A. Latar Belakang
Prevalensi angka kejadian cedera otak traumatika di Negara
berkembang seperti Amerika Serikat terjadi peningkatan sebesar 1,7 juta
penduduk / tahun, dari peningkatan jumlah tersebut sebanyak lebih kurang
50.000 penduduk / tahun mengalami kematian, dan sebanyak 5 juta penduduk
per tahun mengalami ketidak mampuan / disabilitas akibat cedera kepala.
Pada umumnya Cedera kepala lebih identik mengenai usia muda (15-19
tahun). Angka kejadian cidera kepala pada laki-laki 2 kali lebih sering terjadi
dibandingkan pada anak perempuan. Hal ini disebabkan karena anak laki-laki
lebih sering mengendarai sepeda motor. Prevalensi cedera kepala di Negara
Amerika Serikat adalah akibat terjatuh 35,2%, kecelakaan kendaraan
bermotor 34,1%, perkelahian 10%, dan penyebab lain. Data World Health
Organizationv(WHO) tentang cedera kepala menunjukkan 40-50% mengalami
kecacatan permanen atau disabilitas. Oleh karena itu, seseorang yang datang
ke rumah sakit dengan cedera kepala membutuhkan penanganan yang cepat
dan tepat agar pasien terhindar dari kecacatan dan kematian.
Cedera kepala termasuk gangguan pada otak yang bukan diakibatkan
oleh suatu proses degeneratif ataupun kongenital, melainkan suatu kekuatan
mekanis dari luar tubuh yang bisa saja menyebabkan kelainan pada aspek
kognitif, fisik, dan fungsi psikososial seseorang secara sementara ataupun
permanen dan berasosiasi dengan hilangnya ataupun terganggunya status
kesadaran seseorang. Cedera kepala dapat disebut juga dengan head injury
ataupun traumatic brain injury (Dawodu, 2016; Manley dkk , 2016). Cedera
Kepala yang didefinisikan sebagai sebuah proses patofisiologis kompleks
yang mempengaruhi otak, yang disebabkan oleh kekuatan biomekanik.
Seseorang didiagnosis menderita Cedera Kepala umumnya mengalami
setidaknya satu dari efek samping berikut: somatik (mis. Sakit kepala),
kognitif (mis. perasaan dalam kabut, vertigo), emosional (mis.labilitas), fisik
(mis. LOC, amnesia, kelelahan), perilaku (mis. Lekas marah), kognitif (mis.
merasa dalam kabut), atau tidur gangguan (mis. insomnia). Berdasarkan
gejala-gejala ini, beberapa alat diagnostik gegar otak telah dikembangkan
(Ruff RM dkk, 2016; McCrory P, Meeuwisse HM dkk,2013). Cedera kepala
akan terus meningkat setiap tahun nya seiring dengan meningkatnya pengguna
kendaraan bermotor roda dua dan diperkirakan 39% kenaikan per tahun.
Kejadian cedera kepala di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan mencapai
500.000 kasus. Penderita cidera kepala meninggal sebelum tiba di rumah sakit
sejumlah 10 % dan pasien yang sampai di rumah sakit, 80% di kelompokan
sebagai cedera kepala ringan, 10% termasuk cedera kepala sedang, dan 10%
termasuk cedera kepala berat.
Hal yang harus diperhatikan untuk Kasus cidera kepala kelancaran
jalan napas (airway). Jika penderita dapat berbicara maka jalan napas
kemungkinan besar dalam keadaan adekuat. Obstruksi jalan napas sering
terjadi pada penderita yang tidak sadar, yang disebabkan oleh benda asing,
muntahan, jatuhnya pangkal lidah, atau akibat fraktur tulang wajah. Usaha
untuk membebaskan jalan napas harus melindungi vertebra servikalis, yaitu
tidak boleh melakukan ekstensi, fleksi, atau rotasi yang berlebihan dari leher.
Dalam situasi ini dapat melakukan tindakan chin lift atau jaw thrust sambil
merasakan hembusan napas yang keluar melalui hidung. Apabila ada
sumbatan maka dapat dihilangkan dengan cara membersihkan dengan jari atau
suction jika tersedia (Ester, 2014).
Metode dasar dalam melakukan proteksi otak pada pasien cedera
kepala adalah dengan membebaskan jalan nafas dan oksigenasi yang adekuat.
Pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 30°
merupakan tindakan yang tepat pada klasifikasi cedera kepala sedang untuk
melancarkan perfusi oksigen ke serebral sehingga membantu peningkatan
status kesadaran.
A. Metode Literature Review
Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis terhadap literature yang
ada untuk mengevaluasi respon subjektif setelah diaplikasikannya pengaruh
pemberian oksigen dan elevasi kepala 300 terhadap tingkat kesadaran pada
pasien cedera kepala sedang
B. Strategi Pencarian
Strategi pencarian bertujuan untuk mencari artikel yang sudah
diterbitkan. Data dari literature review ini didapatkan melalui proses
pencarian daring. Pencarian dilakukan melalui Google Scholar. Kata kunci
yang digunakan adalah kombinasi dari pengaruh pemberian oksigen dan
elevasi kepala 300 terhadap tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala
sedang. Pencarian berfokus pada jurnal yang menggunakan terapi pengaruh
pemberian oksigen dan elevasi kepala 300 terhadap tingkat kesadaran pada
pasien cedera kepala sedang yang publish sampai dengan tanggal 30 Agustus
2020.
Penelitian yang termasuk kedalam EBN ini didasarkan pada kriteria inklusi:
berbahasa Inggris dan Indonesia, diterbitkan dari tahun 2015 sampai 2020,
human participant, dan clinical trial.
C. Skrining Artikel
Skrining artikel dilakukan melalui judul awal dan selanjutnya
dilakukan skrining abstrak untuk mengidentifikasi artikel mana yang
berpotensi sesuai dengan kriteria yang diingnkan. Setelah itu dilakukan
review terhadap semua artikel yang dianggap signifikan pada skrining awal.
Artikel tambahan yang tidak ditemukan dalam pencarian literatur awal
diperoleh dengan meninjau referensi dalam penelitian. Dua pengulas meninjau
setiap abstrak berdasarkan kriteria inklusi. Pengulas pertama melakukan
pemeriksaan semua judul dan abstrak tujuannya adalah untuk menghindari
penggulangan artikel. Secara terpisah, pengulas kedua menilai sample judul
dan abstrak menurut kriteria yang sama untuk dipilih. Selanjutnya, kedua
pengulas sepakat pada artikel mana saja yang memenuhi kriteria inklusi.
D. Data Extraction
Setiap artikel dilakukan pengolahan data dengan cara membuat
rangkuman dari setiap artikel yang meliputi, penulis, tahun, asal negara
penelitian, jenis penelitian, sample (termasuk jumlah sampel dan kriteria
inklusi), interview guideline, hasil, dan keterbatasan penelitian.
A. METODE
1. Tahap 1
Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis terhadap literature yang ada
untuk mengevaluasi glasgow coma scale (gcs) pasien setelah
diaplikasikannya pemberianoksigendanposisikepala 30 ° pada pasien cedera
kepala.
Strategi pencarian bertujuan untuk mencari artikel yang sudah
diterbitkan. Pencarian dilakukan melalui Google Scholar. Kata kunci yang
digunakan adalah kombinasi dari tingkat kesadaran AND pemberian oksigen
AND posisi kepala 30 °. Pencarian berfokus pada jurnal pemberian oksigen
dan posisi kepala 30°pada pasien cedera kepala.
Kriteria inklusi untuk pencarian yaitu studi yang dilakukan pada pasien
cedera kepala, intervensi dengan pemberian okigen dan posisik epala 30°,
dengan outcome berfokus pada peningkatan kesadaran.
2. TAHAP 2
P (Population) : Pasiendengan Cedera Kepala Sedang
I (Intervensi) : Pemberian oksigen dan posisi kepala 30°
O (Outcome) : Peningkatan Kesadaran
3. TAHAP 3
Sumber Pencarian : Google Scholar
Key Word : Tingkat kesadaran, pemberian oksigen, posisi
kepala 30 °.
Diagram flow proses pencarian
1. Pengaruh Pemberian Oksigen Dan Elevasi Kepala 30ºTerhadap Tingkat Kesadaran Pada Pasien CederaKepala Sedang
Respon
No Pertanyaan Fokus Tidak Komentar
Iya Tidak
dilaporkan
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1 Apakah studi Studi populasi Ya Studi ini menjelaskan masalah secara
tersebut Intervensi yang focus pada pasien yang mengalami
menjelaskan diberikan ciderakepala.
masalahnya secara Kelompok Intervensi yang diberikan pemberian
fokus control/komparasi oksigen 100 % dan elevasi kepala 30º
Hasil/ outcome pada pasien cedera kepala sedang.
Rerata nilai tingkat kesadaran responden sesudah
dilakukan pemberian oksigen dan elevasi kepala30°
pada pasien cedera kepala sedangsebanyak 10
orang yaitu 12.90 padatingkat kesadaran sedang
dengan
Standart Deviasi (SD) 1.190.Hasil uji statistik
denganmenggunakan uji Dependent Sample T-Test /
Paired T-Test menunjukkan
bahwa p Value yaitu 0.000 yang berarti
p Value ≤ 0.05. Hal ini berarti ada pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kesadaran pada pasien
cedera kepala sedang sebelum dan sesudah dilakukan
pemberian oksigen dan elevasi kepala 30 ° .
2 Apakah pembagian Bagaimana ini Tidak Desain penelitianadalah pra eksperimen
pasien ke dalam dilakukan (one group pretest postest design ) yaitu
kelompok Apakah alokasi penelitian yang menggunakan satukelompok
subyek. Pengukurandilakukan sebelum dan
intervensi dan pasien dilakukan setelahperlakuan, yaitu menganalisa
control dilakukan secara tersembunyi pengaruhpemberian oksigenasi dan posisi
secara acak dari peneliti dan elevasikepala 30º terhadap tingkat kesadaran
pasien pada pasien cedera kepala sedang.
3 Apakah semua Apakah dihentikan Ya Peserta yang terlibat di penelitian tidak ada
pasien lebih awal yang dihentikan lebih awal.
yang terlibat dalam Apakah pasien Semua peserta yang terlibat dalam penelitian
penelitian dianalisis dalam dicatat dalam kesimpulan
dicatat dengan kelompok untuk
benar di yang mereka acak
kesimpulannya?
4 Apakah pasien, Tidak
petugas kesehatan disebutkan
dan responden pada
penelitian ini
‘Blind’ terhadap
intervensi yang
dilaksanakan?
5 Apakah waktu Ya Tidak disebutkan secara spesifik, hanya
pelaksanaan untuk menyebutkan dilakukan selama massa
setiap grup sama? perawatan di rumah sakit
8 Seberapa tepat dan Berapa confidence Ya Pemberian oksigen dengan elevasi kepala 30º
akurat efek limitnya pada pasien cedera kepala sedang tersebut
intervensi? mempunyai kualitas peningkatan kesadaran
yang cenderung meningkat dimana ada
perbedaan sebelum dilakukan penanganan dan
sesudah dilakukan penanganan sehingga dapat
meminilisir cedera kepala sedang ke keadaan
yang lebih buruk
Seciton C: Akankah hasil membantu secara lokal?
Respon
No Pertanyaan Fokus Tidak Komentar
Iya Tidak
dilaporkan
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1 Apakah studi Studi populasi Ya Pada penelitian ini intervensi dilakukan satu kali
yaitu intervensi pertama dilakukan dengan
tersebut Intervensi yang mengukur GCS terlebih dahulu, setelah itu
menjelaskan diberikan diberikan oksigen melalui masker biasa dan posisi
masalahnya secara Kelompok kepala 30° kemudian GCS diukur kembali setelah
fokus 24 jam.
control/komparasi Sampel dalam penelitian diambil dengan kriteria
Hasil/ outcome pasien cedera kepala sedang di rawat di RSUD
Ulin Banjarmasin sebanyak 30 responden.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui GCS
sebelum dan sesudah pemberian oksigen melalui
masker sederhana dan posisi kepala 30° serta
menganalisis pengaruh pemberian oksigen
melalui masker sederhana dan posisi kepala 30°
terhadap perubahan tingkat kesadaran pada
pasien cedera kepala sedang.
3. pengaruh pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 30 terhadap perubahan tingkat kesadaran pada
pasien cedera kepala sedang di RSUD
Respon
No Pertanyaan Fokus Tidak Komentar
Iya Tidak
dilaporkan
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
Alit Tujuan penelitian Sampel dalam Penilitianinimer Intervensi yang Hasil penelitian menunjukan ada 10
Suwandewi ini untuk penelitian diambil upakanpenelitia diberikanadalah pengaruh pemberian oksigen
Alit mengetahui GCS dengan kriteria n Quasi oksigen dengan masker sederhana dan posisi
Suwandewi sebelum dan pasien cedera kepala Experimental, maskersederhanadan kepala 30° terhadap perubahan
sesudahpemberia sedang di rawat di dengandesainpe posisikepala 30° tingkat kesadaran pada pasien
Tahun 2017
n oksigen melalui RSUD Ulin nelitian cedera kepala sedang. GCS nilai
masker sederhana Banjarmasinsebanya Pretest- rata-rata sebelum adalah 17,92 dan
dan posisi kepala k 30 responden. Postestcontrol GCS nilai rata-rata sesudah 14,09
30°serta design. dengan nilai p 0,009.
menganalisis
pengaruhpemberi
an oksigen
melalui masker
sederhana dan
posisi kepala 30°
terhadap
perubahan tingkat
kesadaran pada
pasien cedera
kepala sedang.
5. TAHAP 5
Sebanyak 3 jurnal yang membahas pengaruh pemberian oksigen
dan posisi kepala 30° terhadap peningkatan kesadaran pada pasien
cidera kepala sedang. Penelitian pertama dari hasil uji statistik, bahwa
nilai p Value = 0,000 < (α = 0,005) maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh pemberian oksigen dan elevasi kepala 30º terhadap
tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang. Pemberian oksigen
dan elevasi kepala 30º pada pasien cedera kepala ringan, sedang dan
berat mampu meningkatkan aliran vena melalui vena jugular yang tak
berkatup sehingga oksigen dapat adekuat sampai ke otak dan berdampak
pada peningkatan kesadaran pada pasien cedera kepala sedang menjadi
ringan.
Penelitian kedua hasil uji statistic dengan menggunakan wilcoxon
test didapat nilai p value 0,009 untuk nilai GCS sebelum dan nilai p
value 0,009 untuk nilai GCS sesudah dilakukan pemberian oksigen
melalui masker sederhana dan posisi kepala 30° yang berarti nilai p
value < α (0,05) maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh pemberian oksigen masker sederhana dan posisi kepala 30°
terhadap perubahan tingkat kesadaran GCS. Pemberian oksigenasi dan
memelihara tekanan darah yang baik dan adekuat untuk mencukupi
perfusi otak adalah hal yang paling utama dan terutama untuk
mencegah dan membatasi terjadinya cederaotak sekunder. Elevasi
kepala berdasarkan pada respon fisiologi merupakan perubahan posisi
untuk peningkatkan aliran darah keotak dan mencegah terjadinya
peningkatan TIK. Beberapa perawat klinik melakukan tindakan bedrest
dengan elevasi kepala tidak boleh lebih dari 30°, dengan rasional
mencegah peningkatan resiko penurunan tekanan perfusi serebral.
Posisi head up 30° perfusi dari dan ke otak meningkat sehingga
kebutuhan oksigen dan metabolism meningkat ditandai denga n
peningkatan status kesadaran diikuti oleh tanda-tanda vital yang lain.
Penelitian. Ketiga didapatkan hasil ada pengaruh pemberian
oksigen masker sederhana dan posisi kepala 30° terhadap perubahan
tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang. GCS nilai rata-
rata sebelum adalah 17,92 dan GCS nilai rata-rata sesudah 14,09
dengan nilai p 0,009. Oksigenasi jaringan otak sangat berhubungan
dengan beberapa parameter outcome dan prognosa pasien. Penerapan
terapi intervensi untuk tetap menjaga oksigenasi jaringan otak diatas
ambang tertentu dapat memperbaiki angka mortalitas dan outcome
neurologis pada pasien-pasien cedera kepala. Elevasi kepala
berdasarkan pada respon fisiologi merupakan perubahan posisi untuk
peningkatkan aliran darah keotak dan mencegah terjadinya peningkatan
TIK.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan ketiga jurnal yang di analisis didapatkan bahwa
terdapat hasil yang signifikan dalam pemberian oksigen dan elevasi
kepala 30o terhadap tingkat kesadaran pasien. Pemberian oksigenasi
dan memelihara tekanan darah yang baik dan adekuat untuk
mencukupi perfusi otak adalah hal yang paling utama dan terutama
untuk mencegah dan membatasi terjadinya cederaotak sekunder.
Elevasi kepala berdasarkan pada respon fisiologi merupakan
perubahan posisi untuk peningkatkan aliran darah keotak dan
mencegah terjadinya peningkatan TIK. Serta, pemberian oksigen dan
elevasi kepala 30º pada pasien cedera kepala ringan, sedang dan berat
mampu meningkatkan aliran vena melalui vena jugular yang tak
berkatup sehingga oksigen dapat adekuat sampai ke otak dan
berdampak pada peningkatan kesadaran pada pasien cedera kepala
sedang menjadi ringan. Sehingga hasil penelitian ini
direkomendasikan untuk membantu pasien dalam meningkatkan
tingkat kesadaran terutama pada pasien yang mengalami cedera kepala
berdasarkan jurnal yang sudah dianalisi untuk pemberian oksigen dan
elevasi kepala 30o terhadap tingkat kesadaran pasien, adalah sebagai
berikut :
1. Instrumen : alat yang digunakan dalam ketiga jurnal tersebut
adalah lembar observasi penilaian GCS dan dilakukan
sebelum dan sesudah pemberian oksigen dan elevasi kepala
30o terhadap tingkat kesadaran pasien.
2. Kriteria inklusi.
3. Pasien yang memiliki penurunan kesadaran dikarenakan
adanya cedera kepala.
B. SARAN
Diharapkan profesi perawat serta profesi lain yang berkaitan
dengan perawatan dapat mengembangkan keilmuan serta
mengaplikasikan pemberian oksigen dan elevasi kepala 30o terhadap
tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang. Bagi mahasiswa
diharapkan untuk membantu dalam mengembangkan hasil penelitian
tersebut agar dapat diaplikasikan di bidang keperawatan khususnya
keperawatan gadar kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, L. R., sitepu, K., & Ginting, R. A. (2020). pengaruh pemberian oksigen dan
elevasi kepala 30 terhadap tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala
sedang . Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi, 102-112.
Suwandewi, A. (2017). Pengaruh pemberian oksigen melalui masker sederhana dan
posisi kepala 30 terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien cedera
kepala sedang di RSUD. Journal.Umbjm, 1-5.
Suwandowi, A., & Dyah Yarlitasari, S. (2015). Pengaruh pemberian oksigen melalui
masker sederhana dan posisi kepala 30 terhadap perubahan tingkat kesadaran
pada pasien cedera kepala sedang di RSUD Ulin Banjarmasin . 1-9.
Wahidin, & supraptini, n. (2020). penerapan teknik head up 30 terhadap peningkatan
perfusi jaringan otak pada pasien yang mengalami cedera kepala sedang .
Nursing Science Journal, 7-13.