Andi Nuddin
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Parepare
E-mail: nuddinandi@yahoo.co.id
Muhammad Arsyad
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin dan Sekretaris Publication Management
Center (PMC) Universitas Hasanuddin
E-mail: arsyad@unhas.ac.id
Dedy Putra Wahyudi
Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Sulawesi Barat
E-mail: dedyputrawahyudi@gmail.com
Muhammad Aswad
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Sulawesi Barat
E-mail: aswad.sendana@yahoo.com
Suherman
Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Peternakan dan
Perikanan Universitas Muhammadiyah Parepare
E-mail: suherman.umpar@ymail.com
1. Latar Belakang
Komoditi PMI PMS PMI PMS PMI PMS PMI PMS PMI PMS
Kelapa 0,8868 1,7879 0,7483 1,3211 0,6800 1,2300 0,6732 1,2346 0,7471 1,3934
Kopi 0,1056 0,5608 0,1080 0,3589 0,1284 0,4205 0,1273 0,3274 0,1173 0,4169
Cengkeh 0,7177 3,4327 0,8718 4,7283 0,6119 3,8900 0,6076 3,9558 0,7023 4,0017
Kakao 1,9054 0,4904 2,7116 0,6873 2,5732 0,6746 2,7078 0,6860 2,4745 0,6346
Jambu
0,4636 5,9782 0,4071 5,1406 0,3510 5,1299 0,3496 5,2681 0,3928 5,3792
Mente
Lada 0,0208 0,7912 0,0172 0,9716 0,0125 0,2874 0,0124 0,2407 0,0157 0,5727
Kemiri 4,7792 4,7392 4,3318 4,1111 7,2957 6,1108 7,2894 6,2142 5,9240 5,2938
Kapuk 0,2198 3,0252 0,1448 4,2943 0,1121 3,6382 0,1140 3,6997 0,1477 3.6643
Vanili 5,3655 7,4562 3,5422 5,3127 2,7749 4,0029 2,6941 4,0706 3,5942 5,2106
Keterangan:
PMI = LQ dengan peubah acuan (reference variable) Indonesia
PMS = LQ dengan peubah acuan (reference variable) Sulawesi Barat
Sumber: LPPM UNHAS kerjasama BKPMD & P2T Provinsi Sulawesi Barat 2014.
Bobot
Posisi Komoditi
DP D
Independent 1. Kelapa 1,00*) 0,27
2. Kakao 1,00*) 0,47
Linkage 1. Cengkeh 1,00*) 0,53
2. Kemiri 0,93 0,60
3. Kopi Robusta 0,53 0,53
4. Jambu Mente 0,53 0,53
5. Kopi Arabika 0,66 0,66
6. Kapuk 0,53 0,93
7. Kelapa hybrida 0,53 0,87
Dependent 1. Pala 0,47 0,66
2. Lada 0,33 0,73
3. Vanili 0,33 0,73
4. Sagu 0,33 0,87
5. Jarak Pagar 0.07 0,80
Automous -
Keterangan
DP = driver power
D = dependent
*) = komoditi andalan
Sumber: BKPMD Provinsi Sulawesi Barat.
Level 2 Kemiri
Jenis
Komoditi Luas Tanam (ha) Produksi (kw/ha)
Komoditi
Perkebunan Kelapa 6 5,0
Kopi 45 1,0
Cengkeh 10 -
Kakao 2.030 4,0
Kemiri 15 0,5
Buah- Mangga
1,5 -
buahan
Rambutan 200 -
Langsat 600 -
Pepaya 0,2 0,1
Belimbing 0,1 -
Durian 400 -
Pisang 20 0,5
Jeruk nipis 1 0,1
Nangka 2 0,1
Nenas 0,5 0,1
Jambu klutuk 0,5 0,1
Pangan Padi sawah 164 6
Padi ladang 0,5 0,1
Kacang panjang 0,5 0,2
Tomat 0,1 0,1
Sawi 0,1 0,2
Mentimun 0,1 0,2
Terong 0,1 0,1
Bayam 0,1 0,1
Sumber: Profil Desa Batetangnga.
Namun berbeda dalam penerapan SPK di desa ini,
derita seperti yang digambarkan di atas tidak dirasakan oleh
petani. Sebelum tanaman kakao produktif, petani mem-
peroleh penghasilan melalui tiga jenis komoditi, yaitu:
rambutan, durian, dan langsat. Dalam wawancara singkat
dengan salah seorang Penyelia Mitra Tani (PMT) petani
merasakan manfaat bahwa ketika melakukan pemupukan
tanaman kakao, produksi rambutan, durian, dan langsat juga
semakin meningkat. Ini berarti residu pemupukan juga
dimanfaatkan oleh jenis tanaman lain melalui run off pada
saat turun hujan5). Selain itu peningkatan bahan organik
tanah berlangsung secara berkelanjutan sebagai hasil
pelapukan seresah dari rambutan, durian, dan langsat.
Tantangan lain dalam penerapan SPK umumnya adalah
adanya keterbatasan lapangan kerja di luar sektor pertanian.
Petani tidak punya pilihan lain untuk memperoleh
penghasilan di luar usahatani. Karena itu pula tidak ada
pilihan kecuali mengusahakan jenis tanaman jangka pendek
untuk memenuhi kebutuhan harian yang lebih mendesak.
Meskipun demikian, masyarakat tani di Desa
Batetangnga Sulawesi Barat lebih beruntung. Mereka merasa
terbebas dari himpitan masalah seperti dikemukakan di atas.
Hal ini didukung dengan keberadaan pasar desa, yang
berpengaruh besar terhadap arus masuk konsumen di desa
ini.
Keberadaan permandian alam, baik yang dikelola oleh
masyarakat maupun pemerintah desa, dan adanya prasarana
transportasi yang lancar, juga turut membuka peluang pasar.
Semua ini merupakan variabel yang menghidupkan geliat
6. Penutup
Referensi
***