Anda di halaman 1dari 13

WAJIB BELAJAR DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

OLEH:
KELOMPOK 6

ITA

PURNAMASARI
SRI WINDI WAHYULI
FARIDA

DOSEN PEMBIMBING:
NURASMAWATI , S.Ag., M.Pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL - GAZALI BULUKUMBA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha
Bijaksana lagi Pengasih, karena dengan taufiq dan hidayahNya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa Sholawat serta salam semoga senantiasa
tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan
para pengikutnya. Amin
Berkat taufik dan petunjuk Illahi Rabbi, penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tema“Wajib Belajar Dalam Sistem Pendidikan Nasional”
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya
Khususnya Bagi pelajaran Kapita Selekta Pendidikan. Semoga dapat bernilai
ibadah di sisi Allah swt, dan mendapat pahala yang setimpal.Amin.

Bulukumba, 06 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengetian Wajib Belajar……………………………………………….. 3
B. Fungsi dan tujuan dari program wajib belajar………………………….. 4
C. Makna Program Wajib Belajar bagi Warga Negara Indonesia…………
4
D. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional………………………………..
5
E. Dasar Pendidikan Nasional……………………………………………... 6
F. Strategi Penyelenggaraan Pendidikan Nasional (Sekolah)...................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib
mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara
Indonesia.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Sedangkan misi pendidikan nasional adalah mengupayakan perluasan dan
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh
rakyat Indonesia serta membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak
bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar; meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses
pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
Untuk mewujudkan misi tersebut perlu dilakukan langkah dan strategi diantaranya
adalah pelaksanaan program wajib belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan program wajib belajar?
2. Apakah Fungsi dan tujuan dari program wajib belajar?

1
3. Apakah makna Program Wajib Belajar bagi Warga Negara Indonesia?
4. Apakah Pengertian Sistem Pendidikan Nasional?
5. Apakah Dasar Pendidikan Nasional?
6. Apakah Strategi Penyelenggaraan Pendidikan Nasional (Sekolah)?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui penegrtian wajib belajar
2. Untuk Mengetahui fungsi dari program wajib belajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Wajib Belajar


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 pasal 1
ayat (1) menyebutkan bahwa Wajib belajar adalah program pendidikan minimal
yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah
dan pemerintah daerah.
Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh
warga Negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Wajib belajar ini merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Program ini mewajibkan setiap
warga Negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang
pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Wajib belajar ini sasarannya adalah setiap warga negara yang berusia 7-15
tahun. Artinya setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dengan mengikuti program wajib belajar.
Sementara pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin terselenggaranya
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Sebab wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Dalam Ketentuan Umum di sebutkan bahwa program wajib belajar
diselenggarakan untuk memberikan pelayanan pendidikan dasar seluas-luasnya
kepada warga Negara Indonesia tanpa membedakan latar belakang agama, suku,
sosial, budaya, dan ekonomi. Setiap warga Negara Indonesia usia wajib belajar
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan orang tua/walinya
berkewajiban memberi kesempatan kepada anaknya untuk mendapatkan
pendidikan dasar.

3
B. Fungsi dan Tujuan Wajib Belajar
Fungsi pokok dari program wajib belajar yaitu sesuai yang tercantum dalam
peraturan pemerintah No. 47 Tahun 2008 wajib belajar berfungsi mengupayakan
perluasan da pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga Negara Indonesia.
Sedangkan untuk tujuan dari program wajib belajar sesuai yang tercantum
dalam Peraturan Pemerintah RI No. 47 Tahun 2008 wajib belajar bertujuan
memberikan pendidikan minimalbagi warga negaraIndonesia untuk dapat
mengembangkan ptensi dirinya agar dapat hidup mandidi di dalam masyarakat
atau melanjutkan pendidikan ke jenjangyang lebih tinggi.
Apabila tujuan dan fungsi ini berjalan dengan baik, tentu akan
meningkatkan sumber day manusia melalui program wajib belajar.

C. Makna Program Wajib Belajar bagi Warga Negara Indonesia


Dalam Ketentuan Umum di sebutkan bahwa program wajib belajar
diselenggarakan untuk memberikan pelayanan pendidikan dasar seluas-luasnya
kepada warga negara Indonesia tanpa membedakan latar belakang agama, suku,
sosial, budaya, dan ekonomi. Artinya setiap warga negara Indonesia usia wajib
belajar berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan orang
tua/walinya berkewajiban memberi kesempatan kepada anaknya untuk
mendapatkan pendidikan dasar.
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun merupakan perwujudan
pendidikan dasar untuk semua anak usia 6-15 tahun. Pelaksanaan program wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 2
Mei 1994, dan pelaksanaannya dimulai tahun ajaran 1994/1995. Program wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia bukanlah wajib belajar dalam arti
compulsory education seperti yang dilaksanakan di Negara-negara maju, dengan
ciri-ciri : (1) ada unsur paksaan agar peserta didik bersekolah, (2) diatur dengan
undang-undang tentang wajib belajar, (3) tolak ukur keberhasilan wajib belajar
adalah tidak ada orang tua yang terkena sanksi karena telah mendorong anaknya
tidak bersekolah, dan (4) ada sanksi bagi orang tua yang membiarkan anaknya
tidak bersekolah.

4
Program wajib belajar 9 tahun di Indonesia lebih merupakan universal
education daripada compulsory education. Universal education berusaha
membuka kesempatan belajar dengan menumbuhkan aspirasi pendidikan orang
tua agar anak yang telah cukup umur mengikuti pendidikan. Dengan demikian,
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia lebih mengutamakan
: (1) pendekatan persuasif, (2) tanggung jawab moral orang tua dan peserta didik
agar merasa terpanggil untuk mengikuti pendidikan karena berbagai kemudahan
yang disediakan, (3) pengaturan tidak dengan undang-undang khusus, dan (4)
penggunaan ukuran keberhasilan yang bersifat makro, yaitu peningkatan angka
partisipasi pendidikan dasar.

D. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional


Menurut Sunarya, Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang
berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan
tujuannya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa
tersebut.
Sementara itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, merumuskan
bahwa pendidikan nasional ialah suatu usaha yang membimbing para warga
negara Indonesia menjadi Pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan
Ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.
Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab I Pasal 2 berbunyi: Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berakar dari pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Dasar ini dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4
batang tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal 31.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

5
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

E. Dasar Pendidikan Nasional


Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila
sehingga pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan Pancasila. Melalui
sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat Indonesia mempertahankan
hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama membangun
masyarakatnya. Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan ideal adalah
Pancasil, landasan konstitusional ialah UUD 1945, dan landasan operasional ialah
ketetapan MPR tentang GBHN.
a. Landasan Ideal
Dalam Undang-Undang Pendidikan No. 4 Thun 1950 tentang Dasar-dasar
Pendidikan dab Pengajaran Sekolah pada Bab III Pasal 4 tercantum bahwa
landasan ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang
cakap dan warga negar yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan Tanah Air.
b. Landasan Konstitusional
Pendidikan Nasional didasarkan atas landasan konstitusional/Undang-
Undang Dasar 1945 pada Bab XIII Pasal 31 yang berbunyi:
Ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
Pasal 32 berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia
Dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah:
1. Memajukan kesejahteraan umum.
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan kaedilan sosial.

6
c. Landasan Operasional
Dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, bekepribadian, berdisiplin, bekerja keras dan tangguh, bertanggung
jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohaani.
Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR tentang GBHN sejak tahun 1966-
1988 sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan tujuan pendidikan
nasional.
1. TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3
2. TAP MPR No. IV / MPR/1973
3. TAP MPR No. IV / MPR/ 1978
4. TAP MPR No. II / MPR/1983
5. TAP MPR No. II / MPR/1988
6. Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 1989

F. Strategi Penyelenggaraan Pendidikan Nasional (Sekolah)


Berfokus pada mutu. Untuk itu, diperlukan otonom, akreditasi, evaluasi, dan
akuntabilitas. Bersaing dalam hal mutu, kemandirian, keterbukaan, disiplin dan
professional, serta dalam meningkatkan pelayanan terhadap peserta didik melalui
peningkatan SDM dan manajemen atau pengelolaan sekolah.
a. Pendidikan adalah Kerja Akademik
Dosen, guru, pustakawan, peneliti adalah tenaga akademik, bukan tenaga
administrasi yang birogratis. Para pakar akademisi berdiri paling depan dalam
pemberdayaan mutu akademik, unik pendidikan (sekolah); sedangkn tenaga
nonakademik mendukung dan mengfasilitasi kerja akademik. Untuk itu,
diperlukan academic bill of right dalam dunia pndidikan.
b. Undang-undang Sidiknas Nomor 20 Tahun 2003
Undang-undang Sidiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri atas bab dan
77 pasal merupakan pengejawantahan dari salah satu tuntutan reformasi yang
marak sejak tahun 1998. Perubahan mendasar yang dicanagkan dalam undang-
undang sidiknas tersebut, antara lain demokratisasi dan desentralisasi pendidikan,

7
peran serta maasyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan jalur
pendidikan , dan peserta didik.
Demokratisasi dan desentralisasi merupakan tuntutan reformasi yang
penting untuk megarah pada dua hal, yaitu pemberdayaan masyarakat dan
pemberdayaan pemerintah daerah. Hal ini berarti peranan pemerintah akan
dikurangi, sedangkan partisipasi masyarakat semakin diperbesar. Peran
pemerintah pusat yang bersifat sentralistis akan diperkecil dengan memberikan
peranan yang lebih besar kepada pemerintah daerah yang dikenal dengan sistem
dsentralisasi. Kedua hal ini harus berjalan secara simultan; inilah yang merupakan
paradigma baru, menggantikan paradikma lama yang desentralisasi.
Konsep demokratisasi daam pengelolaan pendidikan yang dituangkan dalam
UU Sidiknas 2003 bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan, (pasal 4)
bahwa pendidikan diselenggarakan secar demokratis dan erkeadilan, serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa (ayat 1). Karena pendidikan diselenggarakan
sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsungsepanjang hayat (ayat 3), serta dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat, melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.
Pemerinth (pusat) dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu bagi warga
Negara tanpa diskriminasi (pasal 11 ayat 1). Konsekuensinya, pemerintah pusat
pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar, minimal pada
jenjang pendidikan dasar tanpa ada biaya. Sebab, wajib belajar adalah tanggung
jwab Negara yang diselenggarakan oleh pemerintah, baik pusat maupun
pemerintah daerah dan sekaligus masyarakat (pasal 34 ayat 2).

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh
warga Negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Wajib belajar ini merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Fungsi pokok dari program wajib belajar yaitu sesuai yang tercantum dalam
peraturan pemerintah No. 47 Tahun 2008 wajib belajar berfungsi mengupayakan
perluasan da pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga Negara Indonesia.
Tujuan dan fungsi ini berjalan dengan baik, tentu akan meningkatkan
sumber day manusia melalui program wajib belajar.
Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Bab I Pasal 2 berbunyi: Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berakar dari pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Dasar ini dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4 batang
tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal 31.
B. Saran
Dalam sebuah penulisan makalah ini, tentu diperlukan dilakukannya
penulisan lanjutan guna meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam membuat
makalah, disarankan mencari referensi yang lebih luas lagi, sehingga pembahasan
akan semakin mendalam dan lebih efektif. Sehingga akan benar-benar
memberikan manfaat dimana akan didapat sebuah pengetahuan yang dapat
diterapkan di dalam masyarakat hendaknya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan. Fuad, 2008. Dasar Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Imtima.

Basri Hasan. 2012. Kapita Selekta Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

10

Anda mungkin juga menyukai