Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI 5

PENGELOLAAN GULMA

OLEH

ARDIN WIRA YUDA

C1M019015

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021
1. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi umur dan daya tahan hidup organ
reproduktif vegetatif !
JAWAB :
 Umur dan daya tahan organ reproduktif vegetatif dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Kedalaman letaknya di dalam tanah → Beberapa hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan langsung antara kedalaman letak organ
vegetatif dengan daya hidupnya.
2. Temperatur → Suhu dan kelembaban berpengaruh juga terhadap daya
tahan organ reproduktif vegetatif.
3. Kekeringan → Organ reproduksi vegetatif sangat peka terhadap
kekeringan.
4. Cadangan makanan → Kurangnya cadangan makanan (karbohidrat)
pada organ reproduksi vegetatif sangat mempengaruhi kemampuan
regenerasi dari organ tersebut.
5. Interaksi antara beberapa faktor → Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa dpt terjadi interaksi antara faktor suhu dan
kelembaban dalam mempengaruhi daya tahan hidup organ reproduksi
vegetatif.

2. Sebut dan jelaskan tahap-tahap perkecambahan !


JAWAB :
 Tahap imbibisi
► Dalam tahap ini biji menyerap air dari sekitarnya, proses penyerapan air terjadi
karena adanya perbedaan potensial air antara biji dan lingkungan sekitarnya.
 Tahap pembentukan enzim
► Enzim yang dihasilkan pada tahap ini menyebabkan peningkatan aktivitas
metabolik.
 Tahap pemanjangan sel radikula pemanjangan sel radikula diikuti dengan munculnya
radikula dan kulit biji
► Tahap pertumbuhan kecambah kecambah yang dihasilkan dari perkecambahan
selanjutnya mengalami pertumbuhan primer.

3. Sebut dan jelaskan tipe-tipe dormansi !


JAWAB :
 Berdasarkan ciri dan faktor penyebabnya, dormansi dapat dibagi atas tiga tipe, yaitu:
1. Dormansi Bawaan (Innate Dormancy = Primary Dormancy) → Dormansi
bawaan disebabkan oleh beberapa mekanisme dan faktor genetik, yaitu :
a. Embryo yang belum dewasa (Immature embryo)
Contoh : Welingi (Scirpus sp) dan cacaban (Polygonum sp).
b. Kulit biji yang keras (Hard seed coat)
Contoh : Amaranthus spp. Dan Brassica spp.
c. Hambatan kimia (Chemical barrier)
Ada zat penghambat pada kulit biji/buah, embryo atau endosperma,
dapat menghambat berkecambah biji. Biji akan dapat berkecambah jika
hambatan tersebut hilang oleh pencucian, temperatur atau cahaya.
2. Dormansi Rangsangan (Induced Dormancy = Secondary Dormancy) → Biji-
biji gulma mengalami dormansi karena lingkungan yang tidak menguntungkan
(kekurangan air, oksigen, cahaya).
3. Dormansi Paksaan (Enforced Dormancy) → Merupakan tipe dormansi yang
paling mudah dipahami. Terminologi ini digunakan untuk biji-biji gulma yang
tidak dapat berkecambah karena keadaan lingkungan yang tidak mendukung,
misalnya kurangnya kelembaban untuk berlangsungnya imbibisi yang mengawali
proses perkecambahan.

4. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan dan dormansi !


JAWAB :
 Faktor- faktor yang mempengaruhi dormansi, yaitu :
1. Faktor dalam :
 Keadaan kimiawi biji → Hormon tumbuhan ada yang memacu
dan ada yang menghambat perkecambahan.
 Pengontrolan proses metabolisme → Proses metabolisme di
dalam biji sangat bergantung pada kelembaban biji, karena
umumnya kandungan air biji-biji gulma hanya 10 – 15%.
2. Faktor lingkungan :
 Suhu → Suhu yang dibutuhkan untuk perkecambahan biji-biji
gulma bervariasi, tergantung jenis gulma.
 Kelembaban → Perkecambahan adalah suatu proses
metabolisme dan perkembangan sel yang berlangsung sangat
cepat.
 Oksigen → Perkecambahan / patahnya masa dormansi biji gulma
juga bergantung pada kadar oksigen dalam tanah.
 Cahaya → Biji-biji gulma membutuhkan cahaya untuk
perkecambahannya. Biji-biji itu sangat kecil ukurannya dgn
kandungan cadangan makanan yang sangat sedikit, karena itu biji-
biji gulma harus mampu untuk berkecambah pada kedalaman
tanah hanya beberapa milimeter saja.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan, yaitu :

1) Air – pelarut cadangan makanan


 Beberapa gulma bijinya dapat berkecambah pada keadaan yang
hampir kering .
2) Oxygen – dibutuhkan untuk respirasi
 Beberapa gulma aquatic bijinya dapat berkecambah pada tanah
yang tergenang.
3) Temperatur – diperlukan untuk berlangsungnya aktivitas enzyme, untuk
pembelahan sel.
 Sangat spesifik species
4) Cahaya, untuk beberapa jenis gulma
● Intensitas cahaya
● Komposisi spektrum – red vs. far-red/near infrared
 Cahaya merah mempromosi perkecambahan
 Cahaya Far-red menghambat perkecambahan
●Lama periode cahaya
5) pH yang sesuai
 Seluruh faktor harus terpenuhi, jika tidak maka perkecambahan
tak akan terjadi.
6) Kedalaman letak (tertimbun) di dalam tanah, sangat konsisten
7) Tanah
 Kerak di permukaan tanah
 Kepadatan tanah
 Struktur tanah

5. Jelaskan peranan faktor dormansi biji dan seed bank gulma terhadap potensi gangguan
gulma pada tanaman budidaya dan masalah pengendaliannya !
JAWAB :
 Biji-biji gulma yang sedang dalam periode dormansi sangat sulit untuk
dikendalikan dengan metode yang umum, kecuali dengan sterilisasi tanah
secara total.
 Seed bank di tanah pertanian sangat banyak jumlahnya dan biji-biji tsb
berada pada tingkat dormansi yang berbeda beda, sehingga
Perkecambahannya tidak berlangsung serentak, akibatnya biji-biji gulma
dalam seed bank menjadi sumber investasi gulma dan akan selalu
menimbulkan masalah setiap musim tanam.

6. Jelaskan 7 (tujuh) sifat gulma yang menunjang mereka untuk dapat hidup efisien dengan
penguasan ruang tumbuh yang cepat sehingga menjadi organisme yang sukses dan dapat
bertahan sepanjang waktu !
JAWAB :
 Beberapa sifat gulma yang menunjang gulma hidup efisien dan dapat bertahan
dari waktu ke waktu (Baker, 1974) :
1. Syarat perkecambahan dapat relatif dipenuhi pada berbagai keadaan lingkungan
2. Umur biji-biji gulma panjang (long longevity) karena mengalami dormansi.
Perkecambahan tidak sekaligus, ada yang minggu ini, minggu depan, bulan
depan, dan seterusnya.
3. Pertumbuhan yang sangat cepat untuk mencapai fase generatif (precocity
pendek)
4. Produksi biji tidak selalu serentak melainkan terus menerus sepanjang tahun.
5. Mampu memproduksi biji yang sangat banyak pada kondisi lingkungan yang
mendukung.
6. Penyerbukan dan pembuahannya bersifat “self compatible”, tetapi dapat pula
terjadi persilangan tanpa perlu persyaratan khusus.
7. Mampu memproduksi biji pada kisaran keadaan lingkungan yang amat luas dan
derajat toleransi terhadap stress cukup tinggi.

7. Jelaskan perbedaan antara suksesi primer dan suksesi sekunder dengan segala aspek yang
melatar belakangi terjadinya masing-masing peristiwa itu !
JAWAB :
 Suksesi primer (primary succession) adalah muncul dan tumbuhnya berbagai jenis
tumbuhan di suatu daerah yang sebelumnya tidak dijumpai vegetasi tersebut.
 Keadaan ini dapat tercipta karena beberapa hal, misalnya :
 Aktivitas manusia
 Keadaan ini dapat tercipta karena beberapa hal, misalnya :
 Aktivitas manusia yang merubah keadaan ekosisten yang sebelumnya
stabil menjadi tidak stabil melalui penghancuran vegetasi asli
 Dapat pula terjadi karena peristiwa yang terjadi secara alamiah atau
adanya campur tangan manusia misalnya (pendangkalnya danau atau
sungai menjadi daratan, perubahan batu-batuan menjadi tanah karena
proses pelapukan)
 Suksesi sekunder (secondary succession) merupakan pola perubahan suatu tipe
vegetasi akibat upaya menciptakan dan mempertahankan kondisi yang seragam
untuk tanaman yang diusahakan
 Misalnya : eradikasi gulma rumput-rumputan tertentu dengan suatu
jenis herbisida. Gulma merespon dengan berkembangnya ras,
spesies, dan biotipe baru yang lebih mampu beradaptasi pada keadaan
baru tersebut, dan populasinya dapat meningkat.
 Hal lain yang mungkin dapat timbul dari eradikasi tadi adalah
munculnya gulma lain yang bukan golongan rumput-rumputan.

8. Jelaskan peranan faktor evolusi gulma pada proses penyebaran dan invasi suatu jenis gulma
ke daerah baru !
JAWAB :
 Gulma dapat menyebar secara lokal maupun secara interregional yang jaraknya jauh
(long distance) ataupun yang jaraknya dekat (short distance).
 Untuk dapat bertahan hidup pada lingkungan yang baru yang mungkin berbeda dengan
lingkungan asalnya, maka gulma harus memiliki kemampuan adaptasi.
 Proses untuk menjadi mampu itu sering harus melalui tahap “evolusi”.

Manusia dapat sebagai penyebab terjadinya evolusi di daerah-daerah pertanian.


Beberapa jenis gulma yang sekarang dianggap berbahaya, mulanya merupakan
tumbuhan yang sengaja ditanam sebagai tanaman pangan, obat, hias, pencegah erosi,
penutup tanah dan lain-lain. Misalnya eceng gondok (Eichhornia crassipes),
didatangkan dari Brazil tahun 1887 sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor.
Micania cordata (sembung rambat), Mimosa pudica (putri malu) sebelumnya
merupakan tanaman penutup tanah, Mimosa pigra (kelampis air) sebagai tanaman
pencegah erosi tebing sungai.
Beberapa jenis gulma yang tadinya dianggap tidak penting, setelah terjadinya
perubahan lingkungan lalu menjadi penting dan meningkat peranannya sebagai gulma.
Misalnya : Oxalis corymbosa di kebun teh dan Boreria alata di kebun karet. Evolusi
gulma merupakan suatu proses yang sangat dinamis. Species gulma yang pada saat ini
tidak dianggap berbahaya akan dapat menjadi berbahaya dikemudian hari. Ini dapat
terjadi akibat adanya perubahan yang terus-menerus pada cara-cara bercocok tanam.

Anda mungkin juga menyukai