mikosis
invasif
• Penyakit yang disebabkan oleh invasi jaringan hidup
oleh jamur yang menyerang organ dalam dan
menyebar ke seluruh tubuh
• Invasiv = spesies yang memenuhi habitat yang bukan
tempat aslinya
Etiologi
Transplantasi
Gejala-gejala reumatologis seperti artritis yang parah, perikarditis, dan erythema nodosum dapat ditemukan
pada 10% hingga 30% pasien dengan jamur endemik.
Diseminasi di luar paru-paru sering terjadi pada pasien dengan kekebalan seluler yang ditekan dan
sering menghasilkan tanda-tanda infeksi yang berkembang.
Lesi ulseratif oral dan kutaneus juga dapat timbul dengan infeksi jamur endemik.
Lesi kulit verukosa (seperti kutil) pada daerah yang terpapar sinar matahari pada wajah sangat
sugestif untuk terjadinya blastomikosis dan sering keliru untuk keganasan kulit.
Hepatomegali, splenomegali, dan insufisiensi adrenal juga dapat terjadi dengan penyebaran jamur
endemik ke organ-organ internal ini.
Kejang, tanda meningeal, dan hidrosefalus adalah temuan umum dengan penyebaran infeksi ke SSP dan
menunjukkan prognosis yang sangat buruk dalam pengaturan coccidioidomycosis diseminata.
Histoplasmosis
Tatalaksana pengobatan
• Paru akut :
1. Itrakonazol 200 mg/hari
2. Difus paru : Ampoterisin
Diagnosa
Hitopatologi : B 3-5 mg/kg/hari lalu
• sel tunggal, seperti ragi 2
Manifestasi klinik Itraconazole 200 mg 2x1
3. Komplikasi :
sampai 5 mikron dengan tunas • Paru akut (flu, Metylprednisolon
berbasis sempit demam,
• Kultur specimen (darah, menggigil, sakit • Paru kronis :
sputum, sumsum tulang kepala, myalgia, 1. Ampoterisin B 0,3-0,5
belakang) selama 14-21 day batuk mg/kg
Serologis : nonproduktif) 2. Peradangan : NSAID
• Menggunakan CF, ID dan LA • Paru kronis 3. Granulouma :
• Pada pasien HIV menggunakan (peradangan , Ampoterisin B 40-50 mg
ELISA (specimen darah, urine granuloma, dengan Itraconazole 400
atau CSF)-> HPA (histoplasma fibrosis) mg.
polisakarida antigen) 4. Fibrosis : Itraconazonazol
200 mg dua kali sehari
Blastomycosis
Manifestasi klinik
Diagnosa • Pulmonal akut (demam,
Tatalaksana pengobatan
Histopatologi : menggigil dan batuk • Pulmonal akut :
• visualisasi mikroskopis langsung produktif Amfotersisin B IV 0,7-
dari ragi multinukleat yang besar • Pulmonal kronis (demam,
dengan tunas tunggal (dimorfik)
1 mg/kg/hari
malaise, penurunan BB,
• biopsi (pengambilan sampel) keringat malam, nyeri
jaringan dada, batuk produktif) • pulmonal kronis:
• kultur sekresi (sputum) Itraconazol 200-400
mg/oral/hari
Serologi tidak digunakan karna
terhambat kurangnya reagen spesifik
dan standar
1. Spherula Coccidioidomycosis
2. endospora
• Simpotamis:
1. fluconazole lalu
amphotericin B
2. Itraconazol
Diagnosa 3. Fluconazol +
flucitocyn
• Kultur darah, CSF, cairan atau • Non AIDS :
jaringan 1. Ampoterisin B IV
Manifestasi klinik +flusitosin
• Tes antigen + > 1:4 (infeksi 2. Lipid ampoterisin B
• Penyakit paru simptomatis
kriptococus) (batuk, rales dan sesak nafas) IV
• Pada pasien AIDS titer > 1:2048 • Pasien non AIDS (meningitis • AIDS :
kriptococal tidak spesifik) 1. Flukonazol 200-400 mg
2. Itrakonazol 200mg
• Pasien AIDS (deman dan sakit 3. Amfoterisin B IV
kepala) 1mg/kg
Candidiasis