Anda di halaman 1dari 15

Laporan Magang

“Verifikasi Rumor KLB Rabies di Kabupaten


Banyuasin dan Pembelajaran Pembuatan Laporan
KLB Keracunan Makanan di kabupaten Musi
Banyuasin”

Dipresentasikan Pada 10 April 2017


Nama: Sulasmi
Nim : 10011181320019
Latar Belakang

Di negara berkembang dan iklim tropis masih


sering menimbulkan wabah atau KLB
Penyakit diantaranya Rabies dan Keracunan Makanan
Menular
(WHO) memeperkirakan bahwa setiap tahun di
dunia ini terdapat sekurang kurangnya 50.000
korban yang meninggal karena rabies

Di Indonesia, rabies pada hewan sudah


ditemukan sejak tahun 1884, dan kasus rabies
pada manusia pertama kali ditemukan pada
tahun 1894 di Jawa Barat.

2012 : kasus rabies menyebar di 24 provinsi di Indonesia dan hanya 9


provinsi yang masih dinyatakan sebagai daerah bebas rabies. Rata-rata
2008 - 12 September 2012) terdapat 44.981 kasus gigitan hewan penular
rabies dan 40.552 kasus diantaranya mendapat Vaksin Anti Rabies dan
sebanyak 51 orang positif rabies
Lanjutan.....

World Health Organization (WHO), ada dua juta


orang meninggal tiap tahun akibat keracunan
makanan dan minuman.

Di Indonesia, sekitar 200 kasus keracunan makanan


terjadi tiap tahunnya. Pada bulan April hingga Juni
2016, terdapat 35 berita insiden keracunan yang
terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Untuk menanggulangi penyakit menular maka


diperlukan suatu sistem surveilans penyakit
diantaranya dengan surveilans penyakit
berdasarkan kejadian.
Meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan
Tujuan Umum pemahaman mahasiswa dalam unit kerja
Surveilance Epidemiologi

Menambah pengetahuan tentang Verifikasi rumor


KLB Rabies dan Sistem Pembuatan laporan KLB
Keracunan Makanan.

Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan


Verifikasi rumor KLB Rabies dan Sistem Pembuatan
laporan KLB Keracunan Makanan.

Menambah pengalaman dalam melaksanakan Tujuan khusus


Verifikasi rumor KLB Rabies dan Sistem Pembuatan
laporan KLB Keracunan Makanan.

Mengetahui jumlah kasus rabies dan cara


menggambarkan kasus keracunan makanan yang
terjadi.

Mengetahui pentingnya tatalaksana dalam


pencegahan penyakit rabies akibat gigitan hewan
Hasil Kegiatan dan pembahasan

1. Verifikasi Rumor KLB Rabies

Pada tanggal 8 Februari 2017, BTKLPP Kelas I Palembang


a. Menerima informasi adanya mendapat informasi dari portal SKDR media surveilans
Indonesia dengan SMS Gateway adanya indikasi KLB rabies di
indikasi KLB Kabupaten Banyuasin

Melakukan verifikasi rumor KLB rabies kelapangan pada


b. Menetapkan Adanya KLB tanggal 9 s.d 11 Februari 2017

Tim verifikasi menyiapkan transportasi, koordinasi dengan


pihak dinas kesehatan kab. Banyuasin dan Puskesmas,
c. Persiapan Sebelum Ke Lapangan memeriksa dokumen di puskesmas, menanyai orang-orang yang
ada di daerah KLB. Berdasark hasil verifikasi didapatkan 4
kasus gigitan hewan penular rabies, yang tesebar di 4
kecamatan.
Verifikasi rumor dilaksanakan selama 3 hari . Dimana hari ke-1
koordinasi, hari ke-2 koordinasi dan pelacakan gigitan, dan hari
ke-3 evaluasi
Lanjutan ...
Dari hasil verifikasi diketahui tidak ada
d. Penetapan Etiologi KLB Penyakit gejala yang terjadi pada penderita baik itu
Rabies penderita yang ada di wilayah kerja
pukesmas Sukajadi dan Tanjung lago.

Di puskesmas sukajadi kasus gigitan hewan


penular rabies disebabkan oleh 4 gigitan
e. Penemuan dan Perekaman Data kucing, 2 gigitan anjing dan 1 kera.
Kasus KLB Sedangkan hasil penyelidikan di
Puskesmas Tanjung Lago terdapat 1 kasus
gigitan anjing

f. Analisis epidemiologi deskriptif


data KLB Rabies
30
25
20
15
Jumlah
10
diketahui bahwa pada tahun 2017
5
minggu ke-3 terjadi peningkatan
0
M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6 M-7 kasus penyakit rabies pada minggu
ke-3 sebanyak 24 kasus jika
dibandingkan tahun sebelumnya
yaitu pada minggu ke-3 tahun 2016
Gambar 4.1
Distribusi Frekuensi Penyakit Rabies di Provinsi Sumatera Selatan yang hanya 14 kasus.
Berdasarkan Minggu Ke-1 Sampai Minggu Ke-7 Tahun 2016 -2017

4.5
diketahui bahwa pada tahun 2017 4
minggu ke-3 terjadi peningkatan kasus 3.5
Jumlah 3
penyakit rabies pada minggu ke-3
2.5
sebanyak 4 kasus dan minggu ke-5 2
sebanyak 4 kasus jika dibandingkan 1.5
tahun sebelumnya yaitu pada minggu ke- 1
3 dan minggu ke-5 tahun 2016. Pada 0.5
0
minggu ke 5 tahun 2017 memenuhi M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6 M-7
syarat untuk menjadi KLB yaitu terjadi Gambar 4.2
peningkatan 2 kali lipat dibanding tahun Distribusi Frekuensi Penyakit Rabies di Kabupaten Banyuasin
Berdasarkan Minggu Ke-1 Sampai Minggu Ke-7 Tahun 2016 Dan 2017
sebelumnya pada minggu yang sama.
Lanjutan...
Berdasarkan hasil pelacakan diketahui bahwa terdapat 4 kasus gigitan hewan
penular rabies yang terjadi di kabupaten Banyuasin dengan distribusi kasus
terdapat di puskesmas Makarti (1 kasus), Sukajadi (1 kasus), Sembawa (1
kasus) dan Tanjung Lago (1 kasus). Berdasarkan hasil pelacakan juga diketahui
bahwa tidak terjadi KLB Rabies di Kabupaten Banyuasin seperti yang di
informasikan.

menjadi sumber penyakit rabies adalah


g. Menentukan Sumber dan Cara kucing, anjing dan kera. Sedangkan
Penularan untuk cara penularannya adalah melalui
gigitan (anjing dan kera) dan cakaran
(kucing) hewan tersebut.

Untuk Dinkes kab. Banyuasin : meningkatkan kerjasama dengan


lintas sektor terutama dengan Dinas peternakan, penguatan
SKDR di Puskesmas, mengaktifkan posko KLB, peningkatan
kapasitas pengelola program surveilans, program rabies
h. Rekomendasi Penanggulangan dantatalaksanakasus, peningkatan kewaspadaan dini klb
penyakit, peningkatan KIE tentang pencegahan dan
KLB Rabies penanggulangan penyakit rabies.
Untuk dins peternakan : melakukan pendataan kepemilikan
hewan penular rabies
Lanjutan...
i. Membuat Laporan j. Menyebarluaskan hasil verifikasi
rumor KLB

2. Pembelajaran Pembuatan Laporan KLB Keracunan Makanan di Kab. Musi Banyuasin

“Penyelidikan Epidemiologi Keracunan


a. Judul Laporan Makanan Di Puskesmas Tebing Bulang
Kabupaten Musi Banyuasin Tanggal 11-12
Menjawab pertanyaan apa, dimana
Februari 2017”
dan kapan

b. Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang dan tujuan


penyelidikan
c.c.Metodologi
Metodologi

Terdiri dari metoda PE, bagaimana pengambilan sampel dilakukan, bagaimana


kunjungan rumah ke rumah/ mengumpulkan masyarakat dilakukan, responden, tim pe
dan peralatannya.

d. Hasil Penyelidikan

Terdapat gambaran wilayah, data primer dan sekunder dan sajian data (grafik, tabel,
chart atau peta)

e. Pembahasan

Membahas ulasan hasil PE, analisis statistik dan membandingkan data.


f. Kesimpulan dan saran

Berisi kesimpulan berdasarkan temuan serta tegas dan dapat dimengerti

g. Abstrak

Terdiri dari 1 paragraf, 22 baris, 2 spasi, dan Istilah umum dapat disingkat

h. Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi referensi-referensi bahan atau materi yang digunakan.


