Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH: PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF


Dosen Pengampu: Ila Rosmilawati, S,Pd., M,Si., Ph.D

Bentuk UTS Esai Naratif

(Tentang esai naratif ---) esai narasi dapat didefinisikan sebagai kisah
pengalaman individu. Sebuah narasi memungkinkan pembaca untuk
memahami sudut pandang, sikap, perspektif, dan konstruksi realitas
narrator)

Ketentuan A4, times new roman, font 12, 1 spasi, 2-4 lembar
Tema Refleksi diri mahasiswa terhadap situasi Covid-19 dan pembelajaran
jarak jauh – ditinjau dari perspektif transformatif

Student’s reflection on online learning and Covid-19 situation


Pertanyaan Situasi Pandemi Covid-19 ---) PJJ ---) Pembelajaran Mandiri ---)
Penuntun Esai Pengalaman Belajar
1. Bagaimana saya merespon situasi pandemi covid-19 dan
hubungannya dengan krisis belajar?
(disorientasi/dilemma/activating event)
2. Bagaimana situasi belajar pada masa pandemi Covid-19 dapat
mengubah saya/mahasiswa? – (proses refleksi diri – critical
discourse )
3. Apa bentuk perubahan yang saya alami? (cara pandang/perspektif
baru, tindakan baru, pola pikir baru)
4. Bagaimana saya menjelaskan perubahan tersebut?
(proses/tahapan yang dialami menuju transformasi/perubahan)
5. Apa pendekatan transformative learning yang dapat menjelaskan
perubahan yang saya alami, dan mengapa? (cognitive rational,
individuation/depth psychology, developmental, social
transformation)

Leading questions Covid-19 situation ----) online learning ---) self-directed learning
1. How should I respond in a learning crisis?
2. How these learning situation transform the university students?
3. What a form that transform?
4. How do you describe your transformation?
5. What best TL approach can describe your transformation and why?

1. Uts_Pembelajaran Transformatif_Reski_1001210135_3A
Nama : RESKI
Nim :1001210135
Prodi : Kampus Merdeka/ Pertukaran Mahasiswa (Pendidikan Ekonomi UNM)
Dosen Pengampu : Ibu Ila Rosmilawati, S.Pd., M,Si., Ph.D

Esai
Pembelajaran Transformatif

REFLEKSI DIRI TERHADAP SITUASI COVID-19 DAN PEMBELAJARAN


JARAK JAUH DITINJAU DARI PERSPEKTIF TRANSFORMATIF.
(Student’s reflection on online learning and Covid-19 situation)
Author:
RESKI_1001210135_3A
reskyamir2302@gmail.com

Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup, tujuan


pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Jika selama ini manusia-manusia dipaksa hidup
dalam situasi serba cepat, pekerjaan tanpa henti, dan kejaran target pertumbuhan ekonomi
dalam sistem kompetisi. Namun, persebaran virus Corona (Covid-19) yang menjadi krisis
besar manusia modern, memaksa kita untuk sejenak bernafas, berhenti dari pusaran sistem,
serta melihat kembali kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti yang
sebenarnya. Manusia dipaksa „berhenti‟ dari rutinitasnya, untuk memaknai apa yang
sebenarnya dicari dari kehidupan. Merebaknya kasus pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) sejak Desember 2019 sampai saat ini mengharuskaan semua proses kegiatan
belajar mengajar bagi peserta didik untuk sementara waktu dilakukan di rumah. Keadaan ini
tak urung membuat sistem pendidikan di Indonesia tidak sebaik seperti masa sebelum
pandemi covid-19 melanda. Berbagai kebijakan telah diupayakan oleh pemerintah Indonesia
untuk mempertahankan pendidikan yang berkualitas di Indonesia. Untuk mengisi kegiatan
belajar mengajar yang harus diselesaikan pada tahun pelajaran ini, pemerintah mengambil
kebijakan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh dengan media daring
(dalam jaringan), baik menggunakan ponsel, PC, atau laptop.

Media daring dirasa sangat efektif sebagai langkah solutif untuk mencegah
penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan. Guru tinggal memberikan soal yang
nantinya dikirim melalui ponsel/laptop peserta didik atau orang tua. Kemudian peserta didik

2. Uts_Pembelajaran Transformatif_Reski_1001210135_3A
tinggal megerjakan tugas dari guru. Hasil pekerjaan atau tugas tersebut dikirim kembali
kepada guru melalui WA, aplikasi, atau dikumpulkan pada saat masuk sekolah. Implementasi
pembelajaran daring yang sudah berjalan beberapa pekan ini secara umum berjalan lancar.
Kendati demikian, seiring perjalanan waktu sudah mencul banyak permasalahan. Di
antaranya tugas guru yang terlalu banyak sampai keluhan soal kuota dan jaringan internet.
Tentu saja alangkah tidak bijak kalau serta merta menyalahkan para guru. Dalam situasi
darurat, guru waktu itu harus bertindak cepat agar pembelajaran bisa berjalan efektif. Ponsel
yang semula hanya sebagai media komunikasi, sekarang bermulti fungsi. Termasuk dalam
memberikan materi dan tugas dalam durasi yang sangat pendek. Di tengah pandemi Covid-19
ini, sistem pendidikan kita harus siap melakukan lompatan untuk melakukan transformasi
pembelajaran daring bagi semua siswa dan oleh semua guru. Kita memasuki era baru untuk
membangun kreatifitas, mengasah skill siswa, dan peningkatan kualitas diri dengan
perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi.

Karena dengan adanya kebiakan pemerintah dalam mengatasi penyebaran Covid-19


sehingga dikeluarkan kebijakan bahwa proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan akan
dilakukan secara daring (pembelajaran jarak jauh). Awalnya saya merespon pembelajaran
jarak jauh ini dengan baik dan penuh semangat akan tetapi, seiring berjalannya waktu pada
proses pembelajaran daring menyebabkan kejenuhan dan terjadi banyak sekali permasalahan
dan tantangan (Saya mengalami disorientasi atau dilemma) karena saya terfikirkan untuk bisa
kembali merasakan proses belajar tatap muka karena jujur saya belum merasakan yang
namanya pertemuan tatap muka selama menjadi seorang mahasiwa karena diketahui
angkatan 2020 merupakan angkatan yang kalipertamanya merasakan perkuliahan daring
termasuk saya yang merasakannya. Disorientasi disini saya rasakan sebagai pengalaman atau
kenyataan atau harapan tidak sesuai ekspektasi saya,dan juga sangat mempengaruhi emosi
saya sehingga dapat mengubah refleksi diri saya secara kritis.dan saya selalu berfikir bahwa
apakah kegiatan yang saya lakukan ini dapat bermanfaat di waktu mendatang.

Situasi belajar dimasa pandemi covid-19 bisa dikatakan berubah dan tidak sama
dengan situasi sebelum terjadinya wabah penyakit tersebut. Perubahan tersebut juga terjadi
pada diri saya dimana kita yang terbiasa tidak kritis, lebih suka menerima daripada mengejar,
rasa malas, terbiasa tatap muka, pikiran kita yang nggak mau berubah, itu akan menambah
daftar panjang masalah pembelajaran ini. Apalagi kebiasaan-kebiasaan ini terasa pada jenjang
sarjana yang semestinya kita yang belajar sendiri untuk membuat diri kita sebagai pendidik.
Ini cukup menampar keras bagi kaum-kaum rebahan yang selama ini hanya berani untuk

3. Uts_Pembelajaran Transformatif_Reski_1001210135_3A
menuntut, tapi takut dituntut. Benarkah begitu? Padahal, masa-masa pandemi ini menjadi
masa uji coba untuk kesempatan meningkatkan kemampuan diri, menantang diri sendiri
menjadi yang lebih baik lagi. Mungkin pengalihan rasa jenuh ini bisa dialirkan ke hal yang
positif, dengan catatan tergantung pada diri sendiri. Kita diberikan momentum untuk mencari
hal yang baru, mau dimanfaatkan atau tidak. Pembelajran jarak jauh harus kita laksanakan
karena sebuah keharusan dengan adanya kebijakan pemerintah. Dimana disini terjadi
perubahan situasi pada diri saya yaitu mengalami proses refleksi diri sekaligus memperoleh
pemahaman dan pengetahuan yang lebih komprehensif terhadap perspektif lain dan
pandangan dasar, dan saya mampu melakukan komunikasi intensif dengan orang lain. Dan
juga terjadi perubahan pola pikir saya yang selalu berfikir awalnya semua kegiatan belajar
harus saya capai maksimal menjadi selalu bertanya dan berasumsi bahwa apakah dengan
kegiatan yang saya laksanakan akan mampu bermanfaat bagi saya dan orang lain di waktu
yang akan dating? Karena bertanya pada diri sendiri merupakan proses awal terjadinya
refleksi diri. Bagi saya refleksi diri sangat penting karena bisa menjalin diskusi atau
hubungan komunikatif reflektif antara mahasiswa dengan mahasiwa maupun mahasiswa
dengan tenaga pendidik atau Dosen.

Transformasi pada dasarnya adalah sebuah proses atau peristiwa perubahan diri,
sehingga yang paling menentukan adalah diri sendiri, bukan orang lain. Karena itu,
perubahan diri merupakan inti dari proses transformative learning. Artinya, transformasi
mensyaratkan upaya, kesadaran, dan kesengajaan dari seseorang yang bersangkutan. Upaya
tersebut diistilahkan dengan refleksi atau renungan, yaitu sebuah proses dan kemampuan
memonitor, mengevaluasi, dan mengarahkan diri. Makin kuat kemampuan tersebut, makin
professional seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Sebaliknya, makin lemah
kemampuan tersebut pada diri seseorang, makin kurang professional seseorang dalam
melaksanakan tugas apa saja. Perubahan yang saya alami adalah pembelajaran yang
berorientasi pada terbentuknya transformasi perspektif individu sehingga menjadi lebih
dewasa, bijaksana, serta kritis dalam berpikir dan bertindak, baik prosesnya bertumpu pada
dimensi kognitif-rasional, afektifemosional, maupun komunikatif-sosial. Perubahan saya
berupa pada aspek cara pandang baru,pola fikir, dan tindakan baru. proses yang paling
signifikan dalam pembelajaran transformatif terjadi pada domain komunikatif, yakni bermula
dari identifikasi masalah, nilai-nilai, atau perspektif awal, pengujian asumsi, dialog dengan
diskursus kritis, hingga pada pengambilan kesimpulan. Pada intinya saya mendapat

4. Uts_Pembelajaran Transformatif_Reski_1001210135_3A
perubahan berupa perkembangan pola pikir dewasa yanga mana saya melihat keadaan
menjadi kompleks dan analitikal. (kontradiktif= perubahan kearah yang lebih baik).

Dinamika pembelajaran sebagai bagian dari segmen pendidikan selama masa pandemi
Covid-19 yang berlangsung di Indonesia dengan mengacuh pada fenomena yang dirangkum
melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumen terkait pelaksanaan pembelajaran
berbasis daring pada jenjang pra sekolah hingga pendidikan tinggi. Penyelenggaraan sistem
pendidikan mengalami transformasi dalam berbagai lini kegiatan, termasuk kegiatan
pembelajaran yang seluruhnya terpaksa berlangsung secara online. Kajian ini menegaskan
bahwa setiap unsur yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran mengalami ketidaksiapan
terhadap perubahan spontan di masa pandemi Covid-19. Pelaksaan sistem pembelajaran pada
satuan pendidikan mengalami perubahan bentuk operasional yang digeneralisasi melalui
kebijakan pembelajaran dan mengikut pada kebijakan sosial, yaitu instruksi social distancing
hingga berujung pada himbauan lockdown. Respon masyarakat terhadap kebijakan tersebut
sangat variatif, pada awalnya terbatas pada kondisi sensitisasi, menurut Hebb kondisi ini
dapat membuat setiap individu akan lebih responsif terhadap aspek tertentu pada lingkungan.
Aspek tersebut adalah perubahan yang dilahirkan oleh pembatasan sosial tersebut.

Pembelajaran “daring” sebagai pilihan tunggal dalam kondisi pencegahan penyebaran


covid 19 memberi warna khusus pada masa perjuangan melawan virus ini. Bahkan bentuk
pembelajaran ini juga dapat dimaknai pembatasan akses pendidikan. Kondisi pembelajaran
pada masa pandemic saya manfaatkan dengan perubahan ke pola berpikir, pola belajar, pola
inteksi ilmiah yang lebih bermakna sehingga kekakuan dalam menyikapi masa Covid 19
dapat dimaksimalkan dengan produktivitas yang mencirikan kebermaknaan. Perasaan pobia
diminimalisir dengan optimis bahwa seluruh aktivitas tetap berlangsung dengan protokol
kesehatan tatanan baru (new normal), khususnya dalam segmen penyelenggaraan pendidikan,
baik pada pendidikan pra sekolah hingga pendidikan tinggi. Setiap individu harus tanggap
terhadap keterbatasan di masa pandemi untuk tetap produktif dalam bidangnya dan
memaknai kondisi pandemi ini sebagai bagian dari perubahan yang tetap harus
mengedepankan sikap dan prilaku representatif pada tatanan baru untuk menciptakan ruang
belajar bervariasi. Pada akhirnya, kajian ini menegaskan bahwa setiap perubahan dalam
sistem pembelajaran dapat mendesain kondisi baru dan memiliki distingsi dengan kondisi
sebelum dan yang akan datang maka setiap unsur terkait harus dapat menyesuaiakan dengan
perubahan tersebut untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran secara komprehensif. Jadi
dengan adanya kebijakan pemerintah dalam mengatasi pencegahan covid-19 maka

5. Uts_Pembelajaran Transformatif_Reski_1001210135_3A
dilakukanlah Kegiatan belajar Daring, pada awalnya saya merasa nyaman, akan tetapi
ditengah kegiatan saya merasa jenuh dan tidak semangat, akhirnya saya berfikir untuk
bagaimana saya bisa mengubah perspektif saya untuk bisa bersifat kontradiktif dimana pada
diri saya terjadi perubahan yang kearah yang lebih baik.

Pendekatan Transformative Learning yang dapat menjelaskan perubahan yang saya


alami adalah Pendekatan ognitive Rational Approach (Pencetus Teori Jack Mezirow). Karena
Teori ini menyatakan Pembelajaran merupakan kegiatan yang diorientsikan pada proses
pemberdayaan peserta didik". dalam pendekatan ini mezirow lebih menekankan pada aspek
kognitifnya saja, untuk mengedepankan peran penting berfikir rasional, refleksi kritis ,
mengembangkan proses berfikir dan diskursus reflektif, sehingga dengan cara ini peserta
didik memiliki perspektif baru atau pemahaman secara lebih mendalam dari perspektif yg
telah dimilikinya. Demikian konsepnya, pemahaman secara mudahya adalah peserta didik
secara ilmu pengetahuan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu atau yang tadinya masih
berfikir dasar menjadi lebih dalam agi apa yang ingin dia ketahui. Perubahan pada sisi
perspektif dengan pendekatan rasional kognitif inilah yang menjadi penekanan dalam
pembelajaran transformatif Mezirow. Melalui kegiatan pembelajaran yang lebih
mengedepankan peran penting pemikiran rasional, refleksi kritis dan diskursus reflektif,
peserta didik membangun makna (meaning-making process) yang dimiliki.

Inilah catatan refleksi saya selama pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi Covid-19

6. Uts_Pembelajaran Transformatif_Reski_1001210135_3A

Anda mungkin juga menyukai