Anda di halaman 1dari 25

PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN SECARA HOLISTIK DALAM KONTEKS

KEPERAWATAN : KONSEP BERUBAH

OLEH

KELOMPOK 8

Amalia PO7120421039
Ayun Polimengo PO7120421005
Rian Rifaldi Kadulah PO7120421029
Mutiara. HR PO7120421023
Hasriati PO7120421013

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

PROFESI NERS

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat -Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Falsafah dan Teori Keperawatan” yang akan membantu dalam
menambah pengetahuan mahasiswa. Dan terimakasih kepada bapak dosen  pengajar
kami yang telah mengajari kami. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami sangat
menyadari bahwa masih banyak kekurangan, karena kami masih tahap belajar. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan
doanya.

Gorontalo , 22 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendekatan Holistik..............................................................................3
2.2 Teori Sistem..........................................................................................4
2.2.1 Tujuan Sistem................................................................................8
2.2.2 Klasifikasi Sistem
2.2.3 Pendekatan Yang Dapat Digunakan Untuk Menerangkan
Dalam Sistem ...........................................................8
2.3 Konsep Berubah ...........................................................................9
2.3.1Pengertian Dan Jenis Perubahan ....................................................9
2.3.2Teori Proses Perubahan...................................................................11
2.3.3Prinsip Dan Strategi Berubah..........................................................15
2.3.4Reaksi-Reaksi Terhadap Perubahan................................................17
2.3.5Hambatan Dalam Perubahan ..........................................................18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................21
3.2 Saran ..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori
sistem ini kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan
keseluruhan aspek sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta
perubahan hubungan internal dan lingkungan di sekitarnya.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada perawat, dokter
atau tim kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling
menunjang dalam melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan
kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, keperawatan merupakan bagian penting
dalam pelayanan kesehatan.
Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas
sehingga masyarakat akan merasa di dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan
kesehatan, sehingga tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjalin antara perawat
dan pasien. Di samping itu dalam menerapkan prinsip-prinsip perubahan perawat
harus menerapkannya secara bersama-sama tidak membeda-bedakan, harus
menyeluruh (Holistik).
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan
merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul
di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya
peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat
dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau beranjak
untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Suatu perubahan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat
sangat penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi bila seorang
perawat berhasil menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena

1
itu akan memudahkan seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang
perawat, dan nantinya dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat
akan merasa bangga karena bisa melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan
akan merasa bahwa inilah seorang perawat yang profesional karena dapat
memberikan pelayanan yang terbaik dari yang lainnya.
Kami kelompok 3 sangat tertarik dengan materi ini karena, dalam materi ini
kami dapat mempelajari lebih luas mengenai bagaimana seorang perawat berperan
sebagai individu dan klien, dalam berinteraksi di mana satu dengan yang lainnya
saling mempengaruhi terhadap tingkat kebutuhan dan kepuasan yang merupakan
fokus dari asuhan keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam bidang
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penerapan teori sistem dalam keperawatan,
b. Untuk mengetahui Konsep Berubah yang ada dalam pelayanan kesehatan

1.3 Manfaat Penulisan


1. Mahasiwa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip
pendekatan secara holistik.
2. Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan teori sistem dalam
keperawatan.
3. Mahasiswa dapat mempelajari bahkan dapat menerapkan konsep berubah serta
bagian-bagiannya dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Holistik


Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan
yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi
tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan
mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes).
Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi
yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan
tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan
beradaptasi terhadap stimulus. Teori adaptasi Sister Callista Roy dapat digunakan.
Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk
melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya. Tindakan
direncanakan dengan tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan
individu dalam beradaptasi terhadap stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan
dengan melihat kemampuan klien dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya
kembali masalah yang pernah dialami. Kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh
aspek baik biologis, psikologis maupun sosial (holistik). Sebagai pemberi asuhan
keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini merupakan konsep yang harus di
pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
kepada klien.

3
2.2 Teori Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek
sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan
internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan
isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat
memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak
dicapai, dan Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem.
Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang
sistem. Karena teori tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan persoalan
yang ada dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk
sebuah sistem yang antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input,
proses, output, dampak, umpan balik, dan lingkungan yang kesemuanya saling
berhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

Feedback

Input Proses Output Dampak

Lingkungan
Gambar 1. Subsistem yang saling berhubungan

4
1. Input
Input merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem, seperti pelayanan kesehatan. Maka masukan dapat
berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.
2. Proses
Proses merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suatu
masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut,
sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka yang dimaksud
proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3. Output
Output adalah hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem
pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang
berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat optimal.
4. Dampak
Dampak merupakan akibat yang dihasilkan dari sistem, yang terjadi relatif
lama waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan
kesehatan, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan
mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau oleh
masyarakat.
5. Umpan Balik
Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan
dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Umpan balik dalam sistem pelayanan dapat berupa kualitas
tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat.

5
6. Lingkungan
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem, tetapi dapat
mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan
kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau
situasi kondisi sosial yang ada dimasyarakat seperti institusi diluar pelayanan
kesehatan.
a. Tingkat Pelayanan Kesehatan
Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan
kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar manusia tentang kesehatan.
Menurut Leavel dan Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus
memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, diantara
tingkat pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut:
1). Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau
sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan.
2). Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari
bahaya yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk
perlindungan terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang
masuk dalam tingkat perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi
BCG (Bacillus Calmette Guerin) untuk mencegah TB (Tuberculosis), DPT
(Difteri Pertusis Tetanus), Hepatitis, campak, dan lain-lain.

6
3). Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan
Segera)
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat
dimulainya atau timbulnya gejala dari suatu penyakit.
4). Disability Limitation (Pembatasan Cacat)
Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau
masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang
ditimbulkan.
5). Rehabilitation (Rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh.

b. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan


Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,
pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter
merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan
tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini
dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu primary health
care, (pelayanan kesehatan tingkat pertama), secondary health care (pelayanan
kesehatan tingkat kedua), dan tertiary health services (pelayanan kesehatan
tingkat ketiga). Ketiga bentuk pelayanan kesehatan terbagi dalam pelayanan
dasar yang dilakukan di puskesmas dan pelayanan rujukan yang dilakukan di
rumah sakit.
1). Primary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama )
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada
masyarakat yang memilki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat
sehat, tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal
dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah kesehatan dasar.

7
2). Secundary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan baik masyarakat atau klien
yang membutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat inap dan tidak
dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama.
3). Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi
dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada
tingkat pertama dan kedua.
2.2.1 Tujuan Sistem
Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu
sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives
meliputi ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran,
maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan
sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Karena suatu system dikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika
tujuannya tersebut tidak tercapai.
2.2.2 Klasifikasi Sistem
a. Kesatuan atau Nonsumatisivitas
Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat kesatuan. Keseluruhan lebih besar
dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan merupakan cara yang lazim untuk
mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey, 18984, young, 1982)
b. Sistem Sosial
Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial merupakan suatu
sistem yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit yang berbeda-beda dengan
bagian-bagian komponennya dan dapat dibedakan dari lingkungan oleh suatu
batas yang didefinisikan secara jelas. Parson dan Bales (1955), mendefinisikan
suatu sistem sosial suatu sistem yang terdiri dari peran-peran sosial yang dilihat
oleh interaksi dan saling ketergantungan satu sama lain. (Anderson & Carter,
1974).

8
c. Sistem Terbuka
Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan
lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu
lingkungan yang dengannya sistem tersebut berinteraksi, sistem terbuka
tersebut memperoeh asupan dan terhadap lingkungan sistem tersebut
memberikan keluaran. Interaksi lingkungan sangat penting bagi
keberlangsungan hidup sistem tersebut ( Buckley, 1967). Berdasarkan definisi
ini suatu sistem yang hidup adalah sestem terbuka.
d. Sistem Tertutup
Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka,
sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self complete,
untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung kepada pertukaran
lingkungan yang berlangsung terus-menerus. Karena belum ada sistem tertutup
murni yang mendemonstrasikan dalam realita, “tertutup” menyatakan suatu
kurangnya pertukaran energi yang melewati batas-batas suatu sistem(Parson &
Bales, 1955).
2.2.3 Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam Sistem
a. Prosedur
Yaitu "suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan
kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu". Prosedur adalah "rangkaian operasi klerikal (tulis menulis),
yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen yang
digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam.
b. Komponen/elemen
Yaitu "kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu". Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa
sub sistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa sub-sub
sistem yang lebih kecil.
2.3. Konsep Berubah

9
2.3.1 Pengertian dan Jenis Perubahan
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara
seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau
negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu
yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan dan Decker,2001). Jadi Perubahan adalah
suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis)
menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari
lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial
maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta
dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti
pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini
melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai
profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan.
Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan
keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi baru.
Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan keyakinan
seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang yang kecewa
menjadi marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif
(Tomey,2000).
Perubahan akan mengganggu bagi mereka yang mengalaminya, dan seringkali
berkembang resistensi. Perubahan paling mengancam apabila ada perasaan tidak
aman. Penyebab resistensi terhadap perubahan adalah ancaman terhadap kepentingan
diri, keadaan memalukan, perasaan tidak aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri
sendiri, kehilangan kekuasaan, dan ketidak setujuan objektif.
Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan keputusan rasional.
Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga aktifitas yang berbeda yaitu:
a. Perubahan Spontan

10
Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak
direncanakan, karena perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak dapat
dihindari dan terdapat sedikit atau tidak ada waktu untuk merencanakan strategi
respons. Contoh perubahan spontan yang memengaruhi individu adalah infeksi
virus akut, cedera medula spinalis, dan tawaran sukarela posisi baru.
b. Perubahan Perkembangan
Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang
terjadi selama siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi menjadi
lebih kompleks.
Contoh perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran
dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan
fisik pada lansia.
c. Perubahan Terencana

Menurut Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang


disengaja dan bertujuan oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial
yang lebih besar untuk memengaruhi status quo (menetap) itu sendiri,
organisme lain, atau suatu situasi. Keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan interpersonal adalah
faktor-faktor penting dalam perubahan terencana.
Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk
memperbaiki status kesehatannya dengan menghadiri program berhenti
merokok atau melakukan program olahraga.
2.3.2 Teori Proses Berubah
Perkembangan profesi keperawatan tidak lepas dari konsep berubah yang
dimiliki oleh para praktisi, akademisi atau seorang yang masih ingin mengembangkan
keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori perubahan yang dimilikinya.
Sebagai gambaran dalam merubah profesi keperawatan kearah yang lebih
professional, ada beberapa teori perubahan yang dapat diketahui seperti :

11
A. Kurt Lewin (1951)
Perubahan Menurut pandangan Kurt Lewin 1951, seseorang yang akan
mengadakan suatu harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam
tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai
tujuan yang ada. Tahap tersebut antara lain:
1). Tahap Pencairan (Unfreezing)
Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau
mengadakan proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk
merubah dari keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada.
Di samping itu juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk merubah atau
melakukan perubahan.
2). Tahap Bergerak (Moving)
Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang
baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila
seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan
untuk berubah, Juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta
mengetahui langkah-lanhkah dalam menyesuaikan masalah.
3). Tahap Pembekuan (Refreezing)
Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan
perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan
yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat
upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebut dalam upaya
mempertahankan perubahan yang telah dicapai.
Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses
perubahan ditemukan banyak hambatan. Hambatan tersebut yang akan
mempertahankan status quo (menetap) agar tidak terjadi perubahan. Karena itu
diperlukan kemampuan yang benar-benar ada dalam konsep perubahan sesuai
dengan tahapan berubah.

12
B. Rogers E (1962)
Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa
langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat
tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1). Tahap Awareness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam
mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak
ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.
2). Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan
minat terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru
dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan
menguatkan kesadaran untuk berubah.
3). Tahap Evaluasi
Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi
hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat
memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
4). Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil
perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui
dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh
lingkungan.
5). Tahap Adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan
terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya
manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

C. Lippit (1973)

13
Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanak dari tinjauan sebagai
seorang pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga
terdapat beberapa langkah yang ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan.
Langkah yang dimaksud adalah :
1). Menetukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada
2). Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan
perubahan.
3). Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manfaat dari suatu
perubahan.
4). Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan berdasarkan langkah yang
ditempuhnya.
5). Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti atau
pemimpin dalam pembaharuan.
6). Mempertahankan dari hasil perubahan yang dicapainya.
7). Melakukan penghentian bantuan secara bertahap dengan harapan peran dan
tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap.

D. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan
perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan
menurut Havelock.
1). Membangun suatu hubungan,
2). Mendiagnosis masalah,
3). Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan,
4). Memilih jalan keluar,
5). Meningkatkan penerimaan,
6). Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

E. Teori Spradley

14
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan
dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan
sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley:
1). Mengenali gejala
2). Mendiagnosis masalah
3). Menganalisa jalan keluar
4). Memilih perubahan
5). Merencanakan perubahan
6). Melaksanakan perubahan
7). Mengevaluasi perubahan
8). Menstabilkan perubahan

2.3.3 Prinsip dan Strategi Berubah


Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan
dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
A. Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan
memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan
suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan
atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional
akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan.
Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi
rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui
pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional
bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional.
Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi
efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan
masalah yang ada.

15
B. Strategi Reedukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di
masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.
Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai
individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan
intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini
dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses
penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki
kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku
harus dimiliki dalam pembaharu.
C. Strategi Paksaan- Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan
kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan,
penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.
Menurut Tiffany dan Lutjens (1989) telah mengidentifikasi tujuh strategi
berubah yang cocok dengan kontinum dari yang paling netral sampai yang paling
koersif.
1).Edukasi
Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang
dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang
terencana.
2). Fasilitatif
Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah. Strategi ini
mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber
untuk membuat perubahan tersebut.
3).Teknostruktural

16
Strategi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur sosial dalam
kelompok atau mengubah srtuktur sosial untuk mendapatkan teknologi. Strategi ini
memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang dan struktur. Penggunaan ruang
dapat diubah untuk memengaruhi struktur sosial.
4). Data-based
Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat
perubahan sosial. Data digunakan untuk menemukan inovasi yang paling baik guna
memecahkan masalah yang dihadapi.
5). Komunikasi
Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu melalui
saluran dalam sistem sosial.
6). Persuasif
Pemakaian penalaran, debat, dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan
perubahan.
7). Koersif
Terdapat hubungan wajib antara perencana dan pengadopsi. Kekuasaan
digunakan untuk menyebabkan perubahan.

2.3.4 Reaksi – Reaksi Terhadap Perubahan


A. Perubahan Dalam Keperawatan
Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan
seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam
keperawatan antara lain:
1). Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu
berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi
akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi

17
keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan
kesehatan.
2). Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang
diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat
dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang
tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.
3). Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan
Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang
sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu
mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu keperawatan
diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh
dalam keilmuan.
4). Keperawatan Sebagai Komunikasi
Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu
menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu
mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan
berkembang.

2.3.5 Hambatan Dalam Perubahan


Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan
yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam. Diantara hal yang
menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:
1). Ancaman Kepentingan Pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan
karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri.
Contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat profesional dimana yang diakui
sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi
lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi

18
kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam
perubahan.
2). Persepsi Yang Kurang Tepat

Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi
kendala dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam
sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang
lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerima sehingga
timbul kekwatiran dari perubahan tersebut.
3). Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam
perubahan, karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam
merespons perbedaan sistem adaptasi. Pada setiap orang juga dapat menimbulkan
reaksi psikologis yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan.
Contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktek keperawatan
mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan
timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4). Toleransi Terhadap Perubahan Rendah
Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau
masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi
yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi
apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan
tersebut akan sulit dilaksanakan.
5). Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan sudah dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan
sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor
kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
6). Ketergantungan

19
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena
ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam
mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang
yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
7). Perasaan Tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan
karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah
ketidak amanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8). Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat yang
tidak boleh dirubah. Apabila akan melakukan proses perubahan namun perubahan
tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami
hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka
akan sangat mudah dalam perubahan.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan teori diatas kami kelompok dapat menyimpulkan bahwa prinsip-
prinsip keperawatan secara holistik yang di dalamnya memiliki teori sistem dan
konsep berubah merupakan bahan ajar yang memudahkan kami sebagai seorang
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sistem akan berjalan lancar apabila di gerakkan secara bersama- sama tanpa
mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan konsep perubahan. Perubahan
dapat membawa individu menjadi lebih berkembang sesuai dengan kemampuan
masing-masing.

3.2 Saran
1. Sebaiknya sebagai seorang perawat, apabila akan melakukan pelayanan
kesehatan, perawat harus mempelajari dahulu apa-apa yang menjadi prioritas
dalam memberikan pelayanan kesehatan sehingga tidak menimbulkan hal-hal
yang merugikan pasien.
2. Perawat harus mempelajari sistem dan perubahan yang ada dalam diri seorang
pasien tanpa membandingkan status ekonomi dari pasien tersebut sehingga
tidak menimbulkan perbedaan pendapat.
3. Hadapi setiap perubahan dengan tenang dan penuh humor (yakinlah bahwa
perubahan adalah hal yg sulit, dan menjadi agen pembaharuan akan lebih sulit).

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Perubahan Dalam Keperawatan. Wikipedia. Jakarta. Dalam


http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/05/07/perubahan-dalam-keperawatan/.
Diakses pada 31 Agustus 2010 Pukul 13:05 wita

Anonim. 2010. Aplikasi Teori Adaptasi Dalam Kasus Discectomi. Wikipedia. Jakarta.
Dalam http:///F:/aplikasi-teori-adaptasi-dalam-kasus.html. Diakses pada 31
Agustus 2010 Pukul 14:01 wita

Arifiyanto, Dafid. 2008. Konsep Berubah. Wikipedia. Jakarta. Dalam

http://dafid-pekajangan.blogspot.com/2008/03/konsep-
berubah.html. Diakses pada 31 Agustus 2010 Pukul 12:40 wita

Barbara, Kozier dkk. 2006. Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 4. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.
.
Hidayat, Alimul Aziz A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit
Salemba Medika. Surabaya

Nursalam, Dr. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Penerbit


salimba medika. Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai