Anda di halaman 1dari 130

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 1

SEKAPUR SIRIH

Assamua’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kita sampaikan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala semoga kita dalam
menjalankan amanah masing-masing senantiasa mendapat rahmat dan ridhonya, sholawat dan
salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Solallahualaihi wassalam.

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur memiliki Fakultas Ilmu Kesehatan dan


Farmasi, Fakultas Sains Tekhnologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora serta Fakultas
Pendidikan. Dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran UMKT mempunyai Laboratorium
Terpadu untuk menunjang pelaksanaan tridama perguruan tinggi, yang khususnya memfasilitasi
pembelajaran keahlian mahasiswa melalui praktikum, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Laboratorium terpadu Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur senantiasa mengikuti
perkembangan issue terkini/up date tentang ilmu pengetahuan yang dipelajari dan memfasilitasi
kegiatan pembelajaran praktikum sebaik mungkin melalui upaya menyiapkan laboran, alat-alat
dan bahan serta panduan praktikum sesuai dengan kebutuhan pada setiap kelompok keilmuan.

Pembelajaran praktikum membutuhkan Panduan Praktikum / modul agar praktikum dapat


dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien. Modul ini secara prinsip berisi tentang acuan baku
bagi Dosen dan Mahasiswa dalam melaksanakan praktikum di laboratorium Univeristas
Muhammadiyah Kalimantan Timur. Dengan adanya Panduan Praktikum di Laboratorium
Univeristas Muhammadiyah Kalimantan Timur ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan
kegiatan praktikum dengan baik dan benar.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian Panduan Praktikum / modul di Laboratorium Univeristas Muhammadiyah
Kalimantan Timur.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kepala Laboratorium UMKT

Rini Ernawati .,S.Pd M.Kes NIDN. 1102096902

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 2


KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
diselesaikan Buku Modul Keperawatan Jiwa ini. Penyusunan dilakukan oleh Program Studi
Diploma III Keperawatan khususnya departemen keperawatan jiwa guna menunjang kualitas
pembelajaran agar terarah dan lebih mudah dipahami mahasiswa yang meningkatkan
kemampuan self directed learining.
Adanya modul keperawatan jiwa ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
komunikatif, disiplin, kerjasama, memiliki empati, percaya diri dan kreatifitas dengan
menerapkan pembelajaran berpusat pada mahasiswa dalam rangka mengimplementasikan
kurikulum berbasis KKNI.
Modul Keperawatan jiwa ini disusun untuk membantu mahasiswa mengembangkan
pemahaman dan keterampilan dalam keperawatan jiwa yang beriisikan tentang tinjauan materi
kasus, rencana tindakan dan format poengkajian.
Akhir kata, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat bagi
penyempurnaan modul ini.

Wassalamu`alaikum, wr. Wb.

Samarinda, Mei 2019


PROGRAM STUDI
DIPLOMA IA KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
u ivE«snAs uunxMMADlYAH KAMMANTAN n iue

P ad a tah un 2037, Program Studi Diploma III


KepRrawatan di Fakultas Kesehatan dan Farmasi
Universltas I\4uhammadiyah Kallmantan Timur menjadi
program studi Islami berbaais teknologi informasi yang
menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang
kompetitif, unggul dibidang kagawatdaruratan dan
berkontribusi terhadap masalah sosial dan lingkungan.

Menyelenggarakan pendidikan keperawatan vokasional


yang berkual\tas, ungguT dalam keperawatan gawat
darurat dan bencana, berwawasan global dan berlandaskan
nilai- nilai IslamT.

.Menyelenggarakan proses pembelajaran yang inovatif,


dengan memanfaatkan tekno\ogi informasi sehingga
mendorong interaksi akademik yang dapet meningkatkan
mutu lulusan.
3. Menlngkatkan pelaksanaan penelitian dalam bidang
keperawatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan umat.
4. Meningkatkan peiaksanaan pengabdian kepada masyarakat
dalam bentuk pendidikan dan pelayanan kesehatan.
5. Melaksanakan kemitraan atau kerja sama dalam bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengen
instansi pendidikan, rumah saklt pemerintah, rumah
sakit swasta, dan instansi pelayanan kesehatan baik
dalam maupun luar negeri.
DAFTAR ISI

Halaman

COVER MODUL 1
SEKAPUR SIRIH 3
KATA PENGANTAR 4
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI 5
DAFTAR ISI 6
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER 7
TATA TERTIB PRAKTIKUM LABORATORIUM 26
ALUR PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIK 28
LABORATORIUM
RINCIAN PELAKSANAAN PRAKTIK LABORATORIUM 29
Topik 1 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia 25
Topik 2 Konsep Pemenuhan Kebutuhan Oksigen 32
Topik 3 Konsep Dasar Cairan Dan Elektrolit 38
Topik 4 Konsep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi 58
Topik 5 Konsep Keperawatan Kebutuhan Aktifitas 63
Topik 6 Konsep Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri 78
Topik 7 Konsep Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur 87
Topik 8 Konsep Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman 94
DAFTAR PUSTAKA

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 5


RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMSETER (RPS)
MK KEPERAWATAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
JURUSAN / PRODI D III KEPERAWATAN
RENCANA PEMBELAJARAN
MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER TglPenyus
unan
Keperawatan Dasar WAT1106 5 2 Maret 2019
Pengembang RP Koordinator RMK Ka PRODI

(Ns. Ramdhany Ismahmudi,


(Ns. Fatma Zulaikha, M.Kep) (Ns. Fatma Zulaikha, M.Kep) MPH)
Capaian CPL-PRODI
Pembelajaran (CP) Capaian Pembelajaran Program Studi D III Keperawatan yang terkait mata kuliah**:
a. CP-ST (Capaian Pembelajaran Sikap dan Tata Nilai)
1) [ST-3] Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
2) [ST-5] Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan
orisinal orang lain;
3) [ST-6] Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan Pancasila.
4) [ST-10] Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;
5) [ST-12]Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode
Etik Perawat Indonesia;
6) [ST-13] Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 6


hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta
bertanggungjawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh
dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya.

b. CP-KU (Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum)


1) [KU-1] Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dengan menganalisis data serta metode yang sesuai
dan dipilih dari beragam metode yang sudah maupun belum baku dean dengan menganalisis data;
2) [KU-2] Mampu Menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur;
3) [KU-3] Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang keahlian
terapannya, dedasarkan pada pemikiran logis dan inovatif, dilaksanakan dan bertanggung jawab atas hasilnya
secara mandiri;
4) [KU-8] Mendokumentasikan, menyimpanm mengamankan dan menemukan kembali data untuk menjamin
kesahihan dan mencegah plagiasi.

c. CP-KK (Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus)


1) [KK-1] Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit,
dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang menjamin
keselamatan klien (patient safety), sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan
keperawatan yang telah tersedia;
2) [KK-3] Mampu memberikan (administering) dan mencatat obat oral, topikal, parenteral, dan supositoria sesuai
standar pemberian obat dan kewenanan yang didelegasikan;
3) [KK-4] Mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan;
4) [KK-6] Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan infosrmsi yang akurat kepada
klien dan atau keluarga/ pendamping/ penasehat tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya;
5) [KK-8] Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan keantitas yang terukur terhadap hasil kerja sendirim tenaga
kerja pendukung (support workers);
6) [KK-9] Mampu melakukan pencegahan penularan infeksi dan proosi kesehatan.

d. CP-PP (Capaian Pembelajaran Penguasaaan Pengetahuan)


1) [PP-1] Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia, patologi, dan patofisiologi kelainan struktur dan
fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi;
2) [PP-4] Menguasai konsep keperawatan sebagai landasan dalam memberikan asuhan keperawatan secara
holistik dan komprehensif;
3) [PP-5] Menguasai konsep dan prinsip “patient safety”
4) [PP-6] Menguasai konsep teroritis Kebutuhan Dasar Manusia
5) [PP-7] Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan
secara mandiri atau berkelompok;
6) [PP-8] Menguasai konsep teoritis dan prosedur pencegahan penularan infeksi dan promosi kesehatan,
pemberian obat oral dan obat topikal, parenterla dan supositoria;
7) [PP-9] Menguasai jenis, mangaat, dan manual pengguanaan alat kesehatan;
8) [PP-10]Menguasai konsep dan prinsip sterilitas dan desinfeksi alat;
9) [PP-13] Menguasai konsep, prinsip, dan teknik komunkasi terapeutik serta hambatannya yang sering ditemui
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan;

CP-MK
a. Memahami konsepteori kebutuhan dasar manusia
b. Memahami konsep kebutuhan dasar manusia menurut Maslow.
c. Memahami konsepkebutuhan oksigen.
d. Memahami konsep kebutuhan cairan.
e. Memahami konsepkebutuhan nutrisi
f. Memahami konsepkebutuhan eliminasi
g. Memahami konsepkebutuhan aktifitas
h. Memahami konsepkebutuhan istirahat dan tidur
i. Memahami konsep keseimbangan suhu tubuh
j. Memahami konsep kebutuhan seksual
k. Memahami konsepkebutuhan rasa aman dan nyaman
l. Memahami konsep kebutuhan memiliki dan dimiliki
m. Memahami konsepkebutuhan harga diri/ Konsep diri
n. Memahami konsepkebutuhan aktualisasi diri
o. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
p. Melakukan berbagai procedural keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien
DiskripsiSingkat MK Secara garis besar dengan mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan dalam memahami tentang
konsep dasar manusian, konsep pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan mampu melakukan berbagai prosedur tindakan
keperawatan dalam rangka pemenuhan kebutuahan dasar manusia. Mata kuliah ini membicarakan tentang pengertian kebutuhan
dasar manusia, konsep kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, konsepkebutuhan oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, aktifitas,
istirahat dan tidur, keseimbangan suhu tubuh, kebutuhan seksual, rasa aman dan nyaman, memiliki dan dimiliki, harga diri/
Konsep diri dan kebutuhan aktualisasi diri, faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan serta berbagai procedural
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.Strategi penyajian mata kuliah ini meliputi ceramah, diskusi, latihan, praktikum,
dan tugas-tugas. Penilaian akhir keberhasilan belajar mahasiswa pada matakuliah ini menggunakan pendekatan acuan patokan
(PAP) dengan unsur penilaian meliputi unsur-unsur kehadiran, tugas-tugas, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.
Pokok Bahasan / a. Konsepteori kebutuhan dasar manusia
Bahan Kajian b. Konsep kebutuhan dasar manusia menurut Maslow.
c. Konsepkebutuhan oksigen.
d. Memahami konsep kebutuhan cairan.
e. Memahami konsepkebutuhan nutrisi
f. Memahami konsepkebutuhan eliminasi
g. Memahami konsepkebutuhan aktifitas
h. Memahami konsepkebutuhan istirahat dan tidur
i. Memahami konsep keseimbangan suhu tubuh
j. Memahami konsep kebutuhan seksual
k. Memahami konsepkebutuhan rasa aman dan nyaman: Kehilangan dan berduka, Penyakit kronis dan terminal, Kecemasan
l. Memahami konsep kebutuhan memiliki dan dimiliki
m. Memahami konsepkebutuhan harga diri/ Konsep diri
n. Memahami konsepkebutuhan aktualisasi diri
o. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
p. Melakukan berbagai procedural keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien
Gangguan kebutuhan oksigen:
1) Menghitung pernapasan
2) Memposisikan pasien fowler dan semifowler
3) Mengumpulkan sputum untuk pemeriksaan
4) Memberikan oksigen nasal kanul, mask
5) Melatih napas dalam
6) Melatih batuk efektif
Gangguan kebutuhan cairan:
1) Menghitung keseimbangan cairan
2) Mengukur tekanan darah
3) Menghitung Rumple lead
4) Memberi minuman per oral
5) Mengumpulkan urin untuk pemeriksaan
6) Menghitung tetesan infus
7) Memasang infus
8) Memonitor tetesan infus
9) Merawat luka infus
10) Mengganti cairan infus
Gangguan kebutuhan nutrisi:
1) Mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar paha
2) Menghitung indeks massa tubuh
3) Memberikan makan peroral
4) Memasang NGT
Gangguan kebutuhan eliminasi:
1) Membantu pasien eliminasi bak/bab diatas tempat tidur
2) Memasang diapers/popok
3) Memasang Cateter urin
Gangguan kebutuhan aktivitas:
1) Menerima pasien baru
2) Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi
3) Memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur lain
4) Memposisikan pasien: posisi fowler; semi fowler; lithotomi; dorsal recumbent; SIM (miring kanan/kiri);
trendelenberg; supinasi; pronasi
5) Melatih berjalan
6) Memandikan pasien di atas tempat tidur
7) Merawat gigi dan mulut; menyikat gigi, merawat mulut dan gigi pada pasien yang tidak sadar.
8) Mengganti pakaian pasien diatas tempat tidur
9) Mencuci rambut
10) Menyisir rambut

Gangguan keseimbangan suhu tubuh;


1) Mengukur suhu tubuh;oral, aksila dan rectal
2) Memberikan kompres hangat
3) Memberikan kompres dingin

Gangguan aman nyaman;


1) Manajemen stress (relaksasi, relaksasi otot progresif, nafas dalam, guide imagery, latihan fisik)
2) Membersihkan lingkungan pasien
3) Backrub
4) Mencuci tangan asepticdan antiseptic
5) Menggunakan alat pelindung diri; barak scort, sarung tangan, penutup kepala, dll

Prosedur perawatan pada tindakan kolaboratif


1) Memberikan obat oral
2) Memberikan obat topical (oles, tetes)
3) Memberikan obat prarektal/ supositoria
4) Memberikan obat parental: Intravena, Intrakutan, Subkutan, Intramuskuler,

Jenis, manfaat dan cara penggunaan alat kesehatan yang sering digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
1) Jenis & type alat kesehatan
2) Manfaat dan fungsi alat kesehatan
3) Prinsip prosedur penggunaan alat
4) Perawatan dan penyimpanan alat
5) Kalibrasi alat; prinsip, dan cara pelaksanaan

Penyimpanan dan pemeliharaan alat;


1) Membersihkan dan menyimpan alat
2) Prinsip aseptic dan antiseptic pada penggunaan alat kesehatan

Pustaka Utama :
[B1] Craven, Ruth (1999). Fundamental of Nursing. Human Health and Fuction, Philadelphia: Lippincott
[B2] Janice Rider, et,all. Modules for Basic Nursing Skill, Philadelpia: JB Lippincott Co.
[B3] Linda Juall, Carpenito. (2006) Nursing Diagnosis. Philadelpia: JB Lippincott Company.
[B4] Patricia AP & Anne GP. (1996) Fundamental of Nursing, St Louis Toronto: Mosby Co.

Pendukung :
-
Media Pembelajaran Preangkat lunak : Perangkatkeras :
Animasi/Simulasi Teks
Audio/Video Handout
Soal-Tugas
Team Teaching (1) Taharuddin
(2) Fitroh Asriyadi
(3) Thomas Ari Wibowo
Sistem Penilaian Kehadiran 10%
Tugas/ Keaktifan 15%
MID Semester 20%
Ujian Akhir Semester 25%
OSCE 30%
Matakuliahsyarat -

NO Sub-CP-MK Indikator Kriteria&Bentu Metode Materi Pembelajaran


kPenilaian Pembelajaran [Pustaka]
(2) (3) (4) [ Estimasi Waktu] (6)
(5)
1 Menguasai konsep 1.Interasi akrab Kriteria: Kuliah dan Diskusi 1. Teori kebutuhan dasar manusia
kebutuhan dasar manusia dosen - 2. Teori kebutuhan dasar manusia menurut Maslow
denganmahasis Test: (100menit) 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
wa - kebutuhan dasar manusia
2. Motivasi 4. Kebutuhan oksigenasi
mahasiswa Non Test: 5. Kebutuhan cairan dan elektrolit
untuk belajar - 6. Kebutuhan nutrisi
mandiri 7. Kebutuhan eliminasi
3. Mahasiswa 8. Kebutuhan aktifitas
dapat 9. Kebutuhan istirahat dan tidur
Mengikuti 10. Kebutuhan keseimbangan suhu tubuh
perkuliahan 11. Kebutuhan seksual
sesuai jadwal 12. Kebutuhan perawatan diri
perkuliahan 13. Kebutuhan rasa aman dan nyaman : Nyeri
14. Menjelang ajal
15. Kebutuhan memiliki dan dimiliki
16. Kenutuhan harga diri
17. Kebutuhan aktualisasi diri
(Buku: [B1], [B2]; Web: [W1],[W2],[W3])
2 Menguasai prosedur Prosedur Kriteria: Kuliah dan Diskusi Prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan
keoerawatan dalam keperawatan dalam - oksigen sesuai SPO :
memenuhi kebutuhan memenuhi Test: (100 menit)
oksigen sesuai SOP kebutuhan oksigen - 1. menghitung pernafasan
sesuai SPO : 2. memposisikan pasien folwer dan semifowler
1. menghitung Non Test: 3. mengumoulkan sputum untuk pemeriksaan
pernafasan - 4. memberikan oksigen nasal kanul
2. memposisikan 5. melatih nafas dalam
pasien folwer dan 6. melatih batuk efektif
semifowler
3. mengumoulkan
sputum untuk (Buku: [B1], [B2]; Web: [W1], [W2], [W3])
pemeriksaan
4. memberikan
oksigen nasal kanul
5. melatih nafas
dalam
6. melatih batuk
efektif
3 Menguasai prosedur 1. Mengukur Kriteria: Kuliah dan Diskusi 1. Mengukur tekanan darah
keperawatan dalam tekanan darah - 2. Menghitung nadi
memenui kebutuhan cairan 2. Menghitung nadi Test: (100nit) 3. Pemeriksaan rumple-leed
& elektrolit sesuai SPO 3. Pemeriksaan - 4. Memberikan minum per oral
rumple-leed 5. Mengumpulkan urin untuk pemeriksaan
4. Memberikan Non Test: 6. Memasang kondom kateter
minum per oral - 7. Menghitung keseimbangan cairan
5. Mengumpulkan 8. Merawat infus
urin untuk 9. Mengganti cairan infus
pemeriksaan 10. Melepas infus
6. Memasang 11. Memonitor tetesan infus
kondom kateter 12. Merawat kateter urin
7. Menghitung
keseimbangan (Buku: [B1], [B2]; Web: [W1],[W2],[W3])
cairan
8. Merawat infus
9. Mengganti cairan
infus
10.Melepas infus
11.Memonitor
tetesan infus
12.Merawat kateter
urin
4 Menguasai prosedur Prosedur Kriteria: Kuliah dan Diskusi Prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
keperawatan dalam keperawatan dalam - sesuai SPO:
memenuhi kebutuhan memenuhi Test: (100 menit)
nutrisi sesuai SPO kebutuhan nutrisi - 1. mengukur berat badan
sesuai SPO: 2. mengukur tinggi badan
1. mengukur berat Non Test: 3. mengukur lingkar lengan atas
badan - 4. Mengukur lingkar paha
2. mengukur tinggi 5. Menghitung indeks massa tubuh
badan 6. Memberikan makan per oral
3. mengukur lingkar
lengan atas
4. Mengukur (Buku: [B1], [B2],[B3],[B4]; Web: [W1],[W2],[W3])
lingkar paha
5. Menghitung
indeks massa
tubuh
6. Memberikan
makan per oral
5 Menguasai prosedur Prosedur Kriteria: Kuliah dan Diskusi Prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
keperawatan dalam keperawatan dalam - sesuai SPO :
memenuhi kebutuhan memenuhi Test: (100 menit)
nutrisi sesuai SPO kebutuhan nutrisi - 1. membantu pasien eliminasi bak / bab di atas tempat
sesuai SPO : tidur
1. membantu Non Test: 2. memasang diapers / popok
pasien eliminasi bak -
/ bab di atas tempat
tidur
2. memasang (Buku: [B1], [B2]; Web: [W1],[W3])
diapers / popok

6 Menguasai prosedur Prosedur Kriteria: Kuliah dan Diskusi Prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan
keperawatan dalam keperawatan dalam - aktifitas sesuai SPO :
memenuhi kebutuhan memenuhi Test: (100 menit)
aktifitas sesuai SPO kebutuhan aktifitas - 1 . Menerima pasien baru
sesuai SPO : 2. memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi
1 . Menerima pasien Non Test: 3. memindahkan pasien dari tempat tidur ke tempat tidur
baru - lain
2. memindahkan 4. memposisikan pasien fowler, semifowler, lithotomi,
pasien dari dorsal recumbent, sim (miring kanan-miring kiri),
tempat tidur ke trendelenburg, supinasi
kursi 5. membantu ambulasi / berjalan : tanpa alat bantu dan
3. memindahkan dengan alat bantu jalan.
pasien dari
tempat tidur ke (Buku:[B1], [B2], [B4]; Web:[W1])
tempat tidur lain
4. memposisikan
pasien fowler,
semifowler,
lithotomi, dorsal
recumbent, sim
(miring kanan-
miring kiri),
trendelenburg,
supinasi
5. membantu
ambulasi /
berjalan : tanpa
alat bantu dan
dengan alat bantu
jalan.
7 Menguasai prosedur Prosedur Kriteria: Kuliah dan Diskusi Prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan
keperawatan dalam keperawatan dalam - perawatan diri dan berhias sesuai SPO :
memenuhi kebutuhan memenuhi Test:
perawatan diri dan berhias kebutuhan - (100 menit) 1 . Perawatan rambut ( mencuci, menyisir )
sesuai SPO perawatan diri dan 2. perawatan gigi dan mulut, menyikat gigi, merawat
berhias sesuai SPO Non Test: mulut dan gigi pada pasien yang tidak sadar.
: - 3. mengganti pakaian pasien
1 . Perawatan 4. memandikan pasien di atas tempat tidur pada pasien
rambut ( sadar dan penurunan kesadaran
mencuci, 5. vulva dan penis hygiene
menyisir ) 6. perawatan kuku dan kaki (Buku:
2. perawatan gigi
dan mulut, [B1], [B2], [B4]; Web:[W1])
menyikat gigi,
merawat mulut
dan gigi pada
pasien yang tidak
sadar.
3. mengganti
pakaian pasien
4. memandikan
pasien di atas
tempat tidur pada
pasien sadar dan
penurunan
kesadaran
5. vulva dan penis
hygiene
6. perawatan kuku
dan kaki

8 Menguasai prosedur Prosedur Kriteria: Kuliah dan Diskusi Prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan
keperawatan dalam keperawatan dalam - istirahat dan tidur sesuai SPO :
memenuhi kebutuhan memenuhi Test: (100 menit)
istirahat dan tidur sesuai kebutuhan istirahat - 1 . Berdoa / ritual menjelang tidur
SPO dan tidur sesuai 2. meningkatkan lingkungan kondusif
SPO : Non Test: 3. mengganti pakaian pasien
1 . Berdoa / ritual 4. memandikan pasien di atas tempat tidur pada pasien
menjelang tidur sadar dan penurunan kesadaran
2. meningkatkan 5. vulva dan penis hygiene
lingkungan 6. perawatan kuku dan kaki
kondusif
3. mengganti (Buku:[B1], [B2],[B3], [B4], [B5]; Web:[W1] [W2],
pakaian pasien [W3])
4. memandikan
pasien di atas
tempat tidur pada
pasien sadar dan
penurunan
kesadaran
5. vulva dan penis
hygiene
6. perawatan kuku
dan kaki
9 Menguasai prosedur Prosedur Kriteria: Kuliah dan Diskusi Prosedur kepeawatan dalam memnuhi kebutuhan rasa
keperawatan dalam kepeawatan dalam - aman dan nyaman sesuai SPO :
memenuhi kebutuhan rasa memnuhi Test: 1 . Latihan relaksasi fisik
dan nyaman sesuai SPO kebutuhan rasa - (100 menit) 2. backrub
aman dan nyaman 3. pemeliharaan lingkungan pasien
sesuai SPO : Non Test:
1 . Latihan relaksasi (Buku:[B1], [B2], [B4], [B5]; Web:[W1],[W2],[W3])
fisik
2. backrub
3. pemeliharaan
lingkungan
pasien
10 Menguasai prosedur Prosedur Kriteria: Kuliah dan Diskusi Prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan
keperawatan pasien keperawatan dalam - menjelang dan akhir kehidupan sesuai SPO :
menjelang dan akhir memenuhi Test:
kehidupan sesuai SPO kebutuhan - (100 menit) 1 . dukungan spiritual menjelang ajal pada pasien dan
menjelang dan akhir keluarga
kehidupan sesuai Non Test: 2. perawatan jenazah
SPO :
1 . dukungan (Buku:[B1], [B2], [B4], [B5]; Web:[W1], [W3])
spiritual
menjelang ajal
pada pasien dan
keluarga
2. perawatan
jenazah
TATA TERTIB
PRAKTIKUM LABORATORIUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

TATA TERTIB PRAKTIK LABORATORIUM

A. KEWAJIBAN
1. Mahasiswa wajib mengontrak laboratorium dan mengisi silarium untuk peminjaman
alat yang akan digunakan ketika praktikum
2. Mengisi Silarium dilakukan maksimal 3 hari sebelum kegiatan praktikum dimulai
3. Setiap mahasiswa yang akan praktik harus memasuki laboratorium 15 menit
sebelum praktik.
4. Mahasiswa selama praktik harus menggunakan APD sesuai dengan per-
Laboratorium yang berlaku.
5. Mahasiswa wajib mengisi absensi ( daftar hadir )
6. Mahasiswa memperhatikan materi simulasi / praktek yang diberikan oleh dosen
pembimbing
7. Mahasiswa wajib mengisi log book pada saat sebelum dan sesudah menggunakan
alat ketika praktikum
8. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketenangan selama dan sesudah praktik di
laboratorium
9. Wajib membersihkan dan merapikan alat kembali saat selesai praktikum.

B. HAK
1. Mahasiswa melakukan praktik laboratorium sesuai jadwal yang ditentukan
2. Jika diluar jadwal mahasiswa harus melapor kepada petugas laboratorium 1 hari
sebelum praktik dan mengisi peminjaman lab serta alat.
3. Mahasiswa berhak mendapatkan materi dari dosen pembimbing
4. Mahasiswa berhak meminjam dan memakai alat laboratorium untuk kepentingan
praktek belajar lapangan / magang sesuai ketentuan yang ada.

C. LARANGAN
1. Menggunakan sepatu didalam ruangan laboratorium
2. Makan, minum dan merokok selama kegiatan praktikum berlangsung
3. Duduk / berbaring di laboratorium
4. Membuat keributan dan membuang sampah sembarangan
5. Melanggar tata tertib laboratorium yang ada
6. Menggunakan Handphone saat praktik berlangsung

D. SANKSI
1. Mahasiswa/i yang melanggar kewajiban dan larangan diatas berhak dikeluarkan
dari laboratorium oleh dosen pembimbing
2. Apabila alat yang digunakan /dipinjam rusak, pecah, hilang maka mahasiswa/i yang

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 18


bersangkutan harus mengganti dengan jenis alat dan jumlah yang sama sesuai batas
waktu yang ditentukan
3. Keterlambatan dalam pengembalian alat yang dipinjam akan kena denda SBB:
Instrument alat Rp.10.000/ alat/hari
Baju/tenun Rp.5000/baju/tenun/hari
ALUR PROSEDUR
PELAKSANAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : PROSEDUR Revisi :


LU/PM/LAB.01 00
PENCAPAIAN STANDAR PENGGUNAAN
Tgl Berlaku: Halaman :
26 Desember 2017 LABORATORIUM
Topik 1
Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

A. PENGERTIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Sebelum kita mempelajari kebutuhan dasar manusia, kita harus mengenal konsepmanusia
terlebih dahulu, karena sasaran asuh kita sebagai seorang perawat adalah manusia dari berbagai
kelompok umur dan manusia dengan segala kebutuhannya. Manusia dapat ditinjau dari dua sudut
pandang, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan manusia sebagai sistem.

1. Manusia sebagai Makhluk Holistik


Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Sebagai makhluk biologis, manusia tersusun atas sistem
organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidupnya, mulai dari lahir, tumbuh kembang,
hingga meninggal. Sebagai makhluk psikologis, manusia mempunyai struktur kepribadian, tingkah
laku sebagai manifestasi kejiwaan, dan kemampuan berpikir serta kecerdasan. Sebagai makhluk
sosial, manusia perlu hidup bersama orang lain, saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi kebudayaan, serta dituntut untuk bertingkah laku sesuai
dengan harapan dan norma yang ada. Sebagai makhluk spiritual, manusia memiliki keyakinan,
pandangan hidup, dan dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.
Jadi maksudnya di sini adalah bila kita memandang manusia, kita harus melihatnyasecara
utuh menyeluruh tidak boleh di penggal-penggal. Misalnya apabila seseorang sedang dirawat
karena sakit, sebagai makhluk holistik, dia akan mengalami beberapa gangguan, selain gangguan
fisik/biologis, secara bersamaan dia juga mengalami gangguan psikologis, sosial dan spiritual, oleh
karena itu sebagai seorang perawat, dalam memberikan asuhan keperawatan harus memperlakukan
manusia/klien secara holistik/menyeluruh tidak terpisah-pisah, misalnya kalau klien dirawat karena
kanker payudara, yang diperhatikan bukan hanya payudaranya (fisik/biologis) saja tetapi secara
utuh bagaimana psikologis, sosial dan spiritualnya.
Demikian saudara, konsep manusia secara holistik. Nah....saudara.., setelah Anda
memahami konsep manusia sebagai makhluk holistik, mari kita lanjutkan dengan materi
berikutnya, yaitu manusia sebagai sistem.

2. Manusia sebagai Sistem


Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal, dan
sosial.Sistem adaptif merupakan proses perubahan individu sebagai respons terhadap perubahan
lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau keutuhan. Sebagai sistem personal,
manusia memiliki proses persepsi dan bertumbuh kembang. Sebagai sistem interpersonal, manusia
dapat berinteraksi, berperan, dan berkomunikasi terhadap orang lain. Sedangkansebagai sistem
sosial, manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilankeputusan di lingkungannya,
baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan.

Contoh: apabila seseorang sedang dirawat karena sakit...sebagai sistem, dia akan
melakukanpenyesuaian terhadap lingkungan rumah sakit, terhadap orang-orang yang merawat,
terhadap sesama klien, dan secara bersamaan juga dia akan mengalami gangguan terhadap semua
hal tersebut apabila dia tidak bisa melakukan adaptasi. Namun apabila dia tidak mampu beradaptasi
dia akan mengalami gangguan.

B. KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar
yaitu:kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan
Patricia,1997). Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada
dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebutpun
ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.
Saudara dalam memenuhi kebutuhan kita sebagai manusia dipengaruhi oleh beberapa
faktor, marilah kita pelajari selanjutnya tentang faktor apa saja yang mempengaruhi.

1. Model Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Beberapa Ahli.


Saudara berikut akan dibahas beberapa ahli yang memahami kebutuhan dasarmanusia.

a. Abraham Maslow
Teman-teman pasti masih ingat dengan nama Maslow, beliau membagi kebutuhandasar
manusia ke dalam lima tingkat berikut:
Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar dan memiliki prioritas tertinggi
dalam kebutuhan Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak harus terpenuhi oleh
manusia untuk bertahan hidup. Kebutuhan tersebut terdiri dari pemenuhan oksigen dan pertukaran
gas, kebutuhan cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas,
keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual, kebutuhan kedua adalah Kebutuhan rasa aman
dan perlindungan yang dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis.
Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit,
kecelakaan, bahaya dari lingkungan dan sebagainya, sedangkan perlindungan psikologis, yaitu
perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang
dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali, karena merasa terancam oleh keharusan
untuk berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya. Kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang yaitu
kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang,
kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial, dan sebagainya,
kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain kebutuhan ini terkait, dengan
keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri.
Selain itu, orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain, dan yangterakhir/ke lima kebutuhan
aktualiasasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, berupa kebutuhan untuk
berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.
Untuk lebih jelas dapat dilihat di bagan berikut:

Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan harga diri


Kebutuhan rasa cinta dan kasih
sayang

Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Kebutuhanfisiologis (oksigen, makan, minum,


eliminasi, tidur, seks)

b. Imogine King
King berpendapat bahwa manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksiterhadap
situasi orang dan objek tertentu. Beliau juga mengatakan bahwa manusia sebagaimakhluk yang
berorientasi pada waktu, dia tidak terlepas dari tiga kejadian dalam hidupnya, yaitu masa lalu,
masa sekarang dan masa yang akan datang. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang
lain dan selalu berinteraksi satu sama yang lain. Sesuai dengan hal tersebut, King membagi
kebutuhan manusia menjadi:
1) Kebutuhan akan informasi kesehatan
2) Kebutuhan akan pencegahan penyakit
3) Kebutuhan akan perawatan jika sakit.

c. Martha E. Rogers
Beliau berpendapat bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh sertamemiliki sifat
dan karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan
karakteristik dan keunikan nya masing-masing. Dengan kata lain, setiap individu tidak ada yang
sama satu sama yang lainnya, walaupun mereka dilahirkan kembar. Konsep Martha E. Rogers ini
dikenal dengan konsep manusia sebagai unit.

d. Johnson
Johnson mengungkapkan pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistemperilaku.
Dalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan internal maupun eksternal. Individu juga
memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadappengaruh yang terjadi
karena hal tersebut.

e. Virginia Henderson
Ibu Virginia Henderson (dalam Potter dan Perry, 1997) membagi kebutuhan dasarmanusia
ke dalam 14 komponen berikut yaitu manusia harus dapat bernafas secara normal, makan dan
minum yang cukup, setiap hari harus bisa buang air besar dan buang air kecil (eliminasi) dengan
lancar, bisa bergerak dan mempertahankan postur tubuh yang diinginkan, bisa tidur dan istirahat
dengan tenang, memilih pakaian yang tepat dan nyaman dipakai, mempertahankan suhu tubuh
dalam kisaran normal dengan menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan memodifikasikan
lingkungan, menjaga kebersihan diri dan penampilan, menghindari bahaya dari lingkungan dan
menghindari membahayakan orang lain, berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan
emosi, kebutuhan,kekhawatiran, dan opini, beribadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan, bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai
kebutuhan hidup, bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi dan belajar,
menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal
kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.

f. Jean Watson
Jean Watson (dalam B. Taleuto, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam dua
peringkat utama yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs). Pemenuhan kebutuhan yang
tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai
aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain, dan
semuanya dianggap penting.

g. Sister Calista Roy


Pendapat Roy, bahwa manusia sebagai individu dapat meningkatkan kesehatannyadengan
mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif. Sebagai makhluk
biopsikososial, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mencapai suatu posisi
seimbang/homeostasis, manusia harus bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Adaptasi
tersebut dilakukan dengan beberapa rangsangan, yaitu: rangsangan fokal, konstektual dan residual.
Dalam proses penyesuaian diri, individu harus meningkatkan energinya agar mampu mencapai
tujuan berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan. Dengan demikian
individu selalu mempunyai tujuan untuk respons adaptif. Bila disingkat pendapat Roy, dikatakan
bahwa individu sebagai makhluk biopsikososiospiritual merupakan satu kesatuan yang utuh,
memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi melalui
interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan tersebut.

2. Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia


Teman-teman pasti sudah tahu kalau secara umum terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan dasar manusia itu seperti: Penyakit, hubungan keluarga, konsep diri,
tahap perkembangan dan struktur keluarga, maksudnya disini kita sebagai manusia akan berusaha
memenuhi kebutuhannya demi konsep diri yang tinggi, dan tahap perkembangan yaitu dari bayi
baru lahir sampai dengan kita tutup usia kebutuhan tetap akan berkembang sesuai dengan
berjalannya umur. Untuk memberikan alasan mengapa faktor-faktor di atas bisa mempengaruhi
kebutuhan dasar manusia, silakan saudara mencari contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Latihan
Teman-teman untuk memperdalam pemahaman Anda pada materi ini, kamimenambahkan
beberapa tugas yang harus Anda kerjakan.
Lakukan pengamatan pada beberapa klien Anda, tuliskan bagaimana Andamemandang
mereka kalau dihubungkan dengan konsep manusia.
Amati bayi baru lahir, bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa dan manusia usia
lanjut,kemudian Anda tuliskan bagaimana mereka memenuhi kebutuhannya dan gangguan
pemenuhan kebutuhan apa yang lazim terjadi pada usia mereka. Anda tulis sebagai lembar kerja
dan konsulkan pada tutor/ pembimbing yang ada di dekat Anda.

Petunjuk Jawaban Latihan


Siapkan alat tulis menulis (kertas, ballpoint), kemudian Anda amati klien yang Andaasuh,
lalu dibuat suatu rangkuman, dan minta tolong teman untuk menilai atau kalau Anda dekat dengan
fasilitator, datang ke beliau untuk mendapatkan penilaian

Ringkasan
Baiklah teman-teman, telah kita pelajari tentang konsep manusia dan kebutuhandasarnya
marilah kita buat rangkuman untuk memudahkan pemahaman materi ini. Adapun rangkumannya
adalah…
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spiritual, juga manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif,
personal, interpersonal, dan sosial. Kebutuhan dasar manusia harus terpenuhi dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, untuk mencapaikehidupan dan
kesehatan yang optimal, apabila mengalami gangguan, maka manusia juga akan mengalami
gangguan dalam kesehatannya.
Menurut beberapa ahli kebutuhan manusia ada bermacam-macam, seperti AbrahamMaslow
membagi kebutuhan dasar manusia menjadi lima tingkat yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa
aman dan nyaman, kebutuhan kasih sayang (dicintai dan mencintai), kebutuhan harga diri dan
kebutuhan aktualisasi diri, sedangkan Henderson membagi menjadi 14 tingkatan yaitu dan Jean
Watson membagi menjadi 2 macam.

Test 1
1) Di bawah ini benar konsep manusia sebagai makhluk holistik ....
A. merupakan makhluk yang utuh
B. manusia tersusun atas sistem organ tubuh
C. manusia memiliki kekuatan dan wewenang
D. manusia perlu hidup bersama orang lain

2) Tn. K, umur 35 tahun, datang ke tempat Anda karena kakinya terkena cangkul, luka terbuka
dan berdarah. Bila dihubungkan dengan konsep manusia sebagai makhluk holistik, tindakan
keperawatan apa yang akan Anda kerjakan?
A. memberikan obat anti nyeri, karena lukanya pasti terasa nyeri
B. merawat lukanya dengan benar dan selalu memperhatikan reaksi klien
C. menanyakan keluarganya, siapa nanti yang akan merawat bila di rumah
D. melakukan perawatan lukanya dengan teknik septik aseptik yang benar
3) An. A, umur 3 tahun, digendong orang tuanya datang ke tempat Anda karena beberapahari
badannya panas. Sampai di tempat Anda dia tidak mau turun dari gendongan orang tuanya dan
menangis keras. Bila Anda mendekat tangisan A semakin keras. Bila ditinjau dari konsep
manusia, bahwa manusia sebagai makhluk sosial, apa yang Anda lakukan?
A. membiarkan anak mengamati lebih lama tempat Anda bekerja
B. memberi tahu orang tuanya supaya segera membawa pulang anaknya
C. memaksa anak turun dari gendongan, karena tangisan anak hal biasa
D. membujuk anak supaya mau diperiksa dan segera mendapat pertolongan

4) Tn. H, umur 50 tahun datang sendiri berobat ke tempat Anda karena batuk dan sesak nafas sejak
kemarin. Setelah Anda periksa ternyata badannya panas juga, kemudian Anda memberi obat
batuk dan sesak, serta memberi tahu Tn. H. supaya beliau banyak minum air. Alasan Anda
melakukan tindakan ini adalah ….
A. minum air bisa menambah daya tahan tubuh klien
B. panas badan akan meningkatkan pengeluaran air dari tubuh
C. obat yang diberikan hanya bisa bekerja bila kliennya banyak minum
D. memang seperti itu yang dilakukan kepada setiap pasien batuk, sesak, panas

5) Seorang klien laki-laki umur 55 tahun, datang ke tempat Anda karena badannya panasdan
kedinginan, nampak kurus dan kotor, tindakan keperawatan pertama yang Anda kerjakan adalah
….
A. memberinya obat panas dan selimut
B. memberinya obat penambah nafsu makan
C. membersihkan badannya dulu sebelum Anda layani
D. menanyakan keluhan apalagi yang dirasakan klien.

6) Anda sedang dinas di puskesmas, tiba-tiba Anda didatangi seorang seorang ibu yang
menggendong anaknya sedang sakit panas, ibunya menangis karena anaknya sempat tidak sadar
di rumah. Sesuai dengan kebutuhan dasar manusia menurut Maslow apa yang pertama kali
Anda lakukan pada anaknya ….
A. segera memberi kompres hangat dan memberikan obat penurun panas
B. membaringkan anak di tempat tidur yang datar, empuk dan tertutup
C. segera memberi minum air putih sebanyak-banyaknya
D. memasang infus untuk memberikan carian dan nutrisi

7) Anda sedang dinas di puskesmas, tiba-tiba Anda didatangi seorang seorang ibu yang
menggendong anaknya sedang sakit panas, ibunya menangis tersedu-sedu karena bingung.
Sesuai dengan kebutuhan dasar manusia menurut Maslow apa yang pertama kali Anda lakukan
pada ibunya ….
A. memberi obat penenang supaya tidak gaduh
B. memberi tahu ibu untuk memanggil suaminya datang
C. memberi minum air putih dan mempersilakan duduk
D. menyarankan ibu untuk tenang, tidak panik, tarik nafas
8) Anda sedang di rumah, datang seorang ibu dengan menggendong anaknya yang masih bayi
karena dari pagi hari mencret, setelah Anda periksa ternyata anaknya mengalami dehidrasi
ringan. Sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, Anda memberikan oralit dan menjelaskan cara
meminumnya, alasan ada melakukan hal ini adalah ….
A. memberi rasa tenang pada ibunya karena anaknya segera ditangani
B. melaksanakan protap yang sudah biasa dilakukan di puskesmas
C. memenuhi kebutuhan cairan yang hilang karena mencret
D. memenuhi kebutuhan fisiologis yang terganggu

9) Sebagai seorang perawat, orang yang sedang sakit dan dirawat di puskesmas harus kita berikan
perhatian lebih bila dibandingkan dengan orang yang sehat. Hal ini memenuhi filosofi bahwa
manusia itu sebagai makhluk yang ....
A. terbuka
B. utuh
C. holistik
D. sakit

10) Salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia adalah faktor penyakit,
maksudnya ….
A. pada penyakit tertentu memerlukan kebutuhan yang berbeda
B. bila kita sehat tidak perlu memenuhi semua kebutuhan
C. orang yang sakit kebutuhannya harus tetap terpenuhi
D. penyakit bisa mengganggu pemenuhan kebutuhan
Topik 2
Konsep Pemenuhan Kebutuhan Oksigen

Agar Anda lebih memahami bahasan tentang konsep dasar sistem pernapasan, pelajarilah uraian
materi berikut!

A. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN


Bernapas membawa udara ke paru, dimana terjadi pertukaran gas. Udara masuk ke paru melalui
saluran pernapasan. Organ saluran pernapasan atas terdiri dari mulut, hidung, dan pharing. Ketiganya
dihubungkan dengan nasopharing, yang membawa udara melalui mulut dan hidung ke pharing. Organ
saluran pernapasan bawah terdiri dari trakhea, lobus bronkhus, segmen bronkhus, dan paru. Bronkhus
berlanjut ke bronkhiolus, yang menghubungkan jalan napas dengan parenkhim paru. Pertukaran gas di paru
terjadi di alveoli. Struktur epitel berdinding tipis dihubungkan dengan kapiler. Oksigen masuk alveoli
menembus epitel, masuk darah menuju jantung dan dari jantung ke jaringan tubuh.

Gambar 1.1 . Sistem pernapasan

B. FUNGSI SISTEM PERNAPASAN


Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfir ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 darisel tubuh ke
luar tubuh. Proses pernafasan mencakup ventilasi, difusi, transportasi danperfusi.

1. Ventilasi
Ventilasi adalah proses masuk dan ke luarnya udara di paru sehingga pertukaran gas terjadi.
Ventilasi mencakup kegiatan bernafas atau inspirasi dan ekspirasi. Selama inspirasi, diafragma dan
otot intercostal eksternal berkontraksi, sehinggamemperbesar volume thorak dan menurunkan tekanan
intrathorak. Pelebaran dinding dadamendorong paru ekspansi, menyebabkan tekanan jalan napas turun
di bawah tekananatmosfir, dan udara masuk paru.Pada saat ekspirasi, diafragma dan otot intrcostal
relaksasi, menyebabkan thorakkembali bergerak ke atas ke ukuran lebih kecil. Tekanan dada
meningkat menyebabkanudara mengalir keluar dari paru

2. Difusi Gas
Difusi adalah proses dimana molekul (gas/partikel lain) bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah yang bertekanan rendah. Oksigen dan karbon dioksida berdifusi diantara alveoli dan darah.
Bernapas secara kontinyu menambah supply oksigen paru, sehingga tekanan partial oksigen (PO2) di
alveoli relatif tinggi. Sebaliknya bernapas mengeluarkan karbon dioksida dari paru, sehingga tekanan
partial karbon dioksida (PCO2) di alveoli rendah. Oksigen berdifusi dari alveoli ke darah karena PO2
lebih tinggi di alveoli daripada di darah kapiler. Karbon dioksida berdifusi dari darah ke alveoli.

3. Transportasi dan Perfusi Gas


Oksigen ditransportasikan dari membrane kapiler alveoli paru ke darah kemudian ke jaringan dan
karbondioksida ditransportasikan dari jaringan ke paru kembali. Oksigen diangkut dalam darah melalui
hemoglobin. Metabolisme meningkat maka akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen.
Jumlah oksigen yang disampaikan ke sel disebut perfusi gas

C. POLA PERNAPASANNORMAL

Tabel1.1

Pola pernapasan normal tergantung pada usia.


Rata-Rata Pernapasan Menurut Kelompok
Usia

Kelompok Usia Rata-rata pernapasan/menit


Bayi baru lahir dan bayi 30 – 60
I – 5 tahun 20 – 30
6 – 10 18 – 26
10 tahun – dewasa 12 – 20
Dewasa tua (60 tahu ke atas) 16 - 25

D. JENISPERNAPASAN
i. Pernafasan Eupnoe: pernafasan normal, tenang danteratur.
ii. Pernafasan Kussmaul: Pernafasan kadang-kadang cepat dan kadang-kadang lambat
sehingga frekuensi tidakteratur
iii. Pernafasan Cheyene stokes: Pernafasan kadang-kadang apnoe (berhenti), frekuensi
pernafasan di bawah20x/menit
iv. Pernafasan Biot: Pernafasan yang tidak teratur iramanya dan kadang-kadang
diikutiapnoe

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERNAFASAN

1. PosisiTubuh

Berdiri atau duduk tegak menyebabkan ekspansi (pelebaran) paru paling besar. Diafragma dapat naik
turun secara leluasa karena organ abdominal tidak menekan/mendorong diafragma. Pernapasan lebih kuat saat
berbaring karena isi abdomen mendorong diafragma. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, pernapasan
meningkat dan sulit pada posisi berbaring karena janin mendorong diafragma.

2. Lingkungan

a. Ketinggiantempat
Tempat lebih tinggi mempunyai tekanan oksigen lebih rendah, sehingga darah arteri mempunyai tekanan
oksigen yang rendah. Akibatnya orang di dataran tinggi mempunyai pernafasan dan denyut nadi yang meningkat
dan peningkatan kedalaman napas.
b. Polusiudara
Polutan (hidrokarbon, oksidan) bercampur dengan oksigen membahayakan paru. Karbon monoksida
menghambat ikatan oksigen dalam hemoglobin. Polutan menyebabkan peningkatan produksi mukus, bronkhitis
dan asma.

c. Alergen
Alergen (pollen, debu, makanan) menyebabkan jalan napas sempit akibat udem, produksi mukus
meningkat, dan bronkhospasme. Hal ini menyebabkan kesulitan bernapas sehingga meningkatkan kebutuhan
oksigen

d. Suhu
Panas menyebabkan delatasi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan aliran darah ke kulit
dan meningkatkan sejumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh. Vasodilatasi kapiler menurunkan
resistensi atau hambatan aliran darah. Respons jantung meningkatkan output untuk mempertahankan
tekanan darah. Peningkatan cardiac output membutuhkan tambahan oksigen sehingga kedalaman napas
meningkat. Lingkungan yang dingin menyebabkan kapiler perifer kontriksi, sehingga meningkatkan
tekanan darah yang menurunkan kerja jantung dan menurunkan kebutuhanoksigen.
3. Gaya Hidup danKebiasaan

a. Merokok
Perokok lebih banyak mengalami emfisema, bronkhitis kronis, Ca paru, Ca mulut, dan penyakit
kardiovaskular daripada yang bukan perokok. Rokok dapat menghasilkan banyak mukus dan memperlambat
gerakan mukosilia, yang akan menghambat gerakan mukus dan dapat menyebabkan sumbatan jalan napas,
penumpukan bakteri dan infeksi, sehingga menyebabkan pernapasan lebih cepat.

b. Obat-obatan danalkohol
Barbiturat, narkotik, beberapa sedative, dan alkohol dosis tinggi dapat menekan sistem syaraf pusat dan
menyebabkan penurunan pernapasan. Alkohol menekan refleks yang melindungi jalan napas, sehingga orang
yang teracuni alkohol dapat muntah, teraspirasi isi lambung ke paru dan menyebabkan pneumonia.

c. Nutrisi
Kalori dan protein diperlukan untuk kekuatan otot pernapasan dan memelihara sistem imun. Cairan
diperlukan untuk mengencerkan dan mengeluarkan sekresi sehingga kepatenan jalan napas terjaga. Pada
obesitas, gerakan paru terbatas khususnya pada posisi berbaring, menyebabkan pernapasan cepat dan dangkal,
sehingga kebutuhan oksigen meningkat.

d. Aktivitas
Aktivitas meningkatkan pernafasan dan kebutuhan oksigen dalam tubuh. Mekanisme yang mendasarinya
tidak banyak diketahui. Walaupun demikian hal ini menerangkan bahwa beberapa faktor yang terlibat di
dalamnya antara lain kimiawi, neural dan perubahan suhu.
e. Emosi
Takut, cemas, dan marah menyebabkan impuls ke hipotalamus otak yang menstimulasi pusat kardiak
untuk membawa impuls ke saraf simpatis dan parasimpatis kemudian mengirim ke jantung. Kerja jantung
meningkat dengan jalan meningkatkan frekuensi nadi, sehingga pernapasan dan kebutuhan oksigen meningkat
untuk membantu kerja jantung.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1) Apa yang dimaksud denganbernapas?
2) Sebutkan organ saluranpernapasan!
3) Apakah yang mengangkut oksigen dalamdarah?
4) Apakah yang dimaksudkan denganistilah:
a. Pernapasan Kussmaul?
b. Pernafasan Cheyene stokes?
5) Apakah faktor yang memengaruhi pernafasan menjadi cepat yang disebabkan oleh
penurunanPaO2?

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab soal-soal latihan di atas, Anda dapat memelajari kembali materi yang
membahas tentang: Konsep Oksigenasi.

Ringkasan

Silakan Anda membaca rangkuman ini untuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami
materi Topik 1 tentang konsepoksigenasi/pernapasan.

Rangkuman 1
Organ saluran pernapasan atas, yaitu mulut, hidung, dan pharing, ketiganya
dihubungkan dengan nasopharing, organ saluran pernapasan bawah, yaitu trakhea, lobus
bronkhus, segmen bronkhus, dan paru.
Proses pernafasan mencakup ventilasi, difusi, transportasi dan perfusi. Pola pernapasan
normal tergantung pada usia. Rata-rata pernapasan normal adalah 12 sampai 20 kali per menit
pada anak yang lebih tua dandewasa.
Jenis pernapasan diantaranya pernafasan eupnoe, yaitu pernafasan normal, tenang dan
teratur, pernafasan kussmaul, yaitu pernafasan kadang cepat dan kadang lambat sehingga
frekuensi tidak teratur. Pernafasan cheyene stokes, yaitu pernafasan kadang apnoe, frekuensi
pernafasan di bawah 20x/menit, dan pernafasan biot, yaitu pernafasan tidak teratur iramanya
dan kadang diikuti apnoe. Pernapasan dipengaruhi oleh, posisi tubuh, lingkungan, gaya hidup
dankebiasaan.

Tes 1

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban paling benar!

1) Di manakah pertukaran gasterjadi?


A. Alveoli
B. Kapiler
C. Bronkhiolus
D. Parenkhimparu

2) Disebut apakah proses masuk dan ke luarnya udara di paru sehingga pertukaran gas
terjadi?
A. Ventilasi
B. Difusi
C. Transportasi
D. Perfusi

3) Disebut apakah pernafasan yang kadang-kadang cepat dan lambat sehingga frekuensi
tidakteratur?
A. Biot
B. Eupnoe
C. Kussmaul
D. Cheyene stokes

4) Apakah faktor yang memengaruhi jumlah respirasi karena adanya vasodilatasi


pembuluh darahperifer?
A. Emosi
B. Latihan
C. Suhulingkungan
D. Ketinggiantempat

5) Berapakah rata-rata pernapasan normal pada anak yang lebih tua dandewasa?
A. 30 – 60 kali permenit
B. 20 – 30 kali permenit
C. 18 – 26 kali permenit
D. 12 – 20 kali permenit
Topik 3
Konsep Dasar Cairan Dan Elektrolit

Sekarang Anda memasuki Topik 2, pelajarilah baik-baik bahasan tentang konsep dasar cairan dan
konsep dasar nutrisi berikut ini!

A. KONSEP DASARCAIRAN

1. Keseimbangan Cairan danElektrolit


a. Distribusi cairantubuh
Cairan tubuh di distribusi dalam dua kompartemen, yaitu:
1) Cairan ekstra sel(CES)
(a) Cairan interstitial (CI): cairan diantara sel, sekitar 15% berattubuh.
(b) Cairan intra vaskular (CIV): terdiri dari plasma (cairan limfe) dan darah, menyusun
5% berattubuh.
2) Cairan intra sel (CIS): cairan dalam membran sel, membentuk 40% berattubuh.

b. Komposisi cairantubuh
1) Elektrolit: senyawa yang jika larut dalam air akan pecah menjadi ion dan mampu
membawa muatan listrik.
(a) Kation : elektrolit yang mempunyai muatanpositif
(b) Anion: elektrolit yang mempunyai muatannegatif
Elektrolit penting untuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa. Elektrolit diukur dalam
mEq/L.
2) Mineral: senyawa jaringan dan cairan tubuh, berfungsidalam:
(a) mempertahankan prosesfisiologis;
(b) sebagai katalis dalam respons saraf, kontraksi otot, dan metabolisme zat gizi;
(c) mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormon, menguatkan struktur
tulang.
3) Sel: unit fungsional dasar dari jaringan tubuh, contohnya eritrosit danleukosit.

c. Pergerakan cairantubuh
1) Difusi
Yaitu proses dimana partikel berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi
rendah, sehingga distribusi partikel dalam cairan merata atau melewati membran sel yang permeabel.
Contoh: gerakan oksigen dari alveoli paru ke darah kapiler pulmoner.
Konsentrasi tinggi Konsentrasi rendah

Substansi

Gambar:Difusi Semipermeabel

2) Osmosis
Yaitu perpindahan pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan dengan zat pelarut (solut)
konsentrasi rendah ke larutan dengan solut konsentrasi tinggi. Kecepatan osmosis bergantung pada
konsentrasi solut, suhu larutan, muatan listrik solut, dan perbedaan antara tekanan osmosis yang
dikeluarkan larutan.
Tekanan osmotik merupakan tekanan dengan kekuatan untuk menarik air dan tekanan ini bergantung
pada jumlah molekul di dalam larutan. Tekanan osmotik dipengaruhi oleh protein, khususnya albumin
yang menghasilkan osmotik koloid atau tekanan onkotik.
Konsentrasi larutan (osmolalitas) diukur dalam osmol yang mencerminkan jumlah substansi dalam
larutan yang berbentuk molekul, ion, ataukeduanya.
Larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah disebut isotonik, akan mencegah perpindahan
cairan dan elektrolit dari kompartemen intrasel. Hipotonik adalah larutan yang memiliki konsentrasi solut
lebih rendah dari plasma, akan membuat air berpindah ke dalam sel. Hipertonik adalah larutan yang
memiliki konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma, akan membuat air keluar darisel.
3) Filtrasi
Yaitu proses gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik tinggi ke area dengan
tekanan hidrostatik rendah. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dibuat oleh berat cairan. Filtrasi
penting dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler.
4) Transpor aktif
Transpor aktif memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai
materi guna menembus membran sel dari daerah konsentrasi rendah atau sama ke daerah konsentrasi
sama atau lebih besar. Contoh: pompa natrium kalium, natrium dipompa keluar dari sel dan kalium
dipompa masuk ke dalam sel.
Cairanintrasel Cairanekstrasel

Na+ Na+ Na+


Na+ AT

Substansi Na+
P Na+

Gambar :Transportaktif Membransel

d. Pengaturan cairantubuh
1) Asupancairan
Asupan cairan diatur melalui mekanisme rasa haus, yang berpusat di hipotalamus. Air dapat diperoleh
dari asupan makanan (buah, sayuran, dan daging, serta oksidasi bahan makanan selama proses
pencernaan). Sekitar 220 ml air diproduksi setiap hari selama metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak berlangsung.
2) Haluarancairan
Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada orang dewasa, ginjal setiap
menit menerima sekitar 125 ml plasma untuk disaring dan memproduksi urine. Jumlah urine yang
diproduksi ginjal dipengaruhi oleh hormon antideuretik (ADH) dan aldosteron. Kehilangan air melalui
kulit diatur oleh saraf simpatis, yang mengaktifkan kelenjarkeringat.

Tabel 2.1 Rata-rata haluaran cairan setiap hari pada orang


dewasa dengan berat badan 70 kg

Organ/Sistem Jumlah (ml)


Ginjal (urine) 40-80 ml/jam (960-1680 ml/24
jam)
Kulit: tidak kasat mata 6 ml/kg/24 jam (420 ml/24 jam)
(insensible water loss/IWL)
Kasat mata: keringat 1000 ml/24 jam
(sensible water loss/SWL)
Paru-paru (pernapasan) 400 ml/24 jam
Saluran pencernaan (feses) 100 ml/24 jam
Jumlah 2880-3600 ml/24 jam

3) Hormon
Hormon utama yang memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit adalah ADH dan aldosteron. ADH
menurunkan produksi urine dengan cara meningkatkan reabsosrbsi air oleh tubulus ginjal dan air akan
dikembalikan ke dalamvolumedarahsirkulasi.Aldosteronmengaturkeseimbangannatriumdan
kalium, menyebabkan tubulus ginjal mengekskresi kalium dan mengabsorbsi natrium, akibatnya air akan
direabsorbsi dan dikembalikan ke volume darah. Glukokortikoid memengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit.

e. Pengaturanelektrolit
1) Kation
Kation utama, yaitu narium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca²+), dan magnesium (Mg²+), terdapat di
dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Kerja ion ini memengaruhi transmisi neurokimia dan neuromuskular,
yang memengaruhi fungsi otot, irama dan kontraktilitas jantung, perasaan dan perilaku, fungsi saluran
pencernaan, dan proseslain.
Natrium merupakan kation yang paling banyak jumlahnya dalam cairan ekstrasel. Nilai natrium serum
135-145 mEq/L. Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron, dan haluaran urine.
Kalium merupakan kation intrasel utama, nilai kalium serum 3,5-5,3 mEq/L. Kalium diatur oleh ginjal,
dengan pertukaran ion kalium dengan ion natrium di tubulus ginjal.
Kalsium banyak terdapat di dalam tubuh. Nilai kalsium serum 4-5 mEq/L. Kalsium diatur melalui kerja
kelenjar paratiroid dan tiroid.
Magnesium merupakan kation terpenting kedua di dalam cairan intrasel. Nilai magnesium serum 1,5-2,5
mEq/L. Magnesium terutama diekskresi melalui mekanisme ginjal.
2) Anion
Anion utama adalah klorida (Clon bikarbonat (HCOlam cairan intrasel. Nilai magnesium serum 1,5-2,5
mEq/L. Magnesium terutama diekskresi melalui mekanisme ginjal. al.iran, elektrolit, dan asam basa.
Klorida ditemukan di dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Nilai klorida serum 100- 106 mEq/L. Klorida
diatur melalui ginjal.
Bikarbonat adalah bufer dasar kimia yang utama di dalam tubuh, ditemukan dalam cairan ekstrasel dan
intrasel. Nilai bikarbonat arteri mEq/L, dan bikarbonat vena 24-30 mEq/L, bikarbonat diatur oleh ginjal
Fosfat merupakan anion bufer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Nilai fosfat serum 2,5-4,5 mg/100 ml.
Konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal, hormon paratiroid, dan vitamin D teraktivasi.

2. Keseimbangan AsamBasa
Keseimbangan asam basa tercapai jika kecepatan tubuh memproduksi asam/basa sama dengan
kecepatan tubuh mengekskresikan asam/basa tersebut. Keseimbangan ini menghasilkan stabilnya
konsentrasi hidrogen di dalam cairan tubuh, yang dinyatakan sebagai nilai pH. pH merupakan skala
untuk mengukur keasaman atau alkali (basa) suatu cairan. Nilai pH arteri normal 7,35-7,45. Nilai pH 7
berarti netral, pH < 7 berarti asam dan pH > 7 berarti basa.
a. Pengaturankimiawi
Ekskresi hidrogen dikendalikan oleh ginjal. Protein (albumin, fibrinogen, dan protrombin) dan
gama globulin dapat melepaskan atau berikatan dengan hidrogen untuk memperbaiki asidosis atau
alkalosis.

b. Pengaturanbiologis
Hidrogen memiliki muatan positif dan harus ditukar dengan ion lain yang bermuatan positif,
sering kali ion yang digunakan adalah kalium. Karbondioksida berdifusi ke dalam eritrosit dan
membentuk asam karbonat, asam karbonat membelah menjadi hidrogen dan bikarbonat, hidrogen
terikat pada hemoglobin.

c. Pengaturanfisiologis
1) Paru-paru
Apabila konsentrasi hidrogen berubah, paru-paru bereaksi untuk memperbaiki ketidakseimbangan
dengan mengubah frekuensi dan kedalaman pernapasan
2) Ginjal
Ginjal mengabsorbsi bikarbonat jika terjadi kelebihan asam dan mengekskresikannya jika terjadi
kekurangan asam. Ginjal menggunakan fosfat untuk membawa hidrogen dengan mengekskresikan asam
fosfat dan membentuk asam basa. Ginjal mengubah amonia (NH3) menjadi ammonium (NH4+) dengan
mengikatnya padahidrogen.

3. Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan AsamBasa

a. Ketidakseimbangan cairan
1) Ketidakseimbangan isotonik
(a) Kekurangan volumecairan
Kekurangan cairan, tetapi kadar elektrolit serum tidak berubah, terjadi melalui
gastrointestinal (muntah, diare), perdarahan, pemberian obat diuretik, banyak
keringat, demam, dan penurunan asupan per oral.
(b) Kelebihan volumecairan
Kelebihan cairan tanpa disertai perubahan elektrolit serum, terjadi pada gagal
jantung kongestif, gagal ginjal, dan sirosis.
(c) Sindrome ruangketiga
Sindrome terjadi ketika cairan ekstrasel berpindah ke dalam suatu ruangan tubuh
sehingga cairan tersebut terperangkap di dalamnya. Obstruksi usus, luka bakar
dapat menyebabkan perpindahan cairan sebanyak 5-10 liter, keluar dari ruang
ekstrasel.
2) Ketidakseimbangan osmolar
(a) Hiperosmolar(dehidrasi)
Kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan elektrolit yang proporsional, terutama
natrium. Misalnya, asupan oral tidak cukup, lansia (penurunan cairan intrasel,
penurunan respons terhadap rasa haus, peningkatan proporsi lemak tubuh),
penurunan sekresi ADH (diabetes insipidus), deuresis osmotik, pemberian
formula/larutan hipertonik, yang meningkatkan jumlah solut dan konsentrasi darah.
(b) Hipoosmolar (kelebihancairan)
Kelebihan cairan terjadi ketika asupan cairan berlebihan, sekresi ADH berlebihan,
sehingga terjadi pengenceran cairan ekstrasel disertai osmosis cairan ke sel dan
menyebabkan edema.

b. Ketidakseimbanganelektrolit
1) Ketidakseimbangannatrium
Hiponatremia adalah konsentrasi natrium dalam darah lebih rendah, terjadi saat kehilangan natrium atau
kelebihan air. Hiponatremia menyebabkan kolaps pembuluh darah dan syok. Hipernatremia adalah
konsentrasi natrium dalam darah lebih tinggi, dapat disebabkan oleh kehilangan air yang ekstrim atau
kelebihan natrium.
2) Ketidakseimbangan kalium
Hipokalemia adalah kalium yang bersikulasi tidak adekuat, dapat disebabkan oleh penggunaan diuretik.
Hipokalemia dapat menyebabkan aritmia jantung. Hiperkalemia adalah jumlah kalium dalam darah lebih
besar, disebabkan oleh gagalginjal.
3) Ketidakseimbangankalsium
Hipokalsemia mencerminkan penurunan kadar kalsium serum. Hiperkalsemia adalah peningkatan
konsentrasi kalsium serum.
4) Ketidakseimbangan magnesium
Hipomagnesemia terjadi ketika kadar konsentrasi serum turun sampai di bawah 1,5 mEq/L,
menyebabkan peningkatan iritabilitas neuromuskular. Hipermagnesemia terjadi ketika konsentrasi
magnesium serum meningkat sampai di atas 2,5 mEq/L, menyebabkan penurunan eksitabilitas sel-
selotot.
5) Ketidakseimbangan klrorida
Hipokloremia terjadi jika kadar klorida serum turun sampai di bawah 100 mEq/L, disebabkan oleh
muntah atau drainage nasogastrik/fistula, diuretik. Hiperkloremia terjadi jika kadar serum meningkat
sampai di atas 106 mEq/L.

c. Ketidakseimbangan asambasa
1) Asidosisrespiratorik
Asidosis respiratorik ditandai dengan peningkatan konsentrasi karbon dioksida (PaCO2), kelebihan asam
karbonat, dan peningkatan hidrogen (penurunan pH).
Hal ini disebabkan oleh hipoventilasi akibat gagal napas atau overdosis obat, sehingga cairan
serebrospinalis dan sel otak menjadi asam, menyebabkan perubahan neurologis.
2) Alkalosisrespiratorik
Alkalosis respiratorik ditandai dengan penurunan PaCO2 dan penurunan konsentrasi hidrogen
(peningkatan pH). Hal ini disebabkan oleh penghembusan karbon dioksida berlebihan pada waktu
mengeluarkan napas atau oleh hiperventilasi, akibat ansietas atau asma.
3) Asidosismetabolik
Asidosis metabolik diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi hidrogen dalam cairan ekstrasel,
disebabkan oleh peningkatan kadar hidrogen atau penurunan kadar bikarbonat.
4) Alkalosismetabolik
Alkalosis metabolik ditandai dengan kehilangan asam dari tubuh atau meningkatnya kadar bikarbonat,
disebabkan oleh muntah, gangguan asam lambung, menelan natrium bikarbonat.

4. Faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan AsamBasa

a. Usia
1) Bayi
Proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada proporsi air dalam tubuh anak usia sekolah, remaja,
atau dewasa. Namun, bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kekurangan cairan atau
hiperosmolar karena per kilogram berat tubuhnya akan kehilangan air yang lebih besar secara
proporsional.
2) Anak-anak
Respons anak terhadap penyakit adalah demam yang dapat meningkatkan kecepatan kehilangan air.
3) Remaja
Perubahan keseimbangan cairan remaja perempuan lebih besar karena adanya perubahan hormonal yang
berhubungan dengan siklus menstruasi.
4) Lansia
Risiko lansia untuk mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit mungkin berhubungan dengan
penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan untuk mengkonsentrasi urine. Selain itu jumlah total air
tubuh menurun seiring dengan peningkatan usia, penggunaan diuretik atau laksatif.

b. UkuranTubuh
Lemak tidak mengandung air, karena itu orang gemuk memiliki proporsi air tubuh lebih sedikit.
Wanita memiliki lebih banyak cadangan lemak di dalam payudara dan paha, sehingga jumlah total air
tubuh wanita lebih kecil.
c. TemperaturLingkungan
Lingkungan yang panas menyebabkan berkeringat, akibatnya tubuh kehilangan cairan, sehingga
kehilangan natrium dan klorida.

d. GayaHidup
1) Diit
Diit cairan, garam, kalium, kalsium, magnesium, karbohidrat, lemak, dan protein, membantu tubuh
mempertahankan status cairan, elektrolit, dan asam basa. Intake nutrisi tidak adekuat menyebabkan
serum albumin menurun sehingga cairan interstitiil tidak ke pembuluh darah, yang disebut udem.
2) Stres
Stres meningkatkan kadar aldosteron dan glukokortikoid, sehingga menyebabkan retensi natrium dan
garam. Selain itu, peningkatan sekresi ADH akan menurunkan haluaran urine, sehingga meningkatkan
volumecairan.
3) Olah raga
Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air melalui keringat, dan mekanisme rasa haus
membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan meningkatkan asupan cairan.

B. KONSEP DASAR NUTRISI

Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses tersedianya energi
dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel
tubuh.
Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat
berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas, mencegah defisiensi, memeliharan
kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh,
meningkatkan kesembuhan, dan membentuk kekebalan.
Energi yang didapat dari makanan diukur dalam bentuk kalori (cal) atau kilokalori (kcal). Kalori
adalah jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori adalah
jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 kgair.

1. Struktur dan Fungsi Nutrient


Nutrient digolongkan ke dalam 6 kategori, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
dan air.

a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula sederhana (monosakarida dan disakarida) dan gula kompleks
(polisakarida). Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Gula, sirup, madu, buah, dan
susu adalah sumber karbohidrat sederhana. Roti, sereal, kentang, beras, pasta, dan gandum berisi
karbohidrat kompleks.
Fungsi karbohidrat adalah memberikan energi. Setiap gram karbohidrat mengandung 4 kcal.
Karbohidrat juga penting dalam oksidasi lemak, meningkatkan pertumbuhan bakteri dalam saluran
pencernaan, yang membantu sintesis vitamin K dan B12, memproduksi komponen karbon dalam
sintesis asam amino esensial.
Sirkulasi darah membawa glukosa ke sel sebagai sumber energi dan untuk produksi substansi
penting. Kadar glukosa darah normal 80-110 mg/dL, pada kondisi puasa kadar glukosa darah 60-80
mg/dL, dan pada 2 jam setelah puasa meningkat menjadi 140-180 mg/dL, tergantung usia.
Hiperglikemia dimana kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal akibat produksi atau penggunaan
insulin tidak adekuat, terjadi pada diabetes militus. Hipoglikemia dimana kadar glukosa darah lebih
rendah dari normal, dapat sebagai tanda dari abnormalitas liver dan pankreas.

b. Protein
Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang dihubungkan dengan rantai
peptida. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Tubuh mensintesis protein antara
lain membentuk hemoglobin untuk membawa oksigen ke jaringan, insulin untuk regulasi glukosa
darah, dan albumin untuk regulasi tekanan osmotik darah.
Fungsi protein untuk pertumbuhan, regulasi fungsi dan proses tubuh, pembentukan kembali
protein sel, dan energi, memelihara sistem imunitas tubuh, sel, cairan tubuh, tulang, kulit, gigi, otot,
rambut, darah, dan serum. Katabolisme protein memberi 4 kcal/g. Katalis enzim dibentuk dari protein
pada regulasi pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan katabolisme.
Diit protein diklasifikasikan menjadi :
1) Protein lengkap, berisi asam amino esensial untuk memelihara jaringan tubuh dan meningkatkan
pertumbuhan. Tubuh tidak dapat mensintesis asam amino esensial. Tubuh dapat mensintesis
asam amino nonesensial dari sumber lain. Sumber protein lengkap antara lain daging, ikan,
susu, keju, dantelur.
2) Protein lengkap sebagian, berisi asam amino untuk memelihara kehidupan, tetapi tidak
meningkatkanpertumbuhan.
3) Protein tidak lengkap, tidak berisi asam amino esensial untuk memelihara kehidupan,
membentuk jaringan, dan meningkatkan pertumbuhan. Sumber protein tidak lengkap antara lain
buah dan sayuran, buncis, roti, sereal, beras, pasta,kacang-kacangan.

Status protein diukur dalam keseimbangan nitrogen. Keseimbangan nitrogen adalah jumlah
nitrogen yang digunakan sama dengan jumlah nitrogen yang dikeluarkan. Keseimbangan nitrogen
positif jika intake nitrogen lebih besar dari nitrogen yang dikeluarkan. Keadaan ini terjadi jika jaringan
baru disintesis, misalnya sembuh dari sakit, latihan, hamil, dan pertumbuhan masa anak.
Keseimbangan nitrogen negatif jika pengeluaran nitrogen lebih besar dari intake nitrogen. Keadaan ini
terjadi pada penyakit yang disebabkan kerusakan jaringan, atau diet protein dan/atau kalori
tidakadekuat.
c. Lemak
Lemak atau lipid, termasuk lemak netral, minyak, asam lemak, kolesterol, dan phospholopid.
Lemak adalah zat organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen.
Lemak secara ideal membentuk sekitar 20% berat badan pada orang yang tidak gemuk. Lemak
berfungsi sebagai transport sel, proteksi organ vital, energi, simpanan energi pada jaringan adiposa,
absorbsi vitamin, dan transport vitamin larut lemak.
Lemak yang dioksidasi menghasilkan energi 9 kcal/g. Lemak memberikan rasa kenyang karena
menetap di lambung lebih lama daripada karbohidrat atau protein.
Lemak diklasifikasikan sebagai lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Daging sapi, daging domba,
minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak biji kelapa sawit mengandung asam lemak jenuh
lebih tinggi dan lebih keras. Daging ayam, ikan dan sayuran berisi asam lemak tidak jenuh lebih tinggi
dan lebih lunak.

d. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang penting bagi tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan,
pemeliharaan, dan reproduksi, serta membantu dalam penggunaan energi nutrient. Vitamin
diklasifikasikan sebagai vitamin larut lemak dan vitamin larut air.
1) Vitamin larutlemak
Vitamin larut lemak disimpan di hati atau jaringan adiposa, sehingga intake vitamin berlebihan
dapat menyebabkan keracunan.
(a) VitaminA
Vitamin A berfungsi untuk memelihara penglihatan, memelihara jaringan epitel, meningkatkan
perkembangan tulang dan gigi, meningkatkan proliferasi sel.
Kekurangan vitamin A ditandai dengan buta senja atau buta total, degenerasi sel keratin yang
menyebabkan infeksi mata, telinga, dan rongga hidung. Kulit menjadi kasar, kering, dan bersisik, mata
kering, perkembangan gigi dan tulang tidak adekuat. Vitamin A disimpan di hati dan intake berlebihan
menyebabkan keracunan.
(b) VitaminD
Vitamin D berfungsi untuk mineralisasi tulang, kartilago, dan gigi, memelihara calcium cairan ekstra
selular, dan untuk kontraksi otot.
Kekurangan vitamin D menyebabkan riketsia, kesehatan gigi kurang, otot kaku dan kejang, osteomalasia
(tulang lunak dan mudah fraktur spontan).
(c) VitaminE
Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang membantu memelihara integritas membran sel dan
melindungi vitamin A dan C dari oksidasi. Kekurangan vitamin E ditandai dengan meningkatnya
hemolisis eritrosit, refleks kurang, kerusakan fungsi neuromuskular, dan anemia.
(d) VitaminK
Vitamin K berfungsi untuk pembentukan protrombin dan faktor pembekuan lain untuk pembekuan darah.
Kekurangan vitamin K dimanifestasikan dengan perdarahan, dan penyakit perdarahan pada bayi baru
lahir.
2) Vitamin larutair
Vitamin larut air disimpan dalam tubuh. Intake berlebihan diabsorbsi oleh jaringan, dan
diekskresikan dalamurine.
(a) Vitamin Bkompleks
Vitamin B1 (thiamine) berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, memelihara fungsi syaraf, nafsu makan
dan pencernaan. Gejala kekurangan vitamin B1 adalah nafsu makan menurun, apatis, depresi mental,
fatigue, konstipasi, edema, gagal jantung, danneuritis.
Vitamin B2 (riboflavin) berfungsi dalam metabolisme protein dan karbohidrat, memelihara kulit dan
penglihatan. Gajala kekurangan vitamin B2 adalah sudut mulut pecah-pecah, dermatitis, dan peningkatan
vaskularisasi kornea dan penglihatan tidak teratur.
Vitamin B3 (niacin) berfungsi dalam metabolisme glikogen, regenerasi jaringan, dan sintesis lemak.
Kekurangan vitamin B3 menyebabkan pellagra, ditandai dengan fatigue, sakit kepala, anoreksi,
penurunan berat badan, nyeri abdomen, diare, dermatitis, gangguan syaraf.
Vitamin B12 (cyanocobalamin) berfungsi dalam membentuk eritrosit matang, dan sintesis DNA dan
RNA, absorbsi vitamin A. Kekurangan vitamin B12 menyebabkan anemi pernisiosa, dan
kerusakansyaraf.
Asam folat berfungsi sebagai ko enzim metabolisme protein dan pertumbuhan sel, membentuk eritrosit,
perkembangan tulang dan sumsum tulang belakang janin. Tanda kekurangan asam folat adalah glositis,
diare, anemi makrositik, defek kelahiran (spinabifida)
(b) VitaminC
Vitamin C penting untuk absorbsi Fe, melawan infeksi, penyembuhan luka, pembentukan kolagen,
metabolisme beberapa asam amino. Vitamin C adalah antioksidan, dan melindungi vitamin A dan E dari
oksidasi berlebihan.
Kekurangan vitamin C ditandai dengan penyembuhan luka kurang, rentan infeksi, retardasi pertumbuhan
dan perkembangan, nyeri sendi, anemi, gusi berdarah.

d. Mineral
Mineral membantu membentuk jaringan tubuh dan regulasi metabolisme
1) Calcium
Calcium berfungsi untuk membentuk dan memelihara tulang dan gigi, pembekuan darah, tansmisi syaraf,
kontraksi dan relaksasi otot, permeabilitas membran sel. Tanda dan gejala kekurangan calcium adalah
pertumbuhan pendek, ricketsia, osteoporosis,tetani.
2) Magnesium
Magnesium berfungsi untuk pembentukan tulang, relaksasi otot, sintesis protein. Tanda dan gejala
kekurangan magnesium adalah penyakit ginjal, tremor mengakibatkan kejang
3) Sodium
Sodium berfungsi untuk membantu memelihara keseimbangan cairan tubuh dan asam basa. Makanan
rendah sodium penting bagi orang dengan penyakit jantung, hipertensi, edema, gangguan ginjal,
penyakitliver.
4) Potasium/kalium
Fungsi potasium untuk sintesis protein, keseimbangan cairan, dan regulasi kontraksi otot. Pembatasan
potasium dilakukan pada klien dengan kerusakan/gagal ginjal
5) Fosfor
Fosfor berfungsi untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi, keseimbangan asam basa,
metabolisme energi, struktur membran sel, regulasi hormon dan ko enzim. Tanda dan gejala kekurangan
fosfor adalah pertumbuhan pendek, riketsia.
6) Besi (Fe)
Besi berfungsi untuk membawa oksigen melalui hemoglobin dan myoglobin, unsur pokok sistem enzim.
Kekurangan besi ditandai dengan deplesi simpanan besi, anemi, pucat.
7) Iodine
Fungsi iodine adalah unsur pokok hormon tiroid yang meregulasi basal metabolisme rate. Kekurangan
iodine menyebabkan goiter.
8) Zinc
Fungsi zinc untuk pertumbuhan jaringan, perkembangan dan penyembuhan, kematangan seksual dan
reproduksi, unsur utama beberapa enzim dalam energi dan metabolime asam nukleat. Kekurangan zinc
menyebabkan kerusakan pertumbuhan, kematangan seksual, dan fungsi sistem imun, lesi kulit,
akrodermatitis, penurunan sensasi rasa dan penghidu
9) Air
Air diperlukan untuk memelihara fungsi sel. Air diperoleh dari minum cairan dan makan makanan tinggi
air, dan dengan oksidasi makanan. Haus menandakan butuh air dan mendorong seseorang untuk minum.
Gambar 2.1. Gizi seimbang

2. Anatomi SistemPencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, kolon/usus besar,
dimana makanan masuk, berjalan, dan keluar tubuh, dan organ asesoris yang berperan dalam proses
pencernaan (lidah, kelenjar saliva/ludah, gigi, hepar, pankreas, dan kandung empedu).
Mulut dilapisi membran mukosa. Lidah terdiri dari otot bertulang dan dilapisi membran
mukosa. Papila merupakan permukaan lidah yang mengandung ujung perasa. Kelenjar saliva berada di
sublingual, sub mandibula, dan parotis. Kelenjar saliva mengeluarkan saliva yang mengandung cairan
dan enzim. Mengunyah mengurangi ukuran makanan, dan mencampur makanan dengansaliva.
Faring terdiri dari otot yang dilapisi membrane mukosa, makanan dan udara berjalan melewati
struktur ini sebelum mencapai saluran keluar yang tepat (epiglotis untuk makanan dan trakhea untuk
udara). Epiglotis menutup jalan napas selama menelan. Esofagus terdiri dari dinding otot yang dilapisi
membran mukosa, dan mendorong makanan dari mulut ke lambung. Lambung dilapisi membrane
mukosa dan mempunyai lapisan otot dan lapisan luar fibroserous.
Usus halus mempunyai lapisan mukosa, 2 lapisan otot, dan lapisan luar peritoneal viseral. Usus
halus terdiri dari duodenum, yeyenum, dan ileum. Kolon mempunyai lapisan mukosa, 2 lapisan otot,
dan lebih dari beberapa bagian, lapisan luar peritoneal viseral. Kolon terdiri dari cecum, kolon
(asenden, transversum, desenden, dan sigmoid), dan rektum.
Organ asesoris berada di luar saluran gastrointestinal, tetapi skresinya dibawa melalui duktus.
Empedu yang dihasilkan hepar dibawa melalui duktus hepatik dan duktus kistik ke kandung empedu.
Duktus empedu membawa empedu ke duodenum. Enzim pakreas dibawa ke duodenum melalui duktus
pankreatik.
3. Fungsi Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan membentuk makanan yang diubah ke zat dimana sel tubuh dapat
mengabsorbsi dan menggunakannya.

a. Mencerna
Proses memecah makanan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, penyembuhan, dan
pencegahan penyakit. Mencerna meliputi proses mekanik dan kimia untuk mengubah makanan dalam
bentuk yang bisadicerna.
Proses mekanik meliputi mengunyah, menelan, mencampur dan menggerakkan makanan ke
lambung dan duodenum. Dalam usus, makanan diaduk dan dicampur dengan enzim pencernaan, dan
diabsorbsi mukosa usus halus. Peristaltik membawa makanan ke dalam kolon untuk disimpan sampai
dikeluarkan daritubuh.
Proses kimia mengubah komposisi makanan yang masuk. Karbohidrat, lemak, dan protein harus
dipecah secara kimia untuk diabsorbsi. Pencernaan karbohidrat meliputi hidrolisis polisakarida
(kecuali selulosa dan fiber) menjadi disakarida oleh enzim amilase. Disakarida dihidrolisis menjadi
monosakarida oleh enzim sukrase, maltase, dan laktase yang disekresi oleh usus halus.
Pencernaan lemak dilakukan oleh emulsi lemak yang difasilitasi oleh empedu. Emulsi memecah
lemak menjadi lemak yang lebih kecil dan diurai menjadi solution. Enzim lipase pankreas
menghidrolisis lemak kecil menjadi asam lemak dan gliserol.
Pencernaan protein meliputi hidrolisis protein menjadi asam amino oleh enzim protease (pepsin
dari cairan gaster, tripsin, dan protease lain dari cairan pankreas, dan peptidase dari cairan usus halus).

b. Absorbsi
Absorbsi adalah proses mencerna protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air yang
secara aktif dan pasif dibawa melalui mukosa usus halus ke darah atau sirkulasi limfatik. Asam amino,
monosakarida diabsorbsi ke aliran darah melalui kapiler usus halus. Gliserol dan asam lemak
diabsorbsi ke sistem limfatik melalui kapiler limfatik di vili usus halus. Beberapa lemak netral yang
diemulsi diabsorbsi tanpa dicerna kekapiler.

c. Metabolisme
Metabolisme adalah proses kimia kompleks yang terjadi di sel yang digunakan untuk energi,
untuk pertumbuhan dan perbaikan sel. Katabolisme adalah proses memecah zat kompleks menjadi zat
simpel (misalnya, memecah jaringan), dan anabolisme adalah proses mengubah zat sederhana menjadi
sesuatu yang lebih kompleks (misalnya, perbaikan jaringan).
Sel hepar merubah glukosa menjadi glikogen oleh insulin. Proses anabolisme ini disebut
glikogenesis. Glikogen disimpan di hepar dan jaringan otot, kemudian diubah kembali menjadi
glukose oleh proses katabolisme yang disebut glikogenolisis. Simpanan glukose oleh insulin dalam
bentuk deposit lemak (jaringan adiposa). Jika glukosa yangmasuk
sel tidak cukup untuk kebutuhan sel, glukoneogenesis (bentuk glukosa dari protein dan lemak di
hepar) terjadi. Proses katabolisme menghasilkan energi 4kcal/g.
Lemak diubah menjadi jaringan adiposa dan disimpan di deposit lemak tubuh. Simpanan deposit
lemak membuat sumber energi paling besar. Katabolisme lemak menghidrolisis lemak menjadi
gliserol dan asam lemak. Asam lemak diubah oleh reaksi kimia yang disebut ketogenesis menjadi
keton. Dalam jaringan sel, keton diubah oleh siklus asam sitras menjadi energi, karbon dioksida, dan
air. Gliserol diubah oleh glukoneogenesis menjadi glukosa. Lemak menghasilkan energi 9kcal/g.
Anabolisme protein membangun jaringan, menghasilkan antibodi, membentuk sel darah, dan
memperbaiki jaringan. Protein disimpan di hepar dan jaringan otot atau diubah menjadi lemak.
Katabolisme protein menghidrolisis protein sel menjadi asam amino di jaringan sel. Asam amino
dipecah menjadi amoniak dan ketoacid. Proses ini terjadi di sel hepar untuk membentuk glukosa dan
urea.

d. Ekskresi
Organ ekskretori (ginjal, kelenjar keringat, kulit, paru, dan usus) mengeluarkan produk
pembuangan dari tubuh. Air, toksin, garam, dan nitrogen diekskresikan melalui ginjal, kulit, dan
kelenjar keringat. Karbon dioksida dan air diekskresikan melalui paru. Pembuangan pencernaan
diekskresikan melalui usus dan rektum.

4. Keseimbangan Energi
Pola diit untuk memelihara keseimbangan antara intake kalori dan energi. Basal metabolisme
adalah sejumlah energi yang dibutuhkan untuk aktivitas saat istirahat (bernapas, sirkulasi darah,
memelihara suhu tubuh). Laki-laki mempunyai basal metabolisme rate (BMR) lebih tinggi daripada
wanita. Pertumbuhan, infeksi, demam, stres dan suhu lingkungan ekstrim dapat meningkatkan BMR.
Penurunan BMR dapat disebabkan oleh usia, puasa lama, dan tidur.
Jika intake kalori lebih besar daripada energi, terjadi peningkatan berat badan, karena energi
disimpan menjadi lemak, jika intake kalori kurang dari pengeluaran energi, terjadi kehilangan berat
badan, karena simpanan energi tubuh sedikit.

5. Kebutuhan Nutrisi Sesuai Tingkat PerkembanganUsia


a. Bayi (Umur 0 – 12bulan)
Bayi sebelum usia 6 bulan, nutrisi yang pokok adalah air susu ibu (ASI eksklusif). Kalori yang
dibutuhkan sekitar 110-120 kalori/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari.
Keuntungan pemberian ASI adalah:
1) ASI merupakan nutrisi yang komplet.
2) ASI mengandung lactobacillus bifidus, berguna untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme berbahaya dalamintestinal.
3) Protein (laktalbumin) lebih mudah dicerna bayi. Protein ASI tidak dapat menyebabkan alergi.
4) Laktose dalam ASI lebih banyak dan lebih dapat meningkatkan absorbsi kalsium dan
minerallain.
5) Mineral dalam ASI (calsium: pospor = 2 : 1) baik untuk bayi. Zat besi ASI lebih mudah
diabsorbsi.
6) Lipose ASI membantu bayi yang immatur dalam pencernaanlemak.

b. Masa Toddler (Umur 1–3 tahun) dan pra sekolah (Umur 3–5tahun)
Masa untuk mendidik pola, cara dan jenis makan yang benar. Kebiasaan yang sebaiknya
diajarkan pada usia ini antaralain:
1) penyediaan makanan dalam berbagaivariasi;
2) membatasi makanan manis;
3) konsumsi diet yangseimbang;
4) penyajian waktu makan yangteratur.

Kebutuhan kalori pada masing-masing usia:


1) 1 tahun = 100 kcal /hari
2) 3 tahun = 300 -500 kcal / hari.

c. Anak sekolah (Umur 6 – 12tahun)

Tabel 2.2 Kebutuhan nutrisi anak umur 6 – 12 tahun

Kalor Protei Ca Fe Vit A Vit Vit C


Usia (Th)
i n (gr) l (mg (u) B1 (mg)
(Cal) (gr ) (mg)
)
5–6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25
7–9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25
10 – 12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25

d. Masa adolescents atau remaja (Umur 13 – 21tahun)


Lemak tubuh meningkat, mengakibatkan obesitas sehingga menimbulkan stres terhadap body
image yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan, seperti anoreksia nervosa, bulimia.

e. Masa dewasa muda (Umur 23 – 30tahun)


Kebutuhan nutrisi pada dewasa muda digunakan untuk proses pemeliharaan dan perbaikan
tubuh, dan untuk mempertahankan keadaan gizi lebih baik.

f. Masa dewasa (Umur 31 - 45tahun)


Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dengan aktivitas fisik. Kebutuhan
nutrisi pada masa dewasa ini dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, sedang dan berat.
Tabel 2.3 Kebutuhan gizi orang dewasa berdasarkan tingkat pekerjaan

Keadaan pekerjaan
Unsu Ringan Sedang Berat
r Lk Pr Lk Pr Lk Pr
gizi
Kalori 2100 1750 2500 2100 3000 2500
Protein 60 55 65 65 70 70
Calsium 0,5 0,5 0,5 0,5 0,7 0,7
Ferum 8 10 8 8 10 8
Vit A 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Vit B1 1 0,8 1,2 1 1,5 1,5

g. Dewasa tua (Usia 46 tahunkeatas)


Pada usia lanjut BMR berkurang 10–30%. Umumnya aktivitas berkurang, maka akan banyak
organ tubuh mengalami degeneratif, organ pencernaan sudah mengalami kemunduran.

h. Wanita masa kehamilan danmenyusui


Untuk menghasilkan 1 liter ASI, ibu harus menyediakan kalori sebanyak 350 kal, sedangkan
ASI sendiri mengandung 750 kal, 12 gr protein, 45 gr lemak, laktosa, vitamin dan lainnya. Kebutuhan
kalori bertambah kira-kira 40 kcal/kg BB (300 kcal/hari).
Kebutuhan nutrisi masa kehamilan mencakup protein, besi, calcium, zinc, vitamin A B C
D. Pada masa menyusui kebutuhan nutrisi lebih banyak dari pada saat kehamilan (500-600 kcal/hari).
Tabel 2.4 Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui

Jenis kebutuhan Ibu hamil Ibu menyusui


Kalori 2500 3000
Protein 85 gr 100 gr
Calsium 1,5 gr 2 gr
Ferum 15 gr 15 gr
Vit A 8000 u.i 8000 U.I
Vit B 1,8 mg 2,3 mg
Vit C 100 mg 150 mg
Riboflavin 2,5 mg 3 mg
Vit D 400-800 U.I 400-800 U.I
Air 6-8 gelas 6-8 gelas

6. Faktor-faktor yang Memengaruhi PolaDiet


Faktor-faktor yang memengaruhi pola diet seseorang adalah:
a. kebudayaan;
b. agama;
c. kesukaan seseorang terhadapmakanan;
d. sikap danemosi;
e. letakgeografi;
f. ekonomi.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1) Dimakanakah cairan tubuhdidistribusikan?
2) Apa yang dimaksud dengan metabolisme, anabolisme dan katabolisme?
3) Berapakah kalori yang dikonsumsi oleh laki-laki dewasa dengan pekerjaansedang?

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab soal-soal latihan di atas, Anda dapat memelajari kembali materi yang membahas
tentang: Konsep Cairan Elektrolit dan Nutrisi.

Ringkasan

Bacalah rangkuman ini untuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami materi Topik 2 tentang
konsep dasar pemenuhan kebutuhan cairan dan kebutuhan nutrisi.

Rangkuman 2
Cairan tubuh di distribusi dalam dua kompartemen, (1) cairan ekstra sel (CES) yang terdiri dari
cairan interstitial (CI) dan cairan intra vaskular (CIV), (2) cairan intra sel (CIS).
Elektrolit adalah senyawa yang jika larut dalam air akan pecah menjadi ion dan mampu
membawa muatan listrik. Kation adalah elektrolit yang mempunyai muatan positif dan anion adalah
elektrolit yang mempunyai muatan negatif. Pergerakan cairan tubuh terdiri dari difusi, osmosis,
filtrasi, transpor aktif. Pengaturan cairan tubuh dilakukan melalui asupan cairan dan haluarancairan.
Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa terdiri dari kelebihan dan kekurangan.
Faktor yang memengaruhi keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa adalah usia, ukuran
tubuh, temperatur lingkungan, dan gaya hidup.
Nutrisi adalah proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk
pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh.
Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan tubuh. Nutrient
digolongkan ke dalam 6 kategori, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Sistem pencernaan membentuk makanan yang diubah ke zat dimana sel tubuh dapat
mengabsorbsi dan menggunakannya. Proses pencernaan terdiri dari mencerna, absorbsi, metabolisme,
dan ekskresi.
Metabolisme adalah proses kimia kompleks yang terjadi di sel yang digunakan untuk energi,
pertumbuhan dan perbaikan sel. Katabolisme adalah proses memecah zat kompleks menjadi zat
sederhana (misalnya, memecah jaringan), dan anabolisme adalah proses mengubah zat sederhana
menjadi sesuatu yang lebih kompleks (misalnya, perbaikan jaringan).
Katabolisme karbohidrat menghasilkan energi 4 kcal/g, protein menghasilkan energi 4 kcal/g,
dan lemak menghasilkan energi 9 kcal/g. Energi didapat dari makanan, diukur dalam bentuk kalori
(cal) atau kilokalori (kcal).

Tes 2

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban paling benar!

1) Disebut apakah cairan dalam membran sel yang membentuk 40% dari berattubuh?
A. Cairan intra sel(CIS)
B. Cairan interstitial (CI)
C. Cairan ekstra sel(CES)
D. Cairan intra vaskular(CIV)

2) Berapakah pH normal plasma darah? A.


<7.35
B. 7.35 – 7.45
C. 7.45 – 7.75
D. >7.75

3) Apakah yang dimaksud dengan insensibel waterloss?


A. Pengeluaran cairan melalui ginjal(urine)
B. Pengeluaran cairan melalui paru (pernapasan)
C. Pengeluaran cairan melalui kulit (tidak kasatmata)
D. Pengeluaran cairan melalui saluran pencernaan(feses)

4) Berapakah energi yang dihasilkan oleh lemak dalam proseskatabolisme?


A. 4kcal/g
B. 5kcal/g
C. 7kcal/g
D. 9kcal/g
5) Disebut apakah sejumlah energi yang dibutuhkan untuk aktivitas saatistirahat?
A. Metabolisme
B. Katabolisme
C. Anabolisme
D. Basalmetabolisme
Topik 4

Konsep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Silakan Anda pelajari baik-baik materi pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan dan
elektrolit agar Anda lebih memahaminya!
Perawat melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi klien yang berisiko tinggi atau yang
memperlihatkan adanya tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa yang aktual, dan
yang mungkin berhubungan dengan penatalaksanaan terapi penyakit lain yang dideritanya.
Pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi riwayat perawatan,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

1. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan dalam pemenuhan cairan dan elektrolit ditujukan/difokuskan pada:
a. Faktor risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asambasa:
1) Usia: sangat muda, sangattua
2) Penyakit kronik: kanker, penyakit kardiovaskular (gagal jantung kongestif),
penyakit endokrin (cushing, DM), malnutrisi, PPOK, penyakit ginjal (gagal ginjal
prorogresif), perubahan tingkatkesadaran.
3) Trauma: cedera akibat kecelakaan, cedera kepala,combostio.
4) Terapi: diuretik, steroid, terapi IV, nutrisi parentaltotal.
5) Kehilangan melalui saluran gastrointestinal: gastroenteritis, pengisapan
nasogastrik,fistula.
b. Riwayat keluhan: kepala sakit/pusing/pening, rasa baal dankesemutan.
c. Pola intake: jumlah dan tipe cairan yang biasa dikonsumsi, riwayat anoreksia, kram
abdomen, rasa haus yangberlebihan.
d. Pola eliminasi: kebiasaan berkemih, adakah perubahan baik dalam jumlah maupun
frekuensi berkemih, bagaimana karakteristik urine, apakah tubuh banyak mengeluarkan
cairan?
Bila ya ! melalui apa? Muntah, diare, berkeringat.

2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Keadaan umum: iritabilitas, letargi, bingung,disorientasi
b. Berat badan
Timbang berat badan setiap hari untuk mengetahui risiko terkena gangguan cairan dan elektrolit. Dengan
demikian, retensi cairan dapat dideteksi lebih dini karena 2,5–5 kg cairan tertahan di dalam tubuh
sebelum muncul edema. Perubahan dapat turun, naik, atau stabil.
c. Intake dan output cairan
Intake cairan meliputi per oral, selang NGT, dan parenteral. Output cairan meliputi urine, feses, muntah,
pengisapan gaster, drainage selang paska bedah, maupun IWL. Apakah balance cairan seimbang, positif
atau negatif. Kaji volume, warna, dan konsentrasi urine
d. Bayi: fontanela cekung jika kekurangan volume cairan, dan menonjol jika kelebihan
cairan.
e. Mata:
1) Cekung, konjungtiva kering, air mata berkurang atau tidakada
2) Edema periorbital,papiledema
f. Tenggorokan dan mulut :
Membran mukosa kering, lengket, bibir pecah-pecah dan kering, saliva menurun, lidah di bagian
longitudinal mengerut
g. Sistem kardiovaskular:
1) Inspeksi:
- Vena leher: JVP/jugularis vena pressur datar ataudistensi
- Central venus pressure (CVP)abnormal
- Bagian tubuh yang tertekan, pengisian vena lambat
2) Palpasi:
- Edema: lihat adanya pitting edema pada punggung, sakrum, dan tungkai
(pre tibia, maleolus medialis, punggungkaki)
- Denyut nadi: frekuensi,kekuatan
- Pengisiankapiler
3) Auskultasi:
- Tekanan darah: ukur pada posisi tidur dan duduk, lihat perbedaannya, stabil,
meningkat, ataumenurun.
- Bunyi jantung: adakah bunyitambahan
h. Sistem pernapasan: dispnea, frekuensi, suara abnormal(creckles)
i. Sistem gastrointestinal:
1) Inspeksi: abdomen cekung/distensi, muntah,diare
2) Auskultasi: hiperperistaltik disertai diare, atauhipoperistaltik
j. Sistem ginjal: oliguria atau anuria, diuresis, berat jenis urinemeningkat
k. Sistem neuromuskular:
1) Inspeksi: kram otot, tetani, koma,tremor
2) Palpasi: hipotonisit,hipertonisitas
3) Perkusi: refleks tendon dalam (menurun/tidak ada,hiperaktif/meningkat)
l. Kulit
:
1) Suhu tubuh: meningkat/menurun
2) Inspeksi: kering, kemerahan
3) Palpasi: turgor kulit tidak elastik, kulit dingin dan lembab.

3. Pemeriksaan diagnostik
a. Kadar elektrolit serum
Kadar elektrolit serum diukur untuk menentukan status hidrasi, konsentrasi elektrolit, dan keseimbangan
asam basa. Elektrolit yang sering diukur mencakup natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan daya gabungan
karbon dioksida.

b. Hitung darahlengkap
Hitung darah lengkap adalah suatu penetapan jumlah dan tipe eritrosit dan leukosit per milimeter kubik
darah. Perubahan hematokrit terjadi sebagai respons terhadap dehidrasi atau overhidrasi. Anemia juga dapat
memengaruhi statusoksigenasi.

c. Kadarkreatinin
Kadar kreatinin darah bermanfaat untuk mengukur fungsi ginjal. Kreatinin adalah produk normal
metabolisme otot dan diekskresikan dalam kadar yang cukup konstan, terlepas dari faktor asupan cairan, diet,
dan olah raga.

d. Berat jenisurine
Pemeriksaan berat jenis urine mengukur derajat konsentrasi urine. Rentang berat jenis urine normal antara
1,003 – 1,030.

e. Analisis gas daraharteri


Pemeriksaan gas darah arteri memberikan informasi tentang status keseimbangan asam basa dan tentang
keefektifan fungsi ventilasi dalam mengakomodasi oksigen-karbon dioksida secara normal.
Pemeriksaan pH darah arteri mengukur konsentrasi hidrogen. Penurunan pH dihubungkan dengan
asidosis, dan peningkatan pH dihubungkan dengan alkalosis. PaCO2 mengukur tekanan parsial karbon dioksida
dalam darah arteri, dan PaO2 mengukur tekanan parsial oksigen dalam darah arteri. SaO2 mengukur derajat
hemoglobin yang disaturasi oleh oksigen. Bikarbonat mencerminkan porsi pengaturan asam basa ginjal.

Latihan

Jelaskan prosedur melakukan pengkajian riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik pada klien dengan
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit!
Petunjuk Jawaban Latihan

Silakan baca kembali dengan seksama materi pengkajian pada gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
di atas.

Ringkasan

Pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan elektrolit meliputi riwayat perawatan,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pengkajian riwayat keperawatan dalam pemenuhan cairan dan elektrolit ditujukan/difokuskan pada
riwayat keluhan, pola intake, pola eliminasi, pasien sedang dalam proses penyakit, riwayat pengobatan.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, berat badan, intake dan output cairan, tanda-tanda
ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Pemeriksaan tanda-tanda ketidakseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa dapat dilakukan pada fontanela bayi, mata, tenggorokan dan mulut, sistem
kardiovaskular, sistem pernapasan, sistem ginjal, sistem neuromuskular, kulit.
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan kadar elektrolit serum, hitung darah lengkap, kadar
kreatinin, berat jenis urine, analisis gas darah arteri.

Tes 1

1) Apakah salah satu faktor risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan
asambasa?
A. Pekerjaan
B. Jeniskelamin
C. Terapidiuretik
D. Dirawat di rumahsakit

2) Apakah data yang ditemukan pada mata pasien dengan kelebihan volumecairan?
A. Cekung
B. Edemaperiorbital
C. Konjungtivakering
D. Air mata berkurang atau tidakada

3) Dimanakah dapat dilakukan pemeriksaan pitting edema pada pasien dengan


ketidakseimbangan cairan?
A. Pretibia
B. Abdomen
C. Kuku jari
D. Telapakkaki

4) Apakah hasil dari produk normal metabolisme otot dan diekskresikan dalam kadar yang
cukupkonstan?
A. Ureum
B. Nitrogen
C. Kreatinin
D. Hematokrit

5) Apakah perubahan sel darah pada pemeriksaan darah lengkap jika pasien mengalami
dehidrasi atauoverhidrasi?
A. Leukoit
B. Eritrosit
C. Trombosit
D. Hematokrit
Topik 5
Konsep Keperawatan Kebutuhan Aktifitas
A. TUJUANPEMBELAJARAN

1. KompetensiUmum
Setelah mengikuti pembelajaran praktik ini, saudara diharapkan mampu melakukan
asuhan keperawatan kebutuhan Aktivitas.

2. Indikator
Setelah melakukan praktik klinik asuhan keperawatan kebutuhan Aktivitas ini saudara
diharapkan dapat:
a. Melakukan pengkajian pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan
Aktivitas.
b. Merumuskan diagnose keperawatan berdasarkan analisa data sesuai kasus pada
klien yang mengalami pemenuhan kebutuhanAktivitas.
c. Melaksanakan perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami
pemenuhan kebutuhanAktivitas.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan
kebutuhanAktivitas.
e. Melakukan evaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada klien yang mengalami
pemenuhan kebutuhanAktivitas.
f. Mendokumentasikan asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami
pemenuhan kebutuhanAktivitas.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Pengkajian keperawatan dan klasifikasi data subyektif dan obyektif kebutuhan


Aktivitas.
2. Diagnosa keperawatan berdasarkan Analisa Data pada klien yang mengalami
pemenuhan kebutuhanAktivitas.
3. Perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan Aktivitas.
4. Implementasi keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan Aktivitas.
5. Evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhanAktivitas
6. Dokumentasi keperawatan pada klien yang mengalami pemenuhan kebutuhan Aktivitas.

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 59


C. ALAT DANBAHAN

Sebelum melakukan asuhan keperawatan kebutuhan Aktivitas saudara harus


menyiapkan alat dan bahan yangdibutuhkan:
1. Form pengkajian.
2. Tempat cucitangan.
3. Sabun untuk cucitangan.
4. Handuk.
5. Tensimeter.

Gambar 1: Tensimeter
6. Jamtangan.
7. Stetoscop.

8. Kursiroda.
Gambar 2:Stetoscop
Gambar
3:
kursirod
a

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 61


9. kruk.

Gambar 4: kruk
1kaki

Gambar 5 : kruk 4kaki

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 62


G
a
m
b
a
r

k
r
u
k
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT
TIDUR KE KURSIRODA

1. Pengertian
Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan dari tempat yang
satu ke tempat yang lain.

2. Tujuan
a. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaanfisiknya.
b. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindahruangan.

3. Kebijakan
Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil.

4. Prosedur

A. PERSIAPAN

1. Persiapan Alat :
- Kursiroda.
- Handscun atau sarung tangan (jikaperlu).
2. PersiapanPasien:
- Pasien berada di tempattidur.
- Jelaskan prosedur padapasien.
- Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien bisa
menyentuh lantai.
- Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur, kunci
semua rodakursi.
B. PELAKSANAAN

1. Bantu pasien duduk di tepi tempattidur.


2. Kaji posturalhipotensi.
3. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepibed.
4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai daripinggul.
5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah
berada didepannya.
6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau di atas kedua bahuperawat.
7. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di
belakang.
8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tanganperawat.
9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk melakukan
gerakan.
10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju korsiroda.
11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan
kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahuperawat.
12. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang palingaman.
13. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya.
Buka kunci roda padakursi

C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU JALAN


(KRUK)

1. Pengertian Alat Bantu Berjalan(Kruk)


Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.
2. Tujuan PenggunaanKruk
a. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuanmobilisasi.
b. Menurunkan risiko komplikasi darimobilisasi.
c. Menurunkan ketergantungan pasien dan oranglain.
d. Meningkatkan rasa percaya diriklien.
3. FungsiKruk
a. Sebagai alat bantuberjalan.
b. Mengatur atau memberi keseimbangan waktuberjalan.
c. Membantu menyokong sebagian berat badan.
4. Indikasi PenggunaKruk
a. Pasien dengan fraktur ekstremitasbawah.
b. Pasien dengan postop amputasi ekstremitasbawah.
c. Pasien dengan kelemahan kaki atau poststroke.
5. KontraIndikasi
a. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37oC.
b. Penderita dalam keadaanbedrest.
c. Penderita dengan postop.
6. Manfaat PenggunaanKruk
a. Memelihara dan mengembalikan fungsiotot.
b. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadibengkok.
c. Memelihara dan meningkatkan kekuatanotot.
d. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuansendi.
7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakankruk
a. Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klienakan menggunakan
kruk.
b. Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk beberapa saat
sampai problemhilang.
c. Perhatikan kondisi klien saat mulaiberjalan.
d. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untukpersiapan.
e. Perhatikan lingkungansekitar.
f. Gunakan wc duduk untuk buang airbesar.
g. Bila tidak ada wc duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang tengahnya diberi
lubang.
h. Jaga keseimbangantubuh.
8. Teknik PenggunaanKruk
a. Cara berjalan menggunakankruk
1) Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan tempat di tangan anda,
bukan pada ketiakAnda.
2) Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua kruk maju pada saat
yangsama.
3) Langkah III, mencari dan lurus ke depan, langkah pertama melalui kruk
dengan kaki dioperasikan diikuti oleh kaki Andaacreage.
b. Teknik TurunTangga
1) Pindahkan berat badan pada kaki yang tidaksakit.
2) Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan berat badan
padakruk.
3) Gerakkan kaki yang sakit kedepan.
4) Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengankruk.
c. Teknik NaikTangga
1) Pindahkan berat badan padakruk.
2) Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anaktangga.
3) Pindahkan berat badan dari kruk ke tungkai yang tidaksakit.
4) Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengankruk.
d. TeknikDuduk
1) Klien di posisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki
menyentuh kursi.
2) Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun darikursi.
3) Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai
yangsakit.
4) Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih
kuat.
e. Teknik NaikKendaraan
Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong diangkat
kemudian naikkan kaki yang sakit.
f. Gaya Berjalan 4 TitikTumpu
1) Langkahkan kruk sebelah kanan kedepan.
2) Langkahkan kaki sebelah kiri kedepan.
3) Langkahkan kruk sebelah kiri kedepan.
4) Langkahkan kaki sebelah kanan ke depan.
g. Gaya Berjalan 3Titik
1) Kedua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga dimajukan,
kemudian menyusul kaki yangsehat.
2) Kedua kayu penopang lalu segera dipindahkan ke muka lagi dan pola tadi di
ulanglagi.
h. Gaya Berjalan 2Titik
1) Kruk sebelah kiri dan kaki kanan majubersama-sama.
2) Kruk sebelah kanan dan kaki kiri majubersama-sama.
i. Full WeightBearing
Berjalan normal, penggunaan alat penyangga di kurangi, lambat laun akhirnya
dihilangkan.
j. Partial Weight Bearing
1) Dua tangan atau dua tongkat beserta satu tungkai lemah majuserentak.
2) Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada
kedua tangan atau tongkat serta sebagian bertumpu pada kaki yanglemah.
k. Non weightBearing
1) Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi tungkai yang
lemah diangkat bergantung ke arahdepan.
2) Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada
kedua tangan atautongkat.
l. Swing ToGait
1) Langkahkan kedua krukbersama-sama.
2) Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis yang
menghubungkan kedua tangan atau ujungkruk.
m. Swing throughGait
1) Langkahkan kedua krukbersama-sama.
2) Kedua kaki diangkat, diayunkan melewati garis yang menghubungkan
kedua tangan atau ujungkruk.

D. ALAT BANTU BERJALANPASIEN

1. Pengertian
Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu jalan yang digunakan pada penderita/pasien
yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah
serta gangguankeseimbangan.

2. Jenis- Jenis Alat Bantu JalanPasien


Masing-masing alat bantu jalan memiliki indikasi penggunaan dan cara penggunaan
yang berbeda. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan pola
berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan, antara lain kemampuan pasien untuk
melangkah dengan satu/kedua tungkai, kemampuan weight bearing dan keseimbangan
pasien dengan satu kaki/kedua tungkai, dan kemampuan kedua AGA untuk
mempertahankan weight bearing &amp; keseimbangan, serta kemampuan
mempertahankan tubuh dalam posisiberdiri.

Jenis-jenis alat bantu yang dipakai di antaranya:


1. KRUK
2. WALKER
3. KURSIRODA
4. TRIPOD / QUADRIPOD
5. STICK

1. KRUK
Kruk adalah alat bantu yang terbuat dari logam atau pun kayu dengan panjang yang
cukup untuk diraih dari axilla sampai ke tanah atau lantai. Kruk memiliki permukaan
cekung yang disesuaikan di bawah lengan dan sebuah balok melintang untuk tangan
untuk menyangga berat badan.
Jenis-jenis Kruk
Pada dasarnya kruk dibagi dua yaitu kruk axilla dan kruk nonaxilla. Kruk nonaxilla
dapat mentransfer 40-50% berat badan, sedangkan kruk axilla dapat mentransfer sampai
80% berat badan. Hal ini membuat kruk axilla lebih baik dalam menopangbadan.
Kruk axilla memiliki dua bidang tegak lurus yaitu penopang bahu dan pegangan tangan.
Kruk tersedia dalam berbagai ukuran berbeda. Extension crutch pada kruk merupakan
tambahan agar panjang kruk dapat disesuaikan, sehingga berguna pada anak-anak yang
dalam proses pertumbuhan agar dapat disesuaikan dengan perubahantinggi
anak. Selain itu berguna di rumah sakit agar dapat digunakan oleh banyak orang. “Kruk
ortho” memiliki penyangga bahu yang berkontur dan pegangan tangan yang dapat
disesuaikan, sehingga lebih nyaman dalam penggunaannya.

2. WALKER
Walker adalah salah satu alat bantu berjalan yang kerangkanya terbuat dari bahan
logam. Alat ini dilengkapi dengan dua gagang yang berfungsi sebagai tempat yang
penggunaannya digunakan sebagai tempat pegangan serta menggunakan empat kaki
sebagai penumpunya. Salah satu jenis walker adalah standar walker. Walker jenis ini
biasanya digunakan untuk orang tua yang masih kuat mengangkat alat ini untuk
berjalan, biasanya orang yang menggunakan alat ini membutuhkan bantuan dari orang
lain.

3. KURSI RODA
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan
berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat
ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak lain, digerakkan dengan menggunakan
tangan, atau digerakkan dengan menggunakan mesin otomatis. Diperkirakan konsep
pertama dari sebuah kursi roda telah diciptakan lebih dari 6.000 tahun yang lalu.
Jenis KursiRoda
a. Kursi RodaManual.
b. Kursi RodaListrik.

Sejarah Awal Kursi Roda


Bukti bahwa evolusi pemikiran manusia mampu mengatasi keterbatasan fisik manusia
telah terpaparkan dengan adanya sebuah penemuan benda sebagai pembantu manusia
dalam berjalan yaitu kursi roda. Kursi roda untuk pertama kalinya berbentuk ide
berdasarkan fungsinya telah nampak sejak tahun 4000 sebelum masehi. Adalah di
dataran Mediterania daerah Basin bagian timur yang diduga sebagai cikal bakal
ditemukannya kursiroda.
Sebagian pihak menganggap penemuan itu bukanlah kursi roda dan mereka berargumen
itu hanyalah penemuan tentang sebuah furnitur bergerak. Bila ditelaah lebih jauh lagi,
maka kita seharusnya mengakui penemuan di Mediterania ini sebagai awal adanya ide
dasar dari kursi roda. Penemuan tentang menaruh roda di bawah suatu benda memang
tidak begitu fenomenal bagi pemikiran manusia, namun bila dibayangkan penemuan itu
adanya diera yang sangat jauh akan sebuah ilmu pengetahuan. Beranjak dari pemikiran
masyarakat Mediterania ini kursi roda menjadi hal yang baru bagi peradaban manusia
dan mulai memodifikasi fungsi dari furnitur yang dilengkapiroda.
Perkembangan kursi beroda semenjak nampak di dataran Mediterania ini terus berlanjut
dari masa ke masa. Untuk yang akan terjabarkan di sini merupakan kelanjutan
perkembangannya di seluruh dunia dari berbagai sudut pandangumum.

4. TRIPOD/QUADRIPOD
Tongkat Kaki 4 dan kaki 3 adalah alat bantu berjalan berupa tongkat dengan kaki-kaki
berjumlah 4. Tongkat bisa diatur tinggi rendahnya agar bisa digunakan oleh orang
dengan segala umur. Cocok digunakan oleh Lansia dan untuk rehabilitasi setelah
kecelakaan atau operasi.

5. STICK
Tongkat kaki Lipat Besi Ringan dan Kuat untuk Orang Tua, adalah Tongkat kaki
yang dapat dilipat menjadi pendek sehingga dapat dimasukkan ke dalam tas atau
kantung plastik. Tongkat Lipat terbuat dari besi baja yang kuat namun ringan. Tinggi
Tongkat kaki dapat disetel ketinggiannya menjadi 5 tingkat.
Teknik Penggunaan Tongkat
a. Teknik TurunTangga
1) Pindahkan BB pada kaki yang tidaksakit.
2) Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan BB
pada kruk.
3) Gerakkan kaki yang sakit ke depan.
4) Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengankruk.
b. Teknik NaikTangga
1) Pindahkan berat badan padakruk.
2) Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anaktangga.
3) Pindahkan berat badan dari kruk ke tungkai yang tidaksakit.
4) Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengankruk.
c. TeknikDuduk
1) Klien di posisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki
menyentuh kursi.
2) Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun darikursi.
3) Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai
yangsakit.
4) Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih
kuat.
d. Teknik NaikKendaraan
Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong diangkat
kemudian naikkan kaki yang sakit.
E. TEHNIK LATIHAN DENGAN ALATBANTU

Teknik latihan jalan dengan alat bantu dapat dilakukan dengan berbagai tipe, di
antaranya adalah: Full Weight Bearing (FWB): teknik jalan dengan cara tungkai (LE)
menyangga penuh berat badan/diberi beban penuh. Tanpa alat bantu. Partial Weight Bearing
(PWB): teknik jalan dengan cara tungkai (LE) menyangga sebagian dari BB/diberi beban
sebagian pakai alat bantu. Non Weight Bearing (NWB): teknik jalan dengan cara tungkai (LE)
tidak menyangga BB/tanpa beban.

F. MANFAAT PENGGUNAAN ALAT BANTU BERJALANPASIEN

1. Memelihara dan mengembalikan fungsiotot.


2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadibengkok.
3. Memelihara dan meningkatkan kekuatanotot.
4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuansendi.

G. LANGKAH-LANGKAHKEGIATAN

Asuhan Keperawatan Kebutuhan aktivitas ini dapat saudara lakukan di puskesmas,


rumah sakit atau di masyarakat saat saudara praktik asuhan keperawatan komunitas. Langkah
awal yang saudara lakukan adalah mempersilakan klien yang datang ke poliklinik rumah
sakit/puskesmas untuk duduk di kursi yang ada. Saudara silahkan memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama. Selanjutnya ikuti langkah-langkah berikut ini:

Gambar 1. Contoh Posisi saat Pengkajian


1. Lakukanlah
Pengkajian Anamnese
meliputi:
a. Tanyakan identitas pasien (nama, umur, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat).
b. Tanyakan keluhan utama yang dialami pasien bilaada.
c. Tanyakan riwayat kesehatan saat ini meliputi pola P (Paliatif atau penyebab), Q
(Quality atau kualitas), R (Regio atau tempat), S (Safety of life), T(Time).
d. Tanyakan riwayat kesehatan yang lalu meliputi apakah pernah sakit sampai
dirawat di rumah sakit, jika pernah dirawat, tanyakan jenissakitnya.
2. Lakukan pengumpulan data obyektif pada pasien meliputi keadaan umum, tanda- tanda
vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), pemeriksaan fisik (head to toe). Sebelum
dan sesudah melakukan pemeriksaan, lakukan cuci tangan 7 langkah terlebih dahulu.

Gambar 2. Cara cuci tangan 7 langkah

a. Lakukan klasifikasi data objektif dan subjektif kemudian dilanjutkan dengan


analisa data sesuai kasus tersebut.
b. Rumuskan DiagnosaKeperawatan.
c. Buat Perencanaan sesuai Diagnosakeperawatan.
d. Lakukan Tindakan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat.
e. Lakukan evaluasi tindakan yang sudah saudaralakukan.
f. Dokumentasikan asuhan Keperawatan KebutuhanAktivitas.
Contoh format pengkajian terdapat pada lampiran 1 di akhir panduan praktik ini.

Ringkasan

Selamat, saudara telah belajar memberikan asuhan keperawatan kebutuhan aktivitas.


Dengan demikian saudara sebagai seorang perawat telah menguasai salah satu kompetensi
saudara. Hal-hal penting yang sudah saudara pelajari dalam panduan praktik klinik ini adalah
sebagai berikut:
Asuhan keperawatan kebutuhan aktivitas meliputi tahap-tahap sebagai berikut.
1. Pengkajian kebutuhanaktivitas.
2. Analisa Data kebutuhanaktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan kebutuhan aktivitas.
4. Perencanaan Keperawatan kebutuhanaktivitas.
5. Tindakan Keperawatan kebutuhanaktivitas.
6. Evaluasi Keperatawatan kebutuhan aktivitas.
7. Dokumentasi Keperawatan kebutuhanaktivitas.

Tugas Mandiri

Lakukan asuhan Keperawatan kebutuhan aktivitas kepada 5 pasien dari pengkajian,


analisa data, Diagnosa Kepeawatan, Perencanan, implementasi dan evaluasi serta
dokumentasinya.
Topik 6
Konsep Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri

Saudara-saudara sekalian, agar anda dapat mencegah terjadinya masalah yang terjadi pada klien dengan
personal hygiene yang tidak terpenuhi seperti kerusakan integritas kulit, gigi dan mukosa dan lain-lain. Klien
tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis. Sedangkan gangguan fisik dan psikologis
mengurangi keindahan penampilan dan reaksi emosional Dengan demikian peran perawat sangat dibutuhkan
dalam melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene terutama pada klien yang
tidak mampu untuk memenuhi dan meningkatkanpengetahuannya.
Seseorang dalam kehidupan sehari- hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
terpenuhi karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikologis. Aktivitas pemenuhan kebersihan
sangat dipengaruhi budaya, sosial-ekonomi, status kesehatan, pengetahuan danlain-lain.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang mendapatkan perhatian. Hal ini bisa terjadi
karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang tidak penting, padahal masalah kebersihan
apabila dibiarkan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Sehingga anda harus mempelajari dulu tentang konsep dasar personal hygiene dan memberikan asuhan
keperawatan pada klien gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene untuk mencegah kerusakan
membrane mukosa mulut, integritas kulit, rabut, mata, kuku dan kelamin.

A. PENGERTIAN PERSONALHYGIENE

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut
higiene perorangan.
Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan
kesehatan untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.

B. TUJUAN PERSONALHYGIENE

Tujuan seseorang dalam melakukan perawatan personal hygiene meliputi:


1. meningkatkan derajatkesehatan.
2. rasa nyaman dan menciptakankeindahan.
3. mencegah penyakit pada diri sendiri maupun pada oranglain.
4. meningkatkan percayadiri.

Modul Keperawatan Dasar 2018/2019 74


C. MANFAAT PEMERIKSAANFISIK

Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi profesi kesehatan lain,
di antaranya:
1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnosekeperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alamiklien.
3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yangtepat.
4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhankeperawatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene klien meliputi:


a. Statuskesehatan
Seseorang dalam kondisi sakit atau cedera, sehingga memerlukan bedrest, apalagi dalam waktu lama, hal
ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan personal hygiene dan tingkat kesehatan
klien. Di sinilah peran perawatan untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dan mencegah gangguan seperti
kerusakan membrane mukosa, kulit dan lainlain.

b. Budaya
Sejumlah mitos berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa seseorang yang dalam keadaan sakit tidak
dimandikan, hal ini dikarenakan nanti penyakitnya tambah parah.

c. Statussosial-ekonomi
Seseorang dalam kegiatan pemenuhan personal hygiene yang baik memerlukan sarana dan prasarana,
seperti kamar mandi, air cukup dan bersih, peralatan ( misalnya sabun, shampo, dan lain lain) (Nancy Roper,
2002). Hal ini membutuhkan biaya dan akan berpengaruh seseorang dalam memenuhi dan mempertahankan
personal hygiene dengan baik.

d. Tingkat pengetahuan danperkembangan


Kedewasaan seseorang berpengaruh pada kualitas hidup, salah satunya pengetahuan yang lebih baik.
Pengetahuan itu penting untuk meningkatkan status kesehatan seseorang. Sebagai contoh, agar seseorang
terhindar dari penyakit kulit, maka seseorang tersebut harus selalu menjaga kulit agar tetap bersih dengan mandi
secara teratur dan menggunakan sabun dan air bersih.

e. Cacat jasmani ataumental


Seseorang dalam kondisi cacat jasmani atau mental akan menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan pemenuhan kebutuhan diri sendiri.

f. Prakteksosial
Selama anak-anak mendapatkan praktek hygiene dari orang tua, sedangkan masa remaja lebih perhatian
pada hygiene karena pengaruh teman atau pacar. Praktik hygiene lansia dapat berubah dikarenakan situasi
kehidupan.
g. Citratubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut. Jika seorang
klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan ketika merencanakan perawatan dan akan berkonsultasi
membuat keputusan dalam perawatan hygiene.
Contoh : klien yang telah mengalami pembedahan seperti kolostomi selalu memperhatikan penampilan stoma
dan bau fekal, maka perawat membantu klien menjaga kebersihan area stoma dan mengurangi atau
menghilangkan bau. Sebaliknya, klien yang tidak rapi atau tidak tertarik pada hygiene maka klien membutuhkan
pendidikan pentingnya hygiene.

h. Pilihanpribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan kapan untuk mandi, sikat gigi dan perawatan
rambut, dan lain-lain. Klien memilih produk berbeda untuk perawatan hygiene dan bagaimana cara melakukan
hygiene. Pilihan klien membantu perawat pengembangan rencana perawatan, hal ini tidak perlu mengubah
pilihan, kecuali hal itu tidak mempengaruhi kesehatan. Misalnya, klien diabetes harus hati-hati menjaga kakinya
bersih dan menghindari infeksi. Perawat harus menjelaskan kebutuhan perawatan kaki yang baik dan bahan yang
digunakan.

Agar lebih jelas bagi peserta didik, berikut ini penjelasan tentang macam-macam personal hygiene
sebagai berikut:
a. Perawatankulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai, sekresi, ekskresi, pengatur temperatur, sensasi, dan
kulit berfungsi juga sebagai pertukaran oksigen, nutrisi dan cairan cairan dengan pembuluh di bawahnya, sintesa
sel baru dan eliminasi sel mati.
Epidermis (lapisan luar) merupakan pelindung jaringan di bawahnya terhadap kehilangan cairan, cedera
mekanis maupun kimia serta masuknya mikroorganisme penyakit. Seseorang harus menjaga kebersihan kulit
karena sangatlah penting, kulit sebagai pintu masuk utama kuman pathogen ke dalam tubuh. Bakteri, umumnya
tinggal pada permukaan luar kulit. Tempat tinggal bakteri misalnya korinebakterium merupakan flora normal
yang tidak menyebabkan penyakit tapi menghalangi multiplikasi penyakit akibat mikroorganisme.
Dermis lapisan kulit yang lebih tebal terdiri dari jaringan ikat kolagen dan serabut saraf, pembuluh darah,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, minyak, cairan
odor ke dalam folikel rambut untuk minyaki kulit dan rambut agar lemas dan liat. Ada dua tipe kelenjar keringat
yaitu ekrin lebih banyak pada dahi,telapak tangan dan kaki, hal ini untuk membantu pengendalian temperatur
melalui evaporasi, sedangkan kelenjar apokrin pada area aksila dan genital. Dekomposisi bakteri dari keringat
dari kelenjar ini bertanggung jawab pada bau tubuh.
Sedangkan cara merawat kulit dengan melakukan mandi minimal 2 kali sehari setelah melakukan
aktivitas, keadaan kulit kotor, menjalani operasi dan sebaiknya menggunakan sabun yang tidak iritatif atau sesuai
kebiasaan.
Kulit seringkali merefleksikan perubahan pada kondisi fisik dengan perubahan pada warna, ketebalan,
tekstur, turgor, temperatur, dan hidrasi, sedangkan selama kulit masih utuh dan sehat, fungsi fisiologis masih
optimal.
Perawatan genetalia untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit dan
meningkatkan kenyamanan, serta mepertahankan kebersihan diri ( Poter & Perry, 2000). Perawatan dilakukan
minimal dua kali sehari, lebih sering klien dengan infeksi genetalia atau wanita menstruasi.
Kaji perawatan hygiene:
1) Identifikasi klien terhadap toleransi prosedur hygiene, tipe perawatan yang diperlukan
dan masalah kesehatanklien.
2) Selama membantu klien melalukan hygiene kaji seluruh permukaan kulit secara
inspeksi dan palpasi, meliputi perubahan integumen, responterapi,
3) Kaji fisikkulit
(a) Okservasi kondisi kulit meliputi warna, tekstur, turgor, temperatur, dan hidrasi
kulit.
(b) Masalah kulitseperti:
 Kulit kering karena kebanyakan mandi, penggunaan sabun berlebihan atau
sabun kasar dan alkalin, kulit maserasi, daerah kalus kaki ,tangan.
 Ruam kulit atau erupsi kulit dari reaksi alergi bisa datar, naik berupa lokal
atau sistemik, pruritik ataunonpruritik.
 Dermatitis kontak yaitu inflasi ditandai dengan letusan eritema, pruritis,
nyeri,bersisik.
 Abrasi dan lesi kulit rusak, perdarahan,cairan
 Dekubitus dampak dari imobilisasi lama, bagian badan tergantung, terpapar
tekanan seperti gips, linen,matras.
4) Kaji kemampuan perawatan diri klien seperti klien tidak mampu merawat kulit maka
perawat memberi bantuan atau mengajarkan pada keluarga, Kaji keseimbangan,
toleransi, kekuatan otot, keadaan berbaring, kemampuan duduk, alat yang dibutuhkan,
dan jarak rentang gerak pada ekstremitasklien.
5) Kaji masalah kesehatan klien seperti gangguan fungsi kognitif dan kondisifisik.
6) Kaji penurunansensasi.
Klien tidak mampu merasakan cedera permukaan kulit biasanya pada klien dengan paralisis, insufisiensi sirkulasi,
kerusakan saraf.

b. Perawatan Kaki danKuku


Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau dan cedera pada
jaringan. Kuku merupakan pelengkap kulit, tetapi bila tidak mendapatkan perawatan yang baik maka kuku bisa
sebagai sarang penyakit.
Masalah yang dihasilkan karena perawatan yang salah atau kurang kurang seperti menggigit kuku,
memotong tidak tepat, pemaparan zat kimia yang tajam, dan pemakaian sepatu tidak pas. Ketidaknyamanan dan
nyeri pada kaki dapat mengarah pada stres fisik dan emosional.
Sedangkan cara merawat kuku dengan menjaga kebersihan kotoran dibalik kuku dan memotongnya sesuai
kebutuhan.
Pengkajian :
1) Lakukan inspeksi pada permukaan kulit : bentuk, ukuran, jumlah jari, bentuk kaki, dan
kondisi kaki meliputi adanya luka, inflamasi, iritasi danpecah-pecah
2) Amati jari kaki, secara normal adalah lurus, datar dan kaki harus dalam garis lurus
dengan mata kaki dantibia
3) Kaji cara berjalan, apa pincang atau tidak alami, rasa nyeri saatberjalan.
4) Kaji keadekuatan serkulasi perifer pada kaki terutama klien dengan diabetes: dengan
cara palpasi dari pedisdorsalis dan denyut tibialposterior.
5) Kaji adanya neuropati yaitu degerasi saraf perifer yang ditandai kehilangan sensasi
dengan cara sentukan ringan, suhu atautusukan.
6) Kaji kemampuan klein tentang perawatan kaki dankuku.
7) Amati kuku: kuku sehat yaitu transparan, lembut dan alas jari pink dan ujung putih
tembus cahaya, sedangkan pada lansia tebal dan kuning. Kulit sekitar kuku dan kutikula
lembut dan tanpainflamasi.
8) Kaji masalah umum pada kaki dan kuku seperti kalus (pengerasan), katimumul atau
keratosis pada jari di atas tonjolan tulang bentuknya kerucut, bulat dan naik. Kutil
(plantar wart) yaitu luka yang menjamur pada tumit kaki disebabkan virus papiloma.
Infeksi jamur kaki ( tinea pedes ) biasanya antara jari dan tumit, keadaan melempuh,
berair, hal ini biasanya disebabkan alas kaki yang ketat. Kuku yang tumbuh kedalam.
Bau kaki, hal ini disebabkan keringat berlebih yang meningkatkan perkembangan
mikroorganisme.

c. Perawatanrambut.
Rambut merupakan struktur kulit, rambut sehat terlihat mengkilat, tidak berminyak dan tidak kering atau
tidak mudah patah, kondisi panas dan malnutrisi akan mengganggu pertumbuhan rambut. Bila rambut kotor dan
tidak dibersihkan bisa menyebabkan ketombe dan sarang kutu.
Rambut klien imobilisasi akan terlihat menjadi kusut, Balutan yang bisa meninggal darah atau antiseptik
bisa membuat rambuy lengket. Klien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.
Pertumbuhan, distribusi, dan pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum. Perubahan
hormonal, stres emosional atau fisik, penuaan, infeksi, penyakit, dan obat-obatan dapat mempengaruhi
perubahan rambut.
Sedangkan cara merawat rambut antara lain, cuci rambut 1-2 kali seminggu(sesuai keadaan klien), dengan
memakai shampo yang cocok, gunakan sisir besar untuk rambut keriting dan tidak bergigi tajam.
Pengkajian
1) Kaji kondisi rambut dan kulit kepala : rambut normal bersih, bercahaya, tidak kusut,
kulit kepala bebas darilesi.
2) Mengkaji masalah rambut: ketombe, kutu (pediculosis), kehilangan rambut,
pembotakan(alopesia).
3) Mengkaji kemampuan perawatan diri klien untuk merawat rambut (kondisi penyakit
klien merusak kemampuan klien dalam perawatanrambut).
4) Praktik perawatan rambut : dengan mengkaji gaya rambut perawat dapat mengatur pola
rambut, produk perawatan, waktuperawatan.

d. Perawatan gigi danmulut


Mulut merupakan rongga, merupakan sistem pencernaan dan bagian tambahan sistem pernafasan
sehingga tidak bersih dan penuh dengan bakteri, maka harus dibersihkan.
Mulut terdiri dari bibir, gigi, lidah dan langit-langit. Mukosa mulut normal berwarna merah muda terang
dan basah. Gigi normal terdiri dari tiga bagian, kepala, leher dan akar, sedangkan sehat tampak putih, halus,
bercahaya, dan berjajar rapi.
Higiene mulut : membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir yang sehat
menstimulasi nafsu makan. Sedangkan cara membersihkannya dengan menyikat gigi sesudah makan dan
sebelum tidur, atau sesuai kebutuhan, dengan menggunakan sikat yang halus dan bulu banyak.
Tanggung jawab perawat pada higiene mulut adalah pemeliharaan dan pencegahan dengan cara
mengajarkan teknik yang benar, memotivasi, perawat membuat rujukan, memberikan pendidikan dan membantu
membersihan gigi dan mulut.

e. Perawatanmata.
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus
dibersihkan air mata, dan kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya
membersihkan kotoran mata dapat menempel pada sudut mata dan bulu mata, sehingga perlu menjaga
kebersihan untuk mempertahankan kesehatan mata dan mencegah infeksi.
Klien yang tidak sadar berisiko cedera mata karena refleks kedipan tidak ada. Klien yang telah mengalami
operasi mata atau infeksi menyebabkan peningkatan pengeluaran ataudrainase.
Perawat sering membantu dalam perawatan kacamata, lensa kontak, atau mata buatan.

f. Perawatanhidung
Hidung memberikan indera penciuman, pemantau temperatur, kelembaban udara serta mencegah
masuknya partikel asing ke dalam sistem pernafasan. Akumulasi sekresi yang mengeras di dalam nares dapat
merusak sensasi olfaktori dan pernafasan. Iritasi mukosa nasal menyebabkan pembengkakan, mengarah pada
obstruksinares.
Secara tipikal, perawatan higienis hidung adalah sederhana, tatapi untuk klien mengunakan nasogastrik,
pemberian makan enteral, atau pipa endotrakhea yang masuk ke dalam membutuhkan perhatian khusus. Hidung
terdiri dari mukosa hidung, maka harus dijaga agar tidak terjadi iritasi.
g. Perawatantelinga
Higiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran, bila substansi lilin atau benda asing
berkumpul pada kanal telinga luar, yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan terkena
masalah ini. Perawat harus sensitif pada isyarat perilaku apapun yang mengindikasikan kerusakan pendengaran.
Telinga harus dibersihkan bila ada kotoran yang menyumbat telinga, dengan mengeluarkan secara pelan.
Ketika merawat klien yang menggunakan alat bantu pendengaran, perawat menginstruksikan klien pada
pembersihan dan pemeliharaan yang tepat seperti teknik komunikasi yang meningkatkan pendengaran kata yang
diucapkan.

Jika saudara sudah mengetahui konsep personal hygiene dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta
macam dan prinsip perawatan personal hygiene, maka saudara pasti tidak kesulitan untuk melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan personal hygiene dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1)
pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3) menyusun rencana, 4) mencegah dan memperbaiki struktur tubuh
(dipelajari pada Bab 4), dan menyusun kriteria evaluasi.

Latihan

Anda ditugaskan merawat seorang wanita berusia 80 tahun karena kecelakaan, dan klien tersebut harus
bedrest yang cukup lama dan klien mengalami luka pada daerah punggung. Masalah apa yang terjadi pada klien
yang berhubungan dengan personal hygiene tersebut. Identifikasi faktor-faktor yang perawat perlu lakukan untuk
pertimbangan saat merencanakan perawatan personal hygiene klien tersebut. Informasi tambahan apakah yang
akan anda perlukan sebelum melakukan tindakan keperawatan?
Petunjuk Jawaban Latihan

1) Dekubitus dampak dari imobilisasi lama ysng disebsbksn terpapar tekanan oleh linen
ataumatras.
2) Kaji masalah kesehatan klien seperti gangguan fungsi kognitif dan kondisifisik.
3) Kaji kemampuan perawatan diri klien seperti klien tidak mampu merawat kulit maka
perawat memberi bantuan atau mengajarkan pada keluarga, Kaji keseimbangan,
toleransi, kekuatan otot, keadaan berbaring, kemampuan duduk, alat yang dibutuhkan,
dan jarak rentang gerak pada ekstremitasklien.

Ringkasan

Hygiene adalah masalah pribadi, dan perawat mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi
rutinitas hygiene perseorangan mereka pada lingkungan kesehatan maupun lingkungan rumah, Tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene, yaitu status kesehatan, budaya, sosial-ekonomi, pengetahuan/perkembangan
dan cacat atau gangguan mental. Personal hygiene meliputi kebersihan tubuh seseorang secara menyeluruh yaitu
personal hygiene rambut, mulut, kulit, mata, hidung, telinga, dan genitalia.
Jika sesesorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Akibatnya yang dapat timbul
jika personal hygiene tidak teratasi di antaranya adalah gangguan membrane mukosa mulut, gatal gatal, dan
infeksi di beberapa bagian tubuh, serta gangguan integritas kulit dan gangguan fisik pada kuku. Selain dapat
menimbulkan dampak fisik yang sudah disebut di atas, gangguan personal hygiene dapat pula menimbulkan
dampak psikososial. Di antaranya adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman kebutuhan harga diri.

Tes 1

Seorang perempuan, berumur 60 tahun dirawat di ruang perawatan penyakit dalam sudah 1 bulan, karena
menderita perdarahan otak (stroke). Perempuan tersebut tidak sadar diri (coma). Karena kondisinya segala
aktivitas perempuan tersebut seperti perawatan mandi dibantuperawat.

1) Tujuan utamaperawatmembantu perawatanmandipada klien dengan keadaan


koma adalah….
A. Memelihara kebersihanklien
B. Memberikan rasaaman
C. Meningkatkan percaya diriklien
D. Meningkatkan psikologisklien
2) Penyebab perempuan tersebut tidak mampu melakukan personal hygiene adalah….
A. Sosial-ekonomi klien
B. Status kesehatanklien
C. Budayaklien
D. Pengetahuanklien

3) Tanda-tanda terjadinya gangguan integritas kulit pada klien tersebut adalah….


A. Pruritus
B. Keadaankotor
C. Atropi
D. Kontraktur

4) Immobilisasi yang lama pada klien dapat mengakibatkan kerusakan integritas pada kulit
seperti
A. Dekubitus
B. Kontraktur
C. Atropi
D. Infeksi

5) Masalah personal hygiene pada klien dengan keadaan tidak sadar (koma) adalah
gangguan kebutuhan....
A. nutrisi
B. kebersihanmulut
C. eleminasi
D. rasa nyaman
Topik 7
Konsep Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal.
Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,
istirahat berarti suatu keadaan tenang, releks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalan di taman jugabisa dikatakan sebagai suatu bentukistirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal,
tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons
terhadap stimulus eksternal. Tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah
seharian beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan
kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari- hari. Kesempatan untuk
istirahat dan tidur sama pentingnya dgn kebutuhan makan, aktivitas maupun kebutuhan dasar
lainnya.

A. PENGERTIAN

1. Istirahat
Keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah.
Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali, tapi juga kondisi yang
membtuhkan ketenangan. Terkadang, jalan-jalan di taman, nonton tv, dan sebagainya juga
dapat dikatakan sebagai bentuk istirahat. Keadaan istirahat berarti berhenti sebentar untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan untuk melepaskan
diri dari segala hal yang membosankan, menyullitkan bahkan menjengkelkan (Alimul, 2006).

a. Karakteristikistirahat
Terdapat beberapa karakteristik istirahat, misalnya Narrow (1967), yang dikutip Perry
dan Potter 1993, (dalam Alimul 2006), mengemukakan ada 6 karakteristik, yaitu:
1) merasakan bahwa segala sesuatunya dapatdiatasi;
2) merasaditerima;
3) mengetahui apa yang sedangterjadi;
4) bebas dari gangguanketidaknyamanan;
5) mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyaitujuan;
6) mengetahui adanya bantuan sewaktumemerlukan.
b. Meningkatkanistirahat
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk memperoleh istirahat yang
cukup. Dalam kesehatan komunitas dan rumah, perawat membantu klien mengembangkan
perilak istirahat dan relaksasi. Hal ini mencakup saran-saran perubahan lingkungan atau
kebiasaan gaya hidup tertentu. Sebagai contoh: perhatian yang tidak mencukupi terhadap
kebutuhan tidur diantara pekerja dewasa adalah masalah utama dalam masyarakat kita.

2. Tidur
Status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkunan
menurun.
Tidur juga dikatakan merupakan keadaan tidak sadar dimana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986 dalam Alimul 2006),
atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya
keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minimum, memiliki kesadaran yang bervariasi,
terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari
luar.
Nah.. teman-teman bisa membedakan kan...antara istirahat dan tidur? Bisa dikatakan
kalau orang istirahat itu tidak selalu tidur namun kalau orang tidur pasti istirahat. Untuk lebih
jelasnya mari kita lanjutkan pembahasan kita ke bagaimana kita bisa tidur dalam
fisiologitidur.

B. FISIOLOGI TIDUR

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu: Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas batang
otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba serta emosi dan
proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur
terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat, 2008).

Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia,
bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya:
cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling
umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi
denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi hormon, metabolism dan penampilan
serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya.
Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi
sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya.
Individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur
pada saat ritme tersebut paling rendah.
C. TAHAPANTIDUR

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektroensefalogram (EEG),


elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu
non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). (Asmadi, 2008).

1. TidurNREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak
yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang
ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Di samping itu, semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital, metabolism, dan
kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut
sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep
atau deltasleep).

2. Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur
REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama
tidur REM, otak cenderung aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada tahap
individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus
otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuensi jantung dan pernapasan sering kali
tidak teratur.
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang
komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui empat
hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang
berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian
diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan
II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10menit.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUANTITAS DAN KUALITASTIDUR

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, di antaranya adalah
penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol, diet,
merokok, dan motivasi.
Selanjutnya mari kita bahas faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas
tidur.

1. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan
gangguan tidur. Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit
yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi, namun
banyak juga penyakit yang menjadikan klien kurang atau bahkan tidak bisa tidur, misalnya
nyeri habis operasi.
Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya di
samping itu, siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.

2. Lingkungan
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya
stimulus tertentu atau adanya stimulus dapat menghambat upaya tidur. Sebagai contoh,
temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang.
Akan tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan
kondisi tersebut.

3. Latihan danKelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah
seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya
siklus REM akan kembali memanjang.

4. GayaHidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada
waktu yang tepat.

5. StressEmosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat
meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini
menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya
terjaga saat tidur.

6. Stimulant danAlkohol
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang susunan syaraf
pusat (SSP) sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika pengaruh alkohol telah hilang,
individu sering kali mengalami mimpi buruk.

7. Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya terjaga
di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total tidur
dan sedikitnya periode terjaga di malamhari.

8. Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh. Akibatnya,
perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam hari.
9. Medikasi
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hipnotik dapat
mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker dapat menyebabkan insomnia dan
mimpi buruk, sedangkan narkotik (misalnya: meperidin hidroklorida dan morfin (yang
biasanya di gunakan dalam pengobatan saat perang)) diketahui dapat menekan tidur REM dan
menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.

10. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang.
Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering kali dapat
mendatangkankantuk.

11. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya proses tidur.

Jadi ada 11 faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam proses tidurnya, bila kita
hubungkan dengan klien di masyarakat, disini akan membantu kita menentukan asuhan
keperawatan apabila menemukan klien yang datang dengan gangguantidur.

E. GANGGUAN TIDUR YANG UMUMTERJADI

1. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya
bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah ataugelisah.

Ada tiga jenis insomnia:


a. Insomnia inisial: Kesulitan untuk memulaitidur.
b. Insomnia intermiten: Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnyaterjaga.
c. Insomnia terminal: Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidurkembali.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan
mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari
rangsangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur (misalnya: membaca,
mendengarkan musik, dan tidur jika benar-benar mengantuk).

2. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain
sering terjaga (misalnya: tidur berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-tidur
(misalnya: mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya: mimpi buruk),
dan lainnya (misalnya: bruksisme).

3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan
system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (misalnya:
hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme
koping untuk menghindari tanggung jawab pada siang hari.

4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-
tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack.
Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat yang
menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah
dengan obat-obatan, seperti: amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan
antidepresan seperti imipramin hidroklorida.

5. Apnea Saat Tidur danMendengkur


Apnea saat tidur atau sleep adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada saat
tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di
malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala di siang hari,
iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya rintangn dalam pengairan udara di hudung dan
mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh adenoid, amandel atau mengendurnya otot
di belakang mulut.

6. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur, atau biasa
disebut isilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis: enuresa noktural: merupakan
amengompol di waktu tidur, dan enuresa diurnal, mengompol saat bangun tidur. Enuresa
noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur NREM.

Latihan

Sebutkan tanda gejala pasien mengalami insomia?


Ringkasan

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal.
Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Tidur adalah
suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode
tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah
pulihkembali.

Tes 1

1) Perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur, disebut?
A. Parasomnia
B. Hipersomnia
C. Insomnia
D. Narkolepsi
E. Enuresa

2) Perilaku pada pertanyaan no 1 diderita oleh....


A. anak-anak
B. remaja
C. dewasamuda
D. dewasatengah
E. lanjut usia

3) Pasien yang mengalami hipersomnia adalah pasien dengan penyakit ...., kecuali....
A. hipotiroidisme
B. hipertiroidisme
C. CKD
D. sirosis
E. hepatitis
Topik 8
Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

Sebelum membahas materi asuhan keperawatan, mari kita awali dengan konsep keamanan dan
kenyamanan mulai dari pengertian, klasifikasi keamanan atau keselamatan, dan seterusnya.

A. KEAMANAN ATAUKESELAMATAN

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan
tentram (Potter& Perry,2006).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan di mana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan
dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual,2000).
Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik.
Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan
bakteriologis. Kebutuhan akan ke aman terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan
fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata
atau hanya imajinasi (misalnya: penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya). Dalam konteks hubungan interpersonal
bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah,
kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-
orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak
aman (Asmadi, 2005).

B. KLASIFIKASI KEBUTUHAN KESELAMATAN ATAUKEAMANAN

1. Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengeluarkan ancaman pada
tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada
lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infeksi, oleh karena itu
bergantung pada profesional dalam sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan
kebutuhan fisiologis. Misalnya,seorang perawat perlu melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur
sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Potter & Perry, 2005), di sini perawat
memasang pelindung klien.
2. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari
orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus
mengetahui apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam
lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan
yang tidak dikenal (Potter & Perry, 2005).
Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis
merekat tanpa bantuan dari profesional pemberi perawatan kesehatan. Bagaimanapun, orang yang sakit atau
cacat lebih renta untuk terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi yang dilakukan perawat
adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya (Potter & Perry, 2005). Keselamatan psikologis justru
lebih penting dilakukan oleh seorang perawat karena tidak tampak nyata namun memberi dampak yang kurang
baik bila tidakdiperhatikan.

3. Lingkup Kebutuhan Keamanan atauKeselamatan


Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Di sini menyangkut kebutuhan fisiologis juga. Teman-teman
pasti masih ingat kebutuhan fisiologis kita, itu lho.. yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban
yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi kemampuan seseorang.

4. Macam-macambahaya/kecelakaan:
a. di rumah;
b. di RS :mikroorganisme;
c. cahaya;
d. kebisingan;
e. cedera;
f. kesalahanprosedur;
g. peralatan medik, danlain-lain.

5. Cara Meningkatkan Keamanan:


a. mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungidiri;
b. menjaga keselamatan pasien yanggelisah;
c. mengunci roda kereta dorong saatberhenti;
d. penghalang sisi tempattidur;
e. bel yang mudahdijangkau;
f. meja yang mudahdijangkau;
g. kereta dorong adapenghalangnya;
h. kebersihan lantai;
i. prosedurtindakan.
C. DEFINISIKENYAMANAN

Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat
aspekyaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dansosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan maknakehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiahlainnya.

Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan (Donahue, 1989) dalam Alimul, 2006,
meringkaskan “melalui rasa nyaman dan tindakan untuk mengupayakan kenyamanan...”. Perawat memberikan
kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan dan bntuan. Berbagai teori keperawatan menyatakan
kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep
kenyamanan mempunyai subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis,
sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan
merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada pengalaman
subjektifklien.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan,
dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan
hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan
timbulnya gejala dan tanda pada pasien.

1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus
tertentu. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Menurut beberapa ahli, nyeri diartikan
sebagaiberikut.
a. Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya.
b. Wofl Weitzel Fuerst (1974), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu perasaan
menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkanketegangan.
c. Arthur C Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme
produksi tubuh, timbul ketika jaringan sedang di rusak dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangannyeri.
d. Scrumum, mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti
oleh reaksi fisik, fisiologis danemosional.

2. FisiologiNyeri
Terjadinya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud
adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki
myelin, yang tersebar pad akulit dan mukosa, khususnya pada vicera, persendian, dinding arteri, hati dan kadung
empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut
dapat berupa zat kimiawi seperti bradikinin, histamin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas
apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal,
listrik ataumekanis.

3. Klasifikasi Nyeri
Secara umum nyeri dibedakan menjadi 2 yakni: nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri
yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam nyeri kronis ini adalah nyeri
terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeripsikosomatis.
Bila ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dibagi menjadi nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.

Tabel 9.1

Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis

Karakteristik NyeriAkut NyeriKronis


Pengalaman Satukejadian Satu situasi, statuseksistensi

Sumber Sebab eksternal/penyakit Tidak diketahui atau pengobatan yang terlalu


daridalam lama
Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembangdan
terselubung
Waktu Sampai6 bulan Lebih dari 6 bulan sampai bertahun tahun
Pernyataannyeri Daerah nyeri tidak Daerah nyeri sulit dibedakan
diketahui denganpasti intensitasnya, sehingga sulit
dievaluasi
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
Gejala-gejala klinis Pola respons yang khas Pola respons yang bervariasi dengan
dengan gejala yang lebih sedikit gejala (adaptasi)
jelas
Pola Terbatas Berlangsung terus, dapat bervariasi
Perjalanan Biasanya berkurang Penderitaan meningkat setelah
setelah beberapa saat beberapa saat
Sumber: Barbara C Long, 1989.

4. TeoriNyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya nyeri, di antaranya (Barbara C Long, 1989):
a. Teori Pemisahan (SpecificityTheory)
Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medula spinalis melalui kornu dorsalis yang bersinaps di
daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di
korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.

b. Teori Pola (PatternTheory)


Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan merangsang aktivitas sel T.
Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta
kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh
modalitas dari reaksi selT.

c. Teori Pengendalian Gerbang (Gate ControlTheory)


Menurut teori ini nyeri bergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar
ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang
mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi
ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel
T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu
mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.

d. Teori Transmisi danInhibisi


Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri
menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik. Kemudian inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-
impuls pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem
supresif.
5. Faktor-faktor yang MempengaruhiNyeri
Pengalaman nyeri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

a. Arti nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang
negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, dan pengalaman.

b. Persepsinyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluatif
kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimuli nociceptor.

c. Toleransinyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang
menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain: alkohol, obat-obatan,
hipnotis, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang dapat menurunkan toleransi nyeri antara lain: kelelahan, rasa
marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.

d. Reaksi terhadapnyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah,
cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk responnyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti arti nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan
fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia danlain-lain.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keamanan danKenyamanan


a. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan.

b. Statusmobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya risikoinjury.

c. Gangguan persepsisensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan.
d. Keadaanimunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit.

e. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respons akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.

f. Informasi ataukomunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.

g. Gangguan tingkatpengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.

h. Penggunaan antibiotik yang tidakrasional


Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.

i. Statusnutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian
sebaliknya dapat berisiko terhadap penyakit tertentu.

j. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia mempengaruhi
reaksi terhadap nyeri.

k. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat
kenyamanannya.

l. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat
kenyaman yang mereka punyai.

Jenis dasar risiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan pelayanan kesehatan adalah jatuh,
kecelakaan yang disebabkan oleh klien, kecelakaan yang disebabkan oleh prosedur, dan kecelakaan yang
disebabkan oleh penggunaan alat. (Potter & Perry, 2005).

180
1. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah
sakit. Risiko jatuh lebih besar dialami oleh klien lansia. Selain usia, riwayat jatuh terdahulu, masalah pasa sikap
berjalan dan mobilisasi, hipotensi postural, perubahan sensorik, disfungsi saluran dan kandung kemih, dan
beberapa kategori diagnose tertentu seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, neurologi, dan penggunaan obat-
obatan dan interaksi obat juga dapat menyebabkan jatuh modifikasi dalam lingkungan pelayanan kesehatan
dengan mudah mengurangi risiko jatuh. Oleh karena itu semua hal yang berhubungan dengan klien harus
diperhatikan, seperti ; pegangan yang aman di toilet, kunci pada tempat tidur, pagar tempat tidur dan bel
pemanggil beberapa bentuk keamanan yang ditemukan dalam pelayanan kesehatan.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh (Potter & Perry, 2005).:
a. orientasikan klien terhadap lingkungan fisiksekitarnya;
b. jelaskan penggunaan sistem belpemanggil;
c. kaji risiko klien untuk jatuh;
d. tempatkan klien yang berisiko jatuh dekat dengan ruanganperawat;
e. ingatkan seluruh petugas terhadap risiko klienjatuh;
f. instruksikan klien dan keluarga untuk mencari bantuan bila klien bangun dari tempat
tidur;
g. jawablah panggilan bel klien dengancepat;
h. jaga agar tempat tidur klien tetap berada pada posisi rendah dengan sisi pembatas
tempat tidur yang terpasang jikadiperlukan;
i. jaga barang-barang pribadi tetap berada dalam jangkauanklien;
j. kurangikeributan;
k. kunci seluruh tempat tidur, kursi roda ataubrankar;
l. observasi klien secarateratur;
m. anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatanklien.

2. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien.
Namun bila tidak digunakan secara benar oksigen juga bisa menimbulkan ketidakamanan, oleh karena itu system
gas medic harus diatur seperti berikut.
a. Gas medik disimpan dengan benar dan dipasang dalam area berventilasi cukup area
penyimpanan dengankompartemen.
b. Lokasi yang benar dan aman untuk penyimpanan gasmedik.
c. Untuk penggunaan di rumah sakit gas medik harus dalam pipa, minimum penyimpanan
selama minimum 7 (tujuh)hari.
d. Untuk rumah sakit yang menggunakan silinder individual, penyimpanan minimum
untuk 3 (tiga)hari.
e. Tangki mempunyai segel (seal) utuh dan aman daripemasok.
f. Pipa gas medik yang dipasang di dinding dilengkapi dengan penyanggapipa.
g. Angkur dilengkapi untuk tangki, silinder, dan peralatanterkait.
h. Keselamatan sistem distribusi gas medik (katup, pipa dan sambungan)terjamin.
i. Alat ukur fungsional danfiting.
j. Menggunakan pipa standar (kedap api, kedap air)
k. Sambungan pipa tidak bolehdipertukarkan.
l. Melakukan prosedur pengujian secararegular.
m. Dengan katup penutup zona dalam kasus kebocoran (contoh di dalam kasus kebakaran
pada kompleks ruang operasi, katup zona dapatmenutup).
n. Tangki cadangan oksigen tersedia dalam kasus evakuasi pasiendarurat.
o. Gas industri diletakkan di luar bangunan dan dilengkapi dengan pengaman penutup
otomatis (contohLPG).
p. Apabila aktivitas atau mungkin penyimpanan melibatkan bahaya ledakan, ventilasi
ledakan ke luar bangunan harus dilengkapi dengan kaca tipis atau ventilasi lain yang
disetujui.
q. Semua konstruksi yang secara aktif terlibat pengoperasian yang berbahaya harus
mempunyai tingkat ketahanan api 1 (satu) jam dan bukaan antara setiap bangunan dan
ruangan-ruangan atau ruang tertutup untuk pengoperasian yang berbahaya harus
diproteksi dengan pintu kebakaran yang menutup sendiri atauotomatik.

3. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap
dapat mempengaruhi kenyamanan pasien selama menjalani rawat inap, disamping itu juga berpengaruh bagi
kelancaran paramedis dalam menjalankan aktivitasnya untuk melayani pasien (Adi Santosa).
Depkes RI (1992) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pada rumah sakit intensitas pencahayaan antara lain
sebagai berikut.
a. Untuk ruang pasien saat tidak tidur sebesar 100-200 lux Dengan warna cahayasedang,
b. Pada saat tidur maksimum 50lux,
c. Koridor minimal 60lux,
d. Tangga minimal 100 lux,dan
e. Toilet minimal 100lux.
Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan silau dan intensitasnya sesuai
dengan peruntukannya.

4. Kecelakaan yang Disebabkan olehProsedur


Kecelakaan yang disebabkan oleh prodesur terjadi selama terapi. Hal ini meliputi kesalahan pemberian
medikasi dan cairan. Perawat dapat melaksanakan sesuai prosedur agar tidak terjadi kecelakaan, ada enam (6)
benar cara pemberian obat yang harus ditaati. Enam benar pemberian obat, yaitu:
a. Tepat obat: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, menanyakan ada tidaknya
alergi obat, menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat,
mengecek label obat, mengetahui reaksi obat, mengetahui efek samping obat, hanya
memberikan obat yang didiapkan dirisendiri.
b. Tepat dosis: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek hasil hitungan
dosis dengan dengan perawat lain, mencampur/mengoplosobat.
c. Tepat waktu: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek tanggal
kadarluarsa obat, memberikan obat dalam rentang 30menit.
d. Tepat pasien: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, memanggil nama
pasien yang akan diberikan obat, mengecek identitas pasien pada papan/kardeks di
tempat tidurpasien
e. Tepat cara pemberian: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek cara
pemberian pada label/kemasanobat.
f. Tepat dokumentasi: mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mencatat nama
pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberianobat.

Potensial terjadinya infeksi akan berkurang bila teknik septik aseptic tidak ditaati. Salah satunya adalah
dengan cuci tangan yang benar.
Menurut Depkes (2007), mencuci tangan adalah proses yang secara mekanisme lepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut Depkes
(2007) adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi.
Adapun teknik cuci tangan yang efektif sesuai prosedur cuci tangan menurut WHO (2007) yaitu sebagai
berikut.
a. Dimulai cuci tangan dengan menggunakan air mengalir danbersih.
b. Menggunakan sabun cair atau sabun batangan, menggosokkan sabun tersebut sampai
berbusa banyak di telapaktangan.
c. Menggosokkan ke bagian punggung tangan dengan jari tangan menjalin secara
bergantian, sebanyak 3 (tiga)kali.
d. Membersihkan sela-sela jari secara bergantian sebanyak 3kali.
e. Mengepalkan salah satu tangan (dengan posisi mengunci) dan menggosokkan ke
permukaan tangan lainnya dimulai dengan menggosokkan buku-buku jari tangan, kuku
tangan, dan ujung-ujung jari tangan secara bergantian, sebanyak 3 (tiga)kali.
f. Memutar-mutar ibu jari tangan dengan salah satu tangan yang dilakukan secara
bergantian, sebanyak 3 (tiga)kali.
g. Membilas tangan dengan air mengalir mulai dari permukaan tangan sampai dengan
sikut tangan.
h. Mengeringkan tangan dengan handukbersih/tissue.

5. Kecelakaan yang Disebabkan Peralatan


Kecelakaan yang disebabkan peralatan terjadi karena alat yang digunakan tidak berfungsi, rusak atau
salah digunakan. Hal-hal yang dapat terjadi antara lain kebakaran. Kebakaran dapat terjadi karena listrik atau
anestetik.
Menurut Kemenkes dalam Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman dalam situasi darurat dan
bencana dalam hal sistem listrik adalah sebagai berikut.
Sistem Kelistrikan:

1) Generator darurat mempunyai kapasitas memenuhi kebutuhan prioritas rumah sakit


(ketentuan untuk sistem cadangan kelistrikan, termasuk untuk ruang operasi,perawatan
intensif danlorong).
2) Voltase distribusi yang lebih tinggi, seperti sistem 380/220V-3 phase, 4 kawat
dipertimbangkan terhadap biaya awal rendah dan nilai tambah yang lebih besar untuk
efisiensi jangkapanjang.
3) Rumah generator atau rumah sumber daya (Power House) di proteksi dari bencana alam
dan bencana yang dibuat manusia; dibuat dari beton yang diperkuat; ketinggian
lantainya lebih tinggi daritanah.
4) Generator dan peralatan lainnya yang bergetar harus dipasang dengan pengikat (bracket)
khusus yang memungkinkan gerakan tetapi mencegahnya dariterjungkir.
5) mempunyai generator yang tidak berisik dan tidak bergetar; sistem buangan harus
dibuat dalam bentuk silencer jenis kritis, atau kualitas rumah sakit dan unit dilengkapi
dengan isolator getaran jika generator berada di dalambangunan.
6) generator dilengkapi dengan sakelar pemindahotomatis.
7) menggunakan sistem pendingin transformer yang tidak mudah terbakar (yaitu jenis
kering, resin epoxy atau minyak silikon atau minyak temperaturtinggi)
8) menggunakan sistem proteksi bio (BPS), kawat mempunyai sertifikat standar, lebih
disukai dengan insulasi thermoplastik nilon tahan panas tinggi dan kabel dipasang erat
dan dikencangkan pada pemutus arus (CB) atau sakelar atau pengamankawat.
9) Pemutus beban, kontraktor magnetic, pengaman lebur, atau sakelar tanpa pengaman
lebur yang terpasang dalam panel control harusterproteksi.
10) Dalam kamar mandi dan dalam area basah atau lembab, kotak kontak harus dilengkapi
dengan pemutus kegagalan sirkit pembumian (GPAS = Gawai Proteksi ArusSisa).
11) Kotak kontak (stop kontak, outlet) dilengkapi dengan kutuppembumian.
12) Bagian-bagian metalik dari sistem elektrikal yang bukan konduit arus, dibumikan
dengan benar, termasuk penutup elektrikal, kotak, selokan, duct dantray.
13) Panel kontrol diproteksi, sakelar pemutus arus dan kabel mengikuti standar SNI 0225-
2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan diproteksi dengan electrical surge
suppressor.
14) Semua sistem elektrikal dan ruangan-ruangan diproteksi dengan unit pemadam api
kimiaringan.
15) Sistem ducting - polyvinyl chloride (PVC) untuk daya dan pencahayaan; konduit baja
kaku atau konduit metal menengah untuk sistem deteksi dan alarm; PVC untuk telepon,
intekom, CCTV, kabel TV, jaringan datakomputer.
16) Menggunakan pencahayaan fluorecent kompak hemat energi dan tabung merkuri
tanpamerkuri.
17) Pencahayaan yang cukup dalam seluruh area rumah sakit, termasukhalaman.
18) Sistem listrik eksterior dipasang di bawahtanah.
19) Listrik fungsional dan lampu darurat dengan batere cadangan dalam seluruh area ktiris.
20) Luminus (armatur) lampu eksit dengan bateraicadangan.

Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan melengkapi system alarm. Menurut Kemenkes dalam
Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang aman dalam situasi darurat dan bencana dalam hal sistem
pemadam kebakaran adalah:
1) Sistem PemadamKebakaran
a) Sistem alarm, deteksi dan pemadaman harus dihubungkan dengan sistem alarm
kebakaran otomatis, sistem deteksi panas dan/atau sistem pemadam kebakaran
otomatik.
b) Sistem alarm kebakaran dapat dioperasikan secara manual danotomatis.
c) Sistem alarm kebakaran di monitor oleh pos pemadam kebakaran atau agen
monitor yangterakreditasi.
d) Deteksi panas dan asap dipasang di koridor rumah sakit, panti jompo, dan fasilitas
penyandangcacat.
e) Detektor asap harus tidak dipasang terlalu jauh dari 9 (sembilan) meter dari titik
pusatnya dan lebih dari 4 (empat) dan 6 (enam) sampai 10 meter dari setiap
dinding.
f) Menggunakan zat pemadaman yang ramah lingkungan, effektif dan kerusakan
yang diakibatkannyakecil.
g) Setiap ruangan dilengkapi dengan alat pemadam apiringan.
h) Direkomendasikan alat pemadam api ringan; untuk peralatan elektrikal dan
elektronik menggunakan carbon dioksida, untuk layanan umum menggunakan alat
pemadam api ringan jenisABC.
i) Dengan pipa tegak basah lengkap denganperlengkapannya.
j) Mempunyai program keselamatan terhadap kebakaran dengan mengutamakan
sebagaiberikut.
(1) Di organisasi oleh dinas kebakaran yang melakukan seminar, pelatihan
pemadaman api, pelatihan evakuasi dalam situasi kebakaran, pelatihan pada
saat terjadinya gempabumi,
(2) Melakukan pelatihan pemadaman api dan evakuasi pada situasikebakaran
(3) Melakukan penanggulangan kebakaran, latihan pencegahan dan
pemadamankebakaran.
(4) Tersedia peralatan pemadamkebakaran.
(5) Pemeliharaan pencegahan dari peralatan pemadamkebakaran.
(6) Tersedia gambar eksit kebakaran dan gambar ketentuan evakuasi melalui
eksit kebakaran di tempat yang menyolok pada setiap tingkatlantai.
2) Sistem EksitDarurat
a) Lantai balok dari jalan keluar diterangi pada semua titik termasuk sudut dan
persimpangan dari koridor dan lorong, bordes tangga dan pintu eksit (exit) dengan
lampu yang mempunyai lumen minimal 0,001 lumen percm2.
b) Sumber pencahayaan mudah diakses dan andal, seperti layanan listrikPLN.
c) Fasilitas pencahayaan darurat dijaga dengan tingkat iluminasi tertentu pada
kejadian kegagalan pencahayaan normal untuk jangka waktu sekurang- kurangnya
1jam.
d) Tanda arah “EXIT”/KELUAR diterangi, dengan warna khusus, dengan sumber
yang andal, 0,005 lumen percm2.
e) Tinggi huruf dari tanda arah 15 cm dengan huruf yang menonjol dengan lebar
tidak kurang dari 19 mm.
f) Lengkapi luminous (armature) penunjuk arah eksit pada dinding dan diletakkan
30 cm atau lebih lebih rendah dari permukaan lantai.

Jika terjadi kebakaran, maka perawat harus melindungi klien dari cedera, melaporkan lokasi kebakaran,
dan membatasi lokasi penyebaran api. Salah satu tingkatan yang sangat membantu untuk membuat prioritas saat
terjadi kebakaran adalah RACE: Rescue, Alarm, Confine, dan Extinguish. Penyelamatan dan pemindahan
seluruh klien dari berbahaya yang mengancam. Dengan menggunakan prosedur peringatan berbahaya untuk
melaporkan lokasi kebakaran, maka petugas harus mengambil tindakan untuk membatasi penyebaran atau
memadamkan kebakaran (misalnya menutup pintu dan jendela, mematikan oksigen dan alat-alat listrik dan
menggunakan alat pemadamkebakaran).
Klien yang terjebak dalam kebakaran, berapa pun besarnya kebakaran tersebut, berada dalam risiko dan
harus dipindahkan ke arealain.
1) Jika klien menggunakan oksigen tetapi tidak menjadi pendukung kehidupannya, maka
perawat dapat melepaskan oksigentersebut.
2) Jika klien menggunakan oksigen sebagai pendukung kehidupannya maka perawat harus
mempertahankan status pernapasan klien secara manual dengan menggunakan ambubag
sampai klien terlepas dari ancamankebakaran.
3) Klien yang bisa berjalan dapat diarahkan untuk berjalan sendiri ke arah yang aman dan
pada beberapa kasus mungkin dapat dibantu dengan kursiroda.
4) Klien yang berbaring di tempat tidur umumnya dipindahkan dengan menggunakan
brankar, tempat tidur atau kursiroda.

Jika tidak ada satu pun metode yang dapat digunakan, maka klien harus diangkat dari ares tersebut.
Latihan

Untuk mengakhiri materi ini Anda kami berikan tugas untuk menerapkan standar keamanan dan
kenyamanan klien yang anda asuh dan membiasakan diri selalu melakukan hal yang menjaga keamanan
kenyamanan klien dan diri sendiri.

Gambarkan skala Wong-Baker FACES Pain Rating?

Ringkasan

Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik.
Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan
bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.
Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu
bisa nyata atau hanya imajinasi (misal, penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya). Dalam konteks hubungan
interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol
masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami
orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya.
Sebagai seorang perawat harus menjaga keamanan dan kenyamanan klien harus kita jaga disamping tetap
menjaga keamanan dan kenyamanan perawat itu sendiri, terlebih di era sekarang ini perkembangan penyakit juga
semakin memprihatinkan, jadi kita sebagai perawat harus bisa menjaga diri dengan selalu mentaati waktu cuci
tangan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang baik danbenar.

Tes 1

1) Anda didatangi seorang klien yang baru saja jatuh naik sepeda motor dengan berdarah-
darah minta diobati, sesuai prinsip keamanan kenyamanan, tindakan yang Anda
lakukan....
A. membersihkan darahnya segera dan memberiobat
B. mencuci tangan dan mempersilakan klien membersihkansendiri
C. mencuci tangan, memakai sarung tangan dan merawatlukanya
D. memberi obat antibiotika dan mempersilakan segerapulang

2) Untuk mencegah kesalahan memberikan obat kepada klien, kita harus memperhatikan 6
benar cara pemberian obat. Salah satunya benar cara, maksudnya....
A. obat diberikan sesuai dengan bentuk obat, misal injeksi,oral
B. obat diberikan dengan cara yang sopan kepadaklien
C. obat diberikan dengan cara memaksa klien mentaatiaturannya
D. obat diberikan dengan cara yang biasa dikerjakan olehklien

3) Klien mau diantar ke ruang operasi untuk dilakukan operasi, tindakan penyelamatan yang
Anda lakukan....
A. memasang pelindung pada keretadorong
B. memasang mitela pada kepalaklien
C. memberikan suntikanantibiotika
D. memakai sarungtangan

4) Bila mau melakukan injeksi, hal yang dikaji sehubungan dengan keamanan dan
kenyamanan klien ....
A. sudah berapa lama dirawat di rumahsakit
B. harus selalu memakai sarung tangansteril
C. apakah klien pernahdisuntik
D. apakah ada riwayat alergiobat

5) Sebagai seorang perawat, kita juga wajib menjaga diri supaya selalu berada di keadaan
aman dan nyaman, maka bila merawat klien dan memegang cairan tubuh klien yang
dilakukan sebelumnya adalah....
A. mencucitangan
B. memakai sarungtangan
C. memakai schort tertutup
D. memakaimasker

SOP PRATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 00
Tgl Berlaku: MENGUKUR TINGGI BADAN Halaman :
26 Desember 2017

Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tinggi badan dengan benar


Pengertian

Mengukur tinggi badan dengan menggunakan alat ukur

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Alat dan Bahan
1. Pengukur TB
2. ATK
Prosedur
3. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Menganjurkan pasien melepas kaki
5. Mempersilahkan pasien berdiri tegak di tempat pengukuran, menghadap
petugas
6. Menarik alat pengukur TB tepat pada kepala pasien
7. Melihat skala yang ada pada pengukur TB
8. Pengukuran selesai, pasien dipersilahkan memakai alas kaki kembali
9. Mencatat hasil pengukuran pada rekam medis
Terminasi
14. Membaca hamdalah
17. Memberi reinforcement positif
18. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
19. Salam Penutup

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

18
(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
Kode : Revisi :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 00


TglBerlaku: MENIMBANG BERAT BADAN Halaman :
26 Desember 2017

Tujuan

1. Mahasiswa mampu melakukan penimbangan berat badan dengan benar


2. Mengetahui berat badan dan perkembangannya
3. Membantu menentukan program pengobatan (dosis)
4. Menentukan status nutrisi pasien

Pengertian

Menimbang berat badan dengan mempergunakan timbangan badan

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Alat dan Bahan
1. Timbangan berat badan
2. ATK
Prosedur
Timbangan Berdiri
3. Beritahu pasien untuk berdiri dengan tegak dan tenang
4. Berikan handuk kertas di atas timbangan
5. Beritahu pasien untuk memakai baju yang tidak tebal dan
melepas sandal (sepatu)
6. Bantu pasien naik ke timbangan
7. Atur ratio berat
8. Untuk mengukur tinggi badan beritahu pasien untuk berdiri
tegak di atas timbangan
9. Bantu pasien turun dari timbangan
10. Kembalikan timbangan di posisi semula
11. Catat hasilnya
Timbangan Duduk
12. Beritahu pasien prosedur tindakan
13. Ajak pasien ke dekat timbangan
14. Kunci timbangan untuk mencegah timbangan bergerak
15. Tempatkan timbangan di samping tempat tidur/ kursi roda
pasien dengan lengan kursi timbangan terbuka
16. Pindahkan pasien ke timbangan
17. Tutup lengan kursi timbangan ke depan dan kuncilah
18. Ukur Berat Pasien
19. Bukalah kunci lengan kursi timbangan dan pindahkan pasien ke
tempat tidur atau kursi roda
20. Catat hasilnya
190
Timbangan Tidur
21. Beritahu pasien akan ditimbang dan jaga privacy pasien
22. Bawa pasien kedekat timbangan dan kunci roda timbangannya
23. Arahkan pasien di sisi timbangan
24. Lepaskan kerangka pengaman
25. Rendahkan strecer terhadap matras
26. Angkat pasien ke timbangan
27. Ukur berat badan pasien
28. Kembalikan pasien ke posisi semula
29. Catat hasilnya
Terminasi
30. Membaca hamdalah
31. Memberi reinforcement positif
32. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
33. Salam Penutup

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)

191
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 00

Tgl Berlaku: PENGUKURAN LILA Halaman :


26 Desember 2017

Tujuan

1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran LILA dengan benar


2. Mampu mengetahui resiko KEK WUS, baik bumil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR.
3. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK

Pengertian

Suatu cara untuk mendeteksi dini yang mudah untuk mengetahui adanya kelompok beresiko
kekurangan energi kronik (KEK) pada wanita usia subur (WUS).

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Alat dan Bahan
1. Alat Tulis
2. Rekam medis
3. Pita LILA
4. Buku register pengukuran LILA
Prosedur
5. Beritahu pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
6. Persilahkan pasien untuk menggulung lengan baju kiri atau
lengan kanan bagi pasien yang kidal
7. Menentukan posisi pangkal bahu dan ujung siku dengan cara
siku dilipat dengan telapak tangan dilipat ke arah perut
8. Tentukan titik tengah lengan antara pangkal bahu dan siku
9. Kemudian lingkarkan pita LILA antara pangkal bahu dan ujung
siku, pitanya jangan terlalu ketat atau terlalu longgar
10. Membaca hasil pengukurannya pada skala pita LILA yang
ditunjukkan oleh garis merah. Bila hasil pengukuran pada pita
LILA < 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA artinya pasien
kekurangan energi kronis (KEK)
11. Mencatat hasil pengukuran LILA pada buku register pengukuran
LILA, untuk ibu hamil dicatat pada buku status pasien dan buku
kesehatan ibu dan anak milik pasien.
Terminasi
12. Membaca hamdalah
13. Memberi reinforcement positif
14. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
15. Salam penutup

Keterangan :
192
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100 Jumlah keseluruhan poin yang
dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)

193
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Revisi :
Kode : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 00
MEMBERIKAN MAKAN PASIEN Halaman :
Tgl Berlaku:
26 Desember 2017 PERORAL

Tujuan

1. Mahasiswa mampu melakukan pemberian makan per oral kepada pasien


dengan benar
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Pengertian

Memberikan makan pasien peroral adalah pemberian makanan dan minuman pada pasien secara
langsung melalui mulut

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas dan penutupnya
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Tempat cuci tangan
9. Pipet jika perlu
10. Pisau jika perlu
11. Obat jika ada
12. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
13. Meja untuk klien
Prosedur
14. Alat-alat didekatkan di tempat tidur klien
15. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
16. Cuci tangan
17. Atur posisi pasien
18. Pasang pengalas/ serbet dibawah dagu
19. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalkan berdoa
sebelum makan)
20. Tanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampur dengan nasi
21. Bantu aktivitas dengan cara menyuap sedikit demi sedikit dan
berikan minuman setelah makan
22. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien
23. Jika ada obat lanjutkan pemberian obat
24. Setelah makan, minum dan pemberian obat anjurkan pasien
untuk duduk sejenak sebelum kembali berbarin1g94
25. Rapikan alat dan kembalikan ke tempatnya
26. Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan (catat
berapa jumlah/ porsi makanan yang dihabiskan)
27. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Terminasi
28. Membaca hamdalah
29. Memberi reinforcement positif
30. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
31. Salam Penutup
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
- Ciptakan lingkungan yang nyaman di sekitar pasien
- Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan
daftar makanan/diet pasien.
- usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi
- sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit
- peralatan makanan dan minuman harus bersih
- untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang
menarik perhatiannya.
- Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan
habis atautidak
- Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah makan.

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)

195
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 00
Tgl Berlaku:
MEMBANTU KLIEN BUANG AIR BESAR Halaman :
26 Desember 2017 DI TEMPAT TIDUR

Tujuanumum
MahasiswamampumelakukanMembantuKlienBuang Air Besar Di TempatTidurdenganbenar

TujuanKhusus

Setelahmengikutipraktikuminimahasiswamampu:
1. MenjelaskantujuanMembantuKlienBuang Air Besar Di TempatTidur
2. MenjelaskantahapanprosedurMembantuKlienBuang Air Besar Di TempatTidur
3. MenerapkanMembantuKlienBuang Air Besar Di TempatTidursecarabenar

Pengertian
Sebuahprosedur yang dilakukanuntukmemenuhikebutuhaneliminasipasien (yang
tidakmampumelakukannyasecaramandiri) di atastempattidur

Tujuan MEMBANTU KLIEN BUANG AIR BESAR DI TEMPAT TIDUR

Membantuklienberdefekasisecara normal dantanpa rasa tidaknyaman

NamaMahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Mengkajipola BAB klien
2 Mengkaji kemungkinan klien dalam melakukan defekasi secara
mandiri
3 Mengkaji kebiasaan diet klien (intake serat)
4 Mengkaji tingkat kemampuan mobilisasi
5 Mengkaji peristaltikusus dan palpasi abdmen
6 Mengkaji TTV
7 Mengkaji kebiasaan klien dalam efekasi
8 Mengkaji masalah berkaitan hambatan selama proses defekasi
9 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
1. Konstipasiberhubungandengan :
 Perubahanpola BAB
 Imobilitas
 Distensi abdomen
 Asupancairankurangadekuat
 Tegangsaatdefekasi
 Frekuensi BAB menurun
2. Deficit perawatandiri : toileting berhubungandengan :
 Penurunankekuatandandayatahantubuh
 Intoleransiaktivitas

Fase pre interaksi


10 Mencuci tangan
11 Mempersiapkan alat
 Bedpan/pispot
 Sampiran 196
 Alas bokong
 Handscoon
 Tissue
 Waskom 2 buah
 Sabun
 Waslap
 Handuk
 Linen
 Selimutmandi
 K/p urinal untuk klien pria
Fase Orientasi
12 Memberi salam dan menyapa nama klien
13 Memperkenalkan diri
14 Melakukan kontrak
15 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
16 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
17 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
18 Menjaga privasi klien
19 Mengatur posisi klien senyaman mungkin
20 Membaca “basmalah”
21 Memasang selimut mandi dan menurunkan selimut klien
22 Memasang handscoon
23 Meninggikan tepi tempat tidur untuk mencegah klien jatuh
24 Menganjurkan klien untuk berpegangan di bawah/bagian
belakang tempat tidur sambil menekuk lutut dengan mengangkat
bokong kemudian pasang badpan perlahan-lahan
25 Meninggalkan klien dan anjurkan untuk membunyikan bel atau
memberihatu jika sudah selesai
26 Jika sudah selesai, tarik badpan dan tutup badpan
27 Membersihkan daerah perianal
28 Menggunakan waslap untuk membersihkan daerah perianal
dengan air sabun dan bilas dengan air bersih
29 Mengeringkan dengan handuk
30 Mengangkat alas bokong dan kembalikan klien pada posisi
semula
31 Melepaskan handscoon
32 Mengenakan kembali pakaian bawah klien
33 Mengganti linen jika terkena feses
34 Mengangkat selimut mandi sekaligus mengangkat selimut klien
keatas
35 Membuka sampiran
Fase Terminasi
36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
37 Mengumpulkan dan membersihkan alat
38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
39 Membaca hamdalah
40 Mengevaluasi respon klien
41 Memberi reinforcement positif
42 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
43 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca
doa

197
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusi angkan segala
a, hil
klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada
pasien.
Evaluasi
44 Klien mampu BAB dengan menggunakan pispot/badpan
45 Kenyamanankliensetelah BAB
46 Abdomen supeltidakkembung
Dokumentasi
47 Waktudantanggaltindakandilakukan
48 Respon klien selama dan setelah dilakukan tindakan
49 Karakteristik feses
50 Kondisi anus dan perineal
51 Penemuan-penemuan penting saat dilakukan tindakan
52 Mencatat tingkat bantuan yang diperlukan

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)

198
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBELAJARAN MEMBANTU KLIEN BAK DI TEMPAT TIDUR

Tujuanumum
Mahasiswa mampu membantuklien BAK di tempattidur dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuanmembantuklien BAK di tempattidur


2. Menjelaskan tahapan prosedur membantuklien BAK di tempattidur
3. Menerapkan membantuklien BAK di tempattidur secara benar.

Pengertian

Membantu individu untuk melakukan kegiatan buang air kecil/mikturia.

Tujuan MelakukanMembantu klien BAK di tempat tidur


1. Meningkatkan kemampuan klien untuk buang air kecil
2. Memonitor karakteristik urine normal
3. Mencegah terjadinya kerusakan kulit akibat adanya inkontinensia

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji pola kebiasaan buang air kecil klien
2 Palpasi pada daerah simpisis pubis klien, antisipasi adanya
distensi kandung kemih
3 Kaji tingkat pengetahuan klien dan tingkat mobilisasi klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:



Fase pre interaksi
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
 Urinal atau badpan
 Kertas toilet
 Kom + air hangat + sabun + handuk bawah
 Sarung tangan
 Gelas ukur
 Air dalam botol
 Bokal
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan 199
tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menjaga privasi klien
14 Membaca “basmalah”
15 Mengatur ketinggian tempat tidur
16 Memasang handscoon
17 Membantu klien untuk posisi baring, miring, duduk, jongkok, atau
berdiri
18 Membuka pakaian bawah klien dan tutup dengan selimut/handuk
bawah
19 Meletakkan perlak/pengalas di bawah bokong klien
20 Membantu klien untuk BAK:
Klien Pria:
Masukkan ujung penis klien ke dalam urinal dan anjurkan klien
memegang urinal (bila mampu)/perawat memegang urinal (bila
klien tidak mampu) dengan dialasi handuk
Klien Wanita:
Berikan badpan, letakkan tepat di bawah bokong klien. Bila klien
sudah selesai buang air kecil
21 Bila klien telah selesai BAK, keluarkan penis dari urinal (pria),
keluarkan bedpan dari bokong (wanita)
22 Membersihkan daerah genitalia klien dengan kertas toilet, bila
perlu perlu bersihkan dengan air hangat + sabun + waslap dan
keringkan dengan handuk bawah
23 Mengenakan kembali pakaian bawah klien
24 Membuka sampiran
Fase Terminasi
25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
26 Mengumpulkan dan membersihkan alat
27 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
28 Membaca hamdalah
29 Mengevaluasi respon klien
30 Memberi reinforcement positif
31 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
32 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada
pasien.
Evaluasi
33 Jumlah dan karakteristik urine
34 Kemampuan klien untuk bereliminasi urine
35 Kendala-kendala yang dihadapi klien saat bereliminasi
Dokumentasi
36 Kemampuan klien untuk menggunakan urinal saat bereliminasi
37 Jumlah dan karakteristik dari urine, mengidentifikasi bila ada
ketidak normalan pada urine
38 Masalah yang dihadapi klien saat bereliminasi

Keterangan :
200
Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Evaluasi Diri/Penguji

...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)

201
Tabel 16. Contoh Rubrik Deskriptif untuk Penilaian Presentasi Makalah

SKALA

DEMENSI Sangat Baik


Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Skor 81 (61-80) (41-60) (21-40) <20

terorganisa si terorganisasi dengan Presentasi mempunyai fokus Cukup fokus, Tidak ada organisasi
dengan menyajikan baik dan menyajikan dan menyajikan beberapa namun bukti yang jelas. Fakta tidak
fakta yang fakta yang bukti yang mendukung kurang digunakan untuk
didukung oleh meyakinkan untuk kesimpulan- kesimpulan. mencukupi untuk mendukung pernyataan.
contoh yang telah mendukung digunakan dalam
Organisasi dianalisis sesuai kesimpulan- menarik
konsep kesimpulan. kesimpulan

Isi mampu Isi akurat dan lengkap. Isi secara umum akurat, tetapi Isinya kurang Isinya tidak akurat atau
mengguga h Para pendengar tidak lengkap. Para pendengar akurat, karena terlalu umum. Pendengar
pendengar untuk menambah wawasan bisa mempelajari beberapa tidak ada data tidak belajar apapun atau
mengamba ngkan baru tentang topik fakta yang tersirat, tetapi faktual, tidak kadang menyesatkan.
pikiran. tersebut. mereka tidak menambah menambah
wawasan baru tentang topik pemahaman
Isi
tersebut. pendengar

Berbicara dengan Pembicara tenang dan Secara umum pembicara Berpatokan pada Pembicara cemas dan
semangat, menggunakan intonasi tenang, tetapi dengan nada catatan, tidak ada tidak nyaman, dan
menularka n yang tepat, berbicara yang datar dan cukup sering ide yang membaca berbagai catatan
semangat dan tanpa bergantung pada bergantung pada catatan. dikembangk an di daripada berbicara.
antusiasme pada catatan, dan berinteraksi Kadang- kadang kontak mata luar catatan, suara Pendengar sering
pendengar secara intensif dengan dengan pendengar diabaikan. monoton diabaikan. Tidak terjadi
pendengar. kontak mata karena
Pembicara selalu kontak pembicara lebih banyak
Gaya mata dengan pendengar. melihat ke papan tulis atau
Presentasi layar.
Tabel 17. Contoh Bentuk Lain dari Rubrik Deskriptif

GRADE SKOR INDIKATOR KINERJA

Sangat kurang Rancangan yang disajikan tidak teratur dan tidak menyelesaikan permasalahan
<20

Rancangan yang disajikan teratur namun kurang menyelesaikan permasalahan


Kurang 21–40

Rancangan yang disajikan tersistematis, menyelesaikan masalah, namun


Cukup 41– 60 kurang dapat diimplementasikan

Rancangan yang disajikan sistematis, menyelesaikan masalah, dapat


Baik 61- 80 diimplementasikan, kurang inovatif

Rancangan yang disajikan sistematis, menyelesaikan masalah, dapat


Sangat Baik
>81 diimplementasikan dan inovatif

Tabel 18. Contoh Rubrik Holistik

Komentar (catatan)
DEMENSI BOBOT Nilai Nilai total

Penguasaan Materi 30%

Ketepatan menyelesaikan masalah


30%

Kemampuan Komunikasi
20%

Kemampuan menghadapi
Pertanyaan 10%

Kelengkapan alat peraga dalam


presentasi 10%

NILAI AKHIR 100%


Nama Tugas Esai
Grade Score/nilai Deskripsi Capaian
Capaian

Sangat baik 80-100 Esai ini sangat menarik perhatian karena mengandung
wawasan yang luas dengan gaya tulisan yang matang. Esai
ini focus dan diorganisasi secara baik serta elaborasi luas
menggunakan pilihan contoh – contoh yang benar dan
rujukan yang tepat. Tulisan menggunakan kata-kata dan
kalimat yang efektif dan memenuhi dengan sangat baik
aturan tata bahasa Indonesia.
Baik 65-79 Esai ini menarik perhatian karena mengandung alasan-
alasan atau rasional yang baik dan jelas. Secara umum esai
ini focus dan mengandung ide ide berkembang serta
menggunakan pilihan contoh contoh yang benar dengan
pilihan kata kata untuk berkomunikasi secara jelas dengan
pembaca. Tata bahasa penulisan telah mendapat perhatian
dengan baik.
Cukup 55-64 Esai ini menarik perhatian karena mengandung alasan-
alasan atau rasional memadai dan focus disertai contoh-
contoh dengan rujukannya yang mencukupi. Struktur
kalimaat dengan pilihan kata-kata yang memadai untuk
berkomunikasi dengan pembaca. Tata bahasa penulisan
perlu mendapatkan perhatian lebih baik.
Kurang 45-54 Esai ini kurang menarik perhatian karena mengandung
alasan-alasan atau rasional yang kurang mencukupi serta
kurangnya cotoh-contoh untuk dapat menyakinkan
pembaca. Struktur kalimat yang kurang baik dengan pilihan
kata kata yang kurang memadai untuk berkomunikasi
dengan pembaca. Tata bahasa penulisan perlu mendapatkan
perhatian lebih baik
Sangat Kurang <44 Esai ini sangat kurang menarik perhatian karena sangat
kurangnya alasan-alasan atau rasional serta contoh-contoh
yang dapat meyakinkan pembaca. Struktur kalimat sering
membingungkan karena pilihan kata kata yang kurang tepat
untuk dapat berkomunikasi dengan pembaca. Tata bahasa
penulisan sangat perlu mendapatkan perhatian.
INSTRUMEN PENILAIAN KERJASAMA TIM
(PEER REVIEW ASSESSMENT)
Topik materi :
Pertemuan Ke :
Kelompok :
Nama Mahasiswa Penilai :
Nama Mahasiswa yang dinilai :
1. 4.

2. 5.

3. 6.

Petunjuk pengisian

 Berilah nilai terhadap anggota kelompok anda sesuai dengan petunjuk rubrik penilaian
(skor 1-4)
 Diperbolehkan memberikan nilai dengan pecahan desimal (misal 3,5)
No Aspek yang diobservasi Nama mahasiswa yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7
1. Kontribusi pada tugas
2. Kolaborasi
3. Manajemen Kelompok
Jumlah skor
Nilai akhir

Rumus Nilai Akhir (NA) :
RUBRIK PENILAIAN KERJASAMA DALAM TIM
(PEER REVIEW ASSESSMENT)

Aspek Kriteria Skor


Kontribusi pada  Mengkomunikasikan ide yang relevan dengan tugas 4
tugas kelompok
 Berkontribusi penuh dalam kerja tim dengan
memberikan segala kemampuan, kualitas individudalam
penyelesaian tugas kelompok
 Mempunyai tujuan yang sama
 Prosentase kehadiran 100%
Terdapat 3 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 3
yang terpenuhi
Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 2
yang terpenuhi
Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 1
yang terpenuhi
Kolaborasi  Bekerjasama dalam penyelesaian tugas kelompok 4
 Berpartisipasi terhadap penyelesaian tugas kelompok
 Memberikan solusi dalam penyelesaian masalah
kelompok
 Interaksi antar anggota kelompok baik termasuk
menghargai pendapat orang lain
Terdapat 3 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 3
yang terpenuhi
Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 2
yang terpenuhi
Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 1
yang terpenuhi
Manajemen  Mampu melakukan perencanaan 4
Kelompok  Mampu melakukan pengorganisasian
 Mampu melakukan pengontrolan
 Mampu melakukan evaluasi kerja kelompok untuk
penyelesaian tugas dengan baik
Terdapat 3 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 3
yang terpenuhi
Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 2
yang terpenuhi
Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari skor 4 1
yang terpenuhi

 Penilaian Akhir Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Mahasiswa memperoleh nilai dari evaluasi yang diselenggarakan oleh dosen pengajar.
Prosentase masing – masing aspek penilain dan metode penilain ditentukan secara mandiri
oleh dosen atau koordintor mata ajar pada mata kuliah yang bersangkutan.Pembobotan setiap
item penilaian terlihat padatabel berikut :

No Jenis Bobot Nilai Angka Nilai Akhir


1. Kognitif 80%
2. Afektif 20%
3. Psikomotor -
Jumlah Nilai 100%

Keterangan :

Nilai akhir =pembobotan xnilai angka


Kriteria hasil pembelajaran :

Nilai Skor Matakuliah (NSM) Nilai Mata Kuliah (NMK)

80 < NSM A

70< NSM ≤80 AB

65< NSM ≤ 70 B

60 < NSM≤ 65 BC

50<NSM≤60 C

40<NSM≤50 D

NSM≤ 40 E

Lampiran 1
FORMAT PENILAIAN MAKALAH
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
Nama:………………………………
NIM:……………………………….
No. Aspek yang dinilai Bobot Nilai Ket
I.Identifikasi Laporan Makalah

1. Judul makalah jelas 5

2. Identitas makalah jelas 2

II.Bagian Teks Utama Laporan Makalah

A Bagian pendahuluan

3 Berisikan informasi yang melatarbelakangi permasalahn 10


yang dibahas secara teoritik maupun empirik

4 Mendesskripsikan masalah atau tujuan penulisan 5


makalah

5 Menuliskan manfaat dari materi yang di kaji 5


B Bagian Inti
6 Memaparkan materi yang relavan dengan masalah yang 10
telah dipaparkan pada bagian pendahuluan
7 Beragam konse dieksplorasi dari banyak sumber (> 5 10
sumber buku/jurnal/artikel dll)
8 Penjelasan diperjelas dengan gambar/diagram/foto yang 5
disertakan sesuai dengan pembahasan
C Bagian penutup
9 Memberikan kesimpulan atau penegasan atau ringkasan 10
pembahasan pemecahan masalah
10 Saran /rekomendasi sehubungan dengan masalah yang di 5
bahas
D Sistematika Makalah:
11 Kata pengantar dan daftar isi/table/gambar 5
12 Pendahuluan berisi: latar belakang penulisan makalah, 5
masalah/tujuan beserta batasannya, dan manfaat
13 Bagian inti berisi paparan topik topik bahasan

14 Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran

15 Memuat daftar rujukan/pustaka dan lampiran (jika ada)

III.Lain-lain

16 Ketetatapan waktu mengumpulkan makalah 3


17 Tata tulis benar dan menggunakan bahasa yang benar 5
dan baku
Skor Maksimal 100

Samarinda,………………

Dosen

(…………………………..)
FORMAT PENILAIAN PERSENTASI KELOMPOK

PROGRAM STUDI III KEPERAWATAN

Nama :………………………………………………………

NIM :………………………………………………………..

No. Aspek Yang dinilai Kriteria Bobot Nilai Ket

1 Kelengkapan Materi ppt  PPT terdiri dari judul, isi 4


materi dan daftar pustaka

 PPT disusun sistematis


sesuai materi

 Terdapat daftar pustaka


yang relavan

 Dilengkapi dengan
gambar/animasi yang menarik dan
sesuai dengan materi

1.Kriteria tidak terpenuhi 3

2.Kriteria tidak terpenuhi 2

>2 kriteria tidak terpenuhi 1

2 Penulisan materi PPT  Materi dibuat dalam bentuk PPT

 Setiap slide dapat terbaca


dengan jelas

 Isi materi dibuat ringkas


dan berbobot

 Bahasa yang digunakan


sesuai materi

1 Kriteria tidak terpenuhi 3

2 Kriteria tidak terpenuhi 2

>2 kriteria tidak terpenuhi 1

3 Kemampuan persentasi  Dipersentasikan degan 4


percayadiri, antusias dan bahasa
yang lantang

 Seluruh anggota kelompok


berpartisipasi dalam persentasi

 Dapat mengumukakan ide


dan berargumen dengan baik

 Manajemen waktu
persentasi dengan baik

1 kriteria tidak terpenuhi 3

2 kriteria tidak terpenuhi 2

>2 kriteria tidak terpenuhi 1

TOTAL SKOR 12

Penilaian :
Samarinda,…………………….
Nilai Bobot x 100=
Dosen
Total skor (12)

(…………………………)
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN PEER GROUP PEMBUATAN LAPORAN MAKALAH

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Nama:………………………………….

NIM:………………………………….

No NAMA KEGIATAN TINGKAT KETERLIBATAN Nilai Ket

1 2 3 4

1 Perencanaan pembuatan laporan

2 Penyediiaan bahan materi dan alat


pembuatan laporan

3 Pelaksanaan kegiatan pembuatan


laporan

4 Penyusunan Laporan

5 Persentasi hasil kegiatan

Skor akhir

Penilaian :

Skor akhir x 100=

Samarinda,………….

Dosen

(……………………….)

Anda mungkin juga menyukai