Pembahasan
- Verifikasi rumor KLB rabies adalah suatu kegiatan surveilans KLB Rabies yang dilakukan
untuk meninjau secara langsung ke wilayah atau tempat yang teridentifikasi KLB rabies
tetapi wilayah tersebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi KLB rabies dimana dikatakan
KLB rabies jika terdapat 1 kasus kematian di wilayah tersebut. Pada tanggal 8 Februari
2017, BTKLPP Kelas I Palembang mendapat informasi dari portal SKDR media surveilans
Indonesia dengan SMS Gateway adanya indikasi KLB rabies di Kabupaten Banyuasin. Dari
hasil verifikasi rumor didapatkan bahwa tidak ada gejala yang terjadi pada penderita baik
itu penderita yang ada di wilayah kerja pukesmas Sukajadi dan Tanjung lago. Hanya saja
masyarakat yang mengalami gigitan hewan penular rabies mengalami nyeri saat terjadi
gigitan.
- Pembelajaran pembuatan laporan KLB keracunan makanan di Kabupaten Musi Banyuasin
diketahui bahwa keracunan tersebut disebabkan oleh bakteri patogen Staphylococcus
aureus. Sumber utama kontaminasi Staphylococcus aureus adalah manusia yang
menangani pangan. Berdasarkan penelitian Gaman dan Sherrington (1992) menyebutkan
bahwa Staphylococcus aureus disebarkan oleh para pengelola pangan, selama
pemasakan dan penyiapannya. Oleh karena itu keracunan makanan yang terjadi disebabkan
oleh manusia, karena bakteri patogen tersebut terdapat pada nasi.
Kesimpulan

 Dalam melakukan verifikasi rumor KLB rabies dilakukan dengan lengkah-langkah ssebagai
berikut : Menerima informasi adanya indikasi KLB, Menetapkan Adanya KLB, Persiapan
Sebelum Ke Lapangan, Penetapan Etiologi KLB Penyakit Rabies, Penemuan dan Perekaman
Data Kasus KLB, Analisis epidemiologi deskriptif data KLB Rabies, Menentukan Sumber
dan Cara Penularan, Rekomendasi Penanggulangan KLB Rabies, Membuat Laporan dan
Menyebarluaskan hasil verifikasi rumor KLB . Sedangkan sistematika pembuatan laporan
KLB keracunan makanan adalah judul laporan, pendahuluan, metodologi, hasil
penyelidikan, pembahasan, kesimpulan dan saran , abstrak dan daftar pustaka.
 Di puskesmas sukajadi kasus gigitan hewan penular rabies disebabkan oleh 4 gigitan kucing,
2 gigitan anjing dan 1 kera. Sedangkan hasil penyelidikan di Puskesmas Tanjung Lago
terdapat 1 kasus gigitan anjing sedangkan Kasus keracunan yang di Musi Banyuasin terdapat
27 yang keracunan dari 51 orang yang mengonsumsi makanan..
Saran

 Dalam melakukan Verifikasi rumor KLB diharapkan


mempertimbangakan waktu, mengingat jarak antar
masyarakat yang terkena gigitan hewan penular rabies tidak
satu tempat. Selain itu juga hal yang harus dipertimbangkan
adalah Alat pelindung diri seperti sepatu boot untuk
menghindari gigitan hewan penular rabies tersebut.
 Di BTKL-PP Kelas I Palembang juga melakukan pembuatan
laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB keracunan makanan
yang merupakan Program pengendalian penyakit menular di
BTKL-PP Kelas I Palembang ini sebaiknya terus dilakukan
guna menjadi arsip dan pengetahuan bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai