Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang masih
menghadapi masalah kekurangan gizi yang cukup besar. Kurang gizi pada
balita terjadi karena pada usia tersebut kebutuhan gizi lebih besar dan balita
merupakan tahapan usia yang rawan gizi. KEP adalah salah satu masalah
gizi utama yang banyak dijumpai pada balita di Indonesia maupun negara-
negara berkembang lainnya KEP berdampak terhadap pertumbuhan,
perkembangan intelektual dan produktivitas antara 20-30%, selain itu juga
dampak langsung terhadap kesakitan dan kematian. Masalah gizi yang
sampai saat ini masih menjadi masalah ditingkat nasional adalah gizi kurang
pada balita, anemia, gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY) dan 
kurang vitamin A, masalah tersebut disebagian besar kabupaten/kota dengan
factor penyebab yang berbeda. Usia dibawah lima tahun (balita) terutama
pada usia 1-3 tahun merupakan masa pertumbuhan yang cepat (growth
spurt), baik fisik maupun otak. Sehingga memerlukan kebutuhan gizi yang
paling banyak dibandingkan pada masa-masa berikutnya.
Pada masa ini anak sering mengalami kesulitan makan, apabila
kebutuhan gizi tidak ditangani dengan baik maka akan mudah terjadi
Kekurangan energi protein (KEP). Anak usia di bawah lima tahun (balita)
merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi,
diantaranya adalah masalah kurang energi protein (KEP) yang merupakan
masalah gizi utama di Indonesia.
Di Kelurahan Bintaro kasus gizi buruk tidak ditemukan ,namun kasus
gizi kurang ditemukan sebanyak 10 orang di kelurahan bintaro. Untuk
mengantisipasi masalah di atas, diperlukan upaya pencegahan dan
penanggulangan secara terpadu di setiap tingkat pelayanan kesehatan,
termasuk pada sarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas
perawatan, Puskesmas, Balai Pengobatan, Puskesmas Pembantu, Pos
Pelayanan Terpadu, dan Pusat Pemulihan Gizi yang disertai peran aktif
masyarakat.
Pada kegiatan PKL di Kelurahan Bintaro untuk membantu mengatasi
permasalahan gizi yang ada di Kelurahan Bintaro terutama kasus balita
kurang gizi , maka dibuat kegitan bina keluarga yang dilaksanakan selama 9
hari dari tanggal 5 Oktober 2021 sampai dengan 14 Oktober 2021.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pendampingan keluarga dalam upaya membimbing , memberi
semangat , nasehat, dan kemudahan , kepada keluarga sasaran untuk
mengenal , mencegah dan ,mengatasi masalah gizi yang dialami
balitanya.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian gizi pada balita berstatus kurus/sangat kurus
(BB/TB atau BB/TB) atau BGM .
b. Menentukan diagnosis gizi
c. Menentukan intervensi gizi
d. Menentukan monitoring dan evaluasi gizi
e. Meningkatkan pengetahuan gizi ibu balita
f. Meningkatkan keterampilan gizi ibu balita
g. Memberikan PMT / PMT pemulihan
h. Menyarankan agar keluarga membawa balitanya datang ke posyandu
secara teratur setiap bulan.
i. Memantau pola makan balita
j. Memantau penggunaan garam beryodium pada tingkat keluarga
k. Mengecek pemberian kapsuk vitamin A dan imunisasi pada balita
l. Membawa/merujuk balita BGM ( Bawah Garis Merah) sesuai
ketentuan.
BAB II

GAMBARAN UMUM KASUS

Nama Balita : Hamizan


Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : Ampenan, 21-04-2021
Usia : 17 Bulan
Alamat : Pondok Prasi
Anak ke : 3 ( dua ) dari 3 bersaudara
BB Lahir : 2,9 kg
BB saat ini : 8,5 kg
PB saat ini : 80 cm
Nama Orang tua :
- Ibu : Mutiami
- Bapak : Supriadi
Pekerjaan Orang Tua :
- Ibu : Ibu rumah tangga ( IRT )
- Bapak : Swasta
Pendidikan Orang Tua:
- Ibu : SMU
- Bapak : SMP

Umur Orang Tua :

- Ibu : 34 Tahun
- Bapak : 29 Tahun
BAB III

PERENCANAAN PAGT

A. PENGKAJIAN GIZI
1. Riwayat Gizi/Makanan (FH)
a. Riwayat Gizi/Makanan Dahulu
Frekuensi makan balita 1-2x perhari tanpa selingan dengan susunan
menu makanan pokok , lauk hewani / lauk nabati saja, dan garam.

Tabel.3.1 Jenis dan Frekuensi Makan Balita

No. Sumber Nama Frekuensi Porsi Keteran


makanan makanan makan makan gan
1. Makanan Nasi 1-2x/hari ½ sdn Sering
pokok : peres Sekali
Mi instan 3x/mgg ½ Biasa
bungkus
2. Lauk Dading 1/mgg 1 potong Kadang
hewani : ayam sedang

Telur 3x/mgg 1 potong Biasa


sedang
Ikan pindang 1/mgg 1 Potong kadang
sedang
Lauk Tempe/tahu 4x/mgg 1 potong Sering
nabati sedang
3. Sayuran Bayam 1x/mgg 2 sds Kadang
Kangkung
4. Buah Pisang 1x/mgg 1 bh Kadang
Pepaya 1 potong
sedng
Jeruk 1 buah
5. Snack Ciki-ciki 1 bks
6. Minuman Susu indomilk 1x/hari 1 btl Sering
Air putih 1/hari ½ gls

Keterangan frekuensi makan :

Sering sekali : >1x/hr


Sering : 1x/hari atau 4-6x/mgg

Biasa : 3x/mgg

Kadang : <3x/mgg atau 1-2x/mgg

Jarang : <1x/mgg

( Sumber : Suhardjo et all ( 1988 ) dalam buku Survei Konsumsi Gizi )

 Penilaian frekuensi makan balita :

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa balita hanya makan 1-2x
perhari yang dimana susunan makanan hanya terdapat 2 bintang yaitu
karbohidrat dari nasi dan lauk hewani/lauk nabati yang digunakan salah satu
dan terkadang hanya makan nasi dengan garam. Garam yang digunakan
juga bukan dari garam beryodium tetapi menggunakan garam biasa. Balita
lebih menyukai makan lauk saja dari pada makan dengan nasi. Balita juga
jarang mengkonsumsi sayur maupun buah hal tersebut dikarenakan balita
mau makan jika menggunakan nasi dengan garam atau ditambah lauk telur
atau tempe/tahu. Kebiasaan makan balita yang kurang tepat tersebut
menyebabkan berat badan balita tetap kurang.
b. Riwayat Gizi/Makanan Sekarang

Tabel.3.2 Hasil Recal Balita

B
Baha Protein
e LE Fo Vit Na Ka
Wak n Ene Vit Vit Se
Menu r He Na M HA Ca sfo Fe . tri liu
tu Maka rgi .A .C rat
a wa bat AK r B1 um m
nan
t ni i
Beras 2 35, 25,
Nasi giling 5 90,0 0,0 1,7 0,2 19,7 1,5 0 0,2 0,0 0,0 0,0 1,3 0 0,5
Temp
Temp e
e kedel
goren e 3 46, 15,
PAG g murni 0 44,7 0,0 5,5 1,2 3,8 38,7 2 3,0 0 0,1 0,0 0,0 0,0 2,1
I Minya
08.0 k
0 kelap
    a 3 26,1 0,0 0,0 2,9 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
160, 81, 15, 25,
Sub Total
8 0,0 7,2 4,3 23,5 40,3 2 3,2 0 0,1 0,0 1,3 0 2,6
Sian Gula 3 109,
g  Yupi pasir 0 2 0,0 0,0 0,0 28,2 1,5 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,2 0,0
Coklat
manis
,
Cokol batan 1 20, 50, 10,
  atos g 0 47,2 0,0 0,2 3,0 6,3 6,3 7 0,3 3,0 0,0 0,0 0 0 0,0
Tepun
g 1 10, 40,
    terigu 0 36,5 0,0 0,9 0,1 7,7 1,6 6 0,1 0,0 0,0 0,0 0,2 0 0,2
Gula
    pasir 5 18,2 0,0 0,0 0,0 4,7 0,3 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Telur 27,
    ayam 3 4,9 0,4 0,0 0,3 0,0 1,6 5,4 0,1 0 0,0 0,0 4,7 5,3 0,0
216, 37, 30, 55, 55,
Sub Total
0 0,4 1,1 3,5 46,9 11,3 1 0,5 0 0,0 0,0 0 5 0,2
Beras 2 35, 25,
Sore nasi giling 5 90,0 0,0 1,7 0,2 19,7 1,5 0 0,2 0,0 0,0 0,0 1,3 0 0,5
mi
 18. goren Mie 3 101, 14,
00 g kering 0 1 0,0 2,4 3,5 15,0 14,7 1 0,8 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,6
  garam                                
susu 1
indomi Susu 9 115, 271, 11 24
  lk sapi 0 9 6,1 0,0 6,7 8,2 7 4,0 3,2 7,0 0,1 1,9 0,0 0,0 0,0
307, 10, 287, 16 24 25,
Sub Total
0 6,1 4,1 4 42,9 9 3,1 4,3 7,0 0,1 1,9 1,3 0 1,1
683, 18, 113, 339, 28 29 57, 10
Total
8 18,8 1 4 5 1,4 8,0 2,0 0,2 1,9 5 5,5 3,9

Tabel.3.3. Analisis Hasil Recall Balita

Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) Kh (gr)


Asupan 683,8 18,8 18,1 113,4
Kebutuhan 900 20,8 30 136,7
% kebutuhan 76% 90,4% 60,3% 83%
Kategori Defisit tk. Normal Defisit tk.berat Defisit tk.ringan
sedang
Kategori Asupan Makan Berdasarkan Depkes 1996 :

Defisit Tingkat Berat : <70%


Defisit tigkat Sedang : 70-79%

Defisit Tingkat Ringan : 80-89%

Normal : 90-199%

Kelebihan : ≥ 120%

Penilaian :

Berdasarkan hasil analisis asupan makan balita dibandingkan dengan


kebutuhan didapat hasil bahwa pada asupan energi didapat hasil asupan 76%
termasuk dalam kategori defisit tingkat sedang , pada asupan protein didapat hasil
asupan 90,4% termasuk dalam kategori normal yang dimana dikarenakan balita
minum susu pada sore harinya sehinga menambah zat gizi protein yang di
konsumsi. Pada asupan lemak didapat hasil 60,3% termasuk dalam kategori defisit
tk.berat , dan untuk asupan karbohidrat didapat hasil 83% yang termasuk dalam
kategori defisit.tk ringan.

2. Data Biokimia ( BD )
Balita tersebut tidak memiliki data biokomia apapun.
3. Data Antropometri ( AD )
Diketahui :
BB : 8,5 kg
TB : 80,0 cm
Nilai Individu−Nilai Median
Status Gizi =
Nilai Simpang Rujukan
8.5−10,7
BB/U =
12,0−10,7
−2,2
=
1,3
= -1,6 SD  (Berat Badan Kurang)
80,0−81,2
TB/U =
83,9−81,2
−1,2
=
2,7
= -0,4 SD  (Normal)
8.5−10,4
BB/TB =
11,4−10,4
−1,9
=
1,0
= -1,9 SD  (Gizi Kurang)
BBI = 10,4 kg ( Didapat dari Median BB/TB yang dimana
tinggi badan diatik horizontal sampai ke median sehingga didapat hasil
tersebut) ( Berdasarkan Penuntun Diet Anak Edisi III , 2016 ).

Tabel. 3.4. Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak

INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS *)


Berat badan menurut Berat Badan Sangat Kurang < -3 SD
umur (BB/U) Berat Badan Kurang -3 SD sd -2 SD
Anak Umur 0-60 bln Berat Badan Normal -2 SD sd +1 SD
Resiko Berat Badan Lebih > +1 SD
Tinggi badan menurut Sangat Pendek < -3SD
umur Pendek -3 SD sd < -2 SD
Anak Umur 0-60 bln Normal -2 SD sd +3 SD
(TB/U) Tinggi > +3 SD
Berat badan menurut Gizi Buruk < -3 SD
tinggi badan (BB/TB) Gizi Kurang -3 SD sd <-2 SD
anak usia 0-60 bulan Gizi Baik -2 SD sd +1 SD
Resiko Gizi Lebih >+1 SD sd +2 SD
Gizi Lebih >+2 SD sd +3 SD
Obesitas > +3 SD
( Sumber : Standar Antropometri WHO 2019, Kemenkes RI)

Penilaian Status Gizi Balita :


Berdasarkan hasil penilaian status gizi di atas , balita tersebut
berdasarkan BB/U status gizi balita tersebut termasuk dalam kategori BB
Kurang ( -1,6 SD ) yang dimana Status Gizi berat badan normal yang
seharusnya berdasarkan SK Menkes 2019 yaitu -2 SD sampai +1 SD.
Berdasarkan TB/U status gizi balita tersebut termasuk dalam kategori
Normal ( -0,4 SD ). Berdasarkan BB/TB status gizi balita tersebut
termasuk dalam kategori Gizi Kurang ( -1,9 SD ) yang dimana Status Gizi
Baik yang seharusnya berdasarkan SK Menkes 2019 yaitu -2 SD sampai
+1 SD.
Sedangkan untuk BBI balita termasuk sangat jauh dari berat badan ideal.
Berat badan balita saat ini yaitu hanya 8,5 Kg seharusnya berat badan
ideal balita tersebut jika dengan tinggi badan 80,0 cm yaitu 10,4 Kg .

4. Data Fisik / Klinis ( PD )


Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan keadaan balita
tersebut terlihat lemas dan lesu serta terlihat juga badan balita sangat
kurus.
5. Riwayat Personal ( CH )
a. CH.1.1 Data Personal
Nama Balita : Hamizan
CH.1.1.2 Jenis kelamin : Laki-laki
CH.1.1.1 Umur : 17 Bulan
CH.1.1.7 Status Dalam Keluarga : Anak ke 3 dari 3 bersaudara
b. CH.2.1 Riwayat Medis/kesehatan pasien/klien/keluarga
CH.2.1.1 Keluhan Balita/keluarga terkait Gizi
Ibu balita tidak mengetahui cara untuk memberikan makan
kepada balitanya. Balita tersebut hanya ingin makan 2 sdm terkadang
tidak dihabiskan dengan lauk garam ditambah tempe/tahu/telur saja
selain dari itu balita tersebut tidak ingin makan, balita tersebut juga
kurang menyukai sayur dan buah . Balita tersebut lebih memilih untuk
makan ciki-ciki, jajan coklat, susu milkuat, minuman-minuman yang
kurang bergizi dari pada makan.
c. CH.3.1 Riwayat Sosial
CH.3.1.1 Faktor Sosial Ekonomi :
Orang tua balita berpenghasilan ± Rp.1.000.000/bln
CH.3.1.2 Situasi Rumah :
Situasi rumah baita tersebut dalam kategori baik , mempunyai halaman
dan teras depan.
CH.3.1.5 Letak Geografis rumah :
Rumah balita tersebut terletak di lingkungan pondok prasi kelurahan
bintaro.
CH.3.1.6 Pekerjaan :
Pekerjaan ibu balita sebagai IRT sedangkan Bapaknya bekerja
sebagai karyawan swasta.
CH.3.1.7 Agama : Islam

B. DIAGNOSIS GIZI
a. NI.2.1 Asupan Oral tidak adekuat . Berkaitan dengan balita hanya makan
dengan garam dan sering tidak menghabiskan makanannnya. Ditandai
dengan hasil recall balita pada asupan energi termasuk dalam kategori
defisit tingkat sedang (76%) , Lemak dalam kategori defisit tingkat Berat
(60,3%) , dan karbohidrat termasuk dalam kategori defisit tingkat ringan
(83%).
b. NI.5.1 Peningkatan Kebutuhan Protein. Berkaitan dengan balita tersebut
masih dalam masa pertumbuhan . Ditandai dengan BB/PB Balita termasuk
dalam kategori Gizi Kurang ( -1,9 SD).
c. NC.3.1 Berat Badan Kurang . Berkaitan dengan asupan energi balita yang
kurang. Ditandai dengan BB balita hanya 8,5 kg yang dimana BBI balita
yaitu 10,4 kg dan status gizi balita termasuk kedalam Gizi Kurang ( -1,9
SD).
d. NB.1.1. Pengetahuan ibu balita yang kurang terkait makanan dan gizi.
Berkaitan dengan kurangnya informasi tentang gizi seimbang untuk balita.
Ditandai dengan ibu balita membiarkan balitanya hanya mengkonsumsi
nasi dan garam dengan tempe/tahu/telur saja.
C. INTERVENSI GIZI
1. Perencanaan Intervensi
a. Tujuan Intervensi
1. Memberikan makanan adekuat (PMT) untuk masa pertumbuhan
2. Memotivasi balita agar menghabiskan porsi makanannya.
3. Memotivasi ibu agar memberikan makan balita yang beragam
4. Meningkatkan berat badan balita.
b. Preskripsi Diet ( Kebutuhan Zat Gizi )
Perhitungan kebutuhan Zat Gizi berdasarkan Penuntun Diet Anak Edisi
ke 3 , 2016.
Energi = BBI x energi AKG sesuai Usia Tinggi
= 10,4 kg x 86,5 kkal
= 899,6 kkal = 900 kkal
Protein = BBI x Protein AKG sesuai Usia Tinggi
= 10,4 kg x 2 gr
= 20,8 gram1
Kkal protein = 20,8 gr x 4 = 832 kkal
%protein = 832/900 x 100%
= 9,24%
Lemak = 30-35% ( berdasarkan penuntun diet anak Edisi 3,2016)
= 30% x total energi
= 30% x 900 kkal
= 270 kkal/9 kkal
= 30 gram
KH = Total energi – ( kal. Protein + kal.Lemak ) / 4
= 900 kkal – ( 832 kkal + 270 kkal ) / 4
= 900 – 353,2 / 4
= 546,8 / 4
= 136,7 gram
Penilaian :
Berdasarkan hasil perhitungan zat gizi didapat hasil kebutuhan energi
yaitu 900 kkal ,protein 20,8 gr , lemak 30 gr , dan karbohidrat 136,7 gr.
2. Jenis Intervensi
a. Pemberian PMT untuk balita
b. Konseling gizi untuk ibu balita tentang cara meningkatkan nafsu makan
dan pentingnya makanan beragam.
c. Koordinasi dengan pelayanan gizi .
3. Rencana Implementasi
Intervensi diberikan dengan pemberian PMT kepada balita dan konseling
kepada ibu balita untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi sehingga
dapat meningkatkan status gizi balita. Intervensi diberikan di rumah balita
yaitu di lingkungan pondok prasi kelurahan bintaro yang dimana PMT
diberikan 3 kali dalam 7 hari binaan dan konseling ibu balita diberikan
pada hari ke 4 sampai hari ke 8.
D. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring Evaluasi
Memantau asupan makan pasien Asupan makan balita mendekati 90%

Memantau berat badan balita Berat badan balita mendekati BBI


Memantau Status Gizi balita Status gizi balita mendekati nilai
normal baik BB/U maupun BB/TB.
BAB IV
PELAKSANAAN INTERVENSI GIZI

Data balita didapat berdasarkan hasil baseline data dari Puskesmas


Ampenan yang memang balita tersebut sudah memiliki status gizi kurang
pada BB/U dan BB/TB , sehingga balita tersebut saya ambil untuk dijadikan
Keluarga Binaan yang dilakukan selama 9 hari.
Binaan mulai dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2021 yang akan
selesai pada 14 Oktober 2021. Binaan hari pertama yang dilakukan tanggal 5
Oktober 2021 kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian gizi. Kemudian hari
kedua binaan tanggal 6 Oktober 2021 masih dilakukan pengkajian data
asupan yang dirasa masih kurang. Pengkajian dilakukan di rumah balita di
lingkungan pondok prasi kelurahan Bintaro.
Pemberian PMT dilakukan selama 7 hari yang dimana pemberian hari
pertama yaitu tanggal 8 Oktober 2021 dengan PMT dari puskesmas yang
diberikan berdasarkan kebutuhan zat gizi untuk menambah kebutuhan gizi
yang kurang pada saat recall hari pertama pengkajian. Pemberian PMT
diberikan sesuai dengan kebutuhan dan usia balita sesuai yang dianjurkan
dari kementrian Kesehatan yang tertera pada kemasan PMT.
Konseling gizi dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2019 yang diberikan
materi yaitu tentang hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat kehamilan dan
isi piringku pada ibu hamil serta materi yang diberikan untuk balita yaitu
tentang PMT sehat untuk balita gizi kurang.Tanggal 11 sampai 13 Oktober
2021 turun ke binaan keluarga untuk mengantarkan PMT pudding ubi dan
susu kemudian tanggal 12 kembali melakukan konseling dan mengukur Berat
Badan dan asupan balita dan ibu hamil pada binaan keluarga serta hari
terakhir tanggal 14 Oktober 2021 perpisahan dan ucapan terimakasih pada
keluarga binaan.
BAB V
EVALUASI
Evaluasi yang didapat dari binaan balita selama 9 hari yang sudah
dilakukan mulai dari tanggal 5 Oktober 2021 sampai dengan 14 Oktober 2021
didapat hasil bahwa asupan makan balita mendekali 90% (normal), berat
badan balita mengalami kenaikan 100 gram (1 ons), namun status gizi balita
tidak mengalami perubahan. Hanya ada peningkatan berat badan sebanyak
100 gram saja setelah di intervensi selama 9 hari.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil binaan keluarga yang sudah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa Balita mengalami kenaikan berat badan, mengalami
peningkatan asupan makan mendekati normal , namun status gizi balita
tidak mengalami perubahan.
B. Saran
1. Sebaiknya ibu balita tetap konsisten dalam memberikan PMT pada
balita untuk mengurangi konsumsi jajanan yang kurang sehat.
2. Sebaiknya ibu balia lebih kreatif pada saat membuat makanan pada
balita agar lebih meningkatkan nafsu makan balita sehingga berat
badan balita lebih cepat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Anggaraini, adistu cyntya, 2012 Asuhan Gizi Nutritional care proses , Malang
Graha Ilmu..

Djais, Sulisto Triyoga dkk. 2014 “Pedoman Asuhan Gizi


Terstandar.Jakarta.Bina Gizi dan Kesehatan Ilmu dan Anak .

Menteri Kesehatan RI ,Standar Antropometri WHO 2005

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 ,


tentang Angka Kecukupan Gizi yang di Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia.

Penuntun Diet Anak Edisi III , 2016

Sumapradjo, Miranti Gulama,dkk.2012.Terminologi dan Matriks dalam Proses


Asuhan Gizi Terstandar.Bandung;Instalasi Gizi RSUP dr.Hasan Sadikin.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai