Anda di halaman 1dari 13

John Felix Simeon Situmorang

22010119130111

LAPORAN KELOMPOK BBDM MODUL 5.3 SKENARIO 3

Kelompok BBDM 4 Kelas A

Anggota:

1. Senli Meita Jayati 22010119130102


2. Aurelita Salsabila 22010119130103
3. John Felix Simeon Situmorang 22010119130111
4. Prudence Lucianus 22010119130112
5. Yohanes A Deo Bhagas C.B. 22010119130113
6. Mutiara Devia 22010119130121
7. Muhammad ‘Aarif Zairul 22010119130122
8. Nararya Cetta Baswara 22010119130123
9. Dzaky Edo Bahauddin 22010119130131
10. Ariel Tristan 22010119130133
11. Fiina Wafiroh 22010119130141

Kedokteran Umum

Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro

2021
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

Skenario 3

Pelaksanaan Program Kesehatan di Era Pandemi

Selama pandemi COVID-19, cakupan program imunisasi di Puskesmas A merosot tajam.


Jika tahun sebelumnya angka pencapaian 96% dari target 94%, sedangkan tahun ini hingga
bulan Agustus pencapaian bulan berjalan baru 68%. Di beberapa desa di wilayah Puskesmas
ini bahkan cakupannya baru 56%. Target desa UCI di Puskesmas A tahun ini sepertinya sulit
diwujudkan.

1. STEP 1:

1. COVID-19: e.c SARS-CoV-2, menyebabkan gangguan pernafasan


2. Pandemi: Wabah global, tidak berkaitan dengan keparahan penyakit
3. Imunisasi: Upaya meningkatkan kekebalan aktif sehingga dapat meringankan gejala
apabila terkena
4. Puskesmas: Faskes tingkat 1 yang fungsi utamanya promotif dan preventif
5. UCI: Universal Child Imunization, imunisasi lengkap pada bayi <1 th pada wilayah
tertentu

2. STEP 2:

1. Bagaimana kaitan antara pandemi COVID-19 dengan menurunnya cakupan


imunisasi?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan penurunan cakupan program imunisasi?
3. Bagaimana cara penyelenggaraan program imunisasi yang aman di tengah pandemi?
4. Mengingat pandemi masih terus berjalan, apa yang akan terjadi jika terjadi penurunan
cakupan imunisasi secara terus menerus?
5. Apa kemungkinan penyebab terjadinya perbedaan cakupan imunisasi di beberapa
desa?
6. Apa saja upaya yang harus dilakukan puskesmas agar dapat mencapai target
imunisasi?

3. STEP 3:

1. Masyarakat biasanya melakukan imunisasi di Posyandu. Namun, saat kondisi


pandemi tidak memungkinkan. Sementara jika ke RS biasanya terdapat kendala di
aksesibilitas, kepercayaan, dan risiko penularan COVID-19. Selain itu adanya gap
informasi di masyarakat yang menganggap vaksinasi lain tidak diperlukan setelah
vaksinasi COVID-19.
2. Tiga faktor utama:
a. Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

b. Kondisi pandemi menyebabkan keengganan orang tua


c. Berkurangnya layanan imunisasi
3. Panduan teknis penyelenggaraan imunisasi di masa pandemi:
a. Di posyandu
b. Di RS
c. Di Puskesmas keliling

Sudah diatur teknis dan tempatnya. Biasanya terdapat jadwal bagi


pendamping. Dilakukan screening COVID-19. Saat imunisasi petugas menggunakan
APD lengkap, termasuk sarung tangan bagi tiap pasien. Ruangan terbuka. Jarak antar
orang 1-2 m. Pendamping wajib menggunakan masker.

a. Imunisasi anak-anak OTG: menunggu 2 minggu setelah karantina, bebas


gejala.
b. Imunisasi anak PDP/ODP: pelaksanaan ditunda, imunisasi minimal 2 minggu
bebas gejala
4. Menyebabkan peningkatan PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
yang dapat terjadi pada saat atau setelah pandemi. Imunisasi dasar penting bagi bayi
dan anak, apabila tidak memperoleh bisa risiko wabah berbagai penyakit yang akan
mengakibatkan bayi dan anak sakit berat, cacat, atau meninggal.
5. Penyebab:
a. Kondisi geografis
b. Pendapatan
c. Status pekerjaan
d. Pengetahuan
e. Tradisi/budaya
f. Kepercayaan
g. Dukungan keluarga
h. Kehadiran dan sikap petugas
i. Lokasi imunisasi
j. Stok vaksin
6. Strategi:
a. Menyiapkan SDM dan sumber daya lain (alat-alat), biaya, dan sarpras
b. Menjaga stabilitas dan kualitas dan mutu pelayanan
c. Pemerataan jangkauan setiap desa
d. Advokasi, sosialisasi, dan pembinaan
e. Perhatian khusus di wilayah rawan sosial dan penyakit
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

4. STEP 4:

5. STEP 5:

1. Menjelaskan UCI dan langkah untuk mencapai UCI


2. Menjelaskan cakupan program Puskesmas
3. Menjelaskan target dan langkah untuk mencapai target program Puskesmas
4. Menjelaskan capaian program Puskesmas
5. Menjelaskan perhitungan dan sasaran target program
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

6. STEP 6:

1. Menjelaskan UCI dan langkah untuk mencapai UCI

Universal Child Immunization (UCI) adalah suatu keadaaan tercapainya imunisasi dasar
secara lengkap pada Semua Bayi. Bayi adalah anak dibawah umur 1 tahun (Kepmenkes No.
1611/MENKES/SK/XI/2005: 9).

Indikator dalam proses perhitungan UCI sebagai berikut:

(1) DPT-1: jangkauan/aksesibilitas pelayanan,


(2) hepatitis B1 < 7 hari: jangkauan/aksesibilitas pelayanan, (3) campak: tingkat perlindungan
(efektivitas program)
(4) polio-4 :tingkat perlindungan (efektivitas program), dan
(5) drop out DPT-1 – campak : efisiensi/manajemen program.
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

Berdasarkan Kepmenkes (No.1611/MENKES/SK/XI/2005:20-21) untuk pemberian vaksin


imunisasi setiap bayi:

Cakupan Desa/Kelurahan UCI

A. Keterangan
1. Bayi adalah anak berumur 29 hari -11 bulan

1. Cakupan kunjungan bayi (umur 29 hari – 11 bulan) di sarana pelayanan kesehatan


(Polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit) maupun di rumah,
Posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan
petugas. Dengan kata lain akupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur
29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali
pada umur 9-11 bulan.
3. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-
3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi
4. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi: konseling ASI eksklusif, pemberian
makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit
(sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada
usia 6 – 11 bulan.
5. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi
sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

Monitoring dan Evaluasi Program

Pemantauan program imunisasi: Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), untuk meningkatkan


cakupan (lebih memantau kuantitas program). Prinsip PWS:

1. Memanfaatkan data yang ada: dari cakupan/laporan cakupan imunisasi


2. Menggunakan indikator sederhana, tidak terlalu banyak (5 butir indikator UCI yang telah
dijelaskan pada halaman di atas)
3. Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat
4. Teratur dan tepat waktu: Setiap bulan

a. Teratur untuk menghindari hilangnya informasi penting


b. Tepat waktu agar tidak terlambat dalam mengambil keputusan.

Langkah yang dapat diambil untuk dapat mencapai UCI:

A. TahapPersiapan

 Legalitas, tingkat pusat: penerbitan SK GAIN UCI berikut pedoman, Surat Edaran,
bahan advokasi, format RR, bahan penyuluhan
 Advokasi
 Sosialisasi masyarakat
 Koordinasi dan integrasi, membentuk kelompok kerja: lintas sektor,

program, berbagai pihak terkait, dan masyarakat

 Penjelasan teknis yang berjenjang ke seluruh pengelola dan pelaksana


 Mobilisasi sumber daya dari berbagai pihak dan masyarakat, termasuk dunia
internasional untuk mendukung pelaksanaan GAIN UCI
 Pemetaan dan perhitungan sasaran
 Perencanaan (pola pelayanan, menghitung kebutuhan sumber daya, jadwal
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

 Penyediaan dan pendistribusian logistik sampai lapangan


 Mobilisasi sasaran

B. TahapPelaksanaan

 Pemantauan KIPI
 Pencatatan pelaporan dan umpan balik
 Pelaksanaan pelayanan, bias diintegrasikan dengan program dan sector lainnya

C. Tahap Pasca-pelaksanaan: Evaluasi akhir

2. Menjelaskan cakupan program Puskesmas

Pelayanan kesehatan dasar di Indonesia, sesuai perkembangan yang dinamis dari waktu ke
waktu.

18 Program Pokok Puskesmas (beberapa termasuk pelayanan dasar dan program- program
pokok ini dapat dikelompokkan menjadi 3: (i) pelayanan pengobatan; (ii) pelayanan
kesehatan masyarakat; dan (iii) sistem informasi

untuk menunjang

1. Program kesehatan ibu dan anak (KIA);


2. Program keluarga berencana (KB);
3. Program gizi;
4. Program pengobatan; pelayanan):
5. Program pemberantasan penyakit;

6. Program kesehatan lingkungan;

7. Program perawatan kesehatan masyarakat;

8. Program usaha kesehatan sekolah (UKS);

9. Program usia lanjut (Usila);

10. Program kesehatan kerja;

11. Program kesehatan gigi dan mulut;

12. Program kesehatan jiwa;

13. Program kesehatan mata;

14. Program penyuluhan kesehatan masyarakat;

15. Program penanganan gawat darurat;

16. Program kesehatan olahraga;


John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

17. Program laboratorium sederhana; dan

18. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Dalam Permenkes No.75/2014 ditetapkan 23 jenis pelayanan yang dilakukan oleh


Puskesmas, terdiri dari 6 jenis pelayanan kesehatan masyarakat (PKM) esensial, 8 jenis PKM
pengembangan, dan 9 pelayanan kesehatan perorangan (PKP); yang mana tidak semua jenis
pelayanan tersebut bersifat esensial dasar.

Dalam UU No.23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, ditetapkan bahwa daerah bertanggung


jawab melaksanakan sejumlah pelayanan dasar yang disebut Standar Pelayanan Minimal
(SPM). SPM merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal. Sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.2/2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal, SPM bidang kesehatan tersebut ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 43/2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Sebagian
besar kegiatan dalam SPM adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di luar
gedung dan memerlukan keterlibatan aparat kecamatan dan desa, serta keterlibatan
masyarakat.

Cara Menghitung Cakupan Program Puskesmas:

Rumus Perhitungan:
Cakupan= (Hasil / Sasaran pada bulan berjalan) x 100%
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

 Nilai akhir cakupan kegiatan pelayanan kesehatan Puskesmas: menghitung


pencapaian cakupan hasil komponen kegiatan pelayanan kesehatan, masing- masing
kegiatan dihitung reratanya dari hasil masing-masing variabel, sedangkan tiap- tiap
variabel dihitung dari rerata sub variabel.

Cakupan Pelayanan
Kelompok I: tingkat pencapaian hasil ≥ 91% Kelompok II: tingkat pencapaian hasil=
81-90% Kelompok III: tingkat pencapaian hasil ≤ 80%

 Nilai akhir tingkat pencapaian mutu kegiatan pelayanan kesehatan Puskesmas,


dihitung berdasarkan cakupan komponen mutu pelayanan dari rata-rata nilai setiap
skala yang sesuai dengan variabelnya.
 Nilai akhir tingkat manajemen Puskesmas, cara penilaian sama seperti pada penilaian
berdasar skala.

Mutu pelayanan kesehatan dan manajemen: Kelompok I: nilai rata-rata > 8,4
Kelompok II: nilai rata-rata = 5,5 - 8,4 Kelompok III: nilai rata-rata < 5,5

3. Menjelaskan target dan langkah untuk mencapai target program Puskesmas

Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase yang akan
dicapai Puskesmas pada akhir tahun.

Penetapan target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing Puskesmas bersifat
spesifik dan berlaku untuk Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama
antara dinkes kab/kota dengan Puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan puskesmas.

Target nasional perlu dijabarkan ke dalam target provinsi, kab/kota dan Puskesmas secara
tepat. Penetapannya mempertimbangkan:

1. Besarnya masalah yang dihadapi masing-masing Puskesmas

2. Besarnya masalah yang dihadapi kab/kota

3. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah

4. Kendala- kendala maupun masalah dalam penanganannya

5. Ketersediaan sumber daya termasuk kemampuan sumber daya manusia tahun yang
akan datang

6. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non
fisik (sosbud, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dll.)

7. Target (sasaran) Puskesmas yang sebenarnya, Puskesmas tidak dibebani untuk


menjangkau masyarakat di daerah yang bukan target sasarannya, kelompok
masyarakat yang tidak mungkin dijangkau karena kendala geografi transportasi, dll.
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

Bila perhitungan target Puskesmas cermat, teliti dan tepat, maka pencapaian hasilnya secara
kumulatif akan berkontribusi pada pencapaian target kab/kota dan tingkat administrasi di
atasnya, sampai akhirnya target nasional dapat tercapai.

• SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk rakyatnya, maka
target SPM harus 100% setiap tahunnya. Untuk itu dalam penetapan indikator SPM,
Kementerian/Lembaga Pemerintahan Non Kementerian agar melakukan pentahapan pada
jenis pelayanan, mutu pelayanan dan/atau sasaran/lokus tertentu.

4. Menjelaskan target dan langkah untuk mencapai target program Puskesmas

Kinerja adalah proses pencapaian tugas yang diberikan kepada seseorang dan hasil yang
dicapai seseorang dalam melakukan aktifitas pada waktu tertentu. Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP) adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/pencapaian
sumber daya manusia kesehatan di puskesmas. Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi
penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan
mutu pelayanan.

Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas


a. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan meliputi:

1. UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan


lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

2. UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas mampu melaksanakan UKM


esensial secara optimal, mengingat keterbatasan sumber daya dan adanya prioritas masalah
kesehatan.

3. UKP, yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day
care), home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.

b. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:

1. Proses penyusunan perencanaan, penggerakkan pelaksanaan dan pelaksanaan


penilaian kinerja;

2. Manajemen sumber daya termasuk manajemen sarana, prasarana, alat, obat, sumber
daya manusia dan lain-lain;

3. Manajemen keuangan dan Barang Milik Negara/Daerah

4. Manajemen pemberdayaan masyarakat;

5. Manajemen data dan informasi; dan

6. Manajemen program, termasuk Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan


Keluarga.
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

7. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:

 Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.

 Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap


standar pelayanan yang telah ditetapkan.

 Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang


diselenggarakan, dimana masing-masing program/kegiatan mempunyai
indikator mutu sendiri yang disebut Standar Mutu Pelayanan (SMP). Sebagai
contoh: angka drop out pengobatan pada pengobatan TB Paru.

 Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan


pengguna jasa pelayanan Puskesmas dan pencapaian target indikator outcome
pelayanan

Komponen yang dinilai:

1. Komponen hasil pelaksanaan pelayanan Puskesmas

2. Komponen manajemen Puskesmas

3. Komponen mutu pelayanan Puskesmas

Rumus Perhitungan: Pencapaian: (Cakupan/ Target) x 100%

5. Menjelaskan capaian program Puskesmas

1. Target Sasaran

Berdasarkan Kesepakatan antara Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan


Kabupaten,target ditentukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, mulai tahun 2011 s/d tahun 2014
(targetlampiran ada pada Definisi operasional masing-masing variable)

2. Pencapaian

Diisi dengan hasil yang dicapai masing-masing kegiatan selama kurun waktu Januari s/d
Desember tahun sebelumnya.

3. Cakupan Sub-Variabel

Perhitungan cakupan Sub Variabel ( SV ) dapat Menghitung secara langsung


denganpembagian antara pencapaian ( H ) kegiatan dengan target sasaran ( T ) dikalikan 100
%dan langsung diisikan pada kolom Sub Variabel ( SV ) pada lampiran
John Felix Simeon Situmorang
22010119130111

4. Cakupan Variabel

Perhitungan cakupan Variabel ( V ) dapat dihitung secara langsung seperti pada


caraperhitungan Sub Variabel ( SV ) diatas apabila variabel kegiatan tidak mempunyai sub
variabel.Tetapai jika variabel kegiatan terdiri dari sub-variabel-sub variabel maka cara
perhitungannyaadalah berupa rata-rata dari penjumlahan cakupan sub-variabel-sub variabel
yangdilaksanakan kegiatannya dibagi jumlah sub variabel yang dilaksanakan kegiatan ( n )
langsung diisikan pada kolom variabel ( V ) pada lampiran.

5. Perhitungan cakupan komponen kegiatan

erhitungan cakupan Komponen kegiatan ( K ) adalah Rata-rata dari penjumlahan cakupan


variabel-variabel yang dilaksanakan kegiatannya oleh puskesmas dan berada dalam
satukelompok komponen kegiatan dibagi dengan jumlah variabel yang dilaksanakan
kegiatannya.

7. STEP 7 : DAFTAR PUSTAKA

1. Dirjen Binkesmas Depkes RI, pedoman penilaian kinerja puskesmas, 2006


2. Permenkes no 43 tahun 2016 tentang SPM Bidang Kesehatan
3. Kepmenkes nomor 482/MENKES/SK/IV/2010 tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi
Nasional Universal Child Immunization
4. Direktorat Surveilens, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Direktorat Jenderal
PP & PL Kemenkes RI
5. Ali, P.B., dkk. 2018. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas. Jakarta :
6. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kedeputian Pembangunan Manusia,
7. Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas

Anda mungkin juga menyukai