Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“METODE PERSIDANGAN”

ANGKATAN 016 (LUKER)

OLEH:

KELOMPOK 2

ANGGOTA:

• RENITA AYU PUTRI


• ERWIN
• BOJES MAKKURAGA

HIMPUNAN PEMUDA PELAJAR MAHASISWA INDONESIA (HPPMI)


KOMISARIAT KEC. CAMBA
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kata Pengantar-ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii

DAFTAS ISI ................................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 3

A. Latar belakang ..................................................................................................................... 3


B. Rumusan masalah .............................................................................................................. 4
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 5

A. Pengertian ............................................................................................................................ 5
B. Macam-macam persidangan ........................................................................................ 5
C. Mekanisme persidangan ................................................................................................ 5
D. Istilah – istilah dalam persidangan ............................................................................. 7
E. Bentuk persidangan .......................................................................................................... 8
F. Jenis-jenis persidangan ................................................................................................... 8
G. Etika persidangan .............................................................................................................. 9
H. Teknis penggunaan palu sidang ................................................................................... 9
I. Komponen sidang .............................................................................................................. 9
J. Aspek dalam persidangan .............................................................................................. 10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 11
B. Saran ....................................................................................................................................... 11

C.Harapan..................................................................................................................................... 12

Daftar isi-iii
Daftar isi-iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Metode Persidangan

METODE
etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos. Kata ini
berasal dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melewati atau melalui dan
hodos yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, metode adalah “cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah
ditentukan”. Dengan kata lain adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai
tujuan tertentu. Dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai
“jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam
lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainya”.

PERSIDANGAN
Per dan an adalah kata imbuhan Sedangkan sidang adalah kata dasarnya KBBI Sidang
adalah pertemuan untuk membicarakan sesuatu; rapat. Secara terminologi sidang
adalah proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih dengan
musyawarah mufakat untuk menyelesaikan suatu masalah dengan syarat-syarat
tertentu.
Sidang adalah cara melembagakan sebuah keputusan yang berlaku bagi semua
anggota organisasi. Dengan memenuhi azas dan ketentuan yang ada. Baik aturan
negara maupun aturan dalam wadah tersebut. Yakni: Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD-ART).
Pengambilan keputusan organisasi yang terlaksana dengan melalui
mekanisme rapat. Maka hal ini Memiliki kredibilitas lebih tinggi jika melakukan
perbandingan sebuah keputusan yang mereka ambil tanpa mekanisme rapat.Sidang

Bab II -3
tidak hanya sekedar melaksanakan sebuah program kerja, tetapi juga menjadi ukuran
bagi orang lain. Sekaligus cara pandang orang lain pada sebuah organisasi.Untuk hal
tersebut, maka pada makalah ini akan mengkaji secara mendalam tentang Metode
Dalam sebuah persidangan.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari metode persidangan?
2. Apasaja macam-macam dari persidangan?
3. Apasaja mekanisme dari persidangan?
4. Apasaja istilah-istilah dari persidangan?
5. Apasaja bentuk dari persidangan?
6. Apa saja jenis-jenis persidangan?
7. Apasaja etika dalam persidangan?
8. Bagaimana teknis penggunaan palu sidang?
9. Apa saja komponen sidang ?
10. Apa saja etika dalam persidangan ?

C. TUJUAN
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari metode persidangan
2. Untuk mengetahui macam-macam dari persidangan
3. Untuk mengetahui mekanisme dari persidangan
4. Untuk mengetahui istilah-istilah dari persidangan
5. Untuk mengetahui bentuk dari persidangan
6. Untuk mengetahui jenis-jenis persidangan
7. Untuk mengetahui etika dalam persidangan
8. Untuk mengetahui bagaimana teknis penggunaan palu siding
9. Untuk mengetahui komponen sidang
10. Untuk mengetahui etika dalam persidanga

Bab II -4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Metode berarti cara, sedangkan persidangan dapat diartikan sebagai suatu
forum yang menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. Jadi pengertian dari
metode persidangan itu sendiri adalah cara menyelesaikan suatu masalah dalam
suatu forum berdasarkan hal / agenda yang telah dijadwalkan / dirumuskan
sebelumnya.

B. MACAM-MACAM PERSIDANGAN
Dalam membahas metode persidangan, kita tidak hanya membicarakan
tentang bentuk persidangan / model forum, namun juga kita harus mengetahui
macam-macam persidangan. Ada 2 macam sidang, yaitu:
1) Sidang formal. Dalam sidang formal, semua komponen-komponen sidang
harus terpenuhi.
2) Sidang informal. Sedangkan dalam sidang informal, tidak harus memenuhi
semua komponen sidang.

C. MEKANISME PERSIDANGAN
Mekanisme yang ada didalam persidangan ini berfungsi untuk menjaga
keteraturan setiap elemen yang ada didalam sidang tersebut agar persidangan dapat
berjalan lancar secara harmonis dan kondusif. Demi kelancaran sebuah persidangan,
hendaknya didukung oleh beberapa perangkat-perangkat yang ada didalamnya,
diantaranya adalah :
1) Pimpinan sidang (stering comitte)
adalah orang-orang yang telah ditunjuk sebelumnya oleh peserta sidang yang
mempunyai tugas untuk mengarahkan sidang dan ,menetapkan hasil keputusan
yang telah disepakati oleh seluruh peserta sidang.

Bab II -5
Pimpinan sidang biasanya terdiri dari 3 (tiga) orang,atau dari ke tiga ini dikatakan
persidium sindang sementara yakni :
• Pimpinan sidang ketua,
• Pimpinan sidang sekretaris (notulen) yang bertugas untuk mencatat
segala ketetapan yang telah disepakati dalam persidangan untuk
kemudian diarsipkan;
• Pimpinan sidang anggota yang mendampingi kedua pimpinan sidang
ketua dan pimpinan sidang sekretaris.
2) Materi sidang
Adalah materi/konsep permasalahan yang akan dibahas didalam
persidangan. Materi ini merupakan rangkuman dari beberapa pokok-pokok
permasalahan yang ada dalam tubuh organisasi tersebut.
3) Peserta sidang
Adalah peserta yang mengikuti proses persidangan yang merupakan anggota
dari organisasi tersebut. Peserta sidang ini nantinya merupakan penentu setiap
kebijakan/keputusan dari permasalahan yang dibahas dalam persidangan.
4) Perangkat sidang
Pendukung lainnya adalah palu sidang, alat tulis menulis dan pengeras suara.
Adapun beberapa jenis ketukan palu sidang yang dilakukan oleh pimpinan
sidang ketua yakni :
• Ketukan 1 : Mensahkan keputusan sementara, pencabutan skorsing
sidang (jangka pendek dalam artian tidak lebih dari 15 menit ), tinjauan
kembali (peka)
• Ketukan 2 : Menskorsing sidang, pencabutan skorsing sidang (jangka
lama dalam artian pending atau telah melebih waktu 2x 15 menit)
• Ketukan 3 : Mensahkan keputusan akhir sidang, menetapkan
keputusan konsideran (ketetapan hasil sidang) membuka dan
menutup persidangan (ceremonial dgan mengunakan keyakinan dan
kepercayaan masing- masing) secara resmi dan keseluruhan
• Ketukan berulang-ulang atau ketukan tak beraturan : Menenangkan
peserta sidang (forum dalam keadaan darurat
Bab II -6
D. ISTILAH – ISTILAH DALAM PERSIDANGAN
1) Pending, adalah menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala
tekhnis.
Contoh ; ISOMA, kebakaran dsb.
2) Skorsing, adalah menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying,
dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan antar peserta sidang yang berseteru.
3) Lobying, merupakan proses diskusi antar peserta sidang diluar pengaturan
pimpinan sidang.
4) Pencerahan, merupakan upaya seorang peserta sidang untuk meluruskan
kesalahfahaman yang terjadi antara peserta sidang yang lain.
5) Voting, merupakan prosesi pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
setelah jalan musyawarah mengalami kebuntuan.
6) Quorum, merupakan syarat sebelum persidangan dimulai, agar keputusan dapat
dianggap sah.
7) Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.
a. Interupsi Poin of Order
Dilakukan jika terdapat disfungsi peserta sidang (termasuk petugas”
sidang) yang dianggap mengganggu jalannya persidangan.
b. Interupsi Poin of Clarification
Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang
butuh klarifikasi.
c. Interupsi Poin of Information
Dilakukan untuk menyampaikan informasi tambahan yang dianggap
membantu maupun informasi yang sifatnya tehnis.
d. Interupsi Poin of Personal Previllage
Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak
tertentu, diluar substansi permasalahan
8) Prosidang = Hasil ketetapan sidang/Musyawarah yang telah di bukukan (bersifat
tertulis)
9) Konsideran = (Bagian) Surat keputusan

Bab II -7
E. BENTUK PERSIDANGAN
Ada beberapa bentuk / model persidangan, antara lain yaitu:
1. Bentuk U / tapal kuda
Merupakan bentuka persidangan yang paling efektif karena semua peserta
sidang bisa benar-benar terfokus perhatiannya. Hal ini merupakan salah satu
kelebihan dari bentuk persidangan ini.
2. Bentuk lingkaran
Bentuk persidangan seperti ini memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat
debedakan secara tegas antara pemateri, moderator, dan notulen dengan para
peserta sidang. Contoh forum yang pernah menggunakan bentul persidangan
seperti ini yaitu Konferensi Meja Bundar (KMB).
3. Bentuk berpanjar
Kelemahan dari bentuk persidangan seperti ini yaitu peserta yang duduk di
belakang kemungkinan besar tidak fokus terhadap forum tersebut. Contohnya
yaitu pada acara-acara seminar pada umumnya.
4. Bentuk komisi
Untuk bentuk persidangan seperti ini, memiliki kelemahan pula, yaitu jarak
antar komisi yang berdekatan akan menyebabkan kurangnya konsentrasi /
bahkan tidak adanya konsetrasi dari pemateri sidang maupun pesertanya.

F. JENIS-JENIS PERSIDANGAN
1. Sidang pleno
Sidang yang diikuti oleh seluruh peserta sidang untuk membahas hal-
hal yang berkaitan dengan keputusan yang akan diambil.
2. Sidang komisi
Sidang yang diikuti oleh beberapa peserta sidang yang dibagi dalam
bidang-bidang sesuai dengan keahliannya.
3. Sidang formatur
Sidang yang diikuti oleh beberapa peserta sidang tertentu, biasanya
bersifat tertutup.

Bab II -8
G. ETIKA PERSIDANGAN
Penyampaian ide atau pendapat dalam sebuah persidangan hendaknya
menggunakan istilah "interupsi" disertai dengan mengacungkan tangan. Ada lima
jenis interupsi yang biasanya digunakan dalam persidangan, antara lain :
1. Interupsi point of previlege (preverence), digunakan apabila ada kepentingan
yang sangat mendesak misalnya ijin ke belakang
2. Interupsi point of information , digunakan untuk memberikan informasi
penting kepada peserta sidang.
3. Interupsi point of order, interupsi yang bersifat meminta kepada presidium
sidang untuk mengambil tindakan atau bisa juga untuk usulan baru yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam persidangan. Misalnya
penambahan dan pengurangan point, waktu skorsing, ishoma dan usulan yang
lain.
4. Interupsi point of justification, digunakan untuk menguatkan pendapat
sebelumnya
5. Interupsi point of clarification (clearing), interupsi yang sifatnya
menjernihkan suatu permasalahan yang sedang diperdebatkan.

H. TEKNIS PENGGUNAAN PALU SIDANG


1. 3 kali ketukan : membuka dan menutup sidang serta menetapkan keputusan
secara keseluruhan
2. 2 kali ketukan : Memindahkan palu siding/penggantian presidium siding
3. 1 kali ketukan : menetapkan keputusan point per point

I. KOMPONEN SIDANG
• Pimpinan Sidang
orang yang dipilih oleh peserta sidang untuk memimpin dan mengatur
jalannya sidang. Jika pimpinan sidang lebih dari satu orang, maka istilah yang
dipakai adalah Presidium Sidang.

Bab II -9
• Peserta Sidang
seluruh orang yang secara sah menjadi peserta persidangan
berdasarkan aturan atau tata tertib yang berlaku. Peserta sidang terdiri dari
dua macam, yaitu peserta penuh dan peserta peninjau. Peserta penuh adalah
peserta yang mempunyai hak bicara dan hak suara, sedangkan peserta
peninjau hanya mempunyai hak bicara.
• Materi Sidang
Pokok permasalahan yg akan di bahas dalam sidang
• Tata Tertib

J. ASPEK DALAM PERSIDANGAN


aspek pelaksanaan kita mengenal dua perangkat dalam persidangan yaitu,
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
• Perangkat lunak terdiri atas (1) steering committee (SC), adalah tim pengarah
yang membuat segala macam persiapan mulai dari pembuatan draf kerja
sampai evaluasi yang berupa konsep-konsep materi. (2) Organizing
committee (OC), adalah tim yang melaksanakan apa yang telah dibuat oleh SC
dan melakukan kegiatan yang sifatnya operasional.
• perangkat keras, terdiri atas (1) ruang sidang,tempat yang digunakan untuk
berkumpul dan berdialog. Agar persidangan berjalan dengan baik, hendaknya
ruangan juga cukup representatif. Sebaiknya didukung juga dengan setting
tempat yang memungkinkan antar peserta terdapat komunikasi langsung, (2)
palu sidang, alat yang digunakan untuk mengendalikan jalannya persidangan,
(3) pengeras suara, ini diperlukan jika ruangan yang digunakan cukup luas.

Bab II -10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode persidangan itu sendiri adalah cara menyelesaikan suatu masalah dalam
suatu forum berdasarkan hal atau agenda yang telah dijadwalkan atau di rumuskan
sebelumnya. Adapun macam-macam persidangan yaitu sidang formal dan sidang informal.
Mekanisme yang ada di dalam persidangan ini berfungsih untuk menjaga keteraturan setiap
elemen yang ada di dalam sidang tersebut agar persidangan dapat berjalan lancar secara
harmonis dan kondusif. Adapun istilah-istilah dalam persidangan yaitu
pending,skorsing,lobying,pencerahan,voting,quorum,interupsi,prosidang,dan konsideran.
Bentuk persidangan bentuk U/tapal kuda,bentuk lingkaran,bentuk berpanjar,dan bentuk
komisi. Jenis-jenis persidangan sidang pleno,sidang komisi,dan sidang formatur. Etika
persidangan penyampaian ide atau pendapat dalam sebuah persidangan hendaknya
menggunakan istilah ‘interupsi’ dengan mengcungkan jempol. Dan teknis penggunaan palu
sidang yaitu 3 kali ketukan,2 kali ketukan,dan 1 kali ketukan.

B. Saran
Tentunya kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan
saran dan kritik yang bisa membangun dari pembaca agar nantinya kami dapat
menyusun makalah dengan baik.

Bab III -8
C. Harapan
Semoga bisa menjadi organisasi yang melahirkan kader-kader dan semakin jaya
dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat social keagamaan dan bidang-bidang
lainnya. Serta mampu menjadi wadah bagi para anggotanya untuk menuangkan
kreatifitas sehingga dapat lebih bermanfaat untuk organisasi kedepannya.

ANGGOTA

ERWIN RENITA AYU PUTRI BOJES MAKKURAGA

Bab III -9

Anda mungkin juga menyukai