Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MENENTUKAN FURNITURE

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Pengelolaan Kelas dan Lingkungan Belajar PAUD

Dosen Pengampu : Isya Siti Aisyatul Mahmudah Badruzaman, M.Pd.

Disusun oleh :
Euis Hamidah 1920.03.1.041

Marliana Dewi Sopiani 1920.03.1.048

Siti Sarah 1920.03.1.065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEMESTER 4 A

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT; yang mana berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan hasil observasi
lapangan dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Isya Siti Aisyatul Mahmudah Badruzaman, M.Pd. pada
mata kuliah Pengelolaan Kelas dan Lingkungan Belajar PAUD.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Isya Siti Aisyatul Mahmudah
Badruzaman, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Kelas dan Lingkungan
Belajar PAUD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf.

Bandung, Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
A. Latar belakang masalah.......................................................................................3
B. Rumusan masalah................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian Furniture............................................................................................5
B. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih Furniture.......................5
C. Karakteristik Furniture PAUD...........................................................................6
1. Material..............................................................................................................6
2. Bentuk................................................................................................................7
3. Warna................................................................................................................8
4. Finishing............................................................................................................9
5. Kontruksi.........................................................................................................10
D. Macam-macam furniture di PAUD..................................................................10
E. Standar Furniture PAUD..................................................................................12
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP......................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan anak usia dini dilakukan mulai sejak lahir sampai dengan umur 6
tahun. Kita ketahui, masa kanak-kanak merupakan masa yang paling tepat untuk
meletakkan dasar-dasar pengembangan baik kemampuan fisik, Bahasa, sosial-
emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. Dengan demikian orang
tua wajib mengarahkan anaknya kepada sesuatu hal yang lebih baik sehingga
fitrahnya sebagai anak melalui proses bimbingan dan latihan dapat diperoleh dengan
baik dan berkembang sesuai dengan perkembangannya (Saifullah dan Maulana,
2005: 5). Pendidikan anak usia dini (Early Children Education Program) merupakan
salah satu langkah tepat untuk pengembangan potensi anak-anak agar dapat menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab, mandiri, dan kreatif di masa depannya. 1
Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra
sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Tahun 1990).
Berkembangnya sistem pembelajaran meningkatkan kurikulum belajar dan bermain
di Taman Kanak-kanak baik negri maupun swasta. Hal tersebut bertujuan untuk
lebih mengenalkan dan mempersiapkan anak sebelum masuk pendidikan dasar.

Ruang kelas merupakan ruang utama yang perlu diperhatikan pada sebuah
sekolah baik pra sekolah hingga sekolah pendidikan tinggi. Unsur pendukung dari
sebuah ruang kelas salah satunya yaitu furniture. Manfaat dari furniture adalah
untuk melengkapi kegiatan yang ada disebuah ruang kelas dan untuk memberikan
kenyaman serta keamanan bagi penggunanya. Membahas furniture diruang kelas
taman kanak kanak berarti target pengguna yang perlu diperhatikan ialah anak-anak.
Untuk menjalankan manfaat dari furniture maka harus juga memperhatikan
keterkaitan antara furniture, aktifitas serta penggunanya. Ukuran standar ergonomi

1
Nurul Novita Sari, “Penataan Ruang dengan Pendekatan BCCT pada Pendidikan Anak Usia Dini”, dalam
Al Hikmah: Indonesian Journal Of Early Childhood Islamic Education, No.2, Vol. II, th.2018, 160.

3
furniture untuk anak anak jelas berbeda dengan ukuran ergonomi furniture untuk
orang dewasa. Pemilihan bahan material serta finishing pada furniture untuk anak
juga harus diperhatikan agar tetap aman digunakan oleh anak anak ditambah dengan
pemilihan warna yang digunakan untuk furniture yang ada di ruang kelas.2

Dengan mengetahui cara menentukan furniture yang baik untuk PAUD,


diharapkan dapat membuat guru dan lembaga pendidikan lebih peka dalam memilih
furniture untuk di kelas. Sehingga guru dan lembaga pendidikan dapat memberikan
pendidikan yang optimal kepada peserta didiknya.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji permasalah


tersebut dalam makalah yang berjudul “Menentukan Furnitur” ini.
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pokok permasalahan yang akan


menjadi fokus pembahasan kali ini adalah sebagai berikut :

1. Apa itu furniture?


2. Hal-hal apa saja yang harus dipertimbangkan dalam menentukan furniture untuk
Pendidikan Anak Usia Dini?
3. Bagaimana karakteristik furniture untuk Pendidikan Anak Usia Dini?
4. Apa saja furniture yang digunakan di Pendidikan Anak Usia Dini?
5. Bagaimana standar furniture bagi PAUD?

2
Alyssa Amadea Putri, “Pengaruh Pemilihan Furniture Pada Aktifitas Belajar Dan Bermain Di Ruang Kelas
Taman Kanak Kanak”, dalam e-Proceeding of Art & Design, No. 3 Vol. III, th. 2016, 1.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Furniture

Furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi,
meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak. Pada
zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok,
dan atap. Furnitur berasal dari bahasa perancis, fourniture yang artinya perabotan rumah
tangga. Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot
rumah atau ruangan. Meskipun mebel dan furnitur punya arti yang berbeda, tetapi yang
ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari dan seterusnya. Dalam kata lain, mebel atau
furnitur adalah semua benda yang ada di rumah dan digunakan oleh penghuninya untuk
duduk, berbaring, ataupun menyimpan benda kecil seperti pakaian atau cangkir.
(Haryanto, 2004). 3

Furniture merupakan salah satu fasilitas utama dalam mendukung proses belajar
mengajar anak dalam sekolah, salah satunya adalah meja dan kursi karena rasa nyaman
sangat berpengaruh bagi anak saat menerima pelajaran. Dengan bentuk-bentuk yang
menarik seperti bunga, buah, maupun binatang akan mempengaruhi daya imajinasi anak
dan anak lebih menarik apabila diberi warna-warna yang menarik .4 Manfaat dari
furniture adalah untuk melengkapi kegiatan yang ada disebuah ruang kelas dan untuk
memberikan kenyaman serta keamanan bagi penggunanya.
B. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih Furniture

Dalam pemilihan sebuah furniture untuk anak, Direktorat Pembinaan Pendidikan


Anak Usia Dini (2015:33-34) mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
seperti :

3
Tech Dev IT, “Pengertian Furniture” dalam http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-
00423-DI%20Bab2001.pdf, (diakses pada 23 Juni 2021, Pukul 11.11 WIB).
4
Valeria Grisca Tjahjono, dkk. “Evaluasi Desain Furniture PAUD di Siwalankerto, Surabaya”, dalam
JURNAL INTRA, No.2, Vol. V, th.2017, 532.

5
a. Meja dan kursi harus disesuaikan dengan ukuran serta berat yang sesuai untuk
anak agar mereka nyaman saat menggunakannya serta tidak terjadi resiko
kecelakaan karena kesulitan waktu menggunakan ataupun pada saat
membereskan meja dan kursi.
b. Ujung meja dan kursi anak tidak berbentuk lancip.
c. Loker tempat penyimpanan alat bermain dan buku-buku bacaan anak sesuai
dengan jangkauan mereka.
d. Apabila menggunakan bahan plastik pada kursi, pastikan sudah cukup kokoh
dan tidak licin.
e. Bila menggunakan bahan kayu, sebaiknya cat yang digunakan aman bagi anak,
tidak berbau, dan tidak mengandung racun.
f. Selain itu, permukaan yang berbahan kayu sebaiknya tidak kasar karena dapat
melukai anak.5
C. Karakteristik Furniture PAUD

Karakteristik dalam pemilihan furniture di lembaga PAUD terdiri dari :


1. Material

Pemilihan bahan yang tepat dalam sebuah furniture akan dapat mengurangi
cidera pada anak usia dini, karena pada masa-masa tersebut mereka senang
melakukan berbagai macam aktivitas maupun gerakan-gerakan yang lincah seperti
berlari, melompat, dan sebagainya. Berikut beberapa penjelasan mengenai material
menurut Jamaludin (2014:87- 92, 95-99), antara lain:

a. Kayu

Kayu merupakan material yang sudah banyak digunakan sebagai kontruksi


bangunan maupun furniture, selain karena mudah untuk didapatkan, proses
pengolahan bahan pun lebih mudah dibandingkan dengan logam atau plastik.

b. Kayu lapis (plywood)

5
Ibid, 532.

6
Material ini karena memilik bidang yang cukup luas yaitu 244x122cm sehingga
mempermudah dalam pembuatan furniture dengan bidang yang luas.

c. Logam

Logam yang biasa digunakan sebagai struktur dalam pembentukan furniture


adalah besi karena sifatnya yang kuat dan tahan terhadap cuaca.

d. Fiber plastik

Merupakan material yang ringan dan mudah dalam hal perawatan namun
terkadang konstruksinya yang kurang kuat sehingga membutuhkan bantuan dari
logam pada bagain strukturnya agar kuat saat menerima beban yang berat.

e. Particle board

Merupakan material yang terbuat dari bubuk kayu yang mengalami proses
pencetakkan, dilem dan di press menjadi sebuah bidang. Material ini cukup kuat dan
biasanya digunakan untuk furniture yang berbentuk dasar kotak
2. Bentuk

Bentuk furniture juga berpengaruh terhadap tingkat keamanan penggunanya,


terutama anak-anak usia dini yang pola perilakunya masih sangat aktif. Menurut
Nurzuraicha (2009 :16-17), menjelaskan bahwa ada bentuk terdiri dari beberapa
wujud dasarnya berupa :

a. Lingkaran

Merupakan suatu sosok yang terpusat dan pada umumnya bersifat stabil dan
dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya.

b. Segitiga

7
Segitiga menunjukan stabilitas. Jika terletak pada salah satu sisinya, segitiga
merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkan pada salah satu sudutnya maka
dapat juga tampak tidak stabil dan cenderung jatuh pada salah satu sisinya.

c. Bujur Sangkar

Menunjukan sesuatu yang murni dan rasional, lugas, dan kokoh. Merupakan
bentuk yang statis netral, dan tidak mempunyai arah tertentu.

Selain itu, dengan menggunakan bentuk-bentuk yang menarik dari


pengembangan elemen-elemen yang ada di alam sekitar seperti tumbuhan, binatang
akan sangat membantu serta merangsang tumbuh kembang serta segala kreatifitas
yang dimiliki oleh anak (Purnomo 2010:108).6
3. Warna

Dalam pemilihan warna yang berkaitan dengan anak sangatlah penting untuk
diperhatikan, karena warna sangat berpengaruh terhadap emosi mereka. Untuk
ruang belajar disarankan menggunakan warna yang cerah agar dapat
mengoptimalkan kreativitas mereka, seperti yang dikatakan oleh Melani & Sari
(2015:457) bahwa warna yang cerah dapat menjadikan suasana ruang menjadi lebih
meriah sehingga merangsang anak untuk aktif, gembira, serta kreatif.

Suasana suatu ruang ditentukan oleh warna. Menurut John Ombased Simonds,
warna membantu segi visualisasi dan kesan psikologi untuk penampilan karateristik
suatu ruang. Warna juga merupakan kekuatan yang memiliki keindahan dengan
memberi pengalaman keindahan. Sifat umum warna antara lain sebagai berikut :

a. Merah, warna yang merupakan power, energy, kehangatan, cinta, nafsu, agresi,
bahaya. Warna merah kadang-kadang dapat berubah arti jika dikombinasikan
dengan warna lain seperti, merah dikombinasikan dengan hijau maka akan
menjadi symbol natal.

6
Ibid 533.

8
b. Biru, merupakan warna kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan,
keteraturan. Warna ini banyak digunakan sebagai warna pada logo bank di
Amerika Serikat untuk memberikan kesan kepercayaan.
c. Hijau adalah warna alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan. Warna hijau
tidak terlalu sukses untuk ukuran global. Hijau juga mengungkapakan
kesegaran, harapan, kelahiran kembali.
d. Kuning merupakan warna optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran, pengecut
(untuk budaya barat) dan memaknakan kemulian cinta serta pengertian
mendalam dalam hubungan antar umat manusia.
e. Oranye adalah warna yang member arti energy, keseimbangan, kehangatan.
f. Cokelat merupakan warna tanah atau bumi, realibility, comfort, daya tahan.

Warna juga merupakan elemen penting dalam penataan ruang dalam kelas untuk
anak-anak. Seperti yang di katakan John Ombased Simonds, warna membantu segi
visualisasi dan kesan psikolog untuk penampilan karakteristik suatu ruang.Warna
yang bersifat menarik perhatian, memberi kesan menggairahkan, merangsang otak,
agresif, berani dan perkasa(Laksmiwati, 1989).

Warna cerah merupakan kelompok warna yang dapat mendorong semangat,


keingintahuan, meningkatkan konsentrasi, membuat anak menjadi lebih atraktif,
kreatif, dan cerdas. Sehingga, warna-warna cerah menjadi pilihan tepat untuk
mendesain ruang kelas, seperti taman kanak-kanak (TK).

Paduan warna-warna cerah pada ruang kelas sekolah taman kanak-kanak mampu
memberi kesan menyenangkan dan ceria. Penggunaan warna-warna cerah dapat
diterapkan dengan cara dikombinasi. Warna cerah seperti merah, kuning, hijau
oranye, biru, dan ungu dapat diaplikasikan pada ruang kelas untuk sekolah TK.
Permainan warna-warna cerah tersebut dapat diterapkan pada elemen pembentuk
ruang agar kesan hidup yang mendorong anak menjadi lebih aktif terasa kuat.7

7
Alyssa Amadea Putri, “Pengaruh Pemilihan Furniture Pada Aktifitas Belajar Dan Bermain Di Ruang Kelas
Taman Kanak Kanak”, dalam e-Proceeding of Art & Design, No. 3 Vol. III, th. 2016, 4.

9
4. Finishing

Finishing yang digunakan untuk furniture anak sebaiknya aman, tidak


mengandung racun dan ramah lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (2015:34) bahwa cat yang digunakan untuk
anak sebaiknya aman untuk anak, tidak berbau, dan tidak mengandung toxid.

Beberapa finishing yang baik pada furniture untuk anak menurut Stefani
(2015:103-105) antara lain :

a. Water based finishing

Merupakan bahan cat yang menggunakan air sebagai pencampurnya. Bahan ini
memiliki kelebihan ramah lingkungan maupun terkesan natural.

b. Powder coating

Merupakan cat kering yang berupa serbuk. Bahan ini memiliki kelebihan seperti
menghasilkan kualitas pelapisan yang sempurna dengan tekstur yang bervariatif.

c. PU (Polyurethane)

Bahan ini memiliki kelebihan pada daya tahan terhadap air serta panas yang
cukup tinggi dan PU dengan jenis water based lebih aman untuk anak karena tidak
menggunakan bahan kimia melainkan air.

d. Duco paint

Bahan ini memiliki kelebihan seperti tidak mengeluarkan bau yang menyengat
dan tahan terhadap perubahan cuaca.
5. Kontruksi

Furniture yang baik harus benar-benar memperhatikan konstruksinya, karena


sangat berpengaruh terhadap tingkat keamanan penggunanya. Berikut ada beberapa

10
konstruksi yang biasa diterapkan pada furniture menurut Jamaludin (2014:100, 106),
antara lain :

a. Panel

Material yang digunakan biasanya berupa particle board maupun plywood yang
terbentuk menjadi sebuah bidang sehingga disebut dengan panel. Konstruksi yang
digunakan bisa berupa join dowel maupun sekrup dan baut sehingga furniture dapat
dibongkar pasang.

b. Sambungan kayu

Ada yang berupa sambungan mortis dan tenon, adapun sambungan berupa ekor
burung (dove-tail).8
D. Macam-macam furniture di PAUD

Perabot atau furniture adalah salah satu kategori unsur desain yang hampir selalu
ada di semua desain interior. Perabot tersebut diantaranya: tempat duduk, meja,
tempat kerja, tempat tidur, rak tempat penyimpanan, dan peralatan lampu (Pile,
2003: 395).

Secara umum untuk perancangan atau pemilihan furniture yang baik harus
memperhatikan faktor penggunanya. Faktor-faktor tersebut diantaranya kesesuaian
ukuran, bentuk, proporsi, struktur, dan material. Ukuran dan bentuk dapat
disesuaikan dengan usia pengguna seperti untuk anak-anak atau orang dewasa
berkaitan dengan ergonomi dan aksesibilitas perabot. Untuk anak-anak kesesuaian
ukuran penting diperhatikan menyangkut kemampuan menjangkau atau
aksesibilitas, keamanan bahan dan finishing. Selain itu sudut-sudut dari furniture
tersebut harus tumpul, tidak memiliki sisi yang tajam. Hal tersebut perlu
diperhatikan untuk mengurangi resiko cidera. Selain itu keamanan bahan juga perlu
diperhatikan untuk menjamin bahwa perabot tersebut tidak berbahaya untuk
kesehatan anak (Pile, 2003: 402).
8
Valeria Grisca Tjahjono, dkk. “Evaluasi Desain Furniture PAUD di Siwalankerto, Surabaya”, dalam
JURNAL INTRA, No.2, Vol. V, th.2017, 533.

11
Macam-macam furniture yang digunakan di PAUD antara lain sebagai berikut :

a. Kursi

Kursi merupakan perabot yang berkaitan langsung dengan manusia. Hal itu
berpengaruh terutama pada faktor kenyamanan manusia. Faktor tersebut berkaitan
dengan proporsi, ukuran, dan bentuk kursi, karena kursi harus mampu menampung
berbagai macam berat manusia. Selain itu perlu diperhatikan mengenai fungsi kursi
itu sendiri, penyesuaian proporsi, ukuran dan bentuk akan mempermudah akses dan
ergonomi yang sesuai untuk penggunanya. Menurut Ching (1996: 246) tempat
duduk dirancang untuk mampu menyangga berat dan bentuk pemakainya.
Pertimbangan-pertimbangan mengenai desain kursi mengacu pada variasi ukuran
tubuh manusia dan kenyamanan. Faktor kenyamanan juga dipengaruhi oleh aktivitas
pemakai yang disesuaikan dengan jenis kursi.

b. Meja

Hal yang perlu diperhatikan pada perabot meja adalah ukuran, bentuk, dan
jumlah orang yang dapat ditampung. Selain itu struktur dan material berkaitan
dengan fungsi perabot tersebut (Pile, 2003: 402). Meja memiliki bentuk yang rata
dengan permukaan horizontal yang ditopang di atas lantai. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan diantaranya mengenai kekuatan, stabilitas, konstruksi, ukuran, dan
bentuk meja berkaitan dengan fungsinya (Ching, 1996: 252).

c. Rak

Rak merupakan perabot yang memiliki spesifikasi meliputi ukuran, bentuk,


struktur, material, dan jumlah barang yang dapat ditampung berkaitan dengan fungsi
rak tersebut (Pile, 2003: 406). Merupakan perabot yang menyediakan tempat
penyimpanan terutama untuk ruang-ruang terbatas atau untuk memperoleh
penampilan yang rapi. Pertimbangan mengenai desain rak berkaitan dengan
aksesibilitas, kenyamanan, dan visibilitas. Aksesibilitas berkaitan dengan lokasi
dimana rak dibutuhkan. Kenyamanan meliputi benda-benda yang akan disimpan di

12
dalam rak. Sedangkan visibilitas berkaitan dengan benda yang disimpan akan
diperlihatkan atau tidak (Ching, 1996: 260).

Sedangkan unsur pelengkap merupakan unsur yang dapat berfungsi sebagai


unsur yang memiliki nilai fungsi atau manfaat. Objek ini mencakup benda-benda
dalam ruangan yang menunjukkan ciri utama ruangan. Terdiri atas tiga bagian yaitu
aksesoris (accessories), benda seni (art), dan lambang petunjuk (signage) (Pile,
2003: 439). 9
E. Standar Furniture PAUD

Tempat anak-anak merupakan tempat yang bersifat pendidikan sosial. Pada anak
usia dini standar ruangan yang dianjurkan menurut Neufert (1993: 57) adalah
sebagai berikut: setiap ruang diperuntukkan kurang dari 20 anak, luas lantai tiap
anak 1.5 m2 dan ruang udara tiap anak 8 – 10 m2. Sedangkan untuk ukuran perabot
yang digunakan tertera pada tabel berikut.

9
Victoria Ika Sartika Dewi, “Interior Dan Sarana Pendidikan Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus
(Inklusi) Sekolahku-My School Sleman Yogyakarta”, (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013), 35-37.

13
Tabel Standar Ukuran Perabot Untuk Anak

(Sumber : Neufert, 1993: 60)


Tinggi Kursi (cm) Tinggi Meja (cm) Umur Anak (Thn) Jenis Rumah
25-30 45-50 2-3 Chrece
30-32 50-52 3-6 Pusat Kegiatan
37 65 6-8 Pusat Kegiatan
40 70 8-10 Pusat Kegiatan
44 73 >10 __________

Tabel diatas merupakan ukuran standar kursi dan meja sesuai golongan usia.
Ukuran perabot tersebut diperoleh berdasarkan pengukuran tubuh yang dikenal dengan
istilah dimensi manusia atau human dimension. Standar ukuran disesuaikan dengan
golongan usia, karena seiring pertambahan usia maka perkembangan anak juga berubah.
Jenis rumah menunjukkan penggolongan untuk tempat kegiatan seperti kelas playgroup
(creche), taman kanak-kanak, dan ruang kelas sekolah dasar (elementary). Untuk
ukuran fasilitas pendukung lain disesuaikan dengan kebijakan sekolah sesuai dengan
kebutuhan dan fungsi perabot. 10

10
Ibid. 48-49.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mebel atau furnitur adalah semua benda yang ada di rumah dan digunakan oleh
penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun menyimpan benda kecil seperti pakaian
atau cangkir. (Haryanto, 2004). Furniture merupakan merupakan salah satu fasilitas
utama dalam mendukung proses belajar mengajar anak dalam sekolah, salah satunya
adalah meja dan kursi karena rasa nyaman sangat berpengaruh bagi anak saat menerima
pelajaran.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (2015:33-34) mengatakan ada


beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti :

a. Meja dan kursi harus disesuaikan dengan ukuran serta berat yang sesuai untuk
anak agar mereka nyaman saat menggunakannya serta tidak terjadi resiko
kecelakaan karena kesulitan waktu menggunakan ataupun pada saat
membereskan meja dan kursi.
b. Ujung meja dan kursi anak tidak berbentuk lancip.
c. Loker tempat penyimpanan alat bermain dan buku-buku bacaan anak sesuai
dengan jangkauan mereka.
d. Apabila menggunakan bahan plastik pada kursi, pastikan sudah cukup kokoh
dan tidak licin.
e. Bila menggunakan bahan kayu, sebaiknya cat yang digunakan aman bagi anak,
tidak berbau, dan tidak mengandung racun.
f. Selain itu, permukaan yang berbahan kayu sebaiknya tidak kasar karena dapat
melukai anak.

Karakteristik dalam pemilihan furniture PAUD terdiri dari material, bentuk, warna,
finishing, dan konstruksi yang digunakan pada furniture Pendidikan Anak Usia Dini.

Macam-macam furniture di PAUD diantaranya :

15
1. Kursi
2. Meja
3. Rak

Tabel Standar Ukuran Perabot Untuk Anak

(Sumber : Neufert, 1993: 60)

Tinggi Kursi (cm) Tinggi Meja (cm) Umur Anak (Thn) Jenis Rumah
25-30 45-50 2-3 Chrece
30-32 50-52 3-6 Pusat Kegiatan
37 65 6-8 Pusat Kegiatan
40 70 8-10 Pusat Kegiatan
44 73 >10 __________

Tabel diatas merupakan ukuran standar kursi dan meja sesuai golongan usia.
Ukuran perabot tersebut diperoleh berdasarkan pengukuran tubuh yang dikenal dengan
istilah dimensi manusia atau human dimension. Standar ukuran disesuaikan dengan
golongan usia, karena seiring pertambahan usia maka perkembangan anak juga berubah.
Jenis rumah menunjukkan penggolongan untuk tempat kegiatan seperti kelas playgroup
(creche), taman kanak-kanak, dan ruang kelas sekolah dasar (elementary). Untuk
ukuran fasilitas pendukung lain disesuaikan dengan kebijakan sekolah sesuai dengan
kebutuhan dan fungsi perabot.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amadea Putri, Alyssa, “Pengaruh Pemilihan Furniture Pada Aktifitas Belajar Dan

Bermain Di Ruang Kelas Taman Kanak Kanak”, dalam e-Proceeding of Art & Design,

No. 3 Vol. III, th. 2016.

Dev IT, Tech, “Pengertian Furniture” dalam

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00423-DI%20Bab2001.pdf,

(diakses pada 23 Juni 2021, Pukul 11.11 WIB).

Grisca Tjahjono, Valeria, dkk. “Evaluasi Desain Furniture PAUD di Siwalankerto,

Surabaya”, dalam JURNAL INTRA, No.2, Vol. V, th.2017.

Ika Sartika Dewi, Victoria, “Interior Dan Sarana Pendidikan Anak Usia Dini

Berkebutuhan Khusus (Inklusi) Sekolahku-My School Sleman Yogyakarta”, (Skripsi,

Universitas Negeri Yogyakarta, 2013), 35-37.

Novita Sari, Nurul, “Penataan Ruang dengan Pendekatan BCCT pada Pendidikan Anak

Usia Dini”, dalam Al Hikmah: Indonesian Journal Of Early Childhood Islamic

Education, No.2, Vol. II, th.2018.

17

Anda mungkin juga menyukai