Pelaksanaan Kepemimpinan Klinis Di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Tahun 2019
Pelaksanaan Kepemimpinan Klinis Di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Tahun 2019
SKRIPSI
Oleh
LISA ITAWARI
NIM. 131000342
SKRIPSI
Oleh
LISA ITAWARI
NIM. 131000342
Utara Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Lisa Itawari
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
Sumatera Utara Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Utara dan selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu dan
Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H., selaku Dosen Penguji II
yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.
Masyarakat USU.
Masyarakat USU atas ilmu yang telah diajarkan selama ini kepada penulis
dan Pegawai dan Staf yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Pihak Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis
selama melakukan penelitian dan seluruh Dokter yang telah bersedia menjadi
informan dalam penelitian ini dan telah meluangkan waktunya untuk proses
wawancara penelitian.
memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik
9. Teristimewa untuk saudara penulis Irfan Thuhiyazs dan Azam Alfath yang
10. Teman-teman seperjuangan skripsi saya yang tidak dapat disebutkan satu
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
Lisa Itawari
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Tinjauan Pustaka 6
Kepemimpinan Klinis 6
Teori kepemimpinan 6
Kriteria kepemimpinan 7
Syarat kepemimpinan 9
Teori kepemimpinan klinis 9
Kerangka kepemimpinan klinis 13
Perkembangan Kepemimpinan Klinik dan Mutu 17
Kepemimpinan klinik versus otonomi klinik 17
Kepemimpinan klinik dan evidence-based medicine 17
Kepemimpinan klinis dalam program keselamatan pasien 19
Rumah Sakit 20
Definisi rumah sakit 20
Kewajiban rumah sakit 20
Tugas dan fungsi rumah sakit 22
Kesalahan medis rumah sakit 23
Landasan Teori 24
Kerangka Berpikir 25
Metode Penelitian 26
Jenis Penelitian 26
Lokasi dan Waktu Penelitian 26
Daftar Pustaka 68
Lampiran 71
No Judul Halaman
No Judul Halaman
1 Kerangka berpikir 25
1 Pedoman Wawancara 71
Tengah pada tanggal 31 Agustus 1995. Penulis beragama Islam, anak pertama
Tahun 2001. Pendidikan sekolah dasar di MIM Teritit Tahun 2001 – 2007,
sekolah menengah pertama di SMP Swasta Darul ilmi Murni, Kabupaten Deli
Serdang Medan Tahun 2007-2010, dan sekolah menengah atas di MAN 1 Medan
Utara.
Lisa Itawari
Latar Belakang
kesehatan. Sesuai dengan tujuannya rumah sakit sebagai salah satu fasilitas
2010).
rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan klinis dari tenaga kesehatan yang
bekerja di dalamnya. Tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit terdiri dari
pelayanan yang berorientasi pada keselamatan dan kepuasan pasien, jika tidak ada
adanya shared vision dan shared value dalam mekanisme pelayanan di rumah
sakit.
Demikian pula dalam pendidikan, kepemimpinan adalah satu aspek yang harus
ditemukan sendiri dalam pengalaman klinis, walau tidak ada standar mengenai
di Indonesia.
1
Universitas Sumatera Utara
2
bagi klinisi untuk menjadi seorang pemimpin dan manajer semakin meningkat
diseluruh dunia. Sir kennet, 1991 mengatakan ada dua alasan penting mengapa
1. Bahwa sumber daya utama di rumah sakit adalah SDM. SDM akan bekerja
lebih baik jika bekerja dalam tim. Tim tersebut akan bekerja optimal jika
ada pemimpin dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki
leadership.
terbatas hanya pada pimpinan saja, dan dimana ada rasa tanggung jawab bersama
datang dari siapa saja dalam organisasi, dan terfokus pada pencapaian kelompok
sama tim yang efektif. Maka diperlukan program yang sistematis untuk
Sumatera Utara dapat kita lihat dengan lima domain kerangka kepemimpinan
klinis yaitu menunjukkan kualitas pribadi, bekerja dengan orang lain, mengelola
pengaplikasiannya.
menjadi seorang pemimpin, akan tetapi setiap pemimpin memiliki sifat atau
karakter yang berbeda, ada yang mampu dan ada yang kurang mampu dalam
seharusnya pemimpin dapat bermain sebagai anggota tim, dan juga menunjukkan
seorang pemimpin yang mampu menjaga hubungan dengan para kolega ataupun
antara pimpinan dengan bawahan dalam satu institusi pelayanan kesehatan karena
seorang inovator yang menonjol disuatu tim yang dapat membawa anggota timnya
keluar dari zona nyaman karena keberaniannya untuk mencoba hal baru, dan tidak
jarang pula seorang tenaga kesehatan seperti dokter kurang percaya diri dalam
mengambil keputusan untuk suatu kasus atau suatu orientasi pada misi rumah
sakit yang seharusnya ini menjadi salah satu upaya untuk menjadi seorang
kepemimpinan klinis.
Dari penjelasan pada latar belakang dan juga berdasarkan apa yang sudah
penulis amati maka dapat dilihat kurangnya akan informasi ataupun pegetahuan
tentang lima domain kerangka kepemimpinan klinis. Maka peneliti tertarik untuk
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan evaluasi
Utara.
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan untuk institusi pendidikan dalam
kepemimpinan klinis.
3. Bagi Peneliti
kesehatan.
Kepemimpinan Klinis
apa kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena
arah tertentu yang mereka inginkan bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan
kelompok tersebut. Dari berbagai pendapat yang dirumuskan para ahli diatas
dengan jumlah orang yang ingin mendefinisikannya, sehingga hal itu lebih
manusia untuk mempengaruhi influence orang lain atau diarahkan melalui proses
komunikasi ialah setiap gerak gerik, tatacara, bicara dan segala tindakan yang
6
Universitas Sumatera Utara
7
kunci yakni “suatu proses mempengaruhi”. Akan tetapi kita mendapatkan bahwa
pasien.
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
Analisis Akar Masalah (RCA), Kejadian Nyaris Cedera (Near miss) dan
dilaksanakan.
7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
disiplin.
implementasinya.
pelayanan kesehatan dalam skala tim, departemen, rumah sakit atau pemerintah
semua klinisi. Dalam aspek pendidikan klinis dan medis, kata Tim Swanwick dan
Judy McKimm, pendidik memiliki kewajiban untuk menjamin bahwa klinisi pada
bergantung pada perubahan sistem, bukan hanya perubahan di dalam tim (Rahma,
2013).
cita dan semangat, serta penyatuan semua hal tersebut ke dalam suatu
pelayanan klinis kelas dunia dan strategi pencapaiannya merupakan contoh praktis
profesi di rumah sakit dan kompleksitas manajeman organisasi rumah sakit, maka
kepemimpinan. Situasi ini menjadi lebih sulit lagi oleh karena adanya otonomi
pada masing-masing profesi, hirarki komptensi, dan beban kerja yang tinggi. Oleh
klinis bagi para klinisi dan calon klinisi di rumah sakit (NHS, 2009).
klinisi yang merasa bahwa kepemimpinan klinis bukan jadi tanggung jawabnya
diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab medik yang tinggi, berani mengakui
kebijaksanaan yang jauh lebih besar dari sekedar pengalaman sebagai klinisi.
klinis yang memadai, seorang klinisi harus senantiasa mampu mengantisipasi dan
mampu menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang terjadi yang didasarkan
pada temuan keilmuan yang mutakhir. Seorang pemimpin klinis harus bersedia
individu dokter, klinisi, perawat, dan semua petugas pelayanan kesehatan yang
kesehatan saat ini menuntut sikap kepemimpinan klinis dan manajemen yang
lebih besar dari seluruh klinisi dari semua bidang keilmuan. Konsep ini di inggris
selajutnya menjadi salah satu isu sentral dalam pelaksanaan clinical govermance.
with a Memory yang disiapkan oleh kelompok ahli yang tergabung dalam Expert
group on learning from adverse events in the NHS. Didalam dokumen tersebut
pada pembelajaran dalam organisasi, mulai dari upaya untuk menjamin bahwa
setiap adverse event sekecil apapun harus diidentifikasi dan dilaporkan untuk
juga dikemukakan bahwa safety culture harus menjadi bagian utama dari suatu
tersebut adalah :
meningkatkan keselamatan.
keselamatan pasien.
pengalaman.
dan etis.
lain dalam tim dan jaringan untuk memberikan dan meningkatkan layanan.
layanan.
pemahaman.
3 Mengelola Pelayanan
keragaman kebutuhan.
4 Meningkatkan Pelayanan
pasien.
5 Pengaturan Arah
strategi dan aspirasi organisasi dan bertindak dengan cara yang konsisten
layanan.
umumnya berhubungan dengan klinisi yang secara langsung berperan serta dalam
proses pelayanan pasien. Istilah clinical leader biasanya juga digunkan untuk
seorang tenaga kesehatan yang selain masih ikut dalam proses manajerial
termasuk diantaranya manajemen SDM. Hal ini berbeda dengan klinisi yang
diangkat sebagai manajer dan terpaksa tidak lagi terlibat langsung dalam
penatalaksanaan pasien.
Dalam praktik kedokteran tempo dulu dikenal istilah otonomi klinis yaitu
berkembang menjadi clinical freedom atau kebebasan klinis dari seorang dokter
based medicine, maka konsep kebebasan klinik dianggap sudah usang dan harus
ditinggalkan karena pada dasarnya setiap upaya medik harus bisa dipertanggung
jawabkan secara ilmiah berdasarkan hasil-hasil penelitian yang terbaru dan valid.
Atas dasar baru paradigma ini maka penatalaksanaan medik yang hanya berbasis
berkembang sangat pesat. Teori-teori lama segera diganti dengan teori baru yang
lebih mapan dan didasarkan pada hasil penelitian yang lebih valid. Pengambilan
keputusan klinik yang hanya didasarkan oleh pengalaman akan segera terkubur
dan current best evidence yang menunjukan bahwa beberapa prasarat medik
dianggap benar tetapi saat itu disebut medical error antar lain: melakukan
mendewakan kemampuan klinis seorang menjadi suatu upaya medik yang harus
jawab profesional secara kolektif saat ini sudah menjadi bagian integral dari
klinis dengan keahlian manajerial, tetapi juga harus bisa menetapkan ukuran-
ukuran dan indikator-indikator yang secara langsung dapat dilihat dan digunakan
untuk menilai kinerja pelayanan kesehatan secara luas. Agar kepemimpinan klinis
mampu berjalan secara ampuh maka patut diwujudkan dalam bentuk perjanjian
yang tinggi daripada klinisi untuk melaksanakan setiap upaya medik secara
mereka sendiri.
Saat ini, dorongan bagi klinisi untuk jadi pemimpin dan manajer semakin
strategi untuk pencapaian tujuan dari program juga perlu ditentukan. Strategi-
strategi yang dipilih berdasarkan kondisi yang ada di organisasi dan tujuan yang
ingin dicapai serta memenuhi semua unsur yang terdapat dalam struktur dan
sistem. Kepemimpinan di tingkat rumah sakit seperti: (1) ada anggota direksi yang
bertanggung jawab atas keselamatan pasien; (2) di beberapa bagian ada yang
menjelaskan relevansi dan manfaat keselamatan pasien bagi setiap staf; (3)
tingkat tim ini harus terintegrasi dengan upaya yang dilakukan di tingkat
Rumah Sakit
2009 tentang Rumah Sakit dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi
dan rehabilitatif) yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang baik.
keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan; dan rumah sakit juga merupakan
pusat untuk latihan tenaga kesehatan serta untuk latihan biososial (Ilyas, 2012).
masyarakat.
kemampuan pelayanannya.
miskin.
buang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar
9. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
11. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan
12. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien.
18. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
laws).
20. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah
rokok.
pelayanan kesehatan.
yang salah untuk mencapai suatu tujuan. Kesalahan yang terjadi dalam proses
asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan
/KTD). Hal ini sangat merugikan dan membahayakan, pasien dapat mengalami
hal buruk dan pemberi tindakan juga dapat terkena pasal pelanggaran hukum
(Pontoh, 2013).
sarana kesehatan. Data pasti kekeliruan medik di Indonesia sulit diperoleh, karena
sebagian tidak dikenali, dianggap biasa, atau tidak dicatat. Pemahaman dan
keahlian yang kurang mengenal serta sikap takut pada atasan menyebabkan
insiden yang terjadi tidak dicatat dan dilaporkan. Berdasarkan beberapa studi
dalam laporan IOM diketahui bahwa, kesalahan medik dengan konsekuensi serius
paling sering terjadi di ICU (Intensive Care Unit), ruang operasi, dan unit gawat
Landasan Teori
lain dalam tim dan jaringan untuk memberikan dan meningkatkan layanan.
c. Mengelola pelayanan
d. Meningkatkan pelayanan
e. Pengaturan arah
strategi dan aspirasi organisasi dan bertindak dengan cara yang konsisten
dengan nilai-nilainya.
Kerangka Berpikir
Menunjukkan
kualitas pribadi
Bekerja dengan
Menetapkan arah
orang lain
Kepemimpinan
Klinis
Meningkatkan Mengelola
pelayanan pelayanan
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Ciri dari metode kualitatif
adalah data yang disajikan dalam bentuk deskripsi yang berupa teks naratif, kata-
kata, ungkapan, pendapat, gagasan yang dikumpulkan oleh peneliti dari beberapa
sumber sesuai dengan teknik atau cara pengumpulan data. Kemudian, data
yang bersifat deskriptif didapat melalui kata atau gambar serta bersifat induktif
(Creswell, 1994). Oleh karena itu, jenis penelitian kualitatif yang digunakan pada
yang dimulai sejak bulan November 2018. Proses penelitian dilakukan bulan
september 2019.
Subjek Penelitian
(bertujuan), yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mampu
26
Universitas Sumatera Utara
27
kegiatanpenelitian.
Definisi Konsep
studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang
Universitas Sumatera Utara. Rumah Sakit Universitas berdiri tahun 2011. Rumah
Sakit ini ditetapkan Kementrian Kesehatan Kelas C dan sejak 1 April 2016 telah
Rumah Sakit USU dibangun diatas lahan milik USU dengan sertifikat hak
pakai seluas 38.000 m2, berlokasi di Pusat Kota, jalan. Dr. T. Mansyur,
berlantai 5 dengan luas total 52.200 m2, menempati sekitar 35% dari tapak lahan.
kapasitas 400 tempat tidur, instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam,
Mulut, Ilmu Penyait Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Bedah, Obsetri dan
29
Universitas Sumatera Utara
30
Urologi, Radiologi, Patologi Klinis Gizi Klinis, Psikologi Klinis dan Kedokteran
Kehakiman.
1. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
Rumah Sakit USU menganut dua nilai dasar yang pertama, Kepulihan
Visi dan misi Rumah Sakit USU. Visi Rumah Sakit USU adalah sebagai
Tujuan Rumah Sakit USU. Adapun tujuan Rumah Sakit USU adalah:
kinerja berkesinambungan;
Karakteristik Informan
Informan penelitian ini terdapat 5 orang Dokter yang terdiri dari 3 Dokter
Spesialis Anak dan 2 Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Karakteristik dari masing-
masing informan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
pasien yang semakin baik. Karena itu pentingnya sikap kepemimpinan klinis
diketahui oleh seluruh klinisi yang masi terkait dengan pelayanan pasien dan juga
klinis mengembangkan kesadaran diri dengan mengerti prinsip dan asumsi diri
dan mampu belajar dari pengalaman. Terdapat tiga informan mengatakan bahwa
kemampuan mereka dan tahu posisinya sebagai apa dan perannya apa.
“yang penting kita tau posisi kita ada dimana artinya kita
mungkin kalo untuk merawat pasien sebagai DPJP kita tau,
mungkin kita yang memberi keputusan ya, kemudian kita
mungkin ada kendala-kendala dalam perawatan atau pelayanan
mungkin kita yang mesti cari solusi mungkin kayak minsalnya
obat gak tersedia kita cari solusinya, terus kalo memahami diri
sih ya kita tau aja posisi kita sebagai apa dan perannya gitu aja
sih.”(Informan 5)
sebagai apa dan mengatakan kepemimpinan sudah dimiliki setiap DPJP dan
tidak.
usaha individu. Tahapan kesadaran individu ditentukan oleh beberapa besar atau
diterapkan dengan baik seperti diatas namun belum optimal. Seperti menurut teori
kesadaran diri, sikap dan kompetensi yang harus ditunjukkan seorang dokter
yang harus ditunjukkan seorang dokter yaitu kesadaran diri dengan menyadari
nilai, prinsip dan mampu belajar dari pengalaman dengan kompetensi yang harus
ditunjukkan dengan: 1) mengakui nilai dan prinsip yang dimiliki diri sendiri dan
keterbatasan diri serta dampak dari prilaku dan tingkat stres diri kepada orang
mengatakan bahwa dalam mengelola diri sendiri sudah memiliki pengalaman baik
ke pasien ataupun ke rekan kerja mereka jadi belajar dari pengalaman. Berikut
diri mereka karena pasien sekarang sangat kritis terhadap suatu hal. Berikut
Menurut salah satu informan lagi mengatakan bahwa mengelola diri itu
kalau saya bilang semuanya baik, harus menarik ucapan tersebut. Berikut
diri sendiri dalam menunjukkan kualitas pribadi didapat bahwa dokter sebagai
seorang kepemimpinan klinis harus bisa mengelola diri mereka karena pasien
jaman sekarang sangat kritis terhadap satu hal dan harus belajar dari pengalaman
Mengelola diri adalah sebuah proses merubah baik itu dari segi intelektual,
emosional, spiritual dan fisik agar apa yang kita inginkan dapat tercapai (Wijono,
mengelola diri yang dimilikinya. Menurut Goleman (2000), mengelola diri adalah
manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
keterampilan sosial.
optimal seperti menurut teori MLCF. Seharusnya seorang dokter yang memiliki
kepemimpinan yang baik memiliki sikap seperti menurut teori The Medical
dokter sebagai kepemimpinan klinis yaitu mengelola dan mengatur diri dalam
berkomitmen dengan baik, 3) memiliki rencana dan sikap yang fleksibel serta
kesehatan diri.
pribadi biasanya mengikuti seminar-seminar atau pelatihan baik dari rumah sakit
itu sendiri atau dari luar rumah sakit. Berikut ini ungkapan informan penelitian:
seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan baik dari rumah sakit atau dari luar
rumah sakit.
profesional dari pengalaman dan hasil umpan balik dengan kompetensinya yang
yang baik dan buruk dan bisa memisahkan mana yang baik dan mana yang buruk
serta mampu menerapkan yang baik dan menularkannya kepada orang lain.
karena itu integritas seorang pemimpin akan sangat didambakan oleh para
bawahannya.
menghargai nilai sosial, budaya, agama, suku, umur, jenis kelamin, dan
tindakan yang sesuai dengan etika dan nilai-nilai yang sudah disepakati.
bekerjasama dengan orang lain, baik dalam tim ataupun jejaringan untuk
memungkinkan dokter berperan sebagai pemain yang baik dalam tim. Semakin
kita sadar dalam dunia yang makin berkembang ini, dokter semakin harus terlibat
dalam tim untuk bekerja, terutama di rumah sakit. Sesuai dengan spesialisnya,
kepemimpinan klinis dalam hal bekerja dengan orang lain. Informan diberikan
teman sejawat, berkomunikasi dengan baik dengan pasien atau staf klinisi lainnya
yang baik dengan pasien, staf klinis dan dapat menerima masukan menjadi hal
perawatan, pasien sebagai center dan dokter beserta tenaga kesehatan lainnya
sebagai sumber pemberi asuhan yang merupakan satu tim tidak terpisahkan.
kendala kerjasama, 2) menciptakan peluang untuk diri dan tim dalam mencapai
untuk membangun dan memelihara hubungan dalam bekerja dengan orang lain
membangun dan memelihara hubungan dalam bekerja dengan orang lain dokter
komunikasi yang baik dengan perawat, staf medis dan pasien bisa membangun
hubungan antar manusia menjadi perekat untuk menyatukan anggota tim. Dalam
selanjutnya dapat meletakkan landasan bagi suatu hubungan yang baik. Hubungan
atau kelompok dalam tim dan berperan sebagai role model yang baik; 4) menjaga
“saya rasa setiap ada persoalan atau ada apa yang minsalnya
mau bikin kegiatan atau ada persoalan yang dihadapi kita harus
terjun langsung gitu dan mungkin memberikan ide-ide kita atau
memang langsung terjun ya kalau memang tidak bisa langsung
terjun karena kesibukannya ya memberikan ide-ide kita gitu
untuk menyelesaikan masalah.”(Informan 4)
dalam bekerja sama dengan orang lain harus ada wujud nyata. Berikut ini
mendorong kontribusi dalam bekerja dengan orang lain dokter sebagai seorang
kontribusi itu namun ada yang mau dan ada yang tidak mau, dan informan lainnya
baik untuk menciptakan sebuah lingkungan dimana orang lain pun bisa terlibat
didalamnya. Untuk mencapai hal ini, dokter sebagai pemimpin dituntut untuk
Bekerja dalam tim. Bekerja dalam tim salah satu kemampuan yang ada
dalam diri dokter sebagai seorang kepemimpinan klinis. Terdapat tiga informan
mengatakan bahwa bekerja dalam tim dengan bekerja bersama orang lain
sikapnya harus bijaksana dan menempatkan dirinya sebagai pemimpin. Berikut ini
dalam tim dalam bekerja dengan orang lain dokter sebagai seorang kepemimpinan
yang baik merupakan salah satu upaya untuk mensukseskan apa yang ingin
dicapai.
(MLCF) bekerja dalam tim, Dokter yang memiliki kepemimpinan yang baik
tujuan dalam tim; 2) menggunakan pendekatan secara tim, berperan aktif dan
menghargai dalam tim; 3) mengenali tujuan umum dari tim dan menghormati
Dokter clinical leadership yang baik harus memiliki visi dan sistem serta
keberhasilan dari organisasi atau tempat kerja. Rumah sakit bukanlah pelayanan
yang bersifat statis. Pelayanan rumah sakit dewasa ini sangan dinamis, cepat
berubah, dan konsisten pada perbaikan. Dokter yang bekerja di rumah sakit adalah
dokter.
penelitian:
“perlu dilengkapi adalah yang tidak ada dan yang sudah ada itu
diperbaiki lebih baik lagi mendukung perencanaan agar suatu
organisasi itu berhasil, pemimpin klinis itu ketika masuk ke dalam
satu sistem pelayanan jadi dia harus mendata dulu apa yang
sudah ada, Apa yang tidak ada, jadi yang ada.”(Informan 4)
“ya mendukung aja apa yang bisa di dukung, kita bantu saling
bekerja sama aja supaya perencanaannya tercapai.”(Informan
5)
klinis sudah mendukung program yang ada untuk pencapaian tujuan bersama.
tujuan pelayanan yang baik. Untuk itu dokter diminta untuk bisa menunjukkan
baik; 2) mengumpulkan umpan balik dari pasien dan rekan kerja; 3) berkontribusi
sumber daya sudah baik memanfaatkan sumber daya manusia yang tersedia dan
“sudah baik.”(Informan 2)
“dengan SDM yang ada seorang pemimpin klinis dia akan
mengembangkan, kalau ingin mengembangkan lebih bagus lagi
dia akan memfasilitai SDM tersebut dengan memberikan
kesempatan untuk belajar, kemudian mengembangkan ilmunya,
disekolahkan trus memberikan kesempatan kepada SDM
tersebut minsalnya apakah ada ide untuk pengembangan
pelayanan, menerima pendapat yang diberikan oleh SDM
tersebut.”(Informan 3)
kedudukan dalam manajemen hanya mengikuti aturan rumah sakit. Berikut ini
kepemimpinan klinis sudah memanfaatkan SDM yang tersedia dirumah sakit dan
ikut meningkatkan kualitas SDM juga, dan ada juga yang masih beranggapan
bahwa dokter hanya melayani pasien tidak ikut dalam memanajemen di rumah
sakit.
(MLCF) mengelola sumber daya, dokter yang memiliki kepemimpinan yang baik
diperlukan dalam memberikan pelayanan yang efektif. Untuk itu dokter diminta
dalam mengelola orang untuk mencapai tujuan bersama dokter sebagai seorang
pemimpin klinis tadi membimbing para anggotanya, karena di sini juga rumah
pemimpin klinis harus memberikan motivasi, bimbingan kepada anggota nya yang
staf. Untuk itu dokter diminta untuk bisa menunjukkan kompetensi antara lain: 1)
memberikan bimbingan dan arahan kepada staf; 2) melihat kinerja staf dan
sebenarnya sudah baik tapi tetap harus menganalisis dan mengevaluasi lagi dan
biasanya sebulan sekali atau per berapa waktu yang ditetapkan untuk
mengevaluasinya.
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi
penggunaaan sumber daya manusia dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas
barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa di serahkan kepada pelanggan dan
pelayanan bersama dengan tim. Untuk itu dokter diminta untuk bisa menunjukkan
pelayanan.
bermutu dan berkelanjutan serta bisa mentransformasikan ide yang telah dibuat.
sesuai indikator-indikator mutu seperti resiko jatuh atau resiko penularan infeksi,
itu kita sering kolaborasi dengan perawat dan dengan manajemen untuk
“ya baik dan harus lebih baik karena disini sudah terakreditasi
ada indikator-indikator mutu seperti resiko jatuh atau resiko
penularan infeksi, itu kita sering kolaborasi dengan perawat
dan dengan manajemen untuk menyelesaikan masalah itu.
Itulah salah satu caranya untuk membuat pasien itu nyaman dan
aman, dan kita ada case manajer nah case manajer ini biasanya
mengingatkan dokter apabila si dokter ini lupa dalam hal
menangani pasien.”(Informan 1 dan 2)
pasien sesuai dengan sasaran keselamatan pasien (SKP). Berikut ini ungkapan
informan penelitian:
rumah sakit karena tidak sesuai atau tidak sejalan, tapi tetap
sesuai SOP.”(Informan 4)
“pasti dia ngeliat semua ya, kalo di akreditas kan ada sasaran
keselamatan pasien ya, jadi menilai dari situ semua, tepat
identifikasi kemudian biasanya semua pasien yang masuk kan
sudah lakukan itu semua identifikasi harus bener, pasiennya
harus disesuaikan dengan rekam mediknya, umurnya karena
mungkin bisa salah atau tanggal lahirnya sama. Kemudian
sampai resiko jatuh pasien di lihat, kemudian untuk pasien-
pasien yang operasi harus tepat indikasi, tepat sasaran, obat-
obatan, kita sih aku rasa kalo untuk keselamatan pasien sesuai
skp ya ada 7 poin ya kalau tidak salah.”(Informan 5)
dimana rumah sakit yang mencakup identifikasi, analisis insiden dan pelaporan,
risiko pasien, dimana rumah sakit akan melakukan pelayanan ke pada pasien lebih
menyeimbangkan antara aspek ekonomi dan juga aspek kebutuhan pasien atau
cost effective analisys. Untuk itu dokter diminta untuk bisa menunjukkan
memantau dampak dan hasil dari pengelolaan resiko. Sebagai dokter dengan
kemampuan leadership yang baik tentunya bisa memahami bahwa ada potensi
mengatakan bahwa biasanya langsung diselesaikan saat itu juga lebih harus terjun
dan mengevaluasi masalah mulai dari awal untuk mengetahui kronologinya dan
individu dan tim. Kompetensi yang ditunjukkan seorang dokter antara lain
bertindak berdasarkan umpan balik dari pasien, menilai dan menganalisa proses
mengatakan bahwa dengan bertindak langsung atau menjadi role model dan
dokter diminta bisa menunjukkan kompetensi antara lain bersikap kritis terhadap
kondisi yang ada, berperan sebagai role model dalam inovasi pelayanan,
berdiskusi dengan tim kerja dan tim multi disiplin, dan mengembangkan solusi
kreatif.
mengatakan bahwa memotivasi orang lain atau anggota tim untuk perubahan.
“memotivasi orang lain dan anggota tim tadi untuk agar terjadi
perubahan.”(Informan 2 dan 3)
dukungan dari seorang pimpinan itu perlu memberi semangat kepada yang lain.
diterapkan dengan optimal sesuai dengan teori, karena untuk menjadi seorang
pemimpin klinis yang efektif harus memiliki sikap seperti menurut The Medical
Untuk itu dokter diminta bisa menunjukkan kompetensi antara lain : sebagai role
tim kerja untuk fokus pada perubahan yang lebih baik lagi.
dengan cara berkontribusi terhadap strategi dan aspirasi secara konsisten. Sebagai
kepemimpinan klinis, dokter harus ikut dalam menetapkan arah, tujuan dan cita-
cita yang akan dilaksanakan untuk pemberian layanan yang baik. Upaya yang
dilakukan dalam menetapkan arah dalam membuat suatu yang lebih baru dengan
cara baru dan meninggalkan cara-cara yang lama sehingga terjadi suatu
yang mengatakan bahwa melihat dari berbagai faktor ada perubahan yang
memberi efek baik dan ada yang dapat menghambat kerja dokter atau timnya.
“ya kita pasti dukung perubahan yang untuk lebih bagus, untuk
lebih maju pasti kita dukung kita terlibat di dalam situ, kita
kerjakan sebagaimana porsi kita, kalo aku gitu sih terus tetap
mengajak bawahan kita, kayak aku pernah jadi kepala instalasi
rawat jalan gimana kita mengelola rawat jalan, kemudian
supaya perubahan sistem jadi lebih baik, jadi balik lagi ke
pasien-pasien juga merasa lebih ok pelayanannya dan kita pun
merasa mungkin lebih cocok dengan sistemnya, jadi kita
diskusikanlah dengan pimpinan kita kalo masalah itu.”
(Informan 5)
“ya harus step by step, gak bole langsung menuju ke arah satu
tempat tapi harus tau apa yang direncanakan.”(Informan 2)
penelitian:
berbagai sudut pandang untuk melihat perubahan tersebut karena ada perubahan
yang memberi dampak yang baik dan ada yang menghambat kinerja para klinisis
dilihat sudah diterapkan namun belum optimal sesuai dengan teori. Seperti
pada lingkungan organisasi dan profesi, memiliki kerangka kerja yang akuntabel,
untuk masa depan dengan memindai ide-ide, praktik terbaik dan tren baru yang
semua aspirasi.
“kalau saya lihat suda dengan EBM ya, karena setiap masalah
setiap bulan saat ini dilakukan selalu pertemuan antara staf
untuk membicarakan masalah yang dihadapi apa yang harus
dilakukan, solusi apa yang bisa diambil.”(Informan 3)
menerapkan pengetahuan dan bukti dalam hal menentukan arah dokter sebagai
sudah diterapkan dengan baik namun belum sesuai teori. Seperti menurut The
dan bukti, dokter yang memiliki kepemimpinan yang baik menunjukkan sikap
Untuk itu dokter diminta untuk bisa menunjukkan kompetensi antara lain: 1)
menggunakan informasi dan bukti dari orang yang berpengaruh untuk perbaikan
layanan.
dari semua bagian dan menyesuaikan dengan misi rumah sakit untuk kepentingan
dokter membuat keputusan berdasarkan hasil rapat dan dibuat untuk kepentingan
semua aspek yang ada di rumah sakit dan misi rumah sakit adalah panduan dalam
pengambilan keputusan. Untuk itu misi rumah sakit penting dipahami oleh dokter
keputusan ialah memilih dua alternatif atau lebih untuk melakukan suatu tindakan
dengan baik sesuai dengan teori. Seperti menurut The Medical Leadership
menggunakan nilai-nilai dan bukti untuk membuat keputusan yang baik. Untuk itu
dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai dan prioritas organisasi dan profesi,
mengatakan bahwa pasti mengevaluasi lagi apabila terjadi suatu masalah dari
“ya seperti yang saya katakan tadi dia juga pasti memikirkan
permasalahan yang mungkin akan dia temui nanti sesudah dia
mengambil keputusan itu, jadi dia memikirkan orang lain,
memikirkan aspek lainnya, mempertimbangkan permasalahan
yang akan muncul dan menyiapkan penyelesaian terhadap
masalah itu.”(Informan 4)
setelah membuat keputusan bila terjadi suatu masalah dari keputusan yang telah
dibuat, pasti ada rencana lain untuk penyelesaian terhadap masalahnya. Dokter
perlu terlibat dalam evaluasi terhadap dampak yang timbul oleh perubahan dari
keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Berbagai pilihan yang mungkin diambil
sebagai alternatif dapat diidentifikasi bersama oleh dokter dan staf unit kerja lain.
informal.
Keterbatasan Penelitian
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara Tahun 2019 adalah kesulitan menemui
Kesimpulan
Utara dalam menunjukkan kualitas pribadi dari keempat poin dua poin
medorong kontribusi dan bekerja dalam tim. Dari keempat poin tersebut
optimal.
kedua poin lainnya dalam mengelola orang sudah baik karena RS USU
baik.
66
Universitas Sumatera Utara
67
optimal dan untuk ketiga poin lainnya menerapkan pengetahuan dan bukti,
baik.
Saran
Darzi, L. (2008). High quality care for all: nhs next stage review final report.
Departement of health. Jurnal Kingsfund. Diakses dari
https://www.kingsfund.org.uk/publications/briefing-high-quality-care-all-
nhs-next-stage-review-final-report
Denzin, N. K., Linco, S., & Yvonna. (2009). Handbook of qualitative reseacrh
(Terj. Dariyanto dkk). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
68
Universitas Sumatera Utara
69
Wilkie, V. (2012). Leadership and management for all doctors. British Journal Of
Practice, 62(598), 230-231. Diakses dari :10.3399/bjgp12X636290.
PEDOMAN WAWANCARA
1. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Unit :
3. Mengelola Pelayanan
4. Meningkatkan Pelayanan
5. Pengaturan Arah
RUMAH SAKIT
20154
Telepon/Fax : 061-8218928
Yth. Dekan
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Sumatera Utara
di Medan
atas nama
NIM 131000342
SURAT KETERANGAN
Nomor :Ib69 /UN5.4.1.1.1/KPM/2019
r
Uta
ma,