Anda di halaman 1dari 13

Infeksi

mikosis
invasif
• Penyakit yang disebabkan oleh invasi jaringan hidup
oleh jamur yang menyerang organ dalam dan
menyebar ke seluruh tubuh
• Invasiv = spesies yang memenuhi habitat yang bukan
tempat aslinya
Etiologi

Penyebab Penyakit Penyebaran

Primer • histoplasma • Histoplasmosis • pneumonia


• coccidioydes • coccidiodomikosis • dari flu menyebar
keseluruh tubuh
• blastomyces • blatomikosis • dari paru
menyebar ke kulit
Oportunistik • Aspergillus • aspergilosis • paru – paru
• candida • candidiasis • paru – paru, mulut
dan vagina
• cryptococcus • cryptococosis • selaput otak, kulit
dan paru – paru
Epidemiologi
➢ Berdasarkan kondisi yang mendasari pasien seperti :
– 20% hingga 30% dari infeksi fatal pada pasien dengan leukemia akut,
– 10% sampai 15% dari infeksi fatal pada pasien dengan limfoma,
– 5% dari infeksi fatal pada pasien dengan tumor padat.
– 0% hingga 20% untuk penerima transplantasi ginjal dan sumsum
tulang,
– hingga 10% hingga 35% untuk penerima transplantasi jantung,
– 30% hingga 40% untuk penerima transplantasi hati.

➢ Berdasarkan morbiditas dan mortalitas pada pasien


immunocompromised.
– Sekitar 2% sampai 4% dari semua pasien yang dirawat di rumah sakit
mengembangkan infeksi nosokomial.

➢ Berdasarkan area geografis :


– Histoplasmosis dan blastomikosis di Amerika Utara ditemukan di
daerah yang tumpang tindih dengan aliran sungai timur dan tengah
Amerika Serikat, pada iklim gersang – kering dan jarang terdapat
flora.
Faktor resiko

Peningkatan penggunaan regimen kemoterapi AB spectrum luas

Pasien pengguna kateter (cvc)

Kolonisasi jamur sebelumnya

Oprasi dan luka bakar yang luas

Pasien dengan penurunan jumlah neutrofil

Transplantasi

Terapi kortikosteroid dosis tinggi dan terus menerus


Diagnosa

• diagnosa pertumbuhan jamur dari cairan atau


jaringan tubuh sebagai sample klinis → Uji
Histopatologi specimen, Pemeriksaan mikroskopik, Pemeriksaan
biakan, Pemeriksaan kultur

• pemeriksaan yang tergantung pada respon system


imun menggunakan antigen dan antibody
Tes Serologi →immunodiffution, indirect haemagglutination,
enzyme-linked immunosorbany assay (ELISA)

• suatu cabang dari diagnostik in vitro yang dapat


Diagnostic digunakan untuk mengidentifikasi penanda DNA
dan produk turunannya pada manusia atau
molekular organisme lainnya → PCR
Gejala

Gejala-gejala reumatologis seperti artritis yang parah, perikarditis, dan erythema nodosum dapat ditemukan
pada 10% hingga 30% pasien dengan jamur endemik.

Diseminasi di luar paru-paru sering terjadi pada pasien dengan kekebalan seluler yang ditekan dan
sering menghasilkan tanda-tanda infeksi yang berkembang.

Lesi ulseratif oral dan kutaneus juga dapat timbul dengan infeksi jamur endemik.

Lesi kulit verukosa (seperti kutil) pada daerah yang terpapar sinar matahari pada wajah sangat
sugestif untuk terjadinya blastomikosis dan sering keliru untuk keganasan kulit.

Diseminasi jamur ke sumsum tulang dapat menyebabkan anemia atau trombositopenia.

Hepatomegali, splenomegali, dan insufisiensi adrenal juga dapat terjadi dengan penyebaran jamur
endemik ke organ-organ internal ini.

Kejang, tanda meningeal, dan hidrosefalus adalah temuan umum dengan penyebaran infeksi ke SSP dan
menunjukkan prognosis yang sangat buruk dalam pengaturan coccidioidomycosis diseminata.
Histoplasmosis

Tatalaksana pengobatan
• Paru akut :
1. Itrakonazol 200 mg/hari
2. Difus paru : Ampoterisin
Diagnosa
Hitopatologi : B 3-5 mg/kg/hari lalu
• sel tunggal, seperti ragi 2
Manifestasi klinik Itraconazole 200 mg 2x1
3. Komplikasi :
sampai 5 mikron dengan tunas • Paru akut (flu, Metylprednisolon
berbasis sempit demam,
• Kultur specimen (darah, menggigil, sakit • Paru kronis :
sputum, sumsum tulang kepala, myalgia, 1. Ampoterisin B 0,3-0,5
belakang) selama 14-21 day batuk mg/kg
Serologis : nonproduktif) 2. Peradangan : NSAID
• Menggunakan CF, ID dan LA • Paru kronis 3. Granulouma :
• Pada pasien HIV menggunakan (peradangan , Ampoterisin B 40-50 mg
ELISA (specimen darah, urine granuloma, dengan Itraconazole 400
atau CSF)-> HPA (histoplasma fibrosis) mg.
polisakarida antigen) 4. Fibrosis : Itraconazonazol
200 mg dua kali sehari
Blastomycosis

Manifestasi klinik
Diagnosa • Pulmonal akut (demam,
Tatalaksana pengobatan
Histopatologi : menggigil dan batuk • Pulmonal akut :
• visualisasi mikroskopis langsung produktif Amfotersisin B IV 0,7-
dari ragi multinukleat yang besar • Pulmonal kronis (demam,
dengan tunas tunggal (dimorfik)
1 mg/kg/hari
malaise, penurunan BB,
• biopsi (pengambilan sampel) keringat malam, nyeri
jaringan dada, batuk produktif) • pulmonal kronis:
• kultur sekresi (sputum) Itraconazol 200-400
mg/oral/hari
Serologi tidak digunakan karna
terhambat kurangnya reagen spesifik
dan standar
1. Spherula Coccidioidomycosis
2. endospora

Diagnosa Manifestasi Klinik Pengobatan


• Mikroskopik langsung
menunjukan spherula • Pneumonia primer • Paru primer dan kronis :
endosporulasi matang yang besar (batuk produktif) Itraconazol 200 mg tiga
• Dengan infeksi CNS, analisis CSF kali sehari
• Pneumonia kronis
secara umum menunjukkan • Flukonazol : 6 – 12
pleositosis limfositik dengan (hemoptysis, parut
mg/kg/hari
peningkatan protein dan pulmonal) •Nekrosis : Ampoterisin B
penurunan konsentrasi glukosa.
• Antibodi IgM dapat dideteksi
• Nekrosis pulmonal 1-1,5 mg/kg/hari
dengan teknik tube precipitin (batuk, demam,
atau immunodiffusion. penurunan BB)
Cryptococcosis

• Simpotamis:
1. fluconazole lalu
amphotericin B
2. Itraconazol
Diagnosa 3. Fluconazol +
flucitocyn
• Kultur darah, CSF, cairan atau • Non AIDS :
jaringan 1. Ampoterisin B IV
Manifestasi klinik +flusitosin
• Tes antigen + > 1:4 (infeksi 2. Lipid ampoterisin B
• Penyakit paru simptomatis
kriptococus) (batuk, rales dan sesak nafas) IV
• Pada pasien AIDS titer > 1:2048 • Pasien non AIDS (meningitis • AIDS :
kriptococal tidak spesifik) 1. Flukonazol 200-400 mg
2. Itrakonazol 200mg
• Pasien AIDS (deman dan sakit 3. Amfoterisin B IV
kepala) 1mg/kg
Candidiasis

Diagnosa Manifestasi klinik


Pengobatan

• Histopatologi : • Candidemia tanpa


menggunakan kultur komplikasi • Flukonazol IV 400 mg
atau PO
darah jika hasil (-) dapat • Candidemia dengan
dilakukan isolasi • Vorikonazol 6 mg/kg
candidiasis
mikrobiologi setiap 12 jam IV untuk
• Candidiasis tanpa satu hari, lalu 3 mg/kg
• Test serologi : dengan uji candidemia setiap 12 jam IV
fungitell dan untuk
diskriminasi c. albican
dari non albican
digunakan uji germtube
Aspergilosus

Manifestasi klinik • Voriconazol IV


6mg/kg lalu 4
• Demam mg/kg; oral 4
Diagnosa • Muyeri dada mg/kg
pleuritik • Lipid amphoterisin
• Histopatologi : hifa 2-4
B
micron, jarang ada spora • batuk, • Echinocandin
• Test diagnostic •
• Hemoptisis Posaconazol IV
galactomannan dengan enzim 300mg; oral 300mg
immunosorbent assay (EIA) • Tanda neurologic 2x1; suspense 200
mg
• Kombinasi terapi
Monitoring dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai