjalin komunikasi yang harmonis, efektif, dan komunikatif, sehingga tercapai suatu
keputusan hasil kesepakatan bersama. Rapat dapat dikatakan berhasil apabila tujuan rapat
(yang telah ditentukan) tercapai.
BAB 6 PROSEDUR RAPAT
PROSEDUR RAPAT
Istilah prosedur rapar dan kaitannya dengan pertemuan atau rapat maksudnya
ialah pada saat menyelenggarakan rapat, maka pihak penyelenggara harus melakukan
kegiatan dengan mengikuti cara atau tahap kegiatan yang tepat dan baik sesuai ketentuan
umum yang berlaku dalam rapat.
Adapun prosedur pertemuan atau rapat secara umum, yaitu sebagai berikut :
1. Panitia penyelenggara melakukan prapersiapan seperti menentukan masalah, tujuan,
dan maksud rapat, pemimpin dan peserta rapat, mengirimkan notula rapat
sebelumnya.
2. Panitia penyelenggara melakukan persiapan seperti menentukan acara rapat dan
menyusunnya, menata ruang rapat, menyiapkan peralatan perangkat lunak dan keras,
peralatan menulis, menyusulkan bahan rapat yang belum sempat dikirim, menyusun
konvokasi atau undangan rapat, menempatkan peserta sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya.
3. Panitia penyelenggara dan peserta rapat turut terlibat dalam pelaksanaan rapat.
Seluruhnya peserta rapat mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Maksudnya
seluruh peserta rapat mempunyai hak untuk berbicara dan mempunyai kewajiban
untuk menyumbangkan hasil pemikiran.
4. Seorang notulis bila rapat telah selesai harus mampu mencatat jalannya acara rapat.
Hal yang dicatat ialah inti-inti pembicaraan selama berlangsungnya acara rapat.
5. Bila rapat telah berakhir maka pihak penyelenggara harus mempunyai notula rapat
yang ditulis oleh notulis atau sekretaris. Notula rapat atau hasil naskah rapat biasanya
harus diperbanyak atau digandakan dan dikirimkan atau didistribusikan kepada
peserta rapat, baik yang hadir maupun yang tidak hadir pada waktu rapat, atau dikirim
kepada pihak luar/ekstern.
Jadi, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa prosedur rapat atau pertemuan
terdiri atas empat unsur, yaitu :
1. Prapersiapan, publikasi rapat, surat undangan, konfirmasi rapat adalah kegiatan utama
yang harus dilaksanakan oleh para penyelengara rapat. Namun rapat tergantung pada
sejauh mana komunikasi telah berjalan secara positif sampai pada para peserta,
narasumber, sturktur organisasi atau pihak penyelenggara. Pra persiapan rapat ini
harus dikelola seminggu menjelang rapat seperti informasi pelaksanaan rapat melalui
surat resmi atau bisa juga menggunakan e-mail ataupun melalui undangan resmi
organisasi atau perusahaan.
2. Persiapan, menyiapkan ruangan rapat, posisi tempat duduk, audio visual, tata cahaya.
3. Pelaksanaan, menyelenggarakan rapat dengan baik sesuai pra persiapan yang telah
dilakukan dalam acara.
4. Penggandaan dan pendistribusian, kegiatan membagikan hasil rapat kepada seluruh
peserta rapat baik yang hadir maupun tidak hadir ataupun kepada pihak luar/ekstern
dalam bentuk dokumen hasil penggandaan maupun melalui media massa ataupun
media elektronik.
a. Syarat pendistribusian hasil rapat yaitu :
1. Bahasa mudah dipahami
2. Sesuai dengan kenyataan atau tidak dibuat-buat
3. Merata ke seluruh peserta rapat
b. Tahap-tahap pendistribusian hasil rapat yaitu:
1. Diperbaiki
2. Diteliti
3. Diproses (diketik,dicetak,digandakan)
4. Didistribusikan
c. Cara pendistribusian hasil rapat
1. Intern
Cara pendistribusian dengan dibagikan secara langsung kepada pihak-pihak
yang memerlukan dengan menggunakan buku ekspedisi intern sebagai bukti
bahwa yang bersangkutan telah menerima hasil pertemuan.
2. Ekstern
Cara pendistribusian ini menggunakan alat bantu,yaitu seperti:
a. Melalui faksimilie
b. Melalui email
c. Melalui jasa perusahaan pos
d. Melalui jasa petugas atau kurir perusahaan
e. Melalui media elektronik seperti pesawat telepon
c. Fungsi pendistibusian hasil rapat yaitu:
1. Agar semua peserta rapat (yang hadir/tidak hadir) mengetahui secara jelas
hasil rapat yang telah diadakan
2. Sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam rapat yang
diadakan selanjutnya
3. Sebagai bukti bahwa telah diadakan rapat dalam suatu organisasi
4. Sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan suatu kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Selain keempat unsur tersebut diatas terdapat hal lain yang mempengaruhi
prosedur rapat, yaitu jenis rapat dan tujuan rapat. Jika tujuan dari komunikasi ialah
tercapainya suatu keputusan atau adanya pemecahan masalah, maka saluran yang
dipergunakan ialah media lisan, kearah peserta yang sedikit atau rapat kecil. Sedangkan
penyajian/presentasi formal dengan jumlah peserta rapat yang besar seperti konvensi
penjualan, rapat pemegang saham, presentasi untuk analis keamanan, dan fungsi-fungsi
upacara, pada umumnya diadakan di auditorium. Untuk memperbesar objek dalam
presentasi ini seringkali digunakan alat bantu audiovisual seperti film, audio rekaman, dan
slide show.
BAB 7 ETIKA RAPAT DAN GAYA KOMUNIKASI
Salah satu etika yang harus dipahami dan diterapkan adalah etika rapat. Ketika akan
melaksanakan pertemuan ( bisnis atau rapat ) maka perhatikanlah prosedur dan etika
rapat. Yang dimaksud dengan etika rapat adalah norma, nilai, kaidah, atau ukuran tingkah
laku yang baik ketika melakukan rapat.
Gaya komunikasi sebenarnya merupakan bagian dari etika rapat. Pada saat pertemuan
setiap orang yang berbicara mempunyai kebiasaan dan gaya tersendiri atau mempunyai
gaya komunikasi yang berlainan. Komunikasi yang efektif dapat berlangsung apabila
memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Persepsi.
Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun, mengenali,
dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman
tentang lingkungan. Di dalam rapat, komunikasi yang terjadi harus memperkirakan
apakah pesan-pesan yang akan disampaikannya dapat diterima komunikan dengan
tepat. Apabila tidak diterima oleh si pendengar dengan tepat, maka akan ada hal – hal
yang tidak diinginkan terjadi seperti kesalahpahaman.
2. Ketepatan.
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan
tujuannya. Ketika komunikator menyampaikan pesan, informasi, dan ide dengan
mengekspresikan dan menuangkan hal yang ingin disampaikan harus sesuai dengan
yang diterima oleh komunikan, karena agar tidak terjadinya misscomunication
(kesalahpahaman komunikasi antara komunikator dan komunikan). Akibat dari
kesalahpahaman komunikasi adalah akan terjadinya konflik. Maka dari itu, dibutuhkan
kemampuann komunikator dalam menyampaikan pesan dengan baik dan jelas untuk
menghindari kesalahpahaman dari komunikasi atau pesan yang disampaikan.
3. Kredibilitas.
Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan
kepercayaan. Ketika berkomunikasi di dalam rapat, komunikator rapat harus memiliki
keyakinan bahwa komunikan atau peserta rapat termasuk orang yang dapa dipercaya,
dan sebaliknya. Sehingga apabila terciptanya saling kepercayaan antara dua pihak,
rapat akan berjalan dengan baik.
4. Pengendalian Rapat
Pengendalian (kontrol adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan. Berikut adalah jenis-jenis
pengendalian:
a. Pengendalian Bebas Terbatas
Pengendalian ini merupakan pengendalian rapat yang memberikan kesempatan
secara bebas kepada para peserta rapat untuk mengemukakan pendapatnya secara
bergantian. Model pengendalian seperti ini terkesan demokratis, namun dapat
memberikan peluang kepada para peserta rapat yang ingin memonopoli
pembicaraan dalam rapat.
b. Pengendalian Secara Ketat
Pengendalian secara ketat adalah pengendalian rapat yang tidak memberikan
kesempatan bertanya atau mengeluarkan pendapat kepada para pesertanya. Para
peserta rapat boleh mengeluarkan pendapat hanya seizin pimpinan rapat dengan
waktu dan jumlah penanya yang sudah ditentukan. Model pengendalian seperti ini
terkesan otoriter dan kaku, sehingga para peserta rapat kurang bebas dalam
mengeluarkan pendapatnya.
c. Pengendalian Gabungan Bebas Terbatas Secara Ketat
Pengendalian rapat yang menggabungkan antara bebas terbatas dengan ketet
adalah pengendalian rapat yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
peserta rapat untuk mengeluarkan pendapatnya dan apabila keadaan sebuah
mulai kurang sterkendali, pimpinan rapat langsung menggunakan cara
pengendalian ketat, sehingga keadaan normal kembali.
5. Kecocokan/keserasian.
Keserasian adalah perbandingan antara kedua belah pihak menjadi sesuatu yang
cocok. Apabila komunikator dapat menjaga hubungan persahabatan yang
menyenangkan dengan komunikan dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan.
Seorang komunikator dapat dikatakan baik, jika menghormati dan berhasil memberi
kesan yang baik kepada komunikan.
Setelah peserta rapat berkumpul, maka rapat dibuka oleh pembawa acara rapat
(MC) dengan ucapan terima kasih atas kehadiran peserta rapat dan sekaligus membacakan
susunan acara rapat dan tata tertib selama rapat berlangsung. Setelah itu pembawa acara
menyerahkan rapat pada pimpinan rapat.
Menjadi pimpinan rapat tidak semudah yang dibayangkan, dimana pimpinan harus mampu
mendorong dan menciptakan partisipasi aktif anggota, bertanggung jawab atas rapat yang
diadakan dan pimpinan tidak boleh mendominasi pembicaraan dalam rapat demi
tercapainya tujuan rapat. Pemimpin rapat harus bisa menciptakan rasa aman, suasana
persaudaraan, saling membuka diri dan tidak ada kesan sikap otoriter, mempunyai
keterampilan berkomunikasi untuk mendukung peserta yang pasif, dan mendorong
kelompok untuk mengambil keputusan bersama.
Pimpinan rapat yang baik adalah pimpinan yang dapat memberikan keleluasaan
peserta untuk Berbicara spontan, dengan suasana yang santai membuat peserta tidak ragu-
ragu untuk mengeluarkan pendapatnya. Menemukan gagasan yang cemerlang.
Menyampaikan opini yang tidak sejalan dengan pimpinan karena meraka merasa pimpinan
tidak mengekang pendapatnya bahkan memberi kebebasan dalam beragumen. Mencapai
keputusan bersama tanpa selalu meminta pemimpin sebagai penentu akhir.
TEKNIK MEMBUKA DAN MENUTUP RAPAT
AGENDA RAPAT
Agenda yang bagus dapat menyelesaikan setengah dari pekerjaan anda, bahkan
sebelum rapat dimulai.
1. Menilai butir-butir agenda
a. Menilai Permasalahan
b. Menilai Tujuan, apakah untuk memberikan informasi?, diskusi? Atau memutuskan?
c. Menilai Kepentingan rapat
2. Butir-butir standar
a. Notulen rapat terakhir
b. Meminta maf karena tidak hadir
c. Permasalahan-permasalahan
d. Lain-lain
e. Tangal dan waktu berikutnya
f. Urutan
g. Hal paling penting pertama
h. Hal kurang penting pertama
i. masalah-masalah rutin.
3. Penentuan waktu
a. Menjaga agar rapat tetap pada jalur
b. memberi tahu setiap orang bahwa waktu itu terbatas
c. Rapat dapat lebih mudah dikendalikan
d. Memotivasi orang
e. Ada tujuan yang dapat diselesaikan.
4. Menulis Agenda
Contoh agenda rapat
No Butir Tujuan Tanggungjawab Waktu
Pertanyaan2 Diskusi/infornmsi/keputusan Semua/perorangan 5 menit
5. Memimpin Rapat
a. Merencanakan dan Persiapan
b. Membuka Rapat
c. Penyampaian agenda
d. Penyampaian butir rapat
e. Penyampaian tujuan
6. Diskusi dan Partisipasi
a. Memotivasi
b. Mendengarkan
c. Mengendalikan
7. Mendapat Kesepakatan dan Persetujuan
8. Menilai Keberhasilan (menutup rapat)
9. Menilai Ulang Rapat
a. Biaya Rapat
b. Biaya akomodasi
c. Mengambil Tanggungjawab
d. Memikirkan ulang rapat
e. Penyebab kegagalan rapat
f. dan lain sebagainya
PERENCANAAN RAPAT
Bantuan seorang sekretaris dalam merencanakan rapat memegang peranan yang sangat
penting dalam menentukan produktivitas rapat. Untuk itu langkah-langkah yang perlu
mendapat perhatian Sekretaris dalam merencanakan rapat yang sifatnya resmi adalah :
b. Bentuk huruf T
Bentuk ini jarang digunakan, tapi merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan apabila diperlukan. Cara penyusunanya bentuk huruf T yaitu
dengan menggabungkan beberapa meja hingga membentuk huruf T.
Pemimpin rapat biasanya ditempatkan di atas huruf T.
c. Bentuk huruf V
Sama halnya dengan bentuk huruf T, susunan meja rapat dengan huruf V
jarang digunakan karena ada ruang yang kosong. Namun bentuk ini
memberikan suasana berbeda dalam rapat, sehingga peserta rapat merasa
tidak bosan.
d. Bentuk perahu
Bentuk perahu merupakan kombinasi dari bentuk huruf V, yaitu dua huruf V
digabungkan secara berhadap-hadapan. Bentuk seperti ini biasanya
digunakan untuk rapat yang memerlukan diskusi. Pemimpin rapat berhak
memilih dimana saja hendak duduk.
e. Bentuk tulang iklan
Cocok untuk Rapat Direksi, pelatihan dan seminar serta tukar pikiran
Sangat bagus untuk presentasi
Memfasilitasi kelompok kecil sampai dengan 20 orang
2. Persiapan Administrasi
a) Membuat Surat Undangan Rapat.
Persiapan surat Undangan sebaik-baiknya dan disampaikan paling lambat tiga
hari sebelum penyelenggaraan rapat. Dalam surat undangan memuat hari,
tanggal, jam, waktu dan acara rapat.
b) Menyusun acara/agenda rapat.
Susunlah acara rapat secara tepat, secara berurutan dengan membuat pokok
pokoknya saja, dan perhitungkan waktu yang dirinci jam atau menitnya.
c) Menyusun daftar Hadir
Buatlah daftar hadir untuk peserta rapat. Daftar hadir bisa berupa buku tamu
bisa juga berupa lembaran biasa.Guna daftar hadir untuk mengetahui jumlah
peserta rapat dan sebagai dokumentasi.
d) Akomodasi
Untuk penyelenggaraan rapat yang cukup lama dan diadakan di luar kantor,
sekretaris perlu mempersiapkan akomodasi, antara lain hotel atau penginapan,
dan transportasi untuk para peserta rapat.
e) Ruang Kesehatan
Penyelenggaraan rapat yang cukup lama perlu disediakan ruangan kesehatan
untuk mencegah terhambatnya rapat akibat ada peserta rapat yang sakit dan
kemungkinan terjadinya sesuatu pada kesehatannya. Oleh karena itu, faktor
kesehatan peserta rapat sangatlah perlu untuk diperhatikan agar rapat berjalan
dengan lancar.
f) Penyiapan konsumsi
Konsumsi rapat harus dipersiapkan bila menurut agenda rapat akan melewati
waktu istirahat. Konsumsi rapat biasanya berhubungan dengan pengadaan
snack, makan dan minum.
g) Hiasan ruangan
Untuk membantu menyegarkan suasana rapat agar tidak terkesan terlalu kaku
sehingga dapat membantu mencairkan suasana perlu diberikan hiasan berupa
bunga-bunga. Bunga dapat dipih dari plastik atau asli. Yang penting penempatan
bunga tersebut jangan mengganggu pemandangan antar peserta rapat.
h) Mempersiapkan bahan rapat
Bahan rapat yang perlu dipersiapkan jauh sebelum rapat diadakan bisa
berupa:
Hasil rapat yang lalu
Membawa hasil rapat yang sebelumnya untuk dijadikan review atau
perbandingan dengan rapat yang akan dijalankan, maka perlu
menyiapkan data rapat sebelumnya agar mengetahui apakah rapat
sebelumnya sudah memberikan hasil pada kinerja yang sekarang dan
akan dibahas pada rapat selanjutnya.
Hasil kertas kerja para peserta yang akan dibahas.
Laporan hasil dari kinerja karyawan yang telah dilakukan selama periode
tertentu perlu dipersiapkan untuk dijadikan masalah atau bahasan pada
rapat.
Peraturan-peraturan yang diperlukan.
Bahan-bahan penerbitan yang berkaitan dengan materi rapat.
Alat-alat tulis, flip chart, marker, penngaris, blok note, pensil dan
sebagainya.
i) Persiapan peralatan rapat
Sekretaris perlu menginventarisasi alat-alat yang digunakn untuk keperluan
rapat seperti:
Papan dan alat tulis
Flip chart yaitu kertas-kertas yang digantung lengkap dengan markernya
OHP, slide lengkap dengan layarnya dengan program Microsoft
PowerPoint.
Sound system, tape recorder
Map atau tas untuk tempat bahan-bahan rapat
Block note, ballpoint
Tustel handycam untuk mengabadikan rapat
Membuat catatan hasil rapat (notulis)
BAB 9 NOTULA
NOTULA
Notula adalah catatan laporan singkat tentang pembicaraan atau keputusan dalam
rapat. Notula berfungsi sebagai bukti telah diadakan rapat, sumber informasi bagi peserta
rapat, landasan bagi rapat berikutnya, alat pengingat peserta rapat.
Maksud pembuatan notula adalah agar apa yang telah dibahas dalam rapat baik rapat
untuk pemecahan masalah atau rapat untuk pengambilan keputusan dapat menjadi acuan
bagi rapat selanjutnya. Dan bagi peserta rapat yang tidak hadir, notula dapat menjadi
informasi atas materi yang dibahas dan kesimpulan yang diperoleh. Notula dapat juga
untuk melihat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Notula dapat dibagikan
kepada peserta rapat bila telah disetujui oleh pimpinan. Notula dibuat oleh sekretaris
organisasi atau seseorang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas itu, dan posisi
duduknya dekat pimpinan agar sekretaris dapat menebar pandangan ke seluruh peserta.
Susunan Notula/Notulen
Ketika menulis notulen, ada rangkaian yang harus diperhatikan agar notulen tersusun
singkat dan sistematis. Berikut adalah susulan penulisan notulen:
a) Kepala Notulen, kepala notulen merupakan bagian awal dari penulisan notulen.
Adapun kepala notulen berisi tentang :
b) Isi notulen, isi notulen adalah bagian dari notulen yang berupa hal-hal yang di bahas
dan hasil keputusan rapat. Isi Notulen ditulis agar dapat membedakan dari susunan
sistematis. Susunan sistematika dalam isi notulen dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Kata Pembuka
2. Pembahasan
3. Pembacaan keputusan
4. Waktu (Jam) Penutupan
c) Bagian akhir notulen, Bagian ini merupakan penulisan terakhir yang terkandung
didalam notulen yang membahas penjelasan tentang hal - hal akhir penulisan notulen.
Bagian akhir notulen dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Nama jabatan
2. Tanda tangan
3. Nama pajabat, pangkat, atau NIP
d) Penandatanganan
Penandatanganan berisi tentang tanda tangan dari pihak - pihak yang diangap penting
dan bertanggung jawab atas terlaksananya acara rapat tersebut.Notula biasanya
ditanda tangani oleh ketua,wakil ketua, sekertaris, notulis.
BAB 10 RAPAT YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
Ilmu dasar. (2019). Retrieved Agustus 10, 2019, from Pengertian Rapat, Fungsi, dan Tujuan
Rapat: ilmudasar.id/pengertaian-rapat/
Surat Undangan
KARANG TARUNA
Gubeg Mojo RT3 RW5
JAKARTA
Dengan hormat,
Bersama dengan ini kami mengharap kehadiran seluruh Anggota Karang Taruna untuk
dapat menghadiri dan mengikuti rapat yang akan diselenggarakan pada:
Demikian surat undangan ini kami buat sebagai mana mestinya, atas perhatian dan juga
partisipasi serta kehadirannya kami ucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,
Ketua Karang Taruna Sekretaris
Jakarta, ………………………………
Ketua Rapat
NOTULEN/HASIL RAPAT PEMUDA RT 03/05
Nomor : 01/Pemuda-RT03/VIII/2019
A. PEMBUKAAN
1. Pimpinan rapat membuka rapat dengan mengajak peserta rapat membacakan
bismillah.
2. Pimpinan rapat memberikan pengantar rapat terkait fungsi penting karang taruna
dalam pembangunan masyarakat.
B. PEMBAHASAN
1. Maksud dan tujuan diadakan perkumpulan
2. Pendanaan atau modal pertama untuk uang kas
3. Penarikan iuran rutin tiap bulan beserta besarannya
4. Pembentukan pengurusan