Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH ANALISIS INSTRUMEN

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF

DISUSUN OLEH : PUTRI INDAH RINI

NIM: 1500070

DOSEN PEMBIMBING: BPK.HAIYUL FADHLI,M.Si,Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


PROGRAM STUDI DIII-2015
1

KATA PENGANTAR

Puji serta Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT.Yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya dan dengan seizin serta pertolongan-Nya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini berjudul tentang “Kromatografi lapis tipis preparatif” dimana dimaksud
untuk membantu dalam proses pembelajaran khususnya dalam perkuliahan analisis instrumen ini
dan dapat di jadikan referensi untuk lebih mengembangkan cakrawala berpikir.
Dalam penyusunan makalah ini Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritikan maupun sumbang saran yang sifatnya membangun isi
pembahasan makalah ini sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan
selanjutnya.Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bagi para mahasiswa.

Terima kasih

pekanbaru, 04 maret 2017


2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………1

DAFTAR ISI…………………………………………………………..2

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………..........3

Latar belakang ………………………………………………………...3

Rumusan Masalah………………………………………………………4

Tujuan …………..…………………………………………………….. 4

BAB II

PEMBAHASAN……………………………………………………….5

Definisi Kromatografi Lapis Tipis………………. …………………….5

Prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis…………………………………6

Defenisi krotmatografi lapis tipis preparatif……………………………7

Kegunaan kromatografi lapis tipis preparative…………………………7

Prinsip kerja kromatografi lapis tipis preparatif………………………..8

Prosedur kerja kromatografi lapis tipis preparatif……………………...8

Analisis preparatif………………………………………………………9

Keuntungan dan kelebihan Kromatografi Lapis Tipis………………….9

PENUTUP…………………………………………………………….10

Kesimpulan……………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...11
3

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan tekhnologi. Berbagai alat


dengan kecanggihan semakin meningkat. Hal ini juga termasuk perkembangan dalam ilmu
farmasi, tidak terkecuali bidang Analisis farmasi. Dalam bidang ini, selama beberapa tahun
terakhir terjadi perkembangan yang pesat untuk teknik pemisahan. Penerapan metode seperti
kromatografi dianggap metode modern yang saat ini sering digunakan dalam berbagai riset dan
penelitian. Hal ini terbukti dengan banyaknya publikasi ilmiah yang berkaitan dengan
penggunaan metode tersebut, baik untuk tujuan analisis kualitatif maupun kuantitatif.

Kromatografi banyak dipilih karena merupakan metode pemisahan yang sederhana.


Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari
penyusunan cuplikan antara dua fasa.Satu fasa tetap tinggal pada sistem dan dinamakan fasa
diam. Fasa lainnya dinamakan fasa gerak menyebabkan perbedaanmigrasi dari penyusun
cuplikan. Kromatografi juga dapat digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena
jumlah cuplikan rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat
zat yang sulit dipisah (Gandjar dan Rohman, 2007).

Kromatografi ada bermacam-macam diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis


tipis, penukar ion, penyaringan gel dan elektroforesis.Dalam perkembangan selanjutnya
metode kromatografi lapis tipis tidak hanya digunakan untuk mengidentifikasi noda, akan tetapi
juga untuk mengisolasi ekstrak. Metode ini kemudian dikenal sebagai KLT
preparatif. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) merupakan metode pemisahan yang
memerlukan biaya paling murah dan memakai peralatan sangat sederhana. Walaupun KLTP
dapat memisahkan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah miligram.
KLT preparatif dilakukan dengan menggunakan lapisan tebal (sampai 1 mm) sebagai pengganti
lapisan penyerap yang tipis (Nasution, 2010).
4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

a) Apa yang dimaksud Kromatografi Lapis Tipis ?

b) Bagaimana prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis?

2. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP)

a) Apa yang dimaksud Kromatografi Lapis Tipis Preparatif?

b) Bagaimana prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis Preparatif?

c) Bagaimana prosedur kerja pemisahan sampel dengan Kromatografi Lapis TipisPreparatif?

d) Analisis preparatif

C. Tujuan

1.Untuk mengetahui defenisi, prinsip kerja (KLT).

2.Untuk mengetahui defenisi, prinsip kerja ,cara kerja dan analisis preparatif Kromatografi Lapis
TipisPreparatif (KLTP).

3.untuk mengetahui analisis preparatif

4.untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada KLTP


5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

1. Defenisi KLT

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pertama kali dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber
pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, yang fase diamnya berupa lapisan
seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat
aluminium, atau plat plastik (Gandjar dan Rohman, 2007).

KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya
serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan
bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia
tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang
menyebabkan pemisahan (Hostettmann et al, 1995).

Pada proses adsorpsi senyawa kimia dapat terpisah-pisah disebabkan oleh daya serap
adsorban terhadap tiap-tiap komponen kimia tidak sama. Sedangkan partisi adalah kelarutan tiap-
tiap komponen kimia dalam cairan pengelusi (eluen) tidak sama dimana arah gerakan eluen
disebabkan oleh gaya sentrifugal sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan
yang berbeda-beda.

Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Lapisan yang memisahkan terdiri
atas bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau
lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau
pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang
yang cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler (pengembangan),
selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi. Deteksi dilakukan
dengan menggunakan sinar UV (Sudjadi, 1988).

Kromatografi Lapis Tipis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu : KLT
lebih banyak digunakan untuk tujuan analisis, identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan
dengan pereaksi warna, fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet, dapat
dilakukan elusi secara mekanik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi 2
dimensi, petepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan
merupakan bercak yang tidak bergerak (Gandjar dan Rohman, 2007). Sedangkan kekurangnnya
yaitu: butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan bercak/noda yang
diharapkan, butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok, memerlukan
waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun.

2. Prinsip Kerja KLT

Pada dasarnya KLT digunakan untuk memisahkan komponen-komponen berdasarkan


perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang (Watson,
2010).

KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan
nyata terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben
sebagai pengganti kertas.

Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan
antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan gugus
fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya.
Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak,
serta kepolaran dan ukuran molekul.
6

B. Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP)

Kromatografi Preparatif Metode kromatografi dapat dimanfaatkan secara luas untuk


pemisahan analitik dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan
untuk semua cuplikan, dan kromatografi preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi murni
dari campuran (biasanya digunakan untuk pemurnian) seperti pada KLT preparatif. Kromatografi
Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap
dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti
kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka
komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan
pemisahan.

Seperti halnya KLT secara umum, KLT Preparatif juga melibatkan fase diam dan fase gerak.
Dimana fase diamnya adalah sebuah plat dengan ukuran ketebalan bervariasi. Untuk jumlah
sampel 10-100 mg, dapat dipisahkan dengan mengunakan KLT Preparatif dengan adsorben silika
gel atau aluminium oksida, dengan ukuran 20x20 cm dan tebal 1 mm, jika tebalnya di dua
kalikan, maka banyaknya sampel yang dapat dipisahkan bertambah 50%, seperti halnya KLT
biasa, adsorben yang paling umum digunakan pada KLT Preparatif adalah silika gel. Sebelum
ditotolkan pada plat KLT Preparatif, sampel dilarutkan terlebih dahulu dalam sedikit pelarut.
Pelarut yang baik adalah pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana, diklorometana atu
etil asetat. Karena jika pelarut yang digunakan tidak mudah menguap, maka akan terjadi
pelebaran pita. Konsentrasi sampel juga sebaiknya hanya 5-10%.

Sampel yang ditotolkan harus berbentuk pita yang sesempit mungkin karena baik tidaknya
pemisahan juga bergantung pada lebarnya pita. Setelah plat KLT Preparatif dielusi, pita yang
kedudukannya telah diketahui dikerok dari plat. Selanjutnya senyawa harus diekstraksi dari
adsorben dengan pelarut yang sesuai (5 ml pelarut untuk 1 gram adsorben). Diupayakan untuk
menggunakan pelarut yang paling nonpolar yang mungkin. Harus diperhatikan bahwa makin
lama senyawa kontak dengan adsorben, maka makin besar kemungkinan senyawa tersebut
mengalami peruraian. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh disaring menggunakan corong berkaca
masir atau menggunakan membran.

1. Defenisi KLTP

Salah satu metode pemisahan yang memerlukan biaya paling murah dan memakai peralatan
sangat sederhana ialah kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Walaupun KLTP dapat
memisahkan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah miligram. KLT
preparatif dilakukan dengan menggunakan lapisan tebal (sampai 1 mm) sebagai pengganti
lapisan penyerap yang tipis (Nasution, 2010).

Kromatografi Lapis Tipis merupakan teknik pemisahan cara lama yang digunakan secara luas,
terutama dalam analisis campuran yang rumit dari sumber alam. Tetapi dalam kuantisasi
belakangan ini kromatografi lapis tipis digantikan oleh “HPLC” (High Performance Thin-layer
Chromatography) atau Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (Munson, 2010).

Meski banyak terdapat metode, metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) yang
pembiayaannya paling murah dan memakai peralatan paling dasar. Adsorben yang paling banyak
digunakan yaitu silika gel yang dipakai untuk pemisahan campuran lipofil maupun senyawa
hidrofil. ketebalan adsorben yang paling sering digunakan ialah 0,5 – 2 mm. pembatasan
ketebalan lapisan dan ukuran plat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan
dengan KLTP. Ukuran partikel dan porinya kurang lebih sama dengan ukuran tingkat mutu
KLT (Hostettmann, 2006).

2.kegunaan KLTP

KLT preparative sama dengan KLT biasa.perbedaannya terletak pada tujuan dari
pelaksanaannya.KLT preparative dilakukan untuk tujuan pemisahan komponen suatu
senyawa dalam jumlah kecil.untuk preparasi komponen tersebut dalam analisa lebih
lanjut.hasil pemisahan iniselanjutnya dapat di identifikasi secara kualitatif dengan cara yang
sama pada KLT biasa.secara kuantitatif hasil pemisahan ini dapat dianalisa dengan
8

mikrogravimetri.mikrotitrimetri,pengukuran dalam daerah sinar tampak atau UV,pengukuran


indeks refraksi,penentuan polarografi dan lain sebagainya.kromatografi ini juga digunakan
untuk :

 Pemeriksaan identitas dan kemurnian senyawa obat


 Untuk pemeriksaan tanaman dan hewani
 Pemeriksaan komposisi dan komponen aktif sediaan obat menurut label deklarasi
 Untuk penentuan kuantitatif masing-masing senyawa aktif campuran senyawa obat.

3. Prinsip kerja KLTP

Proses isolasi kromatografi lapis tipis preparatif terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan
daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti
kepolaran eluen, oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka
komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan
pemisahan (Nasution, 2010).

4. Prosedur kerja pemisahan sampel dengan KLTP

Pada kromatografi lapis tipis preparatif, cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan berupa
garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar dan dikembangkan secara tegak lurus pada garis
cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita ditampakkan dengan cara
yang tidak merusak jika senyawa itu tanwarna, dan penyerap yang mengandung senyawa pita
dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari penyerap dengan pelarut polar. Cara ini
berguna untuk memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni untuk telaah
pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan analisis, untuk meneliti bahan alam yang lazimnya
berjumlah kecil dan campurannya rumit dan untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk
mengkalibrasi kromatografi lapis tipis kuantitatif (Nasution, 2010).

Adsorben yang paling banyak digunakan dalam kromatografi lapis tipis adalah silika gel dan
aluminium oksida. Silika gel umumnya mengandung zat tambahan Kalsium sulfat untuk
mempertinggi daya lekatnya. Zat ini digunakan sebagai adsorben universal untuk kromatografi
senyawa netral, asam dan basa. Aluminum oksida mempunyai kemampuan koordinasi dan oleh
karena itu sesuai untuk pemisahan senyawa yang mengandung gugus fungsi yang berbeda.
Aluminium oksida mengandung ion alkali dan dengan demikian bereaksi sebagai basa dalam
9

suspensi air. Disamping kedua adsorben yang sangat aktif ini dalam hal tertentu dapat digunakan
“kieselgur” yang kurang aktif sebagai lapis sorpsi (Munson, 2010).

Pengembangan plat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat menampung
beberapa plat. Keefisienan pemisahan dapat ditingkatkan dengan cara pengembangan berulang.
Harus diperhatikan bahwa semakin lama senyawa berkontak dengan penyerap maka semakin
besar kemungkinan penguraian (Nasution, 2010).

5.analisis preparatif

Analisis preparatif ditujukan untuk memisahkan analit dalam jumlah yang banyak lalu
senyawa yang telah dipisahkan ini dianalisis lebih lanjut,misalkan dengan spektrofotometri atau
dengan teknik kromatografi lain.pada KLT preparatif ini,sampel ditotolkan dalam lempeng
dengan lapisan yang besar lalu dikembangkan dan dideteksi dengan cara yang non
destruktif.bercak yang mengandung analit yang dituju selanjutnya dikerik dan dilakukan analisis
lebih lanjut.(gandjar dan rohman)

6.keuntungan dan kerugian KLTP

KLTP memiliki keuntungan yaitu sebagai salah satu metode pemisahan yang memerlukan
pembiayaan paling murah dan memakai peralatan dasar. Sedangkan kerugian KLTP yaitu
pengambilan senyawa dari plat yang dilanjutkan dengan pengekstraksian penjerap memerlukan
waktu lama dan jika senyawa beracun harus dikeruk dari plat akan meningmbulkan banyak
masalah terus.
10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.KLT merupakan bentuk kromatografi planar, yang fase diamnya berupa lapisan seragam
(uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium, atau
plat plastik.

2.Proses isolasi kromatografi lapis tipis preparatif terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan
daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti
kepolaran eluen, oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka
komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan
pemisahan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, IG dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gritter RJ, Bobbit JM, Arthur SE. 1991. Pengantar Kromatografi. Bandung: ITB.

Hostettmann K, Hostettmann M, Marston A. 1995. Cara Kromatografi Preparatif.Bandung: ITB.

Kealey D dan Haines PJ. 2002. Instant Notes: Analytical Chemistry. BIOS Scientific Publishers
Limited. New York.

Sastroharmidjojo H. 1985. Kromatografi. Yogyakarta: Liberty.

Sitorus, dkk. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavanoid Pada Daun Adam Hawa (Rhoe
Discolor. FMIPA UNSRAT Manado dan Poltekes Manado.

Sudjadi.1988. Metode Pemisahan.Yogyakarta: Kanisius.

Watson, DG. 2010. Analisis Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